ABSTRACT
Each analysis method by some reason, must be validated. The parameters are
selectivity, accuracy, precision, linearity, LOD, LOQ, ruggedness, and robustness.
The parameters need to be calculated by assay methods.
This paper try to give some information above these methods base on some
literatures (USP 23rd, WHO, journal, etc).
Key words : Validation method, Parameter, Assay and calculation methods.
pembanding kimia CRM atau SRM) analit yang ditambahkan tadi dapat
ditambahkan ke dalam campuran ditemukan.
bahan pembawa sediaan farmasi Kriteria kecermatan sangat
(plasebo) lalu campuran tersebut tergantung kepada konsentrasi analit
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dalam matriks sampel dan pada
dengan kadar analit yang ditam- keseksamaan metode (RSD).
bahkan (kadar yang sebenarnya). Vander- wielen, dkk menyatakan
Dalam metode penambahan baku, bahwa se- lisih kadar pada berbagai
sampel dianalisis lalu sejumlah ter- penentuan
tentu analit yang diperiksa ditam-
(Xd) harus 5% atau kurang pada
bahkan ke dalam sampel dicampur
setiap konsentrasi analit pada mana
dan dianalisis lagi. Selisih kedua prosedur dilakukan. Harga rata-rata
hasil dibandingkan dengan kadar selisih secara statistik harus 1,5% atau
yang sebenarnya (hasil yang kurang. Kriteria tersebut dinyatakan
diharapkan). Dalam kedua metode secara matematik sebagai berikut:
tersebut, per- sen peroleh kembali
dinyatakan seba- gai rasio antara
hasil yang diperoleh dengan hasil Xd
. 100 < 5%
yang sebenarnya. % Perolehan X0
kembali dapat ditentukan dengan
cara membuat sampel pla- sebo
(eksepien obat, cairan biologis) Xd (S(0,95 n – I ))
. 100 -- < 1,5%
kemudian ditambah analit dengan X0 n
konsentrasi tertentu (biasanya 80%
sampai 120% dari kadar analit yang
diperkirakan), kemudian dianalisis
Xd = Xi – X0
dengan metode yang akan divalidasi.
Tetapi bila tidak memungkinkan
membuat sampel plasebo karena Xi = hasil analisis
X0 = hasil yang sebenarnya
matriksnya tidak diketahui seperti
obat-obatan paten, atau karena ana- I = nilai t pada tabel t’ student pada
litnya berupa suatu senyawa endo- atas 95%
gen misalnya metabolit sekunder S = simpangan baku relatif dari
pada kultur kalus, maka dapat di- semua pengujian
n = jumlah sampel yang dianalisis
pakai metode adisi.
Metode adisi dapat dilakukan
Kadar analit dalam metode
dengan menambahkan sejumlah
penambahan baku dapat dihitung
analit dengan konsentrasi tertentu
sebagai berikut:
pada sampel yang diperiksa, lalu
dianalisis dengan metode tersebut.
Persen perolehan kembali ditentukan C R1
=
dengan menentukan berapa persen
C+S R2
Contoh perhitungan:
zat tambahan :
3500 mg – 150 mg = 3350 mg
Meloksikam yg ditambahkan:
151,043 x 99,34% = 150,046 mg
2. Simpangan baku relatif atau ml. Tambahkan air sampai 50,0 ml,
koefisien variasi (KV) adalah: kocok (lakukan triplo).
SD
KV = x 100%
x - Pipet 2,0 ml larutan diatas. Ma-
Percobaan keseksamaan dilaku- sukan ke dalam labu ukur 10,0 ml.
kan terhadap paling sedikit enam Tambahkan air sampai 10,0 ml.
replika sampel yang diambil dari Kocok (dibuat 10 labu).
campuran sampel dengan matriks
yang homogen. Sebaiknya kesek- Standar 1000 ppm
samaan ditentukan terhadap sampel
sebenarnya yaitu berupa campuran - Timbang 50,0 mg tetrasiklin HCl.
dengan bahan pembawa sediaan Masukan ke dalam labu ukur 25,0
farmasi (plasebo) untuk melihat ml. Tambahkan air sampai 10,0
pengaruh matriks pembawa terhadap ml, kocok (lakukan triplo)
keseksamaan ini. Demikian juga
harus disiapkan sampel untuk meng- - Pipet 5,0 ml larutan diatas. Ma-
analisis pengaruh pengotor dan hasil sukan ke dalam labu ukur 10,0 ml.
degradasi terhadap keseksamaan ini. Tambahkan air sampai 10,0 ml.
Kocok (dibuat 10 labu)
Contoh uji homogenitas
Cara kerja : Suntikan 20 l standar 100 ppm dan
Standar 100 ppm standar 1000 ppm pada HPLC
- Timbang 25,0 mg tetrasiklin HCl. dengan kecepatan alir 1,0 ml/menit
Masukan kedalam labu ukur 50,0 dan panjang gelombang 360 nm.
Konsentrasi Konsentrasi
Tetrasiklin HCl Area Tetrasiklin Area
(ppm) (ppm)
100 1782560 1000 17824940
100 1784392 1000 17830710
100 1784506 1000 17831960
100 1784857 1000 17851970
100 1785275 1000 17853480
100 1807112 1000 17895130
100 1808175 1000 17899070
100 1809577 1000 17921150
100 1823930 1000 17933210
100 1853383 1000 17959770
Nilai F 4,31
S2N (terbesar)
F= 120 % sebesar 100,0 mg (masing-
S2 = (x – x )
2
masing 6, setiap 100 mg serbuk
S2l (terkecil) N–1
obat mengandung tetrasiklin HCl
S2 = variansi 50 mg). Masukan ke dalam labu
F < F tabel ukur 100,0 ml. Maka akan diper-
oleh konsentrasi larutan berturut-
Contoh perhitungan uji keseksama- turut sebesar 400, 500 dan 600 ppm.
an (presisi) - Larutkan dengan air sampai 100,0
Cara kerja ml, kocok
a. Pembuatan larutan baku - Saring dengan kertas saring Dura-
- Timbang baku Tetrasiklin HCl pore membran filter 0,45 mm HV.
20,0; 30,0 mg masing-masing ma- - Suntikan 20 l larutan uji pada
sukan ke dalam labu ukur 50,0 ml. HPLC. Hitung % kadarnya.
Maka diperoleh konsentrasi larut-
an berturut-turut sebesar 400, 500 Presisi dilakukan pada sediaan
dan 600 ppm. serbuk obat Tetrasiklin HCl dengan
- Larutkan dengan air sampai 50,0 konsentrasi 80 %, 100 %, 120 % kadar
ml, kocok. Tetrasiklin HCl, masing-masing
- Suntikkan l larutan baku pada enam kali penimbangan yang dilaku-
HPLC. kan pada hari yang berbeda selama
b. Pembuatan larutan uji 3 hari. Hasil perhitungan tersebut
- Timbang serbuk obat Tetrasiklin dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
HCl yang kadarnya 80 %, 100 %, ini.
dibuat larutan baku, larutan uji dan matik yang baik, proporsional ter-
larutan blanko. hadap konsentrasi analit dalam
a. Pembuatan larutan baku tetra- sampel. Rentang metode adalah
siklin HCl pernyataan batas terendah dan
- Timbang 25,0 mg baku tertinggi analit yang sudah ditun-
Tetrasiklin HCl, masukan jukkan dapat ditetapkan dengan
kedalam labu ukur 50,0 ml. kecermatan, keseksamaan, dan
- Larutkan dengan air sampai 50,0 linearitas yang dapat diterima.
ml, kocok.
- Suntikkan 20 l larutan uji pada Cara penentuan:
HPLC. Amati puncaknya pada Linearitas biasanya dinyatakan
kromatogram HPLC. dalam istilah variansi sekitar arah
garis regresi yang dihitung berda-
b. Pembuatan larutan uji tetrasiklin sarkan persamaan matematik data
HCl yang diperoleh dari hasil uji analit
- Timbang 100,0 mg serbuk obat dalam sampel dengan berbagai kon-
tetrasiklin HCl, masukan kedalam sentrasi analit. Perlakuan matematik
labu ukur 100,0 ml. dalam pengujian linearitas adalah
- Larutkan dengan air sampai 100,0 melalui persamaan garis lurus
ml, kocok. dengan metode kuadrat terkecil an-
- Saring dengan kertas saring tara hasil analisis terhadap konsen-
Durapore membrane filter 0,45 trasi analit. Dalam beberapa kasus,
m HV untuk memperoleh hubungan pro-
- Suntikan 20 l larutan uji pada porsional antara hasil pengukuran
HPLC. Amati puncaknya pada dengan konsentrasi analit, data yang
kromatogram HPLC. diperoleh diolah melalui transfor-
masi matematik dulu sebelum dibuat
Hasil kromatogram Tetrasiklin analisis regresinya.
HCl standar dan sampel harus Dalam praktek, digunakan satu
menun- jukkan waktu retensi yang seri larutan yang berbeda konsen-
sama dan pada daerah sekitar trasinya antara 50 – 150% kadar analit
waktu retensi tetrasiklin tersebut dalam sampel. Di dalam pustaka,
tidak boleh ada gangguan yang sering ditemukan rentang konsen-
dapat dilihat dari kromatogram trasi yang digunakan antara 0 –
larutam blanko. 200%. Jumlah sampel yang
dianalisis sekurang-kurangnya
4. Linearitas dan Rentang delapan buah sampel blanko.
Definisi: Sebagai parameter adanya hu-
Linearitas adalah kemampuan bungan linier digunakan koefisien
metode analisis yang memberikan korelasi r pada analisis regresi linier
respon yang secara langsung atau Y = a + bX. Hubungan linier yang
dengan bantuan transformasi mate-
100 1791763
200 3583526
300 5375289
400 7167052
500 9078290
600 11190450
700 12542340
800 14334110
900 16125870
1000 17918670
Slop b 17937,62
Aksis Intersep a 45047,55
Koefisien Korelasi (r) 0.999
Proses Relatif Standar Deviasi (VxO) 1,504 %
ANOVA Lineariti testing 12063,95172
5. Batas Deteksi dan Batas Kuan- kan instrumen atau tidak. Pada
titasi analisis yang tidak menggunakan
Definisi: instrumen batas tersebut ditentukan
Batas deteksi adalah jumlah ter- dengan mendeteksi analit dalam
kecil analit dalam sampel yang dapat sampel pada pengenceran bertingkat.
dideteksi yang masih memberikan Pada analisis instrumen batas deteksi
respon signifikan dibandingkan dapat dihitung dengan mengukur
dengan blangko. Batas deteksi me- respon blangko beberapa kali lalu
rupakan parameter uji batas. Batas dihitung simpangan baku respon
kuantitasi merupakan parameter blangko dan formula di bawah ini
pada analisis renik dan diartikan dapat digunakan untuk perhitungan
sebagai kuantitas terkecil analit da-
lam sampel yang masih dapat
meme- nuhi kriteria cermat dan k x Sb
seksama. Q= Sl
15,818 423452,5
31,636 832117
47,454 1252741
79,090 2101372,5
118,634 3149102
No Kons.analit
Area (Yi) Yi (Yi – Yi)2
(g/ml)
= 101671411,6
(yi – yi)2
= N–2
101671411,60
= = 33890470,52
3
3.5821,55 10.5821,55
= 26569,95 = 26569,95
metodologi yang kecil dan terus bergantung pada tipe prosedur ana-
menerus dan mengevaluasi respon litik. Metode yang digunakan untuk
analitik dan efek presisi dan akurasi. pemeriksaan produk farmasetika
Sebagai contoh, perubahan yang di- dapat diklasifikasikan seperti di
butuhkan untuk menunjukkan keku- bawah ini :
atan prosedur HPLC dapat
mencakup (tapi tidak dibatasi)
Kategori I : metode analitikal un-
perubahan komposisi organik fase tuk kuantitasi komponen maupun
gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 substansi bahan baku obat atau
unit), dan peru- bahan temperatur bahan aktif (termasuk pengawet)
kolom (± 2 - 3° C). Perubahan pada hasil akhir farmasetika ter-
lainnya dapat dilakukan bila sesuai masuk dalam kategori I.
dengan laboratorium.
Kategori II : Metode analitik
Identifikasi sekurang-kurangnya untuk menentukan campuran
3 faktor analisis yang dapat mem- dalam substansi bahan baku atau
pengaruhi hasil bila diganti atau kompo- nen sisa pada produk
diubah. Faktor orisinal ini dapat akhir farma- setika dimasukkan
diidentifikasi sebagai A, B, dan C. dalam kategori
Perubahan nilai faktor-faktor ini II. Metode ini termasuk perhi-
dapat diidentifikasi dengan a, b, dan tungan kembali secara kuantitatif
c. Lakukan analisis pada kondisi dan batas tes.
yang telah disebutkan pada peme-
Kategori III : Metode analitik ini
riksaan ketangguhan. untuk menentukan performa ka-
rakteristik (contoh: disolusi, pe-
Penetapan
Nilai eksperimental lepasan obat) termasuk dalam
faktor kategori III.
#1 #2 #3 #4
A atau a A A a a Untuk masing-masing kategori
B atau b B b B b diperlukan informasi analitik yang
C atau c C c c C berbeda. Tabel 13 berikut mem-
berikan langkah-langkah mengenai
Untuk menentukan efek peru- parameter analitik yang biasanya
bahan A, banding rata-rata hasil (#1 diperlukan untuk masing-masing
+ #2)/2 dengan (#3 + #4)/2, Untuk kategori.
efek perubahan B, bandingkan (#1 +
#3)/2 dengan (#2 +#4)/2 dan sete-
Tes SST (system suitability tests)
rusnya.
Dari validasi metode yang
dilakukan dapat diketahui apakah
SELEKSI PARAMETER
suatu metode analisis (dalam hal ini
ANALITIK
kromatografi) dapat dipakai pada
Parameter analitik yang diper-
suatu kondisi tertentu. Untuk
lukan untuk validasi dapat bervariasi
mengetahui apakah metode tadi
Tabel 13. Parameter analitik yang harus dipertimbangkan untuk tipe prosedur analitik yang
berbeda