Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Populasi penelitian ini adalah Anak jalanan yang bergabung di Komunitas

Satoe Atap yang mengikuti kegiatan belajar secara tidak formal yang diadakan

oleh para relawan baik dari para pekerja maupun mahasiswa dari berbagai

universitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

dengan motivasi belajar anak jalanan yang bergabung di Komunitas Satoe Atap.

Komunitas Satoe Atap selalu mengadakan kegiatan belajar untuk anak jalanan

dalam seminggu dua kali yang diadakan di tempat berbeda, pada setiap hari selasa

Komunitas Satoe Atap mengadakan kegiatan belajar di Jalan Seroja Barat Nomor

1 tepatnya di teras Balai Kelurahan Seroja, Karangkidul, Kota Semarang, Propinsi

Jawa Tengah. Tempat kegiatan belajar yang kedua berada di Jalan Gang Kelinci

Nomor 215 tepatnya di Wisma Moerdiningsih Majapahit, Kota Semarang,

Propinsi Jawa Tengah. Komunitas Satoe Atap ini bukan merupakan sebuah

organisasi, lembaga, bahkan instansi, tetapi Komunitas Satoe Atap ini merupakan

sebuah Komunitas yang diadakan dari sekumpulan para relawan yang dari

berbagai macam profesi dari karyawan swasta maupun negeri bahkan kalangan

mahasiswa dari berbagai macam universitas di Kota Semarang. Komunitas Satoe

Atap pertama kali didirikan oleh mahasiswa mahasiswi dari Fakultas Hukum di

47
48

Universitas Diponegoro Semarang mereka membentuk sebuah Komunitas Satoe

Atap ini dengan tujuan melakukan pembinaan dan pemberdayaan pada anak

jalanan dan kaum miskin di Kota Semarang, dengan cara melakukan kegiatan di

dalam bidang pendidikan demi menyongsong kehidupan masyarakat yang sesuai

dengan cita-cita bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi anak-anak pemulung dan

peminta, sehingga mereka mendekati anak-anak tersebut secara persuasif dan

mengajak mereka belajar bersama. Berbekal ketulusan hati dan kebulatan tekad

untuk sebuah perbaikan di dalam bidang pendidikan dengan memberikan kegiatan

belajar seperti belajar baca tulis, bermain yang sesuai dengan usia anak,

mendongeng, menari, dan bernyanyi.

Komunitas Satoe Atap memiliki filosofi “Sayang Itoe Asli Tanpa Pamrih”

yang disingkat menjadi nama Komunitas itu sendiri, Satoe Atap. Komunitas

Satoe Atap berdiri sejak 12 April 2007 yang bertempat dan berkegiatan di Kota

Semarang dan memiliki concern isu mengenai pendidikan terhadap anak jalanan

dan kaum miskin di kota Semarang. Komunitas Satoe Atap tidak mempunyai

sebuah struktur yang tersusun seperti organisasi lainnya dikarenakan Komunitas

Satoe Atap bukan merupakan sebuah organisasi, lembaga, atau instansi.

Visi di Komunitas Satoe Atap adalah melakukan pembinaan dan

pemberdayaan anak jalanan yang selanjutnya disebut binaan di bidang pendidikan

demi menyongsong kehidupan masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan

cita-cita bangsa Indonesia.


49

Gambar 1.
Jumlah Anak di Komunitas Satoe Atap

6 tahun
7 tahun
8 tahun
9 tahun
10 tahun
11 tahun
12 tahun

Adapun pertimbangan peneliti memilih kancah penelitian di Komunitas

Satoe Atap adalah :

a. Telah dilakukan wawancara kepada beberapa anggota yang bergabung di

Komunitas Satoe Atap dan terungkap bahwa motivasi belajar anak jalanan

tergolong kurang.

b. Peneliti mendapatkan izin dari koordinator di Komunitas Satoe Atap untuk

melakukan penelitian.

2. Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti adalah skala yang telah disusun

sebelum peneliti melakukan penelitian. Penyusunan alat ukur dilakukan melalui

beberapa tahap, yaitu pembuatan skala, penentuan nilai skala, jumlah aitem, dan

variasi antar aitem. Pembuatan skala penelitian yaitu dengan cara mencari

definisi-definisi teoritik dari variabel tergantung dan variabel bebas kemudian


50

disusun menjadi definisi operasional. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Skala Motivasi Belajar dan Skala Dukungan Sosial.

a. Skala Motivasi Belajar

Skala Motivasi Belajar terdiri dari 48 aitem yang disusun berdasarkan ciri-

ciri motivasi belajar, yaitu a) tekun dan ulet, b) pantang menyerah, c) memiliki

kebutuhan untuk mengetahui, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan

berafiliasi, d) perilakunya akan mengarah kuat ke sesuatu yang menjadi tujuannya

dan cenderung untuk diulang kembali. Sebaran aitem Skala Motivasi Belajar

dapat dilihat pada Tabel 3.


51

Tabel 3
Sebaran Aitem Skala Motivasi Belajar

Ciri
Nomor Aitem
No Motivasi Indikator Total
Belajar
Favorabel Unfavorabel
Tekun dan Tekun 1, 17, 33 9, 25, 41 6
1
ulet Ulet 10, 26. 42 2, 18, 34 6
Senang mencari dan
memecahkan masalah 3, 19, 35 11, 27, 43 6
soal-soal
Pantang Lebih senang bekerja
2 12, 28, 44 4, 20, 36 6
menyerah mandiri
Pantang menyerah 5, 21, 37 13, 29, 45 6
memiliki Minat 14, 30, 46 6, 22, 38 6
kebutuhan
untuk
3 mengetahui, Kebutuhan akan
kebutuhan 7, 23, 39 15, 31, 47 6
penghargaan
akan
penghargaan
perilaku kuat Dapat
4 yang menjadi mempertahankan 16, 32, 48 8, 24, 40 6
tujuan pendapat
JUMLAH 24 24 48

b. Skala Dukungan Sosial

Skala Dukungan Sosial terdiri dari 48 aitem yang disusun berdasarkan jenis-

jenis dukungan sosial, antara lain a) dukungan emosional, b) dukungan

instrumental, c) dukungan informasi, dan d) dukungan persahabatan. Sebaran

aitem Skala Dukungan Sosial dapat dilihat pada Tabel 4.


52

Tabel 4
Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial
Aspek Nomor aitem
No Dukungan Indikator Unfavorabe Total
Favorabel
Sosial l
Empati 1, 17, 33 9, 25, 41 6
Dukungan Peduli 10, 26, 42 2, 18, 34 6
1 Perhatian positif
Emosional
dan dukungan 3, 19, 35 11, 27, 43 6
kearah tersebut
Memberikan atau
12, 28, 44 4, 20, 36 6
meminjamkan uang
Dukungan
2 Membantu dalam
Instrumental
menyelesaikan 5, 21, 37 13, 29, 45 6
tugas
Dukungan Memberikan saran 14, 30, 46 6, 22, 38 6
3
Informasi Memberikan arahan 7, 23, 39 15, 31, 47 6
Dukungan
4 Menjalin keakraban 16, 32, 48 8, 24, 40 6
Persahabatan
JUMLAH 24 24 48

3. Permohonan Izin Penelitian

Salah satu syarat terlaksananya penelitian adalah mendapatkan izin dari

pihak-pihak terkait. Langkah awal, peneliti mengajukan izin penelitian kepada

kooordinator Komunitas Satoe Atap untuk dilakukan penelitian terhadap anak

jalanan di Komunitas Satoe Atap untuk kepentingan penyusunan skripsi.

Sehubung di Komunitas Satoe Atap bukan sebuah organisasi, lembaga, maupun

instansi, koordinator di Komunitas Satoe Atap tidak meminta untuk adanya surat

resmi dari pihak universitas dan langsung memberikan izin terhadap peneliti

untuk melakukan penelitian terhadap anak jalanan yang belajar di Komunitas

Satoe Atap.
53

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan pada 23 januari sampai dengan 24

Januari 2018 di dua tempat yang berbeda, yang pertama pengambilan data

dilakukan di Jalan Seroja tepatnya di Teras Balai Kelurahan Seroja dan yang

kedua pengambilan data dilakukan di Jalan Gang Kelinci tepatnya di Wisma

Moerdiningsih Majapahit pada pukul 15.00 sampai dengan 17.00. teknik

pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

Purposive Sample. Arikunto (2013: 183) menjelaskan bahwa Purposive Sample

adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Peneliti

menggunakan teknik pengambilan data Purposive Sample dengan karakteristik

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak jalanan yang bergabung di

Komunitas Satoe Atap yang berusia 11-12 tahun yang berjumlah 60 orang

dijadikan subjek dalam penelitian ini.

Pada pengambilan data tanggal 23 Januari 2018 bertempat di Jalan Seroja

kondisi dan situasi yang ada pada saat pengambilan data subjek mengikuti

prosedur yang diberikan oleh peneliti dengan mengisi identitasnya dan pada saat

pengisian angket sebagian dari subjek membaca isi angket pada skala peneliti,

namun banyak yang lebih memilih bercanda dengan teman sebayanya ketika

peneliti sedang membacakan aitem, sedangkan pada saat pengambilan data

tanggal 24 Januari 2018 bertempat di Wisma Moerdiningsih Majapahit banyak

subjek yang bercanda dengan teman sebayanya pada saat pengisian angket dan
54

bahkan sempat ada yang berlari-lari dengan temannya, sehingga peneliti dan

koordinator dari Komunitas Satoe Atap memberikan intruksi supaya subjek fokus

pada saat pengisian angket.

Try out terpakai dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan dilakukan satu

kali pengambilan data dari subjek yang digunakan untuk uji validitas dan

reliabilitas alat ukur serta analisis data. Hasil aitem valid dari try out digunakan

sebagai data penelitian. Dan aitem yang valid digunakan untuk menguji hipotesis.

Alasan peneliti menggunakan try out terpakai adalah jumlah subjek yang

digunakan dalam penelitian ini relatif terbatas.

Proses penelitian dilakukan dengan cara menginformasikan kepada subjek

tentang penelitian yang akan melibatkan subjek diikuti penyebaran kuesioner yang

berisikan skala yang telah peneliti susun. Subjek terlebih dahulu mengisikan

identitasnya, kemudian petunjuk pengisian skala dijelaskan oleh peneliti sebelum

subjek mengisi skala tersebut. Peneliti membantu membacakan per aitem

pernyataan pada skala sampai selesai pengisiannya supaya subjek lebih

memahami pernyataan yang terdapat di skala.

Pengambilan data dilakukan oleh peneliti bersama satu rekan koordinator

di Komunitas Satoe Atap yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan dalam

waktu yang berbeda dengan dua tempat yang berbeda. Adapun proses

pengambilan data berlangsung sama karena telah dilakukan koordinasi sebelum

masuk ke tahap pengambilan data. Hambatan yang ada pada saat peneliti

melakukan pengambilan data adalah ada yang beberapa anak yang bingung

dengan pernyataan pada aitem skala yang peneliti susun sehingga membuat
55

peneliti harus menjelaskan ulang. Pengisian skala oleh subjek diterima peneliti

sebagai data mentah yang pada proses berikutnya peneliti masukkan ke dalam

tabulasi skor. Data inilah yang disebut data penelitian.

2. Validitas dan Reliabilitas Hasil Penelitan

Pengujian validitas menggunakan Teknik Korelasi Product Moment dan

pengujian reliabilitas menggunakan Teknik Alpha dengan perhitungannya dibantu

dengan menggunakan Progam Statistical Packages for Social Science (SPSS)

versi 16.0. Berdasarkan proses analisis uji validitas dan reliabilitas diperoleh hasil

sebagai berikut

a. Uji Validitas

Penentuan valid atau gugur suatu aitem digunakan pedoman tabel r

Product Moment Pearson 5% yaitu nilai r sebesar 0,275. Corrested aitem dengan

Total Correlations-nya lebih dari 0,275 dinyatakan valid, sedangkan yang

dibawah 0,275 dinyatakan gugur.

1) Skala Motivasi Belajar

Total aitem pada skala motivasi belajar adalah 48 aitem. Setelah diuji

validitasnya, didapatkan hasil bahwa dari 48 aitem terdapat 18 aitem gugur. Pada

perhitungan validitas putaran ketiga didapat 30 aitem yang valid dengan koefisien

validitas (r) berkisar antara 0,299 sampai dengan 0,588. data selengkapnya

terdapat pada lampiran sedangkan rincian aitem valid dan aitem gugur dapat

dilihat di Tabel 5.
56

Tabel 5
Rincian Aitem Hasil Uji Validitas
Skala Motivasi Belajar

Jumlah
Ciri Motivasi Nomor Aitem
No Indikator Aitem
Belajar
Valid
Favorabel Unfavorabel
Tekun (1), 17, 33 (9), 25, 41 4
1 Tekun dan ulet
Ulet 10, 26. 42 (2), 18, (34) 4
Senang mencari
dan
memecahkan (3), 19, 35 11, 27, (43) 4
masalah soal-
Pantang soal
2
menyerah Lebih senang
12, 28, 44 (4), 20, 36 5
bekerja mandiri
Pantang
5, 21, 37 13, 29, (45) 5
menyerah

memiliki 14, (30),


Minat 6, (22), (38) 2
kebutuhan untuk (46)
3 mengetahui,
kebutuhan akan Kebutuhan akan
(7), 23, 39 15, 31, (47) 4
penghargaan penghargaan

perilaku kuat Dapat


(16), 32,
4 yang menjadi mempertahanka (8), (24), 40 2
(48)
tujuan n pendapat
JUMLAH 24 24 30
Keterangan :
Tanpa ( ) = nomor aitem valid
Dalam ( ) = nomor aitem gugur

2) Skala Dukungan Sosial

Total aitem pada skala dukungan sosial adalah 48 aitem. Setelah diuji

validitasnya, didapatkan hasil bahwa dari 48 aitem terdapat 14 aitem gugur. Pada

perhitungan validitas putaran kedua didapat 34 aitem telah valid dengan koefisien
57

validitas sebesar 0,296 sampai dengan 0,816. Data selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran, sedangkan rincian aitem valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6
Rincian Aitem Hasil Uji Validitas
Skala Dukungan Sosial
Aspek Nomor aitem Jumlah
No Dukungan Indikator Unfavorabe Aitem
Favorabel
Sosial l Valid
1, (17),
Empati 9, 25, 41 4
(33)
Dukungan Peduli 10, 26, 42 (2), 18, 34 5
1
Emosional Perhatian positif dan
dukungan kearah (3), 19, 35 11, (27), 43 4
tersebut
Memberikan atau (12), 28, (4), (20),
2
Dukungan meminjamkan uang (44) 36
2
Instrumental Membantu dalam
5, 21, 37 13, 29, (45) 5
menyelesaikan tugas
Dukungan Memberikan saran 14, 30, 46 (6), 22, 38 5
3
Informasi Memberikan arahan (7), 23, 39 15, 31, (47) 4
Dukungan 16, 32,
4 Menjalin keakraban 8, 24, 40 5
Persahabatan (48)
JUMLAH 24 24 34
Keterangan :
Tanpa ( ) = nomor aitem valid
Dalam ( ) = nomor aitem gugur

b. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas aitem Skala Motivasi Belajar diperoleh koefisien

reliabilitas sebesar 0,893 dan pada Skala Dukungan Sosial diperoleh koefisien

reliabilitas sebesar 0,904 sehingga dapat dikatakan skala ini reliabel. Adapun

hasil uji reliabilitas Skala Motivasi Belajar dan Skala Dukungan Sosial

selengkapnya dapat dilihat dilampiran.


58

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Penelitian melakukan uji asumsi terhadap data penelitian yang ada agar

data tersebut memnuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan korelasi

Product Moment. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas sebaran variabel penelitian

dan uji linieritas hubungan variabel motivasi belajar dengan variabel dukungan

sosial. Sebaran variabel yang normal dan hubungan linier antara variabel bebas

dengan varuabel tergantung merupakan syarat utama sebelum pengujian hipotesis.

Analisis data penelitian ini dilakukan atas dasar semua butir aitem yang valid dari

Skala Motivasi Belajar dan Skala Dukungan Sosial. Perhitungan analisis

menggunakan bantuan progam Statistical Packages for Social Science (SPSS)

versi 16.0.

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas terhadap data variabel motivasi belajar

menunjukkan nilai Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 0,188 dan p = 0,000

(p>0,05) artinya data variabel motivasi belajar tidak berdistribusi normal,

sedangkan uji normalitas terhadap data variabel dukungan sosial

menunjukkan nilai Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 0,157 dan p = 0,001

(p>0,05) artinya data variabel dukungan sosial tidak berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas sebaran dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Linieritas

Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa antara variabel bebas (dukungan

sosial) tidak mempunyai hubungan yang sifatnya linier dengan variabel


59

tergantung (motivasi belajar) dengan FLinier sebesar 0,003 dengan p = 0,959

dengan (p<0,05). Hasil uji linieritas dapat dilihat dilampiran.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi selesai. Uji hipotesis dilakukan

menguji apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan dukungan sosial

dengan menggunakan teknik korelasi Nonparametric dari Sperman’s rho dan

dengan bantuan progam komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS)

versi 16.0. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan bahwa nilai p = 0,340 (p <

0,005). Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak ada hubungan antara dukungan

sosial dengan motivasi belajar anak, sehingga hipotesis dalam penelitian ini

ditolak. Hasil uji dapat dilihat dilampiran.

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis statistik dengan teknik korelasi Nonparametric dari

Sperman’s rho diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

positif antara dukungan sosial dengan motivasi belajar anak jalanan di Komunitas

Satoeatap, hal ini bermakna bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian

ditolak.

Beberapa faktor yang menyebabkan mengapa hipotesis ditolak, antara lain

1. Permasalahan

Permasalahn yang muncul dalam awal penelitian, antara lain:


60

a. Melalui wawancara disimpulkan bahwa pada saat anak jalanan mengikuti

kegatan belajar yang diadakan oleh Komunitas Satoe Atap anak jalanan

tersebut tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung dan

anak jalanan tersebut akan bermain sendiri dengan teman yang lainnya

padahal dukungan yang diberikan oleh anggota Komunitas Satoe Atap

tetap diberikan kepada anak jalanan baik dari fasilitas yang diberikan dan

pengetahuan serta kreativitas, tetapi inidvidu tetap mengalami motivasi

belajar yang rendah meskipun sudah mendapatkan dukungan sosial dari

anggota Komunitas Satoe Atap.

b. Kegiatan yang diberikan oleh Komunitas Satoe Atap hanya dilakukan

satu minggu dua kali didalam pertemuannya, sehingga didalam proses

belajar menagjar siswa kurang mendapatkan pengajaran yang

semestinya.

c. Waktu pengajaran yang diberikan oleh Komunitas Satoe Atap relatif

singkat, sehingga pada saat proses pengajaran berlangsung anak jalanan

lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain bersama teman

sebayanya dan akan menghiraukan pengajaran yang diberikan oleh

Komunitas satoe Atap.

2. Landasan teori

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Islamuddin

(2012: 181) motivasi seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

faktor internal, fisiologis, psikologis yang meliputi inteligensi, sikap, bakat, minat,

motivasi, dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan sosial. Seseorang akan
61

termotivasi apabila individu tersebut memiliki faktor-faktor baik secara internal,

psikologis, maupun eksternal.

Teori lain yang mendukung hal ini adalah dari jurnal penelitian yang

dilakukan oleh Kurniawan (2016: 344) menunjukkan motivasi sangat penting

dalam dunia belajar. Dengan adanya motivasi anak yang sedang belajar bisa

mendapatkan sesuatu yang diinginkannya seperti perubahan tingkah laku yang

sudah dikehendakinya. Dapat dikatakan bahwa motivasi berkaitan dengan belajar.

Anak yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai semangat yang tinggi

dalam belajar pula. Jadi anak akan merasa senang dan tekun dalam kegiatan

belajarnya, ketika anak dengan motivasi belajar yang tinggi kegiatan atau aktivitas

yang dilakukannya cenderung mengarah pada kebutuhan belajarnya, seperti

membaca buku pelajaran, mengerjakan tugas, dan ketika didalam kelas akan

memperhatikan guru. Berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah, siswa tersebut akan menghindari kegiatan belajar dan memilih untuk

kegiatan yang disukainya, seperti memilih bermain dengan teman sebayanya dan

tidak memperhatikan pada saat kegiatan belajar berlangsung.

Dalam jurnal penelitian Winarni, dkk (2006: 4) memperkuat dengan hasil

penelitian yang sudah dilakukan yang menjelaskan bahwa hipotesis yang diajukan

dalam penelitiannya tidak terbukti. Ada beberapa alasan yang bisa di menjelaskan

ditolaknya hipotesis tersebut, alasan pertama erat hubungannya dengan rendahnya

angka validitas angket motivasi belajar. Rendahnya angka validitas tersebut

rendah dikarenakan topik belajarnya yang terlalu luas. Alasan yang kedua yaitu

ada dua variabel antara yang belum dilibatkan dalam penelitian ini yaitu hubungan
62

antar siswa, dan hubungan antar guru-siswa. Guru menjadi figur yang dikagumi

anak, mengajarnya juga berpengaruh terhadap motivasi belajar anak diluar

lingkungan keluarga. Sedangkan dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh

peneliti terhadap anak jalanan yang bergabung di Komunitas Satoe Atap yang

didapat dengan hasil adanya hipotesis yang ditolak. Ada beberapa alasan yang

bisa menjelaskan ditolaknya hipotesis tersebut, alasan yang pertama dengan

tingginya validitas pada angket motivasi belajar. Tingginya validitas pada angket

tersebut dikarenakan subjek menjawabnya dengan asal menyilang, meski pada

saat diberikannya angket dan dibacakan oleh peneliti yang dibantu koordinator di

Komunitas Satoe Atap anak enggan bertanya ketika ada beberapa kalimat yang

belum mereka pahami. Alasan kedua yaitu banyaknya pilihan jawaban yang

dibuat oleh peneliti sehingga pada saat subjek memberikan jawabannya anak

lebih memilih jawaban yang lebih dipahami. Alasan ketiga hubungan antara

anggota di Komunitas Satoe Atap dengan anak jalanan dimana pada anggota di

Komunitas Satoe Atap sering adanya anggota baru yang bergabung, sehingga

kedekatan antar anak jalanan terhadap anggota Komunitas Satoe Atap kurang,

karena pengajar juga memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar anak diluar

lingkungan keluarga.

3. Pengolahan data

Koefisien validitas aitem dalam penelitian ini sebesar 0,299 sampai dengan

0,588 dengan taraf signifikan 0,275 untuk skala motivasi belajar anak jalanan di

Komunitas Satoe Atap dan 0,296 sampai dengan 0,816 dengan taraf signifikan

0,275 untuk skala dukungan sosial. Hasil uji asumsi dalam penelitian ini
63

menunjukkan bahwa data berdistrusi tidak normal dengan nilai Kolmogorov-

Smirnov Z = 0,000 maka p < 0,005 yaitu data motivasi belajar dengan dukungan

sosial, distribusi tidak normal menyebabkan makna hasil uji korelasi dalam

penelitian ini bersifat indikatif, sehingga memerlukan dukungan dari penelitian

yang relevan supaya keabsahan data peneliti dapat diterima.

Berdasarkan hasil data penelitian, variabel motivasi belajar Mean empirik

96,90 berada pada area (+) 1SD dan Mean Hipotetiknya sebesar 75 dengan

Standar Deviasi Hipotetiknya (SDh) 15. Hal ini mengindisikan bahwa motivasi

belajar pada anak jalanan di Komunitas Satoe Atap tinggi. Mean Empirik pada

variabel dukungan sosial sebesar 111,92 berada pada area (+)1SD dan Mean

Hipotetiknya sebesar 85 dengan Standar Deviasi Hipotetiknya (SDh) 17 yang

berarti dukungan sosial di Komunitas Satoeatap tinggi.

Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan peneliti pada tanggal 23

sampai dengan 24 januari 2018 terhadap beberapa responden alasan ditolaknya

hipotesis pada penelitian ini antara lain banyaknya pilihan jawaban yang dibuat

oleh peneliti sehingga pada saat subjek memberikan jawabannya lebih memilih

jawaban yang lebih dipahami, banyaknya aitem yang harus diisi, dan hubungan

antara anggota di Komunitas Satoe Atap dengan anak jalanan yang kurang dekat

karena banyaknya anggota baru di Komunitas Satoe Atap.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah karena variasi bahasa yang

digunakan dalam pembuatan aitem Skala Motivasi Belajar maupun Skala

Dukungan Sosial kurang menarik dan kemungkinan ada aitem dengan pernyataan

yang sukar dipahami sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman pada subjek,


64

serta banyaknya aitem yang harus diisi oleh subjek, dan ada alasan lain yaitu anak

jalanan di Komunitas Satoe Atap belum dapat memahami maksud dari angket

yang diberikan namun subjek enggan bertanya.

Anda mungkin juga menyukai