Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK PGRI KRAS


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia.
Komp. Keahlian : Semus Kompetensi Keahlian
Kelas/Semester : X/GANJIL
Tahun Pelajaran : 2022/2023
AlokasiWaktu : 9 x 45 menit (3 x pertemuan)
Profil Pelajar Pancasila : 1. Bernalar kritis
2. Bergotong royong

A. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan
pertama Republik Indonesia, serta maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan pertama
Republik Indonesia, serta maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik,
dan pendidikan bangsa Indonesia

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


IPK Pengetahuan:
3.7.1 Mengaitkan pengaruh pendudukan Jepang dengan perjuangan bangsa Indonesia
menacapai kemerdekaan
3.7.2 Mengaitkan peristiwa Rengasdengklok dengan peristiwa perumusan teks proklamasi
3.7.3 Menyimpulkan hasil rapat PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945
3.7.4 Menganalisis pengaruh proklamasi kemerdekaan terhadap perubahan sistem sosial-
budaya, politik, ekonomi, dan pendidikan bangsa Indonesia

IPK Keterampilan:
4.7.1 Mengolah informasi tentang kaitan peristiwa Rengasdengklok dengan peristiwa
perumusan teks proklamasi
4.7.2 Mengolah informasi tentang dampak pendudukan Jepang di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan kebudayaan bagi bangsa Indonesia

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran dari IPK Pengetahuan:
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengaitkan pengaruh
zaman pendudukan Jepang dengan perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan,
mengaitkan peristiwa Rengasdengklok dengan peristiwa perumusan teks proklamasi,
menyimpulkan hasil rapat PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945, menganalisis pengaruh

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
proklamasi kemerdekaan terhadap perubahan sistem sosial-budaya, politik, ekonomi, dan
pendidikan bangsa Indonesia dengan sikap cinta tanah air.

Tujuan pembelajaran dari IPK Keterampilan:


Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengolah informasi
tentang kaitan peristiwa Rengasdengklok dengan peristiwa perumusan teks proklamasi dan
mengolah informasi tentang dampak pendudukan Jepang di bidang politik, ekonomi, sosial,
dan kebudayaan bagi bangsa Indonesia dengan bijaksana

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia
2. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia
3. Proklamasi Indonesia
4. Sidang PPKI
5. Peristiwa pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

E. MODEL DAN METODE


Pendekatan : Scientific
Model : Discovery Laerning
Metode : Diskusi dan penugasan

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama (3jp)

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan  Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa 15 menit
(beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia)
 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi absensi,
menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan)
 Guru menggali pengetahuan awal dengan menampilkan gambar
pasukan tentara Jepang.
 Guru menyatakan yang akan dipelajari “Zaman Pendudukan
Jepang dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran
Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok diskusi (menumbuhkan
karakter demokratis dan kemampuan Abad 21 bekerjasama dan
komunikasi/Collaboration Skills & Communication Skills).

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Kegiatan Inti Pemberian Ransangan 10 menit
 Peserta didik dilihatkan peta kedatangan Jepang ke Indonesia
1941-1942 serta diberikan stimulus pertanyaan oleh guru
tentang “Zaman Pendudukan Jepang dan Dampaknya Bagi
Rakyat Indonesia”
 Guru menugaskan siswa mencari informasi yang berkaitan
dengan materi “Zaman Pendudukan Jepang dan Dampaknya
Bagi Rakyat Indonesia” (bernalar kritis)
 Peserta didik bersama kelompoknya mencari informasi atau
bacaan tentang “Zaman Pendudukan Jepang dan
Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia” (bergotong royong)
 Peserta didik dibimbing untuk mencari informasi dari buku
LKS/Paket, modul, ebook, maupun internet tentang materi yang
di bahas (pembelajaran berdiferensiasi konten).

Identifikasi Masalah 10 menit


 Peserta didik bersama kelompok dipersilakan menanggapi
pertanyaan dari guru tentang “Zaman Pendudukan Jepang
dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia” yang dijadikan
bahan diskusi:
- Kelompok1: dampak pendudukan Jepang di bidang politik-
ekonomi
- Kelompok 2: dampak pendudukan Jepang di bidang sosial-
kebudayaan
- Kelompok 3: perjuangan dengan kooperatif
- Kelompok 4: perjuangan melalui gerakan bawah tanah
- Kelompok 5: perlawanan bersenjata
20 menit
Pengumpulan Data (bergotong royong)
 Bersama kelompoknya peserta didik mulai mengumpulkan
informasi dari buku atau internet tentang “Zaman Pendudukan
Jepang dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia”.

Pembuktian
 Peserta didik berdiskusi, menganalisis, dan saling menanggapi 20 menit
teman sekelompoknya tentang informasi yang diperoleh tentang
“Zaman Pendudukan Jepang dan Dampaknya Bagi Rakyat
Indonesia” (bernalar kritis dan bergotong royong)
 Setiap kelompok mulai menuliskan hasil diskusinya di lembaran
untuk dipresentasikan (bergotong royong).
 Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

Menarik Kesimpulan
30 menit
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
 Peserta didik saling memberi dan menerima tanggapan terhadap
hasil kerja kelompok (bernalar kritis).
Penutup  Peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahami, 15 menit
kemudian peserta didik lain dan guru membantu menjawab.
 Peserta didik dengan penguatan materi dari guru menarik
kesimpulan secara lisan dan tulisan tentang “Zaman
Pendudukan Jepang dan Dampaknya Bagi Rakyat
Indonesia” (bernalar kritis).
 Hasil kerja kelompok dikumpulkan untuk bahan penilaian
(kreatif).
 Peserta didik melakukan refleksi tentang “Zaman Pendudukan
Jepang dan Dampaknya Bagi Rakyat Indonesia” yang
dihubungkan dengan kehidupan masa kini ( kreatif).
 Pertemuan ditutup dengan salam (beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia)

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Pertemuan Kedua (3jp)

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan  Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa 15 menit
(beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia)
 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi absensi,
menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan)
 Guru menggali pengetahuan awal dengan menampilkan gambar
tokoh golongan muda dan tua masing-masing satu gambar.
 Guru menyatakan yang akan dipelajari “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan Dampaknya Bagi Bangsa
Indonesia”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran
 Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok diskusi (menumbuhkan
karakter demokratis dan kemampuan Abad 21 bekerjasama dan
komunikasi/Collaboration Skills & Communication Skills).
Kegiatan Inti Pemberian Ransangan 10 menit
 Peserta didik dilihatkan video bom hiroshima dan nagasaki serta
diberikan stimulus pertanyaan oleh guru tentang “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan Dampaknya Bagi Bangsa
Indonesia”
 Guru menugaskan siswa mencari informasi yang berkaitan
dengan materi “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
Dampaknya bagi Bangsa Indonesia” (bernalar kritis)
 Peserta didik bersama kelompoknya mencari informasi atau
bacaan tentang “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
Dampaknya Bagi Bangsa Indonesia” (bergotong royong)
 Peserta didik dibimbing untuk mencari informasi dari buku
LKS/Paket, modul, ebook, maupun internet tentang materi yang di
bahas (pembelajaran berdiferensiasi konten).

Identifikasi Masalah (bergotong royong) 10 menit


 Peserta didik bersama kelompok dipersilakan menanggapi
pertanyaan dari guru tentang “Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan Dampaknya Bagi Bangsa Indonesia”

Pengumpulan Data
 Bersama kelompoknya peserta didik mulai mengumpulkan
informasi dari bacaan (buku maupun internet) tentang 20 menit
“Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Dampaknya
Bagi Bangsa Indonesia” (bergotong royong).

Pembuktian
 Peserta didik berdiskusi, menganalisis, dan saling 20 menit
menanggapi teman sekelompoknya tentang informasi yang
diperoleh tentang “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dan Dampaknya Bagi Bangsa Indonesia” (bernalar kritis
dan bergotong royong)
 Setiap kelompok mulai menuliskan hasil diskusinya di
lembaran untuk dipresentasikan (bergotong royong).
 Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok yang
diberikan (bergotong royong).

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Menarik Kesimpulan 30 menit
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas
 Peserta didik saling memberi dan menerima tanggapan
terhadap hasil kerja kelompok (bernalar kritis).
Penutup  Peserta didik dengan penguatan materi dari guru menarik 15 menit
kesimpulan secara lisan dan tulisan tentang “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan Dampaknya Bagi Bangsa
Indonesia” (bernalar kritis).
 Hasil kerja kelompok dikumpulkan untuk bahan penilaian
(kreatif).
 Peserta didik melakukan refleksi tentang “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan Dampaknya Bagi Bangsa
Indonesia” yang dihubungkan dengan kehidupan masa kini (
kreatif).
 Pertemuan ditutup dengan salam (beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia)

Pertemuan Ketiga (3jp)

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi


waktu

Pendahuluan  Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin berdoa 15 menit
(beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia)
 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar
mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi absensi,
menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan)
 Guru menggali pengetahuan awal dengan menampilkan rekaman
Proklamasi Kemerdekaan.
 Guru menyatakan yang akan dipelajari “Pembentukan
Pemerintahan Awal Republik Indonesia”
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran
 Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok diskusi (menumbuhkan
karakter demokratis dan kemampuan Abad 21 bekerjasama dan
komunikasi/Collaboration Skills & Communication Skills).
Kegiatan Inti Pemberian Ransangan 10 menit
 Peserta didik dilihatkan video bom hiroshima dan nagasaki serta
diberikan stimulus pertanyaan oleh guru tentang
“Pembentukan Pemerintahan Awal Republik Indonesia”
 Guru menugaskan siswa mencari informasi yang berkaitan
dengan materi “Pembentukan Pemerintahan Awal Republik
Indonesia” (bernalar kritis)
 Peserta didik bersama kelompoknya mencari informasi atau
bacaan tentang “Pembentukan Pemerintahan Awal Republik
Indonesia” (bergotong royong)
 Peserta didik dibimbing untuk mencari informasi dari buku
LKS/Paket, modul, ebook, maupun internet tentang materi yang
di bahas (pembelajaran berdiferensiasi konten).

Identifikasi Masalah
 Peserta didik bersama kelompok dipersilakan menanggapi 10 menit
pertanyaan dari guru tentang “Pembentukan Pemerintahan
Awal Republik Indonesia” yang dijadikan bahan diskusi
(bergotong royong)

Pengumpulan Data

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
 Bersama kelompoknya peserta didik mulai mengumpulkan 20 menit
informasi dari bacaan tentang “Pembentukan Pemerintahan
Awal Republik Indonesia” (bergotong royong).

Pembuktian
 Peserta didik berdiskusi, menganalisis, dan saling menanggapi 20 menit
teman sekelompoknya tentang informasi yang diperoleh tentang
“Pembentukan Pemerintahan Awal Republik Indonesia”
(bernalar kritis dan bergotong royong)
 Setiap kelompok mulai menuliskan hasil diskusinya di lembaran
untuk dipresentasikan (bergotong royong).
 Setiap kelompok mengerjakan tugas kelompok yang diberikan
(bergotong royong).

Menarik Kesimpulan
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di 30 menit
depan kelas
 Peserta didik saling memberi dan menerima tanggapan terhadap
hasil kerja kelompok (bernalar kritis).
Penutup  Peserta didik dengan penguatan materi dari guru menarik 15 menit
kesimpulan secara lisan dan tulisan tentang “Pembentukan
Pemerintahan Awal Republik Indonesia” (bernalar kritis).
 Hasil kerja kelompok dikumpulkan untuk bahan penilaian
(kreatif).
 Peserta didik melakukan refleksi tentang “Pembentukan
Pemerintahan Awal Republik Indonesia” yang dihubungkan
dengan kehidupan masa kini ( kreatif).
 Pertemuan ditutup dengan salam (beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia)

G. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Media : Power Point, gambar, video
2. Alat : LCD, Laptop, Papan tulis, spidol dan penghapus
3. Bahan : Buku ajar siswa, LJK
4. SumberBelajaran : Buku siswa kurikulum 2013, internet dan media cetak dll

H. PenilaianPembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Tes Tertulis
2. Penilaian Performa Diskusi Kelompok
(terlampir, lihat lampiran 2).
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Mengetahui Kediri, 18 Juli 2022


Kepala SMK PGRI KRAS Guru Mata Pelajaran,

SUWARNI, S.Pd.I ERNI WIDYAWATI, S.Pd

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Lampiran 1.: Materi
Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Adapun peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang Proklamasi Kemerdekaan adalah:
1. Jepang menyerah kepada Sekutu
a. Dalam Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang)
Pada Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) ke-85 pada 7 September 1944
di Tokyo, Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia)
diperkenankan untuk merdeka kelak di kemudian hari. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh semakin
terdesaknya Angkatan Perang Jepang oleh pasukan Amerika, terlebih dengan jatuhnya Kepulauan
Saipan ke tangan Amerika Serikat.
b. Pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai
Pada 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan
Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Panitia Kemerdekaan. Tindakan ini
merupakan langkah konkret pertama bagi pelaksanaan janji Koiso. Dr. Radjiman Wediodiningrat
terpilih sebagai Kaico atau ketua.
c. Pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai
Pada 7 Agustus 1945, Panglima Tentara Umum Selatan Jenderal Terauchi meresmikan
pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada saat ini pula, Dokuritsu Junbi Cosakai dinyatakan bubar. dan Bung Karno terpilih sebagai
ketua serta Bung Hatta sebagai wakil ketua.
d. Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima
Pada tanggal 6 Agustus 1945, tepatnya jam 08.15 pagi kota Hiroshim telah di jatuhi Bom
atom oleh tentara sekutu. Lebih dari 70.000 orang penduduk kota Hiroshima telah menjadi
korban bom atom tersebut. kemudian Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua
kembali dijatuhkan oleh Amerika Serikat di kota Nagasaki. Dan akibat ledakan tersebut lebih
dairi 75.000 orang penduduk Jepang di Nagasaki menjadi korban.
e. Berita Jepang akan memberikan Kemerdekaan kepada Indonesia
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat (Vietnam)
memberikan informasi kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan
kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan pada
tanggal 24 Agustus 1945, Pelaksanaannya akan dilakukan oleh PPKI.
f. Desakan Sutan Syahrir agar Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan
Dua hari berselang, saat Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman
Wediodiningrat kembali ke tanah air dari Dalat (Vietnam), Sutan Syahrir mendesak agar Bung
Karno dapat secepatnya memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, sebab Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi
menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang pro dan kontra terhadap Jepang.
Soekarno belum merasa yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan seandainya dilakukan
proklamasi kemerdekaan saat itu, hal tersebut dapat menyebabkan pertumpahan darah yang luas,
RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno kemudian
memberitahu Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu
merupakan hak PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sementara itu Syahrir
menganggap PPKI ialah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya
merupakan "hadiah" dari Jepang
g. Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
Setelah peristiwa jatuhnya Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan
9 Agustus 1945 yang mengakibatkan hancurnya militer jepang, Pada 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah secara resmi kepada Sekutu diatas kapal USS Missouri. Saat itu tentara jepang masih
menguasai Indonesia sebab Jepang berjanji akan mengembalikan Indonesia ke tangan Sekutu.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Darwis dan Wikana mendengar kabar menyerahnya jepang
kepada sekutu melalui radio BBC. Setelah mendengar berita Jepang bertekuk lutut kepada sekutu,
golongan muda mendesak golongan tua untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Namun tokoh golongan tua seperti Soekarno dan Hatta tidak ingin terburu-buru
mereka tetap menginginkan proklamasi dilaksanakan sesuai mekanisme PPKI. Alasannya
kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih hal tersebut membuat mereka khawatir akan
terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.
Tetapi, golongan muda, seperti Sukarni dan Tan Malaka menginginkan proklamasi
kemerdekaan dilaksanakan secepat cepatnya. Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam keadaan
kekosongan kekuasaan (vakum). Negosiasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. namun
Golongan muda tidak menyetujui rapat tersebut, mengingat PPKI merupakan sebuah badan yang
dibentuk oleh Jepang. Dan mereka lebih menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa indonesia
sendiri, bukan pemberian dari Jepang. Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan
tua inilah yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

a. Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang diwakili oleh para
anggota PETA dan mahasiswa merasa kecewa. Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua
dan menganggap bahwa PPKI merupakan bentukan Jepang. Sehingga mereka menolak
seandainya proklamasi dilaksanakan melalui mekanisme PPKI. Sebaliknya, mereka menghendaki
terlaksananya proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri, tanpa pengaruh dari Jepang.
Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sikap golongan muda secara resmi diputuskan dalam rapat yang diselenggarakan di
Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. Hadir dalam rapat ini Djohar Nur, Chairul
Saleh, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana dan Armansyah. Rapat yang diketuai

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Chairul Saleh ini menyepakati bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan masalah rakyat
Indonesia sendiri, bukan menggantungkan kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana pada Soekarno dan
Hatta di Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Mereka mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan
segera dikumandangkan pada 16 Agustus 1945. Jika tidak diumumkan pada tanggal tersebut,
golongan pemuda menyatakan bahwa akan terjadi pertumpahan darah. Namun, Soekarno tetap
bersikap keras pada pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh
sebab itu, PPKI harus segera menyelenggarakan rapat. Pro kontra yang mencapai titik puncak
inilah yang telah mengantarkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
b. Golongan Tua
Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota PPKI yang diwakili oleh
Soekarno dan Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan
proklamasi harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada 24 Agustus 1945.
Alasan mereka adalah meskipun Jepang telah kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus
diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda ke
Indonesia dianggap lebih berbahaya daripada sekedar masalah waktu pelaksanaan proklamasi itu
sendiri.
c. Golongan Muda Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus sekitar pukul 22.30 malam, utusan golongan muda yang terdiri
dari Wikana, Darwis telah menghadap Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana
pun penyampaikan tuntutan agar Bung Karno segera mengumumkan Proklamasi kemerdekaan
Indonesia pad esok hari, yakni pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno pun menolak tuntutan
itu, dan lebih menginginkan betemu dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. karena bung karno menginginkan
kemerdekaan Indonesia harus di capai tanap pertumpahan darah.
Mendengar penolakan Bung Karno itu, maka Wikana pun mengancam bahwa pada esok
hari akan terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan pembunuhan secara besar-besaran. Hal
tersebut pun membuat suasana menjadi tegang antara Bung Karno dan Pemuda, yang di saksikan
langsung oleh Bung Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Dr. Buntara, dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Di tengah suasana pro dan kontra, golongan muda memutuskan untuk membawa
Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok . Pilihan ini diambil berdasarkan kesepakatan rapat
terakhir golongan pemuda pada 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini, Jakarta. Maksudan
dan tujuan para pemuda membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung
Hatta segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan secepatnya serta
menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang.
Sementara itu di Jakarta, terjadi dialog antara golongan tua yang diwakili Ahmad
Subardjo dan golongan muda yang diwakili oleh Wikana, setelah terjadi dialog dan ditemui kata
sepakat agar Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta dan diumumkan pada 17
Agustus 1945. Golongan muda kemudian mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad
Subardjo ke Rengasdengklok dalam rangka menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta.
RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Hal tersebut berjalan mulus lantaran Ahmad Subardjo memberi jaminan pada golongan
muda bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-
lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA
Rengasdengklok) mau melepaskan Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dalam rangka
mempersiapkan kelengkapan untuk melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.
Dan sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah kediaman Bung Karno di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, untuk menurunkan Ibu Fasmawati (istri Bung Karno), yang
kala itu ikut di bawa ke Rengasdengklok. Dan pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi,
Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol
No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama membahas tentang Persiapan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

3. Perumusan Teks Proklamasi


Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Bung Karno dan Bung Hatta.
Mereka telah menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera dikumandangkan.
Kemudian diadakanlah rapat yang membahas Persiapan Proklamasi Kemerdekaan di rumah
Laksamana Maeda, dipilihnya rumah Laksamana Maeda karena tempat tersebut dianggap tempat
yang aman dari ancaman tindakan militer Jepang karena Maeda adalah Kepala Kantor
Penghubung Angkatan Laut Jepang dan Maeda juga merupakan kawan baik Mr. Ahmad
Subardjo.
Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun. Hadir dalam pertemuan itu
Sukarni, Mbah Diro, dan B.M.Diah dari golongan muda yang menyaksikan perumusan teks
proklamasi. Semula golongan muda menyodorkan teks proklamasi yang keras nadanya dan
karena itu rapat tidak menyetujui.

Kemudian berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh
rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi:
Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang siapa yang harus
menandatangani teks tersebut. Kemudian Bung Hatta berpendapat agar teks proklamasi itu
ditandatangani oleh semua yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan
muda Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua
yang hadir, akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia dan
Soekarno yang nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang
pengaruhnya cukup besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan
Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai
dengan perubahan-perubahan yang sebelumnya telah disepakati bersama. Perumusan teks
proklamasi sampai dengan penandatanganannya sendiri baru ter selesaikan pada 04.00 WIB (pagi
hari), pada tanggal 17 Agustus 1945

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Dalam naskah yang diketik oleh Sayuti Melik Terdapat tiga perubahan pada naskah
tersebut dari yang semula berupa tulisan tangan Soekarno, Perubahan-perubahan itu adalah
sebagai berikut.
1. Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo".
2. Konsep "wakil-wakil bangsa Indonesia" diubah menjadi "atas nama bangsa Indonesia".
3. Tulisan "Djakarta 17-08-'05", diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen '05".
4. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-
Hatta, dengan bunyi berikut ini.

4. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan


Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945 (hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi
jalan Proklamasi). Sejak pagi telah dilakukan persiapan di tempat tersebut (rumah Ir. Soekarno),
untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Banyak tokoh pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu. Mereka ingin
menyaksikan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesuai kesepakatan yang
diambil di rumah Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa
(zaman Jepang) atau 10.00 WIB telah hadir di rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk menjadi
saksi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Acara yang disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno (jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta) tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Pengibaran bendera Merah Putih.
3. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol. Latief Hendraningrat
memberi aba-aba siap kepada seluruh barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan
sikap sempurna.
Suasana menjadi sangat hening ketika Bung Karno dan Bung Hatta dipersilakan maju
beberapa langkah dari tempatnya semula. Dengan suaranya yang mantap, Bung Karno dan
didampingi Bung Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah
sebelumnya mengucapkan pidato singkat.
Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan berakhir maka dilanjutkan dengan upacara
pengibaran bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih itu dijahit oleh Ibu Fatmawati
Soekarno. saat itu Suhud bertugas mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah
disediakan dan mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat.
Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu
Indonesia Raya.

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Seusai pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan sambutan dari Wali Kota
Suwiryo dan dr. Muwardi. Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh
tokoh tokoh Indonesia lainnya, seperti Sukarni, Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Ny. S.K.
Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr. Sujono dan dr. Samsi,.
Sekian penjelasan artikel mengenai 4 Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi sobat maupun untuk
sekedar menambah wawasan dan pengetahuan sobat mengenai Sejarah Peristiwa Menjelang
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sejarah Peristiwa Rengasdengklok, Sejarah Perumusan Teks
Proklamasi dan Sejarah Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan. Terimakasih atas
kunjungannya.

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
Lampiran 2.: Penilaian
a. Penilaian Test Uraian (Mandiri)
1. Jelaskan penyebab terjadinya Rengasdengklok! (10)
2. Bagaimana kronologis perumusan teks Proklamasi Kmerdekaan Indonesia,
uraiakan ! (30)
3. Jelaskan bagaimanakronologis pelaksanaan pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan
Indonesia! (25)
4. Jelaskan bagaimana pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia! (15)
5. Jelaskan kondisi ekonomi Indonesia awal kemerdekaan! (20)

Jawab:
1. Sebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok yaitu adanya perbedaan pendapat antara
golongan muda dengan golongan tua tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
2. Kronologis perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah diawali dengan
datangnya Ir. Soekarno, Moch. Hatta dan Ahmad Subardjo di Jakarta dari
Rengasdengklok untuk menemui Mayor Jendral Nishimura untuk memberitahukan bahwa
malam ini PPKI akan mengadakan sidang, tetapi Nishimura tidak mengijinkan. Akhirnya
ketiganya menuju rumah Laksamana Maeda Jl. Imam Bonjol no. 1. Sesampainya di
rumah tersebut Ahmad Subardjo menelipon anggota PPKI yang mayoritas golongan
muda. Setelah mereka datang, sidang dimulai dan Ir. Soekarno menceriterakan
pembicaraannya dengan Majend. Nishimura. Mereka menuju ruang makan menyusun
konsep naskah proklamsikemerdekaan. Ir. Seokarno mengusulkan agar Moch. Hatta dan
Ahmad Subadjo menyusun kalimatnya, karena bahasa mereka
dianggap lebih baik terus penulisan naskah dilakukan oleh Ir. Soekarno.
3. Pelaksanaan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah pembacaan
dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno jln. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta hari
Jum’at 17 Agustus 1945. Acara tersebut terdiri tiga tahap yaitu :
a. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno yang
didampingi oleh Moh. Hatta
b. Pengibaran bendera merah putih oleh Suhud, Latief Hendraningrat dan Sri
Murti
c. Sambutan oleh Walikota Jakarta yaituSuwiryo.
4. Pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia adalah berdasarkan hasil sidang
PPKI yang pertama, yang hasilnya yaitu :
1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945
2. Memilih Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden
3. Sebelum terbentuk MPR dan DPR, tugas presiden untuk sementara waktu
dibantu oleh Komite Nasional.

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
5. Kondisi ekonomi awal kemerdekaan Indonesia yaitu belum stabil karena sirkulasi
keuangan masih kacau disebabkan oleh banyaknya mata uang yang beredar di Indonesia,
mata uang: Jepang, Belanda/Nica, dan de Javashe Bank sehingga terjadi inflasi. Begitu
juga persediaan bahan makan belum memenuhi karena gagal panen, kondisi masyarakat
belum baik karena baru dijajah, barang import belum mungkin karena baru merdeka.

b. Penilaian Performa

Penilaian Diskusi Kelompok


No Nama Siswa Berkomunikasi Kerjasama dan Berargumentasi Jumlah
. Kekompakan Skor
1-4 1-4
1-4

1. Fafa Aliva

2. Dwi Nandra M

3. Dst....

4.

5.

Pedoman Penskoran Kegiatan Diskusi Kelompok


No. Kriteria Penilaian Jumlah
Skor
1. Ketrampilan berkomunikasi
a. Sangat Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang 4
efektif) 3
b. Baik (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang cukup 2
efektif)
c. Cukup (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang kurang 1
efektif)
d. Kurang (mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang tidak
efektif)

2. Keterampilan berkolaborasi (kerjasama dan kekompakan)


a. Sangat Baik (sangat kompak, semua berkontribusi aktif) 4
b. Baik (kompak, sebagian besar berkontribusi aktif ) 3
c. Cukup (cukup kompak, setengah anggota berkontribusi aktif) 2
d. Kurang (tidak kompak, sedikit anggota berkontribusi aktif) 1

3. Kemampuan berargumentasi
a. Sangat Baik (memberi gagasan yang mendukung kesimpulan) 4
b. Baik (memberi gagasan yang cukup mendukung kesimpulan) 3
c. Cukup (memberi gagasan yang kurang mendukung kesimpulan) 2
d. Kurang (memberi gagasan yang tidak mendukung kesimpulan) 1

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd
c. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Remidial
Soal Remidial:
Kedatangan Jepang pada awalnya disambut baik oleh bangsa Indonesia karena beberapa
pertimbangan tertentu. Sebutkan pertimbangan-pertimbangan tersebut!
Jawab: kepercayaan pada ramalan Jayabaya, bangsa Indonesia percaya bahwa Jepang adalah
saudara tua, sikap pemerintah Jepang yang mengajak tokoh-tokoh nasional bekerja
sama, kebangkitan bangsa-bangsa Timur setelah kemenangan Jepang atas Rusia pada
1905.

Pengayaan
Soal Pengayaan
Terdesaknya Jepang dalam Perang Pasifik dalam menghadapi Sekutu pada akhir tahun 1944,
mendorong Jepang mencari dukungan dari negara-negara yang didudukinya, termasuk Indonesia.
Jelaskan upaya yang dilakukan Jepang untuk meraih dukungan bangsa Indonesia!
Jawab: salah satu cara Jepang untuk meredam perlawanan Indonesia adalah dengan memberikan
janji kemerdekaan. Hal ini dilakukan agar Indonesia tetap mendukung posisi Jepang
yang mulai terdesak oleh Sekutu pada Perang Pasifik

RPP K-13 Sejarah Indonesia SMK PGRI KRAS Erni Widyawati, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai