Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

0 – Start from BIG WHY .......................................................................2


#1 “Bagaimana Menyusun Kerangka Presentasi?” ........................3
Struktur Presentasi ................................................................................................... 3
Pembuka .................................................................................................................... 3
Isi ................................................................................................................................. 3
Penutup ...................................................................................................................... 4

#2 “Membuka dan Menutup Presentasi” ........................................4


Tujuan Membuka Presentasi? .................................................................................. 5
7 Cara Membuka Presentasi .................................................................................... 5
7 Cara Menutup Presentasi Anda ............................................................................ 7

#3 “10 Cara Membuat Presentasi Akademik Jadi Lebih Menarik”


...............................................................................................................9
1. Mulai dari pondasi, tentukan poin terpenting ................................................. 10
2. Gunakan sedikit teks dan kurangi penggunaan angka yang tak perlu .......... 10
3. Hilangkan luberan informasi yang berlebihan ................................................. 11
4. Gunakan isyarat non-verbal ............................................................................... 11
5. Kenali audiens Anda ........................................................................................... 11
6. Libatkan audiens Anda ....................................................................................... 12
7. Gunakan humor, kejutan, dan contoh-contoh praktis .................................... 12
8. Latihan, latihan, latihan ...................................................................................... 12
9. Akhiri presentasi Anda dengan ringkasan ........................................................ 13
10. Jangan jadikan slide presentasi Anda sebagai handout (makalah) .............. 13

#4 “Bagaimana Menampilkan Angka dalam Presentasi Agar


Menarik?” ...........................................................................................13
Angka berbeda dari gambar dan kata .................................................................. 14
Angka bersifat abstrak, maka jadikan nyata dan bermakna dengan cerita! ..... 14

(1) | bit.ly/bicara
Gunakan grafik sederhana untuk menunjukkan angka ...................................... 15
Bagaimana menyajikan laporan keuangan? ......................................................... 16
Gabungkan angka dengan gambar ....................................................................... 18

#5 SENI PRESENTASI .........................................................................19


Mengapa Penting? ................................................................................................... 19
Bagaimana membangun pondasi presentasi? ..................................................... 19
SIAPkan diri dalam Persiapan ................................................................................ 20

Penyusun ............................................................................................21

****

0 – Start from BIG WHY


Pernahkah Anda jumpai seseorang yang berkualitas hidup baik,
tanpa keahlian berkomunikasi efektif di depan publik?”

Anda tahu, sejak dulu keberhasilan hidup bergantung pada kemampuan kita
untuk mendapatkan persetujuan dari sesama. Komunikasi memang penentu
baiknya kualitas hidup.

Hari ini, public speaking alias keahlian berbicara di publik, berfungsi layaknya
elevator naik, pemungkin keberhasilan atas keinginan baik seseorang.

Tengok sebentar ke kalangan pekerja profesional. Di area ini, keterampilan


berbicara berfungsi sebagai senjata percepatan karier. Dari dua pribadi dengan
level kepangkatan yang sama, sebanding dalam memiliki keahlian operasional,
manajemen, dan kepemimpinan. Kepiawaian berbicara di depan publik, pasti
menjadi roket pelesat karir salah satunya. Di dunia bisnis, nama Steve Jobs tentu
melekat dalam ingatan Anda. Setiap pebisnis, menginginkan dirinya seahli
pribadi ini dalam presentasi bisnis. Dari sekian nama legenda bisnis di dunia,
keandalan sebagai pembicara publik ialah satu identitas yang pasti melekat
pada pemiliknya. Tak heran, jika penjualan produk dan reputasi baik organisasi
bisnis dari Apple, sedemikian melejitnya. Apa sebab? Adanya kepakaran yang
utuh, saat Steve Jobs berperan sebagai pembicara di publik.

(2) | bit.ly/bicara
Sebagai mahasiswa, cepat atau lambat, Anda pasti menyajikan gagasan di depan
publik. Dalam apa pun bentuk dan kesempatannya.

Semakin mahir kita mempresentasikan ide, semakin mudah-lah kita disetujui,


dan semakin baiklah kualitas hidup kita.

Ini yang Anda inginkan, bukan?

#1
“Bagaimana Menyusun Kerangka Presentasi?”

Anda punya sebuah gagasan untuk disampaikan.


Tapi bagaimana cara yang paling tepat untuk menyampaikannya?

Struktur Presentasi
Secara sederhana, sebuah presentasi akan terdiri dari tiga
bagian: pembuka, isi, dan penutup.

Pembuka

Bagian pembuka menjelaskan topik yang hendak dibahas. Inilah bagian yang
paling penting dalam sebuah presentasi, karena di sinilah Anda menciptakan
motivasi kepada audiens untuk menyimak. Anda harus bisa menjelaskan
mengapa mereka perlu mendengarkan Anda. Mereka ingin mengetahui “what’s
in it for me” (apa yang membuat hal tersebut penting buat saya).

Anda perlu menyusun pembukaan yang kuat, sehingga audiens termotivasi


untuk menyimak. Ini sekaligus juga akan membantu menciptakan momentum
bagi keseluruhan isi presentasi untuk Anda sampaikan.

Isi

Ini adalah bagian di mana Anda menjelaskan topik yang hendak dibahas.
Perhatikanlah: ketika berusaha menyerap informasi baru, audiens memiliki
rentang daya ingat yang terbatas.

Seorang presenter yang baik akan teliti. Ia memilih informasi apa yang
penting dan perlu disampaikan kepada audiens. Ia juga menentukan informasi
mana yang tidak terlalu penting dan dapat dihilangkan dari pembahasan.

(3) | bit.ly/bicara
Presenter, terutama yang ahli dalam topiknya, biasanya terjebak dengan
berusaha menjelaskan semuanya dengan selengkap-lengkapnya.

Ingat, audiens bukanlah Anda, yang mungkin sudah belajar dan menjalani
topik tersebut selama bertahun-tahun. Mereka baru akan mendengarkannya
untuk pertama kalinya, dan Anda hanya punya waktu 30 menit sampai satu jam
untuk menjelaskannya.

Pilihlah informasi mana yang penting dan mana yang hanya pelengkap.

Penutup

Pembukaan yang baik akan menyalakan semangat dan motivasi audiens. Di sisi
lain, fungsi penutup adalah untuk membuat pesan Anda diingat audiens ketika
presentasi berakhir. Di sinilah saat Anda harus memastikan apakah tujuan
presentasi Anda berhasil tercapai atau tidak.

Rentang ingatan audiens terbatas. Maka, Anda harus dapat meringkas esensi
presentasi Anda dalam satu kalimat saja, untuk Anda sampaikan. Jika ringkasan
ini berhasil diingat oleh audiens, maka presentasi Anda adalah presentasi yang
berhasil, meskipun mungkin mereka melupakan isi presentasi yang lainnya.

****

#2

“Membuka dan Menutup Presentasi”

Membuka Presentasi

Dalam presentasi, pembukaan adalah salah satu elemen penting yang harus
selalu disiapkan dengan baik oleh presenter. Mengapa demikian? karena orang
cenderung mengingat hal-hal yang paling awal tampil terlihat atau terdengar
oleh mereka. Dalam ilmu psikologi ini dinamakan dengan primacy effect.

Selain itu, pembukaan presentasi yang baik akan membantu kita menciptakan
motivasi dan rasa ingin tahu dalam diri audiens. Sekarang coba Anda bayangkan
apa jadinya jika di awal-awal pembukaan presentasi, Anda gagal memotivasi
audiens. Bisa jadi audiens Anda asyik sendiri bermain handphone, ngobrol

(4) | bit.ly/bicara
sendiri, atau bahkan sudah ada yang terlihat menguap karena mengantuk. Jika
ini terjadi, maka tugas Anda untuk mempengaruhi mereka akan semakin sulit.
Karena itulah Anda harus mampu menciptakan sebuah motivasi dengan
pembukaan yang menarik. Sehingga audiens mau meninggalkan kesibukan
mereka dan beralih untuk mendengarkan presentasi yang Anda sampaikan.

Tujuan Membuka Presentasi?

Pembukaan yang baik sangat penting karena memiliki beberapa manfaat. Yakni:

1. Menarik perhatian

Saat ini banyak sekali pengalih perhatian, ada Blackberry, tablet, iphone, dan
sebagainya. Salah satu tujuan pembukaan yang baik adalah menjauhkan semua
pengalih tersebut dan membuat perhatian audiens lebih tertuju kepada Anda.

2. Memperkenalkan topik dan tujuan presentasi

Mungkin belum semua audiens mengerti dengan topik dan keluasan yang akan
dipresentasikan, serta tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, presenter
perlu menyampaikannya saat pembukaan. Sebutkan apa saja manfaat yang
audiens akan dapatkan dari mendengarkan presentasi Anda.

3. Memotivasi

Motivasi audiens adalah alasan kuat kenapa audiens harus mendengarkan


Anda. Dengan pembukaan yang kuat audiens akan lebih termotivasi untuk
mendengarkan presentasi yang akan Anda sampaikan. Sekarang coba Anda
bayangkan apa jadinya jika audiens tidak memiliki motivasi dari awal. Saya yakin
apa pun yang Anda ujarkan, tidak banyak berpengaruh pada diri audiens. Untuk
itulah gunakan pembukaan yang kuat, dengan begitu audiens Anda akan
termotivasi untuk mendengarkan apa yang Anda sampaikan.

7 Cara Membuka Presentasi

Pembukaan yang baik dan menarik akan sangat menentukan keberhasilan


sebuah presentasi sebagaimana pembukaan yang buruk juga cenderung
membuat presentasi menjadi gagal. Oleh karena itu, sangat penting untuk
melakukannya sesempurna mungkin. Audiens akan menilai kredibilitas kita
sebagai presenter dalam beberapa menit pembukaan. Dalam waktu singkat
tersebut, Anda harus dapat meyakinkan audiens untuk terus mendengarkan
hingga akhir presentasi Anda.

(5) | bit.ly/bicara
Lantas bagaimana membuka presentasi dengan baik dan menarik?

1. Sampaikan pernyataan yang mengejutkan

"Pernahkah Anda “membunuh” orang?"


"Saya mencari orang yang mau jatuh dari jurang bersama saya."

2. Menggunakan pertanyaan

Menggunakan pertanyaan juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk
membuka presentasi.

Karena ketika ada pertanyaan maka orang akan cenderung mencari jawaban. Ini
akan membuat audiens fokus dengan topik pertanyaan.

3. Menggunakan kutipan

Cara lain untuk membuka presentasi yang baik dan menarik adalah dengan
mengutip pendapat para ahli atau orang yang berwenang. Hal ini penting untuk
memperkuat meteri yang akan Anda sampaikan. Kutipan yang kuat akan
memberikan pengaruh tersendiri bagi audiens. Biasanya mereka akan lebih
percaya bahwa materi yang Anda sampaikan akan benar-benar memberikan
manfaat baginya.

4. Menggunakan data dan fakta

Penggunaan data atau fakta secara tepat juga akan mampu menjadi pembukaan
yang kuat. Data atau fakta akan membuat audiens percaya materi Anda
sampaikan benar-benar sesuatu yang sangat penting. Sehingga mereka akan
termotivasi mendengarkan presentasi Anda selanajutnya.

5. Ingatkan kejadian dramatis

“Bapak ibu sekalian, masih jelas dalam benak kita, bagaimana saudara-saudara
kita di Aceh mendapatkan tamu tak diundang yang dalam waktu singkat sudah
memporakporandakan seluruh penghuni kota...”

6. Undang partisipasi audiens

“Baik....saya mengundang tiga orang yang luar biasa untuk bisa maju ke depan
untuk beberapa waktu!”

(6) | bit.ly/bicara
7. Pembukaan yang misterius

Presenter masuk ke kelas dengan jaket tebal dan kacamata hitam, lengkap
dengan tas ransel

7 Cara Menutup Presentasi Anda

Anda memulai bicara dengan pembukaan yang memukau. Anda berselancar


dengan percaya diri masuk ke isi bicara. Lalu, Anda kehabisan bensin saat
mendekati penutupan. Anda telah selesai bicara, tapi audien Anda masih belum
selesai mendengar. Mereka menatap Anda. Anda menatap mereka. Sunyi.
Senyap.

Tangan Anda mulai 'gratil', memutar-mutar pulpen. Mengetuk-ngetuk


mikrofon ke meja. Membenarkan posisi dasi yang sepertinya selalu miring.
Ujungnya, Anda menyerah dan hanya mengucap kata perpisahan yang sama
dari bicara ke bicara: "Terima kasih". Untungnya audiens Anda masih memberi
applaus. Anda bisa bernafas lega kembali.

Anda tahu, penutupan adalah komentar terakhir Anda atas topik setelah
kesimpulan. Penutupan juga harus jelas dan upayakan tidak lebih dari tiga
kalimat. Fungsi penutupan adalah untuk memberi penekanan lebih, terhadap
tujuan bicara Anda dan meninggalkan audiens dengan sesuatu yang bernilai
untuk selalu diingat. Penutupan adalah klimaks, dobrakan!

Bagaimanakah Anda bisa mengakhiri bicara dengan tingkat percaya diri yang
tetap terjaga? Berikut ini adalah 7 cara menutup bicara Anda, sebagai ringkasan
dari Peter F. Jeff. Semoga berguna.

1. Tutup dengan judul

Anda bisa menutup bicara dengan menggunakan judul dari bicara Anda. Jika
pelawak meninggalkan ruangan dan audience tetap tertawa, maka pembicara
bisa meninggalkan ruangan dan audiens tetap berpikir - sampai mereka tiba di
rumah.

Teknik inilah yang melahirkan usulan dari para pakar public speaking untuk
menulis bagian akhir lebih dahulu, baru memilih judulnya.

(7) | bit.ly/bicara
2. Tutup dengan melingkar

Teknik ini mengikuti nasihat klasik public speaking,"Tell 'em what you are going to
tell 'em; tell 'em, then tell 'em what you told 'em."Anda, bisa mendahuluinya
dengan mengatakan: "Kini kita sampai ke tempat di mana kita memulainya."

Cara yang paling mudah, adalah dengan memulai bicara Anda dengan sebuah
pertanyaan. Dan, jawaban dari pertanyaan itulah yang menjadi penutupan
Anda. "Apa jadinya jika Anda punya target, dan Anda tahu bahwa Anda tidak
mungkin gagal mencapainya?"

3. Berikan tantangan

Gunakan kata-kata perintah untuk menantang audiens Anda.


"Tunjukkan bahwa saudara-saudara mau!"
"Buktikan bahwa saudara-saudara bisa!"
"Buatlah dunia melihat bahwa saudara-saudara mampu!"

4. Perulangan

Manfaatkan rima. Gunakan perulangan kata yang mirip atau sama dan indah
serta gampang diingat oleh audien Anda. "Hidup adalah petualangan dan
pelajaran. Sambutlah tantangannya. A duty, perform it. An opportunity, take it. A
journey, complete it. A promise, fulfill it. A puzzle, solve it. A goal, achieve it."

5. Pepatah

Yang ini adalah plesetan dari kalimat atau kata-kata yang populer dan terkenal.
"Akhir kata... adalah kata-kata akhir." (Keliek Pelipur Lara - Wapres Republik BBM)
"Kalo ada jarum yang patah, jangan simpan di dalam peti. Kalo ada kata yang salah,
jangan lapor polisi." (Tugiman)
“Cuci tangan sampai bersih. Sekian, terima kasih.” (Tifatul Sembiring)

6. Demonstrasi

Anda bisa melakukan peragaan sambil mengatakan penutupan Anda. Sambil


menutup buku. Mematikan slide. Menutup notebook dan sebagainya.

(8) | bit.ly/bicara
7. Rangkum dalam beberapa kata

"Kita bisa menyelesaikan masalah ini jika setiap orang bersedia menyelesaikan
tugasnya hari ini."

Simpulan. Menutup presentasi secara kreatif, akan membuat sesi bicara Anda
selalu diingat dan dikenang audien Anda.

"Demikian. Harap maklum." (Ups, ini sih penutupan surat)

****

#3
“10 Cara Membuat Presentasi Akademik Jadi Lebih Menarik”

Jika Anda pernah duduk mendengarkan presentasi akademik, Anda tahu


seberapa mudah Anda bisa mengantuk, lalu tertidur, atau merasa bosan,
bingung, bahkan kewalahan karena terjangan informasi. Saat Anda mendapat
kesempatan untuk menyajikan topik atau naskah presentasi akademik, Anda
sudah tahu tantangan apa yang pasti Anda hadapi: merebut ketertarikan
audiens dan menjaga keterlibatan mereka. Tentu, berbekal teknik dan
pendekatan yang tepat, sebagaimana sepuluh kiat di bawah, Anda bisa

(9) | bit.ly/bicara
mengubah topik akademik yang paling membosankan menjadi penyajian yang
menarik, bermakna, dan aplikatif.

1. Mulai dari pondasi, tentukan poin terpenting

Ini kesalahan umum dalam menyajikan topik akademik. Banyak orang


cenderung untuk menggunakan jargon rumit saat presentasi. Kita tahu, itu
terjadi hanya karena mereka ingin dinilai tampak intelektual, kredibel, atau
canggih. Sebutlah contoh, fenomena Vicky Prasetyo dengan berbagai
ungkapannya yang terkenal: “kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, dan labil
ekonomi”.

Tapi berlawanan dari harapan semula, itu semua hanya membuat topik
makin sulit dimengerti. Sekali lagi, presentasi adalah untuk kepentingan audiens.
Sehingga Anda harus bisa menjawab, “Apa yang pendengar inginkan dari
presentasi Anda?”

Pada dasarnya, setiap audien mencari jawaban atas tiga hal ini:

“Siapa peduli?”

“Memang kenapa?”

“Apa manfaatnya untukku?”

Sebelum Anda menyajikan presentasi akademik, pastikan sudah menentukan


satu pesan terpenting untuk Anda bagikan. Berfokuslah pada gagasan utama
itu, lalu sajikan dengan skema dan alur yang mudah dicerna. Dengan begitu,
Anda telah membantu audiens untuk mudah memahami esensi presentasi dan
menjadikannya mudah melekat dalam ingatan mereka.

2. Gunakan sedikit teks dan kurangi penggunaan angka yang tak perlu

Saya selalu merekomendasikan penggunaan pesan visual daripada teks ketika


kita memberikan presentasi. Saran ini terutama berlaku untuk topik akademik,
karena ada godaan besar untuk memasukkan (terlalu) banyak kata, angka,
istilah, atau kode-kode akademis dalam satu slide.

Tahukah Anda, untuk apa itu semua? Ternyata, hanya untuk menyajikan
informasi. Mungkin pendekatan seperti itu, bisa cocok untuk pidato. Tapi dalam

(10) | bit.ly/bicara
presentasi akademik, yang lebih Anda inginkan ialah menerjemahkan kata-kata
dan angka akademis dalam bentuk visual yang bermakna.

Terlepas dari subjek apa pun yang dibahas, slide memang digunakan untuk
melibatkan audiens dengan kekuatan visual: gambar yang jelas, penuh warna,
kesederhanaan grafik, dan tabel informatif. Slide presentasi bukanlah
teleprompter untuk pembicara.

Bahkan jika Anda temukan, audien berstatus mahasiswa S-3 sekalipun


pastilah seperti manusia lainnya: ia suka pesan-visual! Selengkapnya mengenai
penggunaan angka, bisa Anda pelajari dalam “Menampilkan Angka dalam
Presentasi”.

3. Hilangkan luberan informasi yang berlebihan

Entah Anda menyajikan data, kata-kata, grafik, atau angka, aturan mendasar
tetaplah KISS –Keep It Short and Simple – Pertahankan ringkas dan sederhana.
Audiens tidak dapat menyerap begitu banyak informasi dalam satu waktu
seketika. Sebagai gantinya, bagilah isi presentasi Anda ke dalam tiga poin utama,
yang Anda ingin supaya pendengar memproses dan mengingat-ingatnya. Batasi
penggunaan diagram Anda dalam maksimal 5 komponen terpenting saja.

4. Gunakan isyarat non-verbal

Presenter yang berpengalaman paham bahwa cara menyajikan sesuatu lebih


penting daripada apa yang disajikan. Termasuk dalam penyajian materi
akademik.

Selain menggunakan alat bantu visual, libatkan pula indera audiens.


Manfaatkanlah kontak mata, variasikan nada suara Anda, buat ekspresi wajah
yang tepat dan isyarat tubuh yang alami, dan sajikan presentasi dengan penuh
energi dan keyakinan yang kuat. Dalam banyak kejadian, ini lebih penting
daripada kata-kata yang Anda ucapkan. Selama isyarat non verbal ini tidak
mengganggu atau berlebihan, audiens akan tetap tertarik dan benar-benar
percaya apa yang Anda katakan.

5. Kenali audiens Anda

Sebelum Anda tampil, penting untuk mengenal audiens dan memahami gaya
belajar audiens serta tingkat pengetahuannya atas informasi yang akan

(11) | bit.ly/bicara
disajikan. Kebanyakan panduan presentasi merekomendasikan agar
menyampaikan gambaran besar lebih dahulu sebelum membahas rinciannya.
Tapi bagi beberapa orang, ia bisa belajar cepat justru dengan cara yang
berlawanan.

Ada contoh kesalahan akademisi profesional dalam upayanya membangun


hubungan dekat. Di awal presentasi ia tiba-tiba bergerak ke tengah-tengah
kerumunan pendengar, tanpa memperkenalkan diri dan menjelaskan alasan
mengapa ia perlu berpindah ke sana. Seperti yang mudah diduga, sebagian
besar pendengar merasa tidak nyaman dengan hal itu.

6. Libatkan audiens Anda

Sangat penting untuk memeriksa apakah audiens memahami pesan Anda di


setiap kurun waktu tertentu. Anda perlu cerdas mengatur waktu untuk
memanfaatkan metode diskusi, guna mengukur aspek kepahaman dan
kemahiran audiens. Dan, karena terutama menyajikan topik akademik, sangat
mendesak untuk melibatkan partisipasi audiens dalam ragam metode
pembelajaran, daripada hanya mengajak berbicara dengan mereka.

7. Gunakan humor, kejutan, dan contoh-contoh praktis

Hanya karena topik akademik umumnya serius dan komplek, tidak berarti Anda
tidak boleh menyajikan presentasi pelajaran dengan cara-cara yang lebih
menarik. Gunakan variasi metode pembelajaran, untuk menjaga ketertarikan
audiens. Lontarkan humor yang cerdas. Berikan kejutan. Atau, bergeraklah
secara leluasa di antara pendengar Anda. Semua ini, perlu Anda kerjakan ketika
Anda membutuhkan audiens Anda untuk benar-benar fokus pada topik yang
sedang dihadapi.

8. Latihan, latihan, latihan

Benar kata pepatah “Latihan membuat sempurna. Dan, lebih tepat lagi, “Latihan
yang sempurna, makin membuat sempurna”. Mahir berpresentasi adalah
sebuah kompetensi. Dan, ia hadir karena pengulangan dan pelatihan yang tepat.
Anda perlu berlatih melontarkan lelucon atau bercerita beberapa kali, hingga
menjadi begitu alami, hingga Anda tidak perlu lagi berpatokan pada naskah.
Anda juga perlu melatih diri untuk mampu menjalin keakraban dengan audiens,
secepat mungkin.

(12) | bit.ly/bicara
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda,
sebagai bahan untuk membuat penilaian yang realistis. Pertimbangkan untuk
meminta umpan balik dari pelatih profesional. Tentu, Anda ingat saya, bukan? :)

9. Akhiri presentasi Anda dengan ringkasan

Untuk menancapkan dampak presentasi, tutup penyajian presentasi dengan


kejelasan kesimpulan. Ketika audiens meninggalkan ruangan, buatlah agar
mereka mengantongi pemahaman yang jelas: tentang pesan penting Anda, atau
apa yang harus mereka lakukan. Di dalam slide presentasi penutupan Anda,
gunakan kalimat singkat, huruf besar, mudah dibaca, dan grafis yang sesuai.

10. Jangan jadikan slide presentasi Anda sebagai handout (makalah)

Tujuan utama dari presentasi akademik adalah untuk menyajikan sebuah ide.
Dan itu bukan tentang kertas dokumen yang dibaca peserta. Oleh karena itu,
slide presentasi Anda harus lebih menarik secara visual dan lebih mendukung
penyajian gagasan. Pastikan Anda mencetak handout secara terpisah. Buat
handout berisikan uraian poin-poin penting, bisa juga berbentuk narasi, dan
ingat untuk memasukkan pesan visual kepada pembaca.

Begitu Anda menerapkan 10 tips di atas, Anda bisa mengatasi kendala


ketertarikan dan keterlibatan audiens. Sebagai gantinya, Anda mampu
menyajikan presentasi akademik secara lebih menarik.

Selamat berlatih!

****

#4
“Bagaimana Menampilkan Angka dalam Presentasi
Agar Menarik?”

Buat Anda yang sering berkutat dengan angka, tentunya ingin agar angka yang
Anda sampaikan bisa dipahami sekaligus dimaknai oleh audiens. Tulisan di
bawah ini, saya modifikasi dari presentasi.net –seijin founder-nya, yang adalah
teman saya. Selamat membaca!

(13) | bit.ly/bicara
Angka berbeda dari gambar dan kata

Hal pertama yang Anda harus ingat adalah angka berbeda dari gambar atau
kata. Jika Anda menampilkan gambar, maka audiens bisa menciptakan asosiasi
yang menjadi kekuatan gambar tersebut. Sama halnya dengan kata-kata, jika
Anda bisa memilih kata-kata yang tepat, maka presentasi Anda pun menjadi
kuat.

Lantas bagaimana caranya menampilkan angka? Bukankah saya harus


menampilkan angka apa adanya?

“Bantu Audiens Memahami Angka yang Anda Tampilkan”

Angka bersifat abstrak, maka jadikan nyata dan bermakna dengan cerita!

Seseorang tidak bisa dengan mudah membayangkan sebuah angka. Angka juga
bersifat relatif. Nilainya tergantung dengan angka lain yang menjadi
pembanding.

Misalnya, apa artinya pertumbuhan ekonomi 6%? Buat orang yang tidak
belajar ekonomi secara khusus akan menilai itu angka yang kecil. Padahal angka
tersebut salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia saat ini.

Jadi yang harus Anda lakukan dengan angka adalah membantu audiens untuk
mengerti cerita di balik angka tersebut. Jangan sekedar mengatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi 6%. Tapi ceritakanlah bahwa
pertumbuhan ekonomi 6% itu adalah salah satu yang terbaik di dunia.

Steve Jobs, adalah salah satu presenter yang sangat piawai menceritakan
angka. Ketika menjelaskan kapasitas produk iPod, dia tidak menyebutkan 1
Gigabyte, 2 Gigabyte atau 100 Gigabyte. Mengapa? Karena angka tersebut
abstrak buat audiens. Tapi dia mengatakan, Anda bisa menyimpan 1000 lagu
dalam kantong Anda. Maka angka tadi punya makna, punya cerita.

Ketika menjelaskan jumlah lagu yang terjual setiap harinya di iTunes, Steve
Jobs menyebut angka 5 juta lagu sehari.

Jika audiens hanya diberikan data 5 juta lagu per hari, mungkin mereka sulit
membayangkan apa arti angka tersebut. Tapi ketika Jobs membantu dengan
analogi bahwa jumlah itu sama dengan 58 lagu per detik setiap harinya, maka
audiens dengan cepat bisa membayangkan bahwa angka tersebut sangatlah
besar. Angka tadi memiliki cerita di belakangnya.

(14) | bit.ly/bicara
Jadi, angkat cerita di balik angka yang hendak Anda tampilkan. Jangan
sekedar menampilkan bahwa penjualan produk kita saat ini naik 20%. Tapi
ceritakan bahwa angka tersebut merupakan gabungan dari 3 kompetitor
terdekat kita. Maka angka yang Anda sampaikan menjadi bermakna.

Contoh lain: “BRITISH LIBRARY adalah perpustakaan terlengkap di dunia. Jika


dijejerkan, koleksi di perpustakaan ini akan membentang 625 Km atau setara
dengan jarak Jakarta-Surabaya.” (Tempo, 10 Mei 2015)

Gunakan grafik sederhana untuk menunjukkan angka

Sedapat mungkin, hindari menunjukkan langsung tabel dalam sebuah


presentasi. Melainkan ubahlah tabel tersebut ke dalam grafik sederhana.

Alasannya tabel sulit dipahami dengan cepat oleh audiens kecuali mereka
yang sudah memahami tabel tersebut sebelumnya. Tentu Anda tidak ingin
membuat kening audiens berkerut gara-gara tabel yang Anda tampilkan.

Mengubah angka menjadi grafik akan membantu audiens memahami angka


yang tadinya abstrak menjadi lebih mudah dicerna karena memiliki pembanding
sekaligus bisa dibayangkan perbandingannya secara visual. Perhatikan contoh
berikut.

Sekarang kita sajikan data dalam bentuk


grafik sederhana. Data ini lebih mudah
dicerna dan memberi gambaran visual
perbandingan antar angka dengan cepat.
Adapun yang dipeentingkan dalam data ini
bukanlah pada angka absolutnya, melainkan
perbandingan antara angka yang satu
dengan lainnya.

(15) | bit.ly/bicara
Dengan cepat audiens bisa melihat penjualan di pulau Jawa sangat tinggi,
disusul Sumatera dan terakhir Kalimantan. Audiens juga bisa dengan cepat
melihat secara visual peningkatan penjualan yang terjadi di pulau Jawa dari
tahun 2011 ke 2012 bisa setara dengan penjualan total di Kalimantan pada
tahun 2012.

Lantas bagaimana jika Anda masih tetap


harus menampilkan data dalam bentuk
tabel?

Cara membuat tabel lebih efektif adalah


dengan memberi penekanan pada bagian
tertentu dari tabel tersebut. Ini tentunya
harus sesuai dengan apa tujuan Anda
menampilkan data. Misalkan dalam contoh
berikut ini. Tabel berikut menunjukkan persentase kenaikan penjualan sepeda
motor setiap kuartal.

Perhatikan bagaimana tabel


menekankan pada Kuartal 2 di mana
pertumbuhan menunjukkan angka paling
besar di seluruh pulau di Indonesia. Inilah
yang dimaksud memberi penekanan pada
tabel agar audiens mudah menangkap
pesan yang ingin Anda sampaikan.

Bagaimana menyajikan laporan keuangan?

Buat Anda yang berkutat di bidang akuntansi mungkin tidak bisa menghindar.
Tidak semua angka bisa dibuat grafiknya. Ada kalanya angka tersebut harus
ditampilkan apa adanya. Misalnya laporan keuangan.

Lalu, bagaimana membuatnya lebih menarik?

Jawabnya adalah buat ringkasan angka tersebut dan tampilkan hanya angka
yang perlu diketahui oleh audiens. Jangan tampilkan seluruh angka karena toh
audiens Anda tidak akan bisa menghitungnya sambil mendengarkan presentasi.

(16) | bit.ly/bicara
Perhatikan contoh berikut. Slide ini berisi laporan keuangan lengkap dengan
angka yang banyak dan ukuran font kecil. Angka ini mustahil terlihat dengan
baik dalam sebuah presentasi aktual. Karena sulit terlihat, maka
menampilkannya menjadi tidak punya arti. Seandainya pun bisa terlihat,
audiens juga bakal kesulitan memahami angka-angka yang tampil karena terlalu
banyak.

Besar kemungkinan, maksud seorang presenter menampilkan slide ini bukan


untuk membuat audiens tahu komponen dari setiap laporan keuangan. Bisa jadi
penekanan ada pada besaran penjualan (Revenue) atau laba bersih (Net
Income).

Slide berikut merupakan laporan keuangan


yang sama. Bedanya ini adalah ringkasan
dari angka di atas. Slide ini menunjukkan
hanya angka-angka yang penting dan
menjadi pokok pembicaraan. Ingat, kita
tidak sedang membahas angka yang yang
tidak penting di sini. Dengan cara ini, Anda
bisa menampilkan angka yang memang
penting dan menarik untuk diketahui.

Dalam slide ini, angka difokuskan pada Revenue, Gross Profit, dan penekanan
khusus pada Net Income. Penambahan keterangan 35% menunjukkan bahwa
Net Income yang didapat 35% dari nilai Revenue. Inilah pesan atau cerita yang
ingin disampaikan secara khusus oleh sang presenter.

Adapun detailnya bisa Anda bagikan dalam bentuk handout kepada audiens.

(17) | bit.ly/bicara
Gabungkan angka dengan gambar

Anda bisa menampilkan angka untuk kesan yang kuat dan dramatis jika mampu
menggabungkannya dengan gambar yang tepat. Lewat cara ini, Anda
menciptakan asosiasi visual terhadap angka yang Anda sampaikan. Berikut
contoh yang saya ambil dari presentasi Thirst dari Jeff Brenman yang
memenangkan penghargaan sebagai presentasi terbaik Slideshare tahun 2008.

Perhatikan bagaimana slide ini


menggunakan gambar yang kuat dan
angka yang sederhana. Slide seperti ini
cocok jika Anda hendak menampilkan
sebuah kesimpulan dengan angka yang
sederhana namun memiliki kekuatan.

Adapun jika Anda ingin melakukan


perbandingan, maka Anda bisa
menggunakan grafik. Pilihlah grafik yang
paling tepat untuk menjelaskan slide Anda.

Contoh slide berikut ini ingin membandingkan sektor Pertanian dan Perikanan
dalam angkatan kerja di Indonesia. Perhatikan bagaimana penekanan data
difokuskan pada bagian yang ingin ditonjolkan yakni sektor Pertanian dan
Perikanan.

Semoga membantu Anda untuk


menampilkan angka dengan menarik.

Anda juga bisa belajar bagaimana


menampilkan grafik secara efektif
dengan memberi penekanan pada
bagian penting dari sebuah data.

Selamat berlatih presentasi dan


menampilkan data serta angka
dengan lebih menarik.

****

(18) | bit.ly/bicara
#5

SENI PRESENTASI

Mengapa Penting?

Karena presentasi ialah kesempatan kita membagikan inspirasi, motivasi, dan


kiat taktis perubahan jadi lebih baik. Dengannya kita berharap, seusai hadirin
mendengarkan presentasi kita, maka harapan baik itu dapat terwujud dalam
perubahan sikap dan pembiasaan prilaku keseharian.

Karena secara umum, kita sepakat bahwa seseorang yang menguasai


keahlian presentasi, dapat mendongkrak kariernya. Meski dalam keseharian,
secara pengetahuan sebenarnya ia biasa-biasa saja, tapi karena bekal
kemampuan presentasi, ia jadi tampak lebih “berkilau” dibanding kolega lainnya.

Bagaimana membangun pondasi presentasi?

Gunakan rumus 3 E.

# Eager to share >> Bersemangat untuk berbagi.

Mulailah dari niat tulus, bahwa kita ingin menyampaikan informasi yang
bermanfaat dan penting untuk diketahui, ingin membujuk seseorang agar
melakukan atau berhenti melakukan sesuatu.

# Earn the right to talk about the subject >> Dapatkan kewenangan
menyajikan sebuah tema.

Berbicaralah mengenai topik yang memang sudah Anda geluti, bidang


pekerjaan, hasil studi, atau hobi yang Anda kuasai, atau keprihatinan yang
mendalam untuk Anda sampaikan.

# Excite to tell >> Antusias dalam menyampaikan.

Tunjukkan antusiasme pribadi dalam presentasi, semenjak Anda dalam tahapan


persiapan. Seseorang yang bergelora, saya percaya itu Anda, akan membaca
literatur yang relevan, menggunakan desain slide yang sesuai, dan menyiapkan
kisah penuh makna yang menyentuh hati hadirin.

(19) | bit.ly/bicara
SIAPkan diri dalam Persiapan

Para presenter andal, meyakini prinsip 7 P. Yakni: Prior Proper Preparation


Prevents Poor Performance of Presentation. Persiapan yang pantas mampu
mencegah penampilan yang buruk. Karenanya, biasakan diri dengan singkatan
SIAP di bawah ini, untuk presentasi Anda yang lebih baik.

#S-ediakan cukup waktu. Berapa pun waktu yang kita gunakan untuk presentasi,
selalu membutuhkan waktu yang cukup, untuk

#I-dentifikasi kebutuhan Audiens.

Untuk mempermudah mengerti kebutuhan AUDIENCE, ingatlah kata aslinya:

 A-nalysis. Selidiki dari mana mereka berasal, siapa mereka?

 U-nderstanding. Sejauh mana pemahaman merekan tentang tema/materi


tersebut?

 D-emographics. Asal-usul suku, agama, usia rata-rata, rasio jenis kelamin?

 I-nterest. Tujuan pendengar menghadiri presentasi Anda? Apa minat


mereka?

 E-nvironment. Di mana Anda akan presentasi? Cari lokasi strategis


membagikan pesan.

 N-eeds. Apa kebutuhan pendengar? Apa manfaatnya buat mereka? Apa


yang relevan bagi mereka?

 C-ustomized. Adakah kebutuhan khusus atau pesan sponsor? Adakah


harapan/kekhawatiran yang tidak diverbalkan?

 E-xpectations. Apa hal unik yang dapat Anda sajikan -sebagai presenter-
untuk mereka?

#Atur sistematika presentasi. Gunakan organisasi pesan ala Corax, seorang ahli
retorika. Yakni: Pembukaan >>> Uraian >>> Argumen >>> Penjelasan
Tambahan >>> Kesimpulan. Atau gunakan skema:
little what >> WHY >> WHAT >> HOW >> WHAT’S IF (or WHAT’s NEXT)

#Pakailah pakaian dan bahasa yang “sesuai”.

-selamat berlatih-

(20) | bit.ly/bicara
Penyusun
Rio Purboyo memiliki keyakinan bahwa setiap manusia ialah unik,
dianugerahi kekuatan dan bakat. Karena itu, Rio mendesain
pelatihan pengembangan diri dan organisasi, berdasarkan
kekuatan. Strength based Personal Empowerment. Umumnya,
publik mengenal Rio sebagai fasilitator belajar dan coach
dengan prinsip pelatihan yang memberdayakan dan menggerakkan.

HP: 0857-84-450-450 | WA: 082141-600-200 | E: riopurboyo@gmail.com

Blog:

 Nikmati inspirasi praktis, untuk memperbaiki kualitas hidup menjadi


berkah, bermakna, dan berguna. Baca  http://RioPurboyo.com

 Sudah benar-benar puas dengan kemahiran presentasi Anda? Jika belum,


kunjungi  http://publicspeakingmagically.com/

 Kiat-kiat ciptakan berkat berbekal bakat, ada di: http://bakat.co.id/

(21) | bit.ly/bicara

Anda mungkin juga menyukai