Anda di halaman 1dari 113

KATA PENGANTAR

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Rina Indiastuti saat ini telah memasuki tahun
ke -3 dalam menjalankan kepemimpinannya. Sebelum mengemban jabatan sebagai
Rektor Unpad, seluruh calon Rektor telah menandatangani Pakta Integeritas,
dengan tujuan agar bagi siapa saja yang teepilih untuk mengemban amanah sebagai
Rektor Unpad, dapat menjalankan tugasnya dengan bijaksana, sesuai dengan
perannya. Berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat 13
poin yang terdapat dalam Pakta Integritas, diantaranya :

1. Melaksanakan program sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi secara


substansif;
2. Menggunakan prinsip good governance dan kejelasan tata birokrasi yang
efektif;
3. Menerapkan sistem yang jelas dalam pembuatan kebijakan dan tata kelola
keuangan;
4. Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel;
5. Menyusun rencana strategis;
6. Menjamin kebebasan mimbar akademik;
7. Peningkatan kualitas kegiatan kemahasiswaan;
8. Memastikan diterapkannya sistem UKT berkeadilan, tersedianya beasiswa
berkelanjutan studi dan beasiswa tidak mampu, serta menjamin agar tidak
ada mahasiswa berhenti atau diberhentikan karena permasalahan finansial;
9. Rektor yang inklusif pada seluruh civitas akademika;
10. Penyesuaian kebutuhan kurikulum dan pengajar pada pendidikan vokasi;
11. Pembangunan infrastruktur yang adil dan berkeadilan;
12. Penyesuaian fasilitas dan sarana bagi PSDKU dan kampus jauh agar
seimbang dengan kampus utama; dan
13. Melakukan evaluasi sistem akademik dengan melibatkan unsur mahasiswa.

Untuk mendorong agar kebijakan tersebut dapat terlaksana, maka dari itu itu kami
melakukan pengawalan terhadap setiap kebijakan yang dilakukan oleh Rektor agar
dapat selaras dengan kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa. Kami melakukan suatu

kajian guna untuk memberikan data serta analisis terhadap setiap perkembangan
dari beberapa isu diantaranya Regulasi Kekerasan Seksual di Unpad, Pembelajaran
Hybrid Learning, Evaluasi Kebijakann Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan
Kesehatan Mental. Diakhir kami memberikan beberapa saran perbaikan kepada
Rektor Unpad beserta jajarannya, dengan harapan dapat direalisasikan.
Jatinangor, 17 November 2021
Aliansi BEM Se-Unpad
Jatinangor, 9 Juni 2021

ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN REGULASI KEKERASAN


SEKSUAL DI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEPARTEMEN KAJIAN
STRATEGIS BEM SE-UNPAD

Akar Kebudayaan
Beberapa hari yang lalu publik dihebohkan dengan sinetron Suara Hati
Istri Zahra. Sinetron tersebut mencerminkan anak perempuan lima belas tahun
bernama Zahra yang menjadi istri ketiga dari Tirta. Plot dari sinetron ini
merupakan representasi realitas sosial masyarakat kita pada umumnya.
Perempuan berada dalam posisi rendah dan hanya menjadi objek seksual laki-
laki. Alkisah, kurang lebih seratus tahun yang lalu jika kita menelusuri teksteks
sastra era kolonial terbitan Balai Pustaka, hal seperti yang dijelaskan di atas
adalah hal yang lumrah. Perempuan dalam sastra kolonial terutama pribumi
digambarkan sebagai orang yang lemah, sangat bergantung pada laki-laki dan
hanya menjadi objek seksual belaka.
Hingga saat ini, masih banyak yang menyalahpahami konsep gender dan
seks. Gender dan seks sering kali diartikan serupa. Padahal, konsep gender dan
seks memiliki perbedaan yang mendalam. Seks atau jenis kelamin adalah
perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang
lahir. Secara binary, jenis kelamin hanya terbagi dalam dua golongan, yaitu laki-
laki dan perempuan. Dengan kata lain, seks berkaitan dengan sebuah sistem
yang bersifat kodrati dan alamiah.

Berbeda halnya dengan seks, gender adalah perbedaan antara laki-laki


dan perempuan dalam segi peran, fungsi, hak, tanggung jawab, serta perilaku
yang dibentuk oleh kebudayaan. Secara singkat, gender merupakan hasil dari
konstruksi kebudayaan. Maka dari itu, kompleksitas gender sangat luas. Gender
adalah perbedaan peran, atribut, sifat, sikap, dan perilaku yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Gender memiliki berbagai macam peran, dalam
hal ini terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi, serta peran sosial
kemasyarakatan. Lebih jauh daripada itu, gender juga memuat sebuah aturan
tidak tertulis yang mengatur laki-laki dan perempuan dalam satu tatanan dan
konstruksi adat masyarakat.

Gender sering kali dianggap sebagai sesuatu yang konsisten, seperti


kepemilikan sifat maskulin bagi laki-laki dan feminin untuk perempuan, padahal
tidak selamanya demikian. Gender bukanlah perempuan atau laki-laki. Gender
dapat berubah dari waktu ke waktu dan bersifat dinamis. Perspektif mengenai
gender harus dilihat secara sosio-kultural dan historis agar tidak terbelenggu
dengan pemahaman yang statis. Peran gender dapat dipertukarkan, ranah publik
maupun domestik tidaklah terikat pada gender tertentu saja. Konstruksi gender
semacam itu memunculkan paradigma dan realitas budaya yang timpang.
Adanya anggapan patriarkis yang menyebutkan bahwa laki laki dengan segala
keperkasaannya dianggap lebih dibanding dengan perempuan dengan ilusi
kelemah-lembutannya. Secara tidak langsung hal ini mengorganisir dan
melahirkan bias gender. Adanya relasi kuasa yang tidak seimbang menempatkan
laki-laki sebagai posisi sentral, sedangkan perempuan selalu dinomorduakan dan
kerap mendapatkan perlakuan yang diskriminatif, stereotip kodrat, adat, dan
konstruksi masyarakat tradisional tentang perempuan dengan lingkup sosial dan
masyarakatnya, hingga tentang hubungan kausalitas (sebab-akibat) adanya
dominasi kuasa dalam sistem patriarki.

Logika patriarkis yang menindas, menempatkan perempuan dalam


posisionalitas terendah, dalam kajian budaya dapat dipahami dengan dua
pendekatan. Pendekatan teori post-kolonial dan pendekatan konstruksi
diskursif pengetahuan.

Pendekatan post-kolonial memandang bahwa diskursus patriarkis


merupakan kontinuitas dari budaya sebelumnya (kolonial). Masyarakat post-
kolonial seperti di Indonesia, masih terkungkung dalam kerangkeng kebudayaan
lama bernama patriarki. Jika menggunakan argumen empiris, kultur patriarkis
belum benar-benar muncul di nusantara dan wilayah Asia Tenggara lainnya
hingga kurun abad ke-16. Perempuan memiliki posisi yang kuat dalam aspek
ekonomi, sosial dan politik. Hal ini akan berbalik ketika struktur kolonialisme
menancap, maka semua berubah begitu saja. Perempuan tidak memiliki posisi
kuat dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Pada masa colonial, perempuan
dianggap aktor yang lemah, ditempatkan pada pekerjaan domestik, tidak
memiliki otoritas kuat dalam kepemimpinan, dianggap hanya sebagai perhiasan
laki-laki dan yang paling utama adalah dianggap sebagai objek seksual belaka.

Dapat disimpulkan bahwa sistem patriarki merupakan bawaan dari


peradaban Barat akibat adanya kolonialisme. Budaya patriarki sebagai wacana
kolonial hingga saat ini masih menancap di masyarakat post-kolonial seperti di
Indonesia. Subjek berada dalam mimikri budaya lama. Masyarakat berada
dalam keadaaan yang menganggap bahwa kultur patriarki yang menempatkan
perempuan dalam posisi subordinat merupakan hal yang normal dalam
masyarakat.
Jika menggunakan analisis formasi diskursif pengetahuan/kekuasaan,
kita melihat adanya subjek yang benar-benar terbentuk oleh diskursus
pengetahuan. Diskursus pengetahuan menyatakan apa yang benar dan salah,
baik dan buruk kepada subjek. Subjek yang terbentuk oleh diskursus
pengetahuan tidak sadar bahwa dirinya dikuasai. Subjek yang terbentuk oleh
diskursus menganggap kultur patriarki adalah hal yang lumrah.

Diskursus pengetahuan semacam ini menyebar ke berbagai hal, keluarga,


pendidikan, agama, masyarakat dan sejenisnya. Dalam ranah teks keluarga
misalnya ada internalisasi bahwa anak perempuan harus menjadi anak paling
nurut dan tunduk pada keluarga termasuk pada laki-laki. Anak perempuan
dididik untuk tetap menjadi ‘perempuan yang ideal’. Perempuan tidak dibiarkan
berkelana jauh layaknya laki-laki. Perempuan dijadikan aktor reproduksi ibu
rumah tangga. Perempuan merupakan anak yang dijodohkan –mungkin dalam
konteks saat ini jarang ditemui- dengan pasangannya oleh dasar ikatan keluarga.
Dalam teks-teks keagamaan kita mengetahui bagaimana justifikasi
teologis dijadikan pengukuh kultur patriarkis. Istri harus nurut terhadap suami,
termasuk ketika dirinya dijadikan objek seksual belaka. Misalnya ada suatu
anggapan bahwa perempuan merupakan makhluk yang lebih mudah masuk
neraka daripada surga. Kebanyakan dari penghuni neraka adalah perempuan,
bukan laki-laki. Justifikasi teologis ini menjadi salah satu pembentuk
kebudayaan yang menindas, bahkan ketika perempuan rela dirinya dibagi kasih
oleh suami, katakanlah poligami.

Dalam industri kebudayaan populer, perempuan dijadikan objek


komersial yang menguntungkan pemilik modal. Dalam iklan misalnya,
perempuan digambarkan sebagai perempuan yang ideal oleh kaum kapital yang
patriarkis. Perempuan digambarkan sebagai makhluk pemuas hasrat seksualitas,
digambarkan sebagai sosok yang memuaskan syahwat para konsumen. Dalam
film dan sinetron, sebagai seni pertunjukan misalnya, perempuan digambarkan
sebagai seorang yang lemah dan tunduk pada laki-laki. Perempuan digambarkan
sebagai wanita seksi dan pemuas hasrat seksual penonton yang tentunya
merupakan strategi komersial. Industri kebudayaan populer yang kini banyak
dikonsumsi masyarakat ini seolah memberikan pembenaran dan normalisasi
pada budaya yang menindas.

Dalam konteks perguruan tinggi, sistem patriarkis tentunya tetap melekat.


Kita mengetahui tentang kasus-kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Salah satu contoh yang nyata adalah tentang kasus kekerasan seksual di UGM.
Di situ kita melihat bagaimana seorang mahasiswi dilecehkan oleh dosen. Pada
awalnya mahasiswa tersebut enggan melapor, namun karena adanya traumatis
mendalam kasus ini mencuat hingga ke media sosial. Sayangnya, hingga saat
belum ada kepastian yang jelas mengenai kasus di UGM ini. Hal ini merupakan
suatu ironi di perguruan tinggi. Relasi kuasa yang timpang antara dosen dan
mahasiswa mempertegas legitimasi budaya kekerasan seksual dari dosen ke
mahasiswa. Dosen memiliki segala instrumen untuk membungkam korban.

Konstruksi budaya, menempatkan perempuan dalam posisi subordinat di


formasi sosial, menganggap perempuan sebagai individu yang lemah dan hanya
menjadi objek seksualitas belaka dan berbagai bentuk patriarki lainnya ini
merupakan akar-akar budaya yang memunculkan kekerasan seksual. Kekerasan
seksual dapat dipahami sebagai tindakan fisik maupun nonfisik yang ditujukan
untuk memuaskan hasrat seksual pelaku. Objek utama kekerasan seksual dalam
budaya patriarki adalah perempuan.

Secara kuantitatif, kasus kekerasan seksual ini bukan main gilanya. Satu
perempat dari kasus kekerasan terhadap perempuan, merupakan kekerasan
seksual. Komnas Perempuan misalnya melaporkan dalam waktu 13 tahun
(1998-2011) kasus kekerasan seksual berjumlah hampir seperempat dari seluruh
total kasus kekerasan, atau 93.960 kasus dari seluruh kasus kekerasan terhadap
perempuan yang dilaporkan (400.939). Kekerasan seksual adalah yang paling
dominan dalam kekerasan berbasis gender. Pada 2017, menurut survei Badan
Pusat Statistik 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual baik
fisik atau nonfisik.

Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual


Pengertian kekerasan seksual secara terminologi adalah keadaan dan
sifat yang menghancurkan fisik maupun psikis seseorang dari sisi seksual, nafsu
ataupun insting manusia. Kekerasan seksual ini dapat merusak, menekan,
memeras korban dan tindakan ini merupakan tindakan yang menodai kemuliaan
manusia1. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap

Perempuan (Komnas Perempuan) salam Pedoman Pemantauan Kekerasan


Terhadap Perempuan dalam Kerangka Hak Asasi Manusia memberi definisi
terhadap kekerasan seksual sebagai perbuatan seksual yang tidak
menyenangkan, dilakukan dalam bentuk tingkah laku seperti kontak fisik,
memperlihatkan gambar-gambar asusila, serta tuntutan seks baik dengan cara

1
Langgeng Saputro, (2018). “Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Kelurahan Sempaja
Kecamatan Samarinda Utara (Studi Kasus “Yayasan Kharisma Pertiwi” Rumah Perlindungan
Pemulihan Psikososial Panti Asuhan Kasih Bunda Utari)”. eJournal Sosiatri-Sosiologo Vol.6
No.4, Hal 17.
verbal maupun berupa tindakan2. Kekerasan seksual didefinisikan oleh UN
Women sebagai segala bentuk tindakan seksual yang tidak diinginkan,
permintaan tindakan seksual, tingkah laku verbal atau fisik yang mengarah pada
seksual yang mungkin dapat menyebabkan rasa terhina. Contoh bentuk
kekerasan seksual menurut PBB antara lain: percobaan pemerkosaan,
pemaksaan untuk memberikan tindakan seksual, tekanan untuk berkencan,
ucapan, lelucon, atau pernyataan berbau seksual yang tidak diinginkan,
memandang terusmenerus, menampilkan gerakan-gerakan seksual dengan tubuh
atau tangan, dan lain sebagainya3.

Bentuk-bentuk kekerasan seksual kemudian dibagi jadi beberapa macam,


dengan pengklasifikasian yang berbeda sesuai dengan ahli ataupun lembaga
yang mencetuskan.

Tower, 2002 mengklasifikasikan kekerasan seksual ke dalam dua


bentuk, yaitu: a) Familial Abuse
Familial abuse, atau yang juga dikenal sebagai Incest merupakan
kekerasn seksual yang terjadi masih dalam hubungan darah. Seseorang
yang menjadi pengganti orang tua, misalnya ayah tiri, atau kekasih,
termasuk dalam pengertian incest45.
b) Extrafamilial Abuse
Jenis kekerasan seksual ini dilakukan oleh orang di luar keluarga korban.
Pada umumnya, terdapat tahapan yang terlihat dalam melakukan kekerasan
seksual, ini mencakup pembujukan hingga pemaksaan.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mengklasifikasikan
kekerasan seksual ke dalam 15 bentuk, antara lain5:
a) Pemerkosaan

2
Pedoman Pemantauan Kekerasan terhadap Perempuan Dalam Kerangka Hak Asasi Manusia.
Diakses dari https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-referensi-pemantauan-
detail/pedoman-pemantauan-kekerasanterhadap-perempuan-dalam-kerangka-hak-asasi-manusia
Pada 7 Juni 2021
3
Handbook: Addressing violence and harassment against women in the world of work. Diakses
dari https://www.unwomen.org/en/digital-library/publications/2019/03/handbook-addressing-
violence-andharassment-against-women-in-the-world-of-work pada 7 Juni 2021
4
Noviana, PIvo. 2015. “Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya.” Sosio
Informa 1(1): 13–28.
http://ejournal.kemsos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/download/87/55.

5
Bentuk Kekerasan Seksual: Sebuah Pengenalan. Diakses dari
https://komnasperempuan.go.id/instrumenmodul-referensi-pemantauan-detail/15-bentuk-
kekerasan-seksual-sebuah-pengenalan pada 7 Juni 2021
Pemerkosaan juga dikenal sebagai pencabulan, merupakan serangan
dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan melakukan penetrasi
penis ke arah vagina, anus atau mulut korban, hingga penggunaan objek-
objek lain seperti jari dan benda tajam. Hal ini disertai dengan ancaman
baik secara fisik maupun psikis, hingga penyalahgunaan kekuasaan.

b) Intimidasi Seksual
Intimidasi pada umumnya adalah perilaku yang memberikan ancaman,
menciptakan suatu kondisi yang mengakibatkan korban merasa tidak
tenang dan merasa awas.

Intimidasi seksual dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak


langsung. c) Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual merupakan tindakan seksual baik secara fisik maupun


nonfisik yang bersasaran pada organ seksual maupun seksualitas korban.
Hal ini merupakan perwujudan dari ketidakadilan sehubungan stigma
antar-gender, serta beberapa manifestasi lainnya seperti marginalisasi
dan subordinasi6.

d) Eksploitasi seksual
Eksploitasi seksual pada umumnya disebabkan karena adanya
ketimpangan relasi kuasa antara pihak yang terkait. Ketimpangan relasi
kuasa antargender sangat dominan di wilayah-wilayah dengan mindset
patriarki yang masih kental, termasuk Indonesia7. Di samping itu,
eksploitasi seksual juga dapat didasari oleh dorongan keinginan untuk
mendapatkan keuntungan baik secara materil, sosial, dan politik,

e) Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual


Perdagangan perempuan telah terjadi dari masa lampau. Hal ini dapat
bertujuan untuk prostitusi maupun eksploitasi seksual lainnya. Tindakan
ini mencakup perekrutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau
menerima seseorang dengan ancaman kekerasan, serta penggunaan
kekerasan terhadap korban.

f) Prostitusi Paksa

6
Purwanti, Ani, and Marzelina Zalianti. 2018. “Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu Kekerasan Seksual.” Masalah-Masalah Hukum
47(2): 138.
7
Kajian Kekerasan Berbasis Gender Online : Dari ‘Relasi Kuasa’ hingga Urgensi Perlindungan
Korban, BEM FISIP UNPAD 2021
Kegiatan prostitusi paksa dapat dilakukan dengan ancaman, kekerasan,
maupun tipu daya sehingga korban terpaksa bergabung dalam prostitusi
serta sukar untuk keluar dari lingkaran prostitusi tersebut. Prostitusi
paksa memiliki kemiripan-kemiripan dengan perbudakan seksual.

g) Perbudakan Seksual
Perbudakan ini meliputi keadaan perempuan atau anak yang dipaksa
menikah, melayani rumah tangga, atau bentuk kerja paksa lainnya, serta
berhubungan seksual dengan pelaku. Hal ini didasari pada keyakinan
bahwa seseorang memiliki hak utuh atas tubuh korban, sehingga merasa
diperbolehkan untuk bertindak sewenang-wenang hingga melakukan
kegiatan seksual dengan paksaan.
h) Pemaksaan Perkawinan (Termasuk Cerai Gantung)
Pemaksaan perkawinan dapat hadir ketika korban merasa tidak memiliki
pilihan lain, kecuali melakukan perkawinan yang di luar kehendaknya,
seperti pemaksaan oleh pihak orang tua, perkawinan paksa antara
pemerkosa dan korban pemerkosaan, maupun praktik cerai gantung.

i) Pemaksaan Kehamilan
Situasi ini muncul ketika perempuan dipaksa untuk hamil, atau
meneruskan kehamilan yang tidak dikehendakinya (misal; penghalangan
penggunaan alat kontrasepsi, pemaksaan kehamilan walaupun ada
ancaman medis, serta kehamilan karena pemerkosaan).

j) Pemaksaan Aborsi
Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan. Tindakan ini
termasuk ke dalam kekerasan seksual jika dipaksa dengan tekanan
kepada pihak korban.

k) Pemaksaan Kontrasepsi dan Sterilisasi


Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi tanpa sepengetahuan korban
adalah termasuk tindakan kekerasan seksual. Hal ini lazimnya dilakukan
pada orang-orang yang memiliki penyakit HIV/AIDS dan penyandang
disabilitas.

l) Penyiksaan Seksual
Tindakan ini dilakukan dengan menyerang organ intim korban dengan
menggunakan senjata tanpa persetujuan korban yang bersangkutan. Hal
ini dapat dilakukan dengan ancaman dan paksaan.
m) Penghukuman Bernuansa Seksual
Penghukuman ini dilakukan dengan cara-cara amoral yang
menyebabkan rasa sakit, penderitaan, ketakutan, dan rasa malu.

n) Praktik Tradisi Bernuansa Seksual yang


Membahayakan/Mendiskriminasi Perempuan Tradisi bernuansa seksual
biasanya berlatar belakang adat dan agama, memiliki indikasi yang sangat
kuat terhadap ketimpangan relasi kuasa, serta rasa kepemilikan dari tubuh
seseorang. Salah satu dari contohnya adalah sunat perempuan.
o) Kontrol Seksual
Kontrol seksual mencakupi aturan-aturan diskriminatif atas dasar
moralitas dan agama.
Contohnya adalah pengecapan “perempuan baik” dan “perempuan
nakal”, larangan busana, dan lain sebagainya. Kontrol seksual ini
biasanya dilanggengkan oleh tokohtokoh terkemuka seperti politisi dan
pemuka agama.

Kondisi Penanganan Kekerasan Seksual di Universitas Padjajaran


Berdasarkan Hasil Olah Data Jajak Pendapat SHBI
Kajian ini didasarkan pada hasil olah data jajak pendapat SHBI oleh tim
Riset dan Data BEM Kema Unpad. Komposisi responden adalah 67,8% berjenis
kelamin perempuan dan 32,2% berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 41,4%
responden berasal dari angkatan 2019, 35,9% berasal dari angkatan 2020, 12,6%
berasal dari angkatan 2018, dan 10,1% berasal dari angkatan 2017. Sebanyak
77,3% responden tidak mengetahui peraturan rektor mengenai Pelecehan dan
Penanganan Pelecehan Seksual. Mengingat hasil survei didominasi oleh 2 dari 3
angkatan termuda yakni 2019 dan 2020 yang pola hubungannya dengan
universitas lebih banyak bahkan hampir seluruhnya berjalan secara daring.

Kami menyimpulkan bahwa sosialisasi lebih lanjut mengenai isu


kekerasan seksual dan peraturan yang menaunginya oleh pihak rektorat belum
berjalan secara baik selama masa pandemi Covid-19. Hal ini didukung oleh data
yang menunjukkan sebanyak 62,2% responden sepakat bahwa peraturan rektor
mengenai Pencegahan dan Penanganan Pelecehan Seksual di lingkungan Unpad
tidak tersosialisasikan dengan baik oleh pihak fakultas dan rektorat. Perlu
diketahui bahwa peraturan mengenai Pencegahan dan Penanganan Pelecehan
Seksual baru diterbitkan pada tahun 2020. Dapat kita simpulkan bahwa salah
satu yang menghambat penyelesaian kasus pelecehan seksual di Unpad adalah
proses eksekusinya. Hal ini kemudian harus menjadi evaluasi bagi Unpad untuk
meningkatkan awareness mengenai kekerasan seksual dan bagaimana cara
mengadukannya.

Lebih lanjut, 28,9% responden menyatakan bahwa peraturan rektor


mengenai Pencegahan dan Penanganan Pelecehan Seksual di lingkungan Unpad
belum terarah dan terpusat, diikuti oleh 27,5% responden yang menyatakan
implementasi peraturan terkait di lingkungan sekitar mereka tidak terlihat.
Mengingat besarnya jumlah responden yang tidak mengetahui keberadaan
peraturan ini menjadikan mayoritas responden tidak dapat
mengimplementasikan peraturan mengenai kekerasan seksual baik dalam
pencegahan maupun penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan
sekitarnya. Dengan sistem pembelajaran secara daring, turut menjadi faktor
utama terbatasnya implementasi yang dapat dilaksanakan oleh pihak rektorat
dan fakultas.

Bercermin pada Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Budaya UI


menyosialisasikan cara atau regulasi kekerasan seksual pada mahasiswanya,
kedua fakultas tersebut mengemasnya dengan cara yang menarik dan mudah
dipahami oleh kalangan awam. Contohnya dengan membuat buku saku yang
berisikan cara mengadukan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Nampaknya inilah yang diperlukan Unpad untuk menyosialisasikan regulasi
mengenai kekerasan seksual di kampus. Sayang sekali bila sebuah regulasi yang
sudah sedemikian baik disusun namun kurang disosialisasikan. Maka dari itu,
akan lebih baik bila Unpad mengeluarkan buku saku standar operasional
penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus Unpad dalam
bentuk buku saku yang nantinya bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Unpad
untuk menyusun kalimat yang sekiranya tidak membuka luka korban atau
membuat korban merasa bersalah.

Dalam buku saku tersebut rektorat dapat pula menguraikan macam-


macam kekerasan seksual seperti apa yang dipahami Unpad. Sebab, tidak sedikit
mahasiswa yang tidak memahami apa saja tindakan tidak mengenakan yang
sebenarnya tergolong ke dalam tindakan kekerasan seksual, seperti mengimingi
hadiah tertentu atau mengancam korban, cat calling, memandang lama ke
bagian tubuh tertentu atau menyentuh bagian tubuh tertentu kadang tidak
dipandang sebagai masalah yang berat. Padahal hal-hal kecil seperti itulah yang
dikhawatirkan menjadi bibit-bibit kekerasan seksual yang lebih parah
kedepannya. Nantinya, diharapkan melalui buku saku tersebut Unpad dapat
membagi macam-macam tingkatan kekerasan seksual beserta sanksinya,
termasuk cara pengaduannya dan tawaran pendampingan dari psikolog untuk
korban kekerasan seksual tingkat berat seperti pemerkosaan. Jadi, selain
menjadi sarana sosialisasi mengenai regulasi kekerasan seksual, buku tersebut
juga menjadi edukasi dasar bagi mahasiswa mengenai apa saja yang dapat
diadukan, dan menjadi langkah lanjutan Unpad terhadap regulasi kekerasan
seksual.

Kemudian, mengenai alur pencegahan yang tertuang di dalam peraturan


terkait. Respon negatif dan positif memiliki jumlah yang seimbang, sebanyak
26,3% responden mengatakan bahwa alur mekanisme pelaporan pelecehan
seksual yang diberlakukan Unpad saat ini sudah baik diikuti oleh 26,3%
responden lainnya yang beranggapan bahwa alur mekanisme pelaporan tersebut
belum jelas, sehingga tidak banyak korban kekerasan seksual di kampus,
terkhusus di Unpad yang mau melaporkan apa yang membuat mereka menjadi
korban kekerasan seksual. Bisa jadi, ketidakjelasan alur pengaduan ini juga
karena regulasi mengenai kekerasan seksual itu sendiri yang tidak
disosialisasikan dengan baik. Maka dari itu, kembali penulis menyarankan agar
dimuat suatu buku saku yang nantinya wajib dimiliki setiap mahasiswa di
Unpad baik laki-laki maupun perempuan, sebab kekerasan seksual tidak
memandang gender.

Dalam pertanyaan mengenai harapan responden terkait isu kekerasan


seksual yang ada di lingkungan Unpad, 21,2% di antaranya mengharapkan isu
dan kasus kekerasan seksual yang ada di lingkungan Unpad dapat berkurang.
Sementara 19,2% lainnya mengharapkan adanya sanksi tegas yang diberikan
kepada pelaku kekerasan seksual, serta pendampingan yang baik untuk para
korban. Unpad harus berani mengeluarkan secara tidak terhormat pelaku
kekerasan seksual. sebab bagaimana pun sikap melecehkan terlebih
memperkosa itu bukan cerminan dari kaum yang terpelajar. Korban mengalami
depresi dan trauma yang mungkin akan teringat seumur hidupnya, bahkan dapat
mengancam masa depannya. Maka dari itu, penulis rasa bukanlah tidak adil bila
pelaku mendapat dampak yang sama, yakni ketidakpastian mengenai masa
depannya. Hal ini juga diharapkan akan mencegah terjadinya kekerasan seksual
sebab sanksi yang diancam sangatlah berat.

Kasus Kekerasan Seksual di Kampus yang Ada Saat Ini dan Efektivitas
Regulasinya
Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan Universitas menjadi suatu
langkah awal baru dari Unpad dalam perkembangannya berupa kebijakan yang
dapat menciptakan lingkungan yang aman dari kekerasan seksual. Idealnya,
kampus adalah tempat representatif untuk belajar, bebas dari kekhawatiran
terhadap adanya nilai-nilai kemanusiaan yang direnggut atau dilanggar. Namun,
apakah peraturan yang ada sudah menciptakan nilai-nilai kemanusian tersebut?
Apakah Peraturan Rektor mengenai PPKS dari formulasi hingga advokasi
kebijakan tersebut sudah tersampaikan dengan baik atau masih menjadi suatu
peraturan yang hanya sebatas formalitas dari tuntutan para mahasiswa?

Survei yang telah dilaksanakan oleh BEM Kema khususnya mengenai


kekerasan seksual menunjukkan bahwa sebanyak 77,3% responden tidak
mengetahui adanya peraturan rektor mengenai Pelecehan dan Penanganan
Pelecehan Seksual. Sosialisasi dan impelementasi peraturan ini sangat penting
dilakukan dengan baik terutama oleh pihak rektorat maupun dekanat. Dari hasil
survei BEM Kema Unpad, sebanyak 62,2% responden sepakat bahwa peraturan
rektor mengenai Pencegahan dan Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan
Unpad tidak tersosialisasikan dengan baik oleh pihak fakultas dan rektorat.
Hanya sebanyak 22,7% yang sudah mengetahui peraturan tersebut. Tanggapan
lainnya terhadap penanganan tindak kekerasan seksual pun masih belum bisa
dikatakan memuaskan, karena sebanyak 28,9% responden menyatakan bahwa
peraturan rektor mengenai Pencegahan dan Penanganan Pelecehan Seksual di
Lingkungan Unpad belum terarah dan terpusat.

Masih ada beberapa hal terkait aturan-aturan dan implementasi peraturan


rektor ini yang harus ditekankan sebagai berikut.

