Anda di halaman 1dari 18

F5 – P2P

1. Vaksinasi BIAN SD
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksin MR dalam BIAN di SDN 232 Palembang
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : Zahwa Amirah Sujirata
Usia : 7 tahun
Status vaksinasi : MR Booster
LATAR BELAKANG
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan
Campak-Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap. Vaksin apa saja yang diberikan pada saat BIAN adalah Vaksin Campak-
Rubela, Vaksin Polio (OPV dan IPV), dan Vaksin Pentavalent (DPT-HB-Hib). Semua
vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi WHO dan izin edar dari Badan POM
dan efektif untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Demam ringan, ruam merah,
bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang
akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius sangat
jarang terjadi. Laporkan setiap keluhan yang dialami anak. Beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi adalah Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
dan Polio. Penyakit-penyakit ini sangat menular (infeksius) dan bisa mengakibatkan
Kematian. Laporan kasus penyakit tersebut masih banyak ditemukan di dunia. Pada tahun
2020 ada 93,913 kasus Campak dan 7.420 kasus Rubela. Pada tahun 2018 ada 33 kasus
Polio pertahun, 151.000 kasus pertusis, dan diperkirakan 34.000 bayi meninggal akibat
Tetanus di tahun 2015. Oleh karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) merupakan
strategi yang diputuskan Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah ini.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dilaksanakan pada 15 Juni 2022 di SDN 232 Palembang. Sebelum dilakukan
imunisasi dilakukan skirining. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan
imunisasi, selanjutnya pemberian vaksin dilakukan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
MR. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan edukasi mengenai efek samping
yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
2. Vaksinasi BIAN TK
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksin MR dalam BIAN di TK Al Ma’ruf Palembang
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : M. Dito Prasetya
Usia : 5 tahun
Status vaksinasi : MR Booster
LATAR BELAKANG
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan
Campak-Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap. Vaksin apa saja yang diberikan pada saat BIAN adalah Vaksin Campak-
Rubela, Vaksin Polio (OPV dan IPV), dan Vaksin Pentavalent (DPT-HB-Hib). Semua
vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi WHO dan izin edar dari Badan POM
dan efektif untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Demam ringan, ruam merah,
bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang
akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius sangat
jarang terjadi. Laporkan setiap keluhan yang dialami anak. Beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi adalah Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
dan Polio. Penyakit-penyakit ini sangat menular (infeksius) dan bisa mengakibatkan
Kematian. Laporan kasus penyakit tersebut masih banyak ditemukan di dunia. Pada tahun
2020 ada 93,913 kasus Campak dan 7.420 kasus Rubela. Pada tahun 2018 ada 33 kasus
Polio pertahun, 151.000 kasus pertusis, dan diperkirakan 34.000 bayi meninggal akibat
Tetanus di tahun 2015. Oleh karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) merupakan
strategi yang diputuskan Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah ini.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dilaksanakan pada 20 Juni 2022 di TK Al Ma’ruf Palembang. Sebelum dilakukan
imunisasi dilakukan skirining. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan
imunisasi, selanjutnya pemberian vaksin dilakukan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
MR. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan edukasi mengenai efek samping
yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
3. Vaksinasi DPT-HB-Hib di PKM Plaju
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksinasi Dasar DPT-HB-Hib
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : M. Yusuf
Usia : 7 bulan
Status vaksinasi dasar : DPT-HB-Hib 3
LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bersifat akut dan biasanya
menyerang saluran pernafasan bagian atas seperti tonsil, faring, laring, hidung namun,
beberapa dapat ditemui di selaput lendir atau kulit dan kadang-kadang konjungtiva atau
vagina. Diperkirakan sebanyak 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita disebabkan
oleh PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi). Menurut laporan WHO, hasil
evaluasi kejadian PD3I di Indonesia tahun 1972 sekitar 5000 anak meninggal setiap
tahunnya akibat difteri dan sebanyak 28.500 kasus difteri tenggorok ditemukan pada balita.
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular. Sejak tahun 1956, upaya imunisasi ini telah
diselenggarakan dan mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap PD3I, yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 7 April 2022 di Poli KIA. Sebelum dilakukan imunisasi
dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta pengukuran suhu.
Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya dilakukan
pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk mengetahui
imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan mengkonfirmasi ke ibu
pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai, pemberian vaksin dilakukan.
Pasien diposisikan tidur terlentang diatas bed. Vaksin yang digunakan adalah vaksin DPT-
HB-Hib 3. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan edukasi mengenai efek
samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI). Selanjutnya petugas mengisi buku
pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas imunisasi selanjutnya.
4. Vaksinasi DPT-HB-Hib di PKM Plaju
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksinasi Dasar DPT-HB-Hib
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : Dzakiyah Suci A
Usia : 3 bulan
Status vaksinasi dasar : DPT-HB-Hib 1
LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bersifat akut dan biasanya
menyerang saluran pernafasan bagian atas seperti tonsil, faring, laring, hidung namun,
beberapa dapat ditemui di selaput lendir atau kulit dan kadang-kadang konjungtiva atau
vagina. Diperkirakan sebanyak 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita disebabkan
oleh PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi). Menurut laporan WHO, hasil
evaluasi kejadian PD3I di Indonesia tahun 1972 sekitar 5000 anak meninggal setiap
tahunnya akibat difteri dan sebanyak 28.500 kasus difteri tenggorok ditemukan pada balita.
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular. Sejak tahun 1956, upaya imunisasi ini telah
diselenggarakan dan mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap PD3I, yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 28 April 2022 di Poli KIA. Sebelum dilakukan imunisasi
dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta pengukuran suhu.
Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya dilakukan
pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk mengetahui
imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan mengkonfirmasi ke ibu
pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai, pemberian vaksin dilakukan.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin DPT-HB-Hib. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas
melakukan edukasi mengenai efek samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
Selanjutnya petugas mengisi buku pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas
imunisasi selanjutnya.
5. Vaksinasi BCG di PKM Plaju
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksinasi Dasar BCG
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : Arshaka Zhafi A
Usia : 1 bulan
Status vaksinasi dasar : BCG
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan masalah kesehehatan yang mendunia dengan
angka kejadian yang masih tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus
tubekulosis global pada tahun 2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada
pada urutan kesembilan untuk penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di
Sumatera Selatan, angka prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga
2016. Karena tingginya angka kejadian TBC pada anak, upaya pengendalian kasus
tuberkulosis mulai muncul. Imunisasi adalah salah satu bantuk upaya pengendalian yang
dilakukan dengan cara sengaja memberikan suatu kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak
sehingga terhindar dari penyakit untuk menekan angka kejadian kasus penyakit infeksi. Di
Indonesia, imunisasi BCG merupakan imunisasi dasar yang artinya wajib didapatkan pada
anak yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemberian vaksin biasanya dilakukan Fasilitas
Kesehatan Masyarakat (Fasyankes) seperti Puskesmas, bidan desa, dan Posyandu, tempat
praktik dokter. di mana Fasyankes merupakan barisan terdepan untuk mengupayakan
pemberian imunisasi secara menyeluruh. Manfaat pemberian vaksin BCG adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis pada anak sekaligus menurunkan angka kejadian
tuberkulosis pada anak. Vaksin BCG dikatakan efektif atau berhasil apabila seseorang tidak
menderita TBC.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 7 April 2022 di Poli KIA. Sebelum dilakukan imunisasi
dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta pengukuran suhu.
Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya dilakukan
pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk mengetahui
imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan mengkonfirmasi ke ibu
pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai, pemberian vaksin dilakukan.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas
melakukan edukasi mengenai efek samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
Selanjutnya petugas mengisi buku pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas
imunisasi selanjutnya.
F5 – Vaksinator COVID 19
JUDUL KEGIATAN
Vaksinasi COVID 19 di Puskesmas Plaju
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : Asmawati
Usia : 62 tahun
Vaksin yang diberikan : Pfizer, Dosis pertama
LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) telah menyatakan COVID-19 sebagai Global Pandemic
dan Pemerintah telah menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) di Indonesia. Upaya penanggulangan COVID-19 harus terus dilakukan
secara masif dengan beberapa strategi mengingat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan
telah memberikan dampak besar bagi perekonomian dan kehidupan sosial. Vaksinasi
merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa
penyakit menular berbahaya. Dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19, vaksinasi
COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat
(herd imunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial
dan ekonomi.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Kegiatan vaksinasi dilaksanakan di Puskesmas Plaju pada 12 Maret 2022. Vaksin Pfizer
diberikan kepada Ny. A sebagai vaksin dosis pertama. Setelah diberikan vaksin, pasien di
lakukan observasi terlebih dahulu sebelum diperbolehkan pulang.
F5 – Tracing Penyakit Menular

1. Tracing COVID 19
JUDUL KEGIATAN
Penyelidikan Epidemiologi Kasus COVID 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Plaju
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ida Triana
Usia : 50 tahun
Alamat : Lr Pendidikan No.19 RT 033/012
LATAR BELAKANG
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan,
Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus
pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Awalnya,
penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2). WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Saat ini, penyebaran
SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga
penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi
melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Manifestasi klinis pasien COVID-19
memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan,
pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus
tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh
ke dalam keadaan kritis. Untuk mendeteksi penyebaran COVID 19, dapat dilakukan tracing
dengan pemantauan dan pelacakan kasus.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pada tanggal 21 Februari 2022, telah dilakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap
pasien Ida Triana, usia 50 tahun, beralamat di Lr Pendidikan No.19 RT 033/012 saat pasien
sedang melakukan karantina mandiri dirumah. Kegiatan kunjungan meliputi pemantauan
isolasi mandiri, pemantauan suhu dan saturasi oksigen, pemberian multivitamin, serta
konseling dan edukasi mengenai PHBS dan COVID 19 yang dialami.
2. Tracing COVID 19
JUDUL KEGIATAN
Penyelidikan Epidemiologi Kasus COVID 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS PASIEN
Nama : Muhammad Reza Saputra
Usia : 27 tahun
Alamat : Gg. Slamet No. 59 RT 05 RW 02
LATAR BELAKANG
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan,
Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus
pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Awalnya,
penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian
WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2). WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Saat ini, penyebaran
SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga
penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi
melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Manifestasi klinis pasien COVID-19
memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan,
pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus
tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh
ke dalam keadaan kritis. Untuk mendeteksi penyebaran COVID 19, dapat dilakukan tracing
dengan pemantauan dan pelacakan kasus.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pada tanggal 28 Februari 2022, telah dilakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap
pasien Muhammad Reza Saputra, usia 27 tahun, beralamat di Gg. Slamet No. 59 RT 05 RW
02 saat pasien sedang melakukan karantina mandiri dirumah. Kegiatan kunjungan meliputi
pemantauan isolasi mandiri, pemantauan suhu dan saturasi oksigen, pemberian
multivitamin, serta konseling dan edukasi mengenai PHBS dan COVID 19 yang dialami.
F5 – Penampisan TB
1.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Johan Effendi
Usia : 56 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Plaju untuk berobat dengan keluhan batuk berdahak lama
sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah
pernah berobat namun tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga menceritakan keluhan
yang mengarah ke TB, sehingga pasien diarahkan untuk periksa dahak di Poli Anggrek.
Pasien diberi pot sebagai wadah penampung dahak yang akan diperiksa pada hari
selanjutnya.

2.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Ahmad Rustam
Usia : 71 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Plaju untuk berobat dengan keluhan batuk berdahak lama
sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah
pernah berobat namun tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga menceritakan keluhan
yang mengarah ke TB, sehingga pasien diarahkan untuk periksa dahak di Poli Anggrek.
Pasien diberi pot sebagai wadah penampung dahak yang akan diperiksa pada hari
selanjutnya.

3.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Jihan Almira
Usia : 22 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Plaju untuk berobat dengan keluhan batuk berdahak lama
sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah
pernah berobat namun tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga menceritakan keluhan
yang mengarah ke TB, sehingga pasien diarahkan untuk periksa dahak di Poli Anggrek.
Pasien diberi pot sebagai wadah penampung dahak yang akan diperiksa pada hari
selanjutnya.

4.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Ayumnah
Usia : 70 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Plaju untuk berobat dengan keluhan batuk berdahak lama
sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien sudah
pernah berobat namun tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga menceritakan keluhan
yang mengarah ke TB, sehingga pasien diarahkan untuk periksa dahak di Poli Anggrek.
Pasien diberi pot sebagai wadah penampung dahak yang akan diperiksa pada hari
selanjutnya.

5.
JUDUL KEGIATAN
Skrining Pasien Terduga TB di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Sri Fatonah
Usia : 66 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat dengan keluhan batuk
berdahak lama sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa
sebelumnya pasien sudah pernah berobat namun tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga
menceritakan keluhan yang mengarah ke TB, sehingga pasien diarahkan untuk periksa
dahak di Poli Anggrek. Pasien diberi pot sebagai wadah penampung dahak yang akan
diperiksa pada hari selanjutnya.

F5 – Pengobatan TB

1.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Husni Thamrin
Usia : 66 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat rutin TB bulan ke 2.
Pasien selalu rutin dan teratur minum obat. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.

2.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Muspiroh
Usia : 65 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat rutin TB bulan ke 1.
Pasien selalu rutin dan teratur minum obat. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.

3.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Yunan Tambun
Usia : 71 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat rutin TB bulan ke 6.
Pasien selalu rutin dan teratur minum obat. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.
4.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Kartinah
Usia : 69 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat rutin TB bulan ke 2.
Pasien selalu rutin dan teratur minum obat. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.

5.
JUDUL KEGIATAN
Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Kampung Sawah
IDENTITAS
Nama : Ayumnah
Usia : 70 tahun
LATAR BELAKANG
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
aktivitas fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih
tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun
2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk
penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka
prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat
mudah ditularkan melalui udara dan droplet penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi, begitupun di wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu
diadakannya penapisan kasus TB paru untuk mencegah semakin banyaknya penularan.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kampung Sawah untuk berobat rutin TB bulan ke 1.
Pasien selalu rutin dan teratur minum obat. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek
kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah
itu, diberikan OAT pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai