MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Kelas / Semester : VI/Ganjil
Satuan Pendidikan : Alokasi Waktu : 20 JP
Mata Pelajaran : PAI Fase : C
Elemen Mapel : Al-Qur’an dan Hadis
KOMPETENSI AWAL
• Menyebutkan arti aḍ-ḍuḥā, jumlah ayat, kelompok surah, dan tempat turunnya
• Menjelaskan pesan pokok q.s. Aḍ-ḍuḥā
• Membaca q.s. Aḍ-ḍuḥā dengan tartil sesuai hukum bacaan
• Menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq
• Menunjukkan kebiasaan membaca q.s. Aḍ-ḍuḥā dalam kehidupan sehari-hari
• Menjelaskan kandungan ḥadiṡ keutamaan memberi dan menerima pemberian
KOMPETENSI INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Peserta didik mampu menyebutkan arti aḍ-ḍuḥā, jumlah ayat, kelompok surah, dan tempat turunnya
• Peserta didik mampu menjelaskan pesan pokok q.s. aḍ-ḍuḥā
• Peserta didik mampu membaca q.s. aḍ-ḍuḥā dengan tartil sesuai hukum bacaan
• Peserta didik mampu menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq
• Peserta didik mampu menunjukkan kebiasaan membaca q.s. aḍ-ḍuḥā dalam kehidupan sehari-hari
• Peserta didik mampu menjelaskan kandungan ḥadiṡ keutamaan memberi dan menerima pemberian
Apersepsi
• Kegiatan apersepsi dilakukan dengan mengamati tulisan Q.S. Aḍ- Ḍuḥā ayat pertama dengan panduan
penulisan huruf yang terdapat pada buku siswa.
• Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya
berkenaan dengan membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā serta meminta salah seorang dari peserta didik untuk
membacanya di depan kelas.
Kegiatan Menulis Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
Inti • Peserta didik memperhatikan cara penulisan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā yang diperagakan oleh guru atau
(90 Menit) memperhatikan video cara menulis Al-Qur’an.
• Peserta didik memperhatikan penempatan harakat yang benar serta memperhatikan bentuk
huruf yang naik, turun, atau mendatar dari garis dasarnya.
• Peserta didik melakukan aktivitas menulis Q.S. Aḍ-Ḍuḥā pada buku tulis masing-masing
dengan panduan penulisan yang telah diberikan oleh guru
• Jika tulisan yang sudah selesai masih terdapat beberapa kesalahan, maka peserta didik dapat
melakukannya secara berulang-ulang, hingga tulisannya benar dan rapi.
• Aktivitas menulis pada buku siswa, peserta didik diminta menulis kembali ayat demi ayat Q.S.
Aḍ-Ḍuḥā dengan memberi tanda warna berberda pada hukum bacaan yang berbeda.
Apersepsi
• Kegiatan apersepsi pada pembelajaran pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan bersama-sama membaca pesan
pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā pada buku siswa
• Peserta didik diminta mengamati dan mencari tahu terjemahan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā melalui AlQur’an terjemahan
ayat demi ayat.
• Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya
berkenaan kegitan menulis Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan benar dan rapi.
Kegiatan Pesan Pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
Inti • Aktivitas pembelajaran pada sub materi pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dilaksanakan dengan
(90 Menit) menerapkan pembelajaran inkuiri dan discovery learning dengan tujuan mengungkapkan dan
menemukan sendiri pesan pokok yang terkandung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā serta dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kondisi dan jumlah siswa
dalam satu kelas.
• Masing-masing kelompok diberikan tugas berdiskusi untuk menemukan pesan pokok yang
terkadung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā
• Masing- masing kelompok membuat kesimpulan hasil diskusi tentang pesan pokok Q.S. Aḍ-
Ḍuḥā
• Guru memberikan penguatan serta membuat kesimpulan akhir dari pesan pokok secara
umum yang terkandung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā.
• Selanjutnya peserta didik melakukan aktivitasku yang terdapat pada buku siswa, berupa
menentukan contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengamalan dari
pesan pokok yang terkandung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā.
A. ASESMEN/PENILAIAN
1. Rubrik Penilian Pertemuan 1
a. Karakterku
Peserta didik diminta memberikan respon Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), dan
Tidak Pernah (TP) serta alasannya terhadap beberapa pernyatan, dengan ketentuan:
1) Pernyataan atau pernyataan positif
Nilai (SL 4), Sering (3), Kadang-kadang (2), dan Tidak pernah (1)
b. Pengamatan Aktivitas
Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran baik aktivitas individu maupun kelompok
bisa diamati menggunakan format pengamatan. Aspek-aspek yang diamati disesuaikan dengan
materi dan sub materi pembelajaran. Nilai bersifat kualitatif dengan predikat A, B, C, atau D.
Nilai
No Bacaan yang Dinilai Ket
Maksimal Perolehan
1. 10
ض َحى ُّ َوٱل
2.
س َجى َ َوٱلَّ ْي ِل ِإذَا 10
3.
ع َك َرب َُّك َو َما قَلَى َ ََّما َود 10
4.
اخ َرة ُ َخي ٌْر لَّ َك ِمنَ ْٱْلُولَى ِ َولَ ْل َء 10
5.
َ يك َرب َُّك فَت َْر
ض ٓى َ ف يُ ْع ِط َ س ْو َ ََول 10
e. Pedoman Penilaian
Format penilaian di atas bisa digunakan untuk menilai, membaca, menghafal, dan menulis.
Nilai maksimal 10 jika bacaan sempurna makhraj dan hukum bacaan/ tajwid. Nilai perolehan
sesuai dengan kemampuan membaca, menghafal, dan tulisan peserta didik.
Membaca dan menghafal setiap satu kesalahan makhraj atau tajwid dari ayat yang dibaca atau
dihafal nilai dikurangi 1, jika 2 kesalaha dikurangi 2 dan lain sebagainya.
Misalnya:
Peserta didik A membaca ayat 1, ض َحى
ُّ َوٱل dia salah, tidak melafazkan huruf ( )ضbersiddah
dan huruf ( )حtidak dipanjangkan 2 harakat, maka nilai perolehannya 8.
2. Remedial
• Peserta didik yang mengikuti kegiatan perbaikan adalah peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal berdasarkan hasil dari analisis.
Kegiatan perbaikan dilakukan dengan memberikan bimbingan individual, kemudian melakukan
penilaian pada capaian pembelajaran yang belum dikuasai peserta didik.
A. Refleksi Guru:
1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan saat proses kegiatan pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi saat proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?
7. Orang yang tidak ... kepada manusia, berarti tidak ... kepada Allah. Kata yang tepat untuk melengkapi
pernyataan di atas adalah ....
A. berdoa – bersyukur C. berterima kasih – bersyukur
B. berzikir - berterima kasih D. beriman – berzikir
10. Memberi hadiah karena untuk mendapat sesuatu dari yang diberi termasuk....
A. Gratifikasi C. Persentasi
B. Korupsi D. komisi
2. Tulislah janji Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. yang tercantum dalam surah aḍ-Ḍuḥā!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Tulislah satu ayat dari surah aḍ-Ḍuḥā yang di dalamnya terdapat hukum bacaan iẓhar!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
َولَ َْل ِخ َرة ُ َخي ٌْر ٣ ع َك َرب َُّك َو َما قَل ۗى َ َّ َما َود ٢ سج ۙى َ َوالَّ ْي ِل اِذَا ١ َوالضُّح ۙى
اَلَ ْم يَ ِج ْد َك يَتِ ْي ًما فَاو ۖى ٥ ف يُ ْع ِطي َْك َرب َُّك فَتَ ْرض ۗى َ س ْوَ َ َول ٤ لَّ َك ِمنَ ْاًّلُ ْول ۗى
فَا َ َّما ْاليَتِي َْم فَ ََل تَ ْق َه ۗ ْر٨ ع ۤا ِٕى ًَل فَا َ ْغن ۗى
َ َو َو َجدَ َك ٧ ض ۤا اًّل فَ َهد ۖى َ َو َو َجدَ َك ٦
١ ِث ١٠ س ۤا ِٕى َل فَ ََل ت َ ْن َه ْر
ْ ࣖ َواَ َّما ِب ِن ْع َم ِة َر ِب َك فَ َحد َّ َوا َ َّما ال
٩
Aḍ-Ḍuḥā artinya Waktu Pagi. Aḍ-Ḍuḥā surah ke-93 dalam susunan musḥaf Al-Qur’an terdiri dari 11 ayat.
Surah aḍ-Ḍuḥā diturunkan di Makkah sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, sehingga surah aḍ-Ḍuḥā
dikelompokkan dalam Surah Makiyah. Aḍ-Ḍuḥā sebagai jawaban atas pertanyaan dan hinaan yang
dilontarkan oleh kaum kair Makkah yang menganggap Rasulullah saw. sudah tidak dipedulikan lagi oleh
Tuhannya, sebab Nabi Muhammad sudah lama tidak menerima wahyu kenabian. Hingga akhirnya turunlah
surah ini untuk mempertegas bahwasannya Allah Swt. memberitahukan bahwa dugaan kaum kair Makkah
adalah suatu kesalahan yang besar. Allah juga memberi tahu kepada Nabi Muhammad saw. bahwasannya
Allah tidak pernah membenci dan atau melupakannya.
Agar dapat membaca Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik dan benar, mari kita mempelajari hukum bacaan tajwid yang
terdapat pada surah tersebut. Akan tetapi yang menjadi fokus utama pada pelajaran kali ini, kita akan
mengenal hukum bacaan tajwid Tafkhim dan Tarqīq.
Penjelasan lengkap dari hukum tajwid Q.S. Aḍ-Ḍuḥā sesuai nomor pada ayat-ayat di bawah:
1. Alif lam syamsiah sebab huruf ( )ًّلalif lam bertemu dengan huruf syamsiah ( )ضmaka dibaca idgam,
bunyi lam lebur tergantikan oleh bunyi ض.
2. Mad asli atau mad tabii sebab huruf حberharakat fathah bertemu اsesudahnya dan tidak bertemu
hamzah, huruf wakaf, huruf dimatikan, dan huruf bertasdid, maka dibaca panjang 2 harakat.
3. Mad lin sebab huruf يmati atau sukun didahului oleh huruf لberharakat fathah, maka harus dibaca
panjang 2 harakat.
4. Mad asli atau mad tabii sebab huruf ذberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu huruf
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid maka dibaca panjang 2 harakat.
5. Mad asli atau mad tabii karena huruf karena huruf مberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak
bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
6. Mad asli atau mad tabii karena huruf مberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
7. Mad asli atau mad tabii karena huruf مberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
8. Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
9. Mad badal (pengganti) sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, tapi posisi hamzah
lebih dulu dari huruf mad, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
10. Mad lin sebab huruf ْْ يsukun didahului oleh huruf خberharakat fathah, maka harus dibaca panjang 2
harakat.
11. Idgam bilagunah (tidak berdengung) sebab huruf رberharakat damah tanwin bertemu dengan huruf ل
bertanda tasdid maka lebur ke dalam bunyi لdan bunyi tanwinnya hilang.
12. Mad asli atau mad tabii karena huruf اberharakat damah bertemu ْْ dan وsetelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
13. Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
14. Mad lin sebab huruf وsukun didahului oleh huruf سberharakat fathah, maka harus dibaca panjang 2
harakat.
15. Mad asli atau mad tabii karena huruf طberharakat kasrah bertemu ْْ يdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
16. Mad asli atau mad tabii karena huruf ضberharakat fathah bertemu ْْ dan اsetelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
17. Idzhar safawi sebab huruf مbertemu dengan huruf يmaka dibaca jelas
18. Qalqala sugra sebab huruf qalqalah دmati atau sukun berada di tengah kalimah maka dibacanya huruf
dal dipantulkan secara ringan atau tipis.
19. Mad asli atau mad tabii karena huruf تberharakat kasrah bertemu يsukun dan setelahnya tidak
bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
20. Ihfa sebab huruf مberharakat fatah tanwin bertemu huruf فcara membacanya samar dengan dengung
yang ditahan 3 harakat.
21. Mad badal (pengganti) sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, tapi posisi hamzah
lebih dulu dari huruf mad, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
22. Mad asli atau mad tabii karena huruf وberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
23. Mad wajib mutasil sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, maka harus dibaca panjang 4
atau 5 harakat.
24. Ihfa sebab huruf لberharakat fatah tanwin bertemu huruf فcara membacanya samar dengan dengung
yang ditahan 3 harakat
25. Mad asli atau mad tabii karena huruf دberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
26. Mad wajib mutasil sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, maka harus dibaca panjang 4
atau 5 harakat.
27. Ihfa sebab huruf لberharakat fathah tanwin bertemu huruf فcara membacanya samar dengan
dengung yang ditahan 3 harakat.
28. Mad asli atau mad tabii karena huruf نberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
29. Gunah sebab مbertanda tasdid maka cara membacanya dengan dengung yang ditahan sampai 3
harakat.
30. Alif lam qamariyah sebab huruf الbertemu huruf يmaka bunyi lam terdengar jelas.
31. Mad asli atau mad tabii karena huruf تberharakat kasrah bertemu يsukun dan setelahnya tidak
bertemu hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
32. Mad asli atau mad tabii karena huruf لberharakat fathah bertemu اdan setelahnya tidak bertemu
hamzah, sukun, wakaf, dan tasdid, maka harus dibaca panjang 2 harakat.
33. Qalqalah sugra sebab huruf qalqalah قmati atau sukun berada di tengah kalimah maka dibacanya
huruf qaf dipantulkan secara ringan atau tipis.
34. Gunah sebab مbertanda tasdid maka cara membacanya dengan dengung yang ditahan sampai 3
harakat.
35. Pada kalimah ini terdapat dua hukum bacaan. Pertama, alif lam syamsiah karena huruf الbertemu
huruf lam syamsiah س, dibaca idgam (bunyi لlebur ke dalam bunyi (س. Kedua, mad wajib mutasil sebab
huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah, harus dibaca panjang 4 sampai 5 harakat.
Berdasarkan pesan pokok yang terkadung pada Q.S. Aḍ-Ḍuḥā yang sudah dijelaskan di atas, mari kita
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. beberapa bentuk pengamalannya antara lain:
• Bergaulah dengan anak yatim seperti dengan teman lainnya. Jika memperlakukan teman yatim dengan
baik, Allah akan menyayangi kalian. Apabila saat ini kalian sebagai yatim, tidak perlu rendah diri.
Tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Allah Swt dan Rasulullah saw. memuliakan anak yatim.
• Meminta-minta termasuk perbua-tan tidak mulia. Namun demikian tetap tidak boleh menghardik,
mengusir, atau menghina peminta-minta. Apabila kalian tidak berkenan untuk memberi sesuatu
kepada mereka, sampai-kan dengan bahasa dan sikap yang baik.
• Alangkah bermaknanya bila di pagi hari kita memohon rezeki setelah salat dhuha.
• Setiap saat wajib bersyukur kepada Allah, sebab tiap saat Allah menganugrahkan berbagai nikmat-Nya
yang tak terhingga. Kalian bisa bersyukur sekurang-kuranya dengan mengucapkan alhamdulillah.
1. Belajar Ḥadiṡ
a. Ḥadiṡ Tentang Keutamaan Memberi
Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan syariat Islam. Setelah
mempelajari surah aḍ-Ḍuḥā, kalian akan belajar Ḥadiṡ keutamaan memberi dengan baik dan
benar. Perhatikan ḥadiṡ berikut!
Dari ibnu Umar r.a. sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda : “ Tangan di atas itu lebih baik
dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang memberi dan tangan yang di bawah
itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).
Perlu kalian tahu, bahwa memberi dalam ajaran Islam dikelompokkan menjadi sedekah, jariah,
hibah, dan hadiah. Masing-masing memiliki ketentuan dan tatacaranya.
1) Sedekah diberikan kepada delapan golongan atau asnaf yang sudah ditentukan yang disebut
mustahik, sebagaimana tercantum dalam surah at-Taubah ayat 60
2) Jariah umumnya sesuatu yang diberikan untuk kepentingan umum, berupa uang atau benda.
3) Hibah artinya pemberian baik berupa harta maupun uang. Hibah tidak menghendaki
imbalan. Hibah bertujuan untuk menjinakkan hati dan meneguhkan kecintaan di antara
manusia.
4) Hadiah adalah suatu benda yang diberikan kepada orang tertentu karena penghormatan
atau karena kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk
mendapatkan keridlaan dari Allah Swt.
b. Mengapa Hadiah?
Dalam sebuah ḥadiṡ riwayat imam al-Bukhari diceritakan bahwa Rasulullah saw. apabila
diberikan makanan, maka Beliau bertanya apakah makanan itu sebagai hadiah atau sedekah?
Jika dijawab sebagai sedekah, maka para sahabat dipersilakan memakannya. Sedangkan, Beliau
tidak ikut makan. Tapi jika dijawab sebagai hadiah, maka Beliau ikut memakannya.
Hadiah yang diberikan karena Allah akan meninggalkan kesan dan bermanfaat bagi pemberi dan
penerima. Memberikan hadiah bertujuan baik untuk menjaga persaudaraan sangat dianjurkan
dalam Islam, sekecil apapun hadiah akan menjadi kebaikan, bahkan akan selalu diingat oleh
penerima karena merasa dihargai, dihormati, atau dicintai.
dari ‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata: Aku bertanya,” wahai Rasulullah, aku mempunyai dua
tetangga. Kepada yang manakah dari keduanya bila aku memberikan hadiah? Beliau menjawab:
kepada yang terdekat pintu rumahnya denganmu di antara keduanya. (H.R. al-Bukhari 2595)
Lampiran 3 : Glosarium
Surah, akhirat, Madaniyah, Makiyah, Makhajirul huruf, dan Tajwid
.............................................. ……………………………..
NIP. ....................................... NIP. ……………………………….