2022
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa dapat mengenal habitat, keanekaragaman makhluk hidup, ciri morfologinya,
dan menganalisis potensi ekonomi, serta strategi konservasinya
- Mahasiswa mampu mengolah dan memahami informasi saat penelusuran pustaka dan
menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan eksperimen
- Mahasiswa memiliki kreativitas dalam menyampaikan informasi yang menarik tentang
keanekaragaman hayati kepada masyarakat
Pendahuluan
Alam (biosfer dan atmosfer) merupakan ‘rumah’ bersama bagi seluruh makhluk hidup,
yang menyediakan tempat tinggal, sumber makanan, air, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu, menjaga keseimbangan alam sama halnya dengan menjaga ‘rumah’ sendiri. Salah satu cara
menjaga ‘rumah’ kita adalah dengan menjaga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
Hayati atau Biodiversitas merupakan variasi makhluk hidup (meliputi makroorganisme dan
mikroorganisme) di berbagai habitat, baik pada ekosistem teresterial maupun akuatik.
Kenaekaragaman hayati terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu keanekaragaman genetik, spesies,
dan ekosistem.
Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik antar individu sejenis, misalnya,
mangga manalagi, harumanis, dan gadung. Keanekaragaman spesies merupakan variasi yang
terdapat antarspesies dari satu family. Misalnya, kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau,
dan kacang kapri. Sedangkan keanekaragaman tingkat ekosistem ditunjukkan dengan adanya
perbedaa komponen abiotik dan biotik di dalamnya. Ekosistem di suatu wilayah mempunyai
keunikan dan ciri khasnya sendiri, digambarkan dengan populasi jenis-jenis organisme dan
kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Berbagai organisme telah banyak dilaporkan memiliki fungsi sebagai obat-obatan,
makanan, dan sandang. Selain itu, adanya beragam spesies pada suatu ekosistem merupakan
satu kesatuan alam yang saling melengkapi dalam memberikan layanan ekosistem (Ecosystem
services). Layanan ekosistem adalah peranan ekosistem untuk kehidupan manusia yang
berkelanjutan, misalnya fungsi dalam penyediaan habitat, fungsi regulasi (udara bersih, dan
air bersih), dan fungsi rekreasi/budaya. Layanan ekosistem ini akan berfungsi maksimal
apabila keanekaragaman hayatinya terjaga dengan baik. Manusia memiliki peranan yang
sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati tersebut. Terganggunya
keanekaragaman hayati dapat berimplikasi pada timbulnya bencana alam.
Ancaman Biodiversitas
Berbagai aktivitas manusia sangat mempengaruhi biodiversitas baik dalam skala lokal,
regional, maupun global. Beberapa aktivitas manusia yang mengancam biodiversitas adalah
aktivitas-aktivitas yang menyebabkan hilangnya habitat, introduksi spesies, dan
overharvesting/eksploitasi.
Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar kampus IPB
Dramaga, menganalisis potensi ekonominya, dan strategi konservasinya
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah smartphone, aplikasi google maps dan google
lens, sedangkan bahan yang digunakan adalah berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan jamur
yang dijumpai disekitar kampus IPB Dramaga.
Metode
Unduh dan Install aplikasi google lens dan google maps pada smartphone Anda.
Tentukan satu habitat atau lokasi pengamatan yang ada di sekitar kampus, lokasi pengamatan
dapat berupa lingkungan teresterial atau akuatik. Tandai lokasi pengamatan dengan
menggunakan aplikasi google map. Catat longitude dan latitude pada lokasi tersebut, dan buat
foto dokumentasi lokasi pengamatan. Identifikasi jenis-jenis organisme (tumbuhan, hewan,
cendawan) yang dijumpai di lokasi tersebut dengan cara mengambil gambar/foto organisme
tersebut di habitat aslinya (identifikasi 3 jenis organisme saja per mahasiswa). Lakukan
penelusuran nama lokal dan nama ilmiah (nama latin) dari organisme tersebut menggunakan
aplikasi google lens. Selanjutnya lengkapi Tabel 1 dengan memberi deskripsi nama lokal, nama
ilmiah, karakteristik morfologi organisme yang Anda jumpai, deskripsi habitat, serta lakukan
analisis perannya di dalam ekosistem tersebut, dan potensi ekonominya. Untuk mengisi tabel
ini, Anda dapat menggunakan referensi pendukung.
Tugas Praktikum
1. Tugas individual: melaporkan data hasil pengamatan di lapangan mengikuti format lembar
kerja yang telah disediakan.
2. Tugas kelompok: membuat infografis tentang suatu jenis organisme yang dipilih secara
bebas oleh masing-masing kelompok.
- Diskusikan hasil pengamatan Anda bersama dengan kelompok masing-masing (terdiri
dari 3-5 orang), pilih satu organisme yang dinilai paling prospektif.
- Buatlah infografis dalam bentuk poster digital dengan orientasi portrait berukuran 1080
px × 1080 px (fit to instagram) yang berisi informasi mengenai nama lokal dan nama
ilmiah organisme, karakter morfologi dan habitatnya, potensi ekonomi, strategi
konservasi dan nilai budayanya.
- Poster dapat dibuat dalam bentuk single post maupun multiple post.
- Berilah judul besar dari poster yang Anda buat dengan menggunakan bahasa populer
yang mewakili isi dari poster tersebut.
- Beri identitas pada poster tersebut berupa logo IPB University dan Biologi IPB (file
logo tersedia di course.ipb.ac.id), serta nama mahasiswa dan NIM.
- Publikasikan poster tersebut melalui akun instagram 1 perwakilan kelompok dan tag
ke akun instagram asisten praktikum masing-masing dan akun instagram @bioipb.
- Beri hashtag #PraktikumBio1102 #bioipb #potensilokal #SDGs #WonderfulIndonesia
pada caption unggahan tersebut.
- Poster tersebut juga diunggah ke course.ipb.ac.id oleh perwakilan kelompok.
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur, fungsi, dan sifat membran sel, menyebutkan
komponen dan fungsi dari masing-masing komponen penyusun membran sel.
- Mahasiswa memiliki kemampuan mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca pustaka dan menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan percobaan di laboratorium
Pendahuluan
Setiap sel memiliki membran yang membentuk pembatas yang stabil antar lingkungan
di bagian dalam dan luar sel. Membran ini disebut membran sel atau membran plasma,
tersusun atas lapisan ganda fospolipid (phospholipid bilayer) dan bermacam lipid, protein,
serta karbohidrat. Apa sebenarnya fungsi dari membran sel? Membran sel tidak hanya sebagai
struktur pembatas sel, tetapi juga memungkinkan sel untuk berinteraksi dengan lingkungannya
secara terkendali. Sel harus mampu mengeluarkan, memasukkan, dan menekskresikan
berbagai zat, semua dalam jumlah tertentu. Selain itu, membran sel harus mampu
berkomunikasi dengan sel lain, mengidentifikasi diri dan berbagi informasi. Pada permukaan
membran plasma dijumpai molekul-molekul penanda yang memungkinkan sel untuk
mengenali satu sama lain yang berperan penting dalam respon imun, dengan kemampuannya
mengenali "diri" versus "non-diri".
Membran plasma bersifat semi permeabel (selectively permeable). Selain itu, membran
plasma juga bersifat sangat fleksibel sehingga memungkinkan sel-sel tertentu, seperti sel darah
merah dan putih, berubah bentuk saat mereka melewati kapiler yang sempit. Triliunan sel
dalam tubuh Anda semuanya selalu sibuk dengan keluar masuknya zat-zat. Air, oksigen, dan
nutrisi harus melewati membran plasma masuk ke dalam sel-sel Anda, sedangkan limbah harus
dikeluarkan dari dalam sel. Sebagai contoh, ketika konsentrasi oksigen di paru-paru Anda lebih
tinggi daripada di dalam darah Anda, maka oksigen berdifusi ke dalam sel darah merah melalui
dinding kapiler. Darah Anda yang mengalir kemudian mengangkut oksigen itu ke jaringan.
Dari sana, oksigen berdifusi ke dalam sel-sel lain untuk digunakan dalam respirasi seluler.
Melalui proses serupa, air dari sistem pencernaan bergerak ke aliran darah dan kemudian
dibawa ke sel-sel dalam jaringan, di mana air digunakan untuk mendukung berbagai fungsi
tubuh yang penting. Hal ini dapat terjadi karena membran sel ini permeabel terhadap air.
Gerakan pelarut (seperti air) melintasi membran semipermeabel dari larutan yang kurang pekat
ke larutan yang lebih pekat disebut osmosis. Sedangkan gerakan zat-zat dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah, seperti perpindahan oksigen dari luar sel darah ke ruang antar sel-sel
jaringan yang memiliki konsentrasi oksigen lebih rendah disebut difusi.
Pemahaman modern tentang membran plasma disebut sebagai model mosaik fluida
Gambar 1). Lapisan ganda fosfolipid penyusun membran plasma memiliki bagian ekor (asam
lemak) yang bersifat hidrofobik dan bersentuhan satu sama lain. Lanskap membran terisi
dengan protein, beberapa di antaranya menjangkau kedua permukaan membran. Beberapa dari
protein ini berfungsi untuk mengangkut bahan ke dalam atau ke luar sel. Beberapa protein dan
lipid yang berada di permukaan membran yang menghadap ke luar berikatan dengan
karbohidrat membentuk kompleks yang berfungsi untuk mengidentifikasi sel dari sel lainnya.
Sifat fluida (cair) membran disebabkan oleh konfigurasi ekor asam lemak, adanya kolesterol
yang tertanam dalam membran (dalam sel hewan), dan sifat mosaik dari protein dan kompleks
protein-karbohidrat, yang tidak tertanam secara kuat di tempatnya pada membran. Oleh karena
itu, membran plasma sebagai pembatas sel bukanlah berupa kantong pembungkus yang statis
(kaku), melainkan bersifat dinamis dan terus-menerus berubah (fleksibel/lentur).
Gambar 1. Model mosaik fluida dari struktur membran plasma menggambarkan membran
plasma sebagai kombinasi cairan fosfolipid, kolesterol, protein, dan karbohidrat.
Pada praktikum ini Anda akan mempelajari sifat-sifat membran plasma; khususnya
sifat lapisan ganda fospolipid dengan melalukan pengamatan terhadap gelembung sabun. Baik
membran gelembung sabun maupun membran plasma memiliki lapisan ganda yang
menciptakan penghalang fluida antara dua sisi yang berbeda. Lapisan tipis gelembung sabun
seperti "sandwich air", terdiri atas dua lapisan molekul sabun dengan lapisan air di antara
keduanya (Gambar 2A). Bagian kepala hidrofilik (suka air) dari molekul sabun mengarah ke
dalam menuju lapisan air, dan ekor hidrofobik (tidak suka air) dari molekul sabun mengarah
ke luar lapisan tipis gelembung sabun, bersentuhan dengan udara. Seperti lapisan tipis
gelembung, membran plasma juga memiliki struktur berlapis ganda. Namun sebaliknya, pada
membran plasma bagian hidrofilik menghadap ke sisi keluar membran, sedangkan bagian
hidrofobik menghadap ke sisi dalam lapisan ganda (Gambar 2B).
A B
Praktikum ini dilakukan di laboratorium secara kelompok, tetapi data yang diperoleh dibuat
laporan oleh masing-masing mahasiswa (laporan praktikum dibuat perorangan).
Tujuan Praktikum
Mempelajari struktur dan sifat-sifat membran plasma dengan mengamati struktur dan
sifat-sifat lapisan gelembung sabun.
Alat dan Bahan
Sabun/diterjen cair (misal sabun cair pencuci piring), air, gliserin (dapat digantigula),
wadah yang lebar (contoh nampan plastik yang lebih lebar dari bingkai yang akan dibuat), 4
sedotan dengan ujung yang dapat dibengkokan (jika tidak ada dapat diganti dengan 2 sedotan
polos dan benang), gunting, pipa PVC diameter 2 inci atau bahan lainnya berupa tabung
silinder dari bahan plastik (misal dibuat dari botol plastik bekas air mineral yang dipotong
kedua ujungnya), pisau, kertas hitam atau bahan berbentuk lembaran hitam lainnya, pensil
(atau benda lainnya yang lebih kicil dari lubang pipa/botol), bermacam cairan (seperti minyak
goreng, cuka, alcohol 70%) yang di sediakan di lababoratorium atau rumah (jika praktikum
dilakukan mandiri di rumah).
Metode
Cara membuat larutan sabun
Campurkan ¼ gelas sabun cuci piring cair dengan 2 ½ gelas air, lalu tambahkan satu
sendok makan gliserin (atau gula pasir). Larutan sabun sebaiknya didiamkan setidaknya
semalam supaya gelembung dapat bertahan lama.
Cara membuat bingkai
Tergantung bahan-bahan yang tersedia, Anda dapat memilih satu di antara dua acara
membuat bingkai berikut ini. Cara membuat bingkai dengan 2 sedotan dan benang (Gambar
3A): 1) potong seutas benang yang panjangnya kira-kira empat kali panjang sedotan, 2)
masukkan dua sedotan dan ikat ujung benang menjadi satu untuk membuat lingkaran.
Selanjutnya aturlah posisi sedotan dan benang ke dalam bentuk persegi panjang berfungsi
sebagai bingkai untuk gelembung sabun yang akan dibuat, 3) potonglah kelebihan tali dari
ujung simpul, lalu masukkan simpul tali ke dalam sedotan sehingga simpulnya tersembunyi di
dalam salah satu sedotan, 4) untuk membuat pegangan untuk bingkai, potong seutas tali yang
panjangnya sekitar tiga kali lipat dari panjang sedotan. Masukkan benang melalui salah satu
sedotan dan ikat ujungnya menjadi satu. Cara lain membuat bingkai menggunakan 4 sedotan
yang memiliki bagian ujung yang dapat dibengkokan (Gambar 3B): 1) bengkokan dan
sambungkan ujung-ujung sedotan sehingga membentuk persegiempat.
A B
kemudian mintalah bantuan orang lain untuk melewatkan pensil atau benda-benda lain
melalui pipa tersebut sehingga pensil/benda lain berpindah posisinya dari depan
bingkai ke belakang bingkai.
h) Buat foto dokumentasi setiap perlakuan dan hasil pengamatan untuk dilampirkan pada
laporan praktikum.
Tugas Praktikum
Berdasarkan pengamatan Anda pada perlakuan A sampai H, catatlah hasil pengamatan
pada Lembar Kerja yang telah disediakan. Agar Anda lebih memahami struktur dan sifat
membran plasma, serta fungsi dari masing-masing komponen penyusun membran plasma,
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Lembar Kerja. Anda dianjurkan untuk
melalukan studi pustaka sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Lembar Kerja
dikumpulkan di course.ipb.ac.id (https://course.ipb.ac.id/course/view.php?id=1186) paling
lambat satu minggu setelah pelaksanaan praktikum.
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa dapat melakukan percobaan fotosintesis menggunakan tanaman air dan
memahami hubungan laju fotosintesis dengan intensitas cahaya
Pendahuluan
Uraian Singkat
Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai suatu petunjuk untuk mengetahui
laju fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Gelembung-gelembung oksigen yang
dibentuk oleh tumbuhan air yang sedang berfotosintesis perlahan-lahan larut dalam air. Hal
ini dapat diamati dengan mudah. Jika gelembung-gelembung tersebut dihasilkan oleh
tumbuhan yang sama, maka jumlah gelembung yang dibentuk setiap satuan waktu akan
menunjukkan laju fotosintesis, asalkan semua faktor lain yang memengaruhi laju fotosintesis
tidak berubah.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh intensitas cahaya terhadap laju
fotosintesis pada tumbuhan tumbuhan air.
Metode
1. Sediakan 2 batang Hydrilla sp. yang utuh dengan panjang 15-20 cm, potong pangkalnya,
buang daun-daun yang busuk, kemudian Hydrilla dimasukkan dalam gelas ukur berisi
larutan natrium bikarbonat (0,5%) dengan panjang batang setinggi gelas ukur, diikat agak
longgar pada sebatang gelas pengaduk dan letakkan dalam keadaan terbalik (ujung
Hydrilla sp. ke arah bawah).
2. Letakkan gelas ukur pada jarak 1 m dari lampu sorot. Biarkan tersinari selama 3 menit.
Hitung jumlah gelembung gas yang keluar dari pangkal tumbuhan Hydrilla sp. selama 1
menit. Bila sebelum masa penyinaran 3 menit telah muncul gelembung, maka catat waktu
gelembung pertama muncul, hitung jumlah gelembung selama 1 menit. Jumlah gelembung
merupakan perkiraan kasar laju produksi oksigen dalam fotosintesis yang menunjukkan
laju fotosintesis (jumlah gelembung/menit) (Gambar 1).
3. Ulangi penghitungan jumlah gelembung pada kedua batang Hydrilla sp. itu pada jarak
0,75; 0,5; dan 0,1 m dari sumber cahaya. Lakukan dengan jarak terjauh lebih dulu.
Praktikum BIO1102: Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia (Fotosintesis) halaman 1 dari 3
by Tri Adiati
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Tugas Praktikum
1. Lakukan percobaan dan pengamatan seperti dijelaskan di atas.
2. Catat hasil pengamatan berupa jumlah gelembung selama1 menit untuk setiap perlakuan
pada buku laporan praktikum (laporan sementara) menggunakan tabel seperti berikut ini.
3. Laporan sementara diparaf asisten dan dikembalikan kepada mahasiswa untuk membuat
laparon praktikum pada Lembar Kerja Praktikum.
4. Pindahkan data hasil pengamatan pada tabel di buku laporan sementara ke LEMBAR
KERJA PRAKTIKUM “Bab Hasil” dalam bentuk grafik dengan jarak pada absis dan
jumlah gelembung pada ordinat. Jelaskan makna grafik yang dibuat dari hasil percobaan!
5. Buatlah pembahasan pada laporan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
A. Bagaimana hubungan antara perubahan jarak lampu dari tumbuhan dan perubahan
intensitas cahaya yang diterima tumbuhan pada laju fotosintesis?
Praktikum BIO1102: Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia (Fotosintesis) halaman 2 dari 3
by Tri Adiati
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
B. Bagaimana hubungan antara intesitas cahaya dan laju fotosintesis seperti yang tertera
dalam data saudara?
C. Jelaskan fungsi natrium bikarbonat dengan menggunakan reaksi kimia!
D. Faktor-faktor lingkungan lain apakah yang dapat memengaruhi laju fotosintesis?
E. Dalam percobaan ini, faktor-faktor apakah yang diubah?
F. Adakah faktor-faktor yang tidak diatur atau tetap? Jika ada, bagaimana kiranya anda
akan mengubah percobaan ini untuk dapat mengatur faktor-faktor tadi, sehingga ada
perubahan pada laju fotosintesis?
6. Lamporan (Lembar Kerja) dikumpulkan di course.ipb.ac.id paling lambat satu
minggu setelah pelaksanaan praktikum.
Praktikum BIO1102: Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia (Fotosintesis) halaman 3 dari 3
by Tri Adiati
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu menjelaskan proses mendapatkan energi yang diperlukan untuk
aktivitas organisme konversi energi, khususnya konversi energi dalam proses fermentasi
etanol oleh sel-sel khamir
- Mahasiswa memiliki kemampuan mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca pustaka dan menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu bekerja dalam tim saat mengerjakan percobaan di laboratorium
Pendahuluan
Uraian Singkat
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu melakukan metabolisme. Setiap makhluk
hidup memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber energi dan sumber karbon tertentu
yang dikonversi ke bentuk energi kimia (Adenosine Triphosphate, ATP) yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya (Gambar 1). Sebagian besar makhluk hidup di bumi ini bersifat
kemoheterotrof. Organisme kemoheterotrof memerlukan sumber energi dan sumber karbon
berupa senyawa kimia organik. Kelompok organisme lain yang berperan sebagai penyedia
sumber karbon organik adalah kelompok fotoautotrof. Untuk kebutuhan metabolisme-nya,
organisme fotoautotrof memerlukan sumber energi cahaya dan sumber karbon berupa
karbondioksida. Organisme fotoautotrof ini salah satunya dicirikan oleh kemampuannya
melakukan fotosintesis.
tanpa adanya rantai tranpor elektron atau dikenal dengan reaksi fermentasi. Salah satu contoh
reaksi fermentasi adalah fermentasi alcohol (etanol).
Fermentasi alkohol pertama kali dipelajari oleh ahli kimia bangsa Perancis yang
dikenal dengan nama Lavoiser. Penemuan fermentasi ini terjadi pada tahun 1789. Lavoiser
mempelajarimengenai hal ini pertama kali secara alami. Ini didasarkan pada produksi etanol
oleh mikroba selama proses fermentasi pada substrat gula atau bahan berpati telah ada sejak
zaman dahulu kala. Macam-macam jenis makanan dan minuman yang diproduksi melalui
proses fermentasi telah lama dikenal dan digemari oleh masyarakat.
Secara etimologi, pengertian fermentasi berasal dari bahasa Latin yakni dari kata
“fervere” atau artinya mendidih, sedangkan secara terminologi, fermentasi adalah
menggambarkan aksi/aktivitas ragi (Sacharomyces cerevisiae) pada ekstrak buah selama
pembuatan minuman beralkohol.
Pada proses katabolismenya, kelompok organisme fermentatif mengubah sumber
karbon glukosa menjadi CO2 dan etanol. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
1. Glikolisis
Glikolisis adalah perubahan berupa reaksi perombakan glukosa yang ada pada
sitoplasma dan menghasilkan kandungan seperti asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.
Kehadiran enzim respirasi jelas sangat berpengaruh dalam proses ini karena nantinya akan
menghasilkan dua molekul berupa asam piruvat. Adanya asam ini adalah senyawa berkarbon
tiga yang sebagai substrat untuk reaksi berikutnya.
2. Reduksi Asam Piruvat
Setelah 2 asam piruvat dari proses glikolisis terbentuk, maka akan direduksi menjadi
dua buah molekul asetaldehil. Enzim piruvat dekarboksilase harus ada pada proses ini,
tujuannya agar proses menjadi lebih sempurna. Asam piruvat sendiri akan dipecah menjadi
karbon asetaldehid dan karbondioksida. Senyawa karbondioksida akan dilepas dan senyawa
asetaldehid digunakan pada proses selanjutnya.
3. Reduksi Asetaldehid
Pereduksian asetaldehid merupakan proses akhir dalam fermentasi ini. Nantinya dua
molekul asetaldehid akan direduksi menjadi dua molekul etanol yang akan dikatalisis oleh
alkohol dehidrogenase. Fungsi enzim akan membantu dalam memecah kandungan NADH
agar menjadi ion Hidrogen dan ion NAD. Ion Hidrogen sebagai pembentuk dari etanol,
NADH untuk donor pada elektron.
Tujuan Praktikum
Menghitung jumlah molekul CO2 dan etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi
gula, jus nenas, dan tepung tapioca oleh sel-sel khamir (dalam ragi/fermipan).
Prosedur Percobaan
Berikut ini langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam praktikum fermentasi etanol:
1. Masukkan 100 ml aquades ke dalam labu erlenmeyer A (dapat diganti botol plastik). Lalu
tambahkan 10 gram gula aduk hingga larut. Tambahkan beberapa tetes indikator phenol
red, amati dan catat warna larutan sebelum percobaan, lalu tambahkan ragi (khamir) 1
gram ke dalam larutan gula.
2. Isi penuh gelas ukur 100 ml dengan air kapur, tambahkan beberapa tetes indikator phenol
red, lalu masukan secara terbalik ke dalam gelas piala yang berisi air kapur dan diberi
beberapa tetes indikator phenol red. Usahakan gelas ukur tetap terisi penuh air dan
jangan lupa untuk mencatat warna air kapur setelah ditambah indikator pp.
3. Pasang selang di head space erlenmeyer (atau di tutup botol) yang diberi tutup plastisin
agar kedap udara. Ujung selang yang satunya dimasukan ke dalam mulut gelas ukur yang
diletakkan terbalik di dasar gelas piala. Lakukan dengan hati-hati agar gelas ukur tetap
terisi penuh air.
D
C
A
B E
Gambar 1. Skema seting percobaan (A) Erlenmeyer berisi larutan gula dan ragi (B) Gelas
piala, (C) Gelas ukur, dan (D) selang, contoh seting aparatus percobaan
4. Amati dan catat volume udara yang terbentuk setiap 10 menit selama 50 menit (menit ke
0, 10, 20, 30, 40, dan 50). Jangan lupa untuk mencatat suhu udara saat melakukan
percobaan, dan membuat foto dokumentasi rangkaian aparatus percobaan.
5. Lakukan hal yang sama untuk 2 set percobaan lainnya:
a. Larutan jus nenas 100 ml yang ditambah ragi 1 gram.
b. Larutan tepung tapioka 10 gram dalam 100 ml aquades yang ditambahkan ragi 1 gram.
6. Dengan menggunakaan persamaan gas ideal (dianggap tekanan udara 1 atmosfer), hitung
jumlah molekul CO2 yang dihasilkan pada setiap waktu pengamatan pada masing-masing
percobaan.
P = tekanan (Atm)
V = volume (liter)
n = jumlah molekul gas (Mol)
T = suhu dalam derajat Kelvin (K)
R= konstanta (0,082057 I.atm/mol.K)
7. Dengan menggunakan persamaan reaksi kimia fermentasi, hitung jumlah molekul etanol
yang terbentuk pada setiap waktu pengamatan pada masing-masing percobaan.
Persamaan reaksi fermentasi etanol: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
8. Gunakan tabel di bawah ini untuk mencatat data hasil pengamatannya percobaan:
Waktu
Volume CO2 Jumlah Molekul CO2 Jumlah Molekul
No pengamatan
(ml) (mol) alkohol/etanol (mol)
(menit)
1 0
2 10
3 20
4 30
5 40
6 50
Buatlah tabel yang sama untuk percobaan dengan jus nenas dan tepung tapioka.
9. Pada akhir percobaan, amati warna larutan gula/tapioca/jus nenas, apakah terjadi
perubahan warna?
10. Setelah percobaan, buka tutup plastisin pada erlenmeyer (tutup botol), cium aromanya,
apa pendapat Anda?
11. Kemudian amati larutan pada erlenmenyer/botol tersebut pada masing-masing
percobaan di bawah mikrokop dan gambarkan (buat foto dokumentasi) bentuk sel
organismenya.
12. Amati apakah setelah percobaan ada perubahan warna air kapur pada gelas ukur dan gelas
piala?
13. Jelaskan mengapa hasil dari ketiga percobaan tersebut demikian!
Tugas Praktikum
1. Lakukan percobaan dan pengamatan (Percobaan Fermentasi) seperti dijelaskan pada
prosedur praktikum di atas. Setiap kelompok hanya mengerjakan satu set percobaan, tetapi
mencatat data hasil dari dua set percobaan lainnya yang dikerjakan oleh kelompok lain.
Asisten akan membagi set percobaan yang akan dilakukan dan dicatat hasilnya oleh
masing-masing kelompok.
2. Catat hasil pengamatan pada BUKU LAPORAN SEMENTARA.
3. Laporan sementara diparaf asisten dan dikembalikan kepada mahasiswa untuk membuat
laparon praktikum pada Lembar Kerja Praktikum.
4. Buatlah laporan dengan format seperti tercantum di LEMBAR KERJA, pindahkan data
hasil pengamatan dalam bentuk tabel ke grafik dengan sumbu vertikal adalah jumlah mol
etanol dan sumbu horizantal adalah waktu pengamatan (menit), dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan pada penuntun praktikum.
5. Laporan (LEMBAR KERJA) dikumpulkan di course.ipb.ac.id paling lambat satu minggu
setelah pelaksanaan praktikum.
Pendahuluan
Langkah awal yang dilakukan Gregor Mendel untuk melakukan rangkaian percobaan-
percobaan persilangan pada tanaman hingga berhasil merumuskan suatu teori pewarisan sifat
diantaranya adalah kemauan dan kemampuannya untuk mempersiapkan bahan tanaman yang
dijadikan induk atau tetua dalam persilangan yang dilakukannya. Dalam tahapan persiapan ini,
pekerjaan utamanya adalah mengumpulkan berbagai spesies tanaman yang diantaranya adalah
Pisum sativum, untuk selanjutnya mengamati serta memilih sifat-sifat yang memiliki ciri-ciri yang
mudah dibedakan dengan jelas untuk masing-masing spesies tersebut. Hasil dari pencermatan
terhadap P. sativum tersebut terpilih tujuh sifat yang menjadi perhatian utama Mendel dalam
penelitiannya, salah satu diantaranya adalah sifat warna bunga yang mempunyaiciri merah-ungu
atau putih yang mudah dibedakan atau jelas perbedaannya. Tanpa adanya ciriyang berbeda pada
suatu sifat tertentu, tidak akan memungkinkan Mendel atau siapapun dapat mempelajari pola
pewarisan untuk sifat tersebut.
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah bahwa Mendel membandingkan ciri-
ciri yang berbeda tersebut pada stadia atau umur fisiologis yang sama, sehingga bila misalnya
Anda ingin membandingkan sifat warna buah cabe rawit (Capsicum frutescense), maka Anda
hanya dapat membandingkan ciri-ciri warna pada buah muda saja (misalnya ada yang putih-
kuning, hijau, dan ungu), atau ciri-ciri warna pada buah matang saja (misalnya adayang oranye,
merah-cerah, dan merah-tua), tetapi Anda tidak boleh membandingkan dengan cara
mencampurkan atau menggabungkan warna buah dari kedua umur fisiologis yang berbedatersebut
(muda dan matang). Untuk sifat tertentu, memang cirinya tidak dipengaruhi oleh umur ataupun
fisiologis tanaman, artinya berlaku sama baik pada yang muda maupun dewasa atau matang
bahkan tua.
Dalam mempelajari genetika, khususnya pewarisan sifat pada tanaman, memang yang
terbaik adalah kita mempraktekkannya dengan melakukan percobaan-percobaan persilangan
buatan mulai dari hanya mengamati untuk satu sifat beda (monohibrid), dua sifat beda (dihibrid),
dan seterusnya. Dari hasil persilangan tersebut diamati keragaan sifat pada turunanpertama (F1),
kemudian melanjutkan mengamati keragaan sifat pada individu-individu dari populasi F2 yang
pada umumnya bersegregasi, dan terakhir menganalisis data yang dihasilkan. Percobaan
persilangan sampai analisisnya ini membutuhkan waktu yang relatif lama, karena bila sampai F2
saja berarti membutuhkan tiga generasi pertanaman. Oleh karena itu untuk dapat tetap lebih
memberikan pemahaman terhadap teori ataupun prinsip yang disampaikan dalam modul
perkuliahan terkait pola pewarisan sifat, praktikum dapat dilakukan dengan membuat analogi
ataupun simulasi, atau bahkan cukup dengan menganalisis data yang sudah ada (misalmenganalisis
data dari percobaan Bateson et al. (1905) pada tanaman Sweet pea (Lathyrus odoratus).
Pendekatan lain untuk lebih meyakinkan dapat dilakukan dengan mencoba menerapkan teori dan
konsep pewarisan sifat tersebut yang dapat diamati dan dirasakan serta terbukti ada pada diri kita
(misal pewarisan sifat golongan darah sistem ABO pada manusia). Pewarisan sifat Golongan
Darah Sistem ABO pada manusia dikendalikan oleh satu gen, yang dalam populasi ada tiga alel
yang berbeda atau lebih dari dua alel yang dikenal dengan sebutanAlel Ganda atau Multiple allele,
namun dalam setiap individu tetap hanya ada dua atau sepasang alel. Ketiga alel tersebut adalah
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 1 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
IA, IB, dan I0. Alel IA bersifat kodominan terhadap alel IB dan sebaliknya, sedangkan alel IA dan IB
bersifat dominan terhadap alel I0 atau sebaliknya alel I0 bersifat resesif terhadap alel IA dan IB.
Pola pewarisan sifat yang dikemukakan Mendel (1866) ini dikenal dengan nama TeoriPewarisan
Terpisah (Partikulat). Teori ini berbeda atau bahkan bertolak belakang dengan teori pewarisan
yang dianut saat itu, yaitu Teori Pencampuran (Blending theory). Menurut teori pencampuran,
proses pewarisan berjalan melalui proses pencampuran seluruh sifat dari kedua tetua, sebagaimana
mencampurkan dua cairan (cat) dengan warna berbeda, misalnya warna Biru bercampur dengan
warna Kuning maka akan menjadi warna Hijau, dan warna Hijau ini tidak bisa dipecah atau
diuraikan lagi menjadi kembali warna Biru dan warna Kuning.
Dalam membuat kesimpulan tentang suatu populasi, umumnya data percobaan/ penelitian
yang didapat atau dimiliki adalah hasil dari proses pengambilan secara sampling (contoh). Untuk
itu diperlukan suatu uji matematis/statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data dan
membuat kesimpulan dengan baik pada tingkat/selang kepercayaan tertentu. Salah satu uji statistik
yang sering digunakan dalam menganalisis data percobaan genetika adalah Uji Khi-Kuadrat (χ2).
Dalam kajian genetika, kita akan dihadapkan pada pendugaan frekuensi teorik berdasarkan
penyebaran data pengamatan, misalkan untuk kasus-i (i = 1, 2, ...,k) diketahui frekuensi teorik
sama dengan n1, n2, ..., nk. Dari hasil pengamatan untuk kasus-kasus tersebut diperoleh banyaknya
individu berturut-turut sama dengan N1, N2, ..., Nk, dengan jumlah total = N atau (N1 + N2 + .....
Nk = N). Bila data ini mengikuti frekuensi teorik maka sebaran harapan data berturut-turut sama
dengan (n1 x N), (n2 x N), ..., (nk x N). Untuk memutuskandapat diterima atau tidaknya bahwa
sebaran pengamatan sama dengan sebaran harapan, dilakukan pengujian dengan menggunakan
kriteria statistika uji khi-kuadrat sebagai berikut, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Cara melakukan Uji Khi-kuadrat untuk menguji sebaran pengamatan terhadap sebaran
harapan yang didasarkan frekuensi teorik
Hipotesis
Kasus Pengamatan (Frekuensi teorikatau Harapan Khi-kuadrat (χ2)
Peluang)
(N1 - n1.N)2
1 N1 n1 n1 x N ───────
n1.N
2 (N2 - n2.N)2
N2 n2 n2 x N ───────
n2.N
... ... ... ... ...
(Nk - nk.N)2
k Nk nk nk x N ───────
nk.N
(Ni - ni.N)2
Total N 1 N ───────
ni.N
(χ2-hitung)
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 2 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Bila χ2-hitung > χ2 db α , maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai χ2 db α : dapat ditemukan pada tabel sebaran Khi-kuadrat dengan db (derajat bebas) = k
- 1; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya menggunakan α = 0.05 (atau selang
kepercayaan 95%).
Catatan:
χ2 db, α atau χ2-tabel untuk α = 0.05 (selang kepercayaan 95%) pada masing-masing db
(derajat bebas) yang berbeda (mulai db=1 dan seterusnya) adalah sebagai berikut:
1 = 3.841 2 = 5,991 3 = 7.815 4 = 9.488 5 = 11.070
6 = 12.592 7 = 14.067 8 = 15.507 9 = 16.919 10 = 18.307
Percobaan Monohibrid
Hasil percobaan Gregor Mendel dengan melakukan persilangan buatan menggunakan
tanaman kacang kapri (Pisum sativum) untuk masing-masing satu sifat (monohibrid) dari tujuhsifat
yang diamati secara terpisah diperoleh bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya ciri-sifat dari salah
satu tetua yang muncul. Bila dilakukan persilangan antara tanaman bunga merah- ungu dengan
bunga putih, maka akan menghasilkan keturunan (filial) generasi F1 yang semua tanamannya
berbunga merah-ungu (Gambar 1). Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang
disilangkan muncul kembali, misalnya untuk warna bunga pada generasi F2 akan muncul bunga
merah-ungu maupun bunga putih. Ciri sifat tetua yang tidak tampak (warna bunga putih) pada F1
terjadi karena tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan yang menutupi (warna bunga merah-
ungu) disebut ciri dominan.
Gambar 1. Hasil pengamatan, pemodelan dan interpretasi dari percobaan monohybrid Mendel
untuk sifat warna bunga
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 3 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Percobaan Dihibrid
Gregor Mendel selain melakukan percobaan untuk masing-masing satu sifat(monohibrid)
dari tujuh sifat yang diamati secara terpisah, juga melakukan percobaan dengan mengamati untuk
dua sifat berbeda secara bersamaan (dihibrid). Salah satu dihibrid yang menjadi perhatiannya
adalah untuk sifat Bentuk Biji (cirinya Bulat atau Keriput) dan sifat Warna Albumen/Kulit Biji
(cirinya Kuning atau Hijau). Data hasil persilangan antar tetua (P) Bulat-Kuning X Keriput-Hijau
diperoleh semua F1-nya sama dengan salah satu tetuanya yaituBulat-Kuning, sedangkan hasil F1
menyerbuk sendiri (atau F1 x F1) diperoleh data F2 yang memunculkan kombinasi ciri seperti
tetuanya maupun kombinasi baru yaitu:
Bulat – Kuning = 315
Bulat – Hijau = 101
Keriput – Kuning = 108
Keriput – Hijau = 32
Bila Anda melakukan analisis monohibrid untuk masing-masing sifat, maka dapat dibuktikan
bahwa baik Sifat Bentuk Biji ataupun Sifat Warna Albumen masing-masing dikendalikan olehsatu
gen yang terdiri dari dua alel dan berlaku kaidah dominan-resesif. Misalnya hasil analisis untuk
Monohibrid Bentuk Biji seperti pada Tabel 2. Hal yang sama dapat Anda lakukan untuk analisis
monohibris Warna Albumen.
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 4 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Tabel 2. Uji khi-kuadrat dan analisis genetik dari fenotipe F2 untuk sifat bentuk biji
Pada saat Mendel mencoba menganalisis langsung dua sifat beda sekaligus (Dihibrid)
(Tabel 3), diantaranya menggunakan alat bantu uji khi-kuadrat untuk menguji kaidah peluangdua
kejadian bebas. Berdasarkan kaidah peluang dua kejadian bebas, maka Kejadian-A bebas dari
kejadian-B bila: P (AB) = P (A) x P (B); artinya: timbulnya kejadian-A tidak dipengaruhi
munculnya kejadian-B, dan sebaliknya timbulnya kejadian-B tidak dipengaruhi munculnya
kejadian-A . Dari hasil percobaan dihibrid ini, Mendel menyimpulkan bahwa segregasi faktor
penentu ciri suatu sifat (atau alel-alel dari satu lokus) tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruh
segregasi ciri untuk sifat lainnya. Kesimpulan ini dikenal sebagai Hukum Mendel II atau
Hukum Berpadu Bebas (Independence assortment). Prinsip dari Hukum Mendel II adalah
bahwa dalam proses pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus pada kromosom
tertentu akan bersegregasi bebas (Hukum Mendel I), dan akan berpadu secara bebasdengan alel dari
lokus lainnya dari kromosom yang berbeda (Hukum Mendel II).
Tabel 3. Uji khi-kuadrat dan analisis fenotipe F2 untuk gen pengendali sifat bentuk biji dan gen
pengendali sifat warna albumen adalah saling bebas
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 5 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Percobaan Persilangan Warna Bunga dan Bentuk Polen pada Lathyrus odoratus
Pada tahun 1905, W. Bateson, E.R. Saunders, dan R. Punnett meneliti sifat warna bunga
dan sifat bentuk polen atau benangsari pada tanaman sweet pea (Lathyrus odoratus) dengan
melakukan persilangan buatan seperti yang dilakukan Gregor Mendel (Bateson et al., 1905).
Bateson dan kawan-kawanpun memastikan dulu tanaman yang dijadikan tetua dalam persilangan
bersifat homozigot untuk genotipe dari sifat-sifat yang diamatinya, seperti yang dilakukan Mendel.
Bateson dan kawan-kawan menyilangkan tanaman tetua-1 berbunga ungu dengan polen panjang
dengan tanaman tetua-2 berbunga merah dengan polen bulat (Pierce, 2005), dan ternyata untuk
semua tanaman generasi F1 fenotipenya sama dengan salah satu tetuanya. Hasil penyerbukan
sendiri tanaman F1 (F1 x F1) diperoleh tanaman F2 yang fenotipenya ada yang sama dengan
kedua tetuanya dan juga kombinasi dari kedua tetuanya seperti kasus dihibrid Mendel (Gambar
2), namun ternyata nisbah fenotipe F2-nya berbeda nyata dari nisbah fenotipe F2 dihibrid Mendel
bila dilakukan uji khi-kuadrat.
Gambar 2. Bagan dan hasil persilangan pada sweet pea (Lathyrus odoratus) dengan mengamati
sifat warna bunga dan sifat bentuk polen (Bateson et al., 1905)
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 6 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Prosedur Praktikum
Pengujian atau Analisis Genetik dan Tugas atau Pertanyaan
A. Analisis Monohibrid dan Dihibrid dari Hasil Percobaan Bateson et al. (1905)
1. Lakukan pengujian Khi-kuadrat dari data fenotipe F2 dari hasil persilangan pada sweet pea
(Lathyrus odoratus) (data pada Gambar 2) untuk masing-masing sifat secara terpisah
(monohibrid), yaitu untuk sifat warna bunga dan untuk sifat bentuk polen.
2. Bagaimana determinisme genetik atau pengendalian genetik untuk masing-masing sifat
tersebut?
3. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk masing-masing sifat tersebut.
4. Lakukan pengujian Khi-kuadrat untuk data fenotipe F2 hasil persilangan pada sweet pea
(Lathyrus odoratus) (data pada Gambar 2) sekaligus untuk dua sifat beda (dihibrid) dengan
pengujian atau hipotesis bahwa kedua gen pengendali sifat warna bunga dan sifat bentuk
Polen saling bebas dengan pengujian peluang dua kejadian bebas.
5. Bagaimana kesimpulan Anda, apakah gen pengendali sifat warna bunga dan gen
pengendali sifat bentuk polen berada pada satu kromosom yang sama atau berada pada
kromosom berbeda, dan kenapa?
6. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk warna bunga dan bentuk
polen tersebut.
7. Kombinasi fenotipe ciri-sifat yang baru muncul pada F2 (tidak ada di tetua maupun F1)
terjadi karena mekanisme berpadu bebas atau pindah silang, dan jelaskan mengapa?
8. Buatkan prosedur ringkas, bagaimana teknik dan tahapan melakukan persilangan buatan
pada tanaman sweat pea berdasarkan Video Youtube berikut:
8.1 How to grow sweet peas from seed (10 minutes)
https://www.youtube.com/watch?v=FeaUusulB-c
8.2 Guide to how to cross sweet peas (6 minutes)
https://www.youtube.com/watch?v=Pq7-JGRmFBc:
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 7 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Materi Praktikum BIO102: Pewarisan Sifat pada Tanaman dan Penerapannya untuk Golongan Darah Sistem ABO halaman 8 dari 7
by Ence Darmo Jaya Supena
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa dapat menjelaskan tentang produk GMO, mengenal dan memberi contoh
produk-produk GMO yang sudah atau belum beredar di masyarakat.
- Mahasiswa memiliki kemampuan mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca pustaka dan menulis laporan terkait materi praktikum
- Mahasiswa mampu berkomunikasi dan mengumpulkan informasi dari masyarakat, serta
bekerja sama dalam tim
Pendahuluan
Genetically Modified Organisms (GMO) dapat didefinisikan sebagai organisme
dengan material genetik (DNA) yang sudah mengalami perubahan tanpa proses alami.
Organisme ini perlu modifikasi DNA buatan melalui penyisipan satu atau lebih gen dari
spesies lain atau dari varietas lain spesies yang sama. Sebagai contoh beberapa salmon
dimodifikasi dengan meningkatkan aktivitas gen hormon pertumbuhan. Namun, GMO dari
tanaman budidaya yang lebih umum dalam kontribusinya untuk memberikan kebutuhan
makanan.
Modifikasi genetik dari organisme tersebut dapat dikategorikan menjadi empat yaitu:
1. Green Genetic Engineering bertujuan untuk mengembangkan modifikasi genetik tanaman
pada sektor pertanian atau makanan, 2. Red/Yellow Genetic Engineering dimanfaatkan untuk
pengobatan, diagnostik dan terapi gen juga pengembangan dan produksi obat (insulin dan
vaksin), 3. Grey/White Genetic Engineering digunakan untuk produksi enzim atau bahan kimia
untuk industri dengan umumnya menggunakan modifikasi genetik mikro organisme, 4.
Genetically Modified Animals dimanfaatkan untuk produksi makanan spesifik seperti susu
bebas alergi.
Bagaimanapun pemahaman terkait GMO ini masih belum banyak diketahui dan
dipahami oleh masyarakat Indonesia walaupun produknya sudah banyak masuk di Indonesia.
Pada praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui, memahami dan menggali lebih
banyak pengetahuan terkait GMO dan informasinya di masyarakat.
Tujuan Praktikum
- Mengidentifikasi produk-produk GMO yang belum dan sudah beredar di masyarakat.
- Mengumpulkan data dari produk-produk GMO dan modifikasi genetik yang telah
dilakukan.
- Mengetahui seberapa besar pengetahuan masyarakat terkait produk GMO.
Metode
Daftar Pustaka
FDA. 2017. AquAdvantage salmon fact sheet. Retrieved from
https://www.fda.gov/AnimalVeterinary/DevelopmentApprovalProcess/Biotechnology
ProductsatCVMAnimalsandAnimalFood/AnimalswithIntentionalGenomicAlterations/
ucm473238.htm
Friends of The Earth (FOE). 2015. Genetically Engineered Animals from lab to factory
farm. Report documents. www.foe.org
Glick BR, Pasternak JJ. 1998. Molecular Biotechnology. Principles and Aplications of
Recombinant DNA. Edisi ke 2. Washington: ASM.
Hannover 2021. www.hannover-re.com
Deckers M, Deforce D, Fraiture M-A, Roosens NHC. 2020. Genetically Modified Micro-
Organisms for Industrial Food Enzyme Production: An Overview. Foods 9, 326: 1-20;
doi:10.3390/foods9030326
PP No. 21/2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik
Pan T-M. 2002. Current Status and Detection of Genetically Modified Organism. Journal
of Food and Drugs Analysis 10(4): 229-241
Timmer CP. 2003. Biotechnology and Food Systems in Developing Countries. Journal of
Nutritrion 133: 3319–3322.
Pendahuluan
Uraian Singkat
DNA yang merupakan material genetik terdiri dari molekul nukleotida berupa gula
pentosa (deoxyribose), basa nitrogen berupa adenin, timin, guanin dan sitosin yang
dihubungkan oleh gugus fosfat menjadi rantai polinukleotida. Setiap organisme memiliki
ukuran dan urutan DNA yang berbeda-beda. Struktur DNA yang merupakan rangkaian
nukleotida memberikan implikasi pada sifat kimia DNA yang akan bermuatan negatif pada pH
netral seperti yang umumnya ada di dalam sel, sehingga dengan mudah dapat
dipisahkan/diisolasi DNA dari komponen sel yang lain.
Analisis DNA telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sekarang ini.
Analisis DNA dapat digunakan untuk identifikasi suatu organisme, analisis keragaman suatu
populasi, analisis kekerabatan, forensik, kloning gen, deteksi suatu penyakit, dan riset-riset
yang berkaitan dengan bidang biologi molecular. Dewasa ini, untuk melakukan analisis DNA
diperlukan kemampuan dalam mengisolasi DNA, memisahkan molekul DNA dengan teknik
elektroforesis gel, mengamplifikasi molekul DNA dengan metode Polymerase Chain Reaction
(PCR), dan mensekuen DNA. Prinsip dalam isolasi DNA adalah memisahkan DNA dari
bagian-bagian sel yang lain. Isolasi DNA dibagi ke dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Melisis sel dengan suatu larutan buffer tujuan mengeluarkan material DNA dari sel
2. Memisahkan molekul DNA dari debris sel dengan sentrifugasi
3. Memisahkan molekul DNA dari molekul protein
4. Mengendapkan molekul DNA
5. Melarutkan DNA dengan air atau larutan buffer
Teknik elektroforesis gel digunakan untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan
ukuran fragmen. Media yang digunakan untuk memisahkan umumnya adalah gel agarosa.
Teknik ini didasarkan pada kemampuan molekul DNA untuk bergerak pada media agarose
bermedan listrik dari kutub negatif ke kutub positif. Jarak dan kecepatan pergerakan dari posisi
awal ditentukan oleh konsentrasi gel agarosa dan ukuran fragmen DNA yang dipisahkan.
Fragmen yang berukuran kecil akan bergerak lebih awal dan lebih jauh dari kutub negatif,
sedangkan fragmen yang berukuran lebih besar akan bergerak lebih lambat dan lebih dekat
dengan kutub negatif.
Teknik PCR adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbanyak fragmen DNA
secara in vitro. Teknik ini ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun 1983. Dalam teknik ini
digunakan beberapa tahapan yaitu:
a. denaturation, pemisahan utas DNA satu sama lain; annealing, dan pembentukan utas DNA
baru
b. annealing, penempelan primer oligonukleotida pada bagian DNA yang sekuennya
homolog, dan
c. extension, yaitu pembentukan utas DNA baru berdasarkan template DNA dari tiap utas.
Untuk membuat reaksi PCR diperlukan template DNA, empat jenis nukleotida dalam
bentuk dATP, dTTP, dGTP, dCTP, dua jenis primer (suatu oligonukleotida umumnya
berukuran 18-25 nukleotida), larutan buffer, dan enzim DNA polimerase. Proses PCR
Praktikum BIO102: Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan Polymerase Chain Reaction halaman 1 dari 5
by Miftahudin et al
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
dilakukan dalam suatu mesin thermocycle yang bisa diatur perubahan suhunya secara
bersiklus. Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan praktikum isolasi DNA di
laboratorium, lalu melakukan elektroforesis gel dan PCR secara virtual.
Pada praktikum isolasi DNA akan diisolasi DNA yang berasal dari bawang bombay
dengan metode cepat, yaitu dengan menghancurkan bawang bombay, memisahkan isi sel
berupa protein, DNA, RNA, lemak, ribosom dan molekul-molekul kecil lainnya. Selanjutnya
DNA akan diendapkan dari larutan suspensi sel menggunakan alkohol.
Tujuan:
1. Mempelajari teknik isolasi DNA untuk mendapatkan DNA yang dapat digunakan sebagai
template PCR
2. Mempelajari teknik elektroforesis gel agarose untuk memisahkan fragmen DNA
3. Mempelajari teknik amplifikasi DNA dengan Polymerase Chain Reaction
A. Isolasi DNA
Prosedur Kerja
1. Ambil seperempat bagian bawang bombay yang sudah dikupas dan dicuci bersih, lalu
potong bawang bombay menjadi 5-10 potongan (berukuran kecil).
2. Letakan potongan bawang bombay pada mortal dan digerus hingga halus, selanjutnya
ditambahkan larutan buffer lisis dan diaduk hingga bawang bombey tersuspensi dalam
larutan buffer lisis.
3. Selanjutnya suspensi disaring menggunakan kain kasa
4. Suspensi hasil saringan diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi ditambahkan alkohol absolut dingin sebanyak 5 ml
secara perlahan-lahan dengan cara memiringkan tabung yang berisi suspensi serta
penambahan alkohol dilakukan dari bagian dinding tabung.
6. Tabung yang berisi suspensi DNA yang telah ditambahkan alkohol selanjutnya didiamkan
2-3 menit dalam posisi miring (jangan sampai bergoyang), sehingga benang-benang yang
berwarna putih yang merupakan DNA akan mulai terlihat.
7. Selanjutnya DNA dapat diambil dengan cara menggoyang-goyangkan batang pengaduk
(atau ujung pipet).
Bila DNA akan disimpan, maka setelah DNA diambil lalu dikering anginkan untuk
menghilangkan sisa etanol. DNA selanjutnya dimasukkan ke dalam microtube dan
ditambahkan ddH2O sebanyak 0.5 ml hingga 1 ml (disesuaikan dengan banyaknya DNA),
microtube diberi label lalu disimpan.
Praktikum BIO102: Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan Polymerase Chain Reaction halaman 2 dari 5
by Miftahudin et al
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Pertanyaan:
1. Apa fungsi larutan buffer lisis pada isolasi DNA?
2. Apa fungsi penambahan alkohol absolut dingin pada isolasi DNA?
B. Elektroforesis Gel
1. Simak Video Teknik Elektroforesis Gel Agarosa pada link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=vq759wKCCUQ
2. Perhatikan setiap tahapan dari teknik tersebut dan tuliskan laporan praktikum.
3. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa yang anda ketahui tentang gel agarose?
b. Apa fungsi larutan buffer pada teknik elektroforesis gel agarose?
c. Mengapa sampel DNA harus diletakkan pada sisi negatif?
d. Apa tujuan memberikan arus listrik pada elekroforesis gel agarose?
e. Apa yang menyebabkan fragmen DNA dapat terpisah satu sama lain pada gel agarose?
f. Mengapa fragmen DNA yang berukuran lebih besar akan berada dekat dengan kutub
negatif, sedangkan yang lebih kecil akan berada jauh dari kutub negatif?
Praktikum BIO102: Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan Polymerase Chain Reaction halaman 3 dari 5
by Miftahudin et al
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Praktikum BIO102: Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan Polymerase Chain Reaction halaman 4 dari 5
by Miftahudin et al
Penuntun Praktikum BIO102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Pertanyaan:
1. Fenomena sel mana yang ditiru oleh Teknik PCR?
2. Utas DNA mana dari template DNA yang diamplifikasi?
3. Apa fungsi primer?
4. Apa fungsi enzim DNA polimerase?
5. Pada suhu berapa utas DNA bisa terpisah, dan pada suhu berapa utas DNA bisa disintesis?
6. Berapa molekul DNA yang terbentuk dari satu molekul DNA yang diamplifikasi dengan
PCR setelah 35 siklus
7. Apa fungsi perubahan suhu pada proses PCR ini?
8. Pada suhu denaturasi berapa tidak terbentuk produk PCR? Mengapa?
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan PCR?
10. Kondisi PCR seperti apa dari simulasi yang anda kerjakan yang menghasilkan produk
paling optimum?
Praktikum BIO102: Isolasi DNA, Elektroforesis Gel, dan Polymerase Chain Reaction halaman 5 dari 5
by Miftahudin et al
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
PEWARNAAN BAKTERI
Pendahuluan
Bakteria merupakan mikrob bersel tunggal, dan tidak memiliki nukleus (sel prokariot),
Umumnya selnya berukuran 1-5 μm, sehingga perlu alat bantu pembesar hingga 1000 kali
untuk melihatnya. Mikroskop cahaya dapat digunakan untuk pengamatan sampai perbesaran
hingga 1000 kali dengan menggunakan minyak imersi.
Sel bakteri tampak tidak berwarna (hialin) pada waktu dilekatkan pada kaca objek untuk
membuat preparat, meskipun koloninya (kumpulan sel) tampak berwarna. Oleh karena itu
perlu dibuat lebih kontras dengan area sekitarnya supaya lebih mudah diamati menggunakan
mikroskop, yaitu dengan memberikan pewarnaan. Beberapa zat yang digunakan sebagai
pewarna, juga dapat digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Sel yang diberi
warna akan lebih mudah dilihat menggunakan lensa objektif mikroskop pada tingkat
pembesaran tinggi (10X100) dengan bantuan minyak imersi. Jangan pernah kembali ke
lensa objektif 40x setelah minyak imersi digunakan pada kaca preparat, karena minyak
imersi dapat membuat buruk lensa objektif berkekuatan rendah.
Bakteri dapat diamati melalui preparat basah ataupun olesan/apusan. Preparat basah
untuk melihat bakteri dalam kondisi masih hidup, tanpa pewarnaan, sedangkan preparat olesan
untuk mengamati sel yang telah dilekatkan pada kaca preparat dan diberi pewarna. Preparat
olesan disiapkan melalui fiksasi panas, sebelum diberikan pewarnaannya. Fiksasi panas
dimaksudkan untuk menempelkan bakteri pada kaca objek. Penyiapan olesan bakteri
dilakukan secara aseptik untuk menghindari agar bakteri yang digunakan tidak tercemar dari
bakteri kontaminan dari lingkungan sekitar dan melindungi diri kita dari kontaminasi dari
bakteri yang digunakan. Preparat olesan bakteri kemudian diberikan tetesan pewarnanya, dan
dibiarkan sejenak agar zat warna meresap ke dalam sel bakteri.
Pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan, yaitu pewarnaan sederhana,
pewarnaan diferensial, pewarnaan struktural, dan pewarnaan untuk menguji keberadaan
komponen tertentu di dalam sel. Pewarnaan mikroba yang menggunakan satu jenis zat warna
disebut sebagai pewarnaan sederhana. Pewarnaan bakteri sederhana digunakan untuk
mengamati berbagai bentuk morfologi bakteri, misalnya bentuk batang, bulat, koma, dan
spirilum. Permukaan sel-sel bakteri umumnya bermuatan negatif, sehingga akan berikatan baik
dengan zat-zat warna mengandung gugusan fungsional yang dapat membentuk warna
(khromofor) dan bermuatan positif (kationik). Zat warna bermuatan positif ini juga disebut zat
warna basa, contoh biru metilen, safranin, malachite green, basic fuchsin, dan ungu kristal.
Sebaliknya zat-zat warna mengandung khromofor bermuatan negatif (anion), disebut juga
sebagai zat warna asam, tidak dapat diikat oleh sel bakteri, sehingga bagian latar belakang
bakteri yang akan berwarna (Gambar 1). Contoh zat warna bermuatan negatif ialah eosin,
nigrosin, merah Kongo, rose Bengal dan acid fuchsin.
Pewarnaan yang menerapkan lebih dari satu warna disebut pewarnaan diferensial.
Contohnya pewarnaan Gram yang diciptakan oleh Christian Gram pada 1884. Bakteri melalui
pewarnaan Gram, dapat dibedakan menjadi dua grup, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Perbedaan pada keduanya ialah dalam hal lapisan-lapisan dinding selnya. Pewarnaan
Gram memerlukan empat macam larutan, yaitu larutan zat warna basa, mordant, pencuci zat
warna basa, dan satu zat warna lainnya (counterstain) yang berbeda dari zat warna pertamanya,
namun masih merupakan zat warna basa. Larutan mordant merupakan zat yang dapat
meningkatkan afinitas/pengikatan antara sel dengan zat warna. Sel-sel yang tidak dapat
melepaskan warna awal yang diberikan, maka sel akan tetap berwarna biru-ungu karena
pewarna awal yang digunakan berupa ungu kristal, dan disebut sebagai bakteri Gram positif.
Sebaliknya, sel-sel yang dapat melepaskan ungu kristal maka akan tampak merah muda karena
berikatan dengan pewarna tandingannya (counterstain), yaitu diberikan warna safranin, dan
disebut sebagai bakteri Gram negatif.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan melakukan pewarnaan bakteri dengan menggunakan zat warna
biru metilen untuk mengamati bentuk morfologi sel bakteri dan membandingkan hasilnya
terhadap sel bakteri yang mendapatkan pewarnaan Gram
Metode
A. Pengamatan 2 macam sel bakteri melalui pewarnaan sederhana
1. Cermati metode no 2 dan 3 sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam
praktikum)
2. Sebelum praktik pewarnaan sederhana menggunakan pewarna basa atau lebih dikenal
dengan pewarnaan positif, silakan cermati caranya yang disajikan pada
https://www.youtube.com/watch?v=JHLsb97_wTA
3. Pengamatan bakteri dengan mikroskop cahaya umumnya perlu perbesaran kuat (10x100)
sehingga pada perbesaran kuat tersebut perlu minyak imersi. Oleh karena supaya lebih
jelas prosedur penggunaan mikroskop yang perlu minyak imersi, silakan lihat video pada
https://www.youtube.com/watch?v=f7KlFSgdUGU
4. Asisten yang bertugas di pagi hari, dimohon bantuannya menentukan 3 jumlah mikroskop
dalam setiap laboratorium yang akan digunakan untuk perbesaran 1000 kali hingga sore
hari, dengan cara melabelnya (minta label ke tenaga pendidikan). Setiap asisten
bertanggung jawab di akhir praktikum untuk mencek ulang, bahwa praktikan telah
membersihkan ujung lensa objektif 100x dengan tisu lensa yang dibasahi alkohol 95%.
Perbesaran hingga 1000 kali dalam praktikum BIO1102 hanya digunakan pada
pengamatan bakteri
5. Silakan lakukan prosedur no 2 dan 3, yaitu
a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95% agar bebas dari lemak dan kotoran.
b. Setelah kaca objek kering, buatlah lingkaran (kira-kira sebesar mata uang logam
Rp100) dengan spidol permanen di tengah-tengah permukaan bawah kaca objek. Di
pinggir kiri atas sebelah lingkaran tulis nama organisme yang akan dioleskan.
c. Kocok tabung yang berisi kultur bakteri hingga suspensi merata. Hindarkan
terbasahinya sumbat oleh biakan.
d. Pijarkan seluruh kawat lup inokulasi.
e. Angkat sumbat kapas penutup tabung dengan kelingking kanan, jangan diletakkan di
atas meja supaya tidak tercemar. Panaskan mulut tabung.
f. Setelah lup menjadi dingin, ambil 1-2 lup suspensi bakteri pertama secara aseptik (di
dekat pembakar spirtus). Panaskan kembali mulut tabung, sumbat kembali tabung
dengan kapas penyumbat. Letakkan tabung tersebut di rak tabung.
g. Letakkan suspensi di tengah-tengah permukaan atas kaca objek..
h. Sebarkan suspensi hingga rata seluas area yang disediakan.
i. Jepit bagian ujung dari kaca objek, lalukan di atas api, lakukan secara berulang (tiga
kali), hindari menggerakkan kaca obyek terlalu lambat di atas api. Tahapan ini disebut
fiksasi panas
j. Pijarkan kembali lup sebelum digunakan lagi.
k. Lakukan langkah point a sampai j untuk membuat olesan bakteri yang kedua.
l. Letakkan kaca objek yang berisi olesan bakteri yang akan diwarnai di atas kawat
penyangga di bak pewarna.
m. Genangi permukaan olesan bakteri dengan zat warna biru metilen menggunakan pipet
yang tersedia, biarkan olesan terwarnai selama 2 menit.
n. Pegang kaca objek dengan pinset dan miringkan. Bilas zat warna dengan air dari botol
pijit sampai zat warna yang tertinggal hanya sedikit.
o. Serap air yang tersisa dengan kertas tissue, dan jangan digosok hingga merusak
permukaan olesan bakteri yang telah diwarnai.
6. Gunakan mikroskop tertentu yang telah ditetapkan oleh asisten untuk mengamati masing-
masing preparat menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan 1000 kali,
namun mulailah dengan menggunakan lensa objektif 10x (pembesaran 10x10 = 100 kali).
7. Jika hasil pengamatan tampak warnanya, lanjutkan dengan menggunakan lensa objektif
40x (pembesaran 10x40 = 400 kali).
8. Jika hasil pengamatan sudah tampak bintik-bintik, gunakan lensa objektif 100x dengan
cara sedikit menggeser lensa objektif 40x (bukan digerakkan ke atas dengan pengatur fokus
kasar ataupun halus), dan teteskan minyak imersi pada permukaan kaca penutup di area
bidang pandang (sinar pencahayaan). Perhatian: gunakan minyak imersi sedikit saja
(kurang dari 1/2 tetes).
9. Setelah terdapat minyak imersi pada permukaan kaca penutup, gunakan lensa objektif 100x
(pembesaran 10x100 = 1000 kali) dengan cara menempatkan (menggeser) lensa objektif
100x tepat pada bidang pandang. Fungsi minyak imersi untuk memfokuskan cahaya, dan
mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh difraksi.
10. Amati morfologi spesimen dari bentuknya batang atau bulat, serta penataannya tunggal,
berpasangan, rantai, atau bergerombol seperti anggur.
11. Gambarkan sketsa gambar bakteri dengan skala dan warna yang sesuai pada lembar jawab
yang tersedia. Cantumkan nama masing-masing bakteri yang diamati. Buatlah foto
dokumentasi menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di course.ipb.ac.id).
12. Bersihkan ujung lensa objektif 40x dan 100x menggunakan tisu lensa yang telah dibasahi
dengan alkohol 95%
Pertanyaan
Hasil pengamatan pada bakteri:
1. Sebutkan bentuk sel Bacillus subtilis dan Staphylococcus serta Escherichia coli dari hasil
pengamatan tersebut di atas
2. Apakah pewarnaan sebaiknya selalu digunakan dalam setiap pengamatan morfologi
bakteri, jelaskan
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan pewarnaan sederhana
dan pewarnaan Gram
4. Struktur bakteri bagian manakah yang menentukan hasil pewarnaan Gram
5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri Gram positif
berwarna ungu atau kebiruan
6. Jenis pewarnaan manakah yang dapat digunakan untuk mengamati keberadaan kapsul pada
bakteri
7. Sebutkan prosedur yang sesuai jika ingin mengamati motilitas bakteri
8. Sebutkan secara umum perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat digunakan untuk
mengamati bakteri
9. Sebutkan perbesaran lensa objektif mikroskop yang digunakan harus memakai minyak
imersi
10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi? jelaskan jawaban
Anda
Pendahuluan
Makhluk hidup secara luas dikategorikan pada tiga domain kehidupan, yaitu Bakteria,
Arkhaea, dan Eukarya. Domain Eukarya terdiri atas Protista, Cendawan, Hewan, dan
Tumbuhan (Gambar 1).Semua sel organisme di domain Eukarya memiliki nukleus sehingga
sebagai sel eukariot yang unisel ataupun multisel. Beberapa anggota protista dan cendawan
tidak kasat mata, sehingga perlu alat bantu pembesar untuk melihatnya, di antaranya dengan
mikroskop cahaya.
Protista
Protista merupakan kumpulan beragam organisme uniseluler eukaryota. Dahulu Protista
merupakan sebuah kingdom, namun data molekuler menunjukkan dalam protista terdapat
beberapa kingdom dari domain Eukarya. Sampai saat ini pengetahuan tentang hubungan
evolusioner di antara kelompok-kelompok dalam protista tersebut belum lengkap, sehingga
protista masih digunakan sebagai istilah yang tepat untuk menyebut eukariota yang bukan
tumbuhan, hewan, ataupun cendawan. Protista mendapatkan nutrisinya melalui berbagai cara,
yaitu autotrof, heterotrof dan miksotrof. Contoh protista yang autotrof ialah alga. Protista
lainnya yang secara informal disebut protozoa adalah heterotrof, memakan bakteri dan protista
lainnya. Anggota protista heterotrofik, yaitu anggota cendawan semu mendapatkan molekul
organik melalui absorpsi, dan beberapa ada yang parasit
Protista uniseluler melimpah di lingkungan tanah, air tawar, payau, dan laut. Selain itu
juga umum di saluran pencernaan hewan dan di jaringan pembuluh tumbuhan. Tidak semua
protista berukuran mikroskopis. Beberapa memiliki sel makroskopis yang besar, seperti
plasmodia (amuba raksasa), cendawan lendir Myxomycetes dan alga hijau laut (Caulerpa)
dapat memiliki sel tunggal yang ukurannya bisa beberapa meter. Beberapa protista bersifat
multiseluler, seperti alga merah dan coklat.
Kelompok Ciliata dari Protista, seperti Paramecium berukuran 10-3.000 ⴗm. Ciliata
dapat mengkoordinasikan gerakan terarah dan menelan makanan yang berupa partikel. Ciliata
tertentu memiliki struktur berbasis silia yang berfungsi seperti dayung, corong, atau sirip.
Genus Paramecium termasuk protista yang telah mengatur silia mereka menjadi mulut primitif
yang disebut sitosom.
Cendawan
Cendawan termasuk dalam kingdom Fungi dan merupakan organisme heterotrof, namun
tidak seperti hewan cara memperoleh makanannya. Cendawan memperoleh bahan organik dari
tempat tumbuhnya melalui absorpsi oleh massa hifa (miselium). Bahan organik tersebut dapat
berasal dari organisme yang masih hidup (hidup sebagai parasit), ataupun di antaranya dapat
berasal dari organisme mati, tanah, serasah, dan batang kayu yang tumbang (hidup sebagai
saprofit). Cendawan memiliki dinding sel, sehingga molekul berukuran kecil yang dapat
masuk ke dalam sel. Dengan demikian, cendawan mencerna makanannya secara eksternal,
melalui enzim yang dikeluarkan oleh selnya. Molekul berukuran kecil akan diserap oleh
miselium untuk mendukung kehidupannya.
Tubuh cendawan ada yang unisel (mikroskopis), contohnya kelompok khamir, dan ada
pula yang multisel, contohnya kapang tempe, kapang oncom, kapang pelempar topi, jamur
merang, jamur tiram dan jamur lingzi. Dengan demikian, cendawan multiseluler dapat
berukuran renik dan berukuran besar, bergantung pada jenis cendawannya. Hifa cendawan
multisel dapat berupa hifa aseptat dan septat.
Cendawan dapat melakukan reproduksi seksual dan atau reproduksi aseksual dengan
membentuk spora. Spora merupakan struktur reproduksi yang akan berkecambah pada kondisi
substrat yang sesuai, terutama dalam kondisi lembap, menghasilkan hifa yang bercabang-
cabang membentuk miselium. Hifa/miselium dikenal sebagai struktur somatik cendawan.
Rhizopus yang sering disebut dengan kapang tempe, hifa somatiknya (tubuh) berupa hifa
senosit (hifa aseptat). Jika Anda beruntung akan dapat melihat aliran sitoplasma dalam hifa
aseptat. Pada hifa akan tumbuh struktur tempat pembentukan sporangiospora, yaitu
sporangium. Struktur penyangga sporangium adalah sporangiofor yang bagian ujungnya
menggelembung. Ujung sporangiofor yang menggelembung dan berada dalam kantung
(sporangium) dikenal dengan sebutan kolumela. Pada Rhizopus dapat ditemukan hifa yang
mengalami modifikasi untuk melekat pada subtrat, yaitu rizoid. Rhizopus terdiri atas beberapa
spesies. Kapang tersebut anggota dari Mucorales.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati morfologi kultur segar Paramecium dan Rhizopus
pada tempe kedelai
Metode
A. Pengamatan Paramecium
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan amati
Paramecium melalui video pada https://www.youtube.com/watch?v=vo_AQVrjS04
2. Amati morfologi Paramecium sp. pada mikroskop melalui pembuatan sediaan segar
sebagai berikut:
- Letakkan sedikit saja (± 0,5 - 1 tetes) kultur segar Paramecium sp. pada permukaan
kaca objek dan jangan ditutup terlebih dahulu dengan kaca penutup
- Amati pada mikroskop dengan perbesaran paling lemah (lensa objektif 4x atau 10x)
- Apakah morfologinya mudah diamati dengan spesimen yang sedang bergerak?
- Jika masih mudah diamati morfologinya maka tutuplah tetesan kultur segar tersebut
dengan gelas penutup
- Amati pada mikroskop dengan menggunakan lensa objektif perbesaran lemah terlebih
dahulu (4x atau 10x). Jika hasil pengamatan tampak spesimennya, maka perbesaran
dapat ditingkatkan menggunakan lensa objektif 40x (pembesaran 10x40 = 400 kali)
- Jika morfologinya sukar diamati karena spesimen masih aktif bergerak, maka buatlah
sediaan baru dan perlu ditambahkan sedikit (1 tetes) larutan kanji 1% sebelum
ditutup dengan gelas penutup untuk menghambat pergerakannya
- Amati pada mikroskop dengan diawali penggunaan lensa objektif paling lemah (lensa
objektif 4x atau 10x)
- Amati bentuk sel, makro dan mikro nukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan,
sitosom, dan silia.
3. Gambar hasil pengamatan anda dan beri keterangannya! Buatlah foto dokumentasi
menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di course.ipb.ac.id)
B. Pengamatan Cendawan:
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan
amati Rhizopus melalui video pada
https://www.youtube.com/watch?v=2NvrL_zekqw
2. Amati morfologi Rhizopus sp. secara langsung pada mikroskop cahaya dengan cara
sebagai berikut:
- Ambil sekelumit koloni Rhizopus dengan menggunakan tusuk gigi dari tempe yang
telah dilembapkan semalam
- Letakkan pada kaca objek yang telah diberi 1 tetes akuades
- Uraikan sedikit massa Rhizopus yang menggerombol dalam air tersebut secara
perlahan menggunakan 2 tusuk gigi, yaitu dengan ditarik ke arah berlawanan secara
Pertanyaan
Hasil pengamatan pada Paramecium:
1. Apa fungsi makro dan mikro nukleus Paramecium sp.?
2. Jelaskan cara Paramecium dalam memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya
3. Apa perbedaan vakuola kontraktil dan vakuola makanan?
4. Jelaskan fungsi penambahan larutan kanji
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mengerjakan pengamatan sel tumbuhan menggunakan mikroskop
majemuk
- Mahasiswa dapat mengamati dan mengenali organel-organel dan zat ergastik yang terdapat
dalam sel tumbuhan
Pendahuluan
Uraian Singkat
Sel merupakan unit dasar yang menyusun organisme. Berdasarkan organisasi
internalnya, sel dapat dibedakan menjadi sel prokariot dan sel eukariot. Sel prokariot tidak
memiliki membran inti, materi genetik tersebar di sitoplasma, dan tidak memiliki sistem
endomembran. Sel prokariot dijumpai pada domain Archaea dan Bacteria. Sel eukariot
memiliki membrane inti, materi genetik terdapat di dalam inti sel, dan memiliki sistem
endomembran. Sel eukariot dijumpai pada domain Eukarya. Contoh anggota Eukarya adalah
cendawan, Protista, hewan, dan tumbuhan. Dalam praktikum ini kita akan mempelajari tentang
sel tumbuhan.
Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, inti, dan sitoplasma. Keberadaan
dinding sel membedakan sel tumbuhan dari sel hewan. Berdasarkan perkembangan dan
struktur jaringan tumbuhan, dinding sel dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu dinding
primer dan dinding sekunder. Inti sel umumnya berbentuk bola. Inti dikelilingi oleh membran
inti dan berisi matriks inti yang disebut nukleoplasma, dan satu atau beberapa nukleolus. Di
dalam sitoplasma terdapat mitokondria, plastid, apparatus golgi, retikulum endoplasma,
mikrotubul, ribosom, vakuola, dan zat-zat ergastik. Mitokondria berhubungan dengan proses
perubahan energi dan berisi berbagai enzim. Plastid merupakan organel khas yang terdapat
pada tumbuhan dan tidak dijumpai pada hewan. Tipe utama plastid adalah kloroplas,
kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas berwarna hijau karena adanya klorofil dalam jumlah yang
banyak. Kromoplas dapat berwarna kuning, jingga, atau merah karena ada kandungan
karotenoid. Leukoplas merupakan plastid yang tidak berpigmen, dijumpai pada jaringan yang
tidak terkena cahaya, dan merupakan tempat penimbunan cadangan makanan, contohnya pati.
Aparatus golgi disebut juga badan golgi, kompleks golgi, atau diktiosom. Retikulum
endoplasma (RE) merupakan sistem kompleks yang terdiri atas dua membrane unit yang
membatasi ruangan sempit, muncul dalam bentuk sisternae yang melebar atau lembaran.
Retikulum endoplasma terdiri atas RE kasar bila di permukaannya terdapat ribosom; dan RE
halus bila tidak ada ribosom yang melekat. Mikrotubul merupakan organel sel yang berbentuk
silinder panjang yang berongga, panjangnya bervariasi dari beberapa nanometer sampai
beberapa mikrometer. Ribosom adalah partikel-partikel kecil dengan ukuran 17-20 nm yang
terdapat bebas dalam sitoplasma. Vakuola menempati sebagian besar sel dewasa tumbuhan.
Di dalamnya terdapat cairan yang dibatasi oleh membrane yang disebut tonoplas. Cairan yang
terdapat di dalam vakuola dapat berupa gula, protein, asam organik, pigmen flavonoid, dan
kalsium oksalat.
Pada sel tumbuhan dapat dijumpai bahan-bahan yang disebut zat ergastik yaitu bahan
Praktikum BIO1102: Sel Tumbuhan dan Kandungan Zat di Dalamnya halaman 1 dari 3
by Nina Ratna Djuita
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
cadangan dan bahan buangan yang diproduksi oleh sel. Contoh zat ergastik adalah pati,
protein, minyak, lemak, lilin, kristal, benda silika, tannin, dan pigmen-pigmen tanaman. Pati
muncul dalam bentuk butiran, umumnya akan berwarna kebiru-biruan bila diberi larutan I2KI.
Butir pati terdiri atas lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Lapisan-lapisan
yang mengelilingi hilum disebut lamella. Protein dijumpai pada lapisan endsperma paling luar
yang disebut aleuron. Minyak dan lemak sering dijumpai pada biji dan buah. Kristal pada
tumbuhan dapat dijumpai dalam berbagai bentuk seperti kristal piramid, prisma, kristal bentuk
jarum (rafid), atau Kristal berbentuk durian. Benda silica terbentuk dalam epidermis sel
tumbuhan. Tannin dapat dijumpai pada daun, jaringan pembuluh, kulit biji, dan periderm.
Pigmen-pigmen tumbuhan dapat dijumpai dalam plastid dan vakuola.
Sel yang masih hidup memiliki protoplas, mampu melakukan aktivitas metabolism,
dan dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sel yang telah mati tidak memiliki
organel- organel, di dalamnya hanya ada ruang-ruang kosong.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari organel-organel dan zat ergastik yang terdapat
dalam sel tumbuhan.
Bahan dan Metode
Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan meliputi mikroskop cahaya, cutter, gelas object dan gelas penutup. Bahan
yang diperlukan terdiri atas: sel gabus singkong, bawang merah, daun Rhoeo discolor, daun
Hydrilla, tangkai daun Begonia, rimpang jahe (Zingiber officinale), dan methylene blue 1 %.
Metode
Pada praktikum ini akan dilihat organel-organel sel dan zat ergastik di dalamnya
dengan menggunakan mikroskop cahaya. Amatilah sampel pada perbesaran 10 x 10, kemudian
diamati pada perbesara 40 x 10. Gambarlah hasil pengamatan anda dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini.
1. Irislah gabus singkong secara transversal dengan silet setipis mungkin, lalu letakkan di atas
gelas objek, kemudian diberi setetes air dan amati di bawah mikroskop !
2. Perhatikan umbi bawang merah yang berlapis-lapis. Pada lapisan tersebut ada bagian tipis
seperti membran. Ambillah bagian ini sedikit saja, lalu letakkkan di atas gelas objek
kemudian diberi air, selanjutnya diberi methilene blue, kemudian ditutup dengan gelas
penutup. Setelah itu, amatilah dengan mikroskop !
3. Perhatikan permukaan daun Rhoeo discolor. Daun bagian atas dan bagian bawah memiliki
warna yang berbeda. Irislah daun bagian bawah yang berwarna ungu setipis mungkin untuk
mendapatkan jaringan epidermisnya. Penyayatan dilakukan secara paradermal. Hasil
irisan diletakkan di atas gelas objek, diberi air satu tetes, kemudian ditutup. Silakan diamati
dengan mikroskop!
4. Ambil daun Hydrilla yang masih muda, tidak perlu diiris. Kalau daunnya terlalu panjang,
bisa diambil setengah bagian saja. Letakkan daun pada gelas objek, beri satu tetes air,
kemudian diberi gelas penutup. Amati di bawah mikroskop !
5. Ambillah tangkai daun Begonia, lalu diiris melintang. Hasil irisan disimpan di gelas objek,
Praktikum BIO1102: Sel Tumbuhan dan Kandungan Zat di Dalamnya halaman 2 dari 3
by Nina Ratna Djuita
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
diberi air, lalu ditutup dengan gelas penutup. Amatilah di bawah mikroskop!
6. Perhatikan rimpang jahe! Rimpang ini mengandung pati yang terdapat dalam bentuk
butir-butir pati. Irislah rimpang jahe dengan irisan melintang, letakkan di gelas objek,
lalu diberi air, selanjutnya ditutup dengan gelas penutup, kemudian diamati dengan
mikroskop!
7.
Catatan:
1. Gambar hasil pengamatan dengan mikroskop dibuat menggunakan pinsil/pinsil warna, di
dalam bidang pandang yang dibuat dengan jangka
2. Pada gambar ditunjukan bagian-bagian yang tampak dan diberi keterangan gambar
3. Buatlah foto dokumentasi hasil pengamatan di mikroskop menggunakan kamera
handphone Anda untuk diupload di course.ipb.ac.id (perwakilan kelompok)
Pertanyaan
1. Apakah sel gabus singkong merupakan sel hidup atau sel mati? Mengapa demikian?
Jelaskan! Apakah anda menjumpai organel-organel pada gabus singkong ? Bagaimana
bentuk sel gabus singkong ?
2. Bagaimanakah bentuk sel epidermis bawang merah? Organel apa yang dapat kita amati
pada epidermis bawang merah? Bagaimana bentuk inti selnya ? Berapa jumlah inti dalam
tiap sel?
3. Bagaimanakah bentuk sel epidermis daun R. discolor? Apa warna dari sel epidermisnya?
Mengapa berwarna demikian? Apa nama zat ergastik yang terdapat pada daun R. discolor?
Zat warna tersebut terdapat pada organel apa?
4. Organel apa yang dapat dijumpai pada daun Hydrilla ?
5. Zat ergastik berupa apa yang terdapat pada tangkai daun Begonia? Kristal pada tangkai
daun Begonia berada pada sel parenkima. Bagaimanakah bentuk sel parenkima dan bentuk
kristalnya?
6. Zat ergastik apa yang terdapat pada rimpang jahe? Bagaimanakah bentuk sel parenkima
dan bentuk butir pati pada jahe? Apakah butir pati tersebut soliter atau berkelompok ?
Praktikum BIO1102: Sel Tumbuhan dan Kandungan Zat di Dalamnya halaman 3 dari 3
by Nina Ratna Djuita
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mengerjakan pengamatan jaringan hewan menggunakan mikroskop
majemuk
- Mahasiswa dapat mengamati jaringan hewan, mengenali sel-sel penyusunnya, dan
menyebutkan bagian-bagian nya
Pendahuluan
Uraian Singkat
Struktur tubuh hewan terorganisasi ke dalam serial tingkatan hirarki seperti kita
mempelajari atom, molekul sampai sel, atau lebih jauh lagi dari sel sampai ekosistem. Jika
diambil contoh, satu sel otot pada jantung seekor hewan berfungsi dalam kontraksi jantung.
Setiap sel otot bercabang sehingga koneksi antara satu sel dengang sel lainnya menjamin
koordinasi dalam kontraksi semua sel otot pada jantung. Sel-sel otot membentuk tingkatan
kedua dari struktur dan fungsi yang disebut jaringan. Jaringan yaitu kelompok sel yang serupa
dengan fungsi yang spesifik. Jantung terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan yang bergabung
menjalankan fungsi tertentu. Selain memiliki jaringan otot, jantung juga tersusun dari jaringan
ikat. Dalam hal ini jantung merupakan contoh dari tingkat hirarki berikutnya yang disebut
organ. Jantung merupakan salah satu organ di dalam sistem sirkulasi. Selain itu bagian lain
dari sistem sirkulasi yaitu pembuluh darah seperti arteri, vena dan kapiler.
Struktur tubuh hewan dikelompokkan menjadi empat jaringan dasar yaitu epitel, ikat, otot
dan. Dari keempatnya, jaringan ikat adalah yang paling berbeda ditinjau dari dasar
penyusunan sel-selnya. Pada jaringan ikat, matriks ekstraselular merendam sempurna semua
sel-sel penyusunnya dan karenanya berfungsi menahan tekanan mekanis. Sedangkan pada
ketiga jaringan yang lain, matriks ekstraselular tidak sebanyak pada jaringan ikat.
1. Jaringan Epitel
Sebagian besar sel penyusun tubuh hewan mengorganisasikan diri membentuk jaringan
epitel, yaitu jaringan dengan struktur lembaran dengan sel-sel yang saling bersambungan sisi
dan sisi. Kadang-kadang struktur lembaran sel tadi bertumpuk-tumpuk atau berlapis-lapis
menjadi tebal seperti pada epidermis kulit (epitel berlapis); atau hanya setebal satu lapis sel
seperti pada epitel saluran pencernaan. Sel-selnya bisa panjang dan berbentuk tabung
(kolumnar), kotak (kubus) atau pipih (skuamosa). Beberapa fungsi jaringan epitel antara lain
sebagai batas pelindung jaringan dibawahnya, terlibat dalam metabolisme yang kompleks
(misalnya mensekresikan hormon, enzim, susu dan keringat), menyerap nutrien, ataupun
mendeteksi sinyal. Dari beragam bentuk dan fungsi diatas, ternyata semua jaringan epitel
hanya bisa ditemukan di sisi terluar suatu organ, melapisi permukaan luar tubuh (kulit) atau
permukaan rongga-rongga tubuh (peritoneum). Sebagai contoh, sel epitel dijumpai pada
kelenjar. Kelenjar bisa terdiri hanya dari satu jenis sel epitel, misalnya sel-sel goblet yang
terdapat di dinding usus. Kelenjar yang mengandung beragam sel-sel epitel misalnya kelenjar
endokrin. Hampir semua kulit hewan merupakan sel-sel epitel. Sel-sel kulit pada vertebrata
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 1 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
mengandung keratin untuk mengurangi penguapan air. Sedangkan kulit beberapa hewan yang
lain mensekresikan lendir (mukosa) atau bahan-bahan lainnya, misalnya pada cacing tanah.
Beragam bentuk-bentuk sel epitel dan distribusinya pada tubuh manusia dapat dilihat pada
Gambar 1.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat pada hewan sangat beragam, antara lain kuat dan elastis (tendon dan lapisan
dermis kulit), keras dan padat (tulang), melindungi dan bisa meredam hentakan (kartilago),
lunak dan transparan (cairan semipadat yang mengisi rongga mata) sampai ke cair (darah).
Semua jenis jaringan ikat tersebut dipenuhi oleh matriks ekstraselular yang disekresikan oleh
sel-sel penyusunnya. Berbagai jenis jaringan ikat mempunyai karakter yang spesifik
tergantung pada jenis dan jumlah kolagen dalam maktriknya, dan berbagai molekul lain yang
terikat ke kolagen. Selain itu, berdasarkan jenis kolagennya, jaringan ikat bisa dibedakan
menjadi jaringan ikat longgar (fibroblas) dan jaringan ikat padat (fibrosa).
Matriks ekstraselular pada jaringan ikat longgar mengandung serabut kolagen fibroblas
yang elastis dan fleksibel (epitel kulit dan beberapa organ dalam tubuh, misalnya paru-paru,
arteri dan kantung kemih). Jaringan ini juga merupakan pembentuk lapis pelindung dari otot,
dan pembuluh darah. Sedangkan matriks jaringan ikat padat mengandung kolagen fibrosa yang
tersusun rapat. Jaringan ini bisa ditemukan sebagai tendon yang berfungsi menghubungkan
otot ke tulang, dan juga sebagai ligamen yang menghubungkan tulang-tulang di persendian.
Kartilago dan tulang seringkali dikelompokkan sebagai jaringan ikat padat. Kartilago
mempunyai matriks ekstraselular yang dilengkapi dengan struktur endapan protein. Kartilago
yang lunak bisa ditemukan di kerangka embrional vertebrata dan kerangka dewasa dari ikan
hiu. Selain itu juga di tubuh vertebrata dewasa, yaitu daun telinga, ujung hidung dan
persendian. Sedangkan tulang merupakan jaringan ikat padat yang di dalam matriksnya
ditemukan garam-garam kalsium, mineral dan beberapa jenis protein yang membuatnya
menjadi kuat dan sedikit elastis. Dengan begitu, tulang juga bertindak sebagai cadangan
(reservoir) dari kalsium.
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 2 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Dari keenam jenis jaringan ikat, jaringan ikat longgar adalah yang paling banyak
ditemukan. Di dalam matriks jaringan ikat longgar hanya sedikit ditemukan serabut berupa
kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material dan
sebagai peredam mekanis bagi jaringan dan/atau organ lainnya. Jaringan ikat longgar yang
ditemukan di lapisan dermis kulit membatasi dengan otot. Jaringan ikat padat/fibrosa
mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk
tendon.
Sel-sel penyusun jaringan lemak banyak mengandung tetesan lemak. Jaringan ini
digunakan sebagai bantalan dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap sel
lemak, mengandung tetes lemak yang besar dan matriks relatif sedikit. Darah adalah jaringan
ikat yang tersusun atas sel-sel darah yang tersuspensi dalam matriks ekstraselular cair yang
disebut plasma. Fungsi darah adalah sebagai media transportasi gas oksigen dan
karbondioksia, nutrisi, hormon, berbagai metabolit sekunder, berbagai limbah metabolisme
dan juga terlibat dalam sistem kekebalan tubuh. Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel-sel darah
merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan trombosit. Pada manusia, trombosit disebut
juga sebagai platelet darah yang berfungsi dalam pembekuan darah. Pada hewan vertebrata
hanya hewan anggota kelas Mamalia yang mempunyai sel darah merah tidak berinti. Beberapa
jenis jaringan ikat dan distribusinya pada tubuh manusia dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Beberapa jenis jaringan ikat dan distribusinya pada tubuh manusia
3. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang memanjang membentuk serabut sehingga sering
disebut sebagai serabut otot. Sel-sel penyusunnya dilengkapi dengan molekul miofibril yang
bisa berkontraksi yang akan menyebabkan pergerakan hewan. Pada vertebrata bisa ditemukan
tiga jenis otot yang utama, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Struktur anatomi
jaringan otot rangka, otot jantung, dan otot polos, dan distribusinya pada tubuh manusia dapat
dilihat pada Gambar 3.
Otot rangka bekerja atas perintah otak secara sadar (voluntary). Serabut ototnya
memanjang dan mempunyai banyak inti yang terletak di tepi (di dekat membran plasma) dan
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 3 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung mempunyai garis-garis melintang seperti otot rangka tetapi serabutnya
bercabang-cabang dan inti selnya terletak di tengah. Pada setiap bagian ujung sel, terdapat
sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal kontraksi dari satu sel ke sel
lainnya yang mengatur denyut jantung.
Pada otot polos yang bekerja secara tidak sadar (involuntary), serabut ototnya membentuk
gelendong, yaitu struktur kedua ujung meruncing dan bagian tengah membesar. Inti tunggal
berada di bagian tengah sel.
Gambar 3 Jaringan otot rangka, otot jantung, dan otot polos, dan distribusinya pada tubuh
manusia
4. Jaringan saraf
Jaringan berfungsi dalam mengintegrasikan datangnya rangsang dan tanggapan rangsang.
Sel-sel disebut neurons. Setiap neuron mempunyai badan sel, akson, dan dendrit. Dendrit
berfungsi menerima informasi dari sel-sel lain dan menghantarkan nya ke badan sel. Badan sel
adalah bagian sel yang yang menggembung, didalamnya ada inti, mitokondria dan organel
lainnya sebagaimana sel-sel eukariot. Sedangkan akson menghantarkan rangsang menjauhi
badan sel. Jaringan terdiri dari dua jenis sel, yaitu neuron dan sel-sel glial. Neuron
menghantarkan pesan berupa rangsang. Sel-sel glial berlekatan dengan neuron dan seringkali
mengelilingi neuron yang berfungsi sebagai pelindung neuron.
The picture can't be display ed.
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 4 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari macam dan struktur jaringan dasar pada hewan,
meliputi jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
Metode
1. Jaringan Epitel
a. Amati preparat yang tersedia (preparat epitel pipih, kubus, atau kolumnar) dengan
pembesaran lemah (10X10) dan pembesaran kuat (10X40).
b. Pada perbesaran lemah fokuskan pengamatan Anda pada bagian yang memiliki
jaringan epitel, lalu dengan perbesaran kuat amati tipe epitel: bentuk sel, jumlah inti,
letak inti, dan ciri-ciri lainnya.
c. Gambar hasil pengamatan Anda dan lengkapi gambar dengan keterangan bagian-
bagian yang tampak pada gambar.
2. Jaringan Ikat
a. Amati preparat tulang padat (compact bone) dengan pembesaran lemah (10X10),
kemudian dengan pembesaran kuat (10X40).
b. Pada perbesaran lemah fokuskan pengamatan Anda pada satu sistem osteon, lalu
dengan pembesaran kuat, amati sistem osteon, yang terdiri atas lakuna, kanal sentral,
lamela tulang, kanalikuli, dan kanalis Haversi.
c. Gambar hasil pengamatan Anda dan lengkapi gambar dengan keterangan bagian-
bagian yang tampak pada gambar.
3. Jaringan otot
a. Amati preparat yang tersedia (preparat halus polos, skelet, dan jantung) dengan
pembesaran lemah (10X10), kemudian dengan pembesaran kuat (10X40).
b. Pada perbesaran lemah fokuskan pengamatan Anda pada bagian jaringan otot, lalu
dengan pembesaran kuat, perhatikan tipe jaringan otot dengan mengamati ciri-ciri
serabut otot, apakah memiliki sel sel berbentuk gelendong dan polos? atau berupa
serabut dengan garis-garis melintang (gelap dan terang)? Apakah serabut bercabang
atau tidak bercabang? Perhatikan inti sel, apakah di tengah atau di tepi (di dekat
membran plasma)? Ketika Anda mengamati otot jantung, perhatikan bagian ujung sel
yang membentuk sambungan rapat.
c. Gambar hasil pengamatan Anda dan lengkapi gambar dengan keterangan bagian-
bagian yang tampak pada gambar.
4. Preparat Jaringan Saraf
a. Amati preparat jaringan saraf yang disediakan dengan pembesaran lemah (10X10) dan
pembesaran kuat (10X40).
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 5 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
b. Dengan perbesaran lemah fokuskan pengamatan Anda pada jaringan syaraf, lalu
fokuskan pengamatan pada satu neuron dan dengan perbesaran kuat amati bagian-
bagian dari neuron: badan sel, inti, akson, dan dendrit.
c. Gambar hasil pengamatan Anda dan lengkapi gambar dengan keterangan bagian-
bagian yang tampak pada gambar.
Catatan:
1. Gambar sel/jaringan dibuat menggunakan pinsil/pinsil warna, di dalam bidang pandang
yang dibuat dengan jangka
2. Pada gambar ditunjukan bagian-bagian yang tampak dan diberi keterangan gambar
3. Buatlah foto dokumentasi hasil pengamatan di mikroskop menggunakan kamera
handphone Anda untuk diupload di course.ipb.ac.id (perwakilan kelompok)
Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara epitel pipih, kubus dan kolumnar selapis!
2. Apa yang anda ketahui tentang lakuna, kanal sentral, lamela tulang, kanalikuli, dan kanalis
Haversi dari sistem osteon?
3. Jelaskan perbedaan antara jaringan otot polos, skelet, dan jantung!
4. Sebutkan bagian-bagian neuron?
Praktikum BIO1102: Struktur dan Fungsi Bermacam Jaringan Tubuh halaman 6 dari 6
by Tim Biosain Hewan Departemen Biologi
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa mampu mengerjakan pengamatan sel darah pada berbagai taksa hewan
menggunakan mikroskop majemuk
- Mahasiswa mengidentifikasi bentuk sel darah merah dan sel darah putih pada berbagai
hewan vertebrata serta bagian-bagiannya
Pendahuluan
Uraian Singkat
Struktur tubuh hewan terorganisasi ke dalam serial tingkatan hirarki seperti kita
mempelajari atom, molekul sampai sel, atau lebih jauh lagi dari sel sampai ekosistem. Jika
diambil contoh, satu sel otot pada jantung seekor hewan berfungsi dalam kontraksi jantung.
Setiap sel otot bercabang sehingga koneksi antara satu sel dengang sel lainnya menjamin
koordinasi dalam kontraksi semua sel otot pada jantung. Sel-sel otot membentuk tingkatan
kedua dari struktur dan fungsi yang disebut jaringan. Jaringan yaitu kelompok sel yang serupa
dengan fungsi yang spesifik. Jantung terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan yang bergabung
menjalankan fungsi tertentu. Selain memiliki jaringan otot, jantung juga tersusun dari jaringan
ikat. Dalam hal ini jantung merupakan contoh dari tingkat hirarki berikutnya yang disebut
organ. Jantung merupakan salah satu organ di dalam sistem sirkulasi. Selain itu bagian lain
dari sistem sirkulasi yaitu pembuluh darah seperti arteri, vena dan kapiler.
Struktur tubuh hewan dikelompokkan menjadi empat jaringan dasar yaitu epitel, ikat, otot
dan saraf. Dari keempatnya, jaringan ikat adalah yang paling berbeda ditinjau dari dasar
penyusunan sel-selnya. Pada jaringan ikat, matriks ekstraselular merendam sempurna semua
sel-sel penyusunnya dan karenanya berfungsi menahan tekanan mekanis. Sedangkan pada
ketiga jaringan yang lain, matriks ekstraselular tidak sebanyak pada jaringan ikat. Praktikum
ini akan membahas mengenai salah satu sel penyusun jaringan ikat (Gambar 1), yaitu sel darah.
Praktikum BIO1102: Sel Darah Merah dan Putih pada Berbagai Taksa Hewan halaman 1 dari 4
by Tim Biologi Dasar
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Darah merupakan jaringan ikat yang tersusun atas sel-sel darah yang tersuspensi dalam
matriks ekstraselular cair yang disebut plasma. Fungsi darah yaitu sebagai media transportasi
gas oksigen dan karbondioksida, nutrisi, hormon, berbagai metabolit sekunder, berbagai
limbah metabolisme dan juga terlibat dalam sistem kekebalan tubuh. Ada tiga jenis sel darah,
yaitu sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan trombosit (Gambar 2).
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang mengikat oksigen. Sel-sel ini mengantarkan
oksigen ke sel dan mengeluarkan karbon dioksida. Pada hewan vertebrata hanya hewan
anggota kelas mammalia yang mempunyai sel darah merah tidak berinti. Eritrosit vertebrata
yang lebih rendah (yaitu, ikan, amfibi, reptil, dan burung) berinti dalam keadaan matang
(Gambar 3). Darah memiliki peran protektif dengan mengangkut faktor pembekuan dan
trombosit untuk mencegah kehilangan darah setelah cedera. Pada manusia, trombosit disebut
juga sebagai platelet darah yang berfungsi dalam pembekuan darah. Darah juga mengangkut
agen pelawan penyakit, yaitu sel darah putih, ke tempat infeksi dan terlibat dalam system imun.
Sel-sel darah putih terdiri atas neutrofil, monosit, limfosit, eosinofil, dan basofil.
Sel darah putih, juga disebut leukosit (leuko = putih), membentuk sekitar satu persen
volume sel dalam darah. Peran sel darah putih sangat berbeda dari sel darah merah, yaitu
terlibat dalam respon imun untuk mengidentifikasi dan melawan patogen, seperti inveksi oleh
Praktikum BIO1102: Sel Darah Merah dan Putih pada Berbagai Taksa Hewan halaman 2 dari 4
by Tim Biologi Dasar
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
bakteri, virus, dan organisme asing lainnya. Sel darah putih terbentuk terus menerus; beberapa
hanya hidup selama berjam-jam atau berhari-hari, tetapi beberapa hidup selama bertahun-
tahun. Morfologi sel darah putih sangat berbeda dari sel darah merah, yakni memiliki inti dan
tidak mengandung hemoglobin.
Berbagai jenis sel darah putih diidentifikasi oleh penampilan mikroskopisnya setelah
pewarnaan histologis (Gambar 4), dan masing-masing memiliki fungsi khusus yang berbeda.
Dua kelompok sel darah putih yaitu, granulosit, yang meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil;
dan agranulosit, yang meliputi monosit dan limfosit. Granulosit mengandung butiran
(granula) dalam sitoplasmanya; sedangkan agranulosit dinamakan demikian karena kurangnya
granula dalam sitoplasmanya. Granulosit biasanya berperan dalam merespon pertama selama
cedera atau infeksi. Agranulosit monosit berdiferensiasi menjadi makrofag dan sel dendritik,
yang berperan merespons infeksi atau cedera. Limfosit, termasuk sel B dan T, bertanggung
jawab atas respon imun adaptif. Beberapa leukosit menjadi makrofag yang tetap berada di
tempat yang sama atau bergerak melalui aliran darah dan berkumpul di tempat terjadinya
infeksi atau peradangan karena adanya sinyal kimia dari partikel asing dan sel yang rusak.
Limfosit merupakan sel utama yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, terdiri atas sel B,
sel T, dan sel pembunuh alami (natural killer cells). Sel B menghancurkan virus atau bakteri
dan menonaktifkan toksin yang dikeluarkan oleh bakteri, serta memproduksi antibodi. Sel T
tertentu menyerang sel tubuh yang terinfeksi bakteri atau virus. Sel T lainnya berfungsi secara
tidak langsung dengan mendorong fagositosis oleh sel darah putih lainnya dan dengan
merangsang sel B untuk memproduksi antibodi. Sel pembunuh alami menyerang berbagai
mikroba menular dan sel tumor tertentu.
Gambar 3 Sel-sel darah putih manusia (a) granulosit dicirikan oleh nukleus berlobus dan
inklusi granular dalam sitoplasma - meliputi neutrofil, eosinofil, dan basophil; (b) agranulosit
meliputi limfosit dan monosit.
(https://courses.lumenlearning.com/suny-wmopen-biology2/chapter/introduction-to-structure-and-function-of-blood/)
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mengidentifikasi bentuk sel darah merah dan sel darah putih pada
berbagai hewan vertebrata serta bagian-bagiannya.
Praktikum BIO1102: Sel Darah Merah dan Putih pada Berbagai Taksa Hewan halaman 3 dari 4
by Tim Biologi Dasar
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Metode
1. Amatilah preparat ulas darah dari spesies yang disediakan menggunakan mikroskop
majemuk
2. Pada setiap pengamatan preparat carilah dan gambar sel darah merah dan putih (usahakan
menemukan netrofil, eosinofil, basophil, monosit, dan limfosit terutama pada preparate
ulas darah manusia)
3. Gambar (boleh diberi warna) secara manual pada buku laporan dan beri keterangan pada
gambar yang telah dibuat sbb:
A. Nama hewan (nama lokal & nama ilmiah)
B. Beri keterangan bagian sel darah merah dan putih: membran plasma, sitoplasma,
nukleus
C. Tuliskan perbesaran yang ada di gambar tersebut, contoh: 4x10, 10x10, atau 40x10 atau
40x, 100x 400x dll
Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan dan persamaan secara histologis sel darah merah dari taksa hewan
yang telah diamati?
2. Bagaimana perbedaan secara histologis sel-sel darah putih yang telah diamati pada preparat
ulas darah mamalia?
Praktikum BIO1102: Sel Darah Merah dan Putih pada Berbagai Taksa Hewan halaman 4 dari 4
by Tim Biologi Dasar
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Praktikum BIO1102: Biomimikri : Inovasi yang Terinspirasi oleh Alam halaman 1 dari 2
by Tim Biologi Dasar
Penuntun Praktikum BIO1102 Biologi Dasar Semester Ganjil 2022
Praktikum BIO1102: Biomimikri : Inovasi yang Terinspirasi oleh Alam halaman 2 dari 2
by Tim Biologi Dasar