Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PROJEK

MATA KULIAH ETIKA PROFESI & K3 (B)


KELOMPOK 1

Disusun Oleh:
Rizki Hidayatullah (F1C020129)

Afifudin Alpan (F1C021100)

Mahendra Wadi Purnama (F1C021015)

Dosen Pengampu:
Fikrihadi Kurnia, ST.,MT.
(NIP: 199304042022031011)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2024

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii

Kuisioner Mekanik di Bengkel Motor Resmi Honda dan Bengkel Kecil Untuk Kesehatan dan
Keselamatan kerja (K3)..........................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang........................................................................................................................4

1.2. Lokasi Kegiatan.......................................................................................................................6

1.3. Hasil & Pembahasan...............................................................................................................7

1.4. Kesimpulan............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................19

LAMPIRAN...........................................................................................................................................20

ii
DAFTAR KONTRIBUSI PENULIS

NIM Mahasiswa Kontribusi


F1C020129 Rizki Hidayatullah Pengambilan Data Kuisioner, Rekap
Kuisioner, Penyusun Laporan Projek
Sampai Selesai.
F1C021100 Afifudin Alpan Pengambilan Data Kuisioner
F1C021015 Mahendra Wadi Membantu Pengambilan Data Kuisioner
Purnama
Note:
Jelaskan kontribusi setiap anggota, mulai dari proses pengambilan data hingga
penulisan laporan akhir

iii
Kuisioner Mekanik di Bengkel Motor Resmi Honda dan Bengkel Kecil
Untuk Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)

1.1. Latar Belakang


Pengetahuan, sikap dan tindakan memiliki peranan yang penting dalam perilaku
pencegahan kecelakaan kerja. Pengetahuan, sikap dan tindakan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang buruk terhadap pekerja. Dampak yang dimaksud seperti
terjadinya kecelakaan kerja atau hal-hal yang dapat merugikan pekerja (Mantiri,
Pinontoan and Mandey, 2020).
Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan terhadap suatu objek.
Pengindraan dapat dilakukan dengan memanfaatkan indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Peningkatan pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan
formal dan non-formal. Pengetahuan berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang.
Sikap adalah suatu tanggapan terhadap suatu objek. Sikap juga dapat diartikan sebagai
suatu kemauan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan tindakan merupakan suatu
aktualisasi dari suatu kondisi yang telah diketahui atau telah disikapi seseorang. (STIKes
Nurliana Medan, 2018).
Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka atau tidak
diinginkan yang dapat menghalangi kegiatan serta dapat mengakibatkan kerugian pada
manusia dan harta benda. Kecelakaan kerja dapat disebabkan karena faktor manusia dan
faktor lingkungan. Faktor manusia dapat disebabkan karena kesalahan posisi tubuh pada
pekerja sehingga pekerja cepat mengalami kelelahan, cacat fisik, cacat sementara dan
sebagainya. Kurangnya pendidikan 2 dan pengalaman, salah dalam mengartikan perintah
sehingga mengakibatkan kesalahan dalam bekerja. Adapun faktor lingkungan dapat
disebabkan karena ketersediaan peralatan yang sudah tidak layak untuk digunakan, ada
sumber bahaya di tempat kerja, serta kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan
standar yang telah ditentukan (Henong, Patiraja dan Yunus, 2019).
Pada jurnal penelitian (Ridasta, 2020) dijelaskan bahwa menurut International
Labour Organization (ILO) di tahun 2018 terjadi sekitar 1,8 juta kematian yang
disebabkan karena mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja khususnya di

4
kawasan Asia dan Pasifik. ILO menjelaskaan bahwa di Asia kematian akibat kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja setiap tahunnya sekitar 2,78 juta. Sebanyak 13,7% kasus
kematian disebabakan karena kecelakaan kerja, dan selebihnya disebabakan karena
penyakit akibat kerja. Pada jurnal penelitian (Kristiawan and Abdullah, 2018) diperoleh
bahwa pada tahun 2018 tercatat sebanyak 20 kejadian kecelakaan kerja yang terdiri dari
18 kasus kecelakaan ringan dan 2 kasus kecelakaan berat terjadi di PT. Semen Padang.
Data yang ada di PT. Semen Padang menunjukkan bahwa kejadian kecelakaan kerja
sebagian besar karena rendahnya tingkat pengetahuan karyawan, adanya tindakan tidak
aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) serta alat komunikasi yang
kurang memadai.
Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja bukan hanya berdampak pada pekerja
tersebut melainkan juga berdampak pada keluarga, perusahaan, bahkan masayarakat
sekitar. Dampak yang dapat dialami oleh pekerja yaitu cedera, 4 cacat, stres, trauma,
produktivitas menjadi berkurang atau bisa juga terhambat, dan yang paling parah bisa
menyebabkan kematian. Adapun dampak bagi keluarga pekerja yaitu rasa sedih,
berdampak terhadap ekonomi keluarga jika yang menjadi korban adalah tulang
punggung keluarga. Dampak bagi perusahaan yaitu turunnya produktivitas atau
melambatnya proses produksi, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk ganti rugi
kepada pekerja atau kepada keluarga pekerja, serta pengeluaran biaya untuk hal-hal yang
berkaitan dengan perbaikan kerusakan. Sedangkan dampak untuk masyarakat yaitu
terhambatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk atau jasa yang disediakan oleh
perusahaan terkait (Armein, 2016).

5
1.2. Lokasi Kegiatan
Tabel 1. Identitas lokasi kegiatan
Jumlah
No Nama Bengkel Waktu Kerja Alamat
Pekerja
1 Bengkel Honda Kerja: 08.00 – 17.00 Bintaro, Kecamatan
Wijaya Motor Istirahat: 12.00 - 13.00 8 Ampenan, Mataram.
83511
2 Bengkel JMS Kerja: 07.30 - 17.50 Pringgabaya,
Istirahat: 11.30 - 13.00 2 Kecamatan
Pringgabaya, Lombok
Timur. 83654
Dokumentasi: Terlampir

6
1.3. Hasil & Pembahasan
1.3.1. Demografi Subjek
Tabel 2. Demografi subjek penelitian
Status
Lama Pengalaman Merokok
No Pekerja Umur Pendidikan Pernikaha
Kerja kerja / Alkohol
n
1 Mardi 46 SMA Nikah 12 24 Tidak
2 Yohanis dwi 29 SMA Lajang 7 10 Tidak
satria
3 Ibrahim 32 SMK Nikah 10 10 Tidak

4 M Nurmawan 25 SMK Nikah 4 4 Iya

5 M Zuhalmahdian 25 SMK Lajang 4 7 Iya


6 Sri Maryati 32 SMK Nikah 4 10 Tidak
7 Yoki Kapdi 29 SMK Lajang 9 10 Tidak
8 Supardi 27 SMK Nikah 10 12 Tidak
9 Ranes 20 SMA Lajang 2 2 Iya
10 Try yuda 18 SMK Lajang 1 1 Iya

Pada tabel diatas menunjukan 8 pekerja dari bengkel honda wijaya motor dan 2 pekerja dari
bengkel JMS, untuk umur, lama kerja, dan pengalaman kerja akan ada sedikit perbedaan, karena
perbedaan lama kerja dan pengalaman kerja akan mempengaruhi pekerjaan, pekerja merokok
setengah dari pekerja yang kami kunjungi, tapi yang mengkonsumsi alkohol tidak ada.

7
1.3.2. Kecelakaan Kerja
Tabel 3. Identifikasi kecelakaan kerja pada pekerja
Insiden Bagian Tubuh yang
No Pekerja Bagian tubuh yang mengalami
Jenis insiden
mengalami insiden Sakit/Pegal
1 Mardi Tergores dan lecet Jari dan tangan Bahu, pimggang, dan
punggung
2 Yohanis dwi lecet Tangan dan kaki Pinggang dan lutut
satria
3 Ibrahim Tergores dan Tangan Leher, punggung,
lebam pinggang,
kaki/pergelangan
4 M Nurmawan Lecet Tangan Bahu dan
tangan/pergelangan
5 M Zuhalmahdian Tergores Tangan Tangan/pergelangan
dan pinggang
6 Sri Maryati Tergores Tangan Leher, punggung,
dan pinggang
7 Yoki Kapdi Tergores Tangan Pinggang
8 Supardi Lecet Jari Leher dan pinggang
9 Ranes Tergores Kaki dan pinggang Leher, bahu,
pinggang, lutut, dan
kaki/pergelangan
10 Try yuda Tergores Tangan Leher, bahu,
pinggang, lutut, dan
kaki/pergelangan

Pada tabel diatas menjelaskan kecilnya potensi kecelakaan kerja pada pekerja dan pekerja hanya
sebagain besar terkena luka ringan yaitu tergores dan lecet pada, tangan, jari, dan kaki, sehingga
penggunaan APD pada saat kerja membuat pekerja terhindar dari kecelakaan kerja. Selain dari
pada itu pekerja mengalami sakit/pegal, sesuai dengan tabel diatas , terjadinya pegal
8
dikarenakan posisi kerja dan beban berlebih yang diterima tubuh, mengakibatkan sangan rentan
mengalami pegal di pinggang , bahu, punggung, lutut, bahu, kaki, dan leher, ada salah satu
perbedaan pada rentan pegal pada bengkel kecil dan bengkel besar, pada no 1-8 adalah pekerja
yangbekerja dibengkel besar dan fasilitas alat dan bahan lengkap , serta pekerja berumur 25an
keatas ,tapi rentan pegalnya sedikit dibandingkan pekerja bengkel kecil yaang umur pekerjanya
20an tahun, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang kecil dan tidak sesuai standar ,
membuat gerak terbatas dan posisi kerja yang rentan dalam kondisi pegal.

9
1.3.3. Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman)

Tabel 4. Identifikasi unsafe act pada pekerja


Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja1
No Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Berkelahi ketika Tidak Jarang Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1 Tidak
kerja
Bergurau ketika Jarang Iya Jarang Iya Iya Jarang Iya Iya Iya
2 Iya
kerja
Tidak menggunakan
3 peralatan dengan Jarang Jarang Jarang Tidak Jarang Tidak Tidak Tidak Iya Jarang
benar
Tidak menempatkan
4 kembali material Tidak Tidak Jarang Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Jarang Jarang
yang digunakan
Membuang sampah
5 produksi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
sembarangan
Merokok ketika Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Iya Iya
6 Tidak
kerja
Melepas APD ketika
7 kerja sedang Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Iya Iya
berlangsung
8 Sakit ketika kerja Iya Iya Jarang Jarang Tidak Tidak Jarang Tidak Jarang Jarang
Emosi tidak stabil Jarang Jarang Tidak Jarang Jarang Jarang Iya Iya Jarang
9 Jarang
ketika kerja
Mengoperasikan Jarang Iya Jarang Jarang Iya Jarang Jarang Jarang Tidak
10 Jarang
gadget ketika kerja
Tidak menjaga Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Jarang
11 Tidak
kebersihan diri
Mengerjakan yang Tidak Tidak Tidak Jarang Tidak Iya Iya Tidak Tidak
12 Tidak
bukan keahlian
13 Mengantuk ketika Jarang Tidak Iya Jarang Tidak Jarang Tidak Tidak Iya Iya

10
kerja
Mengangkat beban Iya
14 berat tanpa alat Iya Iya Jarang Tidak Jarang Tidak Jarang Tidak Iya
bantu
Pemahaman tentang Tidak
15 keselamatan dan Iya Iya Iya Iya Iya Iya Iya Iya Tidak
kesehatan kerja (K3)

Pada tabel diatas menjelaskan tentang tindakan tidak aman pada pekerja, sesuai tabel diatas dapat dilihat terkait kondisi dan suasana
pekerja saat bekerja, ada 10 pekerja yang diantaranya 8 pekerja dari bengkel resmi honda dan 2 pekerja dari bengkel kecil, tentu hal ini
memiliki situasi dan suasana bekerja yang berbeda, sehingga pada pekerja di bengkel resmi honda dengan fasilitas alat dan bahan sesuai
standar dan SOP kerja, sehingga kurangnya potensi kecelakaan kerja pada pekerja tersebut, sedangkan pada bengkel kecil dengan
pekerja yang tidak ada pengetahuannya tentang K3, biaserta peralatan yang digunakan terkadang tidak sesuai SOP, akan rentan
mengalami tindakan tidak aman saat bekerja.

11
1.3.4. Unsafe Condition (Kondisi Tidak Aman)
Tabel 5. Identifikasi unsafe condition pada pekerja
N Pekerj Pekerj
Kriteria Pekerja1 Pekerja2 Pekerja3 Pekerja4 Pekerja5 Pekerja6 Pekerja7 Pekerja8
o a9 a10
Kelengk Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Tidak Tidak
1 apan Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Ada Ada
P3K
Kelengk Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Tidak
2 apan Sesuai Sesuai
APD
Keterse Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
3 diaan
SOP
Kelayak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
an
Kelistrik
4 an
(Kabel,
colokan,
dll)
Kelayak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Tidak
an Sesuai Sesuai
fasilitas
kerja
5
(meja,
kursi,
lemari,
dll)
Kelayak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
an
6
mesin
kerja
Kelayak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
7
an lantai
12
(licin,
tidak
rata,
lantai
rusak)
Penemp Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
atan
8
peralata
n kerja
Penemp Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
atan
9 produk
yang
dijual
Jadwal Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
kerja
(jam
1
kerja/ha
0
ri,
istirahat,
lembur)

Pada tabel diatas menjelaskan tentang kondisi tidak aman pekerja terkait standarisasi tempat kerja untuk menghindari kecelakaan kerja,
kita melihat ditabel, pada pekerja 1-8 adalah pekerja yang dari bengkel resmi honda, yang kita tahu bengkel bengkel tersebut sudah
sesuai standar dan SOP yang berlaku, sehingga kurangnya potensi kecelakaan kerja, sedangkan pada bengkel kecil yang pada poin 1, 2,
dan 5, yang fasilitas kerja tidak sesuai, tentunya ini akan berpotensi mengalami kecelakaan kerja.

13
1.3.5. Metode HIRARC/HIRADC

Gambar 1. Matriks risiko

LOKASI: BENGKEL HONDA WIJAYA MOTOR

Tabel 6. Rekap identifikasi hasil HIRARC/HIRADC


Risiko
Sumber
No Kriteria Bahaya Potensi Dampak Bahaya Nila Kategori
Bahaya Frekuensi Keparahan
i
Konsentrasi kerja terganggu 1 1 1 LOW
1 sehingga berpotensi kecelakaan
Unsafe Act Berkelahi ketika kerja kerja
Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
2
Bergurau ketika kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja

14
Alat kerja tidak terkontrol beakibat 1 1 1 LOW
3 Tidak menggunakan pada cidera tubuh atau mengenai
peralatan dengan benar orang lain
Tidak menempatkan 1 1 1 LOW
4 kembali material yang Pekerja lain terjatuh akibat tidak
digunakan sadar akan adanya material
1 1 2 LOW
5 Membuang sampah Pekerja lain terjatuh/terpeleset akibat
produksi sembarangan tidak sadar akan adanya sampah
Konsentrasi kerja terganggu 1 1 2 LOW
6
Merokok ketika kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Melepas APD ketika kerja Luka gores/lecet/cidera akibat alat 1 1 1 LOW
7
sedang berlangsung kerja
Konsentrasi kerja terganggu 2 2 4 LOW
8
Sakit ketika kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Emosi tidak stabil ketika Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
9
kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Mengoperasikan gadget Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
10
ketika kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Tidak menjaga kebersihan 1 1 1 LOW
11
diri Gangguan kesehatan/sakit
Mengerjakan yang bukan Tidak tahu metode kerja dan 1 1 2 LOW
12
keahlian berdampak pada kecelakaan kerja
Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
13
Mengantuk ketika kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Mengangkat beban berat Sakit punggung, cidera tubuh, 2 1 2 LOW
14
tanpa alat bantu tertimpa beban berat
Mengganggu rekan yang Konsentrasi kerja terganggu 1 1 1 LOW
15
sedang kerja sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Unsafe Luka tidak ditanggulangi dengan 2 2 4 LOW
16
Condition Kelengkapan P3K baik, infeksi, luka bertambah parah

15
Luka gores/lecet/cidera akibat alat 2 2 4 LOW
17
Ketersediaan APD kerja
Tidak tahu metode kerja dan 1 1 1 LOW
18
Ketersediaan SOP kerja berdampak pada kecelakaan kerja
Kelayakan Kelistrikan 1 1 1 LOW
19
(Kabel, colokan, dll) Tersengat listrik
Kelayakan fasilitas kerja 1 1 1 LOW
20
(meja, kursi, lemari, dll) Terjatuh/terkena jatuhan alat
21 Kelayakan mesin kerja Luka akibat mesin kerja yang rusak 1 1 1 LOW
Kelayakan lantai (licin, 1 1 1 LOW
22
tidak rata, lantai rusak) Terpeleset/terjatuh
Tertimpa alat kerja, konsentrasi 1 1 1 LOW
23 terganggu sehingga berpotensi
Tata letak peralatan kerja kecelakaan kerja
Tertimpa alat kerja, konsentrasi 1 1 1 LOW
24 Tata letak produk yang terganggu sehingga berpotensi
dijual kecelakaan kerja
25 Jadwal kerja (jam Tekanan kerja, konsentrasi terganggu 1 1 1 LOW
kerja/hari, istirahat, lembur) sehingga berpotensi kecelakaan kerja
Adanya APAR (Alat 1 1 1 LOW
26 Kebakaran
Pemadam Kebakaran)

Pada tabel diatas menjelaskan terkait Rekap identifikasi hasil HIRARC/HIRADC pada bengkel resmi honda, kita bisa lihat pada tabel
diatas, resiko kecelakaan sesuai rekapan data mendapatkan kategori low, sehingga ini menjelaskan karna tersedianya alat dan bahan
yang lengkap dan digunakan sesuai sop yang berlaku, akan menghindarin kecelakaan kerja.

LOKASI: BENGKEL JMS


16
No Sumber Kriteria Bahaya Potensi Dampak Bahaya Risiko Kategori
Bahaya Frekuensi Keparahan Nila
i
1 Unsafe Berkelahi ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 1 1 1 LOW
Act sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
2 Bergurau ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
3 Tidak menggunakan peralatan Alat kerja tidak terkontrol 2 1 2 LOW
dengan benar beakibat pada cidera tubuh atau
mengenai orang lain
4 Tidak menempatkan kembali Pekerja lain terjatuh akibat tidak 2 1 2 LOW
material yang digunakan sadar akan adanya material
5 Membuang sampah produksi Pekerja lain terjatuh/terpeleset 1 1 1 LOW
sembarangan akibat tidak sadar akan adanya
sampah
6 Merokok ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 4 1 4 LOW
sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
7 Melepas APD ketika kerja Luka gores/lecet/cidera akibat 4 2 8 MEDIUM
sedang berlangsung alat kerja
8 Sakit ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
9 Emosi tidak stabil ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
10 Mengoperasikan gadget ketika Konsentrasi kerja terganggu 4 1 4 LOW
kerja sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
11 Tidak menjaga kebersihan diri Gangguan kesehatan/sakit 2 1 2 LOW

17
12 Mengerjakan yang bukan Tidak tahu metode kerja dan 1 1 1 LOW
keahlian berdampak pada kecelakaan
kerja
13 Mengantuk ketika kerja Konsentrasi kerja terganggu 3 1 3 LOW
sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
14 Mengangkat beban berat tanpa Sakit punggung, cidera tubuh, 3 1 3 LOW
alat bantu tertimpa beban berat
15 Mengganggu rekan yang Konsentrasi kerja terganggu 2 1 2 LOW
sedang kerja sehingga berpotensi kecelakaan
kerja
16 Unsafe Kelengkapan P3K Luka tidak ditanggulangi dengan 3 2 6 MEDIUM
Condition baik, infeksi, luka bertambah
parah
17 Ketersediaan APD Luka gores/lecet/cidera akibat 2 2 4 LOW
alat kerja
18 Ketersediaan SOP kerja Tidak tahu metode kerja dan 3 1 3 LOW
berdampak pada kecelakaan
kerja
19 Kelayakan Kelistrikan (Kabel, Tersengat listrik 1 1 1 LOW
colokan, dll)
20 Kelayakan fasilitas kerja (meja, Terjatuh/terkena jatuhan alat 3 1 3 LOW
kursi, lemari, dll)
21 Kelayakan mesin kerja Luka akibat mesin kerja yang 1 1 1 LOW
rusak
22 Kelayakan lantai (licin, tidak Terpeleset/terjatuh 1 1 1 LOW
rata, lantai rusak)
23 Tata letak peralatan kerja Tertimpa alat kerja, konsentrasi 1 1 1 LOW
terganggu sehingga berpotensi
kecelakaan kerja
24 Tata letak produk yang dijual Tertimpa alat kerja, konsentrasi 1 1 1 LOW
terganggu sehingga berpotensi
kecelakaan kerja

18
25 Jadwal kerja (jam kerja/hari, Tekanan kerja, konsentrasi 1 1 1 LOW
istirahat, lembur) terganggu sehingga berpotensi
kecelakaan kerja
26 Adanya APAR (Alat Pemadam Kebakaran 1 1 1 LOW
Kebakaran)

Pada tabel diatas menjelaskan terkait Rekap identifikasi hasil HIRARC/HIRADC pada bengkel kecil, kita bisa lihat pada tabel diatas,
beberapa resiko berkategori low, artinya beberapa potensi kecelakaan kerja bisa dihindari, tapi ada beberapa yang berkategori medium
pada poin 7 dan 16, disana menjelaskan tentang kurangnya atau tidak adanya pemahaman perlunya kita menggunakan APD pada saata
kerja dan pentingnya menyediakan P3K untuk mengurangi resiko atau mengobati ketika ada pekerja yang mengalami kecelakaan.

19
1.4. Kesimpulan
1. Pengetahuan, sikap, dan tindakan yang kurang baik dapat menyebabkan kecelakaan kerja
yang dapat mengakibatkan kerugian pada pekerja.
2. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh faktor manusia dan faktor lingkungan, dan dapat
mempengaruhi pekerja, keluarga, perusahaan, dan masyarakat sekitar.
3. Untuk mencegah kecelakaan kerja, perlu dilakukan pendidikan dan pengalaman yang baik,
serta kondisi kerja yang sesuai dengan standar.
4. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka atau tidak diinginkan
yang dapat menghalangi kegiatan serta dapat mengakibatkan kerugian pada pekerja.
5. Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja yaitu cedera, cacat, stres, trauma, produktivitas
menjadi berkurang atau bisa juga terhambat, dan yang paling parah bisa menyebabkan
kematian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Armein, Z. (2016). Dampak Kecelakaan Kerja. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2(1), 1-10.

Henong, E., Patiraja, I. G. N. K., & Yunus, M. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja di PT. XYZ. Jurnal Ergonomi, 6(2), 117-124.

Kristiawan, A., & Abdullah, A. (2018). Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di PT.
Semen Padang. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 18(2), 147-154.

Mantiri, R. V., Pinontoan, M. T., & Mandey, A. A. (2020). Pengaruh Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan Terhadap Perilaku Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi di
Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 7(2), 140-150.

Ridasta, R. (2020). Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja di Era
Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 4(2), 101-108.

STIKes Nurliana Medan. (2018). Modul Pencegahan Kecelakaan Kerja. Medan: STIKes
Nurliana Medan.

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai