Anda di halaman 1dari 5

Cara penguatan bela negara

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa ujung dari bela negara adalah
tentang mencintai negara Indonesia, sehingga setiap warga negara siap berkorban untuk bangsa dan
negara. Hal ini karena cinta terhadap tanah air dan negara tidak begitu saja lahir tetapi dimulai dengan
adanya rasa bangga sebagai bangsa Indonesia karena memahami sejarah bangsa ini , bela negara dapat
dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia sesuai dengan bidang dan profesi mereka masing-masing
yang dapat diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya, dan pertahanan keamanan.
Bela negara terdiri dari dua dimensi besar, yaitu bersifat fisik dan nonfisik (psikis). Bela negara
yang bersifat fisik digunakan untuk menghadapi ancaman perang. Para pemuda dapat melakukannya
melalui pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan mengikuti pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib. Kemudian, bela negara yang bersifat non-fisik digunakan untuk menghadapi
ancaman non-militer seperti ideologi, ekonomi, politik, paham radikal, dan budaya asing yang dapat
memberikan dampak negatif terhadap kehidupan dan pola pikir para pemuda. Pengabdian sesuai dengan
profesi masing-masing artinya setiap pemuda terjun langsung ke lapangan untuk berkontribusi ke
masyarakat sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
Di tingkat perguruan tinggi, penanaman kesadaran bela negara dilakukan melalui Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Dharma kesatu yaitu melalui pemberian mata kuliah tentang bela negara. Dharma
kedua yaitu melalui penelitian dan pengembangan studi tentang bela negara. Dharma ketiga adalah
kegiatan pengabdian masyarakat sebagai bentuk kontribusi langsung dari para pemuda dalam upaya
membangun dan memajukan Indonesia. Sebagai bagian dari implementasi ilmu pertahanan dalam
bentuk perilaku negara (state behavior). Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa
Program Bela Negara bukanlah sebuah program wajib militer seperti yang banyak dipikirkan oleh
masyarakat awam selama ini. Namun, Program Bela Negara merupakan sebuah program yang bertujuan
untuk membentuk karakter dan kepribadian bangsa Indonesia sehingga mampu untuk
mengaktualisasikan diri dan hatinya untuk membela negara.
upaya nyata dalam identitas nasional
Filsuf Prancis - Ernest Renan - menyatakan nasionalisme merupakan kesadaran untuk bersatu
tanpa paksaan yang dituntut oleh obsesi mewujudkan sebuah kepentingan kolektif yang dianggap luhur,
yang pada akhirnya menciptakan sebuah identitas nasion atau identitas sebuah bangsa. Menurut
Anthony Smith, nasionalisme dapat berupa ideologi, atau suatu bentuk perilaku, ataupun keduanya.
Sebagai ideologi, nasionalisme merepresentasikan sistem dari ide-ide yang menuntut hak untuk
menentukan nasib sendiri Sedangkan menurut Connor, nasionalisme adalah pertanyaan tentang
kesetiaan/loyalitas
Sedangkan menurut Connor, nasionalisme adalah pertanyaan tentang kesetiaan/loyalitas
Nasionalisme etnis mengacu pada ikatan primordial, yaitu gerakan dan ideologi dari kelompok etnis
yang salah satu tujuannya adalah membentuk negarabangsa, berdasarkan sejarah bersama, bahasa,
wilayah, suku, atau tanda kebudayaan lainnya yang menciptakan perasaan memiliki atas apa yang
dipersepsikan sebagai bangsa. Nasionalisme warga negara/sosial merupakan nasionalisme sebuah
bangsa yang mendefinisikan diri mereka berdasarkan ikatan sosial dan kultur daripada persamaan asal-
usul. . Nasionalisme resmi/negara adalah nasionalisme terhadap negara, mencakup semua yang secara
legal merupakan warga negara, terlepas dari etnisitas, identitas nasional dan kultur. Carlton J. H. Hayes
melihat patriotisme sebagai loyalitas terhadap kewarganegaraan dan negara. Nasionalisme Indonesia
didefinisikan mengacu pada musuh eksternal, dan simpatisan domestik, termasuk beberapa kelompok
etnis pribumi asli Nusantara.
Identitas nasional, biasanya berdasarkan budaya bersama, agama, sejarah, bahasa, atau
etnisitas. "Nation creates national identity", bangsa menciptakan identitas nasional, hal tersebut yang
membuat masyarakat memiliki perasaan memiliki terhadap sebuah bangsa Billig dalam bukunya, Banal
Nationalism, menyatakan sebuah identitas dapat ditemukan dari kebiasaan kehidupan sosial termasuk
pemikiran dan penggunaan bahasa. Ia juga menyatakan, memiliki identitas nasional juga melibatkan
kondisi fisik, legal, sosial, emosial, dalam sebuah tanah air. Di sisi lain, Triawan Munaf, Kepala Badan
Ekonomi Kreatif, menjawab kritikan terhadap slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" dengan
argumen bahwa identitas bangsa Indonesia, adalah Pancasila. Pancasila adalah leidstar (bintang
pimpinan) yang dinamis, menggerakkan rakyat untuk berjuang, menuntun bangsa saat bergerak,
memusatkan energi bangsa mewujudkan tujuan berbangsa. Apabila nasionalisme Pancasila jadi
panduan hidup bernegara dan berbangsa, niscaya itu menjadi magnet bagi partisipasi seluruh warga
untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa. Irwan Abdullah menyatakan integrasi nasional tidak dapat
dicapai hanya dengan nasionalisme politik, dibutuhkan semacam common ground yang bisa menjadi
landasan untuk membangun harmoni dalam masyarakat.
Pamela Conover dan Stanley Feldman, mengukur patriotisme melalui survei terhadap
responden dengan menyatakan pendapat mereka baik setuju ataupun tidak, atas pertanyaan yang
berkaitan dengan menghormati negara, bangga menjadi warga negara, marah terhadap pembakaran
bendera, mencintai negara, menjual rahasia negara, bangga terhadap lagu kebangsaan, dan lain
sebagainya
Wawasan Nusantara
Pengertian wawasan nusantara secara etimologi berasal dari bahasa Jawa wawas yang berarti
pandangan, nusa yang berarti kesatuan kepulauan dan antara yang bermakna dua samudera. Jadi
pengertian secara umum dari Wawasan nusantara adalah cara pandang atau cara melihat kesatuan
kepulauan yang terletak diantara (Asia dan Australia) juga dua samudera (Hindia dan Pasifik).
Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya tujuan nasional. Sementara pengertian
Wawasan Nusantara menurut dokumen ketetapan MPR tahun 1999 menyatakan: “Wawasan nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tujuan mencapai tujuan nasional.”
Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama, diantaranya: Tujuan wawasan nusantara ke
Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era globalisasi yang kian mendunia maupun
kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, dengan sikap saling menghormati.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan Nusantara sendiri berada dalam Hirarki
Paradigma Sosial, dimulai dari Dalam mewujudkan nasionalisme yang tinggi itu bukanlah hal yang
mudah, dimana dengan adanya globalisasi saat ini mengakibatkan liberalisasi serta dominasi pasar
bebas. Buku berjudul Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia: Sebuah Tantangan yang dibuat
oleh M. Azzam Manan berupaya mencari sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan nusantara
adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara. Fungsi wawasan
nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik Negara Indonesia.
Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah Indonesia
agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
 Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik, kesatuan
politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.
 Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan penting dalam
perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan nasional.
Asas wawasan nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang wajib dipatuhi, dilakukan, serta
dijaga oleh seluruh elemen masyarakat agar tercipta perdamaian serta keseimbangan di Indonesia.
Secara keseluruhan ada 6 asas wawasan nusantara yang wajib kamu pahami, diantaranya:
 Asas Solidaritas
Solidaritas adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar individu
atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya
kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan. Kesetiaan menjadi tonggak utama dalam
menciptakan persatuan serta kesatuan suatu negara. Rasa setia kawan atau solidaritas dapat
menjadi kekuatan tersendiri untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional.
 Asas Kejujuran
Kejujuran dalam berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan nusantara yang sangat
penting. Berani berpikir dan bertindak hanya yang sesuai dengan fakta serta kenyataan, wajib
dilakukan demi tercapainya kemajuan.
 Asas Kesamaan tujuan
 Mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama. Sebagai contoh, di masa kemerdekaan saat
semua rakyat Indonesia melakukan berjuang bersama-sama mengusir para penjajah.
 Asas Keadilan
 Seluruh elemen masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan keadilan dan
mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional tidak boleh merugikan pihak tertentu maupun
mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan sendiri. Hal ini berlaku dalam segala
aspek kehidupan bernegara, baik keadilan secara hukum, ekonomi, politik, serta sosial.
 Asas Kerja Sama
Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan menciptakan
kerjasama antar elemen masyarakat. Kerjasama serta koordinasi tersebut dapat dilaksanakan
atas dasar kesetaraan agar terciptanya efektivitas dalam mencapai tujuan bersama. Sebab
kebersamaan dan gotong royong ini akan memudahkan serta meringankan suatu pekerjaan
termasuk dalam menghadapi tantangan terhadap implementasi wawasan nusantara.
Solusi untuk perdamaian/mengatasi konflik kebangsaan
Aksi nyata di bidang demokrasi
Aksi nyata di bidang demokrasi bisa meliputi berbagai hal, mulai dari partisipasi dalam pemilihan umum
dan pemilihan lokal, hingga advokasi untuk reformasi demokratis dan hak-hak sipil. Berikut adalah
beberapa contoh aksi nyata yang dapat dilakukan dalam mendukung demokrasi:
 Partisipasi dalam Pemilihan Umum: Memilih pemimpin dan wakil rakyat adalah salah satu
bentuk partisipasi demokratis yang paling mendasar. Memilih pemimpin yang sesuai dengan nilai
dan kepentingan kita adalah hak dan tanggung jawab setiap warga negara dalam sistem
demokrasi.
 Advokasi untuk Hak-Hak Sipil: Mengadvokasi hak-hak sipil seperti kebebasan berbicara, hak
untuk berkumpul secara damai, hak untuk beragama, dan hak untuk menyampaikan pendapat
merupakan cara lain untuk mendukung demokrasi. Hal ini dapat dilakukan melalui demonstrasi,
petisi, dan kampanye advokasi.
 Pendidikan Politik: Mendidik diri sendiri dan orang lain tentang proses politik, hak-hak
demokratis, dan isu-isu politik yang relevan merupakan langkah penting dalam mendukung
demokrasi yang kuat. Ini termasuk memahami perbedaan antara berbagai sistem pemerintahan
dan bagaimana proses politik berjalan di negara kita.

Anda mungkin juga menyukai