Anda di halaman 1dari 15

MANOGRAFI 14:

PROTOTIPE SMART KANDANG UNGGAS DALAM UPAYA


PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENINGKATAN IMUN
HEWAN TERNAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan ilmu instrumentasi saat ini menjadi dasar langkah awal untuk
di temukannya alat-alat baru yang mampu mempermudah kehidupan manusia.
Penerapan ilmu ini diberbagai bidang telah melahirkan alat-alat canggih yang
sering digunakan dalam dunia kesehatan, dunia otomotif, sistem kemanan gedung,
sistem tranfortasi umum, sistem pertanian dan tek luput pula sistem peternakan.

Salah satu sistem yang saat ini layak untuk dikembangkan adalah sistem
yang berfokus pada peternakan. Sebagai Negara yang jumlah penduduknya
tergolong besar maka kebutuhan akan bahan pangan sangat perlu dijaga dan
ditingkatkan agar target Negara akan swasembada dapat tercapai. Kebutuhan telur
bebek sebagai salah satu bahan pangan yang penting menyebabakan antusias para
peternak untuk menigkatkan hasil ternak yang selama ini mereka telah lakukan.

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan upaya untuk menambah hasil


telur hewan ternak, ada ketakutan dihampir seluruh peternak akan kegagalan yang
bisa mereka peroleh karena rentannya hewan ternak akan berbagai penyakit yang
disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Dalam beberapa kasus yang sering di
rasakan oleh peternak berkurangnya hasil dari telur ataupun kematian secara
mendadak hewan hewan ternak tanpa bisa untuk diobati.

Dari berbagai macam hal yang dapat menyebabkan kerugian maka perlu
dilakukan upaya secara berkelanjutan untuk menjaga dan mencegah terjadinya
penyakit penyakit yang bisa menjangkiti hewan ternak. Hal hal yang perlu dijaga
agar hewan ternak bisa mengasilkan hasil yang maksimal maka seorang peternak
wajub menajaga kebersihan kandang, menjaga imun hewan ternak melalui makan
dan minuman yang terjaga dan tak luput pula dari pemberian vaksin yang bisa
mencegah dampak yang terburuk bila sewaktu waktu hewan terserang virus atau
bakteri.
Berdasarkan masalah yang dihadapi maka perlu dibuat rancangan alat yang
dirakit melalui pendekatan ilmu instrumentasi, ilmu biologi dan kimia sebagai
dasar dimulainya langkah penelitian. Perancangan prototipe yang diharapkan
mampu mempermudah para peternak dengan memperhatikan pH, pakan, minum
dan vaksin yang harus di berikan secara otomatis kepada hewan ternak.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud merancang bangun


alat berupa smart Kandang unggas dengan menggunakan sensor pH, sensor suhu,
dan pemberian pakan otomatis. Prototipe ini diharapkan dapat membantu
peternak. Oleh karena itu, maka penulis memilih judul “Prototipe Smart
Kandang Unggas Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Dan Peningkatan
Imun Hewan Ternak”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, adapun


permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara merancang sistem smart kandang unggas berbasis


mikrokontroler ATmega328 ?

2. Bagaimana unjuk kerja sistem smart kandang ungags berbasis


mikrokontroler ATmega328 ?

3. Bagaimana cara mengaplikasikan sistem smart kandang agar dapat dikontrol


dari jarak jauh melalui handphone ?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian yang akan dilaksanakan ini dibatasi pada beberapa masalah


yaitu:

1. Alat ini digunakan untuk mengendalikan sirkulasi air minum, mengukur pH


air, mengukur suhu air dan pemberian pakan dengan komunikasi DFPlayer
Mini dan via handphone.
2. Sistem smart kandang unggas ini menggunakan sensor pH V1.1, sensor suhu
air DS18B20, sensor ultrasonik HC-SR04, RTC DS3231, komunikasi
DFPlayer Mini dan modul SIM800L.

3. Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan jenis mikrokontroler


ATmega328.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini memiliki beberapa
tujuan yaitu :

1. Untuk menghasilkan rancang bangun sistem smart kandang unggas berbasis


mikrokontroler ATmega328.

2. Untuk menghasilkan unjuk kerja sistem smart kandang unggas berbasis


mikrokontroler ATmega328.

3. Untuk mengaplikasikan sistem smart kandang uungas agar dapat dikontrol


dari jarak jauh melalui handphone.

1.5. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilakukan dapat diperoleh beberapa manfaat


yaitu:

1. Dengan adanya alat smart kandang unggas ini bisa membantu peternak unggas
dalam mengontrol sirkulasi air minum hewan ternak, pH air, suhu air dan
pemberian pakan ikan secara real time.

2. Mempermudah peternak dalam mengontrol smart kandnag unggas ketika


disibukkan dengan kegiatan sehari-hari seperti pekerjaan di luar rumah untuk
waktu yang lama.

3. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya


terutama di era IoT (Internet of Things) dan WoT (Web of Things) yang
terbarukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kandang Hewan Ternak Bebek Pertelur

Kebutuhan utama yang harus diperhatikan seorang peternak adalah menjaga


keseterilan kandang dari hewan ternaknya. Banyak hal yang harus dijaga untuk
mecitakan kandang yang sehat. Kandang yang sehat sangat perlu dijaga untuk
menjamin kehiduoan hewan ternak bisa aman dari berbagai ancaman penyakit dan
virus. Apa lagi unggas merupakan hewan ternak yang mudah dan renan terkena
penyakit ataupun virus yang dampaknya langsung pada kematian dalam waktu
yang relative singkat. Beberapa hal yang harus dijaga pada hewan ternak unggus
di antaranya kandang selalu keadaan kering atau tidak lembab, menjaga air dan
pakan yang bagus yang terdistribusi secara tepat waktu dan menjaga kesehatan
hewan ternak memalui pemberian vaksin secara teratur.

2.1.1. pH dan Suhu Kandang

Menjaga pH air minum hewan ternak dan pH kandang agar tetap dalam
keadaan setimbang hal mutlak yang harus dilakukan, pH dikatan setimbang bila
berada pada angka 7,

2.1.2. Pemberian Pakan

2.1.1. Vaksinasi Bebek Pertelur

2.1.2. Suhu dan pH Air Minum

2.2. Keistimewaan Hewan Air dalam Al-Qur’an

2.3. Mikrokontroler

2.4. Catu Daya 12 V 3 A

2.5. Water Pump

2.6. Sensor

2.6.1. Sensor pH

6
7

Derajat keasaman (pH) merupakan faktor pembatas bagi organisme yang


hidup di suatu perairan. Perairan dengan nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah
akan mempengaruhi ketahan hidup organisme. Nilai pH normal yang memenuhi
syarat kehidupan organisme perairan dengan nilai antara 6-7,5 (Sianuet al., 2014).

Menurut Rafiuddin (2013:9) sensor adalah detektor yang memiliki


kemampuan untuk mengukur beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti
tekanan atau cahaya. Sensor kemudian akan dapat mengkonversi pengukuran
menjadi sinyal bahwa seseorang akan dapat membaca. Dalam memilih peralatan
sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan disensor.

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar


keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
14. Istilah pH berasal dari ‘’p’’ lambang matematika dari negative logaritma, dan
‘’H’’ lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang formal tentang pH
adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Pada sensor pH terdapat
modul pH value sebagai penguat keluaran tegangan karena jika hanya
menggunakan sensor saja maka output yang dihasilkan berupa tegangan yang
sangat kecil sehingga sulit untuk dibaca ADC (CahyonodanMisbah).

Sensor pH berfungsi sebagai penentu derajat keasaman atau kebasaan dari


suatu bahan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Kadar keasaman suatu
larutan diaktakan netral apabila bernilai 7. Sensor pH berfungsi sebagai penentu
derajat keasaman atau kebasaan dari suatu bahan.

2.6.2. Sensor Suhu DS18B20

Suhu merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan biota di perairan
karena suhu dapat mempengaruhi metabolis medan perkembang biakan komunitas
benthos. Perubahan suhu dapat menjadi isyarat bagi suatu biota untuk memulai
atau mengakhiri berbagai aktivitas, misalnya reproduksi (Islami, 2013 (Shalihahet
al., 2017).
Sensor suhu DS18B20 adalah Sensor suhu yang menggunakan interface
one wire, sehinggahnya menggunakan kabel yang sedikit dalam instalasinya.
Uniknya sensor ini bisa dijadikan parallel dengan satu input. Artinya kita bisa
menggunakan Sensor DS18B20 lebih dari satu namun output sensornya hanya
8

dihubungkan kesatu Pin Arduino. Alasan ini membuat Sensor ini banyak
digunakan apalagi Sensor ini memiliki tipe waterproof, sehingga Sensor ini bisa
kita buat sebagai alat ukur dan kontrol pemanas air (Imam et al., 2019).

Kebanyakan sensor suhu memiliki tingkat terukur yang sempit serta


akurasi yang rendah namun memilki biaya yang tinggi. Sensor suhu DS18B20
dengan kemampuan tahan air (waterproof) cocok digunakan untuk mengukur suhu
pada tempat yang sulit, atau basah. Karena output data sensor ini merupakan data
digital, maka kita tidak perlu khawatir terhadap degradasi data ketika
menggunakan untuk jarak yang jauh. DS18B20 menyediakan 9 bit hingga12 bit
yang dapat dikonfigurasi data (Wisjhnuadji dan Fauzi, 2017).

Dua pasang logam dimana satu pasang logam digunakan sebagai elektroda
arus sedang sepasang logam untuk elektroda potensial, sumber arus untuk catu
daya menginjeksikan arus kedalam tanah, Sensor DS 18B20 untuk mendeteksi
suhu tanah, Real Time Clock (RTC) berfungsi sebagai pewaktuan, dan Data
logger digunakan untuk tempat micro SD 4 GB dan LCD untuk menampilkan
karakter (Sari et al., 2016)

2.6.3. Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran
fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Gelombang ultrasonic adalah
gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi 20.000 Hz. Bunyi ultrasonic tidak
dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonic bisa merambat melalui zat
padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir
sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair namun,
gelombang bunyi ultrasonic akan diserap oleh tekstil dan busa (Santoso, 2015).
Sensor HCSR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang
ultrasonik. Keunggulan sensor ini adalah jangkauan deteksi sekitar 2 cm sampai
kisaran 400-500 cm dengan resolusi 1 cm. Sensor HCSR04 adalah versi low cost
dari sensor ultrasonic PING buatan parallax. Perbedaaannya terletak pada pin
yang digunakan. HCSR04 menggunakan 4 pin sedangkan PING buatan Parallax
menggunakan 3 pin.
9

Sensor ultrasonic tipe HCSR04 merupakan perangkat yang digunakan


untuk mengukur jarak dari suatu objek. Kisaran jarak yang dapat diukur sekitar 2-
450 cm. Perangkat ini menggunakan dua pin digital untuk mengkomunikasikan
jarak yang terbaca. Prinsip kerja sensor ultrasonic ini bekerja dengan
mengirimkan pulsa ultrasonic sekitar 40 KHz, kemudian dapat memantulkan
pulsa echo kembali, dan menghitung waktu yang diambil dalam mikro detik
sebagaimana digambarkan dalam Gambar 1. Kita dapat memicu pulsa secepat 20
kali per detik dan itu bisa tentukan objek hingga 3 meter (Puspasari et al., 2019).
Gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui piezoelektrik dengan
frekuensi tertentu. Piezoelektrik akan menghasilkan gelombang ultrasonik
(umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda
tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonic menuju
suatu area atau suatu target, setelah gelombang menyentuh permukaan target,
maka gelombang dipantulkan kembali. Gelombang pantulan dari target akan
ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu
pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima (Santoso, 2015).
2.7. Modul GSM SIM800L

2.8. Real Time Clock (RTC)

2.9. Modul DFPlayer Mini

2.10. Liquid Crystal Display (LCD)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Robotika,


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan,
Jl. Lap. Golf, Kp. Tengah, Kec. Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian tentang “Prototipe Sistem Smart Kolam Ikan


Lele Berbasis Mikrokontroler ATmega328” ini dilaksanakan dari bulan Januari
2022 sampai bulan Juni 2022.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1. Alat Penelitian

Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. Adapun alat
dalam penelitian ini terdiri dari:

Tabel 3.1. Alat Penelitian

No. Nama Alat Jumlah


1 Laptop 1 unit
2 Multimeter 1 unit
3 Bor PCB 1 unit
4 Penghisap Timah 1 unit
5 Solder 1 unit
6 Tang Buaya 1 unit
7 Tang Potong 1 unit
8 Meteran 1 unit

23
24

3.2.2. Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini juga disebut komponen. Adapun bahan dalam


penelitian ini terdiri dari:

Tabel 3.2. Bahan Penelitian

No. Nama Bahan Jumlah


1 Bak Kolam Ikan 1 buah
2 Mikrokontroler ATmega328 1 buah
3 Catu Daya 12 V 3 A 1 buah
4 Water Pump 2 buah
5 Sensor pH 1 buah
6 Sensor Suhu DS18B20 1 buah
7 Sensor Ultrasonik HC-SR04 1 buah
8 Modul GSM SIM800L 1 buah
9 RTC 1 buah
10 DFPlayer Mini 1 buah
11 LCD 16x2 1 buah
12 Step Down DC 2 buah
13 Relay 5 V 3 buah
14 Motor Servo 1 buah
15 Project Board 1 buah
16 Papan PCB 1 buah
17 Speaker 5 Watt 1 buah
18 Kabel Timah Secukupnya
19 Kabel Penghubung Secukupnya
25

3.3. Rancangan Penelitian

3.3.1. Diagram Blok

Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat


ini, maka sistem perancangan dibuat berdasarkan diagram blok dimana setiap blok
mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Adapun diagram blok dari sistem yang
dirancang adalah sebagai berikut:

Catu Daya

RTC LCD

Sensor pH Handphone

Mikrokon-
troler
Sensor DFPlayer
Ultrasonik Mini

Sensor Servo Pakan Ikan


Suhu

Modul Relay Pompa Air


GSM

Gambar 3.1. Diagram Blok Alat

1. Mikrokontroler ATmega328 berfungsi sebagai kendali utama pada alat.

2. Catu Daya berfungsi sebagai sumber tegangan pada alat.

3. Sensor pH berfungsi untuk mengukur pH air pada kolam ikan lele.

4. Sensor Suhu berfungsi untuk mengukur suhu air pada kolam ikan lele.

5. Sensor Ultrasonik berfungsi untuk mengukur ketinggian air kolam.

6. RTC berfungsi sebagai pewaktu pemberian pakan.


26

7. Modul GSM berfungsi mengirimkan SMS berupa kondisi kolam ikan lele
ketika pemilik berada di luar rumah.

8. LCD berfungsi untuk menampilkan data berupa nilai dari sensor.

9. DFPlayer Mini berfungsi sebagai indikator kondisi kolam ikan lele.

10. Servo berfungsi sebagai pemutar wadah pakan ikan.

11. Relay berfungsi untuk saklar otomatis pompa air.

3.3.2. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Mengumpulkan semua literatur yang berhubungan dengan rancangan alat.

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

3. Merancang sebuah layout untuk dirangkai dan dihubungkan dengan


komponen-komponen prototipe.

4. Merakit rangkaian Sensor pH, Sensor Suhu DS18B20, Sensor Ultrasonik,


Modul GSM, DFPlayer Mini, RTC, dan Relay pada papan board
mikrokontroler ATmega328 yang telah dibuat.

5. Membuat list program dari komponen-komponen yang telah dirangkai.

6. Mengupload program yang telah dibuat ke mikrokontroler ATmega328.

7. Menguji prototipe smart kolam ikan lele tersebut dan kemudian mengambil
data hasil penelitian.
27

3.4. Diagram Alir (Flow Chart) Sistem

Diagram Alir (Flow Chart) sistem ditunjukkan oleh gambar 3.2.

Mulai

Inisialisasi

Baca Sensor pH, Jika pH < 6


atau pH > 8
Ya Pompa aktif
Suhu, Ultrasonik atau suhu air
> 32 °C

Tidak

Jika Tidak Pompa tidak


ketinggian
air kolam < aktif
15 cm

Ya

DFPlayer Mini aktif


Pompa aktif dan modul GSM
mengirimkan pesan

Jika jam 7
pagi, 12 Ya Beri pakan ikan dengan
siang atau 5 takaran 5% dari berat
sore awal

Tidak

Selesai

Gambar 3.2. Diagram Alir (Flow Chart) Sistem


28

3.5. Gambar Rangkaian Prototipe Alat

Gambar rangkaian prototipe alat ditunjukkan oleh gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian Prototipe Alat

Keterangan:

1. Arduino 9. Modul Step Down DC


2. LCD 16x2 10. Sensor Ultrasonik HC-SR04
3. IIC I2C Serial Interface LCD 11. Relay
4. RTC DS3231 12. Sensor pH
5. Sensor Suhu DS18B20
6. Speaker
7. Modul DFPlayer Mini
8. Modul SIM 800L

Anda mungkin juga menyukai