Home » Tips Hidup » 4 Cara agar tidak gugup berbicara di depan umum
3. Olah nafas
Menjaga ketahanan nafas juga sangat penting mengingat para pembicara butuh energi
untuk bernafas saat sedang berbicara di depan umum. Saat sedang gugup nafas kita
menjadi cepat dan tidak beraturan, olehnya itu usahakan agar nafas tetap stabil saat
berbicara di depan umum. Ada beberapa cara mengolah nafas, seperti olahraga teratur.
Namun jika anda tak punya waktu untuk olahraga rutin, anda dapat berlatih nafas
beberapa menit sebelum mulai tampil di depan umum. Cara ini saya buktikan sangat
ampuh menghilangkan gugup saat berbicara.
Caranya adalah dengan menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan
dengan perlahan-lahan. Lakukan hal tersebut berkali-kali maka nafas anda akan
membaik dan anda bisa berbicara dengan lancar nantinya.
4. Latihan kontinue
Pembicara profesional saja butuh latihan. Jangan pernah menganggap mereka yang
sudah sering tampil di muka umum tidak pernah merasa gugup. Dari pengakuan
seorang teman saya seorang MC berpengalaman ternyata mereka masih juga merasa
gugup ketika akan berbicara di depan umum memenuhi
undangan pelaksana. Berlatihalah beberapa hari sebelum tampil di depan umum
berbicara, anda dapat berlatih didepan cermin maupun di kamar anda secara teratur
dan terus menerus. Mempelajari teori tanpa praktek itu percuma.
Itulah 4 cara agar tidak gugup berbicara di depan umum. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
ekarang kurang lebih 8 tahun saya menjadi praktisi sekaligus peneliti di bidang public
speaking. Sepanjang perjalanan saya menjadi seorang trainer public speaking dan juga instruktur
utama Young Trainer Academy, saya banyak sekali belajar bagaimana orang ahli
atau expert mempersiapkan penampilan mereka agar bisa tampil maksimal saat berbicara di
depan umum. Dalam era kompetisi global saat ini, keterampilan public speaking atau berbicara
di depan umum adalah keterampilan yang wajib dimiliki oleh siapapun. Entah itu eksekutif,
dosen, pengusaha, entrepreneur, mahasiswa, pelajar, bahkan dokter sekalipun.
Keterampilan public speaking yang baik akan membuat kita mampu menyampaikan gagasan
yang ada di kepala kita secara terstruktur bahkan membekas di hati para audience. Berikut
ini akan saya beberkan 11 tips sukses bagaimana berbicara di depan umum, yang biasa saya
sampaikan dalam pelatihan Young Trainer Academy, sebuah pelatihan yang khusus ditujukan
untuk mencetak pemuda yang piawai dalam berbicara di depan publik. Semoga bermanfaat!
1. Luruskan Niat, adalah prinsip public speaker yang nomor satu. Pembicara publik terbaik dan
terdahsyat, berbicara bukan karena uang atau mengejar materi semata. Mereka berbicara
karena ingin berbagi pengetahuan dan membuat kehidupan orang lain lebih baik. Meluruskan
niat seperti ini merupakan cara sederhana namun ampuh untuk mengatasi grogi yang dialami di
depan panggung.
2. Kenali Audience, sebelum kita memulai untuk berbicara di depan umum maka kita perlu
mengenali dulu siapa audience kita. Kita perlu tahu preferensi usia mereka, tingkat pendidikan,
proporsi laki dan perempuan, hingga minat atau interest mereka. Mengetahui audience kita
dengan baik membuat kita lebih siap karena kita bisa membuat materi yang sesuai
dengan audience kita.
3. Audience adalah Bintang. pembicara publik terbaik selalu menganggap bahwa bukan
merekalah bintang utamanya, tetapi adalah peserta (audience). Oleh karena itu, mereka
mempersiapkan yang terbaik untuk bisa memberikan manfaat sebesar – besarnya kepada peserta
yang datang untuk mendengarkan mereka berbicara.
4. Chit – chat dengan peserta. Jika kita merasa grogi sebelum naik panggung, maka ada tips
praktis yang bisa digunakan, yaitu chit – chat dengan peserta sebelum kita naik panggung. Chit –
chat ini berguna untuk membiasakan diri kita banyak berbicara dan menghangatkan pita suara
agar kita bisa tampil maksimal ketika sudah berada di panggung.
5. Yakinlah bahwa Anda Pakar. Banyak orang yang gagal berbicara di depan publik dengan
baik karena mereka tidak merasa percaya diri atas apa yang mereka sampaikan. Maka, jika
memang Anda diminta menyampaikan suatu hal yang bukan bidang Anda, sebaiknya tolak
secara halus. Namun, jika Anda memutuskan mengambilnya maka pastikan Anda mempelajari
dengan seksama topik Anda hingga Anda bisa dipercaya menjadi seorang pakar.
6. Biasakan Rehearse sebelum tampil. Saya biasa melakukan rehearse atau latihan gladi resik
sebelum tampil. Jadi di sebuah ruangan kosong, saya melakukan simulasi seolah – olah saya
sedang berbicara di depan banyak orang. Bahkan saya melakukan simulasi berupa games, jokes,
dan cara ini membuat saya lebih pede.
7. Terima Feedback. Pembicara yang berhasil adalah mereka yang memastikan diri mereka
tampil lebih baik dibandingkan dengan yang kemarin. Caranya gimana? Minta feedback atau
umpan balik dari penonton, atau teman kita saat dia melihat kita tampil di depan
umum. Feedback tersebut akan sangat berguna untuk memperbaiki performa kita di masa yang
akan datang.
10. Berinteraksilah dengan audience. Setiap orang lebih senang terlibat secara langsung,
dibandingkan hanya sekedar mendengar pembicaraan yang bisa jadi membosankan. Maka, saat
Anda berbicara di depan umum, pastikan Anda juga sesekali melempar pertanyaan
ke audience, mengajak mereka bermain, ice breaking, dapat menjadi sarana efektif jika
presentasi Anda terlampau panjang.
11. Senyum, Sapa, Sanjung (3S). Rumus 3S adalah rumus yang biasa saya gunakan ketika
membuka presentasi atau pelatihan. Pastikan kita memberikan senyuman terindah
kepada audience, lalu berikan sapaan yang memukau, baru setelah itu sanjung peserta kita. Hal
ini akan membuat pembukaan yang kita lakukan lebih bermakna. Ingat, 3 menit pertama adalah
segalanya dalam public speaking.
Bagikan :
Cara berbicara di depan umum atau yang dikenal Public Speaking adalah sebuah seni
bagaimana seorang Public Speaker dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan
sebuah pesan kepada publik atau audiens.
Tata cara berbicara di depan umum oleh setiap pribadi memiliki karakteristik yang berbeda dan
isi pesan yang diberikan pun beraneka ragam, misalnya memberi pengaruh yang baik,
memotivasi, memberi edukasi, menghibur, menyampaikan sebuah informasi penting dan
menceritakan sebuah kisah yang memiliki sebuah pembelajaran.
Apakah semua Public Speaker memiliki sebuah bakat alami dalam dirinya?
Pentingnya menambahkan sebuah skill dan pengertian dalam Public Speaking tentunya akan
memberikan kesan tersendiri bagi para audiens. Sebagai seorang Public Speaker, Anda tidak
hanya dapat mengandalkan kualitas dari materi yang akan disampaikan.
Materi Public Speaking memang menjadi pesan utama dalam memberi pesan kepada audiens,
namun apabila tidak diberi bumbu-bumbu didalam cara penyampainya, maka audiens Anda
cenderung akan cepat bosan dan segera memalingkan perhatiannya pada hal lain. Apalagi
kalau Anda mendapat kesempatan untuk berbicara didepan umum selama 1 jam. Kreativitas
Anda akan menjadi faktor pendukung penting sehingga maksud dan tujuan Anda dapat tercapai
dan diserap oleh audiens.
Berbicara di depan umum dianggap sebagai ketakutan terbesar dalam hidup seseorang,
bahkan melebihi rasa takut pada kematian.
Bagi Anda yang senang mengembangkan kemampuan dalam Public Speaking akan memiliki
nilai tambah positif diantara para rekan-rekan Anda ataupun didalam sebuah forum. Dengan
meningkatkan jam terbang Anda, maka akan semakin banyak pengetahuan dan teknik yang
dapat Anda kembangkan di dalam setiap perfomance.
Professional
Pebisnis
Director / Manager
Moderator
Politisi
Guru / Dosen
Supervisor
Marketing
Presenter / MC
Public Relation (PR)
Mahasiswa / Mahasiswi / Pelajar
dan bagi siapapun yang ingin mengasah skill sebagai seorang Public Speaker
Apabila saat ini Anda yang sedang ingin mengembangkan kepercayaan diri Anda dalam Public
Speaking, berikut ini adalah beberapa tips berbicara di depan umum yang dapat Anda
persiapkan terlebih dahulu dan dapat Anda aplikasikan dalam keseharian Anda.
1. Untuk menjadi pembicara yang baik Anda dapat memulainya menjadi pendengar yang
baik. Sadar atau tidak sadar, lawan bicara Anda akan merasa lebih nyaman ketika Anda dapat
menjadi pendengar yang baik. Semakin Anda banyak mendengar, semakin banyak informasi
yang Anda miliki dan dapat Anda pelajari.
2. Hindari untuk memotong sebuah pembicaraan saat berkomunikasi karena hal ini dapat
mengubah atmosfer sebuah percakapan menjadi tegang dan tidak efektif. Point ini akan melatih
Anda untuk memiliki sikap respon yang baik saat audiens Anda melemparkan sebuah
pertanyaan.
5. Jangan menghakimi lawan bicara apabila Anda merasa tidak setuju dengan apa yang
mereka sampaikan. Lebih baik Anda memberikan sebuah saran atau solusi.
"Oh..saya pernah mendengar tentang bisnis ini menurut saya mungkin kamu bisa melakukan
riset lagi untuk hasil yang maksimal" Cara ini jauh lebih baik dan efektif dari pada Anda
mengatakan, "Saya percaya bisnis Anda tidak mungkin berhasil"
6. Simpan ponsel Anda saat Anda sedang berbicara dengan seseorang. Sebuah percakapan
tidak akan efektif ketika seseorang berbicara sambil melakukan text message atau apapun itu.
Anda dapat meminta ijin kepada lawan bicara Anda daripada Anda berbicara sambil mata
melirik kepada ponsel.
"Sorry sebentar saya harus membalas pesan ini" Cara ini membuat lawan bicara Anda merasa
dihargai.
7. Berikan sedikit senyuman kecil saat Anda mendengarkan orang lain. Ingat sedikit saja ya.
Dan jangan lupa tatapan mata dengan lawan bicara Anda. Hal ini dapat menumbuhkan rasa
kepercayaan seseorang kepada diri Anda dan menunjukkan bahwa Anda menghargai mereka.
8. Belajar berikan pujian, untuk yang satu ini harus tulus dari hati Anda. Hal ini dapat melatih
Anda untuk mudah memberikan energi positif saat Anda menyatu dengan para audiens.
Tentunya Anda tidak ingin menjadi pribadi yang berbeda disaat Anda berada dibawah
panggung.
9. Gunakan setiap kesempatan yang ada. Apabila Anda mendapat kesempatan untuk
berbicara didepan umum, jangan tolak terlebih dahulu. Ini adalah signal baik bagi Anda,
manfaatkan kesempatan yang ada untuk menambah jam terbang Anda.
10. Rajin membaca sesuai materi atau bidang pekerjaan Anda. Menggali serta memiliki
pengetahuan yang luas sesuai bidang yang Anda geluti akan sangat menolong Anda pada saat
performance. "Seperti sebuah folder dalam komputer yang kaya akan dokumen" Apabila Anda
tidak pernah mengisinya maka tidak ada yang dapat dikeluarkan dalam kata-kata.
Perkembangan dunia internet yang semakin luas tentunya dapat menjadi refrensi Anda.
Mesin pencari Google dan Youtube dapat menjadi refrensi terbaik disaat Anda
membutuhkan informasi seputar materi yang ingin Anda sampaikan.
Sebagai tambahan, tidak ada salahnya Anda meminta pendapat dari rekan Anda. Kritik dan
pendapat dari mereka dapat membuat Anda mengenali titik kelemahan / blind spot yang tidak
Anda sadari. Dalam study yang biasa terjadi adalah pengulangan kata seperti "yah gimana, ok
lalu". Tidak ada yang salah dalam kata-kata tersebut, namun apabila terus diulangi dalam
setiap penyampaian maka hal ini akan membuat audiens Anda merasa risih.
Saya takut... Bagaimana nanti reaksi audiens?.. Apakah ini materi yang menarik?... Aduh
bisa enga ya...
Ketika pertama kali seseorang mendapat kesempatan maupun tugas untuk berbicara di depan
umum sering kali fokus yang diberikan lebih kepada hal yang negatif. Rasa takut dan cemas
yang berlebihan apabila tidak di kontrol maka akan membuat pikiran Anda semakin kacau.
Adalah lebih baik bagi Anda untuk memberikan fokus kepada hal yang telah Anda siapkan
sebelumnya. Ketika Anda berjalan menuju podium, katakan dengan antusias pada diri Anda.
Saat Anda dapat memalingkan perhatian Anda kepada hal yang positif, Anda akan menemukan
diri Anda jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Tidak peduli seberapa baiknya materi Anda
kalau Anda tidak percaya diri maka audiens dapat turut merasakannya. Ingat, Anda hanya
mengijinkan pikiran positif yang menjadi fokus utama sebelum Anda tampil. Rasa takut dan
grogi adalah sebuah reaksi yang wajar untuk Anda hadapi, namun bukan sebagai penghalang
utama untuk Anda melakukan presentasi yang baik.
Berbicara di depan umum, misalnya dalam rapat atau kegiatan perusahaan, berdampak positif
pada karyawan seperti dikenal oleh rekan kerja dari divisi lain atau menyampaikan usulan
konstruktif. Akan tetapi, tidak semua karyawan memahami dampak positif tersebut. Bagi
mereka, berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan. Tak mengherankan, mereka
memilih diam dalam suatu rapat atau kegiatan sejenis.
Jika Anda salah satu dari mereka dan ingin keluar dari kondisi tersebut, tidak ada salahnya Anda
mencoba tujuh cara berikut untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum.
Malu adalah alasan terbesar yang membuat Anda takut berbicara di depan orang banyak. Oleh
karena itu, lawan atau atasi rasa malu itu dengan menganggap semua orang sama. Tidak peduli
jabatan orang yang ada di depan Anda, bicaralah sesuai konteks dan hal-hal yang ingin Anda
sampaikan.
Ingat, hadirin yang ada di depan Anda adalah manusia juga. Mereka makan nasi, minum air, dan
sebagainya. Persis seperti yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, mengapa malu
berbicara kepada mereka?
Trik lain untuk menghilangkan rasa malu adalah dengan menganggap hadirin adalah teman-
teman Anda. Dengan demikian, Anda merasa santai berbicara di depan mereka. Sekalipun Anda
salah berbicara, itu hal biasa karena mereka adalah teman-teman Anda yang akan memaklumi
bahwa Anda sedang belajar berbicara di depan umum.
2. Ajukan pertanyaan
Jika Anda sebagai peserta rapat, ajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak Anda mengerti.
Jangan takut dianggap bodoh karena pertanyaan-pertanyaan tersebut. Intinya, Anda berani
berbicara di depan umum. Jika di rapat-rapat selanjutnya Anda membiasakan diri bertanya, Anda
akan terbiasa pula berbicara di hadapan banyak orang. Pada kondisi ini, Anda akan menyadari
bahwa berbicara di depan umum itu tidak serumit yang dibayangkan.
Jika Anda harus menjadi pembicara atau yang melakukan presentasi, lakukan persiapan sebaik
mungkin. Ini menyangkut materi presentasi, peralatan pendukung yang diperlukan, dan
penampilan Anda. Setelah itu, berlatihlah sehari sebelum melakukan presentasi.
Dengan melakukan persiapan sebaik mungkin, Anda akan semakin menguasai materi dan
memprediksi suasana yang akan terjadi. Selain itu, persiapan ini juga akan memberikan getaran
positif sehingga perasaan Anda menjadi positif juga. Bayangkan jika Anda tidak
mempersiapkannya? Anda mungkin kewalahan dan pontang panting saat mempresentasikannya.
4. Berbicara dengan gaya Anda sendiri
Berbicaralah dengan gaya Anda sendiri. Jangan meniru gaya bicara orang lain karena Anda akan
menjadi orang lain, bukan diri Anda yang sebenarnya. Dengan kata lain, berbicaralah secara
santai, sopan, dan menarik ala Anda sehingga suasana menjadi kondusif dan impresif.
Saat berbicara di depan umum, baik sebagai pembicara atau hadirin yang bertanya, lakukan
kontak mata dengan yang Anda ajak bicara. Jangan melihat ke bawah atau ke langit-langit
karena itu menandakan Anda tidak percaya diri.
Dengan melakukan kontak mata, Anda akan berkomunikasi secara nyaman. Selain itu, kontak
mata mencerminkan Anda menghargai orang yang sedang diajak berbicara.
Cara lain yang bisa Anda gunakan adalah dengan melatih diri untuk berbicara di depan sedikit
orang. Ini dapat berupa pertemuan dengan teman, rapat keluarga, atau rapat lingkungan warga
tempat tinggal Anda. Latihan ini akan menempa mental dan percaya diri Anda sehingga tidak
canggung lagi berbicara di depan orang banyak.
