Anda di halaman 1dari 14

Memahami

Kelompok
Asesmen


1
Kelompok 1

1. Abrianti Sri wahyuni


2. Andi Mutmainna
3. Annisa Fitriani
4. Ardandi
5. Ayu Dwi Oktaviana
6. Eka Wela Putri
Itu semua lumrah saja terjadi, karena kenapa? pada saat
Asesmen sebagai Understanding evidence dulu kita beranggapan bahwa ketika kita ulangan dan kita
mendapatkan nilai yang kurang maka kita akan merasa
merupakan salah satu bukti untuk malu, karena kita berpikir bahwa penialian dari guru ketika
memahami proses pembelajaran yang akan, ulangan harian adalah hal yang akan membuat kita
sedang atau telah dilaksanakan. mendapatkan peringkat diakhir semester. pemikiran kita
asesmen adalah alat untuk menghasilkan nilai jadi ini yang


membuat semua informasi yang masuk akan terbatas, karena


Mengapa dulu ketika guru menyampaikan kita berpatokan hanya kepada materi yg akan diajarkan
kalau kita akan ulangan maka kita semua saja. mungkin ada yg masih ingat, dulu ketika bersekolah
merasa panik dan cemas? guru akan membacakan indikator dari materi dan siswa
ketika akan ujian menghapal mati-matian dari setiap
indikator tersebut karena itu akan menjadi soal saat ujian
nantinya.


Dan inilah yang menjadi akibatnya
jika asesmen dianggap sebagai alat
Asesmen kemudian lahir dengan inovasi
penghasil nilai, peserta didik hanya baru dimana asesmen ini sebagai proses
fokus kepada untuk mengahsilkan pengumpulan informasi untuk mentahui
nilai bagus tanpa mengingat proses


kebutuhan belajar, perkembangan


nya bagaimana. karena asemsen peserta didik dan pencapaian hasil
belajar.
hanya sebatas untuk mengukur level
pengetahuan peserta didik saja.
tujuan utama
asesmen Inovasi baru ini tentu membuka pemikiran kita
Jadi, terkait tujuan utama dari asesmen semua bahwa asesmen sebenarnya bukan cuma
adalah memantau dan memonitoring bukan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik
hanya kepada peserta didik tetapi juga kepada tetapi juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat
guru. keberhasilan seorang guru dalam mengajar.
asesemen ini tidka bisa pisahkan dalam proses


Karena dengan asesmen, pencapaian dari peserta

didik dan dari guru bisa diketahui tingkat pembelajarn karena assmen dilakukan dalam
pencapaiannya. asesmen juga memantau tingkat proses pembelajaran dan menjadi bahan refleksi
kemajuan peserta didik dan tingkat pencapaian pembelajaran.
guru dalam proses pembelajaran
ip asesmen
Prinsip-prins
p ro se s p em b elaj ar an . p eran asesmen
ah b ag ia n ya n g ta k te rp isakan dari
asesmen ad al
rm as i u tu h u n tu k u m pan balik
ar an d an m en yediakan in fo
as i p em b el aj
adalah memfasilit du an d alam m en en tu ka n strategi
m u rid d an o ra n g tu a sebagai pan
bagi guru,
pembelajaran selanjutnya. n gs i um p aa n b al ik . gu ru memiliki
ca n g d an d ila ku ka n se su ai dengan fu
asesmen diran tu p el ak sa n aa n ag ar ef ek tif mencapai
u n tu k m en en tu ka n te kn ik daan wak
keleluasaan
tujuan pembelajaran. dan dap at dip er ca ya at au reliabel.
ca n g se ca ra ad il, p ro p orsional, valid
asesmen diran u an b elaj ar d an m en entu kan
at d igu n ak an u n tu k m en jelaskan kemaj
agar asesmen dap ka n terh ad ap p es er ta didik
n d ak la n ju t yang akan d ilaku
kepu tusan te nta n g ti p es er ta d idik bersifat
uan belajar d an p en ca p ai an
er u p ak an la p o ra n ke m aj
asesmen m
sederhana dan informatif te n ag a ke p en d id ik an d an orang tua
d igu n ak an o le h pes er ta didik, guru,
hasil asesmen pem belajaran
k m en in gk atka n m utu
sebagai bahan refleksi untu
Pembelajaran
Dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik untuk semua mata pelajaran. Sedangkan
Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran
terdiferensiasi dan kokurikuler melalui Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Penilaian
Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu
penilaian sumatif dan formatif. Menguatkan
pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata
pelajaran. Penilaian dibagi menjadi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum Merdeka
yaitu menggunakan penilaian assessment formatif dan
hasil assessment (sumatif). Penilaian autentik
mengutamakan pada projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Selain itu, tidak memisahkan penilaian
sikap, pengetahuan, keterampilan
Penilaian lebih
menekankan pada hasil
belajar, sedangkan
asesmen pada proses dan
hasil belajar, berpihak
pada yang diases serta
ditujukan untuk
mengembangkan potensi
individual yang diases.
Selain itu asesmen
biasanya lebih terkait
pada pencapaian target
kurikulum.
asesmen diagnostik
Asesmen Diagnostik. Pada dasarnya asesmen ini digunakan untuk pemetaan pada pendidikan luar biasa. Kebutuhan anak pada pendidikan luar
biasa membuat guru pada satuan pendidikan ini harus mampu memetakan kebutuhan belajar siswa yang unik, termasuk letak siswa yang
tidak sesuai usia pada fase tertentu. Tingkat kognitif maupun non kognitif siswa berkebutuhan khusus memang membutuhkan asesmen
khusus, dikenal dengan asesmen diagnostik. Namun dalam perkembangannya, Asesmen Diagnostik juga dikenalkan pada sekolah formal.
Namun agar tidak identik dengan Asesmen Diagnostik, pada awal pembelajaran, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, asesmen ini
disebut asesmen awal.

Asesmen awal juga terdiri dari asesmen awal kognitif yang bertujuan memperoleh data awal siswa terkait dengan pengetahuan pada
beberapa mapel dasar. Asesmen ini lazim digunakan untuk memetakan rombel siswa agar tidak terjadi kelas unggul. Sehingga setiap kelas
nantinya dirasakan relatif berimbang. Pada Fase F, asesmen awal kognitif dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi pilihan siswa pada mapel
tertentu.

Selain itu, terdapat pula asesmen awal non kognitif yang meninjau kesulitan belajar siswa, kendala belajar, gaya belajar, termasuk kondisi
keluarga, ekonomi, jarak dari rumah ke sekolah dan sebagainya yang bisa saja mempengaruhi kondisi siswa ketika belajar. Instrumen non
kognitif dapat dibuat oleh guru bimbingan dan konseling. Tentu saja asesmen awal ini tidak dilakukan setiap saat ketika guru akan memulai
pembelajaran. Asesmen ini juga dapat dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh pihak sekolah. Hasil dari asesmen ini digunakan bersama oleh
seluruh guru untuk menangani siswa.
Asesmen Formatif Asesmen Sumatif
Terdapat perbedaan fungsi signifikan pada Pada akhir tujuan pembelajaran, guru dapat menggali
kemampuan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
asesmen formatif di K13 dengan Kurikulum telah dirumuskan dari capaian pembelajaran. Asesmen
Merdeka. Setiap asesmen formatif pada K13 akhir yang melingkupi seluruh pemahaman dalam suatu
tujuan pembelajaran disebut asesmen sumatif. Karena itu,
memiliki standar yang kita kenal selama ini pada asesmen sumatif sudah dilekatkan target penilaian
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). yaitu KKTP. Jika siswa dianggap belum mencapai KKTP,
maka guru dapat membuat remedial bagi siswa tersebut.
Siswa yang tidak tuntas indikator penilaian
Remedial dilakukan dengan meninjau kembali formatif
kompetensi yang diuji secara formatif, harus mana yang harus diperbaiki siswa untuk nantinya dapat
memperbaiki hingga tuntas melalui tuntas pada saat sumatif.

remedial. Setiap indikator memiliki KKM. Pola seperti ini memudahkan guru melakukan remedial
Namun tidak pada formatif Kurikulum berbasis data asesmen siswa. Guru tidak perlu membuat
siswa harus mengulang keseluruhan materi, bisa saja
Merdeka. Pada penilaian formatif tidak materi yang memiliki catatan kurang baik pada saat
terdapat KKTP atau Kriteria Ketercapaian formatif. Dengan demikian, siswa memahami sendiri
kelemahan, memperbaiki proses belajar dan memperoleh
Tujuan Pembelajaran. bimbingan guru untuk menuntaskan suatu tujuan
pembelajaran.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai