Anda di halaman 1dari 6

MODUL 04 PROSES PENYAMBUNGAN 1

LAS OKSIASETILEN DAN LAS BUSUR LISTRIK

M Hilman N Mutaqin (13121204)


Harish Radhi D (13121167)
Andrean Rekzalaya J (13121148)

Asisten: Alvin Steven Lim (13120107)


Tanggal Percobaan: Senin, 3 Oktober 2023
MS3130 - Praktikum Proses Manufaktur
Laboratorium Teknik Produksi - Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB

pengelasan memiliki kelebihannya


1. ABSTRAK masing-masing, seperti pengelasan titik tidak
membutuhkan elektroda tambahan, pengelasan
Ada 2 tipe utama pengelasan, yaitu solid state busur listrik prosesnya cepat, dan las
welding dan fusion welding. Fusion welding oksiasetilen memiliki kontrol panas yang baik.
didefinisikan sebagai melelehakan dan
menyatukan bersama suatu material dengan
2.2 Tujuan
panas. Pada proses ini, filler metal juga kerap
digunakan, seperti pada oxyfuel-gas welding a. Untuk memahami berbagai jenis proses
dan shielded metal-arc welding. Kedua cara pengelasan.
pengelasan ini digunakan untuk mencapai b. Untuk memahami cara kerja las busur
tujuan yang sama meski dengan mekanisme dan listrik dan las oksiasetilen.
karakteristik yang berbeda. c. Untuk memahami tahapan proses
Kata kunci: pengelasan, leleh, oksiasetilen, pengelasan busur listrik dan
busur listrik, SMAW, arc welding, fusion oksiasetilen.
welding
3. STUDI PUSTAKA
2. PENDAHULUAN
Pengelasan (welding) adalah suatu proses
manufaktur yang melibatkan penggabungan dua
2.1 Latar Belakang atau lebih part dengan panas, tekanan, dan/atau
Pengelasan adalah salah satu proses kedua-duanya membentuk join seusai proses
yang sangat penting dalam dunia industri, part-part melalui pendinginan.1
konstruksi dan manufaktur. Prinsip utama dari
pengelasan adalah menggabungkan dua atau
Fusion welding merupakan salah satu dari dua
lebih potongan menjadi satu struktur yang kuat
jenis utama pengelasan. Pada pengelasan jenis
dengan cara melelehkan elektroda. Setelah
ini material las dilelehkan dengan panas untuk
elektroda meleleh, logam-logam ini bersatu dan
menyatukan bagian material benda kerja. 2
mendingin membentuk sambungan permanen.
Ada beberapa jenis pengelasan, seperti
Oxyfuel-gas Welding merupakan istilah general
pengelasan titik, pengelasan busur listrik,
yang digunakan untuk proses pengelasan yang
pengelasan oksiasetilen. Beberapa jenis
menggunakan kombinasi dari fuel gas dan
oxygen sebagai sumber panas untuk melelehkan 4.2 Prosedur
material benda kerja dan filler metal. Fuel gas
yang populer digunakan salah satunya yaitu
acetylene untuk prosens pengelasan
oxyacetylene−gas welding (OAW).

arc -welding. Pada proses pengelasan ini, panas


dihasilkan dari busur listrik antara ujung
electrode dan welded workpiece yang dapat
mencapai temperatur hingga 30000◦C.2 ada dua
jenis arc welding, nonconsumable electrode
seperti pada TIG welding, GMAW, dan
consumable electrode seperti pada SMAW.

Shielded Metal-arc Welding merupakan Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Pengelasan
salahsatu jenis pengelasan yang paling
sederhana dan paling populer.2 Coated electrode
diguanakan sebagai filler metal. Coating ini 5. HASIL DAN ANALISIS
menjaga agar weld metal tidak teroksidasi
dengan menciptakan shielding gas yang menjaga
lelehan weld dari oksigen di atmosfer.

