Tari Saman adalah tarian daerah yang berasal dari Daerah Istimewa Aceh
yang populer di dalam negeri sekaligus di mata dunia. Tarian ini biasanya
dilakukan oleh banyak orang penari yang dilakukan dengan kombinasi
gerakan duduk dan setengah berdiri. Penari Saman juga biasanya
sekaligus bernyanyi di atas panggung sambil menari.
karena tariannya yang menuntut penari untuk kompak dan saling bekerja
sama. Selain itu tarian ini juga mencerminkan pendidikan, keagamaan,
sopan santun, dan kepahlawanan karena penari diibaratkan sebagai
sebuah bala pasukan.
Penari biasanya menggunakan kostum tari yang terbuat dari kain tenun
songket khas Batak dengan ikat kepala. Makna dari tarian ini adalah
sebagai media komunikasi antara yang masih hidup dengan para leluhur
mereka sebagai penyemangat jiwa.
Tari piring adalah tarian daerah yang berasal dari Minangkabau yang
memiliki ciri khas dimana penari membawa piring saat menari. Tarian ini
biasanya terdiri dari 3 sampai 5 orang dengan diiringi alunan alat musik
tradisional Minangkabau, Bonang dan Saluang.
Tari Turuk Laggai adalah tarian daerah yang berasal dari Mentawai,
Sumatera Barat yang terinspirasi dari gerakan hewan yang ada di alam,
seperti burung, ular, ayam, hingga monyet. Tarian ini biasanya juga diiringi
dengan alat musik tradisional Mentawai, yakni gendang Gajeuma dan Uliat.
Kostum penari Turuk Laggai ini sangatlah unik hanya menggunakan kain
penutup kemaluan dan ikat kepala yang khas dengan nuansa alam liar.
Tarian ini memiliki makna Tari keseharian masyarakat kepulauan Mentawai
yang mayoritas adalah pemburu, sehingga banyak gerakan tarian meniru
gerakan binatang. Biasanya tarian ini dilakukan untuk ritual upacara
pengobatan.
Tari Jaipong adalah tarian daerah yang berasal dari Karawang dengan
konsep gerakan yang relatif lebih modern. Tarian ini menggabungkan
unsur silat, wayang golek, dan ketuk tilu ciptaan H. Suanda dan Gugum
Gumbira, seorang seniman asal Jawa Barat. Musik tradisional yang biasa
mengiringi tarian ini adalah gong, kecapi, gendang, dan rebab.