Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama (LWPNU)

Tulungagung

a. Sejarah Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama

(LWPNU)

Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

merupakan lembaga yang lahir di NU sejak masa Hadratus Syaikh KH.

Hasyim Asy’ari. Sebuah dokumen autentik berupa “Statuten dan

Reglement StiehtingWaqfiah” yang dibuat pada tanggal 23 Februari

1937 di hadapan NotarisHendrik Wiliem Nazembreg, Surabaya,

yang terdiri atas 11 pasal atau artikel. Salah satu pasalnya

menyebutkan bahwa Perhimpunan Nahdlatul Ulama’ secara resmi

mendirikan Dewan Pengurus Wakaf, dimana pada saatitu sebagai Rois

adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, dan sebagai Khatib

adalah KH. Wahab Hasbullah.

Keberadaan Stiehting Waifish Nahdlatul Ulama’ tersebut, telah

dilengkapi dengan anggaran rumah tangga yang terdiri atas 31 pasal.

Anggaran Rumah Tangga Stiehting Waqfiah Nahdlatul Ulama’

tersebut disetujui secara resmi dalam Konggres Perhimpunan

Nahdlatul Ulama’ ke-14 dan dijadikan Plant Nahdlatul Ulama’ secara

Nasional.

56
57

Pada Mu’tamar Nahdlatul Ulama’ ke-15 tahun 1940, posisi

Stiehting Waqfiah berada di bawah bagian harta yang langsung dalam

pembinaan dan pengawasan Syuriyah. Perkembangan selanjutnya

nama Stiehting Waqfiah menjadi sub unit tersendiri yang

berkedudukan di Surabaya dan cukup banyak harta yang masih

dihimpun atas nama Stiehting Waqfiah baik yang berada di tingkat

pusat di Surabaya maupun ditempat lainnya. Salah satunya yang tetap

dipelihara dengan baik dan tetap dalam “Pengawasan Nahdlatul

Ulama’” sampai dengan sekarang yaitu tanah dan gedung Stiehting

Waqfiah Nahdlatul Ulama’ di Bangil Kabupaten Pasuruan.

Ketika Mutamar Nahdlatul Ulama ke-28 pada tahun 1989 di

Yogyakarta, posisi struktur Stiehting Waqfiah, masuk perangkat

berbentukLajnah dan namanya berubah menjadi Lajnah waqfiah yang

tugas pokoknyatetap sebagaimana tugas Stiehting. Nama dan posisi

sebagai Lajnah Waqfiah pada saat Mutamar Nahdlatul Ulama ke-29

tahun 1994 di Cipasung dimasukan dalam pasal 16 ayat 2 (e)

Anggaran Rumah Tangga, yang bertugas untuk mengurus tanah dan

bangunan yang diwakafkan kepada Nahdatul Ulama.

Ketika Muktamar ke-30 pada tahun 1999 di Lirboyo Kediri,

nama Lajnah berubah menjadi AUQOF, namun tugas dan

wewenangnya tidak berubah. Dalam Muktamar di Kediri terdapat

keputusan rekomendasi yangdi tujukan kepada PBNU agar Stiehting

Waqfiah yang kini di tangan perorangan Nahdlatul Ualma agar di

bubarkan secara formal, sehingga tidak ada dualism struktur.


58

Selanjutnya ketika MuKtamar ke – 31 pada tanggal 28

Nopember 2 Desember 2004 di Boyolali Jawa Tengah, Lajnah Auqof

diubah menjadi Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

disingkat LWPNU yang bertugas mengurus, mengelola serta

mengembangkan tanah dan bangunan serta harta benda wakaf lainnya

milik Nahdlatul Ulama.

b. Profil, Visi dan Misi Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul

Ulama Kabupaten Tulungagung.

Lembaga Wakaf dan Pertanahan Pimpinan Cabang Nahdlatul

Ulama( LWP PCNU ) Tulungagung merupakan salah satu lembaga di

bawah PCNU Tulungagung yang mempunyai tugas untuk

melaksanakan penertiban administrasi perwakafan, pengelolaan dan

pengembangan wakaf Nadzir Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul

Ulama’ di wilayah Kabupaten Tulungagung.

Susunan Pengurus LWP PCNU Tulungagung terdiri dari

Penasehat, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Bidang-

Bidang antara lain Bidang Perolehan Hak, Budang Penelitian dan

Pengembangan, Bidang Inventaris Aset dan Bidang Hubungan

Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya LWP PCNU Tulungagung

selalu berkoordinasi dengan lembaga / pihak terkait seperti Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung, Kantor Badan

Pertanahan Kabupaten Tulungagung, Perwakilan Badan Wakaf

Indonesia ( BWI ) Kabupaten Tulungagung dan Lembaga Wakaf dan


59

Pertanahan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama’ ( LWP

MWCNU ) se-Kabupaten Tulungagung sejumlah 19 Kecamatan.

Visi dan Misi LWP PCNU Tulungagung tidak terlepas dari Visi

dan Misi PCNU Tulungagung serta Visi dan Misi Nahdlatul Ulama’

yaitu :Visi Nahdlatul Ulama’ adalah Maju dalam Presentasi Santun

dalam Pekerti. Terwujudnya generasi muslim Ahlussunnah Wal

Jamaah, Cerdas, Berkarakter, Mandiri dan Berakhlaqul Karimah.

Misi Nahdlatul Ulama adalah Membentuk Pribadi Muslim

Ahlussunnah yang Beriman dan Bertaqwa.

Sedangkan Tujuan Nahdlatul Ulama adalah Berlakunya ajaran

Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) untuk

terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan

dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta

alam.

Visi dan Misi LWPNU Tulungagung menurut Bapak Drs, H.

Lamuji selaku Ketua LWPNU Kabupaten Tulungagung adalah :

“Visi LWPNU Tulungagung adalah Terwujudnya Keselamatan

Aset Perkumpulan Nahdlayul Ulama’ Sepanjang Masa di Kabupaten

Tulungagung. Misi LWPNU Tulungagung adalah Membentuk

Pribadi Kader Penggerak Wakaf Perkumpulan Nahdlatul Ulama’ yang

Kompeten, Bertanggungjawab dan Berakhlaqul Karimah.”54

54
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
60

c. Lokasi Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama

Kabupaten Tulugagung

Lokasi Kantor Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul

UlamaTulungagung (LWPNU) terletak di Jalan Ptimura Gang II No.

9 Pacet, Pacet, Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten

Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Kantor lembaga ini terletak sangat

strategis, karena berada di tepi jalan raya, dekat pemukiman

pemukiman warga dan dekat dengan kota. Meskipun dekat dengan

kota, lokasi kantor sangat sejuk karena terdapat pepohonan di halaman

depannya. Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama

(LWPNU) adalah lembaga yang mengurus dan mengelola harta wakaf

sejak awal kelahiran Nahdatul Ulama. Tulungagung telah dapat

menyelesaikan kasus Akta Ikrar Wakaf (AIW) sebanyak 504 bidang,

282 bidang tanah yang disertifikai dan 206 kasus pergantian nazir

selama 2 tahun 8 bulan terhitung dari tahun 2019. Hal inilah yang

membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Lembaga ini.

d. Progam Kerja Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama

Kabupaten Tulungagung.

Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Nahdlatul Ulama Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

mempunyai Tugas Mengurus Tanah dan Bangunan serta harta benda

Wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama. Adapun Progres Program

Kegiatan LWP PCNU Tulungagung tahun 2019 – 2024 adalah :


61

i. Pendataan Tanah Milik dan Tanah Wakaf Nahdlatul Ulama

melalui aplikasi Sistem Informasi Wakaf Nahdlatul Ulama

(SIWAK NU)

ii. Percepatan Sertipikasi Tanah Milik dan Tanah Wakaf Nahdlatul

UlamaDalam melakukan percepatan Sertipikasi Tanah Milik dan

Tanah Wakaf Nahdlatul Ulama dengan cara melakukan

kerjasama dengan Pemerintah, Kementerian Agama, Badan

Pertanahan Nasional dan Badan Wakaf Indonesia

iii. Pembinaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia dengan cara

melakukan pelatihan dan sosialisasi proses Sertipikasi Tanah

Milik dan Tanah Wakaf Nahdlatul Ulama’.

e. Struktur Organisasi Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul

Ulama Kabupaten Tulungagung.

Penasihat : Drs. Ahmad BalyaDjamur S.Ag


Drs. Mubarok
H Supriono, S.Sos,MM.
H Rahardian Abdul Rosyad

Ketua : Drs. H. Lamuji


Wakil Ketua : Turkan, A.Ptnh
Wakil Ketua : Lukman Hakim
Sekertaris : Muhamad Nurul Badwani
Sekertaris : Iqlal Alifien
Bendahara : Hana Riyanto, S.Pd.I
Wakil Bendahara : Ahmad Khoiri, S.Pd
Bidang – Bidang
A. Bidang Perolehan Hak :
1. Hasan Pribadi, M.Ag
2. H. Mochamad Wafi, M.Ag
62

3. Ir. Purnomo
4. Adi Purwanto
5. Muhammad Taufiq, S.E

B. Bidang Penelitian Dan Pengembangan


1. Drs. Muhroji, M.Pd.I
2. Komari, M.Pd.I
3. H. Rochmad Ali, M.Ag
4. Hanes Puji Pangestu, M.Pd.

C. Bidang Investasi Aset


1. Muhsin S.Pd.I
2. Muhamad Juahari, M.Ag
3. Rakidi, S.Sos., M.Si
4. Ahmad Ubaidilah

D. Bidang Hubungan Masyarakat


1. Moh. Nurcholis
2. Mahroji
3. Zainur Rohimin
4. Muhammad Ali Mansur
5. Abdur Rorman, S.Pd.

2. Kantor Urusan Agama (KUA)

a. Peran KUA Dalam Proses Sertifikasi Tanah Wakaf

Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan mempunyai peran

yang sangat penting dalam pelaksanaan program percepatan

sertifikasi tanah wakaf dalam pengelolaan Badan Hukum

Perkumpulan Nahdlatul Ulama’ ( BHPNU ). Sebelum dilakukan

permohonan pendaftaran sertifikat wakaf ke Kantor Badan Pertanahan

Nasional, maka proses legalitas wakaf melalui KUA setempat.

Adapun surat-surat / dokumen yang dikeluarkan oleh Kator Urusan

Agama Kecamatan antara lain :

1) Akta Ikrar Wakaf ( AIW ).


63

AIW adalah bukti pernyataan kehendak wakif untuk

mewakafkan harta benda miliknya guna dikelola nadzir sesuai

dengan peruntukan harta benda wakaf yang dituangkan dalam

bentuk Akta. Pembuatan Akta Ikrar Wakaf benda tidak bergerak

wajib memnuhi persyaratan dengan menyerahkan sertifikat hak atas

tanah atau sertifikat satuan rumah susun yang bersangkutan atau

tanda bukti pemilikan tanah lainnya. Adapun mekanisme pernyataan

Akta Ikrar Wakaf diuraikan sebagai berikut:55

a. Wakif menyatakan ikrar wakaf kepada nazir dihadapan

pejabat pembuat akta ikrar wakaf (PPAIW) dalam majelis

Ikrar Wakaf

b. Ikrar wakaf diterima oleh Mauquf alaih dan harta benda

diterima oleh nazir untuk kepentingan Mauquf alaih

c. Ikrar wakaf yang dilaksanakan oleh wakif dan diterima oleh

nazir dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf oleh PPAIW.

d. Akta Ikrar Wakaf paling sedikit memuat :

1. Nama dan identitas wakif

2. Nama dan identitas Nazir

3. Nama dan identitas saksi

4. Data dan keterangan harta benda wakaf

5. Peruntukan harta benda wakaf

6. Jangka waktu wakaf.

55
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI, “Buku Saku
Wakaf”,(Jakarta:Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, 2017) hal 38.
64

e. Dalam hal wakif adalah organisasi atau badan hukum, maka

nama dan identitas wakif yang dicantumkan dalam akta

adalah nama pengurus organisasi atau direksi badan hukum

yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar

masing-masing

f. Dalam hal Nazir adalah organisasi atau badan hukum, maka

nama dan identitas Nazir yang dicantumkan dalam akta

adalah nama yang ditetapkan oleh pengurus organisasi atau

badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan

anggaran dasar masing-masing

Selanjutnya yaitu tata cara pembuatan Akta Ikrar Wakaf

adalah sebagai berikut: 56

a. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan

b. PPAIW meneliti kelengkapan persyaratan administrasi

perwakafan dan keadaan fisik benda wakaf

c. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b

terpenuhi, maka pelaksanaan ikrar wakaf dan pembuatan

akta ikrar wakaf dianggap sah apabila dilakukan dalam

majelis ikrar wakaf.

d. Akta Ikrar Wakaf yang telah ditandatangani oleh wakif,

Nazir, dua orang saksi, dan Mauquf alaih di sahkan oleh

PPAIW.

56
Ahmad Mujahidin,”Hukum Wakaf di Indonnesia Proses Penanganan
Sengketanya”,(Jakarta:Kencana,2021) Hal 225-227
65

e. Salinan Akta Ikrar Wakaf disampaikan kepada wakif, Nazir,

Mauquf Alaih, Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam

hal benda wakaf berupa tanah dan Instansi berwenang

lainnya dalam hal benda wakaf berupa benda tidak bergerak

selain tanah atau benda bergerak selain uang.

2) Surat Pengesahan Nadzir

Suatu bentuk surat yang di buat oleh Pejabat Pembuat Akta

Ikrar Wakaf ( PPAIW ) yang berisi pengesahan susunan pengurus

Nadzir wakaf baik nadzir perorangan, Organisasi maupun Badan

Hukum.

3) Surat Pengantar Pendaftaran sertifikat wakaf ke Kantor Badan

Pertanahan Nasional

Surat ini merupakan pelaksanaan salah satu tugas PPAIW

dalam pengurusan serifikat wakaf sebagaimana tercantum dalam

UU RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 32.

Dalam melaksanakan tugasnya untuk menerbitkan Akta

Ikrar Wakaf, maka PPAIW harus meneliti dengan cermat bukti

kepemilikan harta benda yang akan diwakafkan, Wakif, saksi-

saksi dan pengurus nadzir agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan dikemudian hari. Akta Ikrar Wakaf ( AIW )

merupakan Akta Outentik dan sebagai dokumen yang berlaku

sepanjang masa.
66

Bapak H. Lamuji selaku Kepala Kantor Urusan Agama

Kalidawir dan juga sebagai Ketua LWPNU Kabupaten

Tulungagung menuturkan bahwa :

“Kantor Urusan Agama ditiap-tiap kecamatan telah berupaya


mendorong laju proses sertifikasi tanah wakaf ditiap-tiap
kecamatan dengan mengadakan sosialisasi tentang sertifikasi
tanah wakaf, mengingat program percepatan sertifikasi tanah
wakaf ini merupakan program unggulan di Kantor Urusan Agama
setempat.”57

Pelaksanaan pendaftaran tanah wakaf dimulai dari membuat

Akta Ikrar Wakaf (AIW) oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf

(PPAIW) yang kemudian berkas diserahkan ke kader penggerak

wakaf untuk nantinya berkas diserahakan ke Kantor Pertanahan

Nasional.

3. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungangang

a. Peran BPN Dalam Program Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf.

Bahwa berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun

2004 tentang wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nmor 41 Tahun 2004 dan

Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan

Pertanahan Nasional Republik Ibdonesia Nomor 2 Tahun 2017 bahwa

peran BPN dalam Proses sertifikasi tanah wakaf hanya untuk

menerbitkan tanda bukti hak berupa sertifikat tanah wakaf untuk

benda tetap berupa tanah. Jadi kewenangan BPN disini hanya

menerbitkan sertifikat wakaf atas dasar permohonan dari nadhir yang

57
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
67

telah disampaikan pada BPN berupa Ikrar Wakaf, Akta Ikrar Wakaf

dan persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan pada peraturan

Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang tata cara

pendaftaran tanah wakaf di Kementrian Agraria / Kepala BPN. Bapak

Turkan, A. Ptnh. selaku Koordinator Kelompok Substansi

Pendaftaran Tanah dan Ruang, Tanah Komunai dan Hubungan

Kelembagaan BPN Tulungagung menjelaskan Bahwa:

“Dengan adanya sertifikasi ini menguatkan status hukum asset


tanah wakaf tersebut, program percepatan sertifikasi tanah
wakaf merupakan Kerjasama antara Kementerian Agama
dengan Kementerian ATR/BPN yang telah ditandatangani pada
akhir tahun 2021. Melalui program percepatan sertifikasi tanah
wakaf, kini nadzir tinggal mendatangi kantor BPN dengan
membawa persyaratan yang dibutuhkan.”58

B. Paparan Data

1. Strategi Kader Penggerak Wakaf Dalam Mengsukseskan Progam

Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf.

Program percepatan sertifikasi tanah wakaf berawal pasca

peringatan 1 Abad Nahdatul Ulama di Sidoarjo tepatnya pada tanggal 7

Febuari, pasca satu hari yaitu pada tanggal 8 Febuari itu LWP PWNU Jawa

Timur menginisiasi untuk dipercepat proses sertifikasi tanah wakaf. LWP

PWNU Jawa Timur mengenisiasikan hal tersebut karena aduan ataupun

laporan dari LWP di masing-masing kabupaten karena proses sertifikasi

tanah wakaf tidak bisa menyeluruh merata pelayananya jadi pelayanan

58
Wawancara dengan Bapak Turkan, A.Pthn, Koordinator Kelompok Subtansi
Pendaftaran Tanah dan Ruang, Tanah Komunai dan Hubungan Kelembagaan Badan Pertanahan
Nasional KabupatenTulungagung, pada 13 Juni 2021 Pukul 09.30 WIB
68

yang dilakukan oleh BPN di masing-masing kabupaten itu tidak sama.

Selanjutnya itu LWP PWNU Jawa Timur mengusulkan pada BPN Provinsi

Jawa Timur bagaimana BPN Provinsi Jawa Timur mengintruksikan

kepada BPN yang ada di Kabupaten-kabupaten supaya memperioritaskan

sertifikasi tanah wakaf. Akhirnya dilakuan rapat koordinasi antara LWP

PWNU Jawa Timur, BPN Provinsi Jawa Timur, BWI Jawa Timur,

KEMENAG Jawa Timur berkumpul di kantor BPN Jawa Timur berlokasi

di Kota Surabaya membahas bagaimana supaya sertifikasi tanah wakaf di

seluruh Provinsi Jawa Timur itu bisa dipercepat. Dari rapat tersebut

dicetuslah salah satu progam dari BPN Provinsi Jawa Timur untuk tahun

2023 diterbitkan 25.000 sertifikat tanah wakaf dan untuk BPN Kabupaten

Tulungagung itu ditarget 500 sertifikat tanah wakaf.

Bapak Moh. Nurul Badwani selaku sekertaris LWPNU Kabupaten

Tulungagung menuturkan bahwa:

“Program percepatan sertifikasi ini berawal dari proses sertifikasi


tanah wakaf di Kabupaen Tulungagung yang belum begitu berjalan,
jadi hanya didominasi oleh beberapa kecamatan yang mana tidak
kurang dari separuh dari keseluruhan tolal kecamatan yang ada di
Kabupaten Tulungagung yang berjalan dengan lancar, hanya
beberapa kecamatan yang pergerakan sertifikasi sangan massif tapi
sebagian besar belum berjalan. Artinya belum berjalan itu,
pergerakan sertifikasinya belum begitu massif. Maka dari itu dengan
adanya progam percepatan sertifikasi tanah wakaf semua
stakeholder itu bersinergi, baik Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
(PPAIW) atau Kepala Kantor Urusan Agama disemua kecamatan
sekabupaten Tulungangung, BWI Kabupaten Tulungaung, BPN
Kabupaten Tulungagung dan juga NU selaku Nadhir itu ada
konsolidasi atau kordinasi dengan stakeholder tersebut yang ada di
kabupaten bertemu untuk selanjutnya dirapatkan membahas
bagaimana Progam Percepatan Sertifikasi Wakaf ini bisa bisa
berjalan dan supaya proses sertifikasi tanah wakaf bisa menyeluruh,
tidak hanya dikuasai oleh beberapa kecamatan saja. Sebenarnya dari
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung sendiri tidak
69

membatasi yang cepat harus kecamatan mana saja, hanya saja cepat
atau lambat proses sertifikasi tanah wakaf itu tergantung dari SDM
dari penggerak wakaf di masing-masing kecamatan. “59

Maka dari itu dengan adanya progam percepatan semua stakeholder

baik dari Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) di masing-masing

kecamatan dengan penggerak wakaf di setiap kecamatan itu nantinya

dibantu bagaimana nantinya supaya kecamatan yang proses sertifikasinya

kurang begitu cepat nantinya bisa dipercepat. Sehingga dengan tujuan

proses sertifikasi tanah wakaf di seluruh kabupaten Tulungagung itu bisa

terlaksana dengan lancar. Kecamatan-kecamatan yang kurang begitu

berjalan nantinya bisa dibantu dari BPN dan BWI supaya yang proses

sertifikasinya di kecamatan yang memang belum begitu berjalan itu bisa

berjalan seperti halnya kecamata-kecamatan yang lain.

Perlu diketahui Kader Penggerak wakaf ini hanya mengurus

sertifikasi tanah wakaf yang amaliyahnya Nahdatul Ulama. Tugas Kader

Penggerak itu adalah untuk mengamankan Aset tanah wakaf yang

beramaliyah Nahdatul Ulama. Sebelum para kader ini diterjunkan

langsung, para kader penggerak wakaf ini harus menyelesaikan program

pelatihan kader wakaf secara marathon di titik yang telah ditentukan.

Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdatul Ulama kabupaten Tulungagung

mengajak kepada LWPNU di tingkat Majelis Wakil Cabang (MWC NU)

dan Ranting untuk segera bergerak Bersama dalam mengsukseskan

progam percepatan sertifikasi tanah wakaf.

59
Wawancara dengan Bapak Muhamad Nurul Badwani, Sekertaris Lembaga wakaf dan
Pertanahan Nahdatul Ulama Kabupaten Tulungagung, pada 25 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB
70

Bahwa penekanan Rebcana Tindak Lanjut (RTL) pasca pelatihan

kader wakaf diantaranya melaksanakan pendataan tanah wakaf yang

berupa masjidm mushola, Pondok Pesantren, Madrasah yang berfaham

Ahli Sunah wal Jama’ah An Nahdliyah di Kabupaten Tulungagung

melaluli kader penggerak wakaf yang sudah terbentuk di wilayah masing-

masing. Baik yang berdokumen maupun yang belum utamakan obyek

wakaf yang berpotensi akan diwakafkan dengan Nadzir Badan Hukum

Perkumpulan Nahdatul Ulama (BPNU). Pelatiahan Kader Penggerak

Wakaf ini meliputi syarat prosedur pendaftaran akta ikrar wakaf, syarat

prosedur pendaftaran sertifikat tanah wakaf, syarat prosedur pergantian

nadzir, syarat prosedur pendaftaran wakaf dari tanah desa tanah negara dan

kawasa hukum, syarat prosedur pengurusan sertifikat pengganti sertifikat

yang hilang, dan pengembangan wakaf produktif. Jadi para kader ini

tituntut cepat bergerak setelah dilakukanya pelatihan.

Gambar 4.1 Pelatihan Kader Penggerak wakaf di Kab. Tulungagung


71

Sebagaimana penjelasan dari Bapak H. Lamuji selaku ketua

LWPNU kabupaten tulungaung menjelaskan bahwa:

“Para Kader Penggerak wakaf harus pro aktif dalam menertibkan dan
mengusrus dokumen asset tanah wakaf atau asset lain di wilayah
masing-masing mulai dari Desa, Kantor Urusan Agama (KUA)
sampai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tulungagung,
untuk nantinya diterbitkan sertifikat tanah wakaf.”60

Sedangkan untuk tugas utama kader penggerak wakaf seperti yang

dijelaskan oleh Bapak Drs, H. Lamuji selaku ketua LWPNU kabupaten

tulungaung menjelaskan bahwa:

“kader penggerak wakaf bertugas untuk mensosialisasikan program


sertifikasi tanah wakaf kepada masyarakat di tiap-tiap kecamatan,
kemudian mengupayakan tanah wakaf yang wakifnya beramaliyah
Nahdatul Ulama supaya tanah wakafnya yeng belum memiliki
sertifikat ini segera memiliki sertifikat tahan wakaf.”61

Gambar 4.2 Sosialisali program percepatan sertifikasi tanah


wakaf kepada masyarakat.

60
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
61
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
72

Untuk strategi kader penggerak wakaf untuk mengsukseskan

program percepatan sertifikasi tanah wakaf ini menurut penjelasan dari

Bapak Moh. Nurul Badwani selaku sekertris LWPNU bahwa:

“Strategi Kader dalam mengsukseskan program percepatan sertifikasi


tanah wakaf ini salah satunya adalah pertemuan rutin antar Kader
Penggerak Wakaf di tiap-tiap kecamatan. Kegiatan tersebut sering
disebut pelatihan tindak lanjut setelah pelatihan Kader Penggerak
Wakaf yang dilksanalan oleh pihak LWP PCNU Tulungagung.
Dengan adanya pelatihan tindak lanjut yang dilakukan oleh pengurus
LWPNU ke Kader Penggerak wakaf di tiap-tiap kecamatan sangat
memberikan dampak yang positif. Dibuktikan dengan adanya
peningkatan sertifikat tanah wakaf di tiap-tiap kecamatan.”62
Kemudian menutur Bapak Drs. H. Lamuji selaku ketua LWPNU

Kabupaten Tulunagung mengenai strategi kader penggerak wakaf sebagai

berikut :

“Strategi yang kedua adalah sosialisasi terkait progam percepatan


sertifikasi tanah wakaf ini ditiap-tiap kecamat yang dihadiri oleh ketua
LWPNU, Ketua BPN yang pesertanya adalah kader penggerak wakaf
. hal ini bertujuan supaya nantinya bila ada wakif yang wau mengurus
sertifikat tanah wakaf , Kader Penggerak Wakaf siap terjun untuk
membantu. Perlu diketahui bahwa sebelum para kader di tiap-tiap
kecamatan siap diterjunkan, sebelumya ada yang dinamakan Diklat
Kader Penggerak Wakaf, tujuanya supaya kader penggerak wakaf ini
belajar prosedur-prosedur dari awal untuk penerbitan sertifikasi tanah
wakaf.”63
Untuk Kader Penggerak Wakaf ada di tiap-tiap kecamata. Jumblah

Kader Penggerak Wakaf di Tulungagung ada sebanyak 284 orang yang

tersebar di 18 Kecamatan.

Table 4.1 Data Kader Wakaf Kabupaten Tulungagung


NO Kecamatan Jum
blah
1 Gondang 29
2 Kauman 8

62
Wawancara dengan Bapak Muhamad Nurul Badwani, Sekertaris Lembaga wakaf dan
Pertanahan Nahdatul Ulama Kabupaten Tulungagung, pada 25 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB
63
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
73

3 Pagerwojo 15
4 Karangrejo 16
5 Boyolangu 15
6 Kota Tulungagung 18
7 Kedungwaru 26
8 Ngantru 8
9 Ngunut 14
10 Sumbergempol 18
11 Rejotangan 15
12 Kalidawir 14
13 Pucanglaban 10
14 Besuki 28
15 Campurdarat 10
16 Tanggunggunung 9
17 Pakel 17
18 Bandung 17
Total Keseluruhan Kader 284

Adapun prosedur sertifikasi tanah wakaf, sebelumnya perlu

dikethui tanah yang telah diwakafkan , dapat dimanfaatkan untuk sarana

dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan Pendidikan serta Kesehatan,

bantuan pada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa, kemajuan

dan peningkatan ekonomi umat atau kemajuan kesejahteraan umum lainya

yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,

stretegi yang digunakan oleh Kader Penggerak Wakaf LWPNU dalam

mengsukseskan program sertifikasi tanah wakaf di kabupaten

Tulungagung ada dua, yaitu melakukan pertamuan antar kader penggerak

wakaf di tiap-tiap kecamatan dan melakukan sosialisasi terkait program

percepatan sertifikasi tanah wakaf ditiap kecamatan yang dihadiri oleh

Ketua LWPNU, Ketua BPN dan Kader Penggerak Wakaf.


74

2. Kendala Kader Penggerak Wakaf Dalam Program Percepatan

Sertifikasi Tanah Wakaf.

Dalam menjalanlkan suatu progam kerja pasti akan tetap ada kendala

baik itu kendala internal maupun kendala ekternal. Karena sangat banyak

tanah wakaf yang perlu disertufikasi, perlu adanya kegesitan dari semua

stekholder baik dari kader penggerak wakaf, BPN maupun KUA setempat.

Terlebih lagi Program Percepatan sertifikasi tanah wakaf ini bisa dibilang

dadakan tidak ada persiapan dari kader penggerak wakaf di Kabupaten

Tulungagung. Ketika Program Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

dicetuskan oleh PWNU Jawa Timur, BPN Provinsi langsung

mengintruksikan ke BPN yang ada disetiap Kota/Kabupaten untuk segera

memproses menindaklanjuti. Kendala-kendalan yang muncul ini membuat

program percepatan sertifikasi tanah wakaf di Kabupaten Tulungagung

kurang begitu berjalan dengan maksimal. Berikut ada dua kendala yang

dihadapi kader penggerak wakaf dalam menjalanka program percepatan

sertifikasi tanah wakaf di Kabupaten Tulungagung:

a. Pencapaian Kader Penggerak Wakaf ditiap Kecamata Tidak

Sama.

Perlu diketahui kader penggerak wakaf ini hanya mengurus

proses sertifikat wakaf yang amaliyahnya Nahdatul Ulama. Dalam

menjalankan program kerjanya kader pengenggak wakaf ditiap-tiap

kecamatan itu tidak sama lajunya, ada yang lajunya cepat dan ada

yang lajunya kurang cepat. Hal tersebut dikarenakan SDM kader yang

dimiliki setiap kecamata itu tidak sama.


75

Sebagaimana penjelasan dari Moh. Nurul Badwani selaku

sekertris LWPNU bahwa:

“Proses sertifikasi tanah wakaf Kabupaten Tulungagung belum


merata. Artinya hanya didominasi beberapa kecamatan yang
mana tidak kurang dari setengah dari jumbal total Kecamata
yang ada yang bisa berjalan dengan lancar. Munkin ini dari
SDM tiap-tiap kader Kecamatan yang berbeda.”64

Pendapat tersebut diperkuat oleh penjelasan Bapak Drs, H.

lamuji selaku Ketua LWPNU Tulungagung dan Ketua Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kalidawir bahwa:

“Ketidak merataan SDM Kader Penggerak Wakaf di tiap


kecamatan ini mengakibatkan tidak meratanya progres sertifikat
yang diproses. Ada yang progresnya cepat hampir tiap bulan
mengajukan lebih dari 30 bidang tanah wakaf untuk penerbitan
sertifikat ke Kantor BPN ada juga yang setiap bulanya hanya
mengajukan satu bidang untuk diterbitkan sertifikat. Hal seperti
inilah yang menjadi salah satu penghampat dari program
percepatan sertifikasi tanah wakaf.”65

b. Sengketa Tanah Wakaf

Sengkata tanah wakaf merupakan poses interaksi antara dua

orang atau lebih atau kelompok yang masing-masing

memperjuangkan kepentingan atau objek yang sama, dalam konsep

ini tanah wakaf. Ada beberapa sifat permasalahan dari suatu sengketa

tanah wakaf antara lain:

1) Masalah yang menyangkut prioritas dapat ditetapkan sebagai

pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atau atas

tanah yang belum ada haknya.

64
Wawancara dengan Bapak Muhamad Nurul Badwani, Sekertaris Lembaga wakaf dan
Pertanahan Nahdatul Ulama Kabupaten Tulungagung, pada 25 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB
65
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
76

2) Bantahan terhadap sesuatu alasan haka tau bukti perolehan yang

digunakan sebagai dasar pemberian hak.

3) Kekeliruan / kesalahan pemberian hak yang disebabkan

penerapan peraturan yang kurang atau tidak benar

4) Sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek social

Praktik wakaf di masyarakat yang sering menimbulkan

permasalahan adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak

ditindaklanjuti dengan pembuatan akta ikrar wakaf (AIW).

Pelaksanaan wakaf di Kabupaten Tulungagung ini masih banyak yang

dilakukan atas dasar saling percaya, dalam artian wakif mengucap

ikrar wakaf hanya dihadapan nadzir. Kondisi ini yang pada akhirnya

tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum atau catatan

administrasi negara yang jelas. Sehingga apabila dikemudian hari

terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf

penyelesaianya akan menemui kesulitan. Bisa dikatakan salah satu

faktor penyebab sengketa tanah wakaf adalah karena tanah wakaf

tersebut belum tersertifikasi. Tenah wakaf yeng belum tersertifikasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Wakif masih mengggunakan paradigma lama wakaf, yang

meyakini bahwa wakif ketika meyerahkan tanahnya untuk

diwakaftan, diniati ihklas untuk mencari Ridha Allah, tidak perlu

diketahui orang lain. Bagi wakif, berwakaf hanya untuk Allah,

apabila disertifikatkan akan mengurangi kemurnian amalanya.


77

2) Nadzir tidak mengetahui cara atau teknis prosedur tata cara

sertifikasi tanah wakaf, bahkan mereka takut akan biaya yang

dikenakan dari sertifikasi tanah wakaf tersebut. Biasanya nadzir

mengelola harta benda wakaf, diniatkan untuk beramal, tidak

mengharapkan upah atau gaji. Sehingga mereka merasa berat

ketika harus dibebani biaya sertifikasi tanah wakaf, biayanya 0

rupiah, kecuali biaya pengukuran yang dilakukan oleh pegawai

BPN. Pengukuran tanah wakaf bertujuan untuk memberi

kepastian batas-batas tanah dan keteranganya, sehingga jelas

status dan kedudukanya di antara tanah sekitar. Hasil pengukuran

ini akan dicantumkan dalam sertifikat tanah wakaf.

3) Kurangnya penyuluhan hukum wakaf yeng menjelaskan tentang

perkembangan hukum wakaf termasuk tentang sertifikasi tanah

wakaf, sehingga menimbulkan kesalafahaman akibat kurangnya

informasi.

4) Terjadinya benturan hukum antara hukum agama dengan hukum

negara, yang menyebabkan kekhawatiran tidak tercapainya

tujuan wakaf seperti yang diharapkan wakif selama ini.

Sebagaimana penjelasan dari Moh. Nurul Badwani selaku

sekertris LWPNU bahwa:

“Sengketa bisa terjadi dikarenakan tanah yang sudah


diwakafkan itu tidak kunjung diproses hanya berhenti sampai
ikrar wakaf. Jadi Ketika wakif sudaf meninggal dunia maka ha
katas tanah tersebut akan turun ke ahli waris, ahli waris itu
bermacam-macam, ada yang setuju dan aja juga yang gandoli,
akhirnya untuk proses sertifikasi tanah wakaf tidak bisa berjalan
dikarenakan sengketa dengan ahli waris, seperti ada kasus
sebuah tanah wakaf sudah dibangun mushola karena tanah
78

wakaf tersebut belum disertifikasi selam beberapa tahun tanah


tersebut diminta kembali oleh ahli waris”66

Pendapat tersebut diperkuat oleh Bapak H. Lamuji selaku Ketua

LWPNU Kabupaten Tulungaung menuturkan bahwa:

“Sengketa tanah wakaf sering terjadi kebanyakan karena tanah


wakaf yang sudah di ikrarkan dihadapan Kepala KUA yang
disini menjabat sebagai PPAIW tidak kunjung diproses kembali.
Mungkin kendalnya ada pada kader penggerak wakaf tersebut
yang bisa jadi belum faham tentang alur dari proses sertifikasi
tanah wakaf.”67

Pada jaman sekarang sertifikasi tanah wakaf apabila tidak

dilakukan dapat menyebabkan sengketa wakaf, yang biasanya timbul

setelah wakif meninggal dunia, karena tidak ada bukti otentik telah

terjadinya wakaf. Potensi timbulnya sengketa tanah wakaf karena

tidak tersertifikasi disebabkan oleh beberapa pihak yakni:

1) Alih waris wakif, yakni saudara yang ditinggalkan oleh wakif,

baik saudara hubungan darah ke atas (ayah, ibu, kakek, nenek),

saudara hubungan dara ke samping (saudara laki-laki dan

perempuan), saudara hubungan darah ke bawah (anak dan cucu).

Ahli waris inilah yang menerima harta warisan pewaris. Sikap

ahli waris terhadap harta benda wakaf ada dua yakni:

a) Sikaf positif atau punya iktikat baik terhadap harta pewaris

yang diwakafkan. Mereka melanjutkan Amanah pewaris

dalam perbuatan wakaf, supaya harta yang diwakafkan

66
Wawancara dengan Bapak Muhamad Nurul Badwani, Sekertaris Lembaga wakaf dan
Pertanahan Nahdatul Ulama Kabupaten Tulungagung, pada 25 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB
67
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
79

bermanfaat bagi masyarakat sehingga menjadi amal jariyah

bagi wakif yang telah meninggal dunia. Ahli waris ini benar-

benar menjaga harta wakaf supaya kekal manfaatnya sesuai

peruntukan awal, atau bahkan dikelola dan diberdayakan

untuk kepentingan masyarakat. Apabila belum disertifikasi

harta wakafnya, maka ahli waris ini membantu nadzir dalam

mensertifikatksn tanah wakaf tersebut.

b) Sikap negatif atau punya itikat buruk pada harta pewaris yang

diwakfakan. Mereka tidak suka atau kurang mendukung

perbuatan wakaf pewaris, akibatnya ketika pewaris

meninggal dunia, ahli waris menvoba merebut harta wakaf

atau mengurangi harta wakaf dengan berbagai alasan,

misalnya: ekonomi (harga tanah tinggi), ketidak setujuan,

kurang tahu, ahli waris hidupnya kurang mampu, dan lainya.

Namun sikap melawan hukum ahli waris terhadap harta

benda wakaf, bisa dikompromikan dengan nadzir selaku

pengelola wakaf.

2) Nazhir, bisa berbentuk perorangan atau badan hukum atau

Yayasan. Tanah atau harta tetap yang diwakafkan, apabila tidak

disertifikasi, maka nazhir dalam mengelola dan memperdayakan

harta wakaf tidak bisa dikontrol dan cenderung semaunya, hanya

nadzir yang amanah dan barakhak baiklah yang melaksanakan

tugasnya secara bertanggung jawab. Perbuatan nadzir yang dapat


80

menimbulkan sengketa wakaf misalnya: menelantarkan harta

wakaf, tidak dipelihara.

Berdasarkan hasil Analisa dan wawancara diatas dapat

dismpulkan bahwa kendala Kader Penggerak Wakaf ada dua, yang

pertama yaitu kendala mengenai pencapain kader ditiap kecamatan

tidak sama terkait progres program percepatan sertifikasi tanah wakaf

dikarenakan SDM kader penggerak ditiap kecamatan itu tidak sama.

Kendala yang kedua yaitu sengketa tanah wakaf oleh ahli waris wakif

dikarenakan tanah wakaf yang sudah diikrarkan tidak kunjung

diproses untuk diterbitkan sertifikat tanah wakaf sehingga ahli waris

wakif bisa saja menggugat tanah tersebut untuk diminta kembali dan

karena belum bersertifikat tanah wakaf hal tersebut bisa terjadi.

3) Solusi Kader Penggerak Wakaf LWPNU Kabupaten Tulungagung

Dalam Mengatasi Kendala.

Setiap program kerja pasti memiliki kendala, dan setiap kendala

pasti ada solusi untuk mengatasinya. Ada dua solusi yeng dilakukan kader

penggerak wakaf untuk mengatasi kendala yang muncul dalam

menjalankan progam percepatan sertifikasi tanah wakaf.:

a. Solusi Untuk Kendala Pencapain Proses Percepatan Sertifikasi

disetiap Kecamatan Tidak Sama.

Kendala laju proses percepatan sertifikasi tanah wakaf disetip

kecamatan di Kabupaten Tulungagung tidak merata ada yang cepat

dan ada yang kurang cepat disebabkan oleh SDM Kader Penggerak
81

Wakaf ditiap kecamata itu tidak sama. Oleh karena itu LWPNU

mengupayakan supaya ditiap kecamatan itu laju sertifikasinya sama.

Sebagaimana yang dijelasan Bapak H. Lamuji selaku Ketua

LWPNU Kabupaten Tulungagung bahwa:

“Sekarang ini kami dari pihak LWPNU Kabupaten


Tulungagung mengupayakan pemerataan SDM Kader
Penggerak Wakaf dengan cara melakukan sosialisasi terkait apa
saja yang menjadi kesulitan dalam menjalankan program
percepatan sertifikasi tanah wakaf. Sosialisasi dilaukan dengan
mendatangkan narasumber dari kantor BPN Tulungagung dan
rutin dilakukan sharing-sharing antar kader penggerak tiap
kecamatan terkait lika-liku dalam menjalankan progam
percepatan ini.”68

Gmbar 4.3 Sosialisasi Kader Penggerak Wakaf bersama BPN


Membahas Program Sertifikasi Tanah Wakaf.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh pendapat Bapak Moh.

Nurul Dadwani selaku sekertari LWPNU Kabupaten Tulungagung

mengatakan bahwa:

“Dalam mengatasi kesenjangan SDM kader penggerak ini kami


pihak LWPNU Kabupaten Tulungagung bersama kawan-kawan
Kader Penggerak Wakaf sering melakukan sharing terkait apa-
apa saja yang menjadi factor penghambat dalam menjalankan
progam percepatan sertifikasi tanah wakaf. Istilahnya TURBA

68
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
82

(Turun Kebawah) disini pengurus langsung terjun ke


Kecamatan yang dinilai laju percepatanya tertinggal dibanding
kecamatan yang lain dengan demikian diharapkan nantinya
program percepatan ini bisa merata progresnya dan sekarang
juga di Kantor BPN juga sudah dipermudah terkait proses
penerbitan sertifikasi .”69

Pendapat tersebut dikuatkann kembali oleh Bapak Turkan,

A.Pthn. selaku Koordinator Subtansi Pendaftaran Tanah dan Ruang,

Tanah Komunai dan Hubungan kelembagaan menuturkan bahwa:

“Sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan bersama antara


KEMENAG dan BPN masalah perwakafan di Tulungagung
harus tuntas tahun ini. BPN siap menerbitkan sertifikat wakaf
dengan cepat dan dipangkas persyaratan-persyaratan yang tidak
penting dan juga setiap ada kader penggerak yang dating ke
Kantor BPN untuk menerbitkan sertifikat tanah wakaf tidak
perlu antri langsung menuju ke bagian yang menangani
penerbitan Sertifikasi Tanah wakaf.”70

Dari paparan diatas bahwa pihak Lembaga wakaf dan

Pertanahan Nahdatul Ulama dan Badan Pertanahan Nasional sudah

memiliki solusi tersenderi untuk mengatasi kendala yang dihadapi

Kader Penggerak wakaf dalam menjalankan Progam percepatan

sertifikasi tanah wakaf

b. Penyelesaian Terhadah Sengketa Tanah Wakaf

Ketentuan tentang penyelesaian sengketa wakaf dalam

peraturan perundang-undangan mengalami perubahan sejak

dikeluarkanya UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Perubahan

tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Jika pada PP Nomor 28

69
Wawancara dengan Bapak Muhamad Nurul Badwani, Sekertaris Lembaga wakaf dan
Pertanahan Nahdatul Ulama Kabupaten Tulungagung, pada 25 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB
70
Wawancara dengan Bapak Turkan, A.Pthn, Koordinator Kelompok Subtansi
Pendaftaran Tanah dan Ruang, Tanah Komunai dan Hubungan Kelembagaan Badan Pertanahan
Nasional KabupatenTulungagung, pada 13 Juni 2021 Pukul 09.30 WIB
83

Tahun 1977 dan Kompilasi Hukum Islam sengketa wakaf diselesaikan

secara litigasi dan diajukan kepada Pengadilan Agama setempat, maka

pada UU Nomor 41 Tahun 2004 penyelesaian sengketa wakaf

ditempuh secara non litigasi melalui musyawarah, jika tidak berhasil

ditempuh cara mediasi. Dalam hal mediasi tidak berhasil

menyelesaikan sengketa, sengketa tersebut dapat dibawa kepada

badan airbitrse syariah. Dalam hal badan arbitrase syariah tidak

berhasil menyelesaikan sengketa, sengketa tersebut dibawa ke

Pengadilan agama dan atau Mahkamah Syariah. Penyelesaian litigasi

melalui pengadilan adalah jalan terakhir yang dilakukan apabila

penyelesaian di luar pengadilan atau non litigasi tidak berhasil

menyelesaikan sengketa.

Dalam hal ini, peran negara dengan mengundangkan UU Nomor

41 Tahun 2004 tentang wakaf khususnya tentang penyelesaian

sengketa wakaf secara non litigasi adalah untuk menjawab tuntutan

akselerasi dan dinamika masyarakat dalam mamanege konflik yang

volume maupun intensitasnya semakin kompleks. Negara

memberikan peluang dan kesempatan kepada masyarakat untuk

menyelesaikan sengketa sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki

melalui institusi penyelesaian konflik yang bersumber dari

masyarakat sendiri.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat dari Bapak H.

lamuji Selaku ketua LWPNU Kabupaten Tulungagung bahwa:

“Cara-cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang


menghasilkan kesepakatan dari pihak-pihak yeng terlibat, jauh
84

lebih mampu untuk mempertahankan hubungan-hubungan yeng


sedang berjalan maupun untuk waktuk yang akan datang dari
pada prosedur menang kalah sebagaimana dalam proses
penyelesaian sengketa secara jalur hukum. Dalam hal ini kader
penggerak juga harus andil bagian mencari jalan tengah supaya
tanah wakaf tetap berdiri sebagainmana peruntukanya sesuai
apa yang disampaikan wakif pada saat ikrar wakaf.”71

Keputusan pengadilan tidak bersifat problem solving di antara

pihak yang bersengketa, tetepi menempatkan kedua belah pihak pada

dua sisi ujung yang saling berhadapan,, yaitu menempatkan salah satu

pihak kepada posisi pemenang (the winner), dan menyudutkan pihak

lain sebagai pihak yang kalah (the losser). Dalam posisi ada pihak

yang menang ada yang kalah, maka bukan kedamaian dan

ketentraman yang timbul, melainkan pada diri pihak yang kalah,

timbul dendam dan kebencian.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa solusi yang

berikan oleh LWPNU, BPN dan Kader Penggerak wakaf Kabupaten

Tulungagung ada dua, yang pertama terkait kendala SDM kader

penggerak tidak merata solusinya yaitu diadakan sosialisasi dan

sharing terkait apa saja menjadi kendala lalu dipecahkan bersama

supaya progress percepatan ditiap kecamatan bisa sama cepatnya, tak

hanya itu BPN juga mempermudah proses penerbitan sertifikat tanah

wakaf dengan cara memangkas persyaratan yang tidak peril

71
Wawancara dengan bapak Drs, H. Lamuji , Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan
Nahdatul Ulama dan Ketua kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir, pada tanggal 29 Mei
2023 Pukul 10.00 WIB
85

Kemudian untuk solusi sengketa bisa dilakukan dengan dua cara

yaitu dengan musyawarah dan bila jalan musyawarah tidak dapat

menyelesaikan sengketa baru kemudian bisa lewat jalur hukum.

C. Analisis Data

1. Strategi Kader Penggerak Wakaf Dalam Mengsukseskan Progam

Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf.

Program percepatan sertifikasi ini berawal dari proses sertifikasi

tanah wakaf di Kabupaen Tulungagung yang belum begitu berjalan, jadi

hanya didominasi oleh beberapa kecamatan yang mana tidak kurang dari

separuh dari keseluruhan tolal kecamatan yang ada di Kabupaten

Tulungagung yang berjalan dengan lancar, hanya beberapa kecamatan

yang pergerakan sertifikasi sangan massif tapi sebagian besar belum

berjalan. Artinya belum berjalan itu, pergerakan sertifikasinya belum

begitu massif. Maka dari itu dengan adanya progam percepatan sertifikasi

tanah wakaf semua stakeholder itu bersinergi, baik Pejabat Pembuat Akta

Ikrar Wakaf (PPAIW) atau Kepala Kantor Urusan Agama disemua

kecamatan sekabupaten Tulungangung, Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Kabupaten Tulungaung, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten

Tulungagung dan juga NU selaku Nadhir itu ada konsolidasi atau

kordinasi dengan stakeholder tersebut yang ada di kabupaten bertemu

untuk selanjutnya dirapatkan membahas bagaimana Progam Percepatan

Sertifikasi Wakaf ini bisa bisa berjalan dan supaya proses sertifikasi tanah

wakaf bisa menyeluruh, tidak hanya dikuasai oleh beberapa kecamatan

saja. Sebenarnya dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten


86

Tulungagung sendiri tidak membatasi yang cepat harus kecamatan mana

saja, hanya saja cepat atau lambat proses sertifikasi tanah wakaf itu

tergantung dari SDM dari penggerak wakaf di masing-masing kecamatan.

Perlu diketahui Kader Penggerak wakaf ini hanya mengurus

sertifikasi tanah wakaf yang amaliyahnya Nahdatul Ulama. Tugas Kader

Penggerak itu adalah untuk mengamankan Aset tanah wakaf yang

beramaliyah Nahdatul Ulama. Sebelum para kader ini diterjunkan

langsung, para kader penggerak wakaf ini harus menyelesaikan program

pelatihan kader. Pelatihan Kader Penggerak wakaf ini meliputi Pelatiahan

Kader Penggerak Wakaf ini meliputi syarat prosedur pendaftaran akta

ikrar wakaf, syarat prosedur pendaftaran sertifikat tanah wakaf, syarat

prosedur pergantian nadzir, syarat prosedur pendaftaran wakaf dari tanah

desa tanah negara dan kawasa hukum, syarat prosedur pengurusan

sertifikat pengganti sertifikat yang hilang, dan pengembangan wakaf

produktif.

Strategi Kader dalam mengsukseskan program percepatan sertifikasi

tanah wakaf ini salah satunya adalah pertemuan rutin antar Kader

Penggerak Wakaf di tiap-tiap kecamatan. Kegiatan tersebut sering disebut

latiahan tindak lanjut. Dengan adanya Latihan tindak lanjut ini yang

dilakukan oleh pengurus LWPNU ke Kader Penggerak wakaf di tiap-tiap

kecamatan sangat memberikan dampak yang positif. Dibuktikan dengan

adanya peningkatan sertifikat tanah wakaf di tiap-tiap kecamatan.

Strategi yang kedua adalah sosialisasi terkait progam percepatan

sertifikasi tanah wakaf ini ditiap-tiap kecamat yang dihadiri oleh ketua
87

LWPNU, Ketua BPN yang pesertanya adalah kader penggerak wakaf . hal

ini bertujuan supaya nantinya bila ada wakif yang wau mengurus sertifikat

tanah wakaf, Kader Penggerak Wakaf siap terjun untuk membantu. Perlu

diketahui bahwa sebelum para kader di tiap-tiap kecamatan siap

diterjunkan, sebelumya ada yang dinamakan Diklat Kader Penggerak

Wakaf, tujuanya supaya kader penggerak wakaf ini belajar prosedur-

prosedur dari awal untuk penerbitan sertifikasi tanah wakaf.’’

2. Kendala Kader Penggerak Wakaf Dalam Program Percepatan

Sertifikasi Tanah Wakaf Pada LWPNU) Kabupaten Tulungagung

Program Percepatan sertifikasi tanah wakaf ini bisa dibilang dadakan

tidak ada persiapan dari kader penggerak wakaf di Kabupaten

Tulungagung. Ketika Program Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

dicetuskan oleh PWNU Jawa Timur, BPN Provinsi langsung

mengintruksikan ke BPN yang ada disetiap Kota/Kabupaten untuk segera

memproses menindaklanjuti. Kendala-kendalan yang muncul ini membuat

program percepatan sertifikasi tanah wakaf di Kabupaten Tulungagung

kurang begitu berjalan dengan maksimal. Berikut ada dua kendala yang

dihadapi kader penggerak wakaf dalam menjalanka program percepatan

sertifikasi tanah wakaf di Kabupaten Tulungagung.

a. Pencapaian Kader Penggerak Wakaf ditiap Kecamata Tidak

Sama.

Proses sertifikasi tanah wakaf Kabupaten Tulungagung belum

merata. Artinya hanya didominasi beberapa kecamatan yang mana

tidak kurang dari setengah dari jumbal total Kecamata yang ada yang
88

bisa berjalan dengan lancar. Munkin ini dari SDM tiap-tiap kader

Kecamatan yang berbeda. Ketidak merataan SDM Kader Penggerak

Wakaf di tiap kecamatan ini mengakibatkan tidak meratanya progres

sertifikat yang diproses. Ada yang progresnya cepat hampir tiap bulan

mengajukan lebih dari 30 bidang tanah wakaf untuk penerbitan

sertifikat ke Kantor BPN ada juga yang setiap bulanya hanya

mengajukan satu bidang untuk diterbitkan sertifikat. Hal seperti inilah

yang menjadi salah satu penghampat dari program percepatan

sertifikasi tanah wakaf.

b. Sengketa Tanah Wakaf

Praktik wakaf di masyarakat yang sering menimbulkan

permasalahan adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak

ditindaklanjuti dengan pembuatan akta ikrar wakaf (AIW).

Pelaksanaan wakaf di Kabupaten Tulungagung ini masih banyak yang

dilakukan atas dasar saling percaya, dalam artian wakif mengucap

ikrar wakaf hanya dihadapan nadzir. Kondisi ini yang pada akhirnya

tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum atau catatan

administrasi negara yang jelas. Sehingga apabila dikemudian hari

terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf

penyelesaianya akan menemui kesulitan. Bisa dikatakan salah satu

faktor penyebab sengketa tanah wakaf adalah karena tanah wakaf

tersebut belum tersertifikasi.


89

3. Solusi Kader Penggerak Wakaf LWPNU Kabupaten Tulungagung

Dalam Mengatasi Kendala.

a. Solusi Untuk Kendala Pencapain Proses Percepatan Sertifikasi

disetiap Kecamatan Tidak Sama.

Pihak LWPNU Kabupaten Tulungagung mengupayakan

pemerataan SDM Kader Penggerak Wakaf dengan cara melakukan

sosialisasi terkait apa saja yang menjadi kesulitan dalam menjalankan

program percepatan sertifikasi tanah wakaf. Sosialisasi dilaukan

dengan mendatangkan narasumber dari kantor BPN Tulungagung dan

rutin dilakukan sharing-sharing antar kader penggerak tiap kecamatan

terkait lika-liku dalam menjalankan progam percepatan.

Dalam mengatasi kesenjangan SDM kader penggerak ini pihak

LWPNU Kabupaten Tulungagung bersama kawan-kawan Kader

Penggerak Wakaf sering melakukan sharing terkait apa-apa saja yang

menjadi factor penghambat dalam menjalankan progam percepatan

sertifikasi tanah wakaf. Istilahnya TURBA (Turun Kebawah) disini

pengurus langsung terjun ke Kecamatan yang dinilai laju

percepatanya tertinggal dibanding kecamatan yang lain dengan

demikian diharapkan nantinya program percepatan ini bisa merata

progresnya dan sekarang juga di Kantor BPN juga sudah dipermudah

terkait proses penerbitan sertifikasi.

b. Penyelesaian Terhadah Sengketa Tanah Wakaf.

Cara-cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang

menghasilkan kesepakatan dari pihak-pihak yeng terlibat, jauh lebih


90

mampu untuk mempertahankan hubungan-hubungan yeng sedang

berjalan maupun untuk waktuk yang akan datang dari pada prosedur

menang kalah sebagaimana dalam proses penyelesaian sengketa

secara jalur hukum. Dalam hal ini kader penggerak juga harus andil

bagian mencari jalan tengah supaya tanah wakaf tetap berdiri

sebagainmana peruntukanya sesuai apa yang disampaikan wakif pada

saat ikrar wakaf. Keputusan pengadilan tidak bersifat problem solving

di antara pihak yang bersengketa, tetepi menempatkan kedua belah

pihak pada dua sisi ujung yang saling berhadapan,, yaitu

menempatkan salah satu pihak kepada posisi pemenang (the winner),

dan menyudutkan pihak lain sebagai pihak yang kalah (the losser).

Dalam posisi ada pihak yang menang ada yang kalah, maka bukan

kedamaian dan ketentraman yang timbul, melainkan pada diri pihak

yang kalah, timbul dendam dan kebencian.

Anda mungkin juga menyukai