Weld slag merupakan produk sampingan dari


SMAW dan jenis pengelasan yang menggunakan
flux. Solid shielding material terbentuk dari
solid shielding material yang telah mengeras dan
terpisah dari logam las.3

Gambar 5.1 Sisi belakang benda kerja setelah


4. METODOLOGI dilas

4.1 Peralatan
a. Besi plat
b. Filler metal
c. Tabung gas oksigen
d. Tabung gas asetilen
e. Torch
f. Kacamata pelindung
g. Elektroda Gambar 5.2 Benda kerja setelah dilakukan
h. Mesin las busur listrik pengelasan oksiasetilen
i. Welding mask
j. Sarung tangan las
k. palu
orientasi benda kerja berubah dan membuat
pengelasan tidak rapi. Selain itu, pengelasan
busur listrik memiliki pengotor yang diakibatkan
percikan elektroda ketika proses pengelasan
dilakukan. Sedangkan untuk pengelasan
oksiasetilena memiliki kekurangan yaitu proses
pengelasan lebih susah untuk dilakukan karena
lelehan elektroda susah untuk diatur
penempatannya sehingga filler tidak merata pada
sambungan.
Gambar 5.3 Benda kerja setelah dilakukan
pengelasan busur listrik 5.1.2. Parameter Proses
a. Kecepatan pengelasan.
Kecepatan pengelasan adalah seberapa
cepat welder bergerak memindahkan
elektroda. Semakin cepat welder
bergerak maka semakin tipis sambungan
yang terbentuk. Sebaliknya, semakin
lambar pergerakan welder semakin tebal
Gambar 5.4 oxyacetylene−gas flame sambungan yang terbentuk.
b. Pola Pengelasan (welding pattern)
5.1. Hasil dan Analisis Praktikan: Cara welder menggerakan elektroda
selama proses pengelasan memengaruhi
Andrean Rekzalaya J tampilan dan kekuatan sambungan. Oleh
5.1.1. Analisis Benda Kerja sebab itu, pola pengelasan perlu
Pada praktikum pengelasan akan diperhatikan untuk setiap kondisi
dilakukan 2 pengelasan yaitu pengelasan busur pengelasan yang berbeda.
listrik dan pengelasan oksiasetilen. Hasil dari c. Sudut bevel.
pengelasan busur listrik dapat dilihat pada Sudut bevel untuk pengelasan
Gambar 5.3 dan pengelasan busur listrik dapat oksiasetilen sangat bervariasi dari 35°
dilihat pada Gambar 5.2. Pada Gambar 5.3 hingga 45° berbanding lurus dengan
hasil pengelasan busur listrik memiliki kerapian variasi sudut sambungan dari 70°
yang lebih baik daripada Gambar 5.2 hingga 90°, tergantung pada
pengelasan oksiasetilen. Hal tersebut aplikasinya.
dikarenakan filler pada pengelasan busur listrik
lebih banyak dan merata dibandingkan filler 5.1.3. Fenomena
pada pengelasan oksiasetilen yang sedikit dan a. Benda kerja meleleh
lelehannya susah diatur. Terlihat juga pada Pada pengelasan oksiasetilena sebelum
Gambar … pengelasan oksiasetilena memiliki proses pelelehan elektroda dilakukan,
resiko benda kerja meleleh lebih tinggi sebaiknya benda kerja harus dipanaskan
dibanding pengelasan busur listrik. terlebih dahulu supaya elektroda yang
Setiap pengelasan memiliki kekurangan mencair dapat menempel dengan baik.
masing-masing. Kekurangan pengelasan busur Namun pemanasan benda kerja yang
listrik adalah sering terjadinya elektroda terlalu lama akan menyebabkan benda
menempel ke benda kerja sehingga ketika ditarik kerja tersebut menjadi meleleh karena
temperatur benda kerja telah mencapai dibandingkan hasil busur listrik sebagaimana
temperatur lelehnya. yang dapat dilihat pada Gambar 5.2.
b. Benda kerja gagal menempel. Perbedaan antara hasil pengelasan busur
Prinsip kerja pengelasan adalah listrik dan oksiasetilen disebabkan perbedaan
menempelkan 2 benda kerja menjadi 1 cara pengelasan kedua jenis pengelasan tersebut.
kesatuan struktur. Namun, pada proses Pengelasan busur listrik dilakukan kontak yang
pengelasan sering terjadi fenomena yang secara general dilakukan secara kontinu
membuat sambungan pengelasan gagal. sehingga hasil las nya konturnya lebih teratur,
Seperti pada proses pengelasan flat, dan seragam, sedangkan pada weld
oksiasetilen oksida yang meleleh gagal oksiasetilen dilakukan penetesan lelehan logam
menempel pada sambungan karena pada pengisi secara diskret sehingga kontur
benda kerja hanya 1 benda kerja saja permukaan hasil welding oksiasetilen lebih
yang panas sehingga elektroda hanya banyak dan timbul dibandingkan welding busur
menempel pada benda kerja. listrik.

5.2 Hasil dan Analisis Praktikan: Harish 5.2.2 Parameter Proses


Radhi D 1. Arus Listrik Pengelasan Busur Listrik
5.2.1 Analisis Benda Kerja Arus listrik yang digunakan pada busur listrik
Pada praktikum ini dilakukan dua jenis berpengaruh karena semakin besar arus listrik
pengelasan, yakni pengelasan busur listrik yang digunakan semakin cepat panas yang
(metal arc welding) dan pengelasan oksiasetilen. dihasilkan pada proses pengelasan.
Benda kerja untuk kedua tipe proses welding 2. Debit (Volume per Waktu) Gas Oksigen
tersebut berupa plat baja (steel plate), yang dan Asetilena
mana tebal plat untuk pengelasan busur listrik Kuantitas debit gas oksigen dan asetilena yang
lebih tebal dibandingkan yang jenis oksiasetilen. digunakan berpengaruh pada api yang dihasilkan
Pada pengelasan busur listrik, batang sehingga dapat berdampak pada seberapa cepat
elektroda dijepit yang mana jepitan terhubung ke tetesan logam pengisi terbentuk.
alat penghasil beda potensial sehingga ketika 3. Pemosisian Benda Kerja
alat dinyalakan terjadi arus listrik yang cukup Dua part yang tidak diposisikan dengan baik,
besar untuk mengakibatkan pelelehan pada yang gap nya terlalu besar memberikan hasil
electrode dan benda kerja. Hasil benda kerja pengelasan yang buruk.
pengelasan busur listrik terlihat cukup rapi, hasil
sambungan memiliki kontur dengan pola yang 5.2.3 Fenomena
seragam yakni sedikit bergelombang; Pada praktikum pengelasan terjadi
sambungan juga merekat dengan cukup baik beberapa fenomena di antaranya terjadinya
sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar tempat dilakukannya pengelasan dan fenomena
5.3. Pada pengelasan oksiasetilen, pengelasan menempelnya/tersangkutnya elektroda/pengisi
berupa proses penetesan logam pengisi pada pada benda kerja.
celah/batas pertemuan kedua part yang mana a. Slag
pelelehan diakibatkan panas tinggi api yang Slag adalah byproduct (produk sisa) non-logam
bahan bakarnya gas oksigen dan asetilen. Untuk dari mutual dissolution (dekomposisi) yang
pengelasan oksiasetilen, hasil benda kerjanya melibatkan impurities (ketidakmurnian) pada
berupa pola lingkaran-lingkaran yang lebih kasar pengelasan.4
Pada hasil pengelasan, baik jenis busur listrik 5.3.2 Parameter Proses
maupun oksiasetilen, terdapat slag pada hasil a. Pemilihan ukuran elektroda
welding. Slag ini dapat dikurangi dengan Ukuran elektroda akan mempengaruhi
menghantam hasil pengelasan menggunakan rate disposition dari filler metal dan
palu. besasrnya arus minimal yang dapat
b. Menempelnya/Tersangkutnya Logam digunakan untuk mendapat hasil las
Pengisi dengan Benda Kerja SMAW yang optimal. Semakin besar
Fenomena ini merupakan adhesi antara electrode diameter elektroda maka semakin besar
dan part; terjadi akibat beberapa hal antara lain: pula arus yang dibutuhkan.
1. Permukaan kerja tidak paralel b. Pengaturan besar arus yang mengalir.
2. Permukaan kerja kasar Besarnya arus berbanding lurus dengan
3. Tekanan electrode yang kurang atau panas yang dihasilkan oleh busur listrilk
kelebihan.5 dan panas akan berpengaruh pada
penertasi dan kualitas pengerjaan las.
5.3 Hasil dan Analisis Praktikan: M Hilman c. Polaritas listrik
N Mutaqin Reverse polaritiy biasa digunakan untuk
5.3.1 Analisis Benda Kerja mendapatkan penetrasi yang dalam,
Benda kerja pada 2 proses pengelasan sementara straight polarity dapat juga
merupakan plat besi. Plat besi tebal 5mm pada digunakan pada plat yang tipis agar
SMAW dan plat besi 2mm pada oxy welding. mendapat penetrasi yang cukup namun
Pada kedua hasil pengelasan terdapat incomplete tak terjadi burn through pada benda
penertration, ini dapat terlihat dari sambungan kerja.
dari kedua base metal pada sisi lain yang masih
telihat terpisah. Kendala ini dapat dicegah 5.3.3 Fenomena
dengan pertama membuat chamfer pada sisi las a. Asap / gas
