Berbicara di muka umum yang pertama kali pasti ada perasaan tidak nyaman.
Hal ini biasa dialami oleh pembicara pemula. Menurut pengalaman, setiap
pembicara pasti pernah merasa gugup atau cemas ketika harus berbicara di depan
umum. Ketakutan berbicara di depan umum suatu hal yang wajar. Suatu hal yang
tidak wajar kalau seorang pembicara selalu takut berbicara di depan umum.
Tentunya berbicara di depan umum tidaklah menakutkan seperti yang dibayangkan
banyak orang. Bila pembicara mau berlatih, pasti bisa memberikan presentasi di
muka umum yang meyakinkan dengan tanpa rasa takut. Untuk mempersiapkan diri
agar dapat tampil secara optimal, pembicara dapat mengembangkan sikap dan juga
memahami cara mengembangkan materi pembicaraan.
Mengembangkan Sikap
Agar tujuan berbicara di depan umum dapat berhasil, permbicra perlu
mempersiapkan diri. Petunjuk ini memberikan cara mempersiapkan berbicara di
muka umum.
(a) Menentukan tujuan berbicara di muka umum
Seorang yang berbicara di muka umum pasti memiliki tujuan. Biasanya tujuan
itu seperti mempromosikan suatu produk agar dibeli oleh klien, proposal rencana
bisnis untuk disetujui dan didukung atasan, atau menjelaskan suatu topik yang kita
kuasai agar orang lain memahaminya. Secara umum tujuan berbicara di muka umum
biasanya untuk memberikan informasi atau untuk membujuk khalayak melakukan
sesuatu.
Tujuan berbicara di muka umum itu perlu ditetapkan karena akan menentukan
cara kita berbicara. Berbicara di muka umum untuk memberikan informasi perlu
dirancang seinformatif mungkin sehingga khalayak yang sama sekali belum tahu
persoalan mampu memahami. Berbicara di muka umum yang bertujuan
mempersuasi harus memiliki sisi emosi untuk mengubah sikap khalayak dan
mengajak khalayak melakukan sesuatu: menyetujui ide kita, memberi dukungan, dan
melakukan sesuatu yang kita hendaki.
(b) Mengenali khalayak
Kita harus menyempatkan diri untuk mencari tahu orang-orang yang akan
hadir dalam acara tersebut. Apa posisi mereka di dalam organisasi dan apa yang
mereka harapkan dari kita. Hal ini penting karena berbicara di muka umum pada
dasarnya adalah penyajian kepada orang lain. Sapaan yang tepat kepada khalayak
sangat membantu dalam mencitapkan suasana yang kondusif. Selain itu, dengan
mengenal khalayak, kita dapat menentukan pendekatan dalam berbicara. Jika orang
yang hadir adalah seorang penting dalam organisasi yang sangat senang dengan
grafik dan angka, maka penyajian data dengan grafik yang baik dan penjelasan
tentang angka-angka akan menjadi nilai tambah. Sebaliknya bisa jadi orang yang
ingin kita pengaruhi dalam berbicara di muka umum memiliki tipe visual, sangat
senang dengan gambar, diagram dan contoh-contoh konkrit. Untuk orang seperti ini
kita pun dapat menyesuaikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Bagi orang yang
memiliki tipe kinestetik, kita perlu mendemonstrasikan sesuatu di hadapannya. Jika
perlu bawalah, model yang kita bicarakan. Jika khalayak kita memiliki tipe yang
beragam, tinggal disesuaikan masing-masing pendekatan secara berimbang.
(c) Menyusun kerangka penyajian materi
Secara umum berbicara di muka umum terdiri atas pembuka, isi, dan penutup.
Pembuka berisi gambaran awal topik yang akan dibicarakan dan tujuan yang
diharapkan. Isi akan menjelaskan materi yang kita sampaikan mulai dari latar
belakang, persoalan dan solusi yang kita tawarkan. Sedangkan penutup berisi
kesimpulan dari topik yang dibawakan serta ajakan kepada khalayak untuk
melakukan sesuatu apakah menyetujui ide kita, membeli produk kita atau
memahami lebih baik suatu topik yang kita sajikan.
Dalam menyusun kerangka ini, kita dapat membuat mind mapping untuk
menggambarkan pokok-pokok pikiran yang penting atau keyword dari hal-hal yang
akan kita jelaskan. Membuat mind mapping ini juga akan memudahkan kita melihat
gambaran lengkap hal yang dibicarakan dan butir-butir penting yang harus
disampaikan agar dimengerti dan diterima dengan baik oleh khalayak.
Dua hal yang paling penting dalam membuat kerangka ini adalah bagian
pembuka dan penutup. Ini adalah bagian yang paling diingat oleh khalayak dan
merupakan kesempatan terbaik kita untuk mendapatkan perhatian mereka.
Untuk bagian pembuka, jika perlu dihapalkan. Bagian pembukaan ini dapat
dipersiapkan berupa pernyataan, kutipan, pertanyaan, kisah atau bahkan sebuah
humor. Pembukaan yang baik dan lancar akan menciptakan rasa percaya diri untuk
kelanjutan berbicara di muka umum.
Adapun untuk bagian penutup, merupakan intisari dari seluruh berbicara di
muka umum kita dan kesempatan untuk memberikan kesimpulan yang akan diingat
terus oleh khalayak setelah mereka keluar dari ruangan. Persiapkan dengan baik
bagian ini dan kita tinggal selangkah lagi dalam memberikan berbicara di muka
umum yang meyakinkan.
(d) Jika diperlukan alat seperti tayangan dan alat bantu visual lainnya harus
disiapkan sebelumnya
Di zaman modern ini, hampir semua pembicara di ruang tertutup disertai
dengan penggunaan tayangan dengan program presentasi. Prinsip umum dalam
mempersiapkan tayangan adalah sederhana. Khalayak ingin dijelaskan sebuah
persoalan yang sulit menjadi mudah. Bukan persoalan yang mudah dibuat menjadi
sulit dan rumit.
Perlu dicatat bahwa tayangan adalah alat bantu, bukan menggantikan orang
yang berbicara di muka umum itu sendiri. Pembicara adalah presenter yang
menentukan apakah sebuah topik pembicaraan menjadi menarik atau tidak. Selama
alat bantu visual tadi sejalan dengan pesan yang kita sampaikan secara verbal, bisa
digunakan. Tapi jika alat bantu malah membuat khalayak semakin bingung, harus
dihindari.
Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan tayangan adalah
gunakan hanya butir-butir utama dan penting. Sebaiknya tidak dibuat tayangan yang
terlalu detail dan berisi seluruh hal yang kita akan ucapkan. Jika itu dilakukan,
khalayak akan membaca tayangan dan mereka tidak perlu lagi mendengarkan kata-
kata kita lagi. Tujuan berbicara di muka umum menjadi gagal.
(e) Berlatih
Berlatih merupakan satu-satunya cara yang jitu dalam mempersiapkan
berbicara di muka umum. Oleh karena itu, berlatih menjadi aktivitas penting dalam
mempersiapkan berbicara di muka umum. Jika ingin sukses, berlatihlah. Latihan
terbaik dapat dilakukan dengan mengundang beberapa teman untuk mendengarkan
kita. Kita minta mereka untuk memberikan komentar terhadap materi yang
disampaikan, cara penyampaian dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki.
Latihan ini akan membantu kita mengetahui sejak dini apakah kita sudah cukup
siap dan menguasai materi atau masih ada hal-hal lain yang perlu diperbaiki. Dengan
berlatih, kita dapat berpikir dari sudut pandang khalayak: apakah mereka punya
pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan dibicarakan, apa kepentingan
yang mereka bawakan, pertanyaan apa yang mungkin mereka tanyakan, apa yang
mereka harapkan. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka kita
telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
(f) Bersikap rileks
Rileks adalah sikap yang penting dalam berbicara. Banyak orang sudah gugup
dan demam mimbar lebih dulu sebelum berbicara di muka umum. Jika ini terjadi
maka gagallah seluruh materi yang telah dipersiapkan dengan matang sebelumnya.
Kondisi yang rileks akan membantu kita untuk memberikan ceramah di muka umum
dengan tenang dan meyakinkan.
Kondisi rileks akan membantu kita mengingat kembali apa-apa yang telah
dipersiapkan dan dipahami. Selain itu, jika kita lupa akan sesuatu yang penting untuk
disampaikan, kita akan tetap tenang dan khalayak tidak merasakan ada sesuatu yang
hilang dari apa yang kita sampaikan.
Banyak orang demam mimbar ketika mulai berbicara. Hal itu mungkin terjadi
juga pada kita. Perasaan panik, tidak nyaman, takut biasa terjadi. Pembicara
terhebat sekali pun pernah merasakan hal itu.
Untuk mengurangi demam mimbar dapat dilakukan, menarik nafas dalam-
dalam dan melepaskan kembali secara perlahan. Lakukan beberapa kali, agar kita
merasakan kesegaran dan dapat tersenyum kembali. Jangan lupa berdoa agar kita
dimudahkan dalam berbicara dan menjelaskan sesuatu kepada khalayak.
Berbicara di muka umum yang baik dimulai dengan pembukaan yang baik.
Pembukaan yang baik akan sangat menentukan keberhasilan sebuah berbicara di
muka umum. Sebaliknya, pembukaan yang buruk juga akan cenderung membuat
berbicara di muka umum menjadi gagal.
b) Menyusun pembukaan
Berbicara di muka umum yang baik dimulai dengan pembukaan yang kuat dan
menarik. Bagian pembukaan bertujuan untuk memberi gambaran tentang
pentingnya topik berbicara di muka umum dan tujuan yang diharapkan. Pembukaan
merupakan bagian penting untuk menarik perhatian khalayak. Karena itu,
pembukaan perlu direncanakan dengan baik. Jika kalimat pertama dalam
pembukaan lancar, maka kalimat berikutnya akan lebih mudah untuk disampaikan.
Bila kalimat pembukaan tersendat akan berakibat rusaknya mood kita selanjutnya.
Hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan situasi berbicara di muka umum. Pada
gilirannya, akan berdampakpada kegagalan dalam berbicara di muka umum.
Pada saat kita membuka berbicara di muka umum, hendaknya mengucapkan
salam dengan bersahabat dan tatapan ramah pada seluruh khalayak yang hadir akan
memberi kesan yang baik. Selain itu, kita harus menyapa mereka dengan sapaan
yang tepat pula disertai dengan senyuman yang tulus. Senyuman kita yang tulus
akan mempengaruhi khalayak. Bahkan mereka akan ikut tersenyum. Tentunya
senyuman kita harus bersifat alami serta tidak dibuat-buat. Tindakan yang kita
lakukan pada saat awal akan mempengaruhi hubungan selanjutnya dengan khalayak.
Pada saat pembukaan ini ada kalanya khalayak tidak menanggapi kita dengan
baik. Bahkan, tanggapan mereka sering negatif. Untuk itu, kita tidak usah
terpengaruh. Jika ada salah satu atau beberapa orang yang seolah meremehkan atau
tidak peduli, kita tetap menguatkan nyali. Kita harus tetap nyakin bahwa nantinya
mereka akan terpesona menyaksikan uraian kita.
Sebelum menyampaikan isi, kita perlu menjelaskan dengan singkat dan tepat
apa yang hendak kita sampaikan. Kalau perlu kita juga menyampaikan lama waktu
yang kita perlukan untuk berbicara dan tujuan yang kita harapkan kepada khalayak.
Contoh
“Selamat pagi Bapak dan Ibu yang saya hormati. Saya sangat senang
hari ini mendapatkan kesempatan untuk berdiri di hadapan Bapak Ibu
sekalian. Dalam waktu 60 menit ke depan, kepada Bapak dan Ibu,
saya akan menjelaskan sebuah strategi mendidik anak yang berbasis
keimanan agar anak kita dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal lahir dan batin. Saya berharap Bapak dan Ibu akan bisa
memahami keunggulan dan manfaat serta menerapkan strategi
pengelolaan keluarga ini dalam rangka menciptakan generasi muda
yang unggul dalam segala bidang. Dengan demikian, Bapak Ibu dapat
memutuskan cara mendidik anak yang unggul.”
Pada contoh di atas, kalimat pembukaan terasa singkat, padat dan kuat. Kalimat
demikian akan memberi kesan mendalam kepada khalayak. Kita harus bisa
memberikan gambaran yang jelas kepada khalayak tentang sesuatu yang akan
mereka dengarkan dalam beberapa waktu ke depan dan apa yang diharapkan dari
kehadiran dan perhatian mereka. Jika khalayak telah bisa menerima pembukaan kita,
hal ini berarti mereka juga siap memberi perhatian penuh pada kata-kata kita
selanjutnya.
c) Mempehatikan penampilan
Kesan yang baik menjadi modal yang baik pula di depan khalayak. Kesan
dibentuk pertama kali oleh penampilan lahiriah. Khalayak harus mempunyai kesan
positif terhadap pembicara. Khalayak akan melihat dan terkesan atas tubuh atau
anggota badan, pakaian, sepatu rambut, dan sebagainya. Sebaliknya, kebosan akan
muncul dan menghantui perasaan pendengar apabila disuguhi citra diri yang buruk,
misalnya: pakaian yang dikenakan tidak rapi, rambut acak-acakan, sepatu kotor, dan
pakaian dekil.
d) Ekspresi wajah
Wajah merupakan bagian dari diri setiap orang yang langsung dapat dilihat.
Sebagai pembicara di depan umum, wajah akan selalu disorot, dilihat, bahkan
dicermati baik-baik oleh khalayak. Oleh sebab itu, wajah harus dalam keadaan
natural. Wajah yang kurang simpatik dapat ditutupi dengan penampilan yang positif.
Khalayak akan lebih senang apabila wajah mengesankan tampak ramah,
sopan, santun, menyejukkan, gembira, ceria atau riang, teduh, jujur, tidak tegang,
dan tidak kaku.
Ada beberapa pilihan pembukaan yang kuat dan dapat menarik perhatian
khalayak.
(a) Humor
Humor yang baik cocok digunakan untuk berbicara di muka umum. Jika kita
punya sense of humor yang cukup baik, bisa digunakan secara wajar di awal
berbicara di muka umum. Humor itu akan membantu mencairkan suasana dan
mempersiapkan khalayak untuk mendengarkan bagian yang lebih serius dari
berbicara di muka umum. Namun, jika kita kurang berbakat memberikan humor,
jangan memaksakan diri. Pemaksaan akan terasa aneh, bahkan bisa membuat
khalayak tidak nyaman.
Penggunaan data atau fakta secara tepat juga akan mampu menjadi
pembukaan yang kuat. Data atau fakta bisa menjadi informasi yang penting tanpa
harus didramatisasi. Misalnya, kita ingin membicarakan tentang “Pentingnya
penyelamatan hutan” bisa memulai berbicara dengan memberi data atau fakta
seperti berikut:
(2) “Menurut data kehutanan, kerusakan hutan kita telah mencapai 80%
lebih—angka yang sangat fantastis. Jika dibanding dengan luas hutan
tahun 1800, hutan kita tinggal 20%.”
Fakta tersebut digunakan untuk menarik perhatian khalayak. Khalayak yang belum
pernah mendengarnya akan memberikan perhatian serius terhadap topik bahasan.
Sebaliknya, khalayak yang sudah pernah mengetahui fakta itu akan menjadi
pengingat kembali. Dengan cara ini khalayak menyadari bahwa materi yang kita
sampaikan merupakan hal penting. Dengan demikian, secara mental khalayak akan
siap mendengarkan berbicara di muka umum secara sungguh-sungguh.
(d) Pertanyaan retoris
(3) “Apakah kita tahu berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak
kita dalam menonton televisi?” Berdasarkan laporan, anak-anak
menonoton TV selama 3 jam sehari. Coba kalikan waktu tersebut
dengan 30 hari, lalu kalikan dengan 12 bulan, lalu kalikan lagi 12
tahun selama anak belajar dari SD sampai SMA. Berapa waktu yang
dihabiskan?”
Karena pembukaan ini sangat penting, maka perlu direncanakan dengan baik. Jika
perlu, berlatih berulang-ulang membuat kalimat pembuka tersebut sehingga lancar
dan dapat menyampaikannya secara alami. Pastikan kita merasa nyaman dengan
pilihan kalimat pembukaan. Dengan demikian, pembukaan dapat berdampak pada
saat kita menguraikan isi utama topik pembicaran.
Jika kita berhasil melakukan pembukaan dengan baik, berarti tugas pertama
telah terlampaui. Hal ini berarti kita telah berhasil mengantarkan khalayak secara
mental untuk siap mendengarkan bagian inti dari berbicara di muka umum. Di
samping itu, pada diri kita muncul rasa percaya diri yang cukup sehingga
memudahkan untuk melanjutkan berbicara di muka umum.
(c) Energi
Mungkin kita pernah mendengar pembicara di muka umum yanag hebat atau
meyakinkan orang. Mereka memanfaatkan kekuatan yang ada pada dirinya sehingga
apa yang disampaikan menjadi tampak asli, alami, khas, dan tidak dibuat-buat. Boleh
saja kita mencontoh gaya berbicara seseorang tapi tetap tidak boleh menghilangkan
pribadi kita. Jika kita orang yang humoris, kita dapat memanfaatkan selera humor
yang kita miliki. Jika kita orang yang serius, manfaatkan gaya canggih dengan analisis
yang tajam. Jika kita orang yang pendiam, kita dapat memanfaatkan gaya
perenungan kita yang mendalam ketika menyampaikan topik pembicaran di muka
umum. Jadilah diri sendiri dan manfaatkan gaya pribadi kita yang unik dalam
berbicara di muka umum.
Keempat hal di atas adalah rahasia untuk menjadi pembicara atau pembicara
yang sukses. Semuanya bersifat sangat umum dan dapat digunakan dalam
kesempatan apa saja baik berbicara di muka umum bisnis, pendidikan dan
pengajaran, public speaking atau berbicara di forum terbatas.
Suasana adalah suasana yang ada di tengah forum dan dibangun oleh forum.
Forum dibentuk oleh pembicara dan khalayak. Suasana forum ang akan menentukan
kesuksesan dan keberhasilan presentasi. Suasana harus dibentuk secara kondusif.
Kondusif itu diartikan seperti suasana hangat dan segar, tidak membosankan atau
tidak menjenuhkan, suasana hidup, peserta atau panita tidak sering keluar masuk
ruangan, tidak bising, tidak berisik, tidak gaduh, tidak membuat keributan. Suasana
seperti itu hanya akan didapat apabila pembicara dan khalayak dapat bekerja sama
dengan baik.
Mengembangkan Ide
Pada bagian ini disajikan beberapa cara mengembangkan ide dan penataan
ide. Penyajian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi para pembicara
pemula untuk mengembangkan dan mengatur ide secara urut dan runtut. Ada
beberapa cara mengembangkan ide yang sering dilakukan oleh pembicara. Cara
mengembangkan ide ini perlu diulas, karena sangat penting dalam berbicara di muka
umum. Selanjutnya, dibahas cara menataan ide dalam sebuah uraian.
Untuk menerangkan kepada pendengar, ahli berbicara di muka umum dapat
menggunakan beberapa teknik sesuai dengan masalah yang dijelaskan. Berikut ini
teknik yang sering digunakan pembicara.
a) Strategi analisis
Analisis pada dasarnya adalah suatu cara membagi-bagi suatu objek ke dalam
komponen-komponennya. Kata analisis diambil dari bahasa Yunani: analyein yang
berarti ’menanggalkan, menguraikan’. Menurut arti asal usulnya, kata analisis berarti
’melepaskan, menanggalkan atau menguraikan sesuatu yang terikat-padu atas
bagian-bagiannya’. Analisis selalu berkaitan dengan sesuatu yang utuh.
Seorang yang melakukan analisis selalu menguraikan sesuatu hal menjadi hal-
hal yang lebih jelas dan lebih konkrit seperti yang dilakukan oleh pengurai benang
kusut. Pengurai benang kusut harus mengurai simpul-simpul kekusutan dengan baik
dan tuntas. Oleh karena itu, bila kita berbicara mengenai analisis, kita selalu
dihadapkan pada suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian. Kesatuan
itu dapat terdiri dari suatu yang konkrit seperti barang. Selain itu, hal yang dianalisis
dapat berupa gagasan yang abstrak atau suatu peristiwa yang mengandung
komponen-komponen yang memiliki relasi tertentu.
Analisis terhadap objek dapat dilakukan, bila objek itu memiliki sebuah struktur
dan terdiri dari sejumlah komponen. Sebuah komponen dapat diidentifikasi oleh
pembicara, kalau komponen itu memiliki suatu fungsi tertentu dalam sebuah
konstruksi itu. Komponen-komponen itu bukan diciptakan, tetapi ditemukan oleh
pembicara. Oleh karena itu, sebuah objek yang dianalisis itu dapat memiliki lebih
dari satu struktur sesuai dengan penemuan pembicara. Apa pun hasil temuannya,
bagian-bagian itu haruslah bersama-sama memiliki fungsi tertentu. Sebuah rumah
dapat dianalisis berdasarkan beberapa landasan struktur. Pertama, rumah itu dapat
dianalisis atas rancangan (desain) interior dan eksterior. Kedua, rumah dapat pula
dianalisis berdasarkan komponen-komponen seperti atap, pintu, kamar, jendela dan
sebagainya. Tetapi bila rumah dianalisis menjadi dua bagian yang tidak memiliki
fungsi tertentu (dinding halus dan dinding kasar), maka tindakan ini tidak disebut
analisis.
Bila prinsip-prinsip suatu objek sudah dipahami secara baik, maka analisis
merupakan suatu cara yang umum dan efektif untuk mengungkapkan penalaran
seseorang. Sesuatu barang atau hal dapat dianalisis dari bermacam-macam sudut
pandang. Hasil analisis tentang sesuatu hal akan mencerminkan pula ketajaman
pemikiran analisnya. Hal yang dapat dianggap sebagai bagian selalu dapat diuraikan
dengan analisis. Kita dapat menganalisis sebuah objek seperti watak seseorang,
sebuah gagasan, sebuah organisasi, sebuah proses, permasalahan yang dihadapi,
dan sebagainya.
Sebuah ide dapat dianalisis denga cara menerangkan sesuatu atau
menguraikannya secara terinci. Dalam menyusun naskah untuk berbicara di muka
umum ini, pembicara dapat melakukan analisis yang didasarkan pada sebuah prinsip
tertentu. Namun, perlu diperhatikan bahwa prinsip yang digunakan tidak boleh
berubah-ubah. Contoh
b) Teknik klasifikasi
c) Teknik ilustrasi
(6) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil.
Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung
dalam bahan-bahan bakarnya—yakni makanan yang ditelan—
menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis
sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian
dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi
energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi
berubah menjadi energi mekanis (mesin) yang memungkinkan
otot-otot Anda dapat memompa darah dalam tubuh atau
menggerakkan dada Anda pada waktu bernapas.
d) Teknik contoh
Definisi adalah suatu pembatasan sebuah konsep, agar sesuai dengan maksud
pembicaranya. Proses yang pertama dalam membuat adalah melakukan klasifikasi.
Dengan klasifikasi, pembicara mencoba menempatkan objeknya (definiendum) ke
dalam sebuah kelas yang dianggap sesuai. Proses ini disebut klasifikasi. Sebuah objek
tertentu dapat dimasukkan ke dalam bermacam-macam kelas. Oleh karena itu,
pembicara harus memilih sebuah kelas yang paling sesuai dengan tujuannya. Di
samping itu kelas yang dipilih itu harus memiliki anggota sekecil mungkin. Kelas yang
dimasuki hendaknya sesempit mungkin dan harus mengetahui pula jumlah anggota
kelas tadi. Sebuah kelas yang terlalu luas akan menyulitkan pembahasan kriteria
definiendum dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya itu. Karena terlalu
banyak anggotanya, maka pembicara tidak dapat menguasai medan dari kelas tadi.
Definisi dapat berhasil dirumuskan dengan baik, bila kelas yang dimasuki
definiendum merupakan kelas yang sempit dan terbatas. Dengan demikian, medan
kelas tersebut mudah dikuasai.
Proses kedua yang harus dilakukan selanjutnya adalah menyebutkan ciri-ciri
yang membedakan objek tadi dari anggota-anggota lainnya dalam kelas itu. Proses
ini disebut diferensiasi (ciri pembeda). Karena definiendum sudah ditempatkan
dalam sebuah kelas, maka siapa saja dapat melihat dengan jelas lingkungan dan
situasinya. Hal pertama yang dilihat, berapa jumlah anggota kelas sesuai daengan
ciri pembeda tadi. Kedua, dengan mengetahui jumlah anggota kelas tadi, maka akan
diketahui pula bagaimana kriteria atau ciri-ciri setiap anggota kelas, termasuk objek
yang akan dibatasi pengertiannya tadi.
Cara yang lazim digunakan dalam membuat definisi dengan memberikan suatu
deskripsi lenggkap mengenai kelas dan anggota-anggota kelas. Definisi mengenai
genus dan diferensia bersifat arbitrer. Bila kita membatasi koala sebagai seekor
binatang mamalia Australia dengan ciri berkantong, hidup di pohon, pemakan
tumbuh-tumbuhan, tak berekor, dan bentuk badannya kecil maka secara praktis kita
menyerahkan pengertiannya kepada pendengar berdasarkan genusnya yang sekian
banyak itu. Binatang itu mungkin seekor "mamalia", atau "mamalia Australia", atau
"mamalia yang berkantong", atau "mamalia Australia yang berkantong", dsb. Dan
akhirnya perlu dicatat bahwa jika diterapkan dalam sebuah wacana, tipe definisi ini
menghasilkan suatu macam satuan yang sistematis dari pengetahuan yang kita sebut
"sains". Contoh
f) Teknik perbandingan
(9) Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung
pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan
mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak
masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran
Tuhan seperti dalam lagu Pelangi, alam sekitar seperti dalam lagi
Lihat Kebunku, kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi
(Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu lagu-lagu
yang dinyanyikannya. Lagu tersebut selain mendatangkan
kegembiraan juga memperluas wawasan pengetahuan anak.
Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman sekarang
kurang memiliki variasi tema. Lagu anak-anak kurang memperhatikan
nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih memperhatikan
kebutuhan pasar. Karena itu, tema yang diketengahkan bersifat
temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan
yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para
pencipta lagu masih berusaha untuk menciptakan irama yang
gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak itu
sendiri.
Pada teknik ini, kalimat utama menyatakan perbandingan. Kalimat utama
menjelaskan inti perbedaan jika dilihat dengan menggunakan sudut pandang
tertentu. Sudut pandang yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan misalnya,
ukuran fisik, ciri-ciri, fungsi, dan pengaruh. Kata hubung antarkalimat yang digunakan
untuk menyatakan perbedaan tersebut misalnya, berdeda, berbeda dengan, akan
tetapi. Contoh
g) Teknik sebab-akibat
Yang dimaksud dengan teknik kausal adalah analisis yang dilakukan untuk
menemukan pertalian sebab-akibat dari suatu hal atau peristiwa. Analisis ini
dianggap sebagai suatu kesadaran manusia yang paling tinggi mengenai alam dan
dunia sekitarnya. Analisis ini juga dianggap sebagai awal dari perkembangan ilmu
dan teknologi. Kesadaran manusia mengenai alam dan dunia sekitarnya ini berawal
dari keinginan manusia untuk mengetahui mengapa suatu objek itu ada: mengapa
ada bulan dan matahari; mengapa ada hujan dan panas; mengapa ada gempa bumi;
mengapa ada angin badai; mengapa orang itu sakit, dan sebagainya. Dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam itu manusia lalu berusaha
menemukan jawabannya, dan mencari pemecahan atas semua sebab dari kejadian
itu. Berbicara di muka umum dapat menggunakan uraian yang bersisi sebab-akibat.
Naskah berbicara di muka umum ini dapat disusun dengan urutan penyebab diikuti
akibat atau sebaliknya. Perhatikan contohnya!
Dalam uraian ide-ide dapat diatur dengan cara ide yang bersifat umum
diletakkan pada bagian awal dan diikuti dengan ide yang bersifat lebih khusus.
Penataan ini dapat direalisasikan dengan menampilkan kalimat topik lebih
dahulu (pada awal uraiannya) kemudian dilanjutkan dengan beberapa penjelas.
Kalau digambarkan, organisasi uraiannya demikian itu akan tampak seperti
berikut
Umum
Khusus 1
Khusus 2
Khusus 3
Khusus 4
Khusus 5
Penataan ini diperoleh dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti
dengan ide yang umum. Ide-ide khusus ditampilkan pada bagian awal uraian dan
kemudian disimpulkan dengan ide yang lebih umum. Ide yang lebih umum itu
biasanya berupa kalimat simpulan. Penataan dengan cara ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Khusus 1
Khusus 2
Khusus 3
Khusus 4
Khusus 5
Umum
(14) Hukum tidak hanya untuk orang kaya atau orang pembesar.
Semua orang mempunyai derajat yang sama di depan hukum.
Hukum tidak memandang kekayaan, jenis kelamin, pangkat,
senjata, umur dsb. Hukum berlaku adil untuk semua orang dalam
wilayah berlakunya. Jadi, hukum berlaku untuk siapa pun, kapan
pun, dan di mana pun dalam batas wilayahnya.
(18) Kita telah mendekati masjid itu. Dari kejauhan ini telah
tampak menara yang menjulang tinggi. Sebentar lagi kita akan
melihat tembok yang kehijau-hijauan mengelilingi masjid itu.
Setelah kita masuk halaman masjid itu akan tampak tebaran
lapisan rumput hijau yang terpelihara dengan baik dan dihiasi
dengan bunga melati, mawar, dan anyelir. Di tengah-tengah taman
itu tampak sebuah pancuran air dengan kolam di bawahnya.
Rangkuman
Dalam berbicara di depam umum, pembicara dapat menggunakan berbagai
macam teknik pengembangan ide dan menata ide. Teknik pengembangan ide
yang digunakan harus sesuai dengan jenis topik yang diuraikan. Demikian pula
teknik penataan ide harus serasi pula dengan topik yang diuraikan.
http://www.muhammadnoer.com/2009/04/rahasia-sukses-berbicara di muka
umum/
http://www.muhammadnoer.com/2009/01/mempersiapkan-sebuah-berbicara
di muka umum-yang-meyakinkan/
http://www.muhammadnoer.com/2009/01/membuka-berbicara di muka
umum-dengan-baik/