Anda di halaman 1dari 5

Teori ekuitas menyatakan bahwa karyawan akan membandingkan rasio masukan (input)

mereka, seperti usaha, pendidikan, dan pengalaman, dengan hasil (output) yang mereka
terima, seperti gaji, promosi, dan penghargaan. Jika rasio ini dianggap tidak seimbang atau
tidak adil dibandingkan dengan orang lain dalam situasi yang serupa, maka akan menimbulkan
persepsi ketidakadilan.

Dengan mempertimbangkan teori ekuitas, berikut adalah rekomendasi untuk manajer


menengah:

Memastikan keadilan distributif (distributive justice):


● Menetapkan sistem penghargaan dan kompensasi yang jelas dan berdasarkan pada
kontribusi, kinerja, dan masukan yang diberikan oleh karyawan.
● Menjaga transparansi dalam proses pengambilan keputusan terkait distribusi hasil,
seperti promosi, bonus, atau alokasi sumber daya.
● Memberikan penjelasan yang masuk akal kepada karyawan tentang dasar pengambilan
keputusan distribusi.
● Memastikan keadilan prosedural (procedural justice):
● Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka,
sehingga mereka merasa memiliki suara dan prosedurnya dianggap adil.
● Menerapkan prosedur yang konsisten, etis, dan tanpa bias dalam proses seperti
evaluasi kinerja, promosi, atau pengambilan keputusan lainnya.
● Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengajukan keberatan atau banding jika
mereka merasa prosedur tidak diterapkan dengan adil.

Perusahaan-perusahaan besar biasanya memiliki budaya perusahaan yang kuat karena


beberapa alasan: Budaya perusahaan membantu menyatukan seluruh karyawan di bawah satu
visi, misi, dan nilai-nilai inti yang sama. Ini menciptakan rasa kepemilikan, kebanggaan, dan
komitmen di antara karyawan terhadap perusahaan.

● Budaya perusahaan yang kuat mempromosikan konsistensi dalam cara perusahaan


beroperasi, mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Hal ini
membantu mempertahankan identitas dan reputasi perusahaan.
● Budaya perusahaan yang kuat dapat menarik, mempertahankan, dan memotivasi
karyawan berkualitas tinggi yang selaras dengan nilai-nilai perusahaan.
● Budaya perusahaan yang kuat dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif,
kolaboratif, dan produktif, yang mendorong inovasi dan pertumbuhan.

Namun, dalam kondisi pasar yang selalu berubah, budaya perusahaan yang terlalu kaku dan
tidak adaptif juga dapat menjadi hambatan.
Perusahaan harus bisa menyeimbangkan antara mempertahankan budaya inti yang positif
dengan tetap terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Beberapa pertimbangan tentang budaya
perusahaan dalam pasar yang dinamis:
● Budaya perusahaan harus cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan tren pasar dan
preferensi pelanggan yang berubah.
● Perusahaan harus mendorong budaya yang mendukung pembelajaran berkelanjutan,
keterbukaan terhadap ide-ide baru, dan kemauan untuk mengambil risiko yang
diperhitungkan.
● Budaya perusahaan harus mempromosikan kolaborasi, komunikasi terbuka, dan berbagi
pengetahuan untuk memfasilitasi inovasi dan perubahan.
● Perusahaan harus mempertimbangkan untuk secara berkala mengevaluasi dan
menyesuaikan budaya perusahaan agar tetap relevan dan responsif terhadap
lingkungan bisnis yang berubah.
Jadi, budaya perusahaan yang kuat dapat menjadi aset besar bagi perusahaan, tetapi harus
cukup adaptif dan dinamis untuk tetap relevan dalam pasar yang selalu berubah.
Keseimbangan antara konsistensi dan fleksibilitas budaya adalah kunci keberhasilan jangka
panjang perusahaan.

(a) Dalam situasi ini, keputusan yang akan saya ambil adalah menerima tawaran dari
perusahaan lokal yang lebih kecil sebagai Manajer Akturia. Beberapa alasan di balik keputusan
ini adalah:
● Peluang karir yang lebih cepat: Dengan menerima tawaran ini, saya akan langsung
mendapatkan posisi sebagai Manajer Akturia, yang merupakan promosi dari posisi saya
saat ini sebagai Asisten Manajer. Peluang ini mungkin tidak akan tersedia dalam
setahun mendatang di perusahaan saat ini, di mana saya harus bersaing dengan dua
rekan kerja lain yang memiliki kualifikasi serupa.
● Kompensasi yang lebih tinggi: Tawaran ini memberikan kenaikan kompensasi sebesar
30%, yang merupakan peningkatan finansial yang signifikan.
● Tantangan baru: Dengan bergabung dengan perusahaan lokal yang lebih kecil, saya
akan menghadapi tantangan budaya perusahaan yang berbeda dan lingkungan kerja
baru. Ini dapat memberikan pengalaman baru dan pengembangan diri yang berharga.
● Menghindari konflik dengan atasan: Meskipun konflik dengan atasan saya saat ini belum
sepenuhnya terselesaikan, dengan pindah ke perusahaan baru, saya dapat memulai
dengan lingkungan yang lebih segar dan menghindari kemungkinan dampak negatif dari
konflik tersebut terhadap karir saya di perusahaan saat ini.

Namun, keputusan ini juga memiliki risikonya, seperti harus melewati masa percobaan selama 3
bulan dan beradaptasi dengan budaya perusahaan yang baru.
(b) Kompensasi moneter adalah faktor penting yang mempengaruhi mengapa orang bekerja
dan bertahan lama di suatu perusahaan, tetapi bukan satu-satunya alasan. Ada beberapa faktor
lain yang perlu dipertimbangkan:
● Peluang pengembangan karir: Karyawan cenderung bertahan di perusahaan yang
memberikan peluang untuk tumbuh dan mengembangkan diri, baik melalui promosi,
pelatihan, atau tantangan baru.
● Budaya perusahaan dan lingkungan kerja: Lingkungan kerja yang positif, rasa dihargai,
dan budaya perusahaan yang selaras dengan nilai-nilai pribadi dapat menjadi alasan
kuat untuk bertahan di perusahaan.
● Keseimbangan hidup dan kerja: Karyawan sering mencari perusahaan yang
menawarkan fleksibilitas, tunjangan yang baik, dan kebijakan yang mendukung
keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi.
● Makna dan tujuan: Banyak karyawan termotivasi untuk bekerja di perusahaan yang
memiliki misi dan nilai-nilai yang mereka percayai, serta memberikan kontribusi yang
bermakna.
● Hubungan dengan rekan kerja dan atasan: Lingkungan kerja yang kolaboratif, saling
menghormati, dan memiliki atasan yang mendukung dapat membuat karyawan merasa
nyaman dan bertahan lebih lama.
● Keamanan kerja: Perusahaan yang stabil dan menawarkan keamanan kerja jangka
panjang dapat menjadi pertimbangan bagi karyawan yang menginginkan stabilitas
finansial.
Jadi, meskipun kompensasi moneter adalah faktor penting, ada banyak faktor lain yang harus
dipertimbangkan oleh karyawan dalam memutuskan untuk bekerja dan bertahan di suatu
perusahaan dalam jangka panjang. Kombinasi dari kompensasi yang adil, peluang karir, budaya
perusahaan yang baik, dan keseimbangan hidup-kerja dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi
karyawan.

4. You have just been hired as a brand manager of chocolate chips cookies for a large
consumer product company. Your job mainly involves encouraging the advertising and
production groups to promote and manufacture your product more effectively. These
departments are not under your direct authority, although company procedures indicate that
they must complete certain task required by brand managers.
a. Describe the sources of power you can use to ensure that advertising and production
departments will help you to make and sell toothpaste more effectively.
b. How would you manage an effective communication between yourself, the advertising and
production groups, and their department head?

a. Sebagai manajer merek untuk kue coklat chip di perusahaan produk konsumen besar, saya
dapat mengandalkan sumber-sumber kekuasaan berikut untuk memastikan departemen iklan
dan produksi bekerja sama secara efektif dalam mempromosikan dan memproduksi produk:
● Kekuasaan Legitim: Meskipun departemen iklan dan produksi tidak berada di bawah
wewenang langsung saya, prosedur perusahaan memberikan saya kekuasaan legitim
untuk meminta tugas-tugas tertentu dari mereka. Wewenang formal ini, yang berasal
dari posisi saya sebagai manajer merek, dapat digunakan untuk membuat permintaan
dan menetapkan ekspektasi agar mereka memberikan dukungan.
● Kekuasaan Ahli: Sebagai manajer merek, saya memiliki pengetahuan dan keahlian
khusus tentang produk kue coklat chip, pasar sasarannya, serta strategi pemasaran dan
produksi yang efektif. Dengan menunjukkan keahlian saya dan memberikan wawasan
berharga, saya dapat memperoleh penghormatan dan pengaruh dari departemen
tersebut, yang mungkin lebih cenderung bekerja sama dengan manajer merek yang
memiliki pengetahuan.
● Kekuasaan Memberi Penghargaan: Tergantung pada struktur organisasi dan tanggung
jawab saya, saya mungkin memiliki akses ke penghargaan nyata atau tidak nyata,
seperti bonus kinerja, pengakuan, atau penugasan proyek yang diinginkan. Dengan
menggunakan penghargaan ini secara bijak, saya dapat memberikan insentif dan
memotivasi tim iklan dan produksi untuk memprioritaskan dan mendukung produk kue
coklat chip secara efektif.
● Kekuasaan Referensi: Kekuasaan ini berasal dari kemampuan untuk membangun
hubungan positif dan menanamkan daya tarik pribadi yang kuat dengan individu di
departemen iklan dan produksi. Dengan membangun hubungan baik, menunjukkan
karisma, dan menumbuhkan rasa tujuan dan nilai-nilai bersama, saya dapat
menginspirasi kerja sama dan komitmen yang lebih besar dari tim-tim tersebut.
● Kekuasaan Informasi: Sebagai manajer merek, saya mungkin memiliki akses ke
informasi dan data berharga tentang produk, tren pasar, preferensi konsumen, dan
lanskap kompetitif. Membagikan informasi ini secara strategis dapat memengaruhi
departemen iklan dan produksi untuk menyelaraskan upaya mereka dengan tujuan
merek dan membuat keputusan yang tepat.

b. Untuk mengelola komunikasi yang efektif antara saya, kelompok iklan dan produksi, serta
kepala departemen mereka, saya akan mengimplementasikan strategi berikut:
Membangun saluran komunikasi rutin: Mengatur pertemuan, briefing, atau pembaruan status
berkala dengan perwakilan dari masing-masing departemen untuk berbagi informasi,
mendiskusikan tujuan, dan mengkoordinasikan upaya. Komunikasi konsisten ini mendorong
keselarasan dan kolaborasi.
● Mendorong dialog terbuka dan umpan balik: Menciptakan lingkungan di mana semua
pihak merasa nyaman untuk mengekspresikan ide, kekhawatiran, dan umpan balik
mereka. Mendengarkan dengan aktif dan mengatasi masalah atau saran untuk
membangun kepercayaan dan memastikan semua berada di jalur yang sama.
● Memanfaatkan tim lintas fungsi atau gugus tugas: Membentuk tim sementara atau
permanen yang terdiri dari anggota dari departemen iklan, produksi, dan departemen
terkait lainnya untuk bekerja sama secara kolaboratif pada proyek atau inisiatif tertentu
yang terkait dengan produk kue coklat chip.
● Menggunakan alat komunikasi yang efektif: Mengimplementasikan alat dan platform
komunikasi yang sesuai, seperti perangkat lunak manajemen proyek, dokumen
bersama, atau alat kolaborasi, untuk memfasilitasi berbagi informasi, pelacakan tugas,
dan pendokumentasian yang lancar.
● Menumbuhkan budaya transparansi dan akuntabilitas: Mempromosikan komunikasi
transparan tentang tujuan, ekspektasi, dan kemajuan. Mendefinisikan dengan jelas
peran, tanggung jawab, dan ukuran akuntabilitas untuk setiap departemen agar semua
memahami kontribusi dan hasil yang diharapkan.
● Memimpin dengan contoh: Sebagai manajer merek, saya harus mencontohkan praktik
komunikasi yang efektif, seperti mendengarkan secara aktif, penyampaian pesan yang
jelas dan ringkas, serta interaksi yang penuh hormat. Ini akan menetapkan nada dan
ekspektasi untuk komunikasi produktif di seluruh tim yang terlibat.

Dengan memanfaatkan berbagai sumber kekuasaan secara bijaksana dan


mengimplementasikan strategi komunikasi yang efektif, saya dapat menumbuhkan kolaborasi,
keselarasan, dan koordinasi antara saya, kelompok iklan dan produksi, serta kepala
departemen mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada promosi dan produksi yang sukses
untuk produk kue coklat chip.

Anda mungkin juga menyukai