Cakrawati (P1337424722011)
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting
dalam pelayanan maternal dan perinatal dengan jumlah tenaga profesi
bidan tentu berada dekat dengan masyarakat salah satu tantangan yang
harus dihadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang
berkualitas. Untuk itu bidan harus mampu terampil memberikan pelayanan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh peraturan perundang undangan.
Bidan diakui sebagai tenaga yang professional dan bertanggungjawab,
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan , nasehat
dan asuhan , baik pada masa kehamilan, masa persalinan dan memberi
asuhan kepada bayi yang baru lahir, serta promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, juga memberikan bantuan secara
medis atau bantuan lain yang sesuai, sekaligus melaksanakan kegawat
daruratan (Ratni and Budiana, 2021).
Tugas bidan mempunyai peranan penting dalam bimbingan
konseling dan pendidikan tentang kesehatan, bukan hanya kepada
perempuan saja akan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan tersebut harus mencakup juga pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua yang dapat meluas kepada kesehatan
perempuan, kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Oleh sebab itu peran
Bidan dalam masyarakat untuk menjalin hubungan yang dengan klien,
bidan harus memiliki etika profesi yang baik dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah agar bersikap
profesional dalam memberikan asuhan terhadap klien. Peran dan posisi
bidan dalam masyarakat sangat dihargai dan dihormati, karena tugasnya
yang mulia yakni memberi semangat serta membesarkan hati untuk
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan sampai ibu merawat
bayinya dengan baik. Bidan sebagai pekerja yang professional dalam
menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja sebagai pandangan filosofis
yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan dan kode
etik yang dimilikinya semua mengacu kepada peraturan perundang
undangan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat merumuskan bahwa
rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi peran bidan?
2. Apa peran bidan sebagai pengelola?
3. Apa peran bidan sebagai pendidik?
4. Apa peran bidan sebagai pelaksana?
5. Apa peran bidan sebagai peneliti?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi peran bidan
2. Untuk mengetahui peran bidan sebagai pengelola
3. Untuk mengetahui peran bidan sebagai pendidik
4. Untuk mengetahui peran bidan sebagai pelaksana
5. Untuk mengetahui peran bidan sebagai peneliti
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
dapat dijadikan sebagai referensi tentang peran seorang bidan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
ANALISIS JURNAL DAN PEMBAHASAN KASUS
A. ANALISIS JURNAL
Latar Belakang
Di Indonesia pertolongan persalinan biasa dilakukan oleh
tenaga kesehatan dan non kesehatan.Berbagai upaya dilakukan
dalam rangka penurunan AKI, seperti Making Pregnancy Safer
(MPS), Program Gerakan sayang ibu, penempatan bidan di desa,
peningkatan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas PONED
dan kerjasama antara tenaga kesehatan dan dukun. (KPPN/BPPN,
2007), dan program lainnya.Namun kematian ibu masih tetap terjadi,
masih banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
non kesehatan (Dukun), dimana masyarakat menggunakan berbagai
alasan untuk tidak melakukan persalinan di bidan.
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik
dengan menggunakan pendekatan Cross sectional, karena dalam
penelitian ini ingin diperoleh faktorfaktor yang mempengaruhi
kemitraan dukun bayi dengan bidandalam melakukan pertolongan
persalinan. Model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu
saat ( point time approach ), tiap subyek hanya diobservasi sekali
saja. (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Cirinten Kabupaten Lebak Provinsi Banten pada
bulan Januari tahun 2013.
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan dari unit didalam
pengamatan yang akan kita lakukan (Hastono, 2008) / semua dukun
bayi di wilayah kerja Puskesmas Cirinten Kabupaten Lebak provinsi
Banten, berjumlah 61 orang.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer. Data
dikumpulkan langsung dari sumber data utama yaitu dukun bayi
yang ada di wilayah Puskesmas Cirinten Kabupaten Lebak
Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner kemitraan terdiri dari 15 soal, yang mengidentifikasi
peran fungsi dukun bayi dalam kemitraan, sedangkan variabel sikap
dukun bayi terdiri atas 9 soal, untuk mengetahui bagaimana
tanggapan dukun bayi terhadap kemitraan. Untuk kuesioner sikap
menggunakan skala Likert dimana responden memberikan
tanggapan setuju atau tidak setuju tentang pernyataan yang berisi
kemitraan bidan dengan dukun bayi. Untuk pernyataan positif, nilai
4 : jika sangat setuju (SS), nilai 3 : setuju (S), Nilai 2 : tidak setuju
(TS), nilai 1 : sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk
pernyataan negatif, nilai 1 : jika sangat setuju (SS), nilai 2 : setuju
(S), Nilai 3 : tidak setuju (TS), nilai 4 : sangat tidak setuju (STS).
Cara pengumpulan data yang dilaksanakan adalah dengan
wawancara/pengisian kuesioner, selanjutnya uji validitas dan
reliabilitas. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor
variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.
Tehnik korelasi yang digunakan korelasi pearson product moment
(r).
Simpulan
Sebagian besar dukun bayi di wilayah kerja Puskesmas
Cirinten Kabupaten Lebak berumur ≥ 40 tahun, tidak pernah
mendapatkan pelatihan dukun bayi, memiliki sikap positif
tentangkemitraan dan melakukan kemitraan dengan bidan dalam
melakukan pertolongan persalinan. Terdapat hubungan antara
pelatihan dan sikap dengan kemitraan dukun bayi dengan bidan
dalam melakukan pertolongan persalinan. Tidak terdapat hubungan
antara umur dukun bayi dengan kemitraan dukun bayi dengan bidan
dalam melakukan pertolongan persalinan. (Nuraineu and Rohaeti,
2013)
Dari analisis jurnal ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa
memang menjalin hubungan baik dengan dukun atau lintas sector
adalah harus. Agar masalah mengenai Angka Kematian Ibu dan Bayi
teratasi dengan cepat dan tepat, dengan berkolaborasi maka kita
lebih cepat mengambil tindakan untuk mendeteksi sedini mungkin
masalah kesehatan pasien serta tepat dalam pemberian keputusan.
Keseimpulan
Peran bidan merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam suatu sistem.
Dalam melaksanakan tugas profesi bidan mempunyai peran sebagai
pengelola, pendidik, pelaksana, peneliti. Peran bidan sangat dibutuhkan
dalam proses petumbuhan bayi, dimana peran bidan yang baik terutama
dalam memberikan konseling, edukasi maupun fasilitas kepada orangtua
yang memiliki bayi 6-24 bulan maka pertumbuhan bayi tersebut
mendapatkan atau lebih banyak yang mengalami pertumbuhan yang normal.
Referensi