$
fl*n***
Itrnh,
rE
IIIT
'--'*Ji'
IItr*
IF*T
iT
I 1 ---
-iwry.
\SIIWIT{,
Er\!t _. /
Sukaria Sinulingga
F0duksi
@GRAHAILMU
Sukaria Sinulingga
PerGnGanaan
Pengendalian
Produk$l
PERENCANAAN DAN PENGENDATIAN PRODUKS!
Oleh : Sukaria Sinulingga
i
..;!:
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2009 ?b? "tt l7t2k/ ?/zotz t Kutu Pengantar
Hak Cipta O 2009 pada penulis,
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atar.r memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun
rnekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya,
tanpa izin tertulis dari penerbit.
GRAHA ILMU
Candi Cebang Permai Blok R/6
Yogyakarta 5551 1
alah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi di ne-
Telp. : A274-882262;0274-4462135 gara berkembang ialah peningkatan sektor produksi yang berba-
Fax. : O2744462-1i6 sis pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara
E-mail : info@grahailmu.co.id
tersebut. Persaingan global yang telah mewarnai pembangunan eko-
nomi sejak pertengahan dekade terakhir Abad XX telah memuncul-
kan paradigma baru di sektor industri pengolahan. Maksud dan tu-
juan perusahaan industri manufakturing telah bergeser dari keinginan
mendapatkan laba sebagai tujuan utama menjadi keinginan untuk
memuaskan pelanggan. Untuk mencapai keinginan tersebut kegiatan
Sinulingga, Sukaria
produksi direncanakan sedemikian rupa sehingga kebutuhpn pelang-
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKS I,i Sukarra
gan dapat dipenuhi tepat waktu, tepat mutu pada tingkat produktivitas
Sinulingga
-Edisi Pertama - yogyakarta,. Graha I1rnu,2009 yang tinggi. Ketiga sasaran tersebut sangat penting karena persaingan
x + 418 hlm, 1 Jil. : 23 cm. telah memberi semakin banyak pilihan pada para pelanggan dalam
ISBN: 9'/ 8-9'7 9-1 56-521-3 hal mutu dan harga yang sangat bersaing sehingga mereka semakin
tidak bersedia memberikan toleransi terhadap produk-produk yang
tidak dapat memberikan kepuasan kepada mereka secara maksimal.
l. Teknik I. Judul Kita semua telah sepenuhnya memahami bahwa kunci dari ke-
berhasilan dalam kegiatan produksi ialah sumber daya manusia. Ne-
gara yang kaya dengan sumber daya alam baik berupa sumber daya
\/
energi maupun bahan mentah jika tidak disentuh
oreh surnber daya konsep supply chain management, para pembaca secara terintegrasi
yang memiliki pengetahua, dan keterampilan yang
memadai tidak serta kemampuan menyusun rencana yang terintegrasi pula.
akan mendapatkan nirai tambah yang besar secara
kreatif merupakan
persyaratan dalam menghasilkan nilai tamhrah
pada setiap unit produk
Tidak sedikit waktu yang dihabiskan dalam menyusun dan
yang dihasilkan dari bahan mentah dan energi mengoreksi/mengedit buku ini. Namun demikian, sangat disadari
tersebut" Kemampuan
menghasilkan produk-produk secara kreatif dirancrasi berbagai kekurangan masih banyak ditemukan baik daram har peng-
oreh kemam-
puan dalam menyusun rencana produksi yang gunaan istilah-istilah yang masih campuran bahasa, maupun ketajam-
mampu menjawab
pertanyaan pasar yang sangat dinamis yaitu produk an analisis dalam bagian-bagian tertentu dan lain sebagainya. Korek-
apa, mutu yang
bagaimana, berapa banyak dan kapan harus sudah si dan penyempurnaan akan terus dilakukan sehingga sampai pada
tersedia di pasar.
akhirnya akan dapat diterbitkan buku yang memenuhi kaidah buku
Buku Perencanaan dan pengendarian produksi inidisusun
untuk standar.
memberikan pengetahuan dan pengararnan kepada pembaca.
Buku
ini disusun secara komprehensif yang meriputi p"rnuh"rrn Dengan selesainya buku ini penulis mengucapkan terima kasih
terhadap
konsep dasar manufakturing dan rancrasan berpikir yang sebesar-besarnya kepada Penerbit Graha llmu yogyakarta yang
iu.st-in-time guna
menanamkan kepekaan yang tinggi tentang pemborosan. telah melakukan pekerjaan berat setting, pencetakan dan distribusi
Selanjut_
nya, sistem perencanaan yang terintegrasi yang buku ini sehingga tersedia dan dapat digunakan oleh para pembaca
meliputi perencanaan
jangka panjang, jangka menengah khususnya yang memperdalam pengetahuan dalam bidang Teknik ln-
dan jangka pendek atau lebih pop_
uler dengan perencanaan operasionar criberikan dengan dustri di seluruh wilayah teknik lndustri di seluruh wilayah tanah air.
contoh yang
mudah dipahami untuk memberikan pengaraman kepada
pembaca
dalam menyusun rencana dan program sebagai turunan
dari rencana
jangka panjang dan jangka menengah. Sukaria Sinulingga
KATA PENCANTAR V
1.1 Pentlantar
eberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya di
tentukan oleh berbagai faktor, salah satu di antaranya yang
terpenting ialah kemampuan mendapatkan order dari
para peldrrfgannya. Agar produk-produknya menarik bagi pelanggan,
perusahaan harus selalu berupaya meningkatkan mutu produk dan
pelayanannya serta rnenawarkan harga yang wajar bagi setiap produk
yang di inginkan pelanggan. lstilah mutu dan pelayanan diartikan se-
bagai kemauan dan kemampuan manajemen perusahaan merespon
secara cepat permintaan pelanggan dan mengirimkan produk yang
di minta sesuai dengan mutu dan jadwal yang dijanjikan. Ketiga faktor
yaitu pengiriman tepat waktu (timeliness of deliveries), mutu yang se-
suai dengan harapan (expected quality) dan harga yang wajar (reaso-
nable price) mungkin dapat dikatakan sebagai determinan persaingan
karena setiap pelanggan selalu menilai mutu vendornya paling tidak
dalam hal ke tiga faktor di atas. Perusahaan yang menyadari posisinya
dalam persaingan memperebutkan pangsa pasar pasti berupaya untuk
mendapatkan nilai (rate) terbaik di mata para pelanggan. Rate terbaik
akan dapat diperoleh apabila perusahaan memiliki rencana produksi
kan pengenalan beberapa terminologi dasar yang meliputi definisi, dan pemasaran prodr:k-produk (management and marketing of pro-
pengertian, konsep disertai dengan contoh-contoh hipotetis dalam ducts). lstilah manufacturing berasal dari kata Latin manu factum yang
penggunaannya. Juga diuraikan secara ringkas sejarah perkembangan artinya dibuat dengan tangan. Tempat di mana kegiatan manufactur-
perencanaan dan pengendalian produksi dengan konsep-konsep dan ing dilakukan disebut pabrik (factory) atau workshop dan perusahaan
metode yang menyertainya. Dengan demikian, para pembaca diharap- yang mengelola manufacturing disebut perusahaan industri manufak-
kan memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu ini serta menggu- tur (manufact u ri ng fi rms).
nakannya sebagai suatu bidang keahlian di kemudian hari. Pada masa sekarang, manufacturing dilihat sebagai suatu pro-
ses yang mengintegrasikan kegiatan dari tiga pihak yaitu pemasok
7..2 Produksi dan Manufac'turing! (supliers) bahan-bahan dan jasa yang dibutuhkan dalam proses, pabrik
Produksi yang dalam bahasa lnggris disebut production ialah pengolahan (manufacturing plants) dan para pelanggan (customers).
suatu kegiatan mengenai pembuatan produk baik berwujud fisik Dengan demikian, manufacturing harus dipandang sebagai serang-
(tangible products) maupun berwujud jasa (intangible products). kaian kegiatan produksi yang meliputi perencanaan {planning), peran-
Pengertian di atas menjelaskan bahwa produksi adalah proses yang cangan (design), pengadaan (procu rement), pengolahan (production),
berkenaan dengan pengubahan (conversion) asupan (input) menjadi pen gel olaan persed iaa n (i nve ntory m an agement), pemasaran (market-
barang atau jasa. lstilah production berasal dari bahasa Latin producere ing), penyaluran (drstribution), penjualan (sa/es) dan penanganan lim-
bah (waste disposal I recycl i ng).
Tabel 1.2.
minyak bumi, pengolahan minyak sawit dan pembuatan pupuk urea urutan atau tahapan proses tertentu dan bersifat tetap (specific and
adalah sebagian kecil contoh industri proses. fixed sequence of routing). Sebagian besar fasilitas produksi terdiri dari
rentangan pipa, tangki, keran dan bejana. Layout disusun mengikuti
lndustri proses memiliki karakteristik yaitu produk-produk yang tahapan proses produksi dan jumlah output dikontrol melalui kapa-
basah atau kering, mengalir dalam saluran (ducts) secara kontinu yang
sitas peralatan dan kecepatan alir. Kebutuhan tenaga kerja dalam in-
diukur dengan satuan volume atau berat, work-in-prog,ress yang kecil dustri ini lebih dilihat pada sisi kepentingan monitor dan perawatan
dan waktu ancang-ancang (ead time) yang sangat pendek. Fitur dari fasilitas sehingga keterampilan dalam pelaksanaan proses tidak men-
tipe industri ini ialah komponen atau ingredients dalam produk akhir jadi pertimbangan. Kelemahan utama industri proses ialah fleksibilitas
tidak dapat dengan mudah diidentifikasi karena proses tidak bersifat yang sangat rendah.
perakitan tetapi pencampuran (mixing) atau reaksi kimia (chemical
reaction). Produk-produk yang tipikal ialah dalam bentuk builk atau seperti telah dijelaskan, industri proses dapat bersifat batch
pun dikemas dalam kantong dan lain-lain. contoh-contoh lain atau pun kontinu. Jika proses terlaksana secara terus menerus tanpa
dalam
kelompok industri ini ialah industri semen, farmasi, cat, karet, bahan interupsi sehingga seluruh target produksi tercapai maka produksi
bakar gas, penyulingan minyak dan lain-lain. disebut continuous production Apabila target produksi dibagi atas
beberapa batch karena pertimbangan tertentu dan proses dilakukan
batch demi batch maka proses disebut batch production Tidak ja-
lndustri proses pada umumnya menggunakan bahan baku dari yang sangat populer dalam penjadwalan proyek ialah pERf (program
hasil pertanian, dan pertambangan. Bahan-bahan ini sangat bervariasi Evaluation and Review Technique) dan CpM (Critical path Method).
dalam hal mutu sehingga sering harus menghasilkan formula produk Pendekatan ini dipandang sangat efektif digunakan dibandingkan de.
akhir yang dihasilkan. Misalnya variasi pada ingredients bahan makan- ngan alat lain dalam hal pengendalian variabel waktu.
an cereal, minyak goreng atau pun komponen pestisida.
* lndustri fasa (Service lndustries)
* tndustri Manufacturing item Diskrit Berbeda dengan industri manufacturing, industri jasa tidak ter-
Pengertian dari manufacturing diskrit ialah manufacturing pro- kait dengan pembuatan produk walaupun tidak berarti industri ini
ses yang memiliki ciri-ciri: produk yang dihasilkan adalah diskrit, terlepas dari keberadaan produk. lndustri jasa yang menangani pe-
dapat dihitung satu per satu (countable). Produk-produk yang terma- rawatan mesin-mesin, industri transportasi dan industri perdagangan
suk diskrit misalnya suku cadang kendaraan atau komponen mesin- adalah beberapa contoh industri jasa yang melibatkan produk tetapi
mesin yang diproduksi satu per satu. Pada umumnya, komponen-kom- tidak dalam hal manufacturing.lndustri jasa yang sama sekali tidak
ponen tersebut diproduksi untuk kemudian dirakit (assembly) menjadi melibatkan produk juga tidak sedikit, antara lain ialah jasa pendidikan
produk akhir. Dalam produk akhir, masing-masing komponen masih dan pelatihan, jasa promosi, iasa penyiaran, dan jasa asuransi. lndus-
dapat dibedakan satu sama lain sehingga dapat pula dilepas satu per tri jasa dibedakan atas dua kelompok yaitu industri jasa proyek dan
satu (disassembly). industri jasa non-proyek. Uraian lebih rinci mengenai tipe proses ope-
rasi ini diberikan pada Bab 2.
2
Perenconoon Produksi
sumber daya yang dibutuhkan dalam proses konversi sangat Gambar 2.2 proses Konversi dengan l)mpan Balik
beragam, tetapi dapat dikelompokkan ke dalam eremen-elemen yaitu lnti dari perencanaan dan pengendalian proses konversi men-
elemen bahan, elemen mesin/peralatan, elemen bangunan, eremen cakup tiga aspek yaitu perencanaan dan pengendalian aliran informasi
utilitas, elemen energi dan elemen lainnya yang semuanya disebut in- (flow of information), aliran bahan (flow of materials)
dan aliran biaya
put. Produk-produk yang dihasilkan yang disebut output dapat dibagi (flow of costs), (plossl tgg4).lnformasi dibutuhkan mulai
dari tahap
atas dua kelompok yaitu output yang diinginkan (intended output) dan awal yaitu informasi pasar hingga jadwar pengiriman produk kepada
output yang tidak diinginkan (unintended output). Output yang tidak pelanggan. lnformasi harus dikumpurkan sehingga tersedia
tepat wak-
diinginkan sering disebut waste (limbah). Karena input adalah barang_ tu pada tingkat akurasi yang tinggi. perencanaan dan pengendalian
barang ekonomi yang ketersediaannya sangat terbatas maka proses aliran bahan mencakup penentuan bahan apa, di mana dibutuhkan,
konversi perlu dilaksanakan secara efisien sehingga setiap unit yang kapan dibutuhkan, dan berapa banyak dibutuhkan. Kelancaran
aliran
digunakan dapat memberikan jumlah intended output yang maksi- bahan sangat menentukan pengiriman produk kepada pelanggan tepat
mum. waktu. Perencanaan dan pengendalian aliran biaya harus menjamin
agar biaya-biaya yang dibutuhkan tersedia tepat waktu dan besaran-
Dalam praktek, proses konversi dengan efisiensi yang tinggi
besarannya dapat ditelusuri untuk mengetahui kewajarannya.
sering sangat sulit diwujudkan. seperti telah dijelaskan dalam Bab 't,
tidak sedikit faktor ketidakpastian (uncertainty factors) yang mengha- Pengendalian proses konversi yang baik dicirikan oleh proses
dang dan membuat proses konversi tidak terkendari. Berbagai faktor umpan balik yang berjalan lancar dan setiap penyimpangan yang ter-
ketidakpastian yang dimaksud antara lain ketidakakuratan data, keru- indikasi oleh proses umpan balik akan terkoreksi secara lancar pula.
sakan mesin tiba-tiba, kekurangan persediaan bahan baku, dan ke- suatu hal yang perlu dipahami ialah seberapa baik dan lancar pun
salahan rancangan produk. Untuk meminimumkan pengaruh negatif kegiatan pengendalian proses dapat dirakukan, kegiatan tersebut
tetap
dari faktor ketidakpastian tersebut maka proses konversi dan semua berwujud pemborosan sehingga harus diminimumkan. oleh karena
elemen pendukungnya harus direncanakan dengan baik. perencanaan itu, perencanaan yang baik dicirikan oreh kegiatan pengendalian yang
minimum.
The American Production and lnventory Control Society Mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat
mendefinisikan perencanaan produksi sebagai berikut: untuk seluruh pabrik yang meliputi perkiraan permintaan pa-
sar, dan proyeksi penjualan
1. Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan yang berkenaan de.
Membuat jadwal penyelesaian setiap produk
ngan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak di-
Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang
produksi, kapan diproduksi dan apa sumber daya yang dibutuh-
dibutuhkan dari luar (bought-out ftems) dan bahan baku
kan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
Menjadwalkan proses operasi setiap order pada stasiun kerja
2. Pengendalian produksi ialah fungsiyang mengarahkan atau meng-
terkait
atur pergerakan material (bahan, partlkomponenlsubassembly
Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para
dan produk) melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari per-
pemesan
mintaan bahan baku sampai pada pengiriman produk akhir ke.
pada pelanggan. Perencanaan persediaan meliputi:
Mempersiapkan rencana persediaan bahan pada tingkat agre-
Ada tiga sasaran pokok yang sekaligus menjadi barometer ke-
gat yang meliputi bahan baku, work-in-progress dan produk
berhasilan perencanaan dan pengendalian produksi yaitu:
akhir.
o Tercapainya kepuasan pelanggan yang diukur dari terpenuhinya Merencanakan persediaan untuk masing-masing item dengan
order terhadap produk tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. memperhatikan faktor skala ekonomis, waktu ancang-ancang
r Tercapainya tingkat utilitas sumber daya produksi yang maksimum pengadaan, ketidakpastian permintaan dan tingkat pelayanan
melalui minimisasi waktu setup, transportasi, waktu menunggu kepada pelanggan.
dan waktu untuk pengerjaan ulang (rework).
Perencanaan kapasitas meliputi:
. Terhindarnya cara pengadaan yang bersifat rush order dan perse-
diaan yang berlebihan Menyusun rencana kapasitas jangka panjang, menengah dan
pendek untuk mendapatkan rencana jadwal produksi terma-
suk rencana jadwal kebutuhan fasilitas produksi.
2.3 Fungsl Perencanaan dan Pengendallan Produksl
Otorisasi produksi dan pengadaan meliputi:
Fungsi perencanaan dan pengendalian produk si (production
planning and control) yang sering disingkat sebagai pengendalian Otorisasi produksi melalui pengeluaran perintah kerja
Otorisasi pengadaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari luar
produksi (production control) mencakup perencanaan produksi, pe-
pabrik
rencanaan persediaan, perencanaan kapasitas, otorisasi produksi dan
pengadaan, pengendalian produksi dan penyimpanan bahan. Pengendalian produksi mel iputi:
Memantau, mencatat dan membuat laporan secara terus-
menerus tentang kemajuan pengerjaan order-order pelang-
gan, tingkat persediaan dan kapasitas produksi
I
I
der pelanggan dipenuhi secara langsung dari persediaan. Ke empat lebih pendek, persediaan yang minimum, penggunaan kapasitas pro-
duksi yang efisien dan jam lembur operator yang minimum.
tipe lingkungan produksi tersebut dapat digambarkan seperti terlihat
dalam Cambar 2.7. Perbandingan antara ke empat lingkungan terse- Perbandingan antara masing-masing lingkungan manufak-
but secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dari Cambar 2.7 tur di atas ditinjau dari berbagai aspek dapat dilihat pada Tabel 2.1.
terlihat bahwa produksi dalam lingkungan engineering-to-order mem- Lingkungan engineering-to-order dan make+o-order pada dasarnya ti-
punyai waktu ancang-ancang yang paling panjang karena kegiatannya dak berbeda kecuali dalam hal pembuatan engineering design Oleh
meliputi semua elemen dalam perencanaan produksi. karena itu kedua tipe lingkungan itu disatukan. Dapat dilihat bahwa
manufacturing dalam lingkungan make-to-order dan engin eering-to-
order hanya efektif dalam skala produksi kecil. Produk-produk yang
Engineering to order
dihasilkan pada umumnya mempunyai proses yang cukup rumit dan
Make to order mempunyai waktu ancang-ancang yang relatif panjang, kadang-kadang
I sampai bertahun-tahun. Persediaan baik dalam hal bahan baku, mau-
Assembly to order I
pun part atau komponen relatif kecil atau pun mungkin tidak ada
Make to i karena jenis dan tipe produk yang diproduksi sangat bervariasi sesuai
stock
i (+l I
dengan keinginan pelanggan.
Engineering Procurement Manufacturing Assembly i o"lirury t
Pada lingkungan assern bly-toorder tersedia modul-modul stan-
dar part atau komponen yang memberi kesempatan kepada pelang-
Cambar 2.7 Empat Tipe Posisi Produksi gan untuk memilih variasi part atau komponen yang diinginkan dalam
-l
40 Perencanaan don Pengendali on Produksi Perencanaan Produki 41
produk yang dipesannya. Seperti pada engineering-to-order, pelang- Tabel 2.1 Laniutan
gan menentukan produk yang dipilihnya hanya saja pilihan sangat ter- Lingkungan
batas sesuai dengan modul standar yang tersedia atau disediakan. Aspek MakelEngineering-
Make-to-Stock Assembly-to-Order
to-Order
Pada lingkungan make-to-stock, peramalan dan persediaan
Satuan jadwal Produk akhir Modul-modul standar, Order-order pelang-
merupakan ciri utama. Proses produksi, kapasitas dan kebutuhan sum- induk produksi va ri a nt, komponen-kom- gan, bahan baku
ponen umum standar, komponen
ber daya lainnya pada umumnya mudah dikendalikan karena bersifat
standar
pengulangan (repetition). Karena tidak mengakomodasi kemungkinan Item dalam Produk akhir Modul-modul utama, sub Rancangan produk,
perubahan keinginan pelanggan dalam rentang waktu relatif panjang persediaan assemb/ies, komponen bahan-bahan standar
maka lingkungan ini memberi resiko kegagalan yang tinggi jika di-
umum
Jadwal perakitan Sangat dekat Ditentukan pelanggan Mencakup semua
operasikan dalam lingkungan ekonomi yang sangat dinamis. Sifat akhir dengan jadwal .jawal perakitan
proses operasi yang repetitif ini membuat permasalahan lebih mudah induk
Struktur b// of Bill of material of Bill of mateialyang
diatasi walaupun dalam kegiatan produksi dilakukan dalam kapasitas material standar
Perencanaan bil/
material khusus
besar.
Faktor kritis Distibution re- Konfigurasi produk, Jadwal perakitan
sourse planning jadwal induk produksi, akhir, perencanaan
Tabel 2.1 Perband i ngan Li ngku ngan M anufactu r i ng Berdasarkan jadwal perakitan akhir kebutuhan kapasitas,
Make-to-Sto ck, Assembly-to-O rder dan
M ake-to-O rderl E n gi nee r i n g-to-O rde r. 2.7 Struktur Organisasi Perusahaan Manufaktur
Llngkungan Kedudukan Departemen Perencanaan dan Pengendalian Pro-
Aspek MakdEngln*rtng- duksi (disingkat Departemen Pengendalian Produksi) dalam struktur
Mak*to-Stock Assembly-to-Order to-Order
organisasi perusahaan manufaktur pada umumnya berbeda antara satu
lnteiace anlara Rendah dan jauh Terutama pada tingkat Berada pada tingkat
manufacluring penjualan engineeing dan unil perusahaan dengan perusahaan lain dan sangat ditentukan oleh besar-
dan pelanggan penjualan nya perusahaan serta jumlah pabrik yang dikelola. Pada perusahaan
Jadwal Pendek Medium Panjang yang mengelola banyak pabrik yang produk-produknya tidak memiliki
pengiriman
Rendah
keterkaitan, masing-masing pabrik memi liki sendi ri departemen terse-
Volume produksi Tinggi Medium
tiap unit but. Tetapi apabila memiliki keterkaitan misalnya part atau komponen
penjualan
yang dibuat pada satu pabrik diangkut ke pabrik lain untuk dirakit
Kisaran produksi Rendah Mediumtinggi Tinggi
dengan part atau komponen yang dibuat di pabrik lain maka Departe-
Basis dalam Ramalan penjual- Peramalan terhadap Backlq, customer
perencanaan dan an produk akhir opsi produksi untuk jad- intelligence forecast men Pengendal ian Produksi sering d isentral isasi seperti terl ihat dalam
pengendalian wal induk dan backlog Cambar 2.8.
produksi untuk jadwal perakitan
akhir
Basis pelayanan Ketersediaan Ketersediaan modul- Ketersediaan kapasi-
produk dalam modul standar dan las engineeing dan
persediaan komponen umum manufactuting
3
Sejarah Perkembangan
Manufacturing
52 Perencanaan don Pengendali an Produki Sej arah Pe r ke mban gan Manu f aktu r 53
Untuk mengatasi masalah ini Ohno mengembangkan pullproduc' Ohno meyakini bahwa untuk mengeliminasi produk cacat, semua
tion method, suatu metode berproduksi di mana jumlah output cacat harus ditemukan dari setiap sumbernya dan segera dikorek-
yang akan dihasilkan di suatu stasiun kerja sepenuhnya ditentu- si. Hal ini berarti pemeriksaan mutu mesti dilakukan oleh sum-
kan oleh permintaan bahan dari stasiun kerja berikutnya. bernya sendiri yaitu para operator yang melakukan proses operasi
pada setiap tahap. Dengan alasan tersebut, Ohno memberikan
tanggung jawab pemeriksaan mutu kepada setiap operator. Apa-
bila suatu cacat ditemukan dan tidak dapat segera di atasi penye-
babnya maka operator bersangkutan diberi kewenangan meng-
Keterangan: Jumlah output dari WlC300 ditentukan oleh banyaknya hentikan seluruh lini tersebut.
input yang dibutuhkan oleh WIC 400 dan iumlah output
WIC 200 ditentukan oleh banyaknya input yang dibutuh- Pada awalnya cara ini terlihat sangat beresiko karena penghen-
kan WlC300 dan seterusnya. tian lini sering terjadi akibat ditemukannya cacat.Tetapi sejalan
dengan waktu dan proses pembelajaran yang dilakukan, jumlah
Gambar 3.1 Putl Production System
cacat yang terjadi semakin sedikit dan penghentian lini semakin
Ohno juga mengembangkan sebuah skema yang disebut Kanban jarang bahkan sering proses operasi berjalan tanpa menghasilkan
untuk mengkoordinasikan aliran kontainer kecil (sma// container) produk cacat (zero defect).
yang berisi bahan di antara tahapan proses operasi sehingga se-
o Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Untuk meningkat-
buah kontainer telah kosong persis pada saat sebuah kontainer
kan kontribusi dan kinerja para pekerja, Ohno mengorganisir
yang penuh berisi bahan tiba dari tahapan sebelumnya untuk
mereka dalam timtim yang kemudian diberikan tanggung jawab
menggantikan. lnilah sebenarnya yang dinamakan prinsip iust-in-
dan latihan untuk melakukan berbagai tugas yang terspesialisasi.
time. Produksi dengan ukuran batch kecil dipertahankan dengan
Setiap tim memiliki seorang pemimpin (leader) yang dipilih dari
menggunakan kontainer yang berukuran kecil sebagai alat dan
mereka. Masing-masing tim bertanggung jawab dalam mengatasi
tempat pengiriman bahan.
masalah dalam lingkup pekerjaan mereka, melakukan pembenah-
Mutu pada sumbernya. Proses manufacturing tradisional mem- an daerah kerja dan perbaikan terhadap alat kerja yang meng-
perlihatkan bahwa pengendalian mutu yang dilakukan oleh para alami kerusakan kecil. Mereka diberi kesempatan untuk melaku-
inspektor yang sepenuhnya bertanggung jawab dalam penangan- kan pertemuan guna mendiskusikan masalah yang ditemui oleh
an mutu produk tidak mungkin menjamin produk-produk yang masing-masing anggota bersama-sama mencari cara pemecahan.
dihasilkan bebas cacat. Cacat pada output suatu tahap proses yang Untuk itu mereka mengumpulkan data, melakukan diagnosa ter-
tak terdeteksi oleh inspektor, akan berlanjut pada tahap berikut- hadap setiap masalah yang ditemui, mengembangkan rencana
nya dan seterusnya. Apabila inspeksi pada tahap akhir menemu- pemecahan masalah, dan meminta pendapat dari para spesialis,
kan suatu cacat maka waktu dan biaya operasi dari tahap awal untuk menemukan akar masalah. Toyota mempopulerkan istilah
menjadi sia-sia dan jika dibebankan kepada produksi akhir yang five why's yaitu mernbiasakan diri untuk menanyakan mengapa
memenuhi standar mutu akan meningkatkan unit biaya. sampai turunan yang ke lima.
56 Perencanoan dan Pengendalion Produ ksi Sej a rah Pe r ke mba ngan lionuf aktu r 57
tergantung pada CAD maka CAD|CAM sering dipandang sebagai satu menyampaikan order dan sharing dalam jadwal produksi secara cepat
kesatuan teknologi yang terintegrasi. dan akurat antar perusahaan yang mempunyai hubungan customer-
supplier.
Keterintegrasian operasi manufaktur dengan sistem material
handling diperoleh dengan bantuan teknologi Flexible Manufacturing Teknologi komputer juga berjasa dalam memunculkan mass
System (FMS). FMS bertujuan untuk mendapatkan output yang customization system. Mengenai sistem ini, John Nicho/as (1998)
memiliki variasi tinggi dengan biaya yang rendah. FMS pada dasarnya membuat berbagai skenario, diantaranya ialah pada suatu perusahaan
adalah suatu sistem manufaktur yang otomatis (computer-controlled manufaktur, para pelanggannya menelepon seorang insinyur untuk
automated manufacturing system), dengan volume dan keragaman mendiskusikan part apa yang mereka inginkan yang sesuai dengan
produk yang moderat yang dikendalikan secara sentral oleh komputer. kebutuhan spesifik perusahaan tersebut. Setelah ditemukan maka in-
Misalnya keputusan tentang part mana yang harus dinaikkan pada sinyur tersebut memasukkan data spesifikasi partyang diinginkan itu
mesin dan stasiun kerja mana yang harus dituju berikutnya oleh masing- ke dalam sebuah CADICAM dan automated machines segera menger-
masing bahan dilakukan oleh komputer. lntervensi manusia dalam jakan part tersebut. Skenario lain ialah seorang k/erk penjualan pa-
operasi hanya dibutuhkan apabila terjadi hal-hal yang tak terduga. kaian pada sebuah perusahaan garmen memasukkan data vital statis-
Suatu FMS yang besar melibatkan banyak mesin atau proses yang tics para pelanggan ke dalam komputer untuk membuat pola digital
masing-masing tingkat mekanisasinya beruariasi dan dihubungkan yang dibutuhkan dalam penjahitan pakaian tersebut. Pola dalam ben-
oleh sistem transfer automatic, automated guided vehicles, atau robot tuk digital ini dikirimkan ke pabrik dan menginstruksikan robot untuk
yang semuanya dikendalikan oleh komputer sentral. memotong kain yang dirujuk sesuai dengan ukuran yang disampaikan
dalam data digital . Automated machine kemudian melakukan penger-
FMS mencakup kegiatan manufaktur dengan spektrum yang
jaan penjahitan sehingga seluruhnya dapat diselesaikan persis seperti
luas seperti pemesinan, pengelasan, pengeriaan logam bentuk lem-
keinginan pelanggan dalam waktu sangat singkat. ltulah yang men-
baran, fabrikasi atau pembuatan part dan komponen serta perakit-
jadi tujuan rnass customization- Kedua skenario di atas menunjukkan
an. Teknologi kelompok (Croup Technology) sering disebut sebagai
bagaimana teknologi komputer dapat dimanfaatkan untuk mengopera-
padanan penggunaan yang paling tepat dengan FMS. Langkah beri-
sikan dan mengendalikan mesin-mesin produksi untuk merencanakan
kutnya setelah FMS ialah Computer-lntegrated Manufacturing. CIM
dan membuat produkproduk spesifik dengan segera. Dengan demiki-
menghubungkan CAD ICAM, automated material handling, robotic
an, kelemahan mass production yang selalu berbasis produk standar
dan autom ated manufacturing planning, control and excecution ke
dapat di atasi berkat keunggulan teknologi komputer.
dalam suatu sistem yang terintegrasi. Electronic Data lnterchange
(EDI) adalah suatu sistem di mana antar komputer terjadi pertukaran Perkembangan sistem manufaktur dari bentuk awal hingga saat
informasi (computer-to-computer exchange of information). Perang- ini dengan jelas memperlihatkan adanya kecenderungan yang me.
kat lunak yang berfungsi sebagai penterjemah mengkonversikan data ngarah kepada pemberian kepuasan kepada pelanggan dalam bentuk
yang dikirimkan dari file komputer perusahaan pengirim kepada file pemotongan waktu ancang-ancang, pengiriman tepat waktu, mutu
komputer perusahaan penerima. EDI memudahkan perusahaan untuk dan ketelitian yang tinggi serta harga yang wajar. Hal ini dapat terjadi
karena perkembangan teknologi khususnya teknologi manufaktur dan
4
Prinsip-prinsip
Just-in-Time
u Perenconoan don Pengendalian Produksi Pri nsi p-pri nsi p J ust, I n-Ti me 65
hanya dapat diketahui melalui pengukuran yang teliti. Aliran bahan * Produk Cacat
yang zigzag, tumpukan bahan setengah jadi (work-in-progress) berada Produk yang cacat adalah sumber utama pemborosan. Tidak se.
di setiap sudut ruangan, suku cadang dan peralatan kerja berserakan dikit perusahaan menghadapi masalah serius karena produk cacatyang
di lantai dan para buruh berkerumun atau mondar-mandir tanpa pola menimbulkan klaim dari pelanggan. Jika produk cacat lolos kepada
yang jelas adalah beberapa contoh ketidakberaturan yang dimak- pelanggan dan kemudian menimbulkan kerugian maka perusahaan
sud. Di samping pemborosan yang mudah dilihat, tidak sedikit pula harus mengganti kerugian yang diderita pelanggan. Salah satu dam-
pemborosan yang bersifat tersembunyi. Pembebanan mesin-mesin pak negatif yang serius akibat produk cacat lolos kepada pelanggan
produksi tidak pada kapasitas optimal, pelaksanaan kegiatan yang ti- ialah runtuhnya reputasi perusahaan di mata pelanggan. Apabila situ-
dak didukung oleh alat yang sesuai, metode kerja tanpa prosedur yang asi yang demikian tidak di atasi dengan segera maka perusahaan akan
dibakukan, waktu pindah bahan antar stasiun kerja, waktu setup mesin keh i langan pelanggan potensial nya.
dan lain-lain adalah contoh-contoh pemborosan yang tersembunyi.
Setiap produk cacat seharusnya diidentifikasi dan kemudian
Sumber dan besarnya pemborosan pada setiap perusahaan pada diseleksi atau diperbaiki sebelum pengiriman kepada pelanggan. Pro-
umumnya berbeda antara satu dengan lainnya. Untuk menyatakan ses menemukan, mengenali, menyelekasi dan memperbaiki produk
seriusnya masalah pemborosan, masing-masing perusahaan membuat cacat juga adalah kegiatan pemborosan karena menyita tambahan
terminologi sendiri tentang pemborosan yang dihadapinya. ToYota waktu, biaya dan kemungkinan tambahan bahan untuk perbaikan atau
Motor Company menyebut fhe Seven Wastes, Canon Corporation pengerjaan ulang (rework). J ika produk cacat tidak dapat lagi diperbaiki
menyebut Ihe Nine Wasted dan tidak sedikit perusahaan yang me- maka kerugian yang ditanggung perusahaan ialah pemborosan bahan,
nyebut lhe 5x Big l-osses. The Seven Wastes yang dimaksud Toyota jam mesin, jam buruh dan biaya pemusnahan produk cacat tersebut.
Motor Company ialah producing defect (menghasilkan produk cacat), Karena demikian besar kerugian yang ditimbulkan oleh produk ca-
tran spo rt ation (pem i ndahan), i nv e ntory (persed iaan), ov er p rod u cti o n cat maka upaya pencegahan harus ditingkatkan secara serius. Perlu
(memproduksi dalam jumlah berlebih), waiting time (waktu menunS- disosialisasikan kepada setiap unit yang terkait setiap kemungkinan
gu), processing (pemrosesan) dan motion (pergerakan). Sumber pem- terjadinya produk cacat mulai dari unit desain produk, unit pengola-
borosan pada Canon Corporation ialah work-in-progress (bahan sete- han dilantai pabrik, unit pengadaan bahan, unit penyimpanan, unit
ngah jadi), defect (produk cacat), equipment (peralatan), expenditure ditribusi dan lain-lain agar selalu awas terhadap hal-hal yang dapat
(pengeluaran), indirect /abor (pekerja tidak langsung), planning (pe- menimbulkan terjadinya produk cacat. Setiap unit harus selalu diingat-
rencanaan), human resources (sumber daya manusia), operations (ope' kan dan didorong agar melakukan setiap kegiatan dengan cara yang
rasi)dan setup (kegiatan persiapan untuk mulai melakukan kegiatan). benar sejak awal (do right from the very beginning).
Walaupun tidak identik, terlihat banyak kesamaan dalam sum-
* Transportasidan Material handting
ber-sumber pemborosan yang dihadapi oleh perusahaan. Sumber-
Sebagian besar perusahaan membutuhkan transpoftasi orang,
sumber pemborosan pada perusahaan manufaktur pada umumnya
bahan, part dan kornponen, bahan penolong dan lain-lain dari suatu
ialah:
lokasi ke lokasi manufacturing. Demikian juga dalanr proses manu-
facturing diperlukan pemindahan bahan (material handling), part dan
68 Perenconaan don Pengendolian Produksi Pri nsi p - pri nsi p J ust- I n -Ti me 69
diketahui akan membuat antisipasi tindakan juga sulit ditemukan. batch besar maka jumlah production run akan kecil sehingga
Dalam situasi seperti ini, pengadaan persediaan sering dipandang frekuensi kegiatan setup juga rendah. Mengingat seriusn;-a ke-
sebagai jalan keluar yang paling baik. Tetapi harus dipahami hilangan waktu produktif akibat keg[atan setup maka telah dikem-
bahwa berbagai metode peramalan telah berkembang termasuk bangkan berbagai cara untuk ,"ngh"rinya. Manajer produksi
metode peramalan berbasis komputer seperti simulasi komputer: dapat memilih metode yang sesuai dengan proses produksinya.
(computer-based simulation) yang memungkinkan berbagai Jika metode serup telah diperbaiki maka ukuran bJrch dapat di-
skenario perkiraan permintaan pelanggan dapat dibuat dengan perkecil dan,akibatnya jumlah persediaan akan menurun drastis.
lebih baik (akurasi yang lebih tinggi).
* fumlah output bertebih (over produaion)
Interupsi pada proses produki (produ ction process i nteruption)
Perusahaan manufaktur tidak jarang menetapkan kebijakan
lnterupsi pada proses produksi terjadi akibat berbagai faktor antara
membuat produk dalam jumlah yang melebihi perkiraan penjualan.
lain yang utama ialah kerusakan mesin dan pengiriman bahan dari
Kebijakan tersebut didasarkan pada pertimbangan untuk mencapai
pemasok terlambat. lnterupsi karena faktor kerusakan mesin rela-
tingkat utilisasi mesin-mesin produksi, dan peralatan/fasititas penun-
tif mudah di atasi dengan menerapkan preventive maintenance jang yang semakin tinggi. Walaupun pertimbangan tersebui tiaar
system dalam pemeliharaan fasilitas produksi. Keterlambatan
dapat dibantah, menghasilkan produk daram jumlah yang lebih besar
pengiriman bahan dari para pemasok di atasi dengan cara mem-
dari jumlah yang dapat dijual adalah pemborosan. pada umumnya,
bangun hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan dengan
setiap produk akhir yang tersimpan lama di gudang akan menimbul-
para pemas ok (harmonious supplierlcustomer relationship).
kan masalah penyimpanan. Tidak jarang ditemui bahwa produk akhir
Produk cacat (defective product) yang tersimpan lama harus dijualdengan harga yang lebih rendah
dan
Untuk mengurangi jumlah produk cacat tidak ada jalan lain ke' kalau tidak dapat dijual maka harus dimusnahkan.
cuali memperbaiki atau menyempurnakan proses operasi dengan
Biasanya, perusahaan yang menghasilkan produk yang berlebih-
cara menggunakan bahan yang tepat oleh orang yang tepat de-
an terlihat sangat sibuk. para pekerja di lantai pabrik terlihat penuh
ngan alat produksi yang tepat dan metode yang tepat. Mendapat-
kesibukan dan tidak menunjukkan adanya situasi menganggu r (idte
kan orang tepat dapat dilakukan melalui pendidikan dan latihan
situation) dan semua kapasitas sumber daya termanfaatkan secara
yang disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang akan dilaku-
maksimum. Tetapi benefit dari semua hal positif tersebut akan hilang
kannya. Menciptakan metode yang tepat dilakukan dengan proses
manakala kelebihan jumlah produk tersebut tidak menghasilkan uang
desain yang teliti dan berdasarkan desain produk dan proses di-
karena tidak dapat dijual atau pun dijual pada harga yang jauh di
lakukan seleksi mesin-mesin produksi yang sesuai.
bawah biaya produksi.
Waktu setup (setup timel
Waktu setup berbanding terbalik dengan ukuran batch dalam * Waktu menunggu (waiting time)
proses produksi. Apabila ukuran batch kecil maka jumlah produc- waktu menunggu adalah salah satu bentuk pemborosan yang
tion run akan meningkat yang berakibat frekuensi setup mesin- paling mudah dilihat dan diidentifikasi. waktu rnenunggu mempunyai
mesin juga meningkat. Sebaliknya akan terjadi yaitu bila ukuran bermacam bentuk antara lain ialah menunggu kJ""t rg"n order
7A Perencanoon don Pengendolion Produksi Pri nsip- pri nsip J ust-t n.Ti me 7t
?
pelanggan, menunggu tibanya part, komponen atau sub-assemb/y dari flow diagram. Dengan bantuan alat analisis tersebut, ketepatan tata
departemen sebelumnya, atau pun menunggu mesin-mesin produk- urutan proses dapat dianalisis sehingga diperoleh tahapan yang paling
si selesai perbaikan di bengkel. Pemborosan karena faktor waktu baik"
menunggu terjadi pada para pekerja, bahan-bahan dan mesin-mesin/
fasilitas produksi.
* Gerakan yang tak perlu (unnecessary motion)
Orang sering bingung dalam membedakan gerakan (motion)
Kerugian yang diderita karena terjadinya waktu menunggu
dan kerja (work) karena setiap kerja akan memunculkan adanya ge.
ialah menurunnya kapasitas produksi akibat menurunnya jam kerja
rakan. Tetapi perlu disadari sebaliknya bahwa setiap gerakan belum
produktif. Salah satu bentuk kerugian lain yang timbul apabila situasi
tentu menunjukkan adanya kerja. Untuk tidak membingungkan dalam
menunggu sering terjadi ialah moral kerja akan merosot tajam. Para
membedakan gerakan sebagai pemborosan dan gerakan yang bukan
pekerja di lantai pabrik akan tidak termotivasi untuk melalukan peker-
pemborosan maka didefinisikan kerja (work) ialah semua gerakan yang
jaannya tepat waktu. Untuk mencegah merosotnya moral kerja para
menciptakan atau meningkatkan nilai tambah dan gerakan (motion)
pekerja, tidak jarang para manajer di lantai pabrik memvariasi jenis
ialah setiap gerakan yang tidak mengandung nilai tambah. Seorang
kegiatan mereka sehingga jika terjadi situasi menunggu dalam sebuah
pekerja di Bagian Pemeliharaan mesin misalnya apabila melakukan
kegiatan, maka pekerja terkait ditugaskan untuk melakukan kegiatan
gerakan/kegiatan membongkar komponen-komponen mesin tersebut
lain. Hal ini juga sering kurang menolong karena melakukan kegiatan
tetapi tidak memberikan nilai tambah dalam pekerjaannya disebut se.
yang tidak direncanakan dari awal juga akan menimbulkan pembo-
dang melakukan pemborosan waktu. Contoh lain, ialah pekerja yang
rosan.
melakukan kegiatannya tanpa prosedur yang dirancang secara teliti
* Tahapan pemrosesn (processing stage) maka dia akan melakukan gerakan yang sebagian besar merupakan
pemboroskan waktu.
Tahap-tahap pemrosesan apabila tidak dirancanS secara teliti
juga akan menimbulkan pemborosan. operasi pengolahan bahan Konsep yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi pembo-
baku menjadi produk akhir dilantai pabrik pada umumnya melibat- rosan dalam gerakan ialah nilai kerja (work content) yang didefinisi-
kan serangkaian proses. Tahaptahap kegiatan dalam rangkaian proses kan sebagai berikut (Nicho/as, l. l99B):
memiliki sifat ketergantungan satu terhadap lainnya. Dalam operasi
Kerja
tertentu sangat sulit mengidentifikasi sifat saling bergantung tersebut NilaiKerja=
Cerakan
terlebih jika tata urutan prosesnya juga dapat dipertukarkan. Tata urut-
an proses yang tepat akan memberikan total waktu operasi yang mi- Jika sebuah pekerjaan diselesaikan dalam 10 menit yang terdiri dari
nimum dan sebaliknya akan membutuhkan waktu operasi yang lebih 4 menit untuk melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan dan
lama. menempatkan benda kerja pada posisi yang dibutuhkan dan 6 me.
Untuk mendapatkan tata urutan proses yang tepat, dalam pe- nit untuk kegiatan permesinan (machining) yaitu pengubahan bentuk
fisik dari benda kerja tersebut maka Nilai Kerja dari pelaksanaan pe.
rancangan operasi di lantai pabrik sering digunakan alat bantu analisis
yaitu assem bly chart, flow process chart, operation process chart dan kerjaan tersebut ialah 6110 atau 60%. Berdasarkan konsep tersebut,
perancangan suatu pekerjaan dilakukan untuk mencapai nilai kerja
72 Perencanaan dan Pengendolion Produksi Pri nsip- pri nsip J ust- I n-fi me 73
lantai pabrik, kantor dan gudang-gudang merupakan keharusan untuk
yang mendekati 100%. Hal ini dicapai dengan cara meminimumkan
menumbuhkan lingkungan yang asri, nyaman dan produktif.
gerakan (motion) bukan meningkatkan kerja (work)-
* Kejelasan (visibility)
4.3 Prinsip tust-in-lime Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh setiap manajer ialah
Filosofi /lr menegaskan bahwa pengeliminasian setiap pem- berkomunikasi dengan semua pihak yang relevan tentang segala se
borosan (waste elimination) dan penciptaan dan peningkatan nilai suatu yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Untuk kepentingan ter-
tambah (value-added) adalah fokus dari/lf. Bertolak dari fokus di atas, sebut, data dan informasi harus tersedia atau mudah dikumpulkan.
prinsip /lT dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengumpulan informasi l'rarus dilakukan oleh setiap orang sesuai de-
ngan bidang masing-masing. Dengan informasi yang cukup, komuni-
* Penyederhanaan (simplification)
kasi yang efektif dapat dijalin pada semua arah dan,tingkatan
Penyederhanaan adalah semua bentuk tindakan yang dildkukan
untuk memotong, membuang atau mengurangi kegiatan yang tidak * Waktu Siklus (cycle time)
mengandung nilai tambah. Penyederhanaan tidak hanya terkait de- Waktu sikus adalah rentang waktu yang digunakan untuk me.
ngan prosedur tetapi juga dengan produk, dan jasa yang dihasilkan' lakukan suatu pekerjaan atau kegiatan dari awat hingga akhir. lstilah
Beberapa prinsip penyederhanaan yang telah banyak digunakan dalam ini hanya ditemui pada pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan secara
sektor manufaktur untuk mereduksi pemborosan secara signifikan
ialah
berulang-ulang. Perusahaan manufaktur pada umumnya berupaya un-
prinsip gerakan ekonomis (the principles of motion economy) yang tuk menemukan waktu standar penyelesaian setiap pekerjaan yang
dikembangkan oleh Frank dan Lilian Citbreth dan rekayasa serempak bersifat pengulangan (recurent activities). Apabila waktu pengeraan
(concurrent engineering). Selain itu, metode tradisional analisis gerak telah distandarisasi maka penjadwalan kegiatan akan dapat dibuat se.
dan waktu (motion and time analysis)juga masih dapat dimanfaatkan cara akurat, volume produksi dapat diprediksi lebih tepat dan kebutu-
secara efektif untuk menciptakan penyederhanaan dalam kegiatan han sumber daya (tenaga kerja) dapat ditentukan dengan baik
produksi.
* Kecerdasan (agilityy
* Kerapian dan Keteraturan (c/eanliess and orderliness) Menurut Cherter, R (1996), suatu perusahaan manufaktur di-
Tidak jarang ditemukan bahwa pengelolaan fasilitas fisik per- katakan agile manufacture apabila melakukan kegiatan yang disebut-
usahaan manufaktur di lantai pabrik cukup tidak rapi. Mesin-mesin nya OODA secara loop. OODA adalah akronim dari:
di-
bekas dan peralatan kerja berantakan di lantai, work-in-progress Observe (melakukan observasi terhadap situasi) secara terus
di
letakkan pada setiap ruang kosong, peralatan kerja bertebaran menerus
peman-
daerah kerja. Ketidakteraturan ini bukan hanya menciptakan Orient (melakukan orientasi perusahaan) dengan cara meletakkan
dangan yang tidak nyaman tetapi juga pemborosan ruangan
dan me-
semua informasi dalam konteksnya
nimbulkan kesulitan dalam menciptakan kelancaran transpoftasi di Decide (melakukan pemilihan tindakan yang perlu diambil)
lantai pabrik. Tidak kalah pentingnya ialah meningkatkan resiko ke- Act (melaksanakan tindakan yang telah dipilih)
di
celakaan. Menciptakan dan memelihara kerapian dan keteraturan
76 Perencanaan dan Pengendolion Produksi Pri nsi p- pri nsi p J ust - I n-Ti me v
4.5 Manufacturingl yang Efektif 5. Perencanaan ulang atau merevisi rencana selalu berindikasi pem-
berian toleransi terhadap kesalahan dan kegagalan
Sejalan dengan prinsip just-in-time yang bertujuan mengelimi- 6. Membuat rencana yang tidak dapat dilaksanakan lebih buruk dari
nasi atau paling tidak mengurangi segala bentuk pemborosan khusus-
tidak menggunakan rencana tersebut
nya di bidang manufaktur, berkembang pula prinsip manufacturing 7. Waktu ancang-ancang bukan hanya dapat dimonitor dan disesuai-
yang efektil (efffective manufacturing principle) yang tujuannya rela- kan tetapi juga dapat dikendalikan
tif sama yaitu mengurangi semua penyimpangan yang terjadi dalam 8. Mengurangi waktu setup tidak hanya berdampak positif pada pe-
implementasi rencana dan program produksi yang telah ditetapkan. ngurangan waktu ancang-ancang tetapi akan memperlancar aliran
Prinsip manufacturing yang efektif ini dikembangkan berdasar;kan karena menekan pemborosan waktu produktif
pengalaman dalam mengimplementasikan berbagai model sistem 9. Perencanaan adalah penentuan kebutuhan sumber daya dan
produksi khususnya Material Requirements Planning (MRP) dan eksekusi adalah penggunaan sumber daya yang direncanakan un-
Manufacturing Resource Planning (MRP //). Berdasarkan ragam per- tuk memenuhi harapan pelanggan
masalahan yang dihadapi dan faktor penyebab munculnya masalah 10. Hanya sumber daya yang membutuhkan kegiatan jangka panjang
serta pemahaman terhadap karakteristik masing-masing masalah maka yang perlu memiliki perencanaan ke depan sedangkan rencana
prinsip di bawah ini dapat dijadikan pedoman untuk meminimumkan detail hanya mencakup kebutuhan sumber daya jangka pendek.
masalah dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan produksi.
Jangan menetapkan penggunaan sumber daya yang sifatnya fleksi-
1. Masalah produksi harus dan dapat dieliminasi atau dikurangi. bel untuk kebutuhan spesifik kecuali saat penggunaannya telah
Mengurangi dampak negatif masalah dengan cara pengadaan tiba.
persediaan tidak akan pernah berhasil dengan baik. 'l
1. Waktu adalah sumber daya yang paling berharga di antara sumber
2. Persediaan selalu lebih bersifat biaya (more of liability) dari pada daya lain yang dibutuhkan dalam manufacturing
aset. Persediaan hanya bermanfaat pada saat terjadi fluktuasi per- 12. Hanya ada satu sistem perencanaan dan pengendalian manufac-
mintaan dan penyimpanan selalu memunculkan biaya. turing yang kerangka kerjanya harus sesuai untuk keseluruhan
3. Memberikan toleransi waktu terhadap kemungkinan mesin tidak 13. Operasi yang dapat dilaksanakan dengan baik tidak pernah mem-
beroperasi (down time) jauh lebih baik dari pada menggunakan butuhkan sistem yang kompleks
mesin untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuh- 14. Semua pekerja membutuhkan pembelajaran secara berkelanjut-
kan hanya untuk menghindarkan mesin dalam situasi menganggur an.
(idle)
4. Melakukan perencanaan ulang atau revisi rencana secara berulang- -oo0oo'
ulang dalam rentang waktu yang relatif pendek untuk mendapat-
kan rencana pada akurasi yang tinggi tidak akan menghasilkan
implementasi yang baik karena faktor penentu keberhasilan im-
plementasi ialah besarnya upaya pelaksana implementasi untuk
mewujudkan keberhasilan
5
-
Business planning merupakan tahap lanjutan atau penjabaran Seperti ditunjukkan dalam diagram Cambar 6.1, business plan
dari strategic planning. Business planning ialah proses penyusunan disusun oleh top executive dan memuat dengan jelas hal-hal berikut
rencana bisnis (business plan) yaitu rencana tentang bisnis apa saja secara makro, Sheikh, K., (2001):
yang akan dikembangkan atau ditingkatkan dalam jangka panjang. a. Strategi produk dan pemasaran yang meliputi, pangsa pasar yang
Business plan dipersiapkan dengan menggunakan masukan dari proses ingin dicapai, rencana pengembangan produk baru, analisis per-
analisis potensi permintaan pasar (demand management) disamping saingan, strategi distribusi, rencana profit dan posisi produk dalam
hasil-hasil analisis lingkungan eksternal, lingkungan internal. Business mencapai sasaran kepuasan pelanggan.
p/an akan menjadi sebuah dokumen yang merupakan komitmen b. Daerah geografis pasar dan target demografis yang akan dijadikan
pimpinan puncak (explicittop executive commitment) mengenai arah basis pemasaran.
pengembangan perusahaan. c. Rencana penjualan tahunan yang dinyatakan dalam satuan finan-
Kata'bisnis'dalam hal ini adalah bentuk aktivitas produksi atau sial.
jasa yang menjadi sumber pendapatan perusahaan di masa yang akan d. Penetapan kebijakan tentang membuat atau membeli berbagai in-
datang yang perlu ditambahkan atau dikembangkan dalam aktivitas put yang dibutuhkan dalam pencapaian target penjualan.
produksi yang telah dilakukan saat ini. Misalnya, penambahan atau e. Keputusan tentang penggunaan teknologi proses yang akan digu-
pengembangan lini produksi baru, diversifikasi produk-produk yang nakan antara semua alternatif yang tersedia untuk dipilih.
dihasilkan, peningkatan volume produksi yang telah ada dan lain-lain. t. Kebijakan tentang pengadaan atau peningkatan kapasitas yang
Rencana pengembangan atau penambahan lini produksi baru tentu meliputi perluasan fasilitas, lokasi, ketenagaan dan lain-lain.
hanya dapat direkomendasi apabila gambaran persaingan dan perma- g. Kebijakan sumber daya manusia yang meliputi rancangan struktur
salahan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang telah dapat organisasi, sistem penghargaan terhadap prestasi kerja, dan ren-
diperkirakan. cana peningkatan keterampilan personalia.
h. Rencana investasi dan sumber pendanaan.
Rentang waktu atau jangkauan ke depan perencanaan bisnis
i. Kebijakan infrastruktur manufacturing yang meliputi sistem pe-
pada umumnya sama dengan rentang waktu perencanaan strategis
ngendalian produksi dan persediaan (tingkat persediaan, sasaran
yaitu sampai 5 tahun ke depan. Perencanaan ini masih bersifat makro
Kelompok Produk
Bulan / !umlah
Hari I il m
Kuartal
Gambar 6.3 Tiga Kelompok Produk Sebagai Output Proses Kerja Stok Kebu-
Prod
Stok Kebu-
Prod
Stok Kebu-
Prod
Awal tuhan Awal tuhan Awal tuhan
Transformasi
lan 22 44 228 208 25 130 120 30 180 70
Berdasarkan data marke t plan, estimasi jumlah permintaan ter- Feb 20 24 230 224 15 135 140 20 160 60
hadap masing-masing kelompok produk dalam 24 bulan ke depan Mar 21 18 158 160 20 145 140 20 165 60
Apr 20 178 145 150
masing-masing ialah Kelompok Produk I sebanyak 4.246 unit, Kelom-
20 180 15 15 140 140
Mei 22 22 198 200 20 172 't70 r5 149 50
pok Produk tl 3.480 unit dan Kelompok Produk lll 3.750 unit dengan
Jun 20 24 226 220 18 158 150 t6 136 40
rincian terlihat pada Tabel 6.1- JulSep 64 'r8 473 480 20 475 480 20 s0B 510
jang. Sekelompok anggota eksekutif dari bagian marketing, engi- kin dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil
neering, dan manufacturing bertemu dan berdiskusi tentang isu- ;t yang semakin mengerucut dan mengarah kepada bilangan yang
isu yang terkait dengan perusahaan dan melakukan perkiraan ke semakin mendekati. Pengalaman menunjukkan bahwa teknik
depan tentang besarnya permintaan sehubungan dengan isu-isu Delphitidak pernah sampai kepada sebuah hasil yang solid se-
yang dibahas. Keragaman pengalaman dan bidang kepakaran dari bagai konsensus bersama tetapi kisaran dari jawaban mereka telah
para pesefta diskusi sangat membantu dalam membuat perkiraan memberikan sebuah ide dengan derajad ketidakpastian tertentu.
yang lebih reliable. Tetapi, kesulitan akan timbul apabila salah
Cabungan Pendapat Tenaga Penjual
seorang atau lebih dalam kelompok tersebut cukup dominan
Para penjual (sales forces) karena selalu berada pada posisi paling
baik karena posisinya atau pun pengalaman yang lebih panjang
depan di pasar memahami benar perilaku para pembeli. Apabila
membuat anggota lainnya menjadi kurang berperan memberikan
mereka diberi kesempatan menyampaikan pendapat sesuai de-
pendapat. Ketua kelompok yang berpengalaman pada umumnya
ngan pengalaman masing-masing dan pendapat mereka digabung
berhasil mengatasi masalah dominasi pendapat dalam diskusi
secara bersama (sa/es force composite) akan diperoleh sebuah ha-
tersebut.
sil peramalan yang sering cukup terpercaya. Namun demikian,
. Teknik Delphi penggunaan data perkiraan permintaan berdasarkan pendapat
Untuk melakukan peramalan permintaan jangka panjang dalam para tenaga penjual ini dapat mengandung penyimpangan karena
lingkungan yang cukup kompleks yaitu perkembangan teknologi faktor subjektivitas masing-masing tenaga penjual tersebut.
yang pesat, perubahan kondisi ekonomi global dan suasana geo-
Riset Pasar
politik yang berubah cepat, sering dibutuhkan pembentukan se-
Riset pasar (marketing research) adalah pengumpulan data secara
buah panel yang beranggotakan para pakar atau ahli dari berbagai
sistematis dan analisis terhadap fakta-fakta yang berhubungan
latar belakang pengalaman dari luar perusahaan. Untuk meng-
dengan pemasaran. Maksudnya ialah mencari solusiterhadap per-
hindarkan kemungkinan munculnya pihak yang dominan maka
masalahan yang berhubungan dengan produk dan metode mar-
dasarkan time series dapat dijelaskan sebagai berikut: atur tentang jumlah permintaan per periodik yang maksimum dan
minimum.
Y: TCSR
: nilai peramalan
o Variasi musiman (S)
dimana, Y
: Variasi musiman ialah pola permintaan tinggi dan rendah yang
T trend
: terjadi berulang-ulang setiap tahun. Variasi ini pada umumnya
C siklus variasi sekitar trend
terjadi karena faktor musim, baik karena iklim maupun kebiasaan
5 : variasi musiman
manusia misalnya musim lebaran, musim liburan, tahun baru, na-
R : residu atau variasi lainnya yang tidak dapat dijelas-
tal dan lain-lain yang terjadi setiap tahun.
kan
Trend (T) o Residu (R)
Trend ialah salah satu komponen peramalan yang menunjukkan Residu menggambarkan kesempatan terjadinya variasi karena fak-
kecenderungan yang dapat dilihat dari pola permintaan masa lalu. tor random. Variasi ini tidak dapat dijelaskan oleh trend, siklus,
Cambar 6.6 menunjukkan bahwa data permintaan masa lalu cu- atau pun pergerakan musiman. Residu ini tidak dapat diramalkan
kup berfluktuasi dari waktu ke waktu tetapi terlihat adanya suatu karena tidak diketahui faktor penyebab terjadinya.
trend yang lurus menanjak (koefisien arah bertanda positifl. Bila Untuk memudahkan pemahaman terhadap metode time series
tidak ada trend maka permintaan bersifat konstan. berikut ini diberikan sebuah contoh. Data nilai penjualan produk pada
Siklus (C) perusahaan industri manufaktur Pilkington Mfgdalam 5 tahun terakhir
Siklus adalah pergerakan periodik yang bergantian antara puncak yang dikelompokkan per kuartal adalah sebagai berikut:
dan lembah. Cambar 6.6 menunjukkan ada pola yang relatif ter-
3600 '1:
Dikembangkan sebagai berikut:
3400
YrXr = aX.,+bX.,2
3200 YzXz = aX2+ bX22
12 3
:
Tahun
YnXn=aXr+bXn2
Gambar 6.7 Kurva Peniualan
Y-a+bX (6'1) menggunakan data historis. Dengan menggunakan data Tabel 6.4,
perhitungan besaran-besaran di atas adalah sebagai berikut:
t jtl Perenconoon don Penge ndalian Produki Perencanaan Jangka Panjang 121
Tabel 6.52 Perhitungan Ni/ai Konstanta Tabel 6.6 Perhitungan Faktor Musiman Terhadap lumlah penjualan
ilt 820
+BBB ) B98 0.92
s Tabel 6.8 Penyesuaian Indeks Rata-Rata Kuartal
908
IV 950 ) 904 1.05 a Uraian Kuartal
900 ;
2 I BBO 924 0.95 *
g4B il ilt tv
il 950 952 1.00
955 h
o.92 1.05
ilt 1010 963 1.05 {
"8',
950)14 : 888 unit. Rata-rata bergerak untuk periode berikutnya Peramalan untuk Kuartal lll dan lV hanya dapat dilakukan apabila
ialah (980+820+950+BB0)/4 :908 unit. Demikian dilanjutkan indeks bergerak untuk Kuartal lll dan lV telah dihitung.
seterusnya dengan membuang data terlama satu periode dan me-
tuk perkiraan potensi penjualan produk-produk secara individu Persamaan di atas adalah sebuah fungsi linier dari semua data
(individual product sa/es). Metode ini sering dianggap lebih baik
masa lalu yang dibobot oleh sebuah konstanta penghalusan. Ma-
dari kedua metode sebelumnya yaitu regresi linier dan rata-rata kin besar harga cr, bobot data terbaru dalam menentukan nilai
bergerak karena kemampuannya menggunakan data masa lalu peramalan makin besar. Hal ini berarti pengaruh data terbaru
dengan pemberian bobot berdasarkan kekinian data. Data yang terhadap penentuan besarnya nilai peramalan makin besar. Seba-
lebih kini diberi bobot lebih besar dibandingkan dengan data liknya makin kecil harga o, makin kecil pula bobot data terbaru
sebelumnya. Asumsi yang digunakan ialah data yang lebih kini dalam menentukan nilai peramalan. Sebagai contoh, perhatikan
selalu mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap hasil pera- data jumlah penjualan selama 5 tahun terakhir (N : 5) dalam
malan dibandingkan dengan data yang lebih usang. Tabel 6.7 yaitu berturut-turut 3550, 3820,3900, 3950 dan 4060
Model matematik peramalan Penghalusan Eksponensial adalah unit. Untuk meramalkan jumlah penjualan tahun berikutnya yaitu
sebagai berikut: tahun ke-6 atau ke n +1:
Fn+1 = crY, + (1- o)F, F6 = aY 5+ cr(l - a)Y c +cr,(1 - a)2 Y, + cr(l - cr)3 Y: + o(t - cr)4 Yr
dimana, Fn*r : hasil peramalan pada periode n+ 1 Karena nilai 0 1 a 11, maka koefisian suku-suku pada ruas kanan
Fn : hasil peramalan untuk periode sebelumnya bergerak kearah bilangan yang semakin kecil. Bila cr : 0.20 maka
fungsi persamaan di atas adalah sebagai berikut:
cr : konstanta penghalusan di mana 0 < o < 1
0+1+2+3+4+...+N-1 N-1
=- 2
7
N Perencanaan
Umur rata-rata data dan harga a dapat dijelaskan dalam sebuah
Jangku Menengah
fungsi sebagai berikut:
N-1_ 1-cr
2a
Dari persamaan di atas harga cr dapat diturunkan sebagai fungsi
dari N sebagai berikut: ri
*
J
2 i
*
{
7.1Pen$ertian
N+1 $
* erencanaan jangka menengah adalah proses penyusunan
Bila N :.l0, maka cr:0.182, dan N:5, diperoleh cr:0.333. f
'
rencana induk produksi (master production schedule) sebagai
Dengan menggunakan data dalam contoh di atas, pada cr :0.333, { jabaran dari rencana agregat. Pada umumnya, rentang waktu
hasil peramalan Fu: 3454. Jika hasil peramalan (F6 :3454) cakupan (time horizon)jadwal induk produksi ialah antara 6-18 bulan
dibandingkan dengan trend data penjualan aktual yang bergerak * tetapi tidak sedikit perusahaan membatasinya hanya sampai 12 bu-
dari Y, : 3550 unit hingga Ys:406A unit maka sulitditerima apa- I
9
lan. Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa rencana agregat
bila penjualan pada tahun ke-6 yaitu Fu diramalkan hanya sebesar
memuat rencana produksi dalam lima tahun ke depan yang dirinci
3454 unit karena lebih rendah dari seluruh data penjualan aktual
tahun per tahun. Rencana agregat tahun pertama dinyatakan dalam
yang menunjukkan trend meningkat.
time bucket bulanan (monthly periods). Jumlah produk-produk yang
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penggunaan metode penghalus- dinyatakan dalam tiap time bucket masih dalam satuan kelompok
an eksponensial untuk peramalan ialah usia data historis sangat peka produk (product group). Perencanaan jangka menengah menguraikan
dalam mempengaruhi harga koefisien penghalusan cr. Oleh karena itu (dissaggregation) kelompok produk tahun peftama ke dalam produk-
perlu dipikirkan secara hati-hati seberapa jauh data masa lalu sebaik- produk tunggal (individual products) untuk satu dengan time bucket
nya digunakan dalam meramalkan besarnya permintaan pada periode yang lebih pendek yaitu mingguan (week/y periods). Ada juga perusa-
berikutnya. haan menggunakan time bucket dua-minggunan (beweekly periods).
kan dalam perakitan akhir setiap produk. Secara matematis, jadwal Order Entry
perakitan akhir ditetapkan dengan cara mengurangi lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses operasi perakitan akhir,
pemeriksaan mutu, dokumentasi dan persiapan pengiriman dari jad- Middle
wal atau tanggal pengiriman produk tersebut kepada pelanggan. manage
ment
planning
Rough-Cut Capacity Planning (RCCP) adalah suatu proses anali-
sis dan evaluasi kapasitas dari fasilitas produksi yang tersedia
lan- di
tai pabrik agar sesuai atau dapat mendukung jadwal induk produksi Operation
yang akan disusun. RCCP juga masih bersifat makro karena kebutuh- manage-
ment
an kapasitas tidak memperhitungkan jumlah persediaan produk dan execution
masing adalah 40olo,25olo dan 35% maka setiap produk individu terse-
h
Maret l
but akan diproduksi dalam enam bulan pertama adalah seperti terlihat
i
Minggu Senen Selasa Rabu Kamis lumat Sabtu li dalam Tabel 7.2.
liiil]r,1,i tffi rL'$i. 2 3 4 5 6 f
trit
i Tabel 7-1 Rencana Produksi Agregat*
$nrr!;6&i 9 10 11 12 13 i
*
16 17 1B 19 20 fziI {* Kel. Bulan Total
ilLt{i:U2$ 23 24 25 26 iril|ll{!iiiilj_illl
i Produk I 2 5 4 5 6 7 o 9 10 1t 12
Ii 29, 30 31 1 2 3 M I (4) (4) (4) (4) (4) (4) (4) (s) (4) (5) 6) (s) 52
*
I 208 224 160 180 200 220 160 180 150 180 rB0 160 2162
Gambar 7.2 Contoh Kalender Perusahaan Bulan Januari dan Februari
il 120 140 140 150 170 160 160 150 160 130 140 130 1750
Tahun 20xx
ill 170 160 160 140 150 't40 170 160 140 't50 160 160 r 860
Karena jumlah hari kerja per minggu ke adalah 5 hari maka bila
time bucket dinyatakan dalam mingguan maka kalender perusahaan * Data-data hipotetis
tersebut menunjukkan bulan Januari mempunyai 4 time buckets yaitu
Dalam bulan pertama dengan masa kerja 4 minggu ke atau (4X5):20
1-4 dan bulan Februari 4 time buckets yaitu 5-8 dan Maret 4 time
hari kerja, Produk A direncanakan akan dihasilkan sebanyak (0.40)
buckets yaitu 9-'12. Time bucket ke B dalam bulan Februari mengam-
(208) unit :84 unit, Produk B sebanyak (0.25X208) unit :52 unit dan
bil 2 hari pada bulam Maret dan time bucket ke 12 dalam bulan Maret
Produk C sebanyak (0.35X20S) unit :72 unit. Cara perhitungan yang
mengambil t hari dalam bulan April.
demikian dilakukan untuk bulan-bulan berikutnya sehingga seluruh
Dalam penentuan planning horizon, salah satu faktor penting produk pada masing-masing Kelompok Produk I telah diketahui jum-
harus diperhatikan ialah rentang waktunya tidak boleh lebih pendek lah yang harus diproduksi sepan jang planning horizon.
*
Kelompok Produk I pada masing-masing work Center per 100 unit 1
Tabel 7.6 Profil Beban Pada Masing-MasingWork Cenrer Akibat
product group adalah sebagai berikut:
ra.
, Kelompok Produk l, ll dan lll Per 100 lJnitx.
!
:* No. NamaWC Kel. Produk Kel. Produk ll Kel. Produk lll
Tabel 7.5 Profil Beban Product croup t pada Masing-masing work
I
t: w/C
Center Per 100 Unit.* ,a
Wak- Waktu Wak- Waktu Wak- Waktu
tuSet- ope- tu Operasi tu ope-
up rasi setup setup rasi
Kelompok Produk I
101 Turret Lathe 0.5 19.10 0.4 28.30 0.6 35.30
No. WC Nama WC Waktu setup Waktu Operasi 'r.0
102 Vertical Lathe o.7 23.90 0.8 18.25 22.65
0am) 0am) 't8.23
201 Mills 0.5 0.5 17.40 o.7 15.20
r01 Turret Lathe 0.6 19.10
202 Bridgeports 1.0 29.25 1.3 21.75 1.4 29.30
o.7 23'190 203 Numerical Control 1.8 24.52 't.5 25.20 1.0 37.42
102 Veftical Lathe
18.23 60'l Welding 0.6 20.14 0.5 15.45 0.5 26.12
201 Mills 0.5
701 Subassembly 1.5 55.35 1.4 30.08 2.5 32.30
202 Bridgeports 1.0 29.25
*Datadata hipotetis dalarn satuan jam
203 Numerical Control 1.8 24.52
601 Welding 0.6 20.'t4 Data profil beban ini digunakan untuk mengestimasi kebutuhan
Subassembly 1.5 55.35 kapasitas masing-masing stasiun kerja apabila jadwal induk produksi
*Datadata hipotetis yaitu rencana produksi agregat tahun pertama dieksekusi. Tabel 7.1
menunjukkan bahwa dalam rencana produksi agregat untuk bulan
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap 100 unit Kelompok Produk Januari ialah 208 unit Kelompok Produk l, 120 unit Kelompok produk
I membutuhkan kapasitas stasiun kerja wc /01 sebesar 19.10 jam ll dan 170 unit Kelompok Produk lll. Berdasarkan rencana agregat
dan stasiun kerjawlC 102 sebesar 23.90 jam dan seterusnya. waktu tersebut, besarnya kebutuhan kapasitas stasiun kerja WlC No./01
setup pada umumnya tidak terlalu bervariasi sehingga dapat diguna- yaitu Turret Lathe dalam bulan Januari dihitung sebagai berikut:
kan waktu setup rata-rata. Dalam contoh di atas waktu setup rata-rata [{0.s + (208)(1 9.10)} + {0.+ + (120)(28.30)} + {0.6 + (1 70X35.30)}]/100
adalah 1.2 jam. Perlu diketahui bahwa waktu setup tidak tergantung :133.72 jam. Bila waktu kerja selama bulan Januari adalah 4 minggu
pada jumlah item yang dikerjakan tetapi pada kegiatan setup yang ke dan jumlah jam kerja per minggu ke 40 jam dan bila jumlah mesin
perlu dilakukan sesuai dengan sifat operasi dari produk bersangkutan. ada 1 unit maka kapasitas WIC t 0l yangtersedia dalam bulan Januari
Dengan cara yang sama, dihitung profil beban pada masinS-ma- adalah (4)(4O)jam : 160 jam.
singWlC untuk pengerjaan produk-produk dalam Kelompok Produk ll ini menunjukkan bahwa jumlah
Estimasi kebutuhan kapasitas
dan Kelompok Produk lll. Berdasarkan perhitungan tersebut, misalkan kebutuhan masih lebih rendah dari jumlah kapasitas yang tersedia.
profil beban pada setiap WC untuk mengerjakan masing-masing sebe- Dengan cara yang sama, dapat dilakukan perbandingan antara esti-
sar'100 unitproductgroup Kelompok Produk l, lldan llladalah seperti masi kebutuhan kapasitas dan kapasitas yang tersedia untuk stasiun
terlihat dalam Tabel 7.6. kerja yang lain. Hasil perhitungan selengkapnya adalah seperti ter-
lihat dalam Tabel 7.7. Hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam
BahkanbeberapastasiunkerjayaituWlC60ldanWlCT0l
o Melakukan penambahan kapasitas stasiun kerja di mana defisit
kapasitas terjadi misalnya melalui penambahan jumlah mesin ter-
mempunyaikelebihankapasitasyangrelatifcukupbesar.Dengan
produksi agre- kait dan lain-lain.
demikian, ditinjau dari kebutuhan kapasitas, rencana
gat bulan Januari adalah feasible sehingga master production
schedu/e
Lulan Januari juga feasible. Dengan prosedur dan metode yang sama,
dilakukan
estimasi kebutuhan kapasitas dan kapasitas yang tersedia
planning horizon
untuk bulan-bulan berikutnya sehingga menjangkau Kapasitas
dari master production schedule'
bulan
Apabila pada salah satu atau beberapa stasiun kerja dalam
lebih besar dari I
tertentu ditemui keadaan bahwa kebutuhan kapasitas
kapasitas yang tersedia maka beberapa alternatif keputusan perlu di- Jan Feb Mar Apr. Mei Jun
Bulan
analisa sebagai berikut:
Alternatif 1: Gambar 7.3 Profil Beban WIC 101 Bulan Januari-luni 200X
yaitu di-
-
. Rencana produksi agregat pada bulan tersebut dikoreksi Keputusan yang diambil haruslah berdasarkan hasil analisis
turunkan sampai kepada jumlah yang realistik ditinjau
dari ke- trade-off yang mendalam dari ketiga alternatif tersebut dengan mem-
tersediaan kapasitas. Resiko terhadap alternatif ini
perlu dikritisi pertimbangkan tidak hanya faktor finansial tetapi juga faktor teknis dan
:i
, Pe renconaon Jangka lAenengoh 141
140 Pe renconoan dan Pengendalian Produksi
*
pemilik
faktor sosial yang terkait dengan kepentingan para karyawan' BAB
modal dan tidak terkecuali kepentingan pelanggan'
Middle
manaSe-
8.2 Material Requirements Planning! (M RP)
ment
planning Telah dijelaskan bahwa jadwal induk produksi dalam sistem
perencanaan dan pengendalian produksi merupakan basis dari semua
rencana aktifitas dilantai pabrik. Berdasarkan jadwal induk produksi,
Operation maka ditetapkan partlkomponen/sub-asembly apa saja yang harus
manage-
ment
dibuat, berapa banyak harus dibuat dan kapan dibuat. Proses pen,g-
execution uraian jadwal induk produksi menjadi jadwal kebutuhan bahan
Vendot selection I
order placement i
adalah inti dari material requirements planning. Logika dari proses
Vendor scheduling I
Order follow-up
penguraian tersebut sangat sederhana seperti diperlihatkan pada Cam-
i
*
bila lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penyediaan komponen B suatu hal yang penting diperhatikan dalam penyusunan rencana
dan C masing-masing 2 hari dan 3 hari maka pengadaan komponen B kebutuhan bahan ialah keterkaitan antar partlkomponen dalam struk-
harus sudah dilakukan pada hari ke 2 dan komponen C pada hari ke tur produk. sebelum daftar panjang ini difinalkan, kebutuhan bersih
1. Proses penguraian di atas memberikan rencana kebutuhan bahan masing-masing part dan komponen dihitung dengan mengurangi jum-
seperti terlihat pada tabel 8.1. lah part atau komponen yang sebelumnya sudah tersedia di gudang.
Kemudian rencana kebutuhan kapasitas untuk pembuatan masing-ma-
Tabel 8.1 Rencana Kebutuhan Bahan B dan C Untuk Produk Akhir A
sing part dan komponen dihitung dengan bantuan bill of capacity.
Hari Ke I 2 3 4 5 6 7 I 9 10
Produk Jadi A 8.2.1 Product Structure Tree dan Bitt of Materials
fadwal perakitan B,C
seperti telah dijelaskan, product structure tree suatu produk
ladwal pengadaan B C
ialah sebuah diagram (menirukan pohon dengan cabang_cabangnya)
Dari uraian sederhana di atas dapat dijelaskan bahwa rencana kebutuh- yang memperlihatkan bagaimana suatu produk dibentuk dari kompo-
an bahan (material requirements plan) disusun dengan menguraikan nen-komponennya. Untuk lebih memudahkan pemahaman konsep
produk akhir pada jadwal induk produksi kepada kebutuhan part dan ini diberikan sebuah contoh sederhana di bawah ini. Misalkan produk
komponen berdasarkan product structure (struktur produk) dan bill A yang terdapat dalam Product croup / mempuny ai product structure
of materials (BOM) dari produk tersebut. Struktur produk ialah suatu tree seperti terlihat pada Cambar g.3.
diagram yang memperlihatkan hubungan hierarkis antara partlkompo-
nen/sub-assembly yang membentuk produk tersebut. Bill of materials
merupakan suatu tabular form menjelaskan struktur/hirarkis antara
partlkomponen/sub-assembly yang membentuk produk akhir disertai
dengan informasi lain yang dibutuhkan dalam perencanaan kebutuh-
an bahan misalnya jumlah masing-masing partlkomponen/sub-assern-
bly yang dibutuhkan dalam membentuk komponen/sub-assembly di
atasnya, sifat masing-masing item apakah dibuat (manufactured) atau
dipesan dari luar (bought-out) dan sebagainya. Dengan demikian,
product structure dan bill of materialmenjelaskan sistematika proses
pembentukan atau penyusunan produk dari komponen-komponennya
secara berjenjang. Hasil penguraian ini ialah sebuah daftar panjang
tentang parirlkomponen apa yang harus dibuat, berapa banyak harus
dibuat dan kapan harus sudah selesai dibuat sehingga jadwal perakit-
an produk akhir dapat terdukung.
dengan item SA-2, item P-i dan item 5A-I. Hubungan antara item atas *
: 200 unit, dan part P-3 sebanyak 200 unit. Perhitungan kebutuhan
bahan dengan cara di atas disebut dependent demand principle.
dan item bawah akan diperjelas dalam uraian selanjutnya.
a
i}
Perhitungan berdasarkan prinsip tersebut relatif sangat mu-
Angka dalam kurung menyatakan jumlah unit item bersangkut-
dah dilakukan karena cukup sederhana. Namun demikian, jika jenis
an dibutuhkan untuk pembuatan tiap unit parent-item. Misalnya, un-
produk akhir yang akan diproduksi cukup banyak dan beragam de-
tuk memproduksi satu unit 5A-1 dibutuhkan satu unit item sA-2 dan 2
ngan product structure tree yang relatif panjang maka perhitungan ke-
unit item P-4. Untuk membuat satu unit item 5A-2 dibutuhkan 1 unit
butuhan bahan menjadi sangat melelahkan apabila dilakukan secara
item P-l dan satu unit item P-2. Demikian seterusnya dengan item-
manual. Terlebih lagi jika pada produk-produk itu terdapat common
item yang lain.
items (item yang sama). Untuk memudahkan cara perhitungan dengan
seperti terlihat dalam gambar 8.3 Product structure untuk penggunaan teknologi komputer maka product structure tree dirobah
Produk A dihasilkan dari semua sub-asemblY, part dan komponen se- ke dalam bentuk format data file yang disebut bill of materials.
cara bertahap. Produk akhir yaitu A dibuat dengan cara merakit 1 unit
Ada beberapa format data yang ditampilkan dalam bill of ma-
sub-assembly sA-t dengan 2 unit part P-i dan 1 unit sub-assembly
terials antara lain ialah singleJevel bill, indented bill, summarized
SA-2 di stasiun kerjaWlC B0l. Sub-assembly 5A-f dibuat dengan me-
bi I l, si ngle-level where used bil I dan indente d where-used bil I (S m ith,
rakit 1 unit sub-ass embly sA-2 dan 2 unit part P-4. Sub-assembly sA-2
Spencer.B. l9B9).
dibuat dengan merakit 1 unit part P-l dan 1 unit part P-2 di stasiun
kerjawlC 701. Part P-3 diproduksi melalui 3 tahapan proses operasi * Singlelevel bill of materials
yang berturut-turut adalah stasiun keria WIC 201, WIC 20i dan WlC
Single-level bill of materials adalah sebuah file yang memperli-
601 sedangkan part P-4 dibuat melalui 3 tahap operasi yaitu stasiun
hatkan hubungan antara produk akhir dan setiap part, komponen dan
kerja wlC 101, wlc 102 dan wlc 202. part P-t dibuat melalui wc
sub-assembly yang bersifat langsung seperti terlihat pada Cambar 8.4.
I01 dan wtc t02 dan part P-2 melalui wlc 101 dan wlC 202, Ml,
M2, Mi dan M4 adalah bahan baku yang masing-masing digunakan
untuk pembuatan part P-\, P-2, P-j dan P-4'
150 Pe rencanaan dan Pe;ngendalian Produksi Pe re nconoon Opg rosi onal 151
*
SUMMARIZED BILT OF MATERIALS pembuatan bahan tersebut pada suatu ketika tidak tersedia baik karena
faktor kerusakan mesin, kesibukan mesin yang memuncak dan lain-
Product Code
Product Name
lain. Tetapi, timbulnya persediaan bahan lebih sering disebabkan oleh
Stock No. kebijakan pembuatan yang menggunakan prinsip penggabungan ke-
Quan- Stock butuhan untuk beberapa periode ke depan dalam sebuah /ot untuk
l-evel Description Unit Source
titv No. meminimumkan biaya pengadaan bahan tersebut. Misalnya, jumlah
0 I 2 3 1 Each Manufactured
part X dibutuhkan dalam 4 minggu ke depan adalah 50 unit dengan
A I Each Manufactured
rincian sebanyak 10 unitdibutuhkan pada minggu ke 5, t5 unit pada
SA-1 2 Each Manufatured
minggu ke 6, 12 unit pada minggu ke 7 dan 13 unit pada minggu
sA-2 1 Each Manufactured
P-1 2 Each Manufactured ke B. ldealnya, masing-masing kebutuhan tersebut dipenuhi dalam 4
P-2 2 Each Manufactured proses operasi. strategi operasi lotfor /ot ini tentu tidak menimbulkan
2 Each Manufactured persediaan karena jumlah part yang dibuat persis sama dengan jumlah
P-3 2 Each Manufaclured kebutuhan untuk periode tertentu saja.
Gambar 8.6 Summa rized Bill of Materials Produk A Tetapi strategi operasi lot for /ot ini sering tidak efisien ditin-
jau dari biaya apabila biaya setup relatif tinggi atau fasilitas produksi
8.2.21 nformasi Pendukung terkait akan mengalami situasi under capacity. situasi under capacity
Proses penguraian kebutuhan bahan untuk memenuhi jadwal akan terjadi apabila proses operasi menggunakan mesin-mesin non-
induk produksi berdasarkan bill of materia/s disebut proses eksploitasi automatic atau sern,-automatic yang pada urnumnya berkapasitas be-
(MPS exptotion of BoM). Proses ini akan diuraikan lebih rinci pada ba- sar. Dalam keadaan seperti ini, beberapa kebutuhan digabung dalam 'l
gian selanjutnya. Agar proses eksploitasi dapat dilakukan secara baik, atau 2 /ot pembuatan. Hal ini tentu akan meminimumkan biaya setup
maka beberapa data dan informasi pendukung harus tersedia antara dan biaya pembuatan per unit (unit machining cost) tetapi akan tim-
lain yang utama ialah status persediaan (inventorY status), waktu an- bul biaya persediaan (inventory carrying cost) karena tidak semua part
cang-ancang(tead times), biaya pemesanan dan penyimpanan perse- atau komponen yang dihasilkan tersebut akan terkonsumsi segera.
diaan (ordering and inventory carrying costs). Kembali kepada operasi eksploitasi, apabila kebutuhan jumlah
kotor (gross requirements) telah dihitung maka jumlah kebutuhan
* Status Persediaan
bersih (net requirements) dihitung dengan mengurangi gross require-
Dalam operasi manufaktur di lantai pabrik, kebijakan penangan- ,nents sebanyak jumlah persediaan yang ada. Tabel 8.2 adalah sebuah
an bahan khususnya bahan-bahan yang dibuat sendiri (manufactured contoh bagaimana net requirernents ditentukan pada setiap periode.
items) sering dibedakan atas dua tipe yaitu bahan dengan persediaan
dan bahan tanpa persediaan. Kebijakan pengadaan bahan dengan Kebutuhan bersih : (Kebutuhan kotor) - (Persediaan)
152 Pe renconaon dan Pengendalion Produksi Pe r e nconaan Ope rasi ona I 153
Tabel 8.2 Hubungan Antara Kebutuhan dan Persediaan bahan untuk memenuhi jadwal yang telah ditentukan bila bahan terse-
Untuk ltem A but harus sudah selesai dibuat. Misalnya produk akhir atau Produk A
yang dirakit dari item SA-2, SA-l dan part P-3 harus sudah selesai pada
Minggu
Uraian minggu ke 6 dan waktu ancang-ancang pengolahan (proses perakitan)
.3 4 5 5 7 B 9 10.
16 16
adalah 1 minggu, maka sub-assembly SA-2, SA.l dan part P-3 masing-
Kebutuhan kotor 21 21 23 23 23 16
masing harus sudah tersedia untuk dirakit pada minggu ke 6-1 : 5
Persediaan A 75 54 33 10 0 0 0 o 0 atau minggu ke 5.
Kebutuhan bersih 0 0 0 13 23 16 16 16
Mengacu kepada daftar kebutuhan bersih Produk A dan status
persediaan awal sebanyak 75 unit maka jumlah Produk A yang harus
Tabel 8.2 menunjukkan bahwa pada awal minggu ke 3 jumlah perse-
diproduksi pada minggu ke 6, 7 dan 8 masing-masing adalah sebanyak
tliaan item A ialah 75 unit. Dalam minggu ke 3 dibutuhkan item A 13 unit,23 unitdan 23 unit. KarenaitemsA-t adalah salah satu kom-
sebanyak 21 unit. Jumlah ini disebut kebutuhan kotor (gross require- ponen yang dibutuhkan untuk membuat produk A dengan komposisi
rnents). Jumlah kebutuhan kotor item A sebanyak 21 unit pada minggu 'l:1 maka jumlah kebutuhan kotor item 5A-1 untuk memenuhi kebr.r-
ke 3 sepenuhnya dapat dipenuhi dari persediaan yang ada sebanyak
tuhan tersebut adalah juga 13 unit, 23 unit dan 23 unit. Tetapi karena
75 unit. Dengan demikian, kebutuhan bersih pada minggu ke 3 adalah
waktu ancang-ancang proses perakitan produk A dari komponennya
0 dan persediaan item A pada akhir minggu ke 3 adalah 54 unit- Perse-
adalah satu minggu ke maka item SA-1 sudah harus tersedia sebanyak
diaan ini juga dapat digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan jumlah yang disebut di atas 1 minggu ke sebelumnya yaitu pada ming-
kotor pada minggu ke 4 sehingga kebutuhan bersih minggu ke 4 gu ke 5, 6 dan 7 sepertiterlihat pada Cambar 8.7.
juga adalah 0. Persediaan pada akhir minggu ke 4 menjadi 33 unit'
Demikian juga halnya dengan minggu ke 5, semua kebutuhan dapat Persediaan awal item 5A-I adalah sebanyak 30 unit dan tidak
dipenuhi sehingga kebutuhan bersih adalah 0 dan persediaan pada ada kebutuhan sebelum minggu ke 5 dan pada minggu ke 5 dibutuh-
akhir minggu ke 5 hanya tinggal 10 unit. Tetapi pada minggu ke 6, kan sebanyak '13 unit maka pada akhir minggu ke 5 akan ada persedia-
jumlah persediaan yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan kotor an sebanyak 17 unit. Jumlah ini digunakan untuk menutupi sebagian
sebanyak 23 unit. Dengan demikian, jumlah kebutuhan bersih adalah kebutuhan pada minggu ke 6 sebanyak 23 unit sehingga kekurangan
23 -10 : 13 unitdan persediaan padaakhirminggu ke 6 menjadi 0, pada minggu ke tersebut hanya sebanyak 6 unit dan pada minggu ke
demikian seterusnya. 7 sebanyak 23 unit. Jumlah kekurangan ini dikenal sebagai kebutuhan
bersih (net requirements) yang harus diproduksi. Demikian seterusnya
* Waktu Ancang-Ancang dilakukan sehingga sampai pada level yang paling bawah untuk me-
Waktu ancang-ancang (lead time) ialah lamanya waktu dibu- ngetahui kebutuhan bersih setiap irem baik paft, maupun komponen
tuhkan terhitung dari saat kebutuhan diidentifikasi, pembuatan order dan sub-assembly sefta bahan baku yang dibutuhkan dalam proses
pengadaan, penyampaian order hingga order diterima dan bahan yang manufaktur.
dibutuhkan siap untuk digunakan. Data dan informasi mengenai waktu
ancang-ancang diperlukan untuk menentukan jadwal kebutuhan suatu
:
:a
* ncon aan Ope r osi ono I
154 Perenconaan dan Pengendalian Produksi ii
6
Pe r e t55
*
Kebutuhan item A sub-item. Misalnya 5A-1 adalah parent item terhadap SA-2 dan p4
Persediaan awal 75 unil
dan kedua bahan ini adalah sub-tem terhadap 5A-/. Demikian juga,
Minggu 5A-I adalah sub-item terhadap A dan A adalah parent-item terhadap
Uraian
3 4 5 6 7 I 9 to SA-T.
Kebutuhan kotor item A 2'.| 21 23 23 23 23 l6 t6
Persediaan A 75 54 33 10 0 o o 0 0
Level 0
Kebutuhan bersih A 0 0 0 13 23 23 16 16
Persediaan SA-, 30 30 30 17 0 0 0 0
Jumlah kebutuhan kotor suatu item ialah banyaknya suatu item Tabel 8.3 menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan bersih item X ialah
dibutuhkan yang dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan parent-item sebanyak 68 unit yang terdiri dari 1 3, 12, 13,'10, 10, 5 dan 5 masing-
nya. Dalam praktek, jumlah kebutuhan kotor sering tidak hanya di- masing untuk minggu ke 6,7, B, 9,10, 11 dan 12. Bila jumlah item
tentukan oleh jumlah kebutuhan parent-item tetapi juga kebutuhan- X harus diproduksi persis sebanyak 13 unit pada minggu ke 6, se-
kebutuhan lain terhadap item tersebut misalnya kebutuhan service banyak 12 unitpadaminggukeT, sebanyak 13 unitpadaminggu ke8
paru (bila item tersebut juga dibutuhkan untuk keperluan mainte- dan seterusnya maka tidak ada sisa yang akan menjadi persediaan dari
nance di samping untuk pembuatan produk jadi)dan kebutuhan lain- item tersebut pada akhir setiap periode. Bila waktu ancang-ancang un-
nya. Bagaimana logika perhitungan kebutuhan kotor telah dijelaskan tuk setiap /ot adalah 1 minggu ke maka jadwal pemesanan adalah
dalam uraian di atas yaitu seperti ditunjukkan dalam Gambar 8.7. seperti terlihat pada Tabel 8.4).Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pembuatan item X secara lot for /ot hanya efisien apabila biaya setup
{. lumlah kebutuhan bersih (net requirements) relatif kecil dibandingkan dengan biaya penyimpanan jika pembuatan
Jumlah kebutuhan bersih (net requirements) suatu item ialah dilakukan sebanyak 68 unit sekaligus.
jumlah kebutuhan kotor (gross requirements) item tersebut dikurangi
Bila untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang jumlahnya se-
dengan f umlah persediaan. Jumlah kebutuhan bersih adalah nol apa-
banyak 68 unit dilakukan dalam satu /ot dan lamanya waktu dibutuh-
bila jumlah persediaan item tersebut sama atau lebih besar dari jumlah
kan untuk pembuatan /ot tersebut adalah 2 minggu ke maka pemesan-
kebutuhan kotor. Jumlah kebutuhan bersih pada setiap periode adalah
an harus sudah dilakukan pada awal minggu ke 4 supaya pada awal
dasar dari perencanaan pembuatan order (pemesanan bahan) dan ke-
minggu ke 6 jumlah item X harus sudah tersedia sebanyak 68 unit.
butuhan kapasitas setiap stasiun kerja yang terkait dengan pembuatan
bahan tersebut. Jika dikurangi dengan kebutuhan bersih pada minggu ke 6 se-
banyak 13 unit maka jumlah item Xyang sisa adalah sebanyak 68 - 13
* Penentuan ukuran lot (lot sizing) unit : 55 unit. Sisa ini menimbulkan biaya penyimpanan. Situasi ini
Penentuan ukuran /ot adalah suatu konsep yang berkaitan de- ditunjukkan dalam Tebel 8.5.
ngan upaya meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam pemesan-
Biaya penyimpanan ini harus dipertimbangkan secara cermat, * Proses Eksptoitasi Detail
karena apabila jumlahnya relatif besar maka mungkin lebih baik di- Berpedoman kepada konsep perhitungan kebutuhan kotor, ke.
lakukan pembuatan secara lotfor /ot atau membagi atas beberapa lot butuhan bersih, penentuan ukuran /ot dan offsettingseperti telah diu-
jika cara ini lebih efisien misalnya 38 unit dalam /ot pertama dan 30 raikan dimuka maka proses eksploitasi produk akhir A seperti tertera
unit dalam /ot kedua. Penentuan ukuran lot pada dasarnya adalah dalam jadwal induk produksi untuk menemukan kebutuhan bahan-
penetapan jumlah ltem dalam sebuah /ot yang memberikan total biaya bahan pada setiap level datam product. structure tree/ bill of materials
setup dan biaya penyimpanan yang minimum. Ada berbagai model adalah seperti terlihat pada cambar g,9. Telah dijelaskan bahwa jum-
pendekatan dalam penentuan ukuran /ot yang optimum, beberapa di lah kebutuhan sub-item adalah perkalian antara jumlah parent-item
antaranya ialah Economic lot Quantity (EOQ), part Period Balance dengan jumlah unit sub-item per unit parent-item. Misalnya, jika se.
(PPB), Period order Quantity (POQ), Least t-lnitCost(L\JC), LeastTotal tiap unit parent-item membutuhkan 2 unit sub-item dan jumlah kebu_
tuhan bersih parent-item adalah 40 unit maka jumlah kebutuhan t oto,
Berdasarkan proses eksploitasi di atas, program manufacturing a. Capacity Planning Factors (CpD
tentatif di lantai pabrik adalah sebagai berikut: Capacity Planning Factor adalah unit konversi yang digunakan
untuk mengkonversikan rencana output stasiun kerja ke daram jum-
162 Perencanaon dan Pengendalian Produki Pe r e ncanoon Ope rasi onal 163
lah unit kapasitas yang dibutuhkan untuk memproduksi jumlah out-
memudahkan pemahaman terhadap teknik ini akan digunakan kem-
put tersebut. Teknik ini mendasarkan perhitungan kebutuhan kapasi-
bali product structure tree seperti tertihat pada Gambar g.r 0.
tas standar. Ada beberapa cara untuk menentukan kapasitas standar,
salah satu di antaranya ialah berdasarkan rata-rata kapasitas riil selama
satu tahun terakhir. Kebutuhan kapasitas rata-rata ialah jumlah kapasi-
tas yang digunakan pada masa lalu misalnya dalam tahun lalu dibagi
dengan jumlah unit output yang dihasilkan dalam periode tersebut.
Misalnya, dalam tahun lalu, total kapasitas yang digunakan oleh selu-
ruh stasiun kerja terkait ialah 10.000 jam dengan jumlah output 2.000
unit. Berarti, standar kebutuhan kapasitas ialah 10.000 jaml2.000 unit
: 5 jam per unit. Jika jumlah yang akan diproduksi tahun depan se-
suai dengan jadwal induk produksi 2500 unit maka total kebutuhan
kapasitas standar ialah 2.500 x 5 jam/unit : 12.500 jam.
,l
ll
I
dalam lot; Sebagai contoh, waktu setup rata-rata stasiun keriaWlC 801 I Tabel 8.7 Waktu Standar Per Unit
ialah 1.5 jam /20 unit :0.075 jam. Selanjutnya, dengan menjumlah- ii
Kode No No Setup Waktu opera- Waktu Stan- Ukuran
kan waktu setup rata-rataWlC 801 yaitu 0.075 jam/unit dengan waktu ::
Item Operasi wc 0am) si (iam/unit) dar (jam/unit) Iot Rata-rata
operasi sebesar 0.80 jam/unit maka diperoleh waktu standar per unit A 1 BOI t.50 o.Bo 0.875 20
pada stasiun kerja WlC 80l yaitu 0.875 jam /unit. Dengan cara yang ,j' SA-I I 701 1.50 0.60 0.700 t5
SA-2 I 701 t.50 o.50 0.600 t5
sama maka dapat ditentukan waktu standar per unit pada setiap sta-
P-t 2 102 0.80 0.3s 0.377 i0
siun kerja seperti terlihat pada Tabel 8.7. f I 101 o.50 0.2s 0.267 30
,
yang dihasilkan dihitung dengan cara menjumlahkan semua waktu 801 o.875 o"875
701 0.700 1.200 1.900
standar yang terkait dengan pembuatan item tersebut pada stasiun
60r r.300 1.300
kerja yang sama. Misalnya per unit produk A yang dihasilkan mem- 203 1.480 1.480
butuhkan 0.875 jam pada WIC 801 dan per unit 5A-, membutuhkan 202 0.900 0.900
0.200 jam pada WIC 701 . Per unit 5A-2, dibutuhkan 0.600 jam pada 201 0.860 0.860
102 o.734 r.060
WtC 7Ot . Bill of capacity per unit produk A pada setiap stasiun kerja o.754 2.548
101 o.484 0.450 0.534 1.468
terkait adalah seperti terlihat pada Tabel 8.8.
166 Pe rencanaan dan Pengendali an Produksi Pe r e nconaan Ope rasi ona I 167
Seperti ditunjukkan dalam Cambar 8.9, jumlah produk akhir A Tabel 8.10 lnput-O;utput KapasitasW/C 7Ol
yang akan diproduksi menurut jadwal induk produksi dikoreksi de- Minggu
Uraian
ngan cara mengurangi jumlah persediaan sehingga kebutuhan bersih 3 4 5 6 7 8
menjadi 6,23,23, 16, 16 unit yang harus diproduksi berturut-turut lnput (iam) 1 1.40 43.70 43.70 30.40 30.40
pada minggu ke 4, 5, 6,7 dan 8. Besarnya kebutuhan kapasitas setiap Output (jam) 35.00 35.00 35.00 35.00 35.00
Deviasi(jam) 23-60 (8.70) (8.70)
stasiun kerja untuk memproduksi jumlah tersebut adalah seperti ditun- 4.64 4.60
jukkan dalam Tabel 8.9. Terlihat bahwa pada minggu ke 5 dan 6 diperkirakan akan terjadi
kekurangan kapasitas masing-masing sebesar 8.78 jam sedangkan
Tabel 8.9 Perkiraan Ke,butuhan Kapasitas Jangka Pendek
pada minggu ke 4, 7 dan B akan terjadi surplus kapasitas. perlu diten-
No. Minggu tukan kebijakan untuk mengatasi kekurangan dan ketebihan kapasitas
BoC 0am)
wc 3 4 5 6 7 B 9
tersebut karena keduanya menimbulkan beban biaya di lantai pabrik.
801 o.875 5.25 20.13 20.1 3 14.00 14.00
c. Time-Phased Bitt of
Capacity OpBoC)
601 r.300 7.80 29.90 29.90 20.80 20.80
Time-Phased Bill of Capacity sering juga disebut product load
203 1-480 8.88 34-O4 34.O4 23.68 23.68
profile menetapkan kebutuhan kapasitas berdasarkan backward sche-
202 o.900 5.40 20.70 20.70 14.40 14.40
duling terhadap jadwal induk produksi dengan menggunakan waktu
201 o.860 5.16 19.78 19.78 13.76 13.76
40.77 40.77
ancang-ancang standar. Untuk memudahkan pemahaman terhadap
102 2.548 15.29 58.60 58.60
102 1.465 8.79 33.70 33.70 23.44 23-44 teknik ini perhatikan kembali product structure tree seperti terlihat
pada Cambar 8.10. Pertama-tama susun data rute operasi, dan data
Kebutuhan kapasitas tersebut kemudian dibandingkan dengan
kapasitas standar stasiun kerja, misalkan seperti terlihat di bawah ini.
kapasitas yang tersedia periode per periode sepanjang rentang waktu
perencanaan (planning horizon) untuk mendapatkan informasi pada * Data Rute Operasi
periode mana terjadi defisit dan periode mana yang mengalami sur- Misalkan data rute operasi, waktu setup dan waktu operasi pada
plus sehingga dapat disusun strategi untuk mengatasi masalah kapasi- setiap stasiun kerja terkait adalah sepertiterlihat dalam cambar 8.12.
tas defisit dan surplus tersebut. Perlu dicacat bahwa dalam perhitungan
DATA RUTE
kapasitas ini, jumlah kebutuhan harus didasarkan kepada kebutuhan Kode Produk
bersih setiap item mulai dari item pada level 0 (produk akhir) sampai Nama Produk
item pada level paling bawah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Kode ltem No Operasi No WC Sefup Waktu operasi Waktu Pindah
dalam membuat analisis kapasitas jangka pendek, hanya kapasitas 0am) 0am/unit) 0am)
A I 801 1.50 4.80 4.0
stasiun kerja kritis (bottleneck work center) saja yang perlu diidentifi-
SA-I I 701 1.50 o.60 4.O
kasi dan dianalisis. Misalkan stasiun kerja WC 701 adalah bottleneck SA-2 I 701 1.50 0.sa 4-O
work center Terhadap stasi un kerja i ni di lakukan anal isis i nput-output P-1 2 102 o-Bo 0.is 4.0
sebagai berikut: I tot o.5a o.25 4.O
t70 Perencanoan dan Pengendalian Produksi P e r e ncanaan Ope rasi ona I t7t
berdasarkan perhitungan mundur dari jadwal selesainya produk se- Tabel 8.12 Backward Scheduling
pertitertera dalam jadwal induk produksi.
Item fumlah No. wtc Mulai Selesai Kapasitas
(Unit) Operasi No. Minggu Iam
d. TimePhasedCapacity Requirements
A 2i I BOt
Minggu lam 0am)
6 21 7 1 19.9
Time-Phased Capacity Requirements menghitung kebutuhan SA-1 2i 701 "t7
1 5 36 6 20.7
kapasitas setiap stasiun kerja berdasarkan proses backward schedul- sA-2 23 701 'r9
I 5 5 32 t 3.o
ing hanya saja dalam pendekatan ini tidak digunakan bill of capac- P-1 23 2 102 5 6 t
J r5 8.9
ity. Kebutuhan kapasitas pada setiap stasiun kerja dihitung dengan 2i I t0t 4 35 5 2 6.3
cara mengalikan jumlah unit yang akan dikerjakan pada stasiun kerja P-2 23 2 202 5 2 5 15 12.'.|
tersebut dengan waktu operasi/unit dan kemudian ditambah dengan 2i 1 10t 4 32 4 38 5.1
waktu setup. Untuk memudahkan pemahaman terhadap pendekatan P4 46 3 202 5 13 5 32 l9.o
ini, maka di bawah ini diberikan sebuah contoh bagaimana proses 46 2 t02 4 34 5 9 14.6
dah tersedia pada jadwal tersebut. Untuk itu, jadwal selesai dan mulai proses operasi pernbuatan ketiga item tersebut harus sudah dimulai
operasi masing-masing item tersebut ditentukan satu per satu secara masing-masing pada minggu ke 5 jam ke 19, minggu ke 5 jam ke 36
sistematis seperti terlihat dalam Tabel B.12. dan minggu ke 4 jam ke 2g- Dari seluruh proses operasi yang harus
dilakukan maka pembuatan part P-3 pada w/c 201merupakan jadwal
paling awal yaitu pada rninggu ke 4 jam ke 28.
Dari Tabel 8.12 dapat disusun Daftar order dan Jadwal Operasi setiap
order yang menunjukkan kapan setiap order diharapkan dapat dimu-
lai, pada stasiun kerja yang mana operasi awal dimulai dan berapa
banyak dikerjakan.
* Pembatas
Tabel 8.13 memperlihatkan bahwa proses operasi pengerjaan part
Beberapa pembatasan (constraints) yang digunakan
P-|, P-3 dan P-4 diharapkan sudah dapat dimulai pada minggu ke 4 dalam mo-
del tersebut ialah
masing-masing sebanyak 23, 46 dan 46 unit, sedangkan proses ope-
rasi pengerjaan part P-2, sub-assembly 5A-I dan 5A-2 dimulai pada
. Kapasitas maksimum dan minimum stasiun
kerja
minggu ke 5. Khusus pembuatan sub-assembly SA-2 sebanyak 23 unit
. Panjang antrian maksimum dan minimum
mulai dikerjakan pada minggu ke 5 dan sebanyak 23 unit lagi dibuat
. Delay maksimum dan minimum
pada minggu ke 6. o Work-in-progress maksimum dan minimum
o Waktu ancang-ancang maksimum dan minimum
12O, 24A, 160, 37O, 100, 1 25, 50, 180 dan 160 jam-mesin. Rencana output 185 185 185 t85 185 185 185 185 185 r85 185
Besarnya beban kerja yang menunggu pada awal periode di- Panjang antrian r50 215 150 205 180 365 280 220 B5 80 55 204
Larna delay 1.l "t.2
perkirakan 150 jam-mesin. Waktu ancang-ancang pada sta- 1.1 0.8 1.0 2.O 1.5 0"5 o.4 0.3 1.16
Rencana WiP 400 335 390 365 550 465 445 270 265 240 389
siun kerja tersebut ditetapkan 2 minggu.
Waktu ancang-an- 2.2 1.8 L. t 2.O 3.O 2.5 1.5 1.4 r.3 2.00
Data perkiraan kebutuhan kapasitas pada stasiun kerja terse- cang
but menunjukkan bahwa dalam periode '10 minggu ke depan, Seperti terlihat dalanr Tabel 8.'t4, pacla kapasitas '185 jam-rnesin per
total kebutuhan atau permintaan kapasitas untuk mengek- minggu, waktu ancang-ancang pada stasiun kerja tersebut bervariasi
sekusi jadwal induk produksi ialah: antara 1.3-3.0 minggu ke dengan rata-rata 2.0 minggu. Waktu ancang-
10 ancang rata-rata sarna dengan atau mendekati waktu ancang-ancang
Total input: It, : 1755 jam-mesin
yang ditetapkan, tetapi pada minggu ke 5 dan 6 terlihat agak berlebih-
t=1
an yaitu 3.0 minggu ke dan 2.5 minggu. Pada minggu ke B, 9 dan 10,
lnput rata-ratu : 7 : I,r*1-t)/r IIT(T +1)t2l stasiun kerja memperlihatkan waktu ancang-ancang yang lebih rendah
t=1 dari yang ditetapkan.
, '191 jam-mesin Perlu dipahami bahwa upaya untuk menurunkan waktu ancang-
'10 ancang yang ekstrim misalnya dengan penambahan kapasitas khusus
Kumulatif input : R, : Qo + I,, pada periode tersebut akan selalu menimbulkan dampak penurunan
150 +'117s5 jam-mesin waktu ancang-ancang pada periode berikutnya sehingga pemerataan
yang diharapkan akan sulit dicapai. Misalkan pada minggu ke 5 di-
1905 jam-mesin
harapkan waktu ancang-ancang sebesar 2.5 minggu. Untuk mencapai
Minggu
pelepasan order dilakukan. Penjadwalan operasi berkenaan dengan
No. Item No.
Order W/C 3 4 5 6 7 B 9 l0 penentuan order-order mana yang telah benar-benar siap untuk dimu-
A 801 23 lai pengerjaannya pada masing-masing stasiun kerja jika periode atau
SA.2 701 23 23 jadwal eksekusi seperti ditunjukkan dalam job order telah tiba.
5A-' 701 23
Perhatikan kembali job orders yang ditunjukkan dalam Tabel
P4 t0t 46
P-3 201 46
8.16. Bila minggu ke 4 telah tiba maka ada 3 order yang akan diek-
P-2 10t 46 sekusi masing-masing ialah pembuatan item P-4, P-3 dan P-| di WlC
P-1 102 23 23 1Ot, WIC 201 dan W/C 102. Jika hanya satu order saja yang sedang
menunggu pada masing-masing stasiun kerja maka tidak ada masalah
Tabel 8.16 memperlihatkan bahwa proses operasi pengerjaaan part
penentuan prioritas karena order tersebut dapat segera dikerjakan apa-
P-t, P-3 dan P-4 diharapkan sudah dapat dimulai pada minggu ke 4
bila semua kebutuhan proses operasi di stasiun kerja tersebut telah
masing-masing sebanyak23,46 dan 46 unit, sedangkan proses ope'
tersedia. Dalam praktek, seringkali beberapa order membutuhkan
rasi pengerjaan part P-2, sub-assembly 5A-I dan 5A-2 dimulai pada
stasiun kerja yang sama pada waktu bersamaan pula. Dalam con-
minggu ke 5. Khusus pembuatan sub-assembly SA-2 sebanyak 23 unit
toh iob order pada Tabel 8.16 misalnya terlihat bahwa pada minggu
perlu dilakukan penentuan urutan prioritas order di antara order-order ukuran kapasitas suatu pabrik lebih ditentukan oleh kapasitas bottle.
tersebut guna memberikan hasi I terbaik. Pengertian hasi I terbaik meru- neck work centre. Jika stasiun kerja ini berkurang kapasitasnya satu
juk pada tercapainya seluruh atau sebagian besar sasaran berdasarkan r-rnit maka pabrik tersebut akan berkurang kapasitasnya sebesar 1 unit
5 kriteria berikut: jadwal penyelesaian tepat waktu (meetingdue date), dan demikian sebaliknya seperti ditunjukkan oleh Cambar 8.15. Dari
waktu ancang-ancang yang minimum (minimum lead time), waktu set- kelima stasiun kerja tersebut, WC '102 mempunyai kapasitas terkecil
up yang minimum (minimum setup time), work-in-progress yang mini- yaitu 17 tonljam. Dengan demikian, kapasitas maksimum lini produk-
mum (minimum work-in-progress) dan tingkat utilisasi stasiun kerja si tersebut hanya 17 ton /jam walaupun stasiun kerja lain mempunyai
tinggi (maximum work center utilization level). kapasitas yang jauh lebih besar. Apabila kapasitas stasiun kerja WC
102 karena adanya berbagai masalah, seperti penjadwalan tidak di-
.Walaupun penjadwalan operasi demikian penting karena sa-
lakukan secara optimum sehingga hanya dapat dimanfaatkan sebesar
ngat menentukan tercapainya ke lima kriteria yang telah dijelaskan di
l5 ton/jam maka kapasitas lini tersebut juga turun menjadi hanya l5
atas, dalam praktek sangat sulit ditemukan prioritas yang benar-benar
ton/jam. Penjelasan di atas menunjukkan betapa penjadwalan operasi
memuaskan seluruh kriteria tersebut. Oleh karena itu untuk setiap or-
pada bottleneck work center demikian penting dalam mempertahan-
der sering harus dilakukan analisis 'untung-rugi' (tradeoff analysis)
kan kapasitas manufaktur yang tinggi.
antara satu kriteria dan kriteria lain. Misalnya, terhadap order teftentu
apakah tercapainya jadwal penyelesaian tepat waktu lebih penting
dari pada tingkat utilisasi stasiun kerja yang tinggi apabila keduanya
tidak dapat dicapai secara simultan. Untuk menyederhanakan perma- 20 tonljam 17 ton{am 25 ton/jam 22lonfiam 20 ton/jam
salahan tersebut, hanya salah satu kriteria yang paling diutamakan se'
bagai dasar dalam penentuan prioritas order. Gambar 8.15 Rantai Kapasitas Proses Operasi
Teknik penjadwalan operasi dalam situasi stasiun kerja dengan Penjadwalan operasi pada stasiun kerja tunggal relatif sederhana
mesin tunggal (sing/e machine scheduling) memiliki perbedaan yang namun sangat penting. Data-data yang dibutuhkan dalam penentuan
cukup signifikan dengan teknik penjadwalan pada stasiun kerja de' prioritas order-order di stasiun kerja tersebut ialah:
ngan mesin ganda (multiple machine schedulin$. Berikut ini akan o Waktu order ke i telah tersedia (readytime) untuk diproses pada
dibahas teknik penjadwalan pada masing-masing stasiun kerja dengan
stasiun kerja tersebut (R/
mesin tunggaldan mesin ganda. o Waktu proses @rocessing time) yaitu lamanya waktu dibutuhkan
a. Penjadwalan Operasi pada Stasiun Keria Tunggal oleh order ke i pada stasiun kerja tersebut (t/ termasuk waktu setup
Operasi pada stasiun kerja tunggal umumnya terkait dengan sta-
. Waktu selesai (due date) yaitu waktu pada mana order ke i di-
siun kerja kritis (bott/eneck work center). Dalam industri manufaktur, harapkan telah selesai (D/
jumlah stasiun kerja yang bottleneck hanya beberapa buah saja yaitu
1-3 buah dan hanya satu saja yang paling kritis. Suatu stasiun kerja di-
Waktu proses terpendek atau shortest processing time (SPD Qi = Ci -ti -Ri (waktu antri orde ke i)
adalah suatu aturan penjadwalan (scheduling rule) di mana or-
2 6 @ 2 7 3
baik ialah dengan melakuan enumerasi lengkap (complete enu-
Order 3 2 9 @ 4 12
meration) terhadap seluruh order yang ada dan terhadap setiap
,4
sebelumnva
5 @ 6
urutan dihitung total waktu setup atau total biaya setup. Urutan 1 3
yang memberikan total waktu setup atau total biaya setup terkecil 5 I 4 7 3 @
-fl
(a)
Cambar 8.16 (a) Pure FlowshoP TYPe, Contoh: Perhatikan 5 order yang akan dikerjakan secara berurutan
(b) Ceneralized FlowshoP TYPe pada 2 stasiun kerja seperti ditunjukkan dalam Cambar 8.17.
2,3,5 5 'l2xx4 penjadwalan pada dua stasiun kerja yaitu stasiun kerja 1 dan stasiun
3
4 3,5 5 12x54 kerja 6 dengan menggunakan algoritma lohnson. Setelah selesai maka
5 3 7 12354 jumlahkan waktu proses stasiun kerja 1 dan stasiun kerja 3 dan juga
waktu proses stasiun kerja 6 dan stasiun kerja 5. Kemudian lakukan
Jika urutan operasi kedua mesin tersebut digambarkan secara diagram lagi penjadwalan dengan menggunakan algoritm a Johnson terhadap
maka akan diperoleh urutan proses sebagai berikut:
kedua kelompok stasiun kerja (setelah penggabungan). Selanjutnya
o3 l6 33 jumlahkan lagi waktu proses stasiun kerja 1 ,2 dan 3 dan waktu proses
Stasiun Kerja 1 1 2 3 5 4 stasiun kerja4,5 dan 6. Kenakan lagi algoritmalohnson terhadap ke
dua stasiun kerja gabungan tersebut. Demikian seterusnya.
I 2 j 5 4
Stasiun Keria2
lobshop Scheduling
03 15 24 31 36 38
Berbeda dengan flowshop yang melibatkan aliran dari order
Gambar 8.18ladwal Optimal Pada Stasiun Keria 1 dan atau iob melalui serangkaian stasiun kerja, pada iobshop setiap sta-
Stasiun Keria 2 siun kerja disusun menurut fungsionalnya misalnya unit pengecoran
198 Perencanaan dan Pengendalian Produksi P e r e ncanaon Ope rasi onal 199
Kemudian, teknik simulasi dioperasikan dengan menggunakan Tabel 8.25 Status order P,Q" R, 5, T, dan U
masing-masing priority rule di atas dan hasilnya dievaluasi dengan Waktu sekarang 20 Agustus 20xx
menggunakan berbagai kriteria seperti telah diuraikan terdahulu misal-
iob Waktu operasi(iam) Waktu Selesai Keterangan
nya average flow time, average /ateness, maximum tardiness, fraction Direncanakan
of jobs tardy, average queue length dan lain-lain. Salah satu kesimpu- M-1 M-2 M-3 M-4
29 Aeustus 20xx
lan yang diperoleh dari hasil riset dengan teknik simulasi komputer ini P 6 B 4 6
ialah bahwa tidak ada satu priority rule pun yang un88ul dalam semua a 9 4 5 9 2B Asustus 20xx
R B 4 03 September 20xx
kriteria tetapi masing-masing memiliki keunggulan dalam kriteria ter-
3
s B 9 7 6 05 Septembr 20xx
tentu.
T 9 5 01 September 20xx
U 12 10 27 Asustus 20xx
sebuah operasi untuk setiap iob yang diproses. Pada saat ini ada 6 s B 3 7 6 24 96
buah lob yang sedang menunggu, sebanyak 4 buah iob yaitu P, Q R T 9 5 14 72
dan 5 menunggu di mesin M-\, iob f menunggu di mesin M-2 dan iob U 't2 10 21 48
U menunggu di mesin M-3. Lintasan setiap iob di antara mesin-mesin Data-data dalam sel menunjukkan lamanya waktu proses dibutuhkan
ditunjukkan oleh tanda panah yang diberi notasi sesuai dengan notasi oleh masing-masing iob pada mesin proses tertentu. Misalnya iob
masing-masing job. waktu operasi dan tanggal masing-masing iob di- P membutuhkan waktu proses pada mesin M-l selama 6 jam, pada
harapkan selesai (due date) ditunjukkan oleh Tabel 8-25. mesin M-2 selama I jam dan seterusnya. job R tidak membutuhkan
proses pada mesin M-2. iob P, Q R dan S dimunculkan dari dalam
sedangkan dua iob yaitu iob 5 dan f berasal dari luar dan tidak mem-
memecahkan masalah penjadwalan ialah slack per remaining ope- Terlihat bahwa dari keempat job tersebut, iob Q mempunyai s/ack
ration. Slack time didefinisikan sebagai selisih waktu antara waktu time per remaining operatian yang paling kecil. Maka cukup wa.iar
operasi tersedia dengan waktu yang dibutuhkarr untuk mengerjakan apabila iob Q diberikan prioritas pertama di antara ketiga iob lannya.
iob terkait. Misalnya, waktu yang tersedia untuk menyelesaikan iob Berdasarkan rumus di atas terlihat bahwa priority rule ini hanya
terkait adalah 5 hari sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menger-
dapat digunakan apabila rencana jadawal penyelesaian setiap iob (due
jakannya ialah 4 hari maka slacktime adalah 5-4:1 hari. Definisi di
date) diketahui atau telah ditentukan. Di dalam sistem order point in-
atas menunjukkan bahwa slacktime dapat diartikan sebagai besarnya
ventory system di mana jadwal penyerahan tidak diketahui atau tidak
waktu longgar setiap iob. Dengan demikian , slack time per remaining
ditentukan maka priority rule ini tidak dapat digunakan kecuali dilaku-
operation adalah lamanya waktu longgar tersedia dibagi dengan jum-
kan penaksiran jadwal penyerahan terlebih dahulu. Salah satu cara
lah operasi yang tersisa untuk menyelesaikan iob tersebut secara utuh.
simpel untuk menaksir jadwal penyerahan dalam sistem pengadaan
(Sisa Waktu Tersedia) - (Sisa Waktu Operasi) barang-barang untuk persediaan ialah:
Slack time per : ( Posisi Persediaan - Persediaan Keamanan)
Remaining Operation Jumlah Operasi Yang Tersisa Waktu Penyerahan - Tanggal saat ini +
Permintaan Rata-rata per hari
204 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Pe r e ncanaa n Ope r osi ono I 245
i
I
l
o,rity rule yang telah dikenal atau biasa digunakan. Critical Ratio (CR) CR> 1,
adalah sebuah indeks yang dihitung sebagai perbandingan antara
]ob dianggap masih aman (ahead of schedu/e) karena tidak akan
sisa watu tersedia dan waktu ancang-ancang standar dari iob terkait. mengalami keterlambatan penyelesaian
Waktu ancang-ancang standar (standard lead time) mencakup elemen-
elemen waktu pemindahan antar mesin (interoperation time), waktu CR:
',
antri (queue time) dan waktu operasi (operation time). Waktu operasi Job dianggap kurang aman (iust about schedu/e) karena cen-
adalah setup (setup time) ditambah dengan waktu running (running derung mengalami keterlambatan jika hambatan-hambatan yang
time)' tak terduga tidak dapat diantisipasi
sisawaktu Tersedia CR< I,
CR:
Job diperkirakan akan segera berada dalam keadaan terlambat
Waktu Ancang-ancang Standar
(behind schedu/e)
o 4 27 56 2.O7 2 Sama hal dengan Critical Ratio priority rule, parameter QR memberi
R 3 20 80 4.00 3 arti sebagai berikut:
S 4 24 96 4.00 3
QR> 1,
Bilangan CR menunjukkan bahwa semua mempunyai besaran ) 1. Job dianggap masih aman (ahead of schedule) karena tidak akan
Prioritas tertinggi diberikan kepada iob yang mempunyai CR paling mengalami keterlambatan penyelesaian
kecil. iob R dan 5 memiliki tingkat prioritas yang sama karena masing- QR:7,
masing mempunyai CR:4.00
Job dianggap kurang aman (iust about schedule) karena cen-
derung mengalami keterlambatan jika hambatan-hambatan yang
. tak terduga tidak dapat diantisipasi
208 Perencanaan dan Pengendolian Produki Pe re ncanoan Ope rasi ona I 249
1
l
lt
dengan menggunakan teknik overlap scheduling pada Operasi 1 Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa ukuran batch Al
dan Operasi 2. Waktu setup pada Operasi 1 dan Operasi 2 mas- adalah 110 unit dan batch 42 ialah 200-110 : 90 unit.
ing-masing ialah 5, dan 5, dan waktu proses per unit masing-mas-
Perbedaan waktu ancang-ancang dari proses operasi batch A an-
ing P, dan Pr. Waktu transit dari Operasi 1 ke Operasi 2 ialah T,r.
tara operasi overlap dan tanpa overlap operasi dapat dilihat dalam
a:Q,+Q, Cambar 8.22. Tanpa operasi overlap total waktu ancang-ancang
QrPr+T,r+5, > QrPr+T, adalah 9025 menit dan dengan operasi overlap total waktu an-
cang-ancang 6850 menit. Penghematan waktu ancang-ancang
Dari kedua persamaan di atas diperoleh Q, sebagai berikut: adalah 9025-6850 : 2175 menit.
Dengan overlap
Opr 2 Batch Al
Operasi 1 Ql Operasi 1 Q2
2750 5000
2775 2B2S 5025
Keterangan: N
N
m
Waktu setup untuk Batch Al , A2 dan 43
pada Operasi 3
1
lmF "l
f
,I Waktu transit dari operasi t ke operasi 2 Gambar 8.22 Perbandingan Waktu Ancang-ancang Dengan dan
|
,l *roru transitdari operasi 2 ke operasi 3 Tanpa Operasi Overlap
2) Operation Splitting
Gambar 8.21 Overlap Scheduling batch A1, A2 dan A3
Operation splittingadalah operasi di mana seluruh sub-batch yaitu
batch A1, A2, 43 dan seterusnya diproses sepenuhnya secara
Jika Q adalah 200 unit, P,-25 menit, P2-2O menit sedangkan
52: 50 menit dan f,, : 25 menit maka: simultan. Kalau dalam operasi overlap sebuah sub-batch harus
selesai lebih dahulu dan kemudian disambung dengan sub-batch
(20ox2s) - so berikutnya diproses pada mesin yang sama maka pada operation
Qt: 25+20 splitting, semua sub-batch diproses secara serentak sejak dari awal.
1 10 unit
210 Perenconaan dan Pengendalian Produksi Pe re ncanaon Ope r asi ona I 211
I
,l
*
I
I
Hal ini menyaratkan bahwa stasiun kerja terkait harus memiliki 3) Order Splitting
f umlah mesin yang sama banyaknya dengan
jumlah sub-batch.
I Penjadwalan dengan teknik order splitting sering digunakan
Di samping persyaratan perlunya tersedia beberapa mesin seje- dalam situasi yang dapat dikategorikan bersifat darurat seperti
nis yang dapat dioperasikan secara simultan yang berarti investasi adanya keperluan yang sangat mendesak terhadap item tertentu
yang relatif lebih tinggi , operation splittingjuga melakukan bebe- yang sedang dalam keadaan menunggu untuk diproses. Teknik
rapa kali setup pada operasi yang sama sesuai dengan banyaknya ini juga tidak jarang digunakan untuk menghindarkan terjadinya
sub-batch. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hanya pada ope- situasi overloaded pada mesin-mesin tertentu. Misalnya batch A
rasi manufacturing yang memiliki waktu setup yang relatif ren- berukuran Q unit diproses pada sesudah mesin akan membutuh-
dah operation splittingdapat memberikan hasil yang memuaskan. kan waktu operasi selama x jam yang membuat mesin tersebut
Atau dengan pengertian lain, bila rasio antara total run time ter- overloaded. Untuk menghindari hal tersebut maka hanya seba-
hadap setup time relatif tinggi maka operation splitting potensial gian batch A saja yang diproses.
memberikan total waktu ancang-ancang yang relatif lebih kecil.
Oprl Q
Apabila data-data manufacturing yang digambarkan pada operasi
overlap dikenakan dalam situasi operation splitting seperti ditun-
jukkan dalam Cambar 8.23 maka penghematan waktu ancang-
ancang sebesar 4000 menit akan dapat diperoleh.
Baik dalam sistem sentralisasi maupun desentralisasi, dispatch- dan stasiun kerja) untuk kepentingan evaluasi dan perbaikan peren-
menyu- canaan berikutnya. Beberapa data dan informasi yang dikumpulkan
ing listpada umumnya dipersiapkan per hari atau per shift dan
terjadi- pada setiap departemen dan stasiun kerja antara lain status setiap
sun langkah-langkan antisipasi terhadap setiap kemungkinan
tak terduga, order yang telah dijadwalkan, masalah yang dihadapi, sumber daya
nya hambatan misalnya karena kekurangan bahan secara
kerja dan yang telah digunakan, tingkat utilisasi stasiun kerja, efesiensi tenaga
kerusakan mesin dan alat-alat kerja, operator tidak masuk
kerja, status order yang belum terjadwalkan dan lain-lain.
lain-lain.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi Per enconaan Ope rasi onal 215
214
{
Production rcportingdapat dilakukarr dalam 3 mode yaitu a/arm UNRELEASED order STATUS REPORT
DATE:
mode, response mode dan periodic report mode (Smith, S.B-). Alarm
Item Planned
Order No. Order Qty Due Date Reason
mode reportadalah report atau laporan berisikan fakta dan kondisi ter- Item No.
Descr Release
tentu yang disusun untuk mendapatkan perhatian/tindakan segera dari
foreman yang berhubungan dengan kondisi yang dilaporkan. Laporan
seperti ini umumnya ditampilkan dalam layar monitor komputer sehu-
bungan dengan masalah-masalah kerusakan mesin, jadwal penundaan
order yang berlebihan, faktor skrap dan lain-lain.
Laporan yang bersifat response mode pada umumnya berisikan
berbagai pertanyaan (i nq ui ry) tentang kebutuhan-kebutuhan tertentu Cambar 8.26 Unreleased order Status Report
seperti sumber daya, dan juga informasi mengenai status setiap order.
MACHINE UTILIZATION REPORT
seperti order-order yang telah selesai dikerjakan, lokasi penyimpanan, Date:
faktor skrap dan lain-lain serta order-order yang akan dilaksanakan WC No. Description Hours Sched- Hours Worked Utilization (%)
pada hari berikutnya pada masing-masing stasiun kerja. uled
8.8 Pembelian informasi dan fakta-fakta tentang kinerja calon-calon baik yang
. bersumber dari berkas calon yang mengajukan permohonan atau
Pembelian dalam perusahaan manufaktur merupakan salah satu
pun dari sumber-sumber lain seperti internet, majalah bisnis dan
fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi produksi dan fungsi
lain-lain. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
marketing.' Funggi pembelian berkenaan dengan seluruh kebijakan,
pembuatan daftar perusahaan pemasok ialah integritas calon.
keglatan dan tindakan tentang penjaminan kelancaran aliran bahan
yang dipesan dari perusahaan pemasok sehingga dapat diterima di c. Menyeleksipemasok
lokasi pengolahan tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu sesuai Menyeleksi pemasok adalah proses penetapan perusahaan pe-
dengan order yang disampaikan. Pada umumnya, bahan-bahan yang masok yang dipercaya untuk memenuhi kebutuhan bahan yang
dibutuhkan dari perusahaan pemasok cukup beragam antara lain ba- diinginkan. Proses ini dapat melalui proses tender, pemilihan
han baku, partlkomponen teftentu (boughtout items), peralatan kerja, terbatas dan lain-lain. Apabila terkait dengan proses tender maka
sampai kepada mesin-mesin produksi. Sebuah perusahaan manufak- perlu dibentuk panitia yang diberi kewenangan. Berbagai per-
tur sering berhubungan dengan beberapa pemasok tergantung kepada syaratan yang perlu dipenuhi oleh para pemasok harus ditentukan
keragaman bahan atau barang yang dipesan dari waktu ke waktu. Se- secara jelas dan disampaikan kepada setiap calon peserta yang
cara rinci fungsi pembelian dapat diuraikan sebagai berikut: potensial. Pemilihan terbatas adalah sistem seleksi yang dilakukan
secara sederhana dan biasanya terkait dengan pengadaan bahan-
a. Memelihara hubungan dengan pelanggan
bahan yang pemasoknya bersifat khusus.
Memelihara hubungan baik dan harmonis dengan perusahaan-
perusahaan pemasok merupakan suatu kebijakan yang strategis Menyeleksi pemasok adalah salah satu langkah strategis dalam
untuk menumbuhkan hubungan emosional antara kedua belah membangun hubungan baik dalam jangka panjang dengan per-
pihak. Memelihara hubungan harmonis berarti perusahaan man- usahaan pemasok. Dalam sistem tradisional, jumlah pemasok
ufaktur juga harus memahami kesulitan yang dihadapi perusa- selalu diupayakan lebih dari satu untuk menciptakan lingkungan
haan pemasok dalam pengiriman order-order yang disampaikan. yang bersaing di antara para pemasok. Tidak jarang bersarnya
Seperti halnya perusahaan manufaktur, perusahaan pemasok juga pesanan dipecah menjadi beberapa bagian agar setiap pemasok
menghadapi masalah yang berkaitan dengan pengadaan bahan- mendapat bagian. Hal ini tentu tidak sesuai dengan mekanisme
bahan yang dibutuhkan untuk memenuhi orderorder yang diteri- pemesanan yang optimum. Pemecahan order sehingga setiap pe-
ma, masalah keterbatasan kapasitas dan sumber daya lainnya. Per- masok mendapat bagian penting demi terpeliharanya hubungan
masalahan ini harus ditanggulangi bersama agar pesanan dapat baik.
diterima tepat waktu.
Berbeda dengan sistem tradisional, dalam sistem //I, jumlah pe-
b. Mendaftar perusahaan pemasok masok selalu diupayakan sediki dan diutamakan pemasok yang
Mendaftar atau membuat daftar perusahaan pemasok ialah keg- berlokasi dekat dengan pabrik agar pengiriman yang sering tetapi
iatan yang terkait dengan identifikasi potensi dan lokasi perusa- dalam jumlah kecil lebih mudah diimplementasikan.
haan-perusahaan, pemasok yang layak untuk dimasukkan sebagai
calon pemasok. Kegiatan ini berkenaan dengan pengumpulan
h. Membual analisis rantai nilai A adalah jumlah unit produk yang diminta per tahun, S adalah set up
Membuat analisis rantai nilai pembelian antara suppliers-customer cost, H adalah biaya penyimpanan persediaan per unit per tahun (unit
agar perbaikan proses pembelian akan berjalan semakin efisien annual holding cost), f adalah total variable cost dan Q adalah ukuran
dan memberikan nilai atau manfaat yang semakin tinggi kepada batch produksi.
semua pihak yang terkait dengan mata rrantai dalam sistem pem-
Karena kecepatan produksi P unit per hari lebih besar dari per-
belian.
mintaan D unit per hari maka tingkat akumulasi persediaan adalah
sebesar (P-D) unit per hari. Persediaan akan mencapai puncaknya pada
8.9 Operasi Sistem Multiproduk
waktu t, dan jumlah persediaan mencapai tpe-D). Jumlah persediaan
Misalkan sebuah mesin digunakan untuk memproduksi bebe- rata-rata adalah tp(P-D)|2. Karena lamanya waktu dibutuhkan produksi
rapa jenis produk yang berbeda. Mesin tersebut memerlukan biaya adalah t, dan kecepatan produksi P unit perhari maka jumlah produk
setup setiap kali terjadi pergantian tipe produk yang dil<erjakan. Juga dibuat per siklus Q : (to)(n). Dengan demikian, tp:Q/P. Apabila t,
dimisalkan bahwa makin lama mesin tersebut menyelesaikan satu pro- disubstitusi ke dalam persamaan di atas maka:
duk sebelum digunakan untuk membuat produk lain, makin banyak
persediaan dari produk tersebut harus disediakan karena waktu yang a(P-p)_e_ep (8.1)
lebih lama sebelum stasiun kerja tersebut kembali membuat produk 2P22P
tersebut. Dalam situasi ini terlihat dua situasi yang bertolak belakang
yaitu antara setup cost dan biaya persediaan (inventory holding costs).
:9[,-2)
2[
(8.2)
P)
Situasi di atas dapat dijelaskan dengan diagram Cambar 8.29.
(8.3)
r =Z*nfr-9)9
a \ P)2
Tingkat
perse. Cambar 8.30 memperlihatkan hubungan antara besarnya f dengan Q.
diaan
,t Untuk mendapatkan volume produksiyang optimal (Q*) maka f didif-
ferensiasi terhadap Q dan hasilnya disamakan dengan nol.
I
o t' (8.4)
#=-#.+[,-?)=.
tR
+ Waktu
Berikut ini adalah sebuah contoh sederhana bagaimana model Total waktu dibutuhkan untuk menyelesaikan satu run untuk
produksi ini digunakan. Data Tabel 8.29 menunjukkan ada delapan seluruh tipe produk ialah 40 hari. Hal ini berarti untuk setiap tipe
tipe produk yang dibuat pada sebuah mesin yang sama. Jumlah hari produk, bila satu run telah selesai maka run berikutnya hanya dapat
kerja per tahun adalah 300 hari. Jumlah masinS-masing produk dibu- dimulai 40 hari kemudian. Produk V/ dan V/// akan habis sebelum
tuhkan pertahun, tingkat kecepatan pembuatan, lamanya waktu pem- waktu run berikutnya tiba. Produk V/ misalnya, dengan ukuran batch
buatan dan biaya penyimpanan per unit per tahun ditunjukkan dalam 1005 unit dan jumlah permintaan rata-rata per hari adalah 26.7 unit
Tabel 8.29. maka barch tersebut akan habis dalam waktu 38 hari, padahal run ber-
ikutnya hanya dapat dimulai setelah menunggu 40 hari, yang berarti
Tabel 8.29 Data Produl<si Masing-masing Produk
selama 2hari produk V/ akan mengalami kehabisan persediaan.
lumlah Ke. Kecepatan Waktu Biaya Biaya
Tipe butuhan Produksi Produksi Penyimpanan Setup Tabel B.3O Ukuran batch Untuk Masing-masingTipe Produk
Produk (unit/tahun) (hari) ($/unit/tahun) ($)
Ai Pi Ni Hi si (1) (2) (3) (4) (s) (6) (n
I 5.000 200 25 0.15 50 Tipe lumlah Hari Jumlah
Produk Di
Ai Q*i Ni Pi Produksi Hari
il 10.000 450 23 0.40 40
(2)l(4)
(1)/300
Untuk Q*
ut 6.000 300 20 0.50 40
I 5.000 1.9't0 2.62 200 9.55 16.7 115
tv 6.000 150 40 o.35 50
il 10.000 1.470 6.80 450 3.27 33.3 44
2.000 100 20 o.45 30
ilt 6.000 1 .014 5.92 300 3.37 20.o 51
vl 8.000 350 23 0.60 35
tv 6.000 1.407 4.26 150 9.37 20.o 70
vil 7.000 300 24 0.30 20
v 2.000 534 3.75 r00 5.34 6.7 80
vilt 6.000 2so 24 0.s0 20
VI 8.000 1.005 7.96 3s0 2.86 26.7 38*
r99
vil 7.000 r.005 6.97 300 3.3s 23.3 43
vill 6.000 722 8.31 250 2.89 20.o 36*
Dengan menggunakan data produksi yang ditunjukkan dalam Tabel
40.00
8.29, ukuran batch untuk pembuatan masing-masing tipe produk /, //,
224 Pe rencanaan don Pengendoli an Produksi Pe rencanoon Ope rasi onal 225
Analisis di atas menunjukkan bahwa apabila ukuran lot untuk Persamaan (8.4) menjadi lebih sederhana yaitu:
masing-masing tipe produk dilakukan secara terpisah maka sering tim- T = 0N +?,"/ 2N (8.12)
bul keadaan yang tidak wajar seperti ditunjukkan dalam contoh di
Apabila persamaan (8.5) f didifferensiasi terhadap N dan hasilnya
atas. Untuk mengatasi ini, maka perlu dikembangkan formula baru
disamakan dengan nol untuk menemukan f yang optimum maka di-
dengan pendekatan yang mengintegrasikan seluruh tipe produk dalam
peroleh,
sebuah run.
t DN= 6--l- (8.13)
Apabila dilihat kembali persamaan (8.1), ruas kedua pada sisi dT
' =6
2Nt
kanan dari persamaan tersebut menjelaskan total biaya penyimpanan
per tahun. Dengan mensubstitusi A/N untuk Q dari persamaan (8.3), N*= I (8.14)
2O
maka total biaya penyimpanan persediaan per tahun adalah sebagai
zHiAi(1-D IP )
berikut: l, i=1
N*= (8.1s)
n
2b
Hi(-pi t Pi)Ai (8.6) 2IS
j
2N =l
Apabila ada n tipe produk yang diproduksi, maka total biaya penyim- dan Qi=li (8.16)
panan untuk keseluruhan adalah sebagai berikut:
(8.7)
Bila formula dalam persamaan (8.15) digunakan untuk data yang di-
ttzNiui,+i(l-D /P)
i=l tunjukkan dalam Tabel 8.29 maka diperloleh N* : 5.66, atau dengan
Analog dengan total biaya setup untuk n tipe produk kata lain, jumlah run optimum secara bersama ialah 5.66 kali per ta-
hun. Dengan menggunakan hasil perhitungan jumlah run optimum
(B.B)
NT5, ini, dapat ditentukan ukuran batch masing-masing tipe produk seperti
i=I ditunjukkan dalam Tabel 8.31.
Total biaya variabel persediaan yaitu total biaya setup per tahun dan
Tabel 8.31 t)kuran batch Optimumsecara Kolektif
total biaya penyimpanan per tahun adalah:
(1) QI (3) (4) (s)
Tipe Lamanya Q*
r = rvf si + tt zNiniAi(1- Di / Pi) (B.e)
Produk Ukuran /ot
Pi
Jumtah Hari Di Dihabiskan
i=l i=l Qi=Ai/N* Produksi (1)/(2)
oy(4)
Untuk menyederhanakan masalah, dimisalkan: I 883 200 4.4 16.7 53
il 1.767 450 3.9 33.3 53
n
lsi=
i=1
o (8.10)
ilt
tv
1.050
1.060
300
400
3.5
2.7
20.0
20.0
53
53
n
dan !ruiei$-D lPl: 1. (8.11)
i-1
Perencanoon Ope rosi onal 227
226 Perenconoan dan Pengendali an Produksi
t
ilit
(1) (2) (3) (4) (s) Ada beberapa motif pengadaan persediaan yaitu pelayanan,
Tipe Lamanya Q*
Ukuran lol jumlah Hari antisipasi dan spekulasi. Motif pelayanan berkaitan dengan upaya ma-
Produk Pi Di Dihabiskan
Qi=Ai/N'* Produksi (1)/(2)
(1y(4) najemen untuk selalu dapat memenuhi permintaan pelanggan yang
3s3 100 3.5 6.7 53 sewaktu-waktu muncul. Dengan adanya persediaan, maka hanya per-
vt 1.413 350 4.O 26.7 53 mintaan yang bersifat ekstrim yang tidak dapat dipenuhi. Motif antisi-
vil 1.237 300 4.1 23.3 53 pasi berhubungan dengan upaya untuk memenuhi permintaan di masa
vilt 1.060 2so 4.2 20.0 53 yang akan datang yang sifatnya sering tidak menentu. Apabila per-
30.3 mintaan lebih besar dari yang diperkirakan maka kekurangannya akan
Tabel 8.31 memperlihatkan bahwa dengan pendekatan kolektif ini la- dipenuhi dari persediaan. Dengan cara demikian tingkat pelayanan
manya waktu dibutuhkan untuk menghabiskan jumlah produk sebesar kepada pelanggan dapat dipertahankan cukup tinggi. Motif spekulasi
ukuran /ot untuk masing-masing produk adalah sama yaitu 53 hari. Bila berhubungan dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan dari
dibandingkan dengan waktu siklus yang besarnya 40 hari maka terlihat persediaan karena ada dugaan dalam waktu yang tidak lama akan ter-
bahwa tidak ada satu produk pun akan mengalami kehabisan persedi- jadi kenaikan harga. Persediaan akan dijual apabila harga telah meng-
aan sebelum run berikutnya dapat dimulai. Sehubungan dengan ma- alami l<enaikan sehingga keuntungan yang lumayan dapat diperoleh.
salah yang dihadapi dalam penentuan ukuran /ot optimal yang tidak Setiap persediaan membawa efek biaya sedangkan keberada-
wajar sepefti diperlihatkan dalam Tabel 8.31 , Magee dan Boodman annya tidak memberikan nilai tambah kepada produksi. Namun de-
mengusulkan sebuah ruie of thumb yaitu jika lamanya waktu untuk mikian, pengadaan persediaan sering tidak dapat diabaikan karena
menghabiskan persediaan sebesar ukuran /o,t dalam sistem individu- fungsinya sebagai penyangga (buffer) dalam memelihara kelancaran
al lebih dari dua kali waktu siklus seperti ditunjukkan oleh produk- proses produksi dan distribusi. Sehubungan dengan itu, dibutuhkan
produk I dan V maka sebaiknya produk-produk itu diproduksi dengan suatu model tentang jumlah persediaan yang optimum.
menggunakan waktu siklus lain bahkan dapat frekuensi produksinya
Model tentang persediaan telah dikembangkan oleh F. Harris
dikurangi untuk mengurangi biaya persediaan lebih lanjut.
pada awal Abad XX persisnya tahun 1915. Harris adalah orang yang
pertama kali membahas masalah persediaan secara matematis. Pada
8.10 Perencanaan Persediaan
tahun 1930, Wilson kemudian mengembangkan lebih lanjut formula
8.10.1 Ukuran lot Optimum Harris dan kemudian mempublikasikan dan mempopulerkan formula
Hampir setiap sistem produksi membutuhkan persediaan (inyen- tersebut kepada masyarakat industri. Kepopuleran formula Harris yang
tory). Dalam perusahaan manufaktur, dibutuhkan persediaan bahan belakangan lebih dikenal sebagai formula Wilson demikian pesat dan
baku, work-in-progress, produk akhir dan supplies. Di perusahaan jasa oleh sebagian masyarakat industri dipandang sebagai sebuah pemecah-
industri rumah sakit d ibutuhkan persed iaan obat-obatan, bahan-bahan an efektif dari sejumlah masalah yang dihadapi dunia industri. Hasil
makanan, dan peralatan medis. Di kantor-kantor pemerintahan dibu- pengembangan oleh Wilson ini menandai awal dari pengembangan
tuhkan persediaan bahan-bahan administrasi seperti kertas, blanko/ model-model persediaan modern.
formulir, dan peralatan tulis lainnya.
228 Pe rencanoon don Pengendolion Produksi Pe rencanaon Ope rasi onal 229
Model dasar persediaan yang dikembangkan oleh Harris adalah aan rata-rata adalah / unit. Biaya penyimpanan persediaan adalah bia-
seperti terlihat pada Cambar 8.36. Model dasar ini sering dikenal se- ya yang timbul sehubungan dengan penyimpanan satu unit persedi-
bagai model gigi gergaji karena fluktuasi jumlah persediaan dari wak- aan selama satu tahun dengan asumsi bahwa biaya ini bersifat [inier
tu ke waktu memperlihatkan pola seperti gigi gergaji. Misalkan pada terhadap waktu dan jumlah item yang disimpan. Biaya pembuatan
waktu t:0 jumlah persediaan adalah Q unit. Kemudian, dengan ber- pesanan adalah seluruh biaya yang timbul dari kegiatan pemrosesan
jalannya waktu, jumlah persediaan menurun terus karena penarikan sebuah pesanan yang meliputi biaya adminstrasi pembuatan dan pe-
sesuai dengan permintaan. Apabila jumlah persediaan menurun hing- nyampaian order kepada vendor, penerimaan barang yang dipesan
ga mencapai R unit pada waktu t, maka dilakukan pemesanan ulang dari vendor, seleksi barang yang diterima dan menempatkan barang
sebanyak Q unit. Misalkan I adalah lamanya waktu menunggu mulai tersebut ke dalam persediaan (store room) hingga siap digunakan un-
dari pemesanan ulang diproses hingga pesanan diterima dan masuk tuk memenuhi permintaan pelanggan.
ke dalam persediaan. Dengan demikian, jumlah persediaan sebanyak
Seperti halnya pada konsep pengendalian produksi, total bia-
R unit harus cukup untuk memenuhi permintaan selama menunggu ya persediaan per tahun (annual inventory cost) adalah perjumlahan
pesanan ulang tiba.
dari total biaya pemesanan (annual aquisition cost) dan total biaya
penyimpanan persediaan (annual inventory holdingcost). Kedua jenis
biaya ini mempunyai sifat yang berlawanan dalam arti apabila ukuran
/ot pada setiap pemesanan ulang dibuat cukup besar maka frekuen-
si pemesanan akan rendah sehingga total biaya pemesanan menjadi
rendah tetapi total biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah
item dalam persediaan cukup tinggi dan sebaliknya.
Perlu dipahami bahwa dalam prakteknya, jumlah biaya penyimpanan
persediaan tidak semata-mata didasarkan kepada biaya langsung yang
ditanggung untuk menangani persediaan seperti sewa gudang, gajil
t2 upah operator dalam mengelola persediaan, dan biaya kerusakan/ke-
Keterangan:
a : Jumlah pesanan hilangan/penurunan nilai fungsional persedian tetapi juga termasuk
R = Jumlah persediaan minimum biaya alternatif (opportunity cost) yaitu biaya yang dihitung sebagai
ROP - Titik pemesanan ulang
L : Waktu ancang-ancang ekivalen peluang yang hilang akibat adanya persediaan. Peluang yang
hilang ini diartikan sebagai kesempatan untuk mendapatkan bunga
Gambar 8.31 Model Persediaan Harris uang yang hilang akibat adanya persediaan. Besarnya biaya alterna-
Dimisalkan pula bahwa jumlah permintaan terhadap persediaan tif ini dihitung dari nilai finansial rata-rata persediaan dikali dengan
adalah A unit per tahun, harga perolehan tiap potong item persediaan tingkat bunga uang per tahun.
M dan biaya penyimpanan persediaan (inventory holding cost) H per Dengan demikian, total biaya persediaan adalah penjumlahan
unit per tahun, biaya pembuatan order adalah P dan jumlah persedi- dari total biaya pembuatan pesanan + total biaya penyimpanan +
maka
biaya alternatif. Secara matematis, biaya-biaya tersebut dirumuskan
sebagai berikut: 2PA
t : Lp*loru
o 2- *Leiu
2-
(8.17) (t +iu)
z+ (o.zo[to)
**9@*iu)
o 2'
(8.18)
: 212 unit
dimana, A: jumlah item d ibutuhkan/un itltahun
D- Di bawah ini diperlihatkan perbandingan total biaya variabel persedi-
t- biaya pemesanan
aan per tahun pada berbagai ukuran lot mulai dari kecil hingga besar
H: biaya penyimpanan per unit
sebagai berikut:
M: harga item per unit/tahun
i_
t- interest rate rabers'32Perba:!:E:ir::;:'J;y::i:iabetPersediaan
Untuk menemukan ukuran pesanan yang optimum maka dari per- Ukuran Total Biaya Total Biaya Total Biaya
samaan (8.17),7 didifferensiasi terhadap Q dan hasilnl'a disamakan Iot Penyimpanan Pembuatan Order Variabel
Q=212
Pada tanggal 07 September 20xx, ada permintaan yang tidak
segera ditarik sebanyak 250 pcs dan penarikan dari store room akan
dilakukan pada tanggal 10 September 20xx. Pada transaksi seperti ini,
Gambar 832 Total Biaya Persediaan Terhadap L)kuran Lot
kartu mencatat pada kolom alokasi (allocation) sebanyak 250 pcs dan
8.10.2 Kartu Kendali Persediaan alokasi kumulatif (total allocation) 25O pcs. Potensi persediaan tidak
berubah karena item masih berada dalam persediaan tetapi jumlah
Kartu kendali persediaan memegang peranan sangat penting
stok bebas turun menjadi 1 150 pcs.
dalam meniaga ketersediaan setiap bahan mulaidari bahan baku, part,
komponen, sub-assemb/y termasuk supp/ies yang mendukurtg kelan- Perlu diketahui bahwa pemesanan ulang terhadap persediaan
caran administrasi. Kartu kendali persediaan berisi informasi yang akan dilakukan apabila jumlah persediaan bebas telah mencapai atau
lengkap tentang kondisi dan status setiap irem bahan yang dibutuh- berada di bawah batas jumlah persediaan bebas. Karena kartu kendali
kan. Fungsi dari kadu kendali persediaan ialah mencatat semua infor- persediaan mencatat secara lengkap data historis item terkait maka
masi tentang suatu item yang dibutuhkan dalam persediaan sehingga peranan kartu ini sangat penting sebagai sumber data bagi pengelo-
status item tersebut dapat diketahui secara akurat. laan item yang dicatatnya misalnya penentuan ukuran /ot pemesanan
Kartu kendali persediaan dapat berupa lembaran kartu atau pun ulang, titik pemesanan, penggunaan rata-rata per satuan waktu dan
berbentuk file komputer yang semua informasi yang direkamnya cu- yang tidak kalah penting untuk perhitungan biaya persediaan yang
kup lengkap dan mudah diakses. Format dasar kartu kendali perse- akan menjadi salah satu komponen biaya bahan dalam penentuan unit
diaan adalah seperti terlihat pada Cambar 8.33. Bagian atas kartu biaya produksi.
memuat informasi tentang identitas item seperti nomor kode item,
lokasi penyimpanan termasuk nama perusahaan yang menjadi pe-
masok item tersebut. Kolom-kolom di bawahnya mencatat seluruh
O co
dr .g O
l! Dalam pelaksanaan di lapangan ternyata hanya sedikit perusa-
e, 0) ua
(\l
E
haan yang berhasil mengambil manfaat dari model komprehensif ter-
(!
an
o o o u sebut. Sebagian besar ternyata gagal. Faktor utama yang menimbulkan
O trl o o o
(n'=-\
rr)
- =3 O N t)
N
LO
rn c!
N N
o
N
@
kegagalan ialah persyaratan yang dituntut oleh model tersebut sangat
OrE6t
OF
XE.r, =s sulit dipenuhi yaitu data yang digunakan harus mempunyai akurasi
O) Ol Ol O) O) Ol Ol
Or O) Ol Ol yang tinggi. Mengingat model tersebut demikian logis atau sangat ma-
o o o ON O o o O O o Ot
O O o
()
q z s
o \o a O cf) $ h.\ @ Ot
o o N suk akal maka para praktisi tidak ingin meninggalkannya tetapi mere-
0 o o o O o O o o o o o O visinya supaya lebih fleksibel dalam persyaratan akurasi data. Hasil
d
q
z M.
Z = = = = = = revisi disebut Manufacturing Resource Planning yang lebih dikenal
(.) P
Etr..
016= o
Ol Ol N Ot Ot Ol Ol O) Or
o o O o O o O O O
Ot
o O)
O o Ot
Or
o sebagai MRP ll. Tenyata model ini juga mengalami nasib yang sama
Qz #
o
(! Ot
o o O o o Ol O) O) (t)
Ot
O
Ot
o o o O)
O
O) Ot
o O)
o Ot o dengan pendahulunya MRP, karena masalah akurasi data tetap tidak
E E.E 3 $ r.) \o F\ b rn $ t\ @ Ot b
(U(UL6 O o o O cl terpenuhi.
----
-iJd
236 Pe renconoon dan Pengendali an Pr oduksi Perenconoon Ope rosi onol 237
i;
?
Karena persaingan dalam dunia manufaktur semakin keras maka daya baik berupa waktu, biaya, bahan, jam mesin, jam kerja karyawan
para praktisi terus mencoba mengembangkan model-model terbaru dan lain-lain sebagai kelebihan dari jumlah yang seharusnya diguna-
yang mampu meningkatkan efisien pada setiap masing-masing unit kan. Misalnya, untuk menyelesaikan suatu order, apabila dilaksanakan
kegiatan misalnya pada unit pengolahan, unit persediaan, unit peme- dengan metode yang tepat, oleh operator yang kualitasnya tepat dan
liharaan, unit pengadaan dan lain-lain sehingga unit biaya yang mini- menggunakan alat yang tepat maka dibutuhkan waktu penyelesaian
mum dapat dicapai. dalam beberapa jam. Tetapi dalam kenyataan, karena ketiga kondisi
tersebut tidak dapat semuanya dipenuhi maka dibutuhkan waktu lebih
Kendati model-model MRP dan MRP // telah gagal di lapangan,
lama dan kebutuhan bahan yang lebih banyak. Kelebihan jam kerja
faktor keterintegrasian kegiatan yang dibangun oleh model tersebut
dan bahan adalah waste yang dipandang sebagai masalah serius ka-
tetap mendapat penghargaan yang tinggi. Masalah yang timbul apa-
rena akan mengakibatkan total biaya produksi yang semakin tinggi
bila upaya meminimumkan unit biaya dilakukan secara individual
seperti telah diuraikan dalam Bab lV.
atau tidak secara integral dengan kegiatan lain ialah terjadinya asin-
kronisasi dalam pelaksanaan antar unit kerja. Unit-unit kerja pada da-
8.11 Pengukuran Kineria
sarnya saling berhubungan atau berkaitan (interlinkages). Misalnya,
kegiatan pengadaan bahan seperti bahan baku dan suku cadang mesti Pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen atau sub-
disinkronkan dengan jadwal kegiatan manufaktur di lantai pabrik ka- sistem dari sistem produksi. Pengukuran kinerja juga dapat dipandang
rena operasi manufaktur hanya dapat dilakukan apabila semua ke- sebagai sebagai umpan balik yang menjelaskan seberapa baik kinerja
lengkapan seperti gambar teknik komponen-komponen produk yang yang dihasilkan oleh sistem produksi yang telah direncanakan, diim-
akan dibuat, status mesin-mesin produksi, operator termasuk kesedia- plementasikan dan dikendalikan baik dalam jangka pendek maupun
an telah terpenuhi. Bila salah satu kelengkapan tersebut tidak tersedia jangka menengah dan jangka panjang. Proses pengukuran kinerja
tepat waktu maka operasi manufaktur akan gagal dilakukan. Hal ini ialah menyediakan data dan informasi yang dapat diolah untuk meng-
mengisyaratkan bahwa walaupun efisiensi pengadaan bahan dapat di- eval uasi derajad pencapaian target-target kuantitatif dan kual itatif yan g
capai setinggi mungkin, apabila tidak terintegrasi dengan jadwal ope- ditetapkan oleh manajemen. Hal ini mengindikasikan bahwa kriteria
rasi manufaktur di lantai pabrik, maka total biaya tidak akan pernah evaluasi yang digunakan haruslah bersifat komprehensif dan kompati-
minimum. Meminimumkan biaya secara lokal selalu memberikan ha- bel (bersesuaian) dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh
sil yang tidak optimum. manajemen perusahaan.
Sebagai pengganti model MRP, berbagai pendekatan baru telah Menurut Lynch dan Cross (1991), sub-sistem pengukuran ki-
dikembangkan oleh para pakar yang semuanya mengutamakan opti- nerja harus dapat:
masi secara keseluruhan sebagai pengganti minimisasi biaya secara in- o Mengukur semua variabel penting yang berkenaan dengan keingi-
dividual. Toyota Way misalnya mencoba meminimumkan unit biaya nan pelanggan
melalui pengurangan bahkan penghilangan waste secara menyeluruh o Menyeimbangkan ukuran-ukuran keuangan dan bukan keuangan
dari sistem produksi (Liker, l.K and Meier, D 2006). Seperti telah di- . Mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan
jelaskan dalam Bab lV, waste didefinisikan sebagai sejumlah sumber o Memotivasi para pekerja dan manajer
238 Pe rencanaan dan Pengendalian Produksi Pe renconoon Ope rasi onal 239
. Mentransformasikan sistem pengambil keputusan top-down yang Tabel 8.33 Laniutan
kaku menjadi horizontal yang bersifat responsif Funssi Kriteria Kineria Ukuran Kinerja Standar Kinerja
. Menerjemahkan fleksibilitas perusahaan ke dalam ukuran-ukuran Man-hrs /unit 120 iam per unit
khusus floor cvcle 3 hari
Kineria kapasitas % Waktu keria lembur ( 5o/u
Pengukuran kinerja dapat dibedakan atas 2 kelompok sasaran
% Utilisasi kapasitas 80Yo
yaitu operasional, dan strategis. Pengkuran kinerja dengan sasaran Persediaan Manajemen perse- Akurasi persediaan 98o1"
operasional dilakukan oleh supervisor di lantai pabrik untuk meng- diaan
evaluasi seberapa jauh target-target operasional dapat dicapai. Ber- o/o
Kehabisan persediaan Kehabisan perse-
diaan tidak terjadi
dasarkan hasil pengukuran ini, para supervisor di lantai pabrik akan
"lo Machine downtime Mesin tidak meng-
dapat melakukan perbaikan. Beberapa tipe kinerja yang termasuk karena kehabisan perse' alami kerusakan.
dalam sasaran operasional ialah machine utilization, equipment avail- diaan
ability, rate of quality, work-in-progress turnover, days of inventory Perputaran persediaan Tinsei
dan lain-lain. Tabel 8.33 adalah contoh hasil pengukuran kinerja ope- Nilai rata-rata persediaan Kecenderungan
menurun
rasional yang banyak digunakan sebagai bahan evaluasi di tingkat
Shiopins Waktu pengiriman Yo Pengiriman tepat waktu 98%
operasional.
Jumlah hari terlambat 0 hari
rata-rata
Tabel 8.33 Area Fungsional Dari Pengukuran Kineria
Waktu ancang-ancang Kecenderungan
Waktu ancang-ancanq menurun
Fungsi Kriteria Kinerja Ukuran Kineria Standar Kinerla
Bisnis Keuangan Pendapatan operasi sebe- Financial plan
o/o
Operasi Cycle counting Akurasi 100% Akurat lum bunga dan pajak
Srap Nilai dollar skrap/tim Kecenderungan Aliran kas sebelum bunga Financial plan
perbaikan dan paiak
Produktivitas Frekuensi ekspedisi Pengeluaran operasi Financial plan
Frekuensi exception mes- Return on sa/es (RoS) Financial plan
Sages
Return on net asset (RoNA) Financial plan
o/" Bahan diterima tepat 98%
Supplier Bahan masuk
Sales per person $ 500/person
waktu
Bahan cacat Frekuensi ditemukan bahan I 2 per 100 kali Personalia/ Absenteisme % Karyawan absen 0olo
cacat/dikembalikan Keselamatan
Labor turn over 0%
"/" Bahan masuk ditolak 0?o
Sumber daya
Waktu kontak
rata-rata
Ketepatan waktu
Waktu kontak rata-rata Per
pelanggan
o/o
3.iam
tentu sebagai fasilitas yang bersifat multi-guna dengan cara perluasan dapat diperoleh. Secara umum, kesamaan yang dapat dieksploitasi
kemampuan fasilitas tersebut. Hal ini membuat kinerja operasional untuk dibagi dalam kelompok-kelompok antara lain ialah kesamaan
fasilitas terkait tidak optimum. Pada dasarnya, untuk mengatasi ma- karakteristik fisik, kesamaan dimensi, kesamaan bentuk geometris, ke-
salah tersebut dibutuhkan suatu upaya untuk mengintegrasikan pada samaan bahan, dan kesamaan proses/operasi. Pengelompokan produk
fase yang lebih tinggi terhadap kegiatan desain dan manufaktur dalam tersebut mengindikasikan bahwa sebuah sistem manufaktur yang
arti kedua kegiatan pokok tersebut harus direncanakan secara terinte- berukuran besar yang beragam dibagi-bagi (diuraikan) menjadi sejum-
grasi. Teknologi kelompok (group technology) merupakan salah satu lah sub-sistem dari pembuatan partlkomponen yang lebih homogen
konsep yang dapat digunakan untuk pengintegrasian kegiatan desain baik dalam atribut desain atau pun fitur manufaktur.
dan manufaktur seperti yang dimaksud. Konsep teknologi kelompok
Atribut-atribut desain yang dimaksud antara lain ialah konfi-
memungkinkan produksi dengan batch kecil dapat diproses secara gurasi dari part akan diproduksi (bentuk bulat, prisma dan lain-lain),
ekonomis.
dimensi (rasio panjang terhadap diameter), integritas permukaan (per-
mukaan kasar, toleransi dimensi, tipe material, bentuk bahan baku
9.2 Pen$ertian Teknolo$i Kelompok
(coran, tempaan, batangan) dan lain-lain. Fitur manufacturing men-
Teknologi kelompok adalah suatu pendekatan dalam desain dan cakup proses operasi (turning, drilling, milling) dan urutan operasi,
manufacturing yangmengelompokkan item-item yang akan diproduk- ukuran batch, tool dari mesin dan alat potong yang dibutuhkan dalam
si ke dalam famili untuk mengambil manfaat dari kesamaan karak- pelaksanaan operasi, waktu operasi dan seterusnya.
teristik desain (design attributesl, atau proses kesamaan pengerjaan
manufaktur (manufacturing features) atau kedua-duanya. Maksud dari 9.3 ldentifikasai Kesamaan Produk dan Pengkodean
pengelompokan berdasarkan karakteristik desain atau proses manu- part
facturing ialah untuk mengurangi variasi dalam proses penanganan
Kesamaan produk dapat diidentifikasi dengan menggunakan
order pelanggan dan bukan mengurangi variasi dari order tersebut.
cara pengkodean produk (product coding) dan skim klasifikasi (c/as-
Filosofi dari teknologi kelompok ialah jika keragaman produk dapat
sification scheme). Pengkodean produk mengacu kepada pemberian
dikurangi dengan cara pengelompokan ke dalam kelompok-kelompok
nomor (multi digit), kode alpha numerik kepada setiap produk. Misal-
yang memiliki kesamaan yang lebih mendekati satu sama lain dan
nya suatu produk diberi kode'6932AQ' di mana setiap digit dan huruf
jika keragaman proses manufaktur juga dikurangi dengan mengelom-
merujuk kepada atribut tertentu dari produk tersebut seperti dimensi,
pokkan ke dalam beberapa kelompok dengan kesamaan yang lebih
material dan kebutuhan mesin. Jumlah digit dalam kode pada umum-
mendekati, maka pemborosan-pemborosan akan dapat dikurangi se-
nya bervariasi antara 8-120 tetapi paling sering digunakan adalah an-
cara signifikan.
tara 12-30. lnformasi yang tipikal digambarkan oleh digit-digit dalam
Produk-produk yang diorder oleh para pelanggan sering terlihat kode sebuah part ialah:
sangat beragam. Tetapi jika diteliti akan terlihat kesamaan dalam ber- . Bentuk dasar luar
bagai hal. Jika produk-produk tersebut dibagi atas kelompok berdasar- o Bentuk dasar dalam
kan kesamaan maka berbagai kemudahan dan penurunan pemborosan o Lubang tambahan
9.3.2 Polycode Jika dilihat Tabel Referensi akan diketahui bahwa arti masing-
masing digit pertama sampai digit ke lima adalah seperti terlihat dalam
Pengkodean berdasarkan struktur polycode sering juga dikenal
kolom 1 dan 2 dalam Tabel 9.1. Misalnya digit peftama menjelaskan
sebagai chain code, discrete code atau fixed4igit code, Berbeda hal-
kelas dari part, digit ke dua adalah bentuk luar dari part dan seterus-
nya dengan struktur monocode, pada polycode simbol-simbol kode
nya. Sedangkan interpretasi dari masing-masing kelima digit dari kode
tidak bersifat hierarkis tetapi independen satu sama lain. Struktur ini
37357 adalah seperti diperlihatkan dalam kolom 3 dan 4 Tabel 9.1.
sangat efektif untuk digunakan dalam pengelompokan menurut fitur
Misalnya angka 3 pada lokasi pertama menyatakan bahwa part terse'
manufaktur. Setiap digit dalam lokasi kode tertentu menjelaskan si-
but dikenakan proses turning dengan rasio panjang terhadap diameter
fat-sifat khusus dari item bersangkutan. Dengan perkataan lain setiap
lebih besar dari 2, angka 7 pada lokasi ke dua merujuk kepada bentuk
lokasi digit selalu menjelaskan atribut atau fitur yang sama tentang
konis dan seterusnya.
part bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah struktur pengkodean, digit
pertama selalu merujuk misalnya kepada kelas daripart bersangkutan, Tabei 9.1 Contoh lnterpretasi Kotde FiturlAtribut dalam Struktur
digit ke dua kepada bentuk luar part, digit ke tiga kepada bentuk inter- Polycode
nal dan seterusnya. lokasi Digit lnterpretasi Dari Tabel Referensi
Setiap digit adalah salah satu nomor yang diambil antara 0 sam- Kelas dari part 3 Turning dari part dengan UD>2
pai 9 atau salah satu huruf antara A sampai Z seperti terlihat pada 2 Bentuk luar part 7 Konis
Cambar 9.2. Misalnya sebuah part memiliki kode 37i57- Kode ini 3 Pemesinan internal 3 Pelekukan
dapat d ii nterpretasi kan berdasarkan referensi seperti d itu nj ukkan o I eh 4 Pemesinan permukaan 5 Perataan permukaan dalam
5 Pembuatan eerisi dari sear 7 Memirinskan geriqi dari gear
Tabel 9.1.
Lokasi digit
<- untuk nilai lokasi Struktur campuran digunakan untuk mengambil manfaat dari
keunggulan monocode dan polycode. Karena itu, struktur campuran
Material
ini paling banyak digunakan dari pada struktur monocode atau poly-
Bentuk material code. Salah satu contoh dari penggunaan struktur campuran ialah
Material kimia pengkodean menurut sistem klasifikasi Opitz yang telah demikan
dikenal dalam dunia manufaktur khususnya dalam teknologi kelom-
Jumlah produksi
pok. Dari namanya jelas terlihat bahwa struktur campuran terdiri dari
Permukaan akhir
sub-kelompok yang monocode dan sub-kelompok polycode" Misal-
Toleransi
nya kode 396-56098-2722 menjelaskan tiga digit pertama dan empat
Orientasi elemen digit terakhir adalah struktur monocode dan lima digit yang di tengah
berdasarkan polycode. Beberapa sistem klasifikasi pengkodean ber-
Gambar 9.2 Pengkodean Berdasarkan Struktur Polycode dasarkan struktur campuran selain Opitzs adalah Brisch Birn, Code,
lima digit yang pertama fokus pada dimensi geometris dan fitur yang (! 3
r o!
gengl oan
5
UD>2
Spesial
I rotasi
tl datar
I
lFrq!,, (!
= '
(l'
-v
I v
polycode yang terdiri dari 4 digit yang terakhir merujuk kepada infor- B"^t.,k 3
utama
masi yang berhubungan dengan manufacturing seperti raw-material, 6 A,/B<3 fi c
o
NC>4 Lobang po-""in"n
.; I I ubano VI (o
toleransi dan kekasaran permukaan. Untuk mengidentifikasi proses 7
(0
A,/B>3 Bentuk utama dan remukaar gerigi dan
pemesinan
utama datar bentuk lain
operasi produksi dan tata urutannya, digunakan kode sekunder yang o ,otasi
8 A,/B<3
terdiri dari 4 simbol alfabetik yang masing-masing dapat ditetapkan c NC<4
le;,il]
o
sendiri oleh pengguna. Dalam Cambar 9-3,4 digit terakhir, pengguna 9 z Spesial utama
o
bentuk $tu a6h produk tersebut dapat dikelompokkan dalam sebuah famili produk
6 o
a Berulir Pemukaan luar Aksial pada uiung yang mempunyai kebutuhan material dan proses operasi yang sama.
2 g tJD >3 2 Berulir 2
o
2 datar 2 diameter lingkaran
ao o -=
o
o E
3 6
c
3 o
E t
6 BeElur 3 E
BeElur ueralur dan
3 celah 3
Radial tidak pada
diameter linkaEn
Jika sebuah famili produk memiliki kebutuhan besama reratif
E
! o n
I I ak ada elg Tak ada Aksial dan / atau
cukup besar maka penanganan produk-produk tersebut dapat diraku-
4 4 o
c
men benluk 4 o ele men 4 Poligon 4 radial dan / atau kan secara khusus (focused factory) dalam arti semua kegiatan yang
,
=
b6ntuk aEh lain
tr tr -t;t
-Li:l *trtr 1). Mengidentifikasi dan menyeleksi part berdasarkan kesamaan
Famili 1 ---+
2 --> g. ./
karakteristik desain dan fitur manufaktur dan kemudian menge-
lompokkannya ke dalam familipart
Famili
E}-__ tr 2). Menyeleksi mesin-mesin dan proses, kemudian mengelompok-
]_Gfn- t-*1 kannya ke dalam sel-sel
7 --t:{q 3). Menyeleksi tool, fixture dan pallet
4). Menyeleksi peralatan material handling dalam pabrik
5). Memilih tata letak peralatan (equipment layout)
lakukan.
* Machine-Component Group Analysis
9.6 Sistem Manufaktur Seluter Analisis ini dilakukan berdasarkan analisis aliran produksi (pro-
duction flow analysis). Dengan pendekatan ini, kelompok mesin-
Manufaktur seluler (cellular manufacturing) adalah suatu sistem
komponen dibentuk melalui pengubahan baris-baris dan kolom dari
aplikasi dari teknologi kelompok dalam manufaktur di mana semua
machine-component chart ke dalam bentuk zermne matrix. Ada tiga
atau sebagian dari sistem manufaktur di lantai pabrik dikonversikan ke
tahap kegiatan dalam analisis aliran produksi yaitu:
dalam sel-sel. Sebuah sel manufaktur adalah satu gugus mesin-mesin
atau proses yang ditempatkan berdekatan dan digunakan khusus un-
Tahap 1: Klasifikasi mesin berdasarkan operasi yang dapat dilakukan Tabel 9.3 Pengelompokan Mesin dan Komponen
pada mesin tersebut. Setiap operasi yang dapat dilakukan
oleh suatu mesin diberi nomor tertentu.
Tahap 2: Pengecekan part list dan informasi rute produksi untuk se-
tiap part yang terdapat dalam famili.
Tahap 3: Analisis kelompok mesin-komponen untuk mendapatkan
kelompok yang bersesuaian.
M4 1 1 1
Bobot desimal untuk baris ke i : ii,or*-o
P=1
Angka 1 menunjukkan bahwa komponen terkait mengalami operasi
pada mesin yang terdapat dalam baris yang bersesuaian. Misalnya Bobot desimal untuk kolom ke i: i60,2*o
Komponen 2, 3 dan 6 pada masing-masing mesin Ml, dan M3. Sel P=1
yang kososng menunjukkan komponen bersangkutan tidak berkaitan
dalam hal operasi dengan mesin yang tertera dalam baris yang ber- dimana, i 7,2,3,......n, merujuk kepada baris matrik,
sesuaian. Misalnya Komponen 1 tidak mengalami operasi pada mesin I 1,2,3,.-....m, merujuk kepada kolom matrik
Ml dan M3. bii bilangan biner;
Dari contoh sederhana di atas, mudah dikelompokan mesin dengan bii I jika komponen i dikenakan operasi pada
komponen yang dikenakan operasi yaitu seperti ditunjukkan dalam mesin i
Stepl: :
Bila m jumlah kolom; p : jumlah baris dan bii : bilangan
biner maka: Step 2: Susun baris berdasarkan urutan menurun bobot serta desimal
kolom I :1 ialah: - (1X2)'"' : 512 Bobot desimal untuk kolom i: I ialah: ii,rr^-,
Bobot desimal baris ke i : 1 P=1
kolomi :2 ialah: : (1X2)'t' :256 Bobot desimal untuk kolom i: I, baris i: 1: (1XZ;u-.' - U
Bobot desimal untuk kolom j : , baris i:2: (1XZ1r-, -
1 U
: Bobot desimal untuk kolom i : 1, baris i:3: (1)(2)r3 : q
Bobot desimal baris ke i : / Bobot desimal untuk kolom i - 1, baris i:4: (1)(2)5-+ : 2
koloml : 6 ialah: (1X2)rffi : 0 Bobot desimal untuk kolom j :1, baris i:5: (1X2)s-s : 0
n
i:lbr,z'-P : 16 + 8 + 4 + 2 + o : 28
Bobot desimal baris ke i :1, P=t
kolom i :10 ialah: (1X2)lo-10: 1
Dengan cara yang sama dihitung untuk kolom i 2, 3, 4 dan :
Maka untuk baris i:1. 10 ,, : 512 + 256+ ...'.+ 0 5 sehingga hasilnya adalah seperti terlihat dalam Tabel 9.6.
M2 1 1 1 115 Zx,io
20 k=1
5r= N
Ekivalensi De 28
simal Kolom
28 2B 27 27 27 26 20 1'l 11
ItIo +zip-xiir)
k=1
dimana, X,o : Operasi pada part k yang dilakukan pada mesin i Step 1: Koefisien kemiripan antara mesin Ml dan mesin M2 adalah:
dan mesin i
5,, : : 0.556
Yk : Operasi pada part k yang dilakukan pada mesin i (9+5-5)
Ztk : Operasi pada part k yang dilakukan pada mesin i Seluruhnya ada 10 pasangan beranggotakan dua mesin yang dapat
Dendrogram pada dasarnya ialah sebuah pictorial yang menggam- dibentuk dari ke lima mesin tersebut. Dengan cara yang sama di-
barkan rangkaian kemiripan antara mesin-mesin yang diukur sebagai peroleh koefisien kemiripan untuk pasangan-pasangan antara mesin-
koefisien kemiripan. Algoritma untuk mengukur koefisien kemiripan mesin lainnya yaitu sebagai berikut:
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 9.8 Pasangan Mesin-mesin Beranggota Dua
Step 1: Hitung koefisien kemiripan untuk semua pasangan mesin
Pasangan Mesin Beranggota Dua
yang mungkin dibentuk
M1 M1 M1 M1 M2 M2 M2 M3 M3 M4
Step 2: Pilih dua mesin yang paling memiliki kemiripan untuk mem-
M2 M3 M4 M5 M3 M4 M5 M4 M5 M5
bentuk sel mesin
Koefisien Ke. 0.55 0.30 o.67 o.70 0.00 0.83 0.30 0.00 0.50 0.40
Step 3: Turunkan tingkat kemiripan yang disebut nilai treshold dan mirioan
bentuk sel-sel baru dari mesin dengan mengikutsertakan
semua mesin dengan koefisien kemiripan tidak kurang dari
Step 2: Koefisen kemiripan yang tertinggi ialah pada pasangan M2-
M4 yaitu 0.83. Pilih pasangan mesin M2-M4 dan bentuk se-
nilai tresho/d.
buah sel.
Step 4: Lanjutkan Step 3 hingga semua mesin telah dikelompokkan
Step Koefisien kemiripan berikutya yang di bawahnya (tresho/d)
3:
ke dalam sel tunggal.
ialah 0.70 yang berada pada pasangan mesin Mt-M5. Bentuk
Jika algoritma ini digunakan terhadap matrik mesin-komponen sel kedua dengan pasangan mesin M2-M5
dalam Tabel 9.4 maka untuk pasangan mesin Mt- M2 misalnya di- Step.4: Lanjutkan pembentukan sel-sel baru dari pasangan-pasangan
peroeh bahwa banyaknya paftyangdiolah bersama oleh ke dua mesin yang ada berdasarkan nilai koefisien terendah berikutnya dan
tersebut (X,r): 5. Banyaknya part yang diolah pada mesin Ml atau seterusnya. Dari pasangan-pasangan ini dibentuk dendrogram
N--9 sebagai berikut:
(|Y,u): 9 dan banyaknya partyang diolah pada mesin M2 atau
Dalam pasangan M2-M4, pasangan Ml-M5, pasangan M1-M4 terlihat
k=l
bahwa salah satu atau kedua mesin dalam pasangan yang terakhir ini
N=9 telah mencakup mesin-mesin dalam pasangan sebelumnya. Dengan
(zzik): s- demikan, pasangan mesin-mesin M1-M2, M4-M5 membentuk sebuah
k=1
kelompok mesin. Dalam pasangan selanjutnya yaitu pasangan mesin
Mt-M2, mesin Mt dan M2 sudah ada dalam kelompok mesin Ml-M2-
M+Ms maka secara otomatis tidak membentuk sel baru. Pasangan
Dari dendrogram ini dapat digambarkan konfigurasi sel-sel alternatif ialah total biaya material handling antar sel minimum dan juga ge-
dan M5 seperti terlihat rakan-gerakan intrasel (dalam setiap sel)juga minimum. Dalam meng-
dari ke lima elemen mesin Ml, M2, M3' M4
gunakan kedua kriteria tersebut, perlu diperhatikan pengaruhnya ter-
dalam Tabel 9.9.
hadap layout kelompok-kelompok mesin, layout mesin-mesin daram
Tabel 9.9 Konfigurasi Sel-Sel Alternatif kelompok dan tata urutan operasi dari part melalui sel-sel mesin dan/
atau kelompok mesin.
Model pendekatan berdasarkan asumsi tersebut menjelaskan figurasi Alternatif 3, Tabel 9.10 ditransformasikan ke datam bentuk
bahwa ekspektasi jarak p buah part antara dua mesin dalam sebuah matrik mesin-komponen maka akan terlihat sebagai berikut:
sel yang mempunyai kelompok dengan N buah mesin adalah sebagai
Tabel 9.1o Matrik Mesin-Komponen rJntuk Konfigurasi Atlternatif 3
berikut:
: t Nl1 I(p)
Mesin Komponen
. Pada straight-line layout(O -"
3 5 2 3 4 7 I 9 to 6
MI
. Pada rectangular layoutdengan M baris masing-masing I- buah
(O :lM *L M2 1 I 1
mesin ialah t l(r)
t\r'
3 M4 1 1 I
M3 'l
I
n Pada square layout (O:2{ 1
N, : jumlahpergerakandalamintersel untukkonfigurasisel Bila dihitung total biaya pergerakan inter dan intraseluler untuk ma-
kel sing-masing konfigurasi alternatif maka diperoleh gambaran biaya se-
bagai berikut:
Untuk memudahkan pemahaman terhadap model di atas perhatikan
contoh berikut. Misalkan dievaluasi Konfigurasi Alternatif 3. Jika Kon-
binasi plan kp
dipilih. 0 , selainnya
p* 1 , jika part k adalah anggota dari famili f
9.6 Model Programa Matematik 0 , selainnya
Model ini dikembangkan oleh Nanua singh, Department of tn- C^ biaya pemesinan pada mesin tipe m
dustrial and Manufacturing Engineering, Wayne State University. B Jumlah budget
Misalkan ada k tipe part (k*1, 2, 3, -..--....K) yang masing-ma-
2,, jumlah mesin tipe m dalam famili f
Fungsi Pembatas:
Tabel 9.12 Data waktu operasi dan Biaya operasi per unit
PartlOperasi Tipe Mesin
LYoo - 1,......... ntuk semua harga k (e.2)
p
m-l m:2 m-3
s:1 s-2 s:3 s: I s:2 s-3 s- I s-2 s-3
k:t p:l 5/3)* 3ls
Ld*r*px*skp = askpYkp "untuk semua harga s' k' p (e.3)
p-2
712 413 10
8/8 918 7/7 7/9
k-2 D-l 3/4 10/9 7lB Bl9 4/3 7/7 10
Ikos (Prrdt )x 1 b ' untuk sem ua harga m' f (9.4) p:2 6/s 313 6/6 2/3
^rkpt^skp ^Z ^f k:3 p*l 2/2 313 2/2 414 10
p*2 11/7 112 Bl8 2/4
(e.s) p:3
ldoX*roocmskp 3 B ' Bl1 714 s/9 9/5 9/2 3/10
kpms k:4 p:1 112 3/s 213 216 2/1 2/4 10
o:2 9/7 9tB 8/9 'tol9
Fungsi tujuan ialah meminimumkan total discounted investment me- Kapasitas 100 100 100
sin-mesin dengan berbagai tipe yang digunakan untuk mengerjakan
part dalam semua famili. Fungsi pembatas (9.2) memberikan batasan *) ab menunjukkan bahwa a adarah waktu proses per unit dan b biaya proses pet
bahwa hanya satu rencana (plan) proses yang dipilih dari setiap part, unit
dan fungsi pembatas (9.3) menjamin bahwa hanya semua operasi Model matematik pemecahan masalah di atas dirumuskan sebagai
dalam rencana proses dilakukan pada satu mesin yang tersedia. Se- berikut:
dangkan fungsi pembatas (9.4) menjamin bahwa kapasitas mesin yang
tersedia tidak terlampaui dan fungsi pembatas (9.5) membatasi biaya Fungsi Tujuan: Min f :100 Zr, * 1OO 212 + 25O Zr, * 25O Zr, +
operasi yang tidak melebihi budget yang tersedia. 3OO231+ 300Z*
Contoh sebuah masalah yang dapat digambarkan dengan model Fungsi Pembatas:
matematik di atas adalah sebagai berikut; Perusahaan industri manfak- 1. Pemilihan Rencana lptan)
tur P-T XYX memproduksi 4 tipe part yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Berdasarkan proses pengkodean dan klasifi- Y11 +Y1, = 1
kasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa part 1 dan part 2 berada Y21 +Y2, = 1
dalam Famili part t sedangkan part 3 dan part 4 berada dalam Famili Yr, +Yrr+ Yr, = 1
part 2. Part-parttersebut dapat diproses pada 3 tipe mesin tetapi proses Ya1 +Yo, = 1
alternatif juga telah ditemukan/dapat dilakukan. Biaya pengadaan ke-
tiga mesin ialah masing-masing $100, $250 dan $300 sedangkan bud- 2. Pemilihan mesin (machine)
get yang tersedia hanya $350. Biaya proses operasi per unit dan waktu
proses operasi per unit untuk setiap part dan rencana proses alternatif Xrrrr *X:rr, -yrr =0
adalah seperti terlihat dalam Tabel 9.t 2. Xttzt + Xsrz, -Yz.t = O
{
+
X,,or*Xr',or-Yo, 0
5. Non-negative constraints
Xrrr, *Xrr,. -Y,,', 0
Untuk semua harga m, s, k,p berlaku: X^rkp ( 1,.......
Xrrr, *Xrrr, -Y,,, 0
Xrrr, *Xrrr, -Yr', 0 X
-skp
2 0,...... dan integer.
xrrr, * xrrr, - Y* 0 Bila zero-one integer programming di atas diselesaikan maka di-
xrrr, *Xrrr, -Y, 0 peroleh penyelesaian optimum sebagai berikut:
Xrrr, *Xrrr, -Y, 0 t,
Al
Xr.rr, *Xrrr, -Y, 0
Xrro, *Xrrr, -Yo,, 0 Sel 1: Part 1 dan part2diproduksi pada mesin tipe I dan tipe 2 yaitu
Xrro, * Xrro, - Yo, 0 2 unit mesin tipe 1 dan 1 unit mesin tipe 2
X,r,, *Xrrrr -Y', 0 Sel 2: Part 3 danpaft4 diproduksi pada mesin tipe 1 dan tipe 2 yaitu
X,rrr *Xrrr', -Y, 0 1 unit mesin tipe 1 dan 1 unit mesin tipe 2
Xrrr, * Xrrr, - Y* Rencana (plan): Plan 1 digunal<an untuk paft ",
, part 3 dan part 4
X,rrr*Xrrrr-Y, 0 PIan 2 digunakan untuk part2.
X,rrr*Xrrrr-Y, 0
Xrrn, *Xrro., -Yo, 9.8 Benefit Teknologi Kelompok
Berbagai keuntungan yang dilaporkan oleh perusahaan yang
3. Kapasitas
< mengimplementasikan teknologi kelompok adalah sebagai berikut:
5OXr rr r + 30Xr r2r + B0Xr3r2 + 1 OOXr32r + 60Xr322 - 1 00Zr r 0
+ 3}Xrrrr+7OXr3r2 * 80Xrrr, + 6OX:II22 -'|OOZ21 3 O
30X22r r + 90X22 12 +7OX222.t
1 0023r s 0
a. Perancangan Produk do
7OX3r r r + 4OX3r 2t + 4OX 3211 + 7 OX r212 + 7 OX 3221 + 2OiX :ntz-
+ 80Xr + + 90 Xn42 +'11 OXr332 + 70Xr333 + 30xr34t - 1 00212 < 0 o Perancangan part baru semakin berkurang
2OXr rr r33 1 OXr r4r
+70Xv1+30X3222 +
7OXsr2 +90Xr12, +6OX422+ 20X3111 + 30X3,r, + 30X3211 90X32,2
+
Teknologi Kelompok
274 Perencanoan dan Pengendalian Produksi 275
&
10
Pull Production System
r-
,4;\/-\^ / \/-\/\r-\n
Upstream Down stream
market. Dia mengamati bahwa mereka yang berbelanja setiap bahan
kebutuhan hanya membeli secukupnya dan tidak pernah berpikir
untuk membuat persediaan. Untuk menjaga agar kebutuhan selalu
terpenuhi maka seseorang harus melakukan kunjungan ke supermar-
a o a o a @ a @i:'i"r
baiu
banyak barang yang terjual setiap hari dan berdasarkan data itu dia-
dakan pembelian dari perusahaan pemasok sebanyak yang dipesan.
/\
o Operasi pada stasiun kerja
Aliran bahan antar stasiun kerja yang mengalir dari operasi hulu
Dengan demikian, supermarket terhindar dari kebijakan persediaan. ke opersi hilir
Di mata para pengusaha Jepang, persediaan adalah salah satu ben- sisnat) dari stasiun keria sebelumnva mengalir
\ t-- , ti'r',TJ,lt'r'Jltl"rder
tuk pemborosan sumber daya yang tidak boleh ditolerir. Jadi, untuk -'
menghindarkan penumpukan persediaan, maka penggantian (reple- Gambar 10.1 Aliran Bahan dan Signal antar Stasiun Kerja dalam
nishment) barang dilaksanakan hanya sebatas pengisian ulang barang Sistem Dorong.
yang keluar dari rak (she/ves) dan tidak untuk mengisi gudang perse-
Untuk memudahkan pemahaman sistem tarik, perlu diperjelas
diaan. Sistem ini menunjukkan bahwa pelanggan menarik barang dari
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan sistem dorong. Sistem do-
shelves dan supermarket kemudian mengisi kembali shelves dengan
rong pada dasarnya adalah suatu sistem perencanaan dan pengenda-
barang yang dipesannya dari pemasok. Sistem penggantian kembali
lian produksi berbasis material requirements planning (MRP). Dalam
bahan dengan cara ini disebut produksi sistem tarik (oull system).
MRP, sebuah jadwal induk produksi (Master Production Schedule't
Sistem ini sangat berbeda dengan sistem lain yang telah dike yang merupakan rencana jadwal selesainya produk akhir (end pro-
nalsebelumnya. Jadwal pengiriman barang kepada pelanggan disusun ducts) dielaborasi menjadi jadwal kebutuhan part dan komponen.
berdasarkan peramalan yang dilakukan oleh para staf tingkat menen- Berdasarkan jadwal kebutuhan part dan komponen ini dibuat order
gah. Berdasarkan jadwal tersebut dibuat perkiraan kapan kegiatan permintaan dalam ukuran /ot yang disusun berdasarkan logika MRp.
produksi harus dilakukan pada setiap stasiun kerja terkait sampai ke' order permintaan ini kemudian mendorong material ke lantai pabrik
pada jadwal pengadaan material yang dibutuhkan. Jadwal-jadwal ini, untuk diproses menjadi part dan komponen yang dibutuhkan. Ukuran
Alinn bahan antar stasiun keria yang mengalir dari operasi hulu
dak sesuai lagi (mismatch) dengan jadwal induk produksi. ke openi hilir
Part dan komponen yang telah selesai dikerjakan di suatu sta- Aliran informasi (order signah dari stasiun kerja berikutnya mengalir
dari hilir ke hulu
siun kerja kemudian segera didorong ke stasiun kerja di depannya.
Masalah muncul apabila sebagian dari part yang didorong tersebut ti- Gambar 1O.2 Aliran Bahan dan Signal antar Stasiun Kerja dalam
dak cukup jumlahnya akibat cacat atau mengalami kerusakan. Operasi Sistem Tarik
pada stasiun kerja di depan tersebut tentu akan mengalami Sangguan
Cambar 10.2 menjelaskan bahwa apabila permintaan pelang-
kekurangan bahan. Juga dapat terjadi jumlah partdan komponen yang
gan telah tiba maka Operasi /V mengambil bahan dari /n-progress
didorong ke stasiun kerja di depan tersebut melebihi jumlah yang
Buffer 4 misalnya untuk dirakit (operasi akhir) dan kemudian setelah
dibutuhkan. Kedua masalah ini merupakan waste atau muda dalam
selesai maka diserahkan kepada pelanggan yang memesan. Karena
istilah Toyota Production System.
isi ln-progress-Buffer 4 telah berkurang sehingga mencapai jumlah
Sepertiterlihat pada Cambar 10.1, sistem dorong adalah sebuah minimum maka Operasi /// beroperasi dengan menarik bahan dari /n-
single flow proces.s dalam arti aliran material dan aliran informasi ber- progress Buffer 2 untuk mengganti kekurangan padaln-prograss Buffer
jalan dalam arah yang sama dari satu tahap operasi ke tahap operasi 4. Demikian seterusnya berlangsung untuk Operasi // dan Operasi t.
berikutnya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang mendasar de- Buffer / berisi bahan baku dari pemasok sebanyak yang dibutuh-
ngan sistem tarik, di mana aliran material berlawanan arah dengan kan untuk membuat in-progress material untuk mengisi ln-progress
aliran informasi. Buffer 2.
beri kode warna untuk membedakan sifat bahan pada setiap tahapan stasiun kerja dari mana kartu ini datang. Masing-masing kartu ditem-
produksi, misalnya kanban untuk bahan baku diberi warna berbeda pelkan pada kontainer. Untuk lebih mudah memahami mekanisme
dengan kanban setelah bahan tersebut menjadi part atau komponen. operasional sistem dua kartu ini, perhatikan gambar 10.3.
lnformasi dalam kanban tidak berubah selama produksi. Kanban yang
sama dapat dirotasi kembali di antara stasiun kerja sebelum dan sesu-
dahnya.
Kanb andapat d iarti kan sebagai si stem persed i aan den gan j um ah
I
43
Untuk memudahkan pemahaman tentang pengaruh waktu setup ter-
hadap ukuran /ot optimum tersebut, perhatikan contoh berikut ini:
Jika A:$ 400, C:$ 100.00, i:10%, D:10.000 unit per tahun dan
P:15.000 unit per tahun maka Q*:1.549 unit. Apabila diinginkan
ukuran lot optimum Q* : 1 unit maka biaya setup A: $ 0.00016. Hal
ini berarti hanya dengan waktu setup mendekati nol yang dapat mem-
berikan biaya setup yang demikian rendah.
Biaya ($)
O-=}'*O-
g BAB
,,)
I
s
11
Compater-Bused
Production Control
Systems
Perenconaon dan Pengendalian Produksi Computer Based Production Control Systems 299
298
Dalam sistem komputer, satu set file data perlu dikembangkan Make or buy code Stan d ar d m ate r i al s cost
dan semua depaftemen yang membutuhkan data/informasi yang terda- Buyerlplanner code Actual materials cost
pat dalam file-file tertentu dapat mengambilnya melalui input-output Master schedule code Standard overhead cost
device. Setiap departemen harus beroperasi dengan menggunakan Low level code Actual overhead cost
data yang bersumber dari database yang terus menerus di-update- Ber- Unit of measure Total ordering cost
ABC class lnventory carrying cost
bagai cara dapat digunakan untuk mengalokasikan data dalam file'
n sj nee r i n s, ch an ge nu mber Selling price
file pada database tetapi secara umum, dalam hal perencanaan dan E
Bobot:654321
Perkalian 18 15 10
24 6 7
2...-.....'.
Perjumlahan 18+ 15+24 + 6+ 10+ 7:80
Jika bilangan 80 dibagi dengan 11 maka diperoleh
7 dengan
remainder(sisa hasil bagi)adalah 3. Dengan demikian nomor
item 3 ............
tersebut dalam file ditulis 386257 dengan check digit 3. Dengan
memasukkan nomor item tersebut sekaligus dengan check digit 3
maka item yang dimaksud tidak akan keliru. Jika salah satu nomor
keliru dimasukkan (salah diketik misalnya bukan 386257 tetapi
386527) dengan check digit 3 maka error message akan keluar
walaupun nomor item 386527 ada di file tetapi nomor item Gambar 11.4 Low LevelCoding
386527 mempunyai check digitg (bukan 3)'
11.2.2 Bill of Materials File
b. Master Schedule Code
posisi item Bill of materials file adalahsebuah file yang memberikan in-
Master schedulecode adalah kode yang menunjukkan
formasi tentang item apa (part, komponen, sub-assembly) yang di-
dalam tahap perencanaan misalnya apakah pada master produc'
gunakan untuk membuat produk akhir. Dalam sebuah bill of material,
tion schedule, material requirements planning, atau pada final as-
setiap item dibedakan atas dua kategori yaitu parent item dan sub-
sembly schedule.
item. Suatu item dikatakan parent item apabila item tersebut berada
satu level langsung di atas suatu item dan disebul subitem apabila
i:T:::7,',3i1,","n nomor kode item vans menunjukkan pada
item tersebut satu level langsung di bawah parent item. Dalam pro-
produk
level mana item terkait berada pada struktur produk. setiap
(b)
Nomor komponen (component item number)
Nomor item parent (parent item number) Item No Item Code Description Quantity Unit
Jumlah unit item parent (quantitY per parent item)
125483 FP Finished product 1 Piece
Satuan (unit of measure)
Lokasi penggunaan (pointof usage) 235414 P part P 2 Piece
Nomor operasi parent item (parent operation number) 247821 SA-7 Sub Assemblv-1 1 Piece
Faktor skrap (scrap allowance) 394672 SA-2 SubAssemb/y 1 Piece
Nomor perubahan engineering (engineering change number) 479035 R part R 3 Piece
S part s 1 Piece
Gambar 11.5 tnformasilData Dalam Billof Materials Gambar 11.6 Single Level Bill of Materials
Ada dua tipe bil/ of materials yaitu sing/e level bill of materi-
a/s dan indented bilt of materials. Single level bill of materials ialah BILL OF MATERIALS
sebuah daftar yang menunjukkan semua part, komponen dan subas- Nomor ltem t 2548i
sembly yang dibutuhkan dalam membuat produk akhir atau produk Kode Produk. FP
akhir dalam satu level saja. Single levelbill of materials untuk product Nama Produk Finished Product
structure tree yang ditunjukkan dalam Cambar 11.4, adalah seperti Nomor Stok
leve/
terlihat dalam Cambar 11.6 dan 11.7. lumlah Satuan Sumber No. Stok.
0 1 2 3
Berbeda halnya dengan single level bilt of ntaterials, pada in- FP 1 Unit Diproduksi
dented bitl of materials, posisi masing-masing dalam product struc' SA-1 1 Unit Dioroduksi
ture tree ditunjukkan pada masing-masing level seperti terlihat dalam SA-2 I Unit Dioroduksi
Cambar 11.8. Di samping itu apabila suatu item terdapat pada bebe- R 2 Unit Diproduksi
rapa sub-as sembly maka dalam indented bill of material item tersebut s 1 Unit Diproduksi
Unit Dioroduksi
akan terlihat pada beberapa tempat sedangkan dalam single level bill
R 1
P 2 Unit Dioroduksi
of materialhanya dimunculkan satu kali saja.
Gambar 11.7 Bill Of Materials Produk FP
kap yang dimuat dalam tool file adalah seperti terlihat dalam Cambar Rencana pelepasan order lplanned order released)
J u m lah perm i ntaan eksternal (exter n al requ i re m e nts)
11.10.
Order yang sedang berjalan (open (shop or purchase) orders)
Pengiriman item (shipment of item requested)
BAB
t2 Perenconoan
Proses Manufakturing
Engineering design dalam sistem manufaktur terintegrasi meru- Gambar 12.1 Blok Diagram Proses Desain
pakan proses yang sangat mutakhir dan membutuhkan keterlibatan
12.2.1 ldentifikasi Masalah
penuh tidak hanya para insinyur desain tetapi juga para ahli di bi-
dang manufactur, keuangan, pemasaran, pengendalian mutu, mate- Pemahaman yang benar tentang keinginan atau persyaratan pa-
rial dan lain-lain. lnput utama dalam proses desain ialah fakta-fakta sar tentang produk yang akan dibuat merupakan kunci keberhasilan
tentang produk atau jasa yang akan dibuat. Sehubungan dengan itu, dari proses desain. Yang dimaksud dengan keinginan dan persyaratan
pasar tentang produk yang akan dibuat berkaitan dengan fakta dan
dalam mendesain produk langkah peftama yang dilakukan ialah me'
ngenali motif produk yang memenuhi persyaratan pasar atau keingin- informasi tentang produk apa yang dibutuhkan oleh pasar atau para
an pelanggan. Secara sistematis, langkah-langkah yang dibutuhkan calon pelanggan serta atribut dari produk tersebut. Jika keinginan dan
dalam desain produk meliputi: identifikasi masalah, pengembangan karakteristik produk tesebut tidak secara cermat diidentifikasi maka
ide awal dan alternatif, analisis detail dari ide awal, evaluasi engineer- desain yang akan dihasilkan tidak akan mencerminkan realitas pasar.
i mplementasi
i ng dari alternatif desai n, pemi I i han alternatif desai n dan Proses identifikasi masalah meliputi kegiatan-kegiatan pe.
"12.1
seperti terlihat pada Cambar ngumpulan data dan fakta lapangan, surve dan eksperimentasi pasar,
membuat pertimbangan baik secara intuisi maupun analisis, termasuk
melakukan pengukuran terhadap variabel dan parameter lapangan
yang dipandang berpengaruh penting. Misalnya jika diinginkan un-
..'u\
yang telah ditetapkan. Perlu diketahui bahwa bidang manufaktur tidak
mengambil kembali informasi. Sistem computer-aided desrgn pada
hanya berhubungan dengan pengolahan logam tetapijuga mencakup
dasarnya adalah campuran dari karakteristik terbaik manusia peran-
pengolahan bahan kimia dan elemen elektronik. Namun demikian,
cang dengan kecepatan dan ketelitian komputer dalam memroses un-
proses manufaktur yang dibahas dalam bab ini dibatasi hanya pada
tuk mendapatkan hasil desain yang terbaik. Computer-aided design
proses pengolahan logam (metal-cutting process)
drafting (CADD) digunakan untuk membuat gambar kerja dan doku-
men engineering lainnya dengan bantuan komputer- (a) Straight turning (c) Profiling
G) Tapor tuming
ftF'
I
Pada intinya, computer-aided design terdiri dari tiga komponen
utama yaitu perangkat keras (komputer dan kelengkapan input-output),
perangkat lunak aplikasi (application software) dan perangkat lunak
sistem operasi (operating system software). Perangkat lunak operasi
-- ll
(d) TumirE and ext€rn8l Srmving
ffi (c) Faclry (/) Face grooi/ing
ffi
(a) Form tool 0r) Bodrg ard int€rnal Srooving (i) Drilling
User
interface
rf'l (il Cutingoff
ffi
{&) Ttuerdltq
U^
I
320 Perencanoan dan Pengendalion Produksi Perencanaan Proses llonuf akturi ng 321
permukaan kasar pada toleransi rendah cukup an inspeksi dibutuhkan dalam mengendalikan akurasi
dengan melakukan operasi drilling. Tetapi apabila dimensi, toleransi dan kehalusan permukaan akhir pro-
pada permukaan halus dan toleransi lebih tinggi duk.
dibutuhkan proses drilling yang kemudian diikuti Pemilihan mesin perkakas, mata pahat atau alat pe-
oleh proses boring(Singh, N, 1996\. motong kutting tools), peralatan bantu (work holding
Langkah 4 : Pemilihan mesin perkakas device) dan peralatan inspeksi tidak terlepas dari atau
Pemilihan mesin perkakas untuk melakukan proses didasarkan pada bentuk part yang dibuat. Misalnya,
operasi yang sudah ditetapkan sangat kompleks karena jika part yang dibuat berada pada toleransi + 0.0002
banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor- sampai + 0.0005 inch per inch dan kehalusan permu-
faktor pertimbangan dalam pemilihan mesin perkakas kaan akhir 16 - 32 p inch maka mesin perkakas Swiss
antara lain ialah atribut benda kerjh, atribut mesin dan Automatics dengan high-speed stee/ sing/e-point tool
volume produksi. sering direkomendasikan untuk digunakan (Singh, N
Atribut benda kerja antara lain ialah bentuk, dimensi 1 996).
dan toleransi partlkomponen yang akan diproduksi, Alat bantu yang dibutuhkan untuk menempatkan dan
bentuk dan jenis bahan yang digunakan' memegang benda kerja sangat beragam antara lain
Atribut mesin perkakas antara lain ialah moda operasi ialah c/amps, iigs dan fxture. Alat-alat bantu ini dapat
(manual, semi otomatis, otomatis, pengontrolan secara dibagi atas tiga kategori ditinjau dari sifatnya manual
numerik), kemampuan perkakas misalnya ukuran, tipe atau flexibel yaitu manually operated devices, de-
magazine, penggantian secara otomatis dan lain-lain). signed devrces dan flexible fixture devices. pemilihan
alat bantu ditentukan oleh bentuk, dimensi, akurasi di-
Volume produksi yang dihasilkan ditentukan oleh
mensi, kecepatan produksi dan keragaman part yang
frekuensi pesanan dari pelanggan.
akan dikerjakan.
Tiga kriteria dasar yang pada umumnya digunakan
untuk menilai kesesuaian mesin perkakas dalam me-
Langkah 6: Penentuan kondisi pemesinan
Yang dimaksud dengan kondisi pemesinan ialah ke-
nyelesaikan operasi manufaktur ialah unit biaya pro-
seluruhan mengenai, kecepatan gerak benda kerja dan
duksi, waktu ancang-ancang manufacturing dan mutu
ke dalaman potong dalam proses pemesinan. Selama
produk yang diperoleh.
proses pemesinan, ketiga variabel di atas harus diken-
Langkah 5 : Pemilihan alat pemotong, alat bantu dan peralatan ins- dalikan untuk mendapatkan kondisi pemesinan yang
peksi
optimum. Untuk mendapatkan kondisi pemesinan
Mesin perkakas dengan alat pemotong tertentu akan yang optimum, berbagai model perencanaan proses
memberikan bentuk pada part yang dibuat- Alat bantu telah dikembangkan, salah satu di antaranya akan di-
dibutuhkan untuk menempatkan dan memegang ben- uraikan berikut ini.
da kerja sehingga benda kerja dapat dibentuk. Peralat-
vTn :C (12.2)
12.5.1 Biaya Manufacturing per Unit rLD
Untuk mengetahui besarnya biaya pembuatan komponen per
t-: 1000VF
(12.3)
I
,'nit (rrnrfacturing cost per piece) perlu diketahui terlebih dahulu
apa saja komponen-komponen biaya tersebut. Taylor membagi bi-
c.: c.r. ...(##) ...(##Xi)"',, ..,(##)[;)"' (12'4)
Biaya per unit ( C,) - Biaya non-produktif per unit + biaya pemesin- Tu- re +tm.u(?) (12.7)
an per unit+ biaya penggantian mata pahat
per unit + biaya mata pahat per unit (
nLD.[.,ooorrj[a]
nLD \/r\l/n
Tr- *,ooorf t4 (12.8)
'u
Misalkan,
C
co : upah rata-rata operator dan supervisi ($/ menit)
v maks (12.9)
cr
C
biaya rata-rata mata pahat per proses ($ per cutting edge)
konstanta yang berhubungan dengan masa pakai mata pa-
rF,l,
hat rnaks: (12.10)
Kecepatan potong (meter/men it)
[(*-rft,)]
f kecepatan umpan (mil I imeter/putaran)
d ke dalaman potong (millimeter)
n konstanta
Upah operator mesin dan buruh tak langsung (co) ialah: -2oomenir
t(*-r)]osol
8'oo+ 4'60 :
Co: $ 0.21 per
DU.zl menit
Perllletllt d. Kecepatan potong maksimum (v.rks)
60
Biaya mata pahat per operasi (c, ) ialah:
vmaks
ct: 24.00 '_
6
12.00 :
60
$4.50
ttrr]t 200
: 174.11 menit
(z.oo)o'20
13
putaran untuk menyelesaikan benda kerja sepanjang 50 cm ialah
s
(500 mm)/ (0.20 mm) : 2500 putaran. Volume pekerjaan yang
dihasilkan (2500)(a)(50):392.500 mm atau 392.50 m. Dengan
kecepatan potong minimum (vrin) sebesar 84.64 m per menit Rekayaso Serempuk
maka waktu pemesinan atau waktu potong per unit (t.) yang
dibutuhkan ialah (392.50)/(84.64) : 4.64 menit per unit. Dengan
mengasumsikan/.identik dengan lo maka biaya minimum per
unit (C,) dapat dihitung sebagai berikut:
Dimensi rata-rata
Gambar 13.4 Kurva Karakteristik Biaya yang Timbul Selama Daur 1 t 0.003 inch
Hidup Produk (b)
Misalkan Departemen desain menetapkan batas toleransi untuk Gambar 13.5 (a) Proses transformasi dan (b) Kurve Normal Untuk
memenuhi kebutuhan fungsional tertentu dan t[ dan t[ masing-mas- Dimensi Produk
ing adalah batas toleransi atas dan bawah untuk komponen shaft yang
Dimisalkan bahwa manajemen menetapkan kebijakan proses manu-
dikenakan sistem toleransi ke k.Juga dimisalkan bahwa o; dan p;
facturing tidak melakukan rework dalam arti apabila ada produk di-
masing-masing adalah deviasi standar dan dimensi rata-rata proses
mensinya berada di luar batas toleransi maka produk tersebut ditolak
untuk produk shaft tersebut dengan menggunakan alternatif metode
dan dijadikan limbah. Bila V,.f , yi1, dan y-'adalah jumlah output, in-
manufacturingke j. Dimisalkan lagi bahwa dimensi produk yang di-
put dan skrap maka pada tahapan transformasi yang menggunakan
hasilkan terdistribusi secara normal sebagai berikut:
proses manufacturingke j, akan diperoleh jumlah skrap sebagai beri-
kut:
tf; -$i = a,l* (13.1)
o;
sC;r : o(zjo),r * 1 - o(zir)
ti. - *ri zt
/,t
--tK
(13.2)
+ (13.3)
o;
di mana, /( ) adalah fungsi padat kumulatif dari variate normal stan-
Zi1, dan Zlildalah variate normal standar masing-masing un-
-:
di mana
dar. Lebih lanjut, pada tahapan transformasi terjadi neraca bahan se-
tuk batas ioleransi atas dan bawah dalam sistem toleransi alternatif
bagai berikut:
yang menggunakan metode manufacturingke k -
* Unit Biaya
k'io'
- l * ki.k
1
Persamaan (12.13) memperlihatkan hubungan antara unit biaya
sebagai fungsi dari parameter desain dan manufacturing. Hubungan
(13.8)
analitis ini sangat menolong dalam memahami implikasi perubahan
* Persamaan Neraca Bahan alternatif spesifikasi desain dan teknologi manufacturing terhadap unit
biaya.
Persamaan neraca bahan bila diturunkan dari persamaan
koefisien teknologi akan diperoleh sebagai berikut: * Waktu Ancang-ancang Rata-rata
Yi* : k'p
(13.9) Berdasarkan persamaan (12.9), waktu ancanS-ancang rata-rata
proses manufacturing dengan menggunakan teknologi manufacturing
Y:tk :
(13.10)
k;kYfl
ke I yaitu Ii dapat dihitung sebagai berikut:
* Persamaan Untuk Biaya
Bila Sradalah waktu setup, adan ti adalah waktu proses manufactur-
Dalam proses transformasi, nilai uang yang masuk sama dengan ing maka waktu ancang-ancang manufacturing t untuk menghasil-
,
nilai uang yang keluar..lika Xjr Xfl, dan Xf1 masing-masing adalah tan y,? unit produk akhir yang memenuhi spesifikasi adalah:
biaya untuk input, output dan skrap aan f(V,'u) adalah unitcost untuk
339
338 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Rekayax SeremPak
perlu dipahami bahwa dalam pendekatan rekayasa serial, spe- tim bahwa jika proses manufacturing digunakan engine latlre sebagai
sifikasi desain adalah penggerak utama, toleransi ditetapkan berdasar- pengganti turret lathe akan diperoleh deviasi standar proses yang le-
kan kebutuhan kinerja dan teknologi manufacturing dipilih atas dasar bih rendah yaitu 0.002 inch. Namun, unit biaya manufacturing akan
pencapaian spesifikasi dari desain. Contoh di atas memperlihatkan meningkat menjadi $ 9.00 per unit dari sebelumnya yang besarnya
bahwa jumlah irem yang ditolak demikian besar yaitu 465 unit yang hanya $ 7.00. Datadata lain kurang lebih sama dengan sebelumnya.
dapat dipastikan sulit diterima oleh manajemen karean dinilai ter- Unit biaya dari output, banyaknya skrap terjadi dan banyaknya bahan
lalu boros. Dengan demikian, cukup beralasan apabila pendekatan dibutuhkan untuk menghasilkan 1.000 produk akhir adalah sebagai
lain dipertimbangkan yaitu rekayasa serempak yang pendekatannya berikut:
menekankan pada penilaian semua aspek secara simultan seperti ter- Karena engine lathe adalah alternatif ke dua dalam teknologi manu-
lihat di bawah ini. facluring makaT = 2. Selanjutnya, karena spesifikasi produk tidak
berubah yaitu mengenai batas toleransi 1 +0.003 inch maka k tidak
1 3.3.3 Pendekatan Rekayasa Serempak berubah yaitu t = l.Tetapi karena deviasi standar berubah dari 0.003
Dalam pendekatan rekayasa serempak, semua batas-batas inch menjadi 0.002 inch maka Zir = +1.5 dan Zt)r= -1.5 sedangkan
fungsional dihilangkan dan fungsi-fungsi marketing desain, rekayas persentase produk ditolak karena melebihi batas atas toleransi adalah
manufacturing dan semua masukan dari stakeholder dianalisis secara 6.700t dan ditolak karena berdimensi lebih kecil dari batas bawah
serempak dan isu-isu yang muncul diintegrasikan dalam diasin, manu' toleransi 6.70o[. Dengan demikian, total produksi yang ditolak adalah
facturing, pengendalian mutu, pelayanan pelangghan dan lain-lain. 13.40olo dan ki, =o.t 547,kr=1.'1547 ' Berdasarkan parameter ini
o Departemen Marketing mendapatkan informasi bahwa batas to' dapat dihitung:
leransi 1 +0.003 inch dinilai terlalu ketat sehingga perli dilong- . 0.1547 x 1.000 : 154'7
Banyaknya skrap, Yir=Yft: = 155
garkan.
unit.
. Departemen Mutu menekankan pentingnya penSurangan jumlah . Banyaknya mater,iat dibutuhkan, Yj.r=Y)rYfr: 1.1547 x 1.000
item yang harus ditolak. : 1.550 unit
. Departeman Perencanaan manufacturing menyarankan perlunya o -
Unit biaya, X?r = kL$L, kirXi, + *rrf(v;r',
menggunakan machine tools yang memiliki kapabilitas yang lebih :1.1547x10.00*o.1547x2.00+1.1547x9.00
baik.
. - $ 21.63
Depatemen Pengadaan tidak mampu mengadapan bahan seba-
nyak yang dibutuhkan menurut pendekatan rekayasa serial karena 2) Pertemuan tim ke dua
keterbatasan Pasokan di Pasar. Departemen Pengadaan dan Departemen Mutu merasa tidak
puas dengan jumlah skrap sebanyak 155 unit. Departemen Marketing
1)
Pertemuan tim Pertama
.iuga menilai unit biaya masih terlalu tinggi. Sebagai respons terhadap
Rapat memutuskan bahwa batas toleransi dimensi produk yang pandangan Departeme n M arketi ng, Departemen desai n mengem uka-
dibuat yaitu 1 +0.003 inch perlu tetap dipertahankan dengan berbagai kan pandangannya, bahwa untuk kegunaan produk seperti yang di-
pertimbangan. Departemen Manufacturing mengemukakan kepada maksudkan oleh pelanggan, batas toleransi yang sedikit diperlonggar
sebagai be-
dibutuhkan untuk menghasilkan 1.000 unit produk adalah 1.003 unit
rikut: o Unit biaya output, x?t=k\tx't,r -kj,xj', +r5,f(v;,): 1.0027 x
Dalam kasus ini j =2 dan k=2'Menggunakan
proseduryangsama
dengan sebelumnYa diPeroleh:
10.00 - O.OO27 x 2.00 + 12.00 x1 .0027
. Banyaknya skrap, yi, = kttrYfr: 0'0456 x 1'000 : 46 1:
: $ 22.Os
,}
*
rr
xiz :
949 19.78 46 862
= k\zX\z - kirxl, + xr;lvir) a! Engine Lathe
ASM
2"1.63
22.O5
155
3 752 22.OO 7so
1.00 x 10.00 - 0.00 x 2.00 + 1.00 x 9.00 t
$ 19.00 ** Dari serangkaian contoh di atas terlihat bagaimana anggota tim
4
'!* rekayasa serempak memahami interaksi antara desain dan manufac-
Untuk mengetahui waktu ancang-ancang manufacturing pada kedua
K
turing dengan memperhatikan secara simultan isu-isu tentang kedua
pendekatan rekayasa serial dan rekayasa serempak, perlu diketahui t* kegiatan tersebut.
data tentang waktu setup dan waktu proses per unit (run time) un- .f
&
z -oo0oo-
tuk masing-masing proses manufacturing seperti terlihat pada Tabel
'13.1. Bila waktu setup pada ketiga tipe mesin dalam contoh di atas
yaitu turret lathe, engine lathe dan automated screw machine masing-
c
masing 20,25 dan 50 menit dan waktu proses per unit masing-masing $
,*
1,00, 0.80 dan 0.70 menit maka waktu ancang-ancangmanufacturing
*
adalah sebagai berikut: t
.E
BAB
l4 fntegruted
s
$
Munufacturing Systems
.
.s
+
t
{
i,
L4.r, Pengantar
alah satu faktor penting yang membedakan sistem manufaktur
menurut konsep tradisional dengan konsep modern ialah dalam
hal keterintegrasian perencanaan semua komponen dalam
sistem. Dalam konsep tradisional, komponen-komponen sistem dia-
nalisis dan direncanakan secara terpisah sesuai dengan tata urutan
ketergantungan. Maksudnya, kegiatan desain, perencanaan proses
manufacturing, manufacturing, manajemen mutu dan pengendalian
,
$ persediaan dilakukan secara terpisah. Dengan menggunakan model
dan metode analisis ilmiah, masing-masing komponen dioptimalkan
{$
I
#,
dan kemudian disatukan dalam sebuah sistem.
i
* Dalam praktek, walaupun metode analisis di atas sering dinilai
g
g.'i cukup berhasil, bagaimana pun dia tidak mencapai titik optimar kare-
na faktor ketergantungan/sifat saling mempengaruhi antar komponen
dalam sistem tidak dipertimbangkan. Konsep di atas dalam era per-
saingan yang kini semakin menguat tidak akan dapat dipertahankan
lagi. Dalam sistem modern yang dikenal sebagai sistem manufactur-
ing terintegrasi (integrated manufacturing system), semua kegiatan
pembelian' Desain. Computer-aided design (CAD) system yang merupakan
engineering design, manufacturing, perencanaan proses,
salah satu dari alat bantu desain dalam sistem manufaturing ter-
penjualan dan fungsi pendukungnya diintegrasikan dalam satu sistem.
integrasi digunakan untuk membuat desain dari part, komponen,
Kelima area fungsional dasar diintegrasikan dengan bantuan teknologi
produk dan juga perkakas kerja (tools) dan alat bantu (fixtures)
komputer seperti terlihat dalam Cambar 14'1 '
Perencanaan proses. Computer-aided process planning (CAPP)
systems digunakan untuk menentukan urutan proses manufactur-
ing dan kebutuhan sumber daya untuk pembuatan part dan kom-
rc
0
I "n
fi
<.7
fP.r""""^*
pto.".
-l
I I
14.3 Robotik
Kata robot digunakan pertama sekali oreh Karel Capek pada ta-
hun 1921 dalam sebuah permainannya yang artinya tenaga berkekuat-
Gambar 14.2 Saling Hubungan Antar Komponen dalam Sistem
an tinggi (forced labor). The Robotics lndustries Association yang pada
Manufacturing Modern
awalnya dikenal sebagai rhe Robotrc Institute of America memberi-
Dalam uraian berikut akan dijelaskan secara ringkas peran dari masing- kan definisi robot sebagai berikut:
masing komponen dalam sistem integrasi tersebut.
.......An industrial robot is a progtammable, multi funaional manipu-
lator design to move materials, parts, tools or specialdevr'ces through
L4"2 Integrasi Teknologi
variable programmed motions for the performance of a variety of
Keterintegrasian komponen dalam sistem manufacturing ditan- rasks........
dai dari penempatan area fungsional yang berbeda dalam satu kesa-
sejalan dengan perkembangan teknorogi dibidang mikro-
tuan. Kombinasi teknologi akan menjembatani gap antara desain dan
prosesor dan nurnerical contro/, teknologi robotik dikenal
manufacturing sehingga diperoleh suatu lintasan proses yang mulus sebagai
pionir dalam pengembangan automasi. Dalam bidang manufactur-
mulai dari konsep awal hingga produk akhir dalam satu sistem. Ke-
ing, robot pada umumnya digunakan dalam kegiatan-kegiatan sebagai
pakaran komputasi (computational intelligence) merupakan kom-
berikut:
ponen penting dari keintegrasian teknologi. Sistem pakar haruslah
dapat mencegah berbagai kemungkinan error atau penyimpangan.
o Angkutan part, komponen dan perkakas kerja
Misalnya, desain sebuah part ternyata tidak dapat dilaksanakan dalam
. Bongkar muat AVC dan mesin dengan part dan perkakas
proses permesinan karena mesin yang dipilih dalam desain tiba-tiba o lnspeksi secara onJine dan offJine
mengalami gangguan. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan ini,
. Lingkungan kerja yang berbahaya.
350 Pe renconaan don Pengendali an Produ ksi In te gr ate d hlanu f actu ri ng System
351
Robot terintegrasi dengan manufacturing melalui aliran bahan pada pengendalian persediaan yang lebih baik, perbaikan fleksibili-
dan informasi seperti terlihat pada Gambar 14.3. Produktivitas dan tas produksi secara utuh dan mengintegrasikannya secara utuh dalam
fleksibilitas robot akan meningkat apabila dilengkapi dengan: inte/- sistem manufacturing. Peralatan material handling mengangkut bahan
ligent vision, voice recoqnition, natural language processing dan off- dengan cara memikul beban satu per satu yang memungkinkan aliran
line programmimg. yang kontinu menggantikan cara tradisional yang menggunakan pal-
let. Pengintegrasian sistem persediaan dengan sistem angkutan seperti
'ffiily8\r6\
odm\ @
._-_-Vg
alat angkut konveyor dua arah yang digerakkan oleh be/t atau ran-
tai dan sistem transfer yang digerakkan oleh udara yang dikendalikan
AGV
6cl \7f+ i
oleh mikro prosesor akan memberikan perbaikan yang sangat signifi-
kan pada kecepatan produksi, pengurangan persediaan dan utilisasi
penggunaan ruangan (Kussiak, A., 2000).
1I-
*&iL5
,Patbtcontrol
\/
) I
#
I cNc/cNc
machine
o
Penggunaan automated guided vehicles (ACV) yang demikian
fleksibel pada masa kini telah semakin banyak digunakan dalam sistem
material handling pada perusahaan manufacturing. AGV bahkan juga
sering digunakan sebagai platform perakitan di samping berfungsi se.
bagai peralatan angkut. Peralatan angkut ini antara lain:
lntelligent monorall untuk pengangutan part antar stasiun kerja
Gambar 14.3 Robot Dalam Sebuah Sel Manufacturing o Conveyor untuk mengendalikan dan memberikan perintah-perin-
tah kerja kepada setiap stasiun kerja
Robot akan semakin 'pintar'dan memiliki 'inteligensia'yang se'
o Robot-robot untuk memasukkan dan mengeluarkan benda kerja
makin tinggi melalui peningkatan kemampuan sensori sehingga sema-
dari mesin-mesin proses, mengangkut ke lokasi perakitan dan
kin mudah mengenali perbedaan bentuk dari benda-benda yang akan
lain-lain
diambilnya. Sistem robotik yang lebih maju dilengkapi dengan sensor o Microload automated storage dan retrieya I machine untuk fungsi
inteligensia yang mampu memberikan informasi kepada robot tentang
pengangkutan bahan, penyimpanan dan pengendalian
situasi lingkungan, kemudian pengendali (controller) yang berinter- . Cart-on- track equipment untuk mengangkut bahan antara stasiun
fase dengan sensor dan perangkat lunak robot yang memberikan robot
kerja dan manualcarts untuk kegiatan material handling volume
kemampuan beradaptasi terhadap keadaan lingkungannya'
rendah
*
adalah bukti kuat tentang keinginan tersebut dan hasilnya cukup nan adanya kendala-kendala lain. Rencana proses manufacturing di-
memuaskan karena berhasil mengurangi permintaan material dari susun dengan menggunakan sistem computer-aided process planning
persediaan dalam skala besar (large scale automated storage retieval (CAPP). Berbagai informasi yang terkait dengan item yang akan dibuat
systems). seperti bill of materials, part routing, numerical controlprograms dan
Berbagai microload automated storage retrieval (ASR) systems alat perkakas dan bahan yang dibutuhkan harus tersedia pada saat
telah diperkenalkan dan digunakan untuk menyimpan, memindahkan, dibutuhkan. Untuk memungkinkan terfadinya pertukaran informasi
dan mengendalikan beban dalam kotak yang dipikul satu per satu. antar sub-sistem, jaringan komunikasi perlu dibangun. Jaringan me-
Miniload adalah mesin penyimpan dan pengambil bahan yang diken- nyediakan protokol untuk terjalinnya komunikasi antar sistem yang
dalikan secara penuh otomatis oleh komputer yang dirancang untuk berbeda-beda. Manufacturing automation protoco/ (MAp) adalah
mengangkut part kecil dalam bin ke order picker yang ditempatkan di suatu standar komunikasi yang didesain secara khusus untuk sistem
ujung gang. Pengendalian persediaan secara real time dalam sistem manufacturing. )aringan standar lainnya yang telah dikembangkan
miniload akan dapat secara signifikan memperbaiki akurasi persedi- ialah the technicaloffice protocol(TOP) suatu spesifikasi untuk komu-
n i kasi data bagi nonpropr ietary m u lti ple-vendor.
aan, kemampuan penyediaan bahan dan keterintegrasian dengan sys-
tem pengolahan data internal karena sistem miniload secara otomatis Akhir-akhir ini kita menyaksikan perkembangan yang sangat
akan meng-update inventory record, mencetak laporan manajemen pesat dalam hal pertukaran informasi antara perusahaan-perusahaan
serta menyampaikan status persediaan terhadap permintaan. industri dan jasa melalui lntranet dan Extranet (lihat Cambar 14.4).
Kedua teknologi elektronik bisnis tersebut telah membawa pengaruh
14.6 Sistem lnformasi besar ke dalam praktek-praktek bisnis karena dengan kedua teknologi
Karena sistem informasi menghubungkan dan mengintegrasikan tersebut faktor ketepatan waktu dan akurasi data dan informasi sudah
mesin-mesin manufacturing dengan sistem-sistem lain seperti sistem dapat diperbaiki secara sign ifikan. tntranet menghubungkan m itra-mi-
material handling, sistem persediaan dan lain-lain maka teknologi in- tra bisnis melalui internet dengan menggunakan standar transfer com-
formasi memegang peran yang sangat penting dalam system manufac- m u n i cati o n p rotoco I I i nte r n et p rotoco I (T C P I I P) .
354 Perencanaan dan Pengendalian Produksi I nte gr ate d lAanuf actu ri n g Syste m
g 355
I
. Knowledge-based systems di mana aturan-aturan keputusan dari
lain diintegrasikan secara penuh maka sistem membutuhkan data kepakaran manusia ditangkap dan digunakan untuk pengambilan
dan informasi dalam volume yang besar dan menyalurkannya tepat
keputusan.
waktu kepada masing-masing sub-sistem yang membutuhkan. Kondisi o Sistem perencanaan, pengujian dan diagnosa
ini membuat sistem manufaktur terintegrasi jauh lebih kompleks dari o Memecahkan masalah-masalah yang komplek, kabur, tidak leng-
sistem tradisional, terlebih lagi informasi yang dibutuhkan sering bersi-
kap atau datadata yang bertentangan satu dengan yang lain.
fat stokastik, kabur dan tidak lengkap. Hal ini mengharuskan sistem
memi I iki intel I igent database systems. Area penggunaan dari computational intelligence dalam sistem
manufacturing terintegrasi ialah dalam sistem robotik dan system
Salah satu kesulitan utama dalam penyimpanan dan pengam-
vision walaupun hingga saat ini kemampuan dari kedua sistem robotik
bilan informasi dalam pengintegrasian secara utuh komponen ma- dan sistem mesin vision masih sangat terbatas. Area penggunaan lain
nufaktur ialah ketidakkompaka n (incompatibility) antar sub-sistem.
dalam manufacturing ialah simulasi. Alat simulasi seperti ARENA,
Masing-masing sub-sistem seperti mesin CNC, program robot, jadwal
SIMPLE+ +, PRO-MODEL dan TAYLOR ll telah banyak digunakan
manufacturing, perencanaan proses dan pengendalian produksi ma-
dalam mensimulasi sistem manufacturing.
sing-masing membutuhkan informasi dalam bentuk tersendiri, sedang-
kan data dan informasi yang tersedia dalam basis data dalam bentuk
14.8 Karakteristik Sistem Manufaktur Modern
yang berbeda. Misalnya data untuk CAD sering dibutuhkan dalam
bentuk yang berbeda dengan informasi untuk perencanaan proses. Karakteristik dasar sistem manufaktur modern (sistem manufak-
lntelligent database system dapat memanipulasi objek yang kom- tur berbantuan komputer) yang sekali gus membedakannya dengan
pleks, menjaga hubungan kompleks antara data, mengambil tindakan sistem manufaktur tradisional ialah sebagai beikut:
perbaikan dalam kondisi tertentu dan membuat kesimpulan' Karakteristik 1 Derajat automasi sistem permesinan dan material
handling sangat tinggi. Seperti dijelaskan oleh defi-
L4.7 Computational Intelli€ene nisinya, sistem permesinan modern adalah sepe-
Salah satu masalah yang sulit yang dihadapi dalam sistem manu- rangkat mesin yang dihubungkan dengan flexible
faktur yang terintegrasi ialah ketidakmampuan sistem menirukan ke' material handl ing system.
mampuan dasar manusia seperti pengaturan secara teliti benda-benda Karakteristik 2 Sistem permesinan modern menggunakan mesin-
yang berbeda ukuran, bentuk dan lain-lain. Computational intelli- mesin produksi yang relatif sedikit .
gence adalah sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk mengata- Karakteristik 3 Tipe peralatan material handling yang digunakan
si masalah tersebut. Computational intelligence memungkinkan auto- menentukan pola tata letak (layout) mesin-mesin
matedsystems seperti robot untuk menduplikasi kemampuan manusia produksi.
misalnya pengolahan bahasa dan vision yang membuat operasi robot Karakteristik 4 Jumlah setup dalam rencana proses relatif rendah.
menjadi efektif. Karakteristik 5 Waktu proses per pembebanan mesin lebih lama
produk-produk computational intelligence yanS memberikan
Karakteristik 6 Volume dan aliran informasijauh lebih besar
*
Karakteristik 7 : Ukuran batch ditentukan oleh ukuran order, ka-
BAB
pasitas alat pendukung, keterbatasan umur pakai
Karakteristik 8 :
perkakas dan tidak berdasarkan perhitungan meng-
gunakan prosedur optimisasi model matematika.
Desain mempunyai pengaruh besar terhadap ope'
1s
rasi permesinan. Computer Integrated
Design Manufacturing
-oo0oo-
System
::
*
Hal ini sangat berbeda dengan situasi misalnya pada tahun (state-of-art technology and concept) tetapi juga mampu berfikir pada
1970-an. Dalam era 1970-an, biaya produksi merupakan penentu arah yang berkebalikan dalam arti membuat produk dengan sepenuh-
utama daya saing di pasar. Produk yang dihasilkan pada biaya yang nya menyadari harapan pelanggan yang berbeda-beda.
Iebih murah memiliki daya saing yang lebih kuat. Untuk mendapatkan
Langkah berikutnya menurut Singh ialah menentukan kebutuh-
biaya produksi yang minimum, perusahaan industri manufaktur ber-
an sumber daya produksi untuk mendukung strategi bisnis. Langkah
lomba menggunakan model-model pengendalian biaya baik pada sisi
ini meliputi pemilihan yang tepat atas orang, teknologi, dan proses
pengelolaan persediaan maupun pada pengendalian proses manufac-
bisnis. Selanjutnya diakukan pengawinan (pengintegrasian) strategi
turing di lantai pabrik. Pada tahun 1980-an masalah kualitas produk
korporasi, teknologi, orang dan proses bisnis dengan memperhatikan
kemudian mendominasi faktor biaya dalam menentukan daya saing.
pengembangan kebijakan yang memungkinkan setiap organ fungsi-
Seperti halnya pada era 1870-an, perusahaan-perusahaan berlomba-
onal perusahaan seperti keuangan, penjualan, pemasaran, rekayasa
lomba menerapkan manajemen mutu yang dikembangkan oleh para
produk, manufaktur, dan sumber daya manusia berperan secara sin-
pakar'mutu. Terminologi mutu dan berbagai konsep baru bermun-
kron untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dalam mencapai
culan antara lain gugus kendali mutu, manajemen mutu terpadu, serti-
tujuan perusahaan.
fikasi I5O 2O0A dan lain-lain.
Kini, dalam era Abad XXl, taktor biaya per unit yang minimun
dan mutu produk yang tinggi tidak lagi memiliki kekuatan untuk
membangun daya saing. Saat ini, kedua faktor tersebut secara ber-
sama-sama telah dipandang oleh para pelanggan sebagai suatu kon-
disi dasar yang mutlak harus dipenuhi (taken for granted) oleh setiap
produk yang ada di pasar. Daya saing suatu perusahaan ditentukan
oleh kinerja dalam pengiriman (delivery performance), kemampuan
memenuhi keinginan khusus pelanggan (customization) dan kualitas
keterlibatan perusahaan dalam penanganan isu-isu lingkungan.
Nanua Singh mengemukakan bahwa langkah pertama yang di-
perlukan perusahaan dalam menghadapi tantangan persaingan di pa-
sar global ialah pengembangan strategi untuk persaingan di masa yang
akan datang. Perusahaan industri manufaktur tidak hanya harus me.
mahami keinginan pelanggan tetapi juga harus mampu mengembang-
kan mekanisme internal untuk merespon sesegera mungkin setiap
perubahan keinginan para pelanggan. Hal ini membutuhkan perubah-
an paradigma pada setiap unit kegiatan produksi. Proses produksi ti- Sumber:Nanua Singh CID&M (1996)
3@ Perenconaan dan Pengendalian Produ ksi Computer I ntegroted Design lAanufacturi ng Systems 361
,f
*
L5,,2 Penglertian Manu f acluringl disebut Flexible Manufacturing System (FMS). Sistem ini dibangun
dengan memanfaatkan peralatan yang dikendalikan oleh komputer
Manufacturing diartikan sebagai seperangkat kegiatan dan
(com puter-control led equ ipment) seperti co mputer n u merical control
operasi yang saling berhubungan yang mencakup desain, pemilihan
(CNC) equipment, automated guided vehic/es (ACVs) dan robots. Sis-
material, perencanaan, produksi, penjaminan mutu, manajemen dan
tem tersebut dikembangkan berdasarkan konsep teknologi kelompok
pemasaran produk-produk. Pengertian ini menjelaskan bahwa manu-
(Croup Technology) sehingga dapat memanfaatkan kemiripan bentuk
facturing tidaklah hanya sebatas proses tranformasi bahan baku men-
jadi produk yang memenuhi spesifikasi tertentu serta memiliki nilai komponen part dalam atribut desain dan fitur manufacturing.
tambah yang lebih besar. Agar perusahaan manufaktur mampu ber- 15.2.1 Numerical Controlled Machine
saing maka dia harus mampu mengirimkan produk-produknya kepada
Keunggulan mesin-mesin manufaktur yang dikendalikan dengan
pelanggan tepat waktu, pada biaya minimum dan mutu yang sesuai
menggunakan teknologi numerik (numerical controlled machines)
dengan harapan pelanggan.
pertama sekali di demonstrasikan di Massachusetts lnstitute of Tech-
Setiap produk yang dihasilkan memiliki waktu siklus yang terdiri nology (MlT) yang mendapatkan subkontrak dari Parsons Corporation
dari serangkaian tahap kegiatan yang secara garis besar berawal dari of Traverse City, Michigan yang didanai oleh US Air Force pada tahun
tahap pembuatan konsep produk, tahap pembuatan, tahap pelayanan 1950-an. Pada tahun 1960-an, mesin-mesin tersebut dilengkapi lagi
dan tahap disposal. Tahapan ini berimplikasi terhadap perancangan dengan sistem penggantian peralatan secara otomatis (automatic tool
dan manufacturing. changers) dan juga indexing worktables.
Pada masa kini, kegiatan manufacturing dapat diklasifikasikan Dalam periode ini, konsep direct numerically controlled (DNC)
atas dua kategori yaitu produksi dengan proses kontinu (continuous- systems di mana sejumlah mesin-mesin NCyang dihubungkan dengan
process production) dan produksi dengan proses diskrit (dicrete- komputer berhasil dikembangkan dengan baik. Selanjutnya pada ta-
process production). Untuk menghasilkan produk dengan biaya hun 1971, untuk pengembangan sistem pengendalian diperkenalkan
minimum, mutu tinggi dan respon yang cepat terhadap permintaan pula micro-computer-controlled NC machines di samping CNC mach-
pelanggan dalam lingkungan produksi dengan proses diskrit dibutuh- ines. Keunggulan utama penggunaan CNC ialah kemampuannya yang
kan kombinasi dari atribut produksi massa dengan iob shop. Perlu di- sangat besar dalam menyimpan program part dalam memorinya di
ketahui bahwa sistem produksi yang didasarkan kepada konsep iob samping sistem komunikasidengan pengendali lainnya atau komputer
shop memiliki fleksibilitas yang tinggi. OIeh karena itu sistem yang di- sentral.
dasarkan pada iob shop dapat dimanfaatkan untuk membuat kompo-
Keunggulan DNC dan CNC kemudian dikombinasikan dengan
nen part yang beragam tetapi produktivitas yang dicapai relatif rendah.
sistem lain dan hasil kombinasi ini disebut distributed numerically
Sebaliknya, pada sistem produksi massa yang umumnya dikhususkan
controlled (yang juga disingkat DNC). Dalam sistem DNC ini, sejum-
hanya untuk satu tipe produk saja, sehingga fleksibilitas sangat rendah,
lah mesin CNC dihubungkan dengan sebuah main host computer.
namun tingkat produktivitas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
Pada tahun 1980-an, mesin-mesin CNC dikembangkan lebih lanjut
iob shop. Untuk mendapatkan fleksibilitas yang tinggi dan juga pada sehingga mampu membawa ratusan tool, memiliki multiple spindles
produktivitas yang tinggi telah dikembangkan suatu konsep baru yang
362 Perencanaon don Pengendolian Produksi Computer I ntegrote d Design llanuf actu ring Systems 363
dan mampu mengendalikan gerakan benda kerja sampai pada arah Komponen-komponen utarna NC adalah sebagai berikut;
enam sumbu. Kemampuan ini bersama-sama dengan perkembangan Program yaitu bentuk detail dari perintah yang disarnpaikan ke-
teknologi komunikasi komputer telah mengembangkan kemajuan pe- pada mesin atau perintah kerja mengenai apa yang harus dilaku-
sat pada aut om atic m an uf actu ri ng sYstem seperti comp uter-i ntegrated kan oleh mesin tersebut, dan langkah-langkah yang harus diikuti.
m an uf actu r i n g sy ste m s. Program ini dikodekan pada beberapa media input dan kemudian
Pada masa kini, penggunaan utama mesin-mesin NC dalam bi- diinterpretasikan oleh machine control unit. Media input yang
dang manufacturingadalah metal-cuttingtools di samping pada peng-
paling sering digunakan ialah direct numerical control(DNC) se.
elasan (welding), riveting, bending, hole-making dan drafting machi-
perti telah dijelaskan di atas.
nes. Operasi pemotongan logam di dunia manufaktur merupakan Machine controlunit yaitu suatu peralatan elektomekanikal dapat
salah satu operasi yang paling penting. Sebagai operasi manufaktur membaca dan menginterpretasikan instruksi yang disampaikan
yang utama mesin ini juga digunakan pada operasi finishing setelah melalui program dan merubahnya menjadi tindakan mekanikal
proses-proses lain seperti pengecoran atau penempaan selesai dilaku- (mechanical actions).
kan karena kemampuannya menghasilkan akurasi yang sangat tinggi
o Processing facilities yaitu bagian dari sistem yang melakukan pe.
::
dalam dimensi produk yang dikerjakan. i kerjaan langsung. Peralatan mesin ini terdiri dari pemutar alat po
lq tong dan benda kerja, meja kerja, alat pembuangan, alat penahan,
Fungsi dari NC machine tootr pada dasarnya sama saja dengan *
*
I
alat untuk menempatkan benda kerja dan lain-lain.
mesin-mesin konvensional termasuk dalam hal kemampuannya mela- g
3U Perenconoan dan Pengendalian Produksi Computer I ntegrated Design lianuf octu ri ng Systems 365
Kinerja dari sistem manufaktur dapat diperbaiki secara signifikan
6) Standardization principle
Standarisasi metode dan peralatan hand/ing apabila dimungkinkan
dengan menggunakan computer<ontrolled material flow yang akan
untuk memudahkan perencanaan dan penggunaan secara efisien.
mengurangi waktu menunggu, dan work-in-progress (WIP) dibanding-
kan dengan cara manual baik dalam hal loadinglunloading maupun 7) Ergonomic principle
dalam pemindahan material. The Material handling rnstitute meng- Kenali kapasitas dan keterbatasan manusia dalann nrendesain
kompilasi sebanyak dua puluh petunjuk untuk perancangan dan pen- prosedur dan peralatan material handling untuk mengefektifkan
goperasian sistem material handling. Petunjuk-petunjuk tersebut se- interaksi manusia dalam penggunaan sistem tersebut.
cara garis besar dapat diielaskan sebagai berikut: B) Energy principle
1) Orientation PrinciPle lkut sertakan konsumsi energi dari sistem handling dan prosedur
Perlu dipelajari hubungan-hubungan sistem secara menyeluruh material handling apabila membuat perbandingan atau pertirn-
sebelum perencanaan awal untuk mengidentifikasi metode yang bangan ekonomi.
ada dan permasalahannya, kendala-kendala fisik dan ekonomi dan 9) Ecology principle
menetapkan tujuan dan kebutuhan pada masa yang akan datang. Minimumkan efek negatif pada lingkungan dalam pemilihan
2\ Planning princiPle prosedur dan peralatan material handling.
Susun rencana yang mencakup kebutuhan dasar, pilihan-pilihan 1 0) Mechanization principle
yang diinginkan, dan pertimbangan kontingensi untuk semua ke' Mekanisasikan proses handlingsehingga feasible untuk dilakukan
giatan material handling dan penyimpanan dalam meningkatkan efisiensi dan ekonomi dari dalam menghan-
3) System PrinciPle d/ing bahan.
lntegrasikan kegiatan pemindahan/pengangkutan dengan pe' 1l) Flexible principle
nyimpanan sehingga terkoordinasi dalam sistem operasi yang Cunakan metode dan peralatan yang memungkinkan dilak-
lebih ekonomis termasuk-penerimaan, inspeksi, penyimpanan' sanakannya berbagai pekerjaan dalam kondisi yang bervariasi.
produksi, perakitan, pengepakan, warehousing, pengiriman dan
1 2) Simplification principle
transPortasi.
i
Sederhanakan handling dengan cara mengeliminasi, mengurangi
4) lJnit load PrinciPle I
r atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang tidak perlu de-
Memproduksi produk dalam jumlah sebesar mungkin sehingga ngan atau tanpa peralatan.
lebih praktis untuk menurunkan unit cost angkutan'
I i) Cravity principle
5) Space utilization PrinciPle Cunakan grafitasi untuk menggerakkan bahan apabila dimung-
Cunakan lantai dan ruangan pabrik/kantor seefektif mungkin un- kinkan dengan tetap memperhatikan keterbatasan mengenai ke-
tuk memPerPendek jarak angkutan. selamatan, kemungkinan kerusakan bahan dan kerugian lainnya.
dan Pengendalian Produksi Compute r I ntegroted Desi gn lianuf octu ri ng Systems 367
366 Pe rencanoan
t
merubah paradigma manufacturing yaitu nti&valume mid-varicty
14) Safety principle
production system yang mernunculkan sistem manufacturing flexibcl
Lengkapi faktor keselamatan dalam metode material handling se-
(FMSs) yang tidak hanya memiliki fleksibilitas dalam proses permesi-
suai dengan safety code, peraturan dan pengalaman sebelumnya.
nan tetapi juga fleksibilitas dalam operasi material handling, penyinr-
1 5) Computerization PrinciPle panan dan pengambilan kembali material dari persediaan. Dalam sis-
Cunakan sistem komputerisasi dalam sistem material handling tem yang demikian, peranan dariACVS dan sistem penyimpanan dan
dan penyimpanan apabila menjamin perbaikan dalam pengenda- pengambilan secara otomatis (ASIRS) yang terhubung dengan FMS
lian bahan dan informasi. sangat dibutuhkan. Penggunaan ACVS dalam sistem manufacturing
16) System flow princiPle memberi manfaat yang sangat tinggi dalam upaya peningkatan aku-
lntegrasikan aliran data dengan aliran fisik bahan dalam handling rasi dalam pelaksanaan seluruh kegiatan karena computer -controlled
dan penyimpanan system dapat menginterface ACVS material handling system dengan
sub-sistem lain yaitu:
t7) Layout princiPle
Persiapkan tata urutan operasional dan tata letak mesin dan
per- . Automated storage and retrieval system (AS/RS)
lengkapan untuk memberikan kelancaran dalam aliran dan
ge- o Flexible manufacturing system (FMS)
370 Perencanoan dan Pengendalian Produksi Computer I ntegroted Design hlanufacturi ng Systems 371
*
*
372 Pe rencanaan dan Pengendolian Produksi Computer I ntegrated Design filanufacturi ng Systems
ti: 373
*
Machine flexibility yaitu fleksibilitas dalam kemampuan mesin
Fleksible Manufacturing system terdiri dari sejumlah mesin-me-
untuk memproduksi berbagai tipe produk dengan operasi yang berva-
sin produksi yang terprogram (programmable machine too/s) yang ter-
riasi dan volume yang juga bervariasi
hubungkan oleh sistem material handling otomatis dan dikendalikan
oleh sebuah jaringan komputer (common computer network). Sistem o Routing, flexibility yaitu kemampuan sistem memproduksi dalam
material handlingyang pada umumnya terdiri dari konveyor atau pun berbagai rute operasi.
automated guided vehicle 6VG) membawa benda kerja yang diletak- o Process flexibility yaitu kemampuan sistem mengabsorb perubah-
kan di atas pallet yang dapat dikunci pada mesin tertentu untuk
proses an dalam produk campuran tproduct-mix) dengan rnelakukan
pengolahan. Pallet ditransfer antar konveyor dan mesin secara otoma- operasi yang sama pada mesin-mesin produksi yang multifungsi.
tis-
. Product flexibility yang juga dikenal sebagai mix-change flexibility
yaitu kemampuan mengubah atau menyesuaikan proses pembuat-
an dari satu tipe ke tipe produk lain secara cepat dan ekonomis
untuk merespons perubahan keinginan pasar.
o Production flexibility yaitu kemampuan untuk memproduksi
dalam kisaran tertentu tanpa menambah perlengkapan utama ke.
culi perlengkapan keci l.
. Expansion flexibility yaitu kemampuan merubah sistem manufak-
tur untuk mengakomodasi perubahan ruang lingkup produk.
FMS pada dasarnya adalah suatu sistem manufaktur yang oto.
matis, dengan volume dan keragaman produk yang moderat dan di-
kendalikan secara sentral oleh komputer. Misalnya keputusan tentang
part mana yang harus dinaikkan pada mesin dan stasiun kerja mana
yang harus dituju berikutnya oleh masing-masing bahan dilakukan
Gambar 15.3 Flexible Manufaauring System oleh komputer. lntervensi manusia dalam operasi hanya dibutuhkan
Fleksibilitas dibutuhkan sehubungan dengan seringnya terjadi apabila terjadi hal-hal yang tak terduga.
perubahan internal seperti mesin mengalami kerusakan tiba-tiba, pe- FMS mencakup kegiatan manufaktur dengan spektrum yang
pada
rangkat lunak terganggu, operator mesin tidak absen, variasi luas seperti pemesinan, pengelasan, pengerjaan logam bentuk lem-
waktu operasi dan tain-lain. Untuk menyerap semua ketidakpastian baran, fabrikasi atau pembuatan part dan komponen sefta perakit-
yang timbul karena perubahan tersebut, system harus cukup fleksibel, an. Teknologi kelompok (Group Technology) sering disebut sebagai
dan mampu memproduksi pada variasi yang tinggi, biaya dan waktu padanan penggunaan yang paling tepat dengan FMS. Komponen fisik
ancang-ancang minimum. Fleksibilitas juga dibutuhkan untuk mening- yang utama pada FMS ialah:
katkan kemampuan sistem dalam memenuhi selera dan kebutuhan
pelanggan yang terus berkembang. Dalam automated manufacturing
yaitu:
systemdikenal dan dibutuhkan berbagai tipe fleksibilitas
*
telah dipilih dengan memperhatikan kendala teknologi dan kapasitas
.NCmachinetoolsyangmultifungsidanmampumelakukanpeng-
mesin. Untuk mengalokasikan operasi dan tool yang dibutuhkan telah
gantian alat secara otomatis.
part dikembangkan berbagai kriteria alokasi.
o Sistem material handlingyang otomatis untuk memindahkan
di antara mesin-mesin perkakas dalam stasiun-stasiun kerja.
oo0oo-
o Komponen-komponen mesin seperti mesin perkakas, perlengkap-
an material handling, alat pengganti/penukar too/ yang dikenda-
likan secara hierarkis oleh komputer
o perlengkapan lain seperti mesin pengukur kordinat dan peralatan
cuci part.
Kendati fleksibilitas tinggi yang dimiliki oleh FMs telah mem-
berikan kemajuan besar dalam sistem manufaktur karena telah
sema-
Masalahyangberkaitandenganpenentuanatauseleksitipepart
tertentuyangakandiprosesdarisejumlahtipeyangdapatdipilihbu-
too/
kan merupakan masalah sederhana. Keterbatasan ketersediaan
part yang
pada too/ magazinedan perbedaan kebutuhan too/ oleh tipe
akan diproses membuat masalah cukup rumit. Untuk
memecahkan
*
BAB
t6 Supply Chain
Management
&
*
haan manufaktur berhasil menikmati berbagai keuntungan dengan
terhadapketersediaanpasokansecaratepatwaktu'tepatjumlahdan kebijakan outsourcing. Berbagai keuntungan yang sering dilaporkan
tepat mutu ditentukan oleh kinerja
jaringan perusahaan dengan para
adalah sebagai berikut:
pemasoknya (suPPliers).
e. Kompetensi lnti
Kompetensi inti adalah keunggulan tertentu yang dimiliki peru-
sahaan melebihi perusahaan - perusahaan lain sehingga menjadi
ciri pokok yang dikenal secara baik oleh pelanggan (company's
raison d'etre)- Bila perusahaan pemasok memiliki suatu keung-
gulan lebih maka perusahaan manufaktur bersangkutan juga akan Gambar 16.1 Variabilitas Spesifikasi Bahan Dari Single Supp/ier
mendapat imbas positif. Di samping itu, perusahaan manufaktur
Untuk mengatasi masalah yang demikian, perusahaan manu-
tersebut akan lebih mudah memfokuskan diri pada pengadaan
faktur pada umumnya menggunakan beberapa perusahaan pemasok
sumber daya lain yang harus disediakan/dibuat sendiri dengan
(multiple suppliers) bahkan untuk pengadaan masing-masing jenis ba-
cara membangun kompetensi internal.
han baku/bahan pembantu, suku cadang, peralatan dan lain-lain. De'
16.2.2 Kerugian ngan menggunakan beberapa pemasok, perusahaan manufaktur akan
Berbagai kerugian ying sering diderita perusahaan sehubun-
memiliki peluang lebih besar untuk memilih perusahaan pemasok
yang lebih sesuai karena jika satu perusahaan pemasok menunjukkan
gan dengan outsourcing policy ialah variabilitas pada pasokan yang
keraguan dalam memenuhi persyaratan yang diinginkan maka per-
sering tidak dapat dihindarkan misalnya dalam hal biaya, mutu dan
usahaan pemasok lain yang ada dalam daftar rekanan dapat dipilih.
wahu pengiriman pasokan. Pada perusahaan industri manufaktur,
Namun demikian, kebijakan multiple suppliers ini juga tidak lepas
sekitar 50% dari masalah mutu produk yang dihasilkan adalah karena
dari masalah, selain menimbulkan beban tambahan terkait dengan
tingginya variabillitas mutu bahan yang diterima dari perusahaan pe-
pengelolaan para pemasok, setiap pemasok juga tidak akan pernah lu-
masok (Nicolas, J", t99B). Variabilitas mutu bahan tidak selalu berarti
put dari kekurangan misalnya pengiriman pasokan yang mengandung
balran yang dikirim pemasok mengandung bahan yang rusak tetapi
item cacat dan keterlambatan pengiriman dan lain-lain. Oleh karena
dapat berupa bahan dengan spesifikasi yang bervariasi tinggi seperti
itu, tidak benar kalau dikatakan bahwa kebijakan multiple suppliers
terlihat pada Gambar 16.1 .
akan menjamin pasokan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat jum-
Bahan yang cacat atau bahan dengan spesifikasi di luar batas lah. Bahkan tidak jarang tetapi tidak selalu, penerapan kebijakan mul-
toleransi akan meningkatkan biaya manufaktur. Terhadap bahan yang tiple suppliers memberikan efek yang lebih buruk (lihat Cambar 16.2).
*
demikan tinggi. Sangat sedikit perusahaan manufaktur yang mampu
menyediakan tenaga ahli yang cukup untuk menangani mutu setiap
Supplier C bahan, part dan komponen secara efektif. Bila tenaga ahli yang dibu-
tuhkan tidak dapat dipenuhi maka resiko yang dihadapi tidak akan
berbeda dengan resiko yang muncul pada outsourcing strategy.
7
*
I
E
Produki
r Supply Chain illanagement 389
388 Perencanaan dan Pengendalian
I
16.8 Supply Ghaln Manatlement
Peramalan permintaan pelanggan termasuk besarnya perubahan
permintaan dari waktu ke waktu rnerupakan salah satu faktor ke- Supply chain management didefinisikan sebagai perencanaan,
sulitan besar dalam perencanaan produksi sehingga sering dipan- perancangan dan pengendalian aliran bahan, informasi dan uang
dang sebagai suatu tantangan besar yang harus dicari pemecahan- sepanjang rantai supply untuk memenuhi kebuttrhan pelanggan se'
nya. Pengelolaan permintaan melalui serangkaian kegiatan seperti cara efisien baik saat ini maupun pada masa yang akan datang (Sheikh,
peramalan permintaan, dan pembukuan permintaan langsung K. 2002). Fungsi dari supply chain management ialah mengkoordi-
yang dilakukan secara teliti akan menurunkan deviasi antara pe- nasikan aliran bahan, informasi dan uang antara semua perusahaan
rencanaan dan pelaksanaan. yang terkait seperti perusahaan pemasok dan perusahaan-perusahaan
lain yang terkait dengan pasokan bahan, perusahaan manufaktur yang
16.6 Informasi dalam SUPPIY Ghain melakukan pengolahan terhadap bahan yang dipasok, perusahaan dis-
'Ketersediaan informasi yang berkualitas (tepat waktu, akurat tributor dan perusahaan retailer.
i
*E t
392 Perencanoon dan Pengendalian Produksi * Su pp ly C hoi n lvianage m e n 393
*
I
sus menyediakan jasa penyewaan gudang, atau khusus melakukan ke- fasilitas yang dibutuhkan. Misalnya, mengontrak pengadaan bahan
giatan manufaktur. Distribusi dan pernasaran produk yang dihasilkan dari perusahaan pemasok, mengontrak pembuatan produk yang diren-
dilakukan oleh perusahaan jasa distribusi dan pemasaran. canakan dari perusahaan manufaktur, menyewa gudang penyimpanan
produk dan melakukan negosiasi dengan perusahaan jasa distribusi
Kendati profesionalisme lebih mudah dibangun apabila ruang
dan pemasaran (perusahaan logistik) dan lain-lain yang dibutuhkan
kegiatan dipersempit, koordinasi antar seluruh kegiatan menjadi ma-
sehingga produk yang dihasilkan sampai ke tangan pelanggan atau re-
salah yang serius. Masalah ini terkait dengan tak terhindarkannya
tailer. Dengan demikian semua kegiatan tersebut lebih mudah dikon-
keinginan kuat masing-masing perusahaan untuk memaksimukan
trol sebagai sebuah rantai (virtual supply chain) terlebih fleksibilitas
objektif masing-masing (lihat Tabel 16.1) tanpa mempertimbangkan
dapat dipelihara karena adanya kebebasan dalam memilih persahaan-
sinkronisasi dan koordinasi antar kegiatan tersebut. Sinkronisasi dan
perusahan yang akan dikontrak. Pengalaman berbagai perusahaan
koordinasi antar kegiatan memang mustahil dilakukan karena masing-
yang bertindak sebagai virtual company menunjukkan bahwa mereka
masing kegiatan dilakukan oleh perusahaan yang terpisah terlebih
berhasil menciptakan Return on Net Asset (RONA) yang cukup tinggi.
apabila kepemilikan setiap perusahaan juga berbeda.
Namun demikian, pada pasar stabil, vinual company kurang rnampu
Masalah di atas dapat di atasi apabila ada perusahaan lain yang bersaing dengan perusahaan tradisional.
bertindak untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait.
Dengan tersedianya fasilitas teknologi informasi termasuk internet 16.11 Pen$elolaan Pelanggan
maka pengkoordinasian/sinkronisasi semakin mudah dilakukan. Per-
Pengelolaan pelanggan dalam sistem supply chain management
usahaan ini dapat dipandang sebagai virtual companY (perusahaan
terkait dengan dua proses utama yaitu proses penempatan order (order
virtual) yang melakukan pembuatan produk dan jasa, memasok ba-
placement process) dan proses pemenuhan order (order fulfillment
han-bahan kebutuhannya, menyimpan, mendistridusi dan memasar-
process).
kan produk yang diproduksi walaupun dengan cara memanfaatkan
perusahaan-perusahan lain. Dengan demikian, perusahaan virtual ini a. Proses Penempatan Order
tidak perlu memiliki seluruh fasilitas seperti pabrik pengolahan, gu- Proses penempatan order adalah semua kegiatan yang perlu di-
dang, unit transportasi dan lain-lain karena semuanya dikontrak dari lakukan untuk mencatat permintaan terhadap produk dan jasa yang
perusahaan pemiliknya. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan virtual dihasilkan dan memastikan bahwaorder dari pelanggan telah terekam
ini ialah sebuah kantor, tenaga ahli, pegawai dengan sarana penun- dengan baik dan rapi. Proses penempatan order berawal dari inisiatif
jang komputer dan lain-lain yang dibutuhkan dalam membangun dan dan kerja kreatif perusahaan untuk mendekatkan seluruh produk atau
mem proteksi core.competencies. jasa yang dihasilkannya kepada pelanggan potensial. Pelanggan yang
Dengan memanfaatkan fasilitas teknologi, perusahaan virtual rasional akan tertarik terhadap suatu produk jika dia memahami benar
melakukan rencana dan program penjualan, rencana dan program tentang besarnya benefit yang diberikan oleh produk atau jasa tersebut
produksi dan rencana keuangan yang sinkron dan terkoordinasi. Ber- terhadap kebutuhan/masalah yang sedang atau akan dihadapinya. Jika
dasarkan rencana dan prograrn-program tersebut perusahaan virtual pelanggan yakin bahwa kebutuhan atau pun masalah yang dihadapi-
melakukan kontrak dengan masing-masing perusahan yang memiliki nya akan dapat terselesaikan secara optimal oleh produk/jasa yang
.:
t
jasa yang tinggi"
diperkenalkan kepadanya maka dia akan menempatkan produk/
tersebut sebagai kebutuhan yang kemudian berkembang rnenjadi or- * Pemotongan waktu proses
der.
Keberadaan web page perusahaan akan memungkinkan para
setiap pelanggan selalu mengharapkan order yang disampaikan- pelanggan memasukkan informasi credit card sebagai bagian dari
nya dapat dipenuhi tepat waktu yang pada kondisi sekarang dapat di- proses penempatan order. Hal ini akan sangat memudahkan dan me-
artikan sebagai 'sesegera mungkin' (the sooner the better). Pemenuhan nyingkatkan waktu proses billing kepada setiap pelanggan atas order
permintaan pelanggan yang bersifat 'sesegera mungkin' mengharus- yang ditempatkannya.
kan proses pencatatan tentang seluruh data dan informasi, yang terkait
dengan permintaan tersebut, harus ditangani secara cepat dan akurat. * Perluasan akses
Data dan informasi yang dimaksud antara lain jenis dan spesifikasi Salah satu benefit besar lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan
produk, jumlah yang dipesan, kemasan yang diinginkan, harga yang internet dalam pengelolaan pelanggan ialah terbukanya peluang pe-
disepakati, tanggal penyerahan, alamat tujuan pengiriman, alat angkut rusahaan untuk menerima order setiap saat dari seluruh penjuru du-
dan lain-lain yang kemudian berlanjut dengan pengecekan terhadap nia. Para pelanggan potensial dapat mengakses informasi perusahaan
ketersediaan produk pada jadwal pengiriman yang diinginkan terse- dan produk-produk yang dihasilkan dimana pun mereka berada dan
but. membuat keputusan untuk memesan jika mereka merasa membutuh-
Proses pengumpulan data/informasi dan pencatatan ke dalam kannya.
file komputer yang dilakukan secara konvensional akan sangat mahal * Fleksibilitas dalam perubahan harga
dan mengandung resiko jika tidak akurat. Pemanfaatan teknologi inter-
Berbagai faktor lingkungan perusahaan secara terus menerus
net akan sangat membantu kemudahan dan ketelitian proses tersebut
mengalami perubahan yang sering berakibat manajemen harus melaku-
serta memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak sebagai berikut:
kan penyesuaian harga jual produk/jasa yang ditawarkan kepada para
t Penurunan biaya pelanggan. Kenaikan biaya energi akibat kecenderungan perubahan
harga pasar bahan bakar minyak dan gas misalnya sudah membukti-
Pemanfaatan teknologi internet akan menurunkan biaya pe-
kan hal tersebut. Berbagai produk perusahaan khususnya yang proses
mrosesan order karena para pelanggan dimungkinkan untuk berpar-
manufaktur membutuhkan energi yang besar seperti produk-produk
tisipasi lebih besar dalam mengkomunikasikan keinginan mereka se-
logam, semen dan lain-lain mau tidak mau 'memaksa' manajemen
cara cepat dan lebih teliti. Misalnya pelanggan membuka web site
perusahaan melakukan penyesuaian (menaikkan harga jual) bebera-
perusahaan dan menginput data/informasi tentang keinginannya serta
pa kali dalam satu tahun. Setiap perubahan harga jual membutuhkan
menempatkan order tanpa perlu berbicara kepada pihak perusahaan.
pencetakan buku katalog harga yang baru serta menyebarluaskannya
Bagian pengelolaan pelanggan pada perusahaan dapat segera mere-
kepada para pelanggan potensial dimana pun mereka berada. Jika pe-
spon order yang disampaikan oleh pelanggannya sehingga kesepakat-
rusahaan memanfaatkan teknologi internet maka kesulitan tersebut
an tentang transaksi dapat segera diambil. Proses ini akan sangat
tidak akan terjadi karena setiap pelanggan secara otomatis memiliki
efisien dari sudut pembiayaan dan lebih menjamin akurasi informasi
virtual catalog berupa website perusahaan.
beberapa di antaranya memerlukan pengiriman dalam batas waktu Salah satu masalah fundamental dalam pembuatan keputusan
yang bersamaan atau hampir bersamaan maka perusahaan perlu mem- supply chain ialah pemilihan lokasi yang paling sesuai untuk persedi-
buat keputusan tentang competitive priorities masing-masing order aan produk darimana order-order pelanggan akan dipenuhi. Tak dapat
berdasarkan faktor biaya, mutu waktu dan fleksibilitas. lsu-isu penting dihindarkan bahwa masalah penempatan lokasi persediaan produk
yang terkait dengan proses pemenuhan order ialah pertukaran infor- akhir membawa implikasi strategis. Analisis terhadap masalah funda-
masi (information sharing), lokasi persediaan dan penundaan jadwal mental ini selalu mengarah kepada dikotonni sentralisasi persediaan
pengiriman. pada lokasi dekat dengan sarana manufaktur (inventory pooling) atau
persediaan disebar secara luas ke lokasi-lokasi yang dekat dengan para
* Pertukaran informasi pelanggan potensial (inventory dispersing). Jika lokasi persediaan di-
Pertukaran informasi (information sharing) antara perusahaan poolkan dekat dengan lokasi fasilitas manufacturing akan sangat meng-
dan para pelanggannya sangat penting dalam membuat analisis an- untungkan ditinjau dari biaya persediaan karena fasilitas persediaan
tisipasi. Bagi perusahaan, ketersediaan informasi tentang situasi ope- tidak rangkap, dan biaya persediaan keamanan (cost of safety stock)
rasi para pelanggannya seperti posisi persediaan pelanggan setiap saat, rendah karena setiap kali ditemukan indikasi kekurangan persediaan
estimasi permintaan terhadap produk perusahaan dan lain-lain san- maka kegiatan pengisian ulang dapat segera dilakukan. Keuntungan
gat dibutuhkan untuk membuat antisipasi jadwal produksi. Dengan lainnya ialah daya redam yang tinggi terhadap fluktuasi permintaan
demikian, begitu order pelanggan diterima, jadwal produksi yang cu- dari para pelanggan. Bila besar order dari satu pelanggan lebih tinggi
kup akurat dapat ditetapkan sehingga pengiriman menjadi lebih aku- dari jumlah yang diperkirakan, akan tetap dapat dipenuhi melalui pe-
rat pula. Bagi pelanggan, ketersediaan informasi tentang perusahaan mindahan sejumlah tertentu dari order yang ukurannya lebih rendah
sangat dibutuhkan terutama mengenai status order dilantai pabrik, ket- dari yang diperkirakan. Kerugian dari inventory pooling system antara
ersediaan bahan baku dan lain-lain untuk membuat perkiraan jadwal lain ialah biaya pengiriman kepada pelanggan yang ordernya beru-
penempaan order kepada perusahaan tersebut. Hal ini penting untuk kuran rendah akan cukup tinggi, waktu pengiriman yang cukup lama
menghindarkan kemungkinan timbulnya kesulitan perusahaan dalam karena berjarak jauh dari lokasi pelanggan.
membuat dan mengirimkan produk yang dipesan dalarn waktu yang Apabila lokasi persediaan dekat dengan pelanggan (forward
cukup singkat. p/acement) misalnya dengan pengadaan sejumlah distribution center
pertukaran informasi yang efektif hanya dimungkinkan apabila atau wholesa/er maka waktu pengiriman akan semakin singkat dan
perusahaan memanfaatkan teknologi internet. Dengan demikian, sup- semua efek negatif dari inventory pooling akan hilang tetapi waktu
ply chain management yang didukung oleh teknologi internet akan yang dibutuhkan untuk pengisian ulang persediaan (arder replenish-
lebih menjamin tercapainya kesesuaian antara supply dan demand ment) dari fasilitas manufacturing akan meningkat dan perusahaan ha-
Cambar 16.6 menunjukkan fluktuasi total nilai persediaan secara Makin singkat waktu supply nraka kinerja supply chain mana-
agregat dari minggu ke minggu ke selama 1 tahun. seperti ditun- gement dinilai semakin baik dan sebaliknya makin lama waktu
jukkan dalam gambar 16.5, pada minggu ke 1 total nilai persedia-
supply makin buruk kinerja supply chain management.
an misalnya x,, pada minggu ke 2 sebesar x2, pada minggu ke
3 sebesar x, dan Seterusya maka total nilai persediaan rata-rata
o PerputaranPersediaan
(5) ialah: Perputaran persediaan (inventory turn over) mengukur besarnya
perputaran persediaan yang dihitung sebagai pembagian total
52
_ I,,
c-i=l
harga pokok penjualan terhadap nilai rata-rata persediaan secara
agregat. Dari pengertian ini terlihat bahwa ukuran perputaran
52 ' persediaan berkebalikan dengan lamanya waktu supply. Dengan
.rltl11
.:ti;;:i
363.057/BPK/P/2012
658.s
SIN SINULINGGA, Sukaria
p.4 Perencanaan dan pengendaliarr
produksi.