Disusun oleh:
1. Elia Susanti
4. Nayla Zubaidah
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan kasih
-Nya kami dapat menyelesaikan praktikum "cara pembuatan tape". Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata pelajaran "IPAS KELAS X MPLB, SMKN 2 TEBO"
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada guru dan teman teman
yang sudah memberikan dorongan dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
semua kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
PENDAHULUAN
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan
banyak mikroorganisme.
1.2 PERMASALAHAN
LANDASAN TEORI
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan aneorobik(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk repirasi aneorobik, akan tetapi terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendeskripsikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anerobik dengan tanpa akseptor, elektron, eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laknat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butiran dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anerobik dalam otot mamalia selama kerja keras ( yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
ChH12O6>> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (energi yang dilepaskan: 118 kj per mol.
Gula( glukosa, fruktosa atau sukrosa) alkohol>> etanol + karbon dioksida + energi ( ATP).
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlihat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glukosa yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik
pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk yang
dihasilkan.
• pemanfaatan fermentasi
• kelebihan bahan makanan hasil fermentasi, dibandingkan makanan biasa yaitu mudah dicerna,
dapat dimanipulasi menjadi berbagai jenis makanan
BAB III
Proses penelitian
a)alat
1) baskom
2) panci
5) piring
B) bahan
1) 2 kg singkong
Proses penelitian adalah dengan terjun langsung membuktikan sendiri, untuk membuat tape
singkong:
1) kukus singkong hingga matang, usahakan tidak terlalu matang agar tidak terlalu lembek
2) setelah dingin tata singkong dalam toples bertutup yang telah dialasi daun pisang, dengan
toples streril agar tidak ada bakteri yang menyumbat proses fermentasi.
4) tutup kembali dengan daun pisang lalu tutup dengan tutup toples. Diamkan ditempat hangat
hingga 3 hari.
Saat sudah ditutup dengan menggunakan tutup toples disinilah terjadi proses fermentasi.
Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang
terjadi pada tape singkong terjadi selama 3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape
ini ada hal hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung
sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu, proses
fermentasi pada singkong terjadi ditempat yang tertutup rapat. Lamanya proses fermentasi
juga memperngaruhi kasar alkohol yang dihasilkan dari air tape.
Reaksi dalam fermentasi berbeda beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana,
melalui fermentasi akan menghasilkan etanol(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi dan digunakan pada produksi makanan.
Jalur biokimia yang terjadi sebenernya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi areobik
pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang
terjadi pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan
tape ini ada hal hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung
secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu, proses
fermentasi para singkong harus tertutup rapat. Lamanya proses fermentasi juga
memperngaruhi kadar alkohol yang dihasilkan.
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong
sebagai makanan untuk pertumbuhan nya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur
tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
Dalam pembuatan tape, ragi ( Saccharomyces eereviccae) mengeluarkan enzim yang dapat
memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape
terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
Kegagalan dalam pembuatan tape biasa dikarenakan enzim pada Saccharomyces eereviccae
tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.