Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan
manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita
menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-
masing masyarakat dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh diantara
mereka baik sebelum maupun selamanya perkawinan berlangsung.
Setiap mahluk hidup memiliki hak azasi untuk melanjutkan keturunannya
melalui perkawinan, yakni melalui budaya dalam melaksanakan suatu
perkawinan yang dilakukan di Indonesia. Ada perbedaan-perbedaannya
dalam pelaksanaan yang disebabkan karena keberagaman kebudayaan atau
kultur terhadap agama yang dipeluk.
Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah melakukan
perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak diantara mereka
berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Perkawinan
menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
(selanjutnya disebut UU Perkawinan) , bukan hanya merupakan suatu
perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan
keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak ukurnya
sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang
dianutnya .
Tata cara perkawinan di Indonesia tergolong beraneka ragam antara satu
dengan yang lainnya oleh karena di Indonesia mengakui adanya bermacam
macam agama dan kepercayaan, yang tata caranya berbeda. Hal yang
demikian dimungkinkan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila yang dengan tegas mengakui adanya prinsip kebebasan beragama .

1
B. Gambaran Umum Situasi
Desa Serdang kulon merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Panongan kabupaten Tangerang yang terbagi menjadi 2 kejaroan,
6 rukun warga dan 29 rukun tetangga
Tipologi desa : Daratan
Tingkat perkembangan desa : Swadaya
Luas desa Serdang kulon : 354.117 HA
Jarak antara desa dan kecamatan : 1.5 km
Jarak antara desa dan kabupaten : 24 km

C. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dikaji melalui kajian melalui kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah:
1) Sejauhmanakah pengetahuan masyarakat Desa Serdang Kulon,
terhadap undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 ?
2) Sejauhmanakah pengetahuan masyarakat Desa Serdang Kulon,
terhadap undang-undang Perkawinan Islam?

D. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman terhadap
masyarakat tentang perkawinan serta memberikan gambaran tentang suasana
dan aktivitas di dunia kampus sehingga diharapkan para masyarakat kegiatan
memiliki kesiapan memasuki lingkungan kampus selain itu, kegiatan ini
bertujuan pula untuk:
1) Memberikan pengetahuan hukum kepada peserta kegiatan khususnya
hukum tentang perkawinan.
2) Memberikan pengetahuan tentang ruang lingkup dan suasana dunia
kampus/ perkuliahan.
3) Membangun silahturahmi antara Mahasiswa Universitas Pamulang
dengan masyarakat.

2
4) Sebagai kegiatan untuk memenuhi salah satu kewajiban Tri Dharma
Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat.

E. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait
sebagai berikut:
1) Bagi Peserta Kegiatan:
Menambah ilmu dan pengetahuan tentang undang-undang
perkawinan. Menambah ilmu pengetahuan tentang ruang lingkup serta
suasana dunia kampus/ perkuliahan menjadi ajang silahturahmi antara
peserta dengan mahasiswa Universitas Pamulang.
2) Bagi Mahasiswa Pengabdi:
a) Menjadi ajang kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
b) Menjadi ajang Sharing ilmu dan pengalaman tentang materi
terkait.
c) Dapat bersilahturahmi dengan masyarakat.

F. Metode Kegiatan
Metode kegiatan yang digunakan kepada peserta merupakan metode
pendidikan pedagogi karena peserta sebagian besar ialah sudah mempunyai
pengetahuan mengenai topik yang dibahas. Berikut ini ialah tahap kegiatan
yang akan dilakukan:
1) Tahap Sebelum Kegiatan
Tahapan-tahapan awal yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi:
a) Survei Awal, tahapan ini dilakukan survei ke lokasi
penyuluhan yang berlokasi di Desa Serdang kulon
b) Setelah survei, ditetapkan lokasi pelaksanaan dan sasaran
peserta.
c) Penyusunan bahan dan juga materi pelatihan yang meliputi
slide dan hard copy untuk peserta kegiatan.

3
2) Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan ini akan diberi pemahaman kepada peserta kegiatan
tentang perkawinan serta memberikan gambaran tentang suasana dan
aktivitas di dunia kampus. Penyuluhan dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut:
a) Ceramah
Metode ini dipilih guna memberikan penjelasan tentang
materi undang-undang perkawinan serta gambaran dunia
kampus.
b) Diskusi Tanya Jawab
Metode ini digunakan agar merangsang daya pikir peserta
untuk menceritakan pengalaman dan pengetahuan di dalam
ruang lingkup hukum perkawinan sekaligus memberikan
pengetahuan bersama terhadap peserta yang lainnya.
3) Tahap Pasca Kegiatan
Tahap ini akan disusun laporan dari hasil kegiatan yang telah
didapatkan dari peserta untuk mempertanggungjawabkan dari kegiatan
dan untuk keperluan publiksasi.

G. Lokasi Kegiatan
Desa Serdang kulon merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Panongan kabupaten Tangerang yang terbagi menjadi 2 kejaroan,
6 rukun warga dan 29 rukun tetangga
Tipologi desa : Daratan
Tingkat perkembangan desa : Swadaya
Luas desa Serdang kulon : 354.117 HA
Jarak antara desa dan kecamatan : 1.5 km
Jarak antara desa dan kabupaten : 24 km

4
H. Personil Pelaksana
Adapun personil pelaksana dalam kegiatan ini adalah sebagi berikut:
1) Ketua Pengabdi
Nama : Sunarya
NIM : 191010200575
Status : Mahasiswa
Fakultas/ Prodi : Hukum/ Ilmu Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Pamulang

2) Wakil Ketua
Nama : Muhamad Adhitya Pratama
NIM : 191010200496
Status : Mahasiswa
Fakultas/ Prodi : Hukum/ Ilmu Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Pamulang

3) Sekretaris
Nama : Ongky Kusuma Siswanto
NIM : 191010201331
Status : Mahasiswa
Fakultas/ Prodi : Hukum/ Ilmu Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Pamulang

5
I. Susunan Acara Kegiatan

RUNDOWN ACARA
SUSUNAN ACARA KEGIATAN "PKM" ( PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)
MAHASISWA/ MAHASISWI "UNIVERSITAS PAMULANG"

DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA SERDANG KULON.


HARI/ TANGGAL : JUM’AT, 20 MEI 2022

Keterangan
NO. WAKTU KETERANGAN KEGIATAN PIC KET
Tambahan
Pintu
Registrasi Peserta : TIM PETUGAS
Masuk :
1 08.30 - 09.00

PEMBUKAAN :
Pembawa Acara
1. Kata Pembuka Oleh MC
2 09.00 - 09.20 2. Pembacaan
a. Do'a Bersama

3 KATA SAMBUTAN :
1. Sambutan Ibu Dosen Ibu Dosen
Pembimbing
09.20 - 09.30 Pembimbing Kegiatan Anak Agung Dewi
Kegiatan
Universitas
Pengabdian Kepada Masyarakat Utari. S.H., M.H.
Pamulang

2. Sambutan Kepala Desa Kepala Desa


09.30 - 09.40

6
Pembacaan Presentasi :
Materi Kelompok
09.40 - 10.00 PKM
Pengabdian Kepada
Masyarakat.

Seksi Tanya Jawab : 1. Pembawa Acara MC


Bahan Diskusi Diambil Dari
2. Audiance
Materi Presentasi
4 10.00 - 10.20

3. Jawab Pertanyaan

PENUTUPAN ACARA
1. Doa Penutupan
5 11.00 - 11.30
2. Penyerahan Plakat
3. Foto Bersama Untuk Dokumentasi

J. Rincian Biaya

Rencana anggaran biaya untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


ini dapat di jabarkan ke dalam beberapa komponen – komponen yang sangat
menunjang keberhasilan kegiatan tersebut.
No Jenis Pembelanjaan Jumlah Biaya Total

1 Baner 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000

2 Plakat 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000

7
3 Buah-buahan 3 kg Rp. 150.000 Rp. 450.000

4 Minuman (Aqua Botol) 5 dus Rp. 70.000 Rp. 350.000

5 Snack 50 Rp. 10.000 Rp. 500.000

6 Hadiah sesi tanya jawab 4 orang Rp. 50.000 Rp. 200.000

7 Transportasi 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000

Total Rp. 1.950.000

BAB II

8
TINJAUAN PUSTAKA

A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan


manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita
menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing
masyarakat dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh diantara mereka
baik sebelum maupun selamanya perkawinan berlangsung.

Setiap mahluk hidup memiliki hak azasi untuk melanjutkan keturunannya


melalui perkawinan, yakni melalui budaya dalam melaksanakan suatu
perkawinan yang dilakukan di Indonesia. Ada perbedaan-perbedaannya dalam
pelaksanaan yang disebabkan karena keberagaman kebudayaan atau kultur
terhadap agama yang dipeluk.

Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah melakukan
perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak diantara mereka
berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Perkawinan
menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
(selanjutnya disebut UU Perkawinan)1 , bukan hanya merupakan suatu
perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan
keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak ukurnya
sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang
dianutnya .

1
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan (LN 1974 Nomor 1,TLN 3019).

9
B. Hukum Perkawinan Islam

Hukum pernikahan dalam Islam dibagi kepada beberapa jenis, yakni:


Wajib, jika baik pihak laki-laki dan perempuan sudah memasuki usia wajib
nikah, tidak ada halangan, memiliki kemauan untuk berumah tangga dan
khawatir terjadi zina. Kondisi seperti ini menjadi wajib untuk segera
melangsungkan pernikahan. Tata cara perkawinan di Indonesia tergolong
beraneka ragam antara satu dengan yang lainnya oleh karena di Indonesia
mengakui adanya bermacam macam agama dan kepercayaan, yang tata caranya
berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam Negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas mengakui adanya prinsip
kebebasan beragama2 .

2
Subekti, Hukum Keluarga dan Hukum Waris, Penerbit PT. Intermasa , 2002, h. 1.

10
BAB III

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Berdasarkan pendahuluan di atas, kami tim Pengabdian Kepada
Masyarakat dari Program Studi Hukum Universitas Pamulang
memberikan arahan kepada remaja di SMA Tunas Harapan, Jakarta. Untuk
lebih berhati–hati dalam melakukan transaksi online. Selain itu kami juga
memberikan gambaran penipuan yang sering terjadi ketika transaksi
elektronik. baik berupa uang maupun produk. Hal yang akan kami bahas
terkait masalah dan solusinya, sehingga dari materi yang akan dibahas
dapat mencapai 100% persentase pembahasan dapat dilihat pada Tabel 1
berikut:

Tabel 1 Kerangka Pemecahan Masalah

No Masalah Solusi Presentasi

Memberikan
penyuluhan materi
1 mengenai Undang- 50%
Undang No. 1
Tahun 1974.
Tentang U.U
Perkawinan
Memberikan
penyuluhan berupa
2 gambaran yang 30%
baik maupun
gambaran buruk

11
Memberikan
penyuluhan cara
3 pencegahannya 20%
agar tidak menjadi
korban

B. Realisasi Pemecahan Masalah


Dalam realisasi pemecahan masalah, kami membuat materi pelatihan yang
sudah menyesuaikan dengan kerangka pemecahan masalah yang ada.
Mengingat bahwa sangatlah memberikan manfaat dan juga memberikan
dampak yg buruk. Dari pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
yang telah kami lakukan, terlihat sekali antusias dari para masyarakat dalam
menerima pemaparan materi. Para masyarakat dapat melakukan sesuai materi
yang telah kami berikan sebagai pencegahan dan ilmu yg bermanfaat. Sehingga
dengan begitu, dapat dikatakan presentase ketercapaian pun sudah mencapai
100%

C. Khalayak Sasaran
Sosialisasi sehari dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian masyarakat.

D. Lokasi Kegiatan dan Waktu Kegiatan


Desa Serdang kulon merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Panongan kabupaten Tangerang yang terbagi menjadi 2 kejaroan,
6 rukun warga dan 29 rukun tetangga
Tipologi desa : Daratan
Tingkat perkembangan desa : Swadaya
Luas desa Serdang kulon : 354.117 HA
Jarak antara desa dan kecamatan : 1.5 km
Jarak antara desa dan kabupaten : 24 km

12
E. Metode Kegiatan
Metode kegiatan yang digunakan kepada peserta merupakan metode
pendidikan pedagogi karena peserta sebagian besar ialah sudah mempunyai
pengetahuan mengenai topik yang dibahas. Berikut ini ialah tahap kegiatan
yang akan dilakukan:
4) Tahap Sebelum Kegiatan
Tahapan-tahapan awal yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi:
d) Survei Awal, tahapan ini dilakukan survei ke lokasi
penyuluhan yang berlokasi di Desa Serdang kulon
e) Setelah survei, ditetapkan lokasi pelaksanaan dan sasaran
peserta.
f) Penyusunan bahan dan juga materi pelatihan yang meliputi
slide dan hard copy untuk peserta kegiatan.

5) Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan ini akan diberi pemahaman kepada peserta kegiatan
tentang perkawinan serta memberikan gambaran tentang suasana dan
aktivitas di dunia kampus. Penyuluhan dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut:
c) Ceramah
Metode ini dipilih guna memberikan penjelasan tentang
materi undang-undang perkawinan serta gambaran dunia
kampus.
d) Diskusi Tanya Jawab
Metode ini digunakan agar merangsang daya pikir peserta
untuk menceritakan pengalaman dan pengetahuan di dalam
ruang lingkup hukum perkawinan sekaligus memberikan
pengetahuan bersama terhadap peserta yang lainnya.
6) Tahap Pasca Kegiatan

13
Tahap ini akan disusun laporan dari hasil kegiatan yang telah
didapatkan dari peserta untuk mempertanggungjawabkan dari kegiatan
dan untuk keperluan publiksasi.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini Perkawinan
merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia.
Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita
menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-
masing masyarakat dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh
diantara mereka baik sebelum maupun selamanya perkawinan
berlangsung.

Setiap mahluk hidup memiliki hak azasi untuk melanjutkan


keturunannya melalui perkawinan, yakni melalui budaya dalam
melaksanakan suatu perkawinan yang dilakukan di Indonesia. Ada
perbedaan-perbedaannya dalam pelaksanaan yang disebabkan karena
keberagaman kebudayaan atau kultur terhadap agama yang dipeluk.

Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah


melakukan perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak
diantara mereka berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan
tersebut. Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan) , bukan hanya
merupakan suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu
perbuatan keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak
ukurnya sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan
kepercayaan yang dianutnya .

Hukum pernikahan dalam Islam dibagi kepada beberapa jenis,


yakni: Wajib, jika baik pihak laki-laki dan perempuan sudah memasuki
usia wajib nikah, tidak ada halangan, memiliki kemauan untuk berumah

15
tangga dan khawatir terjadi zina. Kondisi seperti ini menjadi wajib untuk
segera melangsungkan pernikahan. Tata cara perkawinan di Indonesia
tergolong beraneka ragam antara satu dengan yang lainnya oleh karena di
Indonesia mengakui adanya bermacam macam agama dan kepercayaan,
yang tata caranya berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas
mengakui adanya prinsip kebebasan beragama .

B. Pembahasan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini Perkawinan
merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia.
Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita
menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-
masing masyarakat dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh
diantara mereka baik sebelum maupun selamanya perkawinan
berlangsung.

Setiap mahluk hidup memiliki hak azasi untuk melanjutkan


keturunannya melalui perkawinan, yakni melalui budaya dalam
melaksanakan suatu perkawinan yang dilakukan di Indonesia. Ada
perbedaan-perbedaannya dalam pelaksanaan yang disebabkan karena
keberagaman kebudayaan atau kultur terhadap agama yang dipeluk.

Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah


melakukan perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak
diantara mereka berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan
tersebut. Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan) , bukan hanya
merupakan suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu
perbuatan keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak

16
ukurnya sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan
kepercayaan yang dianutnya .

Hukum pernikahan dalam Islam dibagi kepada beberapa jenis,


yakni: Wajib, jika baik pihak laki-laki dan perempuan sudah memasuki
usia wajib nikah, tidak ada halangan, memiliki kemauan untuk berumah
tangga dan khawatir terjadi zina. Kondisi seperti ini menjadi wajib untuk
segera melangsungkan pernikahan. Tata cara perkawinan di Indonesia
tergolong beraneka ragam antara satu dengan yang lainnya oleh karena di
Indonesia mengakui adanya bermacam macam agama dan kepercayaan,
yang tata caranya berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas
mengakui adanya prinsip kebebasan beragama .

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pernikahan merupakan salah satu hal penting bagi manusia serta
menimbulkan akibat terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam
berkehidupan bermasyarakat dan bernegara. Suatu pernikahan antara
seorang pria dan Wanita bertujuan membentuk rumah tangga yang
Bahagia dan sejahtera serta memperoleh keturunan. Oleh karena itu, maka
suatu pernikahan harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku serta
tidak menyalahi aturan hukum agama islamsebagai pemeluknya sehingga
tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Dari uraian hasil dan pembahasan di atas, Kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat ini Perkawinan merupakan salah satu peristiwa
penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang
pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat lahir maupun batin baik
terhadap keluarga masing-masing masyarakat dan juga dengan harta
kekayaan yang diperoleh diantara mereka baik sebelum maupun
selamanya perkawinan berlangsung.
Setiap mahluk hidup memiliki hak azasi untuk melanjutkan
keturunannya melalui perkawinan, yakni melalui budaya dalam
melaksanakan suatu perkawinan yang dilakukan di Indonesia. Ada
perbedaan-perbedaannya dalam pelaksanaan yang disebabkan karena
keberagaman kebudayaan atau kultur terhadap agama yang dipeluk.
Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah
melakukan perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak
diantara mereka berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan

18
tersebut. Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan) , bukan hanya
merupakan suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu
perbuatan keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak
ukurnya sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan
kepercayaan yang dianutnya .
Hukum pernikahan dalam Islam dibagi kepada beberapa jenis,
yakni: Wajib, jika baik pihak laki-laki dan perempuan sudah memasuki
usia wajib nikah, tidak ada halangan, memiliki kemauan untuk berumah
tangga dan khawatir terjadi zina. Kondisi seperti ini menjadi wajib untuk
segera melangsungkan pernikahan. Tata cara perkawinan di Indonesia
tergolong beraneka ragam antara satu dengan yang lainnya oleh karena di
Indonesia mengakui adanya bermacam macam agama dan kepercayaan,
yang tata caranya berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas
mengakui adanya prinsip kebebasan beragama .

B. Saran
Maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1) ...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2) ...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Laporan kegiatan ini mungkin masih terdapat kekurangan, untuk
itu kami berharap masukan dan kritikan sebagai perbaikan untuk kegiatan
pengabdian masyarakat yang akan datang. Semoga kegiatan pengabdian

19
masyarakat ini juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar lingkungan
Universitas Pamulang.

DAFTAR PUSTAKA

Hilman Hadikusumo, Hukum Perkawinan Indonesia, Mandar Maju, Bandung,

1990

Mr. H.Abdullah Siddiqi, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas Indonesia, Jakarta,

1983.

Mohd, Idris Ramulyo, Hukum perkawinan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

1999.

Mustika I Ketut dan Prakoso Djoko, Asas-asas Hukum Perkawinan di Indonesia,

Bina Aksara, Jakarta, 1987.

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

21
22
23
24
25
zz

26
27
28

Anda mungkin juga menyukai