Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Pilihan Konsumen dalam Pasar Layanan

Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asimetri informasi terjadi ketika satu pihak dalam transaksi memiliki lebih banyak
informasi dibandingkan pihak lain, sering kali mengakibatkan keputusan yang tidak optimal.
Pasar layanan kesehatan sering kali menampilkan ketidakseimbangan semacam ini, di mana
penyedia layanan seperti dokter dan rumah sakit memiliki informasi lebih banyak
dibandingkan dengan pasien. Kondisi ini dapat mempengaruhi keputusan penting yang
berkaitan dengan kesehatan dan keuangan, mengingat minimnya pengetahuan medis yang
dimiliki konsumen untuk membuat pilihan yang tepat.
https://doi.org/10.1111/rssa.12214
Asimetri informasi dapat mengakibatkan kesulitan bagi konsumen dalam memilih penyedia
layanan yang sesuai, mengevaluasi kualitas perawatan, atau memahami pilihan pengobatan
yang tersedia. Situasi ini sering berdampak pada efisiensi pasar dan peningkatan biaya
layanan kesehatan. Pentingnya kajian ini terletak pada identifikasi bagaimana asimetri
informasi mempengaruhi perilaku konsumen serta keputusan mereka dalam memilih layanan
kesehatan, termasuk dampaknya terhadap kesejahteraan keseluruhan.
10.1007/s11294-019-09732-9
Studi sebelumnya telah mengungkap bahwa transparansi yang ditingkatkan dan penyediaan
informasi yang lebih komprehensif bisa mengurangi beberapa efek negatif dari asimetri
informasi. Namun, penerapan prinsip-prinsip ini masih belum konsisten di semua sistem
kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada variasi tingkat akses informasi di antara
konsumen, yang dapat signifikan mempengaruhi pilihan mereka dalam layanan kesehatan.
Masalah ini menandai kebutuhan penting untuk lebih memahami bagaimana kekurangan
informasi mempengaruhi keputusan dalam konteks kesehatan dan bagaimana ini bisa
berdampak pada hasil kesehatan secara umum.
https://doi.org/10.1136/bmj.n1225

B. Tujuan
1. Mengetahui tinjauan literatur tentang asimetri informasi dan pengaruhnya
terhadap pilihan konsumen di pasar kesehatan.
2. Menganalisa Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Pilihan Konsumen dalam
Pasar Layanan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Literatur
1. Definisi Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah kondisi di mana satu pihak dalam suatu transaksi memiliki
informasi lebih yang tidak diketahui oleh pihak lainnya. Konsep ini sering dijumpai dalam
berbagai situasi ekonomi dan bisnis, termasuk pasar layanan kesehatan, keuangan, dan
asuransi.
https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780198776093.003.0001

Dalam konteks layanan kesehatan, asimetri informasi terjadi ketika penyedia layanan
(misalnya dokter atau rumah sakit) memiliki pengetahuan medis yang tidak dimiliki oleh
pasien. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pasien karena kurangnya
informasi yang relevan tentang kondisi kesehatannya, pilihan pengobatan yang tersedia, dan
potensi risiko serta manfaat dari pengobatan tersebut.
Shmanske, S. (1996). Information Asymmetries in Health Services: The Market
Can Cope. The Independent Review, 1(2), 191–200.
http://www.jstor.org/stable/24560940

Dalam banyak kasus, penyedia layanan kesehatan memiliki pengetahuan medis yang tidak
dimiliki oleh pasien, sehingga tercipta ketidakseimbangan informasi. Ketidakseimbangan ini
dapat mempengaruhi cara pasien memilih penyedia layanan, mengevaluasi kualitas
perawatan, dan memutuskan pengobatan mana yang terbaik untuk kondisi mereka. Dalam
beberapa penelitian, asimetri informasi ini telah dikaitkan dengan penggunaan layanan
kesehatan yang tidak efisien dan meningkatnya biaya perawatan, yang menunjukkan
pentingnya transparansi dan edukasi yang lebih baik dalam layanan kesehatan.
https://doi.org/10.1186/s13012-021-01142-y

