Anda di halaman 1dari 54

BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Secara
Berkelanjutan
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa dapat mengenal habitat, keanekaragaman makhluk hidup, ciri morfologinya,
dan menganalisis potensi ekonomi, serta strategi konservasinya
- Mahasiswa mampu mengolah dan memahami informasi saat penelusuran pustaka dan
menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan eksperimen
- Mahasiswa memiliki kreativitas dalam menyampaikan informasi yang menarik tentang
keanekaragaman hayati kepada masyarakat

Pendahuluan
Alam (biosfer dan atmosfer) merupakan ‘rumah’ bersama bagi seluruh makhluk hidup,
yang menyediakan tempat tinggal, sumber makanan, air, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu, menjaga keseimbangan alam sama halnya dengan menjaga ‘rumah’ sendiri. Salah satu cara
menjaga ‘rumah’ kita adalah dengan menjaga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati
atau biodiversitas merupakan variasi makhluk hidup (meliputi makroorganisme dan
mikroorganisme) di berbagai habitat, baik pada ekosistem teresterial maupun akuatik.
Kenaekaragaman hayati terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu keanekaragaman genetik, spesies,
dan ekosistem.
Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik antar individu sejenis (variasi
antar individu dalam suatu spesies); sebagai contoh manalagi, harumanis, dan gadung
merupakan berbagai varietas dari mangga (spesies Mangifera indica). Contah lainya: ras anjing
golden retriever, anjing bulldog, anjing german shepherd, merupakan keanekaragaman genetik
dari spesies anjing (Canis familiaris).
Keanekaragaman spesies merupakan keseluruhan spesies yang ada di suatu habitat atau
wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman spesies tinggi
di dunia, sehingga disebut sebagai negara megabiodiversitas. Keanekaragan spesies dapat
berupa berbagai spesies dalam suatu genus atau famili atau tingkatan takson yang lebih tinggi.
Misalnya, kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang buncis (Phaseolus vulgaris), kacang hijau
(Vigna radiata), dan kacang kapri (Pisum sativum) merupakan bermacam species dalam famili
Fabaceae. Contoh lainnya: jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan
jeruk manis (Citrus nobilis) merupakan keanekaragaman spesies dalam genus Citrus;
sementara kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris); dan kucing
hutan (Felis chaus) merupakan keanekaragaman spesies dalam genus Felix.
Keanekaragaman tingkat ekosistem ditunjukkan dengan adanya perbedaa komponen
abiotik dan biotik di dalamnya. Contohnya adalah Indonesia memiliki berbagai jenis ekosistem
mulai dari ekosistem lautan, mangrove, padang rumput (sabana), danau, hutan dataran rendah,
hutan pegunungan, dan lain-lain. Ekosistem di suatu wilayah mempunyai keunikan dan ciri
khasnya sendiri, digambarkan dengan populasi jenis-jenis organisme dan kondisi lingkungan
tempat hidupnya.
Keanekaragaman hayati memiliki manfaat yang krusial bagi kehidupan seluruh
makhluk, untuk memenuhi segala macam kebutuhan yang diperlukan oleh manusia. Berbagai
organisme telah banyak dilaporkan memiliki fungsi sebagai obat-obatan, makanan, dan
sandang. Selain itu, adanya beragam spesies pada suatu ekosistem merupakan satu kesatuan

1
PENUNTUN PRAKTIKUM BIO1102 SEMESTER GENAP TA 2023/2024

alam yang saling melengkapi dalam memberikan layanan ekosistem (Ecosystem services).
Layanan ekosistem adalah peranan ekosistem untuk kehidupan manusia yang berkelanjutan,
misalnya fungsi dalam penyediaan habitat, fungsi regulasi (udara bersih, dan air bersih), dan
fungsi rekreasi/budaya. Layanan ekosistem ini akan berfungsi maksimal apabila
keanekaragaman hayatinya terjaga dengan baik. Manusia memiliki peranan yang sangat
penting untuk menjaga keanekaragaman hayati tersebut. Terganggunya keanekaragaman hayati
dapat berimplikasi pada timbulnya bencana alam.
Berbagai aktivitas manusia sangat mempengaruhi biodiversitas baik dalam skala lokal,
regional, maupun global. Beberapa aktivitas manusia yang mengancam kelestarian
biodiversitas adalah aktivitas-aktivitas yang menyebabkan hilangnya habitat, introduksi
spesies, dan overharvesting/eksploitasi.
Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar kampus IPB
Dramaga, menganalisis potensi ekonominya, dan strategi konservasinya
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah smartphone, aplikasi google maps dan
google lens, sedangkan bahan yang digunakan adalah berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan
jamur yang dijumpai di sekitar kampus IPB Dramaga.
Prosedur kerja
Unduh dan install aplikasi google lens dan google maps pada smartphone Anda.
Tentukan satu habitat atau lokasi pengamatan yang ada di sekitar kampus, lokasi pengamatan
dapat berupa lingkungan teresterial atau akuatik. Tandai lokasi pengamatan dengan
menggunakan aplikasi google map. Catat longitude dan latitude pada lokasi tersebut, dan buat
foto dokumentasi lokasi pengamatan. Identifikasi jenis-jenis organisme (tumbuhan, hewan,
cendawan) yang dijumpai di lokasi tersebut dengan cara mengambil gambar/foto organisme
tersebut di habitat aslinya (identifikasi 3 jenis organisme saja per mahasiswa). Lakukan
penelusuran nama lokal dan nama ilmiah (nama latin) dari organisme tersebut menggunakan
aplikasi google lens. Selanjutnya lengkapi Tabel 1 dengan memberi deskripsi nama lokal, nama
ilmiah, karakteristik morfologi organisme yang Anda jumpai, deskripsi habitat, serta lakukan
analisis perannya di dalam ekosistem tersebut, dan potensi ekonominya. Untuk mengisi tabel
ini, Anda dapat menggunakan referensi pendukung.
Tugas Praktikum
1. Tugas individual: melaporkan data hasil pengamatan di lapangan
- Laporan sementara hasil pengamatan di lapangan ditulis di “BUKU LAPORAN”
(koordinat lokasi penelitian, deskripsi habitat, jenis-jenis organisme yang diamati).
- Laporan final ditulis di dalam “LEMBAR KERJA” yang telah disediakan.
- Lembar kerja dikumpulkan/diunggah dalam format file pdf di class.ipb.ac.id
- Batas akhir pengumpulan satu minggu setelah pelaksanaan praktikum.
2. Tugas kelompok: membuat infografis tentang suatu jenis organisme yang dipilih secara
bebas oleh masing-masing kelompok.
- Diskusikan hasil pengamatan Anda bersama dengan kelompok masing-masing (terdiri
dari 3-4 orang), pilih satu organisme yang dinilai paling prospektif.
- Buatlah infografis dalam bentuk poster digital dengan orientasi portrait berukuran 1080
px × 1080 px (fit to instagram) yang berisi informasi mengenai nama lokal dan nama

2
PENUNTUN PRAKTIKUM BIO1102 SEMESTER GENAP TA 2023/2024

ilmiah organisme, karakter morfologi dan habitatnya, potensi ekonomi, strategi


konservasi dan nilai budayanya.
- Poster dapat dibuat dalam bentuk single post maupun multiple post.
- Berilah judul besar dari poster yang Anda buat dengan menggunakan bahasa populer
yang mewakili isi dari poster tersebut.
- Beri identitas pada poster tersebut berupa logo IPB University dan Biologi IPB (file
logo tersedia di class.ipb.ac.id), serta nama mahasiswa dan NIM.
- Publikasikan poster tersebut melalui akun instagram 1 perwakilan kelompok dan tag ke
akun instagram asisten praktikum masing-masing dan akun instagram @bioipb.
- Beri hashtag #PraktikumBio1102 #bioipb #potensilokal #SDGs #WonderfulIndonesia
pada caption unggahan tersebut.
- Poster tersebut juga diunggah ke class.ipb.ac.id oleh perwakilan kelompok.
- Batas akhir mengunggah poster (file pdf) yaitu dua minggu setelah pelaksanaan
praktikum.

3
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Opera Gelembung Sabun: Analogi Model Mosaik
Fluida Membran Sel
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur, fungsi, dan sifat membran sel, menyebutkan
komponen dan fungsi dari masing-masing komponen penyusun membran sel.
- Mahasiswa memiliki kemampuan mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca pustaka dan menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan percobaan di laboratorium

Pendahuluan
Setiap sel memiliki membran yang membentuk pembatas yang stabil antar lingkungan
di bagian dalam dan luar sel. Membran ini disebut membran sel atau membran plasma, tersusun
atas lapisan ganda fospolipid (phospholipid bilayer) dan bermacam protein, lipid, serta
karbohidrat. Apa sebenarnya fungsi dari membran sel? Membran sel tidak hanya sebagai
struktur pembatas sel, tetapi juga memungkinkan sel untuk berinteraksi dengan lingkungannya
secara terkendali. Sel harus mampu mengeluarkan, memasukkan, dan mengekskresikan
berbagai zat, semua dalam jumlah tertentu. Selain itu, membran sel harus mampu
berkomunikasi dengan sel lain, mengidentifikasi diri dan berbagi informasi. Pada permukaan
membran sel dijumpai molekul-molekul penanda yang memungkinkan sel untuk mengenali
satu sama lain yang berperan penting dalam respon imun, dengan kemampuannya mengenali
"diri" versus "non-diri".
Membran sel bersifat semi permeabel (selectively permeable). Selain itu, membran sel
juga bersifat sangat fleksibel sehingga memungkinkan sel-sel tertentu, seperti sel darah merah
dan putih, berubah bentuk saat mereka melewati kapiler yang sempit. Triliunan sel dalam tubuh
Anda semuanya selalu sibuk dengan keluar masuknya zat-zat. Air, oksigen, dan nutrisi harus
melewati membran sel masuk ke dalam sel-sel Anda, sedangkan limbah harus dikeluarkan dari
dalam sel. Sebagai contoh, ketika konsentrasi oksigen di paru-paru Anda lebih tinggi daripada
di dalam darah Anda, maka oksigen berdifusi ke dalam sel darah merah melalui dinding kapiler.
Darah Anda yang mengalir kemudian mengangkut oksigen itu ke jaringan. Dari sana, oksigen
berdifusi ke dalam sel-sel lain untuk digunakan dalam respirasi seluler. Melalui proses serupa,
air dari sistem pencernaan bergerak ke aliran darah dan kemudian dibawa ke sel-sel dalam
jaringan, di mana air digunakan untuk mendukung berbagai fungsi tubuh yang penting. Hal ini
dapat terjadi karena membran sel ini permeabel terhadap air. Gerakan pelarut (seperti air)
melintasi membran semipermeabel dari larutan yang kurang pekat ke larutan yang lebih pekat
disebut osmosis. Sedangkan gerakan zat-zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah,
seperti perpindahan oksigen dari luar sel darah ke ruang antar sel-sel jaringan yang memiliki
konsentrasi oksigen lebih rendah disebut difusi.
Pemahaman modern tentang membran sel disebut sebagai model mosaik fluida
(Gambar 1). Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran sel memiliki bagian ekor (asam
lemak) yang bersifat hidrofobik dan bersentuhan satu sama lain. Lanskap membran terisi
dengan protein, beberapa di antaranya menjangkau kedua permukaan membran. Beberapa dari
protein ini berfungsi untuk mengangkut bahan ke dalam atau ke luar sel. Beberapa protein dan

1
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

lipid yang berada di permukaan membran yang menghadap ke luar berikatan dengan
karbohidrat membentuk kompleks yang berfungsi untuk mengidentifikasi sel dari sel lainnya.
Sifat fluida (cair) membran disebabkan oleh konfigurasi ekor asam lemak, adanya kolesterol
yang tertanam dalam membran (dalam sel hewan), dan sifat mosaik dari protein dan kompleks
protein-karbohidrat, yang tidak tertanam secara kuat di tempatnya pada membran. Oleh karena
itu, membran sel sebagai pembatas sel bukanlah berupa kantong pembungkus yang statis
(kaku), melainkan bersifat dinamis dan terus-menerus berubah (fleksibel/lentur).

Gambar 1. Model mosaik fluida dari struktur membran sel menggambarkan membran sel
sebagai kombinasi cairan fosfolipid, kolesterol, protein, dan karbohidrat.

Pada praktikum ini Anda akan mempelajari sifat-sifat membran sel; khususnya sifat
lapisan ganda fospolipid dengan melalukan pengamatan terhadap gelembung sabun. Baik
membran gelembung sabun maupun membran sel memiliki lapisan ganda yang menciptakan
penghalang fluida antara dua sisi yang berbeda. Lapisan tipis gelembung sabun seperti
"sandwich air", terdiri atas dua lapisan molekul sabun dengan lapisan air di antara keduanya
(Gambar 2A). Bagian kepala hidrofilik (suka air) dari molekul sabun mengarah ke dalam
menuju lapisan air, dan ekor hidrofobik (tidak suka air) dari molekul sabun mengarah ke luar
lapisan tipis gelembung sabun, bersentuhan dengan udara. Seperti lapisan tipis gelembung,
membran sel juga memiliki struktur berlapis ganda. Namun sebaliknya, pada membran sel
bagian hidrofilik menghadap ke sisi keluar membran, sedangkan bagian hidrofobik menghadap
ke sisi dalam lapisan ganda (Gambar 2B).

A B

Gambar 2. Struktur lapisan ganda A. membran gelembung sabun, B. membran sel

2
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

Tujuan Praktikum
Mempelajari struktur dan sifat-sifat membran sel dengan mengamati struktur dan
sifat-sifat lapisan gelembung sabun.
Alat dan Bahan
Sabun/diterjen cair (misal sabun cair pencuci piring), air, gliserin (dapat diganti gula),
wadah yang lebar (contoh nampan plastik yang lebih lebar dari bingkai yang akan dibuat), 4
sedotan dengan ujung yang dapat dibengkokan (jika tidak ada dapat diganti dengan 2 sedotan
polos dan benang), gunting, pipa PVC diameter 2 inci atau bahan lainnya berupa tabung
silinder dari bahan plastik (misal dibuat dari botol plastik bekas air mineral yang dipotong
kedua ujungnya), pisau, kertas hitam atau bahan berbentuk lembaran hitam lainnya, pensil (atau
benda lainnya yang lebih kicil dari lubang pipa/botol), bermacam cairan (seperti minyak
goreng, cuka, alcohol 70%) yang di sediakan di lababoratorium atau rumah (jika praktikum
dilakukan mandiri di rumah).
Prosedur Kerja
Cara membuat larutan sabun
Campurkan ¼ gelas sabun cuci piring cair dengan 2 ½ gelas air, lalu tambahkan satu
sendok makan gula pasir. Larutan sabun sebaiknya didiamkan setidaknya semalam supaya
gelembung dapat bertahan lama.
Cara membuat bingkai
Tergantung bahan-bahan yang tersedia, Anda dapat memilih satu di antara dua acara
membuat bingkai berikut ini. Cara membuat bingkai dengan 2 sedotan dan benang (Gambar
3A): 1) potong seutas benang yang panjangnya kira-kira empat kali panjang sedotan, 2)
masukkan dua sedotan dan ikat ujung benang menjadi satu untuk membuat lingkaran.
Selanjutnya aturlah posisi sedotan dan benang ke dalam bentuk persegi panjang berfungsi
sebagai bingkai untuk gelembung sabun yang akan dibuat, 3) potonglah kelebihan tali dari
ujung simpul, lalu masukkan simpul tali ke dalam sedotan sehingga simpulnya tersembunyi di
dalam salah satu sedotan, 4) untuk membuat pegangan untuk bingkai, potong seutas tali yang
panjangnya sekitar tiga kali lipat dari panjang sedotan. Masukkan benang melalui salah satu
sedotan dan ikat ujungnya menjadi satu. Cara lain membuat bingkai menggunakan 4 sedotan
yang memiliki bagian ujung yang dapat dibengkokan (Gambar 3B): 1) bengkokan dan
sambungkan ujung-ujung sedotan sehingga membentuk persegiempat.

A B

Gambar 3. Cara membuat bingkai A. menggunakan 2 sedotan dan benang, B. menggunakan


4 sedotan
Cara membuat pipa
Potong pipa PVC menggunakan pemotong PVC atau gergaji besi untuk mendapatkan
pipa panjang 5-10 cm. Sebagai alternatif dapat membuat pipa dari botol plastik bekas air
3
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

mineral dengan cara memotong bagian bawah dan atas botol dengan pisau tajam atau gunting
sehingga membentuk pipa 5-10 cm panjangnya. Alternatif lainnya Anda dapat menggunakan
sedotan yang cukup besar diameternya (sehingga dapat dilewati pensil).
Perlakuan dan pengamatan
1. Siapkan wadah dan isi wadah dengan larutan sabun.
2. Pegang bingkai dan rendam seluruh bingkai ke dalam larutan sabun.
3. Angkat bingkai sampai bingkai keluar dari larutan sabun dan bingkai pada posisi berdiri.
Ketika bingkai diangkat harus terbentuk lapisan gelembung sabun di dalam bingkai. Jika di
dalam bingkai tidak terbentuk lapisan gelembung sabun, maka coba rendam dan angkat lagi
sampai didapatkan lapisan gelembung sabun dalamnya.
4. Perlakuan A: pindahkan bingkai sedotan yang telah berisi lapisan tipis (membran)
gelembung sabun di depan kertas hitam atau bahan hitam lainnya sebagai backbround/latar
belakang. Perhatikan dengan cermat permukaan lapisan gelembung sabun. Tiuplah dengan
lembut atau goyanglah dengan lembut lapisan gelembung dan amati apa yang terjadi.
5. Untuk melakukan langkah-langkah di bawah ini (a sampai g), Anda harus memiliki bingkai
dengan lapisan gelembung sabun di dalamnya. Ulangi langkah no 2 dan 3 jika lapisan
gelembung dalam bingkai pecah saat Anda menyelesaikan langkah-langkah di bawah ini.
a) Perlakuan B: keringkan jari-jari Anda, dan cobalah dengan lembut menyentuhkan jari
kering pada labisan gelembung sabun. Apa yang terjadi? Bisakah jari Anda menyentuh
dan tidak menyebabkan lapisan gelembung sabun pecah sehingga jari-jari Anda
menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai?
b) Perlakuan C: basahi jari-jari Anda dengan air. Selanjutnya sentuhkan jari telunjuk
Anda pada lapisan gelembung sabun pada bingkai. Apa yang terjadi? Bisakah jari Anda
menyentuh dan tidak menyebabkan lapisan gelembung sabun pecah sehingga jari-jari
Anda menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai?
c) Perlakuan D: sekarang basahi/masukan jari-jari Anda dalam larutan sabun dan aduk
perlahan larutan sabun dengan jari Anda. Selanjutnya sentuhkan jari telunjuk Anda pada
lapisan gelembung sabun dalam bingkai. Apa yang terjadi? Bisakah Anda
menggerakkan jari Anda sehingga menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai?
d) Perlakuan E: seperti perlakuan C tetapi tidak dengan air melainkan menggunakan
minyak atau cuka atau alkohol. Apa yang terjadi?
e) Perlakuan F: perlakuan selanjutnya menggunakan pipa (yang sudah dibuat dari
PVC/botol bekas/sedotan). Sentuhkan salah satu ujung pipa kering pada lapisan
gelembung sabun dalam bingkai. Apa yang terjadi? Bisakah Anda menggerakkan pipa
sehingga menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai?
f) Perlakuan G: sekarang masukkan pipa ke dalam larutan sabun sampai semua
permukaan basah. Selanjutnya sentuhkan salah satu ujung pipa pada lapisan gelembung
sabun dalam bingkai. Apa yang terjadi? Bisakah Anda menggerakkan pipa sehingga
menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai?
g) Perlakuan H: jika Anda sudah berhasil membuat pipa (yang dibasahi larutan sabun)
menembus lapisan gelembung sabun dalam bingkai, pertahan posisi seperti itu,
kemudian mintalah bantuan orang lain untuk melewatkan pensil atau benda-benda lain
melalui pipa tersebut sehingga pensil/benda lain berpindah posisinya dari depan bingkai
ke belakang bingkai.

4
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

h) Buat foto dokumentasi setiap perlakuan dan hasil pengamatan untuk dilampirkan pada
laporan praktikum.

Tugas Praktikum
1. Kerjakan praktikum secara berkelompok, tetapi laporan dibuat secara perorangan
oleh masing-masing mahasiswa.
2. Berdasarkan pengamatan Anda pada perlakuan A sampai H, catatlah hasil pengamatan
pada BUKU LAPORAN.
3. Susun laporan hasil praktikum pada “LEMBAR KERJA” yang telah disediakan, lembar
kerja dapat diunduh di class.ipb.ac.id. Jawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
4. Agar Anda lebih memahami struktur dan sifat membran sel, serta fungsi dari masing-
masing komponen penyusun membran sel, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja. Anda dianjurkan untuk melalukan studi pustaka sehingga
dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
5. Lembar Kerja dikumpulkan di class.ipb.ac.id paling lambat satu minggu setelah
pelaksanaan praktikum.

5
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Perubahan Energi Cahaya menjadi Energi Kimia
(Fotosintesis)
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa dapat melakukan percobaan fotosintesis menggunakan tanaman air dan
memahami hubungan laju fotosintesis dengan intensitas cahaya

Pendahuluan
Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai suatu petunjuk untuk mengetahui
laju fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Gelembung-gelembung oksigen yang dibentuk
oleh tumbuhan air yang sedang berfotosintesis perlahan-lahan larut dalam air. Hal ini dapat
diamati dengan mudah. Jika gelembung-gelembung tersebut dihasilkan oleh tumbuhan yang
sama, maka jumlah gelembung yang dibentuk setiap satuan waktu akan menunjukkan laju
fotosintesis, asalkan semua faktor lain yang memengaruhi laju fotosintesis tidak berubah.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh intensitas cahaya terhadap laju
fotosintesis pada tumbuhan tumbuhan air.

Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi gelas ukur 100 ml, gelas pengaduk,
lampu 100 W, pisau atau silet, jam dengan jarum detik, pinset, penggaris. Bahan diperlukan
adalah tanaman Hydrilla sp., larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) 0,5%, dan air kran.

Prosedur Kerja
1. Sediakan 1 atau 2 batang Hydrilla sp. (bergantung pada ketersediaan Hydrilla di
laboratorium) dengan panjang 15-20 cm dari pucuk, buang daun-daun yang busuk,
kemudian Hydrilla dimasukkan dalam gelas ukur dengan kondisi ujung Hydrilla sp. ke arah
bawah. Pemotongan batang Hydrilla dilakukan dalam air, untuk mengurangi hambatan
udara pada permukaan batang.
2. Tuangkan larutan natrium bikarbonat 0,5% hingga mencapai tanda 100 ml pada gelas ukur.
Hal yang sama dilakukan pada poin 1, tetapi menggunakan air kran yang diisikan ke gelas
ukur sebagai kontrol. Usahakan permukaan air kran dan natrium bikarbonat dalam tabung
lebih tinggi dari potongan batang Hydrilla agar pergerakan gelembung udara dapat diamati
dan dihitung saat pengamatan laju fotosintesis.
3. Goyangkan Hydrilla sp. dalam gelas ukur yang telah terisi air kran dan natrium bikarbonat
dengan batang pengaduk untuk mengeluarkan/melepaskan gelembung udara.
4. Letakkan 2 gelas ukur berisi Hydrylla sp. dalam air kran dan larutan natrium bikarbonat di
depan lampu 100 W (Gambar 1) dengan jarak 10, 20, 30, dan 50 cm.
5. Biarkan tersinari hingga tampak gelembung udara yang terlepas ke permukaan larutan.
Amati waktu awal terbentuknya gelembung udara pertama yang terlepas ke permukaan.
Hitung jumlah gelembung gas yang keluar dari pangkal tumbuhan Hydrilla sp. selama 1
1
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

menit. Jumlah gelembung merupakan perkiraan kasar laju produksi oksigen dalam
fotosintesis yang menunjukkan laju fotosintesis (jumlah gelembung/menit). Cata data
jumlah gelembung pada Tabel Pengamatan (Tabel 1).
6. Bila mengubah jarak lampu dari gelas ukur yang berisi Hydrilla sp., maka larutan natrium
bikarbonat dan air kran diganti dengan yang baru. Lakukan penghitungan jumlah
gelembung seperti sebelumnya pada poin 5 untuk jarak antara lampu dengan gelas ukur
yang berbeda.

Gambar 1. Rangkaian percobaan laju fotosintesis

Tugas Praktikum
1. Lakukan percobaan dan pengamatan seperti dijelaskan di atas secara berkelompok, tetapi
laporan dibuat secara perorangan oleh masing-masing mahasiswa.
2. Catat hasil pengamatan berupa jumlah gelembung selama 1 menit untuk setiap jarak lampu
pada buku laporan praktikum (laporan sementara) menggunakan Tabel 1.
Data dari 3 kelompok digabungkan sebagai ulangan. Asisten akan mengatur kelompok
untuk penggabungan data di dalam Tabel.
Tabel 1 Jumlah gelembung O2 yang keluar dari Hidrylla sp. pada media air dan media
larutan natrium bikarbonat yang ditempatkan pada jarak 10, 20, 30, dan 50 cm di
depan lampu
Larutan Kelompok Perlakuan jarak lampu
10 cm 20 cm 30 cm 50 cm
jumlah waktu jumlah waktu jumlah waktu jumlah waktu
gelembung terbentuk gelembung terbentuk gelembung terbentuk gelembung terbentuk
(per menit) gelembung (per menit) gelembung (per menit) gelembung (per menit) gelembung
awal awal awal awal
air kran A
B
C
Rata-rata
natrium A
bikarbonat B
0,5%
C
Rata-rata

2
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

3. Laporan sementara diparaf asisten dan dikembalikan kepada mahasiswa untuk membuat
laparon praktikum pada Lembar Kerja Praktikum.
4. Laporan praktikum dituliskan pada LEMBAR KERJA yang telah disediakan, pindahkan
data hasil pengamatan pada tabel di buku laporan sementara ke lembar kerja dalam bentuk
grafik dengan
- jarak lampu pada absis dan jumlah gelembung pada ordinat.
- jarak lampu pada absis dan waktu terbentuknya gelembung pertama pada ordinat
- jelaskan makna grafik yang dibuat dari hasil percobaan!
5. Buatlah pembahasan pada laporan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
A. Bagaimana hubungan antara perubahan jarak lampu dari tumbuhan dan perubahan
intensitas cahaya yang diterima tumbuhan pada laju fotosintesis?
B. Bagaimana hubungan antara intesitas cahaya dan laju fotosintesis seperti yang tertera
dalam data saudara?
C. Bagaimana hubungan antara waktu terbentuk gelembung pertama (pada tiap jarak
lampu) dengan laju fotosintesis?
D. Jelaskan fungsi natrium bikarbonat dengan menggunakan reaksi kimia!
E. Faktor-faktor lingkungan lain apakah yang dapat memengaruhi laju fotosintesis?
F. Dalam percobaan ini, faktor-faktor apakah yang diubah?
G. Adakah faktor-faktor yang tidak diatur atau tetap? Jika ada, bagaimana kiranya anda
akan mengubah percobaan ini untuk dapat mengatur faktor-faktor tadi, sehingga ada
perubahan pada laju fotosintesis?
6. Laporan (Lembar Kerja) dikumpulkan di class.ipb.ac.id paling lambat satu minggu
setelah pelaksanaan praktikum.

3
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Pengenalan Mikroskop
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mengetahui prinsip kerja, dan kegunaan bermacam tipe mikroskop
- Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop majemuk dan stereo dengan benar

Pendahuluan
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita mengamati obyek yang
berukuran kecil. Dalam bidang Biologi, alat ini sangat penting untuk mempelajari struktur
renik dari suatu organisme. Ada 2 jenis mikroskop yang dibedakan berdasarkan sumber radiasi
(penyinaran) yang digunakan dalam pengamatan yaitu mikroskop cahaya yang menggunakan
cahaya, dan mikroskop elektron yang menggunakan pancaran elektron sebagai sumber sinar
dalam pembentukan bayangan. Mikroskop yang kita gunakan sehari-hari merupakan
mikroskop cahaya.

Tipe Mikroskop
Berdasarkan kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dapat dibedakan dalam dua
tipe, yaitu yang menghasilkan gambaran dua dimensi dan gambaran tiga dimensi. Tipe
mikroskop cahaya yang menghasilkan gambar dua dimensi adalah mikroskop majemuk
(compound microscope), sedangkan yang membentuk gambaran tiga dimensi adalah
mikroskop stereo (dissecting microscope). Mikroskop electron dibedakan kedalam mikroskop
elektron transmisi untuk pengamatan dua dimensi dan mikroskop electron payaran yang
menghasilkan gambar tiga dimensi.

A. Mikroskop Majemuk
Mikroskop majemuk yang kita gunakan sehari-hari termasuk kelompok mikroskop
cahaya. Cahaya yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari yang dipantulkan melalui
cermin, atau cahaya lampu. Namun untuk penggunaan yang lebih praktis, umumnya mikroskop
dengan sumber cahaya lampu lebih banyak dikembangkan (Gambar 1). Mikroskop ini
menghasilkan pembesaran antara 40-1000 x. Pembesaran dapat diubah dengan mengganti
lensa obyektif yang digunakan. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh yang
dirancang agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop majemuk memiliki 3 sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor.
Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler merupakan
lensa yang berada dekat mata kita, sedangkan lensa obyektif berdekatan dengan letak obyek yang
diamati. Lensa okuler dapat berupa lensa tunggal (monokuler) atau lensa ganda (binokuler). Mikroskop
majemuk binokuler lebih nyaman digunakan, karena pengamatan yang dilakukan dengan kedua mata
secara bersamaan dapat mengurangi kelelahan. Selain kedua jenis tersebut dijumpai pula mikroskop
trinokuler yang memiliki 3 buah lensa okuler. Pada mikroskop demikian, lensa ketiga dihubungkan
dengan kamera untuk keperluan fotografi. Lensa obyektif yang berada pada ujung bawah tabung
mikroskop terdapat dalam suatu dudukan berbentuk lingkaran. Pada dudukan tersebut terpasang 3 atau
4 lensa obyektif. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan

1
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cekung yang terdapat di bawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah
dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam
pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat
pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai
nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan
sebagai dua benda yang terpisah.

Gambar 1. Mikroskop majemuk dan bagian-bagiannya


Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif. Pembesaran bayangan oleh lensa ini berkisar antara 4 – 25 kali, namun yang paling
sering digunakan adalah pembesaran 10 kali (ukuran pembesaran tertera pada frame lensa
tersebut). Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek
yang akan difokuskan, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal.
Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu (Gambar 2).
Pembesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.

A B C
Gambar 2. Bayangan yang dibentuk pada mikroskop: A dan B dua benda yang teramati pada
daya pisah kurang maksimum, C. pengamatan pada daya pisah maksimum

B. Mikroskop Stereo.
Mikroskop stereo merupakan mikroskop yang digunakan utuk mengamati benda yang
berukuran relatif besar. Berbeda dengan mikroskop majemuk yang pembentukan bayanganya
menggunakan cahaya yang diteruskan melalui obyek, pada mikroskop ini cahaya yang diterima

2
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

oleh lensa obyektif berupa cahaya pantul, sehingga obyek yang diamati tidak harus berukuran
tipis. Sistem lensa pada mikroskop stereo terdiri dari lensa obyektif dan lensa okuler. Pada
dasarnya mikroskop stereo merupakan gabungan dari 2 sistem mikroskop majemuk, masing-
masing dengan sepasang lensa obyektif dan lensa okuler. Ke dua sistem tersebut mengamati
obyek yang sama dari sudut yang berbeda, sehingga menghasilkan gambar 3 dimensi. Ada pula
mikroskop stereo yang hanya memiliki 1 lensa obyektif. Pada kondisi demikian cahaya pantul
yang diterima oleh lensa obyektif dikumpulkan oleh prisma-prisma sehingga membentuk sinar
sejajar yang diterima oleh kedua lensa okuler. Dengan demikian tetap terbentuk dua lintasan
optik yang terpisah.
Mikroskop stereo sering disebut juga dissecting microscope karena dapat digunakan
untuk keperluan pembedahan obyek berukuran kecil. Hal ini dimungkinkan karena:
(1) Tersedia ruang kerja yang luas akibat jarak yang cukup jauh antara lensa obyektif dan
obyek pada meja preparat
(2) Kemampuan menghasilkan gambar tiga dimensi
Pembesaran pada mikroskop stereo relatif lemah dibandingkan dengan mikroskop majemuk.
Pembesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem
zoom dengan pembesaran antara 0.7 hingga 5.0 kali, sehingga total pembesaran 50 kali. Pada
mikroskop ini meja preparat berada pada kaki mikroskop dan berupa meja yang statis. Sumber
cahaya dapat berupa lampu yang terpisah atau terpasang langsung pada mikroskop. Pada
mikroskop dengan lampu terpisah, arah sinar berasal dari samping atas, diarahkan jatuh pada
meja preparat. Bila lampu terpasang pada mikroskop biasanya terletak di sebelah bawah lensa
obyektif. Lampu ini dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak
disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur pembesaran terletak diatas pengatur fokus.

Gambar 3. Mikroskop stereo dengan bagian-bagiannya

C. Mikroskop Elektron.
Mikroskop elektron, dibuat dengan memanfaatkan sifat pancaran elektron (electron
beam) pada ruang hampa udara yang menghasilkan sinar dengan panjang gelombang sangat
pendek dibandingkan dengan cahaya. Ada 2 tipe mikroskop elektron yaitu mikroskop elektron
payaran (Scanning electron microscope), disingkat SEM dan mikroskop elektron transmisi
(transmission electron microscope), disingkat TEM (Gambar 4). SEM digunakan untuk

3
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

pengamatan secara detail permukaan sel, atau organ atau struktur renik lain, sedangkan TEM
digunakan untuk mengamati struktur detail internal sel. Seperti pada mikroskop majemuk,
pada TEM pancaran elektron (electron beam) diteruskan menembus obyek, sehingga obyek
yang diamati harus berukuran sangat tipis dan transparan. Demikian juga bayangan yang
dihasilkan juga berupa gambaran dua dimensi, seperti pada mikroskop majemuk. SEM dapat
digunakan untuk mengamati benda yang berukuran tebal. Mikroskop ini serupa dengan
mikroskop stereo dalam hal arah sinar yang digunakan dalam pembentukan bayangan maupun
bayangan yang dihasilkan. Pada SEM pancaran elektron yang berperan dalam pembentukan
bayangan berupa elektron sekunder yang dipantulkan oleh obyek. Bayangan yang dihasilkan
berupa gambaran 3 dimensi.
Daya pisah pada SEM relatif rendah dibandingkan dengan TEM. Pada umumnya SEM
memiliki daya pisah 50 nm dan dapat memperbesar bayangan hingga 8000 kali. Namun kini
telah ditemukan tipe SEM dengan pembesaran yang lebih tinggi, yakni hingga 400.000 kali,
dengan daya pisah 1 nm. Pada TEM, daya pisah dapat mencapai 0.1 nm (1 angstrom) dan pada
generasi TEM terbaru pembesaran dapat mencapai 1 juta kali.
Bila pada mikroskop cahaya, obyek yang diamati dapat berupa benda hidup maupun
spesimen yang sudah mati, SEM dan TEM hanya dapat digunakan untuk mengamati benda
yang sudah mati. Hal ini disebabkan spesimen yang diamati harus berupa obyek yang kering
(bebas air) yang telah dipersiapkan dengan berbagai perlakuan. Hasil gambar yang diperoleh
dari mikroskop elektron berupa gambar hitam putih (Gambar 5) .
Mikroskop elektron SEM maupun TEM dilengkapi dengan control panel. Pada TEM
pancaran elektron yang menembus spesimen dilalukan pada beberapa sistem lensa dan
selanjutnya diproyeksikan pada layar fluoresens. Sedangkan pada SEM, pancaran elektron
membentuk sinyal elektrik yang selanjutnya ditangkap oleh detektor, dan kemudian
ditampilkan dalam bentuk gambar pada display panel.

Gambar 4. Mikroskop elektron, A. SEM, B. TEM

4
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

Gambar 5. Foto hasil pengamatan mikroskop elektron A. Kepala nyamuk diamati dengan
mikroskop elektron payaran (SEM), pembesaran 1000 x, B. Kloroplas, diamati
dengan mikroskop electron transmisi (TEM), pembesaran 200 x

Luas Bidang Pandang Mikroskop Majemuk


Pembesaran bayangan dari suatu obyek dapat diketahui dari angka pembesaran lensa
obyektif dan lensa okuler. Ukuran suatu benda dapat diketahui dengan membandingkan
terhadap ukuran luas bidang pandang. Hal ini dapat dikerjakan dengan terlebih dahulu
mengukur diameter bidang pandang, kemudian luas bidang pandang dihitung menggunakan
rumus lingkaran (L=π×r² ). Ukuran luas bidang pandang juga diperlukan misalnya ketika
menghitung kerapatan stomata pada daun. Untuk mengukur diameter bidang pandang
dilakukan beberapa langkah berikut: penggaris plastik berskala mm diletakkan di atas meja
obyek, lalu diamati menggunakan lensa obyektif 4x dan diukur diameter bidang pandangnya
(Gambar 6). Langkah yang sama dilakukan pada lensa obyektif dengan pembesaran 10x dan
40x. Ketika digunakan lensa obyektif pembesaran 40x diameter bidang pandang tidak dapat
diukur menggunakan skala pada penggaris, karena diameternya kurang dari 1 mm, maka
diameter bidang pandang tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk
Ǿok = diameter bidang pandang dengan obyektif pembesaran kuat.
Ǿol = diameter bidangpandang dengan obyektif pembesaran lemah
pk = pembesaran lensa obyektif kuat
pl = pembesaran lensa obyektif lemah

Sebagai contoh, jika diperoleh diameter bidang pandang pada pengamatan menggunakan
pembesaran obyektif 4x adalah 4 mm; maka diameter bidang pandang pada perbesaran 40x
adalah 0,4 mm atau 400 μm

Gambar 6 Diameter bidang pandang mikroskop

5
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

Persiapan Preparat
Preparat yang diamati dengan mikroskop majemuk, dapat berupa preparat segar atau
preparat permanen. Preparat segar dapat disiapkan dengan cara sebagai berikut. Medium
(berupa satu tetes air) diteteskan di atas gelas obyek, lalu bahan yang akan diamati diletakkan
di atas medium tersebut. Selanjutnya bahan ditutup dengan gelas penutup. Agar tidak terdapat
gelembung udara pada medium ketika bahan ditutup, maka dapat diusahakan dengan beberapa
langkah berikut: gelas penutup dipegang dengan posisi 45o terhadap gelas obyek, lalu tepi
bawah gelas penutup disentuhkan pada permukaan medium dan perlahan-lahan gelas penutup
direbahkan di atas gelas obyek dengan menahan salah satu sisi gelas penutup menggunakan
pensil. Jika masih ada gelembung udara pekerjaan tersebut diulang sampai tidak ada
gelembung udara. Selanjutnya preparat dapat diamati di bawah mikroskop dengan terlebih
dahulu menggunakan pembesaran lemah (10x10), jika sudah didapatkan obyek yang akan
diamati kemudian diamati memakai pembesaran kuat (10x20 atau 10x40).

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari tipe-tipe mikroskop dan mengetahui cara
kerjanya.

Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan meliputi mikroskop majemuk, mikroskop stereo, pipet, silet,
pinset, gelas obyek dan gelas penutup, dan cawan petri. Bahan digunakan dalam praktikum
adalah potongan kertas huruf (misal a, b, c), organisme berukuran kecil (misal: semut), umbi
kentang, air, larutan iodine.

Prosedur Kerja
Masing-masing mahasiswa harus mengerjakan prosedur berikut ini, mahasiswa tidak
diperbolehkan menggunakan hasil pengamatan/data dari mahasiswa lain untuk membuat
laporan praktikumnya.
Penggunaan Mikroskop Majemuk
A. Sifat Bayangan pada Mikroskop Majemuk
1. Letakkan potongan kertas berhuruf yang disediakan (misal a, b, c) pada gelas obyek
dan tutup dengan gelas penutup.
2. Amati dengan pembesaran lemah (10x4)
3. Amati apakah bayangan benda sama atau terbalik dengan bendanya, dan buatlah
gambar!
4. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah. Amati kemana bayangan bergerak.
B. Mengukur Diameter Bidang Pandang di Mikroskop Majemuk
1. Letakkan penggaris plastik berskala mm di atas meja obyek, amatilah menggunakan
lensa obyektif paling lemah (4x), ukur diameter bidang pandang pada pengamatan
menggunakan pembesaran lensa obyektifnya tersebut
2. Lakukan langkah ini pada lensa obyektif dengan pembesaran 10x.

6
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

3. Tentukan diameter bidang pandangnya lensa obyektif pembesaran 40x dengan rumus
berikut: Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk
4. Hitung luas bidang pandang pada perbesaran 40x dalam satuan mikrometer.
C. Pengamatan butir pati pada umbi kentang
1. Potong umbi kentang dengan silet, tusuklah dengan tusuk gigi,
Taruhlah air yang keluar dari umbi kentang, pada gelas obyek yang telah diberi
setetes air, selanjutnya tutup dengan gelas penutup
2. Amati di bawah mikroskop butir-butir pati yang terdapat di gelas obyek.
3. Lakukan pengamatan dengan mengatur fokus halus dan membuka/menutup diafragma
untuk mengatur cahaya yang masuk melewati lensa kondensor. Perhatikan perubahan
focus pada butur-butir pati sehingga diamati dengan jelas bagian hilum dan lamella.
3. Teteskan larutan Iodine pada tepi kanan kaca penutup dan pada tepi kiri kaca penutup
tempelkan kertas hisap, dengan demikian larutan iodine tersebut akan masuk kedalam
preparat dan menyebar ke seluruh bagian.
4. Amati dibawah mikroskop dan gambar perubahan yang terjadi pada butir-butir pati
tersebut.
Penggunaan Mikroskop Stereo
1. Tempatkan mikroskop stereo di meja pengamatan.
2. Ambil lampu meja, nyalakan dan arahkan pada meja objek mikroskop stereo.
3. Letakkan spesimen semut pada cawan petri (dengan posisi kepala di kanan, abdomen di
kiri, supaya Anda dapat mengamati sifat bayangan terbalik atau tidak terbalik)
4. Ubahlah pembesaran pada lensa objektif dengan memutar kenop pengatur pada sisi kanan
mikroskop. Amati dengan mikroskop pada pembesaran lemah kemudian pembesaran kuat,
perhatikan detil bagian-bagian pada spesimen seperti rambut-rambut, permukaan kulit,
bagian mata sehingga Anda bisa mengamati bagian-bagian yang tidak tampak/kecil jika
dilihat dengan mata (tanpa mikroskop)
5. Catat pada buku laporan hasil pengamatan: jumlah kaki atau antena semut, adanya rambut2
pada bagian tubuh yang diamati, struktur mata.

Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat di “BUKU LAPORAN” yang telah dibagikan.
2. Format laporan:
Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok)
Nama asisten penanggung jawab materi
Judul praktikum
Tujuan praktikum
Bahan dan Alat
Prosedur Kerja
Hasil pengamatan
A. Pengamatan hurut yang telah disediakan (misal a, b, c, p, d, R, P) menggunakan
mikroskop majemuk
a. Gambar huruf hasil pengamatan dengan mikroskop perbesaran 10x 4
b. Gambar huruf hasil pengamatan dengan mikroskop perbesaran 10x10

7
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

B. Pengamatan diameter bidang pandang mikroskop majemuk


a. Gambar penggaris pada pengamatan menggunakan lensa oyektif 4x dan 10x
b. Diameter bidang pandang pada perbesaran lemah (hasil pengukuran dengan
mikroskop, skala milimeter)
c. Diameter bidang pandang pada perbesaran kuat (lensa obyektif 40x, hasil
perhitungan dengan rumus) dan luas bidang pandang perbesaran kuat (dalam
satuan mikrometer)
C. Pengamatan butir pati kentang menggunakan mikroskop majemuk
a. Gambar butir-butir pati dari hasil pengamatan pada perbesaran 10x10 dan 10x40
b. Beri keterangan pada gambar bagian-bagian yang dapat diamati, dan warna butir
pati setelah diberi larutan Iodine
D. Pengamatan spesimen semut menggunakan mikroskop stereo
a. Gambar hasil pengamatan semut, perhatikan letak kepala semut di kanan atau kiri
ketika diamati dengan mikroskop? Bandingkan letak bagian kepala semut (di sebelah
kanan/kiri) apakah sama ketika diamati langsung tanpa mikroskop?
Jawablah pertanyaan berikut ini
1. Apa fungsi lensa obyektif dan kondensor pada mikroskop majemuk?
2. Bagaimana sifat bayangan dari mikroskop majemuk?
3. Bagaimana sifat bayangan dari mikroskop stereo?
4. Bagaimana supaya struktur pati tampak jelas bagian-bagiannya (tampak garis-garis
konsentris lamelanya), bagian mikroskop apa yang harus diatur?
3. Sebelum praktikum, mahasiswa telah menyiapkan bagian Identitas mahasiswa (nama,
nomor mahasiswa, kelompok), Nama asisten penanggung jawab materi, Judul
praktikum, Tujuan praktikum, Bahan dan Alat, Prosedur Kerja (secara ringkas) di
BUKU LAPORAN praktikum.
4. BUKU LAPORAN dikumpulkan kepada Asisten langsung saat praktikum berakhir.

8
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Konversi Energi (Fermentasi Etanol)
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu menjelaskan proses mendapatkan energi yang diperlukan untuk
aktivitas organisme konversi energi, khususnya konversi energi dalam proses fermentasi
etanol oleh sel-sel khamir
- Mahasiswa memiliki kemampuan mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca pustaka dan menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan percobaan di laboratorium

Pendahuluan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu melakukan metabolisme. Setiap makhluk
hidup memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber energi dan sumber karbon tertentu
yang dikonversi ke bentuk energi kimia (Adenosine Triphosphate, ATP) yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya (Gambar 1). Sebagian besar makhluk hidup di bumi ini bersifat
kemoheterotrof. Organisme kemoheterotrof memerlukan sumber energi dan sumber karbon
berupa senyawa kimia organik. Kelompok organisme lain yang berperan sebagai penyedia
sumber karbon organik adalah kelompok fotoautotrof. Untuk kebutuhan metabolisme-nya,
organisme fotoautotrof memerlukan sumber energi cahaya dan sumber karbon berupa
karbondioksida. Organisme fotoautotrof ini salah satunya dicirikan oleh kemampuannya
melakukan fotosintesis.

Gambar 1. Tipe tipe metabolisme untuk memperoleh energi


Salah satu tipe metabolisme dari kelompok kemoheterotrof adalah tipe metabolisme
fermentatif. Kelompok mikroba seperti khamir merupakan salah satu contoh organisme
fermentatif. Organisme fermentatif memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen atau
tanpa adanya rantai tranpor elektron atau dikenal dengan reaksi fermentasi. Salah satu contoh

1
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

reaksi fermentasi adalah fermentasi alcohol (etanol).


Fermentasi alkohol pertama kali dipelajari oleh ahli kimia bangsa Perancis yang
dikenal dengan nama Lavoiser. Penemuan fermentasi ini terjadi pada tahun 1789. Lavoiser
mempelajarimengenai hal ini pertama kali secara alami. Ini didasarkan pada produksi etanol
oleh mikroba selama proses fermentasi pada substrat gula atau bahan berpati telah ada sejak
zaman dahulu kala. Macam-macam jenis makanan dan minuman yang diproduksi melalui
proses fermentasi telah lama dikenal dan digemari oleh masyarakat.
Secara etimologi, pengertian fermentasi berasal dari bahasa Latin yakni dari kata
“fervere” atau artinya mendidih, sedangkan secara terminologi, fermentasi adalah
menggambarkan aksi/aktivitas ragi (Sacharomyces cerevisiae) pada ekstrak buah selama
pembuatan minuman beralkohol.
Pada proses katabolismenya, kelompok organisme fermentatif mengubah sumber
karbon glukosa menjadi CO2 dan etanol. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
C6H12O6  2CH3CH2OH (etanol) + 2CO2 + 22 kkal
Proses pemanenan energi pada fermentasi etanol ini terdiri atas:
1. Glikolisis
Glikolisis adalah perubahan berupa reaksi perombakan glukosa yang ada pada
sitoplasma dan menghasilkan kandungan seperti asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
Kehadiran enzim respirasi jelas sangat berpengaruh dalam proses ini karena nantinya akan
menghasilkan dua molekul berupa asam piruvat. Adanya asam ini adalah senyawa berkarbon
tiga yang sebagai substrat untuk reaksi berikutnya.
2. Reduksi Asam Piruvat
Setelah 2 asam piruvat dari proses glikolisis terbentuk, maka akan direduksi menjadi
dua buah molekul asetaldehid. Enzim piruvat dekarboksilase harus ada pada proses ini,
tujuannya agar proses menjadi lebih sempurna. Asam piruvat sendiri akan dipecah menjadi
karbon asetaldehid dan karbondioksida. Senyawa karbondioksida akan dilepas dan senyawa
asetaldehid digunakan pada proses selanjutnya.
3. Reduksi Asetaldehid
Pereduksian asetaldehid merupakan proses akhir dalam fermentasi ini. Nantinya dua
molekul asetaldehid akan direduksi menjadi dua molekul etanol yang akan dikatalisis oleh
alkohol dehidrogenase. Fungsi enzim akan membantu dalam memecah kandungan NADH
agar menjadi ion Hidrogen dan ion NAD. Ion Hidrogen sebagai pembentuk dari etanol,
NADH untuk donor pada elektron.

2
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

Tugas Praktikum 1
Tujuan: Mengamati konversi energi melalui proses respirasi pada khamir (yeasth) yang
terjadi kondisi lingkungan berbeda

Bahan: video percobaan fermentasi https://www.youtube.com/watch?v=Cngt2HmJuSo


Tugas:
1. Saksikan video percobaan fermentasi pada kanal youtube yang disediakan
2. Tuliskan bahan dan alat, prosedur kerja, serta perlakuan apa saja yang amati pada
percobaan fermentasi dalam tayangan video
3. Catat hasil yang diperoleh dari percobaan dalam tayangan video, perhatikan waktu
munculnya busa dan tinggi busa pada perlakuan 1 sampai 4.
4. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Jelaskan apa itu khamir?
b. Apa tujuan menggunakan khamir pada percobaan?
c. Jelaskan apa tujuan penutupan menggunakan plastik pada gelas no 4.
d. Busa yang muncul pada percobaan menunjukan apa?
e. Berdasarkan hasil percobaan, respirasi tidak terjadi pada perlakuan yang mana?
Jelaskan mengapa tidak terjadi respirasi?
f. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, bagaimana pengaruh suhu terhadap proses
respirasi sel-sel khamir dalam percobaan tersebut?
g. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, apakah sel-sel khamir melalukan respirasi
aerob atau respirasi anaerob (fermentasi)?
h. Bagaimana persamaan reaksi respirasi aerob dan respirasi anaerob (fermentasi)

Tugas Praktikum 2
Tujuan: Mengamati proses fermentasi pada khamir (yeasth) menggunakan substrat
berbeda
Bahan: video percobaan fermentasi https://www.youtube.com/watch?v=wL-hEvZuPAU
Tugas:
1. Saksikan video percobaan fermentasi pada kanal youtube yang disediakan
2. Tuliskan bahan dan alat, prosedur kerja, serta perlakuan apa saja yang amati pada
percobaan fermentasi dalam tayangan video.
3. Catat hasil yang diperoleh percobaan fermentasi dalam tayangan video, ukuran (relatif)
balon yang menggelembung.
4. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Berdasarkan hasil percobaan, pada perlakuan apa saja balon tidak terisi gas
sehingga tidak menggelembung? Jelaskan apa makna dari hasil tersebut dan apa
sebabnya?
b. Jelaskan berdasarkan hasil percobaan, pada perlakuan apa saja didapatkan balon
yang menggelembung? Jelaskan apa makna dari hasil tersebut? Balon yang
ukurannya lebih kecil dijumpai pada perlakuan yang mana dan apa sebabnya?.

3
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

Tugas Praktikum 3
Tujuan: Menghitung jumlah molekul CO2 dan etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi
gula, jus nenas, dan tepung tapioca oleh sel-sel khamir (dalam ragi/fermipan).
Tugas: Anda akan diminta untuk menghitung jumlah molekul CO2 dan etanol yang dihasilkan
dari suatu percobaan fermentasi oleh khamir menggunakan substrat yang berbeda yaitu gula,
jus nenas, dan tepung tapioka. Asisten praktikum akan memberikan tabel data hasil dari
percobaan tersebut. Untuk memahami percobaan yang dilakukan, pelajarilah penjelasan
prosedur percobaan berikut ini.
Alat: labu Erlenmeyer (dapat diganti botol), gelas piala, sumbat karet erlenmeyer berlubang 2
(tutup botol), plastisin, batang pengaduk, gelas ukur, selang, termometer, neraca.
Bahan: gula/glukosa, jus nenas, tepung tapioca, ragi/fermipan, indikator phenol red, dan air.
Prosedur Percobaan:
Berikut ini langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam praktikum fermentasi etanol:
1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 1.
a. Masukkan 100 ml air ke dalam labu erlenmeyer A (dapat diganti botol plastik). Lalu
tambahkan 10 gram gula aduk hingga larut. Tambahkan ragi (khamir) 1 gram ke dalam
larutan gula.
b. Isi penuh gelas ukur 100 ml dengan air, tambahkan beberapa tetes indikator phenol
red, lalu masukan secara terbalik ke dalam gelas piala yang berisi air dan diberi
beberapa tetes indikator phenol red. Usahakan gelas ukur tetap terisi penuh air dan
jangan lupa untuk mencatat warna air setelah ditambah indikator pp.
c. Pasang selang di head space erlenmeyer (atau di tutup botol) yang diberi tutup plastisin
agar kedap udara. Ujung selang yang satunya dimasukan ke dalam mulut gelas ukur
yang diletakkan terbalik di dasar gelas piala. Lakukan dengan hati-hati agar gelas ukur
tetap terisi penuh air.
d. Lakukan hal yang sama untuk 2 rankaian percobaan lainnya:
• Larutan jus nenas 100 ml yang ditambah ragi 1 gram.
• Larutan tepung tapioka 10 gram dalam 100 ml air yang ditambahkan ragi 1 gram.

Gambar 1. Skema seting percobaan (A) Erlenmeyer berisi larutan gula dan ragi (B) Gelas piala, (C) Gelas ukur,
dan (D) selang, (E) contoh seting aparatus percobaan
2. Amati dan catat volume udara yang terbentuk setiap 10 menit selama 50 menit (menit ke
0, 10, 20, 30, 40, dan 50). Jangan lupa untuk mencatat suhu udara saat melakukan
percobaan, dan membuat foto dokumentasi rangkaian aparatus percobaan.
3. Hitung jumlah molekul CO2 dan etanol berdasarkan volume CO2 yang hasilkan pada

4
Prak kum BIO1102 Semester Genap TA 2023/2024

fermentasi
a. Dengan menggunakaan persamaan gas ideal (dianggap tekanan udara 1 atmosfer),
hitung jumlah molekul CO2 yang dihasilkan pada setiap waktu pengamatan pada
masing- masing percobaan.
Persamaan gas ideal :
P = tekanan (Atm)
V = volume (liter)
n = jumlah molekul gas (Mol)
T = suhu dalam derajat Kelvin (K)
R= konstanta (0,082057 I.atm/mol.K)
b. Dengan menggunakan persamaan reaksi kimia fermentasi, hitung jumlah molekul
etanol yang terbentuk pada setiap waktu pengamatan pada masing-masing percobaan.
Persamaan reaksi fermentasi etanol: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
c. Buatlah grafik garis dengan waktu pengamatan (menit) pada sumbu mendatar dan
jumlah molekul etanol pada sumbu vertikal, jelaskan makna dari grafik tersebut.
4. Jawablah pertanyaan berikut ini
a. Pada awal percobaan air di dalam gelas ukur dan gelas piala berwarna merah, selama
percobaan berubah menjadi orange dan berwarna kuning di akhir percobaan. Jelaskan
apa yang terjadi sehingga air tersebut berubah warnanya.
b. Mengapa pada percobaan digunakan bahan yang berbeda-beda untuk difermentasi?
Senyawa karbohidrat apa yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut?
c. Perhatikan hasil percobaan, manakah percobaan yang menghasilkan etanol lebih
banyak/lebih sedikit, jelaskan alasannya.

Petunjuk Penyusunan dan Pengumpulan Laporan


1. Laporan praktikum disusun menggunakan format pada lembar kerja yang sudah disediakan
di class.ipb.ac.id.
2. Laporan (LEMBAR KERJA) dikumpulkan di class.ipb.ac.id paling lambat satu minggu
setelah pelaksanaan praktikum.

5
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

i
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

ii
Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan
Polymerase Chain Reaction
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mengerjakan teknik isolasi DNA untuk mendapatkan sampel DNA
- Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja dan aplikasi dari teknik elektroforesis gel
agarose
- Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja teknik amplifikasi DNA dengan Polymerase
Chain Reaction

Pendahuluan

DNA yang merupakan material genetik terdiri dari molekul nukleotida berupa gula
pentosa (deoxyribose), basa nitrogen berupa adenin, timin, guanin dan sitosin yang
dihubungkan oleh gugus fosfat menjadi rantai polinukleotida. Setiap organisme memiliki
ukuran dan urutan DNA yang berbeda-beda. Struktur DNA yang merupakan rangkaian
nukleotida memberikan implikasi pada sifat kimia DNA yang akan bermuatan negatif pada pH
netral seperti yang umumnya ada di dalam sel, sehingga dengan mudah dapat
dipisahkan/diisolasi DNA dari komponen sel yang lain.
Analisis DNA telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sekarang ini.
Analisis DNA dapat digunakan untuk identifikasi suatu organisme, analisis keragaman suatu
populasi, analisis kekerabatan, forensik, kloning gen, deteksi suatu penyakit, dan riset-riset
yang berkaitan dengan bidang biologi molecular. Dewasa ini, untuk melakukan analisis DNA
diperlukan kemampuan dalam mengisolasi DNA, memisahkan molekul DNA dengan teknik
elektroforesis gel, mengamplifikasi molekul DNA dengan metode Polymerase Chain Reaction
(PCR), dan mensekuen DNA. Prinsip dalam isolasi DNA adalah memisahkan DNA dari
bagian-bagian sel yang lain. Isolasi DNA dibagi ke dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Melisis sel dengan suatu larutan buffer tujuan mengeluarkan material DNA dari sel
2. Memisahkan molekul DNA dari debris sel dengan sentrifugasi
3. Memisahkan molekul DNA dari molekul protein
4. Mengendapkan molekul DNA
5. Melarutkan DNA dengan air atau larutan buffer
Teknik elektroforesis gel digunakan untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan
ukuran fragmen. Media yang digunakan untuk memisahkan umumnya adalah gel agarosa.
Teknik ini didasarkan pada kemampuan molekul DNA untuk bergerak pada media agarose
bermedan listrik dari kutub negatif ke kutub positif. Jarak dan kecepatan pergerakan dari posisi
awal ditentukan oleh konsentrasi gel agarosa dan ukuran fragmen DNA yang dipisahkan.
Fragmen yang berukuran kecil akan bergerak lebih awal dan lebih jauh dari kutub negatif,
sedangkan fragmen yang berukuran lebih besar akan bergerak lebih lambat dan lebih dekat
dengan kutub negatif.

1
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

Teknik PCR adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbanyak fragmen DNA
secara in vitro. Teknik ini ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun 1983. Dalam teknik ini
digunakan beberapa tahapan yaitu:
a. denaturation, pemisahan utas DNA satu sama lain; annealing, dan pembentukan utas DNA
baru
b. annealing, penempelan primer oligonukleotida pada bagian DNA yang sekuennya
homolog, dan
c. extension, yaitu pembentukan utas DNA baru berdasarkan template DNA dari tiap utas.
Untuk membuat reaksi PCR diperlukan template DNA, empat jenis nukleotida dalam
bentuk dATP, dTTP, dGTP, dCTP, dua jenis primer (suatu oligonukleotida umumnya berukuran
18-25 nukleotida), larutan buffer, dan enzim DNA polimerase. Proses PCR dilakukan dalam
suatu mesin thermocycle yang bisa diatur perubahan suhunya secara bersiklus. Pada praktikum
kali ini, kita akan melakukan praktikum isolasi DNA di laboratorium, lalu melakukan
elektroforesis gel dan PCR secara virtual.
Pada praktikum isolasi DNA akan diisolasi DNA yang berasal dari bawang bombay
dengan metode cepat, yaitu dengan menghancurkan bawang bombay, memisahkan isi sel
berupa protein, DNA, RNA, lemak, ribosom dan molekul-molekul kecil lainnya. Selanjutnya
DNA akan diendapkan dari larutan suspensi sel menggunakan alkohol.

Tujuan Praktikum
1. Mempelajari teknik isolasi DNA untuk mendapatkan DNA yang dapat digunakan sebagai
template PCR
2. Mempelajari teknik elektroforesis gel agarose untuk memisahkan fragmen DNA
3. Mempelajari teknik amplifikasi DNA dengan Polymerase Chain Reaction

A. Isolasi DNA
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum terdiri dari: blender atau mortal, tabung
1.5 ml, 15 ml, batang gelas pengaduk, kain kasa, corong, bawang bombay, larutan lisis, dan
alkohol absolut. Larutan lisis dibuat dari 1 M Tris-HCl pH 7.5 sebanyak 100 ml; 5 M NaCl
sebanyak 140 ml; 0.5 M EDTA pH 8.0 sebanyak 20 ml, akuades sebanyak 740 ml dan
tambahkan 2% (b/v) CTAB (cethyl methyl amonium bromide).
Prosedur Kerja
1. Ambil seperempat bagian bawang bombay yang sudah dikupas dan dicuci bersih, lalu
potong bawang bombay menjadi 5-10 potongan (berukuran kecil).
2. Letakan potongan bawang bombay pada mortal dan digerus hingga halus, selanjutnya
ditambahkan larutan buffer lisis dan diaduk hingga bawang bombey tersuspensi dalam
larutan buffer lisis.
3. Selanjutnya suspensi disaring menggunakan kain kasa
4. Suspensi hasil saringan diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi ditambahkan alkohol absolut dingin sebanyak 5 ml
secara perlahan-lahan dengan cara memiringkan tabung yang berisi suspensi serta
penambahan alkohol dilakukan dari bagian dinding tabung.

2
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

6. Tabung yang berisi suspensi DNA yang telah ditambahkan alkohol selanjutnya didiamkan
2-3 menit dalam posisi miring (jangan sampai bergoyang), sehingga benang-benang yang
berwarna putih yang merupakan DNA akan mulai terlihat.
7. Selanjutnya DNA dapat diambil dengan cara menggoyang-goyangkan batang pengaduk
(atau ujung pipet).
Bila DNA akan disimpan, maka setelah DNA diambil lalu dikering anginkan untuk
menghilangkan sisa etanol. DNA selanjutnya dimasukkan ke dalam microtube dan
ditambahkan ddH2O sebanyak 0.5 ml hingga 1 ml (disesuaikan dengan banyaknya DNA),
microtube diberi label lalu disimpan.

Gambar 1 Tahapan isolasi DNA


Pertanyaan:
1. Apa fungsi larutan buffer lisis pada isolasi DNA?
2. Apa fungsi penambahan alkohol absolut dingin pada isolasi DNA?

B. Elektroforesis Gel
1. Simak Video Teknik Elektroforesis Gel Agarosa pada link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=vq759wKCCUQ
2. Perhatikan setiap tahapan dari teknik tersebut dan tuliskan laporan praktikum.
3. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa yang anda ketahui tentang gel agarose?
b. Apa fungsi larutan buffer pada teknik elektroforesis gel agarose?
c. Mengapa sampel DNA harus diletakkan pada sisi negatif?
d. Apa tujuan memberikan arus listrik pada elekroforesis gel agarose?
e. Apa yang menyebabkan fragmen DNA dapat terpisah satu sama lain pada gel agarose?
f. Mengapa fragmen DNA yang berukuran lebih besar akan berada dekat dengan kutub
negatif, sedangkan yang lebih kecil akan berada jauh dari kutub negatif?

C. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)


1. Saksikan video animasi PCR dan perhatikan tahapan PCR yang dilakukan pada link berikut
ini https://www.youtube.com/watch?v=iQsu3Kz9NYo&frags=pl%2Cwn
2. Saksikan juga tayangan video deteksi GMO dengan PCR pada link berikut ini

3
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

https://www.youtube.com/watch?v=liCG5aaEu9w
3. Lakukan simulasi PCR virtual dengan mengunjungi link http://virtual-pcr.ico2s.org/pcr/
dan pelajari petunjuk yang ada di gambar pada web tersebut (Gambar 2 dan 3)
Dalam melakukan simulasi PCR virtual, lakukan modifikasi kondisi PCR dengan
mengubah beberapa parameter pada bagian kiri dari window sebagai berikut:
a. Jumlah Siklus: 15, 25, dan 35
b. Suhu Annealing: 45, 56, dan 68 C
c. Waktu Denaturation, Annealing, dan Extention dengan kombinasi 10, 10, 20 dan 30, 30,
60 sec
Beberapa parameter yang tidak perlu anda ubah adalah:
a. Suhu Denaturasi: 94 C
b. Suhu Extension: 72 C
c. Plasmid: 100 ng
d. Each dNTP: 0.5 uL
e. Each primer: 1 uL
f. Polimerase: 1 uL
g. Jenis Polinerase: Taq
Cantumkan hasil simulasi pada laporan dalam tabel, dan buat kesimpulan dari simulasi
tersebut!
4. Laporan menggunakan data kelompok, setiap dua kelompok mengerjakan percobaan untuk
melengkapi data pada Tabel 1.

Gambar 2 Petunjuk simulasi PCR pada link http://virtual-pcr.ico2s.org/pcr/

Gambar 3 Simulator PCR pada link http://virtual-pcr.ico2s.org/pcr/

4
Prak kum BIO1102 Genap TA 2023/2024

Tabel 1 Hasil simulasi PCR


No Waktu denaturasi, Ulangan Kombinasi Suhu Annealing dan Siklus PCR
Annealing, dan 45oC 56oC 68oC
ekstension (sec.) 15 25 35 15 25 35 15 25 35
1 10, 10, 20 1
2
3
4
5
Rata-rata
2 30, 30, 60 1
2
3
4
5
Rata-rata

Pertanyaan:
1. Fenomena sel mana yang ditiru oleh Teknik PCR?
2. Utas DNA mana dari template DNA yang diamplifikasi?
3. Apa fungsi primer?
4. Apa fungsi enzim DNA polimerase?
5. Pada suhu berapa utas DNA bisa terpisah, dan pada suhu berapa utas DNA bisa disintesis?
6. Berapa molekul DNA yang terbentuk dari satu molekul DNA yang diamplifikasi dengan
PCR setelah 35 siklus
7. Apa fungsi perubahan suhu pada proses PCR ini?
8. Pada suhu denaturasi berapa tidak terbentuk produk PCR? Mengapa?
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan PCR?
10. Kondisi PCR seperti apa dari simulasi yang anda kerjakan yang menghasilkan produk
paling optimum?
Tugas Praktikum
1. Lakukan praktikum isolasi DNA dari bahan yang sudah disediakan seperti dijelaskan pada
prosedur praktikum di atas. Praktikum isolasi DNA dilakukan secara berkelompok, tetapi
laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa.
2. Catat hasil pengamatan pada BUKU LAPORAN SEMENTARA, laporan sementara
diparaf asisten dan dikembalikan kepada mahasiswa untuk membuat laparon praktikum
pada Lembar Kerja Praktikum.
3. Buatlah laporan menggunakan LEMBAR KERJA yang telah disediakan, dan jawablah
pertanyaan pada penuntun praktikum di atas.
4. Lakukan prosedur kerja, laporkan hasilnya pada lembar kerja, dan jawab pertanyaan
tentang Elektroforesis Gel dan PCR.
5. Laporan (LEMBAR KERJA) dikumpulkan di course.ipb.ac.id paling lambat satu minggu
setelah pelaksanaan praktikum.

5
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

1
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

2
Pewarnaan Bakteri

Pendahuluan
Bakteria merupakan mikrob bersel tunggal, dan tidak memiliki nukleus (sel prokariot),
Umumnya selnya berukuran 1-5 μm, sehingga perlu alat bantu pembesar hingga 1000 kali
untuk melihatnya. Mikroskop cahaya dapat digunakan untuk pengamatan sampai perbesaran
hingga 1000 kali dengan menggunakan minyak imersi.
Sel bakteri tampak tidak berwarna (hialin) pada waktu dilekatkan pada kaca objek untuk
membuat preparat, meskipun koloninya (kumpulan sel) tampak berwarna. Oleh karena itu perlu
dibuat lebih kontras dengan area sekitarnya supaya lebih mudah diamati menggunakan
mikroskop, yaitu dengan memberikan pewarnaan. Beberapa zat yang digunakan sebagai
pewarna, juga dapat digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Sel yang diberi
warna akan lebih mudah dilihat menggunakan lensa objektif mikroskop pada tingkat
pembesaran tinggi (10X100) dengan bantuan minyak imersi. Jangan pernah kembali ke
lensa objektif 40x setelah minyak imersi digunakan pada kaca preparat, karena minyak
imersi dapat membuat buruk lensa objektif berkekuatan rendah.
Bakteri dapat diamati melalui preparat basah ataupun olesan/apusan. Preparat basah
untuk melihat bakteri dalam kondisi masih hidup, tanpa pewarnaan, sedangkan preparat olesan
untuk mengamati sel yang telah dilekatkan pada kaca preparat dan diberi pewarna. Preparat
olesan disiapkan melalui fiksasi panas, sebelum diberikan pewarnaannya. Fiksasi panas
dimaksudkan untuk menempelkan bakteri pada kaca objek. Penyiapan olesan bakteri dilakukan
secara aseptik untuk menghindari agar bakteri yang digunakan tidak tercemar dari bakteri
kontaminan dari lingkungan sekitar dan melindungi diri kita dari kontaminasi dari bakteri yang
digunakan. Preparat olesan bakteri kemudian diberikan tetesan pewarnanya, dan dibiarkan
sejenak agar zat warna meresap ke dalam sel bakteri.
Pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan, yaitu pewarnaan sederhana,
pewarnaan diferensial, pewarnaan struktural, dan pewarnaan untuk menguji keberadaan
komponen tertentu di dalam sel. Pewarnaan mikroba yang menggunakan satu jenis zat warna
disebut sebagai pewarnaan sederhana. Pewarnaan bakteri sederhana digunakan untuk
mengamati berbagai bentuk morfologi bakteri, misalnya bentuk batang, bulat, koma, dan
spirilum. Permukaan sel-sel bakteri umumnya bermuatan negatif, sehingga akan berikatan baik
dengan zat-zat warna mengandung gugusan fungsional yang dapat membentuk warna
(khromofor) dan bermuatan positif (kationik). Zat warna bermuatan positif ini juga disebut zat
warna basa, contoh biru metilen, safranin, malachite green, basic fuchsin, dan ungu kristal.
Sebaliknya zat-zat warna mengandung khromofor bermuatan negatif (anion), disebut juga
sebagai zat warna asam, tidak dapat diikat oleh sel bakteri, sehingga bagian latar belakang
bakteri yang akan berwarna (Gambar 1). Contoh zat warna bermuatan negatif ialah eosin,
nigrosin, merah Kongo, rose Bengal dan acid fuchsin.

3
Gambar 1 Mekanisme pewarnaan sederhana sel bakteri

Pewarnaan yang menerapkan lebih dari satu warna disebut pewarnaan diferensial.
Contohnya pewarnaan Gram yang diciptakan oleh Christian Gram pada 1884. Bakteri melalui
pewarnaan Gram, dapat dibedakan menjadi dua grup, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Perbedaan pada keduanya ialah dalam hal lapisan-lapisan dinding selnya. Pewarnaan
Gram memerlukan empat macam larutan, yaitu larutan zat warna basa, mordant, pencuci zat
warna basa, dan satu zat warna lainnya (counterstain) yang berbeda dari zat warna pertamanya,
namun masih merupakan zat warna basa. Larutan mordant merupakan zat yang dapat
meningkatkan afinitas/pengikatan antara sel dengan zat warna. Sel-sel yang tidak dapat
melepaskan warna awal yang diberikan, maka sel akan tetap berwarna biru-ungu karena
pewarna awal yang digunakan berupa ungu kristal, dan disebut sebagai bakteri Gram positif.
Sebaliknya, sel-sel yang dapat melepaskan ungu kristal maka akan tampak merah muda karena
berikatan dengan pewarna tandingannya (counterstain), yaitu diberikan warna safranin, dan
disebut sebagai bakteri Gram negatif.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan melakukan pewarnaan bakteri dengan menggunakan zat warna
biru metilen untuk mengamati bentuk morfologi sel bakteri dan membandingkan hasilnya
terhadap sel bakteri yang mendapatkan pewarnaan Gram

Alat dan Bahan


Alat utama yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu komputer ataupun hand phone
dan fasilitas internet, kaca objek, alkohol 95% dalam botol semprot, lup inokulasi, bunsen, bak
pewarna, akuades dalam botol pijit, kertas tissue, spidol permanen, mikroskop majemuk
(compound microscope), minyak imersi, kertas lensa. Adapun bahannya terdiri atas larutan zat
warna biru metilen, kultur bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus dalam kaldu
nutrien, preparat bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli yang telah diberi pewarnaan
Gram

4
Prosedur Kerja
A. Pengamatan 2 macam sel bakteri melalui pewarnaan sederhana
1. Cermati metode no 2 dan 3 sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam
praktikum)
2. Sebelum praktik pewarnaan sederhana menggunakan pewarna basa atau lebih dikenal
dengan pewarnaan positif, silakan cermati caranya yang disajikan pada
https://www.youtube.com/watch?v=JHLsb97_wTA
3. Pengamatan bakteri dengan mikroskop cahaya umumnya perlu perbesaran kuat (10x100)
sehingga pada perbesaran kuat tersebut perlu minyak imersi. Oleh karena supaya lebih
jelas prosedur penggunaan mikroskop yang perlu minyak imersi, silakan lihat video pada
https://www.youtube.com/watch?v=f7KlFSgdUGU
4. Asisten yang bertugas di pagi hari, dimohon bantuannya menentukan 3 jumlah mikroskop
dalam setiap laboratorium yang akan digunakan untuk perbesaran 1000 kali hingga sore
hari, dengan cara melabelnya (minta label ke tenaga pendidikan). Setiap asisten
bertanggung jawab di akhir praktikum untuk mencek ulang, bahwa praktikan telah
membersihkan ujung lensa objektif 100x dengan tisu lensa yang dibasahi alkohol 95%.
Perbesaran hingga 1000 kali dalam praktikum BIO1102 hanya digunakan pada
pengamatan bakteri
5. Silakan lakukan prosedur no 2 dan 3, yaitu
a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95% agar bebas dari lemak dan kotoran.
b. Setelah kaca objek kering, buatlah lingkaran (kira-kira sebesar mata uang logam
Rp100) dengan spidol permanen di tengah-tengah permukaan bawah kaca objek. Di
pinggir kiri atas sebelah lingkaran tulis nama organisme yang akan dioleskan.
c. Kocok tabung yang berisi kultur bakteri hingga suspensi merata. Hindarkan
terbasahinya sumbat oleh biakan.
d. Pijarkan seluruh kawat lup inokulasi.
e. Angkat sumbat kapas penutup tabung dengan kelingking kanan, jangan diletakkan di
atas meja supaya tidak tercemar. Panaskan mulut tabung.
f. Setelah lup menjadi dingin, ambil 1-2 lup suspensi bakteri pertama secara aseptik (di
dekat pembakar spirtus). Panaskan kembali mulut tabung, sumbat kembali tabung
dengan kapas penyumbat. Letakkan tabung tersebut di rak tabung.
g. Letakkan suspensi di tengah-tengah permukaan atas kaca objek.
h. Sebarkan suspensi hingga rata seluas area yang disediakan.
i. Jepit bagian ujung dari kaca objek, lalukan di atas api, lakukan secara berulang (tiga
kali), hindari menggerakkan kaca obyek terlalu lambat di atas api. Tahapan ini disebut
fiksasi panas
j. Pijarkan kembali lup sebelum digunakan lagi.
k. Lakukan langkah point a sampai j untuk membuat olesan bakteri yang kedua.
l. Letakkan kaca objek yang berisi olesan bakteri yang akan diwarnai di atas kawat
penyangga di bak pewarna.
m. Genangi permukaan olesan bakteri dengan zat warna biru metilen menggunakan pipet
yang tersedia, biarkan olesan terwarnai selama 2 menit.
n. Pegang kaca objek dengan pinset dan miringkan. Bilas zat warna dengan air dari botol

5
pijit sampai zat warna yang tertinggal hanya sedikit.
o. Serap air yang tersisa dengan kertas tissue, dan jangan digosok hingga merusak
permukaan olesan bakteri yang telah diwarnai.
6. Gunakan mikroskop tertentu yang telah ditetapkan oleh asisten untuk mengamati masing-
masing preparat menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan 1000 kali,
namun mulailah dengan menggunakan lensa objektif 10x (pembesaran 10x10 = 100 kali).
7. Jika hasil pengamatan tampak warnanya, lanjutkan dengan menggunakan lensa objektif
40x (pembesaran 10x40 = 400 kali).
8. Jika hasil pengamatan sudah tampak bintik-bintik, gunakan lensa objektif 100x dengan cara
sedikit menggeser lensa objektif 40x (bukan digerakkan ke atas dengan pengatur fokus
kasar ataupun halus), dan teteskan minyak imersi pada permukaan kaca penutup di area
bidang pandang (sinar pencahayaan). Perhatian: gunakan minyak imersi sedikit saja
(kurang dari 1/2 tetes).
9. Setelah terdapat minyak imersi pada permukaan kaca penutup, gunakan lensa objektif 100x
(pembesaran 10x100 = 1000 kali) dengan cara menempatkan (menggeser) lensa objektif
100x tepat pada bidang pandang. Fungsi minyak imersi untuk memfokuskan cahaya, dan
mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh difraksi.
10. Amati morfologi spesimen dari bentuknya batang atau bulat, serta penataannya tunggal,
berpasangan, rantai, atau bergerombol seperti anggur.
11. Gambarkan sketsa gambar bakteri dengan skala dan warna yang sesuai pada lembar jawab
yang tersedia. Cantumkan nama masing-masing bakteri yang diamati. Buatlah foto
dokumentasi menggunakan kamera handphone Anda (perwakilan kelompok) untuk
diupload di class.ipb.ac.id.
12. Setelah pengamatan selesai bersihkan ujung lensa objektif 40x dan 100x menggunakan tisu
lensa yang telah dibasahi dengan alkohol 95%

B. Pengamatan 2 macam sel bakteri yang telah diberi pewarnaan Gram


1. Cermati metode no 2 dan 3 sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam
praktikum)
2. Perhatikan terlebih dahulu video metode pewarnaan diferensial yang berupa pewarnaan
Gram pada https://www.youtube.com/watch?v=4QlimbyuK0M
3. Untuk lebih jelas perbedaan antara bakteri Gram negatif dan positif, perhatikan video pada
https://www.youtube.com/watch?v=PK-VlsBM_7M
4. Silakan amati secara langsung preparat 2 macam bakteri yang telah diberi pewarnaan Gram
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan 1000 kali, namun mulailah
dengan menggunakan lensa objektif 10x (pembesaran 10x10 = 100 kali).
5. Amati morfologi spesimen dari bentuk (batang/basil atau bulat/kokus), warna, dan
penataannya (tunggal, berpasangan, rantai, atau bergerombol seperti anggur).
6. Gambarkan (menggunakan pinsil/pinsil warna) sketsa bakteri dengan skala dan warna yang
sesuai pada lembar jawab yang tersedia. Cantumkan nama masing-masing bakteri yang
diamati dan cantumkan hasil pewarnaan Gram. Buatlah foto dokumentasi menggunakan
kamera handphone Anda (perwakilan kelompok) untuk diupload di class.ipb.ac.id.
7. Setelah pengamatan selesai, bersihkan ujung lensa objektif 40x dan 100x menggunakan
tisu lensa yang telah dibasahi dengan alkohol 95%

6
Pertanyaan
Hasil pengamatan pada bakteri:
1. Sebutkan bentuk sel Bacillus subtilis dan Staphylococcus serta Escherichia coli dari hasil
pengamatan tersebut di atas
2. Apakah pewarnaan sebaiknya selalu digunakan dalam setiap pengamatan morfologi
bakteri, jelaskan
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan pewarnaan sederhana
dan pewarnaan Gram
4. Struktur bakteri bagian manakah yang menentukan hasil pewarnaan Gram
5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri Gram positif
berwarna ungu atau kebiruan
6. Jenis pewarnaan manakah yang dapat digunakan untuk mengamati keberadaan kapsul pada
bakteri
7. Sebutkan prosedur yang sesuai jika ingin mengamati motilitas bakteri
8. Sebutkan secara umum perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat digunakan untuk
mengamati bakteri
9. Sebutkan perbesaran lensa objektif mikroskop yang digunakan harus memakai minyak
imersi
10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi? jelaskan jawaban
Anda

Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat secara perorangan di “BUKU LAPORAN” yang telah
dibagikan.
2. Format isi laporan:
Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok)
Nama asisten penanggung jawab materi
Judul praktikum
Tujuan praktikum
Hasil pengamatan
Gambar dan beri keterangan gambar sesuai hasil pengamatan
Jawaban pertanyaan pada penuntun praktikum
3. Laporan dikumpulkan pada saat praktikum berakhir (TIDAK ADA LAPORAN
SEMENTARA) dan tidak perlu disubmit di class.ipb.ac.id
4. Perwakilan kelompok mengupload (submit) foto hasil pengamatan mikroskop ke
class.ipb.ac.id, batas terakhir submit foto adalah satu minggu setelah praktikum
berakhir.

7
BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

1
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

2
Keanekaragaman Organisme Mikroskopis
Pendahuluan
Makhluk hidup secara luas dikategorikan pada tiga domain kehidupan, yaitu Bakteria,
Arkhaea, dan Eukarya. Domain Eukarya terdiri atas Protista, Cendawan, Hewan, dan
Tumbuhan (Gambar 1). Semua sel organisme di domain Eukarya memiliki nukleus sehingga
sebagai sel eukariot yang unisel ataupun multisel. Beberapa anggota protista dan cendawan
tidak kasat mata, sehingga perlu alat bantu pembesar untuk melihatnya, di antaranya dengan
mikroskop cahaya.

Gambar 1 Domain dari dunia kehidupan: Bakteria, Archaea, dan Eukarya


Protista
Protista merupakan kumpulan beragam organisme eukaryota uniseluler, berkoloni,
hingga multiselular. Dahulu Protista merupakan sebuah kingdom, namun data molekuler
menunjukkan dalam protista terdapat beberapa kingdom dari domain Eukarya. Sampai saat ini
pengetahuan tentang hubungan evolusioner di antara kelompok-kelompok dalam protista
tersebut belum lengkap, sehingga protista masih digunakan sebagai istilah yang tepat untuk
menyebut eukariota yang bukan tumbuhan, hewan, ataupun cendawan. Protista mendapatkan
nutrisinya melalui berbagai cara, yaitu autotrof, heterotrof dan miksotrof. Contoh protista yang
autotrof ialah alga. Protista lainnya adalah heterotrof, antara lain protista yang secara informal
disebut protozoa dan memakan bakteri dan protista lainnya. Contoh anggota protista
heterotrofik, yaitu anggota cendawan semu yang mendapatkan molekul organik melalui
absorpsi, dan beberapa ada yang parasit.
Protista uniseluler melimpah di lingkungan tanah, air tawar, payau, dan laut. Selain itu
juga umum di saluran pencernaan hewan dan di jaringan pembuluh tumbuhan. Tidak semua

3
protista berukuran mikroskopis. Beberapa memiliki sel makroskopis yang besar, seperti
plasmodia (amuba raksasa), cendawan lendir Myxomycetes dan alga hijau laut (Caulerpa)
dapat memiliki sel tunggal yang ukurannya bisa beberapa meter. Beberapa protista bersifat
multiseluler, seperti alga merah dan coklat.
Protista dari kelompok Ciliata, seperti Paramecium, berukuran 10-3.000 ⴗm. Ciliata
dapat mengkoordinasikan gerakan terarah dan menelan makanan yang berupa partikel. Ciliata
tertentu memiliki struktur berbasis silia yang berfungsi seperti dayung, corong, atau sirip.
Genus Paramecium termasuk protista yang telah mengatur silia mereka menjadi mulut primitif
yang disebut sitosom.
Cendawan
Cendawan termasuk dalam kingdom Fungi dan merupakan organisme heterotrof, namun
tidak seperti hewan cara memperoleh makanannya. Cendawan memperoleh bahan organik dari
tempat tumbuhnya melalui absorpsi oleh massa hifa (miselium). Bahan organik tersebut dapat
berasal dari organisme yang masih hidup (hidup sebagai parasit), ataupun di antaranya dapat
berasal dari organisme mati, tanah, serasah, dan batang kayu yang tumbang (hidup sebagai
saprofit). Cendawan memiliki dinding sel, sehingga molekul berukuran kecil yang dapat masuk
ke dalam sel. Dengan demikian, cendawan mencerna makanannya secara eksternal, melalui
enzim yang dikeluarkan oleh selnya. Molekul berukuran kecil akan diserap oleh miselium
untuk mendukung kehidupannya.
Tubuh cendawan ada yang unisel (mikroskopis), contohnya kelompok khamir, dan ada
pula yang multisel, contohnya kapang tempe, kapang oncom, kapang pelempar topi, jamur
merang, jamur tiram dan jamur lingzi. Dengan demikian, cendawan multiseluler dapat
berukuran renik dan berukuran besar, bergantung pada jenis cendawannya. Hifa cendawan
multisel dapat berupa hifa aseptat dan septat.
Cendawan dapat melakukan reproduksi seksual dan atau reproduksi aseksual dengan
membentuk spora. Spora merupakan struktur reproduksi yang akan berkecambah pada kondisi
substrat yang sesuai, terutama dalam kondisi lembap, menghasilkan hifa yang bercabang-
cabang membentuk miselium. Hifa/miselium dikenal sebagai struktur somatik cendawan.
Rhizopus yang sering disebut dengan kapang tempe, hifa somatiknya (tubuh) berupa hifa
senosit (hifa aseptat). Jika Anda beruntung akan dapat melihat aliran sitoplasma dalam hifa
aseptat. Pada hifa akan tumbuh struktur tempat pembentukan sporangiospora, yaitu
sporangium. Struktur penyangga sporangium adalah sporangiofor yang bagian ujungnya
menggelembung. Ujung sporangiofor yang menggelembung dan berada dalam kantung
(sporangium) dikenal dengan sebutan kolumela. Pada Rhizopus dapat ditemukan hifa yang
mengalami modifikasi untuk melekat pada subtrat, yaitu rizoid. Rhizopus terdiri atas beberapa
spesies. Kapang tersebut anggota dari Mucorales.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mengamati morfologi kultur segar Paramecium dan Rhizopus
pada tempe kedelai

Alat dan Bahan

4
Alat utama yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu mikroskop majemuk (compound
microscope), komputer ataupun hand phone dan fasilitas internet. Jika tersedia mikroskop
stereo (dissecting microscope) akan lebih baik untuk pengamatan 3 dimensi. Adapun bahannya
terdiri atas kultur segar Paramecium, dan cendawan Rhizopus pada tempe kedelai

Prosedur Kerja
A. Pengamatan Paramecium
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan amati
Paramecium melalui video pada https://www.youtube.com/watch?v=vo_AQVrjS04
2. Amati morfologi Paramecium sp. pada mikroskop melalui pembuatan sediaan segar
sebagai berikut:
- Letakkan sedikit saja (± 0,5 - 1 tetes) kultur segar Paramecium sp. pada permukaan
kaca objek dan jangan ditutup terlebih dahulu dengan kaca penutup
- Amati pada mikroskop dengan perbesaran paling lemah (lensa objektif 4x atau 10x)
- Apakah morfologinya mudah diamati dengan spesimen yang sedang bergerak?
- Jika masih mudah diamati morfologinya maka tutuplah tetesan kultur segar tersebut
dengan gelas penutup
- Amati pada mikroskop dengan menggunakan lensa objektif perbesaran lemah terlebih
dahulu (4x atau 10x). Jika hasil pengamatan tampak spesimennya, maka perbesaran
dapat ditingkatkan menggunakan lensa objektif 40x (pembesaran 10x40 = 400 kali)
- Jika morfologinya sukar diamati karena spesimen masih aktif bergerak, maka buatlah
sediaan baru dan perlu ditambahkan sedikit (1 tetes) larutan kanji 1% sebelum
ditutup dengan gelas penutup untuk menghambat pergerakannya
- Amati pada mikroskop dengan diawali penggunaan lensa objektif paling lemah (lensa
objektif 4x atau 10x)
- Amati bentuk sel, makro dan mikro nukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan,
sitosom, dan silia.
3. Gambar hasil pengamatan anda dan beri keterangannya! Buatlah foto dokumentasi
menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di class.ipb.ac.id)
B. Pengamatan Cendawan:
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan
amati Rhizopus melalui video pada
https://www.youtube.com/watch?v=2NvrL_zekqw
2. Amati morfologi Rhizopus sp. secara langsung pada mikroskop cahaya dengan cara
sebagai berikut:
- Ambil sekelumit koloni Rhizopus dengan menggunakan tusuk gigi dari tempe yang
telah dilembapkan semalam
- Letakkan pada kaca objek yang telah diberi 1 tetes akuades
- Uraikan sedikit massa Rhizopus yang menggerombol dalam air tersebut secara
perlahan menggunakan 2 tusuk gigi, yaitu dengan ditarik ke arah berlawanan secara
bersamaan (kanan dan kiri, atas dan bawah)
- Letakkan kaca penutup diatas permukaan massa Rhizopus secara perlahan untuk
menghindari timbul gelembung udara

5
3. Amati dengan mikroskop, diawali menggunakan lensa objektif perbesaran paling lemah,
setelah tampak morfologinya, maka ditingkatkan perbesarannya.
4. Gambar bagian-bagian yang tampak, yaitu sporangium yang berisi massa sporangiospore
(spora aseksual), sporangiofor (penyangga sporangium) dengan kolumelanya, somatiknya
yang berupa hifa senosit dan modifikasi hifa yang berupa rizoid. Buatlah foto dokumentasi
menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di class.ipb.ac.id)

Pertanyaan
Hasil pengamatan pada Paramecium:
1. Apa fungsi makro dan mikro nukleus Paramecium sp.?
2. Jelaskan cara Paramecium dalam memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya
3. Apa perbedaan vakuola kontraktil dan vakuola makanan?
4. Jelaskan fungsi penambahan larutan kanji

Hasil pengamatan pada Rhizopus:


1. Sebutkan warna sporangiospora
2. Mengapa sporangium yang tua tampak berwarna gelap
3. Sebutkan fungsi rizoid
4. Apakah hasil pengamatan menemukan stolon?
5. Sebutkan fungsi stolon pada Rhizopus (cari dari Pustaka)
6. Sebutkan jenis somatik Rhizopus
7. Jelaskan cara Rhizopus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat hidupnya

Laporan Praktikum
1. Penyusunan laporan dikerjakan di BUKU LAPORAN
2. Format isi laporan:
Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok)
Nama asisten penanggung jawab materi
Judul praktikum
Tujuan praktikum
Hasil pengamatan
Gambar dan beri keterangan gambar sesuai hasil pengamatan
Jawab pertanyaan pada penuntun praktikum
3. Laporan dikumpulkan pada saat praktikum berakhir (TIDAK ADA LAPORAN
SEMENTARA) dan tidak perlu disubmit di class.ipb.ac.id
4. Perwakilan kelompok mengupload (submit) foto hasil pengamatan mikroskop ke
class.ipb.ac.id, batas terakhir submit foto adalah satu minggu setelah praktikum
berakhir.

Anda mungkin juga menyukai