Anda di halaman 1dari 2

Sirosis adalah suatu keadaan patologi yang menggambarkan stadium akhir fibrosis

hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan kerusakan parenkim hati.1 Prevalensi
sirosis hepatis di Amerika Serikat diperkirakan menyebabkan sekitar 35.000 kematian dalam
setiap tahunnya. Sirosis hepatis menempati urutan ke-14 penyebab tersering kematian pada orang
dewasa di dunia.2 Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata
prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal Penyakit
Dalam.3

Menurut penelitian Setiawan et al. di Amerika tahun 2016, menyatakan bahwa penyebab
utama sirosis hepatis di negara barat adalah alcoholic liver disease (ALD), nonalcoholic fatty
liver disease (NAFLD) dan Hepatitis C.4 Bhattarai et al. di Nepal tahun 2017 menyatakan bahwa
alcoholic liver disease sebagai penyebab tersering.5 Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh
Kalista et al. tahun 2019 menemukan bahwa 51,8% disebabkan oleh hepatitis B.6 Hal ini juga
didukung oleh Chang et al. tahun 2015 di Singapur dan Qua et al. tahun 2011 di Malaysia
sebanyak 63,3% dan 46,1% adalah hepatitis B.7,8

Penelitian Patasik et al (2015) di RSUP Prof. Dr. D. Kandou Manado dari Agustus
2012−Agustus 2014, mendapatkan bahwa pasien sirosis hepatis terbanyak adalah laki-laki
(62,7%) dengan rentang usia terbanyak 50-59 tahun (31,4%).9 Penelitian yang dilakukan di
Amerika juga menemukan hal serupa yakni, laki-laki 64,1% dengan usia >50th 62,2%. Penyebab
sirosis hepatis terbanyak adalah hepatitis B (13,7%) dan komplikasi paling sering adalah
hipertensi portal yang akan berkembang menjadi varises esophagus (37,8%).6, 10, 11

Bhattarai et al. di Nepal tahun 2017 menyatakan bahwa gejala paling banyak adalah
distensi abdomen (93,5%), asites (92,5%), anorexia (70,5%), lelah (60,5%), perdarahan saluran
cerna bagian atas (54,3%) dan muntah (52,5%). Sedangkan tanda klinis terbanyak yang
ditunjukkan adalah icterus (74,2%), pucat (72,3%), edem ekstremitas (60,5%), kerontokan
rambut (59,3%) dan spider naevi (43,7%).5

Pasien dengan sirosis hepatis tidak hanya memiliki risiko tinggi berkembang menjadi
kanker liver, namun juga dapat berkembang menjadi malignansi extra hepatal. 12 Morbiditas dan
mortalitas sirosis tinggi akibat komplikasinya sehingga perlu memperbaiki kualitas hidup pasien
sirosis dengan pencegahan dan penanganan komplikasinya.11

Anda mungkin juga menyukai