Anda di halaman 1dari 2

IMPOR TEKSTIL, PRODUK TEKSTIL, TAS DAN ALAS KAKI – PERTIMBANGAN TEKNIS –

TATA CARA PENERBITAN

2024

PERMENPERIN NO. 5, BN /NO. 84, 34 HLM

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG TATA CARA PENERBITAN


PERTIMBANGAN TEKNIS IMPOR TEKSTIL, PRODUK TEKSTIL, TAS, DAN ALAS KAKI

ABSTRAK : - Dalam rangka mewujudkan kelancaran dan ketersediaan tekstil dan


produk tekstil sebagai bahan baku dan/atau bahan penolong bagi
industri dalam menunjang proses produksi dan untuk menjaga stabilitas
serta meningkatkan penggunaan tekstil, produk tekstil, tas dan alas kaki
dalam negeri, perlu mengatur ketentuan mengenai pertimbangan teknis
atas impor komoditas dimaksud, maka perlu menetapkan Peraturan
Menteri Perindustrian tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan
Teknis Impor Tekstil, Produk Tekstil, Tas, dan Alas Kaki.

- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah : Pasal 17 Ayat (3) UUD 1945,
UU No. 39 Tahun 2008, UU No. 3 Tahun 2014, UU No. 6 Tahun 2023,
PP No. 28 Tahun 2021, PP No. 46 Tahun 2023, PERPRES No. 107
Tahun 2020, PERMENPERIN No. 45 Tahun 2020, PERMENPERIN No.
8 Tahun 2023, PERMENDAG No. 36 Tahun 2023.

- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Tata Cara Penerbitan


Pertimbangan Teknis Impor Tekstil, Produk Tekstil, Tas, dan Alas Kaki,
dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam
pengaturannya. Pelaku usaha dapat mengimpor Tekstil, Produk Tekstil,
Tas, dan Alas Kaki setelah memperoleh Persetujuan Impor dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan. Tekstil, Produk Tekstil, Tas, dan Alas Kaki sesuai dengan
daftar pos tariff/harmonized system dan uraian Barang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I. Pelaku Usaha meliputi: a. Perusahaan API-
P; b. Perusahaan API-U; dan c. PPBB. Untuk memperoleh Persetujuan
Impor, Pelaku Usaha harus memiliki Pertimbangan Teknis yang
diterbitkan oleh Menteri. Pertimbangan Teknis dapat dilakukan
perubahan. Menteri mendelegasikan kewenangan penerbitan
Penerbitan Teknis dan Pertimbangan Teknis perubahan kepada Direktur
Jenderal. Permohonan penerbitan Pertimbangan Teknis disampaikan
oleh Pelaku Usaha kepada Direktur Jenderal melalui SINSW yang
diteruskan ke SIINas. Berdasarkan permohonan penerbitan
Pertimbangan Teknis, Direktur Jenderal menugaskan Direktur untuk
melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian terhadap data
dan dokumen yang diajukan. Dalam melakukan pemeriksaan
kelengkapan dan kesesuaian terhadap data dan dokumen yang
diajukan, Direktur dapat melakukan pemeriksaan kondisi di lapangan.
Berdasarkan pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian terhadap data
dan dokumen yang diajukan telah lengkap dan sesuai, Direktur
mengusulkan jumlah alokasi kebutuhan Impor Tekstil, Produk Tekstil,
Tas dan/atau Alas Kaki. Pelaku Usaha yang telah memperoleh
Pertimbangan Teknis dan Persetujuan Impor dapat mengajukan
permohonan Pertimbangan Teknis perubahan kepada Direktur Jenderal
melalui SINSW yang diteruskan ke SIINas. Perubahan Pertimbangan
Teknis berupa: a. perubahan data; atau b. penambahan jumlah alokasi
kebutuhan Impor. Ketentuan mengenai tata cara penerbitan
Pertimbangan Teknis berlaku secara mutatis mutandis terhadap
penerbitan Pertimbangan Teknis perubahan. VKI dilakukan terhadap: a.
Perusahaan API-P; atau b. Perusahaan Industri yang memiliki kontrak
kerja sama dan kontrak jual beli bahan baku dan/atau bahan penolong
dengan Perushaan API-U. VIU dilakukan terhadap Perusahaan API-U
yang melakukann Impor berupa: a. Tekstil dan Produk Tekstil sebagai
bahan baku dan/atau bahan penolong bagi Perusahaan Industri; b.
Tekstil dan Produk Tekstil sebagai bahan baku dan/atau bahan
penolong bagi Perusahaan Non Industri; atau c. Tekstil, Produk Tekstil,
Tas, dan/atau Alas Kaki sebagai barang konsumsi. Perusahaan API-U
mengajukan permohonan VIU kepada Lembaga Pelaksana Verifikasi
melalui SIINas. Penetapan Lembaga Pelaksana Verifikasi dilakukan
berdasarkan hasil sayembara. Dalam melakukan sayembara, Direktur
Jenderal membentuk dan menetapkan tim seleksi Lembaga Pelaksana
Verifikasi. Lembaga Pelaksana Verifikasi mempunyai tugas melakukan:
a. VKI atas Perusahaan API-P atau Perusahaan Industri; dan /atau b.
VIU atas Perusahaan API-U. Pelaku Usaha yang telah memperoleh
Pertimbangan Teknis atau Pertimbangan Teknis perubahan
menyampaikan: a. dokumen Persetujuan Impor dan perubahannya; dan
b. laporan realisasi Impor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Kebijakan dan pengaturan Impor,
Pelaku Usaha dikenai sanksi administratif oleh Direktur Jenderal apabila
tidak menyampaikan laporan dimaksud. Direktur Jenderal melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap: a.Pelaku Usaha yang telah memiliki
Pertimbangan Teknis; dan b. pelaksanaan VKI dan/atau VIU. Pelaku
Usaha dikenai sanksi administratif oleh Direktur Jenderal apabila
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi dimaksud ditemukan
ketidaksesuaian antara data Pelaku Usaha dan kondisi di lapangan.
Sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. penolakan
permohonan Pertimbangan Teknis untuk 1 (satu) tahun ke depan; c.
rekomendasi pencabutan Persetujuan Impor; dan/atau d. rekomendasi
pencabutan LHVKI dan/atau LHVIU yang telah diterbitkan. Lembaga
Pelaksana Verifikasi dikenai sanksi administratif oleh Direktur Jenderal
apabila: a. tidak menyampaikan laporan kegiatan pelaksanaan VKI
dan/atau VIU; dan/atau b. berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan VKI dan/atau VIU ditemukan ketidaksesuaian
antara pelaksaan VKI dan/atau VIU yang dilakukan oleh Lembaga
Pelaksana Verifikasi dan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. Sanksi
administratif dimaksud berupa: a. peringatan tertulis; dan/atau b.
pencabutan penetapan sebagai Lembaga Pelaksana Verifikasi.
Pengenaan sanksi tidak menghapus pengenaan sanksi lain sesuai
peraturan perundang-undangan.

CATATAN : - Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 10 Maret 2024,
diundangkan tanggal 30 Januari 2024, ditetapkan tanggal 6 Februari
2024.
-

- Ketentuan mengenai penetapan Lembaga Pelaksana Verifikasi dan


ketentuan mengenai evaluasi Lembaga Pelaksana Verifikasi mulai
berlaku pada tanggal Peraturan Menteri diundangkan.

- Pada saat Peraturan menteri mulai berlaku, Peraturan Menteri


Perindustrian Nomor 36 Tahun 2022 tentang Tata Cara Verifikasi
Kemampuan Industri dalam Rangka Kebutuhan dan Pasokan Tekstil
sebagai Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong Industri dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

- Lamp : 126 hlm.

Anda mungkin juga menyukai