Rampai Kajian SHBI
Rampai Kajian SHBI
Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Rina Indiastuti saat ini telah memasuki tahun
ke -3 dalam menjalankan kepemimpinannya. Sebelum mengemban jabatan sebagai
Rektor Unpad, seluruh calon Rektor telah menandatangani Pakta Integeritas,
dengan tujuan agar bagi siapa saja yang teepilih untuk mengemban amanah sebagai
Rektor Unpad, dapat menjalankan tugasnya dengan bijaksana, sesuai dengan
perannya. Berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat 13
poin yang terdapat dalam Pakta Integritas, diantaranya :
Untuk mendorong agar kebijakan tersebut dapat terlaksana, maka dari itu itu kami
melakukan pengawalan terhadap setiap kebijakan yang dilakukan oleh Rektor agar
dapat selaras dengan kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa. Kami melakukan suatu
kajian guna untuk memberikan data serta analisis terhadap setiap perkembangan
dari beberapa isu diantaranya Regulasi Kekerasan Seksual di Unpad, Pembelajaran
Hybrid Learning, Evaluasi Kebijakann Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan
Kesehatan Mental. Diakhir kami memberikan beberapa saran perbaikan kepada
Rektor Unpad beserta jajarannya, dengan harapan dapat direalisasikan.
Jatinangor, 17 November 2021
Aliansi BEM Se-Unpad
Jatinangor, 9 Juni 2021
Akar Kebudayaan
Beberapa hari yang lalu publik dihebohkan dengan sinetron Suara Hati
Istri Zahra. Sinetron tersebut mencerminkan anak perempuan lima belas tahun
bernama Zahra yang menjadi istri ketiga dari Tirta. Plot dari sinetron ini
merupakan representasi realitas sosial masyarakat kita pada umumnya.
Perempuan berada dalam posisi rendah dan hanya menjadi objek seksual laki-
laki. Alkisah, kurang lebih seratus tahun yang lalu jika kita menelusuri teksteks
sastra era kolonial terbitan Balai Pustaka, hal seperti yang dijelaskan di atas
adalah hal yang lumrah. Perempuan dalam sastra kolonial terutama pribumi
digambarkan sebagai orang yang lemah, sangat bergantung pada laki-laki dan
hanya menjadi objek seksual belaka.
Hingga saat ini, masih banyak yang menyalahpahami konsep gender dan
seks. Gender dan seks sering kali diartikan serupa. Padahal, konsep gender dan
seks memiliki perbedaan yang mendalam. Seks atau jenis kelamin adalah
perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang
lahir. Secara binary, jenis kelamin hanya terbagi dalam dua golongan, yaitu laki-
laki dan perempuan. Dengan kata lain, seks berkaitan dengan sebuah sistem
yang bersifat kodrati dan alamiah.
Secara kuantitatif, kasus kekerasan seksual ini bukan main gilanya. Satu
perempat dari kasus kekerasan terhadap perempuan, merupakan kekerasan
seksual. Komnas Perempuan misalnya melaporkan dalam waktu 13 tahun
(1998-2011) kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh
total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap
perempuan yang dilaporkan (400.939). Kekerasan seksual adalah yang paling
dominan dalam kekerasan berbasis gender. Pada 2017, menurut survei Badan
Pusat Statistik 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual baik
fisik atau nonfisik.
1
Langgeng Saputro, (2018). “Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Kelurahan Sempaja
Kecamatan Samarinda Utara (Studi Kasus “Yayasan Kharisma Pertiwi” Rumah Perlindungan
Pemulihan Psikososial Panti Asuhan Kasih Bunda Utari)”. eJournal Sosiatri-Sosiologo Vol.6
No.4, Hal 17.
verbal maupun berupa tindakan2. Kekerasan seksual didefinisikan oleh UN
Women sebagai segala bentuk tindakan seksual yang tidak diinginkan,
permintaan tindakan seksual, tingkah laku verbal atau fisik yang mengarah pada
seksual yang mungkin dapat menyebabkan rasa terhina. Contoh bentuk
kekerasan seksual menurut PBB antara lain: percobaan pemerkosaan,
pemaksaan untuk memberikan tindakan seksual, tekanan untuk berkencan,
ucapan, lelucon, atau pernyataan berbau seksual yang tidak diinginkan,
memandang terusmenerus, menampilkan gerakan-gerakan seksual dengan tubuh
atau tangan, dan lain sebagainya3.
2
Pedoman Pemantauan Kekerasan terhadap Perempuan Dalam Kerangka Hak Asasi Manusia.
Diakses dari https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-referensi-pemantauan-
detail/pedoman-pemantauan-kekerasanterhadap-perempuan-dalam-kerangka-hak-asasi-manusia
Pada 7 Juni 2021
3
Handbook: Addressing violence and harassment against women in the world of work. Diakses
dari https://www.unwomen.org/en/digital-library/publications/2019/03/handbook-addressing-
violence-andharassment-against-women-in-the-world-of-work pada 7 Juni 2021
4
Noviana, PIvo. 2015. “Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya.” Sosio
Informa 1(1): 13–28.
http://ejournal.kemsos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/download/87/55.
5
Bentuk Kekerasan Seksual: Sebuah Pengenalan. Diakses dari
https://komnasperempuan.go.id/instrumenmodul-referensi-pemantauan-detail/15-bentuk-
kekerasan-seksual-sebuah-pengenalan pada 7 Juni 2021
Pemerkosaan juga dikenal sebagai pencabulan, merupakan serangan
dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan melakukan penetrasi
penis ke arah vagina, anus atau mulut korban, hingga penggunaan objek-
objek lain seperti jari dan benda tajam. Hal ini disertai dengan ancaman
baik secara fisik maupun psikis, hingga penyalahgunaan kekuasaan.
b) Intimidasi Seksual
Intimidasi pada umumnya adalah perilaku yang memberikan ancaman,
menciptakan suatu kondisi yang mengakibatkan korban merasa tidak
tenang dan merasa awas.
d) Eksploitasi seksual
Eksploitasi seksual pada umumnya disebabkan karena adanya
ketimpangan relasi kuasa antara pihak yang terkait. Ketimpangan relasi
kuasa antargender sangat dominan di wilayah-wilayah dengan mindset
patriarki yang masih kental, termasuk Indonesia7. Di samping itu,
eksploitasi seksual juga dapat didasari oleh dorongan keinginan untuk
mendapatkan keuntungan baik secara materil, sosial, dan politik,
f) Prostitusi Paksa
6
Purwanti, Ani, and Marzelina Zalianti. 2018. “Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu Kekerasan Seksual.” Masalah-Masalah Hukum
47(2): 138.
7
Kajian Kekerasan Berbasis Gender Online : Dari ‘Relasi Kuasa’ hingga Urgensi Perlindungan
Korban, BEM FISIP UNPAD 2021
Kegiatan prostitusi paksa dapat dilakukan dengan ancaman, kekerasan,
maupun tipu daya sehingga korban terpaksa bergabung dalam prostitusi
serta sukar untuk keluar dari lingkaran prostitusi tersebut. Prostitusi
paksa memiliki kemiripan-kemiripan dengan perbudakan seksual.
g) Perbudakan Seksual
Perbudakan ini meliputi keadaan perempuan atau anak yang dipaksa
menikah, melayani rumah tangga, atau bentuk kerja paksa lainnya, serta
berhubungan seksual dengan pelaku. Hal ini didasari pada keyakinan
bahwa seseorang memiliki hak utuh atas tubuh korban, sehingga merasa
diperbolehkan untuk bertindak sewenang-wenang hingga melakukan
kegiatan seksual dengan paksaan.
h) Pemaksaan Perkawinan (Termasuk Cerai Gantung)
Pemaksaan perkawinan dapat hadir ketika korban merasa tidak memiliki
pilihan lain, kecuali melakukan perkawinan yang di luar kehendaknya,
seperti pemaksaan oleh pihak orang tua, perkawinan paksa antara
pemerkosa dan korban pemerkosaan, maupun praktik cerai gantung.
i) Pemaksaan Kehamilan
Situasi ini muncul ketika perempuan dipaksa untuk hamil, atau
meneruskan kehamilan yang tidak dikehendakinya (misal; penghalangan
penggunaan alat kontrasepsi, pemaksaan kehamilan walaupun ada
ancaman medis, serta kehamilan karena pemerkosaan).
j) Pemaksaan Aborsi
Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan. Tindakan ini
termasuk ke dalam kekerasan seksual jika dipaksa dengan tekanan
kepada pihak korban.
l) Penyiksaan Seksual
Tindakan ini dilakukan dengan menyerang organ intim korban dengan
menggunakan senjata tanpa persetujuan korban yang bersangkutan. Hal
ini dapat dilakukan dengan ancaman dan paksaan.
m) Penghukuman Bernuansa Seksual
Penghukuman ini dilakukan dengan cara-cara amoral yang
menyebabkan rasa sakit, penderitaan, ketakutan, dan rasa malu.
Kasus Kekerasan Seksual di Kampus yang Ada Saat Ini dan Efektivitas
Regulasinya
Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan Universitas menjadi suatu
langkah awal baru dari Unpad dalam perkembangannya berupa kebijakan yang
dapat menciptakan lingkungan yang aman dari kekerasan seksual. Idealnya,
kampus adalah tempat representatif untuk belajar, bebas dari kekhawatiran
terhadap adanya nilai-nilai kemanusiaan yang direnggut atau dilanggar. Namun,
apakah peraturan yang ada sudah menciptakan nilai-nilai kemanusian tersebut?
Apakah Peraturan Rektor mengenai PPKS dari formulasi hingga advokasi
kebijakan tersebut sudah tersampaikan dengan baik atau masih menjadi suatu
peraturan yang hanya sebatas formalitas dari tuntutan para mahasiswa?
2. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun
luar kampus dalam penanganan dan pencegahan kekerasan seksual.
Berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 16
Tahun 2020, penanganan terhadap korban kekerasan seksual diberikan
hanya berupa dukungan seperti bantuan layanan psikologis, dan
pendampingan hukum. Oleh karena itu, Unpad perlu menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, baik dari dalam kampus maupun luar kampus
yang memiliki fokus pada penanganan kekerasan seksual guna membantu
korban atau penyintas yang kasusnya tidak dapat ditindak melalui peraturan
rektor. Pelibatan mahasiswa dalam pembuatan kebijakan juga perlu
dilakukan untuk menampung aspirasi mahasiswa selaku objek dalam
peraturan yang dibuat.
3. Diperlukan Mekanisme Penanganan yang Lebih Fleksibel
Penanganan terhadap korban kekerasan seksual di Universitas
Padjadjaran diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Pasal 5 Ayat (1). Laporan
pengaduan atau pengaduan tindakan kekerasan seksual. Untuk mahasiswa
dapat disampaikan kepada Direktorat kemahasiswaan dan Hubungan
Alumni, sedangkan untuk dosen dapat disampaikan kepada Direktorat
Sumber Daya Manusia. Meskipun begitu, akan lebih baik jika membentuk
Unit Layanan Khusus mengenai PPKS untuk mempermudah pelaporan.
Dengan begitu, regulasi ini akan menciptakan satu ruang yang menyeluruh
secara substantif.
5. Diperlukan pembuatan buku saku khusus yang berisi SOP penanganan kasus
kekerasan seksual di Unpad.
Urgensi pembuatan buku saku mengenai standar operasional
penanganan kasus kekerasan seksual di Unpad ini dilandaskan pada hasil
survei yang menyatakan bahwa kebanyakan mahasiswa tidak mengetahui
dan bahkan menilai bahwa peraturan rektor mengenai pencegahan dan
penanganan pelecehan seksual di Unpad masih kurang tersosialisasikan.
Karena sangat disayangkan jika ada peraturan yang telah diatur dengan
sedemikian rupa tetapi malah kurang dalam eksekusinya. Maka dari itu,
kehadiran buku saku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi
mahasiswa bahwa kekerasan seksual dapat ditindaklanjuti oleh pihak
kampus berikut tata caranya. Dengan demikian, mahasiswa, terutama
mahasiswa baru yang pernah mengalami kekerasan seksual dapat
mengetahui ke mana harus mengadukan tindakan tersebut agar segera
ditindaklanjuti. Selain itu, buku saku ini juga menjadi pencerdasan dasar
bagi mahasiswa mengenai pandangan rektorat terhadap hal-hal apa saja
yang termasuk dalam pelecehan seksual yang dapat ditindaklanjuti oleh
pihak kampus berikut pula ancaman hukumannya.
Jatinangor, 17 November 2021
Dari total responden yang menyatakan bahwa isu pelecehan seksual penting
untuk diangkat. Sebanyak 38,47% responden beralasan bahwa dukungan kepada
korban pelecehan seksual sangat dibutuhkan, sedangkan 30,77% responden merasa
pelecehan seksual penting untuk diangkat karena kasus pelecehan seksual sudah
banyak terjadi dan perlu dilakukan analisis mendalam terkait isu tersebut.
8
diakses dari https://profesi-unm.com/2021/11/16/kampus-tak-terapkan-
permendikbud-30-terancam-turun-akreditasi/ pada 17 November 2021
Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan Universitas Padjadjaran agar
Universitas Padjadjaran mendapatkan lingkungan yang aman dan terbebas dari
segala bentuk kekerasan seksual. Peraturan Rektor tersebut yang belum cukup
mengakomodasi berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani kekerasan
seksual di lingkungan kampus yang tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor
30 Tahun 2021.
Salah satu hal yang paling krusial dalam Permendikbud Ristek Nomor 30
Tahun 2021 tidak hanya berfokus pada penanganan, pemulihan, dan perlindungan
terhadap korban dengan prinsip kepentingan terbaik bagi korban kekerasan seksual,
tetapi juga berfokus pada tata cara penindakan terhadap pelaku kekerasan
seksual sebagaimana bentuk penyelenggaraan tata kelola kampus yang aman dari
kekerasan seksual. Secara sistematis, pertama-tama pelaku akan dikenakan sanksi
administratif. Penjatuhan sanksi ini adalah bagian dari yurisdiksi satuan tugas yang
dibentuk oleh panitia seleksi di perguruan tinggi yang bersangkutan. Permendikbud
Ristek Nomor 30 Tahun 2021 mengatur mekanisme pelaporan korban melalui
satgas untuk kemudian ditindaklanjuti mulai dari hal pendampingan hingga tahap
pemulihan. Kemudian, dalam hal pemberian sanksi administratif terhadap pelaku
kekerasan seksual juga membutuhkan rekomendasi dari satuan tugas. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya keberadaan satuan tugas dalam upaya melakukan
penanganan kekerasan seksual.
Kesimpulan
Hingga saat ini, Indonesia masih berada dalam kondisi darurat kekerasan
seksual. Kasus-kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi masih terjadi. Institusi
pendidikan tertinggi harus memberikan dan menciptakan ruang aman kepada setiap
civitas academica di lingkungan kampus. Dalam hal ini, Unpad sudah memiliki
produk hukum yang mengatur hal tersebut dalam Peraturan Rektor Universitas
Padjadjaran Nomor 16 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Pelecehan
Seksual di lingkungan Universitas Padjadjaran. Namun, di dalamnya masih belum
memiliki payung hukum bagi korban. Sementara itu, mengacu pada Permendikbud
Ristek No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
di Lingkungan Perguruan Tinggi yang diundangkan pada 3 September 2021 oleh
Menteri Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, telah memberikan payung hukum
yang jelas bagi korban kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan besar terhadap Peraturan Rektor Unpad
karena ketentuan-ketentuan dalam peraturan rektor tersebut belum mengakomodasi
berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani kekerasan seksual di lingkungan
kampus seperti yang tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021.
Terdapat dua poin utama yang perlu dilengkapi pada Peraturan Rektor Universitas
Padjadjaran Nomor 16 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Pelecehan
Seksual. Pertama ialah tata cara penindakan terhadap pelaku kekerasan seksual dan
Satuan Tugas Penanganan Kekerasan Seksual. Kedua, penggunaan frasa kekerasan
seksual harus mengikuti Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021. Sebab, terdapat
perbedaan definisi antara kekerasan seksual dan pelecehan seksual. Pelecehan
seksual merupakan bagian dari kekerasan seksual, sedangkan kekerasan seksual
cakupan memiliki cakupan yang lebih luas.
Saran
1. Pembentukan satgas menyesuaikan apa yang tertera di dalam
Permendikbud Ristek 30/2021 dengan memperhatikan kesetaraan gender
2. Mempertimbangkan penggunaan frasa “kekerasan seksual” dibandingkan
frasa “Pelecehan seksual”
3. Memperluas definisi kekerasan seksual dengan menambahkan kekerasan
verbal dan kekerasan melalui media teknologi dan komunikasi
4. Dalam perlindungan terhadap saksi dan korban, sebaiknya dicantumkan
jaminan-jaminan seperti jaminan berkelanjutan bagi korban baik tetap
menjadi mahasiswa atau tetap menjadi tenaga pendidik, perlindungan dari
tuntutan pidana dan gugatan perdata.
5. Memaksimalkan kembali informasi regulasi KS kepada Mahasiswa.
.
Jatinangor, 10 Juni 2021
A. Pendahuluan
Sudah lebih dari satu tahun pandemi covid-19 ini membuat sistem
pembelajaran harus berlangsung secara daring atau biasa dikenal dengan
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut merupakan satu-satunya upaya yang
dapat dilakukan agar kegiatan pendidikan tetap berjalan meskipun berada di tengah
pandemi tak terkecuali untuk jenjang perguruan tinggi. Namun, tidak dapat
dimungkiri bahwa sistem belajar mengajar secara daring dirasa kurang efektif,
terutama dalam penyampaian materi yang membutuhkan kegiatan lapangan atau
praktikum sebagai penunjang pembelajaran. Banyak keterbatasan yang ditimbulkan
dari sistem pembelajaran ini. Oleh sebab itu, pembelajaran tatap muka selalu
menjadi harapan untuk mahasiswa serta tenaga kependidikan agar dapat
diimplementasikan di semester yang akan datang.
Vaksinasi dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat di tengah pandemi
covid-19. Di Indonesia sendiri, sebanyak 28 juta dosis vaksin sudah diberikan
kepada masyarakat dan 11 juta orang di antaranya telah divaksin lengkap.
Berdasarkan hal ini, terhitung sebanyak 4,1 persen populasi telah menerima vaksin
dosis lengkap. Data tersebut menunjukkan bahwa vaksin yang diperoleh
masyarakat Indonesia masih belum maksimal. Lalu, bagaimana dengan vaksinasi
untuk mahasiswa?
Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa Pandemi covid-19 menyatakan bahwa
kelompok yang menjadi prioritas dilakukannya vaksinasi adalah kelompok
pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini berarti mahasiswa tidak termasuk ke
dalam kategori yang menjadi prioritas penerima vaksin. Sekretaris Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani, mengatakan bahwa
mahasiswa belum masuk ke dalam kelompok prioritas penerima vaksin covid-19
untuk lingkup pendidikan Indonesia. Padahal, vaksinasi yang diberikan kepada
mahasiswa ini merupakan suatu hal penting yang menyangkut metode pembelajaran
untuk mahasiswa. Meskipun begitu, Presiden Joko Widodo telah memberikan
arahan kepada dikti untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM), khususnya
bagi mahasiswa yang menjalankan praktik kompetensi dan finalisasi tugas akhir
atau penelitian. Di sisi lain, tidak sedikit pihak kampus juga mendorong seluruh
warga pendidikan —termasuk mahasiswa— untuk dijadikan prioritas penerima
vaksin agar dapat kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran di kampus.
Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dandi Supriadi, menyatakan
bahwa vaksinasi massal dilakukan kepada dosen dan tenaga kependidikan terlebih
dahulu sebelum berlanjut ke mahasiswa. Vaksinasi untuk kalangan dosen dan
mahasiswa ditargetkan akan berlangsung hingga bulan Juni. Akan tetapi, sampai
saat ini masih belum ada imbauan ataupun arahan terkait vaksinasi massal untuk
mahasiswa. Tidak ada kejelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut, padahal
mahasiswa sebagai pihak yang turut akan melaksanakan pembelajaran tatap muka
juga perlu diberi vaksinasi.
Renny Kurniawati Anton, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, mengatakan bahwa jumlah warga
Kabupaten Sumedang yang telah mendapatkan vaksin hingga 22 Maret 2021
mencapai 80.700 jiwa atau sekitar 7 persen dari 1,15 juta jiwa, dan jumlah tersebut
akan terus bertambah. Warga yang telah divaksin terdiri dari tenaga kesehatan,
pejabat Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), wartawan, tenaga
kependidikan, aparatur sipil negara (ASN) pelayan publik, dan pelayan publik
lainnya.
Terdapat perbedaan data jumlah warga Kabupaten Sumedang yang telah
divaksin. Menurut Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, jumlah
warga yang telah mendapatkan vaksin mencapai 80.700 jiwa. Namun, Bupati
Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan hal yang berbeda. Pada tanggal 26
Maret 2021, beliau menyatakan bahwa dari 1,1 juta jiwa warga Sumedang, hanya
sekitar 787.967 warga yang akan mendapatkan vaksin. Dari total target warga
tersebut, hanya 22.623 jiwa yang sudah divaksin. Jumlah tersebut terdiri atas 14.724
jiwa pada vaksinasi tahap satu dan 7.899 jiwa pada vaksinasi tahap kedua.
Pemerintah Kabupaten Sumedang menargetkan dilakukannya vaksinasi
terhadap 152.447 lansia. Namun, hingga 29 April 2021, baru 2.856 lansia atau
sekitar 1,87 persen yang telah menerima vaksin dosis pertama dan 485 lansia atau
sekitar 0,31 persen yang telah menerima vaksin dosis kedua.
Vaksinasi di Kabupaten Sumedang dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap
pertama ditujukan untuk tenaga kesehatan, tahap kedua ditargetkan untuk
petugas/pelayan publik, dan tahap ketiga akan dilakukan untuk masyarakat. Disadur
dari portal berita bisnis.com mengenai vaksinasi di Sumedang, hingga Mei 2021 ini
pelaksanaan vaksinasi di Sumedang masih berada di tahap kedua. Tahap kedua
vaksinasi memiliki sasaran sebanyak 22.931 jiwa.
B. Kesiapan Protokol Kesehatan Unpad Secara Umum
Protokol kesehatan menjadi suatu hal lumrah yang dimiliki suatu instansi,
termasuk Universitas Padjadjaran pada masa pandemi covid-19 ini. Sebagai instansi
pendidikan yang akan melaksanakan sistem hybrid learning, Unpad pun
mengeluarkan beberapa regulasi seperti protokol kesehatan untuk mencegah
penularan/transmisi virus penyebab covid-19 selama pelaksanaan kegiatan
akademik tri dharma civitasnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 571/UN6.RKT/Kep/HK/2020
tentang Protokol Kesehatan di Universitas Padjadjaran Selama Masa Pandemi
covid-19, pihak kampus telah menyediakan berbagai sarana dan prasarana, di
antaranya:
1. fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cuci tangan yang mudah
diakses di setiap pintu masuk gedung,
2. hand sanitizer dengan kadar alkohol 70%,
3. pemindai suhu (thermo gun) atau infrared,
4. mesin pembaca barcode di setiap pintu akses masuk kawasan,
5. melakukan desinfeksi sesuai standar pada setiap ruangan dan peralatan kerja
dan/atau belajar yang digunakan,
6. memasang petunjuk arah lokasi fasilitas umum,
7. alat pelindung diri berupa masker kain untuk penjaga pintu akses, petugas
keamanan dan pengemudi odong-odong kampus, 8. peralatan dan cairan
desinfeksi, dan 9. odong-odong.
Selain sarana dan prasarana, pihak kampus juga telah memberlakukan
perubahan pada akses pintu masuk. Sebelum pandemi covid-19, akses pintu masuk
kawasan Unpad sangat fleksibel, seperti dibukanya pintu selatan kampus (gerbang
lama) bagi pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor. Akan tetapi,
berdasarkan SK Rektor tersebut, saat ini pintu tersebut hanya diperuntukkan bagi
pejalan kaki (orang tanpa kendaraan). Sementara itu, mereka yang mengendarai
kendaraan pribadi roda 2 maupun roda 4 masuk melalui gerbang utara kampus.
Pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan dilakukannya pengecekan awal
dalam pencegahan penularan covid-19 di lingkungan kampus dengan mekanisme
yang telah dijabarkan dalam SK Rektor tersebut sebagai berikut.
1. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad diwajibkan
menggunakan alat pelindung diri sekurang-kurangnya berupa masker kain.
Bagi siapa pun yang tidak dapat memenuhi syarat ini, maka tidak diizinkan
memasuki kawasan kampus.
2. Pihak-pihak yang yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad
diwajibkan membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer
yang dibawa sendiri atau disediakan atau mencuci tangan menggunakan
sabun dengan air yang mengalir pada tempat yang telah disediakan.
3. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad melalui pintu
selatan (orang tanpa kendaraan) diwajibkan melakukan pemindaian suhu
tubuh.
4. Pihak-pihak yang yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad melalui
pintu utara (orang dengan kendaraan) dapat menggunakan odong-odong
yang tersedia untuk menuju destinasi akhir yang direncanakan di dalam
kampus.
5. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad dengan suhu
tubuh terindikasi mengalami demam diharuskan untuk mengikuti
pemeriksaan konfirmasi gejala-gejala influenza like illness (ILI) oleh tenaga
kesehatan di Klinik Kesehatan Pratama Unpad atau tempat-tempat khusus
lainnya yang ditentukan. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
pengunjung kawasan tersebut memiliki gejala-gejala covid-19, maka yang
bersangkutan tidak diizinkan masuk kawasan kampus Unpad.
6. Pihak yang hendak memasuki atau berada di dalam dan keluar dari ruang
kerja, layanan dan/atau belajar/praktikum/riset, diharuskan selalu
menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang sekurang-kurangnya
terbuat dari kain, memindai barcode saat memasuki ruangan, membersihkan
tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol (hand sanitizer) yang
disediakan saat memasuki ruangan, menjaga jarak fisik sekurang-kurangnya
1 meter dengan orang lain yang berada di dalam ruangan, hanya
menggunakan peralatan makan dan/ataupun minum yang dibawa masing-
masing (bersifat personal) atau disposable; menerapkan etika batuk dan
bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu, membuang tisu
dan sampah pada tempat sampah tertutup yang telah disediakan, dan
melaporkan diri jika mengalami gangguan kesehatan. Berkaitan dengan
kegiatan perkuliahan pada masa pandemi covid-19, pihak universitas juga
melakukan berbagai usaha sebagai berikut.
1. Menetapkan kapasitas efektif setiap ruangan yang akan digunakan.
2. Memastikan ketersediaan, menyusun layout ruangan, dan mengatur
penempatan peralatan yang digunakan.
3. Melakukan desinfeksi sesuai standar pada setiap ruangan dan peralatan
kerja dan/atau belajar yang digunakan.
4. Membuat peraturan bagi civitas saat memasuki, berada di dalam, dan keluar
dari ruang kerja layanan dan/atau belajar/praktikum/riset yang meliputi:
● kewajiban untuk selalu menggunakan alat pelindung diri berupa
masker;
● memindai barcode saat memasuki ruangan, membersihkan tangan
dengan cairan pembersih berbasis alkohol (hand sanitizer) yang
disediakan saat memasuki ruangan, menjaga jarak fisik
sekurangkurangnya 1 meter dengan orang lain yang berada dalam
ruangan;
● hanya menggunakan peralatan makan dan/ataupun minum yang
dibawa masing-masing (bersifat personal) atau disposable;
● menerapkan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan
hidung dengan tisu;
● membuang tisu dan sampah pada tempat sampah tertutup yang telah
disediakan; dan
● melaporkan diri jika mengalami gangguan kesehatan.
5. Membuat berbagai larangan bagi civitas selama berada di kawasan kampus.
Selain usaha-usaha di atas, pihak universitas juga menetapkan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi seluruh civitas yang terlibat atau memasuki
wilayah kampus, di antaranya sebagai berikut.
1. Memiliki e-certificate literasi pencegahan dan pengendalian transmisi virus
penyebab covid-19.
2. Mengisi pemantauan harian gejala dan kegiatan melalui AMARI Kampus
2.0.
Berdasarkan hasil kajian di atas, protokol kesehatan Universitas Padjadjaran
yang telah disahkan memang sudah selaras dengan protokol kesehatan Kemenkes,
hanya saja mungkin dapat ditingkatkan melalui berbagai usaha, yaitu:
1. penyediaan ruang isolasi di setiap fakultas,
2. penyediaan air purifier di setiap ruangan, dan
3. peraturan lebih lanjut yang mengatur sanksi pelanggaran protokol
kesehatan.
Kedua data ini dikoordinasikan dengan satgas pusat dan pihak fakultas
untuk ditabulasi.
● Mahasiswa yang memerlukan tes lanjutan akan diarahkan untuk
mengikuti swab antigen di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di
wilayah kampus, seperti Klinik Padjadjaran.
● Jika Klinik Padjadjaran tidak memiliki sarana dan prasarana yang
memadai, maka skrining dapat dilakukan di Klinik Kimia Farma dengan
biaya yang ditanggung oleh pihak universitas.
● Jika mahasiswa yang bersangkutan ternyata positif covid-19, maka pihak
satgas pusat di universitas bisa mengarahkan untuk isolasi mandiri di
asrama PUPR.
Daftar Pertanyaan tentang Mekanisme dan Alur Rujukan Kesehatan Unpad
● Apakah fasilitas di Klinik Padjadjaran sudah siap untuk proses
pembelajaran hybrid?
● Rumah sakit mana saja di wilayah sekitar Jatinangor yang dapat menjadi
lokasi rujukan bagi mahasiswa Unpad?
● Bagaimana kesiapan fakultas menghadapi keadaan tidak terduga apabila ada
salah satu mahasiswanya memiliki indikasi berupa tanda dan gejala covid-
19?
Data Penunjang yang Masih Dibutuhkan
● Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Klinik Padjadjaran. ●
Lokasi tes lanjutan terdekat di wilayah kampus.
D. Kuliah Lapangan
Kuliah lapangan pada masa pandemi covid-19 seperti ini harus mendapat
perhatian lebih dari pihak universitas, terutama bagi fakultas-fakultas yang
diharuskan mengadakan praktik langsung di lapangan, salah satunya adalah
Fakultas Pertanian. Di Fakultas Pertanian, khususnya program studi Agroteknologi,
kuliah lapangan secara langsung sangat dibutuhkan. Beberapa keluhan mahasiswa
terkait kuliah lapangan yang dilakukan secara daring adalah sebagai berikut.
1. Ada beberapa kuliah lapangan yang hanya menggunakan video kemudian
diberikan pertanyaan terkait isi dari video tersebut. Menonton video terlalu
lama membuat mata terasa lelah dan output yang dihasilkan antara
praktikum secara langsung dan secara daring sangat berbeda.
2. Praktikum daring cukup sulit untuk dipahami karena mahasiswa tidak
mendapatkan keterampilan secara nyata, sehingga sulit untuk
Dalam surat keputusan tersebut dibahas juga terkait persiapan yang harus dilakukan
mahasiswa, diantaranya : a. dalam keadaan sehat; b. sudah mendapatkan vaksinasi.
Bagi yang belum divaksin, membuat surat pernyataan (surat dibuat sendiri) yang
berisi keterangan bahwa yang bersangkutan belum mendapatkan kuota vaksinasi atau
tidak bisa divaksinasi karena alasan tertentu (memiliki komorbid); c. mendapatkan
izin orang tua, dibuktikan dengan surat pernyataan (surat dibuat sendiri); d.
mahasiswa dari luar daerah/luar negeri wajib memastikan diri dalam keadaan sehat,
melakukan karantina mandiri, atau sesuai peraturan/protokol yang berlaku di daerah
setempat.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Nomor 2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021
Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Lingkungan Universitas
Padjadjaran, semoga mampu memberikan dampak yang signifikan terkait kesiapan pihak
kampus dalam menghadapi kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas sehingga mampu
menjamin kesehatan serta keselamatan mahasiswa, tenaga pendidik hingga semua unsur
yang ada. Selain hal tersebut, perlunya perhatian terhadap peningkatan kompetensi
akademik para mahasiswa agar kualitas pendidikan tetap sesuai target dan capaian yang
diharapkan.
I. Pendahuluan
Pandemi covid-19 hingga saat ini masih berlangsung dan belum kunjung
menemukan titik hentinya. Pandemi ini telah memberikan tekanan dan dampak
yang serius pada dunia, termasuk Indonesia dengan berpengaruh signifikan
pada bidang kesehatan dan non-kesehatan. Seperti diketahui, pandemi covid-19
dalam beberapa waktu terakhir berkembang sangat cepat, karena varian baru
yang juga menjadi persoalan serius di banyak negara, khususnya Indonesia1.
Varian baru yang sudah masuk ke Indonesia tersebut antara lain B.117,
B.1351, dan B.1617 2 . Situasi seperti ini mengharuskan pemerintah untuk
mengambil langkah-langkah yang lebih tegas agar dapat mengatasi penyebaran
covid-19.
Belakangan ini, kasus covid-19 telah mencapai babak baru dengan
jumlah kasus yang meningkat tajam. Penambahan kasus harian pada 8 Juli 2021
mencetak rekor terbaru yaitu 38.391 kasus dan per tanggal 9 Juli 38.124 kasus2.
Maka dari itu, Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kebijakan
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai
tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus untuk wilayah di Pulau Jawa dan Bali4.
Langkah yang dilakukan pemerintah kali ini mengharuskan semua pekerja di
sektor yang non-essensial untuk bekerja dari rumah, melarang dine-in tempat
makan, pusat perbelanjaan seperti mall ditutup, serta penutupan tempat ibadah3.
Hal ini sesuai dengan aturan Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri)
Nomor 15 Tahun 2021 yang tujuannya untuk menekan angka mobilitas penduduk
dikarenakan inilah kunci utama dalam pengendalian penularan virus covid-194.
1
Humas. 2021. Mulai 3 Juli, Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat di Jawa-Bali.
Diakses dari https://setkab.go.id/mulai-3-juli-pemerintah-berlakukan-ppkm-darurat-
dijawa-bali/ pada 5 Juli 2021 2 Rokom. 2021. Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351,
B.1617 Sudah Ada di Indonesia. Diakses dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210504/1737688/virus-
coronavarian-baru-b-117-b-
2
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 pada
9 Juli 2021 4 Humas, Loc.Cit.
3
Tamtomo,A. 2021. INFOGRAFIK: 14 Poin Aturan PPKM Darurat Jawa-Bali. Diakses dari
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/01/143500965/infografik--14-poin-aturan-ppkmdarurat-jawa-
bali pada 5 Juli 2021
4
Humas. 2021. Mendagri Terbitkan Instruksi tentang PPKM Darurat Jawa-Bali. Diakses dari
https://setkab.go.id/mendagri-terbitkan-instruksi-tentang-ppkm-darurat-jawa-bali/ pada 5 Juli 2021 5
Salah satu upaya penting dalam mengurangi laju penyebaran virus
covid-19, sehingga mengurangi lonjakan kasus dan membawa kita keluar dari
pandemi adalah dengan melakukan vaksinasi. Tercatat hingga 9 Juli 2021,
35.775.567 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi ke-1 dan
14.868.577 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi ke-25. Pada 8
Juli 2021 dosis vaksinasi yang sudah diberikan di Indonesia yaitu 49,5 juta dosis
(12,75%). Angka ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara India
yang sudah mencapai 361,6 juta dosis (21,27%), bahkan negara Tiongkok,
tempat awal mula ditemukannya virus covid-19 sudah menyentuh 1,3 Milyar
dosis (44,4%)5.
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. melalui
kanal Youtube Unpad di acara “Rektor Menyapa, Adaptasi Pembelajaran
Hybrid” menjelaskan akan melakukan perkuliahan tatap muka terbatas pada
semester pertama tahun akademik 2021/2022 dan akan dilaksanakan sistem
pembelajaran hybrid. Pembelajaran ini akan membuka kegiatan pembelajaran
tatap muka di dalam kampus secara terbatas sehingga akan dilakukan melalui
kombinasi tatap muka dan daring. Pembelajaran tatap muka ini mengutamakan
mata kuliah yang memerlukan capaian kompetensi praktis, teknik, hingga
karakteristik kepribadian dari setiap mahasiswa sehingga ada kemungkinan
semester depan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan protokol
kesehatan yang sangat ketat10.
9
Azanella, L. 2021. Kuliah Tatap Muka Bisa Dimulai Juli 2021, Ini Penjelasan Ditjen Dikti. Diakses
dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/09/133802465/kuliah-tatap-muka-bisadimulai-juli-
2021-inipenjelasan-ditjen-dikti?page=all pada 8 Juli 2021
10
Unpad. 2020.”Rektor Menyapa, Adaptasi Pembelajaran Hybrid” Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=UahYrvff7Cg pada 5 Juli 2021
11
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case pada 8 Juli 2021
sampai 9 Juli 2021, kasus positif di DKI Jakarta adalah sebesar 636.383 kasus dan
Jawa Tengah di posisi ke-3 sebanyak 285.348 kasus positif12.
Pada 21 Juni 2021, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
mengumumkan bahwa berdasarkan tes whole genome sequencing (WGS) oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat yang bekerja sama dengan ITB,
telah ditemukan varian baru virus covid-19 yaitu varian Delta atau B.1617.2 di
Kabupaten Karawang dan Kota Depok 13 . Varian ini merupakan jenis varian
yang cepat menular dibanding dengan varian virus covid-19 sebelumnya. Kasus
positif yang semakin naik, pada 7 Juli 2021 Pemerintah Jawa Barat menetapkan
beberapa daerah menjadi zona merah dan juga zona oranye. Daerah-daerah
tersebut adalah sebagai berikut14.
Gambar 1.
12
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 pada 9 Juli 2021
13
Simbolon, Huyoga. 2021. “Corona Varian Delta Ditemukan di Jabar, Waspada Penularannya”,
diakses melalui https://www.liputan6.com/regional/read/4587435/coronavarian-delta-ditemukan-
di-jabar-waspadapenularannya pada 9 Juli 2021.
14
Maulana, Yudha. 2021. “PPKM Darurat Untuk Lindungi Rakyat, Tidak Perlu Panik”, diakses melalui
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5634546/daftar-15-daerah-di-jabar-masukzona-merah-
Covid-19 pada juli 2021
Peta Sebaran Kasus covid-19 di Jawa Barat (Sumber :
pikobar.jabarprov.go.id)
Zona Merah Zona Oranye
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Tasikmalaya
Kota Sukabumi
Pemerintah Jawa Barat membagi kebijakan tersebut menjadi 3 tugas besar dalam
melawan pandemi covid-19, yaitu :
1. Kedaruratan, Rumah Sakit, dan pandemi
2. Vaksinasi.
3. Pemulihan ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
dalam tvOne.news bahwa terdapat strategi taktis dalam mengatasi kedaruratan,
yaitu dimana semua yang sakit dengan gejala ringan tidak dibawa ke rumah
sakit, tetapi di ruang isolasi di desa dimana terdapat 5.600 pusat isolasi di
desadesa yang telah diaktifkan. Kemudian untuk pasien covid-19 dalam tahap
pemulihan menuju kesembuhan, dipindahkan ke pusat pemulihan seperti hotel,
gedung-gedung negara yang non rumah sakit15. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
juga akan memperkuat fungsi puskesmas sehingga pasien bergejala ringan dan
sedang dapat dirawat puskesmas dan ruang isolasi di desa/kelurahan yang telah
dibiayai oleh dana desa16. Jawa Barat juga membangun pusat distribusi oksigen
dan mewajibkan 27 kota dan kabupaten mempunyai gudang oksigen, sehingga
rumah sakit dan yang melakukan isolasi mandiri dapat mengakses oksigen
secara langsung. Pemerintah juga menggeser proyek infrastruktur dalam 2
minggu ini untuk membeli obat gratis. Pasien yang isolasi mandiri dapat
mengakses website pikobar.jabarprov.go.id untuk melakukan telemedicine dan
juga pengajuan paket obat17.
Per tanggal 9 Juli 2021 persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di Jawa
Barat sebesar 87,87% 18 . Hal ini lebih tinggi dari standar aman yang telah
ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 60%. Lebih lanjut Pemerintah menaikan
jatah tempat tidur untuk covid-19 yang awalnya 40% menjadi 60%, dan juga
penegakan hukum untuk menurunkan mobilitas sehingga dapat melakukan
pengendalian lebih baik lagi. Dalam mengatasi kekurangan tenaga kesehatan,
pemerintah menambah relawan dari sekolah-sekolah tenaga kesehatan. Selain
itu pemerintah sedang merumuskan untuk relawan-relawan yang
backgroundnya bukan kesehatan. Kemudian juga merekrut tenaga untuk tracer
covid-19 dengan menghadirkan setiap RT dengan 1 tracer21.
Terhitung sampai 16 Juni 2021, Jawa Barat telah melakukan vaksinasi
dosis pertama kepada masyarakat sebanyak 2.562.612 orang. Untuk dosis kedua
telah melakukan vaksinasi sebanyak 1.736.244 orang. Pada Juli - Desember
2021, Satgas Penanganan covid-19 menargetkan rata-rata penyuntikan vaksin
mencapai 175.000 per hari. Untuk itu, pemerintah menargetkan untuk setiap
sentra vaksinasi adalah sebanyak 500 sampai 1000 orang per harinya. Untuk
menyukseskan vaksinasi, pemerintah telah menggelar beberapa kali vaksinasi
15
TvOne. 2021. “Jabar Darurat covid-19, Tingkat Keterisian RS Sudah 90,76 Persen”, diakses melalui
https://www.tvonenews.com/channel/news/42777-jabar-darurat-Covid-19-tingkatketerisian-rs-sudah-
9076persen
16
Simbolon, Huyugo.2021. “RS Nyaris Penuh, Gubernur Siapkan Skema Hotel-Apartemen Jadi Ruang
Isolasi covid-19”, diakses melalui https://www.liputan6.com/regional/read/4587659/rsnyaris-penuh-
gubernur-siapkanskema-hotel-apartemen-jadi-ruang-isolasi-Covid-19
17
TvOne. Loc. it
18
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-healthcare pada 9 Juli 2021 21
TvOne. 2021. “Jabar Darurat covid-19, Tingkat Keterisian RS Sudah 90,76 Persen”, diakses
melalui https://www.tvonenews.com/channel/news/42777-jabar-darurat-Covid-19-
tingkatketerisian-rs-sudah-9076persen
massal seperti di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor yang dilakukan kepada
pendidik, pedagang pasar, petugas transportasi publik, tokoh agama, atlet,
keamanan, pekerja media, dan masyarakat umum. Kemudian vaksinasi massal
juga dilakukan di Stasiun Bogor, Kota Bogor, dan Stadion gelora Lautan Api,
dan juga pada 22 puskesmas di Kabupaten Indramayu yang dilakukan secara
serentak19.
Salah satu langkah pemulihan ekonomi Jawa Barat, diupayakan
dengan capaian investasi yang pada 2020, merupakan tertinggi di Indonesia
walau di tengah pandemi Covid19. Perekonomian Jawa Barat mengalami
pemulihan dari minus 2,39 persen pada kuartal IV 2020 menjadi minus 0,83
persen pada kuartal I 2021 akibat adanya realisasi investasi. Jawa Barat sedang
dipersiapkan menjadi pusat investasi di Asia Tenggara dikarenakan ada bedol
investasi dari China. Selain investasi, pemulihan ekonomi Jawa Barat juga akan
dilakukan swasembada dan swadaya untuk kedaulatan pangan. Pembangunan
infrastruktur kesehatan juga menjadi perhatian penting akibat adanya pandemi
covid-19. Pandemi mengakibatkan hampir semua sektor berubah menjadi
digital. Melihat fenomena ini, Pemerintah Jawa Barat juga akan mendorong
perekonomian yang berfokus pada industri 4.0 yang akan mendorong
perekonomian digital. Jawa Barat tidak akan terlalu fokus pada ekonomi
internasional tetapi lebih fokus kepada perekonomian lokal atau regional20,
Walaupun tidak terlalu fokus pada ekonomi internasional, bukan berarti
akan melewatkan kesempatan dalam memulihkan perekonomian dari sektor
ekonomi internasional. Saat ini ekspor produk pertanian dan perkebunan Jawa
Barat masih tertinggi di Indonesia. Kinerja ekspor yang terjaga dapat
berpengaruh banyak terhadap pemulihan ekonomi Jawa Barat pasca covid-1921.
Selain pada sektor pertanian dan perkebunan, produk elektronik di bidang
kesehatan masih mendominasi komoditas ekspor Jawa Barat. Untuk membantu
masyarakat yang terdampak oleh covid-19 selama PPKM Darurat, Pemerintah
Jawa Barat menyalurkan bantuan sosial berupa non tunai dan juga tunai kepada
masyarakat. Bantuan tersebut dikelola langsung oleh Kementerian Sosial22.
19
Bappeda Jabar Humas. “ Jabar Percepat Vaksinasi covid-19”, diakses melalui
http://bappeda.jabarprov.go.id/jabar-percepat-vaksinasi-Covid-19/ pada 10 Juli 2021
20
CnnIndonesia. 2021. “Bedol Desa Investasi di China, Jawa Barat siap Tampung”, diakses melalui
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210617144103-92-655708/bedol-desainvestasi-di-china-
jawa-baratsiap-tampung pada 11 Juli 2021
21
Bebey, Aksara. 2021. “Ridwan Kamil Harap Ekspor Mampu Mempercepat Pemulihan Ekonomi”,
diakses melalui https://www.merdeka.com/uang/ridwan-kamil-harap-ekspor-mampumempercepat-
pemulihanekonomi.html pada 11 Juli 2021
Fikri, Ahmad. 202. “Bansos PPKM Darurat Dibiayai Kemensos, Pemprov Jabar Beri Subsidi
22
26
dibiayaikemensos-pemprov-jabar-berisubsidi-obat/full&view=ok pada 11 Juli 2021 Diakses
melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case pada 9 Juli 2021
23
Kompas.com. 2021. “ Stok Oksigen Aman, RSUD Sumedang hanya Kekurangan Nakes dan
BOR Penuh”, diakses melalui
https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/150657578/stok-oksigen-aman-rsudsumedanghanya-
kekurangan-nakes-dan-bor-penuh pada 9 Juli 2021
24
Ismail. 2021. “Upaya Menekan Kasus covid-19, Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat Per
Hari Ini”, diakses melalui https://sumedang.radarbandung.id/berita-
utama/kotasumedang/2021/07/03/upaya-menekankasus-Covid-19-pemerintah-berlakukan-
ppkm-daruratper-hari-ini/ pada 9 Juli 2021
25
Andriana, Kiki. 2021. “Kasus Terus Meroket, RSUD Sumedang Hanya Layani Pasien covid19
Bergejala Berat”, diakses melalui https://jabar.tribunnews.com/2021/07/07/kasus-terusmeroket-
rsud-sumedang-hanyalayani-pasien-Covid-19-bergejala-berat pada 9 Juli 2021 30 Ismail. 2021.
“Terkonfirmasi Positif covid-19, Bupati Minta Warga Hubungi PSC 119”, diakses melalui
https://sumedang.radarbandung.id/berita-utama/kota-sumedang/2021/06/23/terkonfirmasipositif-
Covid-19bupati-minta-warga-hubungi-psc-119/ pada 9 Juli 2021
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir meminta masyarakat untuk
menghubungi Public Service Center (PSC) di nomor telepon 119 terkait
covid19. Saat ini PSC 119 juga menangani pasien terkonfirmasi positif covid-
19 sehingga pasien dapat dijemput menggunakan ambulans agar meminimalisir
terjadinya penularan saat menuju rumah sakit30. Selain itu, sejumlah Personil
Bhabinkamtibmas Polres Sumedang melakukan pelatihan testing, tracing, dan
treatment sehingga tim bisa bekerja dengan baik dan benar dalam mengatasi
covid-19. Tim Tracer bertugas untuk mencari, dan memantau kontak erat
selama pasien covid-19 dan isolasi. Hasil pemantauan akan dilaporkan kepada
Puskesmas sebagai koordinator tracer. Tim Tracer juga memberikan edukasi
bagaimana isolasi mandiri yang benar dan memberikan informasi yang benar
terkait covid-19 26 . Proses vaksinasi di Sumedang sendiri telah berjalan
sebanyak dua tahap. Data kumulatif progres vaksinasi covid-19 tahap 1 dan 2
sampai 9 Juni 2021 adalah terdapat target sasaran vaksinasi sebanyak 787.967
orang dengan rincian vaksinasi dilakukan terhadap tenaga kesehatan dengan
total sasaran sebanyak 3.517 orang, vaksinasi terhadap Pelayan Publik dengan
total sasaran 43.993 orang, dan vaksinasi terhadap lansia sendiri memiliki target
sebesar 137.045 orang.34
Tenaga Kesehatan 3.517 orang 4.243 orang (120,64%) 4.004 orang (113,85%)
Pelayanan Publik 43.993 orang 41.097 orang (93,42%) 30.862 orang (70,15%)
26
Abdullah, Aziz. “Optimalkan Tim Tracer, Bhabinkamtibmas Polres Sumedang Ikuti
Pelatihan 3T”, diakses melalui https://kapol.id/optimalkan-tim-tracer-bhabinkamtibmaspolres-
sumedang-ikuti-pelatihan-3t/ pada 9 Juli 2021 34 Sumedangkab.go.id.2021. “ Terus
Menerus Vaksinasi Covid 19”, diakses melalui
https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/terus-menerus-vaksinasi-Covid-19 pada 9 Juli
2021
35 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumedang. Vaksinasi massal ini tidak
hanya diprioritaskan untuk keluarga besar Polri di Kabupaten Sumedang, tetapi
juga terbuka untuk umum. Dalam pelaksanaannya sendiri dilakukan sesuai
protokol kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya kerumunan massa27.
Pemerintah Jawa Barat dan Polda Jawa Barat, bekerjasama dengan Universitas
Padjadjaran dalam melakukan vaksinasi massal bagi mahasiswa pada bulan Juli
2021. Vaksinasi ini dilakukan oleh Universitas Padjadjaran dalam rangka
membantu dan mendukung pemerintah dalam memutuskan rantai pandemi
covid-19. Vaksinasi diprioritaskan untuk mahasiswa yang berasal dari Bandung
Raya dan Sumedang, sehingga dapat membatasi mobilitas mahasiswa luar
daerah menuju kampus Universitas Padjadjaran28.
Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan Peraturan Bupati
(Perbup) Nomor 66 Tahun 2021 pada 29 Juni 2021 tentang perpanjangan PPKM
dalam rangka penanganan Covid19. Perbup ini berlaku dari 29 Juni sampai 5
Juli 2021. Dalam Perbup ini terdapat perubahan terkait kegiatan di pondok
pesantren, kegiatan sosial budaya, dan juga penutupan fasilitas umum, taman
umum, dan tempat wisata milik pemerintah daerah. Selain itu juga diatur terkait
kegiatan perekonomian seperti kapasitas pusat perbelanjaan dan penutupan
sementara kegiatan seni dan pertunjukan seperti karaoke dan bioskop34.
27
Aminullah, Aam. 2021. “35 Puskesmas di Sumedang Akan Layani Vaksinasi Massal”,
dikases melalui https://regional.kompas.com/read/2021/06/23/181910478/35-puskesmas-
disumedang-akanlayani-vaksinasi-massal pada 9 Juli 2021
28
Budianto, Arif. 2021. “Vaksinasi Massal Unpad Sasar Mahasiswa Bandung Raya dan
Sumedang”, diakses melalui https://jabar.inews.id/berita/vaksinasi-massal-unpad-
sasarmahasiswa-bandung-rayadan-sumedang pada 9 Juli 2021
Perihal pelaksanaannya, masih terdapat individu maupun pelaku usaha
yang melakukan pelanggaran terhadap PPKM Darurat. Terhitung sampai Jumat,
9 Juli 2021 telah terjadi sebanyak 283 kasus pelanggaran. Para pelanggar
diberikan sanksi administratif dengan denda yang bervariasi sesuai dengan hasil
sidang dari PN dan Kejari Sumedang. Hingga Jumat, 9 Juli 2021, telah
terkumpul jumlah denda sebanyak Rp 25.556.000,00 dengan Kecamatan
Jatinangor sebagai penyumbang terbanyak yaitu sebesar Rp3.054.000,0037.
bagi masyarakat yang terkena dampak. Untuk menghindari terjadinya data yang
double, Pemerintah Kabupaten Sumedang akan melakukan sinkronisasi data
antara data penerima bantuan sosial dari APBD kabupaten dengan data
penerima dari APBD Provinsi29.
29
Rohman, Taufik. 2021. “Data Penerima Bansos PPKM Darurat di Sumedang Mulai
Disinkronisasi”, diakses melalui https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-
priangan/pr1482191597/data-penerima-bansos-ppkmdarurat-di-sumedang-mulai-disinkronisasi pada
9 Juli 2021
30
Arief Maulana. 2021. “Unpad Akan Terapkan Pembelajaran Hybrid pada Agustus Mendatang”, diakses
dari https://www.unpad.ac.id/2021/05/unpad-akan-terapkan-pembelajaran-hybrid-padaagustus-
mendatang/ , pada tanggal 5 Juli 2021
pertumbuhan ekonomi Jatinangor dipacu oleh adanya keberadaan perguruan
tinggi selain juga adanya kontribusi industri, kerajinan, dan pertanian.
31
M Bobby Rahman. 2016. “Karakteristik Pola Penghasilan Penyedia Barang dan Jasa di Kawasan
Pendidikan Tinggi Jatinangor”. Tata Loka. Vol.18 No.1, hal. 2
32
Arief Maulana, Loc.Cit
33
Untar untuk Indonesia. 2021. “Suara Mahasiswa di Balik Rencana Kembali ke Kampus”,
diakses dari https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/05/101538471/suara-mahasiswa-
dibalik-rencana-kembali-kekampus?page=all#page2, pada tanggal 5 Juli 2021
secara penuh bagi dosen dan tenaga kependidikan mulai tanggal 3 Juli – 20
Juli 202134.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kebijakan terkait sistem perkuliahan
menjadi sesuatu hal yang penting untuk memberikan kejelasan serta keamanan
bagi civitas academica yang terlibat. Argumen tersebut berlandaskan pada
sebuah fakta lapangan yang kita ketahui bersama bahwa mahasiswa Universitas
Padjadjaran berasal dari berbagai daerah. Tidak hanya itu, tahun ajaran baru
adalah tahun hadirnya mahasiswa baru yang akan melaksanakan kegiatan
mahasiswa untuk beberapa tahun kedepan sehingga juga perlu diperhatikan.