1) Diperlukan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual secara


rutin.
Beberapa kendala ditemukan dalam pengimplementasian PPKS ini, di
antaranya berupa kurangnya sosialisasi mengenai tempat atau layanan untuk
pengaduan kekerasan seksual di Unpad sehingga banyak dari para penyintas
yang kurang tersosialisasi. Para penyintas juga mengalami permasalahan
dalam proses pengaduan yang telah disediakan karena lingkungan mahasiswa
yang tidak mendukung. Hal ini disebabkan stigma yang cenderung
menyudutkan para korban. Dalam pelaporan juga para korban memiliki
ketakutan tersendiri karena relasi kuasa yang dimiliki antara pelaku dan
korban. Relasi kuasa yang dimaksud dapat berupa hierarki dalam suatu
lingkup sosial maupun organisasi dan dapat berupa ketergantungan korban
terhadap pelaku. Kedua hal di atas cenderung terjadi bahkan bisa dikatakan
sebagai dominasi kasus akan ketidakberanian korban dalam melaporkan
pelaku. Kurangnya sosialisasi ini pun terbukti dari survei karena memang
dari pihak kampus tidak memberikan pelaksanaan yang maksimal.

Rektorat sebagai salah satu unsur yang menangani pencegahan dan


penanganan kekerasan seksual dapat menyiapkan rancangan program kerja
sosialisasi bersamaan dengan timeline-nya. Bentuk-bentuk sosialisasi yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pemberian materi edukasi kekerasan seksual dalam bentuk webinar secara


berkala dengan tema pembahasan yang berbeda terkait isu-isu kekerasan
seksual.
2. Pembuatan media sosial ataupun portal website secara khusus sebagai
wadah untuk memberikan kepedulian kepada masyarakat Unpad
mengenai kekerasan seksual.
3. Membuat infografis dan video-video menarik untuk meningkatkan
awareness pada masyarakat Unpad.
4. Bentuk-bentuk sosialisasi lainnya.
2) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik dari dalam kampus maupun
luar kampus dalam hal penanganan dan pencegahan kekerasan seksual.
Pada kondisi riil, kekerasan seksual dapat terjadi dengan salah satu
pihaknya bukan merupakan masyarakat Unpad. Berdasarkan Peraturan
Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 16 Tahun 2020, penanganan terhadap
korban kekerasan seksual diberikan hanya berupa dukungan seperti bantuan
layanan psikologis, dan pendampingan hukum. Oleh karena itu, Unpad perlu
menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain, baik dari dalam kampus
maupun luar kampus yang memiliki fokus pada penanganan kekerasan
seksual guna membantu korban atau penyintas yang kasusnya tidak dapat
ditindak melalui peraturan rektor.
3) Diperlukan mekanisme penanganan yang lebih fleksibel
Penanganan terhadap korban kekerasan seksual di Universitas
Padjadjaran diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Pasal 5 Ayat (1) yang
berbunyi:

a. Jika pelecehan oleh/terhadap mahasiswa, maka laporan pengaduan atau


pengaduan disampaikan melalui Direktorat Kemahasiswaan dan
Hubungan Alumni.
b. Jika pelecehan oleh/terhadap dosen atau tenaga kependidikan, maka
laporan pengaduan atau pengaduan disampaikan melalui Direktorat
Sumber Daya Manusia.
Unpad sudah memiliki ruang pelaporan mengenai kekerasan seksual,
tetapi akan lebih baik dan mempermudah pelaporan jika membentuk Unit
Layanan Khusus mengenai PPKS ini agar menciptakan satu ruang yang
menyeluruh secara substantif.
4) Kejelasan terkait tindak lanjut penanganan terhadap pelecehan seksual serta
penanganan terhadap korban
Terkait hal ini memang sudah diatur dalam pasal 7 dan pasal 8 Peraturan
Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Seksual. Hasil dari tindak lanjut serta verifikasi pelaporan
pengajuan membentuk Tim Ad Hoc dalam penanganan terhadap pelaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah penangan seperti apa yang dilakukan tim
tersebut dan dalam penanganan terhadap korban siapa yang harus memandu
mereka? Karena berdasarkan pasal, pihak kampus hanya akan melakukan
pendampingan hukum dan psikologi. Dalam hal ini masyarakat Unpad butuh
kejelasan yang lebih rinci. Selain itu, diperlukan pula pembuatan SOP supaya
dapat merangkul para penyintas kekerasan seksual yang sulit terjangkau
apabila hanya memiliki badan yang membantu para penyintas dari tingkat
universitas saja. SOP ini juga penting dibuat supaya organisasi-organisasi
yang ada di lingkungan Unpad dapat menindak tegas pelaku serta
mengetahui prosedur yang harus dilakukan. Apabila di seluruh organisasi
masyarakat telah dibentuk SOP yang tepat untuk PPKS ini, maka akan dapat
merangkul banyak penyintas serta memudahkan tracking para pelaku
kekerasan seksual, sehingga mampu menurunkan secara signifikan kasus
kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus.

Rekomendasi Kebijakan dan Tuntutan Kema Unpad


Berdasarkan hasil kajian mengenai kondisi mahasiswa yang menjadi korban
kekerasan seksual, kurangnya sosialisasi mengenai regulasi kekerasan seksual di
lingkungan kampus Unpad, serta evaluasi mengenai implementasi Peraturan
Rektor Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual, maka disusunlah rekomendasi kebijakan
regulasi kekerasan seksual yang ditujukan kepada rektorat dari kema Unpad
untuk tahun ajaran 2021/2022 sebagai berikut.

1. Diperlukan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual secara


rutin.
Ketidaksesuaian dalam proses implementasi PPKS disebabkan oleh
beberapa kendala, di antaranya kurangnya sosialisasi peraturan rektor
mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, serta kurang
tersosialisasinya tempat atau layanan pengaduan kekerasan di Unpad
kepada para penyintas. Dalam proses pengaduan juga terdapat
permasalahan, yaitu lingkungan yang tidak mendukung serta pengaruh
stigma yang menyudutkan korban. Kurangnya sosialisasi ini terbukti dari
hasil survei yang menunjukkan bahwa sebanyak 70% di antara responden
tidak mengetahui kebijakan tersebut. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya
pelaksanaan yang dilakukan oleh pihakpihak terkait.

2. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun
luar kampus dalam penanganan dan pencegahan kekerasan seksual.
Berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 16
Tahun 2020, penanganan terhadap korban kekerasan seksual diberikan
hanya berupa dukungan seperti bantuan layanan psikologis, dan
pendampingan hukum. Oleh karena itu, Unpad perlu menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, baik dari dalam kampus maupun luar kampus
yang memiliki fokus pada penanganan kekerasan seksual guna membantu
korban atau penyintas yang kasusnya tidak dapat ditindak melalui peraturan
rektor. Pelibatan mahasiswa dalam pembuatan kebijakan juga perlu
dilakukan untuk menampung aspirasi mahasiswa selaku objek dalam
peraturan yang dibuat.
3. Diperlukan Mekanisme Penanganan yang Lebih Fleksibel
Penanganan terhadap korban kekerasan seksual di Universitas
Padjadjaran diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Pasal 5 Ayat (1). Laporan
pengaduan atau pengaduan tindakan kekerasan seksual. Untuk mahasiswa
dapat disampaikan kepada Direktorat kemahasiswaan dan Hubungan
Alumni, sedangkan untuk dosen dapat disampaikan kepada Direktorat
Sumber Daya Manusia. Meskipun begitu, akan lebih baik jika membentuk
Unit Layanan Khusus mengenai PPKS untuk mempermudah pelaporan.
Dengan begitu, regulasi ini akan menciptakan satu ruang yang menyeluruh
secara substantif.

4. Kejelasan terkait tindak lanjut penanganan terhadap pelecehan seksual serta


penanganan terhadap korban.
Terkait hal ini memang sudah diatur dalam pasal 7 dan pasal 8
Peraturan Rektor Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual. Hasil dari tindak lanjut serta verifikasi
pelaporan pengajuan membentuk Tim Ad Hoc dalam penanganan terhadap
pelaku. Yang menjadi pertanyaan adalah penangan seperti apa yang
dilakukan tim tersebut dan dalam penanganan terhadap korban siapa yang
harus memandu mereka? Karena berdasarkan pasal, pihak kampus hanya
akan melakukan pendampingan hukum dan psikologi. Dalam hal ini
masyarakat Unpad butuh kejelasan yang lebih rinci. Selain itu, diperlukan
pula pembuatan SOP supaya dapat merangkul para penyintas kekerasan
seksual yang sulit terjangkau apabila hanya memiliki badan yang
membantu para penyintas dari tingkat universitas saja. SOP ini juga penting
dibuat supaya organisasiorganisasi yang ada di lingkungan Unpad dapat
menindak tegas pelaku serta mengetahui prosedur yang harus dilakukan.
Apabila di seluruh organisasi masyarakat telah dibentuk SOP yang tepat
untuk PPKS ini, maka akan dapat merangkul banyak penyintas serta
memudahkan tracking para pelaku kekerasan seksual, sehingga mampu
menurunkan secara signifikan kasus kekerasan seksual yang terjadi di
lingkungan kampus.

5. Diperlukan pembuatan buku saku khusus yang berisi SOP penanganan kasus
kekerasan seksual di Unpad.
Urgensi pembuatan buku saku mengenai standar operasional
penanganan kasus kekerasan seksual di Unpad ini dilandaskan pada hasil
survei yang menyatakan bahwa kebanyakan mahasiswa tidak mengetahui
dan bahkan menilai bahwa peraturan rektor mengenai pencegahan dan
penanganan pelecehan seksual di Unpad masih kurang tersosialisasikan.
Karena sangat disayangkan jika ada peraturan yang telah diatur dengan
sedemikian rupa tetapi malah kurang dalam eksekusinya. Maka dari itu,
kehadiran buku saku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi
mahasiswa bahwa kekerasan seksual dapat ditindaklanjuti oleh pihak
kampus berikut tata caranya. Dengan demikian, mahasiswa, terutama
mahasiswa baru yang pernah mengalami kekerasan seksual dapat
mengetahui ke mana harus mengadukan tindakan tersebut agar segera
ditindaklanjuti. Selain itu, buku saku ini juga menjadi pencerdasan dasar
bagi mahasiswa mengenai pandangan rektorat terhadap hal-hal apa saja
yang termasuk dalam pelecehan seksual yang dapat ditindaklanjuti oleh
pihak kampus berikut pula ancaman hukumannya.
Jatinangor, 17 November 2021

KAJIAN REGULASI KEKERASAN SEKSUAL


UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGIS
BEM SE-UNPAD
Pendahuluan

Berdasarkan data di atas terdapat 19,59% responden yang berpendapat


bahwa pelecehan seksual adalah suatu perilaku menyimpang individu dalam
melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan kepada individu lain baik secara
verbal, maupun fisik yang membuat individu lain merasa terganggu. Kita juga dapat
melihat ada sebagian kecil yang masih belum mengetahui pengertian dari pelecehan
seksual. Maka dari itu perlu edukasi yang jelas agar pengertian mengenai pelecehan
seksual seragam dan benar.

Perhatian dari pihak kampus mengenai isu pelecehan seksual


Sebanyak 50% responden menyatakan tidak setuju bahwa pihak kampus
sudah memperhatikan isu pelecehan seksual. Responden yang setuju terkait
pernyataan tersebut hanya sebesar 35,1% dari total responden, sedangkan yang
menyatakan sangat setuju hanya 8,1%. Dari data ini bisa kita simpulkan bahwa
pihak kampus masih belum memberikan perhatian yang cukup kepada isu
pelecehan seksual. Maka dari itu, pihak kampus perlu meningkatkan perhatian
terhadap isu pelecehan seksual.

Perhatian Mahasiswa Unpad terhadap isu Pelecehan Seksual

Sebanyak 53,4% responden menyatakan setuju dan 19,6% menjawab sangat


setuju bahwa mahasiswa Unpad sudah memperhatikan isu pelecehan seksual.
Responden yang tidak setuju terkait pernyataan tersebut hanya sebesar 25,7% dari
total responden. Dari data ini mayoritas sudah menyatakan setuju bahwa mahasiswa
Unpad telah memberikan perhatian terhadap isu pelecehan seksual, namun masih
terdapat 25,7% dari total responden yang menyatakan tidak setuju. Edukasi
mengenai pelecehan seksual perlu diberikan kepada mahasiswa Unpad agar jumlah
mahasiswa yang memiliki perhatian kepada isu pelecehan seksual meningkat.

Saya merasa sudah memperhatikan isu pelecehan seksual khususnya di


lingkungan Unpad
Sebanyak 48% responden menyatakan setuju dan 26,4% menjawab sangat
setuju bahwa mahasiswa Unpad sudah memperhatikan isu pelecehan seksual
khususnya di lingkungan Unpad, sedangkan responden yang tidak setuju terkait
pernyataan tersebut hanya sebesar 23% dari total responden.
Menurutmu, seberapa penting isu ini diangkat?

Sebanyak 89,2% responden sepakat menyatakan bahwa isu pelecehan


seksual sangat penting untuk diangkat, sedangkan hanya 1,4% responden yang
menjawab isu pelecehan seksual tersebut tidak penting untuk diangkat. Dari data
ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menginginkan isu pelecehan
seksual diangkat.

2 responden memilih angka 2 pada pertanyaan sebelumnya

Seluruh responden yang menyatakan bahwa isu pelecehan seksual tidak


penting untuk diangkat beralasan bahwa isu pelecehan seksual tersebut belum
marak di lingkungan Unpad.
13 responden memilih angka 3 pada pertanyaan sebelumnya

Dari total responden yang menyatakan bahwa isu pelecehan seksual penting
untuk diangkat. Sebanyak 38,47% responden beralasan bahwa dukungan kepada
korban pelecehan seksual sangat dibutuhkan, sedangkan 30,77% responden merasa
pelecehan seksual penting untuk diangkat karena kasus pelecehan seksual sudah
banyak terjadi dan perlu dilakukan analisis mendalam terkait isu tersebut.

133 responden memilih angka 4 pada pertanyaan sebelumnya

Banyaknya korban pelecehan seksual dan di antaranya masih ada kasus


yang belum ditangani menjadi alasan bagi 23,48% responden yang meyakini bahwa
isu pelecehan seksual sangat penting untuk diangkat. Sebanyak 19,70% responden
menyatakan bahwa isu pelecehan seksual sangat penting untuk diangkat karena
dapat menjadi salah satu upaya preventif agar kasus pelecehan seksual tidak terjadi.

Kasus Pelecehan Seksual yang Terjadi di Universitas Padjadjaran


Berdasarkan hasil survei Jajak Pendapat SHBI terbaru yang dilakukan oleh
Biro Riset dan Data BEM Kema Unpad 2021 mengenai kasus pelecehan seksual
yang terjadi di lingkungan Unpad, sebanyak 18,9% responden menyatakan pernah
melihat kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Unpad. Beberapa di
antaranya seperti catcalling, pembicaraan yang mengarah ke arah sensual di forum
kelas oleh tenaga pendidik, hingga pelecehan yang dilakukan oleh mahasiswa
Unpad.

Grafik 1. Pengalaman Mahasiswa Unpad Melihat Kasus Pelecehan Seksual di


Kampus

Sebanyak 17,6% responden pernah mengalami pelecehan seksual di


lingkungan Unpad baik secara fisik seperti menyentuh bagian tubuh tertentu,
maupun verbal seperti perkataan secara langsung bahkan melalui media sosial.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar pelecehan seksual yang terjadi dan
dialami oleh mahasiswa di lingkungan Unpad salah satunya adalah catcalling yakni
bentuk pelecehan di ruang publik melalui ekspresi verbal seperti siulan, suara
kecupan, menggoda, dan melontarkan ucapan yang bernada seksual. Hal ini
mengindikasikan bahwa kasus pelecehan seksual di lingkungan Unpad itu ada dan
terjadi sehingga tidak bisa dianggap tidak penting.
Grafik 2. Pengalaman Mahasiswa Unpad Mengalami Pelecehan Seksual di
Lingkungan Unpad

Regulasi Pelecehan Seksual Unpad


Berdasarkan hasil survei jajak pendapat SHBI yang dilakukan oleh Biro
Riset dan Data BEM KEMA Unpad 2021 pada termin kedua mengenai Regulasi
Pelecehan seksual yang berlaku di lingkungan Universitas Padjadjaran, dari total
147 responden, sebanyak 63,9% responden tidak mengetahui adanya Peraturan
Rektor Mengenai Regulasi Pelecehan Seksual. Hal ini perlu diperhatikan
mengingat Peraturan Rektor tersebut telah diberlakukan di lingkungan Universitas
Padjadjaran. Pihak Rektorat maupun BEM Se-Unpad diharapkan bisa lebih baik
dalam melakukan sosialisasi Peraturan Rektor mengenai Regulasi Pelecehan
Seksual, agar informasi bisa diterima oleh masyarakat Unpad dan memberikan rasa
aman karena adanya payung hukum yang melindungi.

Responden kemudian menjawab pertanyaan mengenai bentuk penanganan


pelecehan seksual yang diharapkan. Dari beberapa pilihan, sebanyak 92,6%
responden menginginkan adanya konseling psikologi, kemudian 87,8%
menginginkan adanya bantuan dari kuasa hukum, dan 80,4% lainnya menginginkan
pelaku dikeluarkan dari kampus sebagai bentuk penanganan terhadap kekerasan
seksual.
Responden menilai Unpad tidak tanggap (50,7%) dalam merespon isu
kekerasan seksual di lingkungan Unpad, sementara 37,2% responden menilai
Unpad tanggap, 8,8% menilai sangat tanggap dan 3,4% menilai Unpad sangat tidak
tanggap dalam merespon isu kekerasan seksual. Sebagian kecil (8,8%) responden
menjawab pernah melihat aktivitas pelecehan seksual di lingkungan Unpad yang
terjadi di wilayah kampus dan lingkungan sekitarnya seperti kosan dan tempat
menunggu angkutan umum. Sebagian besar responden (83%) tidak melaporkan
adanya aktivitas pelecehan seksual tersebut dengan alasan takut dan tidak merasa
aman bagi korban. Beberapa mahasiswa belum menjumpai aktivitas tersebut.
Perbaikan Regulasi dan Alur Penanganan Kekerasan Seksual
Negara memiliki kekuatan yang masif. Maka dari itu, negara dalam
melakukan pergerakan harus mempunyai landasan hukum, karena tanpa adanya
landasan hukum negara berpotensi melanggar hak individu maupun hak-hak sipil.
Kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan tinggi tidak hanya terjadi satu
atau dua kali. Kasus-kasus pelecehan yang melibatkan beberapa perguruan tinggi
ternama banyak yang tidak sampai ke meja hijau dengan alasan kampus memiliki
mekanisme penanganan sendiri terhadap kasus pelecehan seksual. Namun, sering
kali kampus terkendala dengan pembuktian. Ketika seorang mahasiswa melaporkan
ke kepolisian pun sering kali kepolisian mengalami kesulitan terutama mengenai
otonomi khusus kampus.

Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia,


Nadiem Makarim, mengeluarkan Peraturan Menteri No. 30 Tahun 2021 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi
yang diundangkan pada 3 September 2021 untuk menangani masalah tersebut.
Permendikbud Ristek ini terdiri dari 9 bab dan 58 pasal yang mengatur pencegahan
dan penanganan kekerasan seksual, pendampingan, perlindungan, pengenaan
sanksi, pemulihan korban, satuan tugas, mekanisme penanganan, serta hak korban
dan saksi. Adanya peraturan menteri ini memberikan payung hukum bagi korban
kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi. Negara menciptakan
Permendikbud Ristek 30 Tahun 2021 ini semata-mata sebagai akses negara untuk
masuk ke lingkup pendidikan untuk menyelesaikan permasalahan seksual. Adanya
Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 membuat negara memiliki landasan
hukum untuk masuk ke dalam kampus.
Nadiem Makarim secara tegas menyatakan bahwa setiap kampus yang
melanggar atau tidak menjalankan proses PPKS sesuai dengan Permendikbud
Ristek 30/2021, maka akan dikenai sanksi administratif berupa diturunkan
akreditasinya8. Maka dari itu, untuk memastikan permendikbud Ristek ini berjalan
dengan baik di lingkungan Universitas Padjadjaran maka akan lebih baik apabila
regulasi Peraturan Rektor mengenai Pelecehan seksual dilengkapi agar dapat
menjalankan amanat Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021.

Mengacu pada Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang


Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi,
maka perlu segera dilakukan perubahan besar terhadap Peraturan Rektor
Universitas Padjadjaran Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan

8
diakses dari https://profesi-unm.com/2021/11/16/kampus-tak-terapkan-
permendikbud-30-terancam-turun-akreditasi/ pada 17 November 2021
Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan Universitas Padjadjaran agar
Universitas Padjadjaran mendapatkan lingkungan yang aman dan terbebas dari
segala bentuk kekerasan seksual. Peraturan Rektor tersebut yang belum cukup
mengakomodasi berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani kekerasan
seksual di lingkungan kampus yang tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor
30 Tahun 2021.

Salah satu hal yang paling krusial dalam Permendikbud Ristek Nomor 30
Tahun 2021 tidak hanya berfokus pada penanganan, pemulihan, dan perlindungan
terhadap korban dengan prinsip kepentingan terbaik bagi korban kekerasan seksual,
tetapi juga berfokus pada tata cara penindakan terhadap pelaku kekerasan
seksual sebagaimana bentuk penyelenggaraan tata kelola kampus yang aman dari
kekerasan seksual. Secara sistematis, pertama-tama pelaku akan dikenakan sanksi
administratif. Penjatuhan sanksi ini adalah bagian dari yurisdiksi satuan tugas yang
dibentuk oleh panitia seleksi di perguruan tinggi yang bersangkutan. Permendikbud
Ristek Nomor 30 Tahun 2021 mengatur mekanisme pelaporan korban melalui
satgas untuk kemudian ditindaklanjuti mulai dari hal pendampingan hingga tahap
pemulihan. Kemudian, dalam hal pemberian sanksi administratif terhadap pelaku
kekerasan seksual juga membutuhkan rekomendasi dari satuan tugas. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya keberadaan satuan tugas dalam upaya melakukan
penanganan kekerasan seksual.

Hingga saat ini Peraturan Rektor tentang Pencegahan dan Penanganan


Pelecehan Seksual di Lingkungan Unpad mengatur alur pelaporan melalui
direktorat kemahasiswaan atau hubungan alumni. Kemudian, atas laporan tersebut
barulah akan dibentuk Tim Ad Hoc Penanganan Pelecehan Seksual. Bentuk
pelaporan dalam peraturan rektor tersebut juga sangat terbatas yakni hanya dapat
disampaikan melalui surat dengan amplop tertutup. Sedangkan, mekanisme
pelaporan yang ditawarkan oleh Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 jauh
lebih taktis dan fleksibel, yakni dapat disampaikan tidak hanya melalui surat tetapi
juga telepon, pesan singkat elektronik, surat elektronik, ataupun laman resmi milik
perguruan tinggi. Kemudian, terkait pembentukan satuan tugas di lingkungan
Unpad juga harus memperhatikan keterwakilan perempuan. Hal ini sejalan pula
dengan ketentuan dalam Pasal 27 Ayat 4 Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun
2021 yang mensyaratkan jumlah minimal anggota perempuan sebanyak dua per tiga
dari jumlah keseluruhan anggota satuan tugas.

Penguatan tata kelola diperlukan dalam hal perumusan kebijakan dan


pedoman PPKS yang lebih matang dan membuat layanan pelaporan kekerasan
seksual demi terciptanya ruang aman di lingkungan Universitas Padjadjaran. Hal
ini sebagaimana tertulis dalam Pasal 1 Angka 14 yang berbunyi satuan tugas adalah
bagian dari perguruan tinggi yang berfungsi sebagai pusat pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Satuan tugas ini bertugas untuk
membantu pimpinan perguruan tinggi menyusun pedoman pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Mengingat Pasal 57
Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 yang menjelaskan “Perguruan tinggi
yang belum memiliki satuan tugas harus membentuk satuan tugas berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri ini paling lama 1 (satu) tahun” berarti Unpad harus
sigap dan cepat dalam menanggapi aturan tersebut dan keturutsertaan mahasiswa
pun harus diperhatikan.

Masing-masing perguruan tinggi diharapkan dapat mengimplementasikan


pembentukan satuan tugas ini secara menyeluruh supaya pembentukan satuan
tugas menjadi salah satu pengawalan yang dapat dilakukan dari tata kelola
perguruan tinggi dan untuk meminimalkan dan memberantas adanya kekerasan
seksual di kampus. Partisipasi dari setiap unsur civitas academica seperti
mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan haruslah juga diutamakan dalam
penyelenggaraanya. Pembentukan satuan tugas ini diharapkan dapat memberikan
rasa aman dan nyaman di lingkungan perguruan tinggi serta dapat menjangkau dan
mengamati situasi terkini di kampus.

Selain mengenai Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan


Seksual, terdapat hal penting yang perlu dilengkapi dalam Peraturan Rektor Unpad
No. 16 Tahun 2020 yakni masih menggunakan frasa pelecehan seksual, sedangkan
Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 menggunakan frasa kekerasan seksual.
Tentu terdapat perbedaan secara definisi antara kekerasan seksual dan pelecehan
seksual. Kekerasan seksual memiliki cakupan yang lebih luas dibanding pelecehan
seksual. Dengan kata lain, pelecehan seksual adalah bagian dari kekerasan seksual.
Kekerasan seksual sudah mencakup pelecehan seksual, namun pelecehan seksual
belum tentu mencakup kekerasan seksual. Di dalam peraturan rektor, pelecehan
seksual hanya meliputi tindakan fisik dan non-fisik terkait dengan hasrat seksual
yang mengakibatkan orang lain direndahkan, tidak aman, dan atau dipermalukan di
dalam maupun di luar kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan
bagian dari kegiatan Unpad. Sementara itu, di dalam Permendikbud Ristek 30/2021,
kekerasan seksual meliputi tindakan verbal, fisik dan non-fisik bahkan terobosan
baru yang secara spesifik mengatur kekerasan seksual melalui teknologi dan
komunikasi dapat diimplementasikan. Maka dari itu, sebaiknya peraturan rektor
Unpad juga memasukkan kekerasan seksual secara verbal dan/atau melalui media
teknologi dan komunikasi agar dapat benar-benar mencakup definisi dari kekerasan
seksual. Kekerasan seksual bukan hanya penyerangan terhadap fisik maupun psikis
tetapi juga bisa dalam bentuk verbal (catcalling) dan/atau melalui media teknologi
dan komunikasi. Selain itu, peraturan rektor masih belum memasukkan hal-hal lain
seperti percobaan perkosaan. Pengaturan terhadap percobaan pemerkosaan ini juga
diharapkan dapat menjadi salah-satu upaya dalam mencegah terjadinya kekerasan
seksual di lingkungan Unpad.

Perihal perlindungan saksi dan korban di dalam Peraturan Rektor No. 16


Tahun 2020 sudah cukup berpihak pada korban, seperti adanya perlindungan atas
keamanan pribadi, keluarga, dan harta benda korban, serta bebas dari ancaman yang
berkenaan dengan kesaksiannya serta adanya pendampingan dan konsultasi
psikologi yang tercantum pada Pasal 6. Namun, akan lebih baik apabila
perlindungan atas keamanan pribadi tersebut diganti dengan perlindungan baik
ancaman secara fisik maupun non-fisik agar benar-benar melindungi saksi dan
korban. Belum ada jaminan-jaminan seperti jaminan berkelanjutan bagi korban,
baik tetap menjadi mahasiswa atau tetap menjadi tenaga pendidik, perlindungan
dari tuntutan pidana dan gugatan perdata.

Kesimpulan
Hingga saat ini, Indonesia masih berada dalam kondisi darurat kekerasan
seksual. Kasus-kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi masih terjadi. Institusi
pendidikan tertinggi harus memberikan dan menciptakan ruang aman kepada setiap
civitas academica di lingkungan kampus. Dalam hal ini, Unpad sudah memiliki
produk hukum yang mengatur hal tersebut dalam Peraturan Rektor Universitas
Padjadjaran Nomor 16 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Pelecehan
Seksual di lingkungan Universitas Padjadjaran. Namun, di dalamnya masih belum
memiliki payung hukum bagi korban. Sementara itu, mengacu pada Permendikbud
Ristek No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
di Lingkungan Perguruan Tinggi yang diundangkan pada 3 September 2021 oleh
Menteri Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, telah memberikan payung hukum
yang jelas bagi korban kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan besar terhadap Peraturan Rektor Unpad
karena ketentuan-ketentuan dalam peraturan rektor tersebut belum mengakomodasi
berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani kekerasan seksual di lingkungan
kampus seperti yang tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021.
Terdapat dua poin utama yang perlu dilengkapi pada Peraturan Rektor Universitas
Padjadjaran Nomor 16 tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Pelecehan
Seksual. Pertama ialah tata cara penindakan terhadap pelaku kekerasan seksual dan
Satuan Tugas Penanganan Kekerasan Seksual. Kedua, penggunaan frasa kekerasan
seksual harus mengikuti Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021. Sebab, terdapat
perbedaan definisi antara kekerasan seksual dan pelecehan seksual. Pelecehan
seksual merupakan bagian dari kekerasan seksual, sedangkan kekerasan seksual
cakupan memiliki cakupan yang lebih luas.
Saran
1. Pembentukan satgas menyesuaikan apa yang tertera di dalam
Permendikbud Ristek 30/2021 dengan memperhatikan kesetaraan gender
2. Mempertimbangkan penggunaan frasa “kekerasan seksual” dibandingkan
frasa “Pelecehan seksual”
3. Memperluas definisi kekerasan seksual dengan menambahkan kekerasan
verbal dan kekerasan melalui media teknologi dan komunikasi
4. Dalam perlindungan terhadap saksi dan korban, sebaiknya dicantumkan
jaminan-jaminan seperti jaminan berkelanjutan bagi korban baik tetap
menjadi mahasiswa atau tetap menjadi tenaga pendidik, perlindungan dari
tuntutan pidana dan gugatan perdata.
5. Memaksimalkan kembali informasi regulasi KS kepada Mahasiswa.
.
Jatinangor, 10 Juni 2021

ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN HYBRID LEARNING


DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGIS
BEM SE-UNPAD

A. Pendahuluan
Sudah lebih dari satu tahun pandemi covid-19 ini membuat sistem
pembelajaran harus berlangsung secara daring atau biasa dikenal dengan
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut merupakan satu-satunya upaya yang
dapat dilakukan agar kegiatan pendidikan tetap berjalan meskipun berada di tengah
pandemi tak terkecuali untuk jenjang perguruan tinggi. Namun, tidak dapat
dimungkiri bahwa sistem belajar mengajar secara daring dirasa kurang efektif,
terutama dalam penyampaian materi yang membutuhkan kegiatan lapangan atau
praktikum sebagai penunjang pembelajaran. Banyak keterbatasan yang ditimbulkan
dari sistem pembelajaran ini. Oleh sebab itu, pembelajaran tatap muka selalu
menjadi harapan untuk mahasiswa serta tenaga kependidikan agar dapat
diimplementasikan di semester yang akan datang.
Vaksinasi dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat di tengah pandemi
covid-19. Di Indonesia sendiri, sebanyak 28 juta dosis vaksin sudah diberikan
kepada masyarakat dan 11 juta orang di antaranya telah divaksin lengkap.
Berdasarkan hal ini, terhitung sebanyak 4,1 persen populasi telah menerima vaksin
dosis lengkap. Data tersebut menunjukkan bahwa vaksin yang diperoleh
masyarakat Indonesia masih belum maksimal. Lalu, bagaimana dengan vaksinasi
untuk mahasiswa?
Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masa Pandemi covid-19 menyatakan bahwa
kelompok yang menjadi prioritas dilakukannya vaksinasi adalah kelompok
pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini berarti mahasiswa tidak termasuk ke
dalam kategori yang menjadi prioritas penerima vaksin. Sekretaris Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani, mengatakan bahwa
mahasiswa belum masuk ke dalam kelompok prioritas penerima vaksin covid-19
untuk lingkup pendidikan Indonesia. Padahal, vaksinasi yang diberikan kepada
mahasiswa ini merupakan suatu hal penting yang menyangkut metode pembelajaran
untuk mahasiswa. Meskipun begitu, Presiden Joko Widodo telah memberikan
arahan kepada dikti untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM), khususnya
bagi mahasiswa yang menjalankan praktik kompetensi dan finalisasi tugas akhir
atau penelitian. Di sisi lain, tidak sedikit pihak kampus juga mendorong seluruh
warga pendidikan —termasuk mahasiswa— untuk dijadikan prioritas penerima
vaksin agar dapat kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran di kampus.
Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dandi Supriadi, menyatakan
bahwa vaksinasi massal dilakukan kepada dosen dan tenaga kependidikan terlebih
dahulu sebelum berlanjut ke mahasiswa. Vaksinasi untuk kalangan dosen dan
mahasiswa ditargetkan akan berlangsung hingga bulan Juni. Akan tetapi, sampai
saat ini masih belum ada imbauan ataupun arahan terkait vaksinasi massal untuk
mahasiswa. Tidak ada kejelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut, padahal
mahasiswa sebagai pihak yang turut akan melaksanakan pembelajaran tatap muka
juga perlu diberi vaksinasi.
Renny Kurniawati Anton, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, mengatakan bahwa jumlah warga
Kabupaten Sumedang yang telah mendapatkan vaksin hingga 22 Maret 2021
mencapai 80.700 jiwa atau sekitar 7 persen dari 1,15 juta jiwa, dan jumlah tersebut
akan terus bertambah. Warga yang telah divaksin terdiri dari tenaga kesehatan,
pejabat Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), wartawan, tenaga
kependidikan, aparatur sipil negara (ASN) pelayan publik, dan pelayan publik
lainnya.
Terdapat perbedaan data jumlah warga Kabupaten Sumedang yang telah
divaksin. Menurut Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, jumlah
warga yang telah mendapatkan vaksin mencapai 80.700 jiwa. Namun, Bupati
Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan hal yang berbeda. Pada tanggal 26
Maret 2021, beliau menyatakan bahwa dari 1,1 juta jiwa warga Sumedang, hanya
sekitar 787.967 warga yang akan mendapatkan vaksin. Dari total target warga
tersebut, hanya 22.623 jiwa yang sudah divaksin. Jumlah tersebut terdiri atas 14.724
jiwa pada vaksinasi tahap satu dan 7.899 jiwa pada vaksinasi tahap kedua.
Pemerintah Kabupaten Sumedang menargetkan dilakukannya vaksinasi
terhadap 152.447 lansia. Namun, hingga 29 April 2021, baru 2.856 lansia atau
sekitar 1,87 persen yang telah menerima vaksin dosis pertama dan 485 lansia atau
sekitar 0,31 persen yang telah menerima vaksin dosis kedua.
Vaksinasi di Kabupaten Sumedang dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap
pertama ditujukan untuk tenaga kesehatan, tahap kedua ditargetkan untuk
petugas/pelayan publik, dan tahap ketiga akan dilakukan untuk masyarakat. Disadur
dari portal berita bisnis.com mengenai vaksinasi di Sumedang, hingga Mei 2021 ini
pelaksanaan vaksinasi di Sumedang masih berada di tahap kedua. Tahap kedua
vaksinasi memiliki sasaran sebanyak 22.931 jiwa.
B. Kesiapan Protokol Kesehatan Unpad Secara Umum
Protokol kesehatan menjadi suatu hal lumrah yang dimiliki suatu instansi,
termasuk Universitas Padjadjaran pada masa pandemi covid-19 ini. Sebagai instansi
pendidikan yang akan melaksanakan sistem hybrid learning, Unpad pun
mengeluarkan beberapa regulasi seperti protokol kesehatan untuk mencegah
penularan/transmisi virus penyebab covid-19 selama pelaksanaan kegiatan
akademik tri dharma civitasnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 571/UN6.RKT/Kep/HK/2020
tentang Protokol Kesehatan di Universitas Padjadjaran Selama Masa Pandemi
covid-19, pihak kampus telah menyediakan berbagai sarana dan prasarana, di
antaranya:
1. fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cuci tangan yang mudah
diakses di setiap pintu masuk gedung,
2. hand sanitizer dengan kadar alkohol 70%,
3. pemindai suhu (thermo gun) atau infrared,
4. mesin pembaca barcode di setiap pintu akses masuk kawasan,
5. melakukan desinfeksi sesuai standar pada setiap ruangan dan peralatan kerja
dan/atau belajar yang digunakan,
6. memasang petunjuk arah lokasi fasilitas umum,
7. alat pelindung diri berupa masker kain untuk penjaga pintu akses, petugas
keamanan dan pengemudi odong-odong kampus, 8. peralatan dan cairan
desinfeksi, dan 9. odong-odong.
Selain sarana dan prasarana, pihak kampus juga telah memberlakukan
perubahan pada akses pintu masuk. Sebelum pandemi covid-19, akses pintu masuk
kawasan Unpad sangat fleksibel, seperti dibukanya pintu selatan kampus (gerbang
lama) bagi pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor. Akan tetapi,
berdasarkan SK Rektor tersebut, saat ini pintu tersebut hanya diperuntukkan bagi
pejalan kaki (orang tanpa kendaraan). Sementara itu, mereka yang mengendarai
kendaraan pribadi roda 2 maupun roda 4 masuk melalui gerbang utara kampus.
Pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan dilakukannya pengecekan awal
dalam pencegahan penularan covid-19 di lingkungan kampus dengan mekanisme
yang telah dijabarkan dalam SK Rektor tersebut sebagai berikut.
1. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad diwajibkan
menggunakan alat pelindung diri sekurang-kurangnya berupa masker kain.
Bagi siapa pun yang tidak dapat memenuhi syarat ini, maka tidak diizinkan
memasuki kawasan kampus.
2. Pihak-pihak yang yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad
diwajibkan membersihkan tangan dengan menggunakan hand sanitizer
yang dibawa sendiri atau disediakan atau mencuci tangan menggunakan
sabun dengan air yang mengalir pada tempat yang telah disediakan.
3. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad melalui pintu
selatan (orang tanpa kendaraan) diwajibkan melakukan pemindaian suhu
tubuh.
4. Pihak-pihak yang yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad melalui
pintu utara (orang dengan kendaraan) dapat menggunakan odong-odong
yang tersedia untuk menuju destinasi akhir yang direncanakan di dalam
kampus.
5. Pihak-pihak yang hendak memasuki kawasan kampus Unpad dengan suhu
tubuh terindikasi mengalami demam diharuskan untuk mengikuti
pemeriksaan konfirmasi gejala-gejala influenza like illness (ILI) oleh tenaga
kesehatan di Klinik Kesehatan Pratama Unpad atau tempat-tempat khusus
lainnya yang ditentukan. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
pengunjung kawasan tersebut memiliki gejala-gejala covid-19, maka yang
bersangkutan tidak diizinkan masuk kawasan kampus Unpad.
6. Pihak yang hendak memasuki atau berada di dalam dan keluar dari ruang
kerja, layanan dan/atau belajar/praktikum/riset, diharuskan selalu
menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang sekurang-kurangnya
terbuat dari kain, memindai barcode saat memasuki ruangan, membersihkan
tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol (hand sanitizer) yang
disediakan saat memasuki ruangan, menjaga jarak fisik sekurang-kurangnya
1 meter dengan orang lain yang berada di dalam ruangan, hanya
menggunakan peralatan makan dan/ataupun minum yang dibawa masing-
masing (bersifat personal) atau disposable; menerapkan etika batuk dan
bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu, membuang tisu
dan sampah pada tempat sampah tertutup yang telah disediakan, dan
melaporkan diri jika mengalami gangguan kesehatan. Berkaitan dengan
kegiatan perkuliahan pada masa pandemi covid-19, pihak universitas juga
melakukan berbagai usaha sebagai berikut.
1. Menetapkan kapasitas efektif setiap ruangan yang akan digunakan.
2. Memastikan ketersediaan, menyusun layout ruangan, dan mengatur
penempatan peralatan yang digunakan.
3. Melakukan desinfeksi sesuai standar pada setiap ruangan dan peralatan
kerja dan/atau belajar yang digunakan.
4. Membuat peraturan bagi civitas saat memasuki, berada di dalam, dan keluar
dari ruang kerja layanan dan/atau belajar/praktikum/riset yang meliputi:
● kewajiban untuk selalu menggunakan alat pelindung diri berupa
masker;
● memindai barcode saat memasuki ruangan, membersihkan tangan
dengan cairan pembersih berbasis alkohol (hand sanitizer) yang
disediakan saat memasuki ruangan, menjaga jarak fisik
sekurangkurangnya 1 meter dengan orang lain yang berada dalam
ruangan;
● hanya menggunakan peralatan makan dan/ataupun minum yang
dibawa masing-masing (bersifat personal) atau disposable;
● menerapkan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan
hidung dengan tisu;
● membuang tisu dan sampah pada tempat sampah tertutup yang telah
disediakan; dan
● melaporkan diri jika mengalami gangguan kesehatan.
5. Membuat berbagai larangan bagi civitas selama berada di kawasan kampus.
Selain usaha-usaha di atas, pihak universitas juga menetapkan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi seluruh civitas yang terlibat atau memasuki
wilayah kampus, di antaranya sebagai berikut.
1. Memiliki e-certificate literasi pencegahan dan pengendalian transmisi virus
penyebab covid-19.
2. Mengisi pemantauan harian gejala dan kegiatan melalui AMARI Kampus
2.0.
Berdasarkan hasil kajian di atas, protokol kesehatan Universitas Padjadjaran
yang telah disahkan memang sudah selaras dengan protokol kesehatan Kemenkes,
hanya saja mungkin dapat ditingkatkan melalui berbagai usaha, yaitu:
1. penyediaan ruang isolasi di setiap fakultas,
2. penyediaan air purifier di setiap ruangan, dan
3. peraturan lebih lanjut yang mengatur sanksi pelanggaran protokol
kesehatan.

C. Kesiapan Alur Rujukan Sistem Kesehatan Unpad 1. Fasilitas


Kesehatan dan Rujukan untuk Penanganan Kasus covid-19
Sudah lebih dari satu tahun pandemi covid-19 tidak kunjung usai, sehingga
masyarakat pun dituntut untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru, tak
terkecuali bagi pelayanan kesehatan yang perlu menyiapkan prosedur berbeda dari
biasanya. Prosedur penerimaan pasien pun akan berubah, termasuk dengan
penggunaan masker secara universal, prosedur skrining yang ketat, pembatasan
pengunjung, dan penggunaan APD oleh tenaga kesehatan.
Rujukan didefinisikan sebagai suatu konsultasi atau pelimpahan tugas dan
tanggung jawab dari tingkat pelayanan kesehatan yang lebih rendah ke tingkat yang
lebih tinggi karena keterbatasan fasilitas ataupun peralatan yang tidak memadai.
Jika diperlukan, maka rumah sakit pada masa pandemi ini dapat melakukan rujukan
terhadap rumah sakit rujukan covid-19 yang terdekat di wilayah sekitar.
Pelayanan kesehatan efektif pada situasi adaptasi kebiasaan baru yang
dipaparkan oleh CDC harus memperhatikan keselamatan dan dukungan pekerja,
pengiriman layanan pasien, memberikan panduan yang jelas yang berbasis bukti,
fasilitas kesehatan yang mendukung, dan komunikasi yang efektif.
2. Kondisi Fasilitas Kesehatan dan Rujukan yang Dianjurkan Pemerintah
Kemenkes sudah mengembangkan sistem rujukan secara nasional berbasis
kompetensi dan teknologi yaitu Sisture (Sistem Rujukan Terintegrasi) yang
merupakan teknologi informasi dengan tujuan mempermudah dan mempercepat
proses rujukan pasien. Sesuai dengan kebutuhan medis dan kompetensi rumah sakit,
sistem ini akan menghubungkan data pasien pada tiap rumah sakit. Pada proses
merujuk pasien, khususnya pasien yang terindikasi covid-19, dapat mengikuti
ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Kemenkes sebagai berikut.
1. Merujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) atau
rumah sakit rujukan covid-19,
2. Prosedur yang dilakukan saat proses rujukan:
a. Persetujuan harus dilakukan dari pasien dan/atau keluarga.
b. Melakukan pertolongan pertama pra rujukan sesuai dengan indikasi
pasien.
c. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan melalui pemanfaatan
aplikasi Sisture dan memastikan rumah sakit dapat menerima rujukan.
d. Membuat surat pengantar rujukan dan resume medis rangkap dua.
e. Transportasi rujukan menggunakan ambulans, dilaksanakan dengan
menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), termasuk
desinfeksi ambulans.
f. Pasien yang memerlukan pengawasan medis perlu didampingi oleh
tenaga kesehatan yang kompeten.
g. Pemantauan kondisi pasien harus selalu dilakukan, sehingga perlu
diadakan rujuk balik ke puskesmas wilayah RS terkait surveilans pasien
atau kebutuhan observasi selanjutnya setelah perawatan di FKRTL.

3. Mekanisme dan Alur untuk Mahasiswa Unpad yang Terindikasi covid-19


Berdasarkan hasil forum diskusi Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM)
dengan pihak Sarana dan Prasarana (Sarpras) terkait mekanisme isolasi mandiri, hal
ini dapat dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan Pak Boy (Dirkema Unpad)
yang kemudian dilanjutkan ke Pak Edward (Sarpras Unpad). Mahasiswa yang
terpapar covid-19 atau pernah berinteraksi langsung dengan pasien positif covid-19
akan mendapatkan fasilitas tempat isolasi mandiri khusus di Asrama PUPR tanpa
dipungut biaya, termasuk biaya makan tiga kali sehari yang sepenuhnya ditanggung
oleh pihak Universitas Padjadjaran. Ada pun perlu kejelasan lebih rinci mengenai
mekanisme dan alur dari tahap awal sampai tahap diperlukan isolasi mandiri.

Mekanisme dan Alur


● Unpad membentuk Satgas covid-19 pusat di universitas dan satgas di
fakultas masing-masing.
● Satgas dari setiap fakultas mengingatkan dan mengarahkan mahasiswa
yang memiliki indikasi terinfeksi covid-19 untuk mengisi form skrining.
● Satgas dari setiap fakultas mengecek data mahasiswa yang mengisi form
dan menghubungi yang bersangkutan untuk pengkajian lebih lanjut.
● Setelah satgas setiap fakultas menentukan hasil skrining mahasiswanya,
data dipilah menjadi dua bagian, yaitu mahasiswa yang membutuhkan tes
lanjutan dan mahasiswa yang tidak memerlukan tes lanjutan.

Kedua data ini dikoordinasikan dengan satgas pusat dan pihak fakultas
untuk ditabulasi.
● Mahasiswa yang memerlukan tes lanjutan akan diarahkan untuk
mengikuti swab antigen di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di
wilayah kampus, seperti Klinik Padjadjaran.
● Jika Klinik Padjadjaran tidak memiliki sarana dan prasarana yang
memadai, maka skrining dapat dilakukan di Klinik Kimia Farma dengan
biaya yang ditanggung oleh pihak universitas.
● Jika mahasiswa yang bersangkutan ternyata positif covid-19, maka pihak
satgas pusat di universitas bisa mengarahkan untuk isolasi mandiri di
asrama PUPR.
Daftar Pertanyaan tentang Mekanisme dan Alur Rujukan Kesehatan Unpad
● Apakah fasilitas di Klinik Padjadjaran sudah siap untuk proses
pembelajaran hybrid?
● Rumah sakit mana saja di wilayah sekitar Jatinangor yang dapat menjadi
lokasi rujukan bagi mahasiswa Unpad?
● Bagaimana kesiapan fakultas menghadapi keadaan tidak terduga apabila ada
salah satu mahasiswanya memiliki indikasi berupa tanda dan gejala covid-
19?
Data Penunjang yang Masih Dibutuhkan
● Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Klinik Padjadjaran. ●
Lokasi tes lanjutan terdekat di wilayah kampus.
D. Kuliah Lapangan
Kuliah lapangan pada masa pandemi covid-19 seperti ini harus mendapat
perhatian lebih dari pihak universitas, terutama bagi fakultas-fakultas yang
diharuskan mengadakan praktik langsung di lapangan, salah satunya adalah
Fakultas Pertanian. Di Fakultas Pertanian, khususnya program studi Agroteknologi,
kuliah lapangan secara langsung sangat dibutuhkan. Beberapa keluhan mahasiswa
terkait kuliah lapangan yang dilakukan secara daring adalah sebagai berikut.
1. Ada beberapa kuliah lapangan yang hanya menggunakan video kemudian
diberikan pertanyaan terkait isi dari video tersebut. Menonton video terlalu
lama membuat mata terasa lelah dan output yang dihasilkan antara
praktikum secara langsung dan secara daring sangat berbeda.
2. Praktikum daring cukup sulit untuk dipahami karena mahasiswa tidak
mendapatkan keterampilan secara nyata, sehingga sulit untuk

membayangkan atau mengimplementasikan ilmu secara langsung di lapangan.


3. Kesulitan mengajak anggota kelompok untuk mengerjakan tugas praktikum
kelompok karena keterbatasan sistem daring. Anggota kelompok tidak
berkontribusi secara maksimal.
4. Tenggat tugas atau laporan praktikum yang terlalu singkat, sedangkan bobot
tugas yang diberikan cukup besar.
5. Praktikum daring yang harus dilakukan secara langsung di lapangan
terkadang membutuhkan alat-alat yang sulit ditemukan di daerah tempat
tinggal mahasiswa atau harganya terbilang mahal.
Dari beberapa keluhan mahasiswa tentang kuliah lapangan yang dilakukan
secara daring, mahasiswa berharap bahwa pihak universitas dapat menanggapinya
secara serius. Berikut ini adalah saran serta masukan dari mahasiswa kepada pihak
universitas.
1. Melakukan kuliah lapangan secara luring atau hybrid pada semester ganjil,
terutama bagi mahasiswa vokasi yang sebagian besar kurikulumnya dituntut
untuk mempraktikkan ilmu secara langsung. Hal ini akan mempermudah
mahasiswa untuk mendapatkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta
keterampilan dari ilmu yang diperoleh.
2. Jika praktikum tetap dilakukan secara daring, terdapat harapan agar video
pengerjaannya ditambahkan supaya langkah-langkah yang harus dilakukan
lebih tergambar dan tidak hanya diberikan modul saja.
3. Pengurangan tugas berupa pertanyaan pada praktikum.
4. Jika praktikum dilakukan di rumah masing-masing, pihak fakultas diimbau
untuk menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk mahasiswa yang
di daerahnya tidak ditemukan alat dan bahan untuk praktikum.
5. Pihak fakultas memberikan tools yang mudah dipahami.

Kuliah Lapangan dan Praktikum Virtual


Kuliah lapangan merupakan cara untuk melakukan pengaplikasian materi
yang telah dipelajari dalam perkuliahan melalui kunjungan secara langsung ke
tempat dilaksanakannya kegiatan. Namun, kegiatan ini diganti menjadi kuliah
lapangan secara virtual sejak pandemi covid-19. Hal ini tetap berkontribusi dalam
meningkatkan pemahaman mahasiswa, meskipun bukan metode yang efektif karena
akan ditemukan kesulitan ke depannya sebab keterbatasan dari sistem daring
tersebut. Salah satunya berlaku pada mahasiswa Fakultas Teknik Geologi (FTG).
Berdasarkan data alumni, hampir 75 persen lulusan program studi ini bekerja
langsung di lapangan.
Secara umum, kurikulum mahasiswa FTG Universitas Padjadjaran perlu
melakukan kegiatan Pemetaan Geologi Pendahuluan (PGP) dan Pemetaan Geologi
Lanjutan (PGL). Pihak fakultas memperbolehkan kegiatan ini dilangsungkan secara
luring bagi mahasiswa yang bersedia melakukannya, dan mahasiswa lainnya masih
dapat melaksanakan kegiatan ini secara virtual dengan menggunakan data sekunder.

Selain kuliah lapangan, kegiatan praktikum juga dilaksanakan secara virtual


dengan video pembelajaran yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan.
Walaupun video pembelajaran membantu mahasiswa untuk memahami materi yang
akan diberikan, masih terdapat keterbatasan pemahaman jika dibandingkan dengan
praktikum secara langsung.
Setelah sekian lama menerapkan LFH (Learning From Home), program
studi FTG menawarkan kegiatan praktikum secara luring selama kurang lebih 2
minggu pada akhir semester. Praktikum ini bersifat sukarela karena pihak fakultas
tidak memaksa atau bersifat wajib bila tidak mendapatkan izin dari orang tua. Akan
tetapi, hal ini akan menjadi sebuah privilege sebab mahasiswa akan mempraktikkan
langsung materi yang telah disampaikan. Bagi mahasiswa yang tidak dapat
melaksanakannya, pihak laboratorium masih berusaha agar mahasiswa tetap
mendapatkan materi yang sama dengan mereka yang melakukannya secara luring.

E. Solusi Kebijakan dan Tuntutan Mahasiswa Unpad


1. Melakukan pendataan mahasiswa terkait vaksinasi, yakni mahasiswa yang
sudah dan belum mendapatkan vaksin.
2. Memulai vaksinasi massal untuk mahasiswa dengan mekanisme dan alur
yang jelas (i.e., kondisi mahasiswa sebelum divaksin, waktu dan tempat
dilaksanakannya vaksin, dan jenis vaksin yang didapatkan).

3. Membuat daftar prioritas mahasiswa yang harus divaksin.


4. Tidak melakukan hybrid learning sebelum mahasiswa mendapatkan vaksin.
5. Alur rujukan kesehatan yang bertahap dari tingkat fakultas hingga
universitas yang jelas bagi mahasiswa yang melakukan hybrid learning.
6. Kebijakan satu arah dari rektor tentang syarat, kriteria, dan sanksi terkait
protokol kesehatan bagi mahasiswa yang dapat mengikuti hybrid learning.
7. Pendataan kesiapan setiap fakultas dalam menghadapi hybrid learning (i.e.,
peralatan, protokol kesehatan, dsb.).
8. Mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan dan swab test yang memadai
bagi mahasiswa yang terindikasi terinfeksi covid-19.
Jatinangor, 17 November 2021

ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN HYBRID LEARNING


DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGIS
BEM SE-UNPAD

Analisis SK Rektor Nomor : 2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021 Tentang


Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Lingkungan
Universitas Padjadjaran
Pandemi covid-19 yang masih membayangi kegiatan masyarakat Indonesia
berdampak pada kegiatan belajar-mengajar bagi para pelajar serta tenaga pendidik
di seluruh Indonesia. Hal tersebut menjadi sebuah problematika tersendiri bagi
sektor pendidikan untuk terus memikirkan jalan keluar serta strategi untuk bisa
memastikan bahwa kualitas pendidikan dapat terjaga sesuai target serta capaian
yang diharapkan oleh masing-masing institusi. Kebijakan demi kebijakan telah
dilakukan oleh semua institusi pendidikan untuk tetap menjaga kualitas pendidikan,
mulai dari pembelajaran dengan sistem daring, hingga tenaga pendidik datang ke
rumah tiap siswa untuk tetap memastikan kualitas pendidikan yang mereka terima
tetap sesuai target dan capaiannya.
Namun, kualitas pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan.
Banyak sekali permasalahan yang timbul ketika dilakukan pembelajaran daring atau
pembelajaran secara jarak jauh. Sebagai contoh para pelajar di Indonesia
mengalami permasalahan pada kuota internet untuk mereka belajar, jaringan
internet di beberapa wilayah tidak stabil, hingga kualitas kompetensi akademik
yang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, perlunya kebijakan yang
mengarah pada peningkatan kompetensi akademik para pelajar agar kualitas
pendidikan tetap terjaga walaupun dalam keadaan pandemi seperti ini.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek)
Nadiem Makarim mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) atau kuliah tatap
muka terbatas di perguruan tinggi bakal kembali diselenggarakan di daerah PPKM
level 1-3. Kendati demikian, beliau memaparkan syarat pembukaan kuliah tatap
muka. Kuliah tatap muka akan dibuka dengan syarat satu ruang perkuliahan hanya
boleh diisi 25 mahasiswa saja. Tujuannya, agar tidak timbul klaster covid-19 di
kampus.
Menindaklanjuti hal tersebut, Universitas Padjadjaran sebagai salah satu institusi
pendidikan tingkat perguruan tinggi yang dalam hal ini adalah pihak rektorat
mengeluarkan respons berupa dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Nomor :
2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021 Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas di Lingkungan Universitas Padjadjaran. SK tersebut membahas
tentang Panduan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Lingkungan Universitas
Padjadjaran. Penyelenggaraan PTMT di Universitas Padjadjaran adalah tetap
mengutamakan kesehatan dan keselamatan mahasiswa, dosen, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat. Dalam hal tersebut perlunya kesepakatan
antara mahasiswa, tenaga pendidik serta keluarga dalam memberikan izin kepada
mahasiswa untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas di lingkungan
kampus Universitas Padjadjaran.
Menurut Surat Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor :
571/UN6.RKT/Kep/HK/2020 Tentang Protokol Kesehatan di Universitas
Padjadjaran Selama Masa Pandemi Covid-19, pihak kampus telah menyiapkan
sarana dan prasarana kampus untuk mempersiapkan perkuliahan secara hybrid
seperti menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol (sanitizer) di berbagai lokasi strategis (gedung
perkantoran, ruangan kelas, dan ruang pertemuan) sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan, menginstruksikan kepada civitas academica dan tenaga kependidikan
Universitas Padjadjaran untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) dengan melakukan cuci tangan menggunakan air sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, dan aktivitas
hidup sehat lainnya seperti: mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan kamar
mandi bersih dan sehat, olahraga yang teratur, tidak merokok, membuang sampah
pada tempatnya, serta memantau dan melakukan kegiatan untuk menjaga
kebersihan ruangan dan lingkungan fakultas dan direktorat secara rutin (minimal
satu kali sehari) dengan desinfektan, khususnya area yang sering disentuh seperti:
pegangan pintu, saklar lampu, komputer, meja, kibor komputer, dan fasilitas lain
yang sering terpegang oleh tangan. Hal tersebut menjadi kebutuhan yang harus
tetap dilaksanakan ketika nanti perkuliahan secara hybrid hingga ada jaminan
vaksinasi bagi mahasiswa.
Untuk teknis ketentuan waktu di lapangan, pihak rektorat menyesuaikan dengan
waktu kerja (08.00 – 15.00 WIB) pada Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Di
Lingkungan Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2021/2022, Persyaratan
yang harus dipenuhi oleh tenaga dengan kategori tenaga penjaga dan pengawas
akses kampus serta tenaga keamanan, sudah menginstall dan registrasi Aplikasi
Peduli Lindungi dan memastikan sudah vaksin terlihat melalui scan barcode atau
menunjukan surat sertifikat sudah divaksinasi. Persyaratan tersebut digunakan
untuk mengakses semua fasilitas yang ada di lingkungan kampus.
Kesiapan sarana pendukung untuk pembelajaran tatap muka terbatas yang
dapat digunakan meliputi tenda tempat tunggu tenaga penjaga,
pengawas/supervisor dan keamanan akses kampus serta pengunjung di pintu masuk
kawasan (Pintu Barat dan Pintu Selatan), fasilitas cuci tangan dan pemindai suhu,
alat pelindung diri berupa masker (sekurang-kurangnya masker bedah) untuk
penjaga pintu akses, petugas keamanan dan pengemudi odong-odong kampus,
cairan desinfeksi, kendaraan kampus (odong-odong).

Dalam surat keputusan tersebut dibahas juga terkait persiapan yang harus dilakukan
mahasiswa, diantaranya : a. dalam keadaan sehat; b. sudah mendapatkan vaksinasi.
Bagi yang belum divaksin, membuat surat pernyataan (surat dibuat sendiri) yang
berisi keterangan bahwa yang bersangkutan belum mendapatkan kuota vaksinasi atau
tidak bisa divaksinasi karena alasan tertentu (memiliki komorbid); c. mendapatkan
izin orang tua, dibuktikan dengan surat pernyataan (surat dibuat sendiri); d.
mahasiswa dari luar daerah/luar negeri wajib memastikan diri dalam keadaan sehat,
melakukan karantina mandiri, atau sesuai peraturan/protokol yang berlaku di daerah
setempat.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Nomor 2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021
Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Lingkungan Universitas
Padjadjaran, semoga mampu memberikan dampak yang signifikan terkait kesiapan pihak
kampus dalam menghadapi kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas sehingga mampu
menjamin kesehatan serta keselamatan mahasiswa, tenaga pendidik hingga semua unsur
yang ada. Selain hal tersebut, perlunya perhatian terhadap peningkatan kompetensi
akademik para mahasiswa agar kualitas pendidikan tetap sesuai target dan capaian yang
diharapkan.

Sengkarut Permasalahan Konsistensi Pembangunan Ciparanje


Fakultas Peternakan merupakan salah satu fakultas yang menempati daerah
Ciparanje. Ciparanje menjadi daerah yang penting, karena digunakan untuk
beberapa aktivitas praktikum dan penelitian baik yang dilakukan oleh mahasiswa
maupun dosen. Selain itu, sebagian besar kegiatan UKM seperti pemeliharaan
ternak dilakukan di Ciparanje. Melihat pentingnya daerah Ciparanje untuk berbagai
aktivitas baik akademik maupun non-akademi, maka hal ini harus ditunjang dengan
pengadaan sarana dan prasarana yang baik. Advokasi pembangunan akses
Ciparanje telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, komitmen mahasiswa
peternakan untuk terus mengawal dan menekan pihak rektorat Universitas
Padjadjaran untuk segera membangun akses Ciparanje baik pembangunan jalan,
penerangan, hingga perairan dibuktikan dengan hadirnya gerakan-gerakan alternatif
mahasiswa.
Akses jalan menuju Ciparanje dimulai dari rumah sakit hewan Unpad
hingga kolam ikan FPIK. Kondisi jalan tersebut sudah rusak berat, jalan berlubang,
dan penuh bebatuan. Hal ini diperparah apabila sedang turun hujan, dikarenakan
jalanan akan tergenang oleh air dan licin. Selain itu, penerangan jalan masih minim
sehingga menyulitkan akses pada malam hari. Kondisi jalan Ciparanje yang seperti
ini dapat berpotensi terjadi kecelakaan dan dapat membahayakan keselamatan
pengguna yang melewatinya. Maka dari itu, mengacu pada konsep Good University
Governance dimana Dekan Fakultas Peternakan termasuk stakeholders yang
memiliki andil besar dalam eksistensi serta keberhasilan pembangunan akses
Ciparanje, kami meminta pihak Rektor sebagai stakeholders yang memiliki andil
besar dalam keberhasilan pembangunan akses Ciparanje, kami meminta pihak
rektorat Unpad konsisten dan segera melakukan perbaikan akses Ciparanje yang
meliputi pembangunan jalan, penerangan dan akses air di kawasan Ciparanje
sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran semester genap.
Alur Rujukan Kesehatan
1. Mekanisme dan Alur untuk Mahasiswa Unpad yang Terindikasi Covid19
di Kampus
Menurut SK Rektor Unpad Nomor 2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021, untuk
mekanisme dan alur yang perlu dilakukan apabila terdapat dosen dan/atau
mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan pada saat pelaksanaan
pembelajaran/praktikum berlangsung di kampus hanyalah dilakukan evakuasi ke
Klinik Pratama Unpad Jatinangor dengan ambulans. Namun, hal ini dirasa kurang
jelas dalam penerapannya. Karena tidak memuat alur yang jelas mengenai siapa saja
yang perlu diberitahukan dan yang dapat dihubungi dalam rangka penanganan yang
cepat. Oleh karena itu, perlu kejelasan lebih rinci mengenai mekanisme dan alur
dari tahap awal sampai tahap diperlukan isolasi mandiri. Selain itu, apabila hal ini
terjadi dan yang bersangkutan terkonfirmasi positif, belum ada peraturan yang
menjelaskan mengenai alur rujukan bagi rekan lainya yang beraktivitas di dalam
ruangan yang sama. Padahal mengingat suatu kegiatan pembelajaran tetap
memungkinkan adanya kontak, baik saat kegiatan acc maupun praktikum
berkelompok. Mengingat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 Tentang Panduan Pelaksanaan
Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi Dalam Rangka Percepatan
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dikenal
adanya istilah kontak erat. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak
dengan kasus probabel atau dengan kasus terkonfirmasi covid-19 dan memenuhi
salah satu kriteria yaitu kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi
dalam radius 1 meter selama 15 menit atau lebih. Oleh karena itu, perlu kejelasan
lebih rinci mengenai mekanisme dan alur dari tahap awal sampai tahap diperlukan
isolasi mandiri serta mekanisme dan alur rujukan kesehatan yang berkaitan dengan
pelacakan kontak erat penderita kasus positif.

2. Penerapan alur kesehatan untuk mahasiswa dan tenaga pendidik dengan


mempertimbangkan tabulasi pihak Manajer Akademik dan
Kemahasiswaan
Penerapan tersebut untuk seluruh kampus Universitas Padjadjaran baik kampus
utama dan PSDKU dan diperkuat oleh pembentukan kebijakan direktorat dalam
upaya pemerataan fasilitas yang efektif dan komprehensif.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada keadaan yang terjadi di
Universitas Padjadjaran, kami memberikan solusi dan saran untuk selanjutnya
dipertimbangkan di kemudian hari oleh pihak direktorat maupun kampus yang
terlibat sebagai berikut.
1. Fasilitas pembelajaran luring dan daring
a. Melakukan perawatan dan pemeliharaan fasilitas secara berkala dan
berkepanjangan pada sarana dan prasarana akademik baik yang diperbarui
maupun yang sudah tersedia dalam keadaan baik selama hybrid learning.
b. Meningkatkan layanan infrastruktur untuk mendukung pembelajaran daring dan
luring yaitu aplikasi-aplikasi legal yang mendukung proses pembelajaran seperti
microsoft dan sebagainya.
c. Perbaikan fasilitas Live Unpad dengan:
- Ditambahkan fitur remember me atau stay login
- Peningkatan kualitas live.unpad.ac.id agar dapat diakses melalui gawai
dengan spek yang rendah
- Meningkatkan kualitas live.unpad agar tidak error ketika diakses oleh
banyak orang
- Adanya sosialisasi penggunaan live.unpad.ac.id agar mudah dimengerti
oleh seluruh mahasiswa
d. Meningkatkan alokasi dana dan kepastian pembangunan jalan serta akses air
bersih wilayah Ciparanje dari Rumah Sakit Hewan sampai lahan farmfish (FPIK)
untuk menjamin keamanan dan keselamatan kegiatan kemahasiswaan.
2. Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa
a. Menjamin perlindungan dan kesehatan terhadap mahasiswa dan tenaga
pendidik di lingkungan kampus
b. Perlindungan kesehatan dengan memastikan alur kebijakan yang efektif dan
efisien terhadap keamanan mahasiswa dan tenaga pendidik
c. Optimalisasi pengawasan keberjalanan SOP Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas (PTMT) pada petugas keamanan agar dapat betul-betul menjaga kesehatan
dan keselamatan mahasiswa.
d. Apabila kebijakan hybrid learning mendapatkan pembaruan sistem atau
dihentikan, maka pihak rektorat dan kampus Universitas Padjadjaran sudah
memiliki strategi dalam mempertimbangkan fasilitas mahasiswa dengan syarat dan
ketentuan dari segi kesehatan, perizinan, dan/atau keputusan yang transparan dan
komprehensif.
Demikian beberapa saran dan solusi yang dapat diajukan, kami berharap
dengan adanya pengajuan analisis sistem dan alur yang telah dibuat menjadi
pertimbangan dan perhatian dalam menentukan kebijakan yang berkaitan
kesejahteraan warga kampus dan sivitas akademika Universitas Padjadjaran.
Jatinangor, 14 Juli 2021
Kembalinya Mahasiswa ke Kampus, Siapkah Jatinangor?
Departemen Advokasi Masyarakat
BEM Kema Unpad 2021

I. Pendahuluan
Pandemi covid-19 hingga saat ini masih berlangsung dan belum kunjung
menemukan titik hentinya. Pandemi ini telah memberikan tekanan dan dampak
yang serius pada dunia, termasuk Indonesia dengan berpengaruh signifikan
pada bidang kesehatan dan non-kesehatan. Seperti diketahui, pandemi covid-19
dalam beberapa waktu terakhir berkembang sangat cepat, karena varian baru
yang juga menjadi persoalan serius di banyak negara, khususnya Indonesia1.
Varian baru yang sudah masuk ke Indonesia tersebut antara lain B.117,
B.1351, dan B.1617 2 . Situasi seperti ini mengharuskan pemerintah untuk
mengambil langkah-langkah yang lebih tegas agar dapat mengatasi penyebaran
covid-19.
Belakangan ini, kasus covid-19 telah mencapai babak baru dengan
jumlah kasus yang meningkat tajam. Penambahan kasus harian pada 8 Juli 2021
mencetak rekor terbaru yaitu 38.391 kasus dan per tanggal 9 Juli 38.124 kasus2.
Maka dari itu, Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kebijakan
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai
tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus untuk wilayah di Pulau Jawa dan Bali4.
Langkah yang dilakukan pemerintah kali ini mengharuskan semua pekerja di
sektor yang non-essensial untuk bekerja dari rumah, melarang dine-in tempat
makan, pusat perbelanjaan seperti mall ditutup, serta penutupan tempat ibadah3.
Hal ini sesuai dengan aturan Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri)
Nomor 15 Tahun 2021 yang tujuannya untuk menekan angka mobilitas penduduk
dikarenakan inilah kunci utama dalam pengendalian penularan virus covid-194.

1
Humas. 2021. Mulai 3 Juli, Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat di Jawa-Bali.
Diakses dari https://setkab.go.id/mulai-3-juli-pemerintah-berlakukan-ppkm-darurat-
dijawa-bali/ pada 5 Juli 2021 2 Rokom. 2021. Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351,
B.1617 Sudah Ada di Indonesia. Diakses dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210504/1737688/virus-
coronavarian-baru-b-117-b-
2
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 pada
9 Juli 2021 4 Humas, Loc.Cit.
3
Tamtomo,A. 2021. INFOGRAFIK: 14 Poin Aturan PPKM Darurat Jawa-Bali. Diakses dari
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/01/143500965/infografik--14-poin-aturan-ppkmdarurat-jawa-
bali pada 5 Juli 2021
4
Humas. 2021. Mendagri Terbitkan Instruksi tentang PPKM Darurat Jawa-Bali. Diakses dari
https://setkab.go.id/mendagri-terbitkan-instruksi-tentang-ppkm-darurat-jawa-bali/ pada 5 Juli 2021 5
Salah satu upaya penting dalam mengurangi laju penyebaran virus
covid-19, sehingga mengurangi lonjakan kasus dan membawa kita keluar dari
pandemi adalah dengan melakukan vaksinasi. Tercatat hingga 9 Juli 2021,
35.775.567 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi ke-1 dan
14.868.577 penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi ke-25. Pada 8
Juli 2021 dosis vaksinasi yang sudah diberikan di Indonesia yaitu 49,5 juta dosis
(12,75%). Angka ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara India
yang sudah mencapai 361,6 juta dosis (21,27%), bahkan negara Tiongkok,
tempat awal mula ditemukannya virus covid-19 sudah menyentuh 1,3 Milyar
dosis (44,4%)5.

Hingga 9 Juli 2021 tercatat kasus terkonfirmasi covid-19 telah mencapai


angka 2,455,912 orang dengan angka kematian 64,631 orang, 2,023,548 angka
kesembuhan di seluruh Indonesia, serta masih ada 367,733 kasus aktif 6 .
Penambahan kasus positif tersebut terus tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia termasuk Jawa Barat. Jawa Barat sendiri merupakan penyumbang
kasus covid-19 tertinggi nomor dua di Indonesia dengan jumlah kasus
terkonfirmasi 440.377 per 9 Juli 2021, dengan 348.621 pasien sembuh, 6.008
pasien meninggal, dan masih ada 85.748 pasien sedang melakukan isolasi7. Di
dalam sepekan terakhir bed occupancy rate (BOR) pasien covid-19 di Jawa
Barat mendekati 100%. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi
covid-19 Provinsi Jawa Barat per 9 Juli 2021 keterisian tempat tidur telah
mencapai 87,87% dengan data 16.253 dari total 18.497 yang telah terisi8. Hal
ini tidak sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan oleh WHO yang
mengatakan ambang batas aman BOR RS covid-19 sebesar 60%10.
Penambahan kasus covid-19 yang sangat mengkhawatirkan dapat
membuat keputusan mengenai kuliah tatap muka semester depan menjadi hal
yang belum dapat dilaksanakan. Tetapi, menurut Dirjen Dikti Kemendikbud
Ristek kampus sudah disiagakan untuk menjalani perkuliahan dengan metode

Diakses melalui https://covid19.go.id/berita/data-vaksinasi-Covid-19-update-9-juli-2021 pada 9 Juli


2021
5
Diakses melalui https://ourworldindata.org/covid-vaccinations?country=~IDN pada 9 Juli 2021
6
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 pada 9 Juli 2021
7
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/ pada 9 Juli 2021
8
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-healthcare pada 9 Juli 2021 10 Dony
Indra ramadhan. 2021. “Siaga! Angka BOR Rumah Sakit di Jabar melebih standar WHO” diakses
dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5603242/siaga-angka-bor-rumah-sakit-dijabar-
melebihi-standar-who pada 5 Juli 2021
hybrid yaitu gabungan mengenai tatap muka dengan Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)9. Untuk Universitas Padjadjaran sendiri pada awal bulan Juni,

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. melalui
kanal Youtube Unpad di acara “Rektor Menyapa, Adaptasi Pembelajaran
Hybrid” menjelaskan akan melakukan perkuliahan tatap muka terbatas pada
semester pertama tahun akademik 2021/2022 dan akan dilaksanakan sistem
pembelajaran hybrid. Pembelajaran ini akan membuka kegiatan pembelajaran
tatap muka di dalam kampus secara terbatas sehingga akan dilakukan melalui
kombinasi tatap muka dan daring. Pembelajaran tatap muka ini mengutamakan
mata kuliah yang memerlukan capaian kompetensi praktis, teknik, hingga
karakteristik kepribadian dari setiap mahasiswa sehingga ada kemungkinan
semester depan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan protokol
kesehatan yang sangat ketat10.

Akan tetapi, pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya bisa


saja dibatalkan sepenuhnya atau tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan
yang sangat ketat. Hal ini mengingat kasus covid-19 yang kembali meningkat,
terutama di daerah Sumedang. Di Sumedang saat ini terjadi lonjakan kasus
sehingga pemerintah menetapkan sebagai zona oranye. Adapun kasus covid-19
di Sumedang hingga 8 Juli 2021 tercatat mencapai angka positif sebanyak 6.318
orang11. BEM Kema Unpad melalui kajian yang memiliki data primer berupa
hasil survei dan data sekunder yang berupa bahan-bahan kepustakaan kemudian
menganjurkan beberapa kebijakan yang dirasa dapat dipertimbangkan untuk
menghadapi hal-hal yang tidak inginkan dari pemaparan yang telah disebutkan
sebelumnya.
II. Penanganan Covid-19 dari Jawa Barat hingga Sumedang 1. Kondisi
Jawa Barat
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kasus
terkonfirmasi positif covid-19 tertinggi di Indonesia. Pada Jumat, 9 Juli 2021,
total kasus positif yang terkonfirmasi adalah 440.975 orang dengan total angka
kesembuhan adalah 348.694 orang dan total korban meninggal sebanyak 6.008
jiwa. Jika dibandingkan dengan provinsi lain, Jawa Barat menempati posisi ke2
sebagai penyumbang kasus positif terbanyak di bawah DKI jakarta. Terhitung

9
Azanella, L. 2021. Kuliah Tatap Muka Bisa Dimulai Juli 2021, Ini Penjelasan Ditjen Dikti. Diakses
dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/09/133802465/kuliah-tatap-muka-bisadimulai-juli-
2021-inipenjelasan-ditjen-dikti?page=all pada 8 Juli 2021
10
Unpad. 2020.”Rektor Menyapa, Adaptasi Pembelajaran Hybrid” Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=UahYrvff7Cg pada 5 Juli 2021
11
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case pada 8 Juli 2021
sampai 9 Juli 2021, kasus positif di DKI Jakarta adalah sebesar 636.383 kasus dan
Jawa Tengah di posisi ke-3 sebanyak 285.348 kasus positif12.
Pada 21 Juni 2021, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
mengumumkan bahwa berdasarkan tes whole genome sequencing (WGS) oleh
Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat yang bekerja sama dengan ITB,
telah ditemukan varian baru virus covid-19 yaitu varian Delta atau B.1617.2 di

Kabupaten Karawang dan Kota Depok 13 . Varian ini merupakan jenis varian
yang cepat menular dibanding dengan varian virus covid-19 sebelumnya. Kasus
positif yang semakin naik, pada 7 Juli 2021 Pemerintah Jawa Barat menetapkan
beberapa daerah menjadi zona merah dan juga zona oranye. Daerah-daerah
tersebut adalah sebagai berikut14.

Gambar 1.

12
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 pada 9 Juli 2021
13
Simbolon, Huyoga. 2021. “Corona Varian Delta Ditemukan di Jabar, Waspada Penularannya”,
diakses melalui https://www.liputan6.com/regional/read/4587435/coronavarian-delta-ditemukan-
di-jabar-waspadapenularannya pada 9 Juli 2021.
14
Maulana, Yudha. 2021. “PPKM Darurat Untuk Lindungi Rakyat, Tidak Perlu Panik”, diakses melalui
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5634546/daftar-15-daerah-di-jabar-masukzona-merah-
Covid-19 pada juli 2021
Peta Sebaran Kasus covid-19 di Jawa Barat (Sumber :
pikobar.jabarprov.go.id)
Zona Merah Zona Oranye

Kabupaten Bandung Kabupaten Bogor

Kabupaten Garut Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Kuningan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Cirebon Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Majalengka Kabupaten Ciamis

Kabupaten Indramayu Kabupaten Sumedang

Kabupaten Karawang Kabupaten Subang

Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Purwakarta

Kota Bandung Kabupaten Bekasi

Kota Depok Kabupaten Pangandaran

Kota Cimahi Kota Bogor

Kota Cirebon

Kota Bekasi

Kota Tasikmalaya

Kota Sukabumi

Pemerintah Jawa Barat membagi kebijakan tersebut menjadi 3 tugas besar dalam
melawan pandemi covid-19, yaitu :
1. Kedaruratan, Rumah Sakit, dan pandemi
2. Vaksinasi.
3. Pemulihan ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
dalam tvOne.news bahwa terdapat strategi taktis dalam mengatasi kedaruratan,
yaitu dimana semua yang sakit dengan gejala ringan tidak dibawa ke rumah
sakit, tetapi di ruang isolasi di desa dimana terdapat 5.600 pusat isolasi di
desadesa yang telah diaktifkan. Kemudian untuk pasien covid-19 dalam tahap
pemulihan menuju kesembuhan, dipindahkan ke pusat pemulihan seperti hotel,
gedung-gedung negara yang non rumah sakit15. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
juga akan memperkuat fungsi puskesmas sehingga pasien bergejala ringan dan
sedang dapat dirawat puskesmas dan ruang isolasi di desa/kelurahan yang telah
dibiayai oleh dana desa16. Jawa Barat juga membangun pusat distribusi oksigen
dan mewajibkan 27 kota dan kabupaten mempunyai gudang oksigen, sehingga
rumah sakit dan yang melakukan isolasi mandiri dapat mengakses oksigen
secara langsung. Pemerintah juga menggeser proyek infrastruktur dalam 2
minggu ini untuk membeli obat gratis. Pasien yang isolasi mandiri dapat
mengakses website pikobar.jabarprov.go.id untuk melakukan telemedicine dan
juga pengajuan paket obat17.
Per tanggal 9 Juli 2021 persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di Jawa
Barat sebesar 87,87% 18 . Hal ini lebih tinggi dari standar aman yang telah
ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 60%. Lebih lanjut Pemerintah menaikan
jatah tempat tidur untuk covid-19 yang awalnya 40% menjadi 60%, dan juga
penegakan hukum untuk menurunkan mobilitas sehingga dapat melakukan
pengendalian lebih baik lagi. Dalam mengatasi kekurangan tenaga kesehatan,
pemerintah menambah relawan dari sekolah-sekolah tenaga kesehatan. Selain
itu pemerintah sedang merumuskan untuk relawan-relawan yang
backgroundnya bukan kesehatan. Kemudian juga merekrut tenaga untuk tracer
covid-19 dengan menghadirkan setiap RT dengan 1 tracer21.
Terhitung sampai 16 Juni 2021, Jawa Barat telah melakukan vaksinasi
dosis pertama kepada masyarakat sebanyak 2.562.612 orang. Untuk dosis kedua
telah melakukan vaksinasi sebanyak 1.736.244 orang. Pada Juli - Desember
2021, Satgas Penanganan covid-19 menargetkan rata-rata penyuntikan vaksin
mencapai 175.000 per hari. Untuk itu, pemerintah menargetkan untuk setiap
sentra vaksinasi adalah sebanyak 500 sampai 1000 orang per harinya. Untuk
menyukseskan vaksinasi, pemerintah telah menggelar beberapa kali vaksinasi

15
TvOne. 2021. “Jabar Darurat covid-19, Tingkat Keterisian RS Sudah 90,76 Persen”, diakses melalui
https://www.tvonenews.com/channel/news/42777-jabar-darurat-Covid-19-tingkatketerisian-rs-sudah-
9076persen
16
Simbolon, Huyugo.2021. “RS Nyaris Penuh, Gubernur Siapkan Skema Hotel-Apartemen Jadi Ruang
Isolasi covid-19”, diakses melalui https://www.liputan6.com/regional/read/4587659/rsnyaris-penuh-
gubernur-siapkanskema-hotel-apartemen-jadi-ruang-isolasi-Covid-19
17
TvOne. Loc. it
18
Diakses melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-healthcare pada 9 Juli 2021 21
TvOne. 2021. “Jabar Darurat covid-19, Tingkat Keterisian RS Sudah 90,76 Persen”, diakses
melalui https://www.tvonenews.com/channel/news/42777-jabar-darurat-Covid-19-
tingkatketerisian-rs-sudah-9076persen
massal seperti di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor yang dilakukan kepada
pendidik, pedagang pasar, petugas transportasi publik, tokoh agama, atlet,
keamanan, pekerja media, dan masyarakat umum. Kemudian vaksinasi massal
juga dilakukan di Stasiun Bogor, Kota Bogor, dan Stadion gelora Lautan Api,
dan juga pada 22 puskesmas di Kabupaten Indramayu yang dilakukan secara
serentak19.
Salah satu langkah pemulihan ekonomi Jawa Barat, diupayakan
dengan capaian investasi yang pada 2020, merupakan tertinggi di Indonesia
walau di tengah pandemi Covid19. Perekonomian Jawa Barat mengalami
pemulihan dari minus 2,39 persen pada kuartal IV 2020 menjadi minus 0,83
persen pada kuartal I 2021 akibat adanya realisasi investasi. Jawa Barat sedang
dipersiapkan menjadi pusat investasi di Asia Tenggara dikarenakan ada bedol
investasi dari China. Selain investasi, pemulihan ekonomi Jawa Barat juga akan
dilakukan swasembada dan swadaya untuk kedaulatan pangan. Pembangunan
infrastruktur kesehatan juga menjadi perhatian penting akibat adanya pandemi
covid-19. Pandemi mengakibatkan hampir semua sektor berubah menjadi
digital. Melihat fenomena ini, Pemerintah Jawa Barat juga akan mendorong
perekonomian yang berfokus pada industri 4.0 yang akan mendorong

perekonomian digital. Jawa Barat tidak akan terlalu fokus pada ekonomi
internasional tetapi lebih fokus kepada perekonomian lokal atau regional20,
Walaupun tidak terlalu fokus pada ekonomi internasional, bukan berarti
akan melewatkan kesempatan dalam memulihkan perekonomian dari sektor
ekonomi internasional. Saat ini ekspor produk pertanian dan perkebunan Jawa
Barat masih tertinggi di Indonesia. Kinerja ekspor yang terjaga dapat
berpengaruh banyak terhadap pemulihan ekonomi Jawa Barat pasca covid-1921.
Selain pada sektor pertanian dan perkebunan, produk elektronik di bidang
kesehatan masih mendominasi komoditas ekspor Jawa Barat. Untuk membantu
masyarakat yang terdampak oleh covid-19 selama PPKM Darurat, Pemerintah
Jawa Barat menyalurkan bantuan sosial berupa non tunai dan juga tunai kepada
masyarakat. Bantuan tersebut dikelola langsung oleh Kementerian Sosial22.

19
Bappeda Jabar Humas. “ Jabar Percepat Vaksinasi covid-19”, diakses melalui
http://bappeda.jabarprov.go.id/jabar-percepat-vaksinasi-Covid-19/ pada 10 Juli 2021
20
CnnIndonesia. 2021. “Bedol Desa Investasi di China, Jawa Barat siap Tampung”, diakses melalui
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210617144103-92-655708/bedol-desainvestasi-di-china-
jawa-baratsiap-tampung pada 11 Juli 2021
21
Bebey, Aksara. 2021. “Ridwan Kamil Harap Ekspor Mampu Mempercepat Pemulihan Ekonomi”,
diakses melalui https://www.merdeka.com/uang/ridwan-kamil-harap-ekspor-mampumempercepat-
pemulihanekonomi.html pada 11 Juli 2021
Fikri, Ahmad. 202. “Bansos PPKM Darurat Dibiayai Kemensos, Pemprov Jabar Beri Subsidi
22

Obat”, diakses melalui https://nasional.tempo.co/read/1478673/bansos-ppkm-darurat-


2. Kondisi Sumedang
Saat ini Kabupaten Sumedang termasuk kedalam zona oranye. Per 9 Juli
2021, total kasus positif di Kabupaten Sumedang adalah sebanyak 6.318 kasus
dengan total kesembuhan 4.619 orang dan total kematian sebanyak 78 orang26.
Puluhan tenaga kesehatan yang terpapar covid-19 membuat RSUD Sumedang
yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan pasien covid-19 mengalami
kekurangan tenaga kesehatan. Hal ini menyebabkan tenaga kesehatan yang ada
menjadi kewalahan menangani pasien. Selain itu BOR yang ada juga sudah
terisi penuh yang mengakibatkan pasien positif covid-19 harus mengantri untuk
mendapatkan perawatan23. Untuk itu terdapat relawan tenaga kesehatan yang
berasal dari akademisi khususnya Program Studi Kesehatan atau Keperawatan
seperti UPI Kampus Sumedang dan STIKES Unsap. Dalam mengatasi BOR
dilakukan penambahan tempat tidur, lebih dari 120-an di RSUD Sumedang, 12
buah di Pakuwon, 8 buah di RS Harapan Keluarga Jatinangor, dan juga Rumah
Singgah Titirah Simpati24. Dikarenakan BOR RSUD Kabupaten Sumedang
yang telah mencapai batas yang tidak menguntungkan, RSUD Kabupaten
Sumedang mengumumkan bahwa mereka hanya menerima pasien covid-19
dengan gejala berat. Untuk pasien yang bergejala ringan, disarankan untuk
melakukan isolasi di rumah atau di tempat isolasi yang disediakan oleh
Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa atau Kelurahan. Pasien yang
mengalami gejala covid-19 sedang, akan dirujuk untuk dirawat di Puskesmas
atau Rumah Singgah Titirah Simpati25.

26
dibiayaikemensos-pemprov-jabar-berisubsidi-obat/full&view=ok pada 11 Juli 2021 Diakses
melalui https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case pada 9 Juli 2021
23
Kompas.com. 2021. “ Stok Oksigen Aman, RSUD Sumedang hanya Kekurangan Nakes dan
BOR Penuh”, diakses melalui
https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/150657578/stok-oksigen-aman-rsudsumedanghanya-
kekurangan-nakes-dan-bor-penuh pada 9 Juli 2021
24
Ismail. 2021. “Upaya Menekan Kasus covid-19, Pemerintah Berlakukan PPKM Darurat Per
Hari Ini”, diakses melalui https://sumedang.radarbandung.id/berita-
utama/kotasumedang/2021/07/03/upaya-menekankasus-Covid-19-pemerintah-berlakukan-
ppkm-daruratper-hari-ini/ pada 9 Juli 2021
25
Andriana, Kiki. 2021. “Kasus Terus Meroket, RSUD Sumedang Hanya Layani Pasien covid19
Bergejala Berat”, diakses melalui https://jabar.tribunnews.com/2021/07/07/kasus-terusmeroket-
rsud-sumedang-hanyalayani-pasien-Covid-19-bergejala-berat pada 9 Juli 2021 30 Ismail. 2021.
“Terkonfirmasi Positif covid-19, Bupati Minta Warga Hubungi PSC 119”, diakses melalui
https://sumedang.radarbandung.id/berita-utama/kota-sumedang/2021/06/23/terkonfirmasipositif-
Covid-19bupati-minta-warga-hubungi-psc-119/ pada 9 Juli 2021
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir meminta masyarakat untuk
menghubungi Public Service Center (PSC) di nomor telepon 119 terkait
covid19. Saat ini PSC 119 juga menangani pasien terkonfirmasi positif covid-
19 sehingga pasien dapat dijemput menggunakan ambulans agar meminimalisir
terjadinya penularan saat menuju rumah sakit30. Selain itu, sejumlah Personil
Bhabinkamtibmas Polres Sumedang melakukan pelatihan testing, tracing, dan
treatment sehingga tim bisa bekerja dengan baik dan benar dalam mengatasi
covid-19. Tim Tracer bertugas untuk mencari, dan memantau kontak erat
selama pasien covid-19 dan isolasi. Hasil pemantauan akan dilaporkan kepada
Puskesmas sebagai koordinator tracer. Tim Tracer juga memberikan edukasi
bagaimana isolasi mandiri yang benar dan memberikan informasi yang benar
terkait covid-19 26 . Proses vaksinasi di Sumedang sendiri telah berjalan
sebanyak dua tahap. Data kumulatif progres vaksinasi covid-19 tahap 1 dan 2
sampai 9 Juni 2021 adalah terdapat target sasaran vaksinasi sebanyak 787.967
orang dengan rincian vaksinasi dilakukan terhadap tenaga kesehatan dengan
total sasaran sebanyak 3.517 orang, vaksinasi terhadap Pelayan Publik dengan
total sasaran 43.993 orang, dan vaksinasi terhadap lansia sendiri memiliki target
sebesar 137.045 orang.34

Vaksinasi Target Realisasi Tahap 1 Realisasi Tahap 2

Tenaga Kesehatan 3.517 orang 4.243 orang (120,64%) 4.004 orang (113,85%)

Pelayanan Publik 43.993 orang 41.097 orang (93,42%) 30.862 orang (70,15%)

Lansia 137.045 orang 6.839 orang (4,99%) 2.971 orang (2,17%)

Total 52.179 orang (28,27%) 37.837 orang (20,50%)

Menyikapi semakin tingginya lonjakan kasus positif, pada Sabtu, 26


Juni 2021 Polres Sumedang melakukan gebyar vaksinasi covid-19 secara
massal. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang AKP Dedi
Juhana mengatakan bahwa Polres Sumedang mendapatkan kuota vaksin
sebanyak 6.992 buah. Proses vaksinasi dilakukan dengan bekerjasama dengan

26
Abdullah, Aziz. “Optimalkan Tim Tracer, Bhabinkamtibmas Polres Sumedang Ikuti
Pelatihan 3T”, diakses melalui https://kapol.id/optimalkan-tim-tracer-bhabinkamtibmaspolres-
sumedang-ikuti-pelatihan-3t/ pada 9 Juli 2021 34 Sumedangkab.go.id.2021. “ Terus
Menerus Vaksinasi Covid 19”, diakses melalui
https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/terus-menerus-vaksinasi-Covid-19 pada 9 Juli
2021
35 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumedang. Vaksinasi massal ini tidak
hanya diprioritaskan untuk keluarga besar Polri di Kabupaten Sumedang, tetapi
juga terbuka untuk umum. Dalam pelaksanaannya sendiri dilakukan sesuai
protokol kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya kerumunan massa27.
Pemerintah Jawa Barat dan Polda Jawa Barat, bekerjasama dengan Universitas
Padjadjaran dalam melakukan vaksinasi massal bagi mahasiswa pada bulan Juli
2021. Vaksinasi ini dilakukan oleh Universitas Padjadjaran dalam rangka
membantu dan mendukung pemerintah dalam memutuskan rantai pandemi
covid-19. Vaksinasi diprioritaskan untuk mahasiswa yang berasal dari Bandung
Raya dan Sumedang, sehingga dapat membatasi mobilitas mahasiswa luar
daerah menuju kampus Universitas Padjadjaran28.
Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan Peraturan Bupati
(Perbup) Nomor 66 Tahun 2021 pada 29 Juni 2021 tentang perpanjangan PPKM
dalam rangka penanganan Covid19. Perbup ini berlaku dari 29 Juni sampai 5
Juli 2021. Dalam Perbup ini terdapat perubahan terkait kegiatan di pondok
pesantren, kegiatan sosial budaya, dan juga penutupan fasilitas umum, taman
umum, dan tempat wisata milik pemerintah daerah. Selain itu juga diatur terkait
kegiatan perekonomian seperti kapasitas pusat perbelanjaan dan penutupan
sementara kegiatan seni dan pertunjukan seperti karaoke dan bioskop34.

Mengikuti arahan Presiden Republik Indonesia, yang tertuang dalam


Instruksi Mendagri PPKM Darurat Nomor 15 Tahun 2021, pada Sabtu 3 Juli
2021, Pemerintah Sumedang mulai melakukan PPKM darurat untuk menekan
kasus yang semakin melonjak. PPKM darurat ini akan berlangsung hingga 20
Juli 2021. Pemerintah menargetkan setidaknya per hari dibawah 50 sampai 100
kasus dengan adanya PPKM darurat ini. Dalam sisi pengawasan, pemerintah
akan melakukan penyekatan di perbatasan Bandung - Sumedang yakni di
Jatinangor, Sumedang Kota, dan Tomo. Untuk kendaraan dengan plat luar yang
akan masuk kedalam Sumedang akan dilakukan pengecekan terhadap surat
keterangan vaksinasi, swab antigen, atau PCR. Jika pada saat pengecekan
suratsurat tersebut tidak ada maka kendaraan tersebut harus putar balik35.
Mendukung kebijakan pemerintah, Disparbudpora Sumedang mewajibkan
penutupan tempat wisata baik dikelola swasta maupun pemerintah daerah.
Penutupan juga dilakukan dalam kegiatan yang dilakukan di ruang publik dan
fasilitas umum36.

27
Aminullah, Aam. 2021. “35 Puskesmas di Sumedang Akan Layani Vaksinasi Massal”,
dikases melalui https://regional.kompas.com/read/2021/06/23/181910478/35-puskesmas-
disumedang-akanlayani-vaksinasi-massal pada 9 Juli 2021
28
Budianto, Arif. 2021. “Vaksinasi Massal Unpad Sasar Mahasiswa Bandung Raya dan
Sumedang”, diakses melalui https://jabar.inews.id/berita/vaksinasi-massal-unpad-
sasarmahasiswa-bandung-rayadan-sumedang pada 9 Juli 2021
Perihal pelaksanaannya, masih terdapat individu maupun pelaku usaha
yang melakukan pelanggaran terhadap PPKM Darurat. Terhitung sampai Jumat,
9 Juli 2021 telah terjadi sebanyak 283 kasus pelanggaran. Para pelanggar
diberikan sanksi administratif dengan denda yang bervariasi sesuai dengan hasil
sidang dari PN dan Kejari Sumedang. Hingga Jumat, 9 Juli 2021, telah
terkumpul jumlah denda sebanyak Rp 25.556.000,00 dengan Kecamatan
Jatinangor sebagai penyumbang terbanyak yaitu sebesar Rp3.054.000,0037.
bagi masyarakat yang terkena dampak. Untuk menghindari terjadinya data yang
double, Pemerintah Kabupaten Sumedang akan melakukan sinkronisasi data
antara data penerima bantuan sosial dari APBD kabupaten dengan data
penerima dari APBD Provinsi29.

III. Memasuki tahun ajaran baru


Tahun ajaran baru merupakan momen yang paling ditunggu oleh
kalangan civitas academica, terkhusus mahasiswa di Universitas Padjadjaran,
Jatinangor. Mahasiswa sangat menunggu terkait kejelasan kebijakan
pembelajaran. Kebanyakan dari mereka mengharapkan kegiatan belajar
mengajar dilakukan secara luring, setelah tiga semester sebelumnya secara
berturut-turut dilakukan secara daring. Mahasiswa mengeluhkan sistem
pembelajaran secara daring yang dinilai kurang efektif. Hal ini sesuai dengan
survei yang dilakukan oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni,
yaitu sekitar 77,7% responden mahasiswa menginginkan berkunjung ke kampus
di masa pandemi covid-19 dengan 68,3% menginginkan proses pembelajaran
tatap muka 30 . Tidak hanya kalangan mahasiswa, masyarakat pun juga
mengharapkan perkuliahan dilakukan secara tatap muka, khususnya yang
bekerja pada sektor informal. Sebagai kawasan pendidikan, yang di dalamnya
terdapat empat perguruan tinggi membuat masyarakat, dalam hal ini yang
bekerja pada sektor informal, mengharapkan kedatangan mahasiswa ke
Jatinangor. Dalam jurnal yang berjudul “Karakteristik Pola Penghasilan
Penyedia Barang dan Jasa di Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor” karya M.
Bobby Rahman, disebutkan bahwa adanya perguruan tinggi memberikan
dampak ekonomi di wilayah Jatinangor. Lebih lanjut Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang (2009) mempertegas bahwa

29
Rohman, Taufik. 2021. “Data Penerima Bansos PPKM Darurat di Sumedang Mulai
Disinkronisasi”, diakses melalui https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-
priangan/pr1482191597/data-penerima-bansos-ppkmdarurat-di-sumedang-mulai-disinkronisasi pada
9 Juli 2021
30
Arief Maulana. 2021. “Unpad Akan Terapkan Pembelajaran Hybrid pada Agustus Mendatang”, diakses
dari https://www.unpad.ac.id/2021/05/unpad-akan-terapkan-pembelajaran-hybrid-padaagustus-
mendatang/ , pada tanggal 5 Juli 2021
pertumbuhan ekonomi Jatinangor dipacu oleh adanya keberadaan perguruan
tinggi selain juga adanya kontribusi industri, kerajinan, dan pertanian.

Sulistiawan (2014) pun juga beranggapan bahwa aktivitas perguruan tinggi


dapat menciptakan aktivitas lainnya seperti aktivitas perdagangan dan jasa31.
Artinya, kejelasan terkait sistem perkuliahan pada semester yang akan datang
turut memengaruhi pendapatan yang mereka peroleh, dalam hal ini masyarakat
yang bekerja pada sektor informal.

Pihak universitas, dalam hal ini Universitas Padjadjaran telah


mencanangkan sistem pembelajaran berbasis hybrid. Hal ini disampaikan oleh
Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. dalam acara
“Rektor Menyapa” yang digelar secara virtual pada akhir Mei 2021 kemarin. Dalam
acara tersebut, Rektor menyebutkan bahwa kriteria yang ditetapkan sebelum
menggelar pembelajaran tatap muka adalah adanya kesediaan dosen pengampu,
urgensi mata kuliah yang memerlukan kegiatan tatap muka, kesediaan mahasiswa,
kondisi kesehatan mahasiswa, dan izin orang tua32. Adanya keinginan Unpad untuk
melakukan sebagian perkuliahan secara tatap muka, sejalan dengan arahan dari
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Dikutip
dari Kompas.com tertanggal 31 Maret 2021, Nadiem menyebutkan bahwa dua
alasan penting mengapa pembelajaran tatap muka terbatas perlu dilakukan,
pertama, vaksinasi pendidik dan tenaga pendidik yang sedang dijalankan, dan kedua
untuk mencegah lost of learning karena kondisi pendidikan di Indonesia yang sudah
tertinggal dari negara-negara lain selama masa pandemi 33 . Berbagai bentuk
kegiatan yang mengarah pada perkuliahan hybrid pun sudah mulai dilakukan,
seperti pelaksanaan praktikum di lingkungan Universitas Padjadjaran bulan Mei –
Juli 2021. Namun, hal ini berlangsung tidak lama. Pandemi covid-19 tampaknya
mendadak mengalami lonjakan begitu cepat. Alhasil, pelaksanaan kegiatan
praktikum ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Bahkan, akibat lonjakan
kasus covid-19 yang semakin tinggi, yang hal ini berakibat pada diberlakukannya
PPKM darurat, membuat Universitas Padjadjaran memberlakukan kebijakan WFH

31
M Bobby Rahman. 2016. “Karakteristik Pola Penghasilan Penyedia Barang dan Jasa di Kawasan
Pendidikan Tinggi Jatinangor”. Tata Loka. Vol.18 No.1, hal. 2
32
Arief Maulana, Loc.Cit
33
Untar untuk Indonesia. 2021. “Suara Mahasiswa di Balik Rencana Kembali ke Kampus”,
diakses dari https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/05/101538471/suara-mahasiswa-
dibalik-rencana-kembali-kekampus?page=all#page2, pada tanggal 5 Juli 2021
secara penuh bagi dosen dan tenaga kependidikan mulai tanggal 3 Juli – 20
Juli 202134.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kebijakan terkait sistem perkuliahan
menjadi sesuatu hal yang penting untuk memberikan kejelasan serta keamanan
bagi civitas academica yang terlibat. Argumen tersebut berlandaskan pada
sebuah fakta lapangan yang kita ketahui bersama bahwa mahasiswa Universitas
Padjadjaran berasal dari berbagai daerah. Tidak hanya itu, tahun ajaran baru
adalah tahun hadirnya mahasiswa baru yang akan melaksanakan kegiatan
mahasiswa untuk beberapa tahun kedepan sehingga juga perlu diperhatikan.
Kemungkinan mahasiswa datang ke Jatinangor baik hanya sekadar
mencari indekos, adanya kegiatan kepanitiaan/ organisasi, atau bahkan ingin
melihat lingkungan kampus tentu bisa saja terjadi. Oleh karena itulah,
diperlukan adanya kejelasan kebijakan yang mengatur kegiatan tersebut. Selain
itu, kejenuhan dari mahasiswa selama belajar di rumah serta kepentingan dari
mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang memerlukan bimbingan secara
intens dan langsung dengan dosen pembimbing, seperti skripsi juga menjadi
kemungkinan lain terjadinya mobilisasi mahasiswa ke Jatinangor. Apalagi bagi
mahasiswa baru yang belum sama sekali menginjakkan kakinya di kampus,
tentu dorongan mereka untuk merasakan suasana kampus begitu kuat35. Oleh
karena itulah, kebijakan terkait pembelajaran pada tahun ajaran baru ini, serta
bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang muncul pada pembelajaran
semester mendatang, yang berdampak terjadinya mobilisasi mahasiswa ke
Jatinangor dan di Jatinangor menjadi sesuatu hal yang penting untuk dibahas.
Adapun topik mengenai mobilisasi mahasiswa ke Jatinangor ini akan dibahas
lebih lanjut pada subbab selanjutnya.
IV. Gelombang Mobilitas Mahasiswa ke Jatinangor
Pada 9 Juli 2021, Kabupaten Sumedang masih terkualifikasi sebagai
zona oranye36. Akan tetapi, zona tersebut berpotensi berubah seiring dengan
peningkatan kasus yang tajam belakangan ini. Salah satu faktor yang turut
meningkatkan kasus covid-19 adalah mobilitas manusia. Faktor tersebut
memungkinkan Jatinangor sebagai hotspot covid-19 apabila mahasiswa yang
kembali ke Jatinangor tidak dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sehingga
dikhawatirkan dapat memperparah kondisi yang ada. Zona oranye merupakan

34
Artanti Hendriyana, “Tindak Lanjut PPKM Darurat covid-19, Unpad Terapkan WFH Penuh bagi
Dosen dan Tendik, diakses dari https://www.unpad.ac.id/2021/07/tindak-lanjut-ppkmdarurat-
Covid-19-unpad-terapkan-wfhpenuh-bagi-dosen-dan-tendik/ , pada tanggal 5 Juli
2021
35
Untar untuk Indonesia, Loc.Cit.
36
Diakses melalui https://covid19.go.id/peta-risiko pada 9 Juli 2021
zona yang berisiko sedang dan yang dekat dengan wilayah zona merah 37 .
Populasi pada zona ini wajib mengetatkan penerapan protokol kesehatan,
menunda kegiatan yang tidak begitu prioritas, mendisinfeksi tempat umum
secara tepat dan rutin, dan melakukan tes secara aktif sehingga tidak membuka
potensi menjadi zona merah.
Banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah tidak menjadi faktor
utama yang mempengaruhi pandemi, maka dari itu jumlah penduduk berkorelasi
negatif terhadap penyebaran covid-19 38 . Faktor utama yang memengaruhinya
adalah cara interaksi antara individu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh
tahapan penyebaran penyakit yang telah berlangsung melalui transmisi lokal yang
mana banyak orang tanpa gejala/carrier yang menularkan virus di tengah-tengah
masyarakat. Selain itu, mobilitas penduduk dari luar Jatinangor dapat meningkatkan
tingkat infeksi terutama yang berasal dari daerah yang telah terkonfirmasi memiliki
kasus transmisi lokal yang tinggi.
Faktor mobilitas manusia ini dapat menyebabkan kecenderungan
reversed mobility dan mobility limitation. Reversed mobility merupakan
terjadinya arus migran sehingga dapat memicu penyebaran virus selama dalam
perjalanan dari daerah asal hingga daerah yang dituju yakni Jatinangor. Mobility
Limitation merupakan pembatasan atau penghentian mobilitas yang berdampak
pada bidang lain seperti transportasi, pariwisata, dan ekonomi secara
keseluruhan. Jika awalnya mobilitas manusia yang memicu pandemi, maka
lingkaran pengaruh yang terjadi menyebabkan pandemi yang akhirnya
mengubah pola mobilitas manusia itu sendiri 39 . Oleh karena itu, mobilitas
manusia ini sangat berpengaruh dikarenakan dapat menyebabkan transmisi
penyebaran dari orang ke banyak orang lainnya dengan lokasi yang
berbedabeda terutama daerah yang dituju.
Saat ini Kabupaten Sumedang ditetapkan sebagai zona oranye, sehingga
peningkatan mobilitas dari dalam daerah maupun luar daerah menjadi suatu hal
yang patut diwaspadai. Terutama mahasiswa yang berasal dari daerah yang
kondisinya lebih parah. Oleh karena itu, BEM Kema Unpad 2021 melalui survei

37
Abdillah, Shina NM Sinaga. 2020. Infografis Yuk Kenali Arti Zona Hijau, Kuning, Oranye,
Merah covid-19. Diakses dari https://m.liputan6.com/news/read/4582773/infografis-yuk-
kenaliarti-zona-hijau-kuning-oranyemerah-Covid-19 pada 7 Juli 2021
38
Rizki Adriadi Ghiffari. 2020. “Dampak Populasi dan Mobilitas Perkotaan Terhadap Penyebaran
Pandemi
covid-19 di Jakarta”. Jurnal Tugas Geografi. Vol. 09 No.01 hal. 87
39
Sylvia Yazid, Lie, Liliana Dea Jovita. 2020. Dampak Pandemi Terhadap Mobilitas Manusia di Asia
Tenggara. Jurnal
Ilmiah Hubungan Internasional. Vol(1) hal. 75-83
“Kesiapan Mahasiswa Unpad untuk Kebijakan Perkuliahan Semester
Ganjil 2021/2022” pada 18-28 Mei 2021 menggunakan teknik non probability
quotasampling difungsikan untuk menelaah bagaimana kesiapan dan kondisi
mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada semester
mendatang. Survei tersebut direspon oleh 1709 responden dengan sampling of
error sebesar 5%. Informasi yang kami dapatkan survei tersebut menyatakan
sebanyak 51,3% mahasiswa Universitas Padjadjaran memilih hybrid, 28,8%
luring dan 19,9% memilih daring sebagai preferensi mereka dalam menjalani
perkuliahan Semester Ganjil 2021/2022, artinya 80,1% tidak memiliki
preferensi untuk menjalani perkuliahan secara daring. (Gambar 2).

Gambar 2.
Kegiatan Perkuliahan Semester Ganjil 2021/2022
Pada survei ini dibagi menjadi dua cluster yaitu mahasiswa yang
berdomisili di Jawa Barat dan mahasiswa yang berdomisili di luar Jawa Barat.
Pada mahasiswa yang berada di Jawa Barat hanya 5,9% mahasiswa Unpad yang
telah menerima vaksin covid-19 (Gambar 3). Sedangkan yang berada di luar
Jawa Barat, terdapat 11,2% mahasiswa Unpad yang sudah menerima vaksin
covid-19 (Gambar 4). Sehingga bisa disimpulkan hanya sedikit Mahasiswa
Unpad yang sudah menerima vaksin covid-19.
Gambar 3.
Mahasiswa yang Sudah Mendapatkan Vaksin covid-19 (Jawa Barat)

Gambar 4.
Mahasiswa yang Sudah Mendapatkan Covid-19 (Luar Jawa Barat)
Selain itu mahasiswa Unpad yang berasal dari Jawa Barat yang tidak
terinfeksi covid19 sebanyak 93,5% (Gambar 5), sedangkan mahasiswa Unpad
yang dari luar Jawa Barat sebanyak 92,3% yang tidak terinfeksi covid-19
(Gambar 6). Artinya, masih banyak mahasiswa Unpad yang belum pernah
terpapar covid-19.
Gambar 5.

Mahasiswa yang Pernah Terinfeksi Covid-19 (Jawa Barat)

Gambar 6.
Mahasiswa yang Pernah Terinfeksi Covid-19 (Luar Jawa Barat)
Kemudian apabila mahasiswa diharuskan hadir ke kampus, sebagian besar
Mahasiswa Unpad yang berada di Jawa Barat memilih untuk tinggal di
kos/apartemen, namun masih terdapat 14,5% mahasiswa yang belum tahu harus
tinggal dimana jika diminta untuk hadir ke kampus (Gambar 7). Sedangkan untuk
Mahasiswa Unpad di luar Jawa Barat, sebanyak 10,4% mahasiswa belum tahu harus
tinggal dimana apabila diminta hadir ke kampus (Gambar 8). Artinya, ketika
Mahasiswa Unpad mencari tempat tinggal akan ada mobilitas di Jatinangor.

Gambar 7.
Tempat Tinggal Mahasiswa Apabila Harus Hadir Ke Kampus (Jawa
Barat)

Gambar 8.
Tempat Tinggal Mahasiswa Apabila Harus Hadir Ke Kampus (Luar Jawa
Barat)
Untuk mahasiswa yang berada di Jawa Barat sebesar 79,7% Mahasiswa
Unpad diizinkan orang tua untuk menjalani kuliah secara luring (Gambar 9).
Sedangkan untuk Mahasiswa Unpad di luar Jawa Barat, sebanyak 78,2%
mahasiswa diizinkan orang tua melaksanakan kuliah secara luring (Gambar
10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa diizinkan
oleh orang tuanya untuk mengikuti perkuliahan apabila dilakukan secara luring.

Gambar 9.
Orang Tua Mahasiswa Mengizinkan Jika Kuliah Secara Luring (Jawa
Barat)

Gambar 10.
Orang Tua Mahasiswa Mengizinkan Jika Kuliah Secara Luring (Luar
Jawa Barat)
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80,1%
mahasiswa Universitas Padjadjaran memilih referensi perkuliahan untuk hybrid
atau luring. Kemudian, mayoritas Mahasiswa Unpad belum melaksanakan
vaksinasi dan belum terkena virus Covid19. Selain itu, masih terdapat
Mahasiswa Unpad yang belum tahu harus tinggal dimana jika diminta hadir ke
kampus. Hal ini menandakan akan ada lonjakan mobilitas mahasiswa dari
berbagai penjuru di Indonesia menuju Jatinangor baik untuk kegiatan
perkuliahan atau bahkan hanya sekedar untuk mencari tempat tinggal. Apabila
terjadi lonjakan, maka diperlukan persiapan yang lebih matang sehingga
Jatinangor tidak menjadi kawasan episentrum. Selain itu, apabila akan
dilaksanakan perkuliahan hybrid atau luring perlu protokol kesehatan yang ketat
agar mahasiswa tidak terpapar covid-19 dan diperlukan juga vaksinasi untuk
para mahasiswa.

V. Bagaimana dengan Kesiapan Masyarakat Jatinangor?


Untuk Kecamatan Jatinangor sendiri, pada Juni 2021 sempat ada kabar
terdapat 32 kasus positif covid-19 di Desa Cipacing. Namun, hal tersebut
dibantah oleh Kepala Puskesmas Jatinangor (Ami Fitria), yang menyatakan
bahwa data puluhan orang tersebut tidak ditemukan di Puskesmas. Berdasarkan
pemantauan langsung Puskesmas Jatinangor dalam proses tracing, testing,
treatment, yang tercatat hanya 7 orang. Permasalahan yang terjadi adalah data
yang simpang siur, padahal telah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
harus dilaksanakan. Selain itu, Fasilitas Kesehatan atau klinik swasta juga
sangat banyak ditemukan di Jatinangor, yang dapat diduga bahwa faskes swasta
ini belum tentu memenuhi SOP yang berlaku. Lalu, berdasarkan hasil survei
Puskesmas Jatinangor ke klinik swasta, hanya tercatat 12 orang positif covid-
19. Yang artinya, total kasus positif di Jatinangor adalah 19 orang. Adapun
mayoritas dari kasus positif tersebut merupakan karyawan pabrik. 40 Pada 26
Juni 2021 juga telah diadakan Serbuan Vaksinasi Nasional TNI Polri dalam
Rangka HUT Bhayangkara ke-75, Serbuan Vaksinasi ini juga dihadiri oleh
lebih dari 200 orang masyarakat Jatinangor50. Tak hanya itu, pada semester
mendatang juga diperkirakan akan ada lonjakan mahasiswa yang akan kembali
ke Jatinangor, khususnya mahasiswa Universitas Padjadjaran. Lantas,
bagaimanakah dengan kesiapan masyarakat Jatinangor?

40
Kiki Andriana.2021. Puskesmas Jatinangor Bantah Warga Cipacing yang Positif covid-19 Capai
Puluhan Orang, diakses melalui https://jabar.tribunnews.com/2021/06/20/puskesmasjatinangor-
bantah-warga-cipacingyang-positif-Covid-19-capai-puluhan-orang , pada 04 Juli 2021 50 Red
Eljabar. 2021. Dandim 0610/Sumedang Bersama Kapolres Serbuan Vaksinasi Nasional TNI/Polri
Di Wilayah Kecamatan Cimanggung, diakses melalui https://eljabar.com/dandim-0610sumedang-
bersamakapolres-serbuan-vaksinasi-nasional-tni-polri-di-wilayah-kecamatancimanggung/ , pada 04
Juli 2021
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan terhadap masyarakat
Jatinangor, data menunjukkan beberapa hal berikut.

Gambar 11.
Desa Tempat Tinggal Responden

Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden berasal dari 8 Desa yang
ada di Jatinangor, yang didominasi oleh Desa Hegarmanah sebanyak 34,1%
responden, dan diikuti oleh 7 desa lainnya.

Gambar 12.
Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 di Jatinangor

Kemudian terkait seberapa baiknya penerapan protokol kesehatan covid-19 di


Jatinangor, mayoritas responden berpendapat netral terhadap penerapannya.
Gambar 13.
Protokol Kesehatan yang Sering Dilakukan
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa terdapat 3 protokol
kesehatan yang paling sering dilakukan oleh responden, yaitu, memakai masker
(24,92%), mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer (23,38%), dan
menjaga jarak (20,31%).

Gambar 14.
Penanganan Covid-19 di Jatinangor oleh Pemerintah
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Jatinangor bersikap netral
terhadap penanganan covid-19 di Jatinangor yang dilakukan Pemerintah. Lalu,
mengingat di Jatinangor terdapat 4 Perguruan Tinggi besar, seperti Unpad, IPDN,
ITB, dan Ikopin. Maka, hal tersebut tentunya juga berdampak pada kondisi
Jatinangor akibat banyaknya mahasiswa pendatang, seperti yang terlihat di diagram
berikut.

Gambar 15.
Pandemi covid-19 Berdampak pada Kondisi Sosial dan Ekonomi di
Jatinangor

Berdasarkan diagram di atas terlihat mayoritas responden sangat setuju bahwa


pandemi covid-19 berdampak pada kondisi sosial ekonomi di Jatinangor.

Gambar 16. Mahasiswa Berperan Penting Terhadap Kondisi Sosial dan


Ekonomi di Jatinangor
Sebagaimana yang diketahui, pandemi covid-19 menyebabkan segala
aktivitas masyarakat harus dibatasi, termasuk pendidikan yang saat ini dialihkan
menjadi sistem online atau daring. Artinya, kehadiran dari mahasiswa di
Jatinangor juga berperan penting terhadap kondisi sosial dan ekonomi
Jatinangor, seperti yang terlihat dari diagram di atas.

Gambar 17.
Metode Kuliah yang Diperlukan Mahasiswa Unpad
Adapun mengenai rencana Unpad untuk menggelar kuliah hybrid atau
campuran antara luring dan daring, data menunjukkan mayoritas masyarakat
sangat setuju dengan rencana tersebut (Gambar 17). Alasan tersebut tidak lain
adalah karena mayoritas responden percaya bahwa jika kuliah dilaksanakan
secara hybrid, maka dapat kembali membantu meningkatkan roda ekonomi

warga Jatinangor, serta pembelajaran lebih maksimal (Gambar 18). Di lain sisi,
ada juga responden yang lebih memilih kuliah daring, dengan alasan masih
tingginya angka positif covid-19.

Gambar 18.
Alasan Memilih Metode Kuliah
Gambar 19.
Penerapan Protokol Kesehatan oleh Kampus
Diagram di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Jatinangor
berharap kampus, terutama Universitas Padjadjaran, juga harus turut serta
dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat (Gambar 19). Dan
menyediakan ruang isolasi mandiri bagi mahasiswa yang baru tiba di
Jatinangor. (Gambar 20)

Gambar 20.
Penyediaan Ruang Isolasi Mandiri Bagi Mahasiwa yang Baru Tiba di
Jatinangor
VI. ANJURAN KEBIJAKAN
Kebijakan yang dapat dianjurkan terhadap temuan-temuan yang kami
dapatkan telah kami rumuskan menjadi 7 point penting, yaitu;
a. Mempercepat vaksinasi
Berdasarkan data sebelumnya, pemberlakuan vaksinasi memiliki perbedaan
kesuksesan yang sangat signifikan antara tenaga kesehatan, pelayan
masyarakat, dan lansia. Vaksinasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian covid19, mendorong tercapainya
herd immunity, serta meminimalkan dampak sosial dan ekonomi yang menjadi
korban pandemi covid-1941.
Terkait fungsi vaksinasi sebagai pendorong tercapainya herd immunity
telah diupayakan karena program vaksinasi oleh pemerintah sedang
terlaksanakan. Herd Immunity dapat memberikan perlindungan tidak langsung
kepada individu yang rentan dengan meminimalkan kemungkinan kontak
efektif antara individu yang rentan dan individu yang terinfeksi42. Target herd
immunity dapat dicapai dengan melakukan vaksinasi kepada 60% hingga 70%
populasi negara53. Namun, informasi yang kami dapatkan mengenai vaksinasi
covid-19 terbilang kurang maksimal karena tidak menemukan informasi terbaru
yang terpublikasi secara daring. Transparansi informasi vaksinasi kepada
publik, menurut Bappenas, merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
dalam penanganan pandemi covid-1957. Informasi mengenai data jumlah
vaksinasi per tanggal 10 Juli 2021 pukul 00:52 kami dapatkan berupa unggahan
pada tanggal 4 Juni 2021 oleh portal https://tahu.sumedangkab.go.id dengan
judul “Vaksinasi di Sumedang Sudah diatas 20%”. Apabila meninjau data
berdasarkan sumber berita tersebut, vaksinasi sebesar 20% merupakan angka
yang jauh dari standard untuk mencapai herd immunity.
Mengapa harus mencapai herd immunity? Ada beberapa faktor yang
dapat dicapai apabila herd immunity dapat tercapai. Pertama, herd immunity
meminimalisir penularan virus covid-1943. Kedua, selain meminimalisir

41
Nareza, M. (Ed.). (2021, January 9). Mengetahui Manfaat Vaksin covid-19 dan Kelompok Penerima
Prioritasnya.
Alodokter. https://www.alodokter.com/mengetahui-manfaat-vaksin-covid-19-dan-kelompokpenerima-
prioritasnya.
42
Randolph, H. E., & Barreiro, L. B. (2020). Herd Immunity: Understanding covid-19. Immunity, 52(5),
737–741.
https://doi.org/10.1016/j.immuni.2020.04.012
43
Nareza, M. (Ed.). (2020, May 26). Herd Immunity, Cara yang Diduga Bisa Menekan Penyebaran
covid-19.
Alodokter. https://www.alodokter.com/herd-immunity-cara-yang-diduga-bisa-menekanpenyebaran-covid-
19.
penularan virus, menurut Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi
Molekuler, program vaksinasi harus disegerakan sebelum virus covid-19
bermutasi semakin banyak 44 . Ketiga, dengan terwujudnya herd immunity,
diharapkan dapat memulihkan ekonomi negara60.
Kementrian Kesehatan pada tanggal 24 Juni 2021 juga telah
menerbitkan Surat Edaran nomor HK.02.02/I/1669/2021 tentang Percepat
Pelaksanaan Vaksinasi covid-19 melalui Kegiatan Pos Pelayanan Vaksinasi dan
Optimalisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal Kementerian Kesehatan
yang diterbitkan melalui Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr.
Maxi Rein Rondonuwu, S.E. tersebut mengandung pernyataan untuk
dilaksanakannya proses percepatan vaksinasi covid-19 melalui pos pelayanan
vaksinasi masyarakat dengan dibantu oleh TNI, Polri, organisasi masyarakat,
UPT Vertikal Kemenkes, RS Vertikal, Poltekkes, serta peran aktif dunia
usaha45.

Menurut literatur, target vaksinasi terbagi menjadi 3, yaitu46;


1. Target pertama, difokuskan kepada pekerja esensial yang diperpanjang
kepada tenaga kesehatan. Pekerja esensial mungkin termasuk, namun tidak
dibatasi pada, pekerja industri pangan, supir transportasi domestik, aparat
yang menjaga
2. keselamatan publik, dan pekerja yang memelihara infrastruktur listrik, air,
bahan bakar, informasi, dan keuangan.
3. Target kedua, difokuskan kepada orang-orang yang memiliki dampak yang
tidak dapat kembalikan seperti semula apabila terjangkit Virus covid-19.
Dampaknya seperti masuk ke rumah sakit, menjalani perawatan ICU, dan
bahkan kematian. Populasi target adalah orang tua yang telah berumur 65
tahun keatas, mereka yang memiliki kondisi kesehatan berisiko tinggi, serta

44
Purnamawati, D. (2021, March 12). Vaksinasi perlu dipercepat sebelum virus bermutasi. Antara News.
https://www.antaranews.com/berita/2039586/vaksinasi-perlu-dipercepat-sebelumvirus-
bermutasi. 60 Kriyanto, R. (2021, July 9). Herd Immunity dan Pemulihan Ekonomi. PT.
Kontan Grahanusa Mediatama. https://insight.kontan.co.id/news/herdimmunity-dan-
pemulihan-ekonomi?payment=success.
45
Dob. (2021, June 25). Percepat Vaksinasi, Kemenkes Hapus Syarat KTP Sesuai Domisili. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210625120854-4-255918/percepat-vaksinasi-
kemenkeshapus-syarat-ktp-sesuaidomisili.
46
Wang, W., Wu, Q., Yang, J., Dong, K., Chen, X., Bai, X., Chen, X., Chen, Z., Viboud, C., Ajelli,
M., & Yu, H. (2020).
Global, regional, and national estimates of target population sizes for covid-19 vaccination: descriptive
study. Research:
Special Paper, 2020(371), 1–12. https://doi.org/10.1136/bmj.m4704
mereka yang memiliki kontak langsung dengan orang yang beresiko sangat
tinggi terhadap hasil buruk yang disebabkan virus ini. Pengklasifikasian
mempertimbangkan individu dengan kondisi dasar berikut: penyakit jantung,
penyakit ginjal kronis, penyakit pernapasan kronis, penyakit hati kronis,
diabetes, kanker, HIV atau AIDS, tuberkulosis (tidak termasuk infeksi laten),
gangguan neurologis kronis, dan gangguan anemia sel sabit (Sickle cell
anemia)47.
4. Target ketiga, memfokuskan pada pengurangan penularan covid-19. Pada
hal ini, kelompok yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menularkan
virus menjadi sasaran utama vaksinasi. Kelompok ini mencakup anak-anak
dan orang dewasa yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dan pendidikan
yang dapat menciptakan kerugian apabila tidak melakukan kegiatan
pendidikan dan ekonomi tanpa kontak secara langsung. Menurut literatur,
individu yang menjadi target pada vaksinasi ke 3 ini dapat diklasifikasikan
lagi menjadi 3, yaitu (usia 20-59 tahun, usia 5-19 tahun, dan usia 0-4 tahun)
berdasarkan risiko penularan virus, dan proyeksi kerugian ekonomi karena
tidak bekerja dalam mempertimbangkan kelompok dewasa48.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumedang telah melakukan program
vaksinasi kepada target ketiga 49 . Target ketiga merupakan masyarakat yang
terdiri dari penopang ekonomi dan masa depan bangsa. Hal itu menitikberatkan
kepada kesimpulan bahwa tingkat kesuksesan vaksinasi ini akan berpengaruh
kepada baik buruknya ekonomi dan masa depan bangsa. Menurut data sensus
penduduk 2020 yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik, Kabupaten
Sumedang diperkirakan memiliki penduduk berjumlah sekitar 812.570 jiwa
terhitung dari usia minimal vaksinasi yaitu 18 tahun50. Percepatan sebaiknya
telah selesai dilakukan sebelum tahun ajaran baru. Hal tersebut berkenaan
dengan sebanyak 15 perguruan tinggi berada di Kabupaten Sumedang, terutama
Kecamatan Jatinangor yang memiliki 4 perguruan tinggi, dan ditakutkan akan

47
Clark A, Jit M, Warren-Gash C, et al., Centre for the Mathematical Modelling of Infectious
Diseases covid-19 working group. Global, regional, and national estimates of the population at
increased risk of severe covid-19 due to underlying health conditions in 2020: a modelling
study. Lancet Glob Health 2020;8:e1003-17.
48
Zhang J, Litvinova M, Liang Y, et al. Changes in contact patterns shape the dynamics of the covid19
outbreak in China.
Science2020;368:1481-6.
49
Fauzan, R. (2021, March 23). Catat! Masyarakat Umum Kebagian Vaksin covid-19 Mei atau Juni:
Ekonomi. Bisnis.com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20210323/12/1371590/catatmasyarakat-
umum-kebagian-vaksin-Covid-19-mei-atau-juni
50
Badan Pusat Statistik. (2020). Badan Pusat Statistik: Jumlah Penduduk Menurut Wilayah,
Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin 2020. https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2020
menjadi pusat penyebaran virus covid-19 ketika mahasiswa kembali singgah ke
daerah sekitar perguruan tinggi mereka67 68. Kami menganjurkan kepada
pemerintah Kabupaten Sumedang untuk mempercepat vaksinasi agar
membentuk herd immunity pada masyarakat. Hal tersebut khususnya pada
masyarakat Kecamatan Jatinangor yang memiliki beberapa Universitas pada
satu kecamatan dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah.
Jumlah vaksinasi yang membentuk herd immunity sebesar 70%
populasi, atau sebanyak 624.274 jiwa penduduk Kabupaten Sumedang.
Kecamatan Jatinangor sendiri, menurut data sensus penduduk tahun 2020,
memiliki total 98.034 jiwa penduduk69. Maka, 68.624 jiwa penduduk harus
divaksin guna mencapai herd immunity.

Bulan September merupakan bulan awal tahun ajaran baru semester


70
ganjil . Dimulai satu hari setelah kajian ini dipublikasi (Rabu, 14 Juli 2021),
terhitung memiliki 35 hari kerja (Senin sampai Jumat) menuju bulan September
2021. Maka, untuk mencapai herd immunity, sekitar 17.837 jiwa harus divaksin
per harinya di Kabupaten Sumedang. Kecamatan Jatinangor sendiri harus
melakukan vaksinasi sebanyak 1.961 jiwa per harinya. Namun, Bupati telah
melakukan vaksinasi kepada setidaknya 20% warga Kabupaten Sumedang.
Maka dari itu, kegiatan vaksinasi hanya perlu ditujukan kepada 406.285 Jiwa
penduduk untuk mencapai herd immunity. Jika menggunakan perhitungan 35
hari kerja, maka Pemerintah Kabupaten Sumedang diharuskan melakukan
vaksinasi kepada 11.609 penduduk per harinya.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya pula, kami
mengetahui bahwa lansia memiliki tingkat keinginan untuk melakukan
vaksinasi yang rendah. Hal tersebut, khususnya pada wilayah Kecamatan
Jatinangor, didasarkan pada ketakutan akan efek samping yang diterima setelah
melakukan vaksinasi walaupun telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat 51 . Berkaca dari kasus tersebut, kami memberikan saran untuk
melakukan kegiatan evaluasi terhadap sosialisasi yang telah dilakukan.
b. Penyekatan akses
Tindakan penyekatan telah dilakukan oleh pihak berwajib pada pos-pos
penyekatan polres Sumedang pada 3 Ring yang menjadi pos penyekatan dan
penutupan di wilayah Sumedang52. Namun, kita mengetahui bahwa wilayah

51
Nurman, I. (2021, June 12). Kesadaran Warga Divaksin Minim, Pemdes Terus Edukasi Warga.
Ini Sumedang.com. https://inisumedang.com/kesadaran-warga-divaksin-masih-minim-
pemdesterus-edukasi-warga-pentingnya-divaksin/.
52
Dahlan, A. (2021, July 3). PPKM Darurat Diberlakukan, Ini Titik dan Pos Penyekatan Polres Sumedang.
TIMES Indonesia. https://www.timesindonesia.co.id/read/news/356322/ppkm-daruratdiberlakukan-ini-
titik-dan-pos-penyekatan-polres-sumedang.
Sumedang, khususnya Kecamatan Jatinangor memiliki jalan “tembus” yang
memungkinkan pengemudi untuk mengelabui pospos penyekatan dan
penutupan, contohnya jalan Cibeusi dan Sayang pada Kecamatan Jatinangor
yang dapat ditembus oleh pengendara. Perihal kasus tersebut, kami
menganjurkan kepada pemerintah Sumedang untuk mengajak masyarakat yang
bertempat tinggal pada daerah jalan “tembus” untuk berkontribusi bersama
dengan pihak berwajib untuk membantu penyekatan akses yang berlokasi pada
daerah masing-masing.
Pada pos penyekatan jalan pada masyarakat yang melakukan kegiatan
transportasi antar daerah, untuk memperketat persebaran virus covid-19, selain
mengharuskan pengemudi untuk membawa surat bebas covid-19, kami
menganjurkan kepada petugas untuk dapat memberlakukan program-program
sebagai berikut.
1. Cek suhu tubuh pengemudi.
2. Cek kelengkapan atribut dan produk kesehatan (seperti masker, antiseptik
pembersih tangan, dan sebagainya).
3. Pemberian sanksi tegas kepada pelanggar selain pengarahan pengemudi untuk
memutar balik kendaraan.
4. Petugas dapat melekatkan stiker kepada pengemudi yang dapat melanjutkan
sebagai tanda tidak dapat memenuhi aspek poin 1 dan 2.
Pada pos penyekatan pada warga setempat, selain pemberian denda
administratif sebesar Rp 100.000,- kepada pelanggar protokol kesehatan, kami
menganjurkan beberapa kebijakan sebagai berikut.
1. Bentuk hukuman yang diberikan kepada pelanggar protokol kesehatan
dianjurkan juga menggunakan hukuman humanis yang bersifat kebersihan
seperti menyapu jalan ataupun memungut sampah dengan menggunakan
atribut mencolok.
2. Terkait penduduk yang positif virus covid-19 namun menjalani isolasi
mandiri, pengecekan secara berkala kepada penduduk yang terjangkit
memang diperlukan, namun kami juga menganjurkan pengecekan
“dadakan” kepada pasien dalam pengawasan. Hal ini terkait kabar
mengenai positifnya beberapa warga khususnya warga pada Desa
Cipacing, Kecamatan Jatinangor.
3. Penyusunan data penduduk yang terjangkit virus harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan realitas yang ada pada
masyarakat. Data yang dimiliki puskesmas, pemerintah, dan data
sebenarnya pada masyarakat harus memiliki kecocokan. Beberapa waktu
lalu, kami sempat mewawancarai perangkat salah satu desa Kecamatan
Jatinangor bahwa data pengalokasian
4. Bansos tidak memiliki kesamaan data antara pemerintah kabupaten dengan
data yang dimiliki desa. Berasal dari kasus tersebut, kami menuntut
perangkat pemerintah daerah untuk memiliki data yang sinkron antara satu sama
lain.
c. Penjagaan Tempat Potensial Terbentuknya Cluster covid-19
Perlunya pembentukan penjagaan pada tempat potensial terjadinya
cluster covid-19 merupakan sebuah antisipasi dari lonjakan yang bisa saja
terjadi di wilayah Sumedang khususnya Kecamatan Jatinangor. Penggunaan
media sosial dapat dioptimalkan sebagai platform untuk melakukan pelaporan
berkala bagi pemilik usaha berisiko terbentuknya cluster covid-19 kepada pihak
berwenang yang kemudian diklasifikasikan lagi sesuai dengan produk yang
ditawarkan oleh pemilik usaha. Selain itu, mengerahkan aparatur negara atau
membentuk badan pengawas dari masyarakat sekitar yang berfungsi mengawasi
wilayah potensial terbentuknya cluster covid-19.
Penggunaan aparat dan badan pengawas dapat dikembangkan lagi
dengan menggunakan sistem sidak mendadak pada titik potensial terjadinya
kerumunan. Kami menilai keputusan bupati yang mengarahkan 15 personil
Satpol PP untuk pendisiplinan dan penegakan hukum serta Peraturan Bupati
Sumedang Nomor 5 Tahun 2021 yang mengarahkan masing-masing 10 personil
yang terdiri dari unsur Pol PP, Koramil, dan unsur Polsek yang dilaksanakan
oleh sejumlah kecamatan merupakan keputusan yang baik 53 . Namun, kami
merekomendasikan pembentukan badan pengawas yang melibatkan warga
sekitar karena dinilai tidak mengeluarkan biaya yang banyak dan memiliki SDM
yang sangat mencukupi dibandingkan dengan mengerahkan aparatur negara.
Kegiatan penjagaan dapat berupa pembubaran kerumunan, sosialisasi
penerapan protokol kesehatan, dan melakukan peneguran terhadap individu
yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Tempat potensial
cluster covid-19 yang kami maksud adalah tempat-tempat seperti;
1. Indekos
2. Kampus
3. Pusat kegiatan perbelanjaan
4. Tempat makan yang sering dijadikan tempat berkumpul masyarakat,
mahasiswa, dan pekerja informal (seperti tempat menunggu yang
digunakan oleh pengemudi ojek daring).
d. Sosialisasi covid-19
Antisipasi dapat dilakukan dengan cara melakukan edukasi mengenai
covid-19, menyediakan tempat isolasi, dan melakukan klarifikasi terhadap

53
Pemerintah Kabupaten Sumedang. (2021, July 9). Siaran Pers Perkembangan Pencegahan Penyebaran
covid-19 Di Kabupaten Sumedang 9 Juli 2021 - Kabupaten Sumedang.
https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/siaran-persperkembangan-pencegahan-penyebarancovid-19-di-
kabupaten-sumedang-9-juli-2021.
tersebarnya berita disinformasi pada masyarakat. Sosialisasi covid-19 dilakukan
untuk mengedukasi masyarakat Jatinangor guna meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai covid-19 dan menangkal segala bentuk disinformasi yang
beredar di publik. Tingkat pemahaman mengenai covid-19 akan memengaruhi
respons tindakan masyarakat. Semakin baik pemahaman, maka semakin baik
pula respons yang diberikan oleh masyarakat dalam menangani pandemi
covid19.
Terkait poin vaksinasi, kami menganjurkan untuk melakukan evaluasi
terkait keefektivitasan sosialisasi yang telah dilakukan. Selanjutnya, kami telah
melakukan wawancara kepada pihak puskesmas Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang beberapa waktu lalu.
Kami menemukan temuan bahwa warga Kecamatan Jatinangor dinilai
“terlalu responsif” terhadap Virus covid-19 sehingga kurang tepat dalam
penanganan. Kasus “terlalu responsif” ini berawal pada tingkat edukasi warga
yang mengetahui gejala covid-19 namun keliru dalam cara menanganinya atau
waktu yang tepat dalam melakukan tes swab. Gejala covid-19 memang
membuat kita keliru dengan penyakit biasa seperti demam, sakit kepala, ataupun
batuk biasa. Hal tersebut membuat kami untuk menganjurkan Puskesmas
mengedukasikan masyarakat agar berkonsultasi kepada tenaga medis terlebih
dahulu. Lalu, pengedukasian juga diisi oleh pemahaman bahwa ketika individu
berkontak langsung dengan pasien positif covid-19, bukan berarti pada hari itu
juga individu melakukan tes swab. Walaupun individu mengalami gejala mirip
covid-19, bukan berarti masyarakat layak untuk mendiagnosis diri sendiri.
Tenaga kesehatan lebih layak untuk mendiagnosis karena memiliki ilmu pada
bidang kesehatan dan meningkatkan kemungkinan untuk diberikan perawatan
yang tepat.
Pada poin berikutnya, pihak Puskesmas Kecamatan Jatinangor menyadari
bahwa sejak awal tidak terlibat langsung dalam penerapan Tracing, Testing, dan
Treatment karena terdapat klinik swasta yang hadir di wilayah pelayanannya.
Kami menuntut berbagai institusi kesehatan yang ada pada satu wilayah untuk
melakukan koordinasi. Selain itu, klinik swasta juga tidak hanya melakukan tes,
namun juga melakukan pemantauan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
sebagai wujud dari pengamalan nama instansi juga dituntut untuk terlibat secara
langsung.
Sebagian dari kami yang sedang bermukim di Kabupaten Sumedang,
khususnya pada Desa Cikuda Kecamatan Jatinangor, mendapati salah satu
masjid yang berdakwah mengenai covid-19. Kami menganjurkan untuk
meningkatkan sosialisasi covid-19 menggunakan sarana agama dan tokoh
masyarakat untuk mempermudah kegiatan edukasi. Hal tersebut didasari oleh
pentingnya peran agama dan tokoh masyarakat terhadap pemutusan rantai
covid-1954. Sosialisasi dilakukan pada tempat potensial terjadinya kerumunan,
tempat ibadah, media massa berbasis luring (seperti baliho, spanduk, dan
lainnya), media massa berbasis luring, dan tempat dimana masyarakat bisa
dikumpulkan namun dengan menerapkan protokol kesehatan (seperti lapangan
yang dapat mengumpulkan masyarakat namun tetap menjaga jarak). Poin
sosialisasi yang dilakukan dapat berupa;
1. Imbauan kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan
2. Cara membersihkan diri yang baik
3. Mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi
4. Gejala-gejala yang timbul ketika terinfeksi virus covid-19
5. Waktu yang tepat untuk melakukan tes covid-19
6. Imbauan untuk tidak melakukan diagnosis mandiri
7. Meluruskan stigma tentang covid-19 yang beredar di masyarakat
8. Mengimbau bagaimana cara yang tepat untuk berinteraksi dengan
pasien yang terjangkit covid-19.
e. Tracing dan transparansi data vaksinasi
Tracing perlu dilakukan bagi masyarakat Kecamatan Jatinangor yang
terjangkit Virus covid-19. Tracing berguna untuk mendata siapa saja orang yang
sempat berkontak dengan penyintas covid-19 dalam kurun waktu 2 minggu. Hal
tersebut dapat memetakan data peredaran virus dengan baik sehingga
mempermudah keputusan yang perlu diambil oleh orang yang berkepentingan.
Pada wilayah Sumedang, khususnya Kecamatan Jatinangor, telah dibentuk
Standar Operasional Prosedur penanganan kasus terkonfirmasi covid19.
Pendataan dilakukan dari RW, satgas desa, dan kemudian dilanjutkan oleh
satgas kecamatan. Susunan pendataan sudah baik, namun kami sarankan untuk
melakukan pengoptimalisasian satgas dan evaluasi.
Selain itu, kami menganjurkan untuk memaksimalkan tingkat testing, tracing,
dan treatment (3T) yang saling mendukung antara satu sama lain55. Testing akan
efektif apabila dilakukan secara massal, namun Kabupaten Sumedang
merupakan wilayah yang luas dengan penduduk yang banyak. Oleh karena itu,
kami menyarankan untuk melakukan Testing dengan mengambil sampel dari
beberapa tempat yang dapat dilakukan secara berkala maupun insidental apabila
Testing massal tidak memungkinkan untuk direalisasikan. Pada sebuah studi,

54
Admin PMB LIPI. (2020, April 14). Peran Agama dalam Memutus Mata Rantai covid-19 - Pusat
Penelitian Masyarakat dan Budaya. LIPI. https://pmb.lipi.go.id/peran-agama-dalam-memutusmata-
rantai-covid-19/.
55
Kawal covid-19. (2020, July 4). Serial Data Virus Korona 1: 3T (Trace, Test, Treat).
KawalCOVID19. https://kawalcovid19.id/content/1288/serial-data-virus-korona-1-3t-trace-testtreat.
Tracing dan karantina yang dilakukan dengan agresif terbukti ampuh pada
beberapa negara seperti Vietnam dan Filipina hingga menekan kasus positif dan
memiliki hasil berupa pengurangan beban fasilitas medis.
f. Meningkatkan fasilitas kesehatan di Sumedang, khususnya wilayah Kecamatan
Jatinangor
Peningkatan fasilitas kesehatan pada Kecamatan Jatinangor dapat memengaruhi
tingkat kesembuhan pasien yang terjangkit covid-19. Peningkatan fasilitas kesehatan
dapat berupa moda transportasi pasien, ketersediaan alat kesehatan yang dimiliki, dan
tenaga kesehatan yang menunjang kesiapsiagaan kecamatan dalam menangani kasus
covid-19. Kabupaten Sumedang memiliki persentase bed occupancy rate (BOR) yang
cukup tinggi pada segala tingkat gejala yang dialami pasien. Dilansir pada laman
Pikobar per Jum’at 9 Juli 2021, seluruh tipe gejala memiliki persentase BOR diatas
85%. Selain itu, kurangnya tenaga kesehatan juga merupakan kasus nyata yang sedang
dialami oleh Kabupaten Sumedang56.

Kami menyarankan pendirian rumah sakit darurat khusus pasien


covid19 pada tempat yang memiliki halaman luas seperti usul yang disarankan
oleh dr. Tirta Mandira Hudhi yang mengusulkan halaman gedung DPR untuk
dijadikan sebagai rumah sakit darurat57. Tenaga kesehatan kami anjurkan untuk
membentuk sukarelawan yang dapat membantu penanganan pasien covid-19
dan pelatihan kepada sukarelawan tersebut.
Bentuk peningkatan fasilitas kesehatan pada Kabupaten Sumedang kami anjurkan
sebagai berikut.
1. Meningkatkan ketersediaan BOR sebagai antisipasi dalam upaya menangani
peningkatan kasus positif covid-19.
2. Mendirikan rumah sakit darurat.
3. Membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi relawan yang
dimaksudkan untuk membantu tenaga medis.
4. Mengadakan pelatihan kepada relawan yang akan membantu tenaga medis.

56
Aminullah, A. (2021, July 4). Stok Oksigen Aman, RSUD Sumedang hanya Kekurangan Nakes dan
BOR Penuh. KOMPAS.com. https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/150657578/stokoksigen-
aman-rsud-sumedang-hanyakekurangan-nakes-dan-bor-penuh.
57
Maharani, T. (2021, July 8). Halaman Gedung DPR Diusulkan Jadi RS Darurat Penanganan
covid-19. KOMPAS.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/08/18470781/halamangedung-dpr-diusulkan-jadi-rs-
darurat-penanganan-covid-19.
VII. Konklusi
Pandemi covid-19 masih berlangsung dan belum menemukan ujungnya.
Vaksinasi merupakan salah satu upaya penting untuk mengurangi prevalensi
virus covid-19, sehingga mengurangi kasus puncak dan lolos dari pandemi.
Kepastian kegiatan pembelajaran pada semester depan menjadi tidak pasti,
karena penambahan kasus covid-19 sangat mengkhawatirkan. Menurut
Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, kampus diundang untuk mengikuti kursus yang menggunakan
kombinasi pembelajaran tatap muka dan jarak jauh (PJJ). Namun, kursus yang
dijadwalkan sebelumnya dapat dibatalkan sama sekali atau program kesehatan
yang sangat ketat dapat terus ditawarkan. BEM Kema Unpad melakukan survei
dengan menggunakan data primer berupa hasil survei dan data sekunder berupa
dokumen kepustakaan dan mengusulkan beberapa kebijakan yang perlu
dipertimbangkan dalam menyikapi hal-hal yang tidak diharapkan dari
pemaparan sebelumnya.

Saat ini, Kabupaten Sumedang berstatus zona oranye. Bupati


Sumedang, Dony Ahmad Munir, telah meminta masyarakat untuk
menghubungi Public Service Center (PSC) di nomor telepon 119. Proses
vaksinasi untuk Sumedang sendiri berlangsung dalam dua tahap. Menyikapi
peningkatan kasus positif, pada Sabtu 26 Juni 2021, Polres Sumedang
meluncurkan kampanye vaksinasi massal terhadap covid-19. Pada 29 Juni 2021,
Pemerintah Kabupaten Sumedang menerbitkan Peraturan Bupati 2021 (Perbup)
Nomor 66 tentang Perpanjangan PPKM dalam rangka Penanganan covid-19.
Perbup ini berlaku mulai tanggal 29 Juni sampai dengan 5 Juli 2021. Mengikuti
arahan Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Instruksi Menteri
Dalam Negeri tahun 2021 tentang Darurat PPKM n. 15 pada Sabtu 3 Juli 2021.
Pemerintah Sumedang mulai menerapkan PPKM darurat untuk membatasi
peningkatan angka kecelakaan. Adapun implementasinya, masih ada individu
dan pengusaha yang melanggar PPKM yang mendesak.
Tahun ajaran baru merupakan momen yang paling ditunggu oleh
kalangan civitas academica, terkhusus mahasiswa di Universitas Padjadjaran,
Jatinangor. Pihak universitas, dalam hal ini Universitas Padjadjaran telah
mencanangkan sistem pembelajaran berbasis hybrid. Berbagai bentuk kegiatan
yang mengarah pada perkuliahan hybrid pun sudah mulai dilakukan, seperti
pelaksanaan praktikum di lingkungan Universitas Padjadjaran bulan Mei – Juli
2021. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kebijakan terkait sistem perkuliahan
menjadi sesuatu hal yang penting untuk memberikan kejelasan serta keamanan
bagi civitas academica yang terlibat. Faktor mobilitas manusia ini dapat
menyebabkan kecenderungan reversed mobility dan mobility limitation.
Salah satu dampak dari repopulasi sendiri adalah meningkatnya tingkat
kasus positif covid-19. Kami menawarkan beberapa anjuran kebijakan yang
bertujuan untuk menanggulangi dan mengantisipasi melonjaknya kasus positif.
Kami harapkan anjuran yang diberikan dapat menjadi acuan dalam program
yang akan membantu masyarakat Kabupaten Sumedang dalam melonjaknyA
kasus covid-19, khususnya dalam penanganan covid-19 di Kecamatan
Jatinangor.

Kontributor

Fawzen Fikom 2019


Zefan Fisip 2019
Zulvan Farmasi 2019
Faisal T Fikom 2019
Ritfal Fisip 2019
Meiza FH 2019
Tesen FIB 2019
Alya P FK 2020
Jatinangor, 17 November 2021

REKOMENDASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN UKT DI LINGKUNGAN


UNPAD SEMESTER GENAP 2021/2022
DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGIS
BEM SE-UNPAD

I. Pendahuluan

1.1. Kondisi Ekonomi Mahasiswa Unpad


Berdasarkan hasil survei Jajak Pendapat: SHBI Chapter 2 yang dilakukan
oleh Biro Riset dan Data BEM Kema Unpad 2021, sebanyak 27% mahasiswa
Unpad (dari total 148 responden) mengandalkan kebijakan penyesuaian UKT untuk
membayar UKT di semester ganjil 2021/2021 ini. Hal ini mengindikasikan adanya
sebagian mahasiswa yang kondisi ekonominya masih menurun sehingga belum
mampu membayar UKT dengan nominal yang sesuai dengan penetapan
sebelumnya. Fakta tersebut seharusnya dapat menjadi pertimbangan pihak Unpad
untuk membuat kebijakan keringanan UKT yang seadil-adilnya bagi mahasiswa
yang kesulitan membayar UKT di semester genap nanti.

1.2. UKT Berkeadilan adalah Janji Rektor pada Pakta Integritas


Pakta integritas merupakan suatu perjanjian atau pernyataan yang berkaitan
dengan komitmen diri sendiri untuk menjalankan suatu posisi sesuai dengan tugas,
fungsi, tanggung jawab, serta peran yang diembannya1. Jika ditelaah dari kata per
kata, pakta secara harfiah berarti perjanjian, dan integritas mengacu pada kualitas
seorang individu maupun kelompok dengan mutu tinggi, memiliki prinsip, serta
beretika baik. Maka, pihak-pihak yang menandatangani pakta integritas memiliki
tanggung jawab secara formal dan moral untuk mewujudkannya di kemudian hari.
Seluruh calon Rektor Unpad diwajibkan untuk menandatangani sebuah
Pakta Integritas bahkan sebelum individu tersebut mengemban jabatan. Hal ini
bertujuan agar individu tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan bijaksana, dan
menjalankan tugas sesuai dengan peran dengan berlandaskan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Di Universitas Padjadjaran, terdapat 13 poin
Pakta Integritas yang harus ditandatangani seorang rektor, yaitu: 1) melaksanakan
program sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi secara substantif; 2) menggunakan

1
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah

1
prinsip good governance dan kejelasan tata birokrasi yang efektif; 3) menerapkan
sistem yang jelas dalam pembuatan kebijakan dan tata kelola keuangan; 4)
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel; 5) menyusun rencana
strategis; 6) menjamin kebebasan mimbar akademik; 7) peningkatan kualitas
kegiatan kemahasiswaan; 8) memastikan diterapkannya sistem UKT berkeadilan,
tersedianya beasiswa berkelanjutan studi dan beasiswa tidak mampu, serta
menjamin agar tidak ada mahasiswa berhenti atau diberhentikan karena
permasalahan finansial; 9) rektor yang inklusif pada seluruh civitas akademika; 10)
penyesuaian kebutuhan kurikulum dan pengajar pada pendidikan vokasi; 11)
pembangunan infrastruktur yang adil dan berkeadilan; 12) penyesuaian fasilitas dan
sarana bagi PSDKU dan kampus jauh agar seimbang dengan kampus utama; dan
13) melakukan evaluasi sistem akademik dengan melibatkan unsur mahasiswa.
Dalam ranah sistem UKT, terdapat banyak poin dari pakta integritas yang
dapat dikaitkan dengan hal tersebut. Salah satu poin paling eksplisit yang
bersinggungan dengan UKT terletak pada poin 8 yang berbunyi: “memastikan
diterapkannya sistem UKT berkeadilan, tersedianya beasiswa berkelanjutan studi
dan beasiswa tidak mampu, serta menjamin agar tidak ada mahasiswa berhenti atau
diberhentikan karena permasalahan finansial”. Poin ini berisi penegasan secara
harfiah bahwa UKT harus berdasarkan pada prinsip keadilan, serta alasan finansial
tidaklah boleh menjadi suatu alasan yang menghambat proses studi mahasiswa.
Maka dari itu, penerapan UKT yang berkeadilan merupakan hal yang wajib
dijalankan oleh pihak perguruan tinggi dalam kondisi apa pun, khususnya pada
kondisi pandemi.

1.3. Good University Governance dalam Kebijakan Uang Kuliah Tunggal


Good governance (tata kelola pemerintahan yang baik) adalah suatu konsep
yang dikenalkan oleh Bank Dunia pada tahun 1992. Konsep ini secara historis
diadaptasi dari hasil pemikiran cendekiawan-cendekiawan yang berupaya untuk
merumuskan konsep pembangunan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara pesat, namun juga bersifat inklusif dan demokratis2. Government
(pemerintah) bukanlah aktor tunggal dalam penyelenggaraan good governance.
Dalam implementasinya, institusi good governance meliputi tiga aspek, yaitu: 1)
state (negara atau pemerintah), 2) private sector (merupakan sektor swasta), dan 3)
society (masyarakat)3. Karakteristik tata kelola pemerintahan yang baik antara lain:
1) partisipasi masyarakat (participation), 2) tegaknya supremasi hukum (rule of
law), 3) transparansi (transparency), 4) peduli pada stakeholder (corporate social

2
Syarif Hidayat. 2016. Menimbang Ulang Konsep Good Governance, hlm. 153
3
Ali Hanapiah Muhi. 2004. Membangun Good Governance Pada Perguruan Tinggi di Indonesia,
hlm. 4

2
responsibility), 5) berorientasi pada konsensus (consensus), 6) kesetaraan (equity),
7) efektivitas dan efisiensi (effectiveness and efficiency), 8) akuntabilitas
(accountability), dan 9) visi strategis (strategic vision)4.
Good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) merupakan
turunan dari konsep good governance. Jika dilihat secara makro, perguruan tinggi
yang termasuk dalam sektor akademik diklasifikasikan sebagai sebuah institusi
publik yang dikelola baik oleh pemerintah maupun swasta. Perbedaan fundamental
antara perguruan tinggi dengan institusi berbasis profit terletak pada visi dan tujuan
dari institusi tersebut. Dalam instansi-instansi pendidikan, terutama perguruan
tinggi, visi dan misi utama bukanlah untuk mencetak keuntungan material, namun
untuk mengupayakan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan5. Sebagai sebuah instansi,
perguruan tinggi dapat mengadopsi nilai-nilai yang dijunjung oleh GCG. Adaptasi
Good Corporate Governance dalam tingkat perguruan tinggi kemudian dikenal
sebagai prinsip Good University Governance (tata kelola perguruan tinggi yang
baik).

1.4. Penerapan Good University Governance dalam Kebijakan Uang Kuliah


Tunggal
Good University Governance didefinisikan dalam Rencana Strategis
Universitas Padjadjaran 2020-2024 sebagai upaya untuk mengimplementasikan
standar penyelenggaraan akademik dan non-akademik terintegrasi berbasis
teknologi dan informasi dengan tujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan
organisasi secara efektif, efisien, adil, transparan, dan akuntabel 6. Konsep ini
menjadi salah satu dari enam arah kebijakan strategis yang dirumuskan oleh Unpad
di dalam renstra.
Jika berkaca dari lima prinsip dasar Good Corporate Governance yang
dirumuskan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNCG) pada
tahun 1999, poin-poin yang terdapat pada GUG,7 antara lain: 1) transparansi
(transparency), 2) kemandirian (independence), 3) akuntabilitas (accountability),
4) pertanggungjawaban (responsibility), 5) keadilan/kesetaraan dan kewajaran
(fairness).
Pihak perguruan tinggi harus menerapkan asas-asas keadilan dan kesetaraan
kepada seluruh civitas academica. Dalam persepsi mikro, hal ini dapat diartikan

4
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific: What is Good
Governance?. 2000. Hlm 2-3
5
Rhino Fatma Sari. 2017. Good University Governance, Is It Necessary? Hlm 103
6
Rencana Strategis Universitas Padjadjaran 2020-2024, hlm 2
7
Ali Hanapiah Muhi. 2004. Membangun Good Governance Pada Perguruan Tinggi di Indonesia,
hlm 7

3
hubungan profesional setiap elemen tanpa memperhitungkan unsur suku, agama,
ras, dan adat. Namun, secara makro ini dapat diartikan bahwa seluruh stakeholders
dalam perguruan tinggi harus mendapatkan perlakuan yang berkeadilan dan wajar
dalam segala aspek.
Dalam penerapan Good University Governance, diharapkan pihak
universitas tidak mengimplementasikannya secara mikro saja (seperti sebatas
hubungan antar pegawai, atau hal-hal administratif lainnya). Jika berkaca pada
prinsip induk Good Governance, maka penerapan GUG juga harus dipandang
secara makro dengan pertanggungjawaban terhadap stakeholders. Stakeholders
atau pemangku kepentingan Freeman dan McVea adalah kelompok-kelompok,
maupun individu yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
organisasi8. Artinya, keberadaan stakeholders ini memiliki andil besar dalam
eksistensi serta keberhasilan suatu institusi. Dalam perguruan tinggi, mahasiswa
adalah salah satu pemangku kepentingan yang harus selalu dipertimbangkan dalam
setiap pengambilan keputusan.
Uang Kuliah Tunggal merupakan suatu kebijakan yang memengaruhi
semua pemangku kebijakan dalam tingkat universitas. Mahasiswa sebagai pihak
yang berkewajiban melaksanakan pembayaran tersebut harus menjadi fokus utama
dalam perumusan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan UKT. Maka dari itu,
kebijakan UKT harus dapat sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good University
Governance yang sudah disebutkan di atas.
Dalam aspek transparansi, hal-hal yang bersinggungan dengan kebijakan
UKT harus melibatkan pihak-pihak terkait. Ini adalah salah satu aspek yang sudah
diupayakan oleh pihak Universitas Padjadjaran melalui forum-forum bersama
mahasiswa seperti SHB. Namun, transparansi harus diterapkan secara lebih
menyeluruh. Dalam kebijakan UKT pada semester gasal 2021 lalu, terdapat catatan
penting tentang kejelasan dan perluasan informasi-informasi yang relevan.
Informasi tersebut antara lain: 1) keterbukaan alur pengambilan keputusan
kebijakan UKT, 2) penjelasan mengenai indikator apa saja yang menjadi relevan
dalam pengambilan keputusan, dan 3) bagaimana pihak rektorat mengategorikan
siapa-siapa saja yang akhirnya masuk ke dalam kebijakan tertentu (pembebasan
sementara UKT, pengurangan UKT, perubahan kelompok UKT, atau pembayaran
UKT secara mengangsur).
Kemandirian berfokus pada pengambilan keputusan bersifat independen
dari kepentingan-kepentingan yang menyangkut korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Uang Kuliah Tunggal menjadi sesuatu yang rentan akan KKN. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan penerapan Good University Governance
secara menyeluruh. Kepercayaan publik menjadi fondasi utama dalam akuntabilitas

8
Ricardo Correa Gomez. 2006. Stakeholder Management in the Local Government Decision-
Making Area: Evidences from a Triangulation Study with the English Local Government, hlm. 47

4
suatu instansi. Hal tersebut hanya dapat dicapai ketika instansi tersebut menerapkan
asas-asas transparansi dan kesetaraan.
Pertanggungjawaban yang dimaksud seperti yang sudah dijelaskan pada
bagian sebelumnya bermaksud pada jelasnya landasan hukum dalam setiap
kebijakan. UKT diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya
Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permendikbud No. 25 Tahun 2020 Pasal
7 Ayat 5 dan 6 menjelaskan tentang penetapan kelompok besaran UKT harus
memperhatikan keadaan ekonomi mahasiswa atau yang membiayainya. Pada
Permendikbud No. 25 Tahun 2020 Pasal 9 Ayat 4, diatur bahwa mahasiswa yang
sedang terganggu kondisi ekonominya untuk dapat mengajukan penyesuaian UKT
yang berbunyi:
Dalam hal mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang
membiayai mahasiswa mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain
dikarenakan bencana alam dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan:
1. pembebasan sementara UKT;
2. pengurangan UKT;
3. perubahan kelompok UKT; atau
4. pembayaran UKT secara mengangsur.
Pihak Universitas Padjadjaran telah mengakomodasi perundang-undangan
tersebut melalui Surat Keputusan Rektor 560/UN6.RKT/Kep/HK/2020 tentang
Penyesuaian Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berisi tentang
persyaratan pengajuan penyesuaian UKT. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah
transparansi terkait proses administrasi, penyeleksian, serta pengelompokkan
mahasiswa dan jenis penyesuaian yang akhirnya ditangguhkan.
Keadilan/kesetaraan dan kewajaran juga menjadi faktor penting dalam
pengambilan kebijakan berkenaan dengan UKT. Pelibatan asas ini tercantum dalam
semua aspek penyelenggaraan perguruan tinggi terutama pada kebijakan-kebijakan
UKT berkeadilan khususnya pada masa pandemi. Pihak perguruan tinggi
diharapkan dapat memenuhi janjinya dalam Pakta Integritas, serta dalam penerapan
prinsip Good University Governance.

II. Evaluasi Kebijakan Penyesuaian UKT Semester Ganjil 2021/2022


Sehubungan dengan kebijakan keringanan pembayaran UKT semester
genap tahun ajaran 2021/2022, BEM Kema Unpad telah melaksanakan survei
terhadap 40 dari total 169 responden yang telah menerima kebijakan tersebut pada
semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 sebagai bahan untuk evaluasi kebijakan.
Berdasarkan hasil survei tersebut, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut.

5
1. Fasilitas atau hasil penyesuaian UKT belum seluruhnya sesuai dengan
kondisi ekonomi

Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas responden atau


sebanyak 67,5% yang mengikuti penyesuaian UKT semester ganjil tahun
ajaran 2021/2022 mendapatkan fasilitas atau hasil penyesuaian UKT sesuai
dengan kondisi ekonomi, namun sebanyak 32,5% lainnya tidak
mendapatkan fasilitas atau hasil penyesuaian UKT semester ganjil tahun
ajaran 2021/2022 sesuai dengan kondisi ekonomi. Hal ini sedikit berbeda
dengan hasil survei terhadap penerima kebijakan keringanan UKT semester

genap tahun ajaran 2020/2021.

Grafik 1. Kema Mendapatkan Hasil Penyesuaian UKT yang Belum


Merata Sesuai Kondisi Ekonomi

Berdasarkan hasil survei sebelumnya, mayoritas responden atau


sebanyak 51,93% tidak mendapatkan fasilitas atau hasil penyesuaian UKT
sesuai dengan kondisi ekonomi. Adapun persentase tersebut merupakan
hasil penyesuaian sebelum mengajukan proses banding akibat
ketidaksesuaian yang dirasakan dengan kondisi ekonomi. Dari responden
yang mengajukan banding penyesuaian UKT pada semester genap tahun
ajaran 2020/2021 didapatkan bahwa mayoritas dari responden atau
sebanyak 92% responden tidak mendapatkan hasil banding penyesuaian
UKT sesuai dengan kondisi ekonomi.
Dari kedua hasil survei mengenai kebijakan penyesuaian UKT di
dua semester berbeda telah ditemukan bahwa terdapat kemajuan hasil
penyesuaian UKT yang sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa. Akan
tetapi, hal ini tidak semata-mata meniadakan sejumlah mahasiswa yang

6
masih merasa diberatkan dengan hasil yang mereka terima. Untuk ke
depannya, pihak universitas wajib mengupayakan agar hasil penyesuaian
UKT tidak merugikan mahasiswanya. Hal ini semata-mata bertujuan untuk
menunjang kegiatan perkuliahan yang sedang berlangsung. Perlu menjadi
perhatian bahwa mayoritas dari responden atau sebanyak 90% yang
mengikuti penyesuaian UKT semester ganjil tahun ajaran 2020/2021
memperoleh sumber biaya kuliah dari orang tua/wali.

Grafik 2. Sumber Biaya Kuliah Kema Unpad


Keinginan Kema Unpad agar pembayaran UKT semester genap
tahun ajaran 2021/2022 lebih memerhatikan kondisi ekonomi juga tertera di
dalam hasil survei (lihat grafik 4). Dari beberapa fakultas terdapat keluhan
bahwa sejumlah mahasiswa yang masuk melalui jalur SMUP tidak dapat
mengajukan penyesuaian UKT, padahal kondisi ekonomi dari mahasiswa
tidak bisa disamaratakan untuk setiap semester.

2. Ketidakselarasan informasi tentang kebijakan penyesuaian UKT


Berdasarkan hasil survei terbaru mengenai hambatan yang dihadapi
saat melakukan penyesuaian UKT semester ganjil tahun ajaran 2021/2022,
mayoritas dari responden atau sebanyak 45% mengalami hambatan dalam
informasi tentang kebijakan tersebut. Selain itu, sebanyak 22,5% responden
juga mengeluhkan tentang ketidaksesuaian informasi mengenai kebijakan
penyesuaian UKT antara pihak fakultas dan rektorat.

7
Grafik 3. Hambatan Kema dalam Penyesuaian UKT
Bentuk ketidakselarasan informasi yang dimaksud berupa
keterlambatan informasi, keterangan “diajukan” atau draft dalam sistem
yang membuat mahasiswa berpikir bahwa upaya penyesuaian UKT-nya
masih diproses oleh pihak universitas padahal nyatanya terjadi kesalahan di
dalam sistem, serta koordinasi yang kurang baik antara pihak fakultas dan
rektorat. Sumber informasi terkait kebijakan ini masih membingungkan
sehingga Kema Unpad terancam tidak bisa mengikuti proses pengajuan
penyesuaian UKT.
Namun, berdasarkan penjelasan dari Departemen Advokasi dan
Pelayanan Mahasiswa BEM Kema Unpad 2021, seluruh informasi
mengenai penyesuaian UKT telah disediakan di akun instagram
@pacarunpad. Selain itu, misinformasi antara dekanat dan rektorat
sebaiknya didiskusikan bersama pada forum audiensi dekanat di
masing-masing fakultas.

3. Waktu dan persyaratan kebijakan penyesuaian UKT dinilai


memberatkan
Berdasarkan hasil survei terbaru mengenai hambatan yang dihadapi
saat melakukan penyesuaian UKT semester ganjil tahun ajaran 2021/2022
(lihat grafik 3), sebanyak 40% responden mengeluhkan tentang persyaratan
mengajukan penyesuaian UKT yang terlalu banyak. Selain itu, sebanyak
22,5% responden menyinggung perihal waktu penyesuaian UKT yang
terlalu singkat. Hal ini juga dikaitkan pada poin kedua mengenai
ketidakselarasan informasi, sebab persyaratan yang dinilai memberatkan ini
mesti dipersiapkan kembali dalam jangka waktu yang tersisa. Akibatnya,
proses mengajukan penyesuaian UKT ini pun tidak berjalan secara
maksimal.

8
Hasil survei mengenai harapan Kema Unpad dalam pembayaran
UKT semester genap tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan bahwa
sebanyak 11,9% responden mengharapkan informasi lebih disebarluaskan
karena kesulitan memperolehnya.

Grafik 4. Harapan Kema Unpad dalam Pembayaran UKT


Namun, menurut penjelasan dari Departemen Advokasi dan
Pelayanan Mahasiswa BEM Kema Unpad 2021, dokumen wajib yang
dibutuhkan hanya lima dokumen, sisanya bersifat opsional. Dokumen wajib
tersebut juga merupakan dokumen standar yang dibutuhkan untuk
kepentingan adminitratif. Oleh karena itu, sebenarnya dokumen tersebut
seharusnya sama sekali tidak memberatkan.

III. Unpad Tetap Harus Mengadakan Penyesuaian UKT di Semester Genap


2021/2022

Berdasarkan hasil survei Jajak Pendapat SHBI 2 yang dilakukan oleh BEM
Kema Unpad 2021, sebanyak 27% mahasiswa Unpad mengandalkan penyesuaian
UKT untuk meraih keadilan dalam mendapatkan nominal UKT yang sesuai dengan
kondisi ekonomi mereka. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak kampus untuk
mengadakan kembali penyesuaian UKT di setiap semester khususnya di semester
genap 2021/2022.
Hal ini juga sesuai dengan amanat yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya
Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 9 Ayat 4 bahwa dalam hal
mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa

9
mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam
dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan: (a) pembebasan sementara UKT,
(b) pengurangan UKT, (c) perubahan kelompok UKT, atau (d) pembayaran UKT
secara mengangsur.
Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi Pasal 6 juga menyatakan bahwa salah satu prinsip
penyelenggaraan pendidikan tinggi adalah keberpihakan pada kelompok
Masyarakat kurang mampu secara ekonomi. Adapun pada Pasal 76 menyatakan
bahwa “Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Perguruan Tinggi berkewajiban
memenuhi hak Mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk dapat
menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik”.
Berdasarkan amanat Permendikbud 25/20 dan UU No. 12 Tahun 2012
tersebut, penulis harap pihak kampus dapat selalu membuka penyesuaian UKT
yang berkeadilan secara ekonomi bagi mahasiswa di setiap semester.

IV. Mahasiswa Belum Mendapatkan Fasilitas yang Lengkap

Sejak awal pandemi covid-19, Unpad tidak pernah mengadakan


pemotongan UKT secara universal bagi mahasiswa kecuali bagi mahasiswa yang
mengikuti penyesuaian UKT sebab ekonominya menjadi tidak stabil akibat
pandemi. Padahal, mahasiswa tidak mendapatkan fasilitas yang lengkap seperti
penggunaan laboratorium. Hal ini dibenarkan oleh Departemen Kesejahteraan dan
Solidaritas HIMA Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Unpad.
“Isu khas yang terjadi di program studi kedokteran hewan yaitu
keterbatasan peralatan praktikum jarak jauh sehingga masih kurangnya
pemahaman, contohnya seperti mata kuliah anatomi tidak menyentuh preparatnya
secara langsung sehingga kurang terbayang organ, nervus, atau pembuluh
darahnya.” Lapor HIMA Kedokteran Hewan kepada Departemen Advokasi dan
Pelayanan Mahasiswa BEM Kema Unpad.
Sejak pandemi covid-19, banyak fakultas khususnya bidang saintek yang
tidak merasakan fasilitas laboratorium dalam pelaksanaan praktikum. Padahal, hal
tersebut merupakan hak bagi setiap mahasiswa. Hal ini merujuk pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Pasal 13 Ayat 4 yang berbunyi:
“Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, potensi, dan kemampuannya”.
Tak dapat dimungkiri, hal ini disebabkan oleh keterbatasan mobilitas
sehingga kampus tidak dapat memberikan fasilitas secara daring. Namun, hal yang
ingin penulis soroti pada kajian ini adalah setiap mahasiswa sudah membayar
UKT secara full, namun tidak mendapat fasilitas secara full.

10
Setiap layanan yang bersifat daring maupun luring merupakan hak bagi
mahasiswa, pihak kampus sebaiknya memberikan pemotongan biaya UKT atau
fasilitas pengganti agar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi Pasal 13 Ayat 4 dapat terealisasikan dengan baik.

V. Kesimpulan dan Rekomendasi


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Biro Riset dan Data BEM Kema
Unpad 2021, penyelenggaraan penyesuaian UKT masih belum optimal sebab (1)
masih terdapat 23% mahasiswa yang belum mendapatkan hasil penyesuaian UKT
yang sesuai kondisi ekonomi, (2) ketidakjelasan alur informasi, dan (3) waktu dan
persyaratan yang dinilai memberatkan.
Selain itu, mahasiswa juga belum mendapatkan fasilitas yang lengkap
selama perkuliahan. Padahal, mahasiswa sudah membayar UKT secara full. Hal ini
akan menghambat proses pembelajaran dan melanggar hak mahasiswa berupa
layanan pendidikan yang memadai.
Oleh karena itu, penulis mengajukan beberapa rekomendasi kepada pihak
Unpad berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan UKT di semester genap
2021/2022:
1. Pengadaan kebijakan penyesuaian UKT yang berkeadilan secara ekonomi bagi
mahasiswa (baik jalur SNMPTN, SBMPTN mapun SMUP) setiap semester
sesuai amanat Permendikbud 25/20 dan UU No.12 Tahun 2012.
2. Pengadaan jalur masuk SNMPTN/SBMPTN untuk prodi vokasi agar UKT
dapat disesuaikan dengan penghasilan orang tua
3. Mahasiswa yang mengikuti penyesuaian UKT diperbolehkan mendaftarkan diri
sebagai calon penerima bantuan UKT Kemendikbud.
4. Adanya feedback mengenai alasan hasil penyesuaian UKT bagi mahasiswa.
5. Mempermudah proses banding UKT.
6. Pengadaan fasilitas yang optimal selama kuliah daring dan kuliah hybrid.

11
Jatinangor, 17 November 2021

POIN-POIN PENTING ISU KESEHATAN MENTAL


DEPARTEMEN KAJIAN STRATEGIS
BEM SE-UNPAD

1. Memaksimalkan Peran Dosen Wali sebagai Pembimbing Akademik


Mahasiswa Sesuai dengan Peraturan Rektor No. 46 Tahun 2016
Pandemi Covid-19 diikuti dengan perubahan pola pembelajaran, yang
semula merupakan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran tatap maya.
Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa maupun dosen.
Kekhawatiran terkait performa akademik menjadi salah satu penyebab stres yang
cukup besar bagi mahasiswa. Khususnya, mahasiswa khawatir akan perubahan
silabus yang tiba-tiba, kualitas kelas, masalah teknis dengan aplikasi online, dan
kesulitan belajar online (Son et al., 2020).
Berdasarkan Peraturan Rektor No. 46 Tahun 2016, dosen wali merupakan
dosen yang membimbing mahasiswa dalam kegiatan akademik selama masa
studi. Bahkan, disebutkan juga bahwa dosen wali wajib tetap berhubungan
dengan mahasiswa secara periodik untuk memantau perkembangan studinya,
sekurang-kurangnya pada awal, pertengahan, dan akhir semester. Selain dalam
ranah akademik, dalam hal tertentu mahasiswa dapat mengonsultasikan
permasalahan pribadinya kepada dosen wali. Namun, jika tidak dapat
diselesaikan, dosen wali bisa merujuk mahasiswa kepada dosen konselor atau
TPBK.
Seharusnya, dengan kehadiran dosen wali, tantangan akademik yang
menjadi beban stres mahasiswa pada masa pandemi ini bisa diatasi. Namun
sayangnya, dosen wali belum sepenuhnya hadir untuk membantu mahasiswa
mengatasi kesulitan akademiknya. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui
instastory Padjadjaran Care, sebanyak 1.436 kema Unpad kenal dengan dosen
walinya, namun 638 kema Unpad tidak kenal dengan dosen walinya.
Sebanyak 1.802 kema Unpad tidak ada komunikasi dengan dosen wali,
sedangkan hanya 166 kema Unpad yang memiliki komunikasi intens dengan
dosen walinya. Tak hanya itu, 945 kema Unpad menyatakan mereka
menghubungi dosen wali hanya untuk memilih mata kuliah pada saat
KRS. Sebanyak 747 kema Unpad tidak memiliki komunikasi dengan dosen
wali, 219 kema Unpad menghubungi dosen wali untuk bertanya apapun itu
seputar kuliah, dan 55 kema Unpad menghubungi dosen wali untuk curhat atau
memiliki komunikasi yang dekat. Selain itu, berdasarkan hasil survei jajak
pendapat Sebanyak 90,53% responden berpendapat bahwa peran dosen wali
sangat dibutuhkan dalam penanganan kesehatan mental dan sisanya sebanyak
9,47% responden berpendapat tidak. Untuk itu, lingkungan sekitar kampus
menjadi salah satu faktor penangan kesehatan mental dan salah satunya adalah
peran dosen wali.
Memang sudah terdapat dosen wali yang menjalankan perannya dengan
baik, namun masih terdapat juga dosen wali yang sulit untuk dihubungi dan sulit
untuk diajak berkomunikasi. Padahal, peran dosen wali sangat penting dalam
membantu akademik mahasiswa. Maka dari itu, kami meminta kepada pihak
rektorat untuk membantu memaksimalkan peran dosen wali sebagai
pembimbing akademik sesuai dengan Peraturan Rektor No. 46 Tahun 2016,
dalam mengkonsultasikan permasalahan mahasiswa nya yang berhubungan
dengan performa akademik secara periodik, dengan langkah sebagai
berikut:
- Mewajibkan perwalian minimal 3x dalam 1 semester
- Memberikan panduan/pelatihan terkait cara menanggapi masalah
non klinis mahasiswa yang berkaitan dengan akademik kepada dosen wali
- Adanya asesmen untuk mengevaluasi keberjalanan dosen wali dari
mahasiswa.

2. Memasifkan Informasi Layanan Kesehatan Mental Melalui Kanal Sosial


Media Universitas Padjadjaran, dan Dosen Wali
Bimbingan dan konseling di Universitas Padjadjaran diatur dalam
Peraturan Rektor No. 46 Tahun 2016. Bimbingan dan konseling dilaksanakan untuk
memberikan bantuan kepada mahasiswa Unpad yang memiliki masalah, baik akademik
maupun nonakademik agar mampu mengatasi masalah yang dihadapi, serta
dapat mengembangkan kemampuan dan pemahaman diri dalam upaya
menyelesaikan studinya. Adapun terkait prosedur pelayanannya, dijelaskan bahwa
mahasiswa dapat mendatangi TPBK atas keinginan sendiri atau atas anjuran dosen wali;
dosen wali akan memberi surat pengantar untuk ke TPBK.
Saat ini, mahasiswa Unpad menjadikan PKUP sebagai tempat konseling
yang bisa diandalkan, disebabkan layanan tersebut gratis khusus untuk mahasiswa
Unpad. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh BEM Kema Unpad pada Mei
lalu, kebanyakan mahasiswa berharap agar Unpad bisa lebih cepat dan lebih responsif
terkait dengan penanganan administrasi pelayanan kesehatan mentalnya. Terdapat
mahasiswa yang cukup menunggu satu minggu untuk jadwal konselingnya, namun
terdapat juga mahasiswa yang harus menunggu hingga satu atau dua bulan.
Permintaan yang semakin banyak dengan Sumber Daya Manusia di PKUP
yang sedikit menyebabkan beberapa mahasiswa harus menunggu lebih dari satu bulan
untuk mendapatkan jadwal konselingnya. Jangan sampai karena menunggu lama,
kesehatan mental mahasiswa harus menjadi korban. Maka dari itu, kami meminta pihak
rektorat untuk membantu memasifkan informasi layanan kesehatan mental melalui
kanal sosial media Universitas Padjadjaran, dan dosen wali.

3. Memaksimalkan Pelayanan Kesehatan Mental dan Regulasi dari PKUP


Pusat Konseling Universitas Padjadjaran (PKUP) merupakan unit
layanan konseling yang
dikelola oleh Fakultas Psikologi Unpad. PKUP didirikan dan diperuntukkan bagi
seluruh
civitas akademika Unpad, baik mahasiswa, tenaga kependidikan, maupun dosen yang
membutuhkan bantuan psikologis secara gratis. PKUP diresmikan pada tanggal 17
Juli
2020 oleh Rektor Universitas Padjadjaran, namun PKUP sudah menjalankan
kegiatan
pelayanan sejak September 2019 (Unpad, 2020).
PKUP merupakan layanan konseling yang bisa membantu mahasiswa
Unpad, terlebih layanan tersebut diberikan secara gratis. Namun, untuk
memaksimalkan pelayanannya, terdapat rangkuman harapan dari kema Unpad terkait
layanan kesehatan mental di Unpad yang sudah dikumpulkan melalui jajak pendapat
pada bulan Mei lalu sebagai berikut.
1. Akses bantuan layanan kesehatan mental di Unpad diharapkan lebih
baik lagi, lebih cepat administrasinya, dan lebih responsif.
2. Isu kesehatan mental dan segala bentuk fasilitasnya harap untuk
lebih disosialisasikan kembali.

3. Pihak universitas diharapkan lebih terbuka terkait isu kesehatan mental.


Untuk memperdalam pemahaman terkait layanan kesehatan mental di
Unpad, kami mewawancarai dua orang responden yang sudah pernah melakukan
konseling di PKUP. Adapun untuk respon pertama, ia merasa tidak terlalu puas
dengan PKUP karena waktu menunggu yang terlalu lama (menunggu lebih dari
satu bulan) dan ternyata ketika jadwal konselingnya sudah ditentukan,
permasalahan yang ia hadapi sudah terlewati. Namun, untuk responden kedua,
merasa sudah puas dengan layanan PKUP. Waktu tunggu yang ia jalani kurang
lebih satu minggu, dan ia melakukan konseling dari Oktober-November 2020.
Meskipun sudah merasa puas, responden kedua tetap berharap untuk adanya
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di PKUP, agar tidak ada mahasiswa
yang perlu menunggu lama untuk mengonsultasikan permasalahannya.
Kesehatan mental merupakan hal yang penting. Adanya PKUP tentu
sangat membantu mahasiswa. Namun, perlu ada perbaikan agar semua mahasiswa
dapat merasa terbantu dengan layanan yang sudah tersedia. PKUP perlu untuk
meningkatkan SDM agar mahasiswa tidak perlu menunggu terlalu lama untuk
konseling. Karena hal ini sangat berkaitan dengan kepentingan mahasiswa, maka
pihak rektorat diharapkan memberi perhatian terhadap hal ini dan bisa membantu
untuk memaksimalkan layanan PKUP dengan penambahan SDM untuk
menangani masalah kesehatan mental pada mahasiswa

4. Adanya pelatihan dan program untuk konselor sebaya pada Mahasiswa agar
dapat mengoptimalkan pengawalan isu kesehatan mental di lingkungan
kampus.
Lampiran Hasil Wawancara Responden 1

1. Data demografi:
a. Inisial = J
b. Umur = 19
c. JK = Perempuan
d. Angkatan = 2020
e. Fakultas = Psikologi

2. Proses konseling PKUP:


a. Mengisi google formulir:
i. Data pribadi (nama, fakultas, npm, nomor yang bisa dihubungi)
ii. Pre-test berkaitan dengan keluhan
iii. Tunggu dikontak oleh pihak PKUP (untuk kasus subjek ini
ditunggu selama 2 minggu)
b. Masa tunggu:
i. Setelah 2 minggu dikontak pihak PKUP
1. Hanya untuk mengabarkan bahwa subjek berada di waiting list,
kurang lebih diinstruksikan menunggu satu bulan
ii. H-3 atau H-7 (subjek lupa) dihubungi kembali oleh pihak PKUP
1. Diberi tahu sudah gilirannya untuk konseling dan menentukan
tanggal konseling
2. Diberi tahu psikolog yang akan mengonseling
c. Konseling:
i. 60 menit
ii. Biasa saja
iii. Dijadwalkan konseling 2 minggu lagi
1. Subjek lupa sudah 2 minggu atau belum tetapi belum dikontak
sampai sekarang
3. Kesan selama menjadi klien PKUP:
a. Tidak terlalu puas:
i. Waktu menunggu terlalu lama (2 minggu menunggu dihubungi kembali dan
1 bulan untuk jadwal konseling)
ii. “Mending curhat sama temen”
iii. Konseling saat masalahnya sudah lewat (setelah menunggu
jadwal konseling selama satu bulan lebih)
b. Sesi konseling bermanfaat (walaupun sedikit)
c. “Gak jelek banget, jelek aja.”

4. Harapan subjek terhadap pelayanan PKUP:


a. Bisa dikhususkan ke mahasiswa
i. Setelah di crosscheck oleh Kastrat Fapsi, PKUP menerima konseling dengan
pihak RS Hasan Sadikin Bandung
b. Lebih mengatur skala prioritasnya lagi
i. Menurut subjek, skala prioritas PKUP adalah yang masalahnya lebih serius
didahulukan dibandingkan yang daftar pertama
ii. Perlu memerhatikan tingkat orang-orang menahan kesulitan yang berbeda-
beda
1. Walaupun masalahnya “kecil” tapi tetap saja itu sebuah masalah yang perlu
penanganan.

5. Pertanyaan tambahan: mengapa memilih PKUP dibandingkan biro-biro


psikologi lain?
a. Alasan biaya (gratis)
b. Karena psikolog PKUP adalah dosen Fapsi
i. Lebih kenal dengan psikolognya dibandingkan dengan psikolog biro lain (total
stranger)
c. Poin tambahan: subjek tidak mengetahui jika PKUP penanganannya lama i.
“Kalau tau selama ini, mending ke biro lain dibandingkan ke
PKUP walaupun berbayar”
Lampiran Hasil Wawancara Responden 2

1. Data demografi
a. Inisial : FM
b. Usia : 19
c. JK : Perempuan
d. Fakultas : FTIP angkatan 2019

2. Pengalaman dan proses konseling di PKUP


a. Tahu dari mana? Dari sebelum masuk unpad subjek sudah tahu, karena
biasanya di setiap universitas pasti terdapat layanan kesehatan mental.
Sejak semester 1 subjek udah mulai mencari tahu layanan kesehatan
mental di Unpad di mana, dan akhirnya bertemu dengan PKUP.
Awalnya karena ingin tahu, kemudian ada teman yang membutuhkan
juga.
b. Subjek pernah merasakan konseling sebelum pandemi dan
setelah pandemi. c. Prosedur offline:

i. Datang ke PKUP langsung, langsung daftar dan menentukan hari.


ii. Kesulitan: sudah terdapat jadwal (jam dan hari) yang kosong. Subjek tinggal
memilih pilihan waktu yang sesuai dengan waktu kosongnya. Namun,
kendala dengan subjek adalah akademik sehingga menemukan jadwal yang
cocok antara konselor dengan subjek itu cukup menjadi kendala.
iii. Subjek melakukan pendaftaran sekitar awal Maret 2020, dan tidak
lama setelah itu subjek mendapat jadwal konseling. Namun,
konselingnya terputus karena pandemi dan subjek bingung bagaimana
cara melanjutkan konselingnya.
d. Prosedur online:
i. Subjek mendaftar bulan Oktober, dalam waktu menunggu satu
minggu, subjek sudah mendapatkan jadwal konselingnya.
ii. Subjek melakukan konseling secara gratis dari bulan Oktober
hingga November di setiap minggunya.
iii. Terdapat teman subjek yang mendaftar di bulan Maret, dan langsung mendapat
jadwal di bulan maret juga. Namun, terdapat juga teman subjek yang
mendaftar di bulan Maret, namun mendapat jadwal di bulan Mei. Jadi,
tergantung urgensi masalahnya.
3. Kesan selama menjadi klien
a. Merasa sangat terbantu dan bisa terselesaikan masalahnya.
b. Subjek merasa diberi kebebasan untuk memilih terbuka atau tidak
kepada konselornya. Tidak ada paksaan sama sekali dari konselor agar
subjek bercerita.

4. Hal apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan
a. Yang perlu ditingkatkan
i. SDM diperbanyak lagi, karena pemanggilannya berdasarkan
urgensi dari masalah yang dialami. Kadang apa yang di tulis di
google form itu tidak bisa menggambarkan masalah yang
sebenarnya sehingga akan lebih baik jika SDM bisa lebih banyak,
agar masalah yang dirasa ‘kecil’ juga bisa tertangani cepat
waktu.
ii. Butuh call center yang bisa menjadi wadah untuk bertanya.
Sehabis mengisi google form, tidak semua orang langsung
dihubungi. Ada baiknya, disediakan call center agar dalam jeda
waktu menunggu dari mengisi google form hingga mendapatkan
jadwal wawancara, mahasiswa tahu harus menghubungi ke
mana.
b. Yang sudah baik: konselor/psikolognya sudah sangat profesional.

5. Pertanyaan tambahan: mengapa lebih memilih PKUP daripada PIP? Subjek


mengetahui bahwa PKUP memang dikhususkan untuk mahasiswa,
sedangkan PIP untuk masyarakat umum, sehingga ketika sudah ada wadah
untuk mahasiswa kenapa harus menggunakan sarana untuk masyarakat
umum.
PENUTUP
Demikian hasil analisis rekomendasi solusi permasalahan Universitas Padjadjaran
yang kami bawakan dalam kajian bersama Aliansi Bem Se-Unpad mengenai
Evaluasi UKT, Regulasi Kekerasan Seksual di Unpad, Hybrid Learning dan
Kesehatan Mental. Makadari itu, dari hasil analisis dalam kajian ini, besar harapan
kami agar menjadi acuan bagi Rektor Unpad beserta jajaran agar dapat menerima
dan mengimplementasikan rekomendasi kebijakan beserta tuntutan dari mahasiswa
Universitas Padjadjaran ini, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Regulasi Kekerasan Seksual Universitas Padjadjaran
Buku

Abdullah, Irwan. (2001). Seks, Gender & Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta:

Tarawang Press Barker, Chris. (2006). Cultural Studies: Teori dan Praktik.

Yogyakarta Kreasi Wacana Faqih, Mansour. (2008). Analisis Gender dan

Transformasi Sosial. Yogyakarta: INSIST Press Foucault, Michel. (2019).

Arkeologi Pengetahuan. Yogyakarta: Basa Basi.

Lombard, Denys. (2005). Nusa Jawa Silang Budaya III: Warisan Kerajaan-
kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Purwanti, Ani, and Marzelina Zalianti. 2018. “Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan
Seksual Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu Kekerasan Seksual.”
Masalah-Masalah Hukum 47(2): 138.

Reid, Anthony. (2014). Asia Tenggara dalam kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah Di
Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Said, Edward. (2010). Orientalisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal / Artikel

FISIP Unpad. (2021). Kajian Kekerasan Berbasis Gender Online: Dari ‘Relasi Kuasa’
hingga Urgensi Perlindungan Korban, BEM FISIP UNPAD Kastrat, FIB
Unpad. (2021). Gender dalam Tempurung Kapitalisme. BEM Gama FIB
Unpad.

Langgeng Saputro, (2018). “Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Anak di


Kelurahan Sempaja Kecamatan Samarinda Utara (Studi Kasus “Yayasan
Kharisma Pertiwi” Rumah Perlindungan Pemulihan Psikososial Panti Asuhan
Kasih Bunda Utari)”. eJournal Sosiatri-Sosiologo Vol.6 No.4, Hal 17.

Internet

Bentuk Kekerasan Seksual: Sebuah Pengenalan. Diakses


dari https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-referensi-pemantauan-
detail/15- bentuk-kekerasan-seksual-sebuah-pengenalan pada 7 Juni 2021.
Handbook: Addressing violence and harassment against women in the world of work.
Diakses dari https://www.unwomen.org/en/digital-
library/publications/2019/03/handbook addressing-violence-and-harassment-
against-women-in-the-world-of-work pada 7 Juni 2021.

Noviana, PIvo. 2015. “Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan


Penanganannya.” Sosio Informa 1(1): 13–
28. http://ejournal.kemsos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/download/87/55
.
Pedoman Pemantauan Kekerasan terhadap Perempuan Dalam Kerangka Hak Asasi
Manusia. Diakses dari https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-
referensi-pemantauan detail/pedoman-pemantauan-kekerasan-terhadap-
perempuan-dalam-kerangka-hak asasi-manusia pada 7 Juni 2021.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia


Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
di Lingkungan Perguruan Tinggi

Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencegahan


dan Penanganan Pelecehan Seksual di Lingkungan Universitas Padjadjaran

Hybrid Learning

Dokumen Pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Surat Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri dalam
negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Coronavirus Disease
2019. https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/5baf1873d5766d3

Halaman Web
Baihaqi, H. (2021, March 22). 7 Persen Warga Sumedang Sudah Disuntik Vaksin Covid-
19. Retrieved from https://bandung.bisnis.com/read/20210322/549/1370759/7-
persen warga-sumedang-sudah-disuntik-vaksin-covid-19

(2021, March 26). Sebanyak 787.967 Warga Sumedang Jadi Sasaran Vaksinasi Covid
19. Retrieved from
https://bandung.bisnis.com/read/20210326/549/1373003/sebanyak 787967-
warga-sumedang-jadi-sasaran-vaksinasi-covid-19
(2021, April 29). Dinkes Sumedang Sulit Bujuk Lansia untuk Ikuti Vaksinasi Covid-19.
Retrieved from https://bandung.bisnis.com/read/20210429/549/1388066/dinkes-
sumedang sulit-bujuk-lansia-untuk-ikuti-vaksinasi-covid-19

CNN Indonesia. (2021, March 8). Kemendikbud: Pembukaan Kampus Mengacu


Pada SKB 4 Menteri. Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210308103809-20-
614952/kemendikbud-pembukaan-kampus-mengacu-pada-skb-4-menteri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021, March 8). Vaksinasi Covid-19 PTK
Pendidikan Tinggi Bantu Akselerasi Persiapan Perkuliahan Tatap Muka.
Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/03/vaksinasi-
covid19-ptk-pendidikan tinggi-bantu-akselerasi-persiapan-perkuliahan-tatap-
muka

Siswadi, A. (2021, March 16). Covid-19, Unpad Siapkan Rencana Vaksinasi Massal
bagi Mahasiswa. Retrieved from https://tekno.tempo.co/read/1442824/covid-19-
unpad siapkan-rencana-vaksinasi-massal-bagi-mahasiswa

Ferdiaz, Nikita Yuli. (2021). Mendikbudristek Nadiem Makarim Beri Lampu Hijau
Kuliah Tatap Muka Terbatas, Maksimal 25 Mahasiswa per Kelas. Retrieved 17
November 2021, from https://health.grid.id/read/352889722/mendikbudristek-
nadiem-makarim beri-lampu-hijau-kuliah-tatap-muka-terbatas-maksimal-25-
mahasiswa-per kelas?page=all.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Flipped Classroom Model: Solusi


bagi Pembelajaran Darurat Covid-19. Retrieved 17 November 2021,
from https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/07/flipped-classroom-
model solusibagi-pembelajaran-darurat-covid19 .

Siegelman, A. Blended, Hybrid, and Flipped Courses: What’s the Difference? | Center
for the Advancement of Teaching. Teaching.temple.edu. Retrieved 16
November 2021, from https://teaching.temple.edu/edvice-
exchange/2019/11/blended-hybrid-and flippedcourses-what%E2%80%99s-
difference

Surat Keputusan Rektor Nomor : 2257/UN6.RKT/Kep/HK/2021 Tentang


Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Lingkungan
Universitas Padjadjaran.

Kembalinya Mahasiswa Ke Kampus, Siapkah Jatinangor?


Abdillah, Shina NM Sinaga. 2020. Infografis Yuk Kenali Arti Zona Hijau, Kuning,
Oranye, Merah Covid-19. Diakses dari
https://m.liputan6.com/news/read/4582773/infografisyuk-kenali-arti-zona-
hijau-kuning-oranye-merah-Covid-19 pada 7 Juli 2021
Abdullah, Aziz. (2021, Juli 3). Optimalkan Tim Tracer, Bhabinkamtibmas
Polres Sumedang Ikuti Pelatihan 3T. Kapol.id.
Admin PMB LIPI. (2020, April 14). Peran Agama dalam Memutus Mata
Rantai Covid-19 - Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya. LIPI.
https://pmb.lipi.go.id/peran-agamadalam-memutus-mata-rantai-Covid-19/.
Admin. (2021, Juli 07). Jabar Darurat Covid-19, Tingkat Keterisian RS Sudah
90,76 Persen. TvOnenews.com
https://www.tvonenews.com/channel/news/42777-jabardarurat-Covid-19-
tingkat-keterisian-rs-sudah-9076-persen
Admin. (2021, Juli 9) Peta Sebaran Covid-19. Covid.go.id.
https://covid19.go.id/petasebaran-covid19 pada 9 Juli 2021
Admin. (2021, Juli 9). Keterisian Tempat Tidur (BOR) Berdasarkan Gejala
dan Ruang
Perawatan di Rumah Sakit. Pikobar.jabarprov.go.id.
https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-healthcare
Admin. (2021, Juli 9). Sebaran Kasus Covid-19 di Jawa Barat.
Pikobar.jabarprov.go.id. https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case
Admin. (2021, Juni 11). Terus Menerus Vaksinasi Covid 19.
Sumedangkab.go.id https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/terus-
menerus-vaksinasi-Covid-19
Admin. (2021, Juni 17). Bedol Desa Investasi di China, Jawa Barat Siap
Tampung. Cnni
Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210617144103-
92-
655708/bedol-desa-investasi-di-china-jawa-barat-siap-tampung
Admin. (2021, Juni 22). Jabar Percepat Vaksinasi Covid-19.
Bappeda.jabarprov.go.id.
http://bappeda.jabarprov.go.id/jabar-percepat-vaksinasi-Covid-19/
Adminpt. (2019, October 28). Daftar Universitas yang ada di Jatinangor.
Perumahan Griya Sari - Perumahantanjungsari.com.
https://perumahantanjungsari.com/jatinangorsebagai-kawasan-
pendidikan/.
Aminullah, A. (2021, July 4). Stok Oksigen Aman, RSUD Sumedang hanya
Kekurangan
Nakes dan BOR Penuh. KOMPAS.com.
https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/150657578/stok-
oksigen-aman-rsudsumedang-hanya-kekurangan-nakes-dan-bor-
penuh.
Aminullah, Aam. (2021, Juni 23). 35 Puskesmas di Sumedang Akan Layani
Vaksinasi Massal. Kompas.Com
https://regional.kompas.com/read/2021/06/23/181910478/35puskesmas-
di-sumedang-akan-layani-vaksinasi-massal
Aminullah, Aam. (2021, Juni 29). Atur Aktivitas Pesantren hingga Bioskop
Bupati Sumedang Keluarkan Peraturan Baru, Ini isinya. Kompas.com.
https://regional.kompas.com/read/2021/06/29/162023978/atur-
aktivitas-pesantrenhingga-bioskop-bupati-sumedang-keluarkan-
peraturan?page=all#page3
Andriana, K. (2021, Juni 20). Puskesmas Jatinangor Bantah Warga Cipacing
yang Positif Covid-19 Capai Puluhan Orang. Diakses pada 04 Juli 2021
melalui,
://jabar.tribunnews.com/2021/06/20/puskesmas-jatinangor-bantah-
warga-cipacingyang-positif-Covid-19-capai-puluhan-oranghttps.
Andriana, Kiki. (2021, Juli 7). Kasus Terus Meroket, RSUD Sumedang
Hanya Layani
Pasien Covid-19 Bergejala Berat. TribunJabar.id.
https://jabar.tribunnews.com/2021/07/07/kasus-terus-meroket-rsud-
sumedang-hanyalayani-pasien-Covid-19-bergejala-berat
Badan Pusat Statistik. (2020). Badan Pusat Statistik: Jumlah Penduduk
Menurut Wilayah,
Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin 2020.
https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2020.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. (2020). Kecamatan
Jatinangor Dalam Angka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang
2020.
https://sumedangkab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=
ZThjMDFkMT
AxZmQ5ZmFjMzNmMDYzOWJm&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdW1lZ
GFuZ2thYi5ic
HMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAyMC8wOS8yOC9lOGMw
MWQxMDFm
ZDlmYWMzM2YwNjM5YmYva2VjYW1hdGFuLWphdGluYW5nb
3ItZGFsYW0t
YW5na2EtMjAyMC5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xMi
AxNTowMjox MA%3D%3D
Bebey, Aksara. (2021, Maret 27). Ridwan Kamil Harap Ekspor Mampu
Mempercepat Pemulihan Ekonomi. Merdeka.com.
https://www.merdeka.com/uang/ridwan-kamilharap-ekspor-mampu-
mempercepat-pemulihan-ekonomi.html
Budianto, Arif. (2021, Juni 28). Vaksinasi Massal Unpad Sasar Mahasiswa
Bandung Raya dan Sumedang. INewsJabar.id.
https://jabar.inews.id/berita/vaksinasi-massal-unpadsasar-mahasiswa-
bandung-raya-dan-sumedang
CNN Indonesia. (2021, Juli, 2). Polisi Sekat Akses Keluar-Masuk DKI Mulai
Jam 00.00 Malam Ini.
.https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210702172408-
20662429/polisi-sekat-akses-keluar-masuk-dki-mulai-jam-0000-malam-
ini.
Clark A, Jit M, Warren-Gash C, et al., Centre for the Mathematical Modelling
of Infectious Diseases Covid-19 working group. Global, regional, and
national estimates of the population at increased risk of severe Covid-19
due to underlying health conditions in 2020: a modelling study. Lancet
Glob Health 2020;8:e1003-17.
Dahlan, A. (2021, July 3). PPKM Darurat Diberlakukan, Ini Titik dan Pos
Penyekatan
Polres Sumedang. TIMES Indonesia.
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/356322/ppkm-darurat-
diberlakukan-inititik-dan-pos-penyekatan-polres-sumedang.
Dob. (2021, June 25). Percepat Vaksinasi, Kemenkes Hapus Syarat KTP
Sesuai Domisili. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210625120854-
4255918/percepat-vaksinasi-kemenkes-hapus-syarat-ktp-sesuai-domisili.
Fauzan, R. (2021, March 23). Catat! Masyarakat Umum Kebagian Vaksin
Covid-19 Mei atau Juni: Ekonomi. Bisnis.com.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210323/12/1371590/catat-
masyarakat-umumkebagian-vaksin-Covid-19-mei-atau-juni.
Fikri, Ahmad. (2021, Juli 1). Bansos PPKM Darurat Dibiayai Kemensos,
Pemprov Jabar Beri Subsidi Obat. Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/1478673/bansos-ppkmdarurat-dibiayai-
kemensos-pemprov-jabar-beri-subsidi-obat
Hendriyana, A. (2021, Juli 03). Tindak Lanjut PPKM Darurat Covid-19,
Unpad Terapkan
WFH Penuh bagi Dosen dan Tendik. Retrieved from
Unpad:
https://www.unpad.ac.id/2021/07/tindak-lanjut-ppkm-darurat-Covid-
19-unpadterapkan-wfh-penuh-bagi-dosen-dan-tendik/
Ibtisam, F. (2020, September 20). Kalender Akademik Perguruan Tinggi
2020/2021 Plus
Kegiatan Mahasiswa Sepanjang Tahun. Rencanamu.
https://rencanamu.id/post/jurusan-dan-perkuliahan/kalender-
akademik-perguruantinggi-20202021-plus-kegiatan-mahasiswa-
sepanjang-tahun.

Indonesia, U. u. (2021, April 5). Suara Mahasiswa di Balik Rencana


Kembali ke Kampus. Retrieved from Kompas:
https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/05/101538471/suara-
mahasiswa-dibalik-rencana-kembali-ke-kampus?page=all#page2
Inisumedang.com. (2021, Juli 10). Sepekan PPKM Darurat, Jumlah Pelanggar
Sebanyak 283 Orang, Denda Terkumpul Rp 25 Juta Lebih.
InSumedang.com. https://inisumedang.com/sepekan-ppkm-darurat-
jumlah-pelanggar-sebanyak-283orang-denda-terkumpul-rp-25-
jutalebih/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=sepekan-
ppkm-daruratjumlah-pelanggar-sebanyak-283-orang-denda-terkumpul-rp-
25-juta-lebih
Ismail. (2021, Juli 3). Upaya Menekan Kasus Covid-19, Pemerintah
Berlakukan PPKM Darurat Per Hari Ini. RadarSumedang.id.
https://sumedang.radarbandung.id/beritautama/kota-
sumedang/2021/07/03/upaya-menekan-kasus-Covid-19-
pemerintahberlakukan-ppkm-darurat-per-hari-ini/
Ismail. (2021, Juni 23). Terkonfirmasi Positif Covid-19, Bupati Minta Warga
Hubungi PSC 119. RadarSumedang.id.
https://sumedang.radarbandung.id/berita-
utama/kotasumedang/2021/06/23/terkonfirmasi-positif-Covid-19-bupati-
minta-warga-hubungipsc-119/
Kawal Covid-19. (2020, July 4). Serial Data Virus Korona 1: 3T (Trace, Test,
Treat). KawalCOVID19. https://kawalcovid19.id/content/1288/serial-
data-virus-korona-1-3ttrace-test-treat.
Kriyanto, R. (2021, July 9). Herd Immunity dan Pemulihan Ekonomi. PT.
Kontan Grahanusa Mediatama. https://insight.kontan.co.id/news/herd-
immunity-danpemulihan-ekonomi?payment=success.
Maharani, T. (2021, July 8). Halaman Gedung DPR Diusulkan Jadi RS
Darurat
Penanganan Covid-19.
KOMPAS.com. https://nasional.kompas.com/read/2021/07/08/18470781/h
alaman-gedung-dprdiusulkan-jadi-rs-darurat-penanganan-Covid-19.
Makarim, F. R. (Ed.). (2020, December 18). Jumlah Vaksin Corona yang
Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity. halodoc.
https://www.halodoc.com/artikel/jumlah-vaksincorona-yang-dibutuhkan-
untuk-capai-herd-immunity.
Maulana, A. (2021, Mei 05). Unpad Akan Terapkan Pembelajaran Hybrid
pada Agustus Mendatang. Retrieved from Unpad:
https://www.unpad.ac.id/2021/05/unpad-akanterapkan-pembelajaran-
hybrid-pada-agustus-mendatang/
Maulana, Yudha. (2021, Juli 7). PPKM Darurat Untuk Lindungi Rakyat,
Tidak Perlu Panik. Detiknews. https://news.detik.com/berita-jawa-
barat/d-5634546/daftar-15daerah-di-jabar-masuk-zona-merah-Covid-19
Nareza, M. (Ed.). (2020, May 26). Herd Immunity, Cara yang Diduga Bisa
Menekan Penyebaran Covid-19. Alodokter.
https://www.alodokter.com/herd-immunity-carayang-diduga-bisa-
menekan-penyebaran-Covid-19.
Nareza, M. (Ed.). (2021, January 9). Mengetahui Manfaat Vaksin Covid-19
dan Kelompok Penerima Prioritasnya. Alodokter.
https://www.alodokter.com/mengetahui-manfaatvaksin-Covid-19-dan-
kelompok-penerima-prioritasnya.
Nurman, I. (2021, June 12). Kesadaran Warga Divaksin Minim, Pemdes Terus
Edukasi Warga. IniSumedang.com. https://inisumedang.com/kesadaran-
warga-divaksinmasih-minim-pemdes-terus-edukasi-warga-pentingnya-
divaksin/.
PDDikti. (2018). PDDikti: Statistik perguruan
tinggi. Diakses dari URL
https://pddikti.kemdikbud.go.id/pt.
Pemerintah Kabupaten Sumedang. (2021, July 9). Siaran Pers Perkembangan
Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Kabupaten Sumedang 9 Juli 2021 -
Kabupaten Sumedang.
https://tahu.sumedangkab.go.id/berita/detail/siaran-pers-perkembangan-
pencegahanpenyebaran-Covid-19-di-kabupaten-sumedang-9-juli-2021.
Purnamawati, D. (2021, March 12). Vaksinasi perlu dipercepat sebelum virus
bermutasi. Antara News.
https://www.antaranews.com/berita/2039586/vaksinasi-perludipercepat-
sebelum-virus-bermutasi.
Rahmadi, D. (2021, May 6). Bappenas: Transparansi jadi Kunci Penanganan
Pandemi Covid-19. merdeka.com.
https://www.merdeka.com/peristiwa/bappenas-transparansijadi-kunci-
penanganan-pandemi-Covid-19.html
Rahman, M. B. (2016). Karakteristik Pola Penghasilan Penyedia Barang dan
Jasa di Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor. Tata Loka, 10.
Randolph, H. E., & Barreiro, L. B. (2020). Herd Immunity: Understanding
Covid-19. Immunity, 52(5), 737–741.
https://doi.org/10.1016/j.immuni.2020.04.012
Red eljabar. (2021, Juni 26). Dandim 0610/Sumedang Bersama Kapolres
Serbuan Vaksinasi Nasional TNI/Polri di Wilayah Kecamatan
Cimanggung. Diakses pada 04 Juli melalui, https://eljabar.com/dandim-
0610-sumedang-bersama-kapolres-serbuanvaksinasi-nasional-tni-polri-di-
wilayah-kecamatan-cimanggung/
Rizki Adriadi Ghiffari. 2020. “Dampak Populasi dan Mobilitas Perkotaan
Terhadap
Penyebaran Pandemi Covid-19 di Jakarta”. Jurnal Tugas Geografi.
Vol. 09 No.01 hal. 87
Simbolon, Huyoga. (2021, Juni 21). Corona Varian Delta Ditemukan di Jabar,
Waspada Penularannya. Liputan6.
https://www.liputan6.com/regional/read/4587435/coronavarian-delta-
ditemukan-di-jabar-waspada-penularannya
Simbolon, Huyugo. (2021, 22 Juni). RS Nyaris Penuh, Gubernur Siapkan
Skema Hotel-Apartemen Jadi Ruang Isolasi Covid-19. Liputan6.
https://www.liputan6.com/regional/read/4587659/rs-nyaris-penuh-gubernur-
siapkanskema-hotel-apartemen-jadi-ruang-isolasi-Covid-19
Sylvia Yazid, Lie, Liliana Dea Jovita. 2020. Dampak Pandemi Terhadap
Mobilitas Manusia di Asia Tenggara. Jurnal Ilmiah Hubungan
Internasional. Vol(1) hal. 75-83
Toha. (2021, Juli 3). Dukung PPKM Darurat, Disparbudpora Sumedang Tutup
Sementara
Tempat Wisata dan Kegiatan Seni Budaya.
RadarSumedang.id.
https://sumedang.radarbandung.id/wisata/2021/07/03/dukung-ppkm-
daruratdisparbudpora-sumedang-tutup-sementara-tempat-wisata-dan-
kegiatan-seni-budaya/
Wang, W., Wu, Q., Yang, J., Dong, K., Chen, X., Bai, X., Chen, X., Chen, Z.,
Viboud, C., Ajelli, M., & Yu, H. (2020). Global, regional, and national
estimates of target population sizes for Covid-19 vaccination: descriptive
study. Research: Special Paper, 2020(371), 1–12.
https://doi.org/10.1136/bmj.m4704.
Zhang J, Litvinova M, Liang Y, et al. Changes in contact patterns shape the
dynamics of the Covid-19 outbreak in China. Science2020;368:1481-6.

Uang Kuliah Tunggal (UKT)

POLICY BRIEF: KEBIJAKAN KERINGANAN UKT


SEMESTER GANJIL 2021/2022 DI UNIVERSITAS
PADJADJARAN
BEM Kema Unpad. (2021). Survei Kesiapan Kuliah Semester Ganjil
2021/2021.
Gomes, R. C. (2006). Stakeholder management in the local
government decision-making area: evidences from a triangulation
study with the English local government. BAR - Brazilian
Administration Review, 3(1), 46–63. https://doi.org/10.1590/s1807-
76922006000100005.

Hidayat, S. (2018). MENIMBANG ULANG KONSEP GOOD


GOVERNANCE: DISKURSUS TEORETIS. Masyarakat Indonesia,
42(2), 151–165. https://doi.org/10.14203/JMI.V42I2.724.
Muhi, Ali Hanapiah. 2004. Membangun Good Governance
Pada Perguruan Tinggi di Indonesia.
https://docplayer.info/31519419-Membangun-good-governance-pada
perguruan-tinggi-di-indonesia.html, diakses 8 Juni 2021.

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Republik Indonesia. 2020. Permendikbud No 25 Tahun 2020 tentang


Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan
Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.

Sari, R. F. (2017). Good University Governance, Is It Necessary? .


Asian Journal of Education and E-Learning, 5(3), 103–106.
https://www.ajouronline.com/index.php/AJEEL/article/view/4764.

United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific. (2009). What is Good Governance?
https://www.unescap.org/resources/what-good-governance.

Universitas Padjadjaran. (2021). Rencana Kerja dan Anggaran


Tahunan (RKAT) Universitas Padjadjaran Tahun 2021.
Universitas Padjadjaran. (2020). Laporan Keuangan Universitas Padjadjaran
Tahun 2020.
Universitas Padjadjaran. (2020). Rencana Strategis Universitas Padjadjaran Tahun
2020/2024
REKOMENDASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN UKT DI LINGKUNGAN
UNPAD SEMESTER GENAP 2021/2022
Biro Riset dan Data BEM Kema Unpad. (2021). Hasil Survei Jajak Pendapat:
SHBI Chapter 2
Gomes, R. C. (2006). Stakeholder management in the local government decision-
making area: evidences from a triangulation study with the English local
government. BAR - Brazilian Administration Review, 3(1), 46–63.
https://doi.org/10.1590/s1807-76922006000100005
Hidayat, S. (2018). Menimbang Ulang Konsep Good Governance: Diskursus
Teoretis. Masyarakat Indonesia, 42(2), 151–165.
https://doi.org/10.14203/JMI.V42I2.724
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar
Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Negeri
di Lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta
Sari, R. F. (2017). Good University Governance, Is It Necessary?. Asian Journal of
Education and E-Learning, 5(3), 103–106.
https://www.ajouronline.com/index.php/AJEEL/article/view/4764
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific. (2009).
What is Good Governance? https://www.unescap.org/resources/what-good-
governance
Universitas Padjadjaran. (2020). Rencana Strategis Universitas Padjadjaran Tahun
2020-2024.
Kesehatan Mental
Son, C., Hegde, S., Smith, A., Wang, X., & Sasangohar, F. (2020). Effects of COVID-
19 on College Students’ Mental Health in the United States: Interview Survey Study.
Journal Of Medical Internet Research, 22(9), e21279. https://doi.org/10.2196/21279

Universitas Padjadjaran. 2016. Peraturan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor 46


Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Univesitas
Padjadjaran. https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/Peraturan-
Rektor-No-46-Tahun 2016-tentang-Penyelenggaraan-Pendidikan.pdf

UNPAD, H. (2020). Pusat Konseling Universitas Padjadjaran (PKUP) — Fakultas


Psikologi. Fakultas Psikologi. Retrieved 3 June 2021, from
https://psikologi.unpad.ac.id/pusat konseling-universitas-padjadjaran-pkup/.

Anda mungkin juga menyukai