Anda di halaman 1dari 19

MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Materi Akidah
Akhlak di MA

Oleh Kelompok V:
No Nama Nim
1. Hamdani 21010029
2. Tina Maya Sari BTR 21010049

Dosen Pengampu:
Khoirurrijal, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul: “MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI” ini tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya
sampai hari penghabisan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Khairurrijal, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Studi Materi Akidah Akhlak di MA yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi
yang kami tekuni ini. Kami juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dengan membagi sebagian penegtahuannya dan juga
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa tersusun dengan rapi dan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat menambah wawasan
serta pengetahuan bagi penulis dan juga bagi para pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan guna memperbaiki
penyusunan makalah kami selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Panyabungan, 23 Maret 2023

Kelompok 5 Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ikhtiar 3
B. Tawakkal 7
C. Syukur
D. Sabar
E. Qana’ah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya
akhlak yang artinya perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau
buruk adalah motif yang mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya
petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman Allah dan sabda
Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar
tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridha Allah SWT.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam
dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang
dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik.
Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang
membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa
membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang
cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya sebagai manusia.
Islam hadir di muka bumi ini adalah untuk membawa manusia kejalan
kebaikan dan kebenaran. Ada beragam kebaikan yang dapat kita lakukan, dan
itu adalah sikap baik dalam pandangan islam yang menerapkan akhlak terpuji.
Akhlak terpuji sendiri bersumber dari diri sendiri dan tingkah lakunya.
Kebaikan yang kita lakukan secara terus menerus akan membangun kita
dalam kesalehan.
Dalam pembahasan ini sikap terpuji itu meliputi sikap Ikhtiar,
Tawakkal, Syukur, Sabar dan Qana’ah. Sikap-sikap tersebut merupakan
cerminan sikap seorang muslim sejati. Kita dapat melakukan beragam sikap
terpuji dengan belajar tiada henti, dan kebaikan yang kita tanam hari ini
haruslah lebih baik dari hari-hari sebelumnya, dan persiapan hari esok harus
di persiapkan lebih baik lagi selama Allah SWT. masih memberikan kita
kesehatan dan kesempatan untuk melakukan hal tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ikhtiar?
2. Apa itu Tawakkal?
3. Apa itu Syukur?
4. Apa itu Sabar?
5. Apa itu Qana’ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang Ikhtiar
2. Mengetahui tentang Tawakkal
3. Mengetahui tentang Syukur
4. Mengetahui tentang Sabar
5. Mengetahui tentang Qana’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ikhtiar
1. Pengertian Ikhtiar
Ikhtiar berasal dari bahasa Arab yaitu “‫ ”اِ ْختِيَ@@ا ٌر‬yang berarti
mencari hasil yang lebih baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata ikhtiar mengandung beberapa arti, yaitu alat atau syarat untuk
mencapai maksud, pilihan bebas, usaha dan daya upaya. Dari dua
pengertian tersebut, dapat ditarik pengertian ikhtiar, yaitu proses usaha
yang dilakukan dengan mengeluarkan segala daya upaya dan
kemampuan untuk mencapai hasil terbaik sesuai dengan keinginan.
2. Pentingnya Ikhtiar
Setiap manusia mempunyai keinginan dan cita-cita baik jangka
panjang maupun jangka pendek, baik di dunia maupun di akhirat. Hal
itu wajar karena Allah Swt. menganugerahkan kehendak kepada
manusia. Dengan kehendaknya tersebut, manusia dapat mengelola
alam. Jika kehendaknya tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia
akan mampu memajukan peradaban.
Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. untuk mengembangkan
dirinya. Manusia diberi potensi untuk berikhtiar membentuk kehidupan
yang lebih baik. Pada zaman purba, manusia tidak dapat mengungguli
burung yang dapat terbang. Manusia juga tidak dapat berjalan di atas
air. Namun, dengan daya dan kreativitas akalnya, sekarang manusia
mampu terbang seperti burung dan menyelam di air seperti ikan.
Bahkan, manusia mampu mengungguli burung dan ikan.. Daya kreatif
manusia yang lainnya masih banyak. Hasil dari usaha-usaha kreatifnya
mampu menutupi keterbatasan. Berbagai penemuan besar, di antaranya
seperti yang dilakukan Ibnu Sina, al-Khawarizmi, al-Jabar, Thomas
Alva Edison, Marconi, dan Graham Bell adalah hasil ikhtiar manusia.
Ikhtiar juga tidak harus selalu berupa penemuan besar. Kita dapat

3
berikhtiar untuk mencapai tujuan kita, baik dalam kehidupan individu
maupun kelompok. Seorang siswa yang ingin mendapatkan nilai yang
baik tentu harus berikhtiar. Ikhtiarnya adalah dengan tekun belajar dan
sungguh-sungguh. Nilai yang baik tidak akan didapat tanpa belajar
yang sungguh-sungguh. Jika sudah berikhtiar dengan maksimal kita
tinggal berdoa agar Allah melancarkan usaha kita. Apapun hasil yang
diperoleh, setelah berusaha dengan keras akan bernilai positif. Ingatlah,
Allah tidak akan membebani seorang hamba di luar kemampuannya.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran:
‫اَل يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْفسًا ِإاَّل ُو ْس َعهَا‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (QS.al-Baqarah [2] ayat 286)
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa hasil dari ikhtiar yang
kita lakukan haruslah senantiasa dikaitkan dengan kehendak Allah.
Ketika kita melakukan suatu usaha, tidak seharusnya kita mengatakan
"Aku pasti akan memperoleh ini" atau "Aku pasti akan berhasil".
Perhatikan firman Allah berikut.
‫ إال َأن يَ َشاء هللا‬.‫ك َغدًا‬ ِ َ‫وال تقولن لشي ٍءاِنّي ف‬
َ ِ‫اعل َذل‬
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan, terhadap sesuatu
"Aku pasti melakukan itu esok pagi," kecuali dengan (mengatakan):
"Insya Allah (jika Allah menghendaki) (Q.S. al-Kahfi [18] ayat 23-24)
3. Perilaku Ikhtiar
Manusia adalah makhluk yang sempurna, la diberi kemampuan
untuk memilih. Ia juga diberi kemampuan untuk berusaha. Dalam salah
satu ayat Al-Quran, Allah Swt. berfirman:
‫بقوم حتّى يُغيّروا ما بِا َ ْنفس ِه ْم‬ َّ
ٍ ‫إن هللاَ ال يُ َغيِّ ُر ما‬
... sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan saatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...(QS. ar-
Ra’d [13] ayar11).
Ayat tersebut menerangkan bahwa perubahan (keadaan/nasib)
suatu kaum/ seseorang tidak akan berubah kecuali kaum/orang tersebut

4
mengubahnya sendiri. Ayat ini menganjurkan kepada manusia agar
senantiasa berusaha atau berikhtiar Perilaku ikhtiar dapat dimunculkan
melalui kesungguhan dalam berbuat dan berusaha. Hendaklah kita tidak
mudah putus asa, selalu ingin menemukan hal-hal baru, dan tidak cepat
merasa puas atas apa yang telah didapatkan.

B. Tawakkal
1. Pengertian Tawakkal
Tawakal adalah teguh dalam hati atau mengandalkan Allah.
Ulama Ibnu Ata’illah mengatakan “Lepaskan diri Anda dari
kekhawatiran. Jangan khawatirkan dirimu dengan apa yang telah
dilakukan Allah atas namamu.”
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya
memercayakan, menyerahkan, dan mewakilkan. Secara istilah,
tawakkal adalah sikap berserah diri dan percaya dengan sepenuh hati
kepada Allah Swt. atas segala keputusan- Nya terhadap hasil usaha
yang telah kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Sebagai orang yang
beriman, kita harus memiliki sifat tawakkal sebagai bukti keimanan kita
kepada Allah Swt. Firman Allah Swt.dalam Al-Quran:
َ‫وع ََل هَّللا ِ فَتَ َو َّكلُوا ِإن ُكنتُ ْم ُمْؤ ِمين‬
...Dan bertawakkallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu
orang-orang beriman. (Q.S. al-Maidah [5] ayat 23)
2. Pentingnya Tawakkal
Pernahkah Anda merasa cemas? Lalu bagaimana jika semua
upaya yang dilakukan tidak berhasil membuat cemas hilang? Terkadang
ada waktu di mana kita merasakan ketidakpastian yang terlalu berat
untuk ditanggung dan kita menginginkan semacam obat untuk
menghilangkan kekhawatiran ini. Dalam Islam, obat itu disebut
tawakal. Allah berfirman dalam surat At-Talaq ayat 3:
ِّ‫@ل هّٰللا ُ لِ ُك@@ل‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ۗ ُ ‫َّويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
ِ @‫ْث اَل يَحْ تَ ِسبُ َو َم ْن يَّت ََو َّكلْ َعلَى ِ فَهُ َو َح ْسبُهٗ ۗاِ َّن َ بَالِ ُغ اَ ْم‬
َ @‫@ر ٖ ۗه قَ@ ْد َج َع‬
‫َش ْي ٍء قَ ْدرًا‬

5
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu.”
Dengan tawakal, perjuangan lahiriah kita adalah merencanakan,
mengerahkan seluruh kemampuan kita, dan bekerja keras tapi di hati
sudah tidak ada lagi kekhawatiran akan beban yang sedang ia hadapi.
3. Perilaku Tawakkal
Manusia harus menyadari bahwa dirinya lemah. Hal ini terbukti
bahwa banyak orang yang mengalami kegagalan dan tidak berhasil
memenuhi harapannya. Keberhasilan usaha seseorang terletak pada
kuasa dan kehendak Allah Swt. Oleh sebab itu manusia harus sadar
bahwa ia harus bertawakal kepada Allah setelah ia berusaha dengan
maksimal. Orang bertawakal berarti menunggu keberhasilan apa yang
diusahakannya. Oleh sebab itu, di saat tawakal hendaknya
meningkatkan intensitas do’a nya kepada Allah Swt. agar apa yang
diinginkan akan berhasil dengan baik.
Salah satu bentuk perilaku tawakal yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw. ditunjukkan dalam kisah berikut: Seorang sahabat
Rasulullah Saw. yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada
sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain lain, lalu ditinggalkan. Beliau
Saw. bertanya: “Mengapa tidak kamu ikatkan?” Ia menjawab: “Saya
sudah bertawakal kepada Allah.” Rasulullah Saw. tidak dapat
menyetujui cara berpikir orang itu, lalu bersabda: “Ikatlah dulu lalu
bertawakallah.”

C. Syukur
1. Pengertian Syukur
Syukur berarti berterima kasih kepada kepada Allah Swt.
sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti ucapan dari perasaan

6
senang, bahagia, melegakan ketika mengalami suatu kejadian yang
baik. Secara istilah, Syukur merupakan suatu tindakan, ucapan,
perasaan senang, bahagia, lega atas nikmat yang telah dirasakan,
didapatkan, dari Allah Swt. Banyak nikmat yang telah kita terima dari
Allah Swt. yang apabila kita mencoba menghitungnya pasti tidak bisa
mengetahui jumlahnya. Hal tersebut telah ditegaskan dalam firman-
Nya.
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl [16] : 18)
2. Bentuk-bentuk Syukur
Mengacu kepada pengertian iman, yaitu membenarkan dengan
hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikan dengan amal
perbuatan, maka bentuk syukur juga ada tiga, yaitu:
ِ ‫ال ُّش ْك ُر بِ ْالقَ ْل‬
a. ‫ب‬
Bersyukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari
dengan sepenuh bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari
Allah Swt. dan tiada seseorang pun selain Allah Swt. yang dapat
memberikan nikmat itu. Bersyukur dengan hati juga berupa rasa
gembira dan rasa terhadap nikmat yang telah diterimanya.
b. ‫ال ُّش ْك ُر بِاللِّ َسا ِن‬
Bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan secara jelas
ungkapan rasa syukur itu dengan kalimat hamdalah. Bahkan ada
beberapa doa yang diajarkan oleh rasul sebagai ungkapan syukur.
atas nikmat tertentu, misalnya doa setelah makan, doa bangun
tidur, doa selesai buang hajat dan lain sebagainya.
c. ‫ال ُّش ْك ُر بِاَأل ْع َما ِل‬
Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu menggunakan
nikmat yang telah Allah berikan. Misalnya menggunakan anggota
tubuh untuk melakukan hal-hal yang baik. Misalnya:

7
a) menggunakan anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang
positif dan diridhai Allah Swt.
b) jika seseorang memperoleh nikmat harta benda, maka ia
mempergunakan harta itu sesuai dengan jalan Allah Swt.
c) Jika nikmat yang diperolehnya berupa ilmu pengetahuan, ia
akan memanfaatkan ilmu itu untuk keselamatan, kebahagian,
dan kesejahteraan manusia dan diajarkan kepada orang lain;
bukan sebaliknya, ilmu yang diperoleh digunakan untuk
membinasakan dan menghancurkan kehidupan manusia.
3. Hikmah dan Manfaat Syukur
a. Membuat seseorang bahagia karena apa yang ia dapatkan akan
membawa manfaat bagi ia dan orang-orang sekitarnya
b. Allah akan menambah nikmat yang ia peroleh sesuai dengan janji
Allah Swt. dan akan terhindar dari siksa yang amat pedih.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim [14] : 7)
c. Orang yang pandai bersyukur akan disukai oleh banyak orang,
karena ia adalah orang yang pandai berterima kasih terhadap
sesama.

D. Sabar
1. Pengertian Sabar
Sabar adalah menerima segala sesuatu yang terjadi dengan senang
hati. Orang yang ridha menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi itu
merupakan kehendak Allah Swt.
2. Bentuk-bentuk sabar
Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah kesanggupan untuk
mengendalikan diri, maka kesabaran merupakam upaya pengendalian

8
nafsu yang ada dalam diri manusia. Dalam upaya tersebut manusia
menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya, karena ia
mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.
b. Orang yang kalah oleh hawa nafsunya. Ia telah mencoba untuk
bertahan atas dorongan nafsunya, tetapi kesabarannya lemah, maka ia
kalah.
c. Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsunya,
tetapi suatu ketika in kalah, karena besarnya dorongan nafsu,
meskipun demikian ia bangun lagi dan terus bertahan dengan sabar
atas dorongan nafsu tersebut. Sabar juga diterapkan dalam tiga hal:
a) ‫الصب ُر َعلَى ْال ِعبَادَة‬
Sabar dalam melaksankan ibadah. Uuntuk melaksankan
ibadah membutuhkan kesabaran, sabar untuk memulai dan sabar
untuk melaksankannya, banyak di antara kita yang kurang sabar
dalam melaksankan ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
Demikian pula saat kita sedang melaksanakan ibadah, sering kali
kita tidak sabar sehingga kualitas ibadah kita menjadi tidak haik.
Suatu contoh ketika kita sedang shalat, karena kita kurang sabar
maka shalat tersebut kita laksanakan dengan tergesa-gesa.
Demikian pula orang yang ingin menunaikan ibadah haji ia mesti
sabar untuk menabung sedikit demi sedikit dan siap mental dalam
melaksanakannya.
b) ‫الصب ُر َعلَى ْال َمعْصية‬
Sabar dalam meninggalkan maksiat. Dalam benak kita,
mungkin kita menganggap bahwa maksiat adalah sesuatu yang
indah, nikmat dan mengasyikan. Zina dinggap nikmat, judi
dianggap akan membuat seseorang kaya raya, mencuri merupakan
cara yang praktis untuk mencari harta, mabuk mabukan adalah
sesuatu yang membanggakan dan lain sebagainya. Semua
anggapan tersebut tentunya bisikan syetan yang dihembuskan

9
lewat benak dan pikiran kita. Untuk menghindari perbuatan
perbuatan maksiat tersebut sungguh sangat membutuhkan
kesabaran. Demikian pula dengan seseorang yang telah terbiasa
melaksanakan perbuatan maksiat, misalnya ia terbiasa mabuk-
mabukan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, main togel,
berzina, dan sebagainya. Untuk berhenti, insyaf dan bertobat dari
perbuatan-perbuatan terlarang tersebut sungguh merupakan
perjuangan yang berat dan membutuhkan kesabaran.
c) ‫الصب ُر َعلَى ْال ُمصيبة‬
Sabar dalam manghadapi musibah. Dalam hidup ini hanya
ada dua kenyataan yaitu bahagia atau sengsara, senang atau susah,
berhasil atau gagal. Tidak mungkin kita akan bahagia, atau
senang terus-menerus, ada kalanya kita sedikit sengsara, susah
atau pernah mengalami gagal. Semua itu harus kita hadapi dengan
sikap yang benar. Jika kita sedang bahagia, senang dan berhasil,
maka kita harus bersyukur dan ingat kepada Allah,
memahasucikan Allah (tasbih), memuji-Nya, dan beristighfar.
Demikianlah jika kita amati secara cermat, siapakah manusia
yang tidak mengalami ujian, apakah yang menimpa terhadap diri
sendiri, atau keluarga, apakah itu berupa kekurangan harta, kesehatan
yang terganggu, ditinggal oleh orang-orang dekat dan lain sebagainya,
Musibah mesti dihadapi dengan sabar, tabah dan senantiasa meminta
pertolongan kepada Allah agar diberi jalan keluar atau kekuatan untuk
menjalaninya.
Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah kepada mereka,
mereka mengatakan: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
kepada Allah kami akan kembali (QS.Al Baqarah [2]: 154)
( ‫س والثّمرات وب ِّشر الص@@ابرين‬
ِ ُ‫ص ِمنَ اَأْل ْم َوا ِل َواَأْل ْنف‬ ِ ‫ف َو ْالج‬
ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِمنَ ْال َخو‬
(١٥٥

10
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS.Al-
Baqarah [2]: 155)
Di samping itu kita juga harus sabar pada saat kita emosi atau
marah. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi situasi di
mana situasi tadi membuat kita terpancing untuk marah. Dalam kondisi
seperti kita membutuhkan kemampuan mengendalian diri dengan cara
bersabar.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imran [3]: 134)
3. Keutamaan
a. Orang yang sabar akan berhasil dalam meraih cita-citanya, ia akan
memiliki jiwa yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai persoalan
hidup. Dan yang pasti Allah akan bersamanya.
َّ ‫يا َأيُّهَا الَّ ِذين امنوا استعنوا بالصبر َوال‬
)۱۰۳( َ‫صاَل ِة ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِين‬
Wahai orang-orang yang beriman! mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-
orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 153)
b. Orang yang sabar akan dicintai Allah dan sebaliknya orang yang tidak
sabar tidak dicintai Allah bahkan justru diperintahkan mencari Tuhan
selain Allah. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis qudsi.
َ ْ‫ف َم ْن لَ ْم يَصْ ب ُر على بالئي َولَ ْم يَسكر لنعماِئي َولَ ْم يَر‬
َ َ‫ض لِق‬
‫ضائي فليُطلب ربا س@@وائي (الح@@ديث‬
)‫القدسي‬
Maka barang siapa tidak sabar atas bala' dariku, dan tidak
bersyukur atas nikmat-Ku, dan tidak ridla atas gada Ku, hendaklah ia
mecari Tuhan selain Aku. (Hadis Qudsi)
c. Orangyang sabar akan tenang,karena sesungguhnya sikap sabar dan
ridha adalah mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang. Ia tidak

11
akan tergoncang oleh apapun yag dihadapinya. Orang yang ridha akan
ketentuan Allah akan mendapat balasan ridha dari Allah Swt.
‫ج@@زائهم عن@@د ربهم جن@@ات ع@@دن تج@@ري من تحته@@ا اَأل ْنهَ@@ا ُر خَ الِ@ ِدينَ فِيهَ@@ا َأب@@داً رض@@ي هللا عنه ْم‬
َ ِ‫َو َرضُوا َع ْنهُ َذل‬
)۸( ‫ك لِ َم ْن َخ ِش َي ربه‬
Allah ridla terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.(QS. Al-Bayyinah [98]: 8

E. Qona’ah
1. Pengertian Qona'ah
Qona’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup dengan
apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa
kurang. Akan tetapi, qona'ah bukan berarti hidup santai, malas bekerja,
tidak kreatif, statis dan tidak mau menerima perubahan. Sebaliknya,
qana'ah justru berfungsi sebagai dinamisator yang mendorong manusia
untuk giat bekerja dalam mencapai kesejahteraan hidup. Orang yang
bersikap qana'ah akan tetap bekerja keras, namun hasil kerjanya akan
diterima dengan rasa syukur dan rasa lega. Orang yang selalu merasa
tidak cukup biasaya cenderung tidak merasakan kenikmatan yang ada
dalam dirinya yang akibatnya hidupya akan selalu gelisah.
2. Qona'ah dalam Kehidupan
Qona'ah seharusnya menjadi sikap dasar setiap muslim. Karena
sikap tersebut akan menjadi pengendali agar tidak larut dan surut dalam
keputus asaan dan tidak maju dalam ketamakan dan keserakahan. Sikap
yang demikian perlu dibudayakan dan dimasyarakatkan di masyarakat
agar tidak timbul rasa dan sikap memonopoli segala sesuatu yang
menyebabkan orang lain tidak mendapat kesempatan yang sama untuk
meraih keberhasilan. Akibat dari keadaan tersebut akan muncul
ketimpangan dan kesenjangan sosial. Sifat qana'ah juga dapat
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dengan tidak memperlihatkan
kesombongan dan keangkuhan.

12
َ‫ار َأ ْذهَ ْبتُ ْم طَيِّبَاتِ ُك ْم فِي َحيَاتِ ُك ُم ال ُّد ْنيَاوا ْستَلَتَ ُكم بِهَا فَ ْاليَوْ َم تُحْ@ رُوْ ن‬
ِ َّ‫َويَوْ َم يُع َْرضُ الَّ ِذينَ َكفَرُوا َعلَى الن‬
)20: ‫ق َوبِ َما ُكنتُ ْم تَ ْف ُسقُونَ (األحقاف‬ ِّ ‫ض ْال َح‬
ِ ْ‫اب ْالهُون بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْستَ ُكرُونَ فِي اَأْلر‬ َ ‫َع َذ‬

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke


neraka.(kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan
rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah
bersenang-senang dengannya, maka pada hari ini kamu dibalasi dengan
adzab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di
muka humi tanpa hak dan karena kamu telah fasik" (QS. Al-Ahqaf [46]:
20)
Qona'ah dalam kehidupan pribadi seorang muslim juga
berfungsi sebagai:
a. Stabilisator, maksudnya apabila seorang muslim telah memiliki
sifat qana'ah, maka ia akan selalu berhati tenteram, berlapang
dada, merasa puas dengan apa yang dimilikinya, merasa kaya dan
terhindar dari sifat rakus, serakah dan tamak.
b. Dinamisator, maksudnya apabila seorang muslim telah memiliki
sifat qana'ah maka ia akan mempunyai kekuatan batin yang selalu
mendorong untuk mencapai kemajuan hidup berdasarkan keadaan
dan kekuatan yang dimilikinya dengan tetap bergantung kepada
kehendak dan karunia Allah. Dengan demikian ia akan terhindar
dari cara-cara yang menghalalkan segala cara dengan
memperturutkan hawa nafsunya untuk meraih kemajuan hidupnya
yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
sifat qana'ah. Dengan demikian qana'ah merupakan simpanan atau
kekuatan yang sangat berarti.
)‫القناعة كثر ال يَ ْفتَى (رواه الطبراني‬
"Qana'ah adalah merupakan simpanan yang tidak akan
lenyap" (HR. Thabrani)
3. Keutamaan Qona'ah

13
Keutamaan Qona'ah Dengan mempunyai sikap qana'ah, jiwa
seseorang akan stabil karena in mampu :
a. Bersyukur apabila berhasil dalam usahanya dan jauh dari sifat
sombong
b. Bersabar dan berlapang dada apabila gagal dan jauh dari sifat
frustasi
c. Memiliki hati yang tenteram dan damai, d. Merasa kaya dan
berkecukupan
d. Membebaskan diri dari sikap rakus dan tamak
e. Hidup hemat, tidak bergaya hidup lebih besar pasak daripada tiang
f. Menyadari bahwa harta berfungsi sebagai bekal ibadah
g. Menyadari bahwa kaya dan miskin itutidak terletak pada harta,
tetapi pada hati.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manusia diberi potensi untuk berikhtiar membentuk kehidupan yang
lebih baik.
2. Terkadang ada waktu di mana kita merasakan ketidakpastian yang
terlalu berat untuk ditanggung dan kita menginginkan semacam obat
untuk menghilangkan kekhawatiran ini. Dalam Islam, obat itu disebut
tawakal.
3. Orang yang pandai bersyukur akan disukai oleh banyak orang, karena ia
adalah orang yang pandai berterima kasih terhadap sesama.
4. Kesabaran merupakam upaya pengendalian nafsu yang ada dalam diri
manusia.
5. Orangyang sabar akan tenang,karena sesungguhnya sikap sabar dan
ridha adalah mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang. Ia tidak
akan tergoncang oleh apapun yag dihadapinya.
6. Qona'ah seharusnya menjadi sikap dasar setiap muslim. Karena sikap
tersebut akan menjadi pengendali agar tidak larut dan surut dalam
keputus asaan dan tidak maju dalam ketamakan dan keserakahan.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis sadar bahwa masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca sekalian agar
makalah ini dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi kita semua diharapkan
juga adanya makalah lain yang menyempurnakan makalah ini sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, DKK. Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah X. Indonesia:


KEMENTRIAN AGAMA. 2014

16

Anda mungkin juga menyukai