10) Bab 2, 21-74 - Rev2
10) Bab 2, 21-74 - Rev2
KAJIAN TEORI
A. Teori Pembelajaran
dari posisional teorinya, apakah termasuk dalam tataran teori deskriptif atau
metode pembelajaran yang optimal sedangkan teori deskriptif karena tujuan utama
menyatakan bahwa teori belajar hanya menaruh perhatian pada huungan diantara
dapat terjadi proses belajar.2 Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan
Upaya Bruner untuk membedakan antara teori belajar yang deskriptif dan
teori pembelajaran yang perspektif dikembangkan lebih lanjut oleh Reigeluth dan
PAGE \* MERGEFORMAT 21
PAGE \* MERGEFORMAT 65
variabel yang diamati.3 Dengan kata lain, kondisi dan metode pembelajaran
sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung. Lebih
metode yang optimal ditetapkan sebagai variabel yang diamati. Dengan demikian,
mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada dalam diri peserta didik.
maka teori itu bukanlah teori pembelajaran. Hal ini penting, sebab banyak terjadi
apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenar nya teori belajar.
3
Budiningsih.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Teori kecerdasan majemuk kali pertama dikenalkan pada tahun 1983 oleh
Howard Gardner. Teori kecerdasan majemuk ini membantah Standford Binet Test
yang menyatakan bahwa hitungan tradisional tidak kuat menilai kecerdasan. Test
seseorang dalam jangka pendek tetapi ternyata digunakan juga untuk menentukan
rangking peserta didik. Menurut Suarca dkk., hasil tes intelegence quotient (IQ)
quotient atau IQ, karena IQ yang tinggi tanpa adanya produktivitas bukan
termasuk kecerdasan yang baik.5 Oleh karena itu, menurutnya bahwa anak harus
dinilai berdasarkan apa yang mereka lakukan dan kerjakan bukan apa yang tidak
budaya setempat. Menurut Haward Garder, ada delapan kecerdasan peserta didik
4
Kadek Suarca, Soetjiningsih Soetjiningsih, and IGA Endah Ardjana, ‘Kecerdasan
Majemuk Pada Anak’, Sari Pediatri 7, no. 2 (2016): 85–92.
5
Howard Gardner, The Development and Education of the Mind: The Selected Works of
Howard Gardner (Routledge, 2006).
PAGE \* MERGEFORMAT 65
intrapersonal, dan (8) kecerdasan naturalis. 6 Tetapi, teori yang dikemukan Howard
Ilahi.7 Sedangkan menurut Zohar dan Marshall dalam Rahmawati and Sarnoto
prilaku dan hidup mana seseorang yang lebih luas dan kaya.8
C. Teori Membaca
Menurut Hodgson seorang ahli Bahasa menyatakan bahwa membaca adalah suatu
proses untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media berupa
kata-kata atau bahasa tulis.9 Selain itu, Richard C. Anderson dan W. Barry Biddle
pembacaan sandi (de-coding), dimana sandi tersebut berupa lambang atau simbol
bahasa tulis.10 Sementara itu, Erna Ikawati juga memberikan definisi tentang
6
Howard E. Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (Hachette Uk,
2011).
7
Kasih Haryo Basuki, ‘Pengaruh Kecerdasan Spiritual Dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika’, Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 5, no. 2 (2015).
8
Sri Tuti Rahmawati and Ahmad Zain Sarnoto, ‘Kecerdasan Spiritual Perspektif Al-
Qur’an’, Madani Institute 1, no. 3 (2020): 1–14.
9
F. M. Hodgson, ‘An Experiment in Language Learning’, The Canadian Modern Language
Review 14, no. 3 (1958): 17–20, https://doi.org/10.3138/cmlr.14.3.17.
10
Richard C. Anderson and W. Barry Biddle, ‘On Asking People Questions about What
They Are Reading’, in Psychology of Learning and Motivation, vol. 9 (Elsevier, 1975), 89–132.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
membaca yaitu suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-
yang telah diusulkan oleh berbagai ahli dan peneliti dalam bidang psikolinguistik
dan psikologi kognitif. Salah satu pemikir utama yang mengembangkan Teori top-
down adalah Frank Smith dan Kenneth Goodman sebagaimana dikutip oleh David
konteks dalam membaca.12 Sedangkan teori bottom-up yang digagas oleh Keith
Rayner et al., menekankan pada pengenalan huruf, kata, dan kalimat sebagai
jalur: pengenalan kata secara otomatis dan pemahaman yang lebih mendalam.
Selain itu, membaca bukan hanya sekadar pengenalan kata-kata, tetapi juga
yaitu: Surat Al-'Ankabut (29) ayat 45, Surat Al-Ahzab (33) ayat 34, Surat Fatir
(35) ayat 29, dan Surat Al-A’la (87) ayat 6. Ayat-ayat tersebut adalah sebagai
berikut:
ۗ اْتُل َم ا ُأوَيِح َلْي َك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِق ِم الَّص اَل َةۖ َّن الَّص اَل َة َتَهْنٰى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر
ِإ ِذَل ْك ِهَّلل َأْك ِإ
و
ُع َن َن ْصَت ا َم ْعُمَل ُهَّلل
َو َي ا ۗ ُرَب َو ُر ا
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-'Ankabut
[29]: 45).
َو اْذ ُكْر َن َم ا ُيْتٰىَل يِف ُبُي وِتُكَّن ِم ْن آاَي ِت اِهَّلل َو اْلِحَمْكِة ۚ َّن اَهَّلل اَك َن َلِط يًفا َخِب ًري ا
ِإ
Artinya: Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut
lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Ahzab [33]: 34).
َّن اِذَّل يَن َيْتُلوَن ِكَتاَب اِهَّلل َو َأَقاُم وا الَّص اَل َة َو َأْنَفُقوا ِم َّم ا َر َز ْقَناْمُه ًّرِس ا َو َعاَل ِنَيًة َيْر ُج وَن
ِإ
َجِتاَر ًة َلْن َتُب َرو
PAGE \* MERGEFORMAT 65
D. Pembelajaran al-Qur’ān
proses interaksi antara Guru, murid, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
jiwa, kecerdasan, dan spiritual seseorang agar mampu belajar dengan kemauannya
Guru, peserta didik, dengan lingkungannya secara sadar agar jiwa, kecerdasan dan
mengacu pada aktivitas yang dilakukan oleh Guru. Menurut Abdul Majid,
seseorang agar mampu belajar secara baik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Karena itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan Guru
akan berujung pada dua kegiatan pokok: pertama, bagaimana orang melakukan
tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar; dan kedua, bagaimana
proses belajar dan mengajar. Unsur belajar, mengajar, dan pembelajaran tidak
adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Komponen yang dimaksud adalah tujuan, materi,
metode, dan penilaian (evaluasi). Keempat komponen ini harus diperharikan Guru
paling utama dalam hukum Islam. Di dalamnya terdapat pedoman hidup umat
berasal dari asal kata qara’a, yaqra’u, qira’atan, qur’ānan yang berarti sesuatu
yang dibaca. Pendeknya, al-Qur’ān adalah sesuatu yang dibaca. Karena itu,
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril lalu
Darajat menyatakan bahwa membaca al-Qur’ān adalah ilmu yang memiliki nilai
keistimewaan sebagai berikut: (1) Kalam Allah yang dibukukan, dan terjaga
PAGE \* MERGEFORMAT 65
kemurniannya karena dijamin langsung oleh Allah Swt; (2) diturunkan kepada
pikiran; (3) mengandung ajaran menyerluruh, berlaku pada segala tempat dan
situasi, serta menjadi pedoman hidup sepanjang zaman; (4) mukjizat Nabi
Muhammad Saw yang tidak dapat disaingin baik dari segi isi, bahasa, maupun
tersendiri yang harus dibaca, dipelajari, dikaji, ditelaah, dan diamalkan dalam
manusia maka membacanya secara baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid
Qur’ān adalah untuk meningkatkan kualitas diri mansuia dalam semua aspek
kehidupan baik akidah, ibadah, akhlak, mental, spiritual, sosial secara menyeluruh
merupakan suatu pola atau rantai gerakan yang terpisah yang di timbulkan oleh
tentang asosiasi tergantung pada stimulus dan respon, peran penguatan memiliki
14
Kathy L. Guthrie and Tamara Bertrand Jones, ‘Teaching and Learning: Using
Experiential Learning and Reflection for Leadership Education’, New Directions for Student
Services 2012, no. 140 (2012): 53–63.
15
Ratna Wilis Dahar, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Erlangga, 2011).
PAGE \* MERGEFORMAT 65
peserta didik secara optimal, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.16
mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur, baik
unsur ekstrinsik maupun intrinsik yang melekat pada diri peserta didik dan guru,
memperbesar peranan peserta didik di satu pihak dan memperkecil peranan guru
di pihak lain. Dalam pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal,
dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan
untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan
kegiatan pembelajaran, tidak lepas dari istilah pendekatan, yang kemudian lebih
mendasari aplikasi strategi dan metode. Pendekatan adalah pola atau cara berpikir
dalam sejumlah strategi sedangkan, strategi adalah pola umum perbuatan guru-
« : ِمس عُت رسوَل اِهَّلل َص ىّل ُهللا َعَلْي ِه وَس مَّل يقوُل: عن َأيب ُأماَم َة ريض اهَّلل عنُه قال
اْقَر ُؤ ا الُقْر آَن ف َّنُه َيْأيت َيْو م القيامِة َش ِفيعًا ألحْص اِبِه » رواه مسمل
ِإ
Artinya: Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Bacalah al-Qur’ān, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi
para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim);
sebaik-baik manusia.
« : قاَل رسوُل اِهَّلل َص ىّل ُهللا َعَلْي ِه وَس مَّل: عن عامثَن بن عفاَن رَيض اهَّلل عنُه قال
َخ ريمُك َمْن َتَعَمَّل الُقْر آَن َو عَّلمُه » رواه البخاري
Artinya: Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari al-Qur’ān dan mengajarkannya.” (HR.
Tirmidzi);
« اِذَّل ي َيقَر ُأ: قال رسوُل اِهَّلل َص ىّل ُهللا َعَلْي ِه وَس مَّل: عن عائشة ريض اهَّلل عهنا قالْت
. الُقْر آَن َو ُهو ماِه ٌر ِبِه مَع الَّس َفرِة الكَر اِم الربَر ِة » متفٌق عليه
Artinya: Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang
membaca al-Qur’ān dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan
bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR.
Bukhari Muslim);
PAGE \* MERGEFORMAT 65
mengkhatamkan al-Qur’ān, tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua
pahala.
« َو ٌاِذَل ي َيُقرٌا الُقراَن َو َيَتَتعَتُع ِف يه َو ُه َو َعَليِه َش اٌق هَل َاَج ران » متفٌق عليه
Artinya: Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia
masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan
mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim);
« َّن اهَّلل: عن معَر بن اخلطاِب ريض اهَّلل عنُه َأَّن الَّنَّيِب َص ىّل ُهللا َعَلْي ِه وَس مَّل قال
ِإ
يرَفُع هِب َذ ا الكتاب َأقوامًا ويَض ُع ِبِه آَخرين » َر َو اُه ُم ْس ُمِل
Artinya: Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya
Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al-
Qur’ān), den dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.”
(HR. Muslim);
Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca al-
Qur’ān. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan
memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat al-Qur’ān, serta malaikat akan
melingkarinya.
« َو َم ا اْج َتَم َع َق ْو ٌم يِف َبْيٍت ِم ْن: َقاَل َر ُس ْو ُل هللا: َع ْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َيِض ُهللا َع ْنُه َقاَل
إ َّال َنَز َلْت َعَلِهْي ُم الَّس ِكيَنُة َو َغِش َيُهْتُم، َو َيَتَد اَر ُس وَنُه َبْيُهَنْم، ُبُي وِت ِهللا َيْتُل وَن ِكَت اَب ِهللا
ِف
. َو َذ َكَر ُمُه ُهللا َميْن ِع ْن َد ُه » َر َو اُه ُم ْس ُمِل، َو َح َّفُهْتُم اْلَم َال ِئَكُة، الَّر َمْح ُة
اْلَح اُّل: َقاَل َر ُج ٌل اَي َر ُس وَل اِهَّلل َأُّي اْلَع َم ِل َأَحُّب ىَل اِهَّلل ؟ َقاَل: َع ْن اْبِن َع َّباٍس َقاَل
ِإ
َو َم ا اْلَح اُّل اْلُمْر ِحَت ُل ؟ َقاَل اِذَّل ي َيِرْضُب ِم ْن َأَّو ِل اْلُقْر آِن ىَل آِخ ِر ِه َّلُكَم ا: َقاَل- اْلُمْر ِحَت ُل
اَب ب َم ا َج اَء َأَّن ِإ اْلُقْر آَن ُأْنِز َل- – سنن الرتمذي2872 : (رواه الرتمذي. َح َّل اْر َحَتَل
)202 : – صفحة10 : َعىَل َس ْب َع ِة َأْح ُر ٍف – اجلزء
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya
kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling
dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini
bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Yaitu yang membaca al-Qur’ān dari awal hingga akhir.
Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR.
Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa
sab’ati ahruf, juz 10, hal.202)
Pada saat manusia membaca dan mencermati kehidupan ciptaan Allah yang
ada di angkasa, kira-kira berapa banyak cabang ilmu pengetahuan yang lahir dari
padanya?. Pada saat manusia membaca dan mencermati ciptaan Allah di daratan,
berapa banyak cabang ilmu pengetahuan yang lahir dari padanya?. Sesaat manusia
membaca dan mencermati dirinya sendiri dan interaksinya dengan orang lain
dalam segala aktivitasnya, seperti dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi, dan
lainnya, berapa banyak cabang ilmu pengetahuan yang lahir daripadanya?. Dalam
respon umat Islam terhadap ciptaan Allah dan sepanjang hal itu tetap berada
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dalam payung al-Qur’ān, maka ilmu yang lahir dari padanya bersifat Qur‟ani.
dengan sendirinya juga bersifat Qurani. Dalam perkataan yang lain, dialog
individu dan kolektif, serta produk-produk material lainnya, yang bersifat Qurani
dan sekaligus Islami. Dalam hal ini Islamisasi ilmu pengetahuan dan yang
Sebagai kitab suci yang bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada umat
manusia di mana dan kapan pun, dapat dipastikan bahwa al-Qur’ān senatiasa akan
berhadapan dan berdialog dengan beraneka macam budaya. Dari sudut pandang
ini, ketika budaya dimaknakan sebagai suatu model pendekatan terhadap al-
sama sekali budaya tersebut. Sudah lumrah diketahui bahwa posisi al-Qur’ān
terhadap kebudayaan Arab misalnya, adalah berkisar pada tiga fungsi di atas. al-
misalnya meluruskan posisi anak perempuan di atas anak laki-laki mereka. al-
Qur’ān juga menolak untuk menerima cara-cara jahiliyah yang melakukan praktek
riba.
berhadapan dengan suatu budaya, akan terjadi dialog yang kreatif di antara
klasik Islam sampai dengan masa modern dapat dijadikan bukti telah terjadinya
Al-Qur’ān merupakan kitab suci yang tujuan utamanya adalah menjadi petunjuk
kehidupan sosial yang memiliki keseimbangan material dan spiritual. Syarat yang
harus ditempuhnya adalah dilakukannya dialog yang kreatif dan terus menerus,
Dialog intelektual yang dilakukan secara kreatif dan terus menerus terhadap
al-Qur’ān pada saatnya akan melahirkan jenis kebudayaan tertentu yang bersifat
tatanan sosial, maupun yang bercorak material, tidak akan lepas dari jiwa al-
setidaknya ada tiga fungsi yang melekat padanya, yaitu memberikan legitimasi,
mungkin akan terjadinya dialog yang kreatif antara al-Qur’ān dengan kebudayaan
PAGE \* MERGEFORMAT 65
tersebut. Lahirnya beraneka tafsir terhadap al-Qur’ān merupakan salah satu bukti
interaksi antara Guru, peserta didik, sumber belajar tentang kemampuan membaca
makna kata dalam al-Qur’ān, serta mengkaji ayat-ayat al-Qur’ān. Untuk itu ada
1. Ahkamus Shaut
Menurut Sholihin, ahkamus shaut sebagai hukum suara dalam Ilmu al-
bahasa.17 Sekarang, Ilmu al-Ashwat lebih populer dikenal dengan Ilmu Fonetik,
implementasinya, ilmu ini membutuhkan praktik bukan sekadar teori. 19 Ilmu al-
17
Muhammad Nur Sholihin, ‘Peran Ilmu Al-Ashwat Dalam Pelafalan Huruf Hijaiyah
(KajianTeoritik Linguistik Terapan)’, SALIHA: Jurnal Pendidikan & Agama Islam 3, no. 2 (2020):
110–27.
18
Masyhur Dungcik Senen, ‘Kontribusi Ilmu Fonetik Dalam Studi Bahasa Arab’,
Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam 17, no. 1 (2017): 37–58.
19
Sholihin, ‘Peran Ilmu Al-Ashwat Dalam Pelafalan Huruf Hijaiyah (KajianTeoritik
Linguistik Terapan)’.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
merupakan kajian interdisipliner antara ilmu fonetik dan akustik. 21 Selain itu,
oleh sumber suara (alat bicara) yang berwujud pada gelombang bunyi melalui
yang mengkaji semua gejala bunyi.23 Ringkasnya, fonetik akustik adalah ilmu
Fonetik auditoris mengkaji dan meneliti bunyi bahasa yang diterima oleh
pendengar yang diajak bicara.24 Karena banyak dipengaruhi oleh orang yang
mendengarkan bunyi maka fonetik auditoris sangat subyektif. Selain itu, Azizah
dan Nugraheni juga memberikan definisi bahwa fonetik auditoris sebagai ilmu
yang berfokus terhadap bagaimana bunyi bahasa dapat sampai alat pendengaran
manusia.25 Demikian pula dengan Yuliati dan Unsiah, mereka menyatakan bahwa
20
Senen, ‘Kontribusi Ilmu Fonetik Dalam Studi Bahasa Arab’.
21
Yani Suryani, ‘Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa’,
Jurnal Sosioteknologi 16, no. 2 (2017): 219–23.
22
Senen, ‘Kontribusi Ilmu Fonetik Dalam Studi Bahasa Arab’.
23
Yolanda Oktaviani, Agus Syahrani, and Mellisa Jupitasari, ‘Tuturan Keinterogatifan
Bahasa Bugis Wajo’isolek Di Padang Tikar: Kajian Fonetik Akustik’, Jurnal Elektronik WACANA
ETNIK 10, no. 1 (2021): 45–53.
24
Senen, ‘Kontribusi Ilmu Fonetik Dalam Studi Bahasa Arab’.
25
Adella Nur Azizah and Aninditya Sri Nugraheni, ‘Lagu Sebagai Media Pembelajaran
Fonologi Pada Peserta didik Mi Muhammadiyah Trukan’, Jurnal Bahasa Dan Sastra 8, no. 1
(2020): 52–59.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Fonetik organis mengkaji dan meneliti bunyi yang dihasilkan oleh alat
bicara manusia seperti bibir, lidah, dan mulut. 27 Pendekatan ini dianggap lebih
mudah dan praktis dilaksanakan karena alat yang digunakan sangat praktis.
Demikian pula, Ali mentakrifkan bahwa fonetik organis adalah ilmu yang
bagian dari ilmu ashwat (ilmu lingustik) yang berasaskan pada kajian pelafalan.
atau dilafalkan secara alami untuk berinteraksi antara satu dengan orang lainnya.
Pelafalan hakikatnya adalah gerakan yang dimulai dari diafragma di rongga yang
Malla mengelompokkan ilmu al-ashwat menjadi dua macam, yaitu: Ilmu Al-
ilmu al-ashwat menjadi dua macam, yakni ilmu bunyi teoretis dimana ilmu bunyi
yang bersifat ilmu murni, dan ilmu bunyi standar yakni yang terdapat pada ilmu
26
Ria Yuliati and Fridah Unsiah, Fonologi (Jawa Timur: Universitas Brawijaya Press,
2018).
27
Senen, ‘Kontribusi Ilmu Fonetik Dalam Studi Bahasa Arab’.
28
Dea Selviana Novita Ali, ‘Pengucapan Kosakata Bahasa Arab Bagi Penutur Bahasa
Sunda’, Tarling: Journal of Language Education 4, no. 1 (2020): 95–122.
29
Agussalim Beddu Malla, ‘Al-Aswat Indal Arab Baina Al-Qadim Wal Hadits’, Tamaddun
16, no. 2 (2017): 66–68.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
proses mendengar telah berjalan baik dan keterampilan mendengar pun telah
sesai, dan pemahaman tata bahasa. Karena itu, seorang Guru dipandang sebagai
sentral dalam pelafalan ayat-ayat al-Qur’ān. Pelafalan dan pemahaman Guru yang
bagus tidak menjamin peserta didiknya mendapakan pelafalan yang bagus pulan.
dinyatakan observasi telah berulang kali dilakukan akan tetapi tidak menghasilkan
pelafala yang bagus.30 Secara implisit, ini menggambarkan bahwa ilmu al-Ashwat
teori pelafalan bunyi dari ayat-ayat al-Qur’ān yang fasih maka mustami’
(pendengar) akan dapat memahami dan membedakan bunyi yang satu dengan
bunyi yang lainnya secara mudah sehingga pada akhirnya diperoleh pemahaman
yang sempurna.
2. Harfu Muqaththa’ah
30
Nuril Mufidah, ‘Metode Pembelajaran Al-Ashwat’, Al Mahāra: Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab 4, no. 2 (2018): 199–218.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
28 surat yang terdapat dalam 29 ayat, yaitu: alif lam mim terdapat dalam: surat al-
Baqarah ayat 1, surat Ali Imran ayat 1, surat al-Ankabut ayat 1, surat al-Rum ayat
1, surat Luqman ayat 1, dan surat al-Sajdah ayat 1; alif lam ro’ terdapat dalam:
surat Hud ayat 1, surat Yusuf ayat 1, surat Ibrahim ayat 1, al-Hijr ayat 1; alif lam
mim ro’ terdapat dalam: surat al-Ra’d ayat 1; alif lam mim shad terdapat dalam
surat al-A’raf ayat 1; ha mim terdapat dalam: surat Gafir ayat 1, surat Fushshilat
ayat 1, surat al-Syura ayat 1, surat al-Zukhruf ayat 1, surat al-Dukhan ayat 1, surat
al-Jatsiyah ayat 1, al-Ahqaf ayat 1; ‘ain sin qaf terdapat dalam surat al-Syura ayat
2; shod terdapat dalam surat Shad ayat 1, tho sin mim terdapat dalam surat al-
Syu’ara ayat 1, surat al-Qashash ayat 1; tho sin terdapat dalam surat al-Naml ayat
1; tho ha terdapat dalam surat Thaha ayat 1; qof terdapat dalam surat Qaf ayat 1;
kaf ha ya ‘ain shod terdapat dalam surat Maryam ayat 1; nun terdapat dalam surat
huruf yang terulang, seperti huruf alif terulang sebanyak 12 kali, huruf lam
terulang sebanyak 12 kali, huruf mim terulang sebanyak 17 kali, huruf ra terulang
sebanyak 5 kali, huruf ḥa terulang sebanyak 7 kali, huruf shad terulang sebanyak
3 kali, huruf sin terulang sebanyak 5 kali, huruf ha terulang sebanyak 2 kali, huruf
ya terulang sebanyak dua kali, huruf qaf terulang sebanyak 2 kali, dan huruf ‘ain
31
Akbar Umar, ‘Huruf Muqatta’ah Dalam Al-Qur’an Perspektif Bediuzzaman Said Nursi’,
Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 6, no. 01 (2021): 1–16.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
terulang sebanyak 2 kali. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa huruf
mim paling banyak terulang dan huruf yang tidak pernah terulang adalah huruf kaf
dan nun. Uniknya term muqattaah ini hanya ada 14 yang memiliki kesamaan
5 امل al-Imran : 1
6 امل al-`Ankabut: 1
PAGE \* MERGEFORMAT 65
7 امل ar-Rum: 1
8 امل Luqman: 1
9 امل as-Sajdah: 1
11 الر Hud: 1
12 الر Yusuf: 1
13 الر Ibrahim: 1
14 الر al-Hijr: 1
5 مح Fishilat: 1
6 مح al-Syura: 1
7 مح al-Zuhruf: 1
8 مح al-Dukhan: 1
PAGE \* MERGEFORMAT 65
9 مح al-Jatsiyah: 1
10 مح al-Ahqaf: 1
separuh dari jenis-jenis huruf hijaiyah, yaitu: (1) huruf al-Mahmusah (mencakup
huruf: shod, kaf, ha, sin, dan ha), (2) huruf al-Majhurah (mencakup huruf: alif,
lam, mim, ro, ‘ain, tho’, qaf, ya, dan nun), (3) huruf al-Syadidah (mencakup
huruf: alif, kaf, tho, dan qaf), (4) huruf al-Rakhwah (mencakup huruf: lam, mim,
ro, shod, ha, ‘ain, sin, ha, ya, dan nun), (5) huruf al-Muthbaqah (mencakup huruf:
shad, dan tha), (6) huruf al-Munfatihah (mencakup huruf: alif, lam, mim, ro, kaf,
ha, ‘ain, sin, ha, qaf, ya, dan nun) , (7) huruf Musta’liyah (mencakup huruf: qaf,
shod, dan tho), (8) huruf al-Munkhafidhah (mencakup huruf: alif, lam, mim, ro,
kaf, ha, ya, ‘ain, sin, ha, dan nun), dan (9) huruf al-Qalqalah (mencakup huruf:
Fawatih al-Suwar (pembuka surat) adalah salah satu ciri dari ayat Makkiyah
yang dapat diklasifikasikan ke dalam 5 bentuk. Pertama, terdiri dari satu huruf,
32
Abu Al-Qasim Mahmud bin ‘Amru bin Ahmad Al-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf ‘an
Haqaiq Gawamidh Al-Tanzil (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407).
PAGE \* MERGEFORMAT 65
seperti yang terdapat dalam surat Shad, surat Qaf, dan surat al-Qalam. Kedua,
terdiri dari dua huruf yang terdapat dalam 10 surat, 7 diantaranya disebut
hawamim yaitu surah-surah yang diawali dengan ha dan mim, seperti terdapat
dalam surat Ghafir, surat Fushshilat, surat al-Syura, surat al-Zukhruf, surat al-
Dukhan, surat al-Jatsiyah dan surat al-Ahqaf. Selain itu, terdapat juga dalam surat
Thaha, surat Thasin, dan surat Yasin. Ketiga, terdiri dari tiga huruf yang terletak
pada tiga belas tempat, 6 diantaranya dengan huruf ali lam mim terletak pada surat
al-Baqarah, surat Ali Imran, surat al-‘Ankabut, surat al-Rum, surat Luqman, dan
surat al-Sajdah, 5 diantaranya dengan huruf alif lam ro, yaitu pada surat Yunus,
surat Hud, surat yusuf, surat Ibrahim, dan surat al-Hijr, 2 dengan susunan
hurufnya thp sin mim terdapat pada pembukaan surat al-Syuara dan surat al-
Qashash. Keempat, terdiri dari 4 huruf yaitu alif lam mim shod yang terdapat pada
surat al-A’raf dan alif lam ro terdapat pada surat al-Ra’d. Kelima, terdiri dari 5
huruf kaf ha ya ‘ain shod terdapat pada satu tempat saja yaitu pada surat Maryam.
1. Metode Iqra’
yang tegabung dalam kelompok tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla
PAGE \* MERGEFORMAT 65
observasi kelompok tersebut ada beberapa faktor: (1) generasi muda Islam yang
sepinya rumah tangga Muslim dari lantunan ayat-ayat al-Qur’ān, dan (3) kaidah
Taman Kanak-Kanak di Semarang. Dari hasil studi banding dan anaslisa, maka
kelompok Amm mencoba membentuk sistem dan metode pembelajaran baru guna
Metode Iqra’ disusun oleh As’ad Humam dari Kota Gede Yogyakarta. Ia
dilahirkan pada tahun 1933 dan wafat pada tahun 1996 dalam usia 63 tahun.
Melalui As’ad Humam, tim AMM (Angkatan Muda Masjid dan Mushalla)
kegiatan sama seperti yang diinisasi tim AMM. Selanjutnya, pada tanggal 16
33
Tim Tadarus Amm, Metode Iqra, Pedoman Pengelolaan, Pembinaan Dan
Pengembangan TKA-TPA Indonesia (Yogyakarta: Tim Tadarus Amm, 1992).
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Yogyakarta.
Akhirnya, pada tanggal 27 sampai dengan 30 Juni 1989 di Surabaya Jawa Timur
orang tua peserta didik agar putera-puteri mereka yang belum bisa membaca al-
Melalui metode iqra’, dalam waktu yang relatif singkat, anak-anak TK dan
Metode iqra’ terdapat 6 (enam) jilid, mulai dari yang sederhana hingga
tahap yang sempurna. Dari sifat buku yang dikembangkan, ada 10 sifat buku iqra’
sebagai berikut:
PAGE \* MERGEFORMAT 65
(1) Bacaan langsung, yakni bacaan yang dibaca tanpa dieja, tidak dikenalkan
nama huruf, tidak ada hafalan huruf Hijaiyyah. Sehingga tidak dikenalkan
huruf alif, tanda baca fathah, kemudian dieja alif fathah A dan seterusnya.
(2) Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA), yakni dengan cara membiarkan
peserta didik aktif membaca atau menulis dan berlatih. Sementara Guru
cukup memperhatikan dan menyimak serta menegur jika ada kesalahan yang
dibaca peserta didik, bukan menuntun. Peserta didik didorong agar aktif,
pelajaran saja. Setelah para peserta didik jelas dan mampu mengulangi
pelafan huruf secara baik, maka mereka diminta untuk membaca sendiri
(3) Private, dimana peserta didik berhadapan langsung dengan Guru. Dalam hal
(4) Modul, dimana peserta didik dapat belajar mandiri sesuai dengan
didasarkan kemampuan rata-rata kelas atau pun orang lain. Sehingga, cepat
(5) Asistensi, yakni peserta didik senior dijadikan sebagai asisten dalam
Guru dapat menunjuk peserta didiknya untu menjadi asisten penyimak bagi
(6) Praktis, yakni teori ilmu tajwid diajarkan setelah santri mampu membaca al-
(7) Sistematis, yakni diajarkan secara bertahap. Selain itu, buku iqra’ disusun
secara lengkap dan sempurna, terencana dan terarah. Mulai dari tingkat dasar
dan sederhana dengan rangkaian huruf demi huruf, sedikit demi sedikit, tahap
(8) Variatif, yakni buku iqra’ disusun 6 (enam) jilid berwarna-warni sehingga
menari selera peserta didik untuk saling berlomba dalam mencapai warna-
(9) Komunikatif, dalam buku iqra terdapat rambu-rambu petunjuk yang mudah
dipahami.
(10) Fleksibel, yakni cocok digunakan untuk semua tingkatan usia, mulai dari usia
TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, mahapeserta didik bahkan orang tua renta
PAGE \* MERGEFORMAT 65
(manula). Karenanya, siapa saja yang sudah bisa membaca al-Qur’ān pasti
bisa mengajarkannya.
(dua) kelompok: anak-anak dan dewasa. Mulanya, KH. As’ad Humam hanya
iqra’ dewasa. Ternyata, hasilnya cukup memuaskan. Orang dewas yang beawal
pembelajarannya, seperti:
lengkap huruf hijaiyyah baik secara berurutan maupun acak, dan mengulang-
(2) Menggunakan buku panduan praktis belajar baca tulis al-Qur’ān (metode
iqra’ terpadu) pada tiap pertemuan klasikal dan menyesuaikan pokok bahasan
bacaan tanwin, atau pun materi surat-surat pendek dan doa-doa harian
(4) Menganjurkan peserta didik untuk terus berlatih membaca maupun menulis
c. Tujuan Iqra’
Buku bacaan iqra adalah buku bacaan yang sangat populer. Selain mudah
kemudahan buku bacaan iqra’ sudah digunakan di sebagian besar negara Asia
(1) Menjaga kesucian dan kemurnian al-Qur’ān sebagai kalam Allah dari segi
(2) Menyiapkan peserta didik agar menjadi genera yang Qur’ani, yakni generasi
(3) Dapat melakukan shalat secara baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang
Islami.
(4) Meningkatkan kembali para Guru ngaji agar lebih berhati-hati dalam
34
Ani Masrikah and Fendi Krisna Rusdiana, ‘Implementasi Metode Iqra’ Dalam
Pengajaran Al-Qur’an Di Madrasah Diniyah Awaliyyah “Al-Ikhlas” Bendosukun Desa
Slaharwotan Lamongan’, Jumat Informatika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2021): 87–
94.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
oleh para pemeluk agama Islam di Jazirah Arab saja melainkan juga berkembang
mempermudah para peserta didik dalam membaca al-Qur’ān. Hal tersebut terbukti
dari beberapa riset yang menemukan adanya pengaruh penggunaan metode iqra’
35
Arniah Arniah, ‘Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Metode
Iqra Pada Siswa Kelas II MIN Muara Durian Gambut Kabupaten Banjar’ (Bachelor’s thesis,
Banjarmasin, UIN Antasari Banjarmasin, 2011).
36
Astutik Astutik, ‘Pengaruh Metode Iqra’terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca
Al-Qur’an Secara Fasih Dan Tartil Siswa TPQ Tasywiqussalaf Desa Jleper Kecamatan Mijen
Kabupaten Demak’ (Bachelor’s thesis, IAIN Walisongo, 2012).
37
Ira Ira, ‘Pengaruh Penetapan Metode Iqra’Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca
Al-Qur’an Pada Peserta Didik SMP Negeri 7 Anggereja Kabupaten Enrekang’ (Bachelor’s thesis,
Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).
38
Dewi Indah Jayanti, ‘Penerapan Metode Iqra’terhadap Peningkatan Kemampuan Pra
Membaca Al-Qur’an Braille Pada Peserta Didik Dengan Hambatan Penglihatan’ (Bachelor’s
thesis, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2018).
39
Syahrih, ‘Pengaruh Metode Iqra’terhadap Kemampuan Baca Qur’an Peserta didik Kelas
Iii Dta Hidayatusy Syubbaniyyah Desa Kalideres Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon’.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dikarenakan beberapa hal: pertama, sosialisasi yang dilakukan oleh KH. As’ad
Humam bersama dengan Balai Litbang LPTQ Nasional dan tim AMM
secara nasional; kedua, buku panduan iqra mudah didapat karena banyak terjual
di pasaran dan tidak melalui prosedur yang sukar untuk membelinya; ketiga, Guru
yang mengajarkannya tidak harus memiliki persyaratan ujian, siapa saja yang bisa
membaca al-Qur’ān dengan baik dan benar dapat mengajar baca al-Qur’ān
melalui buku iqra’; keempat, metode iqra’ merupakan metode yang mudah dan
simpel; dan kelima, para instruktur Taman Pembelajaran al-Qur’ān sebagai besar
Kelebihan metode iqra’ adalah:40 (1) mudah dibawa, (2) dilengkapi oleh beberapa
petunjuk teknis pembelajaran bagi guru serta peserta didik, (3) mengedepankan
cara belajar peserta didik aktif, (4) menuntut peserta didik yang aktif bukan guru
(student center), dimana peserta didik diberikan contoh huruf yang telah diberi
harakat sebagai pengenalan di lembar awal dan setiap memulai belajar peserta
didik dituntut untuk mengenal huruf hijaiyyah, (5) bersifat privat (individual)
40
Jayanti, ‘Penerapan Metode Iqra’terhadap Peningkatan Kemampuan Pra Membaca Al-
Qur’an Braille Pada Peserta Didik Dengan Hambatan Penglihatan’.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
langsung secara individual, dan (6) sistematis dan mudah diikuti, dimana
pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, buku dengan metode ini
bersifat fleksibel untuk segala umur dan bukunya mudah di dapat di toko-toko.
tajwid tidak dikenalkan sejak dini, (2) tidak dianjurkan menggunakan irama
murottal, (3) anak kurang tahu nama huruf hijaiyyah karena tidak diperkenalkan
dari awal pembelajaran, dan (4) anak kurang tahu istilah atau nama-nama bacaan
dahulu memahami makna atau arti dari keduanya. Metode iqra’ merupakan suatu
Selain itu, metode iqra’ juga diartikan sebagai suatu cara membaca al-Qur’ān
yang mendahulukan bacaan idzhar (bacaan yang jelas dan terang), dimulai dengan
diberi tanda harokat (tanda baca) sehingga memudahkan para pembaca dalam
melafalkan kata-katanya.
41
M. Fazil, ‘Efektivitas Penggunaan Metode Iqra’ Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Bagi Peserta didik Muallaf’, Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam 2, no. 1
(2020): 85–103.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Sedangkan al-Qur’ān secara harfiyah berarti bacaan atau hafalan. Dari segi
dan al-Asy’ari menyatakan pendapatnya bahwa lafal al-Qur’ān ditulis tanpa huruf
hamzah. Al-Qur’ān juga dapat diartikan sebagai Kitab Allah yang berisi firman
Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab kepada
Jika ditinjau dari segi lughoh, jelas bahwa metode iqra’ dan al-Qur’ān
memiliki hubungan (keterkaitan) yang sangat erat. Metode iqra’ adalah alat atau
media untuk dapat membaca al-Qur’ān secara baik, benar, dan fashih. Allah Swt
menciptakan al-Qur’ān sebagai sumber utama dalam Islam untuk dikaji, ditelaah,
iqra’ adalah sarana ibadah untuk belajar membaca al-Qur’ān. Dinamai iqra’
karena sesuai dengan ayat pertama yang diturunkan, yakni Surah al-‘Alaq ayat 1,
2. Metode Ummi
wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang
PAGE \* MERGEFORMAT 65
diketahui bahwa Nabi Muhammad Saw ini adalah seorang yang tidak bisa baca
tulis atau buta huruf sehingga dikenal dengan sebutan ummi. Landasan yang dapat
dijadikan hujjah dalam pendapat ini adalah bahwa dalam proses pembelajaran al-
Qur’an, peserta didik diajarkan dari awal hingga akhir. Peserta didik mengikuti
apa yang diucapkan oleh Guru hingga mereka paham. Selain itu, Guru tidak bisa
benar menguasai apa yang telah diajarkan oleh Guru. Begitu pun saat Malaikat
Jibril mewahyukan al-Qur’ān Surah al-‘Alaq ayat satu sampai llima kepada Nabi
Muhammad Saw.42
Penulis metode ummi terdiri dari dua orang yaitu Masruri dan Yusuf.
direktur Ummi Foundations. Menjadi guru sejak 1986-1990 sebagai guru SD-
2009. Aktivitas lain sebagai Konsultan Program Diklat Guru TK (DGTK), Diklat
Guru Sekolah Dasar (DGSD), serta Diklat Guru Pengajar Alquran (DGPQ)
42
Sri Belia Harahap, Strategi Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
(Scopindo Media Pustaka, 2020).
43
Annisa Fadhilah Liansyah and N. Achadianingsih, ‘Penggunaan Metode Ummi Dalam
Rangka Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Ibu Rumah Tangga’, Comm-Edu
(Community Education Journal) 3, no. 3 (2020): 181–87.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Learning. Telah melatih di beberapa lembaga pendidikan Islam seperti full day
school Nur Hikmah Bekasi, Ruhama Depok, Ummul Quro Bogor, Nur Al-
Bakti Ibu Madiun, Nurul Fikri Siduarjo dan beberapa Diklat Guru Pengajar al-
Qur’ān antara lain DGPQ Al-Hikmah Surabaya, DGSD S1+ Surabaya, DGTKI
Nurul Falah Surabaya, juga aktif mengisi pembinaan di lembaga TKQ /TPQ.
lain SMP Rajawali Surabaya, STM YPM Taman Siduarjo, SMP M-4 Surabaya
dan SD Al-Hikmah Surabaya sebagai guru Alquran. Saat ini menjadi Kepala
pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik agar mereka mampu membaca
al-Qur’ān secara baik dan benar. Sedangkan secara khusus, buku metode ummi
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam membaca al-Qur’ān secara tartil.
Metode ummi terdiri atas beberapa jilid. Pembahasan jilid satu adalah
mengenalkan huruf hijaiyyah dari huruf alif sampai huruf ya yang berharokat
fathah dan membaca 2 sampai 3 huruf tunggal berharokat fathah alif sampai ya.
sampai ya dan juga mengenalkan angka Arab dari satu sampai sembilan puluh
sembilan.
Pembahasan dari metode ummi jilid tiga ialah mengenalkan dan memahami
tanda baca mād/bacaan panjang (mād ṭhabi’i), fathah diikuti alif dan fathah
panjang, kasrah diikuti ya sukun dan kasrah panjang, dan ḍhommah diikuti wawu
sukun dan ḍhammah panjang. Mengenalkan dan memahamkan tanda baca mād
(mād wajib muttashīl dan mād jaiz munfashīl). Mengenalkan dan memahamkan
angka seratus sampai lima ratus dan mengenalkan dan memahamkan tanda sukun.
Pembahasan dari metode ummi jilid empat ialah mengenalkan huruf yag
disukun ditekan membacanya, (lam, ṭha`, sin, syin, mim, wawu, ya`, ra`, ‘ain, ha`,
kha`, ha`, ghain, ta`, fa` dan kaf sukun). Mengenalkan tanda tashdīd/shiddah
ditekan membacanya. Selain itu, membedakan cara membaca huruf-huruf tha, sin,
syin yang sukun, ‘ain, hamzah dan kaf yang disukunkan kemudian ha, kha, ha,
dan disukunkan. Pembahasan dari metode Ummi jilid lima ialah mengenalkan
membaca lafaz Allah (tafkhīm/tarqīq). Pembahasan dari metode Ummi jilid enam
macam tanda waqaf atau washol, cara membaca nun-‘iwad, di awal ayat dan di
ketanggapan dari peserta didik agar mereka bisa membaca huruf hijaiyyah secara
cepat tanpa berfikir panjang. Hal ini tentu merupakan suatu langkah yang tepat
agar peserta didik bisa membaca al-Qur’ān secara lancar. Persyaratan peserta
didik agar bisa melanjutkan kepada materi selanjutnya menjadi ketat. Jika peserta
didik tidak lancar membacanya, meskipun huruf tersebut benar, maka peserta
didik masih tetap tidak bisa dinaikkan. Hal ini tentu merupakan suatu ketelitian
yang tinggi, agar bacaan peserta didik tersebut benar, cepat, fasih dan tentunya
berkualitas. Metode ummi ini, pada tiap jilidnya ada hafalan surat pendek yang
ditentukan, sehingga hal ini disamping lancar membaca al-Qur’ān tetapi juga ada
hafalan ayat-ayat pendek yang diberikan, sehingga peserta didik juga memiliki
hafalan.44
Secara umum, peserta didik dalam penggunaan metode ummi ini biasanya
sekitar 20 orang dengan satu Guru. Umumnya, jika belajar membaca huruf
hijaiyyah dengan standar yang ketat dari metode ini, yaitu peserta didik bisa
membaca huruf-huruf tersebut secara cepat tanpa berfikir panjang maka akan
memungkinkan ada yang bisa tetapi tentu saja tidak intensif. Hal ini karena setiap
anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang kuat daya ingatnya dan
ada juga yang kurang. Dengan demikian, penerapan metode ummi ini dalam
44
Didik Hernawan, ‘Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an’, Profetika:
Jurnal Studi Islam 19, no. 1 (2019): 27–35.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Sugiarto dalam risetnya
yang dilakukan di SMP Islam Ramah Anak Depok Jawa Barat menemukan bahwa
adalah 63,3 persen dan sisanya 36,7 persen ditentukan oleh faktor lain. Selain itu,
Sugiarto juga meneliti variabel lainnya yakni kemampuan Guru. Menurut hasil
didik. Karena itu, disarankan bagi para Guru untuk menggunakan metode ummi
F. Modul An-Nawa
1. Latar Belakang
45
Nursya’bani Nursya’bani, ‘Metode Pembelajaran Al-Qur’an: Studi Komparatif Metode
Iqro’dan Metode Ummi’ (Thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2019).
46
Adam Sugiarto, ‘Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Penggunaa Metode Ummi
Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siwaa’, An Naba 3, no. 2 (2020): 150–63.
PAGE \* MERGEFORMAT 65
Al-Qur`an memiliki dimensi historis serta ruang dan waktu yang berbeda
juga memiliki karakteristik yang sangat khas dan rumus yang unik. Untuk itu
interdisipliner. Apalagi, berupaya untuk mempelajari bacaan yang baik dan benar
secara ilmu tajwid, makhraj dan sifat-sifat hurufnya dibutuhkan sebuah metode
membaca Al-Qur’an yang lebih instan dan model manajemen yang lebih cocok
Selama ini, sudah banyak metode dan model pembelajaran yang dapat
moderen yang dapat digunakan adalah metode al-baghdadi, metode iqra’, metode
mempelajari al-Qur`an ialah: pertama Lemahnya i`tikad atau minat untuk bisa
Qur`an adalah model kolot. Kedua disibukkan dengan gadget dan berbagai gime
online di dalamnya. Gadget Pada generasi digital sekarang bukan lagi merupakan
suatu hal yang baru seperti smartphone dan komputer tablet seperti windows, dan
Mengingat hal tersebut di atas dan melihat kenyataan bahwa banyak umat
Islam yang belum bisa membaca Alquran, dengan demikian masih ada ruang
PAGE \* MERGEFORMAT 65
untuk melahirkan metode dan model pembelajaran baca cepat al-Qur`an. Dalam
hal ini hadir Modul An-Nawa sebagai respon untuk menjawab beberapa faktor di
atas. Modul An-Nawa adalah penggabungan dua kelebihan dari dua metode yang
populer di Indonesia yaitu metode Iqra dan metode Ummi menjadi satu yang
Apapun yang berada disekeliling dan yang melekat pada diri manusia pasti
memiliki nama, begitupun dalam sebuah modul yang sedang dikembangkan pada
pembahasan ini. Namun semuanya pasti memiliki alasan mengapa memilih nama
tersebut. Inilah yang menjadi dasar pemikiran awal mengambil nama modul an-
ِمَس ْع ُت َر ُس وَل اِهَّلل َص ىَّل: َع ْن َاِم رْي اْلُم ْؤ ِم ِننْي َاْيِب َح ْفٍص َمُع َر ْبِن اْلخَّط ا ِب َر َيِض ُهللا َع ْن ُه َق اَل
َّنَم ا اَأْلَمْع اُل اِب لِّنَّي ِة َو ِلِّلُك اْم ِر ٍئ َم ا َن َو ى َفَم ْن اَك َنْت ْجِهَر ُت ُه ىَل اِهَّلل: الَّلهم َعَلْي ِه َو َس َمَّل َيَق ُو َل
ِإ ِإ
َو َر ُس وِهِل َفِهْج َر ُتُه ىَل اِهَّلل َو َر ُس وِهِل َو َمْن اَك َنْت ْجِهَر ُت ُه ُدل ْنَيا ُيِص يَهُبا َأِو اْم َر َأٍة َيَزَت َّو َهُجا َفِهْج َر ُت ُه ىَل
ِإ ِإ
َم ا َهاَج َر َلْي ِه
ِإ
Artinya: “Dari Amirul Mu`minin Abu Hafsh Umar bin Khathab
radhiyallahu ‘anhu, berkata, Aku mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda,
“semua amal perbuatan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan
sesuai apa yang ia niatkan. Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,
maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa berhijrah karena
dunia yang ia cari atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya
untuk apa yang ia tuju.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
PAGE \* MERGEFORMAT 65
yang bisa dipercaya, bahwa Ibnu Mas`ud berkata, “Di antara kami ada seorang
laki-laki yang melamar Wanita, Bernama Ummu Qais. Namun, Wanita itu
menolak sehingga ia berhijrah ke Madinah. Maka laki-laki tersebut ikut hijrah dan
Hadits ini sangat penting, karena menjadi orientasi seluruh hukum dalam
Islam. Ini bisa dilihat dari pendapat para ulama. Abu Daud berkata” Hadits ini
setengah dari ajaran Islam. Karena Agama bertumpu pada dua hal: Sisi lahiriyah
(amal perbuatan) dan sisi Bathiniyah (niat).” Imama Ahmad dan Imam Syafi`I
berkata, “Hadits ini mencakup sepertiga Ilmu, karena perbuatan manusia terkait
dengan tiga hal: Hati, Lisan, dan anggota badan.csedangkan niat dalam hati
dan karangannya dengan hadits ini. Imam Bukhari menempatkan hadits ini di
awal kitab Shahihnya. Imam Nawawi menempatkan hadits ini pada urutan
ia akan meluruskan niatnya hanya karena Allah, baik dalam menuntut ilmu atau
Para ulama sepakat bahwa perbuatan seorang mukmin tidak akan diterima
dan tidak akan mendapatkan pahala kecuali diringi dengan niat. Dalam ibadah
PAGE \* MERGEFORMAT 65
inti, seperti Shalat, haji, Puasa, niat merupakan rukun. Karenanya ibadah-
ibadahtersebut tidak sah kecuali jika diiringi niat. Adapun dalam ibadah yang
merupakan sarana dari ibadah inti, seperti Wudhu dan mandi, ada perbedaan
dan ulama-ulama lain menyebutkan bahwa niat merupakan syarat sahnya sebuah
ibadah. Oleh karena itu ibada-ibadah tersebut tidak sah kecuali diiringi dengan
niat.
Niat, dilihat dari sudut waktu dan tempatnya: Pertama, waktu niat adalah di
awal ibadah. Seperti: takbiratul Ihram untuk shalat, dan ihram untuk haji,
waktu subuh secara tepat cukup sulit. Kedua. Niat bertempat di hati tidak
dan ibadah sebuah keharusan agar mendapat pahala di akhirat serta kemudahan
akan sah kecuali jika diiringi dengan niat, karena niat tanpa amal diberi pahala,
sementara amal tanpa niat adalah sia-sia. Perumpamaan niat bagi amal, ibarat ruh
bagi jasad. Jasad tidak akan berfungsi jika tanpa ruh, dan ruh tidak akan tampak
menggunakan tulisan Bahasa Arab menggunakan Khot kufi. Khot Kufi salah satu
jenis kaligrafi dalam seni menulis tulisan arab yang menekankan keindahan pada
Seni Kaligrafi Kufi Melalui Media Buku Ilustrasi oleh Naufal Farras Pribadi
menjadi tiga, yaitu kaligrafi Kufi Basit, kaligrafi Kufi Muzakhrof, dan kaligrafi
penulisannya.
Jenis kaligrafi Kufi ini memiliki tampilan yang sederhana tidak memiliki
titik dan hiasan. Selain itu, kaligrafi Kufi Basit hanya menampilkan bentuk pokok
suatu huruf saja, baik dalam merangkainya ataupun dalam anatomi huruf
tunggalnya. kaligrafi Kufi jenis ini lebih mudah dibuat, yakni dengan cara
Kaligrafi ini pertama kali muncul di Mesir. Namanya diambil dari bahasa
Arab dan dialihkan menjadi bahasa Mashdar yang memiliki arti “bunga”. Sesuai
ornamen utamanya. Jika ornamen yang dipakai adalah daun, kaligrafi ini bisa
Musyajjar. Namun, ketiga elemen itu tidak bisa digunakan secara bersamaan
dalam satu karya kaligrafi. Jadi, satu kaligrafi hanya bisa menggunakan satu jenis
Kaligrafi Kufi Musattar adalah kaligrafi yang tersusun dari susunan garis
lurus yang bertemu dengan garis vertikal. Pertemuan garis tersebut membentuk
sudut siku yang tegak lurus tanpa putaran atau lengkungan. Kaligrafi Kufi
Musattar juga memiliki nama lain, yaitu Handasi Tarbi’i dan Murabba, yang
artinya kubus. Dengan demikian, bentuk kaligrafi ini memang hanyalah kotak-
kotak saja sehingga dalam proses membuatnya diperlukan penggaris dan pena.
Melihat dari tiga jenis kaligrafi di atas, maka penulisan kata an-Nawa tergolong
Kata An-Nawa berasal dari kata Bahasa Arab bentuk Masdar dari – َنَو ى
َيْنِو ى – َنًو ىyang berarti “Niat atau tujuan”. Kemudian terjadi perubahan bentuk
dari nakirah ( )َنَو ىke dalam bentuk ma`rifat ( ) الَّنَو ىyaitu tanwin ( _ً ) dihilangkan
إ) ُقِلَبِت الَي اُء َاِلًف ا ِلَتَح ُّر ِك َه ا. ح. َالَّن وى َاْص ُهُل َن ًو ى َاْص ُهُل َن َو ٌي َعىَل َو ْز ِن َفَع ٌل َو ِعَالُهُل (ق
َو اْنِفَتاح َم اَقْبَلَها َفَص اَر َن ًو ى َعىَل َو ْز ِن َفًع ى َو ُح ِذ َفِت الَّتْن ِو ْيُن ِلَس َبِب ُو ُج ْو ِد (َاْل ) َفَص اَر َالَّن َو ى
ْج َتَم َع ِت ْاَحلْر َف اِن َاْلُم َتَج اِنَس اِن َاْلُم َتِح ِّر اَك ِن ىِف ِلَك َم ٍة َو اِح َد ٍة َمُها ُنْو اَن ِن َّمُث ُاَمِغ ِت.َعىَل َو ْز ِن َاْلَفَع ى
ِإ
َاْلُنْو ُن ىِف الُّنْو ِن َفَص اَر َالَّنَو ى
“An-Nawa dari asal kata “nawan” dari asal kata “nawayun” diambil dari
menggantikan YA kepada ALIF dari kalimat ( )َنَو ٌيmenjadi ( )َنًو ىkarena melihat
tanda harokat sebelumnya, maka menjadi ()َن ًو ى. Kedua: Hadzf, membuang
Tanwin disebabkan adanya AL diawal kalimat ( )َنًو ىmaka menjadi ()َالَّنَو ى. Ketiga:
Idghom, berkumpulnya dua huruf yang sejenis dalam satu kalimat yaitu dua huruf
nun ( )َالْنَنَو ىkemudian dimasukan nun pertama kepada nun kedua maka jadilah (
)َالَّنَو ى.
arab dan latin dengan jenis tulisan yang sama yaitu jenis calibri. Adapun untuk
font size arab 21 dan latin 14.Ukuran modul an-nawa sesuai dengan standar ISO
berikut:
1) Daftar isi
huruf sambung, panjang pendek, bacaan yang dibaca jelas, bacaan yang
3) Peta konsep
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dan sumatif)
Untuk mengukur kemampuan peserta didik layak atau tidak layak untuk
merasa senang dan gembira kalau sudah bisa membaca. Adapun dalam jilid
1) Daftar isi
huruf sambung, panjang pendek, bacaan yang dibaca jelas, bacaan yang
3) Peta konsep
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dan sumatif)
Untuk mengukur kemampuan peserta didik layak atau tidak layak untuk
kedamaian dan akan terasa indah bila sudah memnguasai bacaan apalagi
sampai hafal 30 juz dari al-quran. Adapun dalam jilid kedua terdiri atas:
1) Daftar isi
huruf sambung, panjang pendek, bacaan yang dibaca jelas, bacaan yang
3) Peta konsep
dan sumatif)
Untuk mengukur kemampuan peserta didik layak atau tidak layak untuk
َو اُهّٰلل َاْخ َر َج ْمُك ِّم ْۢن ُبُط ْو ِن ُاَّم ٰهِتْمُك اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّو َجَع َل َلُمُك الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر
َو اَاْلْف َد َةۙ َلَع َّلْمُك َتْش ُكُر ْو َن
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan ِٕـtidak
mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl [16] :
78)
Konsep dasar yang kedua tercantum dalam Quran Surat Al-Mulk [67] ayat
23 berikut ini.
ُقْل ُه َو اِذَّلْٓي َاْنَش َاْمُك َو َجَع َل َلُمُك الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْف َد َۗة َقِلْي اًل َّم ا َتْش ُكُر ْو َن
ِٕـ
“Katakanlah, “Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. (Akan tetapi,) sedikit sekali
kamu bersyukur” (QS. Al-Mulk [67] : 23)
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dengan tujuan agar peserta didik dapat menirukan bacaan huruf-huruf atau
kalimat-kaliamt al-Qur’ān dengan baik dan benar sesuai dengan makhroj dan
tajwidnya.
Kedua, penglihatan. Dalam tahapan kedua ini bisa dilakukan dengan dua
dan peserta didik memperhatikan dan mendengarkan tanpa melihat ayat yang
dibacakan guru. Kemudian baru diperlihatkan ayat yang dibacakan gurunya guna
memperkuat ingatan bacaan dan mengetahui bagaimana tulisan arab atau al-
Ketiga, Hati, disini hati diartikan sebagai pemahaman dalam bentuk tulisan,
karena Salah satu tujuan modul An-Nawa selain peserta didik mahir membaca dan
tau bagaimana tulisannya, maka peserta didik harus bisa menuangkan kedalam
bentuk tulisan.
Dengan tiga tahapan tersebut diharapkan peserta didik bukan hanya mahir
membaca al-Qur`an akan tetapi peserta didik juga diwajibkan mahir dalam
penulisannya. Dengan demikian lulusan dari modul An-Nawa peserta didik mahir
PAGE \* MERGEFORMAT 65
dalam membaca al-Qur`an dan mahir dalam menuliskan ayat-ayat al-Qur`an dan
maka perlu adanya diagnosa dengan melakukan free test terhadap calon peserta
kemampuan atau tingkatan bacaan peserta didik agar lebih mudah dalam
didik agar lebih mudah diarahkan dan lebih kondusif dalam kegiatan belajar
mengajarnya.
Kemudian setiap peserta didik untuk naik ketingkat lebih tinggi harus
melalui uji coba dan diuji cobakan kelancaran dalam membaca materi atau bacaan
sebelumnya dari segi tajwid atau makhorijul hurufnya di hadapan sang guru yang
kompeten. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar pada
materi sebelumnya dan untuk mempermudah peserta didik menerima materi pada
tingkat selanjutnya. Bila tahapan ini laksanakan maka seorang guru pun lebih
target capaiannya jelas, 4) lokasi waktunya jelas, 5) ada tes formatif dan sumatif,
ilmu tajwid), 7) bisa dipelajari oleh semua umur, 8) dapat digunakan untuk belajar