Anda di halaman 1dari 2

Orientasi cerpen “Pohon Keramat” terdapat pada paragraf 1 dan 2, berikut ini kalimatnya.

Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar.


Disebut gunung barangkali tidak tepat kerena areanya terlalu kecil.
Lebih tepatnya disebut bukit.
Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.

Meski areanya kecil, jangan tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung
Beser.
Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya.
Mereka, dari kakek nenek sampai anak anak, hapal cerita keangkeran Gunung Beser.

Rangkaian Peristiwa
Rangkaian peristiwa cerpen “Pohon Keramat” terdapat pada paragraf 5 – 16.
Pada kalimat tersebut diungkapkan serangkaian kisah dan peristiwa-peristiwa tak terduga.

Komplikasi
Komplikasi cerpen “Pohon Keramat” terdapat pada paragraf 17 – 38.
Pada kalimat tersebut diungkapnya peristiwa hingga konflik yang terjadi.

Resolusi
Resolusi cerpen “Pohon Keramat” terdapat pada paragraf 39.
Kalimat pada paragraf 39 berisi solusi atas konflik yang terjadi, berikut ini isinya:
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang telah terjadi.
Satu hal yang pasti, kita harus lebih dekat bersahabat dengan alam agar alam lebih bersahabat
dengan kita.
Pohon memang keramat, harus dihargai, dihormati, dijaga dipelihara.
Tanpa pohon bencana akan lebih sering terjadi menimpa kita.
Mbah Jayasakti mestinya berubah menjadi kesadaran ilmu.
Kakek benar, banyak orang cuma merasa pintar padahal tidak.

1. Alur cerpen Pohon Keramat menurut pendapatku mudah diikuti sebab penulis
menceritakannya melalui alur maju.
2. Pelajaran yang diberikan melalui cerpen tersebut yakni tentang bagaimana seharusnya
hubungan manusia dan alam serta menghargai alam sebab alam akan memberikan apa yang
dibutuhkan manusia jika mereka menjaga alam.
3. Sebagian orang merasa lebih pintar dari lainnya dan dapat mempengaruhi orang lain dengan
kepintarannya tersebut untuk kepentingan pribadinya. Sebagian lainnya hanya dapat mencerna
apa yang ada didepan mata tanpa berpikir lebih lanjut terkait akibat yang akan diterima.

Kunci Jawaban bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 77 dan 78 Kegiatan 5 Kata Ekspresif:
1. Makna Emotif Wajah keras dan beku seperti dinding batu ia berkata aku ikut adalah keinginan
secara terpaksa untuk mengikuti kehendak orang lain.
2. Untuk menyatakan diam yang lebih ekspresif adalah menggunakan kata membeku, membatu,
bergeming.
3. Mulutnya tiba tiba rasa terkunci maksud kalimat tersebut adalah tidak berbicara sama sekali,
tidak mampu berkata kata apapun.
4. Ia tertawa tawa yang membungkus tangis maksud kalimat tersebut adalah tertawa satir dan
sarkas dimana ia menertawakan dirinya sendiri yang sedang kesusahan untuk menyembunyikan
kesedihan.
5. Ia sudah jauh dari rumah keterasingan tiba tiba menggiti dirinya adalah kalimat yang cocok
untuk menggambarkan perasaan seseorang yang rindu kesehariannya yang terdahulu dan merasa
asing dengan lingkungannya saat ini.
6. Kulayangkan pandangku ke gugusan tanah gunung yang teriris oleh kolam. Teriris maknanya
mirip dengan terbelah dalam kalimat 'Tanah terbelah ketika guncangan gempa bumi menyergap
ibu pertiwi'
7. Aku telah menghabiskan ..... kegelisahan yang memadat adalah kalimat yang cocok untuk
seseorang yang menunggu tanpa kepastian.
8. Matahari menancap tinggi di langit udara gerah mengandung arti cuaca saat ini panas di siang
hari.
9. Bahagia seperti ini terlalu besar dadanya sesak kalimat yang cocok dengan kalimat ini adalah
"Ia ingin berteriak kencang melepaskan apa yang ada didalam hatinya", "Air mata mengalir
tanpa sengaja karena kebahagiaan yang ia dapatkan".
10. Matahari telah terbenam onggokan jingga di langit ... malam, kalimat ini menggambarkan
satuan waktu di petang hari.

Orientasi:
Pengenalan tokoh Mogu secara umum. Mogu adalah seorang anak yang sebatang kara yang
hidup dari berladang dan mencari kayu bakar. Meski ia berusia 7 tahun, ia rajin membaca.

Rangkaian peristiwa:
Pada suatu hari Mogu tersesat di hutan dan bertemu dengan Tule, pohon pengetahuan. Tule
menguji Mogu tentang kegunaan ilmu pengetahuan. Mogu lolos dan kemudian Tule
mengajarkan banyak ilmu pengetahuan kepadanya hingga Mogu menjadi pemuda yang tampan.
Tule meminta Mogu mengembara untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan
dengan ilmu pengetahuan hingga akhirnya Mogu sampai di Ibu kota. Raja mendengar kepintaran
Mogu dan terkesan dengannya.

Namun, pejabat Monda iri pada Mogu. Monda mengajukan pertanyaan kepada Mogu di depan
raja. Raja terkagum-kagum dan bertanya kepada Mogu, di mana letak pohon pengetahuan.
Mogu pun mengantarkan raja ke Tule dengan satu syarat: tidak memberitahukan siapa pun. Raja
ingin belajar pada Tule, tetapi Tule menolaknya karena waktunya hampir habis.
Tiba-tiba Monda muncul beserta pasukannya dan meminta Tule mengajarinya juga. Tule
menolak dan Monda marah hingga membakar Tule meski telah dihalangi oleh Mogu dan raja.

Resolusi:
Monda dan pengikutnya mendapatkan hukuman dari raja, tetapi mereka disambar petir hingga
tewas terbakar. Sebelum meninggal, Tule memberikan buku. Mogu menjadi raja baru bertahun-
tahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai