Anda di halaman 1dari 35

Kamu adalah permata hati ,,,untaian kasih mesra

KITA ADALAH PERUBAHAN

Kapan waktu berbicara

Home » Tips Hidup » 4 Cara agar tidak gugup berbicara di depan umum

4 Cara agar tidak gugup berbicara di depan


umum
9 Comments
Tips Hidup
Cara agar tidak gugup berbicara – Berbicara memang mudah, siapa saja mampu
melakukannya. Mulai dari anak-anak sampai orang tua bisa berbicara. Tetapi berbicara
di depan umum terkadang terasa sangat sulit dilakukan. Banyak yang selalu merasa
gugup ketika sedang berbicara di depan umum. Pertama kali berbicara di depan umum
saya juga pernah merasakannya , saya merasa gugup yang sangat luar biasa,
gemetaran sehingga terkadang ap yang ingin kita sampaikan menjadi tidak jelas dan
sulit dimengerti. Tetapi saat ini saya sudah tidak gugup lagi jika berbicara di depan
umum. Saya akan memberikan beberapa tips dan cara agar tidak gugup berbicara di
depan umum. Untuk menjadi pembicara yang hebat seperti MC profesional ternyata
tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, tetapi butuh proses dan latihan.
Dibalik kesuksesan seorang pembicra di depan umum ternyata mereka menggunakan
trik-trik jitu adar tidak gugup berbicara. Dan kali ini saya akan membagikannya kepada
teman-teman para pembaca.

cara agar tidak gugup berbicara di depan umum


1. Kuasai materi
Jangan pernah berbicara di depan teman-teman kamu tentang suatu topik yang akan
kamu bicarakan. Hal ini bisa membuat sebuah boomerang yang akan membuat kamu
merasa minder selamanya. Tetapi tidak ada salahnya untuk belajar berbicara
dihadapan teman-teman sebaya kamu, misalnya teman kampus kamu atau teman
sekolah kamu, dan jadikan itu sebagai bahan pembelajaran buat diri kamu nantinya.

2. Hindari kontak mata.


Hindari kontak mata dengan para audience, karena hal tersebut dapat membuat kamu
menjadi sangat gugup karena semua mata ternyata memandang ke arah kamu saat
sedang presentase. jangan pula kamu memalingkan wajah kamu ke arah audience,
cukup dengan memandang mereka di bagian jidat itu sudah cukup aman membuat
kamu tidak gugup.

3. Olah nafas
Menjaga ketahanan nafas juga sangat penting mengingat para pembicara butuh energi
untuk bernafas saat sedang berbicara di depan umum. Saat sedang gugup nafas kita
menjadi cepat dan tidak beraturan, olehnya itu usahakan agar nafas tetap stabil saat
berbicara di depan umum. Ada beberapa cara mengolah nafas, seperti olahraga teratur.
Namun jika anda tak punya waktu untuk olahraga rutin, anda dapat berlatih nafas
beberapa menit sebelum mulai tampil di depan umum. Cara ini saya buktikan sangat
ampuh menghilangkan gugup saat berbicara.
Caranya adalah dengan menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan
dengan perlahan-lahan. Lakukan hal tersebut berkali-kali maka nafas anda akan
membaik dan anda bisa berbicara dengan lancar nantinya.

4. Latihan kontinue
Pembicara profesional saja butuh latihan. Jangan pernah menganggap mereka yang
sudah sering tampil di muka umum tidak pernah merasa gugup. Dari pengakuan
seorang teman saya seorang MC berpengalaman ternyata mereka masih juga merasa
gugup ketika akan berbicara di depan umum memenuhi
undangan pelaksana. Berlatihalah beberapa hari sebelum tampil di depan umum
berbicara, anda dapat berlatih didepan cermin maupun di kamar anda secara teratur
dan terus menerus. Mempelajari teori tanpa praktek itu percuma.
Itulah 4 cara agar tidak gugup berbicara di depan umum. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

ekarang kurang lebih 8 tahun saya menjadi praktisi sekaligus peneliti di bidang public
speaking. Sepanjang perjalanan saya menjadi seorang trainer public speaking dan juga instruktur
utama Young Trainer Academy, saya banyak sekali belajar bagaimana orang ahli
atau expert mempersiapkan penampilan mereka agar bisa tampil maksimal saat berbicara di
depan umum. Dalam era kompetisi global saat ini, keterampilan public speaking atau berbicara
di depan umum adalah keterampilan yang wajib dimiliki oleh siapapun. Entah itu eksekutif,
dosen, pengusaha, entrepreneur, mahasiswa, pelajar, bahkan dokter sekalipun.
Keterampilan public speaking yang baik akan membuat kita mampu menyampaikan gagasan
yang ada di kepala kita secara terstruktur bahkan membekas di hati para audience. Berikut
ini akan saya beberkan 11 tips sukses bagaimana berbicara di depan umum, yang biasa saya
sampaikan dalam pelatihan Young Trainer Academy, sebuah pelatihan yang khusus ditujukan
untuk mencetak pemuda yang piawai dalam berbicara di depan publik. Semoga bermanfaat!
1. Luruskan Niat, adalah prinsip public speaker yang nomor satu. Pembicara publik terbaik dan
terdahsyat, berbicara bukan karena uang atau mengejar materi semata. Mereka berbicara
karena ingin berbagi pengetahuan dan membuat kehidupan orang lain lebih baik. Meluruskan
niat seperti ini merupakan cara sederhana namun ampuh untuk mengatasi grogi yang dialami di
depan panggung.

2. Kenali Audience, sebelum kita memulai untuk berbicara di depan umum maka kita perlu
mengenali dulu siapa audience kita. Kita perlu tahu preferensi usia mereka, tingkat pendidikan,
proporsi laki dan perempuan, hingga minat atau interest mereka. Mengetahui audience kita
dengan baik membuat kita lebih siap karena kita bisa membuat materi yang sesuai
dengan audience kita.

3. Audience adalah Bintang. pembicara publik terbaik selalu menganggap bahwa bukan
merekalah bintang utamanya, tetapi adalah peserta (audience). Oleh karena itu, mereka
mempersiapkan yang terbaik untuk bisa memberikan manfaat sebesar – besarnya kepada peserta
yang datang untuk mendengarkan mereka berbicara.

4. Chit – chat dengan peserta. Jika kita merasa grogi sebelum naik panggung, maka ada tips
praktis yang bisa digunakan, yaitu chit – chat dengan peserta sebelum kita naik panggung. Chit –
chat ini berguna untuk membiasakan diri kita banyak berbicara dan menghangatkan pita suara
agar kita bisa tampil maksimal ketika sudah berada di panggung.

5. Yakinlah bahwa Anda Pakar. Banyak orang yang gagal berbicara di depan publik dengan
baik karena mereka tidak merasa percaya diri atas apa yang mereka sampaikan. Maka, jika
memang Anda diminta menyampaikan suatu hal yang bukan bidang Anda, sebaiknya tolak
secara halus. Namun, jika Anda memutuskan mengambilnya maka pastikan Anda mempelajari
dengan seksama topik Anda hingga Anda bisa dipercaya menjadi seorang pakar.

6. Biasakan Rehearse sebelum tampil. Saya biasa melakukan rehearse atau latihan gladi resik
sebelum tampil. Jadi di sebuah ruangan kosong, saya melakukan simulasi seolah – olah saya
sedang berbicara di depan banyak orang. Bahkan saya melakukan simulasi berupa games, jokes,
dan cara ini membuat saya lebih pede.

7. Terima Feedback. Pembicara yang berhasil adalah mereka yang memastikan diri mereka
tampil lebih baik dibandingkan dengan yang kemarin. Caranya gimana? Minta feedback atau
umpan balik dari penonton, atau teman kita saat dia melihat kita tampil di depan
umum. Feedback tersebut akan sangat berguna untuk memperbaiki performa kita di masa yang
akan datang.

8. Lakukan Visualisasi Keberhasilan. Pembicara yang tangguh membuat visualisasi


(membayangkan) bahwa presentasi yang mereka sampaikan di depan umum berhasil dengan
baik bahkan mendapatkan applause yang sangat meriah dari audience. Visualisasi ini
memberikan kepercayaan diri saat kita tampil di depan umum.
9. Dapatkan 20 jam pertama Anda. Anda merasa bahwa diri Anda suka grogi jika harus tampil
di depan umum? Ini saran saya : segera dapatkan 20 jam pertama Anda. Pikirkan bagaimana
caranya Anda bisa presentasi di depan banyak orang dengan total akumulasi 20 jam
(misalkan sebulan 10x presentasi dengan durasi masing – masing 2 jam). Banyak orang bertanya
kepada saya, bagaimana cara agar kita bisa berani bicara di depan umum? Jawaban saya,
“biasakan diri Anda tampil di depan orang banyak. Minimal 20 jam. Setelah itu Anda akan jadi
orang yang berani karena terbiasa.”

10. Berinteraksilah dengan audience. Setiap orang lebih senang terlibat secara langsung,
dibandingkan hanya sekedar mendengar pembicaraan yang bisa jadi membosankan. Maka, saat
Anda berbicara di depan umum, pastikan Anda juga sesekali melempar pertanyaan
ke audience, mengajak mereka bermain, ice breaking, dapat menjadi sarana efektif jika
presentasi Anda terlampau panjang.

11. Senyum, Sapa, Sanjung (3S). Rumus 3S adalah rumus yang biasa saya gunakan ketika
membuka presentasi atau pelatihan. Pastikan kita memberikan senyuman terindah
kepada audience, lalu berikan sapaan yang memukau, baru setelah itu sanjung peserta kita. Hal
ini akan membuat pembukaan yang kita lakukan lebih bermakna. Ingat, 3 menit pertama adalah
segalanya dalam public speaking.

15 TIPS Cara berbicara di depan umum


Oleh Harry Victor

Rabu, 01 Oktober 2014

Bagikan :

Cara berbicara di depan umum atau yang dikenal Public Speaking adalah sebuah seni
bagaimana seorang Public Speaker dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan
sebuah pesan kepada publik atau audiens.

Tata cara berbicara di depan umum oleh setiap pribadi memiliki karakteristik yang berbeda dan
isi pesan yang diberikan pun beraneka ragam, misalnya memberi pengaruh yang baik,
memotivasi, memberi edukasi, menghibur, menyampaikan sebuah informasi penting dan
menceritakan sebuah kisah yang memiliki sebuah pembelajaran.

Apakah semua Public Speaker memiliki sebuah bakat alami dalam dirinya?

Dalam hal ini dapat dikategorikan menjadi 2 bagian.


Yang pertama adalah talenta. Contohnya pada beberapa public figur yang memiliki bakat alami
untuk berbicara secara luwes dan profesional, namun hal ini juga ditunjang dengan jam terbang
mereka.
Yang kedua Anda dapat menjadi seorang Public Speaker melalui sebuah pelatihan atau
pendidikan sekolah / kursus / seminar yang di didik secara profesional.

Apa keuntungan seseorang mempelajari Public Speaking?

 Memiliki nilai lebih dalam perjalanan karier


 Meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam bersosialisasi
 Mempengaruhi cara seseorang saat presentasi
 Kemampuan untuk berpidato, membuka kata sambutan
 Menambah kreativitas dalam penyampaian mengajar
 Menambah penghasilan sampingan sebagai MC, Presenter, atau Moderator

Pentingnya menambahkan sebuah skill dan pengertian dalam Public Speaking tentunya akan
memberikan kesan tersendiri bagi para audiens. Sebagai seorang Public Speaker, Anda tidak
hanya dapat mengandalkan kualitas dari materi yang akan disampaikan.

Materi Public Speaking memang menjadi pesan utama dalam memberi pesan kepada audiens,
namun apabila tidak diberi bumbu-bumbu didalam cara penyampainya, maka audiens Anda
cenderung akan cepat bosan dan segera memalingkan perhatiannya pada hal lain. Apalagi
kalau Anda mendapat kesempatan untuk berbicara didepan umum selama 1 jam. Kreativitas
Anda akan menjadi faktor pendukung penting sehingga maksud dan tujuan Anda dapat tercapai
dan diserap oleh audiens.

Berbicara di depan umum dianggap sebagai ketakutan terbesar dalam hidup seseorang,
bahkan melebihi rasa takut pada kematian.

Bagi Anda yang senang mengembangkan kemampuan dalam Public Speaking akan memiliki
nilai tambah positif diantara para rekan-rekan Anda ataupun didalam sebuah forum. Dengan
meningkatkan jam terbang Anda, maka akan semakin banyak pengetahuan dan teknik yang
dapat Anda kembangkan di dalam setiap perfomance.

Profesi apa saja yang membutuhkan skill Public Speaking?

 Professional
 Pebisnis
 Director / Manager
 Moderator
 Politisi
 Guru / Dosen
 Supervisor
 Marketing
 Presenter / MC
 Public Relation (PR)
 Mahasiswa / Mahasiswi / Pelajar
 dan bagi siapapun yang ingin mengasah skill sebagai seorang Public Speaker

Apabila saat ini Anda yang sedang ingin mengembangkan kepercayaan diri Anda dalam Public
Speaking, berikut ini adalah beberapa tips berbicara di depan umum yang dapat Anda
persiapkan terlebih dahulu dan dapat Anda aplikasikan dalam keseharian Anda.

1. Untuk menjadi pembicara yang baik Anda dapat memulainya menjadi pendengar yang
baik. Sadar atau tidak sadar, lawan bicara Anda akan merasa lebih nyaman ketika Anda dapat
menjadi pendengar yang baik. Semakin Anda banyak mendengar, semakin banyak informasi
yang Anda miliki dan dapat Anda pelajari.

2. Hindari untuk memotong sebuah pembicaraan saat berkomunikasi karena hal ini dapat
mengubah atmosfer sebuah percakapan menjadi tegang dan tidak efektif. Point ini akan melatih
Anda untuk memiliki sikap respon yang baik saat audiens Anda melemparkan sebuah
pertanyaan.

3. Tips berkomunikasi dengan mengajukan sebuah pertanyaan akan membuat sebuah


percakapan menjadi lebih hangat. "Oh ya..saya juga sempat mendengar kabar tersebut.
Menurut saya....bagaimana pendapat Anda?"
4. Berikan jeda 3 detik dalam sebuah percakapan sebelum Anda merespon kepada lawan
bicara Anda. Cara ini akan membuat lawan bicara Anda lebih tenang ketika berkomunikasi
dengan Anda.

5. Jangan menghakimi lawan bicara apabila Anda merasa tidak setuju dengan apa yang
mereka sampaikan. Lebih baik Anda memberikan sebuah saran atau solusi.

"Oh..saya pernah mendengar tentang bisnis ini menurut saya mungkin kamu bisa melakukan
riset lagi untuk hasil yang maksimal" Cara ini jauh lebih baik dan efektif dari pada Anda
mengatakan, "Saya percaya bisnis Anda tidak mungkin berhasil"

6. Simpan ponsel Anda saat Anda sedang berbicara dengan seseorang. Sebuah percakapan
tidak akan efektif ketika seseorang berbicara sambil melakukan text message atau apapun itu.
Anda dapat meminta ijin kepada lawan bicara Anda daripada Anda berbicara sambil mata
melirik kepada ponsel.

"Sorry sebentar saya harus membalas pesan ini" Cara ini membuat lawan bicara Anda merasa
dihargai.

7. Berikan sedikit senyuman kecil saat Anda mendengarkan orang lain. Ingat sedikit saja ya.
Dan jangan lupa tatapan mata dengan lawan bicara Anda. Hal ini dapat menumbuhkan rasa
kepercayaan seseorang kepada diri Anda dan menunjukkan bahwa Anda menghargai mereka.

8. Belajar berikan pujian, untuk yang satu ini harus tulus dari hati Anda. Hal ini dapat melatih
Anda untuk mudah memberikan energi positif saat Anda menyatu dengan para audiens.
Tentunya Anda tidak ingin menjadi pribadi yang berbeda disaat Anda berada dibawah
panggung.

9. Gunakan setiap kesempatan yang ada. Apabila Anda mendapat kesempatan untuk
berbicara didepan umum, jangan tolak terlebih dahulu. Ini adalah signal baik bagi Anda,
manfaatkan kesempatan yang ada untuk menambah jam terbang Anda.

10. Rajin membaca sesuai materi atau bidang pekerjaan Anda. Menggali serta memiliki
pengetahuan yang luas sesuai bidang yang Anda geluti akan sangat menolong Anda pada saat
performance. "Seperti sebuah folder dalam komputer yang kaya akan dokumen" Apabila Anda
tidak pernah mengisinya maka tidak ada yang dapat dikeluarkan dalam kata-kata.

Perkembangan dunia internet yang semakin luas tentunya dapat menjadi refrensi Anda.
Mesin pencari Google dan Youtube dapat menjadi refrensi terbaik disaat Anda
membutuhkan informasi seputar materi yang ingin Anda sampaikan.

Sebagai tambahan, tidak ada salahnya Anda meminta pendapat dari rekan Anda. Kritik dan
pendapat dari mereka dapat membuat Anda mengenali titik kelemahan / blind spot yang tidak
Anda sadari. Dalam study yang biasa terjadi adalah pengulangan kata seperti "yah gimana, ok
lalu". Tidak ada yang salah dalam kata-kata tersebut, namun apabila terus diulangi dalam
setiap penyampaian maka hal ini akan membuat audiens Anda merasa risih.

Saya takut... Bagaimana nanti reaksi audiens?.. Apakah ini materi yang menarik?... Aduh
bisa enga ya...

Ketika pertama kali seseorang mendapat kesempatan maupun tugas untuk berbicara di depan
umum sering kali fokus yang diberikan lebih kepada hal yang negatif. Rasa takut dan cemas
yang berlebihan apabila tidak di kontrol maka akan membuat pikiran Anda semakin kacau.
Adalah lebih baik bagi Anda untuk memberikan fokus kepada hal yang telah Anda siapkan
sebelumnya. Ketika Anda berjalan menuju podium, katakan dengan antusias pada diri Anda.

"Saya sudah mempersiapkan dengan baik, semua akan baik-baik saja"

"Saya siap untuk pidato ini"


"Audiens akan belajar sesuatu dari materi yang saya sampaikan"
"Saya sudah latihan dengan keras, Ini adalah materi yang baik"

Saat Anda dapat memalingkan perhatian Anda kepada hal yang positif, Anda akan menemukan
diri Anda jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Tidak peduli seberapa baiknya materi Anda
kalau Anda tidak percaya diri maka audiens dapat turut merasakannya. Ingat, Anda hanya
mengijinkan pikiran positif yang menjadi fokus utama sebelum Anda tampil. Rasa takut dan
grogi adalah sebuah reaksi yang wajar untuk Anda hadapi, namun bukan sebagai penghalang
utama untuk Anda melakukan presentasi yang baik.

Berbicara di depan umum, misalnya dalam rapat atau kegiatan perusahaan, berdampak positif
pada karyawan seperti dikenal oleh rekan kerja dari divisi lain atau menyampaikan usulan
konstruktif. Akan tetapi, tidak semua karyawan memahami dampak positif tersebut. Bagi
mereka, berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan. Tak mengherankan, mereka
memilih diam dalam suatu rapat atau kegiatan sejenis.

Jika Anda salah satu dari mereka dan ingin keluar dari kondisi tersebut, tidak ada salahnya Anda
mencoba tujuh cara berikut untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum.

1. Lawan rasa malu

Malu adalah alasan terbesar yang membuat Anda takut berbicara di depan orang banyak. Oleh
karena itu, lawan atau atasi rasa malu itu dengan menganggap semua orang sama. Tidak peduli
jabatan orang yang ada di depan Anda, bicaralah sesuai konteks dan hal-hal yang ingin Anda
sampaikan.

Ingat, hadirin yang ada di depan Anda adalah manusia juga. Mereka makan nasi, minum air, dan
sebagainya. Persis seperti yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, mengapa malu
berbicara kepada mereka?

Trik lain untuk menghilangkan rasa malu adalah dengan menganggap hadirin adalah teman-
teman Anda. Dengan demikian, Anda merasa santai berbicara di depan mereka. Sekalipun Anda
salah berbicara, itu hal biasa karena mereka adalah teman-teman Anda yang akan memaklumi
bahwa Anda sedang belajar berbicara di depan umum.

2. Ajukan pertanyaan

Jika Anda sebagai peserta rapat, ajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak Anda mengerti.
Jangan takut dianggap bodoh karena pertanyaan-pertanyaan tersebut. Intinya, Anda berani
berbicara di depan umum. Jika di rapat-rapat selanjutnya Anda membiasakan diri bertanya, Anda
akan terbiasa pula berbicara di hadapan banyak orang. Pada kondisi ini, Anda akan menyadari
bahwa berbicara di depan umum itu tidak serumit yang dibayangkan.

3. Lakukan persiapan sebaik mungkin

Jika Anda harus menjadi pembicara atau yang melakukan presentasi, lakukan persiapan sebaik
mungkin. Ini menyangkut materi presentasi, peralatan pendukung yang diperlukan, dan
penampilan Anda. Setelah itu, berlatihlah sehari sebelum melakukan presentasi.

Dengan melakukan persiapan sebaik mungkin, Anda akan semakin menguasai materi dan
memprediksi suasana yang akan terjadi. Selain itu, persiapan ini juga akan memberikan getaran
positif sehingga perasaan Anda menjadi positif juga. Bayangkan jika Anda tidak
mempersiapkannya? Anda mungkin kewalahan dan pontang panting saat mempresentasikannya.
4. Berbicara dengan gaya Anda sendiri

Berbicaralah dengan gaya Anda sendiri. Jangan meniru gaya bicara orang lain karena Anda akan
menjadi orang lain, bukan diri Anda yang sebenarnya. Dengan kata lain, berbicaralah secara
santai, sopan, dan menarik ala Anda sehingga suasana menjadi kondusif dan impresif.

5. Lakukan kontak mata

Saat berbicara di depan umum, baik sebagai pembicara atau hadirin yang bertanya, lakukan
kontak mata dengan yang Anda ajak bicara. Jangan melihat ke bawah atau ke langit-langit
karena itu menandakan Anda tidak percaya diri.

Dengan melakukan kontak mata, Anda akan berkomunikasi secara nyaman. Selain itu, kontak
mata mencerminkan Anda menghargai orang yang sedang diajak berbicara.

6. Latihan berbicara di depan sedikit orang

Cara lain yang bisa Anda gunakan adalah dengan melatih diri untuk berbicara di depan sedikit
orang. Ini dapat berupa pertemuan dengan teman, rapat keluarga, atau rapat lingkungan warga
tempat tinggal Anda. Latihan ini akan menempa mental dan percaya diri Anda sehingga tidak
canggung lagi berbicara di depan orang banyak.

7. Berdoa

Berdoa sebelum berbicara di depan umum akan membantu menenangkan perasaaan Anda. Selain
itu, berdoa juga akan memberi getaran positif sehingga secara tidak sadar Anda akan berani
berbicara. Tidak percaya? Coba saja Anda lakukan pada rapat berikutnya.

Simpulannya, berbicara di depan umum butuh persiapan, teknik, dan latihan. Dengan
menerapkan cara-cara di atas, Anda akan mendapatkan ketiga faktor tersebut. Teruslah
menerapkannya sehingga menjadi kebiasaan yang akan mengubah Anda dari seorang karyawan
yang takut menjadi ketagihan berbicara di depan umum.

RAINING = PELATIHAN : Aktifitas yang dilakukan oleh organisasi yang didisain untuk
mengembangkan ketrampilan pengetahuan dan perilaku/sikap yang pada akhirnya akan menuju
ke arah prestasi kerja yang efektif

SASARAN TRAINING :

1. KOGNITIF ; Pengetahuan
2. PSIKOMOTOR = Skill
3. Afektif = Sikap

METODE MENGUBAH SIKAP

1. Metode Diskusi permissif


2. Melepaskan ungkapan permusuhan
3. Metode bermain peran
4. Menciptakan sikap positif dari pengalman yang menyenangkan

PRINSIP DASAR PROSES PEMBELAJARAN

1. Memberitahu tujuan pembelajaran


2. Latihan ( Exercise )
3. Pengarahan
4. Umpan balik
5. Transfer of Learning
6. Pemilihan aktivitas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
7. Menciptakan kesan pertama yang positif
8. Antusias dalam lingkungan yang kondusif

PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA

1. Orang dewasa belajar melalui perbuatan sehingga selalu ingin dilibatkan


2. Contoh dan permasalahan harus bersifat realistik dan relevan dengan peserta
3. Orang dewasa akan menghubungkan apa=apa yang telah diketahuinya
4. Lingkungan yang informal dan kondusif adalah tempat terbaik
5. Diperlukan simulasi yang bervariatif
6. Tidk menerapkan sistem penilaian (kecuali diperlukan )
7. Fasilitator berfungsi sebagai “agent of change”

PERSYARATAN MENJADI FASILITATOR / INSTRUKTUR OUTBOUND

1. Memiliki ketrampilan Komunikasi yang baik


2. Memiliki rasa percaya diri
3. Dapat mengekspresikan diri di hadapan orang lain
4. Memiliki ketrampilan interpersonal yang baik
5. Berwawasan luas
6. Memiliki sikap yang tidak memaksakan kehendak
7. Tanggap / peka terhadap kondisi peserta
8. Mampu bersikap netral, tidak memihak
9. Mengetahui prinsip Dinamika kelompok ( Forming, Storming, Norming,Performing )
10. Mau menerima masukan dari orang lain
11. Mampu memahami kekuatan dan kelemahan peserta
12. Mampu memahami semua proses yang terjadi pada training outbound
13. Mampu mengatasi konflik yang terjadi antar individu / kelompok
14. Mampu bersikap tegas

HAMBATAN YANG TERJADI PADA FASILITATOR OUTBOUND

1. Tidak menjiwai
2. Tidak menguasai materi
3. Kurang menampilkan antusiasme
4. Kurang memahami partisipasi peserta
5. Kurang menguasai situasi
6. Kurang menguasai ketrampilam teknis sebagai Fasilitator / instruktur Outbound

PERSIAPAN BAGI FASILITATOR/ INSTRUKTUR OUTBOUND

1. Mendalami Falsafah dasar hubungan antar manusia


2. Persiapan untuk menghadapi pelaksanaan

FASILITATOR /
INSTRUKTUR OUTBOUND WAJIB MENGETAHUI FALSAFAH DASAR HUBUN
GAN ANTAR MANUSIA
1. Perbedaan Individu
2. Manusia di gerakan oleh motif – motif tertentu
3. Manusia adalah mahkluk ber martabat
4. Kepentingan bersama

PENGERTIAN DAN TUGAS FASILITATOR / INSTRUKTUR OUTBOUND

Tugas utama fasilitator adalah melancarkan proses pembelajaran (learning process) dengan cara
membantu individu dalam kelompok untuk berpartisipasi secara aktif

PERAN DAN FUNGSI FASILITATOR / INSTRUKTUR OUTBOUND

1. Membantu jalannya kegiatan dalam kelompok


2. Membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi kelompok
3. Membantu mengarahkan pembicaraan kearah topik atau tujuan yang telah ditetapkan
4. Menjadi mediator antar individu dengan individu / kelompok
5. Menjadi penengah dan pengendali bila terjadi adu argumentasi atau pertikaian
6. Membantu menyimpulkna hasil diskusi /kesepakatan yang telah tercapai
7. Menciptakan suasanayang membuat individu yang aktif berpartisipasi
8. Memberikan dorongan kepada peserta untuk aktif berpartisipasi
9. Menjawab pertanyaan
10. Mengatasi peserta pelatihan yang bermaksud mengacaukan sessi pelatihan
11. Memberikan topik dan materi baru

PERSIAPAN MENGHADAPI PELAKSANAAN OUTBOUND TRAINING

1. Ketepatan waktu
2. Management waktu (istirahat )
3. Menanggulangi kesibukan peserta
4. Pemahaman kualifikasi Fasilitator outbound
5. Mempersiapkan jadwal
6. Mempersiapkan bahan / materi
7. Mempersiapkan cara /teknik evaluasi
8. Memperhatikan penampilan
9. Pengetahuan tempat

FAKTOR FAKTOR YANG PERLU


DIPERHATIKAN SELAMA PELATIHAN OUTBOUND

1. Memperoleh perhatian peserta


2. Berbicara dengan cara bersahabat (nada ramah )
3. Berbicara untuk di mengerti
4. Memberikan perhatian yang sama
5. Memperhatikan “tugas rumah”

Sepuluh Tips Menjadi Moderator


This entry was posted on March 24, 2014, in Inspirasi, Leadership, Speech. Bookmark the permalink. 27
Comments
Bersama Mahfud MD di Sydney

Saya pernah menjadi moderator untuk berbagai forum yang menghadirkan berbagai jenis orang.
Mulai dari mahasiswa hingga professor, mulai dari pejabat hingga diplomat, mulai dari
akademisi hingga pengusaha. Saya pernah menjadi moderator diskusi bersama Prof. Mahfud MD
(Ketua MK) di Sydney, Bima Arya (kini Walikota Bogor) di Perth, Havas Oegroseno (Dubes RI
untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa) di Jogja dan forum ilmiah di Bali. Menjadi moderator
itu pekerjaan yang menarik. Tidak menjadi bintang utama dalam diskusi karena bukan pembicara
tetapi vital perannya karena dia menentukan jalannya diskusi. Menjadi moderator itu soal seni
dan ilmu menjadi pengendali komunikasi.

