Anda di halaman 1dari 11

Teori Kognitivisme Terhadap Learning Loss Akibat

Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19

Aji Mas Zam Zam


Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
email:ajimaszam@gmail.com

Abstrak
Selama pandemi covid-19 pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka beralih
menjadi pembelajaran jarak jauh. Langkah tersebut dilakukan untuk melindungi siswa dan guru
dari paparan virus covid-19. Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh menimbulkan
kekhawatiran terjadinya learning loss, yaitu suatu penurunan dalam hal pengetahuan dan
pemahaman dikarenakan kondisi tertentu yang mengakibatkan turunnya kompetensi peserta
didik. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan solusi learning loss yang disebabkan
pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19 dengan menggunakan teori kognitivisme.
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu kualitatif dengan studi literatur.
Kata kunci: Learning loss, Pembelajaran Jarak Jauh, Covid-19
PENDAHULUAN
Covid-19 adalah virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Tiongkok. Virus ini
menyebar sangat cepat hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus ini pun mengakibatkan
banyaknya korban jiwa yang berjatuhan. Maka dari itu pemerintah Indonesia mengeluarkan
himbauan untuk masyarakat melakukan social distancing (pembatasan sosial) hingga batas
waktu yang belum ditentukan. Dilakukannya social distancing mengakibatkan kegiatan
ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan dikurangi bahkan dihentian untuk mengurangi
penyebaran covid–19. Untuk pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dihentikan
sementara hingga batas yang belum diketahui (kusuma dianne amor, 2020).
Pembelajaran yang dilakukan selama dilakukan penutupan sekolah yaitu pembelajaran
jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh sendiri pembelajaran dilaksanakan antara pengajar dan
peserta didik yang berada pada lokasi yang berbeda yang tidak dilaksanakan secara tatap muka.
Hal tersebut membuat pembelajaran dilaksanakan mandiri pembelajaran mandiri dan
menggunakan teknik khusus dalam merancang materi pembelajaran seperti perencanaan
organisasi, manajemen dan metode komunikasi khusus melalui berbagai media seperti komputer,
televisi, radio, telepon, internet, video, dan lain-lain. (Abidin, dkk. 2020).
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh mengalami berbagai permasalahan. Masalah
tersebut datang dari tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Tenaga pendidik
dalam pembelajaran jarak jauh dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi yang
akan diajarkan yang dapat mudah dipahami oleh peserta didik dan sesuai dengan capaian
pembelajaran tiap mata pelajaran. Dalam proses pembelajaran tenaga pendidik dapat melakukan
dengan menggunakan berbagai aplikasi seperti zoom, Google Classroom, Whatsapp, dan lain
sebagainya. Selain itu dibutuhkan orang tua peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan yang
diperlukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Orang tua juga harus dapat menggunakan
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam
menggunakannya (Ningsih wirdah, Asmidaryani, Emirawati. 2022)
Pendidikan jarak jauh tentunya tidak bisa lepas dari kekurangan yang menjadikan sistem
pembelajaran ini tidak efektif.. Terdapat kekhawatiran jika pembelajaran jarak jauh terus
dilakukan dalam jangka waktu lama, hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang buruk..
Ketidakmampuan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa kehilangan pengetahuan dan
keterampilan secara umum atau khusus atau mengalami hambatan dalam belajar karena kondisi
tertentu seperti jarak yang jauh atau proses pendidikan yang buruk secara terus menerus..
Kerugian pembelajaran yang menjadi perhatian adalah terbatasnya interaksi antara pengajar dan
siswa, terbatasnya interaksi antara siswa dengan siswa lain, terkendalanya waktu belajar, kurang
konsentrasi dan gangguan serta siswa tidak dapat menyerap materi pembelajaran yang diberikan
(Cerelia, dkk. 2021)
Penutupan sekolah mengakibatkan proses pembelajaran beralih ke pembelajaran jarak
jauh (PJJ) dengan menggunakan sarana daring agar siswa dapat terus belajar dan guru tidak
boleh memaksakan kurikulum kepada siswa. Proses pembelajaran berubah secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa di masa pandemi Covid-19.
Ketidakmampuan belajar diartikan sebagai rendahnya kapasitas belajar dan keterampilan belajar
siswa akibat proses belajar yang kurang optimal. Selain itu, learning loss juga diartikan sebagai
hilangnya pembelajaran akibat menurunnya prestasi akademik(Ayu, Nurafni. 2022).
Untuk menutup kesenjangan pengetahuan dan keterampilan siswa yang terjadi pada masa
pandemi, guru perlu lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan strategi pembelajaran. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan Teori belajar kognitif. Teori
belajar kognitif merupakan teori belajar yang mengutamakan proses belajar dibandingkan hasil
belajar. Teori kognitif pertama kali dikemukakan oleh Dewwy, disusul oleh Jean Piaget,
Kohlberg, Damon, Mosher, Perry dan lain-lain, yang berbicara tentang perkembangan kognitif
dalam kaitannya dengan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan oleh Jérôme Bruner, David
Asubel, Chr. Von Ehrenfels, Koffka, Kohler, Wertheimer, dll. Bagi penganut aliran ini, belajar
lebih dari sekedar hubungan antara stimulus dan respon. Namun lebih dari itu, belajar juga
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Pembelajaran mencakup dasar-dasar
psikologi, khususnya pembelajaran aktif, pembelajaran melalui interaksi sosial dan melalui
pengalaman sendiri (Basyir, 2022)
METODE PENELITIAN
Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan
penggalian data melalui metode penelitian kepustakaan dari beberapa sumber kepustakaan
(tertulis). Artikel tersebut dilakukan melalui proses penggalian data dari berbagai sumber
referensi terkait banyak artikel/artikel berbeda yang berkaitan dengan dokumen berbeda dengan
pendekatan kualitatif. Berbagai sumber tersebut dimuat di media massa, sehingga dapat diakses
secara bebas melalui banyak tempat (perpustakaan) dan media internet. Artikel ini mungkin
merupakan kompilasi dari banyak artikel dan artikel terkait. Demikian pula artikel ini
merupakan sintesis dari artikel-artikel sebelumnya, ditempatkan dalam kaitannya dengan apa
yang mungkin terjadi dalam konteks saat ini(Prayogi, 2021).
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Faktor dan Dampak dari Learning Loss

Pandemi covid-19 memberikan dampak yang cukup besar kepada sektor pendidikan. Seperti
berubahnya pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka berubah ke pembelajaran
jarak jauh. Perubahan tersebut sayangnya memiliki kesulitan dikarenakan sulitnya akses
infrastruktur digital yang belum memadai (Widyasari Ayu, dkk. 2022).

Pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka dan beralih pembelajaran
jarak jauh yang tidak dilakukan secara daring menimbulkan hambatan. Faktor hambatan yang
terjadi selama pembelajaran jarak jauh yang mengakibatkan learning loss sebagai beriku.
1. Jaringan internet yang tidak stabil (Sovayunanto. 2022)
2. Pembelajaran yang membosankan mengakibatkan siswa cepat bosan
(Sovayunanto. 2022)
3. Sulitnya siswa untuk fokus atau berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung
(Sovayunanto. 2022)
4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru (Sovayunanto. 2022)
5. Pengumpulan tugas yang selalu ditunda-tunda oleh siswa (Sovayunanto. 2022)
6. Kurangnya interaksi yang terjadi antara pengajar dan siswa (Alonemarera. 2022)
7. Materi yang dijelaskan selama pembelajaran yang kurang maksimal
(Alonemarera. 2022)
8. Menurunnya motivasi belajar oleh peserta didik (Alonemarera. 2022)
9. Penilaian hasil belajar tidak dapat dimaksimalkan (Alonemarera. 2022)

Pembelajaran jarak jauh memiliki permasalah atau dampak yang ditimbulkan bagi peserta
didik. Permasalahan yang timbul selama pembelajaran jarak jauh dan mengakibatkan learning
loss sebagai berikut (Rejeki.2022).

1. Semangat Belajar

Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 memberikan banyak


dampak setelah pembelajaran tatap muka kembali diterapkan. Salah satunya
adalah minat belajar anak menurun ketika mengikuti pembelajaran luring. Minat
belajar anak menurun karena sudah terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh
yang terkesan gratis dan waktu belajar lebih fleksibel. Untuk dapat beradaptasi
dengan keadaan dengan kembali mengikuti pembelajaran tatap muka, anak harus
diberikan motivasi yang diperlukan agar mampu beradaptasi ketika harus belajar
di sekolah.

2. Konsentrasi atau Fokus

Saat mulai menerapkan kembali pembelajaran tatap muka, anak sulit


konsentrasi dan kurang konsentrasi. Penyebabnya karena anak-anak terlalu
terbiasa menggunakan ponsel saat pembelajaran jarak jauh sehingga tidak bisa
berpartisipasi dalam pembelajaran. Anak akan sulit berkonsentrasi akibat
pengaruh penggunaan gadget dan jejaring sosial sehingga menyebabkan mereka
membuka website lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran seperti
bermain game atau membuka aplikasi hiburan seperti WhatsApp, Facebook,
Instagram, TikTok, YouTube, dan seperti. 14 Selain itu, anak-anak bermain atau
menonton TV selama pembelajaran jarak jauh sehingga membuat perhatian
mereka kurang. Kebiasaan ini mempengaruhi anak ketika mengikuti sesi kelas.
Anak menjadi kurang fokus ketika mendengarkan guru menjelaskan isi pelajaran.
Anak-anak suka bermain dengan perangkatnya sendiri dan mengobrol dengan
teman.

3. Literasi

Proses pembelajaran daring yang hanya dilakukan di rumah, tanpa


pengawasan guru, menyebabkan rendahnya kemampuan literasi pada anak. Anak-
anak senang bermain gawai atau melakukan aktivitas lain dibandingkan membaca
buku teks. Kurangnya kesadaran membaca anak pada saat pembelajaran daring
menyebabkan hasil belajarnya tidak maksimal. Dengan literasi, tingkat
pemahaman siswa untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran meningkat.
Selain itu, siswa menjadi kurang kritis dan tidak mudah bereaksi terhadap materi
pembelajaran yang diberikan. Pengetahuan siswa menjadi berkurang seiring
dengan adanya pembelajaran jarak jauh.

4. Kedisiplinan

Fleksibilitas waktu belajar pada pembelajaran jarak jauh mempengaruhi


kedisiplinan siswa pada pembelajaran tatap muka. Berikut beberapa contoh
permasalahan disiplin yang muncul.

a. Siswa sering datang terlambat ke sekolah. Anak-anak yang sering bangun


kesiangan saat belajar daring akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
dengan berangkat ke sekolah di pagi hari. Hal inilah yang menyebabkan siswa
terlambat datang ke sekolah.

b. Saat mengikuti pembelajaran di kelas, siswa terlihat kurang serius dan


bertindak sendiri. tenaga kuda. Siswa sering kali tidak mencatat materi
pembelajaran yang diberikan guru.

d. Siswa tidak masuk kelas meskipun bel berbunyi.

Disiplin dapat mencegah dan menjaga hal-hal yang dapat menghambat


dan mengganggu proses pembelajaran. Agar siswa dapat belajar dengan baik
maka harus disiplin, terutama berpegang teguh pada jadwal perkuliahan dan tidak
menunda-nunda waktu belajar. Dengan disiplin maka siswa akan
mengembangkan kepribadian yang positif dan dapat mencapai hasil yang positif

5. Kesopanan

Kesopanan mengacu pada sikap dan perilaku seseorang yang seragam dan
lazim diterima dalam lingkungan sosial. Bagi siswa, budi pekerti yang baik
merupakan wujud akhlak mulia yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
banyak orang pada kedudukannya masing-masing seperti orang tua dan guru,
pemuka agama dan masyarakat, tulisan-tulisan dan karya-karya para wali.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan sekolah dapat membentuk


karakter anak, salah satunya adalah kesantunan. Namun di masa pandemi Covid-
19, anak hanya belajar di rumah dan tidak semua orang tua peduli dengan
perkembangan kepribadian anaknya. Bagi anak yang kurang mendapat perhatian
dari orang tuanya di rumah, maka pendidikan keluarga tidak akan mencapai hasil
yang optimal. Saat ini, sebagian orang tua juga kesulitan dalam mendidik anaknya
sopan santun dan sopan santun. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang sopan
santun dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini, siswa cenderung
tidak menghormati teman, orang tua, bahkan gurunya.

2. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam
pikiran manusia. Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas
mental yang terjadi pada diri manusia sebagai hasil interaksi aktif dengan lingkungannya dengan
tujuan untuk mencapai perubahan berupa pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan
dan nilai-nilai sikap yang bersifat relatif dan mempunyai dampak (Nurhadi. 2020)

Teori ini menjelaskan bahwa proses pembelajaran akan efektif dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendalami suatu disiplin ilmu (termasuk konsep,
teori, definisi, dan lain-lain) melalui contoh.Contoh yang menggambarkan (mewakili) kaidah
tersebut adalah sumbernya. Dari pendekatan “explanatory learning” (belajar sambil
menjelaskan). Siswa menerima informasi umum dan didorong untuk mencari contoh yang
spesifik dan konkrit (Rahmah, 2022)

Selain itu, masing-masing teori pembelajaran melengkapi dan melengkapi kekurangan teori-
teori pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli sebelumnya. Teori belajar kognitif
mempunyai keunggulan sebagai berikut(Rahmah, 2022).

a). Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan belajar secara
lebih mudah.

b). Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori
kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap
individu.

c). Dalam pendekatan pembelajaran kognitif, pendidik hanya memberikan dasar-dasar materi
yang diajarkan untuk pengembangannya dan kelanjutan materi itu diserahkan kepada siswa, dan
pendidik hanya mengikuti memantau dan menjelaskan perkembangan materi yang diberikan.

d). Dengan menerapkan teori kognitif ini pendidik dapat memaksimalkan daya ingat yang
dimiliki siswa untuk mengingat semua materi yang diberikan, karena pembelajaran kognitif
menekankan pada daya ingat siswa untuk selalu mengingat dokumen-dokumen yang telah
diberikan.
e). Menurut para ahli kognitif, hal ini melibatkan penciptaan atau menghasilkan sesuatu yang
baru atau menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada. Oleh karena itu, dalam
metode pengajaran kognitif, siswa harus lebih mampu menciptakan hal-hal baru yang belum ada
atau menciptakan hal-hal baru. Segalanya menjadi lebih baik.

f). Metode kognitif ini mudah diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di
semua jenjang di Indonesia.

Menerapkan teori kognitif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung


berdasarkan konsep atau model tahap perkembangan tertentu tergantung pada usia siswa. Proses
pembelajaran berlangsung melalui banyak tahapan, antara lain(Rahman. 2021).

a. Asimilasi

b. Akomodasi, khususnya penyesuaian mata untuk menerima gambaran jelas berbagai objek.

tenaga kuda. Secara seimbang, proses pembelajaran ditentukan oleh cara kita menyusun materi
pembelajaran, bukan usia siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap: aktif (aktif),
ekonomis (visual-verbal) dan simbolik.

Secara umum teori kognitif menekankan pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa, hal
ini tidaklah mudah: dengan memahami struktur kognitif siswa maka pembelajaran disesuaikan
dengan rentang kemampuan belajar anak. Selain itu, cara penyusunan materi pelajaran
hendaknya disusun berdasarkan konsep atau pola dan logika tertentu agar lebih mudah dipahami
dan sebaiknya pada saat proses pembelajaran materi tidak dihafalkan melainkan
dipahami(Rahman. 2021).

Siswa mengalami peningkatan belajar melalui paparan atau interaksi siswa dengan media
pembelajaran, berupa media komik. Penggunaan media pembelajaran dengan strategi yang tepat
dapat mendorong terjadinya diskusi tentang apa yang diajarkan, siswa mengeksplorasi serta
memahami ide-ide yang terhubung, membenarkan maupun menjelaskan pemikirannya, dan
memvisualkan untuk meningkatkan pemahamannya. Pembelajaran dengan media pembelajaran
akan mencapai ketuntasan materi karena pembelajaran interaktif (Rahman. 2021).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam
pikiran manusia yang proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi pada diri
manusia sebagai hasil interaksi aktif dengan lingkungannya. Tujuannya untuk mencapai
perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai sikap yang
bersifat relatif dan mempunyai dampak. Selain itu, dalam penyusunan materi pelajaran
hendaknya disusun berdasarkan konsep atau pola dan logika tertentu agar lebih mudah dipahami
dan sebaiknya pada saat proses pembelajaran materi tidak dihafalkan melainkan dipahami.

Dampak Learning loss dapat ditanggulangi dengan penerapan teori pembelajaran


kognitivisme karena pembelajaran tujuan pencapaian teori tersebut untuk mencapai perubahan
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai sikap yang bersifat relatif
dan mempunyai dampak dan materi tidak dihafalkan melainkan dipahami.

KESIMPULAN
Penutupan sekolah mengakibatkan proses pembelajaran beralih ke pembelajaran jarak
jauh (PJJ) dengan menggunakan sarana daring agar siswa dapat terus belajar dan guru tidak
boleh memaksakan kurikulum kepada siswa. Proses pembelajaran berubah secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa di masa pandemi Covid-19.
Ketidakmampuan belajar diartikan sebagai rendahnya kapasitas belajar dan keterampilan belajar
siswa akibat proses belajar yang kurang optimal. Selain itu, learning loss juga diartikan sebagai
hilangnya pembelajaran akibat menurunnya prestasi akademik. Mengatasi learning loss dapat
ditanggulangi dengan penerapan teori pembelajaran kognitivisme karena pembelajaran tujuan
pencapaian teori tersebut untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan dan nilai-nilai sikap yang bersifat relatif dan mempunyai dampak dan materi tidak
dihafalkan melainkan dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, D. A. (2020). Dampak penerapan pembelajaran daring terhadap kemandirian belajar
(self-regulated learning) mahasiswa pada mata kuliah geometri selama pembelajaran jarak
jauh di masa pandemi covid-19. Teorema: Teori dan Riset Matematika, 5(2), 169–175.
Abidin, Z., Hudaya, A., & Anjani, D. (2020). Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa
Pandemi Covid-19. Research and Development Journal of Education, 1(1), 131-146.
Ningsih wirdah, Asmidaryani, Emirawati. 2022. Tantangan Dan Kesulitan Guru, Orang Tua Dan
Siswa Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka pada Era New Normal Pandemi
Covid-19, Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 1-7. 187-195.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/13368
Ayu Sartika, Nurafni. 2022. Dinamika Learning Loss Materi KPK dan FPB di Masa Kebiasaan
Baru, Jurnal Basicedu, 6(4). 6097-6109. DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3158
Basyir Muhammad Syaikhul, Aqimi Dinana, Aulia Diana Devi. 2022. Kontribusi Teori Belajar
Kognitivisme David P. Ausubel dan Robert M. Gagne dalam Proses Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Madrasah, 7(1). 89-100. DOI: https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v1i1.599
Widyasari Ayu, M. Reza Widiastono, Dimas Sandika, Yushar Tanjung. Fenomena Learning
Loss sebagai Dampak Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19. 5(1). 297-302. ISSN
(Online): 2654 – 4652
Sovayunanto, Riski. 2022. LEARNING LOSS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP). Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda,
Bermakna, Mulia. 8(1). 12-17. DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jmbkan.v8i1.6001
Alonemarera, A, S. 2022. Dinamika Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19: Kekhawatiran
Learning Loss Pada Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, 6(2), 160-172.
https://doi.org/10.33369/diklabio.6.2.160172
Rejeki, Nurmala. 2022. Analisis Learning Loss dan Strategi Recovery Pasca Pembelajaran Jarak
Jauh, Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(3). 407-422. DOI:
https://doi.org/10.14421/njpi.2022.v2i3-2
Nurhadi. 2020. TEORI KOGNITIVISME SERTA APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN, Jurnal Edukasi dan Sains. 2(1). 77-95.
Siti Rahmah. 2022. Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Profesi Guru Madrasah. 2(3). 23-34. ISSN: 2829-9086
Cerelia Jessica Jesslyn , Aldi Anugerah Sitepu, Farid Azhar L.N, Indah Reski Pratiwi, Mikayla
Almadevi, Mohamad Naufal Farras, Thalita Safa Azzahra, Toni Toharudin. 2021.
Learning Loss Akibat Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia.
Monalisa Rahman. 2021. PENERAPAN TEORI KOGNITIVISME DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
Prayogi Arditya. 2021. Pendekatan Kualitatif dalam Ilmu Sejarah: Sebuah Telaah Konseptual,
Jurnal Ilmu Sejarah, 5(2). 240-254.
https://pdfs.semanticscholar.org/377c/672fa9229137a0c2494b9ae7d2b71fb3e1a8.pdf

Anda mungkin juga menyukai