A. Kompetensi Awal
a) Sebelum pembelajaran dimulai, siswa dapat menjelaskan secara sederhana
mengenai contoh kerajaan Hindu Buddha.
B. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa dapat menguraikan aktivitas kehidupan manusia masa Hindu-Buddha
2) Penilaian Pengetahuan
Di Indonesia Terdapat 6 Kerajaan Besar Bercorak Hindu Buddha, yaitu Kerajaan Kutai
Martadipura, Tarumanagara, Mataram Kuno, Sriwijaya, Singhasari dan Majapahit,
2
RUBRIK PENILAIAN HASIL PENGAMATAN
Nama Anggota Kelompok : ..................
Kelas VII
Mapel : IPS
No Aspek Skor
1 2 3
1 Hasil Pengamatan
a. Kesesuaian tugas dengan tema
b. Bahasa yang digunakan
c. Kesesuaian penyebutan konteks
peninggalan bercorak Hindu Buddha di
Indonesia
JUMLAH SKOR
Nilai : Skor perolehan x 100
Skor Maksimal
Respon Siswa
Kemampu Penguasaa Kemampua Kemampuan
No Nama Siswa an n Materi n Mengolah
Menjawa Dikusi Menyelesaik Data
b an
Pertanyaan Masalah
1 2 3 4
2
3
4
Dst.
Penskoran aktivitas siswa diberi rentang 1-4 serta nilai maksimal 100. Adapun
kriteria penskoran sebagai berikut:
➢ Skor 1 jika melakukan 1 indikator
➢ Skor 2 jika melakukan 2 indikator Nilai : Skor Perolehan x 25
➢ Skor 3 jika melakukan 3 indikator
➢ Skor 4 jika melakukan 4 indikator
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Aktivitas Kehidupan Masa Lalu
1. Kerajaan Kutai
Kutai yang di pulau Kalimantan pada kisaran abad ke-4 M adalah kerajaan paling tua di Indonesia
yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India.Uniknya, kerajaan ini didirikan oleh seorang
kepala suku yang bernama Kudungga. Di masa pemerintahan Kudungga tidak banyak catatan
yang ditinggalkan.
Barulah pada masa pemerintahan Mulawarman yang merupakan salah satu dari tiga putra
Kudungga inilah kerajaan Kutai mencapai masa keemasannya.
Di masa kepemimpinan raja Mulawarman, kerajaan Kutai mampu mencapai kestabilan ekonomi,
sosial, keamanan dan budaya.Selain seorang raja yang sangat bijaksana dan mencintai rakyatnya.
Raja Mulawarman termasuk sosok penganut agama yang sangat taat.Para brahmana yang saat itu
merupakan pemuka agama sangat dihormatinya.Bahkan dalam suatu prasasti dituliskan bahwa
raja Mulawarman pernah menghadiahkan 20.000 ekor lembu kepada para brahmana yang berada
di wilayahnya.
2. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara ada pada kisaran abad ke-4 Masehi.
Kerajaan yang diperkirakan didirikan oleh Maharesi Jayasingawarman ini memiliki peranan
sangat penting dalam berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Jawa.Beberapa raja diyakini
pernah memerintah di kerajaan Tarumanegara. Namun, yang paling terkenal adalah raja
Purnawarman.
Selama masa pemerintahannya raja Purnawarman banyak sekali melakukan pembangunan yang
ditujukan untuk memakmurkan rakyatnya.Dalam salah satu prasasti yang ditinggalkan raja
Purnawarman digambarkan memiliki lengan yang sangat kuat.Bahkan, di prasasti tersebut raja
Purnawarman dikatakan mampu membangun saluran air dengan menggunakan tangannya.
Selain itu raja Purnawarman juga merupakan sosok yang sangat dermawan.
Setelah selesai membangun saluran air yang menjaga wilayahnya dari bencana banjir. Raja
Purnawarman menghadiahkan sebanyak 1.000 lembu kepada para pendeta Hindu di wilayahnya.
3. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu Budha yang memiliki rekam jejak dan
peninggalan monumental di Indonesia.Candi-candi yang dibangun pada masa kerajaan Mataram
Kuno sangat luar biasa. Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh dua dinasti yakni dinasti Sanjaya
dan dinasti Syailendra.
Dua dinasti ini sering terlibat perselisihan paham dan bahkan sering melakukan perang saudara
untuk berebut pengaruh di Mataram Kuno.Perselisihan dua dinasti ini terjadi hampir puluhan
tahun lamanya. Barulah ketika Rakai Pikatan yang beragama Hindu menikah dengan
Pramodhawardhani yang beragama Budha terjadilah kedamaian di Mataram Kuno.Ketika masa
damai terjadi, kerajaan Mataram Kuno melakukan pembangunan candi-candi dengan ukuran
raksasa. Contohnya adalah candi prambanan, candi mendut, candi borobudur, dll.
Sayangnya menjelang tahun 1000 M terjadi sebuah petaka yang disebut dengan mahapralaya yang
membuat pusat kerajaan Mataram Kuno harus dipindah ke Jawa Timur.
4. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken
Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singasari, Malang.
Kerajaan Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan.
Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya,
Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri
dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang
merupakan pengawalnya.
Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa
Timur, seperti daerah Singasari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman
Majapahit yang berjudul Negarakerlagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang
raja-raja yang memerintah di Singasari serta kitab Pararalon yang juga menceritakan riwayat Ken
Arok yang penuh keajaiban.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel
menggantikan Tunggul Amelung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul
Amelung. Selanjutnya, ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang
diperintah oleh Kerlajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta
perlindungannya.
Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga
Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat
dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Raja Kerajaan Singasari
Daftar raja-raja Singasari versi Pararaton:
Ken Arok (1222-1247 M)
Anusapati (1248-1254 M)
Panji Tohjaya (1254-1268 M)
Wisnuwardhana (1268-1292 M)
Daftar raja-raja Singasari versi Negarakertagama:
Ken Arok (1222-1247 M)
Anusapati (1248-1256 M)
Panji Tohjaya (1256-1268 M)
Wisnuwardhana (1268-1292 M)
5. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan bahari historis yang berasal dari Pulau Sumatra
dan berlangsung sekitar abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Kerajaan ini didirikan
secara resmi pada tahun 682 Masehi, seperti yang tercatat dalam prasasti Kedukan Bukit.
Nama “Sriwijaya” diambil dari kata “Sri” yang berarti cahaya dan “Wijaya” yang berarti
kemenangan gemilang, merujuk pada kejayaan dan kegemilangan kerajaan ini.
Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh besar di kawasan Nusantara barat dan menjadi
pusat agama, budaya, dan perdagangan di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Pada abad ke-9 Masehi, Sriwijaya mencapai masa kejayaannya di bawah pemerintahan
Raja Balaputradewa. Namun, pada abad ke-13 Masehi, kerajaan ini runtuh akibat serangan
dari Kerajaan Singasari di Jawa
Di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa, Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim
yang membangun armada laut kuat. Selain itu, Sriwijaya berhasil mengendalikan jalur
perdagangan utama di wilayahnya hingga Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.
Namun, serangan dari Kerajaan Cola mengakibatkan keruntuhan Sriwijaya karena
terganggunya jalur perdagangan utamanya. Akibatnya, ibu kota Sriwijaya dipindahkan ke
Jambi dan lambat laun kekuasaan Sriwijaya meredup.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya mencakup periode awal berdiri, masa kejayaan, hingga
keruntuhan. Pendiriannya dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tahun 682
Masehi dengan ekspedisi untuk menguasai wilayah-wilayah strategis perdagangan.
Masa kejayaannya terjadi sejak abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi sebelum mengalami
penurunan akibat serangan musuh dan gangguan jalur perdagangan utamanya.
Daftar raja-raja Kerajaan Sriwijaya
Dapunta Hyang Sri Jayanasa (abad ke-7 M)
Samaragrawira (abad ke-8 M)
Dharanindra (abad ke-8 M)
Samaratungga (abad ke-9 M)
Balaputradewa (abad ke-9 M)
Sriwijaya Maharaja (abad ke-10 M)
Sri Cudamani Warmadewa (abad ke-11 M)
Kertanegara (abad ke-12 M)
Raja-raja ini memiliki peran penting dalam sejarah Kerajaan Sriwijaya, yang berdiri pada
tahun 682 Masehi dan mencapai masa kejayaannya pada abad ke-9 Masehi
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang masih ada hingga saat ini antara lain:
Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di sekitar tepian sungai Batang, Kedukan Bukit,
Kota Palembang. Prasasti ini berisikan tentang pemberian izin kepada seorang pendeta
Budha untuk mendirikan tempat ibadah.
Prasasti ini merupakan bukti sejarah dan kemajuan Kerajaan Sriwijaya, yang berasal dari
Pulau Sumatra dan berdiri pada tahun 682 Masehi.
Prasasti Ligor
Prasasti Ligor ditemukan di Thailand bagian selatan oleh Nakhon Si Thammarat. Prasasti
ini menceritakan kisah raja Sriwijaya yang membangun Tisamaya Caitya untuk Kajara.
Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur ditemukan di Kota Kapur, Bangka Belitung. Prasasti ini diperkirakan
ditulis pada 656 Masehi. Prasasti Kota Kapur berisikan permintaan kepada Dewa untuk
menjaga persatuan dan kesatuan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan di sekitar Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti ini berisi
tentang pembangunan taman oleh Sri Jayanasa, yang dibuat untuk rakyat pada abad ke-7.
Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan.
Peninggalan ini ditulis dalam 13 baris dan berhuruf Pallawa dengan Bahasa Melayu Kuno.
Isi prasasti ini hampir sama dengan beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya lainnya yang
ditemukan di Lampung, yaitu tentang kutukan bagi mereka yang tidak patuh kepada
penguasa Kerajaan Sriwijaya
CONTOH GAMBAR-GAMBAR YANG BERKAITAN DENGAN LKPD
CONTOH PUZZLE