Anda di halaman 1dari 6

Permasalahan:

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini sejumlah negara
menyisipkan pengembangan skill abad 21 dalam kurikulum sudah semakin meningkat. Tetapi
kenyataannya masih ditemukan rendahnya minat guru dan siswa untuk mengembangkan skill 4C dan
guru tidak menerima dukungan yang memadai untuk menerapkan kebijakan tersebut dalam praktik
pelaksanaannya di sekolah. (Ibrayeva et al., 2022).

Muatan pembelajaran di sekolah tidak hanya mengembangjan kompetensi kognitif peserta didik,
tetapi juga memberikan lingkungan belajar dan mengajar yang terpadu untuk mewujudkan integrasi
dan penerapan ketrampilam guna menumbuhkan rasa ingin tahu dalam belajar, kreativitas, inovasi
dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah, yang
merupakan keterampilan dan kualitas penting yang dibutuhkan pada abad ke-21.
(Phuseengoen & Singhchainara, 2022)
.

Berdasarkan data survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang
dirancang oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk menilai
kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa. Hasil survei nilai kompetensi Membaca
Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara, nilai Matematika berada di peringkat 72 dari 78
negara dan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Hal ini menunjukkan bahwa komptensi
literasi dan bernalar kritis untuk pemecahan masalah peserta didik di Indonesia masih rendah. Hal ini
dapat terjadi karena dalam kegiatan pembelajaran guru kurang mampu untuk megintegrasikan
ketrampilan 4C dalam pembelajaran berbasis kompetensi misalnya dalam metode diskusi pelibatan
kerja sama siswa dengan temannya, memberikan pembelajaran berbasis HOTS, menemukan ide dan
solusi atau pun produk dalam pembelajaran berbasis proyek. Serta pembelajaran berbasis teknologi
untuk memfasilitasi kegiatan belajar dan mengajar yang efektif.

Sehingga Skill 4C yaitu creativity, critical thinking, communication, collaboration sangat penting
dalam pendidikan sebagai ketrampilan yang mendorong kompetensi pribadi diri sendiri, kemampuan
artistic, akademis, pemikiran kritis dan pemecahan masalah serta memiliki aplikabilitas di bidang
yang lain seperti teknologi, ekonomi dan sosial-budaya. (Swanzy-Impraim et al., 2023)

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis strategi pengembangan skill abad 21 yaitu 4C
yaitu creativity, critical thinking, communication, collaboration bagi guru dan siswa di jenjang sekolah
menengah.

Teori framework

Konsep 4C menurut (Norris et al., 2023)

1. Kreativitas

kreativitas sebagai "menciptakan ide dan solusi baru" melalui proses bertanya, berimajinasi,
melakukan, dan menyediakan dasar untuk pemecahan masalah yang difokuskan.

2. Kolaborasi

kolaboratif adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain melalui berbagi
pengetahuan dan keterampilan untuk mensintesis ide dan menciptakan solusi untuk suatu masalah.
Kerja tim dapat meningkatkan hasil kreativitas dan mendukung perilaku rangsangan, rasa ingin tahu,
dan ketekunan siswa, yang memengaruhi perilaku kognitif dan afektif individu. kolaborasi melibatkan
interaksi antara individu yang bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dan menghargai
kemampuan dan kontribusi rekan mereka.

3. Berpikir kritis
Proses Berpikir Kritis Berpikir kritis menjadi pusat dalam pemecahan masalah di berbagai
konteks yang menghasilkan solusi inovatif dalam keberlanjutan dengan "kemampuan untuk
menganalisis, menginterpretasi, mengevaluasi, merangkum, dan mensintesis informasi.
Kemampuan yang diperlukan ini melibatkan kemampuan untuk menjelaskan masalah,
membuat dasar atau argumen yang kokoh untuk suatu keputusan, menyimpulkan dan
membuat penilaian.
4. Komunikasi

pembahasan :