plat, atau dapat juga dengan menaikkan Pada pengelasan SMAW muncul gas
temperatur las dengan menaikkan arus atau yang terlihat cukup jelas pada saat
memperlambat durasi pengelasan. Dari hal ini pengelasan. Gas ini dihasilkan dari
juga dapat diamati bahawa pengelasan reaksi material coating pada temperatur
oksiaksetilen tidak cocok digunakan untuk part tinggi. Gas ini berfungsi sebagai
material yang tebal karena kurangnya penetrasi/ shielding bagi lelehan metal agar tidak
Pada benda kerja las oksiasetilen terlihat berekasi dengan oksigen pada atmosfer
beberapa cacat pada weld profile. Undercutting dan teroksidasi.
terlihat pada weld metal, disebabkan karena b. Warna api torch
panas yang berlebih pada base metal. Pada Warna api yang berubah ubah pada
benda kerja juga diamati terdapat underfilling torch las oksiasetelin saaat mengubah
karena kurangknya filler metal yang digunakan. komposisi gas dan oksigen dapat
Angular distortion juga dapat diamati menjadi indikator dari temperatur
pada benda kerja las SMAW. distorsi pada plasma yang dibutuhkan.
logam disebabkan karena localized heating dan
cooling walau struktur menjadi stress free. Jika
benda pergerakan benda kareja ditahan maka
besasr distorsi dapat diminimalisir meski akan
ada kemungkinan munculnya residual stress
6. KESIMPULAN 6.2 Saran
a. Proses pengelasan busur listrik harus
6.1 Kesimpulan dilakukan dengan perlahan dan
a. Terdapat lebih dari satu jenis pengelasan mengikuti pola gerak pengelasan
untuk menyambungkan parts di berbentuk S agar elektroda yang
antaranya pengelasan busur listrik dan menempel seimbang antara kiri dengan
oksiasetilen; busur listrik menggunakan kanan.
arus listrik sebagai sumber energi b. Proses pengelasan busur listrik
pengelasan sedangkan oksiasetilen sebaiknya jangan terlalu ditekan agar
menggunakan gas oksigen dan asetilen. tidak menempel. Namun ditahan diatas
b. Cara kerja las busur adalah dengan benda kerja pada jarak optimum.
mengalirkan arus listrik melewati c. Pada proses pengelasan oksiasetilen
elektroda, sehingga semakin besar arus torch angle sebaiknya tepat di atas
listrik yang mengalir semakin besar pula sambungan agar elektroda menetes tepat
panas yang terbentuk di elektroda di atas sambungan dan tidak tertiup.
sampai elektroda tersebut meleleh lebih d. Pada proses pengelasan oksiasetilen
cepat. Lelehan elektroda tersebut pemanasan base sebaiknya tidak
kemudian akan mengeras menjadi dipanaskan terlalu tinggi karena benda
sebuah sambungan. Untuk cara kerja kerja akan ikut meleleh.
proses pengelasan oksiasetilen sedikit
berbeda dengan pengelasan busur listrik.
Pengelasan oksiasetilen melibatkan
campuran gas oksigen dan gas asitilena
7. DAFTAR PUSTAKA
untuk menyalakan api yang sangat panas
untuk melelehkan elektroda.
c. Untuk pengelasan busur listrik, tahapan [1]https://www.twi-global.com/technical-knowle
prosesnya diawali dengan memposisikan dge/faqs/what-is-welding
dan mensejajarkan dua part sesuai yang [2] Kalpakjian S. Manufacturing Engineering
diinginkan, lalu menjepit electrode and Technology. 7th ed. Reading Mass:
(pengisi) dan menyalakan arus listrik, Addison-Wesley;2014.
kemudian membuat electrode dan benda [3] Modern Welding Technology (6th Edition),
kerja bersentuhan di batas dan sekitar Howard B. Cary& Scott Helzer, 2004, ISBN
pertemuan kedua benda kerja mengikuti 978-0131130296
alur gap-nya. Untuk pengelasan [4]https://www.hobartbrothers.com/resources/tec
oksiasetilen, tahapan prosesnya diawali hnical-articles/weld-slag/
dengan memposisikan dan [5]https://www.dayangweldings.com/info/what-i
mensejajarkan kedua part, lalu s-the-reason-for-the-sticky-electrode-in-7074286
menyalakan api dengan gas oksigen dan 2.html
asetilen dengan kuantitas yang sesuai,
lalu melelehkan logam pengisi
menggunakan api yang mana tiap tetes
lelehan logam pengisi mengisi celah/gap
antara kedua part.

Anda mungkin juga menyukai