Pekerja Migran Indonesia Dan Tppo
Pekerja Migran Indonesia Dan Tppo
DAN
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
1. Dasar Hukum.
a. Agen perekrutan Tenaga Kerja (legal atau illegal) yang membayar agen/calo
(perseorangan) untuk mencari buruh di desa-desa, mengelola penampungan, mengurus
identitas dan dokumen pejalanan, memberikan pelatihan dan pemeriksaan medis serta
menempatkan buruh dalam kerjaannya di negara tujuan. Meskipun tidak semua, namun
sebagian PJTK terdaftar melakukan tindakan demikian.
b. Agen/calo (mungkin orang asing) yang datang ke suatu desa, tetangga, teman,
bahkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh adat, maupun tokoh agama. Agen dapat
bekerja secara bersamaan untuk PJTK terdaftar dan tidak terdaftar, guna memperoleh
bayaran untuk tiap buruh yang direkrutnya.
c. Majikan yang memaksa buruh untuk bekerja dalam kondisi eksploitatif, tidak
membayar gaji, menyekap buruh di tempat kerja, melakukan kekerasan seksual atau
fisik terhadap buruh.
g. Ditempatkan oleh perorangan, bukan Perusahaan yang memiliki izin dari Menteri
Tenaga Kerja.
a. Modus.
5. Adapun data Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Prov. NTT yang termonitor
meninggal dunia di luar negeri sebagai berikut :
f. Pada tahun 2023 sebanyak 102 orang (per tanggal 16 September 2023)
6. Bandara-bandara di Prov. NTT yang memiliki rute penerbangan keluar Prov. NTT.
b. Bandara Komodo, Labuan Bajo memiliki rute penerbangan luar NTT seperti :
d. Bandara Frans Seda Maumere, (memiliki rute penerbangan luar NTT seperti :
Maumere – Makassar dan Makassar – Maumere.
6. Preemtif Lanud El Tari dalam pencegahan TPPO dan pencegahan Pekerja Migran
Indonesia (PMI) Non Prosedural.
d. Membuat posko trafficking bersama di tiap-tiap Bandara yang ada di Prov. NTT.