Anda di halaman 1dari 4

Materi Inisiasi 6

Analisis Perencanaan Wilayah

Materi inisiasi 6 kali ini, akan mencakup materi pengayaan untuk Modul 7 mengenai
Analisis Perncanaan Wilayah. Materi yang akan diulas hanya materi yang dianggap penting saja,
yaitu mengenai analisis daya dukung dan daya saing daerah.

Modul 7: Analisis Perencanaan Wilayah

Analisis Daya Dukung Wilayah


Materi analisis daya dukung diunduh dari website dengan alamat:
http://wismoadhityo.wordpress.com/2008/12/19/analisis-daya-dukung-wilayah-sebagai-
alternatif-kebijakan-bidang-pangan/ , yang membahas mengenai analisis daya dukung wilayah
secara umum.
Daya dukung wilayah (carrying capacity) adalah daya tampung maksimum lingkungan
untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang dapat didukung dengan tak
terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem itu. Daya dukung juga dapat
didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber daya terhadap beban maksimum yang dapat
didukung dengan tak terbatas tanpa semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai
bagian integritas fungsional ekosistems yang relevan. Fungsi beban manusia tidak hanya pada
jumlah populasi akan tetapi juga konsumsi perkapita serta lebih jauh lagi adalah faktor
berkembangnya perdagangan dan industri secara cepat. Satu hal yang perlu dicatat, bahwa
adanya inovasi teknologi tidak meningkatkan daya dukung wilayah akan tetapi berperan dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
Analisis daya dukung (carrying capacity ratio) merupakan suatu alat perencanaan
pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan dan
lingkungan. Dari semua hal tersebut, analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang
diperlukan dalam menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia
yang ada di wilayah yang bersangkutan.

Perencanaan Wilayah (PWKL 4309)


Page 1
Informasi yang diperoleh dari hasil analisis daya dukung secara umum akan menyangkut
masalah kemampuan (daya dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah dalam mendukung proses
pembangunan dan pengembangan daerah itu, dengan melihat perbandingan antara jumlah lahan
yang dimiliki dan jumlah penduduk yang ada. Produktivitas lahan, komposisi penggunaan lahan,
permintaan per kapita, dan harga produk agrikultur, semua dipertimbangkan untuk
mempengaruhi daya dukung dan digunakan sebagai parameter masukan model tersebut.
Konsep yang digunakan untuk memahami ambang batas kritis daya-dukung ini adalah
adanya asumsi bahwa ada suatu jumlah populasi yang terbatas yang dapat didukung tanpa
menurunkan derajat lingkungan yang alami sehingga ekosistem dapat terpelihara. Secara khusus,
kemampuan daya dukung pada sector pertanian diperoleh dari perbandingan antara lahan yang
tersedia dan jumlah petani. Sehingga data yang perlu diketahui adalah data luas lahan rata-rata
yang dibutuhkan per keluarga, potensi lahan yang tersedia dan penggunaan lahan untuk kegiatan
non pertanian.
Hasil analisis daya dukung dapat dipergunakan sebagai salah satu alat atau metode bagi
perencana dalam membantu menentukan kebijakan yang akan ditetapkan terhadap suatu wilayah.
Kebijakan yang akan ditetapkan tersebut akan sangat erat dengan berbagai implikasi yang
melekat di dalamnya. Suatu wilayah yang akan dikembangkan potensinya harus dilihat kondisi
empiris faktual yang ada diwilayah tersebut. Berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan apabila
didasarkan pada analisa tersebut adalah berupa kebijakan yang saling berkaitan antara lain :
1. Kebijakan dibidang kependudukan terutama upaya untuk menekan pertumbuhan penduduk.
2. Kebijakan dibidang budidaya pertanian berupa intensifikasi lahan pertanian dengan tujuan
meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang ada.
3. Kebijakan dibidang tata ruang dan pertanahan yaitu berupa pengendalian perubahan fungsi
lahan dari pertanian menjadi non pertanian.
4. Kebijakan dibidang kerjasama regional dengan wilayah sekitar dan wilayah penghasil pangan
sebagai alternativ penyedia sumber pangan.
Contoh analisis daya dukung dapat dilihat pada website berikut:
http://mitrapustaka.blogspot.com/2011/05/analisis-carrying-capacity-ratio.html, yang berisi
tentang analysis carrying capacity ratio pertanian dan perkebunan di Kecamatan Cipocok Jaya
Kota Serang. Dalam tulisan tersebut dijelaskan pula mengenai cara perhitungan CCR untuk
daerah pertanian dan perkebunan.
Perencanaan Wilayah (PWKL 4309)
Page 2
Daya Saing Daerah
Materi Daya saing daerah dapat diunduh dari power point pada website:
http://mmtistn.files.wordpress.com/2008/11/manajemen-teknologi.ppt yang berisi mengenai
berbagai definisi daya saing, serta beberapa metode yang digunakan dalam memandang daya
saing. Diharapkan Anda dapat membuka power point tersebut, karena materinya sangat baik
untuk memperkaya pemahaman Anda dalam hal daya saing daerah.

Definisi Daya Saing:


Competitiveness is the process by which one entity strives to outperform another (Tarek Khalil,
2000)
National competitiveness is a consolidation of the micro-level performance of companies and
individuals- the true agents of economic growth.
Competitiveness :
The degree to which a nation can, under free and fair market conditions, produce goods and
services that will meet the test of international markets, while simultaneously maintaining or
expanding the real income of its citizens (Council on competitiveness, 1995)
Definisi standard daya saing :
mengacu pada kapasitas suatu perusahaan untuk bersaing, tumbuh dan dapat menghasilkan
profit di pasar. Namun banyak kritik dalam melihat daya saing ketika diterapkan pada skala
ekonomi makro/nasional (Krugman, 1994: 30).
Daya Saing Negara versi Bank Dunia :
“Daya saing mengacu pada besaran serta laju perubahan nilai tambah per unit input yang
dicapai oleh perusahaan”
Daya Saing Daerah versi Bank Indonesia :
“Kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang
tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional”
Daya Saing Negara versi IMD (Institute of Management Development) :
“Kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah
kekayaan nasional dengan cara mengelola aset dan proses, daya tarik dan agresivitas,
globality dan proximity, serta dengan mengintegrasikan hubungan-hubungan tersebut
kedalam suatu model ekonomi dan sosial”
Perencanaan Wilayah (PWKL 4309)
Page 3
Daya Saing Negara versi WEF (World Economic Forum): “Kemampuan perekonomian
nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan”
Daya saing suatu Region versi UK-DTI (Departemen Perdagangan dan Industri Inggris) ‘
Regional Competitiveness Indicators’:
“Kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang
tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan domestik maupun internasional”
Daya Saing Daerah versi CURDS (Centre for Urban and Regional Studies, Inggris):
“Kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan
yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk penduduknya”

Perencanaan Wilayah (PWKL 4309)


Page 4

Anda mungkin juga menyukai