Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

PERTUMBUHAN LALAT BUAH


(Drosophylla melanogaster)

Oleh :

Rika Setiawati
Riska Sri Kusmaya Jaya
Nina Herlina
Delia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2006
A. Judul : Pertumbuhan lalat buah (Drosophylla melanogaster)
B. Tujuan :
Untuk mengetahui pertumbuhan lalat buah (Drosophylla melanogaster)

C. Landasan Teori
Lalat buah (Drosophylla melanogaster) merupakan lalat yang
membutuhkan waktu kurang lebih 10 hari untuk setiap generasi dan sepasang
parental dapat menghasilkan beberapa ratus keturunan. Dalam tiap
pertumbuhannya berbeda-beda tergantung pada faktor lingkungan dan makanan
yang terdapat di sekitarnya.
Pertumbuhan populasi ditentukan oleh beberapa variabel atau sifat
populasi seperti besarnya populasi, natalitas, mortalitas, angka (laju) pertumbuhan
dan komposisi umur. Populasi tumbuh melalui pertambahan dalam jumlahnya
oleh karena itu angka pertumbuhan sama dengan angka pertambahan.

D. Alat dan Bahan


1. Buah pisang
2. Tape
3. Alu + lumpang
4. Plastik hitam
5. Dangdang
6. Drosophylla melanogaster
7. Botol jam 4 buah
8. Gabus
9. Busa
10. Kuas
11. Cawan peteri
12. Kloroform
13. Pipet
E. Cara Kerja
1. Membuat media dengan cara
a Menumbuk halus buah pisang dan tape dengan menggunakan alu dan
lumpang
b Menyiapkan 3 buah botol jam
c Memasukkan media ke dalam masing-masing botol jam dengan
takaran yang sama
d Menutup botol jam menggunakan busa yang ditutup plastik hitam
e Mengukus media yang telah dibuat selama 1 jam di dalam dangdang
2. Menangkap Drosophylla melanogaster
3. Memasukkan Drosophylla melanogasterr ke dalam 3 buah botol jam
masing-masing 2 ekor Drosophylla jantan dan 2 ekor Drosophylla
betina
4. Mendiamkan selama 1 minggu dan melihat perkembangannya
5. Memeriksa pertumbuhan Drosophylla melanogaster pada tiap minggu
dengan cara
a Mengeluarkan Drosophylla dari tiap-tiap botol ke dalam botol jam
yang kosong kemudian diberi kloroform agar Drosopilla tidak
terbang
b Menghitung jumlah Drosophylla

F. Hasil Pengamatan
1. Kronologi Pertumbuhan Drosophylla melanogaster
Jam Hari Stadium
00.00 0 Telur diletakkan
0 – 22 0-1 Embrio
22 1 Menetas (instar I)
47 2 Penggantian kulit (Malting)(Instar II)
70 3 Penggantian kulit II (instar III)
118 5 Pembentukkan puparium
122 5 Penggantian kulit prepupal (instar IV)
130 Pupa : penampakkan kepala, sayap, kaki
5
167 7 Figmentasi mata
214 9 Imago keluar dari puparium dengan sayap
terlipat
215 9 Sayap merentang sampai bentuk dewasa

2. Tabel Pertumbuhan Drosophylla

Hari ke- Botol I Botol II Botol III


1 4 4 4
3 8 10 7
4 19 24 17
7 36 57 49
14 95 139 103
21 197 178 170
28 217 207 342
35 231 106 356

3. Kurva Pertumbuhan Drosophylla pada botol I, botol II dan botol III


TERLAMPIR

G. Pembahasan
Pada pengamatan awal mula-mula terdapat Telur Drosophylla yang
berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan ukuran 0,5 mm, pada ujung interior
terdapat lubang yang disebut mikrofilae dan terdapat tonjolan memanjang seperti
sendok. Hal ini menunjukkan bahwa Drosophylla dapat hidup pada medium yang
telah dibuat. Setelah itu jumlah telur-telur Drosophylla dari hari ke hari terus
bertambah, demikian juga dengan populasi Drosophylla.
Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan populasi Drosophylla pada tiap
botol jam. Walaupun jumlah pertumbuhan untuk masing-masing botol berbeda-
beda. Hal ini mungkin dikarenakan jenis media yang berbeda, seperti pada botol II
terdapat banyak jamur. Di awal pertumbuhan, pada botol II jumlah pertumbuhan
Drosophylla sangat cepat dan banyak, tetapi diakhir pengamatan justru pada botol
inilah yang mengalami pertumbuhan negatif (berkurang) paling awal.
Tiap populasi mempunyai pola pertumbuhan yang khas, yang disebut
bentuk pertumbuhan populasi. Jika penambahan populasi dalam sejumlah satuan
waktu berturut-turut diatur di atas grafik, kurva yang akan terjadi mungkin akan
berbentuk huruf J atau berbentuk huruf S. Bentuk huruf J dan S ini merupakan
pola dasar bentuk pertumbuhan populasi. Dari kedua bentuk dasar tersebut dapat
berbentuk berbagai variasi sesuai dengan sifat makhluk hidup dan lingkungan dari
populasi bersangkutan.
Dalam lingkungan hidup yang senantiasa berubah umumnya organisme
akan mengembangkan kemampuan untuk dapat memanfaatkan makanan yang
tersedia semaksimal mungkin (mempergunakan kesempatan selama masih ada).
Mahkluk hidup seperti ini digolongkan sebagai makhluk hidup berstrategi r
(seleksi r) organisme demikian biasanya berkembang biak dengan cepat selama
keadaan lingkungan memungkinkan. Sebaliknya dalam lingkungan yang relatif
stabil, seperti misalnya di daerah tropis, umumnya organisme akan
mengembangkan kemampuan menggunakan sumber makanan yang ada seefisien
mungkin, agar tidak habis meskipun diperebutkan diantara populasi yang hampir
jenuh kepadatannya, mahkluk hidup seperti ini digolongkan sebagai organisme
berstrategi K (seleksi K).
Drosophylla merupakan organisme yang bentuk pertumbuhannya seperti S
(sigmoid) dan merupakan organisme yang berstrategi K (carryng capacity), karena
organisme berstrategi K ini hampir selalu berada dalam keadaan populasi yang
hampir mencapai daya dukung lingkungannya serta memiliki range hidup yang
pendek.
Populasi Drosophylla mula-mula bertambah perlahan-lahan, kemudian
lebih cepat, tetapi akhirnya menjadi lambat kembali ketika hambatan lingkungan
(berkurangnya jumlah makanan di dalam botol jam) sampai tercapai tingkat yang
lebih kurang seimbang dan dipertahankan. Hal ini terjadi karena hambatan
lingkungan berangsur-angsur bertambahm besar sementara kepadatan populasi
Drosophylla semakin meningkat.
Di alam, karena faktor-faktor lingkungan sering berubah-ubah maka sering
pula kepadatan populasi naik melampaui batas daya dukung lingkungan lalu turun
kembali, bahkan sampai bawah batas daya dukung, kemudian naik lagi dan
seterusnya.

H. Kesimpulan
Drosophylla merupakan hewan yang memiliki range hidup yang pendek
(berumur pendek) dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga untuk
mempertahankan kehidupannya mereka memerlukan daya dukung yang tinggi
(makanan, suhu, kelembaban, dan pH yang sesuai). Pada awal mula
pertumbuhannya, mereka tumbuh perlahan-lahan, kemudian tumbuh sangat cepat,
dan jika daya dukung lingkungannya habis atau berkurang maka mereka dapat
berkurang dengan sangat cepat pula. Kurva yang sesuai untuk menggambarkan
pertumbuahn ini adalah kurva berbentuk S yang berstrategi K. Hal ini dapat
dilihat pada kurva hasil pengamatan.

I. Daftar Pustaka
Kuswarini, Purwati. (2004). Ekologi Hewan. Tasikmalaya : BIOLOGI FKIP
Universitas Siliwangi.

Resosoedarmo, Soedjiran, dkk. (1988). Pengantar Ekologi. Bandung : CV.


Remadja Karya.

Ristata A, Rusna. (2002). Ilmu Pengetahuan Alam Biologi. Bandung : Lubuk


Agung.

Anda mungkin juga menyukai