Anda di halaman 1dari 201

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342977321

SOAL JAWAB KOMPREHENSIF DAN PREDIKSI OSN KIMIA

Book · February 2017

CITATIONS READS

0 63,183

1 author:

Bayu Ardiansah
University of Indonesia
54 PUBLICATIONS 183 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bayu Ardiansah on 16 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SOAL JAWAB
KOMPREHENSIF
DAN
PREDIKSI OSN KIMIA

Kelompok Topik Ke-1 i


Sanksi pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/
atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/
atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).

ii Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


SOAL JAWAB
KOMPREHENSIF
DAN
PREDIKSI OSN KIMIA

Bayu Ardiansah, S.Si.,M.Si.

Kelompok Topik Ke-1 iii


Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia

Penulis : Bayu Ardiansah, S.Si.,M.Si.


Tata letak : Maz Woko
Desain Cover : Dani RGB

Cetakan I Februari 2017

Diterbitkan oleh
Magnum Pustaka Utama
Beran RT 07, No. 56, Ds IX, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul,
DI Yogyakarta
Telp. 0858-6851-5323/0821-3540-1919
Email: penerbit.magnum@gmail.com
Website : www.penerbit.magnum.com

ISBN : 978-602-1217-65-8

iv Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KATA PENGANTAR

B uku ini ditulis dalam rangka membantu para siswa SMA/MA yang
dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi ilmiah/eksakta bidang kimia
seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN), baik di tingkat Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selain itu, buku ini
juga sangat representatif untuk dipelajari sebagai persiapan menghadapi
kompetisi kimia yang digelar beberapa perguruan tinggi seperti OKINES
– Olimpiade Kimia Unnes (Universitas Negeri Semarang), Chemistry
Fair (Universitas Indonesia), Olimpiade Kimia Nasional (UGM), NCC –
National Chemistry Challenge (ITS Surabaya) dan OKTAN (Kimia ITB).
Buku ini berisi soal-soal latihan dan penyelesaiannya yang disajikan
secara terstruktur per kelompok topik. Tidak seperti buku lain yang
terbit di pasaran, di sini materi akan dibahas lebih detail dan mendalam
mengenai persoalan yang ada. Soal-soal yang disajikan diambil dari
pengalaman mengajar penulis sebagai dosen di Departemen Kimia
FMIPA UI, hasil modifikasi soal OSN dan IChO serta soal-soal OSN dari
tahun-tahun sebelumnya, baik yang diambil dari dalam negeri maupun
luar negeri (Australia, Kanada, Belarusia, Inggris dam India). Buku ini
juga dilengkapi dengan prediksi soal OSN Kimia dari berbagai tingkatan,
mulai dari Kabupaten/Kota hingga tingkat Nasional. Semoga buku ini
bermanfaat dan berguna bagi siswa-siswi SMA/MA serta guru pengajar
olimpiade kimia. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis
hargai.

Depok, Februari 2017

Penulis

Kelompok Topik Ke-1 v


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................. v
Daftar Isi...................................................................................................... vi

KELOMPOK TOPIK KE-1


Atom, Ion, Molekul dan Stoikiometri........................................................1
KELOMPOK TOPIK KE-2
Gas dan Energi Reaksi Kimia/Termokimia...............................................19
KELOMPOK TOPIK KE-3
Struktur Atom, Ikatan Kimia, Geometri dan Gaya Antar Molekul..........39
KELOMPOK TOPIK KE-4
Sifat Koligatif Larutan dan Kinetika Kimia...............................................59
KELOMPOK TOPIK KE-5
Kesetimbangan Kimia dan Asam Basa......................................................85
KELOMPOK TOPIK KE-6
Kesetimbangan Kelarutan, Termodinamika dan Redoks Elektrokimia...109
KELOMPOK TOPIK KE-7
Logam Transisi, Senyawa Koordinasi dan Kimia Radiasi...................... 135

SELEKSI OSN KIMIA TINGKAT KABUPATEN/KOTA.........................153


SELEKSI OSN KIMIA TINGKAT PROVINSI.......................................167
SELEKSI OSN KIMIA TINGKAT NASIONAL......................................183

Daftar Pustaka..........................................................................................191
Tentang Penulis....................................................................................... 192

vi Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KELOMPOK TOPIK KE-1

Atom, Ion, Molekul dan Stoikiometri

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar,


memiliki sifat/kecenderungan :
A. Afinitas elektron rendah
B. Jari-jari atom besar
C. Elektron valensi yang terikat kuat
D. Bersifat logam
E. Keelektronegatifan rendah
Penyelesaian : C
• Suatu atom yang mempunyai nilai energi ionisasi pertama yang
besar, berarti atom tersebut susah untuk melepaskan elektron
terluarnya pada keadaan dasar.
• Hal ini memberikan makna bahwa elektron tersebut terikat kuat/
berinteraksi kuat dengan inti atom.
• Afinitas elektron juga diprediksi akan bernilai besar, karena
cenderung untuk mempertahankan elektron kepunyaannya.
• Nilai energi ionisasi yang besar juga cenderung dimiliki oleh atom-
atom yang berukuran kecil, non-logam dan elektronegativitas
tinggi.
• Sehingga jawaban yang benar adalah c.
2) Dari ion-ion berikut ini manakah yang memiliki mobilitas paling
tinggi?
A. Be2+
B. H+

Kelompok Topik Ke-1 1


C. Ca2+
D. Mg2+
E. Rb2+
Penyelesaian : B
Hal ini mirip dengan hukum/rumus laju efusi/difusi gas, yaitu
berbanding terbalik dengan massa relatif suatu spesi.

v1 Mr 2
=
v2 Mr 1
Dengan demikian dapat diambil suatu konsep bahwa semakin ringan
suatu spesi, akan memiliki mobilitas yang lebih tinggi.
3) Atom atau ion berikut ini adalah isoelektronik. Manakah urutan
kenaikan jari-jari atom/ion yang benar?
A. Ar < Ca2+ < K+
B. Ar < K+ < Ca2+
C. Ca2+ < Ar < K+
D. Ca2+ < K+ < Ar
E. K+ < Ar < Ca2+
Penyelesaian : D
Dengan bertambahnya kulit maka jari-jari akan semakin besar. Ar
terletak pada periode 3 sedangkan Ca dan K pada periode 4. Akan
tetapi, kalsium dan kalium pada soal ini eksis sebagai bentuk ionnya,
yang menjadikan ketiga spesi, Ar, Ca2+ dan K+ memiliki jumlah
elektron yang sama, namun berbeda jumlah proton dan neutronnya.
Jumlah proton yang semakin banyak akan memperbesar gaya inti
(muatan inti efektif) dengan elektron terluar, yang mengakibatkan
ukuran suatu atom/ion menjadi relative lebih kecil. Dengan demikian,
urutan kenaikan jari-jari spesi tersebut adalah Ca2+ < K+ < Ar.
4) Dalam susunan berkala, unsur Radon (Rn), Fransium (Fr) dan
Radium (Ra) adalah unsur yang nomor atomnya berurutan. Urut-
urutan energi ionisasi pertama dari unsur-unsur tersebut adalah :

2 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Paling endoterm → paling kurang endoterm
A. Fr Ra Rn
B. Ra Fr Rn
C. Ra Rn Fr
D. Rn Fr Ra
E. Rn Ra Fr
Penyelesaian : E
Paling endoterm berarti nilai energi ionisasi paling besar (paling
susah melepas elektron). Rn memiliki nilai IE yang paling besar,
kemudian Ra dengan nilai yang lebih rendah, terakhir adalah Fr yang
terletak relative paling disebelah kiri dari ketiga atom tersebut.
5) Setiap atom terdiri dari proton, neutron dan elektron, kecuali :
A. Atom helium
B. Ion Ca2+
2
C. Atom deuterium ( H1 )
D. Be2+
E. Atom hidrogen
Penyelesaian : E

Jumlah
Spesies
Proton Neutron Elektron
4
He 2 2 2 2
Ca2+ 20 20 18
H12 1 1 1
Be2+ 4 5 2
H11 1 0 1

6) Berapa banyak atom oksigen yang terdapat dalam 16,70 gram gas
NO2? (bilangan Avogadro = 6,02 x 1023)

Kelompok Topik Ke-1 3


A. 1,095 x 1023 atom
B. 8,74 x 1023 atom
C. 4,37 x 1023 atom
D. 2,29 x 1023 atom
E. 5,02 x 1023 atom
Penyelesaian : C
Untuk menjawab soal ini diperlukan dua korelasi, yaitu konversi
massa gas menjadi mol, kemudian perubahan mol menjadi jumlah
partikel, yang berpedoman pada penggunakan bilangan Avogadro.
1 mol
Mol NO2 = 16,70 g x = 0,3629 mol
46,02 g
Mol atom O dalam NO2 = jumlah atom O x mol NO2 = 2 x 0,3629
mol = 0,7258 mol.

Jumlah atom O = mol (n) x bilangan Avogadro (NA) = 0,7258 mol x


6, 022 × 1028 mol
= 4,37 x 1023 atom oksigen.
1 mol
7) Densitas air adalah 1,00 g/mL pada suhu 40C. Berapakah banyak
molekul air terkandung dalam 2,56 mL air pada suhu ini?
A. 8,56 x 1022 molekul
B. 4,28 x 1022 molekul
C. 2,14 x 1022 molekul
D. 1,07 x 1022 molekul
E. Tidak dapat ditentukan
Penyelesaian : A
Mencari jumlah mol air terlebih dahulu, kemudian menentukan
jumlah molekul dengan rumus mol (n) dikalikan bilangan Avogadro
(NA).
1g 1 mol
Mol air = 2, 56 mL x x = 0,1421 mol
1 mL 18,02 g
Jumlah molekul air = n x NA = 0,1421 mol x 6,022 x 1023 = 8,56 x 1022
molekul

4 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


8) Suatu perusahaan pertambangan batu galian ternyata menemukan
sampel yang mengandung 11% berat Cu2S. Sedangkan Cu2S tersebut
mengandung 79,86% berat Cu. Berapa ton batu galian tersebut
dibutuhkan untuk memproduksi 600 ton logam campuran (alloy)
yang mengandung 90% berat Cu?
A. 6,1 x 103 ton
B. 7,6 x 103 ton
C. 3,9 x 103 ton
D. 8,2 x 103 ton
E. 9,5 x 103 ton
Penyelesaian : A
Massa Cu yang ingin diproduksi = 90% x 600 ton = 540 ton.
Massa Cu2S yang harus ada = (100/79,86) x 540 ton = 676,18 ton
Massa batu galian yang diperlukan = (100/11) x 676,18 ton = 6,1 x
103 ton
Keracunan merkuri dapat merusak syaraf karena di dalam tubuh
merkuri dapat membentuk senyawa kompleks koordinasi 1:1 dengan
gugus lipoil, yang berperan penting dalam metabolism glukosa. Bila
konsentrasi rata-rata gugus lipoil dalam cairan tubuh adalah 1,0 x
10-8 mol/kg, berapa jumlah partikel merkuri yang dapat membentuk
kompleks dengan gugus lipoil, bila dalam tubuh manusia
mengandung sebanyak 5,0 kg cairan tubuh (Ar Hg = 200; NA = 6,022
x 1023).
A. 2,409 x 1017 partikel
B. 1,204 x 1017 partikel
C. 6,022 x 1016 partikel
D. 3,011 x 1016 partikel
E. 1,506 x 1016 partikel
Penyelesaian : D
Jumlah gugus lipoil yang membentuk kompleks adalah = (1 x 10-8
mol/kg) x 5 kg = 5 x 10-8 mol

Kelompok Topik Ke-1 5


Jumlah merkuri yang bereaksi = jumlah gugus lipoil = 5 x 10-8 mol
Jumlah atom merkuri yang terlibat dalam pembentukan kompleks
adalah = mol x NA = 5 x 10-8 mol x 6,022 x 1023 partikel/mol = 3,01 x
1016 partikel.
10) Massa satu atom unsur adalah 1,71 x 10-22 g. Berapa massa atom unsur
ini dalam satuan g/mol ?
A. 100
B. 101
C. 103
D. 105
E. 107
Penyelesaian : C
Satu mol suatu atom terdiri atas 6,022 x 1023 atom. Apabila setiap
atom beratnya 1,71 x 10-22 g, maka untuk berat atom dalam setiap
molnya dapat dicari dengan melakukan perhitungan = 1,71 x 10-22 g x
6,022 x 1023 atom/mol = 102,97 = 103 g/mol.
11) Suatu senyawa yang menyebabkan bau khas pada bawang putih
adalah alisin. Analisis senyawa ini memberikan persen komposisi
massa sebagai berikut : 44,4% C; 6,21% H; dan sisanya adalah atom
S dan O dengan perbandingan persentase massa S dan O adalah 4
: 1. Jika rumus molekulnya sama dengan rumus empirisnya, maka
formula allisin tersebut adalah . .
A. C6H10S3O2
B. C6H10S2O
C. C6H16SO2
D. C8H12S2O
E. C6H10SO2
Penyelesaian : B
Persen massa sisa = 100 – (44,4 + 6,21)% = 49,39%

6 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Persen massa S = 4/5 x 49,39% = 39,51%
Persen massa O = 1/5 x 49,39% = 9,88%
Oleh karena data diketahui dalam persen, maka 100% dianggap 100
gram. Sehingga jumlah mol masing-masing unsur dapat dihitung
sebagai berikut

100 g 1 mol
Mol C = 44, 4% x x = 3, 6969 mol
100% 12,01 g
100 g 1 mol
Mol H = 6, 21% x x = 6,1485 mol
100% 1,01 g
100 g 1 mol
Mol S = 39, 51% x x = 1, 2320 mol
100% 32,07 g
100 g 1 mol
Mol O = 9, 88% x x = 0, 6175 mol
100% 16 g

Setelah dihitung jumlah mol masing-masing, maka setiap nilai di


atas dibagi dengan jumlah mol yang paling sedikit sehingga didapat
rumus empiris, yaitu perbandingan paling sederhana dari atom-atom
penyusun molekul.
3, 6969 6,1485 1, 2320 0, 6175
Mol C : mol H : mol S : mol O = : : :
0, 6175 0, 6175 0, 6175 0, 6175
= 5,98 : 9,96 : 1,99 : 1
Mol C : mol H : mol S : mol O ≈ 6 : 10 : 2 : 1
Rumus empiris alisin adalah C6H10S2O, dan oleh karena rumus
empiris sama dengan rumus molekul, sehingga rumus molekul alisin
yang benar adalah C6H10S2O.
12) Copperas merupakan campuran yang mengandung FeSO4.7H2O (Mr
274,0) sebagai bahan penghasil besi. Bila 1 g copperas dilarutkan
dalam air dan ke dalamnya ditambahkan larutan NH3 sehingga semua
besi diubah menjadi Fe(OH)3. Fe(OH)3 yang telah terbentuk disaring
kemudian dipanaskan sehingga didapatkan Fe2O3 (Mr 159,7) seberat
0,2671 g. Hitunglah kadar kadar FeSO4.7H2O dalam sampel copperas
tersebut.
A. 92,99%

Kelompok Topik Ke-1 7


B. 77,77%
C. 83,01%
D. 96%
E. 91,65%
Penyelesaian : E
2 Fe(OH)3 → Fe2O3 + 3H2O
Mol Fe2O3 = 0,2671 g / (159,7 g/mol) = 1,6725 x 10-3 mol
Mol total Fe(OH)3 = 2 x mol Fe2O3 = 2 x 1,6725 x 10-3 mol = 3,345 x
10-3 mol
Mol Fe dalam sampel = 3,345 x 10-3 mol
Mol Fe dalam sampel sebagai FeSO4.7H2O = mol Fe = 3,345 x 10-3
mol
Massa FeSO4.7H2O = 3,345 x 10-3 mol x 274 g/mol = 0,9165 g
Persen hidrat dalam contoh = (0,9165 g / 1 g) x 100% = 91,65%
13) Bila Cu(CN)2 dipanaskan dihasilkan C2N2 dan CuCN. Berapa massa
Cu(CN)2 yang dibutuhkan untuk menghasilkan C2N2 sebanyak 5,00
g ? (Mr Cu(CN)2 = 115,6; Mr C2N2 = 52,04)
A. 20,2 g
B. 22,2 g
C. 24,2 g
D. 26,2 g
E. 28,2 g
Penyelesaian : B
Langkah pertama harus menuliskan reaksi setara untuk peruraian
Cu(CN)2 menjadi C2N2 dan CuCN.
2 Cu(CN)2 (s) → C2N2 (g) + 2CuCN (s)
1 mol
Mol C2N2 yang dihasilkan = 5 g x = 0,0961 mol C2N2
52, 04 g

8 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


2 mol Cu(CN )2
Mol Cu(CN)2 yang dibutuhkan = x 0,0961 mol C2N2
= 0,1922 mol Cu(CN)2 1 mol C2 N 2
115, 59 g
Maka, massa Cu(CN)2 = 0,1922 mol x = 22,2 gram
1 mol
14) Jika 75 mL larutan 0,250 M HNO3 dan 70,0 mL larutan 0,250 M KOH
dicampurkan, berapakah molaritas dari garam yang dihasilkan?
A. 0,242 M
B. 0,484 M
C. 0,363 M
D. 0,121 M
E. 0,061 M
Penyelesaian : D
0, 250 mol
mmol HNO3 = 75 mL x = 18,75 mmol HNO3
1L
mmol KOH = 70 mL x 0, 250 mol = 17,50 mmol KOH
1L
Persamaan
HNO3 + KOH → KNO3 + H2O
reaksi
Mula-mula 18,75 17,5
Bereaksi -17,5 -17,5 17,5 17,5
Akhir 1,25 0 17,5 17,5

Maka, molaritas garam KNO3 adalah,


n 17, 5 mmol
M= = = 0,121 M
V 145 mL
15) Sebanyak 1,29 g logam karbonat MCO3 direaksikan dengan 500 mL
HCl 0,100 M. kelebihan asam kemudian dititrasi dengan 32,80 mL
NaOH 0,588 M. tentukan Ar unsur M tersebut.
A. 9 B. 24 C. 40 D. 63,5 E. 65
Penyelesaian : B
MCO3 menandakan bahwa valensi M adalah 2 (muatan M2+).

Kelompok Topik Ke-1 9


Persamaan reaksi yang terjadi :
MCO3 + 2 HCl → MCl2 + H2O + CO2
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Mol HCl total = 500 mL x 0,1 M = 50 mmol
Mol NaOH = 32,80 mL x 0,588 M = 19,29 mmol
Mol HCl berlebih (yang bereaksi dengan NaOH) = mol NaOH =
19,29 mmol
Mol HCl yang bereaksi dengan MCO3 = 50 – 19,29 mmol = 30,71
mmol
1 mol MCOB
Mol MCO3 = x 30,71 mmol HCl = 15,355 mmol MCO3
2 mol HCL
massa 1, 29 g
Mr MCO3 = = = 84,01 g/mol
mol 0, 015355 mol
Ar M = Mr MCO3 – massa CO3 = 84,01 – (12,01 + 48) = 24 g/mol
16) Suatu larutan magnesium klorida yang mengandung 5,10% (b/b)
zat terlarut mempunyai kerapatan 1,17 g/ mL. Jumlah mol Cl- yang
terdapat dalam 300 mL larutan tersebut adalah :
A. 0,095 mol
B. 0,19 mol
C. 0,38 mol
D. 0,57 mol
E. 1,14 mol
Penyelesaian : C
massa larutan = 300 mL x 1,17 g/mL = 351 g
massa MgCl2 = 5,10% x 351 g = 17,901 g
1 mol
mol MgCl2 = 17,901 g x = 0,19 mol
95, 21 g
mol Cl- = 2 x mol MgCl2 = 2 x 0,188 mol = 0,38 mol Cl-
17) Berapakah konsentrasi akhir ion Na+ dalam sebuah larutan yang
disiapkan dengan mencampurkan 70,0 mL Na2SO4 3M dengan 30,0

10 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


mL NaCl 1M ?
A. 2,00 M
B. 2,40 M
C. 4,00 M
D. 4,50 M
E. 5,00 M
Penyelesaian : D
mmol Na+ total = (2 x 70 mL x 3M) + (1 x 30 mL x 1M) = 450 mmol
konsentrasi akhir Na+ = 450 mmol / 100 mL = 4,50 M
18) Sebanyak 100 mL hidrokarbon tepat bereaksi dengan 400 mL gas
oksigen, menghasilkan 300 mL gas karbondioksida dan sejumlah
uap air. Jika volume semua gas diukur pada P dan T sama, maka
hidrokarbon tersebut adalah
A. C2H2
B. C2H4
C. C3H4
D. C3H6
E. C3H8
Penyelesaian : C
CxHy + O2 → CO2+ H2O
100 mL 400 mL 300 mL
Semuanya dibagi dengan 100 dan langsung dimasukkan ke persamaan
reaksi, sehingga :
CxHy + 4 O2 → 3 CO2 + …H2O
Secara otomatis, agar setara, koefisien untuk H2O harus 2,
konsekuensinya, jumlah H di sisi kiri ada 4.
C3H4 + 4 O2 → 3 CO2 + 2 H2O
Dengan demikian gas yang dimaksud adalah C3H4.

Kelompok Topik Ke-1 11


19) Suatu reaksi produksi gas asetilena dan kalsium hidroksida :
CaC2 (s) + 2 H2O (l) → C2H2 (g) + Ca(OH)2 (s)
Berapakah yield yang dihasilkan pada sintesis skala laboratorium
dari reaksi 5,30 g kalsium karbida (CaC2) dengan air berlebih apabila
gas asetilena yang didapat sebanyak 1595 mL pada 270C dan 0,964
atm?
A. 18,87%
B. 37,74%
C. 75,48%
D. 81,67%
E. 87,50%
Penyelesaian : C
Kita perlu mencari mol teoritis dan eksperimental (nyata) untuk gas
asetilena yang dihasilkan. Mol teoritis didapat melalui perhitungan ;
1 mol asetilena
Mol teoritis C2H2 = x 5,3 g CaC2 x
1 mol kalsium asetilena

1 mol kalsium asetilena
= 0,0828 mol
64, 02 g
PV 0, 964atm × 1, 595L
Mol eksperimental C2H2 = =
RT 0, 082L atm / K .mol × 300,15L
= 0,0625 mol
mol eksperimental 0, 0625 mol
Yield reaksi = x 100% = x 100%
mol teoritis 0, 0828 mol
= 75,48%
20) Konstituen aktif dari bahan pemutih pakaian adalah natrium
hipoklorit, NaOCl, yang mana konsentrasinya dapat ditentukan
melalui iodometri yang ditampilkan dengan persamaan – persamaan
berikut ini.
OCI– + 2H+ + 2I– → I2 + CI– + H2O
I2 + 2S2O32– → S4O62– + 2I–

12 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Seandainya sebanyak 1,356 g sampel bahan pemutih membutuhkan
19,50 mL larutan Na2S2O3 0,100 M, berapakah persen massa NaOCl
dalam bahan pemutih tersebut ?
A. 2,68 %
B. 3,70 %
C. 5,35 %
D. 10,70 %
E. 12,10 %
Penyelesaian : C
Mol S2O32- = 19,50 mL x 0,100 M = 1,95 mmol
Mol I2 = ½ x m`ol S2O32- = ½ x 1,95 mmol = 0,975 mmol
Mol ClO- = mol I2 = 0,975 mmol
Massa NaOCl = mol NaOCl x Mr NaOCl = 0,975 mmol x 74,44 g/
mol = 72,58 mg = 0,07258 g
massa NaOCl 0, 07258 g
Persen massa NaOCl = x 100% = x 100% =
massa sampel 1, 356 g
5,35%

Bagian II : Soal Essay

1. Orbital adalah suatu ruang yang menggambarkan kebolehjadian


menemukan elektron. Orbital diperoleh dari bilangan kuantum
kedua (azimuth). Pada gambar berikut ditampilkan bentuk orbital
atom yang berada di periode dua pada system periodic unsur modern.

a. Tuliskan nama orbital apa yang digambarkan pada A-E tersebut ?

Kelompok Topik Ke-1 13


b. Atom berilium terletak pada golongan 2A dan periode 2. Orbital
apa saja yang tidak terisi elektron pada atom berilium tersebut?
c. Pada suatu unsur X, orbital A dan C terisi secara penuh oleh
elektron, tetapi orbital B dan E terisi setengah penuh, dan orbital
D tidak terisi elektron. Tentukan jumlah proton pada atom X dan
perkirakan massa unsur X tersebut.
d. Berapa bilangan oksidasi ion karbon yang hanya memiliki
elektron pada orbital A dan C secara penuh ?
Penyelesaian :
A = 2s; B = 2px; C = 1s; D = 2pz; E = 2py
a) Konfigurasi atom berilium dengan 4 elektron adalah 1s2 2s2.
Maka orbital yang tidak terisi elektron pada Be adalah B, D dan E.
b) Konfigurasi elektronunsur X = 1s2 2s2 2px1 2py1. Pada atom netral,
jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron, sehingga
unsur X tersebut memiliki 6 proton, yang mengindikasikan
bahwa unsur X tersebut adalah oksigen (O) dengan massa 12
amu.
c) Konfigurasi elektron atom karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
Apabila suatu spesi karbon yang hanya memiliki elektron yang
mengisi penuh pada orbital A dan C maka akan memiliki
konfigurasi 1s2 2s2 akibat adanya pelepasan 2 buah elektron
dari atom karbon normal. Dengan demikian bilangan oksidasi
karbon tersebut adalah +2.
2. Jumlah total Ba(OH)2 dan NaOH dalam 250 g larutan adalah
10,5%. Kedalam larutan tersebut ditambahkan 250 g larutan yang
mengandung 10% H2SO4 dan hasilnya terbentuk endapan berwarna
putih seberat 14 g. dalam reaksi yang terjadi hanya terbentuk garam
normal. Pertanyaan :
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi
b. Hitunglah berat Ba(OH)2 dan NaOH dalam larutan
c. Hitung jumlah H2SO4 yang ditambahkan dalam reaksi di atas

14 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


d. Senyawa-senyawa apa yang terdapat dalam campuran setelah
reaksi di atas. Tentukan jumlahnya dalam mol.
Penyelesaian :
a. Persamaan reaksi :
Ba(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2H2O (l)
b. Berat Ba(OH)2 dan NaOH
Mol BaSO4 = 14 g / 233,37 g/mol = 0,06 mol
Mol Ba(OH)2 = mol BaSO4 = 0,06 mol
Massa Ba(OH)2 = 0,06 mol x 171,3 g/mol = 10,28 g
Massa total campuran Ba(OH)2 dan NaOH = 10,5% x 250 g =
26,25 g
Massa NaOH = 26,25 g – 10,28 g = 15,97 g
Sehingga massa Ba(OH)2 dan NaOH dalam campuran masing-
masing adalah 10,28 dan 15,97 g.
c. Mol H2SO4 yang ditambahkan
Massa H2SO4 = 10% x 250 g = 25 g
Mol H2SO4 = 25g / 98,09 g/mol = 0,2549 mol
d. Senyawa yang ada setelah reaksi selesai adalah BaSO4, NaOH,
Na2SO4 dan H2O
Mol BaSO4 = 0,06 mol
Mol NaOH = ?
NaOH sebanyak 15,97 g (0,3993 mol) akan bereaksi dengan
H2SO4 sisa dari reaksi pengendapan (0,2549 mol – 0,06 mol) =
0,1949 mol.
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
0,3993 0,1949 0 0
-0,3898 -0,1949 0,1949 0,3898
9,5x10-30 0,1949 0,3898
Jadi mol NaOH = 9,5 x 10-3 mol

Kelompok Topik Ke-1 15


Mol Na2SO4 = 0,1949 mol
Mol H2O total = ?
Massa H2O dari larutan Ba(OH)2 dan NaOH = (100%-10,5%) x 250
g = 223,75 g
Massa H2O dari larutan H2SO4 = 90% x 250 = 225 g
Mol H2O dari dua sumber tersebut = (225 + 223,75 g) / 18 g/mol =
24,93 mol.
Mol H2O hasil dari reaksi samping pembentukan BaSO4 = 2 x 0,06 =
0,12 mol
Mol H2O dari hasil samping reaksi netralisasi = 0,3898 mol
Mol total H2O adalah = 24,93 + 0,12 + 0,3898 mol = 25,44 mol.
3. Sebanyak 0,2234 g senyawa X yang mengandung karbon, hidrogen,
nitrogen dan oksigen dengan formula umum CaHbNcOd, dibakar
dengan oksigen berlebih dan menghasilkan gas CO2, H2O dan
NO2. Gas-gas yang dihasilkan tersebut diperlakukan lebih lanjut
untuk mengubah produk oksida nitrogen menjadi N2. Kemudian
campuran gas CO2, H2O, N2 dan kelebihan O2 dilewatkan melalui
tabung pengering CaCl2, yang setelah pengeringan selesai bertambah
massanya sebesar 0,1984 g. Aliran gas kemudian dilewatkan ke
dalam air, di mana gas CO2 membentuk H2CO3. Larutan asam ini
kemudian dititrasi sampai semua H+ habis bereaksi, dan ternyata
diperlukan sebanyak 57,62 mL larutan 0,3283 M NaOH. Kelebihan
O2 dihilangkan dengan mereaksikannya dengan logam tembaga
dan N2 yang diperoleh ditampung dalam tabung sebesar 450,0 mL
dengan tekanan 65,12 mmHg pada 25 °C. Telah ditentukan bahwa
massa molar senyawa tersebut adalah 150 g.mol-1.
a. Berdasarkan percobaan tersebut maka :
i) Tulis dan setarakan persamaan reaksi pembakaran zat X
ii) Apa peranan CaCl2 dalam percobaan di atas? Tuliskan reaksi
yang terjadi
iii) Tuliskan reaksi yang terjadi bila campuran gas dilarutkan di
dalam air

16 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Dari paparan di atas, tentukanlah :
b. Hitung masing – masing jumlah mol H2O, CO2, dan N2 yang
dihasilkan
c. Tentukan massa atom C, H, N, O dalam 0,2234 g zat X
d. Tentukan rumus empiris senyawa
e. Tentukan rumus molekul senyawa
Penyelesaian :
a. Pertanyaan :
i. CaHbNcOd + (a + ¼ b + c – ½ d) O2 → a CO2 + ½ b H2O
+ cNO2
ii. Peranan CaCl2 sebagai pengering (penyerap air), reaksinya
adalah
CaCl2 + xH2O → CaCl2.xH2O
iii. Reaksi terjadi antara CO2 dengan H2O
CO2 (g) + H2O (l) → H2CO3 (aq)
H2CO3 (aq) → H+ (aq) + HCO3- (aq) Ka1
HCO3- (aq) → H+ (aq) + CO32- (aq) Ka2
b. Jumlah mol H2O, CO2 dan N2
Mol H2O = 0,1984g / (18,02 g/mol) = 0,011 mol
Mol CO2 = ?
H2CO3 + 2NaOH → Na2CO3 + 2H2O
Mol NaOH = 0,3283 M x 57,62 mL = 18,9167 mmol
Mol H2CO3 = ½ x 18,9167 mmol = 9,4583 mmol
Mol CO2 = mol H2CO3 = 9,4583 mmol = 9,4583 x 10-3 mol
Mol N2 = ?
Mol N2 = PV / RT = [(65,12/760) atm x 0,45 L] / 0,082 L.atm
K-1mol-1 x 298 K
Mol N2 = 1,5771 x 10-3 mol

Kelompok Topik Ke-1 17


c. Massa C, H, N dan O dalam 0,2234 g zat X
Massa C
Mol C = mol CO2 = 9,4583 x 10-3 mol
Massa C = 9,4583 x 10-3 mol x 12,01 g/mol = 0,1136 g
Massa H
Massa H = 2/18 x 0,1984 g = 0,022 g
Massa N
Mol N = 2 x mol N2 = 3,1542 x 10-3 mol
Massa N = 3,1542 x 10-3 mol x 14,01 g/mol = 0,0442 g
Massa O
Massa O = massa zat X – (massa C + massa H + massa N)
Massa O = 0,2234 g – (0,1136 + 0,022 + 0,0442) = 0,0436 g
d. Tentukan rumus empiris senyawa
Mencari mol masing masing atom
Mol C = mol CO2 = 9,4583 x 10-3 mol
Mol H = 2 x mol H2O = 0,022 mol
Mol N = 2 x mol N2 = 3,1542 x 10-3 mol
Mol O = 0,0436g / 16 g/mol = 2,725 x 10-3 mol
Perbandingan relatif :
Mol C : mol H : mol N : mol O = 9,4583 x 10-3 : 0,022 : 3,1542 x 10-3
: 2,725 x 10-3
Mol C : mol H : mol N : mol O = 3,47 : 8,07 : 1,16 : 1 = 3 : 8 : 1 : 1
Rumus empiris adalah C3H8NO
e. Rumus molekul
(C3H8NO)n = 150 → 74,104 n = 150 → n = 2
Maka, rumus molekulnya C6H16N2O2

18 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KELOMPOK TOPIK KE-2

Gas dan Energi Reaksi Kimia/Termokimia

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Grafik di bawah ini merepresentasikan distribusi kecepatan tiga


macam gas (X, Y dan Z) pada temperatur 300 K. Apabila diketahui
ketiga macam gas tersebut adalah N2 (28,02 g/mol), He (4,003 g/
mol) dan Cl2 (70,90 g/mol), dan mengacu pada postulat teori kinetik
gas mengenai distribusi kecepatan gas, maka gas X, Y dan Z tersebut
masing-masing adalah :

A. X = N2; Y = He; Z = Cl2


B. X = N2; Y = Cl2; Z = He
C. X = He; Y = Cl2; Z = N2
D. X = Cl2; Y = N2; Z = He
E. X = Cl2; Y = He; Z = N2
Penyelesaian : D

Kelompok Topik Ke-2 19


Kecepatan distribusi suatu molekul gas dipengaruhi oleh massa mole-
kul gas tersebut. Semakin ringan suatu gas maka kecepatannya akan

semakin besar, begitu juga sebaliknya. Hal ini ditunjukkan dengan


3RT
rumus kecepatan rata-rata kuadrat (vrms) yaitu vrms = .
Mr
Dengan demikian, gas X, Y dan Z secara berurutan adalah dari yang
paling berat ke paling ringan, yaitu Cl2, N2 dan He.
2) Maxwell-Boltzmann merumuskan sejumlah generalisasi perilaku gas
yang dikenal dengan teori kinetik molekul gas (kinetic molecular theory
of gases), yang mana gas dianggap berperilaku “ideal”. Berikut ini
yang tidak termasuk dalam postulat teori kinetik gas yang diusulkan
adalah :
A. Gas terdiri dari molekul-molekul yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh jarak yang besar. Molekul-molekul dianggap
merupakan “titik-titik” yang memiliki massa namun memiliki
volume yang dapat diabaikan.
B. Molekul gas senantiasa bergerak secara tetap dan arah yang acak
yang saling bertumbukan satu dengan lainnya.
C. Molekul gas dianggap tidak mengalami gaya tarik-menarik
maupun gaya tolak menolak antara satu dengan lainnya
D. Tumbukan antara molekul-molekul gas tidak bersifat elastis
sempurna
E. Energi kinetik rata-rata molekul sebanding dengan suhu gas
dalam Kelvin
Penyelesaian : D
Inti dari teori kinetik gas mencakup asumsi-asumsi pada opsi a, b, c
dan e. Namun yang perlu dipahami adalah tumbukan antar molekul
gas bersifat sempurna. Dengan kata lain, akibat tumbukan itu, energi
dapat dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya, dan energi
total dari semua molekul dalam system itu tetap sama. Sehingga opsi
“d” bukan merupakan satu dari postulat yang diusulkan.

20 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


3) Gambar di bawah ini merepresentasikan keadaan untuk membuktikan
salah satu hukum gas ideal, berdasarkan penjabaran dari rumus
utama PV = nRT.

Apabila variabel lain dijaga konstan, akan terjadi fenomena seperti di


atas. Fenomena tersebut menunjukkan eksistensi dari hukum..
A. Hukum Boyle
B. Hukum Gay-Lussac
C. Hukum Charles
D. Hukum Avogadro
E. Tidak ada dari empat jawaban di atas yang benar
Penyelesaian : D
Dari gambar di atas, dengan jelas terlihat bahwa ketika molekul gas
dikurangi dari sistem, maka volume gas akan berkurang/menyusut.
Sebaliknya, apabila terjadi penambahan jumlah mol gas maka volume
akan bertambah. Hal ini mencerminkan keterkaitan/hubungan
antara n (jumlah mol) dan V (volume) gas. Pada kondisi P dan T
tetap, maka dirumuskan sebagai n1/V1 = n2/V2 yang mana hubungan
tersebut merupakan implikasi dari hukum Avogadro mengenai gas
ideal.
4) Dengan jumlah mol yang sama, misalnya 0,75 mol, gas berikut ini
apabila menempati suatu volume tertentu yang sama, misalnya 2,0 L,
manakah yang memiliki densitas paling besar pada kondisi STP?
A. O2
B. N2

Kelompok Topik Ke-2 21


C. CH4
D. Ar
E. CO2
Penyelesaian : E
Rumus untuk mencari densitas adalah massa zat dibagi dengan
volume yang ditempati. Dengan volume 2,0 L dan jumlah mol yang
sama, maka yang membedakan adalah massa dari masing-masing gas
tersebut (karena berbeda Mr). semakin besar Mr maka massa akan
semakin besar pula, sehingga akan memiliki densitas yang lebih
tinggi.
5) Reaksi fasa gas berlangsung dalam syringe pada T dan P konstan. Bila
volume awal adalah 40 cm3 dan volume akhir adalah 60 cm3, reaksi
manakah yang berlangsung?
A. (g) + B (g) → AB (g)
B. 2 A (g) + B (g) → A2B (g)
C. 2 AB2 (g) → A2 (g) + 2 B2 (g)
D. 2 AB (g) → A2 (g) + B2 (g)
E. 2 A2 (g) + 4 B (g) → 4 AB (g)
Penyelesaian : C
Pada kondisi P dan T konstan, maka sesuai rumus gas ideal PV = nRT,
volume gas akan sebanding dengan jumlah mol gas. Peningkatan
V akan menyebabkan peningkatan n, begitu pula sebaliknya. Pada
suatu kondisi reaksi volume naik dari 40 cm3 menjadi 60 cm3, maka
secara logika terdapat penambahan jumlah mol gas produk, relative
terhadap reaktan ( ∆ ng> 0). Dari kelima reaksi di atas yang memenuhi
criteria tersebut adalah opsi c, dengan nilai ∆ ng = 1.
6) Mengenai teori kinetik gas, pernyataan-pernyataan berikut ini
manakah yang benar?
i. Molekul melakukan tumbukan elastis dengan sesama molekul
gas dan dengan diding wadah

22 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


ii. Energi kinetik rata-rata sejumlah besar molekul dengan massa M,
adalah sebanding dengan M1/2 pada temperatur tertentu
iii. Molekul-molekul gas bergerak bebas dan sembarang
iv. Semua molekul gas mempunyai energi kinetik yang sama pada
temperatur tertentu
A. i, ii, iii dan iv
B. i, ii dan iii
C. i, iii, iv
D. i dan iii
E. hanya iii
Penyelesaian : D
Gas yang terdapat pada suatu wadah tertutup pada suhu tertentu akan
saling bertumbukan dengan sesamanya dan dengan dinding wadah,
bergerak secara acak, dan molekul-molekul tersebut memiliki nilai
energikinetik rata-rata EK = ½ mv2. Meskipun demikian, kecepatan/
energikinetik tiap tiap molekul adalah berbeda-beda, sehingga ada
istilah energikinetik rata-rata.
7) Suatu silinder yang sudah dikosongkan yang isinya 5,00 L diisi
dengan 25,5 g gas NH3 dan 36,5 g gas HCl. Hitunglah tekanan pada
temperatur 850C sesudah kedua gas tersebut bereaksi sempurna
sesuai reaksi :
NH3 (g) + HCl (g) → NH4Cl (s)
A. 14,7 atm
B. 11,8 atm
C. 8,82 atm
D. 5,88 atm
E. 2,94 atm
Penyelesaian : E
Kedua reaktan berfasa gas sedangkan produk berfasa padat. Tekanan

Kelompok Topik Ke-2 23


yang ditimbulkan terhadap wadah disumbangkan oleh gas yang sisa
(tidak bereaksi).
Mol NH3 = 25,5g / (17 g/mol) = 1,5 mol
Mol HCl = 36,5g / (36,5 g/mol) = 1 mol
Sisa NH3 = 1,5 – 1 mol = 0,5 mol.
P = nRT/V = (0,5 mol x 0,082 L atm K-1 mol-1 x 358 K) / 5 L = 2,94 atm
8) Sebanyak 200 mL sampel gas hidrokarbon mempunyai berat jenis
2,53 g/L pada 550C dan 720 mmHg. Apa rumus senyawa kimia gas
tersebut ?
A. C2H6
B. C4H10
C. C5H12
D. C6H6
E. C2H4
Penyelesaian : C
Hubungan densitas/ berat jenis (d) dengan Mr zat, kita harus
menurunkan persamaan dari rumus gas ideal.
PV = nRT
m
PV = RT
Mr
m
P Mr = RT
v
P Mr = dRT
Mr = dRT/P
Dalam kasus di atas, Mr = (2,53 g/L x 0,082 L atm K-1 mol-1 x 328 K)
/ 0,947 atm = 71,86 g/mol.
Gas hidrokarbon opsi a-e yang memiliki Mr mendekati nilai tersebut
adalah C5H12.

24 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


9) Suatu sampel gas Z dari keadaan awal 200C dan 4 atm dipanaskan
menjadi 400C pada volume konstan. Manakah pernyataan yang
benar ?
I. Energi kinetik rata – rata molekul meningkat
II. Kecepatan molekul rata – rata tidak berubah
III. Tekanan gas meningkat menjadi 8 atm
IV. Jumlah tumbukan per satuan waktu antarmolekul gas tidak
berubah
Pernyataan benar ;
A. Hanya I
B. Hanya II dan III
C. Hanya I dan IV
D. Hanya II dan IV
E. Hanya I, II, dan III
Penyelesaian : A
Kenaikan temperatur menyebabkan meningkatnya energi kinetik
rata-rata molekul gas. Dengan meningkatnya nilai tersebut, maka
kecepatan rata-rata molekul juga akan semakin besar karena kecepatan
sebanding dengan akar besarnya energikinetik (EK = ½ mv2).
Naiknya nilai EK tersebut memberikan makna bahwa molekul gas
akan semakin sering bertumbukan antara satu dengan yang lainnya.
Pada kondisi volume tetap dan tidak ada penambahan jumlah mol
gas, maka P akan sebanding dengan T, sehingga tekanan akhir gas
semakin besar, namun nilainya bukan dua kali lipatnya (8 atm)
karena kita harus mengkonversi terlebih dahulu satuan temperatur
Celsius menjadi Kelvin, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
melalui rumus P1/T1 = P2/T2, yang memberikan hasil P2 (atau P akhir)
sama dengan 4,27 atm. Maka jawaban yang benar untuk soal di atas
adalah I (opsi a).

Kelompok Topik Ke-2 25


10) Gas yang memiliki kecepatan molekuler rata – rata paling besar pada
250C adalah
A. O2 B. N2 C. NH3 D. CH4 E. sama semua
Penyelesaian : D
Kita dapat memakai istilah kecepatan akar rata-rata kuadrat (root-
mean-square), atau vrms, yang memiliki rumus :
3RT
vrms =
Mr
Dari rumus tersebut, kita ketahui bahwa kecepatan gas berbanding
terbalik dengan massa molekul gas (Mr). semakin besar Mr maka
semakin lambat kecepatan gas. Dengan demikian, dapat kita prediksi
bahwa gas yang akan memiliki kecepatan paling besar CH4.
11) Perubahan entalpi untuk reaksi A + B + C → D + E + F digambarkan
pada kurva entalpi reaksi berikut ini :

Berdasarkan kurva di atas dapat maka pernyataan yang paling tepat


adalah
A. Reaksi A + B + C → D + E + F tidak memerlukan katalis
B. Kompleks teraktifkan untuk reaksi kebalikan adalah spesies yang
berbeda dari reaksi ke kanan
C. Ea untuk reaksi kebalikan lebih besar daripada reaksi ke kanan
D. Reaksi A + B + C → D + E + F adalah eksotermik
E. Reaksi A + B + C → D + E + F adalah endotermik

26 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : E
Dari kurva terlihat bahwa energi produk lebih tinggi dari pada energi
reaktan, produk bersifat relative kurang stabil dari pada reaktan
sehingga dikategorikan reaksi endotermik.
12) Sebanyak 50 mL larutan HCl 1M ditambahkan kepada 60 mL larutan
NaOH 1M pada sebuah wadah tertutup yang terbuat dari polistirena.
Temperatur awal dari kedua larutan tersebut adalah 250C dan setelah
reaksi sempurna (selesai), temperature akhir campuran naik menjadi
32.50C. Hitunglah perubahan entalpi reaksi netralisasi ini (dalam kJ/
mol) apabila densitas dan kalor jenis larutan dianggap sama dengan
air ( d = 1 g/ml dan c = 4,18 J g-1 C-1).
A. – 34,49 kJ/mol
B. – 68,97 kJ/mol
C. – 22,99 kJ/mol
D. – 91,96 kJ/mol
E. – 3,45 kJ/mol
Penyelesaian : B
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Perubahan entalpi netralisasi adalah energi yang menyertai reaksi
penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam. Dalam
kasus ini, kita perlu menghitung dahulu jumlah mol masing-masing
asam dan basa yang terlibat. Setelah itu menentukan pereaksi
pembatas, dan nilai kalor hasil percobaan itu dihasilkan ketika
digunakan sejumlah pereaksi pembatas tersebut. Akhirnya, nilai
entalpi netralisasi dapat dicari dengan melakukan perhitungan
sederhana pembagian antara jumlah kalor (Q) dengan mol pereaksi
pembatas.
Mol HCl = 50 mL x 1 mol/L = 50 mmol → 0,05 mol
Mol NaOH = 60 mL x 1 mol/L = 60 mmol → 0,06 mol
Sehingga pereaksi pembatasnya adalah HCl (0,05 mol)
Volume campuran = 50 + 60 mL = 110 mL. Oleh karena densitas 1

Kelompok Topik Ke-2 27


g/mL maka massa larutan juga 110 g. Kemudian kita masukkan ke
dalam rumus Q = m c ∆ T
Q = 110 g x 4,18 J g-10C-1 x 7,5 0C = 3448,5 J => 3,4485 kJ (panas yang
dihasilkan ketika menggunakan 0,05 mol zat).
1 mol
Maka nilai ∆ Hreaksi = - ( x 3,4485 kJ) = - 68,97 kJ/mol
0, 05 mol
Tanda minus menandakan reaksinya eksotermis/membebaskan
panas (ingat, ∆ H = - Q)
13) Volume total samudera Pasifik diperkirakan sebesar 7,2 x 108 km3.
Bom atom berukuran sedang menghasilkan 1,0 x 1015 J energi ketika
diledakkan. Berapakah jumlah bom atom yang harus diledakkan
untuk menaikkan suhu air Samudera Pasifik sebesar 10C? (anggap
densitasnya 1 g/mL dan kapasitas panas air, c = 4,18 J g-10C-1)
A. 1000
B. 1500
C. 2000
D. 2500
E. 3000
Penyelesaian : E
Volume samudera Pasifik dalam mL (cm3) adalah 7,2 x 1017 mL.
karena densitas nya 1 g/mL maka massa samudera adalah 7,2 x 1017 g.
Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 10C adalah ;
Q = mc ∆ T = 7,2 x 1017 g x 4,18 J g-10C-1 x 10C = 3,0 x 1018 J.
Energi yang dibutuhkan sebesar 3,0 x 1018 J sementara satu bom atom
akan menghasilkan 1,0 x 1015 J. sehingga dibutuhkan bom atom
sebanyak :
Banyak bom atom = (3,0 x 1018 J) / (1,0 x 1015 J/bom) = 3000 bom
atom

28 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


14) Berikut ini merupakan diagram entalpi suatu reaksi kimia :

Dari diagram di atas, manakah pernyataan berikut ini yang benar?


A. Produk reaksi lebih stabil dibandingkan dengan reaktan, dan
reaksi tersebut membutuhkan energi
B. Reaktan lebih stabil dibandingkan dengan produk reaksi, dan
reaksi tersebut membebaskan energi
C. Produk reaksi lebih stabil dibandingkan dengan reaktan, dan
reaksi tersebut membebaskan energi
D. Reaktan lebih stabil dibandingkan dengan produk reaksi, dan
reaksi tersebut membutuhkan energi
E. Tidak ada pernyataan yang benar
Penyelesaian : D
Suatu spesi memiliki kestabilan lebih tinggi dengan diagram energi
yang semakin rendah. Sehingga pada gambar di atas, reaktan lebih
stabil dibandingkan produk. Oleh karena energi produk lebih tinggi
maka reaksi tersebut termasuk endotermik (membutuhkan energi).
15) Reaksi berikut yang mempunyai harga ∆ H hampir sama dengan
harga ∆ E adalah...
A. H2 (g) + ½ O2 (g) → H2O (g)
B. Cl2 (g) + F2 (g) → 2 ClF (g)
C. H2O (l) → H2O (g)
D. 2SO3 (g) → 2SO2 (g) + O2 (g)
E. Tidak ada yang hampir sama

Kelompok Topik Ke-2 29


Penyelesaian : B
Hubungan antara ∆ H dengan ∆ E adalah ∆ H = ∆ E + ∆ ngRT
Nilai ∆ H dan ∆ E akan hampir sama bila ∆ ng (perbedaan jumlah
mol gas) antara ruas kiri dan kanan sama dengan nol. Dari reaksi di
atas, yang nilai ∆ ng = 0 adalah reaksi opsi b
16) Reaksi dibawah ini yang entalpi reaksinya (∆Hr) merupakan entalpi
pembentukan senyawa (∆Hf) adalah:
A. 2Al (s) + 3Cl2 (g) → 2AlCl3(g) D. 2 C (s) + O2(g) → 2CO (g)
B. C (s) + O2(g) → CO2(g) E. 2S (s) + 3O2(g) → 2SO3(g)
C. N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Penyelesaian : B
Entalpi pembentukan didefinisikan sebaagai energi yang menyertai
pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan
standar. Maka jawaban yang tepat adalah B
17) Untuk reaksi: C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆H° = -394 kJ/mol
Berapa banyak panas yang dibebaskan bila 350g karbon dibakar
dengan oksigen berlebih?(C=12,0g/mol , O=16,.0g/mol , CO2=44,0g/
mol)
A. 394 kJ D. 4310 kJ
B. 3130 kJ E. 11490 kJ
C. 3940 kJ
Penyelesaian : E
Setiap 1 mol C yang dibakar akan menghasilkan energi sebesar 394
kJ.
Maka apabila 350 g C dibakar, berapa energi yang dikeluarkan?
Pertama harus dicari jumlah mol C yang ada dalam 350 g C.
Mol C = 350g / (12g/mol) = 29,167 mol
Maka energi yang dibebaskan adalah 29,167 mol x 394 kJ/mol =
11490 kJ

30 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


18) Persamaan termokimia pembakaran gas etilena (C2H4) adalah:
C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(l) ∆H = −310 kkal
Dengan mengandaikan efisiensi 60%, maka massa air pada 20oC
yang dapat diubah menjadi uap pada 100oC dengan membakar 1,12
m3 (STP) gas C2H4 adalah .... (kalor jenis air = 1 kkal/kg.oC; kalor uap
air = 540 kkal/kg)
A. 5 kg D. 20 kg
B. 10 kg E. 25 kg
C. 15 kg
Penyelesaian : C
Mol C2H4 = 1120 dm3 / (22,4 dm3/mol) = 50 mol
Energi yang tersedia (Q) untuk menguapkan air = 60% x 50 mol x 310
kkal/mol = 9300 kkal
Sekarang logika kita adalah bahwa agar air dari suhu 200C berubah
menjadi uap pada 1000C, akan melewati dua proses penting, pertama
adalah kenaikan suhu air dari 200C ke 1000C, kedua adalah air
(berwujud cair) pada 1000C akan berubah menjadi uap pada suhu
yang sama (1000C).
Kita dapat memakai rumus Q = m c ∆T + m L → Q = m (c ∆T + L)
Dimana m = massa air, c = kapasitas panas air, L = kalor penguapan
air.
9300 kkal = m (1 kkal/kg0C x 800C + 540 kkal/kg)
9300 kkal = 620 kkal/kg x m → m = 9300 / 620 = 15 kg.
19) Produksi “gas air” (water gas) secara komersial menggunakan reaksi:
C(s) + H2O(g) → H2(g) + CO(g)
Kalor yang diperlukan untuk reaksi endoterm ini diberikan dengan
menambahkan udara dalam jumlah terbatas untuk membakar
sebagian karbon menjadi karbon dioksida. Berapa gram karbon yang
harus dibakar menjadi karbon dioksida agar dapat menyediakan
kalor yang cukup untuk mengubah 94 gram karbon menjadi gas air?

Kelompok Topik Ke-2 31


(∆Hf H2O(g) = −58 kkal/mol; ∆Hf CO(g) = −26 kkal/mol; ∆Hf CO2(g)
= −94 kkal/mol; Ar C = 12)
A. 8 gram D. 48 gram
B. 16 gram E. 64 gram
C. 32 gram
Penyelesaian : C
Pada soal ini, jangan terkecoh dengan dualisme karbon. Karbon
pertama adalah sebagai reaktan untuk produksi gas air (H2 + CO),
sedangkan karbon kedua adalah sumber energi yang dibutuhkan
untuk menjalankan reaksi antara karbon dengan air (H2O). Sebelum
menghitung berapa jumlah karbon yang diperlukan sebagai sumber
energi, kita perlu menyelesaian soal tersebut dengan urut-urutan
sebagai berikut :
Step 1 : menghitung jumlah energi yang diperlukan untuk perubahan
1 mol karbon (12 g) menjadi gas air
∆Hreaksi = ∆Hf H2 (g) + ∆Hf CO (g) – ∆Hf C (s) – ∆Hf H2O (g)
∆Hreaksi = 0 + (-26 kkal) – 0 – (-58 kkal) = 32 kkal/mol
Step 2 : menghitung jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah
94 g C menjadi gas air
Mol C = 94g / 12g/mol = 7,83 mol
Q = n x ∆Hreaksi = 7,83 mol x 32 kkal/mol = 250,67 kkal
Step 3 : menghitung sumber karbon yang harus dibakar untuk
memenuhi energi tersebut
C (s) + O2(g) → CO2 (g) ∆Hf CO2(g) = −94 kkal/mol
Jumlah C yang harus dibakar adalah
kalor yang dibutuhkan untuk sintesis gas air
kalor yang dihaasilkan per mol karbon yang dibakar

250,67 kkal
Jumlah C yang harus dibakar =
94 kkal/mol

32 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Jumlah C yang harus dibakar = 2,67 mol C
Massa C yang diperlukan = 2,67 mol x 12g/mol = 32 g C
20) Sejumlah 2,839g sampel C2H4O (44 g/mol) dibakar dalam
kalorimeter bom yang kapasitas panasnya 16,77 kJ/°C. Temperatur
kalorimeter meningkat dari 22,62°C menjadi 26,87°C. Berapa
entalpi pembakaran per mol C2H4O?
A. -61,2 kJ/mol D. -3,14 x 103 kJ/mol
B. -260 kJ/mol E. -8,90 x 103 kJ/mol
C. -1,10 x103 kJ/mol
Penyelesaian : C
Q = C ∆T = 16,77 kJ/0C x 4,250C = 71,27 kJ (panas yang dibebaskan
ketika membakar 2,839 g C2H4O). Maka ketika membakar 1 mol
C2H4O (44 g) panas yang dihasilkan adalah :
Q (1 mol) = (44/2,839) x 71,27 kJ = 1104 kJ/mol
Maka ∆H = - Qreaksi → ∆H = - 1104 kJ

Bagian II : Soal Essay

1. Gas karbon dioksida (CO2) dikenal sebagai gas rumah kaca (GRK)
dan bertanggungjawab terhadap terjadinya pemanasan global. Di
laut banyak tumbuh berbagai jenis terumbu karang, yang sebagian
besar strukturnya terdiri dari mineral CaCO3. Eksistensi terumbu
karang ini mengalami ancaman, yang salah satunya disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer karena makin
intensifnya pembakaran bahan bakar fosil (batubara, gas alam,
minyak bumi) dan kebakaran hutan.
Seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2 di udara, kandungan
CO2 terlarut dalam air juga akan meningkat karena gas CO2 di
atmosfer dan CO2 di laut berada dalam kesetimbangan. Diperkirakan
bahwa 50% CO2 yang diemisikan dari hasil aktivitas manusia
larut dalam air laut/ lautan. Dampaknya adalah penurunan pH air
laut sehingga dapat mengganggu kehidupan biota laut, termasuk

Kelompok Topik Ke-2 33


terhambatnya pertumbuhan terumbu karang. Meningkatnya CO2
terlarut mengakibatkan laju pelarutan CaCO3 meningkat sehingga
total struktur terumbu karang akan rusak / hilang.
a. Tuliskan reaksi kesetimbangan larutnya gas CO2 dalam air.
b. Dalam air laut, mengapa semakin banyak CO2 terlarut semakin
banyak pula struktur terumbu karang (CaCO3) yang rusak.
Jelaskan dan tulis reaksinya.
Udara di atmosfer terdiri dari molekul-molekul N2 (78%), O2
(21%), dan gas lain dalam jumlah runutan termasuk CO2. Gas
CO2 lebih mudah larut dibandingkan dengan gas O2 maupun N2
yang kelarutannya pada 1 atm dan 250C adalah
– CO2 = 171 cm3/ 100 mL
– O2 = 4,90 cm3/ 100 mL
– N2 = 2,33 cm3/ 100 mL
Berdasarkan data tersebut maka :
c. Mengapa gas CO2 lebih mudah larut dibandingkan gas O2 dan
N2 ?
d. Tentukan perbandingan mol kelarutan gas CO2, O2, dan N2 di
dalam air.
Penyelesaian :
a) CO2 (g) + H2O (l) → H2CO3 (aq)
b) Ketika gas CO2 larut dalam air maka akan membentuk reaksi
kesetimbangan sebagaimana pada jawaban poin (a). Semakin
banyak CO2 terlarut maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pembentukan asam karbonat, H2CO3, yang mana merupakan
asam lemah yang dapat menyumbangkan ion H+. Ion H+ yang
dihasilkan akan menguraikan kalsium karbonat dari terumbu
karang menjadi ion kalsium, air dan gas karbondioksida sehingga
terumbu karang banyak yang hancur.
H2CO3 (aq) ⇔ 2H+ (aq) + CO32- (aq) K = Ka1 x Ka2

34 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


2H+ (aq) + CaCO3 (terumbu karang, s) → Ca2+ (aq) + H2O
(l) + CO2 (g)
c) Ketiga senyawa tersebut sama-sama memiliki nilai momen
dipol sama dengan nol. Akan tetapi, kelarutan CO2 jauh lebih
besar dibandingkan dua gas lain karena CO2 sebagai oksida
asam memiliki reaktivitas untuk bereaksi dengan air (secara
kesetimbangan) membentuk asam karbonat. Di sisi lain, gas
N2 dan O2 yang merupakan gas diatomik tidak dapat bereaksi
dengan air, dan hanya larut dengan mengandalkan gaya dipol
terimbas.
d) Dengan menggunakan persamaan gas ideal, PV = nRT, kita dapat
menghuting jumlah mol gas-gas terlarut.
Mol CO2 = PV/RT = (1 atm x 0,171 L) / (0,082 L atm K-1 mol-1 x
298 K) = 7 x 10-3 mol CO2
Mol O2 = PV/RT = (1 atm x 0,0049 L) / (0,082 L atm K-1 mol-1 x
298 K) = 2 x 10-4 mol O2
Mol N2 = (1 atm x 0,00233 L) / (0,082 L atm K-1 mol-1 x 298 K) =
9,5 x 10-5 mol N2
Maka perbandingan mol CO2 : O2 : N2 = 7 x 10-3 : 2 x 10-4 : 9,5 x
10-5 = 73,7 : 2,1 : 1 → 74 : 2 :1 (bilangan bulat)
2. Larutan litium hidroksida (LiOH) sering digunakan untuk
memurnikan udara pada ruangan roket maupun kapal selam karena
larutan basa tersebut dapat mengabsorbsi karbon dioksida. Tekanan
gas karbon dioksida di dalam kabin kapal selam yang memiliki
volume 2,4 x 105 L adalah 7,9 x 10-3 atm pada 312 K. Sejumlah tertentu
dari larutan LiOH (volume dapat diabaikan) dimasukkan ke dalam
kabin yang menyebabkan tekanan CO2 turun menjadi 1,2 x 10-4 atm.
a. Tuliskan reaksi yang terjadi antara LiOH dan CO2 menghasilkan
larutan litium karbonat dan air (setara)
b. Berapa jumlah mol CO2 di awal dan akhir reaksi?
c. Berapa massa Li2CO3 yang terbentuk?

Kelompok Topik Ke-2 35


Penyelesaian :
a. 2LiOH (aq) + CO2 (g) → Li2CO3 (aq) + H2O (l)
b. Dapat diselesaikan menggunakan rumus gas ideal PV = nRT. Mol
awal CO2 dicari dengan memasukkan nilai tekanan CO2 sebesar
7,9 x 10-3 atm dan mol akhir CO2 dengan memasukkan nilai 1,2
x 10-4 atm ke dalam persamaan gas.
Mol CO2 awal = PawalV/RT = (7,9 x 10-3 atm x 2,4 x 105 L) / (0,082
L atm K-1 mol-1 x 312 K) => Mol CO2 awal = 74,11 mol CO2
Mol CO2 akhir = PakhirV/RT = (1,2 x 10-4 atm x 2,4 x 105 L) / (0,082
L atm K-1 mol-1 x 312 K) => Mol CO2 akhir = 1,13 mol CO2
c. Jumlah CO2 yang bereaksi adalah mol awal – mol akhir = 74,11
– 1,13 = 72,98 mol
Oleh karena koefisien reaksi antara CO2 dan Li2CO3 adalah sama,
maka mol Li2CO3 yang terbentuk juga = 72,98 mol.
Maka, massa Li2CO3 = 72,98 mol x 73,89 g/mol = 5,4 x 103 g
Li2CO3
3. Senyawa hidrokarbon n-butana, C4H10, adalah gas yang sering
digunakan untuk bahan bakar. Entalpi pembakaran sempurna (∆Hc0)
gas butana adalah – 2880 kJ/mol. Gunakan data ini untuk menjawab
pertanyaan berikut :
a. Tuliskan persamaan reaksi setara pembakaran sempurna gas
butana.
b. Tentukan nilai entalpi pembentukan standar ((∆Hf0) gas n-butana
c. Berapa banyak volume udara (1 atm, 250C) yang dibutuhkan
untuk membakar 1 mol gas butana ? (kandungan O2 di udara
21%)
d. Dalam tabung silinder yang volumenya 1 dm3 anda mempunyai
butana cair (d = 0,573 g/mL). Hitunglah berapa banyak energi
yang dapat dihasilkan bila semua butana di dalam silinder habis
terbakar sempurna.

36 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian :
a. C4H10 (g) + 6,5O2 (g) → 4CO2 (g) + 5H2O (l)
b. ∆H0c C4H10 (g) = 4∆H0f CO2 (g) + 5 ∆H0f H2O (l) - ∆H0f C4H10 (g)
∆H0f C4H10 (g) = 4∆H0f CO2 (g) + 5 ∆H0f H2O (l) - ∆H0c C4H10 (g)
∆H0f C4H10 (g) = 4(-393,5) + 5(-285,8) – (-2880) = - 123 kJ/mol
c. Untuk membakar 1 mol gas butane diperlukan 6,5 mol O2
murni. Volume O2 murni yang dibutuhkan adalah
VO2 = nRT/P = (6,5 mol x 0,082 L atm K-1 mol-1 x 298K) / 1 atm
= 158,834 L
Oleh karena di udara hanya mengandung 21% O2, maka volume
udara yang dibutuhkan adalah, Vudara = (100/21) x 158,834 L =
756,35 L udara
d. Massa butana = 1000 mL x 0,573 g/mL = 573 g
Mol gas butana = 573g / (58g/mol) = 9,88 mol
Energi total yang dihasilkan = 9,88 mol x 2880 kJ/mol = 28452,4
kJ

Kelompok Topik Ke-2 37


38 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia
KELOMPOK TOPIK KE-3

Struktur Atom, Ikatan Kimia, Geometri dan Gaya Antar


Molekul

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Berikut ini manakah pernyataan yang kurang tepat berkaitan dengan


teori atom klasik hingga mekanika kuantum serta struktur elektronik
atom?
A. Berdasarkan penelitian JC Maxwell, sinar tampak terdiri atas
gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang memiliki
komponen medan listrik dan medan magnet dengan panjang
gelombang dan frekuensi yang berbeda.
B. Sinar tampak sebenarnya terdiri dari beberapa komponen warna
yang mana komponen warna merah memiliki frekuensi paling
rendah.
C. Kuantum merupakan kuantitas terkecil dari energi yang
dapat diemisikan maupun diabsorbsi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik
D. Efek fotoelektrik (fotolistrik) terjadi ketika elektron terlepas dari
permukaan suatu logam yang diakibatkan oleh paparan sinar
dengan frekuensi tertentu (threshold frequency)
E. Suatu elektron dalam sebuah atom normalnya berada pada
tingkat energi terendah (ground state) kemudian akan tereksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap sejumlah
energi.
Penyelesaian : A
• Sinar tampak merupakan gelombang eleltromagnetik dengan
komponen medan magnet dan medan listrik yang memiliki
frekuensi dan panjang gelombang yang sama besar.

Kelompok Topik Ke-3 39


• Sinar tampak terdiri atas beberapa warna penyusun yang terkenal
dengan me-ji-ku-hi-bi-ni-u yang mana warna mempunyai
frekuensi terendah dan panjang gelombang paling besar.
• Kuantum (kuanta) merupakan kuantitas terkecil dari energi
• Efek fotolistrik dan energi kinetic elektron yang terlepas dari
permukaan logam dirumuskan sebagai berikut, KE = hv – W,
dimana KE adalah energi kinetik elektron yang terlepas, hv
merupakan hasil perkalian konstanta Planck dengan frekuensi,
sedangkan W merupakan energi ikat elektron pada logam.
• Elektron dapat mengalami eksitasi dengan menangkap energi
dan dapat kembali ke keadaan dasar dengan melepaskan energi
sinar
2. Berapakah energi dari foton yang memiliki panjang gelombang 434
nm ?
A. 2,76 x 105 kJ/mol
B. 2,76 x 10-1 kJ/mol
C. 2,76 x 102 kJ/mol
D. 2,76 x 10-4 kJ/mol
E. 2,76 x 103 kJ/mol
Penyelesaian : C
E = hc/λ = [(6,63 x 10-34 Js x 3 x 108 m/s) / 4,34 x 10-7 m] x 6,02 x 1023
partikel = 2,76 x 105 J/mol = 2,76 x 102 kJ/mol
3. Berapakah kecepatan sebuah elektron (m = 9,11 x 10-28 g) yang
memiliki panjang gelombang de Broglie 10 nm? (1 J = 1 kg m2 s-2)
A. 72,7 m/s
B. 7,27 x 104 m/s
C. 270 m/s
D. 7,27 x 106 m/s
E. 2,7 x 104 m/s

40 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : B
λ = h / mv, dimana :h = konsntanta Planck (6,63 x 10-34 Js), m = massa
e- (dalam kg), v = kecepatan electron, m/s. Maka, v = h /λm = 6,63 x
10-34 Js / (1 x 10-8 m x 9,11 x 10-31 kg) = 7,27 x 104 m/s
4. Dari data panjang ikatan berikut ini yang dituliskan dengan simbol
PQRS :

Ikatan kimia Panjang ikatan (pm)


B-H P
C-H Q
N-H R
O-H S
Apabila diurutkan dari panjang ikatan yang paling terkecil (pendek),
maka urutan yang benar adalah?
A. P < Q < R < S
B. P < Q < S < R
C. S < R < P < Q
D. S < R < Q < P
E. R < S < Q < P
Penyelesaian : D
Pada kasus di atas, panjang ikatan sangat ditentukan oleh ukuran
atom-atom B, C, N dan O. sesuai dengan pengetahuan kimiawi
mengenai tabel periodik, bahwa semakin ke kanan dan semakin ke
atas pada tabel periodic maka jari-jari akan semakin kecil. Apabila
atom-atom B, C, N dan O membentuk ikatan kovalen dengan H
maka urutan kenaikan panjang ikatan adalah O-H < N-H < C-H <
B-H. jawaban D
5. Berapakah muatan formal atom nitrogen pada struktur asam nitrat
berikut ini?

Kelompok Topik Ke-3 41


A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 5
Penyelesaian : B
Muatan formal (MF) dari sebuah atom didefinisikan sebagai
perbedaan muatan listrik antara elektron valensi dari sebuah atom
dalam suatu senyawa dengan jumlah elektron yang terasosiasi ke
atom tersebut. Rumus mencari muatan formal sebuah atom adalah :
MF = ev – eas
dimana,
MF = muatan formal atom, ev = jumlah elektron valensi atom tersebut,
eas = jumlah elektron yang terasosiasi di sekitar atom tersebut.
Untuk menentukan jumlah elektron yang terasosiasi atau berkaitan
dengan atom tersebut maka digunakan dua pedoman berikut ini,
yaitu (1) semua elektron bebas (PEB) yang terletak di sekitar atom
tersebut menjadi milik atom tersebut, (2) pasangan elektron ikatan
(PEI) dibagi dua sama rata, setengahnya menjadi milik atom tersebut,
setengahnya lagi menjadi milik atom-atom lain.
Misalnya kita menentukan muatan formal setiap atom O pada
struktur ozon :

Dengan demikian, kita dapat menghitung muatan formal (MF) atom


N pada struktur asam nitrat di atas dengan rumus MF = ev – eas = 5-4
= +1 (jawaban B)

42 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


6) Berikut ini manakah struktur Lewis yang paling tepat untuk ion sulfit,
SO32- ?

1 2 3 4
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. Tidak ada yang benar
Penyelesaian : D
Terdapat dua cara untuk menentukan keabsahan dari sebuah struktur
Lewis, pertama dengan menghitung total elektron yang ada pada
struktur, dan kedua dengan menentukan muatan formal setiap atom.
Dari cara pertma, kita menghitung jumlah elektron dalam SO32-
yaitu sebanyak = 6 + (3x6) + 2e = 26 elektron. Kemudian dicari dari
struktur 1-4 yang memiliki 26 elektron. Apabila masih ada lebih dari
1 struktur dengan jumlah elektron 26 maka dapat menggunakan
konsep muatan formal, yaitu dicari yang total muatan formalnya
adalah -2 (struktur 4), sesuai dengan muatan total untuk ion sulfit
yaitu minus dua.
7) Berikut ini manakah struktur Lewis yang tidak valid (tidak benar)
untuk dinitrogen oksida?

Kelompok Topik Ke-3 43


A. I
B. II
C. III
D. IV
E. Semua merupakan struktur/ resonan yang valid
Penyelesaian : A
Semua atom pada periode 2 temasuk atom N tidak dapat menerima
lebih dari 8 elektron (aturan oktet). Sedangkan beberapa atom lain,
misalnya sulfur (S) dapat berupa super-oktet (lebih dari 8 elektron
disekitarnya).
8. Pada molekul berikut ini, berapa atom C yang memiliki hibridisasi
sp2 ?

A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Penyelesaian : D
Tipe hibridisasi yang paling umum pada senyawa hidrokarbon dan
turunannya (senyawa organik) adalah sp3, sp2 dan sp. Setiap atom
di dalam molekul organic berikatan dengan ikatan kimia (kovalen)
sehingga sangat mungkin untuk menentukan tipe hibridisasi atom-
atom tersebut. Tipe hibridisasi suatu atom dalam molekul dapat
ditentukan dengan melihat jumlah kelompok ikatan dan pasangan
elektron bebas disekitar atom tersebut.

44 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


• Apabila terdapat 4 kelompok ikatan dan/atau pasangan elektron
bebas → hibridisasi sp3
• Apabila terdapat 3 kelompok ikatan dan/atau pasangan elektron
bebas → hibridisasi sp2
• Apabila terdapat 2 kelompok ikatan dan/atau pasangan elektron
bebas → hibridisasi sp
Terdapat beberapa aturan umum untuk menentukan jumlah
“kelompok ikatan” dan pasangan elektron bebas, yaitu :
i. Ikatan tunggal, ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga
dianggap 1 kelompok ikatan
ii. Satu pasang elektron bebas dianggap 1 kelompok
Dengan demikian, kita dapat menentukan hibridisasi seluruh atom
pada struktur organik di atas sebagai berikut :

Atom C1 memiliki 4 kelompok ikatan, sehingga sp3.


Atom C2 memiliki 3 kelompok ikatan, sehingga sp2.
Atom C3 memiliki 3 kelompok ikatan, sehingga sp2.
Atom C4 memiliki 3 kelompok ikatan, sehingga sp2.
Atom O5 memiliki 1 kelompok ikatan dan 2 pasang elektron bebas,
sehingga total 3 kelompok dan termasuk hibridisasi sp2.
Atom O6 memiliki 2 kelompok ikatan dan 2 PEB, total jumlah 4
kelompok, sehingga hibridisasi sp3.
9. Senyawa ionik berikut yang memiliki energi kisi paling kecil adalah
A. NaI B. NaF C. MgCl2 D. MgO E. sama semua
Penyelesaian : A

Kelompok Topik Ke-3 45


2 Faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya energi kissi :
• Muatan ion → semakin besar muatan ion-ion penyusun, makin
besar energi kissi
• Jari-jari ion → semakin kecil jari-jari, makin besar energi kissi
10. Senyawa MCO3 (M adalah logam golongan 2) dapat menjalani reaksi
dekomposisi termal membentuk MO dan CO2 sesuai persamaan
berikut
MCO3(s) → MO(s) + CO2(g)
Dari reaksi di atas yang paling cepat adalah ?
A. BeCO3
B. MgCO3
C. CaCO3
D. SrCO3
E. BaCO3
Penyelesaian : A
Kestabilan termal (terhadap panas) senyawa karbonat golongan
alkali tanah (2A) meningkat dari atas ke bawah. Stabil berarti bahwa
makin banyak energi yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa
logam karbonat menjadi oksida logam dan gas CO2, yang berarti
makin membutuhkan suhu yang lebih tinggi pula. Dengan demikian,
jawaban yang benar adalah A.
11. Berikut ini gas yang dapat disimpan di dalam air dan dapat digunakan
kembali sewaktu-waktu adalah :
A. Dinitrogen pentaoksida
B. Oksigen
C. Sulfur dioksida
D. Karbon dioksida
E. Hidrogen klorida
Penyelesaian : B

46 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Gas yang dapat ditampung di dalam air artinya gas tersebut tidak
bereaksi dengan air (pelarutan), atau tidak bereaksi dengan air
membentuk senyawa lain. Dalam hal ini, gaya antar molekul gas
dan air yang diperbolehkan hanyalah gaya dipole permanen-dipol
terimbas, atau secara molekuler adalah interaksi antara senyawa polar
(air) dan nonpolar (gas terlarut).
N2O5 + H2O → 2HNO3
O2 + H2O → tidak ada reaksi kimia
SO2 + H2O → H2SO3
CO2 + H2O → H2CO3
HCl + H2O → larutan HCl (pelarutan)
Sehingga gas yang dapat ditampung dalam air adalah O2.
12. Geometri untuk ion IBr2- yang benar adalah ?
A. Linier
B. Bengkok/ bentuk V, dengan sudut ikatan 900
C. Bengkok/ bentuk V, dengan sudut ikatan 1090
D. Trigonal planar dengan sudut ikatan 1200
E. Tidak dapat dimengerti adanya
Penyelesaian : A
Elektron valensi I dan Br masing-masing berjumlah 7, terdapat
1 atom I dan 2 atom Br. Atom I sebagai atom pusat menerima 1
elektron tambahan dari luar sehingga total elektronnya 8, dan 2
elektron digunakan untuk berikatan dengan masing-masing 1 atom
Br. Sehingga sekarang terdapat 2 PEI dan 3 PEB, sesuai tipe AX2E3
yang berarti spesi tersebut memiliki geometri linier.
13. Berikut ini manakah yang kelarutannya dalam 1-propanol paling
besar :
A. Dietil eter
B. 2-metil heptana

Kelompok Topik Ke-3 47


C. Ba(OH)2
D. HNO3
E. Etanol
Penyelesaian : E
Suatu zat saling larut dalam zat lain dikarenakan adanya gaya antar
molekul yang besar, yaitu yang kepolarannya hampir sama, sehingga
terdapat istilah “like dissolve like”. Senyawa yang kepolarannya
hampir sama tentu terdapat pada golongan/seri homolognya sendiri.
Oleh karena itu, senyawa yang paling mudah larut dalam 1-propanol
(alkohol dengan jumlah C 3) adalah etanol (alkohol dengan C 2)
Bila padatan garam MgCl2 dilarutkan dalam 200 mL air pada pH 7,
maka gaya antar molekul pelarut dan zat terlarut yang terjadi adalah:
A. Gaya London
B. Ikatan hidrogen
C. Interaksi ion – dipol
D. Interaksi dipol – dipol terimbas
E. Interaksi dipol – dipol permanen
Penyelesaian : C
Padatan senyawa ionik, dalam hal ini adalah MgCl2, apabila
dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion-ionnya, Mg2+ dan
Cl-. Ion-ion tersebut akan berinteraksi dengan molekul air (solvasi/
hidrasi). Interaksi antara ion-ion terlarut dengan molekul air yang
polar disebut dengan interaksi ion-dipol. Setiap ion Mg2+ akan
dikelilingi oleh molekul-molekul air dengan memposisikan diri PEB
dari air mendekat ke ion Mg2+, begitu pula sebaliknya, untuk ion Cl-
akan dikelilingi oleh proton (H) dari air.

48 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


15. Berapa banyak ikatan sigma (σ) dan phi (π) pada struktur molekul
berikut ini?

A. 9 sigma dan 5 phi


B. 14 sigma dan 7 phi
C. 25 sigma dan 7 phi
D. 18 sigma dan 5 phi
E. 26 sigma dan 7 phi
Penyelesaian : E
Ikatan sigma (σ, atau s) adalah ikatan yang pertama terbentuk pada
suatu ikatan kimia, yang disebut juga dengan ikatan tunggal. Ikatan
phi (π, atau p) adalah ikatan yang terbentuk setelah ikatan sigma ada.
Sehingga ikatan rangkap dua pada suatu senyawa pada hakikatnya
terdiri dari 1 ikatan sigma dan 1 ikatan phi. Sedangkan ikatan rangkap
tiga terdiri dari 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi.
Untuk mempermudah perhitungan jumlah ikatan sigma dan phi
pada molekul di atas, kita dapat menuliskan struktur lengkap dari
molekul tersebut, sehingga total ada 26 ikatan sigma dan 7 ikatan
phi.

Kelompok Topik Ke-3 49


16. Di antara Senyawa berikut ini: NO; K2O; SrCO3; SiCl4; AsH3 manakah
yang senyawa molekuler:
A. NO, SiCl4, dan AsH3 D. NO, K2O, dan SrCO3
B. NO, SiCl4, dan K2O E. AsH3 dan K2O
C. K2O, SrCO3 dan SiCl4
Penyelesaian : A
Senyawa molekuler berarti bahwa perpaduan dua atom atau lebih
yang masing-masing terhubung dengan ikatan kimia dimana atom-
atom penyusunnya adalah non-logam (bukan logam). Sehingga
sudah jelas bahwa jawaban yang benar adalah A.
17. Molekul berikut ini yang momen dipolnya tidak sama dengan nol
adalah ?
I. H2C = CHCl
II. cis – ClHC = CHCl
III. trans – ClHC = CHCl
A. Hanya I
B. Hanya I dan II
C. Hanya II dan III
D. Hanya III
E. I, II dan III
Penyelesaian : B
Molekul I jelas memiliki momen dipole lebih dari nol karena tidak
simetris (ada 1 Cl berada di karbon kanan). Pada molekul II dan
III sejatinya merupakan isomer geometri. Hanya cis-isomer yang
bersifat polar (memiliki momen dipole > 0), sedangkan trans-isomer
memiliki tarikan yang simetris sehingga momen dipolnya nol.
18. Seandainya A merepresentasikan atom pusat dari beberapa senyawa
berikut ini, molekul manakah yang memiliki sudut ikatan F-A-F
terkecil ?

50 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


A. BF3
B. CF4
C. NF3
D. OF2
E. ClF3
Penyelesaian : E
BF3 → trigonal planar → (sekitar 1200)
CF4 → tetrahedral (sekitar 109,50)
NF3 → trigonal piramida (sekitar 107,50)
OF2 → bengkok (sekitar 104,50)
ClF3 → bentuk T (sekitar 900 dan 1800)
19. Dari senyawa berikut ini manakah titik didihnya paling rendah
A. CO2 D. H2CO3
B. NO E. NH3
C. N2
Penyelesaian : C
Tinggi atau rendahnya titik didih suatu senyawa berkaitan erat dengan
gaya antar molekul yang terjadi antara molekul-molekul senyawa
tersebut. Semakin kuat gaya antar molekul maka semakin tinggi titik
didih suatu senyawa. Berikut merupakan urutan kekuatan gaya antar
molekul : 1 < 2 < 3, dimana :
1 = gaya dipole terimbas (dispesi London)
2 = gaya dipole permanen
3 = gaya ikatan hidrogen
Molekul NH3 dan H2CO3memiliki ikatan hydrogen, NO memiliki
gaya dipol permanen, sehingga titik didih opsi B, D dan E lebih dari
A dan C. Oleh karena molekul CO2 dan N2 adalah nonpolar yang
hanya memiliki gaya dispersi London, maka perbandingan titik didih

Kelompok Topik Ke-3 51


keduanya dilihat dari Mr. Semakin besar Mr maka semakin besar titik
didih. Dengan demikian, senyawa dengan titik didih terendah adalah
N2.
20. Berikut ini pernyataan mengenai etanol, CH­3CH2OH
i. Etanol mengandung ikatan O-H polar sehingga dapat bercampur
baik dengan air.
ii. Etanol membentuk ikatan hidrogen dengan air.
iii. Titik didih didih etanol lebih rendah dibandingkan hidrokarbon
dengan jumlah atom karbon yang sama.
iv. Pada temperatur sama, tekanan uap jenuh etanol lebih rendah
dari air
Manakah pernyataan yang BENAR:
A. Pernyataan i dan iv D. Pernyataan i, ii dan iv
B. Pernyataan i dan ii E. Pernyataan i, iii dan iv
C. Pernyataan i, ii dan iii
Penyelesaian : B
Pernyataan I benar, etanol dengan rumus molekul CH3CH2OH
memiliki ikatan O-H yang polar. Pernyataan II juga benar karena
etanol dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air karena terdapat
interaksi H dengan O pada antar molekul etanol-air. Pernyataan III
salah karena etanol seharusnya memiliki titik didih yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon dengan jumlah C yang
sama, yaitu etana. Hal ini disebabkan karena adanya gugus polar –
OH dalam etanol sehingga memiliki gaya antar molekul yang lebih
kuat. Pernyataan IV juga kurang tepat. Titik didih etanol lebih rendah
daripada air, sehingga tekanan uap jenuh etanol (kemampuan etanol
berfasa uap) lebih tinggi daripada molekul air.

52 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Bagian II : Soal Essay

1. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan fokus kepada unsur-unsur


golongan 13 (B-Tl). Hal yang berhubungan dengan pengetahuan
mengenai prinsip struktur atom dan ikatan kimia.
a. Energi ionisasi pertama (IE1) dari insur-unsur golongan utama
grup ini secara umum semakin kecil dari atas ke bawah. [B 801,
Al 578, Ga 579, In 558, Tl 589] kJ/mol.
i. Jelaskan dengan singkat mengapa energi ionisasi pertama
unsur-unsur golongan ini semakin kecil dari atas ke bawah.
ii. Sarankan sebuah alasan mengapa IE untuk Ga pada dasarnya
sama dengan Al ? dan sarankan penjelasan ilmiah pula
mengapa energi ionisasi untuk Tl menunjukkan anomali
(lebih besar dari In) ?
b. Anggota dari kelompok ini memiliki bilangan oksidasi +1 dan
atau +3.
i. Jelaskan mengapa bilangan oksidasi mereka yang paling
stabil adalah +1 dan +3, dan mengapa bilangan oksidasi +2
tidak ditemukan/diamati?
ii. Jelaskan adanya fakta bahwa keadaan +3 untuk B dan Al
biasa-biasa saja dari sudut pandang agen oksidasi, akan
tetapi mengapa keadaan +3 untuk Tl (atau Tl3+) merupakan
oksidator yang sangat kuat dibandingkan dua keadaan
sebelumnya?
c. Fakta bahwa BCl3 dan AlCl3 merupakan asam Lewis yang kuat.
i. Tuliskan persamaan reaksi yang menggambarkan BCl3
beraksi sebagai asam Lewis, dengan sebuah senyawa basa
Lewis. Jelaskan apa yang terjadi pada reaksi asam-basa Lewis.
ii. Jelaskan adanya fakta bahwa keasaman lewis dari senyawa
triklorida yang lain menurun seiring dari atas ke bawah tabel
periodik.

Kelompok Topik Ke-3 53


Penyelesaian :
a. Pertanyaan nomor a dijawab sebagai berikut :
i. Dari atas ke bawah pada golongan 13 tabel periodik,
maka jumlah kulit (n) akan semakin bertambah. Hal ini
menyebabkan jarak antara elektron terluar pada kulit valensi
dengan inti atom akan semakin lebar. Hal ini berarti bahwa
interaksi inti-elektron valensi semakin lemah, sehingga
elektron terluar tersebut mudah dikeluarkan/dilepas.
ii. Pada Al tidak terdapat orbital d, akan tetapi pada Ga terdapat
orbital 3d dengan jumlah elektron yang mengisi sebanyak
10 elektron. Peningkatan jumlah kulit dan juga elektron ini
secara teoritik akan menyebabkan Ga memiliki energi ionisasi
yang lebih kecil dari Al, akan tetapi pada kenyataannya tidak
demikian. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya
jumlah kulit tersebut, maka Ga juga memiliki proton yang
lebih banyak daripada Al, sehingga muatan inti efektif nya
lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan energi ionisasi Ga
hampir sama, atau bahkan sedikit lebih besar dari Al. Untuk
kasus Tl yang memiliki energi ionisasi lebih besar dari In,
karena ada tambahan subkulit baru yaitu 4f dimana efek
yang sama juga teramati, yaitu penambahan muatan inti
efektif.
b. Penjelasan untuk poin b :
i. Muatan +1 berkaitan dengan pelepasan elektron pada np1,
sementara +3 berkaitan dengan unsur yang kehilangan
elektron pada ns2 dan np1. Seandainya hanya 2 elektron yang
lepas, terdapat subkulit s yang terisi 1 elektron, hal ini akan
mempengaruhi ikatan dan secara energetik kurang disukai
(tidak stabil).
ii. Dari atas ke bawah pada golongan 13 tabel periodik,
elektron-elektron pada orbital s lebih terpenetrasi sehingga
makin susah lepas. Drngan demikian, apabila suatu ketika
spesi Tl berhasil mencapai tingkat oksidasi +3, maka akan
secara cepat menangkap elektron dari zat lain (oksidator

54 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


kuat) dengan dirinya sendiri berubah kembali ke keadaan
awal (tereduksi).
c. Tentang asam-basa Lewis
i. Pada reaksi asam-basa Lewis, basa Lewis mendonasikan
pasangan elektron kepada asam Lewis, membentuk sebuah
ikatan baru. Sebagai contoh, BCl3 + NF3 → BCl3-NF3.
ii. Efektivitas terjadinya overlap orbital antara asam dan basa
Lewis menurun dari atas ke bawah pada tabel periodik,
sehingga ikatan antara asam dan basa Lewis menjadi semakin
lemah sebagaimana karena atom pusat memiliki jari-jari
yang makin besar.
2. Jelaskan beberapa fenomena yang diamati oleh para peneliti
terdahulu yang berkaitan dengan prinsip-prinsip ikatan kimia dan
geometri molekul berikut ini :
a. Karbon dioksida (CO2) dan silikon dioksida (SiO2) memiliki
rumus kimia yang hampir sama, dengan C dan Si terletak
berdekatan (1 golongan) pada tabel periodik. Akan tetapi,
karbon dioksida berfasa gas pada temperatur kamar dan tekanan
standar, sedangkan silikon dioksida berfasa padat dengan titik
leleh yang sangat tinggi.
b. Molekul xenon trioksida (XeO3) memiliki bentuk trigonal
piramida sementara sulfur trioksida berbentuk trigonal planar.
c. Senyawa (bmim)+PF6- merupakan senyawa kimia berfasa cairan
pada temperatur kamar sedangkan (bmim)+Cl- dan Na+PF6-
merupakan senyawa padat pada temperatur kamar.
Penyelesaian :
a) Karbon dioksida merupakan molekul kecil yang bersifat non-
polar. Gaya antarmolekul pada CO2 sangat lemah (gaya London)
sehingga CO2 berbentuk gas pada temperatur kamar. Berlainan
dengan itu, SiO2 merupakan senyawa kimia yang mempunyai
jaringan kovalen raksasa. Jaringan kovalen raksasa itu
menyebabkan hubungan antar ikatan kovalen pada molekulnya
relatif jauh lebih kuat dibandingkan dengan molekul sederhana

Kelompok Topik Ke-3 55


seperti CO2, dan membutuhkan energi yang sangat besar untuk
memecah unit SiO2 dari jaringan raksasa. Dengan demikian, sifat
fisik berupa tingginya titik leleh merupakan konsekuensi dari
kompleksitas struktur tersebut.
b) Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya dengan menggambar
struktur Lewis dari kedua senyawa.

Pada molekul XeO3, terdapat 3 kelompok ikatan dan 1 PEB


sehingga mengikuti tipe AX3E yang berarti adalah berbentuk
piramida trigonal. Sedangkan pada struktur SO3, tipe dari atom
pusat adalah AX3 yang berarti memiliki bangun planar trigonal.
c) Karena struktur ion (bmim)+PF6- relatif besar sehingga
menyebabkan energi kisi antara dua item tersebut menjadi kecil.
Energi yang tersedia dari lingkungan pada temperatur kamar
sudah dapat memecah atau melampaui energi kisi dari spesi
ini sehingga berbentuk cairan. Berbanding terbalik dengan hal
tersebut, (bmim)+ dan Cl- serta Na+ dan PF6- memiliki satu ion
besar dan satu ion kecil, sehingga mereka mampu memposisikan
diri lebih dekat dan memiliki energi kisi yang relatif besar. Energi
yang lebih besar ini berarti bahwa dua senyawa tersebut akan
berada dalam bentuk solid pada temperatur kamar.
3. Siklus Born-Haber bermanfaat untuk menghitung energi kissi dari
suatu padatan ionik. Energi kissi merupakan energi yang dibutuhkan
untuk memecah 1 mol padatan senyawa ionik menjadi ion-ion nya
dalam bentuk gas. Apabila diketahui data berikut :
Entalpi pembentukan ∆Hf 0 CaF2 (s) = - 1228 kJ/mol
entalpi atomisasi (∆Ha0) Ca (s)  Ca (g) adalah 178 kJ/mol
entalpi atomisasi (∆Ha0) F adalah 79 kJ/mol
entalpi ionisasi pertama Ca (IE1) = 590 kJ/mol
entalpi ionisasi kedua Ca (IE2) = 1145 kJ/mol

56 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


entalpi afinitas elektron F (∆HEA0) = - 328 kJ/mol
Berdasarkan data di atas, maka ;
a. Buatlah siklus Born-Haber untuk menghitung energi kissi CaF2
(s).
b. Apa definisi energi kisi ? buatlah persamaan reaksi yang
menggambarkan proses energi/entalpi kisi.
c. Hitunglah energi kissi CaF2 (s).
Penyelesaian :
a. Siklus Born Haber digunakan untuk menentukan energi kisi CaF2
(s) dengan urut-urutan diagram sebagai berikut :

b. Entalpi/energi kisi adalah besaran energi yang diperlukan untuk


memecah 1 mol padatan ionik menjadi ion-ion penyusunnya
dalam bentuk gas. Sesuai definisi tersebut, maka reaksi yang
menggambarkan entalpi kisi adalah :
MnXm (s) → Mm+ (g) + Xn- (g) ∆Hkisi
Dimana MnXm adalah suatu zat ionik.

Kelompok Topik Ke-3 57


c. Hitung energi kisi CaF2 (s)
Dari siklus tersebut dapat diolah menjadi suatu persamaan, dan
dengan mengingat bahwa energi siklus yang berputar adalah nol.
∆Hf0 CaF2 (s) = ∆Ha0 Ca (s) + IE1 Ca (s) + IE2 Ca (s) + 2∆Ha0 F (g)
+ 2∆HEA0 F (g) + [-∆Hkisi CaF2 (s)]
Persamaan dipindah ruas menjadi ;
∆Hkisi CaF2 (s) = (∆Ha0) Ca (s) + IE1 Ca (s) + IE2 Ca (s) + 2∆Ha0 F
(g) + 2 ∆HEA0 F (g) – ∆Hf0 CaF2 (s)
∆Hkisi CaF2 (s) = 178 + 590 + 1145 + 2 (79) + 2(–328) – (–1228) kJ
∆Hkisi CaF2 (s) = 2643 kJ/mol
Sehingga, butuh energi sebesar 2643 kJ untuk memutus ikatan pada
1 mol padatan CaF2 menjadi ion-ion penyusunnya dalam bentuk
gas.

58 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KELOMPOK TOPIK KE-4

Sifat Koligatif Larutan dan Kinetika Kimia

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Gambar di bawah ini merupakan rangkaian alat distilasi, yaitu alat


yang berfungsi untuk memisahkan suatu campuran zat cair yang
mudah menguap dengan zat cair yang relatifsukar menguap. Apabila
di dalam labu distilasi berisi campuran etanol, 2-butanol dan asam
butanoat dengan jumlah mol yang sama. Berikut ini manakah urutan
yang benar dari banyaknya jumlah molekul zat-zat tersebut dalam
bentuk uap yang terdapat pada bagian atas kolom fraksionasi?

A. 2-butanol > asam butanoat > etanol


B. Asam butanoat > etanol > 2-butanol
C. Etanol >asam butanoat > 2-butanol
D. 2-butanol > etanol > asam butanoat
E. Etanol > 2-butanol > asam butanoat

Kelompok Topik Ke-4 59


Penyelesaian : E
Distilasi adalah alat yang digunakan untuk memisahkan zat yang
memiliki perbedaan titik didih. Suatu zat yang memiliki titik didih
lebih rendah maka dengan adanya pemanasan yang bersumber dari
mantel pemanas, zat tersebut akan menguap dan bergerak lebih
dahulu ke bagian atas kolom fraksionasi hingga akhirnya menuju
labu penampung distilat. Dengan demikian, bagian atas kolom
fraksionasi akan mengandung lebih banyak molekul-molekul uap
dari zat cair yang paling mudah menguap. Dengan mengetahui bahwa
titik didih untuk ketiga senyawa itu adalah etanol < 2-butanol < asam
butanoat, maka urutan banyaknya jumlah molekul gas/uap zat-zat
tersebut di bagian atas kolom fraksionasi adalah etanol > 2-butanol
> asam butanoat (Jawaban E).
2) Densitas dari larutan 2,45 M methanol dalam air adalah 0,976 g/mL.
Apabila massa molar methanol adalah 32,04 g, berapakah molalitas
larutan tersebut?
A. 0,68 m
B. 1,37 m
C. 2,73 m
D. 4,10 m
E. 5,46 m
Penyelesaian : C
Larutan dengan konsentrasi 2,45 M berarti bahwa terdapat 2,45 mol
zat terlarut dalam 1 L larutan. Molalitas didefinisikan sebagai jumlah
mol zat terlarut yang ada dalam 1 kg pelarut. Untuk menentukan
molalitas, maka dapat dipakai rumus :
a 1000
Molalitas = ×
Mr p
dimana a = massa zat terlarut, Mr = massa molar zat terlarut, p =
massa pelarut (gram).
1000 Ml 0, 976 g
Massa larutan diatas berarti 1L × × = 976 g.
1L mL

60 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Massa zat terlarut (metanol) = 2,45 mol x 32,04 g/mol = 78,498 g.
Sehingga massa pelarut (air) adalah = 976 – 78,498 g = 897,502 g.
1000 g / kg
Dengan demikian, m = 2, 45 mol × = 2,73 molal.
897, 502 g
3) Kelarutan gas nitrogen dalam air pada 250C dan 1 atm adalah 6,8 x
10-4 mol/L. Berapakah konsentrasi nitrogen terlarut (dalam air) pada
tekanan 0,78 atm?
A. 6,63 x 10-5 M
B. 1,33 x 10-4 M
C. 2,65 x 10-4 M
D. 5,30 x 10-4 M
E. 1,06 x 10-3 M
Penyelesaian : D
Kelarutan gas dapat dicari dengan menggunakan Hukum Henry
tentang kelarutan gas, dirumuskan sebagai c = kP. Dimana :
c = kelarutan gas (mol/mL)
k = konstanta hukum Henry
P = tekanan gas (atm)
Pertama kita harus menentukan nilai k terlebih dahulu, yaitu :
6,8 x 10-4 mol/L = k (1 atm) → k = 6,8 x 10-4 mol/L.atm
Dengan demikian, kelarutan nitrogen dalam air pada saat tekanannya
0,78 atm dapat dihitung :
c = kP → c = 6,8 x 10-4 mol/L.atm x 0,78 atm = 5,30 x 10-4 mol/L.
4) Larutan asam klorida pekat, HCl, adalah 36% (w/w) HCl dalam
pelarut air. Apabila densitas larutan ini 1,18 g/mL, maka konsentrasi
larutan tersebut adalah
A. 1,2 M
B. 12 M

Kelompok Topik Ke-4 61


C. 10 M
D. 15 M
E. 24 M
Penyelesaian : B
Asumsikan kita memiliki 100 mL larutan HCl pekat tersebut. Maka
konsentrasi HCl dapat dicari dengan beberapa langkah sederhana
berikut ini :
Step 1: Menentukan massa larutan HCl
Massa larutan HCl adalah = massa jenis x volume = 1,18 g/mL x 100
mL = 118 g
Step 2: Menentukan massa HCl
Massa HCl = 36% x 118 g = 42,48 g HCl
Step 3: Menentukan mol HCl
Mol HCl = massa HCl / Mr HCl = 42,48 g / 36,45 (g/mol) = 1,165
mol HCl
Step 4: Menentukan konsentrasi larutan HCl
[HCl] = mol HCl / V larutan → [HCl] = 1,165 mol / 0,10 L = 11,65 M
→ 12 M
5) Molalitas senyawa p-diklorobenzena (C6H4Cl2) dalam suatu larutan
yang dibuat dengan melarutkan 2,65 g p-diklorobenzena ke dalam
50 mL benzena (d = 0,879 g/mL) adalah
A. 0,018 m
B. 0,041 m
C. 1,810 m
D. 0,410 m
E. 0,180 m
Penyelesaian : D
a 1000
Molalitas (m) dapat dicari dengan rumus, m = ×
Mr p

62 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Massa benzena = 50 mL x 0,879 g/mL = 43,95 g.
2, 65g 1000 g / kg
Molalitas p-diklorobenzen = ×
147 g / mol 43, 95g
Molalitas p-diklorobenzen = 0,41 molal
6) Dari larutan akua beberapa garam berikut ini, apabila masing-masing
ditempatkan pada suatu wadah tertutup rapat dan tidak ada zat lain.
Manakah jenis larutan yang atmosfer di dalam masing-masing wadah
tersebut mengandung molekul gas paling sedikit?
A. 0,01 m CaCl2
B. 0,01 m NaCl
C. 0,02 m NaCl
D. 0,015 m CaCl2
E. 0,01 m Na2SO4
Penyelesaian : D
Dari pernyataan “di atmosfernya mengandung molekul gas paling
sedikit”, hal itu berarti bahwa larutan tersebut mempunyai tekanan
uap paling rendah, atau larutan tersebut sukar menguap. Larutan
berarti memiliki kenaikan titik didih yang tinggi, sehingga dapat
menggunakan rumus:
∆Tb = m Kf i → sehingga dipilih larutan yang memiliki molalitas
dan faktor van’t Hoff yang menghasilkan nilai paling besar.
7) Tekanan osmosis diartikan sebagai tekanan yang diakibatkan
adanya pergerakan molekul pelarut (biasanya air) dari daerah yang
mengandung molekul pelarut berkonsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi pelarut lebih rendah melalui suatu membran
semipermeabel.

Kelompok Topik Ke-4 63


Dari larutan akua dengan komposisi solute-solvent berikut ini,
perpindahan molekul air dari ruang A menuju B yang paling banyak,
akan terjadi pada larutan?
A. 2 g glukosa dalam 100 mL larutan
B. 0,5 g NaOH dalam 25 mL larutan
C. 1,0 g H2SO4 dalam 50 mL larutan
D. 0,75 g NaCl dalam 30 mL larutan
E. 1,25 g LiOH dalam 50 mL larutan
Penyelesaian : B
Perpindahan molekul air paling banyak mengindikasikan nilai
tekanan osmosis yang paling besar. Sedangkan rumus untuk tekanan
osmosis adalah π = MRTi dimana :
π = tekanan osmosis; M = konsentrasi awal zat; R = tetapan gas; T
= suhu; i = faktor van Hoft (ionisasi). Oleh karena kelima larutan
di atas memiliki massa zat yang berbeda-beda serta faktor van Hoft
nya juga berbeda, maka kita perlu menghitung satu per satu tekanan
osmosis masing-masing larutan :
2, 65g 1000 g / kg
opsi A → π = × 0,082 L atm /K.mol x T K =
147 g / mol 43, 95g
9,11 x 10-3T molar

64 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


0, 5g 1
opsi B → π = × × 0,082 L atm /K.mol x T K x [1+(2-
40 g / mol 0, 025L
1)1] = 8,20 x 10-2T molar

1g 1
opsi C → π = × × 0,082 L atm /K.mol x T K x [1+(3-
98 g / mol 0, 05L
1)1] = 5,02 x 10-2T molar

0, 75g 1
opsi D → π = × × 0,082 L atm /K.mol x T K x
53, 5g / mol 0, 03L
[1+(2-1)1] = 7,66 x 10-2T molar

1, 25g 1
opsi E → π = × × 0,082 L atm /K.mol x T K x [1+(3-
g / mol 0, 05L
1)1] = 5,02 x 10-2T molar
Oleh karena itu, dengan mengkaji besarnya nilai tekanan osmosis,
maka jawaban yang benar adalah B.
8) Perhatikan peristiwa pergerakan molekul air dan zat terlarut dalam
suatu sel hidup berikut ini.

Dari gambar di atas, manakah yang akan menyebabkan sel tersebut


rusak?
A. Hanya I
B. Hanya II
C. I, II dan III
D. I dan III
E. II dan III

Kelompok Topik Ke-4 65


Penyelesaian : E
Suatu sel dapat berada pada lingkungan yang hipotonik, isotonik
maupun hipertonik. Suatu cairan isotonik adalah suatu larutan yang
memiliki tekanan osmosis yang sama dengan larutan lain/lingkungan.
Dalam hal ini, apabila diibaratkan suatu sel yang berada pada suatu
cairan eksternal (ekstrasel), sel tersebut tidak akan mengembung atau
menciut karena molekul air yang bergerak ke dalam sel dengan ke
luar sel adalah sama banyak.Suatu larutan hipotonik adalah larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmosis lebih
rendah) sehingga molekul air akan bergerak ke dalam sel yang akan
menyebabkan sel mengembang kemudian pecah. Cairan hipertonik
adalah larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi (tekanan osmosis lebih besar) daripada yang lain, sehingga
molekul air di dalam sel akan bergerak ke luar dan menyebabkan sel
mengempis (rusak). Dengan demikian, yang dapat menyebabkan sel
rusak adalah II dan III.

9) Sebanyak 7,85 g suatu senyawa nonionik dilarutkan dalam 301 g


benzena, ternyata titik beku dari larutan ini 1,050C dibawah titik
beku benzene (Kf = 5,120C/m). Maka senyawa tak diketahui tersebut
diperkirakan adalah
A. C7H8
B. C8H10
C. C10H8
D. C9H12
E. C8H16

66 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : C
Oleh karena senyawa non-ionik, maka dapat memakai rumus :
∆Tf = m Kf , dimana :
m = molalitas; dan Kf = konstanta krioskopik untuk penurunan titik
beku molal.
a 1000 7, 85g 1000 g / kg
∆Tf = × × Kf → 1,05 = × × 5,120C/m
Mr p Mr 301g
Mr senyawa tak diketahui = 127,17 g/mol
Dengan menghitung Mr dari opsi A-E di atas, maka yang paling
memungkinkan adalah C10H8 (Mr = 128 g/mol)
10) Larutan glukosa dalam 500 g air ternyata mendidih pada 101,40C (Kb
air 0,520C/molal). Larutan tersebut kemudian difermentasikan untuk
mengubah semua glukosa dengan ragi menjadi produk fermentasi.
Volume gas yang dihasilkan pada kondisi standar adalah
A. 60 L
B. 45 L
C. 30 L
D. 15 L
E. 5 L
Penyelesaian : A
Pada kasus di atas, terdapat sejumlah tertentu glukosa (massa
pastinya ditentukan menggunakan data koligatif) yang difermentasi.
Fermentasi glukosa menggunakan ragi akan menghasilkan
etanol (C2H5OH) dan gas karbon dioksida (CO2). Soal tersebut
dapatdiselesaikan dengan langkah-langkah berikut ini:
Langkah 1: menghitung massa glukosa yang difermentasi
a 1000
∆Tb = m Kb → ∆Tb = × ×Kb → 1,4 = a × 1000 × 0,520C
Mr p 180 500
a = 242,3 g (sehingga massa glukosa yang difermentasi adalah 242,3
g)

Kelompok Topik Ke-4 67


Langkah 2: menghitung jumlah mol glukosa dan jumlah mol gas
CO2 yang dihasilkan
Mol glukosa = 242,3g / (180g/mol) = 1,346 mol
Dari reaksi fermentasi : C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Maka jumlah mol CO2 adalah = 2 x mol glukosa = 2 x 1,346 mol =
2,692 mol.
Langkah 3: mencari volume gas (CO2) yang dibebaskan
Oleh karena pada kondisi standar maka volum molarnya adalah 22,4
L/mol. Sehingga, volume gas CO2 total adalah
VCO2 = mol CO2 x Vm → 2,692 mol x 22,4 L/mol → 60 L
11) Perhatikan mekanisme berikut ini adalah reaksi antara amoniak
(NH3) yang terdapat dalam pembersih kaca dan cairan pemutih yang
mengandung NaOCl :
Step 1 bimolekuler : NH3 + OCl- → NH2Cl + OH-
Step 2 bimolekuler : NH2Cl + NH3 → N2H5+ + Cl-
Step 3 bimolekuler : N2H5+ + OH- → N2H4 + H2O
Dari percobaan ternyata diperoleh bahwa step 1 merupakan step yang
paling lambat. Berdasarkan informasi tersebut, berikut ini manakah
pernyataan yang SALAH :
A. Reaksi keseluruhan adalah 2NH3 + OCl- → N2H4 + H2O + Cl-
B. Spesi antara (intermediet) adalah NH2Cl, OH- dan N2H5+
C. Persamaan laju reaksinya adalah r = k[NH3][OCl-]
D. Reaksi keseluruhan menghasilkan NH2Cl, N2H4 dan H2O
E. Tidak ada pernyataan yang salah
Penyelesaian : D
Spesi intermediet adalah spesi yang hanya muncul pada mekanisme
reaksi yang dijabarkan namun tidak ada di awal maupun di akhir
reaksi. Apabila kita perhatikan, pada reaksi di atas terdapat spesi-spesi
seperti NH2Cl, N2H5+ dan OH- terdapat baik pada sisi kiri maupun

68 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


sisi kanan tanda panah, yang menandakan spesi-spesi tersebut dapat
dieliminasi (dicoret) karena hanya berupa intermediet. Sedangkan
reaksi totalnya didapat setelah spesi intermediet dihilangkan, yaitu
2NH3 + OCl- → N2H4 + H2O + Cl-. Dari pernyataan pada soal,
diketahui bahwa mekanisme tahap pertama merupakan tahap
penentu laju reaksi, sehingga dari pernyataan ini kita dapat langsung
menuliskan reaktan-reaktan beserta koefisien reaksinya menjadi
hukum laju reaksi, yaitu r = k[NH3][OCl-]. Dengan demikian,
pernyataan yang salah adalah pernyataan D karena NH2Cl bukan
merupakan produk akhir akan tetapi hanya spesi intermediet yang
akan hilang kembali di akhir reaksi.
12) Diketahui reaksi A → produk; mengikuti hukum laju orde satu.
Dari penurunan hukum laju terintegrasi untuk reaksi kimia orde
satu (first order). Berikut ini manakah plot (sumbu x vs y) yang akan
menghasilkan garis lurus?
A. ln [A] vs 1/t
B. ln 1/[A] vs 1/t
C. ln [A] vs t
D. ln 1/[A] vs t
E. ln [A] vs t1/2
Penyelesaian : C
Kita harus menurunkan persamaan tersebut dari pengertian laju
reaksi. Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi reaktan (dalam
hal ini A) per satuan waktu. Selain itu, laju reaksi dituliskan sebagai
hasil kali konstanta laju dengan konsentrasi A yang dipangkatkan orde
reaksi terhadap A. Dari dua pengertian di atas kita dapat menuliskan :
∆ [ A ] ..............................(persamaan 1)
laju = −
∆t

laju = k[A]..............................(persamaan 2)
Dari dua persamaan di atas digabung dan menghasilkan :

Kelompok Topik Ke-4 69


d[A]
− = k [A]
dt

Penataan ulang persamaan sehingga :

d[A]
= − kdt
[A]
Dengan mengintegralkan sisi kanan dari t = 0 hingga t = t, dan sisi kiri
dari [A]0 hingga [A]t maka didapatkan :

[ A ]t d[A] t
∫[ ] [ A ]
A 0
= − k ∫ dt
0

In [ A ]t − In [ A ]0 = − kt
atau

In
[ A ]t = − kt
[ A ]0
Dari hasil akhir tersebut disusun menjadi
ln [A]t = –kt + ln [A]0
Persamaan di atas mirip dengan persamaan garis (persamaan linier)
y = mx + b, yang mana nilai m merupakan kemiringan garis :
ln [A]t = (–k)(t) + ln [A]0
b b b b
y = m x + b
Untuk reaksi orde 1 seandainya kita melakukan plot ln [A]t vs waktu
maka kita akan mendapatkan garis lurus dengan kemiringan garis –k
dan intersep b.
13. Suatu senyawa dapat terurai dengan reaksi orde pertama. Setelah
45 menit ternyata konsentrasinya turun menjadi 10% konsentrasi
semula. Tetapan laju reaksi k dari peruraian senyawa tersebut adalah:
A. 5,1 x 10-3 min-1
B. 5,1 x 10-2 min-1

70 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


C. 2 x 10-2 min-1
D. 2 x 10-3 min-1
E. 1 x 10-2 min-1
Penyelesaian : B
Dari soal di atas maka diketahui data-data reaksi orde pertama sebagai
berikut
[A]0 = 100%; [A]t = 10%; t = 45 min;
Untuk menyelesaikan soal ini maka kita dapat menggunakan rumus
yang didapat pada nomor 15, yaitu

In
[ A ]t = − kt
[ A ]0
10%
ln = - k 45 min → -2,303 = -k 45 min → k = 5,1 x 10-2 min-1
100%
14) Dekomposisi termal fosfin (PH3) menjadi fosforus (P4) dan hydrogen
merupakan reaksi orde satu sesuai persamaan berikut ini : 4PH3 (g)
→ P4 (g) + 6H2 (g)
Apabila waktu paruh reaksi ini adalah 35 detik pada temperatur
6800C, berapakah waktu yang diperlukan agar fosfin terdekomposisi
sebanyak 95%?
A. 50 detik
B. 75 detik
C. 151 detik
D. 302 detik
E. 200 detik
Penyelesaian : C
Pertanyaan ini dapat diselesaikan dengan 2 langkah, pertama mencari
nilai konstanta laju dari data waktu paruh orde pertama. Kemudian
mencari waktu (t) yang dibutuhkan agar fosfin terurai sebanyak 95%.
Dari rumus waktu paruh orde satu,

Kelompok Topik Ke-4 71


0.693
t1 =
2
k
k = 0,693 / t ½ → k = 0,693 / 35 detik → k = 1,98 x 10-2 det-1
setelah menemukan nilai k maka segera menghitung waktu (t) yang
dibutuhkan fosfin agar terurai sebanyak 95% (fosfin sisa 5%) :

In
[ A ]t = − kt
[ A ]0
5%
ln = = -1,98 x 10-2 det-1 x t → -2,996 = -1,98 x 10-2 det-1 x t
100%
t = 151 detik
15) Pada suhu 270C ternyata energi aktivasi suatu reaksi orde 1 adalah
100 kJ/mol. Untuk memperbesar nilai tetapan laju reaksi (k) menjadi
dua kali lipat, maka reaksi harus dilakukan pada suhu berapa ? (R =
8,314 J K-1 mol-1)
A. 3050C
B. 305 K
C. 2950C
D. 295 K
E. 327 K
Penyelesaian : B
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan
Arrhenius :
k = A e-Ea/RT
dengan menurunkan persamaan di atas maka didapat ;

Ea
ln k = ln A −
RT

Apabila ada dua nilai k (pada T1 dan T2), yaitu k1 dan k2, maka
dapat dituliskan

72 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Ea
ln k1 = ln A −
RT1
E
ln k2 = ln A − a
RT2

Dengan mengurangkan ln k2 dari ln k1 maka persamaan tersebut


menjadi:

Ea  1 1 
ln k1 − ln k2 = −
R  T2 T1 
k1 Ea  1 1 
ln = −
k2 R  T2 T1 
k1 Ea  T1 − T2 
ln =  T T 
k2 R 1 2

Dari data soal di atas data yang tersedia dapat dituliskan : k1 = 1; k2


= 2 (dua kali k1); Ea = 100000 J/mol. Maka dengan menggunakan
persamaan Arrhenius kita akan mendapatkan :
100000 J / mol  300 − T2   300 − T2 
ln 1 2 =   → −0, 693 = 12028 
8, 314 J / K .mol  300T2   300T2 

→ -207,9 T2 = 3608400 – 12028 T2 → 11820,1 T2 = 3608400 → T2


= 305 K
16) Pada reaksi A + B → produk, ternyata hukum lajunya r = k [A] [B]2.
Dari pernyataan berikut ini manakah yang paling besar pengaruhnya
terhadap laju reaksi?
A. Suhu dinaikkan sedemikian sehingga nilai k menjadi 2x lipat
B. [A] dan [B] masing-masing diperbesar 2x lipat
C. [B] diperbesar menjadi 2x semula
D. [A] diperkecil ½ kali semula
E. Setengah dari jumlah produk reaksinya segera diambil
Penyelesaian : B

Kelompok Topik Ke-4 73


Pada opsi A, apabila nilai k dinaikkan 2x lipat sedangkan konsentrasi
reaktan tetap, maka laju reaksi akan menjadi 2x lebih cepat. Pada
opsi B, apabila masing-masing reaktan konsentrasinya dinaikkan 2x
lipat maka laju reaksi menjadi 8x lebih cepat. Pada opsi C, apabila [B]
dinaikkan 2x lipat maka lajunya menjadi 4x lebih cepat. Pada opsi
D, apabila [A] dijadikan setengah kalinya, maka laju reaksi menjadi
½ x semula. Pada opsi E, pengambilan produk tidak menyebabkan
perubahan laju reaksi tetapi hanya menggeser posisi kesetimbangan.
17) Suatu reaksi peruraian berawal dari A membentuk produk reaksi : A
→ produk.

Apabila plot antara 1/[A]t vs waktu memberikan hasil seperti grafik di


atas, maka reaksi peruraian A menjadi produk mengikuti laju dengan
orde?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. Tidak cukup informasi
Penyelesaian : C
Plot 1/[A]t vs waktu memberikan garis lurus. Hal ini berarti reaksi
tersebut mengikuti orde 2. Penjabarannya sebagai berikut, yaitu
didapat melalui diferensiasi suatu hukum laju berorde 2.

74 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Apabila kita mempunyai reaksi : A → Produk, yang memiliki orde
2 terhadap A, maka hukum lajunya kita dapat menuliskan dalam dua
persamaan berikut ini :
∆ [ A ] dan laju = k[A]2
laju = −
∆t
Apabila dua persamaan di atas digabung maka akan didapatkan ;
∆ [ A]
= k [ A ] apabila dalam perubahan/rentang yang kecil dapat
2

∆t
ditulis :
d [ A]
= k [ A ] dipindah ruas dan kemudian diintegralkan menjadi :
2

dt

[ A ]t d[A] t
∫[ ] [ A ]
A 0
= − k ∫ dt sehingga didapatkan :
0

1 1
= kt +
[ A ]t [ A ]0
Persamaan di atas menyerupai persamaan linier y = mx + b, yang
bertindak sebagai sumbu y adalah 1/[A]t dan sumbu x adalah waktu
(t).
18) Reaksi yang terjadi pada suasana asam dari kalium iodide dengan
hydrogen peroksida
2I- (aq) + H2O2 (aq) + 2H+ (aq) → I2 (aq) + 2H2O (l)
Reaksi di atas diprediksi melalui tiga tahapan sebagai berikut
H2O2 + I- → H2O + OI- (lambat)
OI- + H+ → HOI (cepat)
HOI + H+ + I- → I2 + H2O (cepat)
Yang mana dari pernyataan berikut ini yang kurang tepat?
A. Ion iodide teroksidasi oleh hydrogen peroksida
B. Reaksi merupakan orde pertama terhadap iodide
C. Tahap penentu laju adalah H2O2 + I- → H2O + OI-

Kelompok Topik Ke-4 75


D. Persamaan laju reaksinya adalah r = k [H2O2] [I-]
E. H+ berfungsi sebagai pemercepat laju reaksi
Penyelesaian : E
Dari reaksi total, terlihat bahwa ion iodida (bilangan oksidasi -1)
teroksidasi oleh hidrogen peroksida menghasilkan iodin (biloks
0). Reaksi total di atas terdapat 3 mekanisme reaksi yang berurutan
dengan mekanisme tahap 1 merupakan penentu laju (reaksi yang
paling lambat). Kita dapat langsung menentukan orde reaksi
terhadap reaktan-reaktan yang ada pada tahap paling lambat
berdasarkan koefisien reaksi. Sehingga orde reaksi terhadap H2O2
dan I- masing-masing adalah 1 (satu). Jawaban A-D berarti tepat.
Sekaarang kita lihan jawaban opsi E, H+ pada reaksi di tersebut bukan
merupakan katalis. Hal ini dikarenakan pengertian katalis adalah zat
yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi kimia untuk mempercepat
laju reaksi namun pada akhir reaksi bisa diperoleh kembali dengan
jumlah yang sama banyak. Kalau kita cermati, pada akhir reaksi tidak
terdapat lagi ion H+ sehingga spesi tersebut adalah reaktan (bukan
katalis).
19) Pada reaksi kimia berorde pertama yang dijalankan pada beberapa
temperature berbeda, dapat digunakan untuk menentukan nilai
energi aktivasi reaksi menggunakan rumus ln k = ln A – (Ea/RT).
Data grafik dibuat dengan melakukan plot ln k vs 1/T. Bagaimana
hubungan antara kemiringan garis (slope) dengan energi aktivasi
(Ea) berikut ini yang benar?
A. Ea = slope x 8,314 J/K.mol
B. Ea = - slope x 8,314 J/K.mol
C. 1/Ea = slope x 8,314 J/K.mol
D. 1/Ea = - slope x 8,314 J/K.mol
E. Tidak ada hubungan Ea dengan slope
Penyelesaian : B
Persamaan di atas dapat disusun menjadi suatu persamaan garis lurus
yaitu

76 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


 Ea   1 
ln k =  −    + ln A
 R  T
b b b b
y = m x + b
Maka dengan melakukan plot ln k sebagai sumbu y dan 1/T sebagai
sumbu x akan didapatkan kemiringan garis (slope) dengan nilai –
Ea/R. Dengan demikian, nilai Ea:
Ea = - slope x R
20) “Catalytic converter” merupakan sebuah alat yang dipasang pada
mobil untuk mengurangi polusi udara yang diakibatkan emisi gas
buang dari mobil.
Beberapa reaksi berikut ini :
i. Oksidasi CO menjadi CO2
ii. Oksidasi hidrokarbon tak terbakar menjadi CO2
iii. Oksidasi N2 menjadi NO atau NO2
iv. Reduksi NO maupun NO2 menjadi gas-gas penyusunnya (N2 dan
O2)
Dari reaksi-reaksi di atas, yang mencerminkan fungsi dari keberadaan
“catalytic converter” dalam piranti kendaraan bermotor adalah
A. Reaksi i dan ii
B. Reaksi i dan iii
C. Reaksi i, ii, dan iii
D. Reaksi i, ii, dan iv
E. Reaksi ii, iii dan iv
Penyelesaian : D
Prinsip dari katalitik converter adalah untuk mengubah gas-gas
yang berbahaya menjadi gas yang lebih ramah lingkungan (kurang
berbahaya). Dari pilihan i hingga iv diketahui bahwa hanya reaksi iii
yang menghasilkan gas yang lebih berbahaya, yaitu dari N2 menjadi
NO dan NO2 sehingga hal ini tidak termasuk ke dalam kegunaan dari

Kelompok Topik Ke-4 77


katalitik converter. Dengan demikian, jawaban yang benar untuk soal
ini adalah i, ii dan iv (Opsi D).

Bagian II : Soal Essay

1) Lisozim ialah enzim yang memecah dinding sel bakteri. Sampel


lisozim yang diekstraksi dari putih telur ayam memiliki Mr 13930
g/mol. Sebanyak 0,100 g enzim ini dilarutkan dalam 150 g air pada
250C. Apabila diketahui tekanan uap air (P0) pada 250C adalah 23,76
mmHg, konstanta penurunan titik beku (Kf) air = 1,86 0C/m; dan
konstanta kenaikan titik didih (Kb) air = 0,52 0C/m. maka tentukan :
a. Penurunan tekanan uap (∆P)
b. Penurunan titik beku (∆Tf)
c. Kenaikan titik didih (∆Tb)
Penyelesaian :
Diketahui data berikut : Mr = 13930 g/mol; massa = 0,100 g; massa
pelarut = 150 g; T = 298 K; P0 air = 23,76 mmHg; Kb air = 1,86 0C/m;
Kd air = 0,52 0C/m.
a. Penurunan tekanan uap (∆P)
Penurunan tekanan uap suatu larutan nonionic dapat memakai
rumus :
∆P = Xter x P0pelarut, dimana Xter adalah fraksi mol zat terlarut.
mol zat terlarut
Dimana Xter =
mol zat terlarut + mol pelarut

Sehingga kita terlebih dahulu mencari mol tersebut.


Mol lisozim = 0,1 g / (13930 g/mol) = 7,179 x 10-6 mol
Mol air = 150 g / (18,02 g/mol) = 8,324 mol
Oleh karena perbandingan jumlah mol air jauh lebih besar
daripada mol lisozim, maka mol air ditambah mol lisozim
dianggap sama dengan mol air.

78 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Mol lisozim + mol air = 8,324 mol.
Xter = 7,179 x 10-6 mol / 8,324 mol = 8,624 x 10-7
∆P = Xter x P0pelarut → ∆P = 8,624 x 10-7 x 23,76 mmHg
∆P = 2,05 x 10-5 mmHg
b. Penurunan titik beku (∆Tf)
a 1000
∆Tf = m Kf → ∆Tf = × × Kf
Mr p

0,1 1000
∆Tf = × × 1,86 → ∆Tf = 8,90 x 10-5 0C
13930 150
Kenaikan titik didih (∆Tb)
a 1000
∆Tb = m Kb → ∆Tb = × × Kb
Mr p

0,1 1000
∆Tb = × × 0,52 → ∆Tb = 2,49 x 10-6 0C
13930 150
2) Reaksi penguraian dimetil eter mengikuti persamaan berikut :
(CH3)2O(g) → CH4(g) + H2(g) + CO(g)
Pada temp. 450 oC nilai tetapan laju reaksi (k) orde pertama sebesar
3,2×10−4 s−1.Reaksi ini dilakukan dalam wadah tertutup dengan
volume tetap. Asumsikan semua gas yang terlibat adalah gas ideal.
a. Tentukanlah persamaan laju berkurangnya dimetil eter
berdasarkan hukum laju terintegrasi.
Pada saat awal reaksi hanya terdapat dimetil eter yang tekanannya
0,35 atm. Setelah reaksi berlangsung selama 8 menit,
b. Hitung tekanan parsial dimetil eter setelah 8 menit.
c. Hitunglah tekanan di dalam wadah tersebut setelah 8 menit.
Bila waktu paruh (t1/2) reaksi orde pertama tersebut pada temperatur
500 0C adalah 25 menit,
d. Tentukanlah nilai tetapan laju reaksi, k, pada temperatur 500 oC.
e. Tentukanlah energi aktifasi, Ea, reaksi tersebut.

Kelompok Topik Ke-4 79


Penyelesaian :
a. Persamaan laju berkurangnya dimetil eter (DME)
- d[DME]/dt = k[DME]
b. Tekanan dimetil eter awal, P0 = 0,35 atm. Berapa tekanan DME
pada waktu t ?
Dengan kembali mengingat hukum laju terintegrasi dan
hubungan antara tekanan dengan waktu untuk orde satu :
ln Pt – ln P0 = -kt
ln Pt – ln 0,35 = - 3,2×104 s−1 x 480 s
ln Pt + 1,049 = - 0,1536 → ln Pt = -1,2026 → Pt = 0,30 atm
c. Hitung tekanan di dalam wadah (tekanan total) setelah 8 menit
Setelah 8 menit, DME yang bereaksi sebanyak 0,35 – 0,30 atm =
0,05 atm.
Tekanan gas-gas lain dapat diperoleh sesuai perbandingan
koefisien rekaksi berikut ini :
(CH3)2O(g) → CH4(g) + H2(g) + CO(g)
Awal 0,35 0 0 0
Reaksi -0,05 0,05 0,05 0,05
Akhir 0,30 0,05 0,05 0,05
Jadi, tekanan total di dalam wadah adalah tekanan semua gas di
akhir reaksi, yaitu 0,30 + 3(0,05) atm = 0,45 atm.
d. Pada 5000C, waktu paruh, t ½ = 25 menit = 1500 s, maka nilai k
adalah
k = 0,693 / t ½ = 0,693 / 1500 s = 4,62 x 10-4 s-1.
e. Tentukan nilai Ea
Nilai Ea dapat dicari apabila diketahui minimal dua nilai
konstanta laju (k), pada dua temperatur yang berbeda. Pada
kasus ini kita mempunyai dua data, yaitu pada 4500C atau 723 K,
k1 = 3,2×10−4 s−1 dan pada 5000C atau 773 K, k2 = 4,62 x 10-4 s-1.

80 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Dengan demikian nilai Ea dapat dicari dengan menggunakan rumus:
k1 Ea  T1 − T2 
ln =
k2 R  T1T2 
Ea  723 − 773K 
ln (3,2×10−4 s−1 / 4,62 x 10-4 s-1) =  
8, 314 J / Kmol  723K × 773K 
Ea = 34128 Joule /mol → atau Ea = 34,128 kJ/mol
3) Pada temperatur kamar, 300C, ternyata gas SO2Cl2 dapat terdisosiasi
menjadi gas SO2 dan Cl2. Untuk mengamati laju reaksi penguraiannya,
ke dalam suatu wadah dimasukkan gas SO2Cl2, dan diukur tekanan
awalnya (dalam kPa). Laju penguraian gas SO2Cl2 tersebut diamati
dengan mengukur tekanan total di dalam wadah pada periode waktu
tertentu. Diperoleh data sebagai berikut :

Berdasarkan data di atas maka jawablah pertanyaan di bawah ini :


a. Pertanyaan a:
(i) Tuliskan reaksi disosiasi gas SO2Cl2 pada suhu kamar
(ii) Tentukan tekanan parsial gas SO2Cl2 setelah 60, 120 dan 180
detik
(iii) Tentukan berapa persen gas SO2Cl2 yang terdisosiasi setelah
180 detik
b. Pertanyaan b:
(i) Berdasarkan data perhitungan yang diperoleh, tentukanlah
orde reaksi penguraian SO2Cl2
(ii) Tentukan nilai tetapan laju dari disosiasi gas SO2Cl2 !

Kelompok Topik Ke-4 81


(iii) Tentukan waktu paruh (t1/2) penguraian gas SO2Cl2 pada
suhu kamar!
(iv) Tentukan tekanan total dalam wadah setelah periode waktu
200 detik.
(v) Bila suhu penguraian SO2Cl2 dinaikkan menjadi 400C,
bagaimana laju penguraian gas SO2Cl2, lebih cepat atau
lambat? Jelaskan alasan anda mengapa?
Penyelesaian :
a. Pertanyaan a :
i. Reaksi disosiasi : SO2Cl2 (g) → SO2 (g) + Cl2 (g)
ii. Tekanan SO2Cl2 setelah 60, 120 dan 180 detik
Kita dapat menggunakan tiga macam istilah, yaitu P0, Pt, dan
Ptot.
P0 = tekanan awal SO2Cl2
Pt = tekanan SO2Cl2
Ptot = tekanan total wadah selama waktu tertentu berlangsung.
Sekarang dicari hubungan antara P0, Pt dan Ptot
SO2Cl2 (g) → SO2 (g) + Cl2 (g)
Awal P0 0 0
Reaksi Pt P0-Pt P0-Pt
Akhir 0 P0 P0
Pada waktu tertentu (waktu t) maka Ptot adalah sama dengan :
Ptot = Pt + P0-Pt + P0-Pt → Ptot = 2P0-Pt
Tekanan SO2Cl2 pada waktu 60 s dapat dicari :
Pt = 2P0-Ptot
P60 = (2 x 1384) – 2076 → P60 = 692 kPa.
Tekanan SO2Cl2 pada waktu 120 s dapat dicari :
P120 = (2 x 1384) – 2422 → P60 = 346 kPa.

82 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Tekanan SO2Cl2 pada waktu 180 s dapat dicari :
P180 = (2 x 1384) – 2592 → P60 = 176 kPa.
% gas SO2Cl2 yang terdisosiasi setelah 180 s
% SO2Cl2 terdisosiasi = [(1384-176)/1384] x 100% = 87,3%
b. Pertanyaan b :
i. Penentuan orde reaksi penguraian gas
Plot Pt vs t linier → orde 0; Plot ln Pt vs t linier → orde 1
Plot 1/Pt vs t linier → orde 2

Waktu (s) Pt ln Pt 1/Pt


0 1384 7,233 7,225 x 10-4
60 692 6,540 14,451 x 10-4
120 346 5,846 28,902 x 10-4
180 176 5,171 56,818 x 10-4

0,918 0,999 0,924


Linearitas (r2)
(Pt vs t) (ln Pt vs t) (1/Pt vs t)

Oleh karena garis yang memberikan nilai r2 tertinggi adalah ln Pt


vs t, maka reaksi tersebut sesuai dan mengikuti hukum laju reaksi
dengan orde 1 (satu).
ii. Nilai k
Dari jawaban sebelumnya, kita telah membuat persamaan
garis, yang mana dengan kalkulator saintifik, untuk orde 1, kita
mendapatkan persamaannya sebagai berikut : y = - 0,01147x +
7,2295
Berdasarkan persamaan untuk orde 1 dan persamaan garis di
atas,
ln [A]t = (–k)(t) + ln [A]0
b b b b

y = m x + b

Kelompok Topik Ke-4 83


Maka nilai –k = - 0,01147, sehingga didapatkan k = 0,01147 s-1.
iii. Waktu paruh
Waktu paruh orde satu didapat dengan rumus :
t ½ = 0,693/k → t ½ = 0,693 / 0,01147 s-1 = 60,42 s
iv. Tekanan SO2Cl2 setelah 200 detik
ln Pt – ln P0 = -kt
ln Pt – 7,233 = - 0,01147 x 200 s → ln Pt = 4,939 → Pt = 139,6
kPa
maka tekanan gas SO2Cl2 pada 200 s adalah 139,6 kPa.
c. Apabila suhu dinaikkan dari 300C ke 400C, maka molekul-molekul
reaktan akan memiliki energi yang lebih besar/ memiliki Ek lebih
besar sehingga akan lebih banyak molekul yang melampaui energi
aktivasi. Dengan demikian laju reaksinya akan semakin cepat.

84 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KELOMPOK TOPIK KE-5

Kesetimbangan Kimia dan Asam Basa

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Perhatikanlah reaksi kesetimbangan berikut ini terjadi pada


temperatur 350C :

Diketahui bahwa entalpi pembentukan [CoCl4]2- bernilai positif


(endotermik).
Berikut ini manakah pernyataan yang kurang tepat?
A. Pada suhu yang sama, penambahan larutan AgNO3 1M
menyebabkan larutan campuran cenderung lebih berwarna
merah muda
B. Penurunan suhu campuran dari 350C menjadi 200C akan
menyebabkan berkurangnya jumlah ion klorida
C. Apabila suhu system dinaikkan dari 350C menjadi 500C, jumlah
ion kompleks heksaakuokobalt(II) akan semakin bertambah
D. Dengan adanya kenaikan suhu menjadi 1000C, maka konstanta
kesetimbangan (K) untuk reaksi maju (forward reaction)
pembentukan [Co(H2O)6]2+ akan semakin besar
E. Pada penambahan larutan AgNO3 0,5M, ion Ag+ akan bereaksi
membentuk kompleks [Ag(H2O)2]+ yang mana memiliki bilangan
oksidasi +1 tetapi tidak terbentuk endapan
Penyelesaian : E
Penambahan larutan AgNO3 yang menjadi penyedia ion Ag+
akan menyebabkan pembentukan endapan putih AgCl karena
bereaksi dengan ion Cl-. Berkurangnya ion klorida menyebabkan

Kelompok Topik Ke-5 85


kesetimbangan bergeser ke kanan dan warna larutan akan menjadi
semakin merah muda (pernyataan A tepat). Pada penurunan
suhu sistim akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah
eksotermik (pembentukan [Co(H2O)6]2+), sehingga jumlah klorida
dalam bentuk terikat dengan ion pusat Co akan semakin berkurang
(Pernyataan B tepat). Sedangkan pada kenaikan suhu sistim,
kesetimbangan akan bergeser ke arah endoterm (pembentukan
[CoCl4]2-) dan [Co(H2O)6]2+ akan semakin berkurang dan Keq untuk
reaksi maju semakin kecil, serta Keq untuk reaksi balik semakin besar
(Pernyataan C dan D tepat). Pernyataan E adalah pernyataan yang
kurang tepat karena sebenarnya Ag+ akan segera bereaksi dengan Cl-
membentuk endapan putih AgCl.
2) Nilai K untuk dua tahap ionisasi berikut :
H2S (aq) <=> H+ (aq) + HS- (aq) K1 = 9,5 x 10-8
HS- (aq) <=> H+ (aq) + S2- (aq) K2 = 1,0 x 10-19
Berdasarkan reaksi di atas, maka harga tetapan kesetimbangan K
untuk reaksi berikut adalah?
S2- (aq) + 2H+ (aq) <=> H2S (aq)
A. 9,5 x 10-27
B. 9,7 x 10-14
C. 9,5 x 1011
D. 1,0 x 1026
E. 1,0 x 10-26
Penyelesaian : D
Hampir sama dengan entalpi suatu reaksi total yang dapat ditentukan
dari nilai-nilai entalpi beberapa reaksi (melalui hukum Hess),
nilai tetapan kesetimbangan juga dapat ditentukan dari reaksi-
reaksi yang diketahui. Pada reaksi di atas, reaksi total merupakan
gabungan/kombinasi dari reaksi 1 dan 2. Pada reaksi total, H2S
terletak di kanan sehingga K1 berubah menjadi 1/K1. Sedangkan
S2- menjadi berada di sisi kiri sehingga tetapan menjadi 1/K2.

86 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Dengan demikian, nilaki konstanta kesetimbangan baru, K, adalah
K = K11 × K11 → K = 9,5×10−81×1×10−19
K = 1,05 x 1026 (jawaban D)
3) Reaksi – reaksi berikut ini, bila volum sistem diperbesar, manakah
yang hasil reaksinya akan semakin berkurang ?
A. 2 CO2(g) <=>2 CO(g) + O2(g)
B. N2O4(g) <=>2 NO2(g)
C. 2 SO2(g) + O2(g) <=>2 SO3(g)
D. 2 NH3(g) <=>N2(g) + 3 H2(g)
E. NiO(s) + CO(g) <=>Ni(s) + CO2(g)
Penyelesaian : C
Apabila volume wadah diperbesar, artinya tekanan dalam wadah
semakin kecil/berkurang. Dengan adanya perlakuan tersebut maka
keadaan kesetimbangan akan bergeser ke arah spesi yang memiliki
jumlah mol gas paling banyak. Dari kelima reaksi di atas, karena
diminta produknya yang berkurang, maka reaksi yang bergeser ke kiri
karena perlakuan tersebut adalah opsi C. Hal ini dikarenakan jumlah
koefisien gas di sisi kiri ada 3, sedangkan di sisi kanan hanya 2.
4) Padatan amonium hidrogen sulfida terdekomposisi menjadi gas
amonia dan hidrogen sulfida melalui proses endoterm. Sebanyak
7 g contoh padatan ditempatkan dalam wadah tertutup berukuran
4 L pada 260C. Setelah kesetimbangan tercapai, tekanan total
dalam wadah sebesar 0,8 atm. Berapa persentase padatan yang
terdekomposisi ?
A. 0,93% D. 3,26%
B. 47,50% E. 23,75%
C. 6,52%
Penyelesaian : B
Reaksi kesetimbangan yang terjadi pada system adalah
NH4HS (s) ⇔ NH3 (g) + H2S (g)

Kelompok Topik Ke-5 87


Setelah kesetimbangan tercapai, tekanan total dalam wadah adalah
0,8 atm. Tekanan sebesar ini disumbangkan oleh 2 macam gas, yakni
NH3 (g) dan H2S (g). kita harus menghitung jumlah mol gas total
yang dihasilkan :
PV = ntotRT → ntot = PV/RT
ntot = 0,8 atm x 4 L / (0,082 L atm K-1mol-1 x 299 K) = 0,1305 mol.
Oleh karena koefisiennya antara NH3 : H2S, yaitu 1:1, maka jumlah
mol masing-masing adalah 0,1305/2 = 0,065 mol. Pada keadaan
setimbang terdapat 0,065 mol NH3, sedangkan awal mulanya tidak
ada. Ini berarti jumlah mol total NH4HS yang bereaksi juga 0,065
mol karena koefisien reaksinya sama. Maka massa NH4HS :
Massa NH4HS = 0,065 mol x 51g/mol = 3,315 g.
Maka, % massa NH4HS dalam padatan sampel adalah :
% massa NH4HS = (3,315 g / 7 g) x 100% = 47,4%
5) Pada suhu 700 K terjadi reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + H2(g) ↔ 2 CO(g) + H2O (g) dengan nilai Kc = 0,11.
Nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah:
A. 0,99 D. 11,0
B. 9,99 E. 110
C. 0,11
Penyelesaian : C
Hubungan nilai Kp dengan Kc dirumuskan sebagai berikut :
Kp = Kc (RT)∆n
Oleh karena nilai ∆n pada reaksi kimia di atas adalah nol (0), maka
nilai Kp akan sama dengan nilai Kc, yaitu 0,11.
6) Berdasarkan system kesetimbangan: NH4HS (s) ⇔ NH3 (g) + H2S (g)
Faktor yang akan memperbanyak jumlah H2S (g) adalah :
i. Menambahkan sejumlah kecil padatan NH4HS pada volume
tetap

88 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


ii. Meningkatkan tekanan system pada temperature tetap
iii. Meningkatkan temperature pada tekanan tetap
A. Hanya i
B. Hanya ii
C. Hanya i dan ii
D. Hanya ii dan iii
E. i dan iii
Penyelesaian : E
Memperbanyak NH4HS akan menyebabkan pergeseran
kesetimbangan ke kanan, (i) betul. Peningkatan tekanan akan
mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kiri. Karena reaksi
penguraian/dekomposisi adalah endotermik maka peningkatan T
akan menggeser ke kanan (arah H2S).
7) Dalam ruang tertutup dengan volume 2V sebanyak a mol gas
nitrogen dan b mol gas hidrogen dicampur sehingga terjadi reaksi
pembentukan ammonia :
N2 (g) + 3H2 (g) ⇔ 2NH3 (g)
Saat tercapai kesetimbangan terdapat 2x mol gas NH3, maka nilai
tetapan kesetimbangan reaksi tersebut adalah
 4x 2  4
A. Kc =  s
 (a − x)(b − 3x)  V 2

 4x 2  1
B. Kc =  s
 (a − x)(b − 3x)  4V 2
 4x 2  2
C. Kc =  s
4V
 (a − x)(b − 3x) 
 4x 2  V2
D. Kc =  s
 (a − x)(b − 3x)  4
 4x 2 
E. Kc =  s
0,4V 2
 (a − x)(b − 3x) 

Kelompok Topik Ke-5 89


Penyelesaian : C
N2 (g) + 3H2 (g) ⇔ 2NH3 (g)
Awal a b -
Reaksi -x -3x 2x
Setimbang (a-x) (b-3x) 2x

(a − x) (b − 3x) (2 x)
[N2 ] = 2V
[H2 ] = 2V
[NH2 ] = 2V
2
 (22Vx)   4x 2  2
Kc = [ NH3 ] / [ N 2 ][H2 ]
2 3
→ Kc = → Kc =  s
4V
 (a2−Vx)   (b2−V3 x) 
2
 (a − x)(b − 3x) 

8) Suatu reaksi kesetimbangan : 2SO3 (g) ⇔ 2SO2 (g) + O2 (g)


Ketika SO3 ditambahkan ke dalam system sehingga tekanan awalnya
2 atm. Setelah mencapai keadaan setimbang, 76% gas SO3 telah
bereaksi. Berapakah Kp reaksi pada temperatur ini?
A. 15
B. 7,6
C. 3,8
D. 2,4
E. 1,2
Penyelesaian : D
SO3 yang bereaksi adalah 2 atm x 76% = 1,52 atm.
2SO3 (g) ⇔ 2SO2 (g) + O2 (g)
Awal 2 0 0
Reaksi -1,52 +1,52 +0,76
Setimbang 0,48 +1,52 +0,76
Maka, nilai Kp = (1,52 x 0,76) / 0,48 = 2,4
9) Berikut ini mengenai reaksi asam hipoklorit (HOCl) dengan air,
HOCl + H2O <=> H3O+ + OCl-

90 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Apa yang akan terjadi bila ke dalam larutan yang berada dalam
keadaan kesetimbangan ditambahkan sejumlah natrium hipoklorit
(NaOCl) ?
A. Konsentrasi HOCl dan H3O+ keduanya akan bertambah
B. Konsentrasi HOCl dan OCl- keduanya akan bertambah
C. Konsentrasi HOCl akan bertambah sedangkan konsentrasi H3O+
akan berkurang
D. Konsentrasi HOCl akan berkurang sedangkan konsentrasi H3O+
akan bertambah
E. Tidak ada perubahan karena NaOCl adalah garam yang tidak
bersifat asam ataupun basa
Penyelesaian : C
Penambahan garam NaOCl akan menjadi sumber bagi tersedianya
ion OCl- (aq). Penambahan ion OCl- (aq) akan mengakibatkan
kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Sehingga konsentrasi HOCl
akan bertambah dan H3O+ akan berkurang (C).
10) Asam lambung memiliki pH 1,0. Sedangkan aspirin (HA) merupakan
asam monoprotik dengan Ka = 10-4 yang dapat terionisasi menjadi H+
dan A-.
Bagaimana konsentrasi relatif dari H+, A-, dan HA ketika aspirin dari
tablet diminum oleh pasien dan memasuki perut/ lambung ?
A. [H+] > [HA] > [A-]
B. [HA] > [H+] = [A-]
C. [H+] > [A-] > [HA]
D. [H+] = [A-] > [HA]
E. [H+] = [A-] = [HA]
Penyelesaian : A
Sebelum penambahan asam lemah HA (aspirin), kondisi lambung
sudah sangat asam, karena pH = 1. Hal ini berarti bahwa terdapat
ion H+ dengan konsentrasi yang sangat tinggi/pekat. Setelah HA

Kelompok Topik Ke-5 91


ditambahkan, HA yang merupakan asam lemah akan terurai sebagian
kecil menjadi H+ dan A-, namun spesi HA masih lebih banyak jika
dibandingkan dengan H+ dan A- dari hasil peruraian tersebut. Dengan
demikian, H+ total merupakan sumbangan dari asam lambung dan
dari asam lemah, memiliki konsentrasi yang paling tinggi diantara
ketiga zat tersebut. Diikuti oleh HA, kemudian terakhir adalah A-.
11) Perhatikan data sederetan asam Bronsted dari hidrogen halida berikut
ini :

Asam Nilai Ka
HF 7,2 x 10-4
HCl 1 x 106
HBr 1 x 109
HI 3 x 109
Asam Bronsted manakah yang mempunyai basa konjugasi paling
lemah ?
A. HF
B. HCl
C. HBr
D. HI
E. Tidak ada perbedaan
Penyelesaian : D
Suatu asam kuat HX dengan Ka yang besar, akan memiliki basa
konjugasi, X- yang lemah, dengan nilai Kb kecil. Hal ini berdasarkan
kecenderungan suatu spesi apakah lebih cenderung untuk menerima
proton (H+) atau melepas proton. Misalnya adalah asam kuat HBr.
HBr cenderung untuk mudah melepaskan H+ menjadi spesi H+ dan
Br-. Akan tetapi, Br- akan susah untuk kembali menangkap H+ menjadi
HBr. Hal ini disebabkan antara nilai Ka dan Kb adalah bertolak
belakang. Dari hubungan Kw = Ka x Kb, kalau nilai Ka besar maka
akan nilai Kb akan kecil, begitu pula sebaliknya. Nilai Kb yang kecil
merepresentasikan bahwa spesi tersebut tidak dapat menangkap H+

92 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


secara mudah. Berdasarkan data di atas, HI memiliki nilai Ka paling
besar, sehingga basa konjugasi dari HI, yaitu I-, akan bersifat paling
lemah bila dibandingkan dengan ion halida yang lain.
12) Hitunglah pH dari 1,25 gram piridin (C5H5N) dalam 125 mL air.
C5H5N + H2O → C5H5NH+ + OH- Kb = 1,5 x 10-9
A. pH = 4,27
B. pH = 4,86
C. pH = 9,14
D. pH = 10,10
E. pH = 11,31
Penyelesaian : C
Mol piridin = 1,25 g / (79g/mol) = 0,0158 mol
[piridin] = 0,0158 mol / 0,125 L = 0,1266 M

OH-  = Kb × [ piridin ] → OH-  = 1, 5 × 10−9 × 0,1266 M

[OH-] = 1,378 x 10-5 M → pOH = 4,86 → sehingga pH = 14-4,86 =


9,14
13) Bila kedalam suatu larutan yang berisi 50 mL NH4Cl 0,50 M di
“bubble” gas NH3 melalui pipa sebanyak 1,12 L pada kondisi RTP,
maka ?
A. pH larutan tidak berubah
B. pH larutan naik
C. pH larutan turun
D. larutan tidak mempunyai pH
E. gas NH3 tidak dapat larut sama sekali dalam larutan NH4Cl
Penyelesaian : B
NH4Cl merupakan garam asam, yang dianggap berasal dari NH3
(basa lemah) dan HCl (asam kuat). Sehingga larutan garam tersebut
bersifat sedikit asam (pH 5-6). Apabila ke dalam larutan tersebut

Kelompok Topik Ke-5 93


dialirkan gas NH3 (basa lemah dengan pH sekitar 8), maka pH
larutan sekarang akan lebih besar dari pH larutan NH4Cl secara
sendiri (sebelum ditambah apa-apa).
14) Asam tartarat, H2C4H4O6, merupakan asam berproton dua. Asam
initerkandung dalam minuman anggur, dan akan mengendap seiring
dengan makin lamanya minuman anggur tersebut. Sebanyak 40 mL
larutan asam tartarat dalam minuman anggur, dititrasi dengan larutan
NaOH 2,000 M, dan untuk mentitrasi kedua proton yang bersifat
asam tersebut dibutuhkan 22,62 mL larutan NaOH. Tentukanlah
molaritas larutan asam tartarat tersebut.
A. 0,02262 M
B. 0,04524 M
C. 0,5655 M
D. 1,131 M
E. 0,2000 M
Penyelesaian : C
Asam berproton ganda atau asam diprotik adalah spesi yang memiliki
2 atom H yang bersifat asam (dapat dilepas sebagai H+). Sehingga
reaksi netralisasi yang setara adalah :
H2C4H4O6 (aq) + 2NaOH (aq) → Na2C4H4O6 (aq) + 2H2O (l)
Mol NaOH = 2 M x 22,62 mL → mol NaOH = 45,24 mmol
Mol H2C4H4O6 = ½ x mol NaOH = 22,62 mmol
[H2C4H4O6] = 22,62 mmol / 40 mL = 0,5655 M
15) Harga pH larutan asam H2SeO3 0,05 M dan konsentrasi ion SeO32-
pada suhu 250C dengan diketahui tetapan ionisasi asam Ka1 = 3x10-3
dan Ka2 = 5x10-8 adalah..
A. 1,81 dan 5,0 x 10-5 M
B. 1,81 dan 5,0 x 10-6 M
C. 1,91 dan 5,0 x 10-7 M

94 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


D. 1,91 dan 5,0 x 10-8 M
E. 1,91 dan 5,0 x 10-9 M
Penyelesaian : D
H2SeO3 ⇔ 2H+ + SeO32-
Oleh karena Ka1>>> Ka2 maka semua H+ dianggap berasal dari
ionisasi pertama.

H+  = Ka1 × [ H 2Se03] → H+  = 3 × 10−3 × 0, 05 → H+  = 1, 22 × 10−

pH = - log [H+] → pH = 1,91


untuk konsentrasi ion SeO32- adalah
Ka1 × Ka2 × [ H 2Se03] →
[SeO32-] = [SeO32-] = (3x10-3 x 5x10-8 x 0,05)
+ 2
 H 
/ (1,22x10-2)2
[SeO32-] = 5,0 x 10-8 molar (jawaban D)
16) Berikut ini manakah yang basa kojugasinya memberikan sifat basa
paling lemah ?
A. F- B. Cl- C. CH3COO- D. CN- E. HS-
Penyelesaian : B
Basa konjugasi yang paling lemah, maka secara pasti bahwa asam
konjugatnya adalah asam yang paling kuat. Asam konjugat dari
masing-masing spesies tersebut adalah HF, HCl, CH3COOH, HCN
dan H2S. dari kelima nya, asam yang paling kuat adalah HCl, maka
dari itu, ion Cl- merupakan basa konjugat yang memiliki sifat basa
(basisitas) paling lemah.
17) Suatu kolam renang disterilkan setiap hari dengan menambahkan
sebanyak 0,501 gal (1 gal = 3,785 L) larutan klorin (NaOCl dalam
NaOH). Untuk menjaga keasaman kolam renang, NaOH dalam
larutan klorin harus dinetralisasi. Melalui percobaan didapatkan
bahwa sebanyak 220,0 mL HCl yang mengandung 31,41% massa HCl
(d = 1,160 g/mL) diperlukan untuk menetralisasi 0,501 gal larutan
klorin. Berapakah [OH-] larutan klorin ?

Kelompok Topik Ke-5 95


A. 4,40 M
B. 3,71 M
C. 1,75 M
D. 1,05 M
E. 1,20 M
Penyelesaian : E
Massa larutan HCl = 220 mL x 1,16 g/mL = 255,2 g
Massa HCl = 31,41% x 255,2 g = 80,16 g
Mol HCl = 80,16g / (36,45g/mol) = 2,2 mol HCl
Karena asam kuat maka mol H+ = mol HCl = 2,2 mol H+
Untuk menetralkan maka mol OH- = mol H+ sehingga mol ion
hidroksida adalah juga 2,2 mol OH-.
Maka [OH-] dalam kolam adalah = 2,2 mol / (0,501 gal x 3,785 L/gal)
= 1,16 M atau mendekati 1,20 M
18) Dengan nilai pH awal yang sama dari 25 mL masing-masing larutan
asam kuat HX dan asam lemah HA, dilakukan titrasi menggunakan
suatu basa kuat B. Maka, manakah pernyataan berikutini yang benar?
i. pH pada titik ekivalen akan sama besar
ii. volume basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen akan
sama
A. hanya i
B. hanya ii
C. i dan ii benar
D. i dan ii salah
E. tidak dapat dimengerti adanya (tidak cukup data)
Penyelesaian : D
Asam kuat HX dan asam lemah HA awalnya memiliki nilai pH yang
sama. Oleh karena cara menghitung nilai pH untuk asam kuat dan

96 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


asam lemah adalah berbeda, maka konsentrasi awal masing-masing
larutan tersebut tidak akan sama besar. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan volume basa kuat B yang dibutuhkan untuk mentitrasi
hingga titik ekivalen. Pada sisi lain, pH pada titik ekivalen tergantung
dari spesi yang dihasilkan setelah reaksi penetralan dihentikan.
Pertemuan antara asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan
garam netral yang memiliki pH larutan 7. Sedangkan titrasi basa kuat
dengan asam lemah pada titik ekivalen akan menghasilkan spesi
anion yang dapat terhidrolisis menghasilkan larutan yang bersifat
basa. Dengan demikian, baik pernyataan i maupun ii keduanya
kurang tepat.
19) Berapa volume NaOH 0,8 M yang harus ditambahkan pada 3,48 mL
H3PO4 agar diperoleh buffer dengan pH 7,4 ? (diketahui kemurnian
H3PO4 (w/w) = 85%; densitas = 1,69 g/mL; pKa1 = 2,15; pKa2 = 7,20;
pKa3 = 12,44)
A. 103 mL
B. 89 mL
C. 78 mL
D. 45 mL
E. 40 mL
Penyelesaian : A
Massa larutan H3PO4 = 3,48 mL x 1,69 g/mL = 5,8812 g
Massa H3PO4 = 85% x 5,8812 g = 5 g
Mol H3PO4 = 5 g/ (98 g/mol) = 0,051 mol = 51 mmol
Apabila ingin dibuat campuran dengan pH 7,4 maka kita lihat
pKa yang paling mendekati dengan nilai tersebut. pKa yang paling
mendekati adalah pKa2, sehingga campuran tersebut akan optimal
(kapasitas buffer kuat) bila dibuat menggunakan spesi H2PO4- dan
HPO42-. Jadi diperlukan NaOH untuk mengubah semua H3PO4
menjadi H2PO4- kemudian dilanjutkan untuk mengubah sebagian
H2PO4- menjadi HPO42-

Kelompok Topik Ke-5 97


H3PO4 + OH- → H2PO4- + H2O (reaksi 1)
H2PO4- + OH- → HPO42- + H2O (reaksi 2)
Karena koefisiennya sama, maka mmol NaOH yang dibutuhkan
untuk reaksi 1 adalah juga 51 mmol. Volume NaOH yang dibutuhkan
untuk mengubah semua H3PO4 menjadi H2PO4- dapat dihitung yaitu
51 mmol / 0,80 M = 63,75 mL. berdasarkan reaksi 1 berikut :
H3PO4 + OH- → H2PO4- + H2O
Awal 51 mmol 51 mmol 0
Reaksi -51 mmol -51 mmol 51 mmol
Akhir 0 0 51 mmol
Sekarang, sebagian H2PO4- perlu diubah menjadi HPO42- sehingga pH
buffer yang dihasilkan adalah 7,4. Kita perlu mencari mmol NaOH
yang dibutuhkan terlebih dahulu, dengan memisalkan mmol NaOH
untuk perubahan ini adalah x mmol.
H2PO4- + OH- → HPO42- + H2O
Awal 51 mmol x mmol 0
Reaksi –x –x x
Akhir 51-x 0 x

Menurut persamaan Henderson-Hasselbach, rumus untuk mencari


pH buffer dari dua komponen adalah : pH = pKa + log [basa
konjugasi]/[asam konjugasi]
Sehingga untuk reaksi di atas :
pH = pKa2 + log [HPO42-]/[H2PO4-]
7,4 = 7,2 + log [x / (51-x)] → log [x / (51-x)] = 0,2 → x / (51-x) =
1,5849
Sehingga x = 31,27 mmol NaOH
Volume NaOH yang diperlukan untuk menjalankan reaksi 2 sehingga
tercapai pH 7,4 adalah 31,27 mmol / 0,80 M = 39,09 mL.

98 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Dengan demikian, volume NaOH total adalah 63,75 + 39,09 mL =
102,84 mL = 103 mL
20) Berikut ini pernyataan mengenai persen ionisasi asam lemah di
dalam air?
i. Persen ionisasi meningkat dengan semakin besarnya nilai Ka
asam lemah tersebut
ii. Persen ionisasi meningkat dengan semakin kecilnya konsentrasi
asam lemah tersebut
Manakah pernyataan yang benar?
A. Hanya i
B. Hanya ii
C. Pernyataan i dan ii
D. Tidak ada pernyataan yang benar
E. Tidak bisa ditentukan (diprediksi)
Penyelesaian : C
Konstanta Ka merupakan konstanta kesetimbangan ionisasi
asam. Semakin besar nilai Ka maka akan semakin mudah suatu
molekul asam untuk melepaskan ion hidronium (H+) yang berarti
bahwa persen ionisasi juga menjadi semakin besar. Semakin kecil
konsentrasi suatu asam lemah, maka terdapat banyak air yang dapat
mengakomodir interaksi ion-dipol antara ion-ion yang dihasilkan
dari ionisasi asam dan berikteraksi dengan molekul air. Hal ini akan
menstabilkan keadaan ion-ion tersebut. Sehingga, persen ionisasi
akan semakin besar jika konsentrasi semakin kecil.

Bagian II : Essay

1) Gas hidrogen dan iodin membentuk kesetimbangan dengan hidrogen


iodida seperti persamaan berikut, dan terjadi pada suhu 4300C serta
Kc = 54,3
H2 (g) + I2 (g) <=> 2HI (g)

Kelompok Topik Ke-5 99


Apabila konsentrasi awal H2, I2, dan HI masing – masing adalah
0,00623 M; 0,00414 M; 0,0224 M. tentukanlah :
a. Apakah sistem tersebut telah seimbang? Apabila belum,
maka tentukan kemana sistem akan bergeser untuk mencapai
kesetimbangan !
b. Hitunglah konsentrasi masing – masing spesi setelah mencapai
keadaan setimbang !
c. Apabila reaksi pembentukan HI adalah eksoterm. Tentukan
pengaruh perlakuan berikut terhadap pergeseran kesetimbangan:
(i) Temperatur diturunkan
(ii) Produk gas HI diambil dari sistem secara periodik
(iii) Tekanan dinaikkan
(iv) Volum kontainer diperbesar
Penyelesaian :
a) Untuk mengetahui apakah system berada dalam kesetimbangan
atau tidak, maka perlu menghitung nilai Q :
Q = [HI]02 / [H2]0 [I2]0 → Q = (0,0224)2 / (0,00623)(0,00414) →
Q = 19,5
Oleh karena Q < Kc maka progress reaksi akan bergeser dari sisi
kiri ke kanan sampai kesetimbangan (Q = Kc) tercapai.
b) Sekarang kita asumsikan x adalah jumlah konsentrasi (mol/L)
dari H2 dan I2 yang bereaksi.
H2 (g) + I2 (g) <=> 2HI (g)
Awal 0,00623 0,00414 0,0224
Reaksi –x –x 2x
Setimbang 0,00623 – x 0,00414 – x 0,0224 + 2x
Kc = [HI]2 / [H2] [I2] → 54,3 = (0,0224 + 2x)2 / (0,00623 – x)
(0,00414 – x)
54,3(2,58 x 10-5 – 0,0104x + x2) = 5,02 x 10-4 + 0,0896x + 4x2)

100 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Dengan mengumpulkan ruas-ruas yang sesuai kita mendapatkan :
50,3x2 – 0,654x + 8,98 x 10-4 = 0
Dari persamaan kuadrat dalam bentuk ax2 + bx + c = 0, kita dapat
mendapatkan nilai x dengan rumus :

x1, x2 = -b ± b2 − 4ac
2a
dengan memasukkan angka-angka yang sesuai tersebut maka kita
mendapatkan nilai x = 0,0114 M dan x = 0,00156 M. nilai x yang
pertama sangat tidak mungkin (tak dapat diterima) karena jumlah
H2 dan I2 yang bereaksi melebihi jumlah H2 dan I2 awal yang tersedia.
Sehingga nilai x yang dapat diterima adalah x = 0,00156 M.
maka konsentrasi pada kesetimbangan adalah :
[H2] = 0,00623 – 0,00156 = 0,00467 M
[I2] = 0,00414 – 0,00156 = 0,00258 M
[HI] = 0,0224 + 2(0,00156) = 0,0255 M
c) Efek perlakuan :
(i) Penurunan temperature akan menyebabkan kesetimbangan
bergeser kearah reaksi yang bersifat eksotermik. Dengan
demikian, pada system ini kesetimbangan bergeser ke kanan
(membentuk HI lebih banyak)
(ii) Pengambilan HI menyebabkan system merespon untuk
membentuk HI kembali. Dengan demikian, kesetimbangan
bergeser ke kanan
(ii) Oleh karena jumlah mol gas antara produk dan reaktan adalah
sama, maka perubahan tekanan ataupun volume tidak akan
mempunyai efek terhadap posisi kesetimbangan
(iv) Posisi kesetimbangan tidak berubah (lihat jawaban (iii)
2. Asam oksalat (H2C2O4) merupakan suatu asam diprotik yang dapat
digunakan sebagai bleaching agent. Seorang siswa kimia membuat
larutan asam oksalat 0,10 M dari larutan pekatnya (5 M).
a. Gambarkan struktur asam oksalat

Kelompok Topik Ke-5 101


b. Apa pengertian asam diprotik ?
c. Tuliskan reaksi ionisasi 1 dan 2 bagi asam oksalat
d. Bagaimana cara membuat 50 mL 0,10 M larutan asam oksalat
dari larutan induk 5 M asam oksalat?
e. Apabila nilai konstanta ionisasi untuk asam oksalat, Ka1 = 6,5
x 10-2 dan Ka2 = 6,1 x 10-5. Tentukan konsentrasi H2C2O4, H+,
HC2O4-, C2O42-, dan OH- dalam larutan 50 mL asam oksalat 0,10
M tersebut pada keadaan kesetimbangan
Penyelesaian :
a) Struktur asam oksalat :

b) Asam diprotik adalah spesi yang mempunyai dua atom hydrogen


yang bersifat asam dan dapat dilepas sebagai ion hydrogen (H+)
c) Reaksi ionisasi 1 dan 2 bagi asam oksalat :
H2C2O4 (aq) ⇔ H+ (aq) + HC2O4- (aq) Ka1
HC2O4- (aq) ⇔ H+ (aq) + C2O42- (aq) Ka2
d) Digunakan rumus pengenceran V1M1 = V2M2
Dimana V1 = volume asam oksalat induk; M1 = molaritas asam
oksalat induk; V2 = volume asam oksalat akhir (yang ingin
dibuat); M2 = molaritas asam oksalat akhir
V1 = V2M2/M1 → V1 = (50 mL x 0,1M) / 5M V1 = 1 mL
Cara membuat 50 mL asam oksalat dengan konsentrasi 0,1 M
adalah dengan mengambil dengan tepat 1 mL asam oksalat 5M
(menggunakan pipet volumetrik), mentransfer ke dalam labu
bulat 50 mL, kemudian menambahkan air bebas ion secara hati-
hati ke dalam labu bulat hingga volume hampir mencapai 50 mL,

102 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


menghomogenisasi larutan, dan menambahkan air bebas ion lagi ke
dalamnya sampai volume tepat 50 mL.
e) 2 proton asam oksalat akan terionisasi satu demi satu, ionisasi
pertama menghasilkan H+ dan HC2O4-. Asumsikan x merupakan
jumlah asam oksalat yang terionisasi, atau dengan kata lain, x
merupakan konsentrasi H+ (atau HC2O4- pada kesetimbangan tahap
1)
H2C2O4 (aq) ⇔ H+ (aq) + HC2O4- (aq)
Awal 0,10 0 0
Reaksi -x x x
Setimbang 0,10-x x x
Berdasarkan rumus Ka = [H+] [HC2O4-] / [H2C2O4]
x2
6,5 x 10-2 =
0,10 − x
Untuk mempermudah perhitungan, menghindari penyelesaian
dengan persamaan kuadrat, kita mencoba mengasumsikan bahwa
nilai x jauh lebih kecil daripada 0,10, sehingga 0,10-x akan dianggap
sama dengan 0,10, dan kita peroleh :
x2 x2 → 2
6,5 x 10-2 = = x = 6,5 x 10-3 → x = 0,081
0,10 − x 0,10
Oleh karena nilai x = 0,081 adalah tidak dapat dianggap jauh lebih
kecil dari 0,10, maka asumsi di atas tidak valid. Sehingga kita harus
menggunakan persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai x :
x2
6,5 x 10-2 = → x 2 + 6,5 x 10-2 x - 6,5 x 10-3 = 0
0,10 − x
Dengan diselesaikan rumus berikut sesuai bentuk ax2 + bx + c = 0

b 2 4ac
x1, x2 = -b ±
2a
maka nilai x yang memungkinkan adalah 0,054 M.
Ketika kesetimbangan tahap pertama (reaksi pertama) tercapai,
konsentrasi spesiesnya adalah :

Kelompok Topik Ke-5 103


[H+] = 0,054 M; [HC2O4-] = 0,054 M; [H2C2O4] = 0,10 – 0,054 =
0,046 M
Selanjutnya, kita menuju ke kesetimbangan tahap 2 :
Di awal pada tahap ini, spesi yang dominan adalah HC2O4- yang akan
mengalami ionisasi menjadi C2O42-. Kita buat symbol y untuk jumlah
HC2O4- yang terurai.
HC2O4- (aq) ⇔ H+ (aq) + C2O42- (aq)
Awal 0,054 0,054 0
Reaksi -y 0,054+yy
Setimbang 0,054-y 0,054+y y
Kesetimbangan reaksi 2 memiliki rumus Ka2 = [H+] [C2O42-]/[HC2O4-]

6,1 x 10-5 =
(0, 054 + y )( y )
(0, 054 − y )
Pada tahap ini kita membuat asumsi bahwa nilai y sangat kecil
sehingga 0,054 + y = 0,054 dan 0,054 – y = 0,054.
Sehingga bila dimasukkan ke rumus perhitungan di atas menjadi :

6,1 x 10-5 =
(0, 054)( y ) . Dengan demikian nilai y = Ka = 6,1 x 10-5
(0, 054) 2

Kemudian kita perlu mengecek asumsi yang telah kita buat, yaitu,
apakah benar nilai y (atau 6,1 x 10-5) memang <<<< 0,054 atau tidak.
Caranya dengan :
(6,1 x 10-5 / 0,054) x 100% = 0,11%
Oleh karena itu asumsi kita di atas adalah valid.
Sehingga pada kesetimbangan terdapat spesi-spesi dengan
konsentrasi:
[H2C2O4] = 0,046 M;
[HC2O4-] = 0,054 – 6,1 x10-5 = 0,054 M
[C2O42-] = 6,1 x 10-5
[H+] = 0,054 + 6,1 x10-5 = 0,054 M
[OH-] = Kw / [H+] = 1 x 10-14 / 0,054 = 1,9 x 10-13 M

104 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


3. Dua jenis buffer dibuat dengan mencampurkan asam format
(HCOOH) dan natrium format (HCOONa) dalam jumlah yang
sama ke dalam pelarut air hingga volume total larutan 1 L. Buffer A
dibuat dengan mencampurkan 1mol asam format dan 1 mol natrium
format, sedangkan buffer B dibuat dengan mencampurkan masing-
masing0,01 mol asam format dan natrium format. (Ka HCOOH = 1,8
x 10–4)
(a) Hitung pH pada buffer A dan buffer B menggunakan rumus/
persamaan Henderson – Hasselbach.
(b) Hitung pH pada masing-masing buffer setelah dilakukan
penambahan 1 milimol HCl pada tiap buffer.
(c) Hitung pH pada masing – masing buffer setelah ditambah 1
mmol NaOH pada tiap buffer.
(d) Buffer mana yang memiliki kapasitas buffer lebih besar? Jelaskan
alasan Anda.
Penyelesaian :
a. pH masing-masing buffer. Persamaan Henderson-Hasselbach
dituliskan sebagai berikut :
pH = pKa + log [basa konjugasi]/[asam konjugasi]
Sehingga untuk reaksi di atas :
pH = pKa + log [HCOO-] / [HCOOH]
untuk buffer A dan buffer B, karena perbandingan [HCOO-] /
[HCOOH] adalah 1:1 maka pH = pKa = - log 1,8 x 10-4 = 3,745
b. Penambahan sedikit asam akan bereaksi dengan komponen basa
dari buffer, yaitu HCOO- (aq). Maka untuk buffer A :
HCOO- (aq) + H+ (aq) → HCOOH (aq)
Awal 1 mol 0,001 mol 1 mol
Reaksi – 0,001 mol – 0,001 mol + 0,001 mol
Akhir 0,999 mol 0 1,001 mol
pH = pKa + log [HCOO-] / [HCOOH]

Kelompok Topik Ke-5 105


pH = 3,745 + log (0,999/1,001) → pH = 3,744
Untuk buffer B :
HCOO- (aq) + H+ (aq) → HCOOH (aq)
Awal 0,01 mol 0,001 mol 0,01 mol
Reaksi – 0,001 mol – 0,001 mol + 0,001 mol
Akhir 0,009 mol 0 0,011 mol
pH = pKa + log [HCOO-] / [HCOOH]
pH = 3,745 + log (0,009/0,011) → pH = 3,658
c. Penambahan sedikit basa akan bereaksi dengan komponen asam
dari buffer, yaitu HCOOH. Untuk buffer A maka :
HCOOH (aq) + OH- (aq) → HCOO- (aq) + H2O (l)
Awal 1 mol 0,001 mol 1 mol
Reaksi – 0,001 mol – 0,001 mol + 0,001 mol
Akhir 0,999 mol 0 1,001 mol
pH = pKa + log [HCOO-] / [HCOOH]
pH = 3,745 + log (1,001/0,999) → pH = 3,746
untuk buffer B :
HCOOH (aq) + OH- (aq) → HCOO- (aq) + H2O (l)
Awal 0,01 mol 0,001 mol 0,01 mol
Reaksi – 0,001 mol – 0,001 mol + 0,001 mol
Akhir 0,009 mol 0 0,011 mol
pH = pKa + log [HCOO-] / [HCOOH]
pH = 3,745 + log (0,011/0,009) → pH = 3,832
d. Buffer yang memiliki kapasitas lebih besar adalah buffer A,
dengan komposisi HCOOH dan HCOONa masing-masing 1 mol.
Kapasitas buffer didefinisikan sebagai kemampuan suatu buffer
dalam mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam atau
sedikit basa. Kapasitas buffer dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi

106 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


komponen buffer. Semakin besar konsentrasi komponen buffer
maka kapasitasnya semakin besar. Selain itu, kapasitas buffer juga
dipengaruhi oleh perbandingan komponen asam dan basa dari
buffer. Jumlah yang sama antara komponen asam dan komponen
basa dalam buffer akan memberikan kapasitas penahanan pH paling
optimum.

Kelompok Topik Ke-5 107


108 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia
KELOMPOK TOPIK KE-6

Kesetimbangan Kelarutan, Termodinamika dan Redoks


Elektrokimia

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Diagram berikut ini merepresentasikan larutan AgCl yang mana juga


mengandung ion Na+ dan NO3- (tidak ditunjukkan karena tidak
memiliki efek terhadap kelarutan AgCl).

Seandainya diagram (a) merepresentasikan larutan jenuh AgCl, maka


kondisi pada diagram (b), (c) dan (d) masing-masing adalah :

Kondisi
Jawaban
Wadah (b) Wadah (c) Wadah (d)
A Tepat jenuh Lewat jenuh Belum jenuh
B Lewat jenuh Tepat jenuh Belum jenuh
C Lewat jenuh Belum jenuh Tepat jenuh
D Lewat jenuh Belum jenuh Lewat jenuh
E Belum jenuh Tepat jenuh Lewat jenuh
Penyelesaian : C
Dalam volume larutan yang sama, semakin banyak jumlah partikel
menyebabkan konsentrasi ion-ion tersebut semakin besar. Hal
ini juga sejalan dengan pengertian bahwa jumlah partikel dan
besarnya konsentrasi berada pada perbandingan yang proporsional
(berbanding lurus). Sehingga pada soal ini nilai Ksp untuk AgCl

Kelompok Topik Ke-6: 109


dapat dihitung sebagai hasil kali jumlah ion-ion Ag+ dan Cl- dalam
larutan. Nilai Ksp AgCl dihitung dari larutan jenuhnya, yaitu wadah
(a).
Ksp = [Ag+] [Cl-] = 4 x 4 = 16
Untuk mengetahui kondisi pada wadah (b) hingga (d) dalam
kondisi belum jenuh, tepat jenuh ataupun lewat jenuh, maka kita
harus membandingkan nilai Q dengan Ksp (sama halnya ketika pada
pokok bahasan kesetimbangan kimia), dimana :
Q < Ksp → larutan belum jenuh
Q = Ksp → larutan tepat jenuh (hampir akan membentuk endapan)
Q > Ksp → larutan lewat jenuh (terbentuk endapan)
Dengan demikian kita dapat mengklasifikasikan masing-masing
larutan :
Q (b) = 5 x 5 = 25; karena Q (b) > Ksp maka larutan lewat jenuh
Q (c) = 4 x 3 = 12; karena Q (c) < Ksp maka larutan belum jenuh
Q (d) = 2 x 8 = 16; karena Q (d) = Ksp maka larutan tepat jenuh
2) Dalam larutan jenuh nickel karbonat, mengandung 0,090 g dalam 2
L larutan. Berapakah nilai Ksp untuk NiCO3 ?
A. 7,58 x 10-4
B. 3,79 x 10-4
C. 5,74 x 10-7
D. 1,44 x 10-7
E. 2,87 x 10-8
Penyelesaian : D
Berdasarkan reaksi kesetimbangan kelarutan : NiCO3 (s) ⇔ Ni2+
(aq) + CO32- (aq)Ksp untuk NiCO3 dirumuskan sebagai, Ksp = [Ni2+]
[CO32-]. Apabila pada kesetimbangan konsentrasi Ni2+ adalah s,
maka konsentrasi CO32- juga s, sehingga Ksp = s2. Kita perlu untuk
menghitung jumlah mol NiCO3 terlebih dahulu :

110 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Mol NiCO3 = 0,090 g / (118,7 g/mol) = 7,58 x 10-4 mol
Oleh karena dari reaksi peruraian tersebut koefisien Ni2+ dan CO32-
adalah sama maka mol Ni2+ = mol CO32- = 7,58 x 10-4 mol
[Ni2+]= [CO32-]= 7,58 x 10-4 mol / 2 L = 3,79 x 10-4 M
Maka, Ksp NiCO3 = [Ni2+] [CO32-] = 3,79 x 10-4 M x 3,79 x 10-4 M =
1,44 x 10-7
3) Penambahan AgNO3 ke dalam larutan jenuh AgCl (Ksp = 2 x 10-10)
akan menyebabkan :
A. Konsentrasi ion klorida menjadi lebih besar dibandingkan dalam
larutan jenuhnya
B. Konsentrasi ion klorida tetap
C. Konsentrasi ion perak dan ion klorida menjadi lebih besar
D. Konsentrasi ion perak dan ion klorida menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan larutan jenuhnya
E. Konsentrasi ion klorida menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
larutan jenuhnya
Penyelesaian : E
Larutan jenuh mengandung AgCl padat dan terlarut (dalam bentuk
Ag+ dan Cl-) dalam sistem kesetimbangan.
AgCl (s) ⇔ Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Penambahan larutan garam AgNO3 berarti akan menambah jumlah
ion Ag+ dalam larutan. Ion Ag+ yang ditambahkan menyebabkan
pergeseran kesetimbangan ke arah kiri (membentuk AgCl lebih
banyak) sehingga kelarutan AgCl semakin kecil. Dengan fenomena
tersebut maka konsentrasi ion Cl- (aq) akan semakin sedikit, lebih
kecil dibandingkan dengan larutan jenuh sebelumnya.
4) Garam yang lebih mudah larut dalam larutan asam kuat daripada di
dalam akuades adalah...
A. PbF2
B. PbCl2

Kelompok Topik Ke-6: 111


C. PbBr2
D. PbI2
E. Tidak ada
Penyelesaian : A
Sistem kesetimbangan umum untuk reaksi di atas adalah
PbX2 (s) ⇔ Pb2+ (aq) + 2X- (aq)
Pada kesetimbangan di atas terdapat ion X- (aq) dalam bentuk bebasnya.
Keberadaan asam kuat (penyumbang H+) akan mempengaruhi posisi
kesetimbangan karena ion X- (aq) dapat bertindak sebagai penangkap
H+. Pada pokok bahasan kimia asam-basa, kita telah mengetahui
bersama bahwa HF merupakan asam terlemah apabila dibandingkan
dengan HX lain pada satu golongan. Sesuai dengan prinsip asam-
basa Bronsted-Lowry, apabila HF merupakan asam terlemah maka F-
adalah basa konjugasi terkuat daripada Cl-, Br- atau I-. basa konjugasi
paling kuat ini memberikan pengertian bahwa F- akan cenderung
lebih mudah untuk menerima H+ yang disediakan oleh lingkungan
(untuk membentuk kesetimbangan baru dengan HF) sehingga
jumlah F- berkurang.
PbF2 (s) ⇔ Pb2+ (aq) + 2F- (aq)
F- (aq) + H+ (aq) ⇔ HF (aq)
Berkurangnya jumlah F- menyebabkan posisi kesetimbangan bergeser
ke kanan (menyukai bentuk ion-ionnya), yang berarti bahwa
kelarutan akan semakin besar.
5) Kelarutan garam AgCl yang sukar larut, akan bertambah besar bila ke
dalamnya ditambahkan
A. AgNO3
B. NaCl
C. AgCl padat
D. NH3
E. Tidak ada jawaban yang hakiki

112 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : D
Pada reaksi kesetimbangan kelarutan berikut : AgCl (s) ⇔ Ag+ (aq)
+ Cl- (aq)
Penambahan senyawa yang mengandung ion sejenis (Ag+ atau Cl-)
akan menggeser kesetimbangan ke kiri (memperbanyak pembentukan
padatan AgCl, memperkecil kelarutan AgCl). Sehingga jawaban A
dan B salah. Penambahan AgCl padat ke dalam sistem tidak akan
merubah posisi kesetimbangan (jawaban C salah). Penambahan
NH3 yang berfungsi sebagai ligan (mempunyai pasangan elektron
bebas) akan berikatan dengan ion perak (Ag+) membentuk senyawa
kompleks Ag(NH3)2+ (aq). Dengan adanya fenomena tersebut,
jumlah ion Ag+ (aq) berkurang dan kesetimbangan bergeser ke kanan
(menyukai bentuk ion-ionnya, memperbesar kelarutan AgCl).
AgCl (s) ⇔ Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Ag+ (aq) + 2 NH3 (aq) ⇔ Ag(NH3)2+ (aq)
6) Pernyataan yang benar tentang hubungan entropi absolut (S0) es
pada temperatur 100 K dan 200 K adalah...
A. S0200 K lebih kecil karena entropi berkurang dengan naiknya
temperatur
B. S0200 K lebih kecil karena lingkungannya lebih tidak teratur pada
temperatur yang lebih tinggi
C. S0200 K = S0100 K karena air berada pada fasa padat pada kedua
temperatur tersebut
D. S0200 K lebih besar karena vibrasi molekulnya sedikit melemah
dengan meningkatnya temperatur
E. S0200 K lebih besar karena vibrasi molekulnya bertambah dengan
meningkatnya temperatur
Penyelesaian : E
Entropi (S0) disebut sebagai derajat ketidakteraturan (degree of
randomness) dari suatu partikel. Nilai entropi meningkat dengan
meningkatnya temperatur dikarenakan energi kinetic molekul
tersebut bertambah dan bervibrasi semakin cepat.

Kelompok Topik Ke-6: 113


7) Berikut ini manakah senyawa yang memiliki entropi paling tinggi ?
A. Hg (l)
B. C2H5OH (l)
C. H2O (l)
D. CCl4 (l)
E. Pb (s)
Penyelesaian : B
Pada temperatur yang sama, besar kecilnya nilai entropi tergantung
pada fasa zat. Urutan naiknya nilai entropi adalah S0 padat (s) < S0
cairan (l) <S0 gas (g). apabila pada T sama memiliki fasa yang sama,
maka yang memiliki nilai S0 lebih besar adalah yang tersusun dari
lebih banyak atom.
8) Berikut ini manakah reaksi yang penurunan entropinya cukup besar?
A. H2O (l) → H2O (g)
B. C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
C. SnO2 (s) + 4C (s) → Sn (s) + 4CO2 (g)
D. N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
E. CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
Penyelesaian : D
Untuk menjawab soal ini, kita harus mencermati perubahan fasa
reaktan-reaktan dan fasa produk reaksi. Dari pengetahuan umum
bahwa nilai entropi menurun sesuai urutan S0 gas (g) > S0 cairan (l) >
S0 padat (s), maka penurunan entropi dalam suatu reaksi kimia dapat
diprediksi dengan adanya beberapa kriteria berikut :
– Penurunan jumlah mol fasa gas (mol gas produk < reaktan)
– Perubahan fasa gas dari reaktan menjadi fasa cair atau padat pada
produk
– Perubahan fasa cair dari reaktan menjadi fasa padat pada produk

114 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Pada opsi A, terdapat kenaikan entropi karena ada perubahan dari
fasa cair menjadi gas. Pada opsi B, hampir tidak ada perubahan nilai
entropi karena pada kedua ruas reaktan dan produk masing-masing
terdapat 1 mol fasa gas. Pada opsi C dan E terdapat peningkatan nilai
entropi karena pada ruas kanan memiliki 1 mol fasa gas sedangkan di
kiri tidak terdapat reaktan berfasa gas.pada opsi D, jumlah mol fasa
gas di kiri ada 4, sedangkan di kanan hanya terdapat 2, sehingga ∆ngas
= -2. Hal ini mengindikasikan penurunan entropi yang relatif besar.
9) Dari data termodinamika berikut ini, hitunglah ∆G0 untuk reaksi :
4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g)
∆G0f NH3 = - 17 kJ/mol; ∆G0f NO = + 87 kJ/mol; ∆G0f H2O = - 230 kJ/
mol
A. – 1100 kJ/mol
B. + 964 kJ/mol
C. – 964 kJ/mol
D. + 1796 kJ/mol
E. – 126 kJ/mol
Penyelesaian : B
Apabila pada suatu reaksi diketahui nilai energi bebas Gibbs
pembentukan masing-masing komponen (senyawa), maka
perubahan energi Gibbs reaksi dirumuskan dengan :
∆G0rxn = ∑ G produk − ∑ G
0 0
reaktan
Pada soal ini maka :
∆G0rxn = 4 ∆G0f NO + 6 ∆G0f H2O – (4 ∆G0f NH3+ 5 ∆G0fO2)
∆G0rxn = 4(87) + 6(–230) – {4(–17) + 5(0)}
∆G0rxn = + 964 kJ/mol
10) Untuk reaksi : 2H (g) → H2 (g), bagaimana symbol untuk besaran
nilai ∆H dan ∆S?
A. ∆H > 0 dan ∆S > 0

Kelompok Topik Ke-6: 115


B. ∆H > 0 dan ∆S < 0
C. ∆H < 0 dan ∆S > 0
D. ∆H < 0 dan ∆S < 0
E. ∆H = 0 dan ∆S = 0
Penyelesaian : D
Reaksi di atas adalah reaksi penggabungan dua atom H menjadi
molekul gas hidrogen. Dilihat dari reaksinya, pembentukan ikatan
(bond making) termasuk reaksi eksotermik. Sedangkan dari sisi entropi
terjadi penurunan karena partikel-partikel kecil bergabung menjadi
partikel yang lebih besar dalam jumlah yang lebih sedikit. Pada kasus
ini, 2 mol atom H dalam wujud gas menghasilkan 1 mol molekul H2
dalam wujud gas. Terjadi penurunan jumlah mol gas sehingga nilai
entropinya menurun.
Secara ringkas tentang hubungan pembentukan/pemutusan ikatan
kimia (kovalen/ion) dengan entalpi adalah sebagai berikut :
Pemutusan ikatan (bond breaking) → endotermik (butuh energi),
misalnya pada pemutusan NaCl (g) menjadi Na+ (g) dan Cl- (g).
Pembentukan ikatan (bond making) → eksotermik (melepas energi),
misalnya pada pembentukan H-Cl.
Akan tetapi tidak semua reaksi seperti itu, seperti pemutusan H-H
dengan membakarnya (reaksi dengan O2) akan menghasilkan energi
yang besar. Secara umum, semua reaksi pembakaran tergolong
eksotermik.
11) Suatu reaksi dengan ∆H = - 112 kJ/mol dan ∆S = - 112 J/mol, maka
reaksi ini spontan pada
A. Pada semua T
B. Pada T < 1000 K
C. Pada T > 1000 K
D. Tidak spontan pada semua T
E. Tidak terdefinisi

116 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : B
Suatu reaksi dapat digolongkan menjadi spontan, non-spontan dan
dalam keadaan kesetimbangan. Tergantung dari nilai energi bebas
Gibbs (∆G).
∆G < 0 → reaksi spontan
∆G = 0 → reaksi berada dalam kesetimbangan (transisi antara sponta
– nonspontan)
∆G > 0 → reaksi nonspontan
Nilai ∆G suatu reaksi dapat ditentukan salah satunya melalui
hubungan berikut ini :
∆G = ∆H - T ∆S
Suatu reaksi dapat berubah dari nonspontan menjadi spontan dengan
perubahan suhu. Untuk soal di atas dapat dicari dengan menemukan
terlebih dahulu T pada saat kesetimbangaan, yaitu ketika ∆G = 0
∆G = ∆H - T ∆S → 0 = ∆H - T ∆S → T ∆S = ∆H → T = ∆H / ∆S
T = -112000 / - 112 = 1000 K.
Berdasarkan rumus ∆G = ∆H - T ∆S, dan oleh karena nilai ∆Hrxn
negative dan ∆S juga negative, maka :
T = 1000 K → berada dalam kesetimbangan
T < 1000 K → ∆G menjadi bernilai negatif (-) sehingga spontan
T > 1000 K → ∆G menjadi bernilai positif (+) sehingga nonspontan
12) Reaksi kesetimbangan pembentukan sulfur trioksida pada 298 K :

Dari data di atas, pada temperatur berapakah reaksi tersebut


berubah dari menyukai pembentukan produk menjadi menyukai
pembentukan reaktan?

Kelompok Topik Ke-6: 117


A. 162 K
B. 509 K
C. 1509 K
D. 1060 K
E. 1540 K
Penyelesaian : D
Temperatur yang dimaksud pada soal ini adalah T kesetimbangan,
yaitu T pada saat ∆G = 0. Soal ini bisa diselesaikan dengan rumus di
∆G = ∆H - T ∆S, dengan terlebih dahulu menghitung nilai ∆H dan ∆S
reaksi kemudian menentukan T kesetimbangan.
∆Hrxn = ∆H0f SO3 (g) – {∆H0f SO2 (g) + ∆H0f O2 (g)}
∆Hrxn = - 395,7 – {(- 296,8) + 0} → ∆Hrxn = - 98,9 kJ/mol
Nilai entropi :
∆S0rxn = S0 SO3 (g) – {S0 SO2 (g) + ½ S0 O2 (g)}
∆S0rxn = 0,257 – 0,248 – ½ (0,205) → ∆S0rxn = - 0,0935 kJ/mol.K
Nilai ∆G reaksi pada 298 K :
∆G = ∆H - T ∆S → ∆G = - 98,9 – {298 x (-0,0935)} → ∆G = - 71,04
kJ/mol
Nilai ∆G yang negative ini menandakan reaksi di atas adalah spontan
sehingga menyukai pembentukan produk (SO3). Tendensi ini akan
berubahn menjadi menyukai reaktan apabila T dinaikkan, karena
reaksi memiliki entalpi negatif.
T kesetimbangan dapat dicari dengan memasukkan nilai ∆G = 0
dalam rumus di atas, menjadi :
∆G = ∆H - T ∆S → 0 = ∆H - T ∆S → T ∆S = ∆H → T = ∆H / ∆S
T = -98,9 / - 0,0935 = 1057,8 K atau mendekati 1060 K
Dengan demikian, diatas 1060 K maka reaksi akan berlangsung
nonspontan untuk pembentukan SO3, atau dengan kata lain akan
cenderung menyukai reaksi kebalikannya (jawaban D).

118 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


13) Bila potensial reduksi standar Cu2+ I Cu dan Ag+ I Ag berturut-turut
adalah 0,34 dan 0,80 V. Maka sel volta yang dihasilkan dari kedua
elektroda itu akan mempunyai potensial sebesar...
A. 0,80 – 0,34
B. 2(0,80) – 0,34
C. 0,34 – 0,80
D. 2(0,34) – 0,80
E. 0,80 – ½(0,34)
Penyelesaian : A
Apabila potensial reduksi lebih positif, maka cenderung untuk
mengalami reaksi reduksi. Sehingga pada sel ini Ag+ akan tereduksi
menjadi Ag sedangkan Cu akan teroksidasi menjadi Cu2+. Dengan
demikian :
2Ag+ (aq) + 2e → 2Ag (s) E0 = 0,80 V
Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e E0 = - 0,34 V
Reaksi keseluruhan : 2 Ag+ (aq) + Cu (s) → 2 Ag (s) + Cu2+ (aq)
Nilai E0sel = 0,80 – 0,34 V = 0,46 V
14) Yang merupakan oksidator paling lemah dalam larutan berair 1 M
adalah...
A. Ag+ (aq)
B. Cu2+ (aq)
C. H+ (aq)
D. Zn2+ (aq)
E. Tidak dapat diramalkan
Penyelesaian : D
Oksidator adalah spesi yang mengoksidasi spesi lain dimana dirinya
sendiri akan tereduksi. Oksidator paling lemah memiliki arti
bahwa keadaan spesi tersebut saat itu sudah stabil dan relatif susah
untuk direduksi. Berdasarkan deret Volta, spesi pada jawaban A-D

Kelompok Topik Ke-6: 119


urutannya dari kiri ke kanan kurang lebih sebagai berikut, yaitu Zn,
(H), Cu, Ag. Semakin ke kanan dalam deret Volta mengindikasikan
spesi dengan nilai E0red (potensial reduksi) yang bernilai semakin
positif (semakin mudah direduksi), atau sebagai oksidator kuat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka spesi Zn2+ adalah yang paling
susah direduksi, atau merupakan oksidator paling lemah diantara
Ag+, Cu2+ atau pun H+.
15) Dari gambar rangkaian sel elektrokimia berikut ini mana pernyataan
yang benar?
I. Massa elektroda Cu bertambah
II. Elektroda Cu berfungsi sebagai katoda
III. Arah aliran elektron dalam kabel rangkaian adalah dari elektroda
Cu menuju elektroda Zn

A. Hanya I
B. Hanya II
C. II dan III
D. I dan II
E. I, II dan III
Jawaban : D
Pada kasus ini kita harus membandingkan kereaktifan ataupun
potensial reduksi antara Zn dan Cu. Berdasarkan deret keaktifan
logam, Zn lebih reaktif daripada Cu, sehingga Zn lebih cenderung
untuk membentuk ion positif Zn2+ dibandingkan dengan
pembentukan Cu menjadi Cu2+. Hal ini juga didukung oleh data

120 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


potensial reduksi Zn2+/Zn yang bernilai lebih negatif daripada Cu2+/
Cu. Apabila kedua logam tersebut digunakan sebagai elektroda pada
suatu rel elektrokimia, yang dilengkapi dengan larutan garamnya
masing-masing (pada setiap) kompartmen, maka akan menghasilkan
arus listrik. Yang berfungsi sebagai katoda adalah Cu dan sebagai
anoda adalah Zn. Pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi Cu,
sehingga massa elektroda Cu akan bertambah seiring dengan waktu
reaksi elektrokimia. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi Zn menjadi
Zn2+, sehingga massa elektroda Zn akan berkurang seiring dengan
berjalannya waktu. Aliran elektron terjadi dari kompartmen oksidasi,
yaitu elektroda Zn menuju elektroda Cu melalui kawat.
16) Standar potensial untuk reaksi Cl2 (g) + 2Br- (aq) → Br2 (l) + 2Cl-
(aq) adalah 0,283 V. Harga tetapan kesetimbangan reaksi tersebut
pada 250C adalah
A. 1,6 x 10-5
B. 22
C. 6,1 x 104
D. 3,6 x 109
E. 3,05 x 104
Penyelesaian :D
Hubungan antara Eosel dengan tetapan kesetimbangan pada suatu
reaksi redoks adalah E0sel = 0 ,0592
n
log K. dimana n adalah jumlah
elektron yang terlibat. Sehingga
0,283 = (0,0592/2) log K → log K = 9,5608 → K = 3,64 x 109.
17) Sesuai dengan data potensial reduksi di bawah ini, pernyataan yang
manakah yang benar pada kondisi standar ?

Kelompok Topik Ke-6: 121


A. Logam M mereduksi ion N2+
B. Logam M merupakan agen pereduksi yang lebih baik
dibandingkan N
C. Ion M2+ merupakan oksidator yang lebih baik dibandingkan ion
L2+
D. Ion L2+ mengoksidasi logam M
E. Tidak ada jawaban yang hakiki
Penyelesaian : D
Kita bandingkan potensial reduksi antara M2+ dengan N2+. M2+
memiliki potensial reduksi yang lebih positif, sehingga akan tereduksi
menjadi M dengan sekaligus mengoksidasi logam N menjadi N2+
(jawaban A salah). Seperti telah dijelaskan pada opsi A, M memiliki
potensial reduksi yang lebih positif, dengan demikian spesi tersebut
menjadi oksidator yang lebih baik daripada N (B salah). Untuk
mengetahui benar atau salahnya opsi C, kita membandingkan nilai
potensial reduski untuk M2+ dan L2+. Potensial reduksi L2+ lebih positif
sehingga akan berberan sebagai oksidator (dirinya sendiri tereduksi),
yang akan mengoksidasi logam M (opsi C salah).Potensial reduksi
L2+ lebih besar daripada M2+, sehingga L2+ akan mengalami reduksi
sekaligus dapat mengoksidasi M menjadi M2+ (D benar).
18) Diketahui potensial elektroda standar :
I2 (s) + 2e → 2I- (aq) E0 = +0,54 V
Br2 (l) + 2e → 2Br- (aq) E0 = +0,80 V
MnO2 (s) + H+ (aq) + 2e → Mn2+ (aq) + 2H2O (l) E0 = +1,23 V
Cl2 (g) + 2e → 2Cl- (aq) E0 = +1,36 V
PbO2 (s) + H+ (aq) + 2e → Pb2+ (aq) + 2H2O (l) E0 = +1,47 V
Berdasarkan data tersebut yang dapat dioksidasi oleh Br2 (l) adalah..
A. Pb2+ (aq) menjadi PbO2 (s)
B. Cl- (aq) menjadi Cl2 (g)
C. Mn2+ (aq) menjadi MnO2 (s)

122 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


D. I- (aq) menjadi I2 (s)
E. Tidak ada yang bisa dioksidasi oleh Br2
Penyelesaian : D
Data tersebut menampilkan sejumlah reaksi reduksi kimia didampingi
oleh data potensial reduksi. Apabila potensial reduksi Br2 menjadi
Br- adalah +0,80, maka zat yang dapat dioksidasi oleh Br2 adalah zat
yang memiliki potensial reduksi lebih rendah (kecil) dibandingkan
dengan Br2. Dari pilihan tersebut, hanya I2 yang memiliki potensial
reduksi lebih kecil, sehingga jawabannya adalah D.
19) Suatu sampel besi karbonat dititrasi dengan larutan KMnO4 dalam
suasana asam. Untuk titrasi 10 mL larutan standar primer yang
mengandung 0,2483 g As2O3 dalam 100 mL air diperlukan 12,79 mL
larutan KMnO4. Sementara titrasi 15 mL larutan dari pelarutan 2,505
g padatan sampel besi karbonat dalam 1 L air diperlukan 11,80 mL
KMnO4 yang sama. Berapa fraksi besi yang terdapat sebagai Fe2+ pada
sampel?
A. 48,9%
B. 53,4%
C. 68,8%
D. 76,3%
E. 84,6%
Penyelesaian : C
Pada soal ini, reaksi pertama adalah standarisasi KMnO4 menggunakan
As2O3 sedangkan reaksi penentuan kadar besi adalah reaksi kedua,
setelah KMnO4 berhasil distandarisasi.
Reaksi kimia yang terjadi pada standarisasi KMnO4 adalah
5 As2O3 + 4 MnO4- + 12 H+ + 9 H2O → 10 H3AsO4 + 4 Mn2+
Mr As2O3 = 197,8 g/mol
Mol As2O3dalam 100 mL larutan = 0,2483 g/ (197,8 g/mol) = 1,255
x 10-3 mol

Kelompok Topik Ke-6: 123


Mol As2O3 dalam 10 mL larutan = (10/100) x 1,255 x 10-3 mol = 1,255
x 10-4 mol
Mol KMnO4 = (4/5) x 1,255 x 10-4 mol = 1 x 10-4 mol
Jadi [KMnO4] adalah 1 x 10-4 mol / 0,01279 L = 7,85 x 10-3 M

Reaksi kedua adalah penentuan kadar Fe dalam sampel


5 Fe2+ + MnO4- + 8 H+ → 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O
Ar Fe = 55,85 g/mol
Mol KMnO4 untuk menitrasi = 11,80 mL x 7,85 x 10-3 M = 0,09263
mmol
Mol Fe2+ dalam 15 mL larutan sampel = 5 x 0,09263 mol = 0,46315
mmol
Mol Fe2+ dalam sampel total (1 L) = (1000/15) x 0,46315 mmol =
30,88 mmol
Massa Fe2+ = 0,03088 mol x 55,85 g/mol = 1,725 gram
Kadar Fe2+ = (massa Fe2+ / massa sampel) x 100% = (1,725/2,505) x
100% = 68,8%
20) Reaksi reduksi-oksidasi :
MnO4- (aq) + 5Fe2+ (aq) 8H+ (aq) → Mn2+ (aq) + 5Fe3+ (aq) + 4H2O
(l) E0 = 0,743 V
Berapakah nilai E untuk reaksi tersebut pada 250C biladiukur pada
kondisi berikut?

A. 0,20 V
B. 0,40 V
C. 0,45 V
D. 0,64 V
E. 1,28 V

124 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Penyelesaian : A
Hubungan antara E dan E0 dirumuskan sebagai berikut :
E = E0 – RT
nF ln Q
Dimana E = potensial sel pada kondisi tertentu
E0 = potensial standar
Q = analog dengan K pada reaksi kesetimbangan
F = bilangan Faraday
Dengan demikian kita dapat menjawab soal di atas sebagai berikut :
5
 Mn2+   Fe8+ 
E = E0 − RT
nF ln  
5

8
 MnO4−   Fe 2+   H + 
    

(8 ,314)(298) (1)(1)5
E = 0, 743 − 5(96480)
ln → E = 0, 20 V
(2,3×10−2 )(1×10−4 ) (1×10−8 )
5 8

Bagian II : Essay

1. Garam kalsium oksalat (CaC2O4) dan magnesium oksalat (MgC2O4)


adalah garam yang sukar larut dalam air. bila diketahui Ksp CaC2O4
= 2,3 x 10-9 dan Ksp MgC2O4 = 8,6 x 10-5 maka :
a. Tentukan berapa kelarutan (dalam g/L) masing-masing garam
CaC2O4 dan MgC2O4
Di dalam suatu larutan terdapat campuran ion Ca2+ dan Mg2+
yang masing-masing konsentrasinya 0,02 M. untuk memisahkan
kedua ion tersebut biasanya digunakan larutan amonium oksalat.
Kedua garam oksalat dari ion-ion tersebut dapat mengendap
secara bergantian dengan reagen ion oksalat.
b. Berapa konsentrasi ion oksalat di dalam larutan supaya dapat
diendapkan ion Ca2+ maksimum tanpa terjadi pembentukan
endapan MgC2O4.
c. Berapa konsentrasi Ca2+ ketika Mg2+ mulai mengendap
membentuk MgC2O4?

Kelompok Topik Ke-6: 125


d. Berapa persen Ca2+ yang telah mengendap sebagai CaC2O4?
Ke dalam 100 mL larutan yang mengandung campuran ion Ca2+
dan Mg2+ masing-masing dengan konsentrasi 0,02 M, ditambahkan
sebanyak 100 mL asam oksalat, H2C2O4 0,02 M. (Ka1 = 5,36 x 10-2; Ka2
= 5,30 x 10-5).
e. i. Berapa pH larutan H2C2O4 0,02 M ?
ii. apakah terjadi pengendapan CaC2O4 dan MgC2O4 bila kedua
larutan tersebut dicampurkan?
f. Bagaimana kelarutan garam CaC2O4 di dalam air dan bila
dibandingkan di dalam larutan H2C2O4 0,02 M ?
Penyelesaian :
a. Kelarutan CaC2O4
Ksp CaC2O4 = [Ca2+][C2O42-] = s2
2,3 x 10-9= s2 → s = 4,80 x 10-5
Kelarutan MgC2O4
Ksp MgC2O4 = [Mg2+][C2O42-] = s2
8,6 x 10-5= s2 → s = 9,27 x 10-3
b. Kita harus mengetahui konsentrasi [C2O42-] yang dibutuhkan untuk
memulai mengendapkan Ca2+menjadi CaC2O4, yaitu :
Ksp CaC2O4 = [Ca2+][C2O42-] → 2,3 x 10-9= (0,02) [C2O42-]
[C2O42-] = 1,15 x 10-7 M (lebih besar dari nilai ini, akan terjadi
pengendapan)
Sekarang kita juga menghitung [C2O42-] yang dibutuhkan untuk
memulai pengendapan Mg2+ menjadi MgC2O4 :
Ksp MgC2O4 = [Mg2+][C2O42-] → 8,6 x 10-5= (0,02) [C2O42-]
[C2O42-] = 4,3 x 10-3 M (lebih besar dari nilai ini, akan terjadi
pengendapan MgC2O4)

126 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Untuk dapat mengendapkan Ca2+ menjadi CaC2O4 tanpa adanya
pengendapan MgC2O4 adalah antara wilayah konsentrasi ion oksalat
sebagai berikut, yaitu lebih besar dari 1,15 x 10-7 M tetapi lebih kecil
dari 4,3 x 10-3 M.
1,15 x 10-7 M < [C2O42-] < 4,3 x 10-3 M
c. Garam MgC2O4 tepat akan mulai mengendap pada konsentrasi
[C2O42-] = 4,3 x 10-3 M. Pada besaran konsentrasi [C2O42-] tersebut,
mungkin masih terdapat sedikit Ca2+ yang berada dalam bentuk ion
dalam larutan, nilainya bisa dicari dengan memasukkan nilai [C2O42-
] yang dibutuhkan untuk memulai pengendapan MgC2O4, ke dalam
persamaan Ksp CaC2O4, yaitu :
Ksp CaC2O4 = [Ca2+][C2O42-] → 2,3 x 10-9= [Ca2+] (4,3 x 10-3)
[Ca2+] = 5,35 x 10-7 M
Dengan demikian [Ca2+] yang masih tersisa dalam larutan ketika
MgC2O4 mulai mengendap adalah sebesar 5,35 x 10-7 M.
d. Persen Ca2+ yang telah mengendap adalah :
5
Ca 2+  − Ca 2+ 
awal tersisa
% [Ca ] mengendap =
2+
x 100%
Ca 2+ 
awal

(0, 02) − (5, 35 × 10−7 )


% [Ca ] mengendap =
2+
x 100% → 99,99%
(0, 02)
e. Jawaban e adalah
i. Asam oksalat merupakan asam diprotik yaitu memiliki hidrogen
yang bersifat asam (possible dilepaskan sebagai H+).
Reaksi ionisasi asam :
H2C2O4 (aq) ⇔ H+ (aq) + HC2O4- (aq) Ka1
HC2O4- (aq) ⇔ H+ (aq) + C2O42- (aq) Ka2
Oleh karena Ka1 >>> Ka2 maka H+ penentu sifat asam dianggap
semuanya berasal dari ionisasi pertama asam oksalat :

Kelompok Topik Ke-6: 127


H2C2O4 (aq) ⇔ H+ (aq) + HC2O4- (aq)
Awal 0,02 - -
Reaksi -x x x
Setimbang 0,02-x x x
Berdasarkan rumus Ka1 = [H+] [HC2O4-] / [H2C2O4]
x2
5,36 x 10-2 =
0, 02 − x
Untuk mempermudah perhitungan, menghindari penyelesaian
dengan persamaan kuadrat, kita mencoba mengasumsikan bahwa
nilai x jauh lebih kecil daripada 0,02, sehingga 0,02-x akan dianggap
sama dengan 0,02, dan kita peroleh :
x2 x2 → 2
5,36 x 10-2 = = x = 5,36 x 10-3 → x = 0,073
0, 02 − x 0, 02
Oleh karena nilai x = 0,073 tidak dapat dianggap jauh lebih kecil
dari 0,02 maka asumsi di atas tidak valid. Sehingga kita harus
menggunakan persamaan kuadrat untuk mendapatkan nilai x :
x2
5,36 x 10-2 = → x2 + 5,36 x 10-2x – 1,07 x 10-3 = 0
0, 02 − x
Dengan diselesaikan rumus berikut sesuai bentuk ax2 + bx + c = 0
b2 − 4ac
x1, x2 = -b ±
2a
maka nilai x yang memungkinkan adalah6,24 x 10-3M.
dengan demikian [H+] = x = 6,24 x 10-3 M
pH = - log [H+] = - log 6,24 x 10-3 = 2,21

ii. Sebelum menentukan apakah terjadi pengendapan CaC2O4 dan


MgC2O4, kita harus menghitung terlebih dahulu konsentrasi [C2O42-]
yang ada dalam larutan 0,02 M H2C2O4.
Pada kesetimbangan ionisasi H2C2O4 tahap pertama, didapatkan
konsentrasi kesetimbangan spesi-spesi sebagai berikut :
[H+] = 6,24 x 10-3 M

128 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


[HC2O4-] = 6,24 x 10-3 M
[H2C2O4] = 0,02 – 6,24 x 10-3 M = 0,01376 M
Sekarang reaksi kesetimbangan itu berlanjut untuk tahap ionisasi yang
kedua :
Di awal pada tahap ini, spesi yang dominan adalah HC2O4- yang akan
mengalami ionisasi menjadi C2O42-. Kita buat symbol y untuk jumlah
HC2O4- yang terurai.
HC2O4- (aq) ⇔ H+ (aq) + C2O42- (aq)
Awal 0,00624 0,00624 0
Reaksi -y 0,00624+y y
Setimbang 0,00624-y 0,00624+y y
Kesetimbangan reaksi 2 memiliki rumus Ka2 = [H+] [C2O42-] / [HC2O4-]
(0, 00624 + y)( y)
5,30 x 10-5 =
(0, 00624 − y)
Pada tahap ini kita membuat asumsi bahwa nilai y sangat kecil sehingga
0,00624 + y = 0,00624 dan 0,00624 – y = 0,00624.
Sehingga bila dimasukkan ke rumus perhitungan di atas menjadi :
(0, 00624)(y)
5,30 x 10-5 = . Dengan demikian nilai y = Ka2 = 5,30 x 10-5
(0, 00624)
Kemudian kita perlu mengecek asumsi yang telah kita buat, yaitu, apakah
benar nilai y (atau 5,30 x 10-5) memang <<<< 0,00624 atau tidak. Caranya
dengan :
(5,30 x 10-5 / 0,00624) x 100% = 0,85%
Oleh karena itu asumsi kita di atas adalah valid.
Sehingga pada kesetimbangan terdapat spesi-spesi dengan konsentrasi :
[H2C2O4] = 0,01376 M;
[HC2O4-] = 6,24 x 10-3 – 5,3 x10-5 = 6,24 x 10-3 M
[C2O42-] = 5,30 x 10-5M
[H+] = 6,24 x 10-3 + 5,3 x10-5 = 6,24 x 10-3 M

Kelompok Topik Ke-6: 129


Untuk mengetahui apakah terjadi pengendapan CaC2O4 maka
kita memasukkan konsentrasi Ca2+ dan C2O42- yang telah
ditemukan di atas.
Setelah kedua larutan dicampurkan maka [Ca2+] = 0,02/2 = 0,01
M, sedangkan [C2O42-] = 5,30 x 10-5 / 2 = 2,65 x 10-5 M
Mencari Q CaC2O4 = [Ca2+][C2O42-] = (0,01) (2,65 x 10-5) = 2,65 x
10-7
Oleh karena Q > Ksp CaC2O4 maka larutan tergolong super jenuh
dan terbentuk endapan CaC2O4.
Untuk mengetahui apakah terjadi pengendapan CaC2O4 maka
kita memasukkan konsentrasi Mg2+ dan C2O42- yang telah
ditemukan di atas.
Setelah kedua larutan dicampurkan maka [Mg2+] = 0,02/2 = 0,01
M, sedangkan [C2O42-] = 5,30 x 10-5 / 2 = 2,65 x 10-5 M
Mencari Q MgC2O4 = [Mg2+][C2O42-] = (0,01) (2,65 x 10-5) = 2,65
x 10-7
Oleh karena Q < Ksp MgC2O4 maka larutan tergolong belum
jenuh sehingga tidak terbentuk endapan MgC2O4.
f. Garam CaC2O4 (s) membentuk kesetimbangan dengan ion-
ion penyusunnya, yaitu Ca2+ (aq) dan C2O42- (aq). Pada larutan
H2C2O4 0,02 M terdapat tambahan ion C2O42- dari hasil ionisasi
kedua asam oksalat. Hal tersebut mengakibatkan kesetimbangan
bergeser kearah kiri, membentuk CaC2O4 lebih banyak, sehingga
kelarutan semakin kecil.
2. Seorang mahasiswa Kimia UI tertarik untuk memproduksi asam asetat
dengan cara mereaksikan bahan kimia yang murah. Dia memutuskan
bahwa material yang murah dan mudah didapatkan sebagai bahan
baku adalah karbon dioksida dan air. Kedua senyawa ini normalnya
menghasilkan asam karbonat sesuai reaksi :
H2O (l) + CO2 (g) → H2CO3 (aq) ∆G0r= 8,5 kJ / mol (Reaksi 1)
Dia beralasan bahwa dengan menggunakan katalis yang tepat, asam
asetat dapat diperoleh dengan biaya murah sesuai reaksi berikut :

130 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


2H2O (l) + 2CO2 (g) → CH3COOH (l) + 2O2 (g) (Reaksi 2)
Dari reaksi 2 ini, nilai ∆H0r = 873 kJ/mol dan ∆S0r = 3 J/K.mol
Tabel berikut merupakan data-data termodinamika yang berkaitan

Senyawa ∆H0f (kJ/mol) ∆G0f (kJ/mol)


CO2 (g) -394 -394
H2O (g) -242 -229
CH3COOH (l) -484 -389
H2CO3 (aq) -700 -623

Pertanyaan :
a. Di bawah kondisi standar, berapa perubahan entropi
pembentukan asam asetat dari unsur – unsur nya ?
b. Berapa nilai konstanta kesetimbangan termodinamika untuk
reaksi 1 pada 298 K?
c. Berapa nilai ∆G0funtuk H2O (l) ?
d. Apakah proses dekomposisi H2O (l) menjadi unsur – unsurnya
dapat berlangsung secara spontan pada kondisi standar ?
e. Tentukan besaran nilai ∆G0runtuk reaksi 2, apakah reaksi 2
berlangsung spontan atau non-spontan? Jika tidak spontan,
bagaimana kondisi (temperatur berapa) yang harus dipenuhi
supaya Reaksi 2 dapat berlangsung spontan ? (catatan : anggap
entalpi dan entropi tidak bergantung suhu)
Penyelesaian :
a. Nilai perubahan entropi standar asam asetat dapat dihitung
menggunakan data entalpi pembentukan dan energi Gibbs
pembentukan asam asetat yang terdapat pada tabel.
∆G0f = ∆H0f – T ∆S0f → ∆S0f = (∆H0f – ∆G0f) / T
∆S0f = {-484 kJ/mol – (-389 kJ/mol)}/ 298 K = - 0,319 kJ/mol
= - 319 J/mol

Kelompok Topik Ke-6: 131


b. Hubungan nilai kesetimbangan termodinamika (K) dengan nilai
∆G0 adalah :
∆G0 = - RT ln K
Sehingga jika nilai ∆G0 reaksi 1 adalah + 8,5 kJ/mol maka :
8500 J/mol = - 8,314 J/K.mol x 298 K ln K → ln K = - 3,431
K = 0,032
c. Nilai ∆G0f untuk H2O (l) dapat dihitung menggunakan reaksi 1 dan
data tabel.
∆G0r = ∆G0f H2CO3 (aq) – {∆G0f H2O (l) + ∆G0f CO2 (g)}
8,5 = (-623) - ∆G0f H2O (l) + 394
∆G0f H2O (l) = - 237,5 kJ/mol
d. Dari jawaban no. c, energi Gibbs pembentukan H2O (l) adalah
bernilai negatif
H2 (g) + ½ O2 (g) → H2O (l) ∆G0f H2O (l) = - 237,5 kJ/mol
Sedangkan untuk reaksi yang mewakili dekomposisi H2O (l)
menjadi unsur-unsurnya adalah kebalikan dari reaksi di atas, dimana
nilai energi Gibbs juga menjadi + 237,5 kJ/mol yang memberikan
arti bahwa dekomposisi H2O (l) pada kondisi standar tidak dapat
berlangsung secara spontan.
H2O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g) ∆G0f H2O (l) = + 237,5 kJ/mol (non-
spontan)
e. Nilai ∆G0r untuk reaksi 2 adalah
∆G0r = ∆H0r – T ∆S0r → ∆G0r = 873000 J/mol – 298K (3 J/K.mol)
∆G0r = 872106 J/mol atau ∆G0r = 872,106 kJ/mol
Oleh karena nilai ∆G0r = (+) maka pembentukan asam asetat dari
H2O dan CO2 sesuai reaksi 2 tidak berlangsung spontan.
Reaksi ini kemungkinan akan spontan di atas T tertentu yang sangat
besar sedemikian sehingga nilai ∆G0r menjadi (-). Oleh karena itu
maka dicari terlebih dulu T kesetimbangan, yaitu T saat ∆G0r = 0,
sebagai berikut :

132 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


∆G0r = ∆H0r – T ∆S0r → 0 = ∆H0r – T ∆S0r → T = ∆H0r /∆S0r
T = (873000 J/mol) / (3 J/K.mol) = 2,91 x 105 K
Reaksi 2 akan spontan jika reaksi dilakukan di atas suhu 2,91 x 105 K
(Komentar : dengan dibutuhkannya T yang sangat tinggi, reaksi
tersebut hampir tidak mungkin dapat dilakukan di laboratorium)
3. Dari dua reaksi berikut ini, yaitu Ni(s)/Ni2+(aq) dan Cd(s)/Cd2+(aq)
disusun dan membentuk sel galvani.
Diketahui masing-masing potensial standar reduksi :
Ni2+ (aq) + 2e → Ni (s) E0 = - 0,23 V
Cd2+ (aq) + 2e → Cd (s) E0 = - 0,40 V
Pertanyaan :
a. Tuliskan persamaan reaksi sel keseluruhan yang terjadi pada
sistem. Tentukan pula katoda dan anoda nya.
b. Berapa nilai E0sel dan konstanta kesetimbangan reaksinya pada
250C ?
c. Bila sebanyak 0,050 C/s diambil/digunakan dari baterei, berapa
lama baterei tersebut dapat digunakan bila masing-masing
dimulai dengan 1,0 L larutan konsentrasi 1 M ion terlarut? Berat
masing-masing elektroda awal adalah 50,0 g. (1 F = 96450 C),
volume larutan dianggap tidak berubah.
d. Berapa konsentrasi ion-ion Ni2+ dan Cd2+ dalam larutan setelah
digunakan ?
Penyelesaian :
a. Potensial reduksi yang lebih positif dimiliki oleh Ni2+ menjadi
Ni. Sehingga Ni2+ akan tereduksi sedangkan Cd akan teroksidasi
menjadi Cd2+.
Katoda : Ni2+ (aq) + 2e → Ni (s)
Anoda : Cd (s) → Cd2+ (aq) + 2e
b. Potensial sel standar, E0sel = E0red (katoda) – E0red (anoda) = -0,23
– (-0,40) = 0,17 V

Kelompok Topik Ke-6: 133


E0sel = (0,0592/n) log K → 0,17 = (0,0592/2) log K → K = 5,5
105
c. Terdapat 50 g Cd dan 50 g Ni sebagai elektroda. Oleh karena Mr
cd lebih besar, maka Cd merupakan pereaksi pembatas karena
akan menghasilkan mol yang lebih kecil daripada Ni.
Mol Cd = 50 g / (112,411 g/mol) = 0,445 mol Cd
Berdasarkan persamaan setengah sel : Cd (s) → Cd2+ (aq) + 2e
Maka mol elektron = 2 x mol Cd = 0,89 mol e-.
96450 C 1 detik 1 jam
Waktu penggunaan = 0,89 mol e- × × ×
1 mol e − 0, 05 C 3600 detik
= 476,9 jam
d. Mol Ni2+ awal = 1 M x 1L = 1 mol
Oleh karena Ni2+ akan tereduksi maka akan berkurang.
Pengurangan mol Ni2+ = ½ x mol e- = ½ x 0,89 mol = 0,445 mol
Mol Ni2+ sekarang adalah 1 – 0,445 mol = 0,555 mol
[Ni2+] = 0,555 mol / 1 L = 0,555 M
Begitu pula dengan [Cd2+] pasti bertambah
[Cd2+] = (1 + 0,445 mol) / 1 L = 1,445 M

134 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


KELOMPOK TOPIK KE-7

Logam Transisi, Senyawa Koordinasi dan Kimia Radiasi

Bagian I : Pilihan Ganda

1) Logam transisi apakah yang ditemukan eksis pada vitamin B-12 ?


A. Co
B. Cu
C. Fe
D. Mn
E. Zn
Penyelesaian : A
Kobalt menjadi atom pusat pada senyawa kompleks yang ada pada
vitamin B-12
2) Untuk membentuk ikatan koordinasi, maka diperlukan ligan. Berikut
ini manakah yang tidak dapat bertindak sebagai ligan?
A. NO2-
B. Cl-
C. H2O
D. NH4+
E. NH3
Penyelesaian : D
Syarat suatu spesi kimia dapat berperan mejadi ligan untuk menempel
pada atom/ion kompleks adalah spesi tersebut harus mempunyai
pasangan elektron bebas (mampu mendonorkan pasangan elektron
bebas), molekul tersebut dapat dalam bentuk molekul netral
(misalnya :NH3) atau dalam bentuk ion negatif, seperti Cl- dan CN-.

Kelompok Topik Ke-7 135


3) Ligand bidentat adalah contoh dari :
A. Dua anion terikat ke kation/logam pusat tunggal
B. Dua kation/logam pusat terikat ke anion tunggal
C. Anion/molekul tunggal terikat dengan dua ikatan ke kation/
logam pusat
D. Kation logam tunggal terikat dua ikatan ke suatu anion
E. Tidak ada pernyataan yang memadai/ benar
Penyelesaian : C
Ligan kemungkinannya adalah molekul netral atau bermuatan
negatif, tidak mungkin sebagai kation, sehingga jawaban B dan D
salah. Ligan bidentat merupakan spesi tunggal yang memungkinkan
berinteraksi dengan dua ikatan ke logam pusat dikarenakan memiliki
lebih dari 1 pasangan elektron bebas yang tersebar pada molekulnya.
Contoh ligan bidentat adalah etilendiamin.

Pasangan elektron bebas pada kedua atom N dapat didonorkan ke


atom/ion pusat, misalnya membentuk senyawa kompleks berikut :

4) Nama IUPAC dari [Co(ONO)(NH3)5]Cl2 adalah


A. Pentaaminnitrokobalt(III) klorida
B. Pentaaminnitrosokobalt(III) klorida
C. Pentaaminnitrokobalt(II) klorida

136 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


D. Pentaaminoksonitrokobalt(III) klorida
E. Pentaaminnitritokobalt(III) klorida
Penyelesaian : E
Senyawa kompleks tersebut berada sebagai senyawa netral (muatan
total nol). Ligan NO2- = nitro, sedangkan ONO- = nitrito. Oleh karena
dua ion Cl- terletak diluar kurung siku, maka hanya berfungsi sebagai
anion (bukan ligan), sedangkan ligan ONO- bermuatan (-1) dan NH3
netral, maka bilangan oksidasi dari Co adalah (III). Sehingga nama
yang benar adalah opsi E.
5. Berapa bilangan koordinasi dan tingkat oksidasi dari cobalt dalam
senyawa [Co(NH3)5Cl]Cl2 ?
A. 4 ; +2
B. 4 ; +3
C. 5 ; +2
D. 6 ; +2
E. 6 ; +3
Penyelesaian :E
Bilangan koordinasi dalam senyawa koordinasi didefinisikan sebagai
jumlah atom donor yang mengelilingi atom logam pusat dalam
sebuah ion kompleks. Sebagai contoh ion Ag(NH3)2+ memiliki
bilangan koordinasi 2. Sedangkan Cu(NH3)42+ memiliki bilangan
koordinasi 4. Pada soal ini, maka bilangan koordinasi dari atom
pusat Co adalah 6. Sedangkan muatan logam pusat ditentukan dari
jumlah ligan yang bermuatan negatif pada awalnya. Pada kasus ini
ada 3 ion Cl-. 1 ion sebagai ligan, dan 2 ion sebagai anion. Ketiganya
membuat senyawa kompleks tersebut netral. Sehingga muatan logam
pusat adalah +3.

Kelompok Topik Ke-7 137


6) Apa hubungan dua ion kompleks square planar (segiempat planar)
berikut ini?

Kedua ion kompleks tersebut adalah :


A. Isomer rantai (linkage)
B. Isomer koordinasi
C. Isomer geometri
D. Isomer optik
E. Kedua ion kompleks itu sama saja (1 senyawa)
Penyelesaian : E
Cara analisis paling mudah adalah dengan melihat atom yang
berseberangan dan atom yang bertetanggaan. Pada ion kompleks
kiri, diseberang atom Br adalah F. demikian pula untuk ion kompleks
kanan, diseberang atom F adalah Br. Senyawa itu hanya diputar saja.
Aslinya adalah hanya 1 senyawa.
7) Berikut ini manakah yang dapat membentuk isomer geometri?
A. [AgCl2]-
B. [Cu(NH3)4]2+ (square planar)
C. [Co(OH2)5Cl]2+
D. Ni(OH2)2Br2 (square planar)
E. Tidak ada yang dapat membentuk isomer geometri
Penyelesaian : D
Yang dapat membentuk isomer geometri adalah opsi D, yaitu sebagai
isomer cis-trans. Hal ini karena terdapat 4 bilangan koordinasi dengan
masin-masing 2 ligan yang berbeda. Dua ligan dapat diletakkan
berseberangan (trans) atau diletakkan berdampingan (cis).

138 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


8) Reaksi berikut ini berlangsung di dalam air :
2 [Cu(CN)4]2- ⇔ 2 [Cu(CN)2]- + (CN)2 + 2 CN-
A. Berikut manakah pernyataan yang tidak benar :
B. Bilangan oksidasi Cu dalam reaktan adalah +2
C. Bilangan oksidasi Cu dalam produk adalah +1
D. Bilangan koordinasi Cu berubah dari 4 menjadi 2
E. Sebagian ion sianida, CN-, mengalami reduksi
Merupakan reaksi auto-redoks
Penyelesaian :D
Pada reaktan, ion kompleks memiliki muatan total -2. Kompleks
tersebut memiliki 4 ligan CN- yang memiliki muatan masing-masing
-1 sehingga sumbangan dari CN- adalah -4. Agar menghasilkan
muatan total -2 maka bilangan oksidasi logam pusat haruslah +2
(jawaban A benar). Biloks Cu pada produk adalah +1 (B benar).
Bilangan koordinasi kompleks berubah dari 4 menjadi 2 (C benar).
Reaksi di atas termasuk auto-redoks, satu reaktan [Cu(CN)4]2-
mengalami reduksi dan oksidasi, karena Cu tereduksi dari (II) ke (I)
sedangkan ada sebagian CN- yang teroksidasi dari -1 menjadi 0 (E
benar). Jawaban D salah karena CN- tidak ada yang tereduksi.
9) Ketika CuCl dilarutkan dalam larutan ammonia, apakah fungsi dari
ammonia?
i. Ammonia akan mengoksidasi ion Cu+
ii. Ammonia hanya akan menaikkan pH larutan
iii. Ammonia sebagai donor pasangan elektron untuk membentuk
ion kompleks dengan Cu+
Manakah pernyataan yang benar?
A. Pernyataan i, ii dan iii
B. Pernyataan i dan ii
C. Pernyataan ii dan iii

Kelompok Topik Ke-7 139


D. Pernyataan i
E. Pernyataan iii
Penyelesaian : E
Ammonia (:NH3) memiliki pasangan elektron bebas yang dapat
didonorkan dan membentuk ikatan koordinasi dengan logam pusat
membentuk kompleks.
10) Ion heksaakuobesi (III) terhidrolisis sesuai persamaan :
[Fe(H2O)6]3+ (aq) + H2O (l) ⇔ [Fe(H2O)5OH]2+ (aq) + H3O+ (aq)
Yang mana dari pernyataan berikut ini yang benar?
i. Reaksi hidrolisis tersebut akan lebih baik dilakukan pada pH
lebih rendah
ii. Terjadi perubahan bilangan oksidasi spesi besi dari +3 menjadi
+2
iii. Pada kondisi yang sama, ion heksaakuobesi (II), [Fe(H2O)6]2+,
lebih susah untuk terhidrolisis dibandingkan dengan [Fe(H2O)6]3+
A. i, ii dan iii
B. i dan ii
C. ii dan iii
D. i
E. iii
Penyelesaian : E
Pada pH lebih rendah, maka [H3O+] semakin besar sehingga akan
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan reaktan (hidrolisis
lebih sukar). Bilangan oksidasi besi tidak berubah, tetap +3,
karena pada produk yang seakan-akan muatan total +2 tetapi ligan
hidroksida adalah bermuatan -1 sehingga Fe harus dalam bentuk
(III). [Fe(H2O)6]2+ dan [Fe(H2O)6]3+ hanya berbeda pada muatan
logam pusat. Pada besi (III) interaksi elektrostatis lebih besar sehingga
menyebabkan ikatan Fe….O lebih kuat namun ikatan internal O-H
menjadi lebih lemah sehingga [Fe(H2O)6]3+ lebih mudah terhidrolisis.

140 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Begitu pula sebaliknya, ikatan internal O-H pada [Fe(H2O)6]2+ relatif
lebih kuat dan lebih sukar untuk terhidrolisis.
11) Senyawa yang mengandung CN- biasanya memiliki toksisitas
yang sangat tinggi, dan hanya dengan jumlah 50 mg sudah dapat
membahayakan nyawa seseorang. Dari spesi berikut ini manakah
yang tidak mengandung ion CN- bebas?
i. NH4CN
ii. CH3CN
iii. [Fe(CN)6]4-

A. Pilihan i, ii dan iii


B. Pilihan i dan ii
C. Pilihan ii dan iii
D. Pilihan i
E. Pilihan iii
Penyelesaian : C
Pada NH4CN terdiri dari NH4+ dan CN- bebas. Sedangkan CN pada
CH3CN berikatan secara kovalen (tidak bebas). Begitu pula dengan
CN pada ion kompleks berfungsi sebagai ligan yang sudah terikat ke
logam pusat (tidak bebas)
12) Warna dari senyawa [Co(H2O)6]2+ dapat disebabkan oleh adanya...
A. Transisi elektronik antar tingkat n yang berbeda pada logam
B. Transisi elektronik antar orbital d pada logam
C. Transisi elektronik dari ion Co2+ ke molekul air
D. Transisi elektronik selama terjadi ionisasi
E. Tidak ada jawaban yang memadai
Penyelesaian : B
Warna dari logam transisi pada umumnya disebabkan karena orbital
d yang belum terisi penuh sehingga memungkinkan adanya transisi
elektronik dari orbital d tersebut.

Kelompok Topik Ke-7 141


13) Spesies yang paling mungkin memancarkan partikel positron ( +10 β)
adalah ...
12
A. 7 N
18
B. 8 O
20
C. 9 F
D. 20
10 Ne
E. Tidak ada yang mungkin
Penyelesaian : A
Kita harus melihat rasio neutron per proton (n/p) dari masing-
masing spesies. Kestabilan dari suatu atom dapat dilihat dari rasio
n/p yang mana disebut sebagai pita kestabilan. Apabila n/p = 1 maka
dikatakan stabil dan terletak di garis pita kestabilan. Namun apabila
n/p < 1 atau n/p > 1 maka semakin menjauhi pita kestabilan dan
akan bersifat radioaktif. Suatu spesi yang memiliki rasio n/p < 1 akan
cenderung memancarkan positron, dan spesi dengan n/p > 1 akan
cenderung memancarkan sinar alfa. Pada opsi A n = 5 dan p = 7
sehingga n/p < 1. Apabila memancarkan positron akan menjadi C126
dimana memiliki n/p = 1.
14) Tingginya kelimpahan argon dalam atmosfer merupakan akibat dari
peluruhan radioaktif K-40 secara alamiah. K4019 dapat mengalami
reaksi nuklir membentuk Ar4018 dengan cara
A. Menangkap 1 elektron inti
B. Menangkap 1 proton
C. Menangkap 1 positron
D. Memancarkan 1 elektron
E. Jawaban a dan c benar
Penyelesaian : A
Simbol untuk proton, neutron dan elektron pada peluruhan radio-
aktif adalah p11 , n10 , dan e −01 . Elektron juga disebut sebagai sinar

142 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


beta ( −10 β). Sedangkan beta positif atau positron simbolnya adalah
( +10 β).
40
K19 + e −01 → Ar1840
15) Garam rangkap merupakan garam dengan kisi Kristal yang mengan-
dung dua kation berbeda dalam proporsi tertentu. Contoh Kristal ga-
ram rangkap adalah (NH4)2(Fe)(SO4)2.6H2O, (NH4)2Co(SO4)2.6H2O
dan (NH4)2Ni2(SO4)4.6H2O. Jika garam-garam tersebut masing-ma-
sing dilarutkan dalam air dengan molaritas sama, manakah larutan
yang daya hantar listriknya paling besar?
A. (NH4)2(Fe)(SO4)2.6H2O
B. (NH4)2Co(SO4)2.6H2O
C. (NH4)2Ni2(SO4)4.6H2O
D. (NH4)2(Fe)(SO4)2.6H2O dan (NH4)2Co(SO4)2.6H2O
E. Ketiganya memiliki daya hantar listrik sama besar karena
memiliki struktur yang mirip
Penyelesaian : C
Opsi A setiap mol nya aakan menghasilkan 5 mol ion. Opsi B akan
menghasilkan 5 mol ion. Opsi C akan menghasilkan 8 mol ion.
Sehingga yang benar adalah C.
(NH4)2Ni2(SO4)4.6H2O ( pelarutan)  2 NH4+ + 2Ni2+ + 4SO42-
16) Peluruhan radioaktif Tl-206 menjadi Pb-206 memiliki waktu paruh
4,20 menit. Dimulai dengan 5 x 1022 atom Tl-206, hitunglah berapa
sisa atom Tl-206 setelah 42 menit?
A. 2,44 x 1017 atom
B. 4,88 x 1018 atom
C. 4,88 x 1019 atom
D. 4,88 x 1020 atom
E. 4,88 x 1021 atom

Kelompok Topik Ke-7 143


Penyelesaian :
t t t

(Nt / N0 ) =  2  → Nt =  2  × (N0 ) → Nt =  2  × 5 × 1022 atom
1 t1/ 2 1 t1/ 2 1 t1/ 2

Nt = 4,88 x 1019 atom


17) Konstanta laju untuk peluruhan radioaktif C-11adalah 0,0341 /menit.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sampel C-11 sehingga
aktivitasnya menjadi ¼ aktivitas mula-mula?
A. 20,3 menit
B. 29,3 menit
C. 40,6 menit
D. 58,6 menit
E. 10,15 menit
Penyelesaian : C
Peluruhan radioaktif selalu mengikuti hukum laju orde satu. Sehingga
dapat digunakan rumus berikut :
ln At – ln A0 = -kt → ln ¼ = - 0,0341 t → t = 40,6 menit
18) Unsur radioaktif X setelah 5 menit meluruh memiliki massa 3 gram.
Jika waktu paruh unsur tersebut adalah 120 sekon, maka massa awal
unsur radioaktif tersebut adalah :
A. 7,5 gram
B. 16,8 gram
C. 24,2 gram
D. 30,6 gram
E. 96,3 gram
Penyelesaian : B
t t 5 menit

(mt / m0 ) =  2  → m0 = mt /  2  → m0 = 3g /  2 


1 t1/ 2 1 t1/ 2 1 2 menit

m0 = 16,8 gram

144 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


19) Kebanyakan manusia mengandung sekitar 125 gram kalium (K)
yang mana merupakan campuran dari tiga isotop: K-39, K-40 dan
K-41. Hanya K-40 yang bersifat radioaktif dan kelimpahan relatifnya
adalah 0,012%. Seandainya waktu paruh K-40 adalah 1,28 x 109
tahun, berapa banyak atom K-40 yang masih ada ketika 120 gram K
meluruh selama 5,12 x 109 tahun?
A. 1,37 x 1019 atom
B. 2,26 x 1020 atom
C. 1,13 x 1020 atom
D. 5,65 x 1019 atom
E. 2,83 x 1019 atom
Penyelesaian : A
Massa K-40 = 0,012% x 120 g = 0,0144 gram.
Mol K-40 = 0,0144 g / (40 g/mol) = 3,6 x 10-4 mol
Jumlah K-40 awal = 3,6 x 10-4 mol x 6,02 x 1023 atom/mol = 2,17 x 1020
atom
Nilai tersebut dianggap sebagai N0, yaitu jumlah K-40 awal.
Rumus yang digunakan :
t t 5 ,12×109

(Nt / N0 ) =  2  → Nt =  2  × (N0 ) → Nt =  2 


1 t1/ 2 1 t1/ 2 1 1,28×109
× 2,17 × 1020 atom

Nt = 1,37 x 1019 atom


20) Terdapat banyak bahasan mengenai isotop-isotop berumur pendek
yang digunakan pada bidang kesehatan. Technetium – T99m
merupakan salah satu dari isotop yang digunakan untuk aplikasi
medis karena memiliki waktu paruh yang relative pendek dan
memiliki efek radiasi yang lebih lemah dibandingkan isotop-isotop
lainnya. dari data berikut ini tentukan waktu paruh dari peluruhan
Tc-99m :

Kelompok Topik Ke-7 145


waktu [Tc – 99m]
(min) mol L-1
0 0.891
60 0.794
120 0.708
180 0.630
240 0.562
300 0.501
360 0.446
420 0.398
A. 1 jam
B. 3 jam
C. 5 jam
D. 6 jam
E. 7 jam
Penyelesaian : D
Peluruhan radioaktif selalu mengikuti mekanisme orde pertama,
sehingga berlaku persamaan : ln At – ln A0 = -kt
Dimana : At = konsentrasi radioaktif tersisa setelah meluruh; A0 =
konsentrasi radioaktif mula-mula; k = konstanta peluruhan; t = waktu
peluruhan. Kita menggunakan data waktu pada 0 dan 60 menit untuk
mencari nilai k:
ln 0,794 ln 0,891 = - k 60 menit → k = 1,92 x 10-3 menit-1.
Hubungan waktu paruh dengan k adalah : t ½ = 0,693 / k
Sehingga, t ½ = 0,693 / 1,92 x 10-3 → 360 menit → 6 jam

146 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Bagian II : Essay

1) Senyawa kompleks koordinasi platina mempunyai beberapa aplikasi/


kegunaan yang begitu penting khususnya di bidang kesehatan sebagai
antikanker. Untuk mengetahui komposisi senyawa kompleks platina,
beberapa percobaan pun dilakukan.
I. Senyawa kompleks platina A dan B masing – masing dilarutkan
dala air. setelah larut, diukur daha hantar listriknya, dan ternyata
kedua kompleks tersebut tidak menghantarkan listrik.
II. Pada pemanasan dengan adanya aliran gas hydrogen, kedua
senyawa, A dan B tersebut, membebaskan logam platina murni
dan gas gas yang larut dalam air. Bila larutan gas gas tersebut
ditambahkan NaOH, akan timbul gas berbau tajam khas yang
dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Bila larutan
gas gas tersebut ditambahkan larutan AgNO3, ternyata dihasilkan
suatu endapan putih yang berubah menjadi abu-abu bila terkena
sinar. Dengan perlakuan pemanasan seperti diatas, sebanyak
0,4500 g kompleks Amenghasilkan 0,2926 g platina murni dan
0,4305 g endapan putih. Sedangkan untuk kompleks B, sebanyak
0,600 g menghasilkan 0,39 g platina dan 0,5740 g endapan
putih.
Pertanyaan:
a. Mengapa larutan senyawa ini di dalam air tidak menghantarkan
listrik ?
b. Bagaimana komposisi kualitatif (ion pusat dan ligannya) dari
kompleks A dan B? jelaskan
c. Tentukan formula molekul A dan B
d. Tentukan tingkat oksidasi platina dalam kedua kompleks tersebut
e. Berapa bilangan koordinasi atom pusat platina pada masing-
masing kompleks ?
f. Tentukan tipe hibridisasi platina dalam pembentukan kompleks
tersebut

Kelompok Topik Ke-7 147


g. Bagaimana geometri molekul kompleks tersebut
h. Adakah jenis isomer yang anda amati untuk kompleks ini ?
Penyelesaian :
a. Senyawa tersebut hanya berinteraksi dengan air dengan gaya van der
Waals akan tetapi tidak terionisasi
b. Senyawa kompleks A dan B berdasarkan hasil analisis dengan
larutan AgNO3 yang menghasilkan endapan putih, maka diduga
mengandung ion Cl-. Sedangkan pada penambahan NaOH maka
gas yang dihasilkan dapat mengubah kertas lakmus menjadi biru
menandakan adanya NH3. Sehingga secara kualitatif, kedua senyawa
A dan B memiliki jenis ligan yang sama, yaitu NH3 dan Cl-.
c. Formula molekul A:
Massa sampel A = 0,4500 g
Massa Pt = 0,2926 g → mol Pt = 0,2926/195,08 = 1,50 x 10-3 mol
Massa endapan AgCl = 0,4305 g
Massa Cl- = (35,45/143,45) x 0,4305 g = 0,1064 g → mol Cl- = 3,0 x
10-3 mol
Massa NH3 = 0,4500 – (0,2926 + 0,1064) = 0,051 g
Mol NH3 = 0,051/17 = 3,0 x 10-3 mol
Perbandingan mol Pt : NH3 : Cl- = 1,50 x 10-3 : 3,0 x 10-3 3,0 x 10-3 =
1:2:2
Sehingga formula kompleks A adalah [Pt(NH3)2Cl2]
Formula molekul B:
Massa sampel B = 0,600 g
Massa Pt = 0,390 g → mol Pt = 0,390/195,08 = 2,0 x 10-3 mol
Massa endapan AgCl = 0,574 g
Massa Cl- = (35,45/143,45) x 0,574 g = 0,1418 g → mol Cl- = 4,0 x
10-3 mol
Massa NH3 = 0,4500 – (0,2926 + 0,1064) = 0,051 g
Mol NH3 = 0,062/17 = 4,0 x 10-3 mol

148 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Perbandingan mol Pt : NH3 : Cl- = 2,0 x 10-3 : 4,0 x 10-3 4,0 x 10-3 =
1:2:2
Sehingga formula kompleks B adalah [Pt(NH3)2Cl2]
d. Oleh karena senyawa kompleks tersebut netral, ligan NH3 tidak
bermuatan dan total muatan dari Cl- adalah -2, maka bilangan
oksidasi Pt adalah +2.
e. Bilangan koordinasi 4
f. Tipe hibridisasi Pt dalam kompleks adalah dsp2 karena
mengandung ligan NH3 yang dapat mendesak adanya elektron
orbital d dalam Pt
g. Oleh karena hibridisasi dsp2, maka geometrinya adalah square
planar
h. Ada, isomer cis dan trans


2. Jawablah beberapa soal mengenai kimia logam transisi dan senyawa
koordinasi berikut ini:
a. Tulislah nama sistematis dari senyawa koordinasi berikut:
i) Ni(CO)4
ii) NaAuF4
iii) K3[Fe(CN)6]
iv) [Cr(en)3Cl3]
b. Tulislah formula molekul kompleks dengan nama sistematis
berikut:
i) Pentaaminklorokobalt(III) klorida
ii) Diklorobis(etilendiamin)platina(IV) nitrat

Kelompok Topik Ke-7 149


Penyelesaian :
a. Jawaban:
i) CO merupakan ligan netral sehingga atom pusat Ni juga harus
bermuatan nol (0). Senyawa ini disebut tetrakarbonilnikel(0)
atau secara umum adalah tetrakarbonilnikel.
ii) Kation natrium memiliki muatan positif, sehingga kompleks
berupa kompleks anion (AuF4-). Setiap ion florida memiliki
muatan -1 sehingga bilangan oksidasi Au harus +3 9untuk
memberikan muatan total senilai -1). Senyawa ini bernama
natrium tetrafloroaurat(III).
ii) Kation kalium memiliki muatan +1 sehingga kompleks
dalam bentuk anion kompleks, [Fe(CN)6]3-. Oleh karena
muatan tiap CN adalah -1 maka bilangan oksidasi Fe harus
+3 (untuk membuat total muatan tetap -3). Nama senyawa
ini adalah kalium heksasianoferrat(III) atau sering dikenal
dengan kalium ferisianida
iv) Ligan en adalah etilendiamin yang merupakan sebuah ligan
bidentat. Karena ada tiga ion klorida yang tidak berfungsi
sebagai ligan, dan hanya sebagai anion, maka kompleks
dalam bentuk kompleks kation, [Cr(en)3]3+. Sehingga nama
senyawa tersebut yang benar adalah tris(etilendiamin)
kromium(III) klorida.
b. Jawaban:
i) Kompleks kation berisi lima gugus NH3 dan sebuah ion Cl-.
Ion Co memiliki bilangan oksidasi +3. Sehingga muatan
total dari kation kompleks adalah +2, [Co(NH3)5Cl]2+. Dua
anion klorida dibutuhkan untuk menyeimbangkan muatan
positif menjadi netral. Rumusnya adalah [Co(NH3)5Cl]Cl2.
ii) Ada dua ion klorida (masing-masing -1), dua gugus
etilendiamin (muatan netral), dan ion Pt dengan biloks +4.
Muatan total kation harus +2, sehingga [Pt(en)2Cl2]2+. Dua
ion nitrat dibutuhkan untuk menyeimbangkan muatan

150 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


positif ini. Dengan demikian rumusnya adalah [Pt(en)2Cl2]
(NO3)2.
3. Peluruhan radioaktif Tl-206 menjadi Pb-206 mempunyai waktu
paruh 4,20 menit. Dimulai dari 5,00 x 1022 atom Tl-206, hitunglah
banyaknya atom Tl-206 yang tersisa setelah 42,0 menit ?
Penyelesaian :
Rumus yang digunakan :
t t 42 menit

(Nt / N0 ) =  2   1  t1/ 2  1  4,2 menit


1 t1 / 2

→ Nt =   × (N0 ) → Nt =   × 5 × 1022 atom


 2  2
Nt = 4,88 x 1019 atom
Jadi, Tl-206 yang tersisa setelah 42,0 menit adalah sebanyak 4,88 x
1019 atom

Kelompok Topik Ke-7 151


PREDIKSI
OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN)

BIDANG KIMIA

152 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


SELEKSI OSN KIMIA
TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Petunjuk :
– Soal Seleksi Kabupaten/Kota ini terdiri dari 2 Bagian
Bagian 1: Pilihan Ganda 25 Soal (50 Poin)
Bagian 2: Essay 5 Soal (73 poin)
Total 123 Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 120 menit
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
– Tabel periodik unsur diberikan

Bagian 1: Pilihan Ganda

1) Agar pembuatan 1 L larutan HCl 1 M dari larutan stok 12 M


berlangsung dengan aman dan efisien, maka seharusnya yang
ditambahkan pertama kali ke dalam labu volumetrik berukuran 1 L
oleh seorang kimiawan adalah?
A. 500 mL akuades dengan menggunakan gelas beker
B. 120 mL HCl 12 M menggunakan gelas ukur silinder
C. 83,3 mL HCl 12 M menggunakan gelas ukur silinder
D. 12 mL HCl 12 M menggunakan gelas ukur silinder
E. 10 mL akuades menggunakan gelas ukur silinder
2) Berdasarkan prinsip Aufbau, manakah dari subkulit berikut ini yang
memiliki tingkat energi paling tinggi?
A. 7s
B. 6p

Seleksi OSN Kimia 153


C. 6d
D. 5f
E. 5p
3) Pada keadaan padatan, manakah dari substansi berikut ini yang
hanya memiliki gaya Dispersi London antar sesamanya?
A. Ag
B. CO2
C. grafit
D. KCl
E. FeCl3
4) Apabila semua pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat
senyawa ClF3dihilangkan, maka geometrinya akan berubah dari
A. Trigonal piramida menjadi trigonal planar
B. Bentuk T menjadi trigonal planar
C. Trigonal bipiramida menjadi trigonal pyramid
D. Trigonal bipiramida menjadi trigonal planar
E. Perubahan yang terjadi sangat minimal, tetap akan berbentuk
trigonal piramida
5) Susunlah ikatan-ikatan berikut ini sesuai dengan kenaikan polaritas
(dari kurang polar ke paling polar) :
A. C-F, O-F, Be-F
B. O-F, C-F, Be-F
C. Be-F, O-F, C-F
D. Be-F, C-F, O-F
E. O-F, Be-F, C-F

154 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


6) Diagram mengenai reaksi fasa gas antara zat diatomik A2 dan B2 :

Yang manakah dari diagram berikut ini yang merepresentasikan


secara benar keadaan setelah campuran tersebut selesai bereaksi?

7) Kalsium fluorida, CaF2, terdapat dialam sebagai fluorite dan zat


tersebut merupakan sumber primer dari industri hidrogen fluorida,
HF. Hitunglah konsentrasi ion fluorida dalam larutan jenuh CaF2
dengan [Ca2+] = 0,025 M. Diketahui Ksp CaF2 adalah 3,45 x 10-11.
A. 1,38 x 10-9 M
B. 2,76 x 10-9 M
C. 5,87 x 10-6 M
D. 3,71 x 10-5 M
E. 1,85 x 10-5 M
8) Sebuah kontainer tertutup dengan volume 2,0 L pada awalnya
mengandung 4 mol oksigen dan 2 mol nitrogen pada temperatur
T. seandainya tekanan dijaga konstan ketika 2 mol oksigen diambil
dari kontainer, manakah ekspresi yang mendeskripsikan secara benar
mengenai temperatur akhir system? Asumsikan gas-gas tersebut
berperilaku ideal.
A. 3T/2
B. 2T

Seleksi OSN Kimia 155


C. 2T/3
D. 3T
E. T
9) Walter White dan Jesse Pinkman mensintesis methamphetamine
(N-methyl-1-phenyl-2-propanamine) yang mana dipasarkan sebagai
methamphetamine hidroklorida, atau kristal “meth”

Manakah formula molekul yang benar dari methamphetamine


hidroklorida?
A. C8H16ClN
B. C10H10ClN
C. C10H16ClN
D. C10H14ClN
E. C9H16ClN
10) Merujuk pada soal no. 9, pada struktur methamphetamine
hidroklorida, berapa banyak elektron kulit valensi yang bebas?
Elektron valensi sunyi adalah elektron valensi tunggal yang tidak ikut
serta dalam mengadakan ikatan kovalen.
A. 4 B. 6 C. 7 D. 8 E. 10
11) Berapakah temperatur akhir sebuah campuran yang awalnya terdiri
50 g Cu (c = 0,3845 J/g0C) pada 1350C dan 150 mL air (c = 4,184 J/
g0C) pada 210C? asumsikan tidak ada panas yang hilang dan wadah
pencampuran (container) memiliki kapasitas panas yang dapat
diabaikan.

156 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


A. 17,40C
B. 22,50C
C. 24,40C
D. 35,20C
E. 78,00C
12) Berdasarkan diagram potensial energi untuk reaksi berikut ini :
AB + C → AC + B

Spesi manakah yang merupakan intermediet untuk reaksi tersebut :


A. AB dan C
B. B
C. AC dan B
D. B dan C
E. A
13) Dalam kondisi “emergency oxygen system” di sebuah pesawat terbang
komersial, natrium klorat menjalani reaksi dekomposisi untuk
memproduksi oksigen sesuai reaksi berikut : 2 NaClO3 (s) → 2
NaCl (s) + 3 O2 (g)
Secara rata-rata, manusia dalam kondisi stress mengkonsumsi 38 L gas
oksigen selama 15 menit. Hitunglah massa minimum natrium klorat
yang dibutuhkan untuk menghasilkan volume oksigen sebanyak ini
(asumsikan P = 100 kPa dan T = 273,15 K).
A. 65 g B. 119 g C. 178 g D. 267 g E. 356 g

Seleksi OSN Kimia 157


14) Reaksi untuk mengubah FeO menjadi Fe2O3 mengikuti persamaan
berikut:
4 FeO (s) + O2 (g) → 2 Fe2O3 (s) ∆Hrxn = - 564 kJ/mol
Seandainya entalpi pembentukan (∆H0f) Fe2O3 (s) adalah – 826 kJ/
mol, berapakah entalpi pembentukan FeO (s) dalam kJ/mol ?
A. – 554 B. – 272 C. + 272 D. – 262 E. + 262
15) Reaksi kimia terjadi ketika 1,30 g logam Zn murni dicampurnakn
dengan 400 mL CuCl2 0,10 M mengikuti persamaan kimia berikut:
Zn (s) + CuCl2 (aq) → Cu (s) + ZnCl2 (aq)
Diagram manakah berikut ini yang merupakan representasi terbaik
dari system ketika reaksi telah selesai?

16) Besi (III) dapat terhidrasi dalam larutan akua dan mengalami
hidrolisis seperti ditunjukkan pada persamaan berikut (nilai entalpi
dalam kJ/mol):
Fe3+ (aq) + 6 H2O (l) → Fe(H2O)63+ (aq)
Fe(H2O)63+ (aq) ⇔ Fe(H2O)5(OH)2+ (aq) + H+ (aq) pKa = 2,2; ∆H0
= +42,7
Prediksikan pengaruh kenaikan temperatur terhadap nilai pKa dan
[H+] dalam larutan tersebut.
A. pKa naik, [H+] turun
B. pKa naik, [H+] naik

158 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


C. pKa turun, [H+] turun
D. pKa turun, [H+] naik
E. pKa tidak berubah, [H+] tidak berubah
17) Satu dari 12 prinsip “Green Chemistry” adalah metode sintesis harus
didesain untuk memaksimalkan inkorporasi semua bahan baku yang
terlibat dalam proses menjadi produk akhir. Salah satu cara untuk
memahami tujuan ini adalah istilah atom economy (AE). Dari suatu
reaksi kimia, AE didefinisikan sebagai berikut:
massa molekul relatif produk yang diinginkan
AE = massa molekul relatif semua reaktan ×100%
1,4-dimetoksibenzena adalah senyawa organik dengan aroma harum
bunga yang sangat tajam dan digunakan di industri parfum. Senyawa
tersebut dapat disintesis di laboratorium dengan reaksi di bawah ini :

Berapakah persentasi AE untuk reaksi ini?


A. 46,1% B. 36,3% C. 56,4% D. 67,4% E. 20,6%
18) Reaksi 2A + B2 → 2AB adalah berorde pertama terhadap [B2] dan
orde nol terhadap [A]. waktu paruh untuk semua reaksi ini adalah
2 menit. Seandainya 0,1 mol A dan 0,03 mol B2 dilarutkan dalam
100 mL pelarut, berapakah konsentrasi [A] setelah reaksi berlangsung
selama 6 menit?
A. 0,100 M
B. 0,925 M
C. 0,825 M
D. 0,725 M
E. 0,475 M
19) Sebuah sel Galvani dibentuk dari reaksi berikut:

Seleksi OSN Kimia 159


Sebuah lampu dengan spesifikasi tertentu dinyalakan menggunakan
energi dari reaksi ini hingga akhirnya padam. Apabila massa elektroda
dan volume larutan elektrolit dijadikan dua kali lipat, manakah
pernyataan berikut ini yang benar?
I) Lampu akan menyala dua kali lebih terang
II) Energi yang dihasilkan dari reaksi sel galvani menjadi dua kali
lipat
III) Lampu akan menyala dua kali lebih lama
A. Hanya II
B. I dan II
C. I dan III
D. II dan III
E. I, II dan III
20) Untuk membuat pelat elektroda nickel menggunakan baterei 1,5 V,
apakah yang cocok untuk masing-masing A, B dan C pada diagram
sel elektrolisis berikut ini?
Ni2+ + 2e– → Ni E0 = –0.25 V
Cu2+ + 2e– → Cu E0 = +0.34 V
Al3+ + 3e– → Al E0 = –1.66 v

A. A = Ni; B = Cu; C = CuSO4


B. A = Ni; B = Cu; C = NiSO4
C. A = Cu; B = Ni; C = NiSO4

160 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


D. A = Ni; B = Al; C = Al2(SO4)3
E. A = Al; B = Ni; C = NiSO4
21) Hemoglobin adalah suatu protein (mengandung besi) yang terdapat
dalam sel darah merah dan berfungsi menyalurkan oksigen ke sel
dan jaringan. Empat molekul oksigen berikatan dengan setiap
hemoglobin untuk membentuk hemoglobin teroksigenasi, Hb(O2)4.
Produksi Hb(O2)4 sesuai dengan reaksi kesetimbangan berikut : Hb
(aq) + 4 O2 (g) ⇔ Hb(O2)4 (aq)
Pada daerah dataran tinggi, tekanan atmofer total berkurang dan
secara otomatis tekanan O2 (g) juga akan turun. Dengan tidak
tercukupinya Hb(O2)4, seseorang akan merasa ringan di kepala dan
pening. Manakah dari pernyataan berikut ini yang BENAR tentang
kesetimbangan hemoglobin dari seseorang yang sedang mendaki
dataran tinggi?
A. Konsentrasi produk meningkat
B. Laju reaksi balik (reverse) meningkat
C. Konsentrasi reaktan berkurang
D. Konsentrasi dari masing-masing akan tetap konstan karena ada
suplai dari luar atmosfer (luar angkasa)
E. Nilai konstanta kesetimbangan, K, naik.
22) Diberikan nilai referensi standar berikut ini pada 250C dan 100 kPa.
Manakah dari kombinasi berikut ini yang mendeskripsikan sebuah
reaksi kimia bersifat endotermik dan spontan pada suhu 20000C?
asumsikan entalpi dan entropi tidak tergantung pada temperatur.

Pilihan ∆H0 (kJ/mol) ∆S0 (J/mol.K) ∆G0 (kJ/mol)


A 217,0 115,0 182,7
B - 230,0 - 11,0 - 226,7
C 52,0 10,0 49,0
D -363,0 249,0 -437,2
E 268,6 -88,0 294,8

Seleksi OSN Kimia 161


23. Untuk menentukan konsentrasi larutan H2SO3 yang tak diketahui,
sebanyak 10 mL sampel diencerkan menjadi 100 mL dan aliquot
sebanyak 25 mL dititrasi dengan 0,1178 M NaOH. Netralisasi secara
sempurna membutuhkan NaOH sebanyak 32,45 mL. Berapakah
konsentrasi 10 mL larutan H2SO3 awal?
A. 0,01529 M
B. 0,07645 M
C. 0,1529 M
D. 0,7645 M
E. 1,529 M
24) Manakah dari diagram di bawah ini yang merupakan representasi
terbaik dari larutan encer asam fluorida?

25) Kurva berikut ini merupakan plot hasil titrasi antara asam lemah
dengan basa kuat. Berapakah [H3O+] pada saat titik ekivalen?
A. 1,6 x 10-9 M
B. 8,8 x 10-8 M
C. 1,0 x 10-7 M
D. 1,0 x 10-2 M
E. 0,94 M

162 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Bagian 2: Essay

1. Ikatan Kimia dan Gaya Antar Molekul (22 Poin)


Atom C, N dan O dapat disusun dalam tiga susunan yang berbeda
untuk membentuk ion negatif, yaitu CNO-, CON- dan NCO-. Bentuk
garam dari salah satu spesi tersebut bersifat stabil, tetapi satu lainnya
sangat eksplosif (mudah meledak), sedangkan satu garam sisanya
tidak eksis (belum ditemukan keberadaannya).
a. Gambarkan struktur Lewis dari ketiga spesi tersebut (semuanya
mengikuti aturan oktet) serta tentukan semua muatan formal
atom pusat
b. Apa yang dimaksud dengan muatan formal? Jelaskan
c. Tentukan spesi manakah yang paling stabil (berdasarkan
perhitungan muatan formal)

Seleksi OSN Kimia 163


Berdasarkan pemahaman tentang polaritas serta geometri molekul
maka :
d. Jelaskan pengertian senyawa yang bersifat polar dan senyawa
yang bersifat nonpolar
e. Dari senyawa-senyawa berikut ini : SO2, SO3, PCl3 dan BCl3,
tentukan molekul manakah yang bersifat polar serta gambarkan
panah yang menunjukkan resultan gayanya

2. Analisis Kimia Kualitatif(12 Poin)


Tabel di bawah ini menunjukkan kelarutan dari berbagai senyawa
ionik:

Senyawa yang tersedia adalah AgNO3, BaCl2, K2CrO4, KI dan Pb(NO3)2


yang tidak mengandung label pada botol wadahnya. Kemudian
kimiawan melakukan tes berikut ini untuk menentukan senyawa-
senyawa yang cocok dan saat pencampuran kelima botol itu diberi
label huruf A hingga E.
• Pencampuran larutan A dan C memberikan endapan kuning
• Pencampuran larutan A dan D memberikan endapan kuning
• Pencampuran larutan A dan E memberikan larutan kuning yang
kemudian menjadi merah coklat ketika ditambahkan asam sulfat
• Pencampuran B dan C memberikan endapan putih
• Pencampuran B dan D memberikan endapan putih
• Pencampuran C dan E memberikan endapan merah
• Pencampuran D dan E memberikan endapan kuning

164 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Pertanyaan :
a. Identifikasi larutan A – E beserta kerangka berfikir cara
penentuannya
b. Tuliskan persamaan ionik yang setimbang untuk reaksi dua
perlakuan terakhir
3. Kinetika Reaksi Pembentukan NO2(15 Poin)
Nitrogen(II)oksida terbentuk pada temperatur tinggi dalam mesin
mobil berbahan bakar bensin. Ketika gas dilepaskan dari knalpot
mobil ke atmosfer, gas tersebut teroksidasi menjadi nitrogen(IV)
oksida mengikuti reaksi berikut:
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g)
Tabel berikut menampilkan data dari empat eksperimen untuk
menyelidiki efek dari variasi konsentrasi NO dan O2 terhadap laju
reaksi pada suhu 200C :

Laju awal
[NO] awal [O2] awal
Eksperimen pembentukan
(10-2 M) (10-2 M)
NO2 (10-4 M s-1)
1 1,0 1,0 0,70
2 2,0 1,0 2,80
3 1,0 2,0 1,40
4 3,0 2,0 12,6

a. Tentukan orde reaksi masing-masing reaktan serta orde reaksi


total. Bagaimana efek atau kekuatan masing-masing reaktan
tersebut terhadap laju reaksi bila dilakukan penggandaan
konsentrasi, jelaskan masing-masing dan secara total.
b. Tuliskan persamaan/ekspresi dari hukum laju reaksi tersebut.
c. Tentukan nilai konstanta laju reaksi k.
d. Sarankan mekanisme dua tahap dari reaksi pembentukan NO2
tersebut yang harus konsisten dengan hukum laju/ungkapan laju
pada jawaban b.

Seleksi OSN Kimia 165


e. Menurut Anda, manakah diantara dua mekanisme yang Anda
buat pada (d) yang merupakan faktor penentu laju reaksi?
Jelaskan.

4. Analisis struktur senyawa C5H12O (14 Poin)


Senyawa A, C5H12O direaksikan dengan asam sulfat pekat
menghasilkan dua senyawa yaitu B dan C, dengan formula molekul
yang sama yaitu C5H10. Baik B maupun C tidak ada yang mengalami
isomerisme geometri. Reaksi masing-masing senyawa B dan C dengan
HBr menghasilkan produk utama yang sama, yaitu D, C5H11Br.
Senyawa yang lain, yaitu E adalah isomer struktur dari A. pada
pemberian asam sulfat pekat terhadap senyawa E akan menghasilkan
dua senyawa yaitu F dan G dengan formula molekul C5H10. Hanya
senyawa F yang memiliki isomerisme geometri. Tentukan struktur A
hingga G serta reaksi-reaksi penentuannya.
5. Penentuan Struktur Senyawa Tak Diketahui (10 Poin)
Senyawa hidrokarbon C6H12 dapat menghilangkan warna coklat
dari Br2, dapat bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan
2-metilpentana jika dilakukan hidrogenasi. Apabila direaksikan
dengan ozon akan menghasilkan formaldehida dan 3-metilbutanal.
Tuliskan struktur dari hidrokarbon tersebut serta reaksi-reaksi
penentuannya.

166 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


SELEKSI OSN KIMIA
TINGKAT PROVINSI

Petunjuk :
– Soal Seleksi Tingkat Provinsi ini terdiri dari 2 Bagian
Bagian 1: Pilihan Ganda 25 Soal (50 Poin)
Bagian 2: Essay 7 Soal (178 Poin)
Total 228 Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 150 menit
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
– Tabel periodik unsur diberikan

Bagian 1: Pilihan Ganda

1) Sistem bahan bakar roket umumnya merupakan kombinasi campuran


N,N-dimetilhidrazin (CH3)2NNH2 dan N2O4. Komponen digunakan
sesuai dengan perbandingan stoikiometriknya sedemikian sehingga
pada pengaturan terkontrol reaksi kedua bahan bakar tersebut
menghasilkan N2, CO2 dan H2O. Berapa banyak mol gas yang
dihasilkan dari 1 mol N,N-dimetilhidrazin?
A. 8 B. 9 C. 10 D. 11 E. 12
2) Densitas nitrogen cair adalah 0,807 g/mL. Andaikan seseorang secara
tidak sengaja meminum 0,025 mL nitrogen cair, berapakah volume
nitrogen yang akan dihasilkan di dalam tubuhnya pada kondisi 100
kPa dan 370C?
A. 0,018 mL
B. 0,025 mL
C. 19 mL

Seleksi OSN Kimia 167


D. 23 mL
E. 37 mL
3) Sebanyak 20 mL larutan X dipipet dan dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer kemudian ditritrasi menggunakan larutan Y. pH
dimonitor menggunakan pH meter dan diplot sebagai fungsi volume
titran vs pH.

Larutan X dan Y tersebut paling cocok adalah

Pilihan jawaban X Y
A KOH CH3COOH
B NaHCO3 HBr
C CH3COOH NaHCO3
D KOH HBr
E HBr NaHCO3

4) Yang manakah dari senyawa-senyawa di bawah ini yang tidak dapat


diperoleh dengan jalan oksidasi fosforus triklorida, PF3?
A. Na4P2O7.10H2O
B. H4P2O6
C. KPF6
D. (NH4)2HPO3.H2O
E. Ca5(PO4)3F

168 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


5) Berikut manakah yang merupakan urutan paling benar mengenai
kenaikan jari-jari ion spesi-spesi?
A. Mg2+< S2-< Cl- < K+< Ca2+
B. Mg2+< Ca2+< K+< Cl-< S2-
C. S2-< Cl- < K+< Mg2+< Ca2+
D. S2-< Mg2+< Ca2+< Cl-< K+
E. Ca2+< Cl-< K+< Mg2+< S2-
6) Wadah A dengan volume 1 L dihubungkan dengan wadah B dengan
volume 2 L, dimana diantaranya diberi katup pengontrol. Wadah A
berisi gas argon dengan tekanan 100 kPa sedangkan wadah B berisi
gas neon dengan tekanan 150 kPa.

Ketika katup pengontrol dibuka, gas akan bercampur dan tekanan


tersebut akan berubah menjadi tekanan rata-rata. Tekanan yang ada
di dalam container tersebut sekarang adalah
A. 100 kPa
B. 125 kPa
C. 133 kPa
D. 150 kPa
E. 250 kPa
7) Sebanyak 0,5755 g suatu senyawa yang mengandung sulfur dan
florin, memiliki volume 255 mL pada 288 K dan 50,01 kPa. Maka
rumus molekul senyawa tersebut adalah

Seleksi OSN Kimia 169


A. S2F2
B. SF2
C. SF4
D. SF6
E. S4F10
8) Sebanyak 50 mL etanol absolute dan 50 mL air murni, yang mana
keduanya memiliki suhu 100C dicampurkan. Pada suhu 100C, densitas
air, etanol absolute dan larutan hasil campuran adalah 1,00, 0,79
dan 0,93 g/mL. Dari data tersebut, berapakah volume dari larutan
campuran pada suhu 100C ?
A. 79 mL
B. 89,5 mL
C. 93 mL
D. 96,2 mL
E. 100 mL
9) Larutan ion dikromat, Cr2O72- berwarna oranye sedangkan Cr3+
berwarna hijau. Dalam suasana asam, larutan kalium dikromat
merupakan reagen kimia yang penting untuk identifikasi senyawa-
senyawa kimia. Dari lima larutan berikut ini, terdapat empat
larutan yang dapat mengubah/menghilangkan warna oranye dari
kalium dikromat. Akan tetapi, terdapat satu larutan yang apabila
dicampurkan dengan K2Cr2O7 maka campuran tersebut tetap oranye.
Larutan yang menyebabkan fenomena tersebut adalah
A. SnCl2
B. KI
C. CH3CH2OH
D. NaNO2
E. Al2(SO4)3

170 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


10) Senyawa organik yang mengandung 4 atom karbon memiliki
komposisi 55,1% C, 0,4% H dan 18,4% O (berdasarkan massa).
Gugus fungsi manakah berikut ini yang tidak terdapat dalam senyawa
ini?
A. Alkohol
B. Asam karboksilat
C. Amida
D. Alkena
E. Keton
11) Sebanyak 1 mol N2 dan 3 mol H2 ditambahkan ke dalam container
rigid bervolume 1 L pada 298 K dan dibiarkan bereaksi. Pada
kesetimbangan ditemukan konsentrasi N2, H2 dan NH3 masing-
masing adalah 0,116 M, 0,348 M dan 1,768 M serta tekanan di dalam
container sebesar 55 bar. Kemudian, 1 mol HCl dimasukkan ke dalam
system sehingga bereaksi dan akhirnya terjadilah kesetimbangan
baru (HCl bereaksi dengan NH3 membentuk padatan putih NH4Cl).
Berapakah konsentrasi (interval konsentrasi) dari N2, H2, NH3 dan
HCl setelah terbentuknya kesetimbangan baru?

12) Di dalam sebuah laboratorium, baja berbentuk lembaran kecil


dicelupkan ke dalam sebuah gelas beker yang berisi 100 mL Cr2(SO4)3
1 M. Elektroda X dicelupkan dalam beker lain yang berisi 100 mL

Seleksi OSN Kimia 171


larutan garam X. kedua beker dihubungkan dengan jembatan garam
NaNO3 sedangkan kedua elektroda (baja dan X) dihubungkan dengan
kawat konduktor. Ketika suatu waktu tertentu dilakukan pengecekan,
terdapat deposit lapisan kromium di permukaan baja. Massa dari
kromium yang terdeposit adalah 1,48 g sedangkan elektroda X
massanya 1,04 g lebih ringan daripada awal reaksi. Berdasarkan data,
maka logam X adalah?
A. Al B. Mg C. Zn D. Ni E. Fe
13) Suatu larutan ammonia memiliki pH = x sedangkan larutan HCl
memiliki pH = y, dari eksperimen diketahui berlaku suatu persamaan
x + y = 14, dimana x > 11. Seandainya dengan volume yang sama dari
kedua larutan ini dicampurkan, bagaimana konsentrasi relative ion-
ion di bawah ini ada dalam larutan hasil campuran?
A. [NH4+] > [Cl-] > [OH-] > [H+]
B. [Cl-] > [NH4+] > [H+] > [OH-]
C. [NH4+] > [Cl-] > [H+] > [OH-]
D. [Cl-] > [NH4+] > [OH-] > [H+]
E. [Cl-] = [NH4+] = [OH-] = [H+]
14) Karbon monoksida bereaksi dengan hydrogen membentuk methanol
dengan membebaskan panas. Reaksi ini dilakukan pada 4000C
dengan keberadaan katalis.
CO (g) + 2H2 (g) → CH3OH (g) + energi
Campuran gas CO, H2 dan CH­3OH ditempatkan pada kondisi
yang disebutkan di atas dan segera membentuk kesetimbangan.
Seandainya temperatur reaksi dinaikkan menjadi 4500C, manakah
pernyataan berikut ini yang benar?
A. Jumlah molekul total di dalam wadah meningkat
B. Laju reaksi untuk reaksi maju dan balik tetap sama
C. Massa molekuler rata-rata campuran gas berkurang
D. Laju pembentukan hydrogen berkurang sedangkan laju
dekomposisi meningkat

172 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


E. Tekanan total di dalam container meningkat
15) Kromium (III) klorida, CrCl3.6H2O, dilarutkan dalam air sehingga
membentuk spesi kompleks. Larutan disiapkan dengan melarutkan
sebanyak 0,1 mol kromium (III) klorida di dalam air. Pada
penambahan larutan AgNO3 terbentuk endapan AgCl sebanyak 0,2
mol. Formula kompleks yang sesuai untuk percobaan ini adalah :
A. [Cr(H2O)6]3+
B. [Cr(H2O)5Cl]2+
C. [Cr(H2O)4Cl2]+
D. [Cr(H2O)3Cl]2+
E. [Cr(H2O)2Cl2]+
16) Waktu paruh spesi radioaktif 55Cr adalah 1,8 jam. Pengiriman sampel
isotop ini dari reaktor pusat ke laboratorium Anda membutuhkan
waktu 10,8 jam. Berapakah jumlah minimum zat tersebut yang harus
dipesan/dikemas agar sampai ke laboratorium Anda tidak kurang
dari 1 mg 55Cr ?
A. 128 mg
B. 64 mg
C. 32 mg
D. 11 mg
E. 7 mg
17) Al(OH)3 merupakan garam sukar larut dengan Ksp = 1,9 x 10-33. Berapa
konsentrasi maksimum OH- yang diperbolehkan dalam larutan 0,1
M AlCl3 tanpa menyebabkan pengendapan Al(OH)3 ?
A. 2,7 x 10-11 M
B. 1,4 x 10-10 M
C. 8,7 x 10-8 M
D. 3,1 x 10-7 M
E. 1,2 x 10-11 M

Seleksi OSN Kimia 173


18) Berapakah pH dari larutan 1 x 10-7 M HCl ?
A. 5,69 B. 6,69C. 6,96D. 7,00E. 7,05
19) Perhatikan reaksi siklisasi berikut ini :

Reaksi tersebut dapat terjadi apabila ditambahkan pereaksi:


A. HBr/peroksida
B. K2Cr2O7
C. PCC
D. H2SO4 pekat
E. NaOCH3 dalam CH3OH
20) Produk akhir yang diharapkan dari reaksi sintesis yang bermula dari
propuna berikut ini adalah:

A B C

D E

174 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


21) Gambar di bawah ini merupakan tiga spesi dari siklopentadienil,
yaitu dalam bentuk anion, kation dan radikal siklopentadienil.

Pernyataan berikut ini manakah yang kurang tepat mengenai spesi


tersebut?
A. Anion siklopentadienil memiliki 6 elektron phi dan bersifat
aromatik
B. Kation siklopentadienil hanya mengandung 4 elektron phi
sehingga digolongkan senyawa non-aromatik (mengikuti aturan
4n elektron)
C. Radikal siklopentadienil tidak memenuhi hukum 4n ataupun
4n+2 elektron phi
D. Anion siklopentadienil memenuhi aturan Huckel (4n+2 elektron
phi)
E. Radikal siklopentadienil termasuk senyawa non-aromatik
22) Gambar di bawah ini menunjukkan empat atom hydrogen pada
senyawa A dan B. dari Ha hingga Hd, atom hydrogen manakah yang
paling bersifat asam?

A. Ha B. Hb C. Hc D. Hd E. sama semua

Seleksi OSN Kimia 175


23) Reaksi multitahapan sintesis senyawa turunan benzena:

Dari reaksi tersebut, maka produk akhir C yang paling mungkin


adalah
A. asam p-aminobenzoat (PABA)
B. p-nitrobenzaldehida
C. asam o-aminobenzoat
D. asam p-nitrobenzoat
E. asam m-nitrobenzoat
24) Pereaksi X dan Y apakah yang tepat agar target molekul sesuai dengan
yang diharapkan berikut ini?

A. Pereaksi X = NaOH; Y = H2/Pt


B. Pereaksi X = H2SO4 pekat; Y = CH3OH
C. Pereaksi X = H2/Ni; Y = Zn/HCl
D. Pereaksi X = H2SO4 pekat; Y = H2/Ni
E. Pereaksi X = HCl pekat; Y = KOH dalam alkohol
25) Dari senyawa heksana, 1-heksena dan 1-heksuna, maka urutan
keasaman senyawa tersebut adalah
A. 1-heksena < heksana < 1-heksuna
B. 1-heksuna < 1-heksena < heksana
C. Heksana < 1-heksuna < 1-heksena
D. Heksana < 1-heksena < 1-heksuna
E. 1-heksuna < heksana < 1-heksena

176 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Bagian 2: Essay

1. Senyawa Kelompok Amina(25 Poin)


Senyawa amina termasuk basa organik. Anggota yang paling
sederhana dari seri homolog ini adalah metilamina, CH3NH2.
a. Tuliskan struktur Lewis untuk metilamina dan asam konjugasinya,
ion metilamonium
b. Deskripsikan geometri lokal dan hibridisasi di atom N pada
metilamina dan ion metilamonium
c. Metilamina merupakan basa yang jauh lebih kuat daripada
anilin, C6H5NH2. Jelaskan fenomena tersebut dari sudut pandang
struktur dan ikatan
d. Terdapat empat isomer amina dengan rumus C3H9N. Tuliskan
semua struktur isomer tersebut dan golongkan apakah termasuk
amina primer, sekunder atau tersier.
2. Campuran Logam Karbonat(20 Poin)
Sebuah campuran logam karbonat, MCO3 dan oksidanya, MO,
dipanaskan maka akan membebaskan CO2 dan segera terkonversi
menjadi oksida MO.
a. Seandainya 0,6500 g sampel campuran MCO3 dan MO
membentuk 0,1575 L CO2 pada 250C dan 700 mmHg, tentukan
jumlah mol CO2 yang terbentuk
b. Ketika 0,3891 g MO yang dihasilkan dari poin (a) dititrasi dengan
HCl 0,5 M maka dibutuhkan 38,60 mL. tentukan jumlah mol
MO dalam 0,3891 g
c. Tentukan massa atom logam M dan berikan symbol yang sesuai
d. Tentukan persen mol MCO3 dan MO dalam sampel awal
e. Gas yang terbentuk pada poin (a) adalah CO2, tentukan:
i) Jenis gaya antarmolekul dalam CO2 dan gambarkan
ilustrasinya
ii) Tuliskan reaksi lengkap apabila gas tersebut larut dalam air

Seleksi OSN Kimia 177


3. Kelarutan Garam Fluorida (20 Poin)
Ketika padatan BaF2 ditambahkan ke dalam H2O maka akan terbentuk
kesetimbangan berikut
BaF2 (s) ⇔ Ba2+ (aq) + 2 F- (aq) Ksp = 1,5 x 10-6 pada 250C
a. Hitunglah solubilitas molar BaF2 pada 250C
b. Jelaskan bagaimana penambahan senyawa berikut ini
mempengaruhi kelarutan BaF2 dalam air
i) 0,10 M Ba(NO3)2
ii) 0,10 M HNO3
c. Di lain pihak, dalam sebuah eksperimen untuk menentukan
Ksp PbF2, seorang siswa memulai dengan 0,10 M Pb(NO3)2 dan
0,10 M KF dan menggunakan beberapa seri pengenceran untuk
menentukan konsentrasi terendah [Pb2+] dan [F-] yang dapat
membentuk endapan ketika dicampurkan. Seandainya seorang
siswa menggunakan konsentrasi dari ion-ion yang digabungkan
tersebut untuk menentukan nilai Ksp, apakah Ksp yang terhitung
akan terlalu besar, terlalu kecil atau mendekati benar? Jelaskan.
Data Ksp untuk PbF2 adalah 4,0 x 10-8. Maka :
d. Dalam sebuah larutan yang mengandung 0,01 M Ba(NO3)2
dan 0,01 M Pb(NO3)2, endapan manakah, BaF2 atau PbF2 yang
akan terbentuk pertama kali ketika NaF padat ditambahkan?
(asumsikan volume total tetap)
e. Ketika garam fluorida yang lebih mudah larut mulai mengendap,
berapakah konsentrasi kation garam fluorida yang lebih sukar larut
masih tersisa dalam larutan? Berapa persen pengendapannya?
4. Kinetika Reaksi Pembentukan NO2(24 Poin)
Berhubungan dengan reaksi fasa gas nitrogen monoksida dan oksigen
membentuk nitrogen dioksida sesuai dengan persamaan berikut:

178 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, O2 dan total
b. Hitunglah konstanta laju, k, beserta satuannya, pada temperature
reaksi ini
c. Hitunglah laju awal pembentukan NO2 pada saat [NO] dan [O2]
masing-masing adalah 0,015 dan 0,025 M
d. Hitunglah laju awal pengurangan O2 dalam satuan Ms-1 untuk
percobaan 3
e. Apabila awalnya terdapat 0,06 M NO (g) dan 0,08 M O2 (g).
Hitunglah laju pembentukan NO2 pada saat NO sudah bereaksi
sebanyak 20%
f. Seandainya reaksi ini meliputi 2 tahap mekanisme reaksi, dengan
mekanisme tahap pertama adalah 2NO ⇔ N2O2, maka
i) Tuliskan persamaan reaksi mekanisme tahap 2
ii) Identifikasi tahap penentu laju yang sesuai dengan ungkapan
laju reaksi total. Jelaskan jawaban Anda.
5. Variasi Oksida Nitrogen(20 Poin)
Nitrogen dapat membentuk banyak senyawa oksidanya, beberapa
diantaranya berkontribusi dalam fenomena kabut fotokimia. Nilai
∆H0f dan ∆G0f untuk beberapa senyawa oksida nitrogen diberikan
pada tabel berikut ini:

Seleksi OSN Kimia 179


a. Hitunglah perubahan entalpi dan energy bebas Gibbs pada 200C
untuk
(i) Pembentukan NO2 (g) dari NO (g) dan O2 (g)
(ii) Dimerisasi NO2 (g) membentuk N2O4 (g)
b. Hitunglah konstanta kesetimbangan dimerisasi NO2 (g) pada
250C
c. Untuk konsentrasi NO2 (g) dalam atmosfer adalah 30 ppb (1,2 x
10-9 M) pada awalnya, maka hitunglah konsentrasi kesetimbangan
dari N2O4 pada 298 K
d. Apabila temperatur atmosfer naik menjadi 430C, kesetimbangan
akan berubah sampai terbentuk kesetimbangan yang baru. Setelah
kesetimbangan yang baru telah tercapai, apakah konsentrasi NO2
bisa melebihi batas aman sebesar 53 ppb (2,2 x 10-9 M) ? jelaskan.
e. Nilai ∆G0f yang bernilai positif untuk NO2 (g) mengindikasikan
bahwa dekomposisi NO2 (g) menjadi O2 