Oleh
AMELIA SHEVIEYANTI
NIM. 2148401039
Oleh
AMELIA SHEVIEYANTI
NIM. 2148401039
Amelia Shevieyanti
ABSTRAK
Program Rujuk Balik adalah suatu program dari BPJS Kesehatan dalam
menjamin kebutuhan obat bagi peserta yang memiliki penyakit kronis. Program
Rujuk Balik diberikan pada pasien penderita penyakit kronis dengan kondisi yang
stabil namun masih membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang yang
dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atas rekomendasi
rujukan dari dokter spesialis. Program Rujuk Balik (PRB) bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mempermudah akses pasien kronis
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Kepatuhan pengobatan pada pasien kronis
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Jika pasien tidak patuh dalam
melakukan pengobatan maka akan meningkatnya biaya pengobatan, tidak berhasilnya
efek terapi pengobatan serta meningkatnya angka mortalitas (kematian). Salah satu
instrument yang dapat mengukur kepatuhan pengobatan yaitu metode Proportion of
Days Covered.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pengobatan pada
pasien Program Rujuk Balik dengan metode proportion of days covered di
Puskesmas Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. penelitian ini merupakan jenis
penelitian jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode total sampling sebanyak 81 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi serta analisis yang digunakan yaitu analisis univariate. Tingkat
kepatuhan pengobatan berdasarkan metode proportion of days covered didapatkan
pasien patuh sebanyak 19 (27.1%) dan pasien tidak patuh sebanyak 51 (72.9%)..
Amelia Shevieyanti
ABSTRACT
Referral Program is a program from BPJS Health in ensuring the need for
medicine for participants who have chronic diseases. Referral program is given to
patients with chronic diseases with stable conditions but still need long-term
treatment and care carried out at First Level Health Facilities (FKTP) on
recommendation of referrals from specialist doctors. The Referral Back Program
(PRB) aims to improve the quality of health services and facilitate access for chronic
patients to obtain health services. Treatment adherence in chronic patients affects the
success of a treatment. If the patient does not comply with treatment, the cost of
treatment will increase, the therapeutic effect of treatment will not work and the
mortality rate will increase (death). One instrument that can measure medication
adherence is the Proportion of Days Covered method.
This study aims to determine the level of medication adherence in patients
with the Referback Program using the proportion of days covered method at the
Gading Rejo Health Center, Pringsewu Regency. This research is a type of research
type descriptive quantitative research. The sampling technique used a total sampling
method of 81 patients who met the inclusion and exclusion criteria and the analysis
used was univariate analysis. The level of adherence to treatment based on the
proportion of days covered method was found to be compliant patients 19 (27.1%)
and non-adherent patients 51 (72.9%).
BIODATA PENULIS
NIM : 1948401039
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Amelia Shevieyanti
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing Laporan Tugas Akhir
Program Diploma III Farmasi Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji
Ketua
Anggota
Anggota
Isnenia,.M.Sc., Apt.
NIP. 198601192012122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
LEMBAR PERNYATAAN
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang ditetapkan.
Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya.
Amelia Shevieyanti
ix
MOTTO
“Jalani, syukuri juga pelajari setiap masalah di dalam kehidupan dan ambilah semua
hikmah yang terjadi”
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin..
Segala puji serta syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran
Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien Program Rujuk Balik dengan Metode
Proportion of Days Covered di Puskesmas Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Allah
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa mengikuti sunnah beliau, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya
di hari kiamat kelak. Amiin.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan Proposal Tugas akhir ini. Proposal Tugas
Akhir ini dapat disusun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui Proposal Tugas Akhir ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Warjidin Aliyanto, S.KM., M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Tanjung karang.
2. Ibu Dra. Pudji Rahayu, Apt.,M.Kes. selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Tanjung karang.
3. Ibu Isnenia,.M.Sc,.Apt. selaku pembimbing pertama. Penulis mengucapkan
terimakasih untuk setiap waktu, tenaga, pikiran dan kesabarannya yang telah
diluangkan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan Proposal Tugas
Akhir ini.
4. Ibu Dra.Pudji Rahayu,.Apt.M.Kes. selaku pembimbing pendamping. Penulis
mengucapkan terimakasih untuk setiap waktu, tenaga, pikran dan
kesabarannya yang telah diluangkan dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
5. Ibu Siti Julaiha,.M.Farm,.Apt. selaku dosen penguji. Penulis mengucapkan
terimakasih untuk setiap waktu, tenaga, pikiran dan kesabarannya yang telah
diluangkan dalam membimbing penulis untuk perbaikan Proposal Tugas
Akhir ini.
6. Kepada orang tua, kakak dan adik tercinta yang sangat kusayangi,
terimakasih untuk dukungan, motivasi serta doa yang selalu ada untuk
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
7. Semua rekan mahasiswa/i Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata penulis
xi
Amelia Shevieyanti
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................................. iii
ABSTRACT ...........................................................................................................iv
MOTTO ................................................................................................................. ix
PERSEMBAHAN ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... ....1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 5
xiii
A. Rumah Sakit............................................................................ 7
B. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit ................................. 9
C. Tata Cara Penulisan Resep .................................................... 15
D. Format Penulisan Resep ........................................................ 16
E. Peresepan Obat Konvensional ............................................... 17
F. Peresepan Obat Elektronik .................................................... 18
G. Kerangka Teori .................................................................... 23
H. Kerangka Konsep ................................................................. 24
I. Definisi Operasional ............................................................. 25
LAMPIRAN ........................................................................................................... 39
xiv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Contoh Resep Online (Elektronik) Aturan Waktu Minum .... 21
Gambar 2.4 Contoh Resep Online (Elektroik) Racikan Obat Anak .......... 22
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
kepada apoteker baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes
No.9/2017). Resep harus ditulis dengan jelas agar dapat dibaca oleh apoteker
dengan penulisan yang lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah
yang berlaku agar tak terjadi kesalahan dalam penulisan resep (Amalia dan Sukohar,
2014 dalam Wanda, L. P. 2021). Setidaknya terdiri dari inscriptio, prescriptio,
signatura dan subscriptio. Inscriptio meliputi nama dan alamat dokter Standar
dalam penulisan resep rasional, nama kota serta tanggal penulisan resep. Prescriptio
terdiri atas nama dan dosis obat, jumlah, cara pembuatan atau bentuk sediaan yang
akan diberikan. Signatura ialah aturan pakai, nama, umur, berat badan pasien.
Subscriptio ialah tanda tangan atau paraf dari dokter yang menuliskan resep
(Ramkita, 2018 dalam Wanda, L. P. 2021).
Kesalahan dalam penulisan resep sering terjadi adalah salah dosis, tulisan tidak
terbaca, meresepkan obat yang salah dan kontraindikasi obat (Chaplin, 2012 dalam
Wanda, L. P. 2021). Seorang ahli farmasi wajib melakukan pengkajian terhadap
resep yang diterimanya yang meliputi pengkajian secara administratif, kesesuaian
farmasetika dan kesesuaian klinis untuk menjamin resep yang legal dan
meminimalkan kesalahan pengobatan. Untuk menghindari salah persepsi antara
penulis resep dan pembaca resep maka resep harus di tulis dengan jelas. Resep yang
benar, harus memuat informasi yang cukup supaya seorang ahli farmasi mengetahui
2
obat yang akan diberikan kepada pasien telah sesuai dengan instruksi dari penulis
resep (Rivaldy, 2020 dalam Hamdi, R., & Adrianto, D. 2023).
Resep yang baik memuat cukup informasi yang memungkinkan ahli farmasi
yang bersangkutan mengerti obat apa yang akan diberikan kepada pasien. Namun
pada kenyataannya, masih banyak permasalahan yang ditemui dalam peresepan.
Beberapa contoh permasalahan dalam peresepan antara lain kurang lengkapnya
informasi pasien, penulisan resep yang tidak jelas atau tidak terbaca, kesalahan
penulisan dosis, tidak dicantumkannya aturan pemakaian obat, tidak menuliskan
rute pemberian obat, dan tidak mencantumkan tanda tangan atau paraf penulis resep
(Permenkes, 2016; Cahyono, 2008; Sandy, 2008; Puteri, 2014 dalam Megawati, F.,
dan Santoso, P. 2017). Aspek admnistratif dan farmasetika pada resep dipilih karena
merupakan skrining awal pada saat resep dilayani, skrining admnistratif dan
farmasetika perlu dilakukan karena mencakup seluruh informasi di dalam resep
yang berkaitan dengan kejelasaan tulisan obat, keabsahan resep, dan kejelasan
informasi di dalam resep. Dalam penulisan resep kelengkapan aspek admnistratif
dan farmasetika sudah diatur dalam Permenkes No.72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Akibat ketidak lengkapan aspek
admnistratif dan farmasetika pada resep bisa berdampak buruk bagi pasien, yang
merupakan tahap skrining awal guna mencegah terjadinya medication error
(Megawati dan Santoso, 2017 dalam Maulina Dewi, A., & Oktianti, D.2021.
Menurut permenkes RI No.72 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit, menyebutkan medication error merupakan kejadian yang
menyebabkan kerugian pasien, akibat pemakaian obat selama dalam penanganan
tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah.
Bentuk medication error yang terjadi adalah pada fase prescribing (error terjadi
pada penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi selama proses peresepan obat
atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai yang
tidak memberi resiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan bahkan kematian
(Siti, 2015 dalam Megawati, F., & Santoso, P. 2017). Pada kelengkapan resep
konvensional dengan resep online (elektronik) jika tidak dikaji dengan benar akan
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan kelengkapan resep
konvensional dengan resep berbasis online (elektronik) pada aspek administratif dan
farmasetika berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72
Tahun 2016 di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Kelengkapan resep konvensional berdasarkan aspek administratif yang
meliputi nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, nama
dokter, nomor izin dokter, alamat dokter, paraf dokter, tanggal resep, ruangan/unit
asal resep di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung tengah.
b. Mengetahui Kelengkapan resep konvensional berdasarkan aspek farmasetik yang
meliputi nama obat, bentuk obat, kekuatan sediaan obat, dosis obat, jumlah obat,
aturan pakai dan cara penggunaan obat di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten
Lampung tengah.
c. Mengetahui Kelengkapan resep elektronik berdasarkan aspek administratif yang
meliputi nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, nama
dokter, nomor izin dokter, alamat dokter, paraf dokter, tanggal resep, ruangan/unit
asal resep di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung tengah.
d. Mengetahui Kelengkapan resep elektronik berdasarkan aspek farmasetik yang
meliputi meliputi nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, nama dokter, nomor izin dokter, alamat dokter, paraf dokter, tanggal resep,
ruangan/unit asal resep di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung tengah.
e. Mengetahui perbandingan kelengkapan resep konvensional dan resep elektronik
berdasarkan aspek administratif di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung
tengah.
f. Mengetahui perbandingan kelengkapan resep konvensional dan resep elektronik
berdasarkan aspek farmasetik di RSIA Puri Adhya Paramita Kabupaten Lampung
tengah.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah ilmu dan wawasan serta pengalaman khususnya dapat
membandingkan kelengkapan resep yang baik dan benar pada resep konvensional
dan resep online (elektronik) yang dilakukan di RSIA Puri Adhya Paramita.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan menambah informasi dan pustaka bagi mahasiswa
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Farnasi dan menjadi sumber reverensi
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya berkaitan dengan
resep konvensional dengan resep online (elektronik).
3. Bagi Instalasi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan yang positif
kepada Rumah Sakit RSIA Puri Adhya Paramita untuk meningkatkan kinerja
terutama dalam kelengkapan penulisan resep agar dapat memberikan pelayanan
yang optimal kepada pasien.
5) Paraf dokter
6) Nama pasien
7) Umur pasien
8) Jenis kelamin pasien
9) Berat badan pasien
10) Ruangan/unit asal resep
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
b. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan Obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai
standar mutu.
d. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
e. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan
sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin
kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian
yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya,
kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan. Dan Bahan Medis Habis Pakai.
f. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
11
resep, paraf dokter, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, berat
badan pasien, ruangan/unit asal resep. Persyaratan Farmasetik yang meliputi
nama obat dan bentuk sediaan obat, dosis obat, jumlah obat, aturan dan cara
penggunaan obat, dan Persyaratan Klinis yang meliputi ketepatan indikasi,
dosis dan waktu penggunaan obat, duplikasi pengobatan, ROTD,
kontraindikasi, dan interaksi obat.
b. Penulusuran Riwayat Penggunaan Obat
Penulusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang
pernah dan sedang digunakan.
c. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat
(medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu Rumah
Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang
keluar dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar
Rumah Sakit.
e. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisiatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
13
merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari Apoteker
kepada dokter.
Pelayanan farmasi klinik terbukti efektif dalam menangani terapi pada
pasien. Selain itu, pelayanan tersebut juga efektif untuk mengurangi biaya
pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal itu
terutama diperoleh dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek
samping obat. Pelayanan ini terbukti dapat menurunkan angka kematian di
rumah sakit secara signifikan (Rusli, 2016:51 dalam Djamaluddin, F.,
Imbaruddin, A., & Muttaqin, M. 2019).
Rumah sakit perlu memperlihatkan tentang tata cara peresepan, pemesanan dan
pencatatan yang aman diarahkan oleh kebijakan dan prosedur. Para staf medis,
keperawatan, farmasi dan administrasi berkolaborasi untuk mengembangkan dan
memonitor kebijakan dan prosedur. Staf yang terkait dilatih untuk praktek penulisan
resep. pemesanan dan pencatatan yang benar. Karena peresepan obat yang tidak
terbaca atau pemesanan yang mengacuankan keselamatan pasien bisa menunda
pengobatan, maka kebijakan rumah sakit mengatur tindakan untuk mengurangi
tidak terbacanya resep Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat cara penulisan resep yang tepat untuk
mengurangi kesalahan pemberian obat (medication error) berdasarkan sistem yang
ada di rumah sakit.
Secara definisi dan teknis, resep artinya pemberian obat secara tidak langsung,
ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan
kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku yang
mana permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi atau apoteker di apotek agar
diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada
pasien yang berhak.
16
dosis obat dan jumlah obat, stabilitas obat, aturan dan cara penggunaan obat.
Persyaratan klinis meliputi ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,
duplikasi pengobatan, alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (Permenkes
No. 72 tahun 2016).
klinis, hasil laboratorium, diagnosis klinis, dan status pasien (Schleiden; et. al.,
2015 dalam Zetira, Z. 2019). Kecepatan dari peresepan elektronik dapat
memberikan kenyamanan pada pasien serta dengan kecepatan tersebut dapat
memberikan informasi tentang pilihan obat alternatif yang sama efektifnya sehingga
dapat menghemat biaya yang dikeluarkan oleh pasien (Schleiden; et. al., 2015
dalam Zetira, Z. 2019). Resep elektronik (e-resep) adalah cara elektronik untuk
menulis peresepan melalui proses entry data yang otomatis menggunakan software
tertentu dengan jaringan internet yang terhubung di bagian farmasi Rumah Sakit.
Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk memfasilitasi
dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan,
administrasi dan penyediaan obat melalui pengetahuan dan mendukung keputusan
serta jejak audit yang kuat untuk seluruh obat-obatan yang digunakan.
Dengan adanya penulisan resep elektronik tanpa kertas berarti bahwa resep
dapat dikirim langsung ke Instalasi Farmasi atau Apotek tanpa dibawa terlebih
dahulu oleh pasien. Hal ini memberikan kemudahan bagi dokter, apoteker, dan juga
pasien. Bagi dokter, resep elektronik dapat memberikan informasi tentang obat-
obatan yang akan diresepkan dan membantu membuat resep sesuai formularium
nasional. Bagi apoteker, resep menjadi lebih mudah dibaca sehingga mempersingkat
waktu penyiapan obat dan pelayanan obat. Bagi pasien, mereka bisa langsung ke
instalasi farmasi untuk mengambil obat dan tidak perlu menunggu terlalu lama,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian
(Adrizal, dkk., 2019). Umumnya, penggunaan e-prescription dapat menurunkan
kemungkinan terjadinya medication error, yakni kegagalan dalam proses
pengobatan yang berpotensi menyebabkan kerugian pasien dan dapat
membahayakan nyawa mereka. Salah satu kelompok medication error menurut
American Society of Hospital Pharmacists (ASHP) adalah prescribing error
(kesalahan penulisan resep). Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa e-
prescription dapat menurunkan kejadian prescribing errors, dari 39,1% sebelum
implementasi menjadi 1,6% setelah implementasi e-prescription (Sabila, FC dkk.,
2018).
20
G. Kerangka Teori
Standar Pelayanan
Farmasi Dirumah Sakit
Pengkajian resep,
Pelayanan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Pelayanan resep
Farmasi Klinik Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
Persyaratan Administrasi:
-Nama Pasien
1. Pengkajian resep, -Umur Pasien
Pelayanan resep -Jenis Kelamin Pasien
2. Penelusuran riwayat -Berat Badan Pasien
penggunaan obat -Tinggi Badan Pasien
3. Rekonsiliasi Obat -Nama Dokter
-Paraf Dokter
4. Pelayanan Informasi
-Nomor Izin Dokter
Obat (PIO)
-Alamat Dokter
5. Konseling
-Tanggal Resep
6. Visite Pasien -Ruangan/ Unit asal Resep
7. Pemantauan Terapi Obat
(PTO)
8. Monitoring Efek Persyaratan Farmasetik:
Samping Obat (MESO) -Nama Obat, Bentuk dan
9. Evaluasi Penggunaan Kekuatan Sediaan Obat
Obat (EPO) -Dosis Obat
- Jumlah Obat
10. Dispensing sediaan steril,
-Aturan dan Cara Penggunaan
dan
11. Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD)
Persyaratan Klinis:
-Ketepatan indikasi, dosis dan
waktu penggunaan Obat;
- Duplikasi pengobatan
-Alergi dan Reaksi Obat yang
(SUMBER: Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.72 Tidak Dikehendaki (ROTD);
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit).
H. Kerangka Konsep
Analisis Administrasi
-Nama Pasien
-Umur Pasien
-Jenis Kelamin Pasien
-Berat Badan Pasien
-Tinggi Badan Pasien
-Nama Dokter
-Paraf Dokter
-Nomor Izin Dokter
-Alamat Dokter 1. Ya Ada
Pengkajian Resep -Tanggal Resep 2. Tidak
Konvensional dan -Ruangan/ Unit asal Resep Ada
Elektronik
Analisis Farmasetik
-Nama Obat, Bentuk dan
Kekuatan Sediaan Obat
-Dosis Obat
- Jumlah Obat
-Aturan dan Cara
Penggunaan
I. Definisi Operasional
Tabel 2.2 Definisi Operasional
A. Persyaratan Administratif
B. Persyaratan Farmasetik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Resep Konvensional dan Resep Elektronik
yang ada di Rumah Sakit Puri Adhya Paramitha Kabupaten Lampung Tengah
sebanyak 100 resep.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan (Quota sampling) diambil
dari total populasi yang diambil di Rumah Sakit Puri Adhya Paramitha Kabupaten
Lampung Tengah.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria yang perlu dapat diambil sebagai sampel
(Notoadmojo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Resep
konvensional dan Resep Elektronik di Instalasi Farmasi RSIA Puri Adhya
Paramitha Kabupaten Lampung Tengah.
30
Keterangan:
n = jumlah sampel
Melalui rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
31
Dengan menggunakan rumus Lemeshow di atas, maka nilai sampel (n) yang
didapat adalah sebesar 96,04 yang kemudian dibulatkan menjadi 100 resep.
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pengambilan data di RSIA Puri Adhya
Paramitha Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2024.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2024 menggunakan data
sekunder berupa resep yang sudah dilayani periode bulan Oktober-Desember
tahun 2023.
D. Pengumpulan Data
E. Alur Penelitian
Izin Penelitian
Mengumpulkan Penelitian
Mengelola data
Pembahasan
Kesimpulan
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan kembali isian
formulir atau lembar kuisioner (Notoatmodjo, 2018:176). Data yang
diperoleh dari resep yaitu berupa kelengkapan resep konvensional
menggunakan kertas (manual) dengan resep elektronik menggunakan
aplikasi yang terdapat di RSIA Puri Adhya Paramitha dengan kesesuaian
dengan Permenkkes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Dirumah sakit.
b. Coding
Setelah dilakukan pengambilan data pada resep kemudian
membandingkan dengan melakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni
mengubah data yang berbentuk kalimat menjadi sebuah data angka atau
bilangan (Notoatmodjo, 2018:177).
Contoh kategorinya meliputi :
1=Ada
0=Tidak Ada
c. Data Entry
Data yang telah selesai di editing dan coding selanjutnya di entry atau
dimasukkan ke dalam program pengelolaan data dan pengelolaan statistik
untuk dianalisis.
d. Cleaning
Apabila semua data selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan serta dilakukan koreksi dan
membersihkan data-data yang tidak diperlukan.
34
2. Analisis Data
Analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.
1. Analisis Univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian yang menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel. Setelah semua data diolah kemudian dianalisis
data disajikan dengan menghitung persentase dari setiap variabel. Data yang
dianalisis yaitu: (Notoatmodjo, 2012: 182).
a. Nama Pasien
Jumlah Resep dengan mencantumkan Nama pasien
Rumus= x 100%
Jumlah seluruh pasien
b. Umur Pasien
Jumlah Resep dengan mencantumkan umur pasien
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
c. Jenis Kelamin
Jumlah Resep dengan mencantumkan Jenis Kelamin
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
d. Berat badan
Jumlah Resep dengan mencantumkan Berat badan
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
e. Tinggi badan
Jumlah Resep dengan mencantumkan Tinggi badan
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
f. Nama dokter
Jumlah Resep dengan mencantumkan Nama dokter
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
g. SIP
Jumlah Resep dengan mencantumkan SIP
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
h. Alamat dokter
Jumlah Resep dengan mencantumkan Alamat dokter
Rumus= x 100%
Jumlah seluruh pasien
i. Paraf dokter
35
j. Tanggal resep
Jumlah Resep dengan mencantumkan Tanggal resep
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
l. Nama obat
Jumlah Resep dengan mencantumkan Nama obat
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
m. Bentuk obat
Jumlah Resep dengan mencantumkan Bentuk obat
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
o. Dosis Obat
Jumlah Resep dengan mencantumkan Dosis Obat
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
p. Jumlah obat
Jumlah Resep dengan mencantumkan jumlah obat
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
r. Cara penggunaan
Jumlah Resep dengan mencantumkan Cara penggunaan
Rumus = x 100%
Jumlah seluruh pasien
36
Hasil uji Chi Square dapat menunjukkan probabilitas kejadian, dimana jika
nilai p-value (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, artinya secara statistik tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel
dependen. Sebaliknya, jika p-value (sig.) < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel
dependen. Tahap selanjutnya adalah melihat kekuatan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen yang dapat dilihat dari nilai Odds Ratio
(OR), dengan rumus:
𝐴𝐵
OR = 𝐵𝐶
DAFTAR PUSTAKA
Adrizal, A., Sriwahyuni, F., & Aldi, Y. 2019. Analisis Pelayanan Resep Konvensional dan
Elektronik serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di
RSUD M. Natsir Solok Indonesia. JSFK (Jurnal Sains Farmasi &
Klinis), 6(3), 195-199.
Agustri, D., Rikomah, S. E., & Sari, Y. 2021. PENGKAJIAN KELENGKAPAN RESEP
PADA PASIEN RAWAT JALAN TAHUN 2020 DI RSUD BENGKULU TENGAH
(Doctoral dissertation, Stikes Al-Fatah Bengkulu).
Bimuzulisna, M. D. 2012. Sistem Informasi Peresepan Obat Rumah Sakit Patut Patuh Patju
Lombok Barat.
Djamaluddin, F., Imbaruddin, A., & Muttaqin, M. 2019. Kepatuhan Pelayanan Farmasi
Klinik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Jurnal Administrasi Negara, 25(3),
176-193.
Farida, S., Krisnamurti, D. G. B., Hakim, R. W., Dwijayanti, A., & Purwaningsih, E. H.
2017. Implementation of Electronic Prescribing. eJournal Kedokteran Indonesia,
5(3), 16-211.
Hamdi, R., & Adrianto, D. 2023. Pengkajian Resep Elektronik Rawat Jalan Di Rumah
Sakit X Dari Aspek Administratif Pada Bulan Desember 2022. Indonesian
Journal of Health Science, 3(2), 76-80.
Kusumarini, P., Dwiprahasto, I., & Wardani, P. E. 2011. Penerimaan dokter dan waktu
tunggu pada peresepan elektronik dibandingkan peresepan manual. Gadjah
Mada University.
Maulina Dewi, A., & Oktianti, D. 2021. Analisis Kelengkapan Administratif Pada Resep Di
Apotek Sebantengan Ungaran Barat Semarang Periode Bulan April-Oktober
2020 (Doctoral dissertation, Universitas Ngudi Waluyo).
Megawati, F., & Santoso, P. 2017. Pengkajian Resep Secara Administratif Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 35 Tahun 2014 Pada Resep Dokter Spesialis
Kandungan di Apotek Sthira Dhipa. Jurnal Ilmiah Medicamento, 3(1).
Oktarlina, R. Z., & Wafiyatunisa, Z. 2017. Kejadian Medication Error pada Fase
Prescribing di Poliklinik Pasien Rawat Jalan RSD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 1(3), 540-545.
Permenkes No.72 tahun 2016, Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
39
Porterfield, A., Engelbert, K., & Coustasse, A. 2014. Electronic prescribing: improving the
efficiency and accuracy of prescribing in the ambulatory care setting.
Perspectives in health information management, 11(Spring).
Sabila, F. C., Oktarlina, R. Z., & Utami, N. 2018. Peresepan Elektronik (E-Prescribing)
Dalam Menurunkan Kesalahan Penulisan Resep. Jurnal Majority, 7(3), 271-275.
Wanda, L. P. 2021. Teori Tentang Pengetahuan Perespan Obat. Jurnal Medika Hutama,
2(04 Juli), 1036-1039.
Widiastuti, M. S., & Dwiprahasto, I. 2014. Peran Resep Elektronik dalam meningkatkan
Medication Safety pada proses peresepan. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan, 17(1), 30-36.
LAMPIRAN
41
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
43
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
95.
96.
97.
98.
99
100.
Keterangan: 1= Ada 0=Tidak Ada
1. Nama Pasien
2. Umur Pasien
3. Jenis Kelamin
4. Berat Badan
5. Tinggi Badan
6. Nama Dokter
7. Nomor Izin Dokter
8. Alamat Dokter
9. Paraf Dokter
10. Tanggal Resep
11. Ruangan/Asal Resep
1. Nama Obat
2. Bentuk Obat
3. Kekuatan Sediaan Obat
44
4. Dosis Obat
5. Jumlah Obat
6. Aturan Pakai obat
7. Cara penggunaan
1