Anda di halaman 1dari 42

YOUR CENTER

TUGAS MANDIRI
SKENARIO 4
ANINDYA PUSPITA M – 1102019020 – A3

1 >
YOUR CENTER

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ureter Maskulina dan Feminina


1.1 Anatomi Makroskopis
1.2 Anatomi Mikroskopis
2. Memahami dan Menjelaskan Urolithiasis
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Epidemiologi
2.4 Klasifikasi
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi Klinis
2.7 Cara Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.8 Tatalaksana
2.9 Pencegahan
2.10 Komplikasi
2.11 Prognosis
1.

2 < >
01
Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ureter Maskulina dan
Feminina

3
1.1 1.1

1.1 ANATOMI MAKROSKOPIS

Ureter berasal dari pelvis renalis yang keluar dari bagian hilum renalis dan menerima
saluran dari calyx major. Panjangnya 25-30 cm. Ureter merupakan lanjutan dari pelvis
renalis, menuju distal dan akan bermuara di vesical urinaria.

4
5
6
7
1.1 1.1

Pars abdominalis : didalam ruang retroperitoneal


1.

8
Ureter pars abdominalis dimulai pada tingkat arteri ginjal dan vena posterior.
Persimpangan ureteropelvis ini biasanya bertepatan dengan vertebra lumbal
kedua di kiri, dengan sisi kanan sedikit lebih rendah. Ureter kemudian
berlanjut ke anterior pada otot psoas mayor, melintasi di bawah vena
testicularis/ovarica di level kutub inferior ginjal. Ureter bergerak ke medial
ke sendi sakroiliaka dan kemudian melengkung ke lateral di panggul. Kolon
dan mesenterinya berhubungan di anterior ureter. Secara khusus, sekum,
apendiks, dan kolon asendens terletak di atas ureter kanan, dan kolon
desenden dan sigmoid terletak di atas ureter kiri.
1.

9
• Pars pelvica : didalam pelvis minor

10
11
Ureter memasuki pelvis, di mana ia melintasi anterior ke pembuluh iliaka, yang biasanya terjadi
pada percabangan arteri iliaka komunis ke dalam arteri iliaka internal dan eksternal. Di sini, ureter
berada dalam jarak 5 cm satu sama lain sebelum menyimpang ke samping. Pembuluh ovarium
berjalan di ligamentum suspensori ovarium (ligamentum infundibulopelvis) dan melintasi ureter
secara anterior dan lateral dari pembuluh iliaka. Ureter kemudian keluar ke tulang belakang
iskiadika sebelum mengalir ke medial untuk menembus dasar kandung kemih. Permukaan
anteromedial ureter ditutupi oleh peritoneum, dan duktus deferens berjalan di anterior. Ini berjalan
dengan pedikel neurovaskular vesikalis inferior ke dalam kandung kemih. Pada wanita, ureter
berjalan ke posterior ovarium dan kemudian jauh ke ligamentum latum dan melalui ligamentum
kardinal. Arteri uterina menyilang ke anterior di lipatan rektouterin peritoneum.
1.

12
1.2 ANATOMI MIKROSKOPIS
• Terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia.
• Tunika mukosa mempunyai lamina propia berupa jaringan ikat jarang dibawah
epitel.
• Tunika muskularis terdiri dari 3 lapisan otot polos, yaitu sebelah dalam berjalan
longitudinal, dibagian tengah sirkular, dan disebelah luar longitudinal.

13
14
15
16
17
18
YOUR CENTER

02
UROTHILIASIS

You can enter a subtitle here if you need it

19 < >
2.1 DEFINISI
Urolitiasis adalah penyakit umum, diperkirakan dapat terjadi 11% pada pria dan
7% pada wanita. Ureterolitiasis menyebabkan nyeri panggul kolik unilateral yang
parah dan pasien biasanya datang dalam beberapa jam setelah onset. Rasa sakit
dapat menyebar dari panggul secara anteromedial menuju selangkangan ke alat
kelamin dan dapat disertai dengan mual, muntah, dan hematuria. Keluarnya batu
saluran kemih adalah penyebab tunggal paling umum dari obstruksi ureter akut
dan mempengaruhi sebanyak 12% dari populasi. Rasa sakitnya mungkin
merupakan rasa sakit yang paling parah yang dialami manusia, dan komplikasi
penyakit batu dapat menyebabkan infeksi parah, gagal ginjal, atau, dalam kasus
yang jarang terjadi, kematian. -MEDSCAPE

20
Batu ginjal terbentuk di dalam ginjal, dan ini disebut nefrolitiasis. Urolitiasis adalah suatu
kondisi yang terjadi ketika batu-batu ini keluar dari pelvis ginjal dan pindah ke saluran kemih
lain yang meliputi ureter, kandung kemih, dan uretra. Banyak pasien dengan urolitiasis dapat
dikelola dengan analgesik dan obat anti-emetic. Namun, batu yang berhubungan dengan
obstruksi, gagal ginjal, dan infeksi memerlukan intervensi yang lebih. - NCBI

21
2.2 ETIOLOGI

Terjadinya pembentukan batu saluran kemih berkaitan dengan adanya keja- dian
kekambuhan sebelumnya. Sekitar 50% pembentukan batu saluran kemih juga dapat
ditemukan kekambuhannya setidaknya 1 kali dalam seumur hidup. Faktor risiko
terjadinya pembentukan batu antara lain, terjadinya BSK di usia muda, faktor
keturunan, batu asam urat, batu akibat infeksi,
hiperparatiroidisme,sindrom,metabolik,dan obat-obatan3

22
FAKTOR RESIKO
Berikut beberapa faktor risiko tinggi terjadi pembentukan batu di saluram kemih:
• Faktor Umum
• Anak anak dan remaja
• Faktor Keturunan dengan riawayat BSK
• Batu mengandung Brushite
• Asam urat dan baru menggandung asam urat
• Batu akibat Infeksi
• Ginjal Tuggal
• Penyakit yang berhubungan dengan pembentukan batu
• Hiperpartioridisme
• Sindrom metabolic
• Nefrokalsinosis
• Penyakit ginjal polikistik
• Penyakit Gastrointestinal (reseksi intestinal, penyakit Crohn, Malabsorbsi)
• Kelainan medulla spinalis, spt Neurogenic Bladder

23
• Kelainan gentik yang berhubungan dengan pembentukan batu
• Sistinuria
• Hiperoksaluria primer
• Asidosis tubuler ginjal tipe i
• Xantinuria
• Abnormalitas Anatomis yang berhubungan dengan pembentukan batu
• Tubular ectasia
• Uroterepelvic Junction Obstruction (UPJ)
• Divertikulum kaliks
• Striktu uretra
• Refluks vesiko-uretero-renal
• Ginjaltapalkuda
• Ureterocele

24
2.3 EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering
di antara seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu
saluran kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar
antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu
3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun.

25
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi batu saluran kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran,
loka- si, karakteristik pencitraan sinar X, etiologi terbentuknya batu,
komposisi batu, dan risiko kekambuhan. 5
• Ukuran Batu
Ukuran batu biasanya diklasifikasikan dalam 1 atau 2 dimensi, yang dibagi
menjadi beberapa ukuran, yaitu 5, 5-10, 10-20, dan >20 mm.
• Lokasi
Kaliks ginjal superior, medial, atau inferior, pelvis renal, ureter proksimal atau
distan dan vesica urinaria.

26
Karakteristik X ray

27
Klasifikasi berdasarkan etiolohi

28
2.5 PATOFISIOLOGI

29
2.6 MANIFESTASI KLINIK
Pasien datang dengan serangkaian gejala yang serupa, mulai dari tanpa gejala hingga sakit kritis. Gejalanya
meliputi
• Onset tiba-tiba hingga bertahap
• Nyeri perut/pinggang kolik unilateral yang sering berkurang/menghilang
• Hematuria (90% mikroskopis pada UA)
• Mual dan muntah
• Demam.
• Jika sudah terjadi obstruksi saluran kemih dan/atau sepsis → gejalanya lebih parah dan termasuk
kebingungan ringan hingga obtundasi sekunder akibat kelainan metabolik yang parah.
• Pada pasien dengan infeksi berat atau sepsis, ketidakstabilan hemodinamik sering terjadi.

30
• Retensi urin dengan gejala kandung kemih yang teraba membesar menunjukan adanya sumbatan di
bawah VU yaitu uretra posterior
• AKI pre-renal juga terdapat gejala haus, penurunan UO dan berat badan
• AKI renal dihubungkan dengan gejala thrombosis, GNA, atau hipertensi berat
• AKI post-renal dicurigai apabila terdapat nyeri sudut costovertebrae atau suprapubic akibat distensi
pelviokalises ginjal, kapsula ginjal, atau VU
• Nyeri pinggang kolik yang menjalar ke daerah inguinal menandakan obstruksi ureter akut
• Keluhan terkait prostat yaitu adanya pembesaran prostat pada pemeriksaan colok dubur dan
menyebabkan obstruksi

31
2.7 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING
Pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk dilakukan pada evaluasi awal pasien suspek urolitiasis adalah
sebagai berikut:
• Analisis urin (UA) dengan mikroskop (dapat menunjukkan darah kotor atau + hematuria mikroskopis,
+/-leukosit esterase, +/- nitrit + WBC), HCG urin (semua wanita usia reproduksi)
• CBC
• CMP
• asam laktat
• Lipase
• amilase
• kultur darah (jika pasien memiliki kriteria +SIRS

32
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum : Hipertensi, demam, anemia, syok
Pemeriksaan fisik urologi
1. Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
2. Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
3. Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
4. Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)

33
Pilihan modalitas pencitraan dapat dipilih dengan menggunakan faktor-faktor seperti kebiasaan tubuh pasien, keadaan hamil,
biaya, dan pertimbangan paparan radiasi.
• Ultrasonografi ginjal adalah metode yang dapat digunakan untuk menilai urolitiasis dan merupakan studi pencitraan awal
yang ideal pilihan pada pasien anak dan hamil untuk menghindari radiasi. Bentuk pencitraan ini akan mengidentifikasi batu di
dalam ginjal, pyeloureteric, dan vesicoureteric junction, dan mengidentifikasi hidronefrosis sekunder akibat urolitiasis
obstruktif.
Doppler jet juga dapat digunakan untuk menilai aliran urin. Sensitivitas dan spesifisitas batu ureter adalah 57% dan
97,5%. Batu akan tampak ekogenik (putih terang) pada USG. Habitus tubuh yang besar dapat secara signifikan membatasi
visualisasi batu. Penilaian ukuran batu juga dapat bergantung pada operator.

34
DIAGNOSIS BANDING
• Infeksi saluran kemih bagian bawah • Kolesistitis
• Pielonefritis • Obstruksi usus kecil
• Abses ginjal • Torsi ovarium
• Aneurisma arteri ginjal • Dismenore
• Radang usus buntu • Kehamilan ektopik
• Divertikulitis • Aborsi spontan
• Iskemia mesenterika • Penyakit radang panggul (PID)
• Pankreatitis • Sembelit

35
2.8 TATALAKSANA
1. Perjalanan penyakit batu ginjal yang asimptomatik dengan ukuran kecil
masih belum jelas dan risiko progresi penyakit masih belum jelas. Hingga
saat ini, masih belum ada konsensus mengenai durasi follow-up, waktu dan
tipe intervensi. Pilihan tata laksana batu ginjal adalah kemolisis atau
pengangkatan batu secara aktif.
2. Konservatif (Observasi)
Observasi batu ginjal, terutama di kaliks, bergantung pada riwayat perjalanan
penyakit. Rekomendasi observasi pada batu ginjal saat ini belum didukung li-
teratur yang baik. Saat ini, suatu studi prospektif menyarankan dilakukan
observasi tahunan untuk batu kaliks inferior asimptomatik s10 mm. Bila
terdapat pertambahan ukuran batu, interval follow-up perlu diperpendek.
Intervensi disarankan apabila batu bertambah ukurannya >5 mm.

36
Farmakologis Pelarutan batu dengan tata laksana farmakologis merupakan
pilihan terapi hanya untuk batu asam urat, tetapi informasi mengenai
komposisi batu perlu dalam menentukan pilihan terapi.

37
Indikasi Pengangkatan Batu Ginjal Secara Aktif Indikasi adanya
pengangkatan batu pada batu ginjal antara lain:
• Pertambahan ukuran batu;
• Pasien risiko tinggi terjadinya pembentukan batu;
• Obstruksi yang disebabkan oleh batu;
• Infeksi saluran kemih;
• Batu yang menimbulkan gejala seperti nyeri atau hematuria;
• Ukuran batu >15 mm;
• Ukuran batu <15 mm jika observasi bukan merupakan pilihan terapi;
• Preferensi pasien dengan Komorbiditas;
• Keadaan sosial pasien (misalnya, profesi dan traveling)
1.

38
ALGHORITMA TATALAKSANA BATU
GINJAL

39
2.9 KOMPLIKASI
Batu mungkin dapat memenuhi seluruh pelvis renalis sehingga dapat
menyebabkan obstruksi total pada ginjal, pasien yang berada pada tahap ini
dapat mengalami retensi urin sehingga pada fase lanjut ini dapat menyebabkan
hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut maka dapat menyebabkan gagal
ginjal yang akan menunjukkan gejala-gejala gagal ginjal seperti sesak,
hipertensi, dan anemia (Colella, et al., 2005; Purnomo, 2012). Selain itu
stagnansi batu pada saluran kemih juga dapat menyebabkan infeksi ginjal yang
akan berlanjut menjadi urosepsis dan merupakan kedaruratan urologi,
keseimbangan asam basa, bahkan mempengaruhi beban kerja jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh (Colella, et al., 2005; Portis & Sundaram,
2001; Prabowo & Pranata, 2014)
1.
40
2.10 PROGNOSIS
Prognosis pasien urolitiasis cukup baik, karena terapi memberikan hasil yang
sangat baik terlepas dari beratnya penyakit. Meskipun ada peningkatan risiko
kekambuhan Sekitar 15% dan 12% berisiko berkembang menjadi gagal ginjal.
Strategi pencegahan yang tepat secara substansial dapat mengurangi risiko
kekambuhan. Diagnosis harus dibuat segera, karena batu yang lebih besar dapat
secara signifikan mengganggu aliran darah ginjal normal dan menyebabkan
kerusakan ginjal yang signifikan jika tidak ditangani.

41
YOUR CENTER

DAFTAR PUSTAKA

• Netter anatomi
• Histology guide
• NCBI
• Medscape

42 T

Anda mungkin juga menyukai