Anda di halaman 1dari 8

ETIKA KRISTEN

“ NILAI-NILAI ETIKA KRISTEN (NILAI KERJA KERAS) ”

Dosen : Dr. H.H. Hetharia, M. Th

DIBUAT OLEH:

KELOMPOK IV

1. JETTI INES DARISERA/12114201230235

2. GALANG A HANOATUBUN/12114201230069

3. SENTIA.HESTY.SOUISA/12114201230060

4. JENNI .M . TENTENGAR /12114201230096

5. APRILIA . RELMASIRA/12114201230015

6. NELA AKE MABALA/12114201230151

7. GEDALYA WATTILETE/12114201230071

8. IRENE KAYADOE/12114201230030

9. SILVANA C MAKATITA/12114201230173

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2024
NILAI-NILAI ETIKA KRISTEN (NILAI KERJA KERAS)

A. Pengertian Nilai Kerja Keras


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai kerja keras diartikan
sebagai penghargaan atau kehormatan yang diberikan kepada seseorang karena usaha,
usaha keras, atau kerja kerasnya dalam mencapai suatu prestasi atau hasil yang baik.
Secara umum, nilai kerja keras dapat dianggap sebagai penghargaan terhadap usaha
dan ketekunan seseorang dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas.
Definisi nilai kerja keras menurut (El Hakiem, 2021) dalam “Modul
Peningkatan Pola Kerja Keras” adalah penghargaan atau apresiasi terhadap dedikasi,
ketekunan, dan upaya yang diberikan seseorang dalam mencapai tujuan atau meraih
keberhasilan. Ini melibatkan komitmen, ketekunan, dan konsistensi dalam
menghadapi tantangan serta mengatasi hambatan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Kerja keras merupakan pondasi utama bagi kesuksesan dalam berbagai
bidang kehidupan.
Menurut (S. Sulastri, 2019) dalam jurnal “Nilai Pendidikan Dan Karakter Kerja
Keras”, bahwa nilai kerja keras adalah konsep yang menyoroti pentingnya dedikasi,
ketekunan, dan konsistensi dalam menghadapi tugas atau tantangan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Jadi, disimpulkan bahwa nilai kerja keras adalah menghargai usaha, ketekunan,
dan dedikasi seseorang dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Ini
mencerminkan pentingnya kerja keras dalam mencapai kesuksesan dan kemajuan
dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

B. Dasar Alkitabiah Dari Nilai Kerja Keras


Dasar alikitabiah dari nilai kerja keras dapat ditemukan dalam berbagai kitab
suci, seperti Alkitab, Talmud, Quran, dan lainnya. Contohnya, dalam Alkitab, banyak
ayat yang menekankan pentingnya kerja keras dan usaha
1. Amsal 14:23 yang mengatakan "Dalam segala jerih payah ada
keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kerugian saja." Ini
menunjukkan bahwa kerja keras dihargai dan dapat membawa hasil yang
bermanfaat.
Ayat ini menekankan pentingnya kerja keras dan usaha. Secara harfiah,
"jerih payah" mengacu pada usaha keras dan upaya yang dilakukan seseorang
dalam bekerja. Ayat ini mengajarkan bahwa dalam setiap usaha keras yang
dilakukan, ada potensi untuk mendapatkan keuntungan atau hasil yang
bermanfaat.
Di sisi lain, "percakapan yang sia-sia" mengacu pada tindakan yang
tidak produktif atau tidak bermanfaat. Dalam konteks ayat ini, hal itu
menunjukkan bahwa waktu dan energi yang dihabiskan dalam hal-hal yang tidak
memiliki nilai atau manfaat yang nyata hanya akan menyebabkan kerugian atau
kegagalan.
Jadi, inti dari Amsal 14:23 adalah bahwa kerja keras dan usaha yang
sungguh-sungguh akan membawa keuntungan atau hasil yang positif, sedangkan
tindakan yang sia-sia atau tidak produktif hanya akan menghasilkan kerugian.
Dalam agama-agama lainnya, konsep kerja keras juga sering kali dianggap
sebagai bagian dari ketaatan kepada Tuhan atau kehendak Ilahi.

2. Mazmur 128:2, tertulis, "Engkau akan makan hasil jerih payah tanganmu,
berbahagialah engkau, dan baiklah keadaanmu!" Ayat ini menunjukkan bahwa
hasil dari kerja keras akan dinikmati, dan orang yang bekerja keras akan mendapat
berkat.
Ayat ini menekankan pentingnya kerja keras dan janji keberkahan
yang datang sebagai hasil dari usaha yang sungguh-sungguh. Dalam konteks ini,
"makan hasil jerih payahmu" menggambarkan nikmat atau keberkahan yang
diperoleh sebagai hasil langsung dari kerja keras seseorang. Ini menunjukkan
bahwa Allah memberkati dan memberikan keberhasilan kepada mereka yang
bekerja keras dan tidak malas dalam upaya mereka.
Selanjutnya, ayat ini mengajarkan bahwa orang yang berusaha keras
dan taat akan merasakan kebahagiaan dan keadaan yang baik dalam hidup mereka.
Ini menegaskan bahwa berkat dan kebahagiaan bukanlah kebetulan, melainkan
hasil dari usaha yang sungguh-sungguh dan kepatuhan kepada Tuhan.
Jadi, Mazmur 128:2 mengajarkan bahwa kerja keras membawa
keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang, serta menggambarkan
janji Allah untuk memberkati mereka yang taat dan tekun dalam usaha mereka.
3. Mazmur 90:17, tertulis, "Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan
teguhkanlah perbuatan tangan kam, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.”
Ayat ini menekankan pentingnya berdoa kepada Tuhan agar kita diberi
keberkahan dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, dan sekaligus mengajarkan
bahwa kita harus bekerja keras dengan tangan kita sendiri. Ayat ini mengandung
doa agar Allah menyertai dan menguatkan usaha yang dilakukan oleh umat-Nya.
Ia menekankan pentingnya bantuan dan kehadiran Allah dalam segala hal yang
dilakukan manusia.

4. Kolose 3:23, disebutkan, "Apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan
sepenuh hati, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Ini mengajarkan
bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh
dedikasi, seolah-olah kita melakukannya untuk Tuhan sendiri. Ini merupakan
panggilan untuk melakukan pekerjaan kita dengan penuh tanggung jawab dan
kejujuran, tanpa menghiraukan siapa yang mungkin akan menerima manfaat dari
pekerjaan tersebut.

C. Pentingnya Nilai Kerja Keras Bagi Seorang Mahasiswa Kristen


1. Karena hal itu mencerminkan tanggung jawab dan dedikasi mereka terhadap
pelayanan dan tujuan yang mereka yakini. Kerja keras memungkinkan mereka
untuk menghormati ajaran agama mereka dengan memberikan yang terbaik dalam
studi dan pengembangan diri, serta memberikan contoh yang baik kepada orang
lain. Ini juga bisa dianggap sebagai bentuk ibadah, karena mereka menggunakan
bakat dan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk mencapai potensi mereka
secara maksimal.
2. Karena mencerminkan tanggung jawab untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Kerja keras juga merupakan wujud
penghormatan terhadap anugerah dan kesempatan yang diberikan oleh-Nya untuk
meraih prestasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
3. Nilai kerja keras penting bagi seorang mahasiswa Kristen karena mencerminkan
dedikasi dan tanggung jawab atas talenta yang diberikan Tuhan. Hal ini juga
memungkinkan mahasiswa untuk memberikan yang terbaik dalam pengembangan
diri, pelayanan kepada orang lain, dan glorifikasi terhadap Tuhan melalui usaha-
usaha mereka.
4. Nilai kerja keras sangat penting bagi seorang mahasiswa Kristen karena
memperlihatkan dedikasi dalam menggunakan bakat yang diberikan Tuhan serta
menghormati tanggung jawab sebagai anak Tuhan yang bertujuan mencapai
kesuksesan baik secara akademis maupun spiritual.

D. Aplikasi Nilai Kerja Keras Dalam Kehidupan Nyata


Salah satu cerita tentang aplikasi nilai kerja keras dalam dunia nyata adalah
kisah tentang seorang pekerja konstruksi bernama John. “John datang dari latar
belakang yang sederhana dan tidak memiliki pendidikan formal tinggi. Namun, dia
memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk sukses.
Sejak awal karirnya, John bekerja keras dan selalu memberikan yang terbaik
dalam setiap tugas yang diemban. Meskipun pekerjaannya seringkali berat dan
mengharuskan dia untuk bekerja di bawah cuaca yang ekstrem, John tidak pernah
mengeluh. Dia percaya bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, dia bisa mencapai
apa pun yang diinginkan.
Melalui dedikasinya yang luar biasa, John mulai dikenal sebagai pekerja yang
handal dan dapat diandalkan di tempat kerjanya. Bosnya memberikan proyek-proyek
yang lebih besar dan lebih penting kepadanya, karena percaya bahwa John dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Akhirnya, setelah bertahun-tahun bekerja keras, John berhasil naik pangkat dan
menjadi mandor di proyek-proyek konstruksi terbesar di daerahnya. Kesuksesannya
tidak hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga mengilhami orang lain di
sekitarnya untuk bekerja keras dan mengikuti jejaknya.
Kisah John menunjukkan bahwa nilai kerja keras masih sangat relevan dalam
dunia nyata, dan bahwa dengan tekad yang kuat dan dedikasi yang tak kenal lelah,
seseorang bisa meraih kesuksesan apa pun yang diinginkannya.

E. Faktor-Faktor Yang Menghambat Dalam Mengaplikasikan Nilai Kerja Keras


Dalam kisah John, beberapa faktor yang bisa menghambat aplikasi nilai kerja
kerasnya adalah:
1. Kondisi cuaca ekstrem: Cuaca buruk seperti hujan atau panas yang sangat
menyengat dapat menghambat kemampuan John untuk bekerja keras di lapangan.
2. Kesehatan yang buruk: Jika John tidak merasa sehat atau mengalami cedera,
kemampuannya untuk bekerja keras akan terpengaruh secara signifikan.
3. Masalah keuangan: Jika John mengalami masalah keuangan, hal ini dapat
memengaruhi fokus dan motivasinya untuk bekerja keras.
4. Konflik personal: Konflik dalam hubungan pribadi atau masalah lain di luar
pekerjaan dapat mengganggu konsentrasi John dan menghambat kemampuannya
untuk bekerja keras.
5. Kurangnya dukungan atau pengakuan: Jika John tidak merasa dihargai atau
mendapatkan dukungan dari atasan atau rekan kerja, hal ini dapat mengurangi
motivasinya untuk bekerja keras.

F. Bagaimana Keputusan Etis Kita Yang Diambil


Dalam kasus ini, jika John berada dalam situasi di mana ia harus membuat
keputusan etis dalam konteks pekerjaan konstruksi, maka pendekatan deontologis,
teleologis, dan kontekstual dapat diaplikasikan:
1. Keputusan Etis Deontologis
Pendekatan ini akan menekankan pada kewajiban moral John sebagai
pekerja konstruksi, dan ini mengacu pada kewajiban etis yang intrinsik, di mana
tindakan dianggap baik jika sesuai dengan aturan atau prinsip moral tertentu,
terlepas dari hasil akhirnya
Misalnya, John harus memastikan bahwa pekerjaannya dilakukan
dengan standar keselamatan yang tinggi, meskipun mungkin memakan waktu
lebih lama atau biaya lebih banyak, dan John mungkin berpegang teguh pada
prinsip bahwa keselamatan pekerja adalah prioritas utama, jadi dia akan
memastikan bahwa semua langkah keamanan diikuti dengan ketat, terlepas dari
hasil akhir proyek. Dalam hal ini, keputusan etisnya adalah untuk menempatkan
keselamatan sebagai prioritas utama tanpa memperhitungkan konsekuensi
langsungnya.

2. Keputusan Etis Teleologis


Teleologi menilai kebaikan atau keburukan dari tindakan berdasarkan
konsekuensinya. John mungkin akan mempertimbangkan konsekuensi jangka
panjang dari tindakannya.
Misalnya, apakah menyelesaikan proyek lebih cepat akan memberikan
manfaat ekonomi yang lebih besar bagi perusahaan dan masyarakat secara
keseluruhan? Jika ya, maka John mungkin akan memilih untuk mengorbankan
beberapa aspek keamanan untuk mencapai tujuan tersebut, dan jika memilih untuk
mengabaikan langkah-langkah keselamatan akan menghasilkan proyek selesai
lebih cepat atau lebih murah, John mungkin akan menghadapi dilema antara
memprioritaskan keselamatan pekerja atau mencapai target waktu atau biaya.

3. Keputusan Etis Kontekstual


Pendekatan kontekstual mempertimbangkan konteks spesifik dari
situasi yang dihadapi seseorang, dan mempertimbangkan situasi dan faktor-faktor
kontekstual yang mempengaruhi keputusan etis Dalam hal ini, John mungkin akan
mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi cuaca, kondisi pekerjaan, dan
pengalaman timnya.
Misalnya, jika proyek memiliki deadline yang ketat dan cuaca buruk
mengancam untuk memperlambat kemajuan, John mungkin akan mengambil
risiko lebih besar untuk memastikan proyek selesai tepat waktu, dan John
mungkin harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tekanan waktu,
kebutuhan finansial, dan tuntutan klien. Namun, ini tidak boleh menjadi alasan
untuk mengabaikan prinsip-prinsip etis atau keselamatan pekerja.

Dalam konteks ini, keputusan etis yang diutamakan kemungkinan akan


dipengaruhi oleh pendekatan yang diambil John akan sangat tergantung pada
berbagai faktor, termasuk nilai-nilai pribadi, norma-norma industri, dan keadaan
kontekstual spesifik dari situasi yang dihadapinya. Namun, dalam pekerjaan
konstruksi, keselamatan pekerja biasanya dianggap sebagai prioritas utama, jadi
pendekatan deontologis untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur
keselamatan mungkin menjadi yang paling diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Ainul Fuadie El Hakiem. 2021. Jurnal Modul Peningkatan Pola Kerja Keras.
Semarang : Universitas Islam Sultan Agung.

S. Sulastri, dkk. 2019. Jurnal Nilai Pendidikan Dan Karakter Kerja Keras. Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai