Anda di halaman 1dari 82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Film Yowis Ben

Gambar 2. Poster Film Yowis Ben

Film merupakan produk media massa yang kini sangat populer.

Film juga sebagai media hiburan dimana hal tersebut merupakan salah

satu fungsi dari komunikasi. Film memiliki tempat tersendiri bagi

khalayak, dibanding dengan media massa lainnya. Tidak hanya

menyuguhkan alur cerita yang menarik, namun juga terdapat gambar

dan efek suara yang dapat menciptakan berbagai suasana sehingga

membuat khalay Terdapat banyak kategori genre dalam film yang

29
30

mengangkat cerita fiksi mapun kisah nyata yang merupakan refleksi

dari kehidupan sehari-hari. Film biasanya mengangkat realitas sosial

yang ada di sekitar kita dengan sentuhan alur cerita yang menarik. Di

dalam sebuah film juga mengandung muatan moral yang menjadi

sebuah pembelajaran bagi penonton.

Salah satu film yang memiliki pesan positif untuk kehidupan

sehari-hari yaitu film Yowis Ben yang direalise pada bulan Februari

tahun 2018 lalu. Film fiksi bergenre drama-komedi karya Bayu Skak

yang berdurasi 99 menit ini merupakan film pertamanya dan merupakan

film yang menggunakan 80 bahasa jawa dengan subtitle bahasa

indonesia. Film Yowis Ben diperankan oleh Bayu Skak, Brandon

Salim, Joshua Suherman, Cut Meyriska, serta Tutus Thomson. Film ini

disutradarai oleh Fajar Nugros, dan Bayu Skak, serta diproduksi oleh

Kharisma Starvision Plus yang diambil (shooting) di Kota Malang.

Secara garis besar, film Yowis Ben menceritakan tentang seorang

lelaki bernama Bayu (Bayu Skak) yang menyukai perempuan bernama

Susan (Cut Meyriska). Bayu sebagai tokoh utama terlahir dari keluarga

sederhana, dimana ibunya hanya berjualan pecel untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Bayu dan sahabatnya, Doni ingin membentuk sebuah

band, karena mereka ingin membuktikan kepada orang tua dan orang-

orang di sekitarnya bahwa mereka mampu menjadi orang yang sukses

melalui band. Mereka membentuk sebuah band bernama Yowis Ben

beranggotakan empat personil, Bayu, Doni, Yayan, dan Nando.


31

Perjalanan mereka penuh dengan rintangan, namun ketika mereka telah

terkenal, muncul lah konflik asmara yang menyebabkan perpecahan

persahabatan, dan membubarkan band yang telah dibentuk. Tetapi

karena hubungan persahabatan mereka sangat erat, maka mereka

menurunkan egonya dan membangun Yowis Ben kembali, hingga

akhirnya Yowis Ben dapat terkenal lagi, dan itu menjadi sebuah

pembuktian atas hasil perjuangan mereka selama ini.

Meskipun film pertama yang digarap oleh Bayu, film Yowis Ben

telah mendapatkan nominasi Indonesian Movie Actors (IMA Awards)

2018 kategori Film Terfavorit, dan mendapat penghargaan oleh

Anugerah Lembaga Sensor Film Indonesia (LSFI) 2018 kategori Film

Bioskop Klasifikasi Usia 13+. Selain itu, film tersebut juga

mengandung nilai-nilai agama dan humanitas di dalamnya, terbukti dari

komentar penonton film yang pada intinya mengatakan bahwa film

tersebut syarat makna, dan telah ditonton oleh Presiden RI, Joko

Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy,

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dan Laksda TNI, Agung Pramono.

Alasan lain penulis melakukan penelitian ini adalah, salah satu Sound

Track filmnya yang berjudul „Ojo Bolos Pelajaran‟ diunggah oleh

Kemendikbud RI ke channel Youtubenya untuk mengkampanyekan

pendidikan.

Film Yowis Ben ini mendapatkan respon positif dari

penontonnya, sehingga mendapatkan hampir satu juta penonton. Lalu,


32

di tahun 2019 ini, tepatnya pada bulan Maret, terdapat sekuel film

Yowis Ben yang berjudul Yowis Ben 2 dan telah menembus satu juta

lebih penonton.

4.1.2. Bayu Skak

Bayu Eko Moektito atau yang lebih dikenal dengan nama Bayu

Skak adalah seorang konten kreator kelahiran Malang, 13 November

1993. Berawal dari YouTube, Bayu Skak sukses membangun karirnya

sebagai seorang aktor, komedian, penulis, dan sutradara yang dikenal di

Indonesia.

Bayu Skak menjalani pendidikan di SMK Negeri 4 Malang

(Grafika) dan mengambil jurusan animasi. Ia lalu melanjutkan

pendidikan di Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang.

Pada 2009, saat Bayu masih bersekolah di SMK Grafika, ia

bersama teman-temannya (Rengga, Deka, Hisyam dan Tofa)

membentuk grup komedi bernama SKAK yang merupakan akronim

dari Sekumpulan Arek Kesel (Bahasa Indonesia: Sekumpulan Anak

Capek). Setelah itu, mereka membuat kanal di YouTube dan mulai

membuat video-video sederhana seperti video lip sync konyol. Video

ini lalu menyebar di antara teman-teman sekelas dan semakin meluas

dari mulut ke mulut. SKAK juga memiliki basis penggemar bernama

SKAKMate yang tersebar di beberapa kota di Pulau Jawa.

Kanal ini sempat vakum pada tahun 2011 karena para personil

SKAK lulus dari SMK lalu kembali aktif pada Januari 2012 dengan
33

format video komedi monolog yang membahas soal kehidupan remaja,

kebiasaan misuh di Jawa Timur, komentator game, parodi-parodi

tutorial dan tema unik yang lainnya. Videonya sebagian besar

berbahasa Jawa dengan aksen medoknya dan beberapa video berbahasa

Indonesia dan Inggris. Bergabunglah beberapa nama baru dalam SKAK

yakni Alvan Ho dan Ali, sehingga kini Bayu dibantu oleh Alvan,

Rengga, Ali, Deka dan Hisyam.

Setelah itu, Bayu mulai membuat kanal YouTube baru bernama

Bayu Skak yang berisi konten komedi, kegiatan sehari-harinya, dan

lain-lain. Lalu Bayu menerima penghargaan Best Vlog Male 2013 di

Jakarta. Selain itu kedua kanal Youtubenya menerima penghargaan

Silver Play Button dari YouTube karena memiliki lebih dari 100.000

pelanggan video. Dari situlah Bayu Skak semakin terkenal dan bertemu

dengan youtuber lainnya, dan mulai muncul di berbagai acara televisi

dan menjadi cameo atau pemeran pendamping di beberapa film.

Bayu Skak semakin memberanikan diri untuk menciptakan karya,

sehingga muncullah karya Film yang berjudul Yowis Ben, dan karena

film tersebut mendapatkan respon positif dari khalayak, maka Bayu

Skak semakin terkenal dalam dunia media massa. Kini kanal Youtube

Bayu telah mencapai lebih dari 2.000.000 subscriber (akun yang

berlangganan).
34

4.2. Temuan Penelitian

Setelah menonton keseluruhan film Yowis Ben, prosedur yang

pertama kali peneliti lakukan adalah mengumpulkan data dengan

mengidentifikasi scene yang terdapat nilai agama dalam film tersebut. Pada

bab ini, peneliti akan menyajikan data yang telah didapat ke dalam suatu pola

khusus yang didesain secara jelas untuk memudahkan tahap selanjutnya.

Dalam hal ini, peneliti membatasi penelitian dan berfokus kepada nilai

agama mengenai “sikap dan peran sekumpulan anak muda (Yowis Ben) dan

lingkungannya terhadap Tuhan dan sesama”, dalam dialog dan adegan film

Yowis Ben yang dijadikan sebuah teks. Pencatatan scene yang peneliti

lakukan berdasarkan pada alur skenario. Berhubung film Yowis Ben 90%

menggunakan Bahasa Jawa, maka dialog akan juga akan ditulis menggunakan

Bahasa Jawa, tetapi tetap peneliti sertakan dialog terjemahannya ke dalam

Bahasa Indonesia.

Berikut adalah screen capture gambar dan dialog yang menunjukkan

atau menggambarkan nilai agama tentang sekumpulan anak muda (Yowis

Ben) dan lingkungannya terhadap Tuhan dan sesama, yang peneliti jadikan

penelitian, lalu peneliti lakukan analisis wacana pada setiap scenenya:


35

4.2.1. Memperbaiki Ucapan Salam

Gambar 3. Scene membenahi salam 1

Doni : “Mlekum.”

Ibu Bayu : “Mlekum mlekum. Sing bener, Assalamu„alaikum

warahmatullahi wabarakatuh. Yok opo?”

Doni : “Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Ibu Bayu : “Waalaikumsalam warahmatullahi wabaakatuh.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Doni : “Mlekum.”

Ibu Bayu : “Mlekum mlekum. Yang bener, Assalamu„alaikum

warahmatullahi wabarakatuh. Coba ayo?”

Doni : “Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Ibu Bayu : “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”


36

Gambar 4. Scene membenahi salam 2

Doni : “Mlekum.”

