Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang:

Dalam menghadapi krisis keuangan global yang berpotensi mempengaruhi stabilitas


sistem keuangan domestik, koordinasi antara Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi sangat penting. Ketiganya memiliki
peran yang berbeda namun saling terkait erat dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan
pada sistem keuangan Indonesia.

- Bank Indonesia: bertanggung jawab atas kebijakan moneter dan stabilitas sistem
pembayaran.
- Otoritas Jasa Keuangan: mengawasi dan mengatur lembaga keuangan non-bank,
asuransi, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya.
- Lembaga Penjamin Simpanan: menjamin simpanan nasabah di bank dan berperan
dalam penanganan bank gagal bayar untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Kasus untuk Diskusi:

Misalkan, terjadi suatu krisis keuangan global yang menyebabkan aliran modal keluar
yang besar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menyebabkan depresiasi
mata uang yang tajam dan kelangkaan likuiditas dalam sistem keuangan. Hal ini
meningkatkan tekanan terhadap bank dan lembaga keuangan, serta menimbulkan risiko
peningkatan gagal bayar kredit yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Pertanyaan Diskusi:

1. Peran dan Respons Bank Indonesia: Bagaimana Bank Indonesia seharusnya


merespons situasi ini dalam konteks kebijakan moneter dan stabilitas sistem
pembayaran? Apa langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk menjaga
likuiditas dalam sistem keuangan dan stabilisasi nilai tukar mata uang?
2. Tugas dan Aksi Otoritas Jasa Keuangan: Dalam menghadapi tekanan pada lembaga
keuangan, langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh OJK untuk
memastikan stabilitas dan kepercayaan terhadap sistem keuangan, terutama
terhadap lembaga keuangan non-bank dan pasar modal?
3. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan: Dengan meningkatnya risiko bank gagal
bayar, bagaimana LPS dapat memainkan perannya dalam menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap sistem perbankan? Apakah ada strategi atau mekanisme
khusus yang seharusnya diterapkan oleh LPS dalam kondisi ini?
4. Koordinasi antar Lembaga: Bagaimana ketiga lembaga ini seharusnya berkoordinasi
untuk menangani krisis ini secara efektif? Diskusikan pentingnya sinergi dan
koordinasi antara BI, OJK, dan LPS dalam memitigasi dampak krisis keuangan
terhadap ekonomi domestik.
Jawab :

Nama : Gangsar Bangkit Indra Wijaya

NIM : 050152222

Prodi : S1 Manajemen

UPBJJ : Purwokerto

Izin menjawab. Berikut merupakan jawaban dari diskusi 3

1. Peran dan Respon Bank Indonesia


Bank Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas moneter
dan sistem pembayaran di Indonesia. Dalam merespons situasi tertentu, seperti
kondisi ekonomi yang tidak stabil, Bank Indonesia dapat mengambil langkah-langkah
konkret untuk menjaga likuiditas dalam sistem keuangan dan stabilisasi nilai tukar
mata uang.

Kebijakan Moneter
Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter untuk menjaga
stabilitas nilai tukar mata uang dan likuiditas dalam sistem keuangan. Langkah-
langkah konkret yang dapat diambil meliputi :
 Kontrol Suku Bunga
Bank Indonesia dapat menyesuaikan suku bunga untuk mengatur likuiditas
dalam sistem keuangan.
 Intervensi Valuta Asing
Bank Indonesia dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk
menjaga stabilitas nilai tukar mata uang.

Stabilitas Sistem Pembayaran

Bank Indonesia juga bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas sistem


pembayaran. Langkah-langkah konkret yang dapat diambil meliputi :

 Peningkatan Infrastruktur Pembayaran


Bank Indonesia dapat meningkatkan infrastruktur pembayaran untuk
memastikan kelancaran transaksi keuangan.
 Pengawasan dan Regulasi
Bank Indonesia dapat memperkuat pengawasan dan regulasi terhadap
lembaga keuangan untuk mencegah risiko sistemik.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Bank Indonesia dapat merespons


situasi tertentu dalam konteks kebijakan moneter dan stabilitas sistem pembayaran
untuk menjaga likuiditas dalam sistem keuangan dan stabilisasi nilai tukar mata
uang.

2. Tugas dan Aksi Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran penting dalam memastikan
stabilitas dan kepercayaan terhadap sistem keuangan, terutama terhadap lembaga
keuangan non-bank dan pasar modal. Beberapa langkah yang seharusnya dilakukan
oleh OJK meliputi :
 Pengaturan dan Pengawasan
OJK perlu mengatur dan mengawasi lembaga keuangan non-bank dan pasar
modal untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang
ditetapkan.
 Pengelolaan Risiko
OJK harus memastikan bahwa lembaga keuangan non-bank dan pasar modal
memiliki sistem pengelolaan risiko yang kuat untuk menghadapi tekanan
eksternal.
 Transparansi dan Pelaporan
OJK perlu mendorong transparansi dan pelaporan yang tepat waktu dan
akurat dari lembaga keuangan non-bank dan pasar modal untuk
memungkinkan evaluasi yang baik terhadap kondisi keuangan mereka.
 Penyuluhan dan Edukasi
OJK dapat melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
terkait pentingnya keuangan yang sehat dan cara melindungi diri dari risiko
keuangan.
 Kolaborasi dengan Pihak Terkait
OJK perlu bekerja sama dengan lembaga keuangan, pemerintah, dan lembaga
terkait lainnya untuk memastikan koordinasi yang baik dalam menghadapi
tekanan pada lembaga keuangan.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, OJK diharapkan dapat memastikan


stabilitas dan kepercayaan terhadap sistem keuangan, terutama terhadap lembaga
keuangan non-bank dan pasar modal.

3. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan


Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memiliki peran penting dalam menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Beberapa peran utama LPS
dalam hal ini meliputi :
 Memberikan Jaminan Simpanan
LPS memberikan jaminan kepada nasabah bank atas simpanan yang
disimpannya, sehingga jika terjadi kegagalan bank, simpanan nasabah tetap
terjamin hingga batas tertentu.
 Meningkatkan Kepercayaan
Dengan adanya jaminan dari LPS, masyarakat akan merasa lebih percaya dan
aman dalam menyimpan dananya di bank, sehingga kepercayaan terhadap
sistem perbankan dapat dipertahankan.
 Mengelola Krisis Perbankan
LPS juga berperan dalam mengelola krisis perbankan dengan memberikan
perlindungan kepada nasabah dan mencegah terjadinya penarikan massal
dana yang dapat memperparah kondisi bank.

Untuk memainkan perannya dengan efektif, LPS dapat menerapkan strategi


dan mekanisme khusus, seperti :

 Komunikasi Efektif
LPS perlu melakukan komunikasi yang efektif kepada masyarakat terkait
jaminan yang diberikan, prosedur klaim, dan langkah-langkah yang diambil
dalam menghadapi krisis perbankan.
 Peningkatan Kepatuhan
Memastikan bank-bank yang dijamin oleh LPS mematuhi standar keamanan
dan kesehatan keuangan yang ditetapkan untuk mengurangi risiko kegagalan.
 Pengawasan yang Ketat
Melakukan pengawasan yang ketat terhadap bank-bank yang menjadi
anggotanya untuk mencegah terjadinya risiko yang dapat mengancam
stabilitas sistem perbankan.

Dengan menerapkan strategi dan mekanisme ini, LPS dapat memainkan


peran yang efektif dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem
perbankan.

4. Koordinasi antar Lembaga


Ketiga lembaga, yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), harus berkoordinasi secara efektif untuk
menangani krisis keuangan. Sinergi dan koordinasi di antara ketiganya sangat
penting dalam memitigasi dampak krisis keuangan terhadap ekonomi domestik.
 Pentingnya Sinergi dan Koordinasi
- Pengawasan yang Komprehensif
Koordinasi memungkinkan untuk pengawasan yang komprehensif
terhadap sektor keuangan, sehingga potensi risiko dapat diidentifikasi
lebih awal.
- Respons yang Cepat
Dengan sinergi, ketiga lembaga dapat merespons krisis dengan cepat
dan efektif, mengurangi dampak negatif pada stabilitas keuangan.
- Pengambilan Keputusan yang Tepat
Koordinasi memungkinkan pertukaran informasi yang lebih baik,
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam
menangani krisis.

 Cara Berkoordinasi
- Pertukaran Informasi
Ketiga lembaga harus secara teratur bertukar informasi terkait kondisi
keuangan, risiko, dan langkah-langkah yang diambil.
- Pembentukan Kebijakan Bersama
Sinergi dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi krisis
keuangan, sehingga langkah-langkah yang diambil saling mendukung.
- Kolaborasi dalam Penanganan Krisis
Ketiga lembaga harus bekerja sama dalam menangani krisis, baik
dalam hal penyediaan likuiditas, penanganan lembaga keuangan yang
terdampak, maupun perlindungan terhadap nasabah.

Dengan sinergi dan koordinasi yang baik, BI, OJK, dan LPS dapat
bekerja bersama untuk mengurangi dampak krisis keuangan terhadap
ekonomi domestik, memperkuat stabilitas keuangan, dan membangun
kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan.

Sumber referensi :

- Modul 3 EKSI14205
- https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/stabilitas-sistem-keuangan/Pages/Peran-Bank-
Indonesia.aspx
- https://ojk.go.id/id/tentang-ojk/pages/tugas-dan-fungsi.aspx
- https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-malang/artikel/artikel-
memahami-peran-lembaga-penjamin-simpanan-sebagai-jaring-pengaman-sistem-
perbankan-nasional-127688

Anda mungkin juga menyukai