REVIEW Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember 2004, 117 - 135
ARTIKEL
ABSTRACT
Each analysis method by some reason, must be validated. The parameters are
selectivity, accuracy, precision, linearity, LOD, LOQ, ruggedness, and robustness.
The parameters need to be calculated by assay methods.
This paper try to give some information above these methods base on some
literatures (USP 23rd, WHO, journal, etc).
Key words : Validation method, Parameter, Assay and calculation methods.
Konsentrasi Konsentrasi
Tetrasiklin HCl Area Tetrasiklin Area
(ppm) (ppm)
100 1782560 1000 17824940
100 1784392 1000 17830710
100 1784506 1000 17831960
100 1784857 1000 17851970
100 1785275 1000 17853480
100 1807112 1000 17895130
100 1808175 1000 17899070
100 1809577 1000 17921150
100 1823930 1000 17933210
100 1853383 1000 17959770
Nilai F 4,31
S2N (terbesar) (x – x )2
120 % sebesar 100,0 mg (masing-
F= S =
2
masing 6, setiap 100 mg serbuk
2l (terkecil) N–1
S obat mengandung tetrasiklin HCl
S2 = variansi 50 mg). Masukan ke dalam labu
F < F tabel ukur 100,0 ml. Maka akan diper-
oleh konsentrasi larutan berturut-
Contoh perhitungan uji keseksama- turut sebesar 400, 500 dan 600 ppm.
an (presisi) - Larutkan dengan air sampai 100,0
Cara kerja ml, kocok
a. Pembuatan larutan baku - Saring dengan kertas saring Dura-
- Timbang baku Tetrasiklin HCl pore membran filter 0,45 mm HV.
20,0; 30,0 mg masing-masing ma- - Suntikan 20 l larutan uji pada
sukan ke dalam labu ukur 50,0 ml. HPLC. Hitung % kadarnya.
Maka diperoleh konsentrasi larut-
an berturut-turut sebesar 400, 500 Presisi dilakukan pada sediaan
dan 600 ppm. serbuk obat Tetrasiklin HCl dengan
- Larutkan dengan air sampai 50,0 konsentrasi 80 %, 100 %, 120 % kadar
ml, kocok. Tetrasiklin HCl, masing-masing
- Suntikkan l larutan baku pada enam kali penimbangan yang dilaku-
HPLC. kan pada hari yang berbeda selama
b. Pembuatan larutan uji 3 hari. Hasil perhitungan tersebut
- Timbang serbuk obat Tetrasiklin dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
HCl yang kadarnya 80 %, 100 %, ini.
Tabel 4. Presisi Tetrasiklin 80 %
Konsentrasi Tetrasiklin Presentasi kadar
HCl (ppm) Area (%)
400 7168141 80,34
400 7159952 80,26
400 7112864 79,79
400 7136432 80,03
400 7116750 79,83
400 7127785 79,94
Slop b 17937,62
Aksis Intersep a 45047,55
Koefisien Korelasi (r) 0.999
Proses Relatif Standar Deviasi (VxO) 1,504 %
ANOVA Lineariti testing 12063,95172
5. Batas Deteksi dan Batas Kuan- kan instrumen atau tidak. Pada
titasi analisis yang tidak menggunakan
Definisi: instrumen batas tersebut ditentukan
Batas deteksi adalah jumlah ter- dengan mendeteksi analit dalam
kecil analit dalam sampel yang dapat sampel pada pengenceran bertingkat.
dideteksi yang masih memberikan Pada analisis instrumen batas deteksi
respon signifikan dibandingkan dapat dihitung dengan mengukur
dengan blangko. Batas deteksi me- respon blangko beberapa kali lalu
rupakan parameter uji batas. Batas dihitung simpangan baku respon
kuantitasi merupakan parameter blangko dan formula di bawah ini
pada analisis renik dan diartikan dapat digunakan untuk perhitungan
sebagai kuantitas terkecil analit da-
lam sampel yang masih dapat
k x Sb
meme- Q= Sl
nuhi kriteria cermat dan seksama.
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ
Cara penentuan: (batas kuantitasi)
Penentuan batas deteksi suatu k = 3 untuk batas deteksi atau 10
metode berbeda-beda tergantung untuk batas kuantitasi
pada metode analisis itu mengguna-
Sb = simpangan baku respon analitik a. Batas deteksi (Q)
dari blangko Karena k = 3 atau 10
Sl = arah garis linear (kepekaan Simpangan baku (Sb) = Sy/x,
arah) dari kurva antara respon maka
terhadap konsentrasi = slope (b
pada persamaan garis y = a+bx) 3 Sy/x
Q=
Sl
Batas deteksi dan kuantitasi
dapat dihitung secara statistik b. Batas kuantitasi (Q)
melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan 10 Sy/x
sama dengan nilai b pada persamaan Q=
Sl
garis linier y = a + bx, sedangkan
simpangan baku blanko sama
dengan simpangan baku residual Perhitungan LOD dan LOQ
(Sy/x.)
15,818 423452,5
31,636 832117
47,454 1252741
79,090 2101372,5
118,634 3149102
No Kons.analit
Area (Yi) Yi (Yi – Yi)2
(g/ml)
= 101671411,6
Y didapat dari pers regresi, 6. Ketangguhan metode (rugged-
misalnya: X = 15,82 maka ness)
y = 26569,95 x – 3282,9347 Definisi:
Ketangguhan metode adalah
= 417053,67 derajat ketertiruan hasil uji yang
diperoleh dari analisis sampel yang
S (y/x)2 = Variasi variabel respon (y), sama dalam berbagai kondisi uji nor-
didapat dari data-data yang dekat mal, seperti laboratorium, analisis,
dengan garis regresi instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari
yang berbeda, dll. Ketangguhan
(yi – biasanya dinyatakan sebagai tidak
= adanya pengaruh perbedaan operasi
yi)2
atau lingkungan kerja pada hasil uji.
N–2
Ketangguhan metode merupakan
101671411,60 ukuran ketertiruan pada kondisi
= = 33890470,52 operasi normal antara lab dan antar
3
analis.
Cara penentuan:
S (y/x) = V 33890470,52 = 5821,55 Ketangguhan metode ditentukan
dengan menganalisis beningan suatu
LOD = 3.SD/b LOQ = lot sampel yang homogen dalam lab
10.SD/b yang berbeda oleh analis yang ber-
beda menggunakan kondisi operasi
3.5821,55 10.5821,55 yang berbeda, dan lingkungan yang
= =
26569,95 26569,95 berbeda tetapi menggunakan pro-
sedur dan parameter uji yang sama.
= 0,66 g/ml = 2,19 g/ml Derajat ketertiruan hasil uji kemu-
dian ditentukan sebagai fungsi dari
Cara lain untuk menentukan variabel penentuan. Ketertiruan
batas deteksi dan kuantitasi adalah dapat dibandingkan terhadap kesek-
melalui penentuan rasio S/N (signal samaan penentuan di bawah kondisi
to noise ratio). Nilai simpangan baku normal untuk mendapatkan ukuran
blanko ditentukan dengan cara ketangguhan metode. Perhitung-
menghitung tinggi derau pada peng- annya dilakukan secara statistik
ukuran blanko sebanyak 20 kali pada menggunakan ANOVA pada kajian
titik analit memberikan respon. Sim- kolaboratif yang disusun oleh
pangan baku blanko juga dihitung Youden dan Stainer.
dari tinggi derau puncak ke puncak,
jika diambil dari tinggi puncak 7. Kekuatan (Robustness)
derau atas dan bawah (Np-p) maka s0 Untuk memvalidasi kekuatan
= Np-p/5 sedangkan kalau dari pun- suatu metode perlu dibuat perubahan
cak derau bawah saja (puncak
negatif) maka s0 = Np/2, selanjutnya
perhi- tungan seperti tersebut di
atas.
metodologi yang kecil dan terus bergantung pada tipe prosedur ana-
menerus dan mengevaluasi respon litik. Metode yang digunakan untuk
analitik dan efek presisi dan akurasi. pemeriksaan produk farmasetika
Sebagai contoh, perubahan yang di- dapat diklasifikasikan seperti di
butuhkan untuk menunjukkan keku- bawah ini :
atan prosedur HPLC dapat Kategori I : metode analitikal un-
mencakup (tapi tidak dibatasi) tuk kuantitasi komponen maupun
perubahan komposisi organik fase substansi bahan baku obat atau
gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 bahan aktif (termasuk pengawet)
unit), dan peru- bahan temperatur pada hasil akhir farmasetika ter-
kolom (± 2 - 3° C). Perubahan lainnya masuk dalam kategori I.
dapat dilakukan bila sesuai dengan
laboratorium. Kategori II : Metode analitik untuk
Identifikasi sekurang-kurangnya menentukan campuran dalam
3 faktor analisis yang dapat mem- substansi bahan baku atau kompo-
pengaruhi hasil bila diganti atau nen sisa pada produk akhir farma-
diubah. Faktor orisinal ini dapat setika dimasukkan dalam kategori
diidentifikasi sebagai A, B, dan C. II. Metode ini termasuk perhi-
Perubahan nilai faktor-faktor ini tungan kembali secara kuantitatif
dapat diidentifikasi dengan a, b, dan dan batas tes.
c. Lakukan analisis pada kondisi Kategori III : Metode analitik ini
yang telah disebutkan pada peme- untuk menentukan performa ka-
riksaan ketangguhan. rakteristik (contoh: disolusi, pe-
lepasan obat) termasuk dalam
Penetapan kategori III.
Nilai eksperimental
faktor
#1 #2 #3 #4 Untuk masing-masing kategori
A atau a A A a a diperlukan informasi analitik yang
berbeda. Tabel 13 berikut mem-
B atau b B b B b
berikan langkah-langkah mengenai
C atau c C c c C parameter analitik yang biasanya
Untuk menentukan efek peru- diperlukan untuk masing-masing
bahan A, banding rata-rata hasil (#1 kategori.
+ #2)/2 dengan (#3 + #4)/2, Untuk
efek perubahan B, bandingkan (#1 + Tes SST (system suitability tests)
#3)/2 dengan (#2 +#4)/2 dan sete- Dari validasi metode yang
rusnya. dilakukan dapat diketahui apakah
suatu metode analisis (dalam hal ini
SELEKSI PARAMETER kromatografi) dapat dipakai pada
ANALITIK suatu kondisi tertentu. Untuk
Parameter analitik yang diper- mengetahui apakah metode tadi
lukan untuk validasi dapat
bervariasi
Tabel 13. Parameter analitik yang harus dipertimbangkan untuk tipe prosedur
analitik yang berbeda