Bayu : “Mlekam mlekum. Sing bener iku Assalamu‟alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Doni : “Mlekum.”

Bayu : “Mlekam mlekum. Yang bener itu, Assalamu‟alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.”

4.2.1.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah tentang

bagaimana cara mengucapkan salam yang baik dan benar, hal ini

terbukti dari dialog di atas, bahwa mengucapkan kalimat Allah

(dalam hal ini salam), tidak boleh disingkat-singkat.


37

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini, Doni sahabat Bayu memiliki

kebiasaan yang kurang baik dalam mengucapkan salam, dengan

cara menyingkatnya, kata salam yang seharusnya „Assalamu

„alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh‟ disingkatnya menjadi

„Mlekum‟. Mlekum dalam agama Islam jelas tidak memiliki

arti. Sehingga pada saat Doni berkunjung ke rumah Bayu, Ibu

Bayu dan Bayu membenahi atau memperbaiki ucapan salam

Doni yang tidak benar.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:
38

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan keluarga dan lingkungannya yang menjaga nilai-

nilai agamanya, melalui hal sederhana yaitu „Salam‟.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk anak muda saat ini, diminta agar

tidak melupakan nilai agama dalam berkehidupan sosial,

dengan cara yang sederhana yaitu mengucapkan salam dengan

baik dan benar saat bertemu orang lain.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, Bayu

Skak sebagai komunikator film menampilkan informasi untuk

anak muda saat ini, agar tidak melalaikan budaya salam

dengan benar, yang termasuk ke dalam nilai agama, dan tidak

menyingkat-nyingkat ucapan salam.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.


39

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat dua bentuk kalimat,

yaitu kalimat anjuran dan kalimat permintaan :

Kalimat anjuran diucapkan oleh Ibu Bayu dan Bayu pada

kalimat “…sing bener…” atau dalam Bahasa Indonesia berarti,

“yang benar adalah”. Ini menunjukkan bahwa Ibu Bayu, dan

Bayu sedang memberikan anjuran kepada Doni untuk

mengucapkan salam dengan benar.

Kalimat permintaan diucapkan oleh Ibu Bayu pada

kalimat “Yok opo?” atau dalam Bahasa Indonesia berarti, “ayo

coba”. Ini menunjukkan bahwa Ibu Bayu sedang meminta

Doni untuk melakukan atau mengucapkan sesuatu, yaitu

salam.

 Stlistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang dipilih adalah „Mlekum‟, dimana

memang banyak anak muda yang menggunakan kata ini sebagai

singkatan kata salam dalam kehidupan sehari-hari.


40

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanyamenggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film. Terdapat

kalimat yang ditekankan dalam scene ini, yaitu pengulangan

kata “mlekum”, yang dibenahi dengan kalimat “yang benar

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Repetisi

retoris ini dilakukan sejak menit 15:55 hingga menit ke 16:56,

yang artinya dibahas selama satu menit.

4.2.1.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan

keakraban Doni dengan keluarga Bayu, terlihat dari cara berbicara

keduanya yang cukup santai. Hal ini nampak berbeda dengan

realita sosial dimana ketika anak muda bergaul, hanya dengan

temannya saja tanpa melibatkan orangtuanya.

4.2.1.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan


41

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Di scene ini, menggambarkan realitas sosial, dimana ada

anak muda yang mengesampingkan pengucapan salam yang baik

dan benar, dan lebih memilih menyingkatnya saja. Ada pula yang

masih mempertahankan nilai agamanya, dengan mengucapkan

salam yang benar, bahkan memperbaiki ucapan salam yang tidak

benar.

4.2.2. Tekad Membuat Band

Gambar 5. Scene modal semangat

Dalam scene ini, Bayu menempelkan pamflet yang berisikan

pengumuman mencari personil untuk band yang baru dibentuk oleh

Bayu.

Bayu : “Sakwise iku, awake dhewe sepakat gawe

mbentuk band. Pertama-tama dalam band, yo kudu ono

personile. Aku karo Doni mung nggowo modal semangat. Yo


42

ora mbedakno arek rohis opo arek punk, arek catur opo arek

karate. Yakin pokoke nek ngono sing ndaftar bakal okeh.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : “Setelah itu, kami sepakat bikin band. Petama-

tama dalam band, harus ada personilnya. Aku sama Doni Cuma

bawa modal semangat. Nggak bedain mana anak rohis atau anak

punk, anak catur atau karate. Yakin, kalo gini yang daftar pasti

banyak.”

4.2.2.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah tentang

semangat dan kreatif demi membuktikan bahwa mereka mampu

berkarya. Tema ini didukung oleh kalimat “Sakwise iku, awake

dhewe sepakat gawe mbentuk band…” yang dalam Bahasa

Indonesia berarti “…Setelah itu, kami sepakat membentuk

band…” Kalimat ini menunjukkan kreatifitas pemeran. Dan

kalimat tentang semangat terdapat pada dialog “…Aku karo Doni

mung nggowo modal semangat…” dalam Bahasa Indonesia

berarti “…Aku dan Doni Cuma bawa modal semangat…”


43

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Doni dan Bayu sepakat

untuk membentuk sebuah band sebagai pembuktian kepada

orang-orang yang memandang mereka sebelah mata. Bayu

menempelkan pamphlet mencari personil band untuk

melengkapi formasi band nya.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

tekad anak muda dalam menggapai apa yang diinginkannya,


44

hal ini juga termasuk ke dalam indikator nilai agama yaitu

„semangat menggapai sesuatu‟.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk anak muda saat ini, diminta

untuk mencoba segala cara demi mengggapai impian.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, public

mendapatkan informasi mengenai kreatifitas, dan tekad dalam

memperjuangkan impian, dimana di scene ini tekad yang

dimaksud salah satunya adalah dengan membentuk sebuah

band.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, menggunakan bentuk

kalimat syarat, hal ini terlihat pada kata ”yen ngene” atau

“kalau begini” dalam Bahasa Indonesia.,


45

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya. Pada

scene ini, kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-hari

adalah „rohis, punk, catur, karate‟, disini disebutkan beberapa

kegiatan anak muda saat ini, sehingga mudah dipahami.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanyamenggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film. Terdapat

kalimat yang ditekankan dalam scene ini, yaitu pengulangan

kata „arek‟ yang artinya „anak‟. Anak yang dimaksud dan

ditekankan disini adalah anak muda.

4.2.2.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan

keyakinan dan tekad Bayu untuk membuktikan kepada orang-


46

orang yang memandangnya sebelah mata, dengan membentuk

sebuah band.

4.2.2.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat. Pada scene ini, menggambarkan realitas sosial, dimana

anak muda harus memiliki semangat yang besar untuk menggapai

impiannya.

4.2.3. Berdoa, bersyukur, dan supportive

Gambar 6. Scene berdoa sebelum memulai sesuatu 1

Yayan : “Bismillahirrahmaanirrahim.”

Gambar 7. Scene bersyukur 1


47

Bayu : “Sangar, sangar (Keren). Welcome to the band.

Selamat datang.”

Doni : “Selamat datang!”

Yayan : “Alhamdulillah.”

4.2.3.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah pelibatan

Tuhan dan sikap supportive. Terlihat Yayan menengadahkan

tangan ke atas, lalu di gambar dua terlihat Yayan menempelkan

tangannya ke dada dan mengucap syukur. Sikap supportive

diberikan oleh Bayu dan Doni kepada Yayan yang telah

menunjukkan skillnya, dengan cara memuji dan menerimanya

masuk ke dalam band.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.


48

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, ketika Yayan hendak

memulai aksinya bermain drum untuk audisi band, Yayan

memulainya dengan berdoa. Karena penampilan Yayan yang

bagus, maka Bayu dan Doni memujinya, dan menerima Yayan

untuk menjadi anggota band. Setelah Yayan diterima menjadi

anggota, Yayan langsung mengucapkan rasa syukur.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan anak muda yang menjaga nilai agamanya dengan

melibatkan Tuhan saat hendak memulai sesuatu. Dan tetap

mengingat Tuhan ketika mendapatkan kabar bahagia. Latar

kedua menggambarkan anak muda yang tetap supportive

terhadap kemampuan temannya, dengan memuji dan

memberikan kesempatan untuk bergabung dan berkarya

bersama.
49

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk anak muda saat ini, diminta agar

melibatkan Tuhan dalam setiap langkah. Hal ini (dalam nilai

agama Islam) juga telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an, Surah Al

Mukmin ayat 60 :

“Berdoalah kepada ku pastilah aku kabulkan untukmu”.

Maksudnya adalah, setiap kali memiliki hajat atau

menginginkan sesuatu hendaknya mengusahakan dengan

sungguh sungguh dan meminta pada Allah untuk

mengabulkannya. Allah senang pada hamba Nya yang

senantiasa berdoa, karena doa menghubungkan langsung

antara seorang hamba dengan Allah.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai pentingnya berdoa, dan

melibatkan Tuhan dalam apapun yang akan dilakukannya.

Selain itu, sikap supportive juga dibutuhkan dalam

berkehidupan sosial, agar tidak menjadi pribadi yang sombong

dan iri hati, meskipun kepada orang yang baru dikenalnya.


50

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat kalimat pujian yaitu

kata „sangar‟ yang berarti keren atau hebat, lalu diikuti dengan

diterimanya Yayan sebagai anggota band. Bentuk kalimat yang

digunakan Bayu lebih kepada penegasan suatu upaya yang

baik dan hebat akan menghasilkan sesuatu yang baik pula,

menggunakan kalimat berupa sebab akibat.

- Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh

komunikator atau penulis cerita film untuk menunjukkan

dimana posisi seseorang dalam wacana, dapat dilihat dari

bahasa, dan cara mengungkanpan sikap, dan perilakunya.

Dalam film Yowis Ben menggunakan 90% bahasa Jawa,

namun pada scene ini, ada beberapa kalimat yang

menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang

diucapkan oleh Bayu dan Doni.


51

Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ini

mereka lakukan secara spontan karena kagum oleh permainan

drum Yayan, mereka juga melakukan ini karena Yayan adalah

orang yang baru dikenal dan baru ditemuinya, sehingga tanpa

mengurangi rasa hormat, mereka menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa yang formal dan sopan untuk

berbicara dengan orang baru.

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya yang berkaitan dengan nilai agama adalah

„Bismillah‟, dan „Alhamdulillah‟. Hal ini menegaskan tentang,

berdoalah sebelum memulai sesuatu, dan bersyukurlah ketika

mendapatkan sesuatu.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.
52

- Grafis, Merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „sangar´ yang

berarti keren atau hebat. Hal ini menunjukkan bahwa Bayu

benar-benar kagum dengan permainan drum Yayan.

4.2.3.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan sosok

anak muda yang humble atau ramah kepada orang yang baru

dikenalnya, selain itu, ada juga peran yang religius dimana secara

tidak langsung memberikan maksud „pentingnya berdoa dan

bersyukur‟, karena setelah berdoa dan berusaha, pasti akan

mendapatkan kebaikan.

4.2.3.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Pada scene ini, memperlihatkan dua hal. Yang pertama

adalah sikap tawakal kepada Tuhan, dimana peran Yayan sebagai

orang yang melibatkan Tuhan dalam segala yang dilakukannya,

dimana masih banyak anak muda yang melalaikan hal ini. Yang
53

kedua, sikap Bayu dan Doni sebagai orang yang supportive, mau

memberikan pujian kepada orang yang benar-benar memiliki skill.

4.2.4. Taat Ibadah dan Toleransi

Gambar 8. Scene taat ibadah 1

Dalam scene ini, keempat remaja (Bayu, Doni, Yayan, dan Nandho)

ingin memulai sesi latihan bandnya. Bayu mengajak untuk segera

mulai, namun disini terlihat tokoh Yayan taat dalam beribadah

meskipun sedang tidak ada tempat ibadah di rumah Nando, disusul

oleh Bayu.

Bayu : “Yo ndang main. Main main main.”

Yayan : “Sik sik sik. Tak nggolek Masjid sik. Kate

Dhuhuran aku.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : “Ayo buruan main. Main main main.”

Yayan : “Sebentar, aku cari Masjid dulu. Sholat Dhuhur

dulu.”
54

Gambar 9. Scene toleransi

Ayah Nando sangat toleran, dengan menyediakan tempat sholat di

rumahnya.

Ayah Nando : “Ooh jangan kuatir, disini kita ada tempat sholat

untuk karyawan. Sini saya anterin.”

Bayu : “Nyusul yo.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Ayah Nando : “Ooh jangan khawatir, disini kita ada tempat

sholat untuk karyawan. Sini saya anterin.”

Bayu : “Aku nyusul ya.”

4.2.4.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah ibadah dan

toleransi. Fakta ini terlihat saat Yayan mengingat ibadah


55

sholatnya sebelum memulai aktivitas. Toleransi juga terlihat dari

Ayah Nando, yang beragama non muslim, namun menyediakan

tempat ibadah (sholat) di rumahnya (yang sekaligus toko

material) untuk karyawan.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Bayu ingin segera memulai

latihan musik dengan para personil band nya, tetapi Yayan

menyanggah dan lebih memilih untuk melaksanakan ibadah

wajibnya yaitu sholat terlebih dahulu, namun karena temannya

(Nando) beragama non muslim, maka Yayan berniat mencari

masjid. Berhubung ayah dari Nando memiliki sifat toleransi,

maka ayah Nando mempersilakan Yayan untuk sholat di tempat

ibadah yang telah disiapkannya sebagai fasilitas karyawan

tokonya. Bahkan ayah Nando bersedia mengantar Yayan hingga

sampai ke tempat sholat tersebut.


56

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan anak muda yang menjaga nilai agamanya dengan

tetap mengingat ibadah wajib yaitu sholat. Selain itu, terlihat

juga penggambaran toleransi, dimana masih ada orang yang

mau menyediakan tempat ibadah untuk orang yang beda

agama.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk anak muda saat ini, diminta agar

tetap menjalankan kewajiban agamanya selagi bersosialisasi,

tetap menjaga hubungan vertikal (hubungan dengan Tuhan),

selagi menyeimbangkan hubungan horizontal (hubungan

dengan makhluk Tuhan). Selain itu, dalam scene ini juga

dihimbau untuk tetap toleransi kepada orang yang berbeda


57

agama, karena setiap orang memiliki keyakinannya masing-

masing.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai ketaatan dalam menjalankan

kewajiban agama, dan informasi mengenai toleransi.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat kalimat inversi

yaitu peletakan unsur predikat di awal pada kalimat “kate

Dhuhuran, aku” atau yang berarti “mau sholat dhuhur dulu,

aku.” Mau sholat berarti akan melakukan sesuatu, hal itu

merupakan sebuah predikat, yang diikuti kata „Aku‟ sebagai

subjek.

- Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh

komunikator atau penulis cerita film untuk menunjukkan


58

dimana posisi seseorang dalam wacana, dapat dilihat dari

bahasa, dan cara mengungkanpan sikap, dan perilakunya.

Dalam film Yowis Ben menggunakan 90% bahasa Jawa,

namun pada scene ini, ada beberapa kalimat yang

menggunakan Bahasa Indonesia yang diucapkan oleh Ayah

Nando.

Penggunaan bahasa Indonesia ini dilakukan karena Ayah

Nando bukan asli orang Jawa, dan biasa melakukan

komunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata “Dhuhuran”, yang berarti

sholat Dhuhur, penambahan –an ini mudah dipahami dan biasa

diucapkan oleh orang yang beragama Islam ketika membahas

mengenai waktu sholat. Seperti misalnya kata lain adalah,

Subuhan, Maghriban.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan


59

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, Merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „main main

main‟yang diucapkan oleh Bayu, dan dijawab oleh Yayan

dengan kata „sik sik sik‟ yang berarti „sebentar sebentar

sebentar‟. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

tujuan yang akan dilakukan Bayu dengan yang akan dilakukan

oleh Yayan.

4.2.4.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan sikap

terpuji anak muda yang setia menjalankan kewajibannya, bahkan

sampai ingin mencari tempat ibadah (Masjid), karena menghargai

keluarga sahabatnya (Nando) yang berbeda agama. Namun

terdapat pula sosok Ayah yang baik kepada sahabat-sahabat

anaknya, bahkan rela mengantarkan salah satu sahabat anaknya

menuju ke tempat ibadah.

Sikap seperti taat ibadah, guyub rukun, dan toleransi ini

sudah jarang sekali ditemui, sehingga dengan adanya scene ini,

penulis film telah memberikan contoh yang baik bagi khalayaknya.


60

4.2.4.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Pada scene ini, memperlihatkan dua hal. Yang pertama

adalah sikap taat agama, dimana peran Yayan sebagai orang yang

mengutamakan ibadah sebelum melakukan aktivitas lain, dimana

masih banyak anak muda yang melalaikan hal ini. Yang kedua,

sikap Ayah Nando yang sangat toleransi dengan menyediakan

tempat ibadah untuk orang yang memiliki agama yang berbeda

dengannya.

Scene ini merupakan bentuk konteks atau situasi sosial

yang pada saat pembuatan film, masih banyak masyarakat yang

lalai terhadap kewajiban untuk taat beribadah dan banyak pula

orang yang egois terhadap keyakinannya, sehingga tidak dapat

mentolerir orang yang berbeda agama dengan yang dianutnya.


61

4.2.5. Mengingat Tuhan Dikala Hati Tidak Tenang

Gambar 10. Scene taat ibadah 2

Dalam adegan ini, Yayan merasa khawatir karena baru pertama kali

mengikuti lomba.

Yayan : “Bay, tak sholat sik yo?”

Bayu : “Kan mang wis maring sholat karo aku.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Yayan : “Bay, aku sholat dulu ya?”

Bayu : “Kan tadi udah sholat sama aku.”

Gambar 11. Scene berdoa sebelum memulai sesuatu 2

Pada adegan ini, Yowis Ben (Bayu, Doni, Yayan, Nandho) hendak

mengikuti ajang festival musik, dimana mereka tampil untuk

pertama kali.
62

Mc lomba : “Kita panggilkan band selanjutnya

Bayu : “Awake dhewe ki koyoke?”

Doni : “Iyo.”

Mc lomba : “Yowis Ben.”

Bayu : “Ayo, ndungo yo. Bismillah... Oke?”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Mc lomba : “Kita panggilkan band selanjutnya”

Bayu : “Giliran kita kayaknya”

Doni : “Iya.”

Mc lomba : “Yowis Ben.”

Bayu : “Ayo, berdoa dulu ya. Bismillah.. Oke?”

4.2.5.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah ibadah dan

berdoa. Fakta ini terlihat saat Yayan mengingat ibadah sholatnya

sebelum memulai aktivitas, disaat ia sedang merasa khawatir,

terlihat juga tokoh Bayu yang taat beribadah karena ketika Yayan

sudah sholat, Bayu juga sudah sholat (bersama Yayan). Berdoa

lagi-lagi menjadi tema dalam film ini. Pada scene ini, telihat Bayu
63

mengajak dan memimpin teman-temannya untuk berdoa sebelum

tampil ke panggung untuk lomba.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Yowis Ben (Bayu, Doni,

Yayan, dan Nando) akan mengikuti lomba festival musik,

namun mereka merasa gugup dan tidak percaya diri, karena ini

adalah ajang yang mereka ikuti untuk yang pertama kalinya.

Disaat-saat mereka gundah menanti giliran untuk perform,

Yayan (salah satu personil band) tetap mengingat Tuhan, dan

ingin melaksanakan Sholat, namun sebenarya sebelum itu, Ia

telah sholat bersama Bayu. Setelah nama Yowis Ben dipanggil

oleh pemandu acara, Bayu mengajak teman-temannya untuk

berdoa terlebih dahulu.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.


64

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan anak muda yang menjaga nilai agamanya dengan

tetap mengingat ibadah wajib yaitu sholat sebagai sesuatu yang

dianggap penting. Selain itu, terlihat juga penggambaran anak

muda yang tetap melibatkan Tuhan dalam setiap langkahnya,

dimana para pemuda tersebut mengandalkan do‟a sebagai

acuan sebelum memulai langkahnya.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk anak muda saat ini, diminta agar

tetap menjaga hubungan vertikal (hubungan dengan Tuhan),

Disaat khawatirpun tetap mengingat kewajibannya sebagai

makhluk Tuhan untuk beribadah dan berdo‟a.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai ketaatan dalam menjalankan

kewajiban agama. Disini, Tuhan dipandang sebagai sesuatu


65

yang mampu memberikan ketenangan dikala kekhawatiran

datang melanda.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat.

Pada scene ini, terdapat kalimat permintaan, yang diucapkan

oleh Bayu kepada teman-temannya, “Ayo ndungo yo?” atau

berarti “Ayo berdoa ya?” dalam Bahasa Indonesia. Ini

bermaksud bahwa Bayu meminta teman-temannya untuk ikut

berdoa bersamanya.

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh penontonnya

adalah penggunaan kata “Ndungo” yang dalam bahasa

Indonesia berarti „Berdoa‟.


66

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, Merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film. Pada

scene ini, yang ditekankan adalah penggunaan kata religius

seperti sholat, dan berdoa.

4.2.5.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan sikap

terpuji anak muda yang tetap mengingat kewajibannya kepada

Tuhan di saat hatinya sedang merasa tidak tenang, hal ini

membuktikan bahwa Tuhan mampu menjadi sosok yang

menenangkan. Berdoa juga dilakukan meskipun pikiran sedang

kacau, sehingga menggambarkan sikap religius dimana Tuhan

dianggap sebagai sosok yang Maha Pemberi, Pemberi yang

dimaksud disini adalah pemberi kelancaran.

4.2.5.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks
67

dibuat. Pada scene ini, memperlihatkan anak muda yang taat pada

agama, dan memerlihatkan bahwa mereka benar-benar

membutuhkan Tuhan dalam setiap langkahnya. Scene ini

merupakan salah satu bentuk situasi sosial yang pada saat

pembuatan film, masih ada orang yang lalai terhadap tugasnya

sebagai manusia untuk tetap berserah kepada Tuhan dan

melibatkan Tuhan di setiap lamgkahnya.

4.2.6. Ingat Ibadah saat Susah, Bersyukur saat Senang

Gambar 12. Scene taat ibadah 3

Ibu Bayu : “Ibu penasaran, Le. Kowe ki ono masalah opo

seh?”

Bayu : “...Wis aku tak sholat Isya‟, trus turu yo, bu?”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Ibu Bayu : “Ibu penasaran, Nak. Kamu ada masalah apa sih?”

Bayu : “...Dah, aku mau sholat Isya‟ terus tidur ya, Bu?”
68

Gambar 13. Scene ibadah & berdoa

Gambar 14. Scene bersyukur 2

Di adegan ini, Bayu mendapatkan uang dari ibunya dan berekspresi

penuh rasa syukur, karena apa yang menjadi kebingungannya telah

terselesaikan.

Bayu : (Menghitung uang) “Wolungatus, wolungatus

seket, sangangatus, pas sak yuto. Ya Allah, Alhamdulillah Ya

Allah..”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : (Menghitung uang) “800, 850, 900, pas satu juta.

Ya Allah, Alhamdulillah Ya Allah.”


69

4.2.6.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah kasih sayang

orangtua, ibadah, dan bersyukur. Fakta ini terlihat saat Ibu Bayu

perhatian, dan menanyakan apa yang sedang menjadi masalah

Bayu. Bayu tidak ingin merepotkan orangtuanya, dan tetap

mengingat ibadah sholat dan berdoa. Bayu datang kepada Tuhan

melalui ibadahnya dan memohon petunjuk dari Tuhan melalui

do‟a, dan Bayu tetap bersyukur saat ia mendapatkan rezeki.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, ibu Bayu melihat

kebingungan anaknya dalam mencari sumber uang untuk iuran

membeli kamera, untuk konten Youtube Yowis Ben. Bayu

terlihat murung dan bingung, lalu Ibu Bayu menanyakan


70

masalah apa yang sedang dihadapi anaknya. Namun Bayu

memilih tidak menceritakan pada ibunya. Di sisi lain, Bayu tetap

menjalankan kewajiban agamanya yaitu sholat, setelah itu Bayu

berdoa. Dan keesokan harinya Ibu Bayu memberikan uang

sebagai solusi atas masalah yang sedang dihadapi Bayu, lalu

Bayu bersyukur saat kebingungannya terjawab, dan

terselesaikan.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan keluarga yang harmonis, terlihat dari perhatian yang

diberikan oleh Ibu Bayu, scene ini juga menggambarkan anak

muda yang menjaga nilai agamanya dengan tetap menjalankan

ibadah wajib yaitu sholat, dan mengingat Tuhannya dengan

berdoa. Selain itu, terlihat juga penggambaran rasa syukur.


71

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya agar tetap menjaga

hubungan baik dengan keluarga, dan dengan Tuhan, jalankan

kewajiban utama sebagai hamba yaitu beribadah, datangilah

Tuhan ketika merasa sedih dan bingung, dan bersyukur

padaNya ketika mendapatkan rezeki.

Hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur‟an Surah QS. Al

Insyirah ayat 5, yang berbunyi :

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.

Maksudnya adalah, jika seseorang menghadapi sebuah

ujian dan menghadapinya dengan ikhtiar dan doa serta dalam

kesabaran, maka Allah akan menunjukkan baginya petunjuk

berupa jalan keluar atau kemudahan atas kesulitan yang

dialaminya, seusai dari selesainya ujian tersebut akan lebih

menguatkan tingkat keimanannya.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai keharmonisan, ketaatan

dalam menjalankan kewajiban agama, pentingnya berdoa dan

memohon kepada Tuhan, dan pentingnya rasa syukur.


72

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh

komunikator atau penulis cerita film untuk menunjukkan

dimana posisi seseorang dalam wacana, dapat dilihat dari

bahasa, dan cara mengungkapkan sikap, dan perilakunya.

Pada scene ini, kata atau kalimat yang menunjukkan cara

mengungkapkan sikap yaitu melalui „Ya Allah, Alhamdulillah

Ya Allah‟, kata tersebut merupakan kata ganti „Terimakasih‟

yang biasa diucapkan oleh orang yang beragama Islam, dan

ditujukan kepada Tuhan.

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata „Ya Allah Alhamdulillah

Ya Allah‟, kata tersebut sangat sering diucapkan apalagi bagi

orang yang beragama Islam, maka penonton pasti sudah tahu


73

apa makna Alhamdulillah, yaitu bentuk rasa syukur kepada

Tuhan YME.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „Ya Allah‟ yang

disebut dua kali dalam satu kalimat. Itu bermakna penekanan

rasa bahagia dan rasa syukur yang benar-benar ditujukan

kepada Tuhan.

4.2.6.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan bentuk

perhatian orangtua kepada anaknya. Juga menggambarkan sikap

religius anak muda yang setia menjalankan kewajibannya, dan

setia berdoa kepasa Tuhan, untuk memohon petunjuk atas apa yang

sedang dihadapinya. Namun tidak hanya itu, dalam scene ini juga

memperlihatkan bahwa Tuhan tidak hanya dibutuhkan ketika sulit,

namun juga tetap diingat disaat senang, karena kebahagiaan juga

datangnya dari Tuhan.