Strategi Pengembangan Keterampilan Abad ke-21 di Sekolah Menengah

A. Pengintegrasian dalam Kurikulum

1. Menyesuaikan Mata Pelajaran dengan Keterampilan Abad ke-21


Hasil penelitian bahwa mata pelajaran STEM mempengaruhi dan berkontribusi pada pengembangan
kreativitas pada siswa sebagai generasi muda. Temuan ini dapat diintegrasikan pada kurikulum dalam
pendidikan untuk pengembangan skill abad ke-21. (Borg Preca et al., 2023). Menurut (Pérez &
Palacio, 2022) pemikiran algoritma dan pemikiran komputasional, penggunaan konsep pemikiran
algoritma dalam pendidikan sekolah dapat membantu dalam memahami hubungan antara
keterampilan ini dalam pemecahan masalah matematika. Hasil temuan penelitian tersebut senada
dengan penelitian implementasi pendidikan STEM berdampak terhadap keterampilan abad 21 yang
dikenal dengan istilah skill 4C (colaboration, comunicating, critical thinking, creativity) yang semuanya
itu berkontribusi besar terhadap perkembangan minat pada siswa di jenjang pendidikan menengah
memfasilitasi tim siswa dalam bidang Seni, Bahasa Sastra, Ilmu Sosial, serta Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, Rekayasa, dan Matematika. (Phuseengoen & Singhchainara, 2022, Norris et al., 2023).
Dalam mengeksplorasi perubahan dalam konten dan keselarasan ketiga mata pelajaran STEM di
sistem sekolah menengah dari sudut pandang kerangka kerja antardisiplin. Buku teks, dokumen
kurikulum, dan kalender perencanaan menyediakan informasi untuk analisis konten yang selaras
dengan perkembangan teknologi. (Basson Ilsa, 2021).

Dalam penelitian (Bağ & Gürsoy, 2021) mengeksplorasi pelatihan Critical Thinking di sekolah
menengah dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing memiliki implikasi bagi guru
bahasa bahwa integrasi CT ke dalam tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, tugas, penilaian,
dan sikap guru adalah mungkin dan mendukung untuk peningkatan kemampuan siswa sekolah
menengah yang tingkat kemahirannya rendah sebagai pemikir yang terampil dalam bahasa target.
Penelitian (Tiro et al., 2021) dalam temuannya bahwa pengembangan ketrampilan abad 21 pada
siswa jenjang pendidikan menengah dapat dilakukan dengan metode assesmen literasi untuk
mengukur kemampuan memahami konsep, memberikan pandangan dan menafsirkan nilai dari
deskripsi literasi.

2. Proyek Kolaboratif
Dalam penelitian (Marthaliakirana et al., 2022) Pendidikan sains pada abad ke-21 menekankan
pengembangan keterampilan argumentasi dan berpikir kritis terkait isu-isu sosio-sains (SSI) yang
diterapkan pada mata pelajaran seperti biologi. Hasil menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam
pembelajaran PBL memiliki tingkat argumentasi dan berpikir kritis yang lebih tinggi. Oleh karena itu
harus dipertimbangkan oleh para guru saat melakukan restrukturisasi pelajaran dalam pengaturan
kelas pemecahan masalah. Temuan tersebut relevan dengan hasil penelitian (Yaki, 2022) materi
pembelajaran STEM terintegrasi untuk pembelajaran genetika guna meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa sekolah menengah dalam mata pelajaran biologi. Hal tersebut juga sejalan
dengan penelitian (Ojeda et al., 2021) bahwa pelaksanaan aktivitas penyelidikan dalam pelajaran
Kimia dapat berkontribusi ini terhadap perkembangan kompetensi abad ke-21. pengembangan
keterampilan ilmiah siswa akan ditingkatkan, meningkatkan literasi ilmiah mereka, yang akan
menghasilkan warga negara yang kritis, dan kemungkinan minat pada karir ilmiah-teknologi akan
meningkat.

3. dan Pembelajaran Berbasis Proyek


Pedagogi tari adalah bidang kompetensi yang kompleks dan dinamis yang melibatkan berbagai
keterampilan dan penampilan diri. Integrasi seni tari dalam pengembangkan kompetensi kebutuhan
pembelajaran abad ke-21 yangmana orientasinya standarisasi perkembangan teknologi yang relevan
untuk kurikulum, melintasi domain pengetahuan, praktik, dan perasaan. (Saearani et al., 2021)

Program pendidikan kewirausahaan menunjukkan peningkatan dalam komunikasi dan


kolaborasi, pengenalan peluang, serta berpikir kritis dan pemecahan masalah. Selain itu, terdapat
hubungan positif antara peningkatan pola pikir wirausaha dan persepsi kesuksesan karier di masa
depan. (Rodriguez & Lieber, 2020)

Pengembangan media komik digital berbasis aplikasi seluler dalam pembelajaran sosial yang
dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran online yang dipersonalisasi. Media komik digital ini
menyajikan platform pengetahuan ilmu pengetahuan interaktif dalam bentuk media komik digital
yang diperkaya dengan teknologi Augmented Reality. (Habiddin et al., 2022)

Dengan metode visual dan naratif guru sekolah menengah menciptakan kartografi
pembelajaran kemudian menceritakan kartografi ke dalam pembahasan konsep-konsep pembelajaran
dan praktik pendidikan di abad ke-21 yang mendorong pengembagan skill 4C. (Domingo-Coscollola et
al., 2022).

1. Pembelajaran berbasis karakter

Pengembangan keterampilan berpikir adalah salah satu tujuan kurikulum pendidikan moral.
Teater dapat digunakan dalam pedagogi pendidikan moral untuk meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) melalui kegiatan teatrikal yang menunjukkan perkembangan tingkat
keterampilan berpikir siswa seperti analisis, evaluasi, dan keterampilan mencipta. (Thambu et al.,
2021).

B. Hal pendukung pengembangan Keterampilan Abad ke-21

1. pengembangan guru dalam


Keyakinan guru membentuk dan memandu praktik kelas dapat memengaruhi implementasi
kreativitas yang efektif di kelas. (Ibrayeva et al., 2022). Hal ini sejalan dalam temuan penelitian
(Mohamed Zain et al., 2020) bahwa pengembangan modul adalah salah satu komponen penting
dalam merencanakan dan proses pembelajaran dan pengajaran. Pengembangan modul perlu
menggabungkan elemen yang menarik, kreatif, interaktif, dan komunikatif, karena seharusnya
berfungsi sebagai panduan untuk mengarahkan dalam konteks tertentu. Pembelajaran abad ke-21
adalah konsep baru yang telah menjadi luas diterima secara global dan bertujuan untuk
menghasilkan pembelajar yang lebih fleksibel. Konsep ini dilengkapi dengan berbagai keterampilan
yang dapat membantu pembelajar di dunia kerja masa depan. keterampilan pembelajaran abad ke-21
untuk sekelompok siswa sekolah menengah yang melibatkan penggunaan keterampilan TIK,
kreativitas, berpikir kritis, keterampilan kolaborasi, dan kepemimpinan.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Chookhampaeng et al., 2023) bahwa pemikiran komputasi
dianggap sebagai pengetahuan literasi (membaca, menulis, dan perhitungan) merupakan landasan
pembelajaran di abad ke-21. Cara terbaik untuk memfasilitasi dan mengembangkan kemampuan
mengajar dan belajar pemikiran komputasi bagi para guru adalah melalui pelatihan dan kolaborasi
dengan teknologi yang digunakan dalam mengajar dan pembelajaran pemikiran komputasi (misalnya,
komputer, program

komputer, ponsel pintar, dan multimedia).

2. Fasilitasi Kolaborasi antar Guru


Pengembangan kreativitas melalui pembelajaran adalah bagian penting dari kerangka sistem
pendidikan menengah. Keberhasilan implementasi kreativitas dari kebijakan dalam praktik di sekolah
bergantung pada para guru dalam sistem sekolah yang dibentuk oleh pengalaman mengajar dan
pelatihan dalam layanan initial teacher education (ITE) untuk meningkatkan kreativitas yang
merupakan salah satu keterampilan abad ke-21 dan praktik mengajar guru. (Swanzy-Impraim et al.,
2023). Hal tersebut juga senada dengan penelitian (Norris et al., 2023). Tim STEM implikasi untuk
pedagogi kolaborasi yang diinisiasi oleh guru dalam berbagai bidang pembelajaran . Hal tersebut
relevan dengan Guru perlu memiliki kemampuan abad ke-21 yang diintegrasikan dalam STEM untuk
meningkatkan kolaborasi, hubungan konstruktif, dan literasi pendidikan. kemampuan tersebut dapat
diwujudkan melalui literasi kognitif dan digital, perkembangan pribadi dan profesional. (De Wet &
Rothmann, 2022).

3. kepemimpinan yang mendukung pembelajaran ketrampilan abad 21


Selain itu dalam penelitian (Alsharija & Watters, 2021) modernisasi sistem pendidikan
menjadikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan di abad ke-21 sangat
penting untuk dikuasai oleh generasi muda. Oleh sebab itu sistem pendidikan perlu memperkenalkan
pengembangan dan kebijakan. Peran yang dimainkan oleh kepala sekolah menjadi sangat penting
dalam proses ini. bagaimana seorang pemimpin memfasilitasi peran mereka sebagai agen perubahan.
Menurut (Shamim, 2023) peran gaya kepemimpinan dalam mempromosikan keterampilan abad ke-21
di kalangan siswa sekolah menengah adalah pemimpin transformasional.

C. tantangan dan hambatan dalam pengembangan skill abad 21

1. perspektif yang berbeda tentang upaya membentuk minat karier siswa dari pendekatan
seperti perencanaan pembelajaran, kegiatan, dan kesiapan guru untuk
mengimplementasikan STEM dalam pengajaran. (Razali, 2021)
2. kompetensi guru dalam menguasai media komputasi atau teknologi yang masih minim
akan menjadi factor penghambat dalam pengintegrasian ketrampilan abad 21 dalam
pendidikan. Penguasaan terhadap teknologi dianggap sebagai pengetahuan tambahan
selain dari literasi, dan mereka menyadari bahwa pemikiran komputasional, bersama
dengan membaca, menulis, dan menghitung, adalah pondasi pembelajaran di abad ke-
21. Cara terbaik untuk membimbing dan mengembangkan guru dalam mengajar dan
mempelajari keterampilan pemikiran komputasional adalah melalui pelatihan dan
kolaborasi dengan teknologi yang harus digunakan dalam mengajar dan mempelajari
pemikiran komputasional (yaitu, komputer, program komputer, ponsel pintar, dan
multimedia komputasional melibatkan lima langkah berikut: 1) Memberikan pendidikan
kepada guru; 2) Mengajarkan mereka oleh pembicara atau mentor dalam pembuatan
aktivitas; 3) Menyediakan aktivitas untuk guru berlatih bersama sampai keahlian
tercapai; 4) Memungkinkan setiap guru untuk menyajikan hasil dari aktivitas; dan 5)
Guru secara kolektif merangkum hasil aktivitas. (Chookhampaeng et al., 2023)
3. ketersediaan sarana dan prasarana
Kondisi geografis suatu wilayah juga menjadi factor yang mempengaruhi pengembangan
ketrampilan abad 21, daerah yang jangkauannya jauh dari akses dan infrastruktur yang
memadai akan menjadi penghambat dalam pengintegrasian skill abad 21 ini bagi guru
dan siswa bahkan juga kepada masyrakat. Sehingga implikasi kepada kesejahteraan
ekonomi masyrakat. Oleh sebab itu pemerintah harus membuat solusi melalui kebijakan
yang dapat meningkatkan taraf hidup Masyarakat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.

Konklusi :
Hasil penelitian menunjukkan banyak strategi yang digunakan dalam pengembangan skill abad
21 di jenjang pendidikan menengah yang mengarah pada peningkatan yang positif dalam
pengembangan skill abad 21 dikenal dengan istilah 4C (communicating, collaboration, critical
thinking, and creativity) bagi siswa sekolah menengah. Strategi yang paling efektif untuk
memfasilitasi pengembangan skill abad 21 di pendidikan sekolah menengah adalah pengembangan
STEM (science, technology, engineering, and mathematic), pendekatan dengan pengintegrasian skill
abad 21 (4C) dalam muatan pembelajaran atau disiplin ilmu. Strategi ini akan lebih efektif jika dimuat
dalam pengembangan kurikulum seperti, kurikulum berbasis proyek, kurikulum berbasis kompetensi,
dan kurikulum berbasis teknologi. Selain itu dipadukan dengan strategi yang lainnya, seperti literasi,
Problem Based learning, dan lainnya.

Agenda untuk penelitian ke depannya

Dalam tinjauan sistematis tentang strategi pengembangan skill abad 21 pada siswa sekolah
menengah, kita menemukan bahwa implementasi strategi untuk mengembangkan skill abad 21 siswa
sekolah menengah tidak dapat hanya menggunakan satu strategi, tetapi harus merupakan gabungan
dari beberapa strategi. Pendekatan berbasis kurikulum diintegrasikan dengan pendekatan lintas mata
pelajaran, pembelajaran pengalaman, dan keterlibatan control orang tua dari rumah. Pengembangan
skill abad 21 di sekolah menengah perlu didukung oleh strategi campuran karena setiap strategi
melengkapi satu sama lain. Penelitian masa depan perlu mempertimbangkan strategi campuran agar
terjadi peningkatan yang signifikan dalam pengembangan skill abad 21. Saat ini, penelitian masih
didominasi oleh strategi pengintegrasian skill abad 21 ke dalam muatan pembelajaran STEM.

Sebaliknya, penelitian lain tidak hanya menggunakan STEM. Penelitian masa depan perlu
mengadopsi strategi seperti peran kepemimpinan transformasional dalam mengembangkan skill
abad 21 bagi guru dan siswa. Strategi kewirausahaan untuk siswa SMK untuk mempersiapkan di
dunia kerja. Strategi dengan pendekatan budaya yang dapat membangun pendidikan karakter. Oleh
karena itu, penelitian di masa depan dapat menggunakan variabel budaya dalam pengembangan skill
abad 21. Berdasarkan ini, metode penelitian yang dapat digunakan adalah kualitatif dengan
pendekatan studi kasus, fenomenologi, studi situs, dan etnografi. Penelitian masa depan akan
menarik jika membandingkan antara sekolah negeri dan swasta baik dalam ruang lingkup sekolah
berbasis agama untuk mengidentifikasi efektivitas implementasi strategi pengembangan skill abad
21. Terakhir, penelitian geografis di Indonesia terkait dengan topik ini perlu diikuti karena masih perlu
ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai