Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

GRACE PERIOD SEBAGAI LANGKAH PENCEGAHAN DAN SOLUSI


KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna


memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)
Manajemen Perbankan

DISUSUN OLEH
GERRY WAHYU PERMANA
NIM : 041310413001

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN PERBANKAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ii
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

GRACE PERIOD SEBAGAI LANGKAH PENCEGAHAN DAN SOLUSI


KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA

DISUSUN OLEH :
GERRY WAHYU PERMANA
NIM : 041310413001

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh :


Dosen Pembimbing

Yanuar Nugroho, S.E., M.Sc., Ak. Tanggal :…………………


NIK 199001132015043101

Ketua Program Studi D-III Manajemen Perbankan

Dr. Fitri Ismiyanti, S.E., M.Si Tanggal :…………………


NIP 197609232008012016

Account Officer BRIguna


BRI Kantor Cabang Kusuma Bangsa Surabaya

Santi Gumelar. Tanggal :…………………

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

LAPORAN PKL

Saya (Gerry Wahyu Permana, 041310413001) menyatakan bahwa:


1. Laporan PKL ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, bukan hasil
karya orang lain dengan mengatasnamakan saya, serta bukan merupakan hasil
peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain.
2. Dalam Laporan PKL ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali yang tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan dengan disebut nama pengarang serta
dicantumkan dalam daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pembatalan mata kuliah yang
telah lulus karena karya tulisa saya ini, serta sanksi-sanksi lain sesuai dengan
norma dari peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga Surabaya.

Surabaya, 5 Juni 2016

Gerry Wahyu Permana


NIM : 041310413001

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya yang dilimpahakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Grace Period sebagai langkah pencegahan dan solusi kredit
bermasalah pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor cabang
kusuma bangsa”
Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen Perbankan
pada Fakultas VokasiUniversitas Airlangga. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan:
1. Allah SWT dan Rasul-Nya yang telah memberi penulis kelancaran dalam
proses penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
2. Kedua orang tua penulis atas segala doa, kasih sayang, dukungan, dan
bantuannya secara moral maupun materi yang telah diberikan selama ini.
3. Dr. Widi Hidayat, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA. selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga Surabaya.
4. Dr. Fitri Ismiyanti, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Perbankan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
5. Yanuar Nugroho, S.E., M.Sc., Ak. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi saran dan arahan untuk membantu penulis menyusun Laporan Praktik
Kerja Lapangan.
6. Seluruh dosen dan staff yang senantiasa memberikan pengetahuan baru dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi D-III
Manajemen Perbankan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
7. Pemimpin beserta karyawan Kantor PT. Bank BRI Cabang Kusuma Bangsa
Surabaya terima kasih atas segala saran, bimbingannya, dan banyak
memberikan kesan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan .

v
8. Mbak Santi, Mas Adit, Pak Sondang dan para Account Officer yang telah
memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis.
9. Alif Farisyah, Yunus Abdor Rochman, dan Ricco Dwi Kristyan sebagai
kelompok Praktik Kerja Lapangan yang juga saling membantu dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan, terima kasih!
10. Keluarga besar D-III Manajemen Perbankan angkatan 2013 yang selama ini
telah menjadi teman sekaligus keluarga yang saling mendukung satu sama lain.
11. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa D-III Manajemen Perbankan periode
2014 dan 2015 yang memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga
kepada penulis.
12. Seluruh sahabat dan teman semasa SMA yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam hal apapun untuk
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.

Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat


kesalahan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Penulis
berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 11 Juni 2016

Penulis

vi
DAFTAR ISI

BUKTI KARTU TANDA MAHASISWA........................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB 1 : Pendahuluan...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................... 4
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................ 4
1.4 Rencana Jadwal Pelaksanaan PKL............................................... 5
BAB 2 : Pelaksanaan PKL............................................................................. 7
2.1 Deskripsi Hasil PKL..................................................................... 7
2.1.1 Konsep PT BRI (Persero)................................................... 7
2.1.2 Strategi Pemasaran Bisnis PT BRI (Persero)..................... 8
2.2 Pembahasan.................................................................................. 9
2.2.1 Pengertian Kredit Bermasalah............................................ 9
2.2.2 Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah........................... 10
2.2.3 Dampak Kredit Bermasalah............................................... 11
2.2.4 Penanganan Kredit Bermasalah.......................................... 11
2.2.5 Pengertian Grace Period................................................… 13
2.2.6 Tujuan Pemberian Grace Period........................................ 14
2.3 Hasil Grace Period......................................................................... 16
2.3.1 Tingkat Non Performiing Loan.......................................... 16
2.3.2 Jumlah pemakai Grace Period........................................... 17
2.3.3 Kesimpulan Grace Period.................................................. 21

vii
BAB 3 : Kesimpulan dan Saran..................................................................... 23
3.1 Kesimpulan................................................................................... 23
3.2 Saran............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 24

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)............ 6


Tabel 2.1 Tabel Angsuran Kredit Investasi......................................................... 18
Tabel 2.2 Tabel Angsuran Kredit Investasi......................................................... 20

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pemberian Grace Period..................................................... 15


Gambar 2.2 Grafik Tingkat Non Performing Loan............................................. 16

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin PKL


Lampiran 2 : Surat Keterangan PKL
Lampiran 3 : Penilaian Selama PKL
Lampiran 4 : Sertifikat ELPT
Lampiran 5 : Dokumentasi Selama PKL

xi
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengertian bank menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU
No.7 Tahun 1992 tentang perbankan (pasal 1 ayat 2), “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kegiatan usaha bank menurut UU No 10 tahun 1998 tentang perubahan
UU No 7 tahun 1992 tentang Perbankan (Pasal 6 huruf a,b dan c) meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan
seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk
dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam
hal ini kredit merupakan bisnis utama dari bank yang merupakan sumber
pendapatan terbesar bank dibandingkan dengan sumber pendapatan bank
yang lainnya. Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban
melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan
datang, karena penyerahan barang-barang pada waktu sekarang (Kent, 1961).
1.1.1. Macam-Macam Kredit Berdasarkan Tujuan atau Penggunaannya
- Kredit Konsumsi adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak
ketiga/perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk
keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli,
menyewa atau dengan cara lain.
- Kredit Modal Kerja atau Kredit Perdagangan adalah kredit yang
digunakan untuk menambah modal usaha debitur.

1
2

- Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk investasi


produktif, tetapi baru menghasilkan jangka waktu yang relatif lama
(Rivai, 2013:12).
Bank juga memperoleh pendapatan lain-lain yang berasal dari
pendapatan provisi serta administrasi kredit. Oleh karena itu bank harus bisa
tetap menjaga kualitas kreditnya agar dikemudian hari tidak terjadi penurunan
kualitas kredit.
Banyak bank yang menyediakan Kredit Komersil, salah satunya adalah
PT. Bank Rakyat Indonesia oleh karena itu PT. Bank Rakyat Indonesia,
memiliki komitmen untuk memberikan kemudahan penyaluran kredit sebagai
tambahan modal usaha bagi pengusaha kecil dan menengah ke atas. Seperti
yang telah terjadi sebelumnya, tidak sedikit bank-bank yang telah berdiri
menjadi bangkrut dikarenakan gagalnya pengembalian kredit yang telah
dipinjamkan.
Dalam hal meminimalisasi resiko kredit, bank wajib melakukan analisa
5C sebelum memberikan kredit kepada debiturnya. Analisa 5C tersebut
diantaranya Capital, Capasity, Character, Condition of Economic, serta
Collateral. Namun, meskipun analisa telah dilakukan oleh pihak bank, hal
tersebut tidak dapat mencegah terjadinya kredit bermasalah. Kredit yang telah
disalurkan oleh bank namun dalam hal ini debitur tidak dapat melakukan
pembayaran atas pinjamannya disebut kredit bermasalah. Apabila hal ini
dibiarkan terus menerus maka akan berakibat pada kerugian bank, yaitu
kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan
maupun pendapatan bunga yang akan berkibat pada menurunnya pendapatan
bank secara keseluruhan.
Data terbaru Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa kualitas kredit
perbankan cenderung mengalami penurunan. Indikasinya terlihat dari
peningkatan jumlah kredit macet atau non-performing loan (NPL), sampai
dengan pertengahan Agustus 2014 mencapai Rp 107,1 triliun, meningkat
sebesar 32,6% dari semula Rp 80,7 trilliun.
3

Kegiatan menyalurkan kredit mengandung risiko yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan usaha bank. Likuiditas keuangan,
solvabilitas dan profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
mereka dalam mengelola kredit yang disalurkan. Dalam hal kredit macet
pihak bank akan melakukan pencegahan dan penyelamatan kredit dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan memberikan keringanan berupa
jangka waktu atau angsuran. Metode yang dilakukan oleh Bank ini disebut
sebagai metode Grace Period.
Secara teori Grace Period adalah kelonggaran waktu dalam pembayaran
kembali angsuran pinjaman pokok dan/atau bunga yang disepakati oleh kedua
pihak, masa tenggang ini diperkirakan cukup untuk mencapai tingkat
produksi yang memungkinkan bagi dimulainya pembayaran sebagian
pinjaman dan bunga tanpa berpengaruh pada modal kerja perusahaan (Rivai,
2013:248).
Selama ini paradigma masyarakat khususnya debitur atau nasabah kredit
ketika kredit dicairkan, pada bulan berikutnya mereka harus segera
mengangsur kewajiban pembayaran kredit (untuk skim kredit instalment
bukan kredit rekening koran). Namun dari dana pembiayaan tersebut, belum
tentu sudah mampu memberikan laba bagi nasabah debitur, sebagai contoh
pembiayaan untuk pembelian investasi mesin diterima bulan agustus,
kemudian bulan september harus sudah mengangsur kewajiban pembayaran
kredit. Secara ekonomis, mesin tersebut belum mampu menghasilkan laba
atau return on investment sehingga nasabah akan cenderung mengalami
kesulitan apabila diwajibkan untuk mengangsur kewajiban pembayaran kredit
tersebut.
Pada umumnya Grace Period diberikan oleh Bank untuk jenis Kredit
Investasi, karena Kredit Investasi membutuhkan jangka waktu yang cukup
panjang. Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya cadangan kas untuk menutup
angsuran ke bank selama dana kredit belum maksimal menghasilkan profit.
4

1.2 Tujuan Penulisan


1. Sebagai salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh sebutan Ahli
Madya pada program studi D-III Manajemen Perbankan Universitas
Airlangga.
2. Untuk mengetahui metode-metode Bank dalam melakukan pencegahan
kredit bermasalah.
3. Untuk mengetahui langkah pencegahan kredit bermasalah dengan
menggunakan metode Grace Period.

1.3 Manfaat Penulisan


a. Manfaat bagi mahasiswa
1. Dapat memperoleh pengalaman bekerja dan mengetahui kegiatan
perbankan secara langsung di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Kusuma Bangsa.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai ilmu perkreditan
khususnya tentang Restrukturisasi Kredit dan Grace Period.
3. Untuk memperoleh pengalaman terlibat langsung dengan permasalahan
yang sedang dihadapi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Kusuma Bangsa.
b. Manfaat bagi program studi D-III Manajemen Perbankan
1. Dengan adanya penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat membantu
memberikan sumbangan pemikiran khususnya mengenai kredit
bermasalah dan Grace Period.
2. Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama antara pihak bank dengan
program studi dan tentu saja Universitas Airlangga.
3. Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan supaya
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki
karakter seorang bankir.
5

c. Manfaat bagi Subjek PKL (PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Kusuma Bangsa)
1. Sebagai sarana untuk memperkuat relasi dan kerjasama antara PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Kusuma Bangsa
dengan D-III Manajemen Perbankan Universitas Airlangga.
2. Sebagai Sumber Daya Manusia tambahan ketika adanya pelaksanaan
PKL (Praktik Kerja Lapangan).
d. Manfaat bagi pihak lain
Dengan adanya penyusunan tugas akhir ini diharapkan dapat membantu
semua pihak dalam memahami kredit bermasalah dan juga tentunya
tentang Grace Period.

1.4 Rencana Jadwal Pelaksanaan PKL


Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Kusuma Bangsa Surabaya selama 2 minggu
mulai minggu ke 2 sampai minggu ke 3 Februari 2016. Rencana judul
pelaksanaan PKL ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini.
6

Tabel 1.1
Rencana Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ProposalPengajuan Minggu ke PKLPengajuan

November Desember Januari Februari Maret April Mei


2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ke Bank BRIKonfirmasi
PKLPelaksanaan
LaporanPembuatan
LaporanPengumpulan
7
BAB 2
PELAKSANAAN PKL

2.1 Deskripsi Hasil PKL


2.1.1 Konsep PT BRI (Persero)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI atau Bank BRI)
adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.
Sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan sejak
tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada
masyarakat menengah kebawah, diantaranya dengan memberikan
fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini terlihat pada
perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994
sebesar Rp. 6.419,8 miliar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 miliar
pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September
2015 sebesar Rp. 20.466 miliar. Pemerintah Republik Indonesia
merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan
sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin
baik maka sampai saat ini BRI melayani seluruh nasabah melalui 9.808
unit kerja dan jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. BRI mengoperasikan 7 jenjang kantor pelayanan, terdiri dari
Kantor Pusat, 18 Kantor Wilayah, 453 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit
Kerja Luar Negeri), 565 Kantor Cabang Pembantu, 950 Kantor Kas,
5.144 BRI Unit, 2.212 Teras BRI, dan 465 Teras BRI Keliling. Dengan
mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya selama tahun 2013, 7
Kantor Cabang Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi
Kantor Cabang, 3 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 43
Teras BRI menjadi BRI Unit. Pada 19 Januari 2013, BRI juga
meluncurkan sistem e-Tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara
online melalui layanan cash management.

7
8

Dengan reputasinya sebagai micro banking yang telah dikenal oleh


masyarakat Indonesia, bank BRI senantiasa mengembangkan layanannya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari
upaya BRI dalam menyesuaikan bisnisnya dengan perkembangan
demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan.
Selain memperkuat infrastruktur jaringan kerja dan teknologi e-
banking, BRI juga berupaya untuk merambah layanan perbankan kepada
pengusaha skala kecil yang berada di dalam pasar-pasar tradisional.
Melalui Teras BRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009, unit kerja
mikro ini diharapkan mampu menjangkau pedagang di pasar tradisional
yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara
optimal. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat
terbesar keempat di dunia, BRI berupaya tetap menjadi partner utama
bagi masyarakat Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya.

2.1.2 Strategi Pemasaran Bisnis PT BRI (Persero)


Banyak masyarakat terutama mereka yang menjalankan usaha mikro
yang membutuhkan dana, hal ini memicu bank BRI untuk memberikan
kemudahan bagi pelaku usaha tersebut untuk mendapatkan dana dengan
mudah dan cepat. BRI hingga saat ini dikenal menjadi market leader dan
hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraihnya. BRI tidak
akan pernah lengah dengan bayaknya perusahaan perbankan yang juga
memainkan peran dalam hal kredit mikro.
Bank ini terkenal sebagai bank yang merakyat. Sebelum banyak
perusahaan perbankan yang memainkan peran untuk penyalur dana kredit
mikro, BRI hanya bersaing dengan BPR yang memiliki modal yang pas-
pasan. Modal BRI jauh lebih besar dibandingkan dengan BPR-BPR
tersebut sehingga untuk menguasai pasar pun sangat mudah. Dengan
banyaknya perusahaan perbankan yang memainkan peranan kredit mikro
tersebut, BRI harus siap untuk bersaing dengan mereka dalam berbagai
hal.
9

Berikut beberapa strategi pemasaran yang dilakukan BRI dalam


kaitannya dengan microfinance:
1. Peningkatan kualitas kerja
Untuk meningkatkan kualitas kerja yang ada di BRI, manajemen
senantiasa memberikan dukungan yang lebih.
2. Peningkatan kepuasan kepada nasabah
Kepuasan nasabah sangat penting, hal ini adalah salah satu bentuk
pemasaran yang efektif. Jika nasabah tidak puas dengan kinerja staff
BRI, maka mereka tidak akan mau lagi menggunakan produk dan juga
bertransaksi di bank tersebut.
3. Peningkatan terhadap penawaran
BRI melakukan peningkatan penawaran yang lebih inovatif dan baik
dari perusahaan perbankan lainnya agar bisa membina dan menjaga
nasabahnya agar tidak beralih pada perusahaan perbankan lainnya.
4. Sistem penjualan melalui pola CPP
Untuk meningkatkan penjualan produk agar bisa mendapatkan lebih
banyak konsumen, BRI melakukan pola penjualan CPP (daftar calon
peminjam potensial). Pola CPP memang cukup bank namun kadang
mantri bank harus mendatangi langsung nasabah dan mencari alamat
nasabah yang bersangkutan. Sistem pejualan dengan pola CPP ini
sebenarnya cukup efektif, namun tidak jarang pelaksanaannya bisa
kurang efektif.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuhi
persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, contohnya persyaratan
mengenai pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman, peningkatan
margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan dan sebagainya
(Mahmoeddin, 2002:2).
10

Suatu kredit dikatakan bermasalah karena debitur wanprestasi atau


ingkar janji atau tidak menyelesaikan kewajibanya sesuai dengan
perjanjian baik jumlah maupun waktu, misalnya pembayaran atas
perhitungan bunga maupun utang pokok (Mantayborbir, 2002:23).

2.2.2 Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah


Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko
kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan
kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apapun analisis
kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan kredit
tersebut bermasalah dapat terjadi. Penyebab terjadinya kredit bermasalah
bisa bermacam-macam, dibawah ini adalah beberapa penyebab terjadinya
kredit bermasalah:
1. Faktor Kelemahan
a. Kelemahan bank dalam menganalisis.
b. Kelemahan bank dalam melakukan pengawasan.
c. Kelemahan nasabah dalam menggunakan dana pinjaman.
2. Faktor Moral
a. Tindakan internal bank yang dengan sengaja tidak menerapkan
prinsip kehati-hatian.
b. Tindakan internal bank yang dengan sengaja tidak menerapkan
praktek perbankan yang sehat.
c. Tindakan nasabah yang dengan sengaja untuk merugikan bank.
3. Faktor Keadaan
a. Adanya risiko bisnis yang tidak terelakan.
b. Adanya kebijakan Pemerintah yang berpengaruh buruk bagi usaha
nasabah.
c. Adanya musibah atau bencana yang tidak dapat dihindari.
Faktor-faktor penyebab yang berasal dari pihak internal bank adalah
faktor yang dapat ditiadakan atau setidaknya diminimalkan. Untuk itu
bank wajib menerapkan manajemen kredit yang baik (Rivai, 2013:398).
11

2.2.3 Dampak Kredit Bermasalah


Sebuah bank yang terkena masalah kredit macet dalam jumlah
besar akan mengalami kesulitan operasional karena hal-hal sebagai
berikut:
1. Kebanyakan bank sentral mengkategorikan kredit macet sebagai
aktiva produktif bank yang diragukan kolektibilitasnya. Untuk
menjaga keamanan para deposan, bank sentral mewajibkan bank
umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Di
indonesia misalnya, jumlah cadangan penghapusan kredit bermasalah
ditentukan Bank Indonesia adalah 0,5% dari jumlah aktiva produktif
bank (termasuk kredit), ditambah 3% dari aktiva produktif yang
tergolong kurang lancar, ditambah 100% dari jumlah aktiva produktif
yang digolongkan macet. Dengan demikian, semakin besar jumlah
saldo kredit macet yang dimiliki bank akan semakin besar jumlah
dana cadangan yang harus mereka sediakan.
2. Sebuah bank yang mengalami kredit macet dalam jumlah besar
cenderung menurun profitabilitasnya. Return On Asset (ROA) yaitu
salah satu tolak ukur profitabilitas mereka akan menurun, akibatnya
nilai kesehatan operasi mereka di masyarakat dan di dunia perbankan
pada khususnya akan ikut menurun (Rivai, 2013:428).

2.2.4 Penanganan Kredit Bermasalah


Terhadap nasabah yang usahanya masih mempunyai prospek dan
dianggap masih mempunyai itikad baik namun telah menunjukkan
gejala-gejala ke arah kredit bermasalah akan dilakukan beberapa metode
penanganan seperti dibawah ini:

1. Rescheduling
Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan
melakukan perubahan syarat syarat perjanjian kredit yang berkenaan
12

dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu,


termasuk grace period (Rivai, 2013:428). Dalam hal ini debitur
diberikan keringanan dalam masa jangka waktu pembayaran kredit,
misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu
tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk
mengembalikannya.
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang
pembayarannya, misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini
tentu saja jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan
penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditioning
Reconditioning adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara
melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian
kredit yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran
atau jangka waktu kredit waktu saja (Rivai, 2013:431), contohnya
adalah sebagai berikut:
a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
Dalam hal penundaan pembayaran bunga hanya sampai waktu
tertentu, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar
seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan
beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun
sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi
18% per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank
yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan
mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil,
sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
d. Pembebasan bunga
13

Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah


dengan pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi
membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah mempunyai
kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
3. Restructuring
Restructuring merupakan tindakan bank terhadap nasabah dengan
cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang
membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih
layak, tindakan ini meliputi:
a. Dengan menambah jumlah kredit.
b. Dengan menambah equity.
c. Konversi seluruh tunggakan bunga menjadi pokok.
d. Konversi seluruh atau sebagian pokok kredit menjadi
penyertaan.
4. Kombinasi
Kombinasi merupakan gabungan dari ketiga jenis yang diatas.
Seorang nasabah dapat diselamatkan dengan kombinasi antara
Rescheduling dengan Restructuring, misalnya jangka waktu
diperpanjang dan pembayaran bunga ditunda.
5. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi
untuk membayar semua hutang-hutangnya.

2.2.5 Pengertian Grace Period


Kegiatan menyalurkan kredit mengandung risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan usaha bank. Likuiditas
keuangan, solvabilitas dan profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan mereka dalam mengelola kredit yang disalurkan. Dalam hal
kredit macet pihak bank akan melakukan pencegahan dan penyelamatan
kredit dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan memberikan
14

keringanan berupa jangka waktu atau angsuran. Metode yang dilakukan


oleh bank ini disebut sebagai metode Grace Period. Pada umumnya
Grace Period diberikan oleh Bank untuk jenis Kredit Investasi, karena
Kredit Investasi membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang. Hal ini
bisa diberikan karena tidak adanya cadangan kas untuk menutup
angsuran ke bank selama dana kredit belum maksimal menghasilkan
profit.
Secara teori Grace Period adalah kelonggaran waktu dalam
pembayaran kembali angsuran pinjaman pokok dan/atau bunga yang
disepakati oleh kedua pihak, masa tenggang ini diperkirakan cukup untuk
mencapai tingkat produksi yang memungkinkan bagi dimulainya
pembayaran sebagian pinjaman dan bunga tanpa berpengaruh pada
modal kerja perusahaan (Rivai, 2013:248).

2.2.6 Tujuan Pemberian Grace Period


1. Pemberian Grace Period diharapkan dapat menurunkan nilai NPL
(Non Performing Loan) dibawah 5% (ketentuan Bank Indonesia),
sehingga tidak mempengaruhi kesehatan bank dimata Bank
Indonesia.
2. Pemberian Grace Period merupakan langkah restrukturisasi kredit
bermasalah secara damai yang dilakukan oleh bank, sehingga tidak
akan merusak hubungan baik bank dengan nasabah.
3. Pemberian Grace Period diharapkan bisa membantu kesulitan
nasabah guna memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu tertentu,
sehingga nasabah mampu mengelola keuangannya dan dapat
memenuhi kewajibannya lagi setelah masa Grace Period berakhir.
4. Pemberian Grace Period diharapkan dapat membantu bank dalam
menghindari terjadinya penurunan penggolongan kualitas kredit.
Proses Pemberian Grace Period

Gambar 2.1
15

Proses Pemberian Grace Period

Debitur Tidak Membayar


Pokok dan Bunga

Pengajuan

Survey Lokasi atau Usaha

Persetujuan

Penjadwalan Ulang

Masa Penangguhan

Penangguhan Berakhir

Sumber: Bank BRI

2.3 Hasil Grace Period


2.3.1 Tingkat Non Performing Loan
16

Berikut adalah data kredit bermasalah atau Non Performing Loan


PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Kusuma Bangsa
pada tahun periode 2014-2015 dan 2015-2016:
a. Tahun periode 2014-2015 sebesar Rp.2 Milyar (CV Disanto) dan
sebesar Rp. 400 Juta (CV Sumber Jaya).
b. Tahun periode 2015-2016 Sebesar Rp. 0.

Gambar 2.2
Grafik tingkat Non Performing Loan

Sumber: Bank BRI

2.3.2 Jumlah Pemakai Grace Period


17

Berikut adalah data pemakai Grace Period pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Kusuma Bangsa pada tahun periode
2014-2015 dan 2015-2016:
a. Pada tahun periode 2014-2015 terdapat 2 pemakai Grace Period
yaitu CV Santi dan CV Metro.
b. Pada tahun periode 2015-2016 terdapat 0 pemakai Grace Period.

Rincian pemakai Grace Period sebagai berikut:


CV Metro (JL. Raya Menganti Setro Gresik)
1. Perhitungan Kebutuhan Kredit:
Rumus: KI=TPC-SDS
KI: Kredit Investasi
TPC: Total Project Cost
SDS: Sharing Dana Sendiri
(SDS untuk nasabah baru adalah minimal 20%)

2. Analisis Perhitungan KI sesuai dengan rumus diatas:


Biaya renovasi untuk lokasi Alfamart = Rp. 461.627.165
Biaya peralatan untuk lokasi Alfamart = Rp. 200.166.780
Biaya legal untuk Alfamart = Rp. 48.868.250 +
TPC (Total Project Cost) = Rp. 710.662.195
SDS (20%)
Maksimal pembiayaan KI= Rp. 710.662.195 - 80%
= Rp. 568.529.756
KI yang diusulkan adalah sebesar Rp. 300.000.000 (Berdasarkan
rekomendasi dari pihak Alfamart)

3. Tabel angsuran KI (dengan Grace Period angsuran pokok 3x):


18

Tabel 2.1
Tabel Angsuran Kredit Investasi

Angsuran Plafond Pokok Bunga Biaya Jumlah


Cetak Angsuran
1 300.000.000 - 2.547.945 25.000 2.527.945
2 300.000.000 - 2.547.945 25.000 2.572.945
3 300.000.000 - 2.547.945 25.000 2.572.945
4 300.000.000 5.264.000 2.547.945 25.000 7.836.945
5 294.736.000 5.264.000 2.503.237 25.000 7.792.237
6 289.472.000 5.264.000 2.458.529 25.000 7.747.529
7 284.208.000 5.264.000 2.413.821 25.000 7.702.821
8 278.944.000 5.264.000 2.369.113 25.000 7.658.113
9 273.680.000 5.264.000 2.324.405 25.000 7.613.405
10 268.416.000 5.264.000 2.279.698 25.000 7.568.698
11 263.152.000 5.264.000 2.234.990 25.000 7.523.990
12 257.888.000 5.264.000 2.190.282 25.000 7.479.282
13 252.624.000 5.264.000 2.145.574 25.000 7.434.574
14 247.360.000 5.264.000 2.100.866 25.000 7.389.866
15 242.096.000 5.264.000 2.056.158 25.000 7.345.158
16 236.832.000 5.264.000 2.011.450 25.000 7.300.450
17 231.568.000 5.264.000 1.966.742 25.000 7.255.742
18 226.304.000 5.264.000 1.922.034 25.000 7.211.034
19 221.040.000 5.264.000 1.877.326 25.000 7.166.366
20 215.776.000 5.264.000 1.832.618 25.000 7.121.618

Sumber: Bank BRI

CV Santi (JL. Raya Sedati Agung)


1. Perhitungan Kebutuhan Kredit:
Rumus: KI=TPC-SDS
KI: Kredit Investasi
TPC: Total Project Cost
SDS: Sharing Dana Sendiri
(SDS untuk nasabah baru adalah minimal 20%)
19

(Mengacu kepada SE KI No. S.20-DIR/ADK/05/2006 tanggal 5 Mei


2006 jangka waktu maksimal 5 tahun)

2. Analisis Perhitungan KI sesuai dengan rumus diatas:


Nilai investasi awal sebesar = Rp. 269.005.654 (termasuk ppn)
Nilai Rekapitulasi RAB sebesar = Rp. 270.005.654 +(termasuk ppn)
Total Project Cost (TPC) = Rp. 539.291.162
SDS : 50%
(Nilai SDS besar karena RAB nya sebagian besar didanai pemilik)
Maksimal pembiayaan KI sebesar:
Rp. 539.291.162 – 50% = Rp. 269.285.508
Max KI = Rp. 269.285.508
KI yang diusulkan adalah sebesar Rp. 215.000.000
(Berdasarkan rekomendasi dari pihak Alfamart)

3. Tabel Jadwal Angsuran KI


(Dengan Grace Period angsuran pokok 3x)

Tabel 2.2
Tabel Angsuran Kredit Investasi
20

Angsuran Plafond Pokok Bunga Biaya Jumlah


Cetak Angsuran
1 215.000.000 - 1.826.027 25.000 1.851.027
2 215.000.000 - 1.826.027 25.000 1.851.027
3 215.000.000 - 1.826.027 25.000 1.851.027
4 215.000.000 3.772.000 1.826.027 25.000 5.623.027
5 211.228.000 3.772.000 1.793.991 25.000 5.590.991
6 207.456.000 3.772.000 1.761.955 25.000 5.558.995
7 203.684.000 3.772.000 1.729.919 25.000 5.526.919
8 199.912.000 3.772.000 1.697.883 25.000 5.494.883
9 196.140.000 3.772.000 1.665.847 25.000 5.462.847
10 192.368.000 3.772.000 1.633.810 25.000 5.430.810
11 188.596.000 3.772.000 1.601.774 25.000 5.398.774
12 184.824.000 3.772.000 1.569.738 25.000 5.366.738
13 181.052.000 3.772.000 1.537.702 25.000 5.334.702
14 177.280.000 3.772.000 1.505.666 25.000 5.302.666
15 173.508.000 3.772.000 1.473.630 25.000 5.270.630
16 169.736.000 3.772.000 1.441.593 25.000 5.238.593
17 165.964.000 3.772.000 1.409.557 25.000 5.206.557
18 162.192.000 3.772.000 1.377.521 25.000 5.174.521
19 158.420.000 3.772.000 1.345.485 25.000 5.142.485
20 154.648.000 3.772.000 1.313.449 25.000 5.110.449

Sumber: Bank BRI

2.3.3 Kesimpulan Grace Period


Secara teori Grace Period adalah kelonggaran waktu dalam
pembayaran kembali angsuran pinjaman pokok dan/atau bunga yang
disepakati oleh kedua pihak (Rivai, 2013:248). Berdasarkan tabel
angsuran kredit investasi di atas bisa dilihat bahwa terdapat masa
tenggang pembayaran kredit pada angsuran pokok pertama kedua dan
ketiga sehingga nilai plafond kredit tetap sebesar Rp. 215.000.000 tidak
berkurang selama 3 kali angsuran. Bisa dilihat juga bahwa pada
angsuran ke 4 debitur harus mulai membayar angsuran pokok sebesar
21

Rp. 3.772.000 bunga sebesar Rp. 1.826.027 dan biaya cetak sebesar Rp.
25.000 jadi angsuran total sebesar Rp. 5.623.027, hal ini disebabkan
karena masa kelonggaran Grace Period nya sudah habis. Masa
tenggang atau Grace Period yang terjadi di atas tidak mempengaruhi
angsuran bunga karena debitur hanya bisa memilih salah satu antara
masa tenggang angsuran pokok atau angsuran bunga, jadi angsuran
bunga akan tetap ditangguhkan dari angsuran pertama sebesar Rp.
1.826.027. Masa tenggang atau Grace Period yang diberikan oleh bank
tersebut diperkirakan cukup untuk mencapai tingkat produksi yang
memungkinkan bagi dimulainya pembayaran sebagian pinjaman tanpa
berpengaruh pada modal kerja perusahaan.
Berdasarkan data di atas yang meliputi tingkat Non Performing
Loan, rincian pemakai Grace Period, perhitungan kebutuhan kredit, dan
contoh tabel angsuran kredit investasi beserta Grace Period dapat
disimpulkan bahwa Grace Period mampu untuk mencegah terjadinya
kredit bermasalah atau Non Performing Loan pada suatu bank.
Kesimpulan di atas dapat dibuktikan melalui data yang menunjukkan
bahwa tahun periode 2014-2015 terdapat Non Performing Loan sebesar
total Rp. 2.400.000.000 dengan rincian 2 nasabah NPL yaitu
Rp.2.000.000.000 (CV Disanto) dan sebesar Rp. 400.000.000 (CV
Sumber Jaya), sedangkan pada tahun periode 2015-2016 terdapat 0 Non
Performing Loan. Data di atas membuktikan bahwa penggunaan Grace
Period pada tahun 2014-2015 dapat menjadi langkah pencegahan kredit
bermasalah atau Non Performing Loan untuk tahun periode 2015-2016
pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Kusuma
Bangsa.
BAB 3
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan
Kegiatan menyalurkan kredit mengandung risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan usaha bank. Likuiditas keuangan,
solvabilitas dan profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
mereka dalam mengelola kredit yang disalurkan. Dari hal tersebut dapat
disumpulkan bahwa kredit bermasalah atau Non Performing Loan adalah
salah satu hal yang harus dihindari dan dicegah oleh setiap bank. Grace
Period merupakan salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi kredit
bermasalah. Grace Period merupakan metode yang banyak dipakai oleh bank
dan juga termasuk salah satu metode yang paling efektif, terbukti dari
pembahasan yang didukung oleh data yang meliputi perhitungan kebutuhan
kredit, dan contoh tabel angsuran kredit investasi menunjukkan bahwa
penggunaan metode Grace Period bagi nasabah dapat menurunkan tingkat
Non Performing Loan pada sebuah bank pada setiap tahun periode.

3.2 Saran
1. Melakukan pengenalan dini tentang metode pencegahan terhadap gejala-
gejala kredit bermasalah.
2. Melakukan survei langsung ke tempat bisnis nasabah apabila terjadi
kredit bermasalah agar dapat mengetahui penyebab terjadinya kredit
bermasalah dan dapat mencegah hal tersebut.
3. Selalu menggunakan metode restrukturisasi kredit dalam mencegah dan
mengatasi kredit bermasalah khususnya metode Grace Period.
4. Selalu melatih keterampilan, kecakapan dan ketelitian Account Officer
dalam menganalisis suatu kredit agar terhindar dari terjadinya Non
PerformingLoan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi


Pertama. Jakarta: Kencana.
Rivai. 2013. Credit Management Handbook. Edisi Revisi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Dendwijaya. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Jakarta: Gahlia
Indonesia.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Garfindo Persada.
http://www.bri.co.id/articles/9. diakses tanggal 16 April 2016.
http://www.bri.co.id/articles/10. diakses tanggal 16 April 2016.
http://www.bri.co.id/articles/61 diakses tanggal 22 April 2016

24
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin PKL
Lampiran 2 : Surat Keterangan PKL
Lampiran 3 : Penilaian Selama PKL

Anda mungkin juga menyukai