Saya merasa nyaman menjadi moderator diskusi. Soal baik atau buruk, tentu bukan saya yang
berhak menilai. Saya masih terus belajar. Untuk mencatat pelajaran menjadi seorang moderator
saya mengumpulkan sepuluh tips.

1. Moderator bukan pekerjaan spontan. Moderator perlu persiapan yang matang. Sebelum
menjadi moderator saya akan menghabiskan setidaknya satu hari penuh untuk melakukan
penelitian terhadap orang yang saya moderatori. Semakin hebat orang yang dimoderatori
semakin mudah mencari bahan untuk diteliti. Internet tentu sangat membantu.
2. Mencari hal-hal yang unik tentang orang yang dimoderatori sangat penting. Saya tidak pernah
mau menjadi moderator sebelum yakin telah mengenal hal-hal khusus/pribadi tentang orang
yang saya moderator. Ketika menjadi moderator Pak Mahfud, saya tentu sadar bahwa semua
orang mengenal dia. Saya tidak mungkin mengungkapkan hal-hal yang umum tentang beliau
kepada hadirin karena itu akan membosankan. Saya memilih untuk membahas namanya yang
berisi penggalan “MD” di belakang karena saya rasa itu tidak diketahui khalayak umum.
3. Banyak memuji adalah tips terbaik. Ketika menjadi moderator untuk Pak Havas, Dubes RI untuk
Belgia, saya menyiapkan sederet pujian yang saya riset dengan serius. Pujian ini penting sekali
bagi pembicara maupun pendengar. Pembicara akan merasa lebih percaya diri (ingat tidak ada
orang yang tidak suka dipuji) dan pendengar juga akan menjadi lebih percaya kepada
pembicaranya. Kepercayaan diri pembicara dan kepercayaan dari pendengar adalah dua bahan
utama bagi terciptanya komunikasi yang baik dan efektif.
4. Moderator bukan pembicara tambahan. Sering kali kita terjebak untuk memberi ulasan
berlebih bagi topik yang dibawakan oleh pembicara. Ulasan berlebihan ini seringkali tidak positif
dampaknya. Pertama, dia bisa membuat makna jadi bias jika moderator tidak paham benar
topiknya. Kedua bisa menimbulkan kesan bahwa moderator mendominasi. Saya bisa paham,
mereka yang masih pemula akan takut disangka tidak paham materi yang dibicarakan sehingga
punya kecenderungan untuk ‘show off’ yang tidak perlu. Hindari ini dalam menjadi moderator.
Jika pembicara sudah siap, tidak perlu mengulas dan bahkan tidak perlu membacakan ulang
pertanyaan saat tanya jawab, misalnya.
5. Membuat naskah untuk meneyelamatkan ketersendatan berbicara. Saya menggunakan
pendekatan yang sama dalam menjadi moderator dengan saat menjadi pembicara. Saya tidak
menyandarkan penampilan saya pada spontanitas atau improvisasi. Jika menjadi moderator
tokoh penting, saya selalu membuat naskah lengkap. Saya tulis apa yang saya akan katakan saat
menjadi moderator, terutama saat membuka. Naskah ini saya tulis rapi hasil riset yang serius.
6. Berlatih itu harus. Saya bukan termasuk orang yang pintar berbicara tanpa persiapan maka saya
selalu berlatih. Seperti halnya presentasi, saya selalu melatih ucapan saya saat akan membuka
diskusi persis seperti naskah yang sudah saya siapkan sebelumnya. Jika latihan 70 kali belum
lancar, saya akan lakukan 140 kali. Setelah hafal saat latihan, langkah selanjutnya adalah tampil
seakan-akan alami, spontan dan tidak menghafalkan. Moderator yang baik, seperti juga
presenter, adalah seorang aktor yang baik. Jika saat latihan dirasa perlu revisi naskah, lakukan
revisi.
7. Penggunaan waktu yang tidak mendominasi itu penting. Moderator punya waktu agak panjang
hanya saat membuka. Itupun harus hati-hati dan tidak boleh terlalu panjang. Untuk diskusi yang
lebih dari sejam, saya tidak pernah mengambil waktu lebih dari lima menit ketika mengenalkan
pembicara. Bagaimana memastikan itu? Pastikan apa yang mau diucapkan sudah disiapkan
dalam naskah dan latih dengan cermat sehingga dipastikan waktunya tidak berlebihan.
8. Lakukan inovasi dalam menyampaikan CV pembicara. Yang paling umum, moderator akan
memegang CV pembicara dan membacakannya apa adanya. Itu membosankan! Saya beberapa
kali berinovasi menyampaikan CV pembicara dalam bentuk story telling dilengkapi dengan
tayangan animasi. Saat menjadi moderator Pak Havas, misalnya, saya buat naskah cerita tentang
Pak Havas yang saya bawakan seakan spontan dan didukung oleh tayangan yang memadai.
Ketika menceritakan tempat lahirnya saya menayangkan peta Indonesia dengan titik yang
mewakili tempat lahir beliau. Ketika saya menceritakan salah satu prestasinya membuka
kembali hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal saya tayangkan peta dunia dengan garis
lengkung beranimasi yang menghubungkan Jakarta dengan Lisbon. Perlu dipastikan, moderator
tidak terpaku pada tayangan dan dia berbicara lancar seakan tanpa tayangan dengan tanyangan
mengikuti sebagai latar belakang. Silakan lihat PPT untuk CV Anies Basewedan dan CV Havas
Oegroseno.
9. Humor yang baik dan cerdas itu selalu menolong. Sebaiknya humor ini disiapkan dengan serius
dan disampaikan di awal. Humor yang bagus adalah yang kelihatan spontan saat disampaikan
tetapi sesungguhnya disiapkan dengan matang. Saat menjadi moderator Pak Havas saya
membuka tanpa salam atau basa basi tetapi langsung dengan kalimat “Saya sudah pernah
menjadi moderator sebelumnya tetapi kali ini terasa berbeda karena ini kali pertama saya
menjadi moderator seorang duta besar”. Saya yakin sebagian besar hadirin merasa itu ucapan
spontan yang muncul begitu saja karena sejalan dengan suasana Kuliah Umum dengan peserta
yang masih agak kagok dan gumun bertemu Duta Besar. Guyon itu dengan tepat mewakili
perasaan sebagian peserta dan itu yang membuat mereka merespon positif sambi tertawa.
Suasana jadi tambah cair, tidak terlalu tegang. Yang tidak diketahui hadirin, kalimat itu sudah
saya latih belasan kali sejak kemarin sore dan saya sampaikan seakan itu spontan. Mereka
tertipu :)
10. Berinteraksi dengan peserta itu penting. Saya selalu usahakan mengaitkan topik dengan
peserta. Tidak ada salahnya kita menyebut nama atau memberi apresiasi kepada peserta yang
kita kenal jika topik yang dibicarakan oleh pembicara ada kaitannya dengan peserta tertentu.
Jika di situ ada pejabat, pujian atau apresiasi akan sangat membantu. Menyebut nama orang di
tengah hadirin juga sangat membantu. Intinya, semua orang suka diperhatikan dengan wajar.

Sepuluh tips ini tentu saja tidak akan membuat anda langsung pintar jadi moderator. Setidaknya
Anda akan paham bahwa menjadi seorag moderator, seperti halnya pembicara, itu perlu
persiapan yang matang. Tidak ada yang tiba-tiba baik tanpa persiapan dan latihan. Jika lain kali
Anda melihat saya menjadi moderator tan bisa tampil cukup baik selama 4 menit, ingatlah dua
malam sebelumnya mungkin saya kurang tidur untuk memastikan empat menit itu baik-baik saja.

Teknik Ampuh Membuat Pandai Ngomong di Depan orang Tanpa Gugup..


Posted by Rofiek

on tips dan triks

at 30 Mei 2011
Cara Lancar bicara di depan Umum - Menyinggung masalah bicara sudah hal biasa yang di
lakukan dalam keseharian kita. Tetapi lain situasi lain juga kondisi ketika kita bicara
sembarangan dengan bicara di hadapan orang banyak. Kekeliruan mesti terjadi apa itu gagap,
deg-degan, salah tingkah dan juga gugup. Ketika terjadi itu di tertawakan orang apalagi kalau
situasinya di kelas lebih parah lagi.

Padahal mesti disadari bahwa sebenarnya Anda itu sedang menjalani proses belajar, dan yang
namanya belajar apabila melakukan sesuatu kekeliruan ataupun kesalahan adalah sangat
wajar dan dimaklumi. Bahkan seorang mahasiswa yang pintar pun, pasti di awal-awal
penguasaan materi kuliah pernah mengalami kekeliruan dan kesalahan. Begitu pula di awal-
awal belajar bicara dan mengemukakan pendapat, sudah menjadi kebiasaan umum banyak
melakukan kesalahan dalam menyampaikan kalimat dan kata-kata. Jangan malu, karena
memang melakukan kesalahan-kesalahan itulah proses yang harus kita jalani, yang kemudian
kita dapat belajar dari kesalahan tersebut dan memperbaikinya sehingga lambat laun rasa malu
dan takut bicara tadi menjadi terkikis dan berubah menjadi sifat kritis dan berani
mengemukakan pendapat.

Dengan mencoba tips yang sederhana mari kita belajar untuk berbenah diri dalam menata
bicara kepada orang lain .

1. Mulai Dari yang Kecil


Mulaihlah untuk berlatih berbicara dari lingkup yang kecil. Lingkup kecil ini yang biasa Anda
temui, misalnya pada rapat-rapat kepanitiaan acara. Pada rapat kecil ini Anda bisa jadikan
ajang berbicara mengemukakan pendapat Begitu pula rapat di kampung RT/RW. Ketika
menjadi peserta seminar Anda harus belajar aktif memberikan pertanyaan/tanggapan. Ketika di
kelas Anda aktif bertanya dan berargumen.

2. Jam Terbang bicara


Semuanya berawal dari kebiasaan. Mungkin ini kata yang sangat tepat untuk membiasakan diri
Anda agar mau menjalani proses untuk mengasah kemampuan berbicara di depan
kelas/umum. Coba lihat orang yang mampu mengetik sepuluh jari dengan cepat. Bagi Anda
yang belum bisa mengetik secepat itu pasti merasa takjub dan terkagum-kagum. Tapi bagi yang
bisa merasa kemampuan tersebut biasa saja. Dikarenakan memang sudah terbiasa
melakukannya selama bertahun-tahun. Nah, hal ini juga yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kualitas bicara Anda di depan umum. Yakinlah, bila jam terbang Anda sudah
tinggi, kualitas Anda menjadi public speaker akan menjadi baik, dan yang namanya perasaan
malu/takut untuk bicara tidak akan menguasai diri Anda lagi.

3. Percaya diri saja, Semua Pembicara Pasti Grogi


Setiap pembicara yang tampaknya sangat hebat ketika di atas panggung, percaya diri yang
tinggi, dan dengan kata-katanya mampu membuat audiens larut terhipnotis dalam orasinya itu,
jangan Anda kira tidak mengalami grogi loh... Percayalah setiap pembicara, MC, presenter,
public speaker, bahkan dosen Anda sendiri pun ketika pertama kali tampil dan berbicara di
depan umum pasti mengalami gugup dan grogi terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah berada di
atas panggung dan melontarkan beberapa kata pembuka, dengan cepat kegugupan mereka
sirna dan berganti dengan rasa enjoy dan mampu bicara dengan lancar.
4. Pernafasan untuk Menjinakkan Grogi
Ketika kita gugup maka suara yang kita keluarkan akan terasa bergetar, kerongkongan kita
terasa tercekat bahkan untuk beberapa orang sampai ada yang mules-mules perutnya.
Beruntunglah saya sempat bergaul dengan teman-teman orator unggul yang mau membagi
tipsnya. Dari mereka saya tahu cara mengatasinya adalah; setiap gugup muncul tariklah nafas
dalam-dalam kemudian tahan, lalu mulailah bicara dengan perlahan. Efeknya sungguh
menggembirakan, walaupun dada kita masih berdegup kencang, tapi suara yang keluar
sangatlah datar dan intonasinya pun terjaga.

5. Tatapan Mata
Tahukah Anda apa sebenarnya yang sering menyebabkan kita selalu gugup dan dengkul
merasa lemas ketika berbicara di depan publik? Ya, salah satunya adalah ketika kita dilihat oleh
puluhan bahkan ratusan pasang mata..! Rasanya nyawa mau melayang bukan? Hal ini
biasanya dikarenakan mata kita selalu menatap secara langsung mata para hadirin. Sehingga
selalu muncul perasaan seolah-olah mereka bakal mentertawakan kita dan apalagi bila kita
melihat dua orang hadirin yang sedang berbisik sambil melirik ke arah kita, hal itu menambah
daya gugup yang sudah mengguncang dada kita bukan?

Memang untuk beberapa pembicara tidak masalah tapi bagi yang mudah gugup saran saya
jangan terlalu sering melihat/kontak langsung dengan mata hadirin. Tapi jangan lupa untuk
tetap sesekali melakukan kontak mata langsung, karena sebagai wujud perhatian serius kita ke
mereka.

Lalu kemana seharusnya mata kita tujukan? Cara yang biasa saya lakukan adalah dengan
melihat ke bagian kepala para hadirin. Karena dengan begitu mereka tidak sadar bahwa
sebenarnya kita tidak melihat langsung ke mereka, tetapi bagi mereka merasa kita telah
memperhatikan. Ada juga caranya dengan melihat di bagian tengah dari kerumunan
peserta/hadirin.

Mudah bukan cara menaklukan situasi gugup bicara. Segera praktekkan untuk menaklukan
relasi bisnis, teman dan masyarakat dalam hal bicara.

Menjadi SEORANG FASILITATOR


Pengertian Memfasilitasi

Istilah “memfasilitasi / memandu” sudah dipakai dalam berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda. Istilah tersebut dipergunakan untuk diartikan sebagai suatu
peranan tertentu dalam sebuah kelompok, yang diasosiasikan dengan nilai-nilai tertentu pula.
Dalam pembahasan ini, akan didefinisikan apa yang disebut dengan “facilitation”
(memfasilitasi) dan akan diidentifikasi nilai-nilai dan tanggung jawab yang menyertainya.

Memfasilitasi berasal dari kata bahasa Inggris “Facilitation” yang akar katanya berasal dari
bahasa Latin “facilis” yang mempunyai arti “membuat sesuatu menjadi mudah”. Dalam Oxford
Dictionary disebutkan :”to render easier, to promote, to help forward; to free from difficulties
and obstacles”. Secara umum pengertian “facilitation” (fasilitasi) dapat diartikan sebagai suatu
proses “mempermudah” sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dapat pula diartikan sebagai
“melayani dan memperlancar aktivitas belajar peserta pelatihan untuk mencapai tujuan
berdasarkan pengalaman”. Sedangkan orang yang “mempermudah” disebut dengan
“Fasilitator” (Pemandu).

Nilai-nilai Dalam Memfasilitasi


· Demokrasi: Seorang Fasilitator yang demokratis, mampu mendorong kepada Setiap orang
untuk mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut ambil bagian dalam proses belajar dimana
dia menjadi peserta tanpa prasangka; perencanaan untuk pertemuan apa saja terbuka luas dan
dilakukan secara bersama-sama oleh fasilitator dan para peserta; agenda dirancang untuk
memenuhi kebutuhan para peserta dan terbuka terhadap perubahan-perubahan para peserta; dan
untuk jangka waktu selama fasilitator bekerja dengan mereka itu, tidak ada struktrur organisasi
secara hirarkis yang berfungsi.
· Tanggung Jawab: Setiap orang bertanggungjawab atas kehidupannya masing-masing,
pengalaman-pengalaman dan tingkah lakunya sendiri. Hal ini mencakup pula pada
tanggungjawab atas partisipasi seseorang di dalam sebuah pertemuan atau pelatihan. Sebagai
fasilitator, bertanggungjawab terhadap rencana yang sudah dibuat, apa yang dilakukan, dan
bagaimana hal ini membawa pengaruh pada isi, partisipasi dan proses pada pembahasan itu.
Fasilitator juga bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan apa yang terjadi pada fasilitator.
Fasilitator harus sensitif terhadap bagaimana dan seberapa besar para peserta bersedia dan
mampu memikul tanggungjawab pada setiap pertemuan atau pelatihan. Melalui pengalaman,
para peserta dapat belajar memikul tanggungjawab yang semakin besar.
· Kerjasama: Fasilitator dan para peserta bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
mereka. Orang mungkin akan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang dilakukan
oleh seseorang terhadap sebuah kelompok. Sedangkan fasilitasi/memandu adalah sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang bersama dengan sebuah kelompok.
· Kejujuran: Fasilitator mewakili secara jujur nilai-nilai dirinya sendiri, perasaan,
keprihatinan dan prioritas dalam bekerja bersama seluruh peserta pelatihan, dan fasilitator
seharusnya menentukan suasana bagi suatu harapan akan kejujuran dari seluruh peserta. Ini juga
berarti bahwa fasilitator harus jujur dengan dan terhadap peserta dan terhadap dirinya sendiri
menyangkut apa saja yang mejadi kemampuan fasilitator. Fasilitator harus mewakili dirinya
sendiri secara adil dan tidak berusaha untuk berbuat terlalu jauh melampaui kemampuannya
sendiri dalam peranan sebagai fasilitator.
· Kesamaan Derajat: Setiap anggota mempunyai sesuatu yang dapat disumbangkan pada
peserta pelatihan dan perlu diberikan kesempatan yang adil untuk melakukan hal itu; Fasilitator
menyadari bahwa dia dapat belajar dari para peserta sebesar apa yang mereka bisa pelajari dari
fasilitator. Pada saat yang sama, setiap peserta mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
untuk tidak ikut ambil bagian pada pokok bahasan tertentu dalam suatu pertemuan atau
pelatihan.

Fungsi dan Peranan Fasilitator

• Seorang Fasilitator memiliki fungsi dan peranan untuk selalu memusatkan perhatian pada
seberapa baik peserta pelatihan bekerjasama. Hal ini ditujukan untuk memastikan bahwa peserta
sebuah pelatihan dapat mencapai tujuan mereka dalam pelatihan tersebut.
• Fasilitator sebaiknya memberikan kepercayaan kepada masing-masing peserta belajar
untuk dapat memikul tanggungjawab bersama atas apa yang terjadi dalam proses belajar.
Tanggung jawab itu, antara lain:

• Memanggil para peserta untuk mengingatkan mereka akan jadwal pertemuan berikutnya.

• Menjamin bahwa setiap peserta mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan


pada sebuah diskusi.

• Meninjau dan mengetahui bahwa agenda yang disusun bertujuan untuk melayani tujuan
dan kepentingan peserta pelatihan dan pelatihan itu sendiri.

• Pembagian peran ini pada akhirnya mampu meningkatkan tanggungjawab peserta belajar
dalam mencapai tujuan belajar, peserta ikut menjaga alur proses belajar, dan memberikan
kesempatan kepada lebih banyak orang (peserta) untuk melakukan pengawasan dalam
menentukan apa yang yang terjadi dalam sebuah proses belajar dan keputusan-keputusan apa
yang diambil.

• Seorang fasilitator dapat memenuhi berbagai jenis kebutuhan yang berbeda dalam bekerja
dengan peserta belajar. Hal ini ditentukan oleh tujuan peserta belajar untuk datang dan
berkumpul bersama, serta segala sesuatu yang diharapkan dari individu yang akan bertindak
sebagai fasilitator.

Etika fasilitator
Ada berbagai kemungkinan dan cara dimana peranan dan fungsi fasilitator bisa hilang kendali
atau digunakan secara tidak benar. Hal ini sering terjadi tanpa disadari baik oleh peserta
pelatihan maupun fasilitatorEtika minimal yang harus dipegang seorang fasilitator adalah sebagai
berikut:

• Fasilitator bukan “SUPERMAN”. Jangan pernah menjadi “tempat tumpuan” dan jangan
merasa mampu “menyelesaikan semua masalah”. Fasilitator harus tetap sebagai “Manusia”.

• Jangan tergoda menjadi “DIKTATOR”. Peserta belajar mungkin menyerahkan sebagian


dari wewenang mereka sebagai peserta kepada fasilitator. Atau tidak jarang, peserta meminta
kepada fasilitator untuk membuat keputusan, mendefinisikan suatu situasi dan lain-lain. Kalau
seorang fasilitator berada dalam situasi tersebut, maka harus segera sadar diri.

• Jangan pernah memainkan peran sebagai “MANIPULATOR”. Sebuah potensi


penyalahgunaan yang sama timbul dari kenyataan bahwa fasilitator itu memainkan suatu peranan
yang cerdik dan tanpa memerintah. Fasilitator yang pasif, ramah, bermaksud baik bisa menjadi
manipulatif dalam cara-cara dimana seorang pemimpin yang agresif dan kuat tidak akan pernah
bisa menghindarinya. Perbedaan antara seorang manipulator yang sangat mempesona dan
seorang diktator yang keras sekali mungkin hanya soal apakah peserta pelatihan menyadari atau
tidak bahwa mereka sedang dikuasai dan diawasi oleh pemimpin mereka. Ini memang sungguh
terjadi bagi para peserta pelatihan, dan tidak pada peranan kepemimpinan apa saja secara
terbuka, yang sedang menggunakan teknik-teknik ini dalam suatu pertemuan atau pelatihan.

• INGAT !!! kita bukan satu-satunya. Tidak ada standard external yang dapat digunakan
untuk menilai fasilitator. Siapa saja boleh menyebut dirinya sebagai “fasilitator”, dan hal ini
tidak perlu mencerminkan pengalaman, keterampilan-keterampilan, atau pemahaman seseorang
tentang proses pelatihan.

• Menjadi seorang fasilitator tidak berarti bahwa fasilitator sudah mempunyai kualifikasi
sebagai seorang ahli psikoterapi, baik bersama dengan sekelompok orang atau perorangan
berdasarkan situasi. Mengingat cakupan “memandu” atau “memfasilitasi” tekanannya pada nilai-
nilai dan perasaan manusia, fasilitator sering dilihat sebagai nara sumber bagi berbagai masalah
psikologis pribadi maupun masalah organisasi. Jadi kadang-kadang para peserta menghubungi
para fasilitator, baik langsung maupun tidak langsung, dengan kebutuhan emosi mereka. Hal ini
dapat diinterpretasikan sebagai suatu pernyataan atas kekurangan nara sumber yang
tersedia bagi permasalahan pribadi dari pada sebagai suatu komentar atas keterampilan anda
sebagai seorang ahli terapi. Harap berhati-hati.
• Harus diingat juga bahwa fasilitator, tidak dapat berharap bahwa fasilitator akan mencapai
kebutuhan emosionalnya sendiri dalam bekerja dengan peserta pelatihan. Jika fasilitator
menggunakan situasi fasilitasi untuk memuaskan beberapa keinginan pribadi (perlu perhatian,
respek, kekuasaan, bersahabat, menemukan kekasih), maka hal fasilitator tidak bisa melakukan
sesuatu dengan baik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta pelatihan. Sering dalam
pelatihan, kelompok-kelompok orang-orang menciptakan persepsi-persepsi secara sepihak di
antara mereka, yang mengakibatkan pada interaksi-interaksi yang intensif.

Ciri Sikap Seorang Fasilitator


Ada beberapa ciri-ciri sikap yang harus menjadi pegangan seorang fasilitator yang baik. Tetapi
ini bukan standar baku, siapapun boleh menambahi.

Saling Belajar dan Saling Menghargai

Fasilitator perlu memiliki semangat untuk belajar dari peserta karena selalu terdapat banyak hal
yang bisa dipelajari dari orang lain, baik antara staf senior maupun staf yang lebih muda.
Masyarakat dampingan, dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran internal lembaga akan
bermanfaat apabila terjadi tukar pengalaman semua peserta. Untuk membangun proses saling
belajar, kondisikan agar peserta yang memiliki kemampuan tinggi untuk mau belajar dari
pengalaman orang lain. Kondisikan juga agar terjadi hubungan saling menghargai,
memanfaatkan peserta yang kemampuannya tinggi sebagai narasumber atau pemberi kesimpulan
apabila peserta lain tidak bisa memberikan pendapatnya lagi.

Bersikap Sederajat dan Akrab

Bersikap sederajat berarti tidak ada perbedaan antara kita (sebagai fasilitator) dengan peserta
belajar. Untuk itu ciptakan iklim kesetaraan, yaitu suasana yang cair, bersahabat dan tidak
berjarak antara peserta dan pemandu, sehingga tidak seperti hubungan guru dengan murid.
Bangunlah suasana santai tapi serius selama proses belajar. Hubungan dengan peserta sebaiknya
dilakukan secara informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesetaraan bisa
tercipta. Kedudukan yang sederajat ini memungkinkan terjadinya interaksi yang baik antara
fasilitator dengan peserta belajar. Dengan kedudukan seperti ini juga memungkinkan
terhapuskannya perasaan takut dari peserta belajar untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya.

Mendengarkan dan Tidak Mendominasi

Karena pengalaman dari peserta yang paling penting dalam proses pembelajaran, fasilitator perlu
lebih banyak mendengarkan dan mendorong peserta untuk sebanyak mungkin mengungkapkan
pengalaman dan pendapatnya. Tunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan
pengalaman peserta. Seorang fasilitator yang baik, tidak pernah menganggap pengetahuan dan
pengalamannya lebih unggul dari peserta, melainkan menganggap peserta juga memiliki
pengetahuan dan pengalaman berharga.

1. Ingat ! mengapa banyak petani yang diam? Karena jarang ada yang mau mendengarkan
keluhan dan pendapat petani.
2. Tidak Menggurui

Proses belajar semestinya berlangsung dengan metode pendidikan orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila fasilitator bersikap
sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita saling berbagi pengalaman agar diperoleh satu
wawasan yang kaya.

Tidak Memihak dan Tidak Mengkritik Secara Formal

Hindari sikap mengecam pendapat orang lain dengan cara yang frontal. Dalam setiap pelatihan
partisipatif, perbedaan pendapat selalu bisa muncul diantara peserta, bahkan juga dengan
fasilitatornya sendiri. Fasilitator tidak boleh mengkritik secara frontal, melainkan seharusnya
berusaha memfasilitasi kesepakatan dan jalan keluarnya. Perbedaan harus dianggap sebagai
dinamika kelompok (forum) yang wajar. Oleh karena itu, fasilitator perlu menciptakan iklim
untuk saling menghargai pendapat orang lain.
Bersikap Terbuka dan Rendah Hati

Fasilitator jangan segan untuk terus terang kalau kurang merasa mengetahui sesuatu. Dari contoh
ini, peserta bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka dengan masyarakat
apabila tidak mengetahui sesuatu hal yang mereka tanyakan. Kondisikan agar peserta menyadari
bahwa setiap orang punya pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan, tetapi tidak seorangpun
yang bisa tahu segalanya. Dengan demikian, akan tercipta suasana untuk terus belajar bersama-
sama.

Bersikap Positip

Seorang fasilitator sebaiknya selalu membangun suasana yang positip. Pelatihan perlu
difokuskan untuk mencari potensi diri sendiri. Jangan memperdebatkan masalah untuk mencari
kesalahan seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya. Ciptakan iklim menerima perbedaan
pendapat, apabila terjadi perbedaan pendapat tentang sesuatu hal, diskusikan pendapat-pendapat
yang berbeda itu dan cari jalan keluarnya. Apabila tidak terjadi titik temu pendapat, ajaklah
peserta untuk menerima hal itu sebagai kekayaan pemikiran dan penambah wawasan meskipun
mungkin tidak memuaskan.

Selalu Melakukan Kontak Mata dengan peserta

Kontak mata merupakan cara berkomunikasi non verbal yang dapat memberikan efek-efek yang
penting, dalam rangka mendorong orang untuk tertarik memperhatikan alur pembicaraan. Karena
kontak mata dapat memberi arti bahwa peserta memperoleh perhatian khusus, sehingga merasa
dihargai. Selain itu, kontak mata juga akan memberikan efek komunikasi bathin yang dapat
menjalin keakraban, saling percaya dan saling memberi

Memperhatikan peserta yang paling diam

Peserta selalu beragam sikap dan wataknya. Ada yang aktif, ada yang pasif. Seorang fasilitator
yang baik, selalu memperhatikan peserta yang paling diam dengan cara-cara yang halus untuk
memberinya spirit dan motivasi untuk berperan lebih aktif.

Kreatif dan Selalu kreatif

Seringkali sebuah proses belajar mengalami kebuntuan atau kemacetan di tengah jalan. Hal ini
bisa diakibatkan karena peserta mulai jenuh, materi tidak berkembang, dan proses belajar
menjemukan. Dalam situasi seperti ini proses belajar mengalami hambatan untuk mencapai
tujuan. Maka bagi seorang fasilitator penting sekali untuk selalu kreatif.

Cara Menjadi Fasilitator Handal

Apakah fasilitasi menjadi kecenderungan baru?


Konsep fasilitasi dan fasilitator bukan konsep baru melainkan konsep purba dan sejarah telah
mencatat adanya peran-peran serupa di jaman nenek moyang kita. Minat terhadap fasilitasi
akhir-akhir ini sesungguhnya mengajak kita kembali ke akar dan memberikan apresiasi pada
nilai-nilai dan proses-proses yang terjadi pada masa lalu. Sekedar pembanding, filosofi, cara
berfikir dan metode fasilitasi digunakan oleh Buddha dan para pejuang gerakan anti-kekerasan
selama puluhan dekade silam.

Bagaimana mengamalkan konsep fasilitasi?


Dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman maka para peserta dapat:

 menemukenali dan menyelesaikan masalah

 mengatasi konflik-konflik mereka sendiri

 membuat keputusan-keputusan kolektif


 membuat perencanaan bersama

 segera mengatasi persoalan, dan

 mengelola dirinya sendiri

Apa itu fasilitasi?


Fasilitasi dapat dijelaskan dengan banyak cara. Beberapa misal sebagai berikut:

1. Fasilitasi adalah memungkinkan atau menjadikan lebih mudah.

2. Fasilitasi adalah mendorong masyarakat membantu dirinya dengan cara hadir bersama mereka,
mendengarkan mereka, dan menanggapi kebutuhan mereka.

3. Fasilitasi adalah mendukung individu, kelompok atau organisasi melalui proses-proses


partisipasi.

Fasilitasi adalah proses sadar dan sepenuh hati membatu suatu kelompok supaya
sukses mencapai tujuan kelompok dan kelompok benar-benar berfungsi sebagai
kelompok dengan cara taat pada nilai-nilai partisipasi dan dinamika kelompok.

Bagaimana cara menfasilitasi?


Pada umumnya, gagasan dan pengalaman yang diungkapkan dalam pertemuan hanya
beberapa yang akan memperoleh perhatian. Sisanya akan terbang ditiup angin. Mengapa bisa
terjadi?

Prinsipnya begini, sebuah gagasan yang diungkapkan secara sederhana dan menarik akan
ditanggapi secara lebih serius oleh lebih banyak orang. Sedangkan sebuah gagasan yang
dinyatakan dengan tidak jelas atau menyinggung perasaaan beberapa pihak akan sulit
ditangkap atau diterima orang lain.

Dalam kebanyakan kelompok, orang biasanya ingin sekali menyampaikan pendapat,


menceritakan gagasan, mendengarkan pengalaman orang lain dan mencari gagasan-gagasan
baru yang menarik. Tetapi, perbedaan kelas dan status sosial di dalam masyarakat, akan
menyebabkan proses tersebut tidak berjalan mulus. Semisal, masyarakat desa lebih
memperhatikan apa yang dikatakan kepala desa daripada seorang perempuan muda dari kota.

Dengan tehnik-tehnik fasilitasi yang baik, seorang fasilitator dapat menjadi pendukung yang
kuat bagi kelompok-kelompok macam begini.

Seorang fasilitator dapat:

 menyederhanakan apa yang dikatakan seseorang yang berbicara berulang-ulang


sehingga membantu orang berfikir lebih fokus (parafrase);
 membantu mereka yang bicaranya terpatah-patah dengan cara mengajak mereka
mengungkapkan secara perlahan atau probing (menggali lebih dalam);
 mengulang kembali gagasan yang dilontarkan peserta yang pemalu supaya mendapat
perhatian dari semua orang (mirroring); dan
 menangani interupsi dengan tegas dan hormat, dengan meyakinkan orang yang
interupsi bahwa fasilitator akan mengangkat isu yang diangkat setelah diskusi yang
sedang berlangsung selesai.
Siapkan diri Anda

Pelatihan fasilitasi ini tidak bergumul mengenai konsep konsep atau isu-isu
teoritis. Pelatihan ini adalah tentang diri kita sendiri!

Untuk menjadi seorang fasilitator andalan, Anda tidak perlu:


 Punya gelar akademis atau menguasai segala hal

 Sangat pintar

 Pandai berbicara di depan umum

 Menjadi pemimpin yang baik

Tetapi, Anda harus:


 Tertarik pada orang-orang di sekeliling Anda

 Bersedia menilai diri sendiri secara kritis

 Bersedia sungguh-sungguh menyimak apa yang dikatakan orang lain kepada Anda

 Bersedia mengubah diri

Kita menjadi fasilitator macam apa tergantung dari:

 Identitas kita
 Nilai-nilai kita

 Budaya kita

 Cara kita berpikir

 Keyakinan kita

 Kepribadian kita

Sejauh mana kita menjadi fasilitator yang baik tergantung dari:


 Kelebihan kita

 Kekuatan kita

 Pengalaman kita

 Kapasitas kita

 Kelemahan kita

 Kemampuan kita belajar dari kesalahan

Menerima umpan balik


Meskipun kita bisa belajar banyak dari refleksi diri, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang
diri sendiri dan tentang bagaimana kita bersikap, dari pandangan orang-orang lain terhadap
kita.
Apa itu refleksi?

Beberapa kata yang bisa mendeskripsikan refleksi adalah: duduk diam dan memikirkan apa
yang terjadi, bertanya dalam kepala, meditasi, merenung, berpikir, mencoba menghayati
informasi atau pengalaman baru, menemukan sesuatu yang baru, membiarkan otak berputar,
mencoba memahami sesuatu.

Untuk apa?

Keuntungan dari refleksi kelompok:


Mengungkap informasi baru dan memberikan kesempatan untuk melakukan
pengamatan. Ingatan orang dapat dibangkitkan dan informasi serta gagasan baru bisa
muncul.
Mengurangi bias serta membuka peluang bagi diskusi yang cukup dalam tentang pandangan,
pengamatan serta perasaan orang-orang dalam suatu kelompok. Ini berarti bahwa isu-isu yang
diangkat di cek kembali sehingga ada kepastian bahwa isu-isu itu merupakan pandangan
kelompok dan bukan sekedar pandangan satu orang saja. Memberikan gambaran yang jelas
tentang proses dan hasil atau dampak. Dengan saling berbagi dan mereview kembali sebuah
sesi atau pengalaman, kontradiksi dapat dimunculkan serta ditangani bersama.

Apa itu Umpan Balik?

Umpan balik pribadi atau personal feedback memberikan informasi tentang perilaku dan kinerja
kita. Umpan balik dapat dilakukan berulang kali dalam lingkungan yang partisipatif, dari
fasilitator kepada kelompok dan juga sebaliknya, atau antar anggota kelompok

Apa tujuan umpan balik?

Umpan balik merupakan cara untuk membantu orang lain memahami dampak dari perilakunya
terhadap orang lain. Umpan balik membantu seseorang menjaga agar perilakunya tepat
sasaran dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerjanya.

Bagaimana umpan balik bermanfaat?

Terbuka Bagian dari diri Anda yang diketahui oleh Anda sendidri dan
orang lain. Ini merupakan wilayah dimana kita ‘saling berbagi’.

Tersembunyi Bagian dari diri Anda yang diketahui oleh Anda tetapi tidak
diberitahukan kepada orang lain. Kadang-kadang dengan
saling berbagi suasana menjadi lebih terbuka, saling percaya
lebih terbangun dan kerjasama kelompok menjadi lebih mudah
Tidak nampak Bagian dari diri Anda yang diketahui orang lain tetapi tidak
nampak bagi Anda sendiri. Intonasi Anda, kelebihan yang tidak
disadari Anda sendiri bisa terdapat dalam wilayah ini.

Misteri Bagian dari diri Anda yang tidak diketahui orang lain maupun
Anda sendiri. Di sinilah letak kemampuan-kemampuan dan
talenta yang tidak Anda sadari dan mungkin juga belum
diketahui juga oleh orang lain. Namun demikian, itu semua
masih tetap bagian dari diri Anda dan pada suatu hari mungkin
akan terungkap.

Feedback Salah satu cara yang memungkinkan orang lain membantu


membuka wilayah yang tidak nampak bagi Anda. Caranya
dengan memberi tahu kepada Anda apa yang mereka lihat
tetapi yang tidak kelihatan oleh Anda sendiri.

Sharing Proses membuka diri lebih jauh kepada orang lain.

Revelation Pengalaman yang mengungkap wilayah misteri Anda secara


tiba-tiba. Hal ini terjadi dengan spontan dan tidak dapat
direncanakan.

“Saya tidak mengerti apa yang dikatakan fasilitator, tetapi kalau saya bertanya, nanti dia
pikir saya bodoh. Lebih baik diam saja.”

Bagaimana memberikan umpan balik?

Umpan balik hanya bisa efektif jika mengikuti kriteria tertentu. Berikut adalah beberapa tips
cara memberikan umpan balik yang konstruktif.

Criteria Contoh Buruk Contoh Baik

Harus spesifik, jangan Anda cerewet sekali! Pada saat kita sedang memutuskan
umum sesuatu Anda begitu banyak bicara
sehingga saya berhenti menyimak.

Beri penjelasan, Anda hanya mau Saya merasa terganggu karena Anda
jangan menghakimi mengganggu saya! selalu memotong pembicaraan saya!

Orientasi pada Saya beri tahu ya... Kalau nanti Anda siap, saya ingin
penerima umpan memberikan umpan balik tentang...
balik, bukan pemberi

Fokus pada perilaku, Anda sombong sekali! Anda sering mengerutkan alis ketika
bukan pada orangnya saya berbicara. Ini membuat saya
merasa sulit untuk terus bicara.

Fokus pada yang Anda kurang senyum! Senyum Anda begitu hangat,
positif, bukan pada seharusnya Anda lebih banyak
yang negatif senyum. Ini membuat saya merasa
senang bekerja dengan Anda.

Mintalah umpan balik, Saya yakin Anda ingin Tolong beritahu apa yang Anda lihat
Criteria Contoh Buruk Contoh Baik

tapi jangan paksakan tahu... saya lakukan...


orang lain
menerimanya

Waktunya harus tepat Minggu lalu... Apakah semua orang mengerti apa
yang saya sampaikan?

Bagaimana menerima umpan balik?

Cek

Tunggu sampai umpan balik diberikan, lalu lakukan Jadi yang Anda maksud...
parafrase poin-poin utamanya.

Klarifikasi

Ajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi atau Kapan dan bagaimana saya


mintalah contoh. membuat Anda tersinggung?

Jangan defensif

Banyak di antara kita yang tidak nyaman Soalnya...


mendengarkan hal-hal yang negatif maupun positif
tentang diri kita. Untuk menutup ketidak nyamanan Saya rasa banyak orang...
itu kita lalu cepat-cepat memberikan Iya, memang. Tapi...
respon. Sayangnya, kalau kita menjadi defensif kita
juga menutup kemungkinan bagi diri kita sendiri Anda salah tangkap...
untuk makin berkembang.
Memangnya Anda siapa?

Beritahu batasan Anda

Jika pemberi umpan balik terlalu antusias dan Saya sudah mendengar cukup
membuat Anda kewalahan dengan usulan, nasehat banyak untuk saat ini. Terima
maupun kritiknya, Anda berhak mengatakan ‘cukup!’ kasih atas umpan balik dari
Anda.

Kekuatan Seorang Fasilitator yang Baik

Kekuatan seorang fasilitator adalah menjadi

content neutral dan process guide.

Kotak berikut menggambarkan peran fasilitator dapat diberdakan dari peran penyuluh,
narasumber atau pengamat.
Asking
Questions
Fasilitator Penyuluh

(bisa membantu formulasi (memberikan saran jika


pilihan bila diminta) diminta)

Pengamat Narasumber

(bisa memberikan umpan balik (menyediakan solusinya


bila diminta) sendiri)

Telling

Tujuan dan Tantangan menjadi Pemandu Proses

Mengapa peran sebagai pemandu proses penting? Kebanyakan kelompok memiliki


kecenderungan pada substansi, hasil dan kegiatan tertentu. Karena itulah mereka mau
berkumpul bersama. Bagaimana pun jika kegiatan itu tidak menjadi sesuatu yang rutin makan
kerapkali tidak memadai untuk fokus sepenuhnya pada substansi. Kebanyakan kelompok tidak
menyadari pentingnya proses. Mereka tidak tahu bagaimana cara memandu proses atau
mereka tidak pada posisi melakukan itu. Fasilitator, karena ia bersikap content neutral, memiliki
posisi mengelola proses. Fasilitasi adalah tentang pergerakan suatu kelompok untuk mencapai
destinasi bersama.

Apa tantangan menjadi Pemandu Proses? Kebanyakan kelompok yang Anda sering bekerja
dengan mereka boleh jadi para anggota kelompok memiliki pandangan berbeda tentang peran
atau pekerjaan Anda. Untuk itu saat diminta membantu kelompok tersebut, Anda perlu
melakukan beberapa hal berikut:

 Kejelasan harapan anggota kelompok atas peran Anda

 Membuat pemahaman bersama tentang peran seorang fasilitator

 Kejelasan peran Anda sebagai fasilitator

Bagaimana dengan keahlian yang dimiliki seorang fasilitator? .

Fasilitator tidak bertanggung jawab terhadap bentuk akhir rumah itu, tetapi ia harus
memperhatikan semua lantai dan semua tangga agar tidak ada yang terlupakan. Setiap lantai
membutuhkan sikap-sikap dan tehnik-tehnik tertentu dari fasilitator guna mendorong kelompok
dan anggotanya bekerja secara efektif membangun rumah tersebut.

Mengapa sikap-sikap tertentu penting bagi seorang fasilitator?

Jika peran fasilitator adalah membuka jalur komunikasi antar orang dalam konteks seperti ini,
ada 4 sikap yang harus dimilikinya:
: Interest atau kepedulian terhadap situasi dan kehidupan orang lain. Orang lain akan merasa
lebih percaya diri untuk bercerita kepada Anda jika mereka merasa bahwa Anda peduli
terhadap kehidupan mereka, bukan hanya terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan
pekerjaan Anda.

: Empathy atau empati berarti Anda mampu menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi orang
lain guna memahami perspektif mereka terhadap isu tertentu. Empati penting ketika kita
bekerja dengan komunitas untuk bisa mengerti keragaman kondisi, situasi dan kepentingan
mereka. Tantangan yang dihadapi ketika memfasilitasi kelompok dan bekerja dalam sebuah
komunitas adalah Anda harus berempati dengan banyak orang secara bersama-sama!

: Unconditional positive regard atau sikap positif tanpa syarat berarti bahwa apapun pandangan,
pendapat, perilaku, gender ataupun latar belakang seseorang, Anda harus selalu menghormati
keunikan setiap individu dan menghargai potensi yang dimilikinya.

: Unconditional trust in a group’s potential atau percaya penuh pada potensi sebuah kelompok
mengandung makna bahwa seorang fasilitator harus percaya kelompok yang difasilitasinya
mempunyai kemampuan untuk mencari jalan atau solusi atas permasalahannya sendiri

Bagaimana cara memperbaiki sikap kita?

Menjadi Seorang Fasilitator


Kelompok Anda memiliki 10 menit untuk mempersiapkan sebuah permainan peran berdurasi 5
menit. Salah seorang anggota kelompok Anda akan berperan sebagai seorang Fasilitator
sementara sisanya berperan sebagai petani. Berikut ini ciri-ciri seorang fasilitator yang akan
membantu persiapan kelompok Anda.
Seorang fasilitator adalah seseorang yang …..

1. menyimak sepenuhnya pada pengalaman, masukan dan masalah-masalah yang di


sampaikan
2. mendorong para peserta berbagi pengalaman dan belajar dari pengalaman mereka.
3. tidak terlibat mempengaruhi isi pembicaraan.
4. menjamin partisipasi yang adil dan pemahaman bersama
5. memberikan informasi yang membantu para peserta memperbaiki proses pengambilan
keputusan.
6. tidak terlibat dalam mempengaruhi hasil keputusan

Setiap fasilitator mempunyai metode pilihan, tergantung pada kesukaan dan pengalamannya.

mempraktekkan observasi ketika melakukan fasilitasi?

Observasi adalah kemampuan untuk:

 mengamati apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi

 memahami tanda-tanda non-verbal seseorang dan kelompok secara objektif

Observasi yang baik akan membantu Anda untuk:

 mendapat gambaran tentang perasaan dan sikap

 memantau dinamika kelompok, proses-proses dan partisipasi

Apa saja yang dapat diamati?


Di dalam sebuah kelompok, orang-orang akan berinteraksi dengan cara yang berbeda-beda.
Bukan saja karena apa yang dikatakan tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana sesuatu
dikatakan. Sebagai fasilitator kita harus mengamati:

Bagaimana observasi bisa membantu Anda menjadi pemandu proses?

Pada waktu bekerja dalam kelompok, orang cenderung berperilaku dalam pola-pola yang sudah
dapat ditebak. Ketika bekerja sama, mereka melewati tahapan-tahapan pembentukan ikatan
atau hubungan formal dan informal. Memperhatikan kedua aspek ini penting ketika Anda
memfasilitasi sebuah kelompok.

Perilaku task-oriented atau orientasi pada tugas

Berinisiatif Mengusulkan tujuan atau tugas, merumuskan masalah


kelompok, mengusulkan proses atau gagasan

Mencari Mencari fakta, meminta usulan atau gagasan


informasi atau
pendapat

Memberi Memberi fakta, menyatakan keyakinan, memberi usulan atau


informasi atau gagasan
pendapat

Klarifikasi dan Mengulang kembali gagasan dan usulan, menghilangkan


memberi kebingungan, memberikan alternatif kepada kelompok,
penjelasan memberi contoh

Menyimpulkan Menarik atau mengumpulkan gagasan yang berkaitan,


mengulang kembali usulan setelah kelompok membahasnya,
mengajukan keputusan yang bisa diterima atau ditolak
kelompok.

Perilaku membangun kelompok

Mendukung/ memberi semangat

Mengungkapkan perasaan kelompok

Menciptakan suasana harmonis dalam kelompok

Berkompromi

Penjaga gawang

Perilaku orientasi pada diri sendiri

Penghalang Mengintervensi proses dengan menolak masukan, bersikap


negatif terhadap semua usulan, bertengkar, pesimis, menolak
bekerja sama

Meninggalkan Menarik diri dengan cara apapun, bersikap acuh, terlalu


proses formal, melamun, bisik-bisik, berbicara melantur
Melindas Berusaha supaya diakui statusnya, sombong, selalu
mengeritik orang lain, menjatuhkan orang lain

Mencari Berusaha mencari perhatian dengan menyombongkan diri,


perhatian mengaku banyak pengalaman atau kesuksesan

Apa itu Resistensi?

Resistensi yang paling nyata bisa berbentuk tidak bersemangatnya kelompok dalam mengikuti
proses atau membuat kesepakatan sampai menolak untuk kerjasama.

Mengapa orang bersikap resisten?

Ketika menghadapi resistensi, pertanyaan pertama yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri
adalah mengapa mereka itu resisten? Tiap-tiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk
mengungkapkan hal-hal yang berbeda pula. Jadi, gagasan Anda mungkin menghadapi
beberapa jenis resistensi.

Bagaimana mengenal resistensi?

Resistensi bisa muncul dalam berbagai bentuk tergantung dari lingkungan budaya tempat Anda
sedang bekerja dan kelompok yang Anda fasilitasi. Dalam beberapa budaya, resistensi bisa
dapat diekspresikan dengan sangat jelas, tetapi dalam budaya lain bisa saja resistensinya
sama kuat tetapi diungkapkan dengan cara yang lebih halus. Ketrampilan terpenting dalam
mendeteksi resistensi pada tahap awal adalah melalui pengamatan atau observasi perilaku
orang dan dinamika kelompok.

Bagaimana menghadapi resistensi?

Model di bawah ini mungkin bisa membantu Anda ketika menghadapi resistensi.

Tips untuk menciptakan keseimbangan dalam dinamika kelompok

Beberapa tips umum antara lain:

: Mencoba untuk memahami sebanyak mungkin sifat-sifat dari anggota kelompok

: Memfasilitasi penyusunan norma kelompok dan selalu menjadikannya sebagai rujukan

: Mencermati sejauh mana tahapan kelompok telah terbangun, dan peranan dari tim, dan jika
diperlukan mintalah agar kelompok juga mencermati hal yang sama

: Mengembangkan kepekaan dan berbagi tanggung jawab dengan kelompok

: Memberikan umpan balik konstruktif kepada kelompok dan anggota mengenai perilaku mereka

: Bentuk aturan dari perilaku yang tepat dan seperti yang diharapkan

: Bentuk kelompok kecil dengan sangat berhati-hati

: Minta nasihat dari orang di luar kelompok jika perlu

Tips untuk mengelola anggota kelompok yang sulit

Berikut ini adalah tipe-tipe anggota kelompok yang perilakunya bisa mengakibatkan kesulitan
dalam kelompok, disertai pilihan tentang bagaimana mengelola mereka.

Perilaku Intervensi yang mungkin dilakukan


Hargai peran serta apa pun. Di luar kelompok semangati dia.
Berikan umpan balik secara tersendiri. Beri waktu untuk
mempersiapkan suatu topik, dengan cara memberi tahu
Pendiam/Pemalu sebelumnya. Luangkan waktu. Berikan waktu. Bersabarlah.
Undang untuk bicara atau uji pemahaman dari waktu ke
waktu. Tempatkan dalam kelompok yang saling
membantu. Bentuk kelompok lebih kecil.

Periksa alasan. Berikan umpan balik. Sesuaikan dan


ingatkan aturan kelompok. Beri tanggung jawab dalam
kelompok. Hadapi perilakunya jika terjadi. Dukung/perkuat
perilaku lain. Berikan waktu di luar kelompok.

Penghalang

Cari penyebabnya dan hilangkan jika mungkin. Berikan


umpan balik. Rubah kelompok. Ingatkan kelompok tentang
aturan. Hadapi perilakunya ketika terjadi dan perkuat perilaku
lain ketika terjadi. Bentuk alternatif non-agressif. Diskusikan
akibatnya dengan keseluruhan kelompok.

Agresor

Luangkan waktu. Berikan umpan balik. Catat tingkat


keikutsertaan.Tempatkan dengan tipe- tipe lain yang
semacam. Tempatkan dalam kelompok yang sama dengan
pelatih. Minta diam. Undang untuk ikut bertanggung jawab
atas peran serta yang lain. Kembangkan sikap asertif
terhadap orang lain.

Dominator

Periksa alasannya. Berikan peran dalam

memilih tugas. Tawarkan pilihan kerja. Perkuat,

semangati, dukung keikutsertaan. Berikan tanggung

jawab. Tantang jika sesuai. Tempatkan

bersama dengan kelompok inti yang memotivasi.

Menarik diri Terima dan bersabarlah. Cari terus keterlibatan.

Diskusikan dalam kelompok mengenai kegunaan dan


penyalahgunaan humor. Hadapi perilakunya. Berikan umpan
balik – beri waktu untuk berubah. Dukung perilaku yang
berbeda dari yang ini.

Pelawak
Tunjukkan sikap menerima. Berikan umpan balik jika sesuai.
Berikan dukungan khusus. Alokasikan peran atau tanggung
jawab khusus. Dukung – ciptakan kesempatan untuk meraih
Penyendiri penghargaan.

Jenis-jenis karakter atau perilaku konstruktif dan karakteristiknya

Inisiator

Mengusulkan gagasan-gagasan baru untuk didiskusikan serta pendekatan-pendekatan baru


untuk mengatasi masalah.

Pemberi Opini

Menyampaikan pandangan-pandangan yang relevan dan menawarkan solusi


lainnya.

Pembangun

Membangun dari apa yang diusulkan orang lain

Pemberi Klarifikasi

Memberikan contoh-contoh relevan, menawarkan alasan, mencari pengertian


dan pemahaman, melakukan klarifikasi atas masalah

Penguji

Mengangkat pertanyaan-pertanyaan untuk ‘menguji’ apakah kelompok sudah siap mengambil


keputusan

Pembuat kesimpulan

Melakukan review atas diskusi dan menyimpulkannya

Penantang

Menantang kelompok agar berpikir kritis tentang gagasan mereka sendiri

Pereda ketegangan

Menggunakan humor atau meminta rehat pada saat-saat yang tepat

Pencari kompromi

Mengalah sewaktu dibutuhkan agar kelompok dapat melangkah maju

Pencipta keharmonisan

Membantu menciptakan suasana harmonis


Pemberi semangat

Memberi semangat pada yang lain, bersikap ramah

dan memuji

Penjaga gawang

Menjaga agar komunikasi berjalan lancar dan mendorong partisipasi

Bagaimana observasi bisa membantu Anda menjadi pemandu proses?

Pada waktu bekerja dalam kelompok, orang cenderung berperilaku dalam pola-pola yang sudah
dapat ditebak. Ketika bekerja sama, mereka melewati tahapan-tahapan pembentukan ikatan
atau hubungan formal dan informal. Memperhatikan kedua aspek ini penting ketika Anda
memfasilitasi sebuah kelompok.

Mendorong partisipasi penuh dan mengatasi kebiasaan self-censorship

Seringkali apa yang dikatakan oleh seseorang bukan yang sesungguhnya dipikirkan. Kadang-
kadang orang tidak ingin ambil resiko. Di dalam kebanyakaan kelompok ada kebiasaan dimana
jika ada yang ingin berbicara maka apa yang dikatakan harus jelas dan cukup familiar atau
menarik sehingga anggota kelompok mendengarkan. Secara tidak sadar, banyak orang secara
terus-menerus mengedit pikiran mereka sendiri sebelum berbicara.

Mendukung terciptanya pemahaman bersama dan mengatasi pengambilan posisi yang


keras

Sebuah kelompok tidak dapat berfungsi dengan baik jika anggotanya tidak saling
memahami. Seorang fasilitator membuat anggota kelompok sadar bahwa mempertimbangkan
pendapat anggota yang lain merupakan sesuatu yang berharga.

Mendorong terciptanya solusi-solusi inklusif dan mengubah mentalitas menang-kalah

Seorang fasilitator andal tahu bagaimana caranya membantu kelompok mencari gagasan-
gagasan inovatif yang mengandung pandangan semua anggota. Ini tidak mudah dan
menantang, karena kadang-kadang si fasilitator adalah orang satu-satunya yang berpendapat
bahwa alternatif yang inklusif dapat diciptakan. Fasilitator andal mengerti akan cara-cara
membangun kesepakatan yang berkelanjutan. Pada saat seorang fasilitator memperkenalkan
nilai-nilai dan metode-metode yang mendukung tercipatanya solusi-solusi inklusif, dampaknya
cukup kuat. Ketika sebuah kelompok sadar akan kekuatan yang dimiliki cara berpikir baru
seperti ini, mereka biasanya menjadi lebih bersemangat tentang efektifitas kelompok.

Mengajarkan tehnik-tehnik berpikir yang baru dan meningkatkan pengelolaan pertemuan

Seorang fasilitator mempunyai kesempatan dan tanggung jawab untuk mengajarkan kepada
kelompok bagaimana caranya merancang dan mengelola tukar pendapat, penyelesaian
masalah, dan/atau proses-proses pengambilan keputusan dengan efektif.

Prosedur pengelolaan pertemuan yang dirancang baik

Prosedur yang jelas dan eksplisit merupakan ketrampilan penting yang dapat dipelajari sebuah
kelompok. Bayangkan dampak yang dihasilkan oleh agenda yang buruk perencanaannya.
Bagaimana mungkin sebuah kelompok berfungsi secara efektif jika anggotanya tidak paham
tentang apa yang hendak dicapai? Seorang fasilitator dapat mengajarkan berbagai prosedur
untuk mengadakan pertemuan yang sukses.

Kegiatan-kegiatan berpikir yang terstruktur

Kadang-kadang sebuah kelompok perlu dibantu agar tetap fokus pada hal yang sama pada
waktu yang sama. Di saat-saat seperti ini, kegiatan berpikir yang terstruktur seperti
brainstorming dapat sangat membantu. Fasilitator dengan jam terbang tinggi akan mempunyai
koleksi kegiatan-kegiatan berpikir yang bisa ditawarkan pada kelompok di saat yang tepat.

Bahasa yang jelas untuk menggambarkan dinamika kelompok

Jika seorang fasilitator mendukung kelompok dalam melakukan refleksi atas dinamika
kelompoknya sendiri dan kemudian mengaitkannya dengan teori atau model dinamika
kelompok, fasilitator membantu kelompok menarik diri dari materi diskusi dan fokus pada
proses sehingga dinamika pertemuan juga dapat ditingkatkan.

MeRancang proses pertemuan!

Merancang Proses Fasilitasi

Proses perancangan berdasarkan hasil yang diharapkan

Ketrampilan mengembangkan suatu proses yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa
hasil serta agenda yang diharapkan dapat diimplementasikan secara realistis dalam waktu yang
sudah dialokasikan. Seringkali orang lupa bahwa persiapan harus dilakukan bukan saja untuk
suatu pertemuan tetapi juga untuk tindakan-tindakan follow-up antar pertemuan. Kegiatan-
kegiatan tindak lanjut biasanya lebih efektif daripada memaksakan pencapaian hasil-hasil
tertentu di dalam pertemuan itu sendiri. Seorang fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk
mengantisipasi terjadinya hal semacam ini.

Tantangan dalam merancang process

Guna mencapai hasil, fasilitator harus merencanakan dan mengantisipasi proses-proses


alternatif bagi sebuah pertemuan agar kelompok dapat mencapai hasil yang diharapkan. Ini
merupakan tantangan besar bagi seorang fasilitator karena dengan demikian prosesnya harus
fleksibel namun terstruktur. Disinilah seorang fasilitator dituntut untuk sangat kreatif. Jadi,
meskipun Anda seorang pekerja lapang, bagaimana kalau mencoba merancang sebuah
agenda!

Meningkatkan Efaktifitas Pertemuan


Peran fasilitator dalam merancang process

Sebagai seorang fasilitator yang mempunyai peran sebagai pemandu proses, Anda harus
mempunyai kemampuan merancang process dan membantu perencanaan agenda untuk
pertemuan dan kegiatan-kegiatan lain. Pada akhirnya, Anda yang bertanggung jawab untuk
membantu orang lain mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai dalam pertemuan mereka.
Anda juga bertanggung jawab membantu mereka mencapai hasil tersebut. Seringkali
perencanaan suatu proses sama pentingnya dengan pertemuan itu sendiri. Jika Anda bukan
satu-satunya yang bertanggung jawab atas tercapainya sebuah tujuan, maka Anda harus
berkonsultasi dengan pihak-pihak lain sebelum pertemuan diadakan.

Perencanaan Agenda yang Baik –

dua komponen penting


Pertemuan Efektif Pertemuan Tidak Efektif

Agenda dengan pembagian


Beragam metode digunakan agar semua waktu secara detail disiapkan.
dapat berpartisipasi Diasumsikan bahwa pertemuan
akan dimulai tepat waktu

Jika agenda terlalu penuh, prioritaskan Agenda tidak disiapkan karena


dan pilih hasil apa saja yang paling fasilitator menganggap penting
mendesak dan diinginkan untuk menjaga fleksibilitas

Seorang peserta pertemuan diberi tugas


Pertemuan ada agendanya
membuat catatan dan menyampaikannya
dengan daftar topik tetapi tidak
kepada peserta lainnya di akhir
ada hasil yang diharapkan
pertemuan

Diasumsikan pada awal


Seorang peserta diminta jadi pengawas pertemuan bahwa semua orang
waktu tahu apa yang perlu dilakukan,
tetapi sebenarnya…

Tidak ada ‘break’ atau istirahat


Peserta melakukan persiapan yang karena topik-topik pertemuan
matang sebelum pertemuan membutuhkan konsentrasi dan
fokus peserta

Peserta sudah tahu jauh-jauh hari Tidak ada kesempatan


tentang apa yang diharapkan dari mengangkat isu-isu yang tidak
mereka dalam pertemuan ada di agenda

Banyak waktu dihabiskan untuk


Norma pertemuan disusun, dibahas dan memprioritaskan topik-topik
disetujui oleh semuanya yang akan dibahas dalam
pertemuan

Pertemuan selalu mengikuti


Pada akhir pertemuan semua peserta
format yang sama dan orang
memahami apa yang disepakati dan
yang sama pulalah yang
berikutnya apa yang akan dilakukan
berbicara

Isu-isu yang tidak ada di agenda


Pada akhir pertemuan, tidak ada
diletakkan pada ‘tempat parkir.’ Waktu
kejelasan tentang keputusan
yang tepat untuk membahasnya akan
maupun tindak lanjut
dibicarakan pada akhir pertemuan

Terjadi kebingungan antara


Semua peserta saling mengenal dan
pimpinan rapat, fasilitator,
memahami peran-peran berbeda mereka
notulensi dan peserta tentang
dalam proses pertemuan
tanggung jawab

Di awal pertemuan kelompok Pertemuan selalu berupa


menetapkan rambu-rambu yang serangkaian presentasi oleh
berkaitan dengan waktu dan poin-poin beberapa individu. Waktu untuk
Pertemuan Efektif Pertemuan Tidak Efektif

dalam agenda diskusi selalu terbatas

Lainnya: Lainnya:

Bagaimana Menjadi Pembicara Publik


This entry was posted on January 15, 2013, in Australia, Beasiswa ADS, Beasiswa Luar Negeri, Geodesi
UGM, ICT, Inspirasi, Leadership, Publications, teknis, Tips and tagged makalah, video tips. Bookmark the
permalink. 14 Comments

1 Votes

Presentasi di Taiwan

Seorang sahabat karib bertanya pada saya tentang tips menjadi pembicara publik. Saya yakin ada berjuta tips di luar
sana yang bisa dimanfaatkan. Presentation Zen adalah salah satu situs yang memuat tips presentasi yang sangat
komprehensif dan banyak orang merasa mendapatkan manfaat dari situs itu. Meski demikian, toh tidak semua
pembacanya tiba-tiba menjadi seorang presenter ulung. Saya percaya bahwa sang pembelajar tetap memegang
peranan paling penting dalam proses belajar. Bahan ajar dan guru bisa sama tetapi hasilnya bisa berbeda-beda pada
murid yang berbeda. Oleh karena itu, saya yakin Anda tidak akan berharap tiba-tiba menjadi presenter ulung setelah
membaca tulisan ini.

Saya sudah pernah tulis tips presentasi, pernah juga membuat video tips dan contoh presentasi
yang bisa dinikmati di blog ini. Kali ini saya menulis hasil diskusi dengan sahabat saya ini,
sesuai pengalaman yang mungkin ada manfaatnya untuk pembaca sekalian.

1. Yakin: kuasai materi dengan sangat baik


Yang utama dari sebuah presentasi adalah keyakinan dalam penampilan. Keyakinan bisa muncul karena
penguasaan materi yang baik. Jika Anda bukanlah presenter yang hebat dalam gaya dan pemilihan kata-
kata maka setidaknya Anda harus menguasai benar bahan yang akan dipaparkan. Meski tidak
disampaikan dengan gaya yang spektakuler, Anda masih bisa memukau pendengar dengan kekayaan
pengetahuan. Maka jangan pernah abaikan persiapan materi. Jika akan membawakan makalah, baca
makalahnya hingga benar-benar dikuasai termasuk fakta dan teori pendukungnya. Saran saya, pastikan
seberapa banyak hal yang akan disampaikan dan siapkan dengan baik. Jika presentasinya menggunakan
tayangan (misal power point) maka slide ini bisa digunakan sebagai pengingat. Jika Anda berbicara di
sebuah diskusi atau talk show maka jangan ragu membuat catatan untuk mengingat. Ini biasa dan sangat
wajar dilakukan. Yang pasti, usahakan tidak membaca bahan itu apa adanya karena yang terbaik tentu
saja adalah bisa menyampaikan dengan gaya natural tanpa membaca.
2. Untuk Pemula: Dilema antara ‘agar dianggap’ dan ‘tidak sok pintar’
Bagi seorang pemula, berbicara di depan umum adalah perjuangan serius. Jika Anda seorang pemula dan
berbicara di depan umum untuk pertama kali (seminar, konferensi, dll), Anda mungkin perlu menyiapkan
strategi khusus. Di antara orang-orang Asia, menjadi muda dan pintar itu kadang dianggap mengancam.
Banyak orang tidak mudah untuk menerima dengan lapang dada ketika ada seseorang yang jauh lebih
muda dari mereka berdiri di depan dan berceramah, apalagi menggurui. Tidak saja di Asia, hal ini juga
terjadi di belahan dunia lainnya. Sementara itu, yang muda ini pasti memiliki target untuk bisa ‘dianggap’
dan diperhitungkan sehingga tergoda untuk tampil prima dan menumpahkan segala kemampuannya. Di
sisi lain, usaha ini bisa jadi membuat dia terlihat ‘sok pintar’ dan menjadi semakin mengancam. Pemirsa
bisa saja semakin tidak suka, semakin terintimidasi. Gaya yang bertujuan baik ini mungkin justru menjadi
senjata makan tuan jika tidak diterapkan dengan baik.Ketika berbicara di OSLO pada tahun 2008, saya
memaparkan gagasan saya di depan para dewa di bidang landas kontinen. Saya sadar bahwa saya tidak
ada apa-apanya dibandingkan mereka tetapi saya juga ingin memanfaatkan momen itu untuk
menunjukkan diri. Maka saya memulai pemaparan saya dengan mengatakan “saya merasa sangat
terhormat ada di forum ini, bertemu dengan orang-orang yang namanya saya biasa baca di jurnal dan
buku. Anda semua adalah para dewa di bidang ini dan saya telah belajar banyak kepada Anda semua.
Maka dari itu saya tidak akan berpura-pura menjadi ahli, apalagi menggurui. Saya mohon izin untuk
menyampaikan hasil belajar saya dari jurnal dan buku yang sudah Anda tulis. Saya akan menyampaikan
pemahaman saya terhadap bidang yang sangat menarik ini.” Saat berbicara demikian, saya juga menyebut
beberapa nama tenar sambil menganggukkan kepala atau menunjuknya sambil tersenyum.

Saat diminta berbicara di FISIPOL UGM mendampingi Prof. Hasjim Djalal dengan Moderator Prof.
Ichlasul Amal, saya habiskan 5 menit pertama untuk menyanjung kehebatan dua tokoh tersebut. Bukan
dibuat-buat tetapi memang demikian adanya. Saya bahkan mengajak hadirin untuk bertepuk tangan bagi
dua tokoh yang saya hormati dan kagumi itu. Dengan demikian, para senior biasanya merasa lebih nyaman.

Kita juga sering berbicara di depan guru dan dosen kita. Sebaiknya menyempatkan diri untuk menyapa
mereka saat mulai presentasi dan mengatakan betapa banyaknya kita belajar dari mereka. Bahwa mereka
adalah guru dan Anda sedang berusaha dengan baik meneruskan hal baik yang sudah mereka rintis. Guru
tetaplah guru. Misalnya dengan mengatakan, “sekian tahun lalu, dalam acara seperti ini saya akan duduk di
belakang sana, terpana menyaksikan kepiawaian Pak X yang sekarang di duduk di depan saya. Sungguh
sebuah kehormatan pernah menimba ilmu dari beliau dan sekarang bisa mencoba meneruskan keteladanan
beliau untuk berbagi ilmu ini. Sesungguhnya saya grogi Pak, tetapi mudah-mudahan saya tidak
mengecewakan Bapak selaku guru saya.” Hal ini bisa dikatakan sambil setengah berkelakar sehingga
keseriusan dan suasana nyaman tercipta dengan baik. Yang penting, jangan fokus pada mengagungkan
orang lain dan menempatkan diri di posisi yang rendah dan bodoh. Yang penting setelah memuji orang lain
adalah menunjukkan bahwa Anda telah berusaha keras dan akan tampil sebaik mungkin.

3. Lengkap dengan naskah, bukan talking points, bukan sekedar improvisasi


Dalam presentasi baik itu di talk show, seminar atau konferensi, pasti akan ada saat Anda berbicara secara
monolog sebelum berinteraksi dengan pemirsa. Sesi monolog inilah yang paling penting disiapkan.
Biasanya Anda akan diberi waktu sekian menit untuk pemaparan dan Anda harus menggunakannya
dengan baik. Di sinilah diperlukan pemaparan yang lancar, enak disimak dan padat dengan materi.
Pemaparan seperti ini harus dilatih sebelum tampil dan tidak boleh mengandalkan improvisasi. Anda
harus sudah tahu persis apa yang akan dikatakan, termasuk pemilihan kata-kata, intermezzo, guyon dan
sebagainya. Untuk bisa melakukan ini, saya selalu menyiapkan naskah untuk berlatih.Yang saya perlukan
adalah sebuah naskah lengkap, bukan sekedar pokok-pokok pembicaraan atau talking points.Jika anda
pemula, maka memulai adalah hal tersulit. Maka dari itu, jangan biarkan pembicaraan Anda diganggu oleh
jeda di awal karena tidak yakin salam apa yang akan diucapkan, misalnya. Maka naskah latihan saya
biasanya bahkan dilengkapi salam pembuka yang tepat. Jika salam keagamaan dirasa lebih baik maka saya
lengkapi dengan itu. Intinya, naskah itu seperti skenario film yang akan saya hafalkan apa adanya dan
tampilkan ketika saatnya tiba nanti. Naskah ini juga penting untuk memastikan waktu yang dihabiskan
tidak lebih dari waktu yang disediakan.

Jika Anda presentasi dengan tayangan (power point misalnya) maka naskah ini harus dibuat menyesuaikan
urutan slide. Saat presentasi, Anda mengunakan slide power point tetapi kata-kata yang terucap sebenarnya
sudah ada dalam naskah lengkap yang disiapkan dan dilatih sebelumnya. Lihat juga tulisan saya tentang
presentasi atau tonton videonya.

Selain berbicara sesuai dengan naskah lengkap, improvisasi juga perlu. Misalnya Anda membuat lelucon
berdasarkan apa yang terjadi di ruang seminar itu atau berdasarkan apa yang Anda alami beberapa saat
sebelum memasuki ruangan seminar. Nah, hal ini tentu tidak masuk dalam skenario yang sudah dilatih
sebelumnya. Maka improvisasi itu menjadi penting. Tapi ingat, jangan terlalu banyak berimprovisasi
karena itu bisa menghabiskan banyak waktu dan Anda tidak akan bisa presentasi tepat waktu seperti yang
diharuskan. Intinya, improvisasi itu hanya sebagian kecil saja dari presentasi. Presentasi, terutama di bagian
monolog, sebaiknya hasil dari skenario yang sudah disiapkan sedetil mungkin. Tugas Anda saat presentasi
adalah berakting agar apa yang dihafalkan tadi terkesan seperti sesuatu yang natural atau bahkan seperti
improvisasi. Betul, seorang presenter adalah seorang aktor/aktris juga :) Kalau mau belajar hal ini, coba
saksikan standup comedy. Mereka melucu dengan skenario tetapi sangat lihai menampilkan seakan-akan
itu tanpa skenario.
4. Iringi dengan cerita
Saya percaya dengan “the power of story telling.” Cerita adalah media yang begitu ampuh untuk
menebarkan gagasan dengan cara yang mudah dipahami dan enak dinikmati. Perhatikan Obama ketika
mengemukakan gagasannya soal health care. Dia selalu mulai dengan bercerita tentang seorang ibu muda
yang hidupnya sulit di sebuah kota kecil di Amerika. Dia kadang bercerita tentang email yang diterimanya
dari seorang mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Cerita itu membuat orang mudah
tersentuh dan akhirnya bisa memahami betapa pentingnya health care itu bagi Amerika. Anies Baswedan
juga demikian. Dalam menyampaikan gagasan besarnya tentang Indonesia mengajar, Anies dengan fasih
menyajikannya lewat cerita-cerita sederhana yang menggugah. Cerita asli yang menyentuh kehidupan
sehari-hari jauh lebih efektif dibandingkan teori mapan yang dibahasakan dengan ilmiah seperti ditulis di
buku-buku.Jika Anda presentasi tetang sesuatu yang ilmiah, bisa bercerita tentang kasus yang Anda
temui. Pengalaman di lab, pengalaman dalam implementasi suatu model, pengalaman penangani pasien
dan sebagainya bisa menjadi cerita menarik yang membuat pemirsa memahami dengan lebih mudah.
Selain mudah dipahami, cerita juga bisa membuat pemirsa menjadi yakin bahwa Anda tidak hanya paham
teori tetapi juga praktisi yang membumi. Jika berbicara soal perbatasan, misalnya, saya bercerita tentang
pengalaman saya berkunjug ke berbagai negara dan menemui fenomena menarik seputar perbatasan.
Ingin jadi pembicara publik yang baik, kumpulkanlah cerita yang baik dari sekarang.
5. Sapa pemirsa
Pada dasarnya semua orang senang diperhatikan dan dilibatkan dalam pusaran ide yang baik. Setiap
memulai bicara di depan umum, biasanya saya sempatkan menyapa beberapa orang di audiens yang saya
kenal. Ketika mengisi sebuah kuliah umum di Udayana di Bali, tanpa direncanakan ada seorang senior
yang saya kagumi menjadi peserta. Saya habiskan semenit untuk menyapa beliau di depan orang banyak
sekaligus memberikan apresiasi. Kadang kita juga presentasi di depan teman dekat atau teman lama,
sangat baik jika kita sampaikan apresiasi atau sekedar menyapa. Perhatikan ketika Obama berbicara.
Meskipun dia menggunakan tele prompter, dia kadang mengambil selembar kertas di balik bajunya dan
membacakan nama-nama tertentu yang perlu disapanya sebelum memulai pembicaraan. Ini terjadi
karena ketika naskah pidatonya ditulis dia belum tahu siapa yang secara khusus harus disapanya nanti.
Anda juga bisa meniru gaya ini.Selain di awal pembicaraan, Anda juga bisa menyapa pemirsa di sepanjang
pembicaraan. Misalnya ketika membicarakan suatu teori atau kasus, bisa saja meminta persetujuan orang
yang dikenal di kalangan pemirsa dengan mengatakan “Pak X tentu sangat paham yang saya sampaikan
karena beliau terlibat” atau “betul demikian ya Bu Y.” Menyapa pemirsa ini juga bisa dilakukan dalam
rangka berkelakar. Misalnya, jika Anda mempresentasikan sesuatu yang bisa membuat pemirsa tidak
nyaman seperti penyakit, obat, atau praktik yang memalukan, Anda bisa melibatkan seorang peserta
dalam cerita itu tetapi harus dipastikan itu tidak menimbulkan penghinaan. Misalnya, Anda bisa
mengatakan “saya yakin Pak X yang duduk di belakang sana tidak memerlukan obat jenis ini” untuk
memancing perhatian hadirin. Melibatkan pemirsa ini penting untuk membuat suasana interaktif
sekaligus untuk memastikan Anda tetap diperhatikan.
6. Nyatakan apresiasi kepada pembicara lain
Anda akan sering berbicara bersama dengan pembicara lain. Jangan lupa sampaikan apresiasi kepada
mereka. Bila Anda berbicara setelah pembicara lain, sangat bagus jika Anda bisa mengutip apa yang
dibicarakan pembicara lain dan mengaitkannya dengan apa yang akan Anda sampaikan. Usahakan kutip
yang Anda setujui dan mendukung apa yang Akan Anda sampaikan nanti. Banyak juga yang memulai
pembicaraannya dengan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap apa yang dikatakan pembicara
sebelumnya. Saya tidak menyarankan hal ini meskipun orang lain mungkin menganggapnya
menarik.Katakan misalnya “saya tertarik dengan apa yang dikatakan Prof. X sebelumnya tadi bahwa blab
la bla. Hal ini erat kaitannya dengan pandangan saya tentang bla bla.” Atau bisa juga, “saya senang sekali
karena Bu Y tadi sudah menyampaikan tentang bla bla bla, sehingga saya tidak perlu mengulangnya dan
bisa fokus pada bla bla bla”. Hal ini juga bisa disampaikan dalam bentuk kelakar dengan menjadikan apa
yang dibicarakan oleh pembicara sebelumnya sebagai bahan kelakar positif, bukan mengolok-olok. Jika
Anda berbicara sebelum pembicara lainnya, pastikan Anda tahu topik pembicara setelah Anda sehingga
bisa mengatakan, misalnya “terkait ini, saya kira Pak X sebentar lagi bisa memberikan pencerahan
sehingga saya tidak akan membahas terlalu dalam.” Pastikan ketika Anda memberikan apresiasi ini, Anda
melihat orangnya (jika mereka ada di ruangan itu) dan memberikan senyum wajar.
7. Akhiri dengan mengesankan
Akhir yang mengesankan dalam sebuah presentasi bisa berupa pertanyaan atau kutipan yang merangsang
orang untuk berpikir. Bisa juga diakhiri dengan pernyataan yang membuat orang tergugah. Akhir
presentasi sebaiknya menjadi klimaks, bukan antiklimaks sehingga akan memancing reaksi atau membuat
pemirsa bisa menyimpulkan apa yang kita bicarakan. Ketika saya diminta presentasi tentang cara
presentasi di PPIA Wollongong, saya mengakhiri dengan kutipan “I use power point to make my point
more powerful, not because I do not have power neither point.” Kutipan yang berima seperti ini menarik
karena indah didengar dan cenderung mudah diingat. Selain itu, kutipan itu dengan cerdas bisa
merangkum isi pemaparan saya sebelumnya tentang power point untuk presentasi.Akhir mengesankan
bisa juga berupa pertanyaan, misalnya “Apakah Indonesia dan Malaysia akan berseteru lagi soal Ambalat?
Mari kita diskusikan.” Atau bisa juga mengutip kata-kata dalam film yang terkenal. Misalnya, ketika
berbicara tentang peradilan dan bagaimana pembuktian itu yang memegang peranan dalam pemutusan
satu kasus, Anda bisa menutup presentasi dengan mengatakan “seperti yang diucapkan Nick Rice di Law
abiding citizen ‘It’s not what you know. It’s what you can prove in court”. Jika Anda berbicara tentang
meraih beasiswa di luar negeri dan ingin memberi kata-kata motivasi di akhir presentasi, bisa juga
menyampaikan kalimat “negara berpenduduk terbesar ketiga adalah Facebook, tempat nongkrong paling
asik bukan lagi cafe tetapi twitter dan taman bermain paling luas adalah Google Earth. Dengan dunia yang
super-connected, seorang asal Desa Tegaljadi bisa mengikuti seminar di Vietnam, bergaul dengan pakar
dari Eropa dan China lalu berbagi lewat twitter sambil menyapa Duta Besar Indonesia yang sedang ramah
tamah dengan Diplomat Timur Tengah di Washington DC. Ingat bahwa seorang lelaki keturunan Kenya
yang besar di Menteng bisa menjadi orang terkuat di Dunia dan berkantor di Gedung Putih. Maka satu-
satunya yang membatasi kita, sesungguhnya adalah imajinasi.”

Saya yakin tips yang saya tulis ini tidak akan tiba-tiba membuat Anda menjadi seorang pembicara publik yang
ulung. Meski demikian saya sungguh berharap ada hal menarik yang bisa Anda bawa pulang dan terapkan dengan
penyempurnaan tentunya. Meski harus berusaha dengan baik, sebaiknya kita tidak terlalu risau soal presentasi
karena seperti yang saya ceirtakan kepada ibu saya, presentasi sebenarnya adalah ngobrol saja. Ngobrol untuk
membuat orang betah mendengar dan akhirnya memahami maksud kita. Mari kita ngobrol.

Keywords: tips presentasi, tips jadi pembicara publik, tips seminar, cara berbicara, tips presenter

Anda mungkin juga menyukai