Kemungkinan mahasiswa datang ke Jatinangor baik hanya sekadar
mencari indekos, adanya kegiatan kepanitiaan/ organisasi, atau bahkan ingin
melihat lingkungan kampus tentu bisa saja terjadi. Oleh karena itulah,
diperlukan adanya kejelasan kebijakan yang mengatur kegiatan tersebut. Selain
itu, kejenuhan dari mahasiswa selama belajar di rumah serta kepentingan dari
mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang memerlukan bimbingan secara
intens dan langsung dengan dosen pembimbing, seperti skripsi juga menjadi
kemungkinan lain terjadinya mobilisasi mahasiswa ke Jatinangor. Apalagi bagi
mahasiswa baru yang belum sama sekali menginjakkan kakinya di kampus,
tentu dorongan mereka untuk merasakan suasana kampus begitu kuat35. Oleh
karena itulah, kebijakan terkait pembelajaran pada tahun ajaran baru ini, serta
bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang muncul pada pembelajaran
semester mendatang, yang berdampak terjadinya mobilisasi mahasiswa ke
Jatinangor dan di Jatinangor menjadi sesuatu hal yang penting untuk dibahas.
Adapun topik mengenai mobilisasi mahasiswa ke Jatinangor ini akan dibahas
lebih lanjut pada subbab selanjutnya.
IV. Gelombang Mobilitas Mahasiswa ke Jatinangor
Pada 9 Juli 2021, Kabupaten Sumedang masih terkualifikasi sebagai
zona oranye36. Akan tetapi, zona tersebut berpotensi berubah seiring dengan
peningkatan kasus yang tajam belakangan ini. Salah satu faktor yang turut
meningkatkan kasus covid-19 adalah mobilitas manusia. Faktor tersebut
memungkinkan Jatinangor sebagai hotspot covid-19 apabila mahasiswa yang
kembali ke Jatinangor tidak dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga
dikhawatirkan dapat memperparah kondisi yang ada. Zona oranye merupakan
34
Artanti Hendriyana, “Tindak Lanjut PPKM Darurat covid-19, Unpad Terapkan WFH Penuh bagi
Dosen dan Tendik, diakses dari https://www.unpad.ac.id/2021/07/tindak-lanjut-ppkmdarurat-
Covid-19-unpad-terapkan-wfhpenuh-bagi-dosen-dan-tendik/ , pada tanggal 5 Juli
2021
35
Untar untuk Indonesia, Loc.Cit.
36
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-risiko pada 9 Juli 2021
zona yang berisiko sedang dan yang dekat dengan wilayah zona merah 37 .
Populasi pada zona ini wajib mengetatkan penerapan protokol kesehatan,
menunda kegiatan yang tidak begitu prioritas, mendisinfeksi tempat umum
secara tepat dan rutin, dan melakukan tes secara aktif sehingga tidak membuka
potensi menjadi zona merah.
Banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah tidak menjadi faktor
utama yang mempengaruhi pandemi, maka dari itu jumlah penduduk berkorelasi
negatif terhadap penyebaran covid-19 38 . Faktor utama yang memengaruhinya
adalah cara interaksi antara individu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh
tahapan penyebaran penyakit yang telah berlangsung melalui transmisi lokal yang
mana banyak orang tanpa gejala/carrier yang menularkan virus di tengah-tengah
masyarakat. Selain itu, mobilitas penduduk dari luar Jatinangor dapat meningkatkan
tingkat infeksi terutama yang berasal dari daerah yang telah terkonfirmasi memiliki
kasus transmisi lokal yang tinggi.
Faktor mobilitas manusia ini dapat menyebabkan kecenderungan
reversed mobility dan mobility limitation. Reversed mobility merupakan
terjadinya arus migran sehingga dapat memicu penyebaran virus selama dalam
perjalanan dari daerah asal hingga daerah yang dituju yakni Jatinangor. Mobility
Limitation merupakan pembatasan atau penghentian mobilitas yang berdampak
pada bidang lain seperti transportasi, pariwisata, dan ekonomi secara
keseluruhan. Jika awalnya mobilitas manusia yang memicu pandemi, maka
lingkaran pengaruh yang terjadi menyebabkan pandemi yang akhirnya
mengubah pola mobilitas manusia itu sendiri 39 . Oleh karena itu, mobilitas
manusia ini sangat berpengaruh dikarenakan dapat menyebabkan transmisi
penyebaran dari orang ke banyak orang lainnya dengan lokasi yang
berbedabeda terutama daerah yang dituju.
Saat ini Kabupaten Sumedang ditetapkan sebagai zona oranye, sehingga
peningkatan mobilitas dari dalam daerah maupun luar daerah menjadi suatu hal
yang patut diwaspadai. Terutama mahasiswa yang berasal dari daerah yang
kondisinya lebih parah. Oleh karena itu, BEM Kema Unpad 2021 melalui survei
37
Abdillah, Shina NM Sinaga. 2020. Infografis Yuk Kenali Arti Zona Hijau, Kuning, Oranye,
Merah covid-19. Diakses dari https://m.liputan6.com/news/read/4582773/infografis-yuk-
kenaliarti-zona-hijau-kuning-oranyemerah-Covid-19 pada 7 Juli 2021
38
Rizki Adriadi Ghiffari. 2020. “Dampak Populasi dan Mobilitas Perkotaan Terhadap Penyebaran
Pandemi
covid-19 di Jakarta”. Jurnal Tugas Geografi. Vol. 09 No.01 hal. 87
39
Sylvia Yazid, Lie, Liliana Dea Jovita. 2020. Dampak Pandemi Terhadap Mobilitas Manusia di Asia
Tenggara. Jurnal
Ilmiah Hubungan Internasional. Vol(1) hal. 75-83
“Kesiapan Mahasiswa Unpad untuk Kebijakan Perkuliahan Semester
Ganjil 2021/2022” pada 18-28 Mei 2021 menggunakan teknik non probability
quotasampling difungsikan untuk menelaah bagaimana kesiapan dan kondisi
mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada semester
mendatang. Survei tersebut direspon oleh 1709 responden dengan sampling of
error sebesar 5%. Informasi yang kami dapatkan survei tersebut menyatakan
sebanyak 51,3% mahasiswa Universitas Padjadjaran memilih hybrid, 28,8%
luring dan 19,9% memilih daring sebagai preferensi mereka dalam menjalani
perkuliahan Semester Ganjil 2021/2022, artinya 80,1% tidak memiliki
preferensi untuk menjalani perkuliahan secara daring. (Gambar 2).
Gambar 2.
Kegiatan Perkuliahan Semester Ganjil 2021/2022
Pada survei ini dibagi menjadi dua cluster yaitu mahasiswa yang
berdomisili di Jawa Barat dan mahasiswa yang berdomisili di luar Jawa Barat.
Pada mahasiswa yang berada di Jawa Barat hanya 5,9% mahasiswa Unpad yang
telah menerima vaksin covid-19 (Gambar 3). Sedangkan yang berada di luar
Jawa Barat, terdapat 11,2% mahasiswa Unpad yang sudah menerima vaksin
covid-19 (Gambar 4). Sehingga bisa disimpulkan hanya sedikit Mahasiswa
Unpad yang sudah menerima vaksin covid-19.
Gambar 3.
Mahasiswa yang Sudah Mendapatkan Vaksin covid-19 (Jawa Barat)
Gambar 4.
Mahasiswa yang Sudah Mendapatkan Covid-19 (Luar Jawa Barat)
Selain itu mahasiswa Unpad yang berasal dari Jawa Barat yang tidak
terinfeksi covid19 sebanyak 93,5% (Gambar 5), sedangkan mahasiswa Unpad
yang dari luar Jawa Barat sebanyak 92,3% yang tidak terinfeksi covid-19
(Gambar 6). Artinya, masih banyak mahasiswa Unpad yang belum pernah
terpapar covid-19.
Gambar 5.
Gambar 6.
Mahasiswa yang Pernah Terinfeksi Covid-19 (Luar Jawa Barat)
Kemudian apabila mahasiswa diharuskan hadir ke kampus, sebagian besar
Mahasiswa Unpad yang berada di Jawa Barat memilih untuk tinggal di
kos/apartemen, namun masih terdapat 14,5% mahasiswa yang belum tahu harus
tinggal dimana jika diminta untuk hadir ke kampus (Gambar 7). Sedangkan untuk
Mahasiswa Unpad di luar Jawa Barat, sebanyak 10,4% mahasiswa belum tahu harus
tinggal dimana apabila diminta hadir ke kampus (Gambar 8). Artinya, ketika
Mahasiswa Unpad mencari tempat tinggal akan ada mobilitas di Jatinangor.
Gambar 7.
Tempat Tinggal Mahasiswa Apabila Harus Hadir Ke Kampus (Jawa
Barat)
Gambar 8.
Tempat Tinggal Mahasiswa Apabila Harus Hadir Ke Kampus (Luar Jawa
Barat)
Untuk mahasiswa yang berada di Jawa Barat sebesar 79,7% Mahasiswa
Unpad diizinkan orang tua untuk menjalani kuliah secara luring (Gambar 9).
Sedangkan untuk Mahasiswa Unpad di luar Jawa Barat, sebanyak 78,2%
mahasiswa diizinkan orang tua melaksanakan kuliah secara luring (Gambar
10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa diizinkan
oleh orang tuanya untuk mengikuti perkuliahan apabila dilakukan secara luring.
Gambar 9.
Orang Tua Mahasiswa Mengizinkan Jika Kuliah Secara Luring (Jawa
Barat)
Gambar 10.
Orang Tua Mahasiswa Mengizinkan Jika Kuliah Secara Luring (Luar
Jawa Barat)
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80,1%
mahasiswa Universitas Padjadjaran memilih referensi perkuliahan untuk hybrid
atau luring. Kemudian, mayoritas Mahasiswa Unpad belum melaksanakan
vaksinasi dan belum terkena virus Covid19. Selain itu, masih terdapat
Mahasiswa Unpad yang belum tahu harus tinggal dimana jika diminta hadir ke
kampus. Hal ini menandakan akan ada lonjakan mobilitas mahasiswa dari
berbagai penjuru di Indonesia menuju Jatinangor baik untuk kegiatan
perkuliahan atau bahkan hanya sekedar untuk mencari tempat tinggal. Apabila
terjadi lonjakan, maka diperlukan persiapan yang lebih matang sehingga
Jatinangor tidak menjadi kawasan episentrum. Selain itu, apabila akan
dilaksanakan perkuliahan hybrid atau luring perlu protokol kesehatan yang ketat
agar mahasiswa tidak terpapar covid-19 dan diperlukan juga vaksinasi untuk
para mahasiswa.
40
Kiki Andriana.2021. Puskesmas Jatinangor Bantah Warga Cipacing yang Positif covid-19 Capai
Puluhan Orang, diakses melalui https://jabar.tribunnews.com/2021/06/20/puskesmasjatinangor-
bantah-warga-cipacingyang-positif-Covid-19-capai-puluhan-orang , pada 04 Juli 2021 50 Red
Eljabar. 2021. Dandim 0610/Sumedang Bersama Kapolres Serbuan Vaksinasi Nasional TNI/Polri
Di Wilayah Kecamatan Cimanggung, diakses melalui https://eljabar.com/dandim-0610sumedang-
bersamakapolres-serbuan-vaksinasi-nasional-tni-polri-di-wilayah-kecamatancimanggung/ , pada 04
Juli 2021
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan terhadap masyarakat
Jatinangor, data menunjukkan beberapa hal berikut.
Gambar 11.
Desa Tempat Tinggal Responden
Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden berasal dari 8 Desa yang
ada di Jatinangor, yang didominasi oleh Desa Hegarmanah sebanyak 34,1%
responden, dan diikuti oleh 7 desa lainnya.
Gambar 12.
Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 di Jatinangor
Gambar 14.
Penanganan Covid-19 di Jatinangor oleh Pemerintah
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Jatinangor bersikap netral
terhadap penanganan covid-19 di Jatinangor yang dilakukan Pemerintah. Lalu,
mengingat di Jatinangor terdapat 4 Perguruan Tinggi besar, seperti Unpad, IPDN,
ITB, dan Ikopin. Maka, hal tersebut tentunya juga berdampak pada kondisi
Jatinangor akibat banyaknya mahasiswa pendatang, seperti yang terlihat di diagram
berikut.
Gambar 15.
Pandemi covid-19 Berdampak pada Kondisi Sosial dan Ekonomi di
Jatinangor
Gambar 17.
Metode Kuliah yang Diperlukan Mahasiswa Unpad
Adapun mengenai rencana Unpad untuk menggelar kuliah hybrid atau
campuran antara luring dan daring, data menunjukkan mayoritas masyarakat
sangat setuju dengan rencana tersebut (Gambar 17). Alasan tersebut tidak lain
adalah karena mayoritas responden percaya bahwa jika kuliah dilaksanakan
secara hybrid, maka dapat kembali membantu meningkatkan roda ekonomi
warga Jatinangor, serta pembelajaran lebih maksimal (Gambar 18). Di lain sisi,
ada juga responden yang lebih memilih kuliah daring, dengan alasan masih
tingginya angka positif covid-19.
Gambar 18.
Alasan Memilih Metode Kuliah
Gambar 19.
Penerapan Protokol Kesehatan oleh Kampus
Diagram di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Jatinangor
berharap kampus, terutama Universitas Padjadjaran, juga harus turut serta
dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat (Gambar 19). Dan
menyediakan ruang isolasi mandiri bagi mahasiswa yang baru tiba di
Jatinangor. (Gambar 20)
Gambar 20.
Penyediaan Ruang Isolasi Mandiri Bagi Mahasiwa yang Baru Tiba di
Jatinangor
VI. ANJURAN KEBIJAKAN
Kebijakan yang dapat dianjurkan terhadap temuan-temuan yang kami
dapatkan telah kami rumuskan menjadi 7 point penting, yaitu;
a. Mempercepat vaksinasi
Berdasarkan data sebelumnya, pemberlakuan vaksinasi memiliki perbedaan
kesuksesan yang sangat signifikan antara tenaga kesehatan, pelayan
masyarakat, dan lansia. Vaksinasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian covid19, mendorong tercapainya
herd immunity, serta meminimalkan dampak sosial dan ekonomi yang menjadi
korban pandemi covid-1941.
Terkait fungsi vaksinasi sebagai pendorong tercapainya herd immunity
telah diupayakan karena program vaksinasi oleh pemerintah sedang
terlaksanakan. Herd Immunity dapat memberikan perlindungan tidak langsung
kepada individu yang rentan dengan meminimalkan kemungkinan kontak
efektif antara individu yang rentan dan individu yang terinfeksi42. Target herd
immunity dapat dicapai dengan melakukan vaksinasi kepada 60% hingga 70%
populasi negara53. Namun, informasi yang kami dapatkan mengenai vaksinasi
covid-19 terbilang kurang maksimal karena tidak menemukan informasi terbaru
yang terpublikasi secara daring. Transparansi informasi vaksinasi kepada
publik, menurut Bappenas, merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
dalam penanganan pandemi covid-1957. Informasi mengenai data jumlah
vaksinasi per tanggal 10 Juli 2021 pukul 00:52 kami dapatkan berupa unggahan
pada tanggal 4 Juni 2021 oleh portal https://tahu.sumedangkab.go.id dengan
judul “Vaksinasi di Sumedang Sudah diatas 20%”. Apabila meninjau data
berdasarkan sumber berita tersebut, vaksinasi sebesar 20% merupakan angka
yang jauh dari standard untuk mencapai herd immunity.
Mengapa harus mencapai herd immunity? Ada beberapa faktor yang
dapat dicapai apabila herd immunity dapat tercapai. Pertama, herd immunity
meminimalisir penularan virus covid-1943. Kedua, selain meminimalisir
41
Nareza, M. (Ed.). (2021, January 9). Mengetahui Manfaat Vaksin covid-19 dan Kelompok Penerima
Prioritasnya.
Alodokter. https://www.alodokter.com/mengetahui-manfaat-vaksin-covid-19-dan-kelompokpenerima-
prioritasnya.
42
Randolph, H. E., & Barreiro, L. B. (2020). Herd Immunity: Understanding covid-19. Immunity, 52(5),
737–741.
https://doi.org/10.1016/j.immuni.2020.04.012
43
Nareza, M. (Ed.). (2020, May 26). Herd Immunity, Cara yang Diduga Bisa Menekan Penyebaran
covid-19.
Alodokter. https://www.alodokter.com/herd-immunity-cara-yang-diduga-bisa-menekanpenyebaran-covid-
19.
penularan virus, menurut Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi
Molekuler, program vaksinasi harus disegerakan sebelum virus covid-19
bermutasi semakin banyak 44 . Ketiga, dengan terwujudnya herd immunity,
diharapkan dapat memulihkan ekonomi negara60.
Kementrian Kesehatan pada tanggal 24 Juni 2021 juga telah
menerbitkan Surat Edaran nomor HK.02.02/I/1669/2021 tentang Percepat
Pelaksanaan Vaksinasi covid-19 melalui Kegiatan Pos Pelayanan Vaksinasi dan
Optimalisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kementerian Kesehatan
yang diterbitkan melalui Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr.
Maxi Rein Rondonuwu, S.E. tersebut mengandung pernyataan untuk
dilaksanakannya proses percepatan vaksinasi covid-19 melalui pos pelayanan
vaksinasi masyarakat dengan dibantu oleh TNI, Polri, organisasi masyarakat,
UPT Vertikal Kemenkes, RS Vertikal, Poltekkes, serta peran aktif dunia
usaha45.
44
Purnamawati, D. (2021, March 12). Vaksinasi perlu dipercepat sebelum virus bermutasi. Antara News.
https://www.antaranews.com/berita/2039586/vaksinasi-perlu-dipercepat-sebelumvirus-
bermutasi. 60 Kriyanto, R. (2021, July 9). Herd Immunity dan Pemulihan Ekonomi. PT.
Kontan Grahanusa Mediatama. https://insight.kontan.co.id/news/herdimmunity-dan-
pemulihan-ekonomi?payment=success.
45
Dob. (2021, June 25). Percepat Vaksinasi, Kemenkes Hapus Syarat KTP Sesuai Domisili. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210625120854-4-255918/percepat-vaksinasi-
kemenkeshapus-syarat-ktp-sesuaidomisili.
46
Wang, W., Wu, Q., Yang, J., Dong, K., Chen, X., Bai, X., Chen, X., Chen, Z., Viboud, C., Ajelli,
M., & Yu, H. (2020).
Global, regional, and national estimates of target population sizes for covid-19 vaccination: descriptive
study. Research:
Special Paper, 2020(371), 1–12. https://doi.org/10.1136/bmj.m4704
mereka yang memiliki kontak langsung dengan orang yang beresiko sangat
tinggi terhadap hasil buruk yang disebabkan virus ini. Pengklasifikasian
mempertimbangkan individu dengan kondisi dasar berikut: penyakit jantung,
penyakit ginjal kronis, penyakit pernapasan kronis, penyakit hati kronis,
diabetes, kanker, HIV atau AIDS, tuberkulosis (tidak termasuk infeksi laten),
gangguan neurologis kronis, dan gangguan anemia sel sabit (Sickle cell
anemia)47.
4. Target ketiga, memfokuskan pada pengurangan penularan covid-19. Pada
hal ini, kelompok yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menularkan
virus menjadi sasaran utama vaksinasi. Kelompok ini mencakup anak-anak
dan orang dewasa yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dan pendidikan
yang dapat menciptakan kerugian apabila tidak melakukan kegiatan
pendidikan dan ekonomi tanpa kontak secara langsung. Menurut literatur,
individu yang menjadi target pada vaksinasi ke 3 ini dapat diklasifikasikan
lagi menjadi 3, yaitu (usia 20-59 tahun, usia 5-19 tahun, dan usia 0-4 tahun)
berdasarkan risiko penularan virus, dan proyeksi kerugian ekonomi karena
tidak bekerja dalam mempertimbangkan kelompok dewasa48.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumedang telah melakukan program
vaksinasi kepada target ketiga 49 . Target ketiga merupakan masyarakat yang
terdiri dari penopang ekonomi dan masa depan bangsa. Hal itu menitikberatkan
kepada kesimpulan bahwa tingkat kesuksesan vaksinasi ini akan berpengaruh
kepada baik buruknya ekonomi dan masa depan bangsa. Menurut data sensus
penduduk 2020 yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik, Kabupaten
Sumedang diperkirakan memiliki penduduk berjumlah sekitar 812.570 jiwa
terhitung dari usia minimal vaksinasi yaitu 18 tahun50. Percepatan sebaiknya
telah selesai dilakukan sebelum tahun ajaran baru. Hal tersebut berkenaan
dengan sebanyak 15 perguruan tinggi berada di Kabupaten Sumedang, terutama
Kecamatan Jatinangor yang memiliki 4 perguruan tinggi, dan ditakutkan akan
47
Clark A, Jit M, Warren-Gash C, et al., Centre for the Mathematical Modelling of Infectious
Diseases covid-19 working group. Global, regional, and national estimates of the population at
increased risk of severe covid-19 due to underlying health conditions in 2020: a modelling
study. Lancet Glob Health 2020;8:e1003-17.
48
Zhang J, Litvinova M, Liang Y, et al. Changes in contact patterns shape the dynamics of the covid19
outbreak in China.
Science2020;368:1481-6.
49
Fauzan, R. (2021, March 23). Catat! Masyarakat Umum Kebagian Vaksin covid-19 Mei atau Juni:
Ekonomi. Bisnis.com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210323/12/1371590/catatmasyarakat-
umum-kebagian-vaksin-Covid-19-mei-atau-juni
50
Badan Pusat Statistik. (2020). Badan Pusat Statistik: Jumlah Penduduk Menurut Wilayah,
Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin 2020. https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2020
menjadi pusat penyebaran virus covid-19 ketika mahasiswa kembali singgah ke
daerah sekitar perguruan tinggi mereka67 68. Kami menganjurkan kepada
pemerintah Kabupaten Sumedang untuk mempercepat vaksinasi agar
membentuk herd immunity pada masyarakat. Hal tersebut khususnya pada
masyarakat Kecamatan Jatinangor yang memiliki beberapa Universitas pada
satu kecamatan dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah.
Jumlah vaksinasi yang membentuk herd immunity sebesar 70%
populasi, atau sebanyak 624.274 jiwa penduduk Kabupaten Sumedang.
Kecamatan Jatinangor sendiri, menurut data sensus penduduk tahun 2020,
memiliki total 98.034 jiwa penduduk69. Maka, 68.624 jiwa penduduk harus
divaksin guna mencapai herd immunity.
51
Nurman, I. (2021, June 12). Kesadaran Warga Divaksin Minim, Pemdes Terus Edukasi Warga.
Ini Sumedang.com. https://inisumedang.com/kesadaran-warga-divaksin-masih-minim-
pemdesterus-edukasi-warga-pentingnya-divaksin/.
52
Dahlan, A. (2021, July 3). PPKM Darurat Diberlakukan, Ini Titik dan Pos Penyekatan Polres Sumedang.
TIMES Indonesia. https://www.timesindonesia.co.id/read/news/356322/ppkm-daruratdiberlakukan-ini-
titik-dan-pos-penyekatan-polres-sumedang.
Sumedang, khususnya Kecamatan Jatinangor memiliki jalan “tembus” yang
memungkinkan pengemudi untuk mengelabui pospos penyekatan dan
penutupan, contohnya jalan Cibeusi dan Sayang pada Kecamatan Jatinangor
yang dapat ditembus oleh pengendara. Perihal kasus tersebut, kami
menganjurkan kepada pemerintah Sumedang untuk mengajak masyarakat yang
bertempat tinggal pada daerah jalan “tembus” untuk berkontribusi bersama
dengan pihak berwajib untuk membantu penyekatan akses yang berlokasi pada
daerah masing-masing.
Pada pos penyekatan jalan pada masyarakat yang melakukan kegiatan
transportasi antar daerah, untuk memperketat persebaran virus covid-19, selain
mengharuskan pengemudi untuk membawa surat bebas covid-19, kami
menganjurkan kepada petugas untuk dapat memberlakukan program-program
sebagai berikut.
1. Cek suhu tubuh pengemudi.
2. Cek kelengkapan atribut dan produk kesehatan (seperti masker, antiseptik
pembersih tangan, dan sebagainya).
3. Pemberian sanksi tegas kepada pelanggar selain pengarahan pengemudi untuk
memutar balik kendaraan.
4. Petugas dapat melekatkan stiker kepada pengemudi yang dapat melanjutkan
sebagai tanda tidak dapat memenuhi aspek poin 1 dan 2.
Pada pos penyekatan pada warga setempat, selain pemberian denda
administratif sebesar Rp 100.000,- kepada pelanggar protokol kesehatan, kami
menganjurkan beberapa kebijakan sebagai berikut.
1. Bentuk hukuman yang diberikan kepada pelanggar protokol kesehatan
dianjurkan juga menggunakan hukuman humanis yang bersifat kebersihan
seperti menyapu jalan ataupun memungut sampah dengan menggunakan
atribut mencolok.
2. Terkait penduduk yang positif virus covid-19 namun menjalani isolasi
mandiri, pengecekan secara berkala kepada penduduk yang terjangkit
memang diperlukan, namun kami juga menganjurkan pengecekan
“dadakan” kepada pasien dalam pengawasan. Hal ini terkait kabar
mengenai positifnya beberapa warga khususnya warga pada Desa
Cipacing, Kecamatan Jatinangor.
3. Penyusunan data penduduk yang terjangkit virus harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan realitas yang ada pada
masyarakat. Data yang dimiliki puskesmas, pemerintah, dan data
sebenarnya pada masyarakat harus memiliki kecocokan. Beberapa waktu
lalu, kami sempat mewawancarai perangkat salah satu desa Kecamatan
Jatinangor bahwa data pengalokasian
4. Bansos tidak memiliki kesamaan data antara pemerintah kabupaten dengan
data yang dimiliki desa. Berasal dari kasus tersebut, kami menuntut
perangkat pemerintah daerah untuk memiliki data yang sinkron antara satu sama
lain.
c. Penjagaan Tempat Potensial Terbentuknya Cluster covid-19
Perlunya pembentukan penjagaan pada tempat potensial terjadinya
cluster covid-19 merupakan sebuah antisipasi dari lonjakan yang bisa saja
terjadi di wilayah Sumedang khususnya Kecamatan Jatinangor. Penggunaan
media sosial dapat dioptimalkan sebagai platform untuk melakukan pelaporan
berkala bagi pemilik usaha berisiko terbentuknya cluster covid-19 kepada pihak
berwenang yang kemudian diklasifikasikan lagi sesuai dengan produk yang
ditawarkan oleh pemilik usaha. Selain itu, mengerahkan aparatur negara atau
membentuk badan pengawas dari masyarakat sekitar yang berfungsi mengawasi
wilayah potensial terbentuknya cluster covid-19.
Penggunaan aparat dan badan pengawas dapat dikembangkan lagi
dengan menggunakan sistem sidak mendadak pada titik potensial terjadinya
kerumunan. Kami menilai keputusan bupati yang mengarahkan 15 personil
Satpol PP untuk pendisiplinan dan penegakan hukum serta Peraturan Bupati
Sumedang Nomor 5 Tahun 2021 yang mengarahkan masing-masing 10 personil
yang terdiri dari unsur Pol PP, Koramil, dan unsur Polsek yang dilaksanakan
oleh sejumlah kecamatan merupakan keputusan yang baik 53 . Namun, kami
merekomendasikan pembentukan badan pengawas yang melibatkan warga
sekitar karena dinilai tidak mengeluarkan biaya yang banyak dan memiliki SDM
yang sangat mencukupi dibandingkan dengan mengerahkan aparatur negara.
Kegiatan penjagaan dapat berupa pembubaran kerumunan, sosialisasi
penerapan protokol kesehatan, dan melakukan peneguran terhadap individu
yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Tempat potensial
cluster covid-19 yang kami maksud adalah tempat-tempat seperti;
1. Indekos
2. Kampus
3. Pusat kegiatan perbelanjaan
4. Tempat makan yang sering dijadikan tempat berkumpul masyarakat,
mahasiswa, dan pekerja informal (seperti tempat menunggu yang
digunakan oleh pengemudi ojek daring).
d. Sosialisasi covid-19
Antisipasi dapat dilakukan dengan cara melakukan edukasi mengenai
covid-19, menyediakan tempat isolasi, dan melakukan klarifikasi terhadap
53
Pemerintah Kabupaten Sumedang. (2021, July 9). Siaran Pers Perkembangan Pencegahan Penyebaran
covid-19 Di Kabupaten Sumedang 9 Juli 2021 - Kabupaten Sumedang.
https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/siaran-persperkembangan-pencegahan-penyebarancovid-19-di-
kabupaten-sumedang-9-juli-2021.
tersebarnya berita disinformasi pada masyarakat. Sosialisasi covid-19 dilakukan
untuk mengedukasi masyarakat Jatinangor guna meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai covid-19 dan menangkal segala bentuk disinformasi yang
beredar di publik. Tingkat pemahaman mengenai covid-19 akan memengaruhi
respons tindakan masyarakat. Semakin baik pemahaman, maka semakin baik
pula respons yang diberikan oleh masyarakat dalam menangani pandemi
covid19.
Terkait poin vaksinasi, kami menganjurkan untuk melakukan evaluasi
terkait keefektivitasan sosialisasi yang telah dilakukan. Selanjutnya, kami telah
melakukan wawancara kepada pihak puskesmas Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang beberapa waktu lalu.
Kami menemukan temuan bahwa warga Kecamatan Jatinangor dinilai
“terlalu responsif” terhadap Virus covid-19 sehingga kurang tepat dalam
penanganan. Kasus “terlalu responsif” ini berawal pada tingkat edukasi warga
yang mengetahui gejala covid-19 namun keliru dalam cara menanganinya atau
waktu yang tepat dalam melakukan tes swab. Gejala covid-19 memang
membuat kita keliru dengan penyakit biasa seperti demam, sakit kepala, ataupun
batuk biasa. Hal tersebut membuat kami untuk menganjurkan Puskesmas
mengedukasikan masyarakat agar berkonsultasi kepada tenaga medis terlebih
dahulu. Lalu, pengedukasian juga diisi oleh pemahaman bahwa ketika individu
berkontak langsung dengan pasien positif covid-19, bukan berarti pada hari itu
juga individu melakukan tes swab. Walaupun individu mengalami gejala mirip
covid-19, bukan berarti masyarakat layak untuk mendiagnosis diri sendiri.
Tenaga kesehatan lebih layak untuk mendiagnosis karena memiliki ilmu pada
bidang kesehatan dan meningkatkan kemungkinan untuk diberikan perawatan
yang tepat.
Pada poin berikutnya, pihak Puskesmas Kecamatan Jatinangor menyadari
bahwa sejak awal tidak terlibat langsung dalam penerapan Tracing, Testing, dan
Treatment karena terdapat klinik swasta yang hadir di wilayah pelayanannya.
Kami menuntut berbagai institusi kesehatan yang ada pada satu wilayah untuk
melakukan koordinasi. Selain itu, klinik swasta juga tidak hanya melakukan tes,
namun juga melakukan pemantauan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
sebagai wujud dari pengamalan nama instansi juga dituntut untuk terlibat secara
langsung.
Sebagian dari kami yang sedang bermukim di Kabupaten Sumedang,
khususnya pada Desa Cikuda Kecamatan Jatinangor, mendapati salah satu
masjid yang berdakwah mengenai covid-19. Kami menganjurkan untuk
meningkatkan sosialisasi covid-19 menggunakan sarana agama dan tokoh
masyarakat untuk mempermudah kegiatan edukasi. Hal tersebut didasari oleh
pentingnya peran agama dan tokoh masyarakat terhadap pemutusan rantai
covid-1954. Sosialisasi dilakukan pada tempat potensial terjadinya kerumunan,
tempat ibadah, media massa berbasis luring (seperti baliho, spanduk, dan
lainnya), media massa berbasis luring, dan tempat dimana masyarakat bisa
dikumpulkan namun dengan menerapkan protokol kesehatan (seperti lapangan
yang dapat mengumpulkan masyarakat namun tetap menjaga jarak). Poin
sosialisasi yang dilakukan dapat berupa;
1. Imbauan kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan
2. Cara membersihkan diri yang baik
3. Mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi
4. Gejala-gejala yang timbul ketika terinfeksi virus covid-19
5. Waktu yang tepat untuk melakukan tes covid-19
6. Imbauan untuk tidak melakukan diagnosis mandiri
7. Meluruskan stigma tentang covid-19 yang beredar di masyarakat
8. Mengimbau bagaimana cara yang tepat untuk berinteraksi dengan
pasien yang terjangkit covid-19.
e. Tracing dan transparansi data vaksinasi
Tracing perlu dilakukan bagi masyarakat Kecamatan Jatinangor yang
terjangkit Virus covid-19. Tracing berguna untuk mendata siapa saja orang yang
sempat berkontak dengan penyintas covid-19 dalam kurun waktu 2 minggu. Hal
tersebut dapat memetakan data peredaran virus dengan baik sehingga
mempermudah keputusan yang perlu diambil oleh orang yang berkepentingan.
Pada wilayah Sumedang, khususnya Kecamatan Jatinangor, telah dibentuk
Standar Operasional Prosedur penanganan kasus terkonfirmasi covid19.
Pendataan dilakukan dari RW, satgas desa, dan kemudian dilanjutkan oleh
satgas kecamatan. Susunan pendataan sudah baik, namun kami sarankan untuk
melakukan pengoptimalisasian satgas dan evaluasi.
Selain itu, kami menganjurkan untuk memaksimalkan tingkat testing, tracing,
dan treatment (3T) yang saling mendukung antara satu sama lain55. Testing akan
efektif apabila dilakukan secara massal, namun Kabupaten Sumedang
merupakan wilayah yang luas dengan penduduk yang banyak. Oleh karena itu,
kami menyarankan untuk melakukan Testing dengan mengambil sampel dari
beberapa tempat yang dapat dilakukan secara berkala maupun insidental apabila
Testing massal tidak memungkinkan untuk direalisasikan. Pada sebuah studi,
54
Admin PMB LIPI. (2020, April 14). Peran Agama dalam Memutus Mata Rantai covid-19 - Pusat
Penelitian Masyarakat dan Budaya. LIPI. https://pmb.lipi.go.id/peran-agama-dalam-memutusmata-
rantai-covid-19/.
55
Kawal covid-19. (2020, July 4). Serial Data Virus Korona 1: 3T (Trace, Test, Treat).
KawalCOVID19. https://kawalcovid19.id/content/1288/serial-data-virus-korona-1-3t-trace-testtreat.
Tracing dan karantina yang dilakukan dengan agresif terbukti ampuh pada
beberapa negara seperti Vietnam dan Filipina hingga menekan kasus positif dan
memiliki hasil berupa pengurangan beban fasilitas medis.
f. Meningkatkan fasilitas kesehatan di Sumedang, khususnya wilayah Kecamatan
Jatinangor
Peningkatan fasilitas kesehatan pada Kecamatan Jatinangor dapat memengaruhi
tingkat kesembuhan pasien yang terjangkit covid-19. Peningkatan fasilitas kesehatan
dapat berupa moda transportasi pasien, ketersediaan alat kesehatan yang dimiliki, dan
tenaga kesehatan yang menunjang kesiapsiagaan kecamatan dalam menangani kasus
covid-19. Kabupaten Sumedang memiliki persentase bed occupancy rate (BOR) yang
cukup tinggi pada segala tingkat gejala yang dialami pasien. Dilansir pada laman
Pikobar per Jum’at 9 Juli 2021, seluruh tipe gejala memiliki persentase BOR diatas
85%. Selain itu, kurangnya tenaga kesehatan juga merupakan kasus nyata yang sedang
dialami oleh Kabupaten Sumedang56.
56
Aminullah, A. (2021, July 4). Stok Oksigen Aman, RSUD Sumedang hanya Kekurangan Nakes dan
BOR Penuh. KOMPAS.com. https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/150657578/stokoksigen-
aman-rsud-sumedang-hanyakekurangan-nakes-dan-bor-penuh.
57
Maharani, T. (2021, July 8). Halaman Gedung DPR Diusulkan Jadi RS Darurat Penanganan
covid-19. KOMPAS.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/08/18470781/halamangedung-dpr-diusulkan-jadi-rs-
darurat-penanganan-covid-19.
VII. Konklusi
Pandemi covid-19 masih berlangsung dan belum menemukan ujungnya.
Vaksinasi merupakan salah satu upaya penting untuk mengurangi prevalensi
virus covid-19, sehingga mengurangi kasus puncak dan lolos dari pandemi.
Kepastian kegiatan pembelajaran pada semester depan menjadi tidak pasti,
karena penambahan kasus covid-19 sangat mengkhawatirkan. Menurut
Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, kampus diundang untuk mengikuti kursus yang menggunakan
kombinasi pembelajaran tatap muka dan jarak jauh (PJJ). Namun, kursus yang
dijadwalkan sebelumnya dapat dibatalkan sama sekali atau program kesehatan
yang sangat ketat dapat terus ditawarkan. BEM Kema Unpad melakukan survei
dengan menggunakan data primer berupa hasil survei dan data sekunder berupa
dokumen kepustakaan dan mengusulkan beberapa kebijakan yang perlu
dipertimbangkan dalam menyikapi hal-hal yang tidak diharapkan dari
pemaparan sebelumnya.
Kontributor
I. Pendahuluan
1
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
1
prinsip good governance dan kejelasan tata birokrasi yang efektif; 3) menerapkan
sistem yang jelas dalam pembuatan kebijakan dan tata kelola keuangan; 4)
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel; 5) menyusun rencana
strategis; 6) menjamin kebebasan mimbar akademik; 7) peningkatan kualitas
kegiatan kemahasiswaan; 8) memastikan diterapkannya sistem UKT berkeadilan,
tersedianya beasiswa berkelanjutan studi dan beasiswa tidak mampu, serta
menjamin agar tidak ada mahasiswa berhenti atau diberhentikan karena
permasalahan finansial; 9) rektor yang inklusif pada seluruh civitas akademika; 10)
penyesuaian kebutuhan kurikulum dan pengajar pada pendidikan vokasi; 11)
pembangunan infrastruktur yang adil dan berkeadilan; 12) penyesuaian fasilitas dan
sarana bagi PSDKU dan kampus jauh agar seimbang dengan kampus utama; dan
13) melakukan evaluasi sistem akademik dengan melibatkan unsur mahasiswa.
Dalam ranah sistem UKT, terdapat banyak poin dari pakta integritas yang
dapat dikaitkan dengan hal tersebut. Salah satu poin paling eksplisit yang
bersinggungan dengan UKT terletak pada poin 8 yang berbunyi: “memastikan
diterapkannya sistem UKT berkeadilan, tersedianya beasiswa berkelanjutan studi
dan beasiswa tidak mampu, serta menjamin agar tidak ada mahasiswa berhenti atau
diberhentikan karena permasalahan finansial”. Poin ini berisi penegasan secara
harfiah bahwa UKT harus berdasarkan pada prinsip keadilan, serta alasan finansial
tidaklah boleh menjadi suatu alasan yang menghambat proses studi mahasiswa.
Maka dari itu, penerapan UKT yang berkeadilan merupakan hal yang wajib
dijalankan oleh pihak perguruan tinggi dalam kondisi apa pun, khususnya pada
kondisi pandemi.
2
Syarif Hidayat. 2016. Menimbang Ulang Konsep Good Governance, hlm. 153
3
Ali Hanapiah Muhi. 2004. Membangun Good Governance Pada Perguruan Tinggi di Indonesia,
hlm. 4
2
responsibility), 5) berorientasi pada konsensus (consensus), 6) kesetaraan (equity),
7) efektivitas dan efisiensi (effectiveness and efficiency), 8) akuntabilitas
(accountability), dan 9) visi strategis (strategic vision)4.
Good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) merupakan
turunan dari konsep good governance. Jika dilihat secara makro, perguruan tinggi
yang termasuk dalam sektor akademik diklasifikasikan sebagai sebuah institusi
publik yang dikelola baik oleh pemerintah maupun swasta. Perbedaan fundamental
antara perguruan tinggi dengan institusi berbasis profit terletak pada visi dan tujuan
dari institusi tersebut. Dalam instansi-instansi pendidikan, terutama perguruan
tinggi, visi dan misi utama bukanlah untuk mencetak keuntungan material, namun
untuk mengupayakan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan5. Sebagai sebuah instansi,
perguruan tinggi dapat mengadopsi nilai-nilai yang dijunjung oleh GCG. Adaptasi
Good Corporate Governance dalam tingkat perguruan tinggi kemudian dikenal
sebagai prinsip Good University Governance (tata kelola perguruan tinggi yang
baik).
4
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific: What is Good
Governance?. 2000. Hlm 2-3
5
Rhino Fatma Sari. 2017. Good University Governance, Is It Necessary? Hlm 103
6
Rencana Strategis Universitas Padjadjaran 2020-2024, hlm 2
7
Ali Hanapiah Muhi. 2004. Membangun Good Governance Pada Perguruan Tinggi di Indonesia,
hlm 7
3
hubungan profesional setiap elemen tanpa memperhitungkan unsur suku, agama,
ras, dan adat. Namun, secara makro ini dapat diartikan bahwa seluruh stakeholders
dalam perguruan tinggi harus mendapatkan perlakuan yang berkeadilan dan wajar
dalam segala aspek.
Dalam penerapan Good University Governance, diharapkan pihak
universitas tidak mengimplementasikannya secara mikro saja (seperti sebatas
hubungan antar pegawai, atau hal-hal administratif lainnya). Jika berkaca pada
prinsip induk Good Governance, maka penerapan GUG juga harus dipandang
secara makro dengan pertanggungjawaban terhadap stakeholders. Stakeholders
atau pemangku kepentingan Freeman dan McVea adalah kelompok-kelompok,
maupun individu yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organisasi8. Artinya, keberadaan stakeholders ini memiliki andil besar dalam
eksistensi serta keberhasilan suatu institusi. Dalam perguruan tinggi, mahasiswa
adalah salah satu pemangku kepentingan yang harus selalu dipertimbangkan dalam
setiap pengambilan keputusan.
Uang Kuliah Tunggal merupakan suatu kebijakan yang memengaruhi
semua pemangku kebijakan dalam tingkat universitas. Mahasiswa sebagai pihak
yang berkewajiban melaksanakan pembayaran tersebut harus menjadi fokus utama
dalam perumusan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan UKT. Maka dari itu,
kebijakan UKT harus dapat sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good University
Governance yang sudah disebutkan di atas.
Dalam aspek transparansi, hal-hal yang bersinggungan dengan kebijakan
UKT harus melibatkan pihak-pihak terkait. Ini adalah salah satu aspek yang sudah
diupayakan oleh pihak Universitas Padjadjaran melalui forum-forum bersama
mahasiswa seperti SHB. Namun, transparansi harus diterapkan secara lebih
menyeluruh. Dalam kebijakan UKT pada semester gasal 2021 lalu, terdapat catatan
penting tentang kejelasan dan perluasan informasi-informasi yang relevan.
Informasi tersebut antara lain: 1) keterbukaan alur pengambilan keputusan
kebijakan UKT, 2) penjelasan mengenai indikator apa saja yang menjadi relevan
dalam pengambilan keputusan, dan 3) bagaimana pihak rektorat mengategorikan
siapa-siapa saja yang akhirnya masuk ke dalam kebijakan tertentu (pembebasan
sementara UKT, pengurangan UKT, perubahan kelompok UKT, atau pembayaran
UKT secara mengangsur).
Kemandirian berfokus pada pengambilan keputusan bersifat independen
dari kepentingan-kepentingan yang menyangkut korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Uang Kuliah Tunggal menjadi sesuatu yang rentan akan KKN. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan penerapan Good University Governance
secara menyeluruh. Kepercayaan publik menjadi fondasi utama dalam akuntabilitas
8
Ricardo Correa Gomez. 2006. Stakeholder Management in the Local Government Decision-
Making Area: Evidences from a Triangulation Study with the English Local Government, hlm. 47
4
suatu instansi. Hal tersebut hanya dapat dicapai ketika instansi tersebut menerapkan
asas-asas transparansi dan kesetaraan.
Pertanggungjawaban yang dimaksud seperti yang sudah dijelaskan pada
bagian sebelumnya bermaksud pada jelasnya landasan hukum dalam setiap
kebijakan. UKT diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya
Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permendikbud No. 25 Tahun 2020 Pasal
7 Ayat 5 dan 6 menjelaskan tentang penetapan kelompok besaran UKT harus
memperhatikan keadaan ekonomi mahasiswa atau yang membiayainya. Pada
Permendikbud No. 25 Tahun 2020 Pasal 9 Ayat 4, diatur bahwa mahasiswa yang
sedang terganggu kondisi ekonominya untuk dapat mengajukan penyesuaian UKT
yang berbunyi:
Dalam hal mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang
membiayai mahasiswa mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain
dikarenakan bencana alam dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan:
1. pembebasan sementara UKT;
2. pengurangan UKT;
3. perubahan kelompok UKT; atau
4. pembayaran UKT secara mengangsur.
Pihak Universitas Padjadjaran telah mengakomodasi perundang-undangan
tersebut melalui Surat Keputusan Rektor 560/UN6.RKT/Kep/HK/2020 tentang
Penyesuaian Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berisi tentang
persyaratan pengajuan penyesuaian UKT. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah
transparansi terkait proses administrasi, penyeleksian, serta pengelompokkan
mahasiswa dan jenis penyesuaian yang akhirnya ditangguhkan.
Keadilan/kesetaraan dan kewajaran juga menjadi faktor penting dalam
pengambilan kebijakan berkenaan dengan UKT. Pelibatan asas ini tercantum dalam
semua aspek penyelenggaraan perguruan tinggi terutama pada kebijakan-kebijakan
UKT berkeadilan khususnya pada masa pandemi. Pihak perguruan tinggi
diharapkan dapat memenuhi janjinya dalam Pakta Integritas, serta dalam penerapan
prinsip Good University Governance.
5
1. Fasilitas atau hasil penyesuaian UKT belum seluruhnya sesuai dengan
kondisi ekonomi
6
masih merasa diberatkan dengan hasil yang mereka terima. Untuk ke
depannya, pihak universitas wajib mengupayakan agar hasil penyesuaian
UKT tidak merugikan mahasiswanya. Hal ini semata-mata bertujuan untuk
menunjang kegiatan perkuliahan yang sedang berlangsung. Perlu menjadi
perhatian bahwa mayoritas dari responden atau sebanyak 90% yang
mengikuti penyesuaian UKT semester ganjil tahun ajaran 2020/2021
memperoleh sumber biaya kuliah dari orang tua/wali.
7
Grafik 3. Hambatan Kema dalam Penyesuaian UKT
Bentuk ketidakselarasan informasi yang dimaksud berupa
keterlambatan informasi, keterangan “diajukan” atau draft dalam sistem
yang membuat mahasiswa berpikir bahwa upaya penyesuaian UKT-nya
masih diproses oleh pihak universitas padahal nyatanya terjadi kesalahan di
dalam sistem, serta koordinasi yang kurang baik antara pihak fakultas dan
rektorat. Sumber informasi terkait kebijakan ini masih membingungkan
sehingga Kema Unpad terancam tidak bisa mengikuti proses pengajuan
penyesuaian UKT.
Namun, berdasarkan penjelasan dari Departemen Advokasi dan
Pelayanan Mahasiswa BEM Kema Unpad 2021, seluruh informasi
mengenai penyesuaian UKT telah disediakan di akun instagram
@pacarunpad. Selain itu, misinformasi antara dekanat dan rektorat
sebaiknya didiskusikan bersama pada forum audiensi dekanat di
masing-masing fakultas.
8
Hasil survei mengenai harapan Kema Unpad dalam pembayaran
UKT semester genap tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan bahwa
sebanyak 11,9% responden mengharapkan informasi lebih disebarluaskan
karena kesulitan memperolehnya.
Berdasarkan hasil survei Jajak Pendapat SHBI 2 yang dilakukan oleh BEM
Kema Unpad 2021, sebanyak 27% mahasiswa Unpad mengandalkan penyesuaian
UKT untuk meraih keadilan dalam mendapatkan nominal UKT yang sesuai dengan
kondisi ekonomi mereka. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak kampus untuk
mengadakan kembali penyesuaian UKT di setiap semester khususnya di semester
genap 2021/2022.
Hal ini juga sesuai dengan amanat yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya
Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 9 Ayat 4 bahwa dalam hal
mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa
9
mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam
dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan: (a) pembebasan sementara UKT,
(b) pengurangan UKT, (c) perubahan kelompok UKT, atau (d) pembayaran UKT
secara mengangsur.
Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi Pasal 6 juga menyatakan bahwa salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan tinggi adalah keberpihakan pada kelompok
Masyarakat kurang mampu secara ekonomi. Adapun pada Pasal 76 menyatakan
bahwa “Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Perguruan Tinggi berkewajiban
memenuhi hak Mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk dapat
menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik”.
Berdasarkan amanat Permendikbud 25/20 dan UU No. 12 Tahun 2012
tersebut, penulis harap pihak kampus dapat selalu membuka penyesuaian UKT
yang berkeadilan secara ekonomi bagi mahasiswa di setiap semester.
10
Setiap layanan yang bersifat daring maupun luring merupakan hak bagi
mahasiswa, pihak kampus sebaiknya memberikan pemotongan biaya UKT atau
fasilitas pengganti agar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi Pasal 13 Ayat 4 dapat terealisasikan dengan baik.
11
Jatinangor, 17 November 2021
4. Adanya pelatihan dan program untuk konselor sebaya pada Mahasiswa agar
dapat mengoptimalkan pengawalan isu kesehatan mental di lingkungan
kampus.
Lampiran Hasil Wawancara Responden 1
1. Data demografi:
a. Inisial = J
b. Umur = 19
c. JK = Perempuan
d. Angkatan = 2020
e. Fakultas = Psikologi
1. Data demografi
a. Inisial : FM
b. Usia : 19
c. JK : Perempuan
d. Fakultas : FTIP angkatan 2019
4. Hal apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan
a. Yang perlu ditingkatkan
i. SDM diperbanyak lagi, karena pemanggilannya berdasarkan
urgensi dari masalah yang dialami. Kadang apa yang di tulis di
google form itu tidak bisa menggambarkan masalah yang
sebenarnya sehingga akan lebih baik jika SDM bisa lebih banyak,
agar masalah yang dirasa ‘kecil’ juga bisa tertangani cepat
waktu.
ii. Butuh call center yang bisa menjadi wadah untuk bertanya.
Sehabis mengisi google form, tidak semua orang langsung
dihubungi. Ada baiknya, disediakan call center agar dalam jeda
waktu menunggu dari mengisi google form hingga mendapatkan
jadwal wawancara, mahasiswa tahu harus menghubungi ke
mana.
b. Yang sudah baik: konselor/psikolognya sudah sangat profesional.
Tarawang Press Barker, Chris. (2006). Cultural Studies: Teori dan Praktik.
Lombard, Denys. (2005). Nusa Jawa Silang Budaya III: Warisan Kerajaan-
kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Purwanti, Ani, and Marzelina Zalianti. 2018. “Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan
Seksual Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu Kekerasan Seksual.”
Masalah-Masalah Hukum 47(2): 138.
Reid, Anthony. (2014). Asia Tenggara dalam kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah Di
Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Jurnal / Artikel
FISIP Unpad. (2021). Kajian Kekerasan Berbasis Gender Online: Dari ‘Relasi Kuasa’
hingga Urgensi Perlindungan Korban, BEM FISIP UNPAD Kastrat, FIB
Unpad. (2021). Gender dalam Tempurung Kapitalisme. BEM Gama FIB
Unpad.
Internet
Hybrid Learning
Dokumen Pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Surat Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri dalam
negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Coronavirus Disease
2019. https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/5baf1873d5766d3
Halaman Web
Baihaqi, H. (2021, March 22). 7 Persen Warga Sumedang Sudah Disuntik Vaksin Covid-
19. Retrieved from https://bandung.bisnis.com/read/20210322/549/1370759/7-
persen warga-sumedang-sudah-disuntik-vaksin-covid-19
(2021, March 26). Sebanyak 787.967 Warga Sumedang Jadi Sasaran Vaksinasi Covid
19. Retrieved from
https://bandung.bisnis.com/read/20210326/549/1373003/sebanyak 787967-
warga-sumedang-jadi-sasaran-vaksinasi-covid-19
(2021, April 29). Dinkes Sumedang Sulit Bujuk Lansia untuk Ikuti Vaksinasi Covid-19.
Retrieved from https://bandung.bisnis.com/read/20210429/549/1388066/dinkes-
sumedang sulit-bujuk-lansia-untuk-ikuti-vaksinasi-covid-19
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021, March 8). Vaksinasi Covid-19 PTK
Pendidikan Tinggi Bantu Akselerasi Persiapan Perkuliahan Tatap Muka.
Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/03/vaksinasi-
covid19-ptk-pendidikan tinggi-bantu-akselerasi-persiapan-perkuliahan-tatap-
muka
Siswadi, A. (2021, March 16). Covid-19, Unpad Siapkan Rencana Vaksinasi Massal
bagi Mahasiswa. Retrieved from https://tekno.tempo.co/read/1442824/covid-19-
unpad siapkan-rencana-vaksinasi-massal-bagi-mahasiswa
Ferdiaz, Nikita Yuli. (2021). Mendikbudristek Nadiem Makarim Beri Lampu Hijau
Kuliah Tatap Muka Terbatas, Maksimal 25 Mahasiswa per Kelas. Retrieved 17
November 2021, from https://health.grid.id/read/352889722/mendikbudristek-
nadiem-makarim beri-lampu-hijau-kuliah-tatap-muka-terbatas-maksimal-25-
mahasiswa-per kelas?page=all.
Siegelman, A. Blended, Hybrid, and Flipped Courses: What’s the Difference? | Center
for the Advancement of Teaching. Teaching.temple.edu. Retrieved 16
November 2021, from https://teaching.temple.edu/edvice-
exchange/2019/11/blended-hybrid-and flippedcourses-what%E2%80%99s-
difference
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific. (2009). What is Good Governance?
https://www.unescap.org/resources/what-good-governance.