Anda di halaman 1dari 47

STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK

RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU


GONDANGLEGI

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai


Ahli Madya Keuangan Dan Perbankan

Oleh:

ROSDHA SYARIL MAULANA ABI


202010190511029

PROGRAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN


PROGRAM DIPLOMA III
DIREKTORAT VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT


INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU GONDANGLEGI

Oleh:
ROSDHA SYARIL MAULANA ABI
202010190511029

MALANG,
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Idah Zuhroh, MM Yunan Syaifullah, S.E., M.Sc.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT


INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU GONDANGLEGI

Oleh:
ROSDHA SYARIL MAULANA ABI
202010190511029

Yang disiapkan dan disusun oleh:


Nama : Rosdha Syaril Maulana Abi
NIM : 202010190511029
Program Studi : D-3 Perbankan dan Keuangan
Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar
Ahli Madya pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Susunan Tim Penguji :
Penguji 1 : 1.
Penguji 2 : 2.
Penguji 3 : 3.
Penguji 4 : 4.

Mengetahui:
Direktur Vokasi Ketua Program Studi D-III
Keuangan dan Perbankan,

……………….. …………………………..

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama : Rosdha Syaril Maulana Abi
NIM : 202010190511029
Program Studi : D-3 Keuangan dan Perbankan
Surel : rosdhaaaabi@gmail.com
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Tugas akhir ini adalah asli dan benar benar hasil karya sendiri, baik
Sebagian maupun keseluruhan, bukan hasil karya orang lain dengan
mengatasnamakan saya, serta bukan merupakan hasil penjiplakan
(plagiarisme) dari hasil karya oranglain.
2. Karya dan Pendapat orang lain yang digunakan sebagai (referensi)
dalam tugas akhir ini, secara tertulis dan secara jelas dicantumkan
sebagai sumber acuan dengan menyebutkan nama pengarang dan
dicantumkan di daftar Pustaka sesuai dengan ketentuan penulisan
ilmiah yang berlaku.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya, dan apabila
kemudian hari terdapat penyimpangan dan atau ketidak benaran
dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademis,
dan sanksi sanksi lainya yang sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.

MALANG,……….

ROSDHA SYARIL MAULANA ABI

iv
ABSTRAK
Tugas Akhir
STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT
INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU GONDANGLEGI
ROSDHA SYARIL MAULANA ABI
rosdhaaaabi@gmail.com
Kredit merupakan salah satu produk bank yang memiliki risiko, dalam
hal ini risiko merupakan suatu hal yang harus diterima dan tidak dapat
dihindarkan dalam penyaluran kredit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bank BRI KCP
Gondanglegi dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah sebagai
bentuk penerapan dari strategi penanganan kredit bermasalah. Penelitian ini
menggunakan metode descriptive kualitatif dengan mewawancarai Staff
ADK,Staff RM dan Staff RM NPL bank BRI KCP Gondanglegi.
Hasil Penelitian ini menjelaskan tentang upaya yang dilakukan oleh
Bank BRI KCP Gondanglegi dalam melakukan penyelesaian kredit dengan
dilakukanya Penyelesaian Secara Damai dan Lelang jaminan. Dengan adanya
upaya tersebut yang akhirnya berdampak pada tingkat persentasa Non
Performing Loan Bank.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu demi menekan tingkat persentase
non performing loang bank BRI KCP Gondanglegi melakukan upaya
penyelesaian kredit. Dalam upaya tersebut terdapat 2 cara penyelesaian yaitu
dengan dilakukanya lelang agunan dan penyelesaian secara damai

Kata Kunci : KREDIT, NON PERFORMING LOAN, PENYELESAIAN KREDIT.

v
ABSTRAC
FINAL PROJECT
HANDLING STRATEGY OF NON-PERFORMING LOANS AT PT BANK RAKYAT
INDONESIA, GONDANGLEGI BRANCH ASSISTANT OFFICE
ROSDHA SYARIL MAULANA ABI
rosdhaaaabi@gmail.com

Credit was one of the bank products that carried risks. In this case, the
risk was something that had to be accepted and could not be avoided in the
credit distribution process.
This research aimed to find out how Bank BRI KCP Gondanglegi
resolved problem credits as a form of implementing their troubled credit
handling strategy. This study used a qualitative descriptive research method
by conducting interviews with ADK staff, RM staff and RM NPL Staff of Bank
BRI KCP Gondanglegi
The research results explained the efforts made by Bank BRI KCP
Gondanglegi in resolving credits through Peaceful Settlement and Collateral
Auction. These efforts eventually impacted the Non-Performing Loan
percentage of the bank.
The conclusion of this research was that, in order to reduce the
percentage of non-performing loans, Bank BRI KCP Gondanglegi made efforts
to resolve problematic credits. In these efforts, there were two methods of
resolution: collateral auctions and peaceful settlements.

Keywords: CREDIT, NON-PERFORMING LOAN, CREDIT RESOLUTION.

vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dalam penulisan tugas akhir ini salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
memenuhi syarat mendapatkan kelulusan dalam menempuh kegiatan belajar
di bidang program studi Diploma tiga perbankan dan keuangan, Direktorat
Vokasi, Universitas Muhammadiyah Malang. Alhamdulillah senantiasa kita
ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan nikmat dan Kesehatan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan tugas akhir.
Pada kesempatan ini mohon izin menyampaikan ungkapan terimakasih
kepada pihak yang terlibat serta membantu dan mendukung penulis dalam
Menyusun tugas akhir ini :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd.
2. Direktur Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang, Assos. Prof
Dr.Tulus Winarsunu M.Si.
3. Syamsul Hadi, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi D III Keuangan dan
Perbankan Direktorat Vokasi, Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dr. Idah Zuhroh, MM, sebagai dosen pembimbing 1 yang telah memberi
bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir.
5. Yunan Syaifullah, S.M.,M.Sc Sebagai dosen pembimbing 2 yang telah
membimbing dan memberi arahan selama penyusunan tugas akhir.
6. Keluarga yang turut serta mendukung secara materi dan non materi
dalam Menyusun tugas akhir ini.
7. Serta teman teman perjuangan Program Studi DIII Keuangan dan
Perbankan yang telah mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Semua Karyawan atau staff dari Bank BRI KCP Gondanglegi yang telah
membimbing dan memberi arahan selama kegiatan Praktek kerja
lapang.
9. Serta teman yang telah memberi dukungan maupun bimbingan dalam
proses penulisan tugas akhir ini.

vii
Dalam penyusunan tugas akhir ini tentu masih banyak kekurangan dalam
penyampaian informasi atau penulisan materi, maka dari itu mohon maaf atas
kekurangan tersebut. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada para pembaca dan penulis berharap tulisan ini mampu
menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas.
Wassalamualaikum wr wb
Malang,

Rosdha Syaril Maulana Abi

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................. v
ABSTRAC............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.....................................................................................4
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penulisan..............................................................5
1.5 Definisi Istilah Dan Unjuk Kerja..............................................................6
a. Pengertian Kredit.............................................................................6
b. Deskripsi Unjuk Kerja.......................................................................14
c. Kriteria Unjuk Kerja..........................................................................14
d. Unjuk Kerja........................................................................................15
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................16
2.1 Gambaran Umum Perusahaan...............................................................16
a. Sejarah Singkat Bank BRI.................................................................16
b. Struktur Organisasi...........................................................................18
c. Job Desk............................................................................................19
d. Filosofi Motto Bank BRI....................................................................23
e. Filosofi Logo Bank BRI......................................................................23
2.2 Gambaran Umum Unjuk Yang Dijalankan.............................................25
2.3 Masalah Dan Bahasan Yang Dijalankan.................................................30
2.4 Pemecahan Masalah Yang Diambil........................................................31
BAB III PENUTUP.................................................................................................33
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................... 34
3.2 SARAN..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 34
DAFTAR RIWAYAT PENULIS...............................................................................35

ix
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Hasil Olah Data Kinerja Kredit Kecil..................................................3
TABEL 1.4 Unjuk Kerja.........................................................................................15

x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi.....................................................................18
GAMBAR 2.2 Logo Bank BRI.............................................................................23

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kredit merupakan salah satu produk bank yang mengandung risiko

dalam hal ini risiko dalam penyaluran kredit merupakan suatu hal yang

harus diterima dan tidak dapat dihindarkan dalam penyaluran kredit.

Semakin besar bank menyalurkan kredit kepada nasabah maka bank akan

mendapat resiko kredit yang lebih besar, hal ini disebut juga dengan istilah

high risk high return.

Risiko dari penyaluran kredit yaitu ketika nasabah tidak mampu

membayar atau tidak memiliki inisiatif untuk melunasi hutang atas

penyaluran kredit yang sudah disepakati, nasabah dikategorikan kedalam

golongan kredit bermasalah ketika nasabah masuk ke kategori

kolektabilitas 3 sampai kolektabilitas 5. Hal ini akan memberikan dampak

terhadap kedua belah pihak dimana dampak dari pihak bank yaitu bank

akan mengalami berkurangnya pemasukan dari sisi kredit dan dampak bagi

nasabah yaitu hilangnya kepercayaan bank terhadap nasabah sehingga jika

nasabah yang sudah tergolong dalam kolektabilitas 3 sampai dengan 5

akan mengalami kesulitan dalam pengajuan kredit atau bahkan bank akan

memblacklist nasabah tersebut.

1
2

Dengan adanya risiko tersebut tentunya kasus kredit bermasalah

sangat berdampak bagi bank dimulai dari sulitnya bank untuk menagih

hutang kredit dikarenakan nasabah yang tidak kooperatif atau tidak bisa

diajak kerja sama dan dengan adanya kasus kredit bermasalah pada Bank

BRI Kantor Cabang Pembantu Gondanglegi akan berdampak pada tingkat

ratio persentase Non Performing Loan Bank. Seperti yang kita ketahui

Ratio Non Performing Loan dapat dijadikan satu indikator sebagai tolak

ukur atas aset yang dimiliki bank.

Berdasarkan peraturan yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia

NO 06/10/PBI Tahun 2004 untuk batas aman ratio Non Performing Loan

yaitu tidak lebih dari 5% hal ini berarti jika bank memiliki ratio Non

Performing Loan dibawah 5% maka bank tersebut dikatakan atau

tergolong aman dan memiliki penghasilan yang stabil dan jika Bank

memiliki ratio Non Performing Loan diatas 5% maka dapat dilihat bahwa

bank tersebut memiliki banyak nasabah yang bermasalah.

Dalam pelaksanaan penyaluran Kredit BRI Kantor Cabang Pembantu

Gondanglegi tergolong produktif namun hal itu tidak luput dari risiko

kredit itu sendiri seperti contohnya yaitu terkait kinerja kredit kecil (kredit

modal kerja) pada Bank BRI KCP Gondanglegi


3

Tabel 1.1 Hasil olah data kinerja kredit kecil (Kredit Modal Kerja)

pada Bank BRI KCP GONDANGLEGI

NO TAHUN REKENING JUMLAH TUNGGAKAN JUMLAH DANA HASIL


YANG
DIKUCURKAN

1 2020 182 6.478.000.000 56.641.000.000 11,4%

2 2021 204 6.501.000.000 58.935.000.000 11%

3 2022 206 6.446.000.000 63.706.000.000 10,1%

Berdasarkan data diatas persentase Non Performing Loan Bank BRI

Kantor Cabang Pembantu Gondanglegi dalam pelaksanaan penyaluran

kredit kecil (Kredit Modal Kerja) pada 3 tahun terakhir yaitu pada tahun

2020 sampai dengan tahun 2022. Pada tahun 2020 ratio persentase Non

Performing Loan mencapai angka 11,4% dengan total tunggakan sebesar

Rp 6.478.000.000 kemudian pada tahun berikutnya ditahun 2021 ratio

persentase Non Performing Loan bank mengalami penurunan menjadi 11%

dengan total tunggakan sebesar 6.501.000.000 dan pada tahun 2022

tingkat persentase ratio Non Performing Loan kembali mengalami

penurunan menjadi 10,1% dengan total tunggakan sebesar Rp

6.446.000.000.

Berdasarkan data ratio Non performing Loan diatas dapat dilihat Bank

BRI Kantor Cabang Pembantu Gondanglegi mampu menekan angka ratio


4

Non Performing Loan yang semulanya pada angka 11,4% pada tahun 2020

dan pada tahun 2022 Bank BRI Kantor Cabang Pembantu berhasil menekan

angka Ratio Non Performing Loan sampai dengan 10%. Memang jika dilihat

dari peraturan dari Bank Indonesia atau dilihat dari batas aman Non

Performing Loan angka tersebut jauh dari kata aman namun dala 3 tahun

tersebut terdapat upaya untuk menekan ratio Non Performing Loan

dengan upaya dari penerapan strategi penanganan kredit bermasalah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian bagaimana “ STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH

PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU

GONDANGLEGI ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penulisan latar belakang diatas maka dapat diambil suatu

rumusan masalah yaitu :

“ Bagaimana Bank BRI KCP Gondanglegi dalam melakukan upaya

penyelesaian kredit sebagai bentuk penerapakan strategi penanganan

kredit bermasalah “

1.3 Batasan Masalah

Dengan luasnya pembahasan mengenai penelitian, maka penulis dalam

penulisan tugas akhir ini membatasi masalah mengenai strategi

penanganan kredit bermasalah dengan hanya membahas terkait


5

bagaimana upaya bank bri dalam melakukan penyelesaian kredit sebagai

penerapan strategi penanganan kredit bermasalah.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

a. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini Adapun tujuan yang harus didapat

dan tergapai yaitu :

 Menjelaskan bagaimana Bank BRI KCP Gondanglegi dalam

melakukan penyelesaian kredit bermasalah.

 Menjelaskan mengenai strategi dalam menangani kredit

bermasalah

b. Manfaat Penulisan

Bagi Penulis :

 Mengetahui bagaimana Proses Penyelesaian Kredit.

 Mengetahui tentang Kredit Bank

Bagi Institusi atau Universitas :

 Sebagai referensi pengembangan kruikulum.

 Sebagai referensi bagi mahasiswa perbankan.

Bagi Bank :

 Sebagai media edukasi tentang dunia perbankan.


6

1.5 Definisi Istilah Dan Unjuk Kerja

a. Pengertian Kredit

Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dpat

dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang dapat

mewajibkan para pihak peminjam juga melunasi utangnya setelah

dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian harga (Undang

Undang RI nomor 10 tahun, 1998).

Kata kredit berasal dari kata italia “credere” yang berarti

kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debiturnya

akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan

perjanjian kedua belah pihak. Prinsip dari penyaluran kredit adalah

prinsip kepercayaan dan prinsip kehati hatian, indicator dari

kepercayaan tersebut yaitu kepercayaan moral, komersial dan

agunan (Widiantari et al., 2018).

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan

dengan uang) berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban

melunasi kewajibanya setelah jangka waktu tertentu dngan


7

(biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu (Widayati

& Maiwati, 2019).

Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu

pembelian atau mengadakan sesuatu pembelian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan janji pembayaran akan dilakukan atau

ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Ilmiah,

2019).

Kredit berasal dari kata “credere” yang berarti percaya atau to

believe / to trust. Dalam hal ini kredit mengandung unsur

kepercayaan dari bank kepada nasabah untuk menggunakan kredit

sebaik mungkin. Kredit adalah kondisi penyerahan baik berupa

uang, barang, maupun jasa dari pihak satu (pemberi kredit) kepada

pihak lainya (penerima kredit) dengan kesepakatan Bersama untuk

dapat diselesaikan dengan jangka waktu tertentu disertai adanya

imbalan atas tambahan pokok tersebut (Andrianto, 2020).

Kredit yakni suatu tagihan dan uang yang bisa disamakan yang

berdasarkan dengan kesepakatan atau persetujuan pinjam

meminjam anatara pihak bank dengan pihak lainya dan untuk

mewajibkan dapat melunasi hutangnya dengan jumlah bunga,

imbalan atau bagi hasilnya dalam jangka waktu yang sudah

ditentukan (Undang Undang RI nomor 10 tahun, 1998).


8

Dalam pelaksanaan penyaluran kredit terdapat beberapa unsur

salah satunya yaitu unsur kepercayaan, Unsur Kepercayaan

merupakan unsur yang wajib ada di dalam pelaksanaan kredit hal ini

baik dari pihak bank yang sebagai pihak yang meminjamkan dana

percaya kepada pihak nasabah bahwa nasabah mampu untuk

melunasi hutang kredit sesuai dengan jumlah dan waktu pelunasan

yang telah disepakati dan pihak nasabah menaruh kepercayaan

kepada pihak bank bahwa mampu menjaga kerahasiaan atau

keamanan data pribadi nasabah atau persyaratan yang telah

diserahkan seperi contohnya agunan/jaminan yang telah dijaminkan

dengan aman.

Kredit merupakan product yang diprioritaskan oleh bank hal ini

dikarenakan dengan adanya kredit setidaknya mampu membantu

mendorong tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat hal ini

dapat tergambarkan dengan adanya beberapa pihak yang terlibat

dan terbantu dari adanya produk kredit, dimulai dari pihak bank

yang mendapatkan keuntungan atas pengembalian kredit dan

nasabah yang mendapatkan suntikan dana dari adanya kredit untuk

mengembangkan usahanya dimana jika usaha tersebut berhasil

maka pemerintah juga akan mendapat dampak positif dari

meningkatnya kesejahteraan dan kegiatan ekonomi yang terus

berputar.
9

Dengan Bank memprioritaskan pada sector perkreditan maka

bank menyediakan beberapa jenis kredit hal ini dikarenakan dalam

penggunaanya setiap usaha memiliki karakter tersendiri.

Berdasarkan kegunaanya Bank menyediakan 2 macam jenis kredit

yaitu :

 Kredit Modal Kerja

Kredit yang diperuntukan kepada pelaku usaha baik

perseorangan maupun badan usaha yang bertujuan dalam

pembiayaanya dalam rangka meningkatkan kegiatan usaha

yang bersifat produktif. Penggunaan Kredit Modal Kerja

bergantung pada aspek apa yang akan ditingkatkan mulai

dari meningkatkan jumlah persediaan barang, memperbaiki

produktifitas barang, menggantikan hutang dagang,

pembayaran uang muka dan komponen modal kerja lainya

yang sesuai dengan karakter bisnisnya.

 Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan untuk

pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang atau

dalam rangka untuk mengganti biaya perolehan barang

modal atau disebut juga dengan refinancing sebagai

contohnya kredit investasi digunakan untuk perluasan usaha

atau untuk membangun tempat usaha baru.


10

Didalam penyaluran kredit tentunya tidak lepas dari potensi

munculnya risiko kredit, risiko kredit merupakan hal yang timbul

ketika nasabah tidak mampu dan tidak memiliki inisiatif untuk

melunasi hutangnya, maka dari itu pihak bank dalam menyalurkan

kredit harus menerapkan prinsip kehati hatian dengan

melaksanakan Analisa 5C yang meliputi Character, Capacity, Capital,

Condition dan Collateral nasabah serta dalam menghadapi

permasalahan kredit macet pihak bank diwajibkan memiliki strategi

guna menghindarkan bank dari kerugian yang akan datang.

Meski telah dilakukanya atau diterapkanya prinsip kehati hatian

dengan menerapkan Analisa 5c, permasalahan dari kredit tidak bisa

lepas dari jalanya pelaksanaan kredit. Dalam menangani

permasalahan kredit, Bank BRI KCP Gondanglegi memiliki strategi

dalam menangani kasus tersebut dengan dilakukanya upaya

penyelesaian kredit. Dalam penyelesaian kredit terdapat 2 cara

dalam melaksanakan upaya tersebut diantaranya yaitu :

 Penyelesaian secara damai

Dalam upaya ini pihak nasabah diberikan usulan untuk

menjual agunan atau aset lain yang dimiliki oleh nasabah

secara mandiri. Penyelesaian secara damai terjadi dengan

harapan bank akan mendapatkan pelunasan atas hutang

kredit yang belum dibayarkan serta berharap nasabah bisa


11

menjual agunan atau aset tersebut dengan harga tertinggi

dan mendapat keuntungan. Ada beberapa ketentuan dalam

melakukan langkah penyelesaian secara damai diantaranya

yaitu :

- Nasabah memiliki inisiatif untuk menjual agunanya.

- Nasabah tidak memiliki pendapatan.

- Usaha nasabah bangkrut.

- Nasabah dinilai tidak mampu untuk melanjutkan

pembayaran kredit.

 Lelang agunan

Dalam upaya ini pihak bank akan menjual agunan nasabah

yang telah dijaminkan dikarenakan nasabah tidak mampu

atau tidak berhasil dalam melakukan proses penyelesaian

secara damai, dapat dikatakan lelang agunan merupakan

langkah terakhir dari upaya penyelesaian kredit bermasalah.

Dalam melaksanakan lelang agunan, terdapat beberapa

ketentuan yang harus dijalankan ketika diputuskanya

langkah lelang agunan. Diantaranya yaitu :

- Nasabah tidak kooperatif / kabur.

- Usaha bangkrut.

- Nasabah tidak memiliki pendapatan.


12

- Nasabah dinilai tidak mampu melanjutkan

pembayaran kredit.

Dengan dilakukanya proses lelang agunan, Adapun

beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak RM NPL

guna nasabah tersebut bisa didaftarkan untuk dilakukanya

lelang agunan. Diantaranya yaitu :

- KTP Nasabah.

- Kartu Keluarga Nasabah.

- Sertifikat Hak Tanggungan.

- Akta pemberian hak tanggungan.

- Surat peringatan 1,2 dan 3.

- Surat pengakuan hutang atau SPH.

Dengan adanya permasalahan keredit atau nasabah tidak

mampu membayar angsuran perbulanya, terdapat faktor faktor

yang melatar belakangi kasus tersebut bisa terjadi. Diantaranya

yaitu :

1. Faktor internal

Faktor internal terjadi dikarenakan oleh pihak bank itu

sendiri, diantaranya yaitu :

- Kurangnya analisis 5c terhadap nasabah.


13

- Terdapat manipulasi data dengan melebih

lebihkan omset nasabah.

- Bank terlalu yakin kepada nasabah bahwa

nasabah tersebut mampu melakukan atau

membayar kredit tersebut.

- Adanya kepentingan salah satu pihak bank dalam

penyaluran kredit tersebut.

2. Faktor nasabah

Faktor nasabah terjadi dikarenakan kesalahan atau

perbuatan oleh nasabah itu sendiri, diantaranya yaitu :

- Adanya kesengajaan berbuat curang.

- Penyalahgunaan dana kredit.

- Nasabah mengalami penurunan omset.

3. Faktor eksternal

Faktor eksternal terjadi diluar kendali dari pihak bank

mauun nasabah, dapat dikatakan faktor eksternal

merupakan masalah yang tidak dapat ditebak atau

dimitigasi dalam proses awal penyaluran kredit. Ada

beberapa hal yang menyebabkan faktor eksternal bisa

terjadi diantaranya yaitu :

- Kebakaran.

- Bencana alam.
14

- Inflasi.

- Berubahnya kebijakan pemerintah yang mampu

mempengaruhi keberlangsungan hidup nasabah.

b. Deskripsi Unjuk Kerja

Unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati apa yang dilakukan oleh objek yang akan diamati dalam

melakukan suatu kegiatan. Cara atau metode ini dianggap lebih

autentik dibandingkan dengan tes tulis. Unjuk kerja merinci apa

yang harus dilakukan atau apa yang menjadi kewajiban masing

masing individual atau kelompok.

c. Kriteria Unjuk Kerja Topik

Kriteria Unjuk Kerja berisi tentang bentuk yang

menggambarkan atau menjelaskan tentang kegiatan yang harus

dilakukan demi memperlihatkan hasil kerja setiap elemen

kompetensi terdapat tiga aspek yang wajib dicerminkan dalam

kriteria unjuk kerja diantaranya yaitu aspek pengetahuan, aspek

keterampilan dan sikap kerja.

Kredit merupakan product bank yang mengandung risiko, dalam

hal ini maksut dari risiko kredit yaitu kredit bermasalah atau kredit
15

macet yang artinya nasabah tidak mampu memenuhi atau melunasi

hutang kreditnya. Dengan adanya risiko tersebut maka pihak bank

diwajibkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

dalam menangani kredit bermasalah dalam bentuk penyelamatan

dan penyelesaian kredit.

d. Unjuk Kerja

KODE UNIT : K.641210.010.01

JUDUL UNIT :Melakukan Penyelamatan dan Penyelesaian

Kredit

DESKRIPSI UNIT:Unit kompetensi ini berhubungan dengan

pengetahan dan keterampilan serta sikap kerja

yang diperlukan untuk melakukan penyelamatan

dan penyelesaian kredi

Tabel 1.4 Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1.1 Melakukan 1.1 Kredit yang bermasalah
penyelesaian Tidak dapat dilakukan penyelamatan atau
kredit restrukturisasi diidentifikasi.
bermasalah 1.2 Alternatif penyelesaian kredit bermasalah
dianalisa manfaat dan kendalanya.
1.3 Penyelesaian kredit diusulkan berdasarkan
Analisa kredit tersebut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
16

Sumber: Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia(SKKNI) (Permenaker,

2010)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia atau yang disebut juga dengan Bank BRI

merupakan salah satu bank terbesar milik negara republic

Indonesia, Pada awalnya Bank BRI terlahir dari kota kecil yang

berada di salah satu daerah tawa tengah lebih tepatnya yaitu

kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto. Kota satria atau yang

merupakan julukan dari kota Purwokerto menjadi saksi atas

berdirinya bank pemerintah pertama yang ada di Indonesia.

Tokoh awal berdirinya Bank Rakyat Indonesia yaitu Raden Aria

Wiraatmadja, Beliau merupkan seorang patih yang ditugaskan di

daerah Purwokerto. Sebagai bukti sejarah Bank Rakyat Indonesia

berdiri terdapat bangunan sejarah atau museum yang diresmikan

pada tanggal 16 Desember 1990.

Pada awal berdirinya Bank Rakyat Indonesia masih bernama De

Poerwokertosche Hulpen Spaarbank der Inlandsche Bestuurs

Ambtenaren yang berarti bahwa bank Rakyat Indonesia Sebagaai

penolong dan sebagai tabungan bagi Priyayi Purwokerto. Beberapa

tahun sebelum terjadinya proklamasi kemerdekaan negara

16
18

Indonesia,terdapat pergantian nama lagi menjado De

Poerwokertosche hulpen lanbouw Crediet Bank dan kemudian

berganti nama lagi menjadai De Poerwokertosche Hulp Spaar En

Lambouw Crediet Bank atau yang juga dikeal sebagai Volksbank

yang memiliki arti Bank Rakyat.

Kemudian ditahun 1912 Volksbank berubah nama menjado

Centrale Voorbet Volkscredietwezen dan kemudian ketika pada

masa penjajahan negara jepang di Indonesia pada tahun 1942, Bank

tersebut mengalami pergantian nama lagi menjadi Syomin Ginko

setelah itu pada masa Indonesia sudah merdeka lebih tepatnya

pada tahun 1960 Bank tersebut mengalami perubahan nama lagi

mejadi Bank Koperasi kemudian selanjutnya pada tahun 1965

mengalami perubahan nama lagi enjadi Bank Indonesia koperasi

dan tani dan pada akhirnya di tahun 1967 baru bank tersebut

berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia dan nama tersebut

digunakan hingga sampai saat ini.

Seiring berkembang pesatnya perekonomian dan dunia

perbankan di negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia telah

memiliki unit kerja yang berjumlah 4.447 unit. Jumlah unit tersebut

tediri dari 1 kantor pusat Bank Rakyat Indonesia, 12 kantor wilayah

inspeksi atau SPI. 170 kantor cabang didalam negeri, 145 kantor

cabang pembantu, 1 kantor perwakilan khusus, 1 newyork agency, 1


19

caymand island agency, 1 kantor perwakilan yang berada di

honkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.point,

3.705 unit Bank Rakyat Indonesia dan 357 pos pelayanan yang ada

di desa desa yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia.

Sebagai perusahaan terbuka atau sudah Go Public, Bank Rakyat

Indonesia berkomitmen Untuk memenuhi seluruh ketentuan

Perundang-Undangan yang berlaku terhadap dalam kegiatan

operasional perbankan maupun pasar modal.

b. Struktur Organisasi Bank BRI KCP Gondanglegi

Pimpinan Cabang
Pembantu

Fungsi Operasional & Fungsi Bisnis Kecil,


Layanan Konsumer, Dana &
Transaksi
Supervisor Admin Kredit security Funding
Account
Officer Officer
Customer
Service

Teller

Sumber : ADK BRI KCP Gondanglegi

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi


20

c. Job Desk

 Pimpinan Cabang Pembantu

- Bertanggung jawab atas semua kegiatan di kantor

cabang pembantu.

- Memantau kinerja staff kantor cang pembantu.

- Memastikan kelancaran kegiatan operasional bank.

- Membuat Program Kerja kantor cabang pembantu.

- Membuat pencapaian apa yang sudah dikerjakan oleh

karyawan kantor cabang pembantu.

 Supervisor

- Memastikan dan memantau cara kerja staff kantor

yang harus sesuai dengan aturan.

- Memantau dan mengevaluasi kegiatan yang

berlangsung di kantor cabang pembantu.

- Memastikan cara kerja semua staff sudah sesuai.

- Mereview poisi kas serta capaian setiap harinya.

 Customer Service

- Melayani nasabah

- Menawarkan atau memberi solusi atas masalah yang

dikeluhkan oleh nasabah.

- Mengurus administrasi salah satu contohnya yaitu

mencetak buku tabungan.


21

- Menjaga relasi yang baik dengan nasabah bank.

- Melakukan CrossSelling.

 Teller

- Melayani penarikan, transfer dan penyetoran dana

dari nasabah.

- Melakukan pemeriksaan kas dan menghitung

transaksi harian.

- Menerima cek dan uang tunai deposit serta

memverifikasi jumlah keakurasian slip setoran

nasabah.

- Menginput transaksi dari nasabah.

- Menyelesaikan masalah atau perbedaan mengenai

rekening nasabah.

- Menyelesaikan masalah atau perbedaan mengenai

rekening nasabah.

 Security

- Menjaga lingkungan kerja bank tetap aman.

- Memberikan rasa aman dan nyaman kepada nasabah

maupun staff kantor cabang pembantu.

- Turut berpartisipasi dalam layanan dengan

membukakan pintu nasabah maupun staff karyawan

bank.
22

- Menginformasikan kepada nasabah terkait peraturan

bank.

 Administrasi Kredit

- Bertugas mengerjakan terkait prosedur pemberian

kredt bisnis-ritel. Surat edaran dan sebagainya

sehubungan dengan adanya perubahan perubahan.

- Mengusahakan agar prosedur dan kebijakan

perkreditan didalam ppk bisnis-ritel, SE dan lainya

secara konsisten dan efisien.

- Turut membantu dalam menafsirkan dan

menerapkan kebijakan umum perkreditan Pt Bank

BRI. Tbk. Serta tentang prosedur pemberian kredit.

- Menjamin atas pendelegasian wewenang memutus

kredit dari kantor wilayah atau kantor cabang untuk

diteruskan kepada pejabat pemutus untuk

memberikan putusan kredit.

- Menerima usulan putusan delegasi wewenang kredit

atau PDWK dari kantor wilayah atau kantor cabang

untuk diteruskan kepada pejabat pemutus.

- Meneruskan PDWK yang telah diputuskan kepada

unit kerja pengusul.


23

- Memastikan bahwa pejabat kredit ini memutus kredit

sesuai dengan PDWK yang telah diberikan.

- Menyajikan data data kepentingan pimpinan cabang

atau pimpinan wilayah secara periodic guna

memantau dan mengevaluasi kualitas penggunaan

PDWK putusan kantor cabang atau kantor wilayah.

 Account Officer

- Membuat rencana pemasaran tahunan atau RPT

pengkreditan atas sector yang dikelolanya guna

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

- Mengelola account yang sesuai atas batas batas yang

sudah ditetapkan guna mencapai pendapatan

optimal bagi kantor cabang pembantu.

- Menyampaikan atas masalah yang terjadi pada

atasanya dalam pelayanan debitur untuk

menyelesaikan dengan unit kerja terkait.

- Sebagai tim penyelamat dan penyelesaian

permasalahan kredit.

 Funding Officer

- Melakukan promosi product bank.

- Melakukan pembukaan rekening tabungan hingga

akuisisi.
24

- Mengajak nasabah untuk melakukan top up dana di

berbagai product bank.

- Melakukan report atas aktivitas yang dijalankan.

- Menghimpun dan menyiapkan terhadap DASR atau

dana subject accept request.

d. Filosofi Motto Bank BRI

Melayani dengan setulus hati merupakan motto atau slogan dari

Bank Rakyat Indonesia yang memiliki arti yaitu dengan slogan

tersebut Bank Rakyat Indonesia mengindikasikan bahwa dengan

visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah dengan melakukan kegiatan erbankan dengan

pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat Indonesia hingga

ke pelosok pelosok negeri.

e. Filosofi Logo Bank BRI

Sumber : Mediakb.jatim

Gambar 2.2 : Logo Bank BRI

 Warna biru yang mendominasi pada logo Bank BRI dengan

latar belakang warna putih dengan bertuliskan B.R.I dengan


25

cukup dilihat dengan satu kali saja sudah dapat melihat

tulisan BRI tersebut yang artinya menandakan bahwa Bank

BRI merupakan suatu perusahaan yang terbuka bagi siapa

saja.

 Warna biru pada logo Bank BRI mendeskripsikan tentang

kepercayaan dan ketenangan sehingga warna biru tersebut

memiliki arti kestabilan, bisa dipercaya dan dapat diharapkan

serta memberi ketenangan kepada semua nasabah Bank

BRI.

 Warna putih pada logo tersebut mendeskripsikan tentang

kesan santun dan integritas tinggi.

 Bentuk persegi empat yang menaungi tulisan pada logo

Bank BRI mendeskripsika Bank BRI sebagai perusahaan yang

aman serta terlindungi sehingga nasabah Bank BRI tidak

perlu khawatir dan dapat menaruh kepercayaan penuh

kepada Bank BRI.

 Kombinasi garis lurus dan lekuk pada logo bank BRI

mendeskripsikan bahwa sejarah dari bank BRI senantiasa

fleksibel dan mampu menyesuaikan diri namun tetap

berpegang teguh kepada hal hal yang ada di prinsip

perusahaan.
26

2.2 Gambaran Umum Unjuk Yang dijalankan

 Pada point 1.1 “Kredit bermasalah yang tidak dapat dilakukan

penyelamatan atau restrukturisasi diidentifikasi“

Pada saat proses mengidentifikasi nasabah kredit bermasalah yang

tidak dapat dilakukan penyelamatan kredit atau nasabah tersebut

diharuskan untuk diberikan penyelesaian kredit hal ini dapat

dilakukan dengan cara mengunjungi atau mensurvey dan

mewawancarai nasabah, Adapun kriteria atau ketentuan

dilakukaknya penyelesaian kredit diantaranya yaitu :

- Nasabah tidak memiliki inisiatif untuk membayar hutang

kredit yang telah disepakati.

- Usaha nasabah bangkrut.

- Nasabah tidak memiliki pendapatan.

- Nasabah dinilai tidak mampu untuk menjalankan atau

melanjutkan pembayaran kredit.

 Point 1.2 “Alternatif penyelesaian kredit bermasalah dianalisa

manfaat dan kendalanya“

Pada proses ini pihak RM akan menganalisa dari alternatif

penyelesaian kredit bermasalah, Bank BRI dalam melakukan

penyelesaian kredit bermasalah memiliki 2 cara yaitu dengan

dilakukanya penyelesaian secara damai dan lelang agunan. Dengan

adanya kedua alternatif tersebut terdapat kendala dan manfaat dari


27

dilakukanya penyelesaian secara damai dan lelang agunan

diantaranya yaitu :

Manfaat dilakukanya penyelesaian secara damai :

- Pihak bank tidak perlu repot untuk menjual agunan nasabah.

- Nasabah dapat memasang harga agunanya ssendiri.

- Nasabah dapat mencari keuntungan dari penjualan agunan

tersebut.

Kendala dilakukanya penyelesaian secara damai :

- Membutuhkan proses yang lama dikarenakan agunan

tersebut susah laku atau susah terjual.

Manfaat dilakukanya lelang agunan :

- Pihak bank dapat memasang harga sesuai dengan nilai pasar

agunan seperti pada proses penilaian agunan.

- Dapat mendapat harga yang lebih tinggi dari harga pasar

pada awal penetapan nilai agunan.

- Pihak bank memiliki relasi atau Kerjasama dengan pihak

KPKNL kabupaten Malang sehingga dalam pelelangan

agunan pihak bank sudah mendapat fasilitas dan target

pasarnya.

Kendala dilakukanya pelelangan agunan :


28

- Terkadang ada agunan yang susah terjual dikarenakan

beberapa faktor yang melatarbelakangi.

 Point 1.3 “Penyelesaian kredit diusulkan berdasarkan Analisa

tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku“

Dalam proses ini pihak bank akan mengusulkan terkait alternatif

penyelesaian kredit mana yang harus dijalankan dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam dilakukanya

penyelesaian secara damai atau lelang. Diantaranya yaitu :

Penyelesaian secara damai

- Nasabah dipersilahkan untuk menjual agunanya, untuk bukti

kepemilikan pihak bank akan menahan bukti yang asli dan

akan menyerahkan fotocopy bukti tersebut kepada nasabah

sebagai bukti atas kepemilikan agunan.

Lelang memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi yaitu :

- Npwp

- Ktp

- Kartu keluarga

- Sph atau surat pengakuan hutang

- Surat peringatan 1 sampai dengan 3

- Bukti kepemilikan agunan (SHM)

- Akta Pemberian Hak Tanggungan


29

CONTOH KASUS

Pada saat melakukan kegiatan Praktik kerja lapang saya mendapati dan

mengamati terkait adanya kasus kredit bermasalah dimana nasabah A

yang memiliki usaha atau bisnis lapangan futsal telah tidak

membayarkan angsuran perbulanya selama 12 bulan berturut turut

atau nasabah tersebut sudah masuk kedalam kategori nasabah

kolektabilitas 5 dengan total yang belum dibayarkan sebesar Rp

300.000.000 dan nasabah A menjaminkan sertifikat rumah untuk

dijadikan agunan. dengan adanya kasus tersebut maka pihak bank akan

melakukan proses penyelesaian kredit bermasalah, dengan alur

sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi nasabah

Pada proses awal ini pihak bank akan mengidentifikasi nasabah

tersebut dengan cara mensurvey dan mewawancarai nasabah

A. dengan mensurvey dan mewawancara nasabah pihak bank

akan mencatat kegiatan tersebut kedalam laporan kunjungan

nasabah sebagai alat bukti atau untuk menganalisa apakah

nasabah tersebut harus dilakukan penyelesaian kredit. Pada

kasus ini pihak bank mendapati faktor pendukung untuk

dilakukanya penyelesaian kredit kepada nasabah A diantaranya

yaitu :
30

- Nasabah tidak memiliki inisiatif untuk melanjutkan

pembayaran.

- Usaha/tempat futsal tersebut kegiatanya sudah berhenti

atau bangkrut.

- Nasabah tidak kooperatif atas penggunaan dana kredit.

Dengan adanya faktor tersebut maka pihak RM akan

memutuskan untuk dilakukanya penyelesaian kredit.

b. Menganalisa kendala dan manfaat alternatif kredit

Pihak RM akan menganalisa kendala dan manfaat

diberlakukanya penyelesaian kredit kepada nasabah A

diantaranya yaitu :

Manfaat penyelesaian secara damai :

- Pihak bank tidak perlu ikut dalam penjualan agunan.

- Pihak nasabah bisa menentukan harga jual agunanya

sendiri.

Kendala dalam penyelesaian secara damai :

- Agunan terjual kurang dari total hutang yang belum

dibayarkan.

- Susah terjual.

Manfaat Lelang Agunan :


31

- Pihak bank mematok harga sesuai dengan harga

penetapan penilaian agunan.

- Bank BRI KCP Gondanglegi berkerjasama dengan pihak

KPKNL Kabupaten malang sehingga dalam pelelangan

agunan sudahh memiliki target pasar secara otomatis.

Kendala lelang agunan :

- Susah terjual atau susah laku.

c. Mengusulkan alternatif penyelesaian kredit

Pada proses ini pihak bank akan memberi usulan kepada

nasabah A terkait penyelesaian kredit yang dijalankan, Pada

awalnya pihak Bank BRI KCP Gondanglegi mengusulkan kepada

nasabah A untuk dilakukanya penyesaian secara damai. Dan

pada kasus ini nasabah A setuju atau bersedia untuk melakukan

penyelesaian secara damai dengan menjual agunanya secara

mandiri. Namun pada kasus ini nasabah hanya berhasil menjual

agunan yang berupa rumah nasabah itu sendiri dengan harga

Rp 250.000.000 yang ternyata angka tersebut kurang dari total

hutang yang belum dibayarkan oleh nasabah A.

2.3 Masalah Dan Bahasan Unjuk Kerja Yang Dikerjakan

Pada proses penyelesaian secara damai terdapat suatu masalah dan

kendala yang dialami oleh pihak bank BRI yaitu ketika nasabah menjual
32

agunan secara mandiri namun agunan tersebut terjual dengan harga Rp

250.000.000 yang artinya penjualan tersebut jumlahnya kurang dari total

hutang yang belum dibayarkan oleh nasabah yang sejumlah Rp

300.000.000 dan pada kondisi tersebut nasabah A tidak memiliki aset lain

yang dapat dijual untuk menutup kekurangan dari total hutang tersebut.

2.4 Pemecahan Masalah Yang Diambil

Dengan adanya kasus diatas dimana nasabah A dalam proses

penyelesaian secara damai, Nasabah A menjual agunanya seharga Rp

250.000.000 namun penjualan tersebut masih belum mampu untuk

menutup total hutang nasabah A yang belum dibayarkan sejumlah Rp

300.000.000 yang artinya nasabah masih memiliki tanggungan sebesar Rp

50.000.000 kepada bank namun nasabah tersebut tidak memiliki aset lain

untuk dijual dan nasabah tersebut tidak memiliki pendapatan. Dengan

melihat kondisi tersebut maka langkah satu satunya yang dapat diambil

oleh pihak bank demi menekan angka persentase npl yang sebagai

penanda tingkat Kesehatan bank atau menyelesaikan kredit tersebut yaitu

dengan dilakukanya hapus buku atau write off.

Pada langkah hapus buku atau write off ini pihak bank akan

menghapus atau mengeluarkan rekening nasabah A dari daftar rekening

aset yang macet didalam pembukuan. Namun dengan diambilnya langkah

hapus buku bukan berarti nasabah tersebut dianggap lunas atau tidak

memiliki tanggungan atas kredit yang belum terbayarkan. Dikarenakan


33

langkah hapus buku atau write off hanya sebagai upaya dalam sisi

administratif dengan tujuan untuk menurunkan persentase NPL. Dengan

hal ini pihak bank akan tetap menagih dan masih memiliki hak untuk

menagih nasabah A dengan harapan nasabah tersebut mampu untuk

memenuhi atau melunasi dari tanggungan yang belum dibayarkan demi

menjaga laba perusahaan dan terhindar dari kerugian.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menangani kasus kredit bermasalah diperlukan langkah atau

strategi yang tepat dalam menangani kasus tersebut, dengan adanya

kredit bermasalah atau kredit macet sangat mempengaruhi terhadap

laporan keuangan Bank, hal itu ditandai dengan tingkat persentasse Non

Performing Loan yang tinggi. Demi menekan angka non performing loan

atau upaya untuk menghindarkan bank dari kerugian, Bank BRI KCP

Gondanglegi memiliki strategi untuk menangani permasalahan kredit salah

satunya yaitu dengan dilakukanya upaya penyelesaian kredit. Dalam

penyelesaian kredit bank BRI KCP Gondanglegi memiliki 2 langkah

penyelesaian yaitu dengan cara Lelang agunan dan Penyelesaian Secara

Damai.

3.2 Saran

Berikut merupakan saran bagi pihak Bank BRI kantor cabang pembantu

Gondanglegi terkhusunya Staff RM dalam pelaksanaan kredit diantaranya

yaitu : Tetap mempertahankan kualitas pemeliharaan nasabah, Tetap

melakukan mitigasi risiko dalam penyaluran kredit dengan memanfaatkan

produk asuransi sebagai alat untuk mengcover atas risiko yang akan

terjadi, Tetap melengkapi dokumen nasabah sesuai dengan ketentuan.

33
35

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, A. (2020). Manajemen Kredit.


Ilmiah, J. (2019). INDONESIA.
Permenaker. (2010). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi,
VII(8), 1–69.
Undang Undang RI nomor 10 tahun. (1998). Undang-Undang RI No. 10 Tahun
1998 tentang Perbankan. Lembaran Negara Republik Indonesia, 182.
http://www.bphn.go.id/data/documents/98uu010.pdf
Widayati, R., & Maiwati, S. (2019). Aktivitas Pemberian Kredit Komersil Pada
Bank Nagari Cabang Sijunjung. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 1–12.
Widiantari, D., Suwendra, W., & Yudiaatmaja, F. (2018). Pengaruh Penilaian
Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada BPR. Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, 9(2005), 71–78.

DAFTAR RIWAYAT PENULIS


36

Rosdha Syaril Maulana Abi atau yang akrab disapa dengan Rosdha, lahir di
Malang pada tanggal 24 Juni 2002. Penulis merupakan anak pertama dari 2
bersaudara, Penulis merupakan anak dari Bapak Tarmudji dan Ibu Suermiati.
Penulis menempuh Pendidikan pertamanya di TK Dharma Wanita pada tahun
2006-2008 kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Mangliawan
1 pada tahun 2008-2014, Pada masa SMP penulis menempuh Pendidikan di
SMP Taman Siswa pada tahun 2014-2017 kemudian pada masa SMA penulis
melanjutkan kegiatan pendidikanya di SMA Negeri 1 Tumpang pada tahun
2017-2020. Setelah lulus dari pendidikan SMA penulis melanjutkan
pendidikanya di Universitas Muhammadiyah Malang, Program Studi D-3
Keuangan dan Perbankan pada tahun 2020-2023. Dalam penulisan tugas akhir
ini penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang disampaikan kepada
penulis melalui email rosdhaaaabi@gmail.com atau melalui nomor HP
081398608620.

Anda mungkin juga menyukai