74

4.2.6.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Pada scene ini, memperlihatkan dua hal. Yang pertama

adalah keharmonisan keluarga, tergolong dalam nilai agama

hablumminannas, pada poin menjaga hubungan keluarga agar tetap

baik, lalu memperlihatkan sikap religius seperti taat ibadah,

melibatkan Tuhan ketika sedang merasa kesulitan, meminta solusi

kepada Tuhan, dan bersyukur kepada Tuhan saat mendapatkan

rezeki yang dipercaya datangnya dari Tuhan.

Scene ini merupakan salah satu bentuk konteks atau situasi

sosial yang pada saat pembuatan film, masih banyak orang yang

tidak dapat menjaga keseimbangan hubungannya dengan Tuhan,

dan hubungan dengan sesama manusia, yang dalam scene ini

adalah keluarga. Masyarakat masih banyak yang hanya

mementingkan satu sisi saja, hanya ibadah/ hanya meminta, tetapi

tidak bersyukur. Ibadah dan bersyukur, tetapi hubungan dengan

keluarganya kurang harmonis. Dan sebaliknya.


75

4.2.7. Mengingat Petuah dari Guru Mengaji

Gambar 15. Scene ingat pesan guru mengaji

Yowis Ben telah membeli sebuah kamera baru untuk project video klip

lagu-lagunya. Disini, Yayan mengingat nasihat dari guru mengajinya.

Bayu : “Yo dicoba yo.”

Nando : “Lagu sing endi enake?”

Yayan : “Nah, mumpung bahas lagu, aku ndue pesen tekan

guru ngajiku. Yok opo lek awake dhewe nggawe lagu sing onok

pesan morale?”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : “Ayok dicoba.”

Nando : “Lagu yang mana enaknya?”

Yayan : “Nah, mumpung bahas lagu, aku ingat pesan guru

ngajiku. Gimana kalau kita bikin lagu yang ada pesan

moralnya?”
76

4.2.7.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah sikap religius

dan bermoral. Fakta ini terlihat saat Yayan mengingat petuah atau

nasihat dari guru mengajinya, dan mengajak teman-teman

bandnya untuk membuat lagu yang bermoral.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Bayu, Nando, Doni dan

Yayan sedang ingin mencoba kamera yang baru dibelinya, untuk

membuat video klip, namun karena masih bingung lagu apa

yang akan dijadikan video klip, maka Yayan menyarankan

untuk membuat lagu yang memiliki pesan moral, hal itu

dicetuskan oleh Yayan karena ia mengingat nasihat dari guru

mengajinya.
77

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan sekelompok pemuda yang gemar bermusik, namun

ada salah satu yang memiliki karakter religius, sehingga ia

menyarankan agar kelompok musik (band)nya membuat lagu

yang memiliki pesan moral.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya, ketika membuat

sesuatu, mengedepankan pada isinya agar bermanfaat,

sehingga orang yang menikmati hasil karya itu dapat mencerna

pesan-pesan positif yang terkandung di dalamnya.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik


78

mendapatkan informasi mengenai diskusi yang baik dalam

menciptakan sebuah karya.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat kalimat tanya atau

kalimat interogratif, yaitu kalimat yang digunakan untuk

mencari tahu suatu informasi atau jawaban maupun respon dari

lawan bicara. Kalimat tanya ini diucapkan oleh Nando, dan

Yayan. Namun lebih ditekankan pada Yayan, saat berkata

“...yok opo lek?...” yang artinya adalah “...Bagaimana

kalau?...”

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata “...nggawe lagu sing onok


79

pesan morale” yang dalam bahasa Indonesia berarti “...bikin

lagu yang ada pesan moralnya?” kalimat ini mudah dipahami,

selain itu kalimat tersebut juga ditekankan pada scene ini

sebagai inti cerita.

4.2.7.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan bentuk

sikap pemuda yang kreatif namun tetap religius, dengan

mengandalkan guru mengajinya sebagai pedoman untuk membuat

sebuah karya, agar sesuatu yang disebut karya tersebut dapat

memiliki pesan moral, sehingga akan bermanfaat bagi yang

menikmatinya.

4.2.7.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Pada scene ini, memperlihatkan dua hal. Yang pertama

adalah kebaikan hati Yayan yang masih mengingat petuah dari

guru mengajinya. Lalu mencoba mengajak teman-temannya untuk

berbuat kebaikan dengan cara membuat sebuah karya yang

mengandung pesan moral.


80

Scene ini merupakan salah satu bentuk kritik dan himbauan

atas konteks atau situasi sosial yang pada saat pembuatan film,

dimana saat itu masih banyak anak muda khususnya anak band,

yang mengesampingkan kualitas pesan dalam lagu-lagu atau

karyanya. Sehingga karya nya pun tidak berpengaruh apa-apa,

hanya bisa didengarkan tanpa memberi manfaat.

4.2.8. Mengingatkan untuk Bersyukur dan Supportive

Gambar 16. Scene mengingatkan untuk bersyukur

Dalam scene ini, Bayu menceritakan konflik yang ada pada bandnya

kepada fans Yowis Ben. Lalu para fans memberikan motivasi agar

Bayu membuka kembali hati dan pikirannya, mengingatkan apa yang

telah diperjuangkan selama ini.

Fans 1 : “Sakjane uripmu iki kurang opo? Wedhok yo oleh,

band yo populer. Kurang opo maneh jajal?”

Fans 2 : “Heh, emang uripmu gak penak po?”

Fans 1 : “Sakjane yo gak penak sih, tapi aku bersyukur.”


81

Fans 2 : “Iyo Bay, kon iku ojo sampek kelalen karo opo

sing mbok dongakne sabendinone.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Fans 1 : “Sebenernya kurang apa lagi hidupmu? Pacar

punya, band juga populer. Kurang apalagi coba?”

Fans 2 : “Heh, memang hidupmu nggak enak ya?”

Fans 1 : “Sebenernya ya nggak enak sih, tapi aku

bersyukur.”

Fans 2 : “Iya Bay, kamu itu jangan sampai lupa dengan apa

yang yang udah kamu doakan setiap hari.”

4.2.8.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah sikap guyub

rukun dan supportive. Fakta ini terlihat saat para fans Yowis Ben

memberikan motivasi kepada Bayu, dan mengingatkan Bayu

akansegala yang telah menjadi tujuan hidupnya.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke


82

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Bayu memiliki masalah

dengan sahabat-sahabatnya Yowis Ben, tapi Bayu ragu harus

mengambil keputusan apa. Lalu para fans Yowis Ben mencoba

mengingatkan Bayu tentang rasa syukur dan mengingatkan

tentang apa yang menjadi tujuan hidup Bayu, yang menjadi

do‟a-do‟a Bayu di setiap harinya.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan sekelompok pemuda yang guyub rukun,

sekelompok pemuda ini memiliki minat musik yang sama,

yaitu Yowis Ben, mereka berusaha membangun kembali

hubungan para personil Yowis Ben yang tidak baik lagi


83

dengan cara mengingatkan salah satu personil untuk menepis

keegoisannya dan mengingat apa yang telah dilaluinya selama

ini.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya, agar tetap

bersyukur dan ingatlah tujuan utama membangun sesuatu,

ketika sudah merasa tidak butuh atau merasa ingin

meninggalkan perjuangan itu.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai diskusi yang baik dan

kebersamaan yang tak memandang strata sosial, ekonomi, dan

lain sebagainya.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat kalimat majemuk


84

setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung

(konjungsi), kalimat majemuk terlihat saat Fans 1 mengatakan

“Sakjane yo gak penak sih, tapi aku bersyukur.” Yang dalam

Bahasa Indonesia berarti “Sebenarnya ya nggak enak, tapi aku

bersyukur.”, kata „tapi‟ dalam kalimat ini sebagai konjungsi.

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata „Kon‟ yang berarti

„Kamu‟, dalam Bahasa Indonesia. Kata ini sering diucapkan,

dan menjadi bahasa dialog sehari-hari (bahasa pergaulan Jawa

Timuran) ditujukan untuk orang yang seumuran atau lebih

muda.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.


85

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „kurang opo‟ yang

berarti „kurang apa‟ dalam Bahasa Indonesia. Kalimat ini

disebut dua kali dalam satu dialog. Itu bermakna penekanan

rasa kesal untuk mengingatkan betapa beruntungnya orang

tersebut sehingga wajib untuk mensyukuri segala yang telah

dimilikinya.

4.2.8.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Kognitif sosial pada scene ini, sangat baik

ternilai oleh pembuat film, dimana masyarakat memang memiliki

rasa empati yang kurang, dan kurangnya siap supportive terhadap

orang lain, selain itu, pembuat film sadar akan sosial yang masih

membeda-bedakan level atau bahkan stereotype kepada suatu

kelompok tertentu, misal pengamen dianggap sebagai orang yang

nakal, rusuh, dan lain-lain. Namun disini pembuat film Yowis Ben

menepis kognisi sosial tersebut, dan menjadikan peran pengamen

sebagai peran kan protagonis.

Dalam scene ini, menggambarkan sikap pemuda yang

supportive, menginginkan orang lain menjadi lebih baik, melalui

peringatan akan rasa syukur dan tujuan hidup.

4.2.8.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan


86

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Tidak banyak orang yang mampu mengingatkan sesama

dalam berbuat kebaikan, tidak banyak juga orang yang peduli

dengan permasalahan yang dihadapi orang lain. Namun pada scene

ini, memperlihatkan sekelompok pemuda (para fans Yowis Ben)

ini membuktikan pentingnya empati terhadap orang lain, karakter

Bayu juga secara tidak langsung memberikan gambaran betapa

rukunnya situasi sosial disana, karena Bayu menerima mau

berkumpul, berdiskusi, dan menerima masukan dari siapapun,

tanpa memandang strata sosial dan ekonomi.

Scene ini merupakan salah satu bentuk konteks atau situasi

sosial yang ada pada saat pembuatan film, dimana saat itu masih

banyak anak muda ambisius dan acuh tak acuh. Dalam scene ini

jelas mengingatkan agar situasi sosial bisa hangat kembali, orang-

orang dapat membangun empatinya kembali tanpa memandang

latar belakang ras, dan level sosial.


87

4.2.9. Berdoa dan Bersyukur

Gambar 17. Scene berdoa sebelum memulai sesuatu 3

Gambar 18. Scene bersyukur 2

Pada scene ini, Yowis Ben terlihat berdoa sebelum memulai perform

lomba. Setelah mereka diumumkan menang, Nando salah satu personil

menempelkan kedua telapak tangannya sebagai tanda syukur.

4.2.9.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.


88

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah berdoa dan

bersyukur (pelibatan Tuhan). Terlihat dari gambar di atas,

sebelum Yowis Ben naik ke stage untuk mengikuti lomba festival

yang kedua kalinya, para personil terlihat sibuk berdoa masing-

masing, terlihat dari raut wajah dan gesture. Lalu terdapat pula

scene bersyukur, yang dilakukan oleh Nando, salah satu personil

Yowis Ben, ketika Yowis Ben memenangkan perlombaan.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan

dengan keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks

tersusun ke dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri

adalah suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema

atau alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Yowis Ben mulai mengikuti

ajang perlombaan festival musik kembali, ini lomba kedua bagi

Yowis Ben. Meski begitu, Yowis Ben tidak lantas melupakan

Tuhan, Yowis ben tetap memohon kebaikan dan keberkahan

dari Tuhan, hal ini tidak terdapat pada dialog, namun

ditunjukkan melalui sikap. Lalu setelah Yowis ben diumumkan

sebagai pemenang festival musik, Nando (salah satu personil),

menapakkan kedua tangannya dan menempelkannya ke dahi, hal

tersebut merupakan tanda syukur Nando kepada Tuhan.


89

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati

dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,

parafrase yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan sekumpulan anak muda yang religius, karena

menjaga nilai agamanya yang digambarkan dengan gesture

berdoa dan bersyukur.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya agar tetap menjaga

hubungan baik dengan Tuhan, agar selalu berdoa sebelum

memulai melakukan sesuatu, meminta restu kepada Tuhan agar

berjalan lancar. Lalu bersyukur ketika hasilnya berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik


90

mendapatkan informasi mengenai pentingnya doa yang

dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan wajib dilakukan agar

setiap harapan yang diinginkan tercapai atau dikabulkan oleh

Tuhan. Juga memperlihatkan pentingnya rasa syukur, karena

menganggap rezeki atau keuntungan itu juga datangnya dari

Tuhan.

4.2.9.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Dalam scene ini, menggambarkan bentuk

sikap religius anak muda yang setia berdoa kepada Tuhan, untuk

memohon petunjuk atas apa yang sedang dihadapinya. Selain itu,

dalam scene ini juga memperlihatkan bahwa Tuhan tidak hanya

dibutuhkan ketika sulit, namun juga tetap diingat disaat senang,

karena kebahagiaan juga datangnya dari Tuhan.

4.2.9.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat. Pada scene ini, memperlihatkan nilai agama

hablumminallah, pada poin melibatkan Tuhan ketika sedang

merasa gundah, dan bersyukur kepada Tuhan saat mendapatkan

rezeki yang dipercaya datangnya dari Tuhan.


91

Scene ini merupakan salah satu bentuk konteks atau situasi

sosial yang ada pada saat pembuatan film, bahwa masih ada

beberapa orang yang kurang mampu seimbang dalam mengingat

Tuhan, ada yang hanya mengingat saat susah, dan sebaliknya.

Scene ini membuktikan bahwa Tuhan terlibat dalam setiap langkah

hidup manusia, maka sewajarnya manusia ingat, setiap kesulitan

atau cobaan yang diberikan oleh Tuhan pasti akan ada rezeki yang

datangnya dari Tuhan pula.

4.2.10. Peran Orang Tua

Gambar 19. Scene ibu menasihati

Di scene ini, Bayu merasa kalut dengan hubungannya dan teman-

temannya yang belum membaik. Lalu ibunya memberikan petuah agar

Bayu dapat berpikir jernih kembali.

Ibu Bayu : “Ibu ancen wis tuek, gak ngerti urusane arek nom

koyok awakmu, Le. Sing ibu ngerti, awakmu iki anake ibu.

Kowe ngamuk-ngamuk nang omah sakkarep, menengno ibu yo

sakkarep. Kowe ngerti opo sing nggarai ibu loro ati? Nek
92

awakmu nggak iso tanggungjawab karo uripmu le. Kowe iki

anake almarhum Bapak Lukito, sakdurunge lungo, deke pesen

nang ibu „Bayu kudu dadi anak sing resik. Nang endi Bayu ono,

nang endi ae Bayu lungo, kudu gowo manfaat kanggo wong

liyo. Jok sampe Bayu iku dadi anak sing egois.‟ Ngerti kowe,

Le?”

Bayu : “Ngerti, Bu.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Ibu Bayu : “Ibu memang sudah tua, nggak ngerti urusan anak

muda kayak kamu, Nak. Yang ibu tau, kamu itu anaknya ibu.

Kamu marah-marah di rumah terserah, diemin ibu juga terserah.

Kamu tahu apa yang bikin ibu sakit hati? Kalau kamu nggak

bias tanggungjawab dengan dirimu, Nak. Kamu itu anaknya

almarhum Bapak Lukito. Sebelum meninggal, bapak pesen ke

ibu „Bayu harus jadi anak yang baik. Kemana Bayu ada, dimana

aja Bayu pergi, harus jadi manfaat bagi orang lain. Jangan

sampai Bayu jadi anak yang egois.‟ Paham kamu, Nak?”

Bayu : “Paham, Bu.”

4.2.10.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu
93

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah keharmonisan

keluarga. Fakta ini terlihat saat Ibu Bayu peduli dan sangat

berperan dalam keluarga, untuk menasihati Bayu tentang

kehidupan.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Bayu memiliki masalah

dengan sahabat-sahabatnya Yowis Ben, lalu ibunya mengetahui,

dan langsung memberikan nasihat kepada Bayu, agar Bayu

memahami makna hidup.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.


94

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

kehidupan keluarga yang harmonis, dalam keluarga Bayu, ibu

sangat berperan. Dimana ibu Bayu selalu mengetahui masalah

yang sedang dihadapi oleh Bayu, maka disitulah ibu Bayu ada

untuk menasihati atau memberi solusi untuk Bayu.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya, agar tetap

menjaga peran penting dalam keluarga, menjaga perhatian

sekecil apapun itu, entah kepada anak atau kepada orang tua.

Hal ini tergolong dalam salah satu bentuk Hablumminannas

yaitu menjaga hubungan baik dengan keluarga.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai peran ibu yang baik dalam

keluarga, ketika ibu ikut andil dalam memberikan solusi dan

menasihati anaknya yang merasa bingung, peran ibu sebagai


95

sahabat yang baik dengan mendiskusikan hal-hal yang perlu

dan tidak perlu dilakukan oleh anaknya.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, terdapat beberapa bentuk

kalimat :

Yang pertama adalah kalimat pernyataan atau kalimat

deklaratif. Terdapat tiga kalimat yang mengandung unsur

deklaratif, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi,

yaitu “Ibu ancen wis tuek, gak ngerti urusane arek nom koyok

awakmu, Le. Sing ibu ngerti, awakmu iki anake ibu.Kowe

ngamuk-ngamuk nang omah sakkarep, menengno ibu yo

sakkarep.”, “Bayu kudu dadi anak sing resik. Nang endi Bayu

ono, nang endi ae Bayu lungo, kudu gowo manfaat kanggo

wong liyo. Jok sampe Bayu iku dadi anak sing egois.” Dan

“Ngerti, Bu.” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “Ibu

memang sudah tua, nggak ngerti urusan anak muda kayak

kamu, Nak. Yang ibu tau, kamu itu anaknya ibu. Kamu marah-
96

marah di rumah terserah, diemin ibu juga terserah.”, “Bayu

harus jadi anak yang baik. Kemana Bayu ada, dimana aja Bayu

pergi, harus jadi manfaat bagi orang lain. Jangan sampai Bayu

jadi anak yang egois.”, dan “Paham, Bu.”

Dan yang kedua adalah, terdapat dua kalimat pertanyaan

atau interogratif, yang digunakan untuk mencari respon dari

lawan komunikasi “Kowe ngerti opo sing nggarai ibu loro

ati?” dan “Ngerti kowe, Le?” yang dalam Bahasa Indonesia

berarti “Kamu tahu apa yang bikin ibu sakit hati?” dan “Paham

kamu, Nak?”

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata „Kowe‟ yang berarti

„Kamu‟, dalam Bahasa Indonesia. Kata ini sering diucapkan,

dan menjadi bahasa dialog sehari-hari ditujukan untuk orang

yang seumuran atau lebih muda, biasanya diucapkan oleh orang

tua kepada anaknya di daerah Jawa Timuran.


97

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „kowe ngerti‟ yang

berarti „kurang apa‟ dalam Bahasa Indonesia. Kalimat ini

disebut dua kali dalam satu monolog. Itu bermakna penekanan

pernyataan yang mengajak komunikan untuk ikut berfikir

bersama. Terdapat penekanan juga pada kalimat “Bayu kudu

dadi...” yang berarti “Bayu harus jadi...”, meskipun tidak ada

pengulangan, tetapi kalimat tersebut seakan menjadi acuan

untuk kalimat-kalimat berikutnya, karena terdapat kata

“harus”.

4.2.10.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Kognitif sosial pada scene ini, sangat baik

ternilai oleh pembuat film, dimana orangtua kurang peduli

terhadap kehidupan pribadi anak, dan kurangnya sikap supportive

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh anak. Pemikiran-

pemikiran tersebut memunculkan ide bagi pembuat film Yowis


98

Ben untuk menepis kognisi sosial tersebut, dan menjadikan peran

ibu sebagai orang yang bersahabat.

4.2.10.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.

Tidak banyak orang tua yang mampu berperan supportive

terhadap anaknya, bahkan jarang sekali yang mau memperhatikan

permasalahan kehidupan pribadi sang anak. Namun pada scene ini,

memperlihatkan keharmonisan keluarga, yang tergambar dari

perhatian ibu kepada anaknya. Ibu berhasil menjadi sahabat bagi

anaknya ketika sedih, dan mampu memberikan ketenangan berupa

pemberian nasihat secara halus, dan berkomunikasi dari hati-ke-

hati.

Scene ini merupakan salah satu bentuk himbauan atas

konteks atau situasi sosial yang ada pada saat pembuatan film,

dimana masih ada anak muda yang acuh tak acuh kepada

orangtuanya, dan sebaliknya, masih banyak orangtua yang kurang

peduli terhadap permasalahan yang sedang dihadapi anaknya,

dalam scene ini jelas mengingatkan agar situasi sosial terutama

dalam keluarga harus tetap terjaga.


99

4.2.11. Saling Memaafkan dan Setia Kawan

Gambar 20. Scene saling meminta maaf

Pada scene ini, Bayu dan teman-temannya kembali berkumpul, saling

memaafkan atas segala kesalahan

Bayu : “Sepurone yo, Don? Goro-goro aku, awakmu dadi

koyok ngene.”

Doni : “Gak Bay, aku yo salah pisan. Aku terlalu

ambisius gawe membuktikan sesuatu ning wongtuwoku.”

Bayu : “Gak Don, iki salahku, Don.”

Doni : “Iki salahku, Bay.”

Bayu : “Iki salahku Don.”

Doni : “Gak, iki salahku.”

Bayu : “Gak Don, iki salahku Don.”

Doni : “Iki salahku.”

Nando : “Wis wis wis.”

Yayan : “Tekahir kali awakdhewe ngomong koyok ngene,

dadi jeneng band.”


100

Nando : “Iyo, jeneng band e awake dhewe kan Yowis Ben.

Sing wis, yowis.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : “Maaf ya, Don? Gara-gara aku, kamu jadi gini.”

Doni : “Nggak Bay, aku juga salah. Aku terlalu ambisius

buat buktiin sesuatu ke orangtuaku.”

Bayu : “Nggak Don, ini salahku, Don.”

Doni : “Ini salahku, Bay.”

Bayu : “Ini salahku Don.”

Doni : “Nggak, ini salahku.”

Bayu : “Nggak Don, ini salahku Don.”

Doni : “Ini salahku.”

Nando : “Udah udah udah.”

Yayan : “Tekahir kali kita ngomong kayak gini, jadi nama

band.”

Nando : “Iya, nama band kita kan Yowis Ben (sudahlah).

Yang udah ya udah.

Gambar 26. Scene persahabatan


101

Mereka bertekad untuk menjaga kesetiakawanannya.

Bayu : “Yowis, konco saklawase yo?”

Doni : “Konco saklawase.”

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Bayu : “Yaudah, sahabat selamanya ya?”

Doni : “Sahabat abadi.”

4.2.11.1. Wacana Struktur Teks

A. Struktur Makro (Tematik)

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari

suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu

teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Pada scene ini, tema yang diambilnya adalah persahabatan.

Fakta ini terlihat saat Doni dan Bayu berebut salah untuk saling

memaafkan, lalu mereka juga bertekad untuk menjadi sahabat

selamanya.

B. Superstruktur (Skematik)

Superstruktur ialah struktur wacana yang berhubungan dengan

keragka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Sedangkan skematik sendiri adalah

suatu teks atau wacana yang umumnya mempunyai skema atau

alur dari awal sampai akhir.


102

 Inti Cerita, dalam scene ini adalah, Bayu dan Doni saling

menyimpan kekesalan karena terdapat permasalahan pada

Yowis Ben, namun karena mereka sadar pentingnya

persahabatan, mereksa saling meminta maaf bahkan berebut

kesalahan demi mendapatkan maaf dari satu sama lain.

Kemudian setelah saling memaafkan, mereka berjanji untuk

menjadi sahabat selamanya.

C. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase

yang dipakai, dan sebagainya.

 Semantik

Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam bahasa. Elemen yang terdapat dalam semantik adalah

sebagai berikut:

- Latar

Dalam scene ini, isi cerita berlatarkan pada penggambaran

persahabatan sekelompok anak muda yang ada masanya

bertengkar dan saling memaafkan.

- Detail

Penulis film Yowis Ben ini sebagai komunikator yang

menampilkan informasi untuk penontonnya, agar tetap

menjaga hubungan persahabatan atau menjaga silaturahmi


103

dengan saudara dan kerabat. Saling memaafkan ketika ada

kesalahan. Dan tentunya poin-poin ini termasuk ke dalam salah

satu bentuk Hablumminannas, karena di samping menjaga

hubungan baik dengan Tuhan, manusia wajib menjaga atau

terus menjalin hubungan silaturahmi dengan sesama makhluk,

dengan manusia lain, terlebih dalam hubungan persahabatan.

- Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara jelas. Pada scene ini, publik

mendapatkan informasi mengenai persahabatan yang baik,

ketika ada masalah sebaiknya didiskusikan bersama, dicari

jalan tengahnya dan saling memaafkan.

 Sintaksis

Sintakis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat. Dalam

hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti.

- Bentuk Kalimat

Segi sintaksis bentuk kalimat berhubungan dengan cara

berpikir logis, menjelaskan tentang proposisi, diatur dalam satu

rangkaian kalimat. Pada scene ini, rata-rata menggunakan

kalimat pernyataan atau kalimat deklaratif, yang bertujuan

untuk menyampaikan informasi. Dan terdapat dua kalimat

pertanyaan atau interogratif, yang digunakan untuk mencari


104

jawaban atau mendapatkan respon dari lawan komunikasi yaitu

kalimat “Sepurane yo, Don?” yang berarti “Maaf ya, Don?”

dan “Yowis, konco saklawase yo?” yang berarti “Yaudah,

sahabat selamanya ya?”

 Stilistik

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata yang tersedia (style), atau bisa juga disebut

dengan kata-kata yang paling dekat dengan ungkapan sehari-

hari, sehingga mudah dicerna dan ditangkap maksudnya.

Pada scene ini, kata yang mudah dicerna oleh

penontonnya adalah penggunaan kata „Wis‟ dan „Yowis‟ yang

berarti „Sudah‟, dan „Sudahlah‟ dalam Bahasa Indonesia. Kata

ini sering diucapkan, dan menjadi bahasa dialog sehari-hari yang

bermakna „yang sudah ya sudah, yang telah terjadi biarkanlah,

yang sudah terjadi tidak perlu diungkit lagi‟.

 Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan

intonasi dan penekanan. Dalam retoris, biasanya menggunakan

gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (seperti sajak), dan lain-

lain.

- Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan oleh seseorang yang diamati dalam film.

Pengulangan kata pada scene ini ialah, kata „iki salahku‟ dan
105

„wis‟ yang berarti „ini salahku‟ dan „sudah‟ dalam Bahasa

Indonesia. Kata „iki salahku‟ menjadi topik utama dalam

dialog antara Bayu dan Doni, karena mereka merasa memiliki

kesalahan, maka mereka berebut menjadi orang yang salah,

dan yang pantas untuk meminta maaf. Kata „wis‟, menjelaskan

bahwa pertikaian untuk berebut siapa yang salah dan benar

tidak perlu diperpanjang dan sepatutnya berhenti untuk

akhirnya saling memaafkan.

4.2.11.2. Wacana Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah kesadaran dari pembuat film yang

membentuk suatu teks. Kognitif sosial pada scene ini, sangat baik

ternilai oleh pembuat film, dimana banyak remaja atau lingkungan

pertmenanan yang acuh tak acuh terhadap hubungannya antara satu

dengan yang lain. Pemikiran-pemikiran tersebut memunculkan ide

bagi pembuat film Yowis Ben untuk menepis kognisi sosial

tersebut, sehingga memunculkan peran persahabatan sebagai

sesuatu yang indah bila dijalani dengan baik.

4.2.11.3. Wacana Konteks Sosial

Analisis sosial adalah untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan dengan

keadaan atau situasi yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks

dibuat.
106

Tidak banyak orang yang mampu bersikap supportive,

terutama kepada sesama teman. Supportive yang dimaksud disini

adalah menyadari ketika memiliki kesalahan, meminta maaf agar

tidak terulang, dan kembali menjalin hubungan dengan baik.

Dalam scene ini, memperlihatkan keutuhan hubungan

persahabatan, yang ketika bertengkar mau saling memaafkan, dan

masih mau menjaga hubungan persaudaraan.

Scene ini merupakan salah satu bentuk konteks atau situasi

sosial yang ada pada saat pembuatan film, dimana masih banyak

anak muda yang ambisius. Namun dengan dibuatnya film yang

mengandung scene ini, bisa dijadikan pesan kepada penonton agar

tetap menjaga hubungan baik dengan sahabat atau teman di

lingkungan sekitar, introspeksi diri sendiri ketika memilliki

kesalahan, berani meminta maaf, dan mau memaafkan.

4.3. Pembahasan

Untuk mengembangkan teori yang sudah ada, maka hasil dalam

penelitian ini dicari relevansinya dengan teori-teori yang sudah ada dan

berlaku dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi. Pada sub bab

ini, peneliti akan mengaitkan temuan penelitian analisis wacana dari film

Yowis Ben, dengan teori yang sudah ada, yaitu teori representasi Stuart Hall.

Film Yowis Ben merupakan sumber data utama peneliti untuk dikaji dalam

penelitian ini.
107

Melalui teori Stuart Hall, peneliti dapat mengetahui penelitian yang

terkandung dalam film Yowis Ben. Dengan pemaknaan teori Stuart Hall ini,

makna dari penelitian ini akan terbentuk sehingga peneliti dapat menemukan

representasi nilai agama dalam film Yowis Ben, serta dapat

menyimpulkannya. Representasi nilai agama pada sebuah film bagaikan

gambaran nyata di dalam konteks sosial masyarakat, yang menjaga atau

menjalankan nilai-nilai agama sebagaimana mestinya. Gambaran nilai agama

yang biasa dilakukan, memang sering ditampilkan pada media hiburan,

seperti film, sinetron, dan lain sebagainya, sehingga terkadang konsep

ketuhanan atau nilai agama yang sesungguhnya terlupakan oleh sutradara aatu

produser film. Namun, sebagaimana telah peneliti bahas sebelumnya pada

bagian analisis wacana nilai agama dalam film Yowis Ben, ditemukan bahwa

nilai agama dalam kehidupan sehari-hari benar-benar direpresentasikan atau

ditekankan dalam film tersebut.

Bahasa secara sederhana merefleksikan makna yang sudah ada di luar

sana mengenai objek, manusia, dan kejadian-kejadian. Hal ini terdapat dalam

temuan peneliti dalam film Yowis Ben, pada scene yang menampilkan sikap

dan peran yang bermakna. Bahasa yang digunakan seperti “Alhamdulillah,”

“Assalamu‟alaikum,” dan lain-lain itu bermakna bahwa tokoh dalam film

Yowis Ben memiliki sikap pelibatan Tuhan. Terdapat pula makna sikap

toleransi yang dapat pada kalimat “Jangan kuatir, disini kita ada tempat

Sholat untuk karyawan.”


108

Masih banyak lagi pengungkapan makna melalui bahasa pada film

Yowis Ben, yang telah peneliti kupas pada sub bab analisis wacana scene

film Yowis Ben. Namun pada intinya, Yowis Ben berusaha menjadikan para

tokoh sebagai pembentuk pemikiran bahwa film ini berhasil membuat makna-

makna melalui bahasa yang ditampilkannya. Dalam film Yowis Ben, terdapat

pula bahasa yang mengekspresikan makna personal yaitu bahasa yang

religius, seperti “Bismillah” “Alhamdulillah” dan lain sebagainya, yang

termasuk dalam konsep ketuhanan.

Manusia dengan segala keterbatasannya, menjadikan keyakinan bahwa

ada sesuatu yang luar biasa di luar dari dirinya. Keyakinan ini membawa

manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara

menghambakan diri. Paham akan Tuhan dipelajari melalui agama. Kata

„agama‟ berasal dari Bahasa Sansekerta, yang memiliki arti „tradisi‟.

Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah „religi‟ yang berasal

dari Bahasa Latin, „religio‟ dan berakar pada kata kerja „re-ligare‟ yang

berarti „mengikat kembali‟. Maksudnya adalah, dengan bereligi, maka

seseorang akan mengikat dirinya kepada Tuhan.

Konsep Ketuhanan diwujudkan dari produser melalui tokoh-tokoh

dalam film Yowis Ben. Bayu, dan Yayan, merupakah tokoh religius utama

dalam film ini yang memiliki pandangan mengenai Tuhan yang mereka

yakini. Mereka memandang Tuhan sebagai Sang Pencipta, dan sutradara

kehidupan, yang mampu mengatur apa saja yang terjadi di dunia ini, sehingga

mereka melibatkan Tuhan dalam setiap hal yang mereka lakukan. Sedangkan
109

Doni dan Nando, hanya sedikit perannya dalam berhubungan langsung

dengan Tuhan. Melalui konsep ketuhanan para tokoh ini, sutradara ingin

menunjukkan bahwa dalam sekelompok orang pasti memiliki cara pandang

Tuhan yang berbeda, tergantung bagaimana hubungan kedekatan antara

pribadi mereka dengan Tuhan.

Dalam film Yowis Ben juga mengkonstruksikan pemaknaan melalui

kekuatan sosial dari bahasa. Pada film Yowis Ben ini, makna terkonstruksi

dapat terlihat dari wacana nilai agama, yang tidak hanya membatasi perhatian

pada struktur teks, akan tetapi bagaimana suatu teks tersebut diproduksi.

Struktur wacana atau teks dapat merepresentasikan sejumlah makna,

pendapat, dan ideologi, melalui wacana teks, kognisi, dan konteks sosial.

Nilai agama tumbuh dalam kehidupan, dimana di dalamnya terdapat

nilai-nilai kebaikan. Salah satu bentuk nilai kebaikan di dalam agama dapat

tergambar dari sebuah hubungan, hubungan dengan Tuhan (habluminallah),

dan hubungan dengan sesama makhluk Tuhan (hablumminannas).

Film Yowis Ben menceritakan hubungan manusia dengan Tuhan dan

makhluknya (manusia). Bayu, Yayan, Doni, dan Nando merupakan

sekelompok anak muda yang bersahabat dan membentuk sebuah band

bernamakan Yowis Ben, karena tergolong baru, Yowis Ben, terutama tokoh

Bayu dan Yayan, selalu melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan atau

langkah yang mereka ambil. Mereka percaya bahwa menjaga hubungan

dengan Tuhan akan memperlancar apa yang menjadi keinginannya, dengan

cara berdoa. Mereka juga selalu bersyukur ketika mendapatkan sesuatu yang
110

tak terduga, bisa berupa rezeki materi, prestasi, atau hal kecil lainnya. Selain

itu, Yowis Ben juga menyeimbangkan hubungannya dengan lingkungan

sosial, Bayu sebagai tokoh utama, selalu berusaha menjaga hubungan baik

dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, bahkan Bayu memiliki karakter

yang ramah dan tulus, sehingga sangat mudah akrab, dengan seseorang yang

baru dikenalnya, tanpa memandang level sosial.

Wacana yang ditemukan dalam film Yowis Ben adalah, bahwa untuk

menjadi orang yang imbang dalam menjaga nilai agamanya harus memiliki

keyakinan yang kuat terhadap dirinya sendiri, dan Tuhannya. Tokoh Doni

dalam film Yowis Ben sangat jarang melibatkan Tuhan, dan tidak mampu

menjaga hubungan baik dengan keluarganya, sehingga belum dapat dikatakan

memiliki nilai agama yang baik, karena belum mampu menjaga

keseimbangan antara habluminallah dengan hablumminannas.

Melalui dokumentasi film Yowis Ben, sutradara merepresentasikan

wacana nilai agama dengan membangun cerita melalui tokoh-tokoh pada

Yowis Ben. Cerita yang mengandung konflik batin tentang ideologi berupa

konsep ketuhanan, dan hubungan dengan manusia, sehingga dari

permasalahan inilah, sutradara film Yowis Ben memunculkan cerita

mengenai perjuangan sekumpulan anak muda yang melibatkan konsep

ketuhanan, dan hubungan dengan lingkungan sosial. Hal ini dapat diperkuat

oleh kerangka analisis Van Dijk yang telah peneliti bahas.

Anda mungkin juga menyukai