Anda di halaman 1dari 6

TAP AKUNTANSI SESI 1

PT GOMEAL

NOMOR 1,
Point 1
Untuk menentukan nilai earnings per share (EPS), kita menggunakan rumus EPS =
(Laba Bersih - Dividen Preferen) / Jumlah Saham Biasa yang Beredar. Dalam hal ini:

Untuk tahun 2022: EPS = (7.497 - 0) miliar Rupiah / 2,5 miliar lembar = 2,9992 Rupiah
per lembar.
Untuk tahun 2021: EPS = (9.207 - 0) miliar Rupiah / 2,5 miliar lembar = 3,6828
Rupiah per lembar.

Penurunan EPS dari tahun 2021 ke tahun 2022 terjadi karena adanya penurunan Laba
Bersih pada tahun 2022.

Point 2,
Untuk analisis inventory turnover (perputaran persediaan):

Rumus inventory turnover ratio = Penjualan Bersih / (Sediaan Barang Jadi Rata-Rata)

a. Untuk tahun 2022: 39.546 miliar Rupiah / ((3.000 + 4.000) / 2) miliar Rupiah) =
7.909 kali.
b. Untuk tahun 2021: 42.972 miliar Rupiah / ((4.000 + 5.000) / 2) miliar Rupiah) =
8.594 kali.

Perputaran persediaan menurun dari 8.594 kali (2021) menjadi 7.909 kali (2022). Hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2022, perusahaan membutuhkan waktu lebih lama
untuk menjual persediaan barang jadinya dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini
bisa menunjukkan peningkatan dalam manajemen persediaan atau perubahan dalam
strategi penjualan.

NOMOR 2,
Point A
POINT B
NOMOR 3,
a. Pendekatan teori akuntansi menurut Hendriksen menjelaskan bahwa dalam proses
akuntansi, terdapat dua aspek utama yaitu aspek deskriptif dan preskriptif. Aspek
deskriptif mencakup penjelasan tentang fenomena yang terjadi dalam kegiatan
ekonomi serta bagaimana informasi keuangan direkam, diukur, dan dilaporkan.
Sedangkan aspek preskriptif mengacu pada norma, aturan, prinsip, dan konsep yang
digunakan dalam merancang sistem akuntansi yang ideal.

Dalam konteks Toko Nn. Audita, penerapan SAK TAP sebagai bagian dari perubahan
kebijakan standar akuntansi merupakan representasi dari aspek preskriptif teori
akuntansi. Kebingungan dalam menentukan akun yang tepat untuk beberapa jenis
transaksi mencerminkan tantangan dalam mengimplementasikan aturan dan konsep
yang diatur oleh standar akuntansi yang baru. Upaya untuk menjaga konsistensi dalam
pencatatan transaksi sejenis di akun yang sama merupakan aspirasi untuk mencapai
tujuan konsistensi dan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang telah ditetapkan.

Dalam konteks Toko Nn. Audita, penerapan SAK TAP menggambarkan perubahan
kebijakan standar akuntansi yang bersifat preskriptif dalam teori akuntansi. Proses
tersebut mencerminkan usaha untuk mengikuti aturan dan konsep yang telah diatur
oleh standar akuntansi yang baru. Kebingungan yang muncul dalam menentukan akun
yang tepat untuk berbagai jenis transaksi menggambarkan tantangan yang dihadapi
dalam mengimplementasikan aturan yang baru tersebut. Kemunculan kebingungan ini
menjadi bukti akan kompleksitas dan perlu pemahaman mendalam terkait
konsep-konsep yang terkandung dalam SAK TAP. Upaya untuk menjaga konsistensi
dalam pencatatan transaksi sejenis di akun yang sama mencerminkan keinginan untuk
mencapai konsistensi dan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang telah ditetapkan,
agar laporan keuangan yang dihasilkan tetap dapat dipercaya dan memenuhi
kebutuhan pengguna informasi.
Dalam hal ini, perusahaan berusaha memastikan bahwa setiap transaksi dicatat
dengan konsistensi yang diperlukan sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan
upaya untuk menjaga konsistensi tersebut, perusahaan berharap untuk memberikan
informasi keuangan yang andal dan konsisten kepada pihak-pihak terkait. Konsistensi
dalam pencatatan transaksi juga menjadi landasan penting dalam pembuatan laporan
keuangan yang akurat dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, sehingga dapat
memberikan gambaran yang tepat tentang kinerja keuangan perusahaan kepada para
pemangku kepentingan.

b. Jika dilihat dari sudut pandang Teori Keperilakuan (Behavioral), permasalahan


yang dialami oleh Toko Nn. Audita dapat dijelaskan sebagai hasil dari interaksi
manusia dalam konteks pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas. Teori ini
menekankan bahwa perilaku individu dalam lingkungan bisnis dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan, termasuk dalam akuntansi.

Kebingungan dalam menentukan akun yang tepat untuk pencatatan transaksi sejenis
dapat dipahami sebagai hasil dari pemahaman yang berbeda atau penafsiran subjektif
atas standar akuntansi yang diterapkan. Interaksi antara bagian keuangan dalam
mencari konsistensi dalam pencatatan transaksi juga dapat dipengaruhi oleh preferensi
individu, pemahaman yang berbeda, atau kurangnya keselarasan dalam memahami
dan menerapkan standar akuntansi yang baru.

Dengan demikian, perspektif Behavioral Theory dapat memberikan wawasan tentang


bagaimana perilaku individu atau kelompok dalam organisasi dapat memengaruhi
proses akuntansi, terutama dalam menghadapi perubahan aturan atau standar baru.
NOMOR 4,

Anda mungkin juga menyukai