Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SESI 1

EKMA4315 / AKUNTANSI BIAYA


NAMA : ALLEZANDRO B.M.M
NIM : 049072566
UPBJJ : MALANG

Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat masih ada tiga
sektor bisnis yang masih berdarah-darah di tengah perekonomian yang sudah pulih dan
tumbuh tinggi.
Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Darwoto mengatakan sektor usaha yang
masih tertekan sampai saat ini adalah alas kaki, tekstil dan manufaktur. "Itu ada dua
penyebabnya sebetulnya. Pertama karena pengaruh digitalisasi yang makin gencar dan dari
gobal, lalu permintaan yang turun," ujarnya dalam media briefing, Kamis (21/12).
Menurutnya, saat pandemi ketiga sektor tersebut memang paling terdampak dan sampai
saat ini belum pulih sama sekali. Sehingga, dikhawatirkan pemutusan hubungan kerja
(PHK) masih akan terjadi, meski tak semasif sebelumnya.
PHK ada, penyesuaian terhadap bisnis. Jadi pengurangan masih akan tetap ada," jelasnya.
Kendati begitu, ia menyebutkan ada juga sektor usaha yang membuka lapangan kerja baru
dan merekrut pekerja lagi. Misalnya sektor perhotelan yang saat ini juga telah pulih.
"Perhotelan kan kita lihat, mereka saat pandemi itu kan PHK besar-besaran, sekarang mulai
rekrut-rekrut lagi. Jadi ini memang situasi usaha masih penuh dengan ketidakpastian,"
pungkasnya.

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231221153131-92-1040273/3-sektor-bisnis-
masih-berdarah-darah-meski-ekonomi-sudah-pulih

Berdasarkan kasus di atas:


1. Dalam konteks penurunan permintaan dan tekanan pada sektor alas kaki, tekstil dan
manufaktur, bagaimana perusahaan dapat menggunakan analisis biaya untuk
mengidentifikasi area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan?
2. Bagaimana konsep biaya variabel dan biaya tetap dapat diterapkan dalam mengelola
kembali strategi harga produk untuk mengatasi penurunan permintaan dalam sektor
bisnis yang disebutkan?
3. Mengingat ketidakpastian dalam situasi bisnis dan potensi PHK, bagaimana perusahaan
dapat menggunakan analisis biaya untuk memutuskan apakah lebih baik untuk
melakukan outsourcing produksi atau mempertahankan produksi internal dalam sektor
tekstil atau manufaktur?

JAWABAN
1. Dalam konteks penurunan permintaan dan tekanan pada sektor alas kaki, tekstil dan
manufaktur, perusahaan dapat menggunakan analisis biaya untuk mengidentifikasi area-area
di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan dengan cara berikut:

1.Mengidentifikasi Pemborosan, Redundansi, atau Ineffisiensi: Dengan memahami secara


mendalam biaya-biaya yang terlibat dalam berbagai aspek operasi bisnis, organisasi dapat
mengidentifikasi area-area di mana penghematan biaya dapat diterapkan.

2.Evaluasi dan Penyesuaian Terus Menerus: Implementasi analisis biaya harus menjadi proses
yang dinamis, dengan evaluasi dan penyesuaian terus menerus sesuai dengan perubahan
dalam lingkungan bisnis dan faktor-faktor eksternal lainnya.

3.Mengelola Beban Biaya Produksi dan Non-Produksi: Pengelolaan beban biaya produksi dan
non-produksi melibatkan pemahaman terhadap struktur biaya administratif yang terdiri dari
biaya kantor, gaji staf administrasi, biaya perangkat lunak, dan semua biaya lain yang terkait
dengan pengelolaan operasional bisnis.

4.Menghitung Biaya Operasional: Menghitung biaya operasional membantu perusahaan


dalam mengidentifikasi dan mengontrol biaya-biaya yang terkait dengan operasional,
memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area-area di mana biaya dapat dikurangi
atau dioptimalkan, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.

5.Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Biaya yang tidak terkendali dapat


menyebabkan kerugian dan bahkan kebangkrutan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan biaya dan mengelolanya dengan baik, dengan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya untuk meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan bisnis.

6.Mengembangkan Strategi Manajemen Biaya: Strategi manajemen biaya yang efektif dapat
membantu perusahaan dalam menghemat biaya, meningkatkan efektifitas, dan meningkatkan
profitabilitas. Strategi ini meliputi penghematan biaya, penggunaan teknologi yang lebih
efisien, dan pengembangan produk yang lebih berkelanjutan.

7.Mengembangkan Keterampilan dan Kompetensi: Keterampilan dan kompetensi yang


diperlukan untuk mengelola biaya operasional dengan efektif dapat meningkatkan efisiensi
dan keberlangsungan bisnis. Perusahaan harus mengembangkan keterampilan dan kompetensi
ini melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

8.Mengembangkan Sistem Informasi: Sistem informasi yang efektif dapat membantu


perusahaan dalam mengumpulkan dan menganalisis data biaya operasional, memungkinkan
perusahaan untuk mengoptimalkan pengeluaran.

Dengan menggunakan analisis biaya secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi
operasional mereka, membuat keputusan yang lebih tepat, mengukur kinerja keberlanjutan
mereka, dan mencapai tujuan bisnis mereka dengan lebih baik.

2. Konsep biaya variabel dan biaya tetap dapat diterapkan dalam mengelola kembali strategi
harga produk untuk mengatasi penurunan permintaan dengan cara berikut:

1.Analisis Biaya Variabel: Dalam situasi penurunan permintaan, perusahaan harus memantau
biaya variabel yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan. Biaya variabel
seperti bahan baku, tenaga kerja tambahan, dan biaya pengiriman dapat berkurang jika
produksi atau penjualan berkurang. Dengan memahami biaya variabel, perusahaan dapat
mengoptimalkan pengelolaan biaya variabel dan mengurangi biaya yang tidak diperlukan.

2.Penggunaan Strategi Penetapan Harga: Strategi penetapan harga yang tepat dapat membantu
perusahaan dalam mengatasi penurunan permintaan. Strategi seperti **Basing-Point
Pricing** dapat digunakan untuk menentukan harga yang berbeda pada produk inti dan
aksesori produk. Strategi ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan penjualan
produk inti dan mengurangi biaya variabel.

3.Penghematan Biaya Tetap: Meskipun biaya tetap tidak dapat diubah, perusahaan dapat
menghemat biaya tetap dengan cara mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan
mengurangi biaya yang tidak diperlukan. Contoh biaya tetap seperti biaya listrik dapat
dihemat dengan cara mengoptimalkan penggunaan mesin dan sumber daya agar dapat
mengurangi biaya yang tidak diperlukan.

4.Penggunaan Laporan Biaya Variabel: Laporan biaya variabel dapat membantu perusahaan
dalam memantau biaya variabel yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan.
Laporan biaya variabel dapat dikeluarkan setiap hari, seminggu, atau sebulan sekali sesuai
alur keluar masuk produk. Dengan menggunakan laporan biaya variabel, perusahaan dapat
memantau biaya variabel yang berubah dan mengoptimalkan pengelolaan biaya variabel.

5.Beradaptasi dengan Perubahan Pasar: Perusahaan harus beradaptasi dengan perubahan pasar
dan teknologi untuk mengatasi penurunan permintaan. Dengan memahami konsep biaya
variabel dan menerapkan praktik terbaik, perusahaan dapat mengelola bisnis atau keuangan
pribadi dengan lebih efisien dan responsif terhadap dinamika pasar.

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, perusahaan dapat mengelola kembali strategi


harga produk untuk mengatasi penurunan permintaan dengan cara mengoptimalkan
pengelolaan biaya variabel, menghemat biaya tetap, menggunakan laporan biaya variabel, dan
beradaptasi dengan perubahan pasar.

3. Dalam menghadapi ketidakpastian bisnis dan potensi PHK, perusahaan dapat menggunakan
analisis biaya untuk menentukan apakah lebih baik melakukan outsourcing produksi atau
mempertahankan produksi internal dalam sektor tekstil atau manufaktur. Analisis biaya ini
dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan faktor-faktor
ekonomi yang relevan.

Pertama, perusahaan perlu mempertimbangkan biaya produksi internal, termasuk biaya bahan
baku, tenaga kerja, peralatan, dan overhead. Selain itu, biaya yang terkait dengan kualitas
produk, efisiensi produksi, dan kapasitas produksi juga harus dipertimbangkan. Di sisi lain,
biaya outsourcing produksi melibatkan biaya kontrak dengan pihak ketiga, transportasi, dan
pengelolaan hubungan dengan pemasok.

Dalam konteks ketidakpastian bisnis, perusahaan perlu memperhitungkan fleksibilitas


produksi. Outsourcing produksi dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam
menyesuaikan kapasitas produksi dengan permintaan pasar yang berfluktuasi. Namun,
perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko ketergantungan pada pihak ketiga dan
potensi gangguan pasokan.

Selain itu, aspek kualitas produk dan reputasi perusahaan juga harus dipertimbangkan.
Produksi internal mungkin memberikan kontrol yang lebih besar terhadap kualitas produk,
sementara outsourcing produksi dapat memengaruhi reputasi perusahaan jika terjadi masalah
dengan pihak ketiga.

Dengan menganalisis biaya secara komprehensif dan mempertimbangkan faktor-faktor di


atas, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat apakah lebih baik untuk melakukan
outsourcing produksi atau mempertahankan produksi internal dalam sektor tekstil atau
manufaktur.

refrensi:
https://www.bee.id/blog/biaya-operasional-pengertian-jenis-dan-tips-mengelola/
https://www.hadirr.com/blog/cara-efisiensi-biaya-operasional-perusahaan/
https://lifestyle.suaramerdeka.com/edukasi/104412487198/bagaimana-konsep-biaya-variabel-
dan-biaya-tetap-dapat-diterapkan-dalam-mengelola-kembali-strategi-harga-produk-untuk-
mengatasi-penurunan-permintaan
https://www.ocbc.id/id/article/2021/07/21/biaya-tetap-dan-biaya-variabel

Anda mungkin juga menyukai