7. Berdoa
Berdoa sebelum berbicara di depan umum akan membantu menenangkan perasaaan Anda. Selain
itu, berdoa juga akan memberi getaran positif sehingga secara tidak sadar Anda akan berani
berbicara. Tidak percaya? Coba saja Anda lakukan pada rapat berikutnya.
Simpulannya, berbicara di depan umum butuh persiapan, teknik, dan latihan. Dengan
menerapkan cara-cara di atas, Anda akan mendapatkan ketiga faktor tersebut. Teruslah
menerapkannya sehingga menjadi kebiasaan yang akan mengubah Anda dari seorang karyawan
yang takut menjadi ketagihan berbicara di depan umum.
RAINING = PELATIHAN : Aktifitas yang dilakukan oleh organisasi yang didisain untuk
mengembangkan ketrampilan pengetahuan dan perilaku/sikap yang pada akhirnya akan menuju
ke arah prestasi kerja yang efektif
SASARAN TRAINING :
1. KOGNITIF ; Pengetahuan
2. PSIKOMOTOR = Skill
3. Afektif = Sikap
1. Tidak menjiwai
2. Tidak menguasai materi
3. Kurang menampilkan antusiasme
4. Kurang memahami partisipasi peserta
5. Kurang menguasai situasi
6. Kurang menguasai ketrampilam teknis sebagai Fasilitator / instruktur Outbound
FASILITATOR /
INSTRUKTUR OUTBOUND WAJIB MENGETAHUI FALSAFAH DASAR HUBUN
GAN ANTAR MANUSIA
1. Perbedaan Individu
2. Manusia di gerakan oleh motif – motif tertentu
3. Manusia adalah mahkluk ber martabat
4. Kepentingan bersama
Tugas utama fasilitator adalah melancarkan proses pembelajaran (learning process) dengan cara
membantu individu dalam kelompok untuk berpartisipasi secara aktif
1. Ketepatan waktu
2. Management waktu (istirahat )
3. Menanggulangi kesibukan peserta
4. Pemahaman kualifikasi Fasilitator outbound
5. Mempersiapkan jadwal
6. Mempersiapkan bahan / materi
7. Mempersiapkan cara /teknik evaluasi
8. Memperhatikan penampilan
9. Pengetahuan tempat
Saya pernah menjadi moderator untuk berbagai forum yang menghadirkan berbagai jenis orang.
Mulai dari mahasiswa hingga professor, mulai dari pejabat hingga diplomat, mulai dari
akademisi hingga pengusaha. Saya pernah menjadi moderator diskusi bersama Prof. Mahfud MD
(Ketua MK) di Sydney, Bima Arya (kini Walikota Bogor) di Perth, Havas Oegroseno (Dubes RI
untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa) di Jogja dan forum ilmiah di Bali. Menjadi moderator
itu pekerjaan yang menarik. Tidak menjadi bintang utama dalam diskusi karena bukan pembicara
tetapi vital perannya karena dia menentukan jalannya diskusi. Menjadi moderator itu soal seni
dan ilmu menjadi pengendali komunikasi.
Saya merasa nyaman menjadi moderator diskusi. Soal baik atau buruk, tentu bukan saya yang
berhak menilai. Saya masih terus belajar. Untuk mencatat pelajaran menjadi seorang moderator
saya mengumpulkan sepuluh tips.
1. Moderator bukan pekerjaan spontan. Moderator perlu persiapan yang matang. Sebelum
menjadi moderator saya akan menghabiskan setidaknya satu hari penuh untuk melakukan
penelitian terhadap orang yang saya moderatori. Semakin hebat orang yang dimoderatori
semakin mudah mencari bahan untuk diteliti. Internet tentu sangat membantu.
2. Mencari hal-hal yang unik tentang orang yang dimoderatori sangat penting. Saya tidak pernah
mau menjadi moderator sebelum yakin telah mengenal hal-hal khusus/pribadi tentang orang
yang saya moderator. Ketika menjadi moderator Pak Mahfud, saya tentu sadar bahwa semua
orang mengenal dia. Saya tidak mungkin mengungkapkan hal-hal yang umum tentang beliau
kepada hadirin karena itu akan membosankan. Saya memilih untuk membahas namanya yang
berisi penggalan “MD” di belakang karena saya rasa itu tidak diketahui khalayak umum.
3. Banyak memuji adalah tips terbaik. Ketika menjadi moderator untuk Pak Havas, Dubes RI untuk
Belgia, saya menyiapkan sederet pujian yang saya riset dengan serius. Pujian ini penting sekali
bagi pembicara maupun pendengar. Pembicara akan merasa lebih percaya diri (ingat tidak ada
orang yang tidak suka dipuji) dan pendengar juga akan menjadi lebih percaya kepada
pembicaranya. Kepercayaan diri pembicara dan kepercayaan dari pendengar adalah dua bahan
utama bagi terciptanya komunikasi yang baik dan efektif.
4. Moderator bukan pembicara tambahan. Sering kali kita terjebak untuk memberi ulasan
berlebih bagi topik yang dibawakan oleh pembicara. Ulasan berlebihan ini seringkali tidak positif
dampaknya. Pertama, dia bisa membuat makna jadi bias jika moderator tidak paham benar
topiknya. Kedua bisa menimbulkan kesan bahwa moderator mendominasi. Saya bisa paham,
mereka yang masih pemula akan takut disangka tidak paham materi yang dibicarakan sehingga
punya kecenderungan untuk ‘show off’ yang tidak perlu. Hindari ini dalam menjadi moderator.
Jika pembicara sudah siap, tidak perlu mengulas dan bahkan tidak perlu membacakan ulang
pertanyaan saat tanya jawab, misalnya.
5. Membuat naskah untuk meneyelamatkan ketersendatan berbicara. Saya menggunakan
pendekatan yang sama dalam menjadi moderator dengan saat menjadi pembicara. Saya tidak
menyandarkan penampilan saya pada spontanitas atau improvisasi. Jika menjadi moderator
tokoh penting, saya selalu membuat naskah lengkap. Saya tulis apa yang saya akan katakan saat
menjadi moderator, terutama saat membuka. Naskah ini saya tulis rapi hasil riset yang serius.
6. Berlatih itu harus. Saya bukan termasuk orang yang pintar berbicara tanpa persiapan maka saya
selalu berlatih. Seperti halnya presentasi, saya selalu melatih ucapan saya saat akan membuka
diskusi persis seperti naskah yang sudah saya siapkan sebelumnya. Jika latihan 70 kali belum
lancar, saya akan lakukan 140 kali. Setelah hafal saat latihan, langkah selanjutnya adalah tampil
seakan-akan alami, spontan dan tidak menghafalkan. Moderator yang baik, seperti juga
presenter, adalah seorang aktor yang baik. Jika saat latihan dirasa perlu revisi naskah, lakukan
revisi.
7. Penggunaan waktu yang tidak mendominasi itu penting. Moderator punya waktu agak panjang
hanya saat membuka. Itupun harus hati-hati dan tidak boleh terlalu panjang. Untuk diskusi yang
lebih dari sejam, saya tidak pernah mengambil waktu lebih dari lima menit ketika mengenalkan
pembicara. Bagaimana memastikan itu? Pastikan apa yang mau diucapkan sudah disiapkan
dalam naskah dan latih dengan cermat sehingga dipastikan waktunya tidak berlebihan.
8. Lakukan inovasi dalam menyampaikan CV pembicara. Yang paling umum, moderator akan
memegang CV pembicara dan membacakannya apa adanya. Itu membosankan! Saya beberapa
kali berinovasi menyampaikan CV pembicara dalam bentuk story telling dilengkapi dengan
tayangan animasi. Saat menjadi moderator Pak Havas, misalnya, saya buat naskah cerita tentang
Pak Havas yang saya bawakan seakan spontan dan didukung oleh tayangan yang memadai.
Ketika menceritakan tempat lahirnya saya menayangkan peta Indonesia dengan titik yang
mewakili tempat lahir beliau. Ketika saya menceritakan salah satu prestasinya membuka
kembali hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal saya tayangkan peta dunia dengan garis
lengkung beranimasi yang menghubungkan Jakarta dengan Lisbon. Perlu dipastikan, moderator
tidak terpaku pada tayangan dan dia berbicara lancar seakan tanpa tayangan dengan tanyangan
mengikuti sebagai latar belakang. Silakan lihat PPT untuk CV Anies Basewedan dan CV Havas
Oegroseno.
9. Humor yang baik dan cerdas itu selalu menolong. Sebaiknya humor ini disiapkan dengan serius
dan disampaikan di awal. Humor yang bagus adalah yang kelihatan spontan saat disampaikan
tetapi sesungguhnya disiapkan dengan matang. Saat menjadi moderator Pak Havas saya
membuka tanpa salam atau basa basi tetapi langsung dengan kalimat “Saya sudah pernah
menjadi moderator sebelumnya tetapi kali ini terasa berbeda karena ini kali pertama saya
menjadi moderator seorang duta besar”. Saya yakin sebagian besar hadirin merasa itu ucapan
spontan yang muncul begitu saja karena sejalan dengan suasana Kuliah Umum dengan peserta
yang masih agak kagok dan gumun bertemu Duta Besar. Guyon itu dengan tepat mewakili
perasaan sebagian peserta dan itu yang membuat mereka merespon positif sambi tertawa.
Suasana jadi tambah cair, tidak terlalu tegang. Yang tidak diketahui hadirin, kalimat itu sudah
saya latih belasan kali sejak kemarin sore dan saya sampaikan seakan itu spontan. Mereka
tertipu :)
10. Berinteraksi dengan peserta itu penting. Saya selalu usahakan mengaitkan topik dengan
peserta. Tidak ada salahnya kita menyebut nama atau memberi apresiasi kepada peserta yang
kita kenal jika topik yang dibicarakan oleh pembicara ada kaitannya dengan peserta tertentu.
Jika di situ ada pejabat, pujian atau apresiasi akan sangat membantu. Menyebut nama orang di
tengah hadirin juga sangat membantu. Intinya, semua orang suka diperhatikan dengan wajar.
Sepuluh tips ini tentu saja tidak akan membuat anda langsung pintar jadi moderator. Setidaknya
Anda akan paham bahwa menjadi seorag moderator, seperti halnya pembicara, itu perlu
persiapan yang matang. Tidak ada yang tiba-tiba baik tanpa persiapan dan latihan. Jika lain kali
Anda melihat saya menjadi moderator tan bisa tampil cukup baik selama 4 menit, ingatlah dua
malam sebelumnya mungkin saya kurang tidur untuk memastikan empat menit itu baik-baik saja.
at 30 Mei 2011
Cara Lancar bicara di depan Umum - Menyinggung masalah bicara sudah hal biasa yang di
lakukan dalam keseharian kita. Tetapi lain situasi lain juga kondisi ketika kita bicara
sembarangan dengan bicara di hadapan orang banyak. Kekeliruan mesti terjadi apa itu gagap,
deg-degan, salah tingkah dan juga gugup. Ketika terjadi itu di tertawakan orang apalagi kalau
situasinya di kelas lebih parah lagi.
Padahal mesti disadari bahwa sebenarnya Anda itu sedang menjalani proses belajar, dan yang
namanya belajar apabila melakukan sesuatu kekeliruan ataupun kesalahan adalah sangat
wajar dan dimaklumi. Bahkan seorang mahasiswa yang pintar pun, pasti di awal-awal
penguasaan materi kuliah pernah mengalami kekeliruan dan kesalahan. Begitu pula di awal-
awal belajar bicara dan mengemukakan pendapat, sudah menjadi kebiasaan umum banyak
melakukan kesalahan dalam menyampaikan kalimat dan kata-kata. Jangan malu, karena
memang melakukan kesalahan-kesalahan itulah proses yang harus kita jalani, yang kemudian
kita dapat belajar dari kesalahan tersebut dan memperbaikinya sehingga lambat laun rasa malu
dan takut bicara tadi menjadi terkikis dan berubah menjadi sifat kritis dan berani
mengemukakan pendapat.
Dengan mencoba tips yang sederhana mari kita belajar untuk berbenah diri dalam menata
bicara kepada orang lain .
5. Tatapan Mata
Tahukah Anda apa sebenarnya yang sering menyebabkan kita selalu gugup dan dengkul
merasa lemas ketika berbicara di depan publik? Ya, salah satunya adalah ketika kita dilihat oleh
puluhan bahkan ratusan pasang mata..! Rasanya nyawa mau melayang bukan? Hal ini
biasanya dikarenakan mata kita selalu menatap secara langsung mata para hadirin. Sehingga
selalu muncul perasaan seolah-olah mereka bakal mentertawakan kita dan apalagi bila kita
melihat dua orang hadirin yang sedang berbisik sambil melirik ke arah kita, hal itu menambah
daya gugup yang sudah mengguncang dada kita bukan?
Memang untuk beberapa pembicara tidak masalah tapi bagi yang mudah gugup saran saya
jangan terlalu sering melihat/kontak langsung dengan mata hadirin. Tapi jangan lupa untuk
tetap sesekali melakukan kontak mata langsung, karena sebagai wujud perhatian serius kita ke
mereka.
Lalu kemana seharusnya mata kita tujukan? Cara yang biasa saya lakukan adalah dengan
melihat ke bagian kepala para hadirin. Karena dengan begitu mereka tidak sadar bahwa
sebenarnya kita tidak melihat langsung ke mereka, tetapi bagi mereka merasa kita telah
memperhatikan. Ada juga caranya dengan melihat di bagian tengah dari kerumunan
peserta/hadirin.
Mudah bukan cara menaklukan situasi gugup bicara. Segera praktekkan untuk menaklukan
relasi bisnis, teman dan masyarakat dalam hal bicara.
Istilah “memfasilitasi / memandu” sudah dipakai dalam berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda. Istilah tersebut dipergunakan untuk diartikan sebagai suatu
peranan tertentu dalam sebuah kelompok, yang diasosiasikan dengan nilai-nilai tertentu pula.
Dalam pembahasan ini, akan didefinisikan apa yang disebut dengan “facilitation”
(memfasilitasi) dan akan diidentifikasi nilai-nilai dan tanggung jawab yang menyertainya.
Memfasilitasi berasal dari kata bahasa Inggris “Facilitation” yang akar katanya berasal dari
bahasa Latin “facilis” yang mempunyai arti “membuat sesuatu menjadi mudah”. Dalam Oxford
Dictionary disebutkan :”to render easier, to promote, to help forward; to free from difficulties
and obstacles”. Secara umum pengertian “facilitation” (fasilitasi) dapat diartikan sebagai suatu
proses “mempermudah” sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dapat pula diartikan sebagai
“melayani dan memperlancar aktivitas belajar peserta pelatihan untuk mencapai tujuan
berdasarkan pengalaman”. Sedangkan orang yang “mempermudah” disebut dengan
“Fasilitator” (Pemandu).
• Seorang Fasilitator memiliki fungsi dan peranan untuk selalu memusatkan perhatian pada
seberapa baik peserta pelatihan bekerjasama. Hal ini ditujukan untuk memastikan bahwa peserta
sebuah pelatihan dapat mencapai tujuan mereka dalam pelatihan tersebut.
• Fasilitator sebaiknya memberikan kepercayaan kepada masing-masing peserta belajar
untuk dapat memikul tanggungjawab bersama atas apa yang terjadi dalam proses belajar.
Tanggung jawab itu, antara lain:
• Memanggil para peserta untuk mengingatkan mereka akan jadwal pertemuan berikutnya.
• Meninjau dan mengetahui bahwa agenda yang disusun bertujuan untuk melayani tujuan
dan kepentingan peserta pelatihan dan pelatihan itu sendiri.
• Pembagian peran ini pada akhirnya mampu meningkatkan tanggungjawab peserta belajar
dalam mencapai tujuan belajar, peserta ikut menjaga alur proses belajar, dan memberikan
kesempatan kepada lebih banyak orang (peserta) untuk melakukan pengawasan dalam
menentukan apa yang yang terjadi dalam sebuah proses belajar dan keputusan-keputusan apa
yang diambil.
• Seorang fasilitator dapat memenuhi berbagai jenis kebutuhan yang berbeda dalam bekerja
dengan peserta belajar. Hal ini ditentukan oleh tujuan peserta belajar untuk datang dan
berkumpul bersama, serta segala sesuatu yang diharapkan dari individu yang akan bertindak
sebagai fasilitator.
Etika fasilitator
Ada berbagai kemungkinan dan cara dimana peranan dan fungsi fasilitator bisa hilang kendali
atau digunakan secara tidak benar. Hal ini sering terjadi tanpa disadari baik oleh peserta
pelatihan maupun fasilitatorEtika minimal yang harus dipegang seorang fasilitator adalah sebagai
berikut:
• Fasilitator bukan “SUPERMAN”. Jangan pernah menjadi “tempat tumpuan” dan jangan
merasa mampu “menyelesaikan semua masalah”. Fasilitator harus tetap sebagai “Manusia”.
• INGAT !!! kita bukan satu-satunya. Tidak ada standard external yang dapat digunakan
untuk menilai fasilitator. Siapa saja boleh menyebut dirinya sebagai “fasilitator”, dan hal ini
tidak perlu mencerminkan pengalaman, keterampilan-keterampilan, atau pemahaman seseorang
tentang proses pelatihan.
• Menjadi seorang fasilitator tidak berarti bahwa fasilitator sudah mempunyai kualifikasi
sebagai seorang ahli psikoterapi, baik bersama dengan sekelompok orang atau perorangan
berdasarkan situasi. Mengingat cakupan “memandu” atau “memfasilitasi” tekanannya pada nilai-
nilai dan perasaan manusia, fasilitator sering dilihat sebagai nara sumber bagi berbagai masalah
psikologis pribadi maupun masalah organisasi. Jadi kadang-kadang para peserta menghubungi
para fasilitator, baik langsung maupun tidak langsung, dengan kebutuhan emosi mereka. Hal ini
dapat diinterpretasikan sebagai suatu pernyataan atas kekurangan nara sumber yang
tersedia bagi permasalahan pribadi dari pada sebagai suatu komentar atas keterampilan anda
sebagai seorang ahli terapi. Harap berhati-hati.
• Harus diingat juga bahwa fasilitator, tidak dapat berharap bahwa fasilitator akan mencapai
kebutuhan emosionalnya sendiri dalam bekerja dengan peserta pelatihan. Jika fasilitator
menggunakan situasi fasilitasi untuk memuaskan beberapa keinginan pribadi (perlu perhatian,
respek, kekuasaan, bersahabat, menemukan kekasih), maka hal fasilitator tidak bisa melakukan
sesuatu dengan baik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta pelatihan. Sering dalam
pelatihan, kelompok-kelompok orang-orang menciptakan persepsi-persepsi secara sepihak di
antara mereka, yang mengakibatkan pada interaksi-interaksi yang intensif.
Fasilitator perlu memiliki semangat untuk belajar dari peserta karena selalu terdapat banyak hal
yang bisa dipelajari dari orang lain, baik antara staf senior maupun staf yang lebih muda.
Masyarakat dampingan, dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran internal lembaga akan
bermanfaat apabila terjadi tukar pengalaman semua peserta. Untuk membangun proses saling
belajar, kondisikan agar peserta yang memiliki kemampuan tinggi untuk mau belajar dari
pengalaman orang lain. Kondisikan juga agar terjadi hubungan saling menghargai,
memanfaatkan peserta yang kemampuannya tinggi sebagai narasumber atau pemberi kesimpulan
apabila peserta lain tidak bisa memberikan pendapatnya lagi.
Bersikap sederajat berarti tidak ada perbedaan antara kita (sebagai fasilitator) dengan peserta
belajar. Untuk itu ciptakan iklim kesetaraan, yaitu suasana yang cair, bersahabat dan tidak
berjarak antara peserta dan pemandu, sehingga tidak seperti hubungan guru dengan murid.
Bangunlah suasana santai tapi serius selama proses belajar. Hubungan dengan peserta sebaiknya
dilakukan secara informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesetaraan bisa
tercipta. Kedudukan yang sederajat ini memungkinkan terjadinya interaksi yang baik antara
fasilitator dengan peserta belajar. Dengan kedudukan seperti ini juga memungkinkan
terhapuskannya perasaan takut dari peserta belajar untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya.
Karena pengalaman dari peserta yang paling penting dalam proses pembelajaran, fasilitator perlu
lebih banyak mendengarkan dan mendorong peserta untuk sebanyak mungkin mengungkapkan
pengalaman dan pendapatnya. Tunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan
pengalaman peserta. Seorang fasilitator yang baik, tidak pernah menganggap pengetahuan dan
pengalamannya lebih unggul dari peserta, melainkan menganggap peserta juga memiliki
pengetahuan dan pengalaman berharga.
1. Ingat ! mengapa banyak petani yang diam? Karena jarang ada yang mau mendengarkan
keluhan dan pendapat petani.
2. Tidak Menggurui
Proses belajar semestinya berlangsung dengan metode pendidikan orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila fasilitator bersikap
sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita saling berbagi pengalaman agar diperoleh satu
wawasan yang kaya.
Hindari sikap mengecam pendapat orang lain dengan cara yang frontal. Dalam setiap pelatihan
partisipatif, perbedaan pendapat selalu bisa muncul diantara peserta, bahkan juga dengan
fasilitatornya sendiri. Fasilitator tidak boleh mengkritik secara frontal, melainkan seharusnya
berusaha memfasilitasi kesepakatan dan jalan keluarnya. Perbedaan harus dianggap sebagai
dinamika kelompok (forum) yang wajar. Oleh karena itu, fasilitator perlu menciptakan iklim
untuk saling menghargai pendapat orang lain.
Bersikap Terbuka dan Rendah Hati
Fasilitator jangan segan untuk terus terang kalau kurang merasa mengetahui sesuatu. Dari contoh
ini, peserta bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka dengan masyarakat
apabila tidak mengetahui sesuatu hal yang mereka tanyakan. Kondisikan agar peserta menyadari
bahwa setiap orang punya pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan, tetapi tidak seorangpun
yang bisa tahu segalanya. Dengan demikian, akan tercipta suasana untuk terus belajar bersama-
sama.
Bersikap Positip
Seorang fasilitator sebaiknya selalu membangun suasana yang positip. Pelatihan perlu
difokuskan untuk mencari potensi diri sendiri. Jangan memperdebatkan masalah untuk mencari
kesalahan seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya. Ciptakan iklim menerima perbedaan
pendapat, apabila terjadi perbedaan pendapat tentang sesuatu hal, diskusikan pendapat-pendapat
yang berbeda itu dan cari jalan keluarnya. Apabila tidak terjadi titik temu pendapat, ajaklah
peserta untuk menerima hal itu sebagai kekayaan pemikiran dan penambah wawasan meskipun
mungkin tidak memuaskan.
Kontak mata merupakan cara berkomunikasi non verbal yang dapat memberikan efek-efek yang
penting, dalam rangka mendorong orang untuk tertarik memperhatikan alur pembicaraan. Karena
kontak mata dapat memberi arti bahwa peserta memperoleh perhatian khusus, sehingga merasa
dihargai. Selain itu, kontak mata juga akan memberikan efek komunikasi bathin yang dapat
menjalin keakraban, saling percaya dan saling memberi
Peserta selalu beragam sikap dan wataknya. Ada yang aktif, ada yang pasif. Seorang fasilitator
yang baik, selalu memperhatikan peserta yang paling diam dengan cara-cara yang halus untuk
memberinya spirit dan motivasi untuk berperan lebih aktif.
Seringkali sebuah proses belajar mengalami kebuntuan atau kemacetan di tengah jalan. Hal ini
bisa diakibatkan karena peserta mulai jenuh, materi tidak berkembang, dan proses belajar
menjemukan. Dalam situasi seperti ini proses belajar mengalami hambatan untuk mencapai
tujuan. Maka bagi seorang fasilitator penting sekali untuk selalu kreatif.
2. Fasilitasi adalah mendorong masyarakat membantu dirinya dengan cara hadir bersama mereka,
mendengarkan mereka, dan menanggapi kebutuhan mereka.
Fasilitasi adalah proses sadar dan sepenuh hati membatu suatu kelompok supaya
sukses mencapai tujuan kelompok dan kelompok benar-benar berfungsi sebagai
kelompok dengan cara taat pada nilai-nilai partisipasi dan dinamika kelompok.
Prinsipnya begini, sebuah gagasan yang diungkapkan secara sederhana dan menarik akan
ditanggapi secara lebih serius oleh lebih banyak orang. Sedangkan sebuah gagasan yang
dinyatakan dengan tidak jelas atau menyinggung perasaaan beberapa pihak akan sulit
ditangkap atau diterima orang lain.
Dengan tehnik-tehnik fasilitasi yang baik, seorang fasilitator dapat menjadi pendukung yang
kuat bagi kelompok-kelompok macam begini.
Pelatihan fasilitasi ini tidak bergumul mengenai konsep konsep atau isu-isu
teoritis. Pelatihan ini adalah tentang diri kita sendiri!
Sangat pintar
Bersedia sungguh-sungguh menyimak apa yang dikatakan orang lain kepada Anda
Identitas kita
Nilai-nilai kita
Budaya kita
Keyakinan kita
Kepribadian kita
Kekuatan kita
Pengalaman kita
Kapasitas kita
Kelemahan kita
Beberapa kata yang bisa mendeskripsikan refleksi adalah: duduk diam dan memikirkan apa
yang terjadi, bertanya dalam kepala, meditasi, merenung, berpikir, mencoba menghayati
informasi atau pengalaman baru, menemukan sesuatu yang baru, membiarkan otak berputar,
mencoba memahami sesuatu.
Untuk apa?
Umpan balik pribadi atau personal feedback memberikan informasi tentang perilaku dan kinerja
kita. Umpan balik dapat dilakukan berulang kali dalam lingkungan yang partisipatif, dari
fasilitator kepada kelompok dan juga sebaliknya, atau antar anggota kelompok
Umpan balik merupakan cara untuk membantu orang lain memahami dampak dari perilakunya
terhadap orang lain. Umpan balik membantu seseorang menjaga agar perilakunya tepat
sasaran dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerjanya.
Terbuka Bagian dari diri Anda yang diketahui oleh Anda sendidri dan
orang lain. Ini merupakan wilayah dimana kita ‘saling berbagi’.
Tersembunyi Bagian dari diri Anda yang diketahui oleh Anda tetapi tidak
diberitahukan kepada orang lain. Kadang-kadang dengan
saling berbagi suasana menjadi lebih terbuka, saling percaya
lebih terbangun dan kerjasama kelompok menjadi lebih mudah
Tidak nampak Bagian dari diri Anda yang diketahui orang lain tetapi tidak
nampak bagi Anda sendiri. Intonasi Anda, kelebihan yang tidak
disadari Anda sendiri bisa terdapat dalam wilayah ini.
Misteri Bagian dari diri Anda yang tidak diketahui orang lain maupun
Anda sendiri. Di sinilah letak kemampuan-kemampuan dan
talenta yang tidak Anda sadari dan mungkin juga belum
diketahui juga oleh orang lain. Namun demikian, itu semua
masih tetap bagian dari diri Anda dan pada suatu hari mungkin
akan terungkap.
“Saya tidak mengerti apa yang dikatakan fasilitator, tetapi kalau saya bertanya, nanti dia
pikir saya bodoh. Lebih baik diam saja.”
Umpan balik hanya bisa efektif jika mengikuti kriteria tertentu. Berikut adalah beberapa tips
cara memberikan umpan balik yang konstruktif.
Harus spesifik, jangan Anda cerewet sekali! Pada saat kita sedang memutuskan
umum sesuatu Anda begitu banyak bicara
sehingga saya berhenti menyimak.
Beri penjelasan, Anda hanya mau Saya merasa terganggu karena Anda
jangan menghakimi mengganggu saya! selalu memotong pembicaraan saya!
Orientasi pada Saya beri tahu ya... Kalau nanti Anda siap, saya ingin
penerima umpan memberikan umpan balik tentang...
balik, bukan pemberi
Fokus pada perilaku, Anda sombong sekali! Anda sering mengerutkan alis ketika
bukan pada orangnya saya berbicara. Ini membuat saya
merasa sulit untuk terus bicara.
Fokus pada yang Anda kurang senyum! Senyum Anda begitu hangat,
positif, bukan pada seharusnya Anda lebih banyak
yang negatif senyum. Ini membuat saya merasa
senang bekerja dengan Anda.
Mintalah umpan balik, Saya yakin Anda ingin Tolong beritahu apa yang Anda lihat
Criteria Contoh Buruk Contoh Baik
Waktunya harus tepat Minggu lalu... Apakah semua orang mengerti apa
yang saya sampaikan?
Cek
Tunggu sampai umpan balik diberikan, lalu lakukan Jadi yang Anda maksud...
parafrase poin-poin utamanya.
Klarifikasi
Jangan defensif
Jika pemberi umpan balik terlalu antusias dan Saya sudah mendengar cukup
membuat Anda kewalahan dengan usulan, nasehat banyak untuk saat ini. Terima
maupun kritiknya, Anda berhak mengatakan ‘cukup!’ kasih atas umpan balik dari
Anda.
Kotak berikut menggambarkan peran fasilitator dapat diberdakan dari peran penyuluh,
narasumber atau pengamat.
Asking
Questions
Fasilitator Penyuluh
Pengamat Narasumber
Telling
Apa tantangan menjadi Pemandu Proses? Kebanyakan kelompok yang Anda sering bekerja
dengan mereka boleh jadi para anggota kelompok memiliki pandangan berbeda tentang peran
atau pekerjaan Anda. Untuk itu saat diminta membantu kelompok tersebut, Anda perlu
melakukan beberapa hal berikut:
Fasilitator tidak bertanggung jawab terhadap bentuk akhir rumah itu, tetapi ia harus
memperhatikan semua lantai dan semua tangga agar tidak ada yang terlupakan. Setiap lantai
membutuhkan sikap-sikap dan tehnik-tehnik tertentu dari fasilitator guna mendorong kelompok
dan anggotanya bekerja secara efektif membangun rumah tersebut.
Jika peran fasilitator adalah membuka jalur komunikasi antar orang dalam konteks seperti ini,
ada 4 sikap yang harus dimilikinya:
: Interest atau kepedulian terhadap situasi dan kehidupan orang lain. Orang lain akan merasa
lebih percaya diri untuk bercerita kepada Anda jika mereka merasa bahwa Anda peduli
terhadap kehidupan mereka, bukan hanya terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan
pekerjaan Anda.
: Empathy atau empati berarti Anda mampu menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi orang
lain guna memahami perspektif mereka terhadap isu tertentu. Empati penting ketika kita
bekerja dengan komunitas untuk bisa mengerti keragaman kondisi, situasi dan kepentingan
mereka. Tantangan yang dihadapi ketika memfasilitasi kelompok dan bekerja dalam sebuah
komunitas adalah Anda harus berempati dengan banyak orang secara bersama-sama!
: Unconditional positive regard atau sikap positif tanpa syarat berarti bahwa apapun pandangan,
pendapat, perilaku, gender ataupun latar belakang seseorang, Anda harus selalu menghormati
keunikan setiap individu dan menghargai potensi yang dimilikinya.
: Unconditional trust in a group’s potential atau percaya penuh pada potensi sebuah kelompok
mengandung makna bahwa seorang fasilitator harus percaya kelompok yang difasilitasinya
mempunyai kemampuan untuk mencari jalan atau solusi atas permasalahannya sendiri
Setiap fasilitator mempunyai metode pilihan, tergantung pada kesukaan dan pengalamannya.
Pada waktu bekerja dalam kelompok, orang cenderung berperilaku dalam pola-pola yang sudah
dapat ditebak. Ketika bekerja sama, mereka melewati tahapan-tahapan pembentukan ikatan
atau hubungan formal dan informal. Memperhatikan kedua aspek ini penting ketika Anda
memfasilitasi sebuah kelompok.
Berkompromi
Penjaga gawang
Resistensi yang paling nyata bisa berbentuk tidak bersemangatnya kelompok dalam mengikuti
proses atau membuat kesepakatan sampai menolak untuk kerjasama.
Ketika menghadapi resistensi, pertanyaan pertama yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri
adalah mengapa mereka itu resisten? Tiap-tiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk
mengungkapkan hal-hal yang berbeda pula. Jadi, gagasan Anda mungkin menghadapi
beberapa jenis resistensi.
Resistensi bisa muncul dalam berbagai bentuk tergantung dari lingkungan budaya tempat Anda
sedang bekerja dan kelompok yang Anda fasilitasi. Dalam beberapa budaya, resistensi bisa
dapat diekspresikan dengan sangat jelas, tetapi dalam budaya lain bisa saja resistensinya
sama kuat tetapi diungkapkan dengan cara yang lebih halus. Ketrampilan terpenting dalam
mendeteksi resistensi pada tahap awal adalah melalui pengamatan atau observasi perilaku
orang dan dinamika kelompok.
Model di bawah ini mungkin bisa membantu Anda ketika menghadapi resistensi.
: Mencermati sejauh mana tahapan kelompok telah terbangun, dan peranan dari tim, dan jika
diperlukan mintalah agar kelompok juga mencermati hal yang sama
: Memberikan umpan balik konstruktif kepada kelompok dan anggota mengenai perilaku mereka
: Bentuk aturan dari perilaku yang tepat dan seperti yang diharapkan
Berikut ini adalah tipe-tipe anggota kelompok yang perilakunya bisa mengakibatkan kesulitan
dalam kelompok, disertai pilihan tentang bagaimana mengelola mereka.
Penghalang
Agresor
Dominator
Pelawak
Tunjukkan sikap menerima. Berikan umpan balik jika sesuai.
Berikan dukungan khusus. Alokasikan peran atau tanggung
jawab khusus. Dukung – ciptakan kesempatan untuk meraih
Penyendiri penghargaan.
Inisiator
Pemberi Opini
Pembangun
Pemberi Klarifikasi
Penguji
Pembuat kesimpulan
Penantang
Pereda ketegangan
Pencari kompromi
Pencipta keharmonisan
dan memuji
Penjaga gawang
Pada waktu bekerja dalam kelompok, orang cenderung berperilaku dalam pola-pola yang sudah
dapat ditebak. Ketika bekerja sama, mereka melewati tahapan-tahapan pembentukan ikatan
atau hubungan formal dan informal. Memperhatikan kedua aspek ini penting ketika Anda
memfasilitasi sebuah kelompok.
Seringkali apa yang dikatakan oleh seseorang bukan yang sesungguhnya dipikirkan. Kadang-
kadang orang tidak ingin ambil resiko. Di dalam kebanyakaan kelompok ada kebiasaan dimana
jika ada yang ingin berbicara maka apa yang dikatakan harus jelas dan cukup familiar atau
menarik sehingga anggota kelompok mendengarkan. Secara tidak sadar, banyak orang secara
terus-menerus mengedit pikiran mereka sendiri sebelum berbicara.
Sebuah kelompok tidak dapat berfungsi dengan baik jika anggotanya tidak saling
memahami. Seorang fasilitator membuat anggota kelompok sadar bahwa mempertimbangkan
pendapat anggota yang lain merupakan sesuatu yang berharga.
Seorang fasilitator andal tahu bagaimana caranya membantu kelompok mencari gagasan-
gagasan inovatif yang mengandung pandangan semua anggota. Ini tidak mudah dan
menantang, karena kadang-kadang si fasilitator adalah orang satu-satunya yang berpendapat
bahwa alternatif yang inklusif dapat diciptakan. Fasilitator andal mengerti akan cara-cara
membangun kesepakatan yang berkelanjutan. Pada saat seorang fasilitator memperkenalkan
nilai-nilai dan metode-metode yang mendukung tercipatanya solusi-solusi inklusif, dampaknya
cukup kuat. Ketika sebuah kelompok sadar akan kekuatan yang dimiliki cara berpikir baru
seperti ini, mereka biasanya menjadi lebih bersemangat tentang efektifitas kelompok.
Seorang fasilitator mempunyai kesempatan dan tanggung jawab untuk mengajarkan kepada
kelompok bagaimana caranya merancang dan mengelola tukar pendapat, penyelesaian
masalah, dan/atau proses-proses pengambilan keputusan dengan efektif.
Prosedur yang jelas dan eksplisit merupakan ketrampilan penting yang dapat dipelajari sebuah
kelompok. Bayangkan dampak yang dihasilkan oleh agenda yang buruk perencanaannya.
Bagaimana mungkin sebuah kelompok berfungsi secara efektif jika anggotanya tidak paham
tentang apa yang hendak dicapai? Seorang fasilitator dapat mengajarkan berbagai prosedur
untuk mengadakan pertemuan yang sukses.
Kadang-kadang sebuah kelompok perlu dibantu agar tetap fokus pada hal yang sama pada
waktu yang sama. Di saat-saat seperti ini, kegiatan berpikir yang terstruktur seperti
brainstorming dapat sangat membantu. Fasilitator dengan jam terbang tinggi akan mempunyai
koleksi kegiatan-kegiatan berpikir yang bisa ditawarkan pada kelompok di saat yang tepat.
Jika seorang fasilitator mendukung kelompok dalam melakukan refleksi atas dinamika
kelompoknya sendiri dan kemudian mengaitkannya dengan teori atau model dinamika
kelompok, fasilitator membantu kelompok menarik diri dari materi diskusi dan fokus pada
proses sehingga dinamika pertemuan juga dapat ditingkatkan.
Ketrampilan mengembangkan suatu proses yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa
hasil serta agenda yang diharapkan dapat diimplementasikan secara realistis dalam waktu yang
sudah dialokasikan. Seringkali orang lupa bahwa persiapan harus dilakukan bukan saja untuk
suatu pertemuan tetapi juga untuk tindakan-tindakan follow-up antar pertemuan. Kegiatan-
kegiatan tindak lanjut biasanya lebih efektif daripada memaksakan pencapaian hasil-hasil
tertentu di dalam pertemuan itu sendiri. Seorang fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk
mengantisipasi terjadinya hal semacam ini.
Sebagai seorang fasilitator yang mempunyai peran sebagai pemandu proses, Anda harus
mempunyai kemampuan merancang process dan membantu perencanaan agenda untuk
pertemuan dan kegiatan-kegiatan lain. Pada akhirnya, Anda yang bertanggung jawab untuk
membantu orang lain mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai dalam pertemuan mereka.
Anda juga bertanggung jawab membantu mereka mencapai hasil tersebut. Seringkali
perencanaan suatu proses sama pentingnya dengan pertemuan itu sendiri. Jika Anda bukan
satu-satunya yang bertanggung jawab atas tercapainya sebuah tujuan, maka Anda harus
berkonsultasi dengan pihak-pihak lain sebelum pertemuan diadakan.
Lainnya: Lainnya:
1 Votes
Presentasi di Taiwan
Seorang sahabat karib bertanya pada saya tentang tips menjadi pembicara publik. Saya yakin ada berjuta tips di luar
sana yang bisa dimanfaatkan. Presentation Zen adalah salah satu situs yang memuat tips presentasi yang sangat
komprehensif dan banyak orang merasa mendapatkan manfaat dari situs itu. Meski demikian, toh tidak semua
pembacanya tiba-tiba menjadi seorang presenter ulung. Saya percaya bahwa sang pembelajar tetap memegang
peranan paling penting dalam proses belajar. Bahan ajar dan guru bisa sama tetapi hasilnya bisa berbeda-beda pada
murid yang berbeda. Oleh karena itu, saya yakin Anda tidak akan berharap tiba-tiba menjadi presenter ulung setelah
membaca tulisan ini.
Saya sudah pernah tulis tips presentasi, pernah juga membuat video tips dan contoh presentasi
yang bisa dinikmati di blog ini. Kali ini saya menulis hasil diskusi dengan sahabat saya ini,
sesuai pengalaman yang mungkin ada manfaatnya untuk pembaca sekalian.
Saat diminta berbicara di FISIPOL UGM mendampingi Prof. Hasjim Djalal dengan Moderator Prof.
Ichlasul Amal, saya habiskan 5 menit pertama untuk menyanjung kehebatan dua tokoh tersebut. Bukan
dibuat-buat tetapi memang demikian adanya. Saya bahkan mengajak hadirin untuk bertepuk tangan bagi
dua tokoh yang saya hormati dan kagumi itu. Dengan demikian, para senior biasanya merasa lebih nyaman.
Kita juga sering berbicara di depan guru dan dosen kita. Sebaiknya menyempatkan diri untuk menyapa
mereka saat mulai presentasi dan mengatakan betapa banyaknya kita belajar dari mereka. Bahwa mereka
adalah guru dan Anda sedang berusaha dengan baik meneruskan hal baik yang sudah mereka rintis. Guru
tetaplah guru. Misalnya dengan mengatakan, “sekian tahun lalu, dalam acara seperti ini saya akan duduk di
belakang sana, terpana menyaksikan kepiawaian Pak X yang sekarang di duduk di depan saya. Sungguh
sebuah kehormatan pernah menimba ilmu dari beliau dan sekarang bisa mencoba meneruskan keteladanan
beliau untuk berbagi ilmu ini. Sesungguhnya saya grogi Pak, tetapi mudah-mudahan saya tidak
mengecewakan Bapak selaku guru saya.” Hal ini bisa dikatakan sambil setengah berkelakar sehingga
keseriusan dan suasana nyaman tercipta dengan baik. Yang penting, jangan fokus pada mengagungkan
orang lain dan menempatkan diri di posisi yang rendah dan bodoh. Yang penting setelah memuji orang lain
adalah menunjukkan bahwa Anda telah berusaha keras dan akan tampil sebaik mungkin.
Jika Anda presentasi dengan tayangan (power point misalnya) maka naskah ini harus dibuat menyesuaikan
urutan slide. Saat presentasi, Anda mengunakan slide power point tetapi kata-kata yang terucap sebenarnya
sudah ada dalam naskah lengkap yang disiapkan dan dilatih sebelumnya. Lihat juga tulisan saya tentang
presentasi atau tonton videonya.
Selain berbicara sesuai dengan naskah lengkap, improvisasi juga perlu. Misalnya Anda membuat lelucon
berdasarkan apa yang terjadi di ruang seminar itu atau berdasarkan apa yang Anda alami beberapa saat
sebelum memasuki ruangan seminar. Nah, hal ini tentu tidak masuk dalam skenario yang sudah dilatih
sebelumnya. Maka improvisasi itu menjadi penting. Tapi ingat, jangan terlalu banyak berimprovisasi
karena itu bisa menghabiskan banyak waktu dan Anda tidak akan bisa presentasi tepat waktu seperti yang
diharuskan. Intinya, improvisasi itu hanya sebagian kecil saja dari presentasi. Presentasi, terutama di bagian
monolog, sebaiknya hasil dari skenario yang sudah disiapkan sedetil mungkin. Tugas Anda saat presentasi
adalah berakting agar apa yang dihafalkan tadi terkesan seperti sesuatu yang natural atau bahkan seperti
improvisasi. Betul, seorang presenter adalah seorang aktor/aktris juga :) Kalau mau belajar hal ini, coba
saksikan standup comedy. Mereka melucu dengan skenario tetapi sangat lihai menampilkan seakan-akan
itu tanpa skenario.
4. Iringi dengan cerita
Saya percaya dengan “the power of story telling.” Cerita adalah media yang begitu ampuh untuk
menebarkan gagasan dengan cara yang mudah dipahami dan enak dinikmati. Perhatikan Obama ketika
mengemukakan gagasannya soal health care. Dia selalu mulai dengan bercerita tentang seorang ibu muda
yang hidupnya sulit di sebuah kota kecil di Amerika. Dia kadang bercerita tentang email yang diterimanya
dari seorang mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Cerita itu membuat orang mudah
tersentuh dan akhirnya bisa memahami betapa pentingnya health care itu bagi Amerika. Anies Baswedan
juga demikian. Dalam menyampaikan gagasan besarnya tentang Indonesia mengajar, Anies dengan fasih
menyajikannya lewat cerita-cerita sederhana yang menggugah. Cerita asli yang menyentuh kehidupan
sehari-hari jauh lebih efektif dibandingkan teori mapan yang dibahasakan dengan ilmiah seperti ditulis di
buku-buku.Jika Anda presentasi tetang sesuatu yang ilmiah, bisa bercerita tentang kasus yang Anda
temui. Pengalaman di lab, pengalaman dalam implementasi suatu model, pengalaman penangani pasien
dan sebagainya bisa menjadi cerita menarik yang membuat pemirsa memahami dengan lebih mudah.
Selain mudah dipahami, cerita juga bisa membuat pemirsa menjadi yakin bahwa Anda tidak hanya paham
teori tetapi juga praktisi yang membumi. Jika berbicara soal perbatasan, misalnya, saya bercerita tentang
pengalaman saya berkunjug ke berbagai negara dan menemui fenomena menarik seputar perbatasan.
Ingin jadi pembicara publik yang baik, kumpulkanlah cerita yang baik dari sekarang.
5. Sapa pemirsa
Pada dasarnya semua orang senang diperhatikan dan dilibatkan dalam pusaran ide yang baik. Setiap
memulai bicara di depan umum, biasanya saya sempatkan menyapa beberapa orang di audiens yang saya
kenal. Ketika mengisi sebuah kuliah umum di Udayana di Bali, tanpa direncanakan ada seorang senior
yang saya kagumi menjadi peserta. Saya habiskan semenit untuk menyapa beliau di depan orang banyak
sekaligus memberikan apresiasi. Kadang kita juga presentasi di depan teman dekat atau teman lama,
sangat baik jika kita sampaikan apresiasi atau sekedar menyapa. Perhatikan ketika Obama berbicara.
Meskipun dia menggunakan tele prompter, dia kadang mengambil selembar kertas di balik bajunya dan
membacakan nama-nama tertentu yang perlu disapanya sebelum memulai pembicaraan. Ini terjadi
karena ketika naskah pidatonya ditulis dia belum tahu siapa yang secara khusus harus disapanya nanti.
Anda juga bisa meniru gaya ini.Selain di awal pembicaraan, Anda juga bisa menyapa pemirsa di sepanjang
pembicaraan. Misalnya ketika membicarakan suatu teori atau kasus, bisa saja meminta persetujuan orang
yang dikenal di kalangan pemirsa dengan mengatakan “Pak X tentu sangat paham yang saya sampaikan
karena beliau terlibat” atau “betul demikian ya Bu Y.” Menyapa pemirsa ini juga bisa dilakukan dalam
rangka berkelakar. Misalnya, jika Anda mempresentasikan sesuatu yang bisa membuat pemirsa tidak
nyaman seperti penyakit, obat, atau praktik yang memalukan, Anda bisa melibatkan seorang peserta
dalam cerita itu tetapi harus dipastikan itu tidak menimbulkan penghinaan. Misalnya, Anda bisa
mengatakan “saya yakin Pak X yang duduk di belakang sana tidak memerlukan obat jenis ini” untuk
memancing perhatian hadirin. Melibatkan pemirsa ini penting untuk membuat suasana interaktif
sekaligus untuk memastikan Anda tetap diperhatikan.
6. Nyatakan apresiasi kepada pembicara lain
Anda akan sering berbicara bersama dengan pembicara lain. Jangan lupa sampaikan apresiasi kepada
mereka. Bila Anda berbicara setelah pembicara lain, sangat bagus jika Anda bisa mengutip apa yang
dibicarakan pembicara lain dan mengaitkannya dengan apa yang akan Anda sampaikan. Usahakan kutip
yang Anda setujui dan mendukung apa yang Akan Anda sampaikan nanti. Banyak juga yang memulai
pembicaraannya dengan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap apa yang dikatakan pembicara
sebelumnya. Saya tidak menyarankan hal ini meskipun orang lain mungkin menganggapnya
menarik.Katakan misalnya “saya tertarik dengan apa yang dikatakan Prof. X sebelumnya tadi bahwa blab
la bla. Hal ini erat kaitannya dengan pandangan saya tentang bla bla.” Atau bisa juga, “saya senang sekali
karena Bu Y tadi sudah menyampaikan tentang bla bla bla, sehingga saya tidak perlu mengulangnya dan
bisa fokus pada bla bla bla”. Hal ini juga bisa disampaikan dalam bentuk kelakar dengan menjadikan apa
yang dibicarakan oleh pembicara sebelumnya sebagai bahan kelakar positif, bukan mengolok-olok. Jika
Anda berbicara sebelum pembicara lainnya, pastikan Anda tahu topik pembicara setelah Anda sehingga
bisa mengatakan, misalnya “terkait ini, saya kira Pak X sebentar lagi bisa memberikan pencerahan
sehingga saya tidak akan membahas terlalu dalam.” Pastikan ketika Anda memberikan apresiasi ini, Anda
melihat orangnya (jika mereka ada di ruangan itu) dan memberikan senyum wajar.
7. Akhiri dengan mengesankan
Akhir yang mengesankan dalam sebuah presentasi bisa berupa pertanyaan atau kutipan yang merangsang
orang untuk berpikir. Bisa juga diakhiri dengan pernyataan yang membuat orang tergugah. Akhir
presentasi sebaiknya menjadi klimaks, bukan antiklimaks sehingga akan memancing reaksi atau membuat
pemirsa bisa menyimpulkan apa yang kita bicarakan. Ketika saya diminta presentasi tentang cara
presentasi di PPIA Wollongong, saya mengakhiri dengan kutipan “I use power point to make my point
more powerful, not because I do not have power neither point.” Kutipan yang berima seperti ini menarik
karena indah didengar dan cenderung mudah diingat. Selain itu, kutipan itu dengan cerdas bisa
merangkum isi pemaparan saya sebelumnya tentang power point untuk presentasi.Akhir mengesankan
bisa juga berupa pertanyaan, misalnya “Apakah Indonesia dan Malaysia akan berseteru lagi soal Ambalat?
Mari kita diskusikan.” Atau bisa juga mengutip kata-kata dalam film yang terkenal. Misalnya, ketika
berbicara tentang peradilan dan bagaimana pembuktian itu yang memegang peranan dalam pemutusan
satu kasus, Anda bisa menutup presentasi dengan mengatakan “seperti yang diucapkan Nick Rice di Law
abiding citizen ‘It’s not what you know. It’s what you can prove in court”. Jika Anda berbicara tentang
meraih beasiswa di luar negeri dan ingin memberi kata-kata motivasi di akhir presentasi, bisa juga
menyampaikan kalimat “negara berpenduduk terbesar ketiga adalah Facebook, tempat nongkrong paling
asik bukan lagi cafe tetapi twitter dan taman bermain paling luas adalah Google Earth. Dengan dunia yang
super-connected, seorang asal Desa Tegaljadi bisa mengikuti seminar di Vietnam, bergaul dengan pakar
dari Eropa dan China lalu berbagi lewat twitter sambil menyapa Duta Besar Indonesia yang sedang ramah
tamah dengan Diplomat Timur Tengah di Washington DC. Ingat bahwa seorang lelaki keturunan Kenya
yang besar di Menteng bisa menjadi orang terkuat di Dunia dan berkantor di Gedung Putih. Maka satu-
satunya yang membatasi kita, sesungguhnya adalah imajinasi.”
Saya yakin tips yang saya tulis ini tidak akan tiba-tiba membuat Anda menjadi seorang pembicara publik yang
ulung. Meski demikian saya sungguh berharap ada hal menarik yang bisa Anda bawa pulang dan terapkan dengan
penyempurnaan tentunya. Meski harus berusaha dengan baik, sebaiknya kita tidak terlalu risau soal presentasi
karena seperti yang saya ceirtakan kepada ibu saya, presentasi sebenarnya adalah ngobrol saja. Ngobrol untuk
membuat orang betah mendengar dan akhirnya memahami maksud kita. Mari kita ngobrol.
Keywords: tips presentasi, tips jadi pembicara publik, tips seminar, cara berbicara, tips presenter