180-Article Text-4840-1-10-20220923
180-Article Text-4840-1-10-20220923
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Hermin Marlian, Irene Virda Sakina dan Putri
Setya Tyasna
Universitas Singaperbangsa Karawang, Jawa Barat, Indonesia
Email:1910631210056@student.unsika.ac.id, 1910631210065@student.unsika.ac.id,
1910631210085@student.unsika.ac.id, 1910631210009@student.unsika.ac.id dan
191063121008@student.unsika.ac.id
ABSTRAK
Heksana adalah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus
kimia C6H14. Awalan heks menunjukan pada enam karbon
atom yang terdapat pada heksana dan akhiran ana berasal dari
kata alkana yang menunjuk pada ikatan tunggal yang
menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Telah dilakukan
identifikasi senyawa terpenoid dan steroid pada beberapa
tanaman, yaitu Tanaman Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium
Walp.), Salam (Syzygium polyanthum), Bilaran Tapah
(Argyreia nervosa (Burm. F.), Buta-buta (Excoecaria
agallocha L.), serta pada sediaan losion Daun Jeruk Purut
(Citrus hystrix DC). Penelitian ini dilakukan untukmengetahui
kandungan senyawa terpenoid dan steroid yang
terdapat pada beberapa bagian tanaman menggunakan pelarut
How to cite: Fransiska, Angel Novia (2021) Identifikasi Senyawa Terpenoid dan Steroid pada Beberapa Tanaman
Menggunakan Pelarut N-Heksan. Jurnal Health Sains 2(6). https://doi.org/10.46799/jhs.v2i6.180
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Hermin Marlian, Irene Virda Sakina dan Putri Setya
Tyasna
Daun bilaran tapah (Argyreia nervosa Sejumlah senyawa terpenoid telah diisolasi
(Burm. F.). Tumbuhan ini secara empiris dari bagian kulit batang, daun dan getahnya,
digunakan oleh masyarakat Kalimantan sedangkan sejumlah senyawa diterpenoid,
selatan sebagai obat batuk dan demam triterpenoid derivatif juga telah diisolasi dari
(antipiretik). Genus Argyreia memiliki beberapa bagian dari pohon E. agallocha yang
aktivitas sebagai antiinflamasi, telah terbukti bioaktif terhadap serangga dan
imunomodulator, antitumor, antidiabetes, parasit. Terpenoid dan steroid pada bagian
hipoglikemia, spasmolitik, dan antimikroba. akar tanaman ini juga telah diketahui melalui
Hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak uji pendahuluan fitokimia.
etanol daun A. nervosa menunjukkan esktrak Jeruk purut termasuk dalam suku
tersebut mengandung alkaloid, flavonoid, Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara dan
fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan banyak ditanam di beberapa negara termasuk
antrakuinon melaporkan bahwa ekstrak Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai
etanol daun A. nervosa berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri khususnya pada bagian
antimalaria. Berdasarkan informasi di atas, kulit buah dan daunnya. Daun jeruk purut
maka perlu dilakukan eksplorasi senyawa dari mengandung sabinena dan limonena yang
fraksi n-heksana dari ekstrak etanol daun A. berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci
nervosa. Penelitian ini dimaksudkan untuk rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri
mengisolasi salah satu senyawa dari fraksi n- lambung dan pengusir serangga alami, daun
heksana menggunakan metode kromatografi jeruk purut mengandung tanin 1,8%, steroid,
cair vakum dan dilanjutkan dengan metode triterpenoid dan kandungan utama daun jeruk
kromatografi kolom gravitasi. purut adalahminyak atsiri yang bisa mencapai
Excoecaria agallocha L., famili kadarantara 2–3,5 %. Minyak atsiri daun jeruk
Euphorbiaceae, tersebar luas di daerah tropis purut mengandung senyawa kimia seperti
Afrika, Asia dan daerah pesisir laut dan tepi eugenol, linalool, sitronelal dan geraniol
hutan bakau. Tumbuhan dari genus dikenal sebagai zat penolak serangga sehingga
Excoecaria mencakup 40 spesies, tersebar di zat-zat tersebut juga berfungsi sebagai
kawasan bakau tropis di Afrika, Asia dan barat pengusir nyamuk dengan cara menyamarkan
laut Australia. Spesies yang paling banyak zat atraktan (penarik).
dilaporkan adalah mangrove Excoecaria
agallocha Linn. Australia Seperti yang kita Metode Penelitian
ketahui bersama, tumbuhan ini memiliki Review artikel ini menggunakan
peranan penting dalam bidang ekonomi, metode berupa studi pustaka dengan mencari
ekologi serta berperan dalam obat- obatan. sumber dan literatur dengan bentuk data
Getah dari tanaman ini sudah digunakan berupa jurnal nasional sampai jurnal
sebagai obat pencahar dan aborsi, serta dalam internasional sekitar 10 tahun terakhir (2012-
pengobatan maag, rematik, lepra dan 2021), penelitian yang digunakan adalah
kelumpuhan, sedangkan daun dari pohon ini penelitian kualitatif dengan metode
telah digunakan sebagai racun ikan di Lieberman Burchard Selain itu, pembuatan
beberapa negara seperti India, KaledoniaBaru review ini dilakukan pencarian data online
dan Malaysia, adapun kulit dan kayunya seperti situs jurnal, google, buku, dan lain-
digunakan sebagai obat untuk perut kembung lain. Adapun jurnal yang direview sebanyak 5
di Thailand. Beberapa penelitian pada pohon jurnal penelitian.
kayu Buta-buta didapatkan kandungan
metabolit sekunder antara lain alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin dan terpenoid.
Gambar 3
Kromatografi fraksi C hasil KCV dan
Kromatogram isolat hasil KK Gravitasi
dengan pereaksi H2SO4 10% yang tampak Sebelum dilakukan kromatografi kolom,
secara visual dan pada lampu UV 254 nm dilakukan terlebih dahulu KLT. Tujuannya
seperti tersaji pada Gambar 4. adalah untuk menentukan senyawa yang
positif mengandung terpenoid dengan
menggunakan reagen semprot Lieberman-
buchard. Selanjutnya fraksi positif
terpenoid ini dielusi dengan Kromatografi
Kolom Gravitasi dengan eluen bergradien
yaitu: n-heksana: etil asetat; etil asetat
100%; etil asetat: metanol; metanol 100%.
Eluat hasil pemisahan ditampung setiap 5
ml. Eluat dianalisis menggunakan KLT
untuk melihat kesamaan pola pemisahan
untuk selanjutnya digabungkan (Sari et al.,
Gambar 4 2017).
Kromatogram Dua Dimensi Dari Isolat C4 Skrining fitokimia senyawa
Hasil KK Gravitasi terpenoid dan steroid dilakukan terhadap
4. Identifikasi Senyawa Terpenoid dan fraksi ekstrak akar pohon kayu buta-buta
Steroid Fraksi n-Heksan Akar Pohon seperti penelitian yang dilakukan oleh(Sari
Kayu Buta-buta (Excoecaria agallocha et al., 2017) dengan pelarut yang memiliki
L.) tingkat kepolaran berbeda seperti n-heksan,
Ekstraksi yang digunakan pada akar etil asetat, dan metanol. Hasil pengujian
pohon kayu buta-buta adalah metode senyawa terpenoid dan steroid dengan
maserasi. 1,1 kg akar bta-buta direndam pereaksi lieberman-burchard pada
menggunakan metanol selama 3x24 jam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
maserat disaring dan ditampung lalu semua fraksi menghasilkan positif
dikentalkan dengan rotary evaporator. mengandung senyawa terpenoid dan
Ekstrak kental metanol yang dipartisi steroid. Pada fraksi metanol dan ekstrak
secara bertahap dengan pelarut n-heksana kasar akar pohon kayu buta-buta setelah
dan etil asetat (Sari et al., 2017). diuji dengan pereaksi lieberman-burchard
Tanaman akar pohon kayu buta-buta menunjukkan hasil positif terhadap
(E. agallocha) pada fraksinasi ekstrak terpenoid. Hal tersebut dapat dilihat dari
dibagi menjadi 2 cara yaitu dengan terbentuknya warna merah-keunguan.
Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Sedangkan pada fraksi n-heksan dan fraksi
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). etil asetat akar pohon kayu buta-buta
Pada KVC, Ekstrak dielusi menggunakan menunjukkan hasil positif terhadap steroid
KLT untuk menentukan eluen yang pola yang ditandai dengan terbentuknya warna
pemisahannya paling baik. Fase diam yang hijau pada fraksi.
digunakan adalah silika gel G60 F254 dan Tabel 3
fasa gerak n-heksana: etil asetat; etil asetat Hasil Skrining Fitokimia
100%; etil asetat: metanol 100%. Fraksi No. Metabolit Fraksi
Sekunder Ekstrak N- Etil Metanol
tersebut kemudian dipisahkan dengan Kasar Heksan Asetat
Kromatografi Vakum Cair (KVC). Masing- 1. Flavonoid + - - +
2. Alkaloid + + + +
masing eluen yang digunakan adalah 100 3. Steroid + + + -
ml. Fraksi hasil pemisahan ditampung 4. Terpenoid + - - +
5. Saponin - - - -
setiap 100 ml. Pada KKG,
Copyright holder :
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Hermin Marlian, Irene Virda Sakina dan Putri Setya
(2021)