Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESENSI FILM BAHASA INDONESIA

● Identitas Film
Judul Film : Budi Pekerti
Sutradara : Wregas Bhanuteja
Produksi : Rekata Studio, Kaninga Pictures
Produser : Adi Ekatama, Ridla An-Nuur, Willawati, Nurita Anandia W.
Tahun : 2023
Durasi : 1 jam 50 menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa
Memiliki alur cerita yang terlihat kompleks namun ternyata sederhana, membuat film ini
merupakan film yang sangat relate dengan kehidupan masa kini. Wregas Bhanuteja berhasil
menampilkan film yang berisi bagaimana kejamnya kehidupan di media sosial dan berhasil
mengaduk semua emosi menjadi satu.

● Sinopsis Film

Film Budi Pekerti memiliki latar tempat di Yogyakarta ketika masa pandemi COVID-19. Film
ini menceritakan kisah seorang guru BK yang bernama Bu Prani (Sha Ine Febriyanti) yang
terlibat perselisihan dengan salah satu pengunjung di pasar.

Namun ketika perselisihan tersebut terjadi ternyata direkam oleh seseorang kemudian diunggah
pada media sosial. Akhirnya video tersebut viral dan mendapat komentar negarif dari netizen
yang menilai sikap Bu Prani tidak mencerminkan seorang guru. Video viral tersebut akhirnya
sampai didengar oleh sekolah tempat Bu Prani bekerja dan sekolah mengancam
mengeluarkannya dari sekolah.

Keluarga Bu Prani pun tidak tenang karena identitas mereka selalu dicari kesalahannya.
Akhirnya kedua anak Bu Prani yaitu Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda)
berniat ingin membantu ibunya agar permasalahan ini cepat selesai dan menjaga agar bapak
mereka yang bernama Didit (Dwi Sasono) tidak mengetahui masalah ini dikarenakan mengidap
depresi.

Bagaimana kisah Tita dan Muklas dalam menemukan jalan keluar akan masalah ini? Apakah
masalah ini akan semakin berlanjut atau berujung klarifikasi? Budi Pekerti mengangkat tema
cyber bullying dan terinspirasi dari kisah viral yang ada di media sosial, yaitu kasus yang
menimpa guru di Indonesia.
● Seputar Sutradara
Wregas Bhanuteja dikenal sebagai sutradara dan penulis skenario Indonesia yang memiliki
banyak prestasi. Beberapa prestasi yang pernah diraihnya adalah Piala Citra Sutradara Terbaik
(2021) pada film Penyalin Cahaya, Piala Citra Penulis Skenario Asli Terbaik (2021) pada film
Penyalin Cahaya, Piala Iqbal Rais Penyutradaraan Film Panjang Karya Perdana (2023) pada film
Penyalin Cahaya.
Lalu Piala Citra Film Cerita Pendek Terbaik (2019, 2016) pada film Tak Ada yang Gila di Kota
Ini dan Prenjak, Piala Maya Film Cerita Pendek Terpilih (2015) pada film Lemantun.

● Kelebihan
Menurut saya, hasilnya begitu memuaskan. Layar suasana itu berperan penting dalam
menyuguhkan nyawa film, baik secara narasi maupun visual. Budi Pekerti juga terasa nyata, dan
dekat dengan kehidupan kita. Film ini berhasil untuk mengemas situasi pada saat pandemi
dalam tampilan menarik dan tidak membosankan, namun tetap sesuai dengan kehidupan kita di
masa pandemi sebelumnya. Salah satu kelebihan dari film ini adalah bagaimana mereka banyak
menggunakan warna kuning didalam film. Hampir disetiap saat bisa dilihat terdapat warna
kuning di dalam scene film. Hal ini tentu sangat menarik, mengingat film ini berlatar pada masa
pandemi yang penuh dengan gundah gulana.
Selain itu, pemilihan musik untuk mengiringi setiap adegan sesuai dengan suasananya. Emosi
penonton berhasil dicampur adukkan dengan selipan komedi diantara huru-hara cerita. Setiap
emosi dalam adegan tersampaikan dengan baik melalui narasi yang dieksekusi dengan baik oleh
para pemain.

● Kekurangan
Kekurangan dari film ini adalah banyaknya kata kasar yang digunakan didalam film, membuat
film ini tidak cocok untuk anak dibawah umur 13 tahun, karena ditakutkan anak-anak dibawah
umur 13 tahun akan mencontoh bahasa yang mereka dengar tanpa menyaring bahasa yang
mereka gunakan.

Anda mungkin juga menyukai