2. Teori yang Relevan


Untuk mendukung Tinjauan Literatur Anda tentang asimetri informasi dalam layanan
kesehatan, beberapa teori relevan yang dapat Anda bahas meliputi:
a. Teori 'Market for Lemons' oleh George Akerlof (1970):
Teori ini adalah salah satu yang paling terkenal yang menggambarkan fenomena asimetri
informasi. Akerlof menggunakan pasar mobil bekas sebagai contoh di mana penjual memiliki
informasi lebih tentang kualitas produk daripada pembeli. Ini dapat diterapkan dalam konteks
layanan kesehatan, di mana penyedia layanan kesehatan memiliki informasi lebih tentang
opsi pengobatan daripada pasien. Teori ini menjelaskan bagaimana pasar bisa gagal ketika
asimetri informasi mempengaruhi keputusan pembeli, yang serupa dengan pasien yang
membuat keputusan tentang perawatan kesehatan.
Akerlof, G. A. (1970). The market for "lemons": Quality uncertainty and the market
mechanism. The Quarterly Journal of Economics, 84(3), 488-500.
b. Prinsip-prinsip Ekonomi Kesehatan oleh Kenneth Arrow (1963):
Dalam karyanya yang berjudul "Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care",
Kenneth Arrow membahas bagaimana ketidakpastian dan asimetri informasi mempengaruhi
transaksi di pasar layanan kesehatan. Arrow menyoroti bagaimana informasi yang tidak
simetris antara dokter dan pasien mempengaruhi perilaku dan keputusan di pasar kesehatan.
Arrow, K. J. (1963). Uncertainty and the welfare economics of medical care. The American
Economic Review, 53(5), 941-973.

c. Teori Pemilihan Adversial (Adverse Selection):


Teori ini berfokus pada bagaimana asimetri informasi dapat menyebabkan pemilihan
adversial di mana pihak yang lebih berisiko cenderung berpartisipasi dalam pasar asuransi
kesehatan, sementara yang lebih sehat cenderung tidak berpartisipasi. Ini sering dikaitkan
dengan masalah di pasar asuransi kesehatan. Rothschild dan Stiglitz (1976), memperkenalkan
konsep bahwa dalam pasar asuransi di mana pengetahuan tentang risiko tidak sempurna dan
tidak seimbang (asimetri informasi), penyedia asuransi tidak dapat membedakan antara risiko
tinggi dan risiko rendah hanya dari permintaan asuransi. Hal ini mengarah ke situasi di mana
premi asuransi harus diset tinggi untuk mengkompensasi risiko yang lebih tinggi dari rata-
rata, yang pada gilirannya mendorong konsumen risiko rendah keluar dari pasar.

Mereka menjelaskan bahwa tanpa kemampuan untuk membedakan secara akurat antara
kelompok risiko, perusahaan asuransi mungkin harus menawarkan kontrak yang dirancang
untuk menarik kedua jenis risiko, atau bahkan bisa jadi hanya menarik risiko tinggi saja jika
premi tidak dapat disesuaikan secara akurat. Kondisi ini bisa berujung pada apa yang disebut
dengan "death spiral" dalam asuransi kesehatan, di mana hanya mereka yang paling
membutuhkan asuransi yang membelinya, yang mengakibatkan kenaikan premi dan
pengurangan lebih lanjut dari jumlah individu yang sehat dalam pool asuransi.
Rothschild, M., & Stiglitz, J. (1976). Equilibrium in Competitive Insurance Markets: An
Essay on the Economics of Imperfect Information. The Quarterly Journal of Economics,
90(4), 629-649.

d. Teori Risiko Moral (Moral Hazard):


Teori risiko moral, seperti dijelaskan oleh Flores Zendejas, Gaillard, dan Michalek,
menggambarkan bagaimana perlindungan dari konsekuensi negatif (seperti melalui asuransi
atau bailout) mengurangi insentif untuk menghindari perilaku berisiko. Ini terjadi karena
asimetri informasi, di mana pihak yang terlindungi memiliki informasi atau kepercayaan
bahwa mereka akan dilindungi, sehingga mereka cenderung mengambil risiko yang tidak
akan mereka ambil jika mereka harus menanggung konsekuensi penuh dari tindakan mereka.
Buku ini secara mendalam membahas bagaimana fenomena ini mempengaruhi berbagai
sektor ekonomi, menimbulkan biaya signifikan bagi masyarakat, dan menyajikan tantangan
penting bagi pembuat kebijakan dalam menciptakan sistem yang lebih stabil dan adil.
Flores Zendejas, J., Gaillard, N., & Michalek, R. (Eds.). (2022). Moral Hazard: A Financial,
Legal, and Economic Perspective. Routledge.

3. Dampak pada Pilihan Konsumen


Asimetri informasi dalam layanan kesehatan memiliki dampak signifikan pada
pilihan konsumen, mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih asuransi dan
layanan kesehatan. Berikut adalah dampak utama yang sering muncul dalam
literatur akademis:
a. Adverse Selection: Asimetri informasi sering menyebabkan fenomena adverse
selection, terutama dalam pasar asuransi kesehatan. Orang-orang yang
memiliki informasi lebih baik tentang kondisi kesehatan mereka cenderung
memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sementara mereka
yang sehat mungkin menghindari membeli asuransi karena biaya yang tinggi.
Ini meningkatkan risiko bagi penyedia asuransi dan dapat meningkatkan premi
asuransi secara keseluruhan, mendorong lebih banyak orang sehat untuk tidak
berpartisipasi.
David M. Cutler dan Richard J. Zeckhauser menjelaskan dalam penelitian
mereka bahwa pilihan individu atas polis asuransi kesehatan dapat
menyebabkan pengurutan berbasis risiko di antara rencana yang berbeda.
Mereka menemukan bahwa adverse selection menyebabkan tiga jenis
kerugian: kerugian efisiensi karena individu dialokasikan ke rencana yang
salah, kerugian bagiannya risiko karena variabilitas premi meningkat, dan
kerugian dari penyimpangan polis oleh asuransi untuk memperbaiki campuran
terasuransi mereka. Studi ini memberikan bukti empiris tentang adverse
selection di dua kelompok karyawan: Universitas Harvard dan Komisi
Asuransi Kelompok Massachusetts (DOI: 10.3386/w6107).

b. Inersia dalam Pilihan Rencana: Ketidakseimbangan informasi juga


berkontribusi pada inersia di antara konsumen, yang berarti mereka cenderung
tetap dengan rencana asuransi atau penyedia layanan kesehatan yang sama,
bahkan jika ada opsi yang lebih baik. Inersia ini sering terjadi karena
konsumen merasa sulit untuk mengevaluasi dan membandingkan manfaat dari
berbagai pilihan akibat kurangnya informasi yang jelas dan transparan.
penelitian yang dilakukan oleh Handel dan Kolstad. Studi ini menunjukkan bahwa inersia
memiliki peran besar di setiap pasar asuransi kesehatan yang diteliti, termasuk Medicare Part
D dan asuransi yang disponsori oleh pemberi kerja. Penelitian ini memberikan wawasan
penting tentang bagaimana berbagai sumber inersia—seperti kesetiaan pada penyedia, biaya
switching, dan ketidaktertarikan—berpengaruh pada pilihan rencana asuransi kesehatan.
10.3386/w22684

c. Penggunaan Layanan Kesehatan yang Tidak Efisien: Kurangnya informasi


atau informasi yang salah dapat menyebabkan pasien tidak menggunakan
layanan yang mereka butuhkan atau menggunakan layanan yang kurang tepat
atau terlalu mahal. Misalnya, kurangnya kesadaran tentang biaya atau kualitas
layanan dapat mendorong pasien menggunakan layanan darurat untuk kondisi
yang dapat ditangani dengan perawatan rutin yang lebih murah.
studi oleh Cutler dan Zeckhauser (1997) yang membahas bagaimana informasi
yang tidak adekuat dapat menyebabkan pasien memilih rencana asuransi yang
tidak efisien, yang sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan
mereka, menyebabkan penggunaan yang tidak tepat dari layanan kesehatan.
Studi ini menawarkan perspektif mendalam tentang bagaimana kesalahan
dalam pemilihan asuransi dapat mempengaruhi penggunaan layanan kesehatan
dan biaya yang terkait.
DOI studi tersebut adalah: 10.3386/w6107

d. Kebijakan untuk Mengurangi Dampak Asimetri Informasi: Banyak penelitian


menyarankan bahwa peningkatan transparansi dan akses informasi bisa
memperbaiki situasi ini. Kebijakan yang dirancang untuk memudahkan
konsumen mendapatkan informasi tentang biaya dan kualitas layanan
kesehatan, seperti database publik dan alat perbandingan online, telah terbukti
membantu konsumen membuat keputusan yang lebih tepat dan mengurangi
inefisiensi pasar.
Sebuah studi oleh RAND mengeksplorasi berbagai strategi transparansi harga
dan kualitas yang telah diterapkan, termasuk inisiatif federal dan alat online
yang memungkinkan konsumen untuk membandingkan biaya layanan
kesehatan. Kebijakan ini membantu mengurangi asimetri informasi,
memungkinkan pasien membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data
yang lebih transparan dan mudah diakses (DOI: 10.7249/RR-A1158-1).

Penting bagi pembuat kebijakan dan penyedia layanan kesehatan untuk


memahami dan mengatasi isu asimetri informasi untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan oleh konsumen dan efisiensi keseluruhan dalam sistem
kesehatan. Peningkatan edukasi dan transparansi bisa menjadi langkah kunci
dalam mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa semua pihak memiliki akses
yang setara terhadap informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan
yang tepat tentang kesehatan mereka.

4. Strategi Mengurangi Asimetri Informasi


Untuk mengurangi asimetri informasi dalam layanan kesehatan, beberapa strategi
dapat diimplementasikan oleh para pemangku kebijakan, penyedia layanan
kesehatan, dan instansi terkait. Berikut adalah beberapa strategi yang telah dibahas
dalam literatur dan praktek Phelps, C. E. (2017). Health economics (6th ed.).
Routledge.:
a. Transparansi Harga dan Kualitas Layanan:
Memperkenalkan kebijakan yang mewajibkan penyedia layanan kesehatan untuk
mempublikasikan informasi tentang biaya layanan dan hasil kesehatan dapat
membantu pasien membuat keputusan yang lebih informasi. Ini termasuk
penerapan sistem penilaian kualitas yang dapat diakses oleh publik dan
menyediakan perbandingan antar penyedia layanan.
b. Pendidikan Pasien:
Program edukasi yang menginformasikan pasien tentang opsi layanan kesehatan
yang tersedia, termasuk pengobatan dan biaya, dapat membantu mengurangi
ketidakseimbangan informasi. Edukasi ini bisa berupa materi cetak, workshop,
atau platform online yang menyediakan informasi kesehatan yang mudah
dipahami.
c. Peningkatan Akses ke Data Elektronik:
Mengembangkan dan memperluas akses ke catatan kesehatan elektronik yang
memungkinkan pasien untuk mengakses riwayat perawatan kesehatan mereka
sendiri dapat membantu mereka dalam membuat keputusan yang lebih tepat
mengenai perawatan selanjutnya.
d. Penggunaan Teknologi Digital:
Aplikasi kesehatan dan platform online yang menyediakan informasi tentang
penyakit, perawatan, dan biaya dapat membantu pasien mengambil keputusan
yang lebih baik. Teknologi ini juga dapat menyediakan alat bantu keputusan yang
memfasilitasi pemilihan opsi layanan kesehatan berdasarkan preferensi dan
kondisi pasien.
e. Pengaturan dan Kebijakan Pemerintah:
Pengaturan yang kuat dari pemerintah untuk memastikan bahwa semua informasi
kesehatan yang diberikan kepada pasien adalah akurat dan terkini. Hal ini bisa
mencakup regulasi terhadap iklan layanan kesehatan dan pemasaran yang
menyesatkan.
f. Peningkatan Kerjasama antar Profesional Kesehatan:
Memfasilitasi komunikasi dan kerjasama yang lebih baik antara berbagai penyedia
layanan kesehatan untuk memastikan bahwa pasien menerima informasi yang
konsisten dan menyeluruh tentang opsi perawatan mereka.

Strategi-strategi ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pasien dalam


mengambil keputusan yang lebih tepat serta meningkatkan kualitas layanan
kesehatan yang lebih adil dan efisien. Penerapan efektif dari strategi ini
membutuhkan kolaborasi antara sektor kesehatan, pemerintah, dan masyarakat
untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki akses yang sama terhadap
informasi yang penting untuk pengambilan keputusan kesehatan.

B. Analisis
Dalam analisis pengaruh asimetri informasi terhadap pilihan konsumen dalam pasar
layanan kesehatan, temuan utama menunjukkan beberapa implikasi penting:
1. Pengaruh Asimetri Informasi pada Keputusan Asuransi Kesehatan:
Studi menemukan bahwa asimetri informasi memperberat kondisi adverse
selection di pasar asuransi kesehatan, di mana individu yang memiliki risiko
kesehatan tinggi lebih cenderung membeli asuransi kesehatan, sedangkan yang
sehat lebih cenderung menghindarinya. Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya
bagi penyedia asuransi tetapi juga menaikkan premi untuk semua peserta, yang
pada gilirannya bisa menurunkan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan.
Implikasinya adalah pentingnya kebijakan yang meningkatkan transparansi dan
akses informasi untuk mengurangi ketidakseimbangan ini, sehingga
memungkinkan pasar lebih efisien dan adil.
2. Dampak Inersia terhadap Pemilihan Layanan Kesehatan:
Konsumen sering kali mengalami kesulitan untuk mengubah penyedia layanan
kesehatan atau jenis layanan yang dipilih karena kurangnya informasi yang mudah
diakses dan dipahami. Inersia ini bisa berakibat pada penggunaan layanan yang
tidak efisien atau terlalu mahal, serta kegagalan untuk mengakses perawatan yang
lebih efektif atau terjangkau. Implikasinya adalah bahwa sistem kesehatan harus
menyediakan platform yang memudahkan konsumen untuk membandingkan dan
memahami pilihan layanan kesehatan yang tersedia, sehingga membantu mereka
membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan kebutuhan dan kondisi kesehatan
mereka.
3. Kebijakan untuk Mengatasi Asimetri Informasi:
Kebijakan seperti keharusan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan
informasi yang transparan tentang biaya dan hasil perawatan dapat signifikan
dalam mengurangi asimetri informasi. Pendekatan ini tidak hanya memperbaiki
keputusan konsumen tapi juga mendorong penyedia layanan untuk memperbaiki
kualitas dan efisiensi layanan mereka. Implementasi kebijakan ini membutuhkan
kerjasama antar sektor, termasuk pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan
organisasi konsumen, untuk memastikan bahwa data yang akurat dan relevan
tersedia dan dapat diakses oleh semua pihak.
Temuan-temuan ini menggarisbawahi pentingnya strategi yang ditargetkan untuk
meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi dalam sistem kesehatan.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh asimetri informasi, kebijakan
dan praktik yang lebih efektif dapat dikembangkan untuk mendukung keputusan yang
lebih informasi dan adil dalam layanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap pilihan konsumen dalam
pasar layanan kesehatan, kita melihat bahwa asimetri informasi menyebabkan sejumlah
masalah substansial, termasuk adverse selection dalam asuransi kesehatan dan inersia dalam
pemilihan layanan kesehatan. Ketidakseimbangan informasi antara penyedia dan konsumen
layanan kesehatan mempengaruhi efisiensi pasar dan keadilan dalam akses terhadap
perawatan kesehatan yang berkualitas. Kebijakan yang mendorong transparansi dan edukasi
konsumen dapat memperkuat fungsi pasar dan meningkatkan kualitas keputusan kesehatan
yang dibuat oleh konsumen.

B. Saran
Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh asimetri informasi, disarankan agar
pemerintah dan lembaga terkait mengimplementasikan regulasi yang memastikan
transparansi harga dan kualitas layanan kesehatan. Penyedia layanan kesehatan harus
diwajibkan untuk menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang biaya
layanan dan hasil perawatan. Selain itu, pengembangan program edukasi kesehatan
untuk masyarakat umum perlu ditingkatkan, agar konsumen dapat membuat
keputusan yang lebih informasi dan sesuai dengan kebutuhan kesehatan mereka.
Implementasi teknologi informasi dalam sistem kesehatan juga penting untuk
memfasilitasi akses yang lebih baik terhadap informasi kesehatan yang akurat dan
terkini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai