Anda di halaman 1dari 24

COVER

HALAMAN PENGESAHAN

1
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................................
BAB 1 URAIAN KEGIATAN................................................................................................................
1.1 Perencanaan...........................................................................................................................
1.2 Penerimaan............................................................................................................................
1.3 Penyimpanan.........................................................................................................................
1.4 Pemisahan..............................................................................................................................
1.5 Pemusnahan...........................................................................................................................
1.6 Pengambilan, Pengemasan, Pengiriman................................................................................
BAB 2 PENUGASAN.............................................................................................................................
BAB 3 KESIMPULAN...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
LAMPIRAN............................................................................................................................................

2
BAB 1
URAIAN KEGIATAN
1.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari dari kekosongan obat. Tujuan dari perencanaan obat adalah
untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan
menghindari terjadinya stock out (kekosongan) obat, dan meningkatkan
penggunaan obat secara rasional. Hal ini dikarenakan perencanaan merupakan
hal penting dalam pengadaan obat. Apabila dalam perencanaan lemah maka
akan mempengaruhi dan mengakibatkan kekacauan siklus manajemen secara
keseluruhan mulai dari pemborosan dalam penganggaran, membengkaknya
biaya pengadaan dan penyimpanan, serta tidak tersalurnya obat hingga rusak
atau kadaluwarsa (Permenkes RI, 2011).
Berdasarkan POB/OP/THF-PT/018/1X/2019 yang terbit pada 01
September 2019 dan mulai berlaku 01 Oktober 2019 mengenai perencanaan,
untuk sistem perencanaan yang dilakukan di PBF PT. Tirta Husada Farma-Pati
menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) yaitu menentukan
jumlah optimal barang yang dipesan untuk meminimalkan pesanan, metode
konsumsi yaitu perencanaan dengan menganalisis obat atau non obat yang
sedang laku dipasaran, dan metode program supplier yaitu berpacu pada bank
garansi.
1.2 Penerimaan
Penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman obat dan / atau
bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui, tidak
rusak atau tidak mengalami perubahan selama transportasi.pengiriman obat
dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana transportasi harus diperiksa
sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan kontainer/system penutup fisik
dan fitur kemasan serta label kemasan. Nomor betch dan tanggal kadaluarsa
obat / atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan untuk
mempermudah penelusuran. Jika ditemukan obat dan / atau bahan obat diduga

3
palsu betstersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi
berwenang, dan pemegang izin edar (CDOB, 2020).
Proses penerimaan barang PT. Tirta Husada Farma dilakukan di area
penerimaan barang. Sesuai dengan panduan CDOB area penerimaan berbeda
dengan area pengiriman dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan barang
keluar atau barang masuk. Barang yang terjadi kekliruan barang keluar atau
barang masuk. Barang yang dating diterima oleh bagian gudang atau kepala
gudang dibawah pengawasan apoteker penanggung jawab. Selanjutnya barang
dibongkar dari container dan diletakkan pada area penerimaan barang, proses
pembongkaran barang dapat dilakukan oleh pemasok, karyawan PBF , dan
harus ada kejelasan orang yang membongkar. Barang diarea penerimaan
dioeriksa oleh kepala gudang dengan memperhatikan keadaan dan jumlah fisik
yang disesuaikan dengan faktur atau surat jalan yang diterima. Jika ditemukan
produk tersebut kadaluarsa maka tidak diterima. Jika terdapat ketidakcocokan
maka akan ditelusuri kesalahan tersebut apakah dari ekspedisi atau dari
pemasok, apanbila disebabkan dari ekspedisi maka ekspedisi wajib untuk
mengganti kekurangan, akan tetapi jika kesalahan terjadi pada pemasok maka
penyelesaian berdasarkan kesepakakatan antara pemasok dan PBF. Barang
yang sesuai pada surat jalan, barang akan diletakkan pada ruang karantina,
memeriksa jenis jumlah barang yang diterima, dan dicocokan dengan faktur
dari pemasok dan mengisi buku pencatatn barang dengan formulir penerimaan
barang yang meliputi:
1. Tanggal, pemasok, ekspedisi, dan nomor resi
2. Sesuai nomor batch
3. Sesuai kadaluarsa dan jangka expired date
4. Sesuai dengan purchase Order dan sesuai kriteria dll
Berdasarkan POB/OP/THF-PT/004/1X/2019 yang terbit pada 01
September 2019 dan mulai berlaku 01 Oktober 2019 mengenai penerimaan,
untuk sistem penerimaan obat dan non obat di PBF PT.Tirta Husada Farma-
Pati dilakukan pengecekan terhadap nama, jenis dan jumlah barang, harga
satuan, jumlah total harga, potongan harga (kalau ada), No. batch, dan batas
kadaluarsa oleh kepala gudang. Jika sesuai dengan persyaratan maka faktur
distempel dan di paraf oleh apoteker penanggungjawab dan di input oleh
admin. Pengecekan ini dilakukan agar terhindar dari revisi dan retur suatu obat
atau non obat saat di distribusikan.

4
1.3 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan obat agar terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia, agar aman dan mutunya terjamin.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sedian farmasi,
alat kesehatan dan bahan mdis habis pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan
penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis siap
pakai (Permenkes RI, 2016).

Bangunan yang digunakan ruang


penyimpanan harus diperhatikan
Monitoring dan Prinsip Sistem
penyimpanan Penyimpanan Suhu dan kelembapan terkontrol
Melakukan penataan ruang untuk
penyimpanan

Gambar 1.1 Prinsip Penyimpanan di PT. Tirta Husada Farma Pati


Berdasarkan POB/OP/THF-PT/005/1X/2019 yang terbit pada 01
September 2019 dan mulai berlaku 01 Oktober 2019 mengenai penyimpanan,
suatu penyimpanan obat dan non obat di PBF PT. Tirta Husada Farma-Pati
menggunakan prinsip penyimpanan mapping suhu dan monitoring suhu
ruangan. Mapping suhu merupakan kegiatan pemantauan perubahan suhu
yang terjadi di gudang penyimpanan dengan memonitor suhu pada beberapa
titik ruangan. Mapping suhu dilakukan selama 7 hari sesuai interval waktu
atau minimal 1 tahun sekali. Monitoring suhu adalah kegiatan untuk
mendeteksi kenaikan atau penurunan suhu penyimpanan di atas batas normal
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan suatu obat atau non obat
dalam ruangan yang sensitif terhadap perubahan suhu. Monitoring suhu
dilakukan setiap hari sesuai interval waktu. Proses mapping suhu dan
monitoring suhu menggunakan peralatan AC dan termohigrometer
terkalibrasi yang sudah disertai sertifikat kalibrasi.
SUHU PENYIMPANAN KETERANGAN
2⁰C-8⁰C EUA

5
15⁰C-25⁰C Prekursor dan OOT
25⁰C-30⁰C Dot merah, dot biru, dot hijau,
obat tradisional, suplemen
kesehatan, produk beraroma, alat
kesehatan dan obat atau non obat
kartonan
Tabel 1.1 Suhu Penyimpanan Obat di PT. Tirta Husada Farma Pati
1.4 Pemisahan
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat serta
menurut persyaratan yang ditetapkan yaitu dengan melakukan pemisahan atau
dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya. Tujuannya adalah untuk
memelihara mutu sediaan, menghindari penggunaan yang tidak sesuai,
menjaga ketersediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan.
Metode pemisahan penyimpanan di PBF PT. Tirta Husada Farma-Pati
menggunakan prinsip pemisahan penyimpanan dilakukan berdasarkan kelas
terapi, bentuk sediaan, jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO), dengan
memperhatikan stabilitas suhu produk, disertai sistem informasi manajemen
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.

6
Memperhatikan
stabilitas suhu produk

Kategori golongan
obat (Dot merah, biru
dan hijau), (Prekursor
dan OOT), Dan Obat
Prinsip Tradisional
Pemisahan Sistem
Penyimpanan Pemisahan
Obat Bentuk sediaan

Status Produk
(Recall, ED, Rusak,
dan Kembalian)

sistem FEFO FIFO

Gambar 1.2 Prinsip Pemisahan Penyimpanan Obat


1.5 Pemusnahan
Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat atau bahan obat yang tidak
memenuhi syarat untuk didistribusikan. Obat dan bahan obat yang akan
dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat diberi label yang jelas,
disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai prosedur tertulis.
Dalam hal pemusnahan menggunakan jasa pihak ketiga, maka harus
memastikan bahwa pemusnahan disaksikan dan dilakukan sesuai ketentuan di
bidang lingkungan hidup. Obat dan bahan obat yang akan dimusnahkan
dilakukan pre-destroy, dikemas sedemikian rupa sehingga rincian obat dan
bahan obat tidak dapat diketahui oleh pihak yang melakukan pemusnahan.
Dokumentasi terkait pemusnahan obat dan atau bahan obat termasuk
laporannya harus sesuai ketentuan. (CDOB, 2020)
Berdasarkan POB/OP/THF-PT/008/1X/2019 yang terbit pada 01
September 2019 dan mulai berlaku 01 Oktober 2019 mengenai pemusnahan,
sistem pemusnahan di PBF PT.Tirta Husada Farma-Pati dengan kriteria obat
atau non obat sudah kadaluarsa, dicabut izin edarnya, diproduksi tanpa
mememuni syarat yang berlaku, dan berhubungan dengan tindak pidana.
Pemusnahan obat atau non obat dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab
dan disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan

7
Provinsi, dan BPOM setempat serta dibuat berita acara pemusnahaan yang
ditandangani oleh Apoteker penanggung jawab dan saksi.

Gambar 1.3 Skema Pemusnahan Obat di PT. Tirta Husada Farma Pati

1.6 Pengambilan, Pengemasan, Pengiriman


Dalam pelaksanaannya proses pengambilan dan pengemasan harus
melalui serangkaian prosedur terlebih dahulu, surat pesanan harus dilakukan
skrining administrasi kualifikasi pelanggan terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan proses input data dengan pemisahan berdasarkan
golongan obat (Prekursor – Farmasi Reguler – OOT) baru kemudian
dilakukan proses pengambilan sesuai picking list yang telah dibuat dengan
memperhatikan FEFO FIFO. Barang yang telah di ambil dan disiapkan
kemudian diproses kembali dalam sistem cheker untuk memastikan kembali
mengenai kesesuaian nama barang, ED, nomor batch untuk selanjutnya dapat
dilakukan proses pengemasan.

8
Gambar 1.4 Alur Distribusi PBF Tirta Husada Farma Pati
Proses pengambilan obat dan/atau bahan obat harus dilakukan dengan
tepat sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat dan atau
bahan obat yang diambil atau disiapkan telah sesuai. Obat dan bahan obat
yang diambil harus memiliki masa simpan yang cukup sebelum masa
kedaluwarsanya dan berdasarkan FEFO, dan nomor bets obat dan atau bahan
obat yang akan diambil harus dipastikan kembali kesesuaiannya.
Pengecualian dapat diizinkan jika ada kontrol yang memadai untuk mencegah
pendistribusian obat dan atau bahan obat kedaluwarsa.
Obat dan/atau bahan obat harus dikemas sedemikian rupa sehingga
kerusakan, kontaminasi dan pencurian dapat dihindari. Kemasan harus
memadai untuk mempertahankan kondisi penyimpanan obat selama
transportasi. Kontainer kemasan obat yang akan dikirimkan harus disegel.

9
BAB 2
PENUGASAN

10
BAB 3
KESIMPULAN

Dengan merujuk pada pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker


(PKPA) di PBF Tirta Husada Farma Pati, Apoteker telah menjalankan fase
tersebut dengan efektif, teratur, dan sesuai dengan peraturan serta undang-
undang yang berlaku. Hal ini terdokumentasikan dalam aspek 5 tentang
inspeksi pada Cara Distribusi Obat yang Baik tahun 2020. Oleh karena itu,
PBF PT.Tirta Husada Farma-Pati dapat dijadikan sebagai contoh distribusi
yang memenuhi standar baik untuk menjadi tempat Praktek Kerja Profesi
Apoteker.

11
DAFTAR PUSTAKA

BPOM. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020
Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta.
2020.
Permenkes RI. (2011). Tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta:Departemen
Kesehatan RI.
Permenkes RI. (2016). Tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

12
LAMPIRAN
1. Bukti permintaan barang ke pusat

2. Surat penyerahan barang

13
3. Surat pesanan obat mengandung prekursor farmasi

14
4. Surat pesanan obat mengandung obat-obat tertentu

15
5. Alur operasional distribusi PT. Tirta Husada Farma Pati

16
6. Jalur Distribusi Obat

17
7. Mapping Suhu

18
19
20
8. Sertifikat Kalibrasi

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai