Makalah AQIDAH
Makalah AQIDAH
Dosen pengampu :
Karmuji Abu Safar, M.A.
Disusun oleh :
Hafidzoh Khairiyah
Salma Hanifah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang human communication. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Makalah ini merupakan laporan yang dibuat
sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan shalawat kami
kirimkan kepada junjungan nabi kita tercinta Rasulullah SAW, keluarga, para
sahabatnya, serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era modern yang penuh tantangan ini, manusia seringkali mendapati diri
mereka terjebak dalam kehidupan yang penuh tekanan dan persaingan. Bekerja
tidak lagi hanya menjadi upaya fisik semata, tetapi juga melibatkan aspek spiritual
dan mental. Dalam konteks ini, konsep bekerja, tawakal, dan rezeki menjadi
semakin relevan.
3
kehidupan dengan upaya maksimal, sekaligus mempertahankan keimanan dan
ketergantungan pada ketentuan ilahi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bekerja, tawakal, dan rezeki ?
2. Apa hubungan keterkaitan antara bekerja, tawakal, dan rezeki ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian bekerja,tawakal, dan rezeki
2. Mengetahui hubungan keterkaitan antara bekerja, tawakal, dan rezeki
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hamka, Tasawwuf modern, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1990) 232-233
5
Dalam sebuah istilah keagamaan, tawakal juga berarti
membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain allah dan
menyerahkan keputusan atas semuanya hanya kepada allah. Tawakal
merupakan perbuatan lahir dan batin menyerahkan segala perkara, ikhtiar
dan usaha kepada Allah SWT dan menafikan segala sesuatu selain-Nya
yang bisa dianggap sekutu. Bertawakal hanya pada allah swt saja sesuai
perintah didalam firmannya pada Q.S At-taubah : 51 dan Q.S Al-maidah
: 11.
3. Rezeki
Kata Rizq bisa digunakan dalam pengertian pendapatan, nafkah
uang, kekayaan atau memperoleh sesuatu yang baik, entah itu selama masa
hidup di dunia maupun diakhirat, rezeki dibagi menjadi dua jenis yang
pertama rezeki tubuh seperti makanan dan minuman, dan rezeki jiwa
seperti pengetahuan dan kesehatan. Rezeki telah ditetapkan semenjak
manusia berada di perut ibunya, tetapi Allah SWT tidak menjelaskan
secara detail. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui
pendapatan rezeki yang akan ia peroleh pada setiap harinya ataupun
selama hidupnya. Oleh karena itu manusia diciptakan, sebagai makhluk
yang bebas berikhtiar, dalam arti bahwa manusia diberi pikiran dan
kehendak. Karena manusia dalam perbuatannya tidaklah sama seperti batu
yang anda gelindirkan kemudian jatuh karena pengaruh daya tarik bumi,
tanpa memiliki kehendak apapun. Atau seperti binatang yang melakukan
perbuatan akibat dorongan nalurinya. 2
Menurut ahlus sunnah wal jama’ah rezeki adalah sesuatu yang
diberikan oleh Allah kepada manusia atau makhluknya yang bisa diambil
2
Triyana Harsa,Taqdir Manusia dalam Pandangan Hamka.(Banda Aceh: Pena, 2008), 70.
6
manfaatnya dengan perbuatannya. Sedangkan menurut Mu’tazilah rezeki
bukanlah sesuatu yang diambil manfaatnya tetapi sesuatu yang dimiliki. 3
Keterkaitan antara bekerja, tawakal, dan rezeki dapat dipahami sebagai suatu
rangkaian proses yang saling mempengaruhi. Seseorang bekerja dengan tekun,
kemudian menempatkan kepercayaan pada Tuhan melalui tawakal, dan akhirnya
menerima rezeki sebagai hasil dari keduanya.
3
Syaikh Ibrahim al Laqqani,Permata Ilmu Tauhid Terj Jauharut Tauhid.(Surabaya: Mutiara ilmu,
2010), 337
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian mengenai bekerja, tawakal, dan rezeki dari ketiga ini
memang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Selain bekerja memang
harus untuk kebutuhan, allah juga memerintahkan makhluk-NYA untuk bekerja
dan tidak bermalas-malasan. Rezeki dijemput dengan bekerja yaitu ikhtiar yang
disertai tawakal, tidak mungkin mendapatkan hasil dari bekerja jika memang
bukan rezekinya, perlunya ikhtiar dan tawakal yang dibarengi dengan bekerja, dan
hasil dari rezeki yang allah tetapkan.
8
DAFTAR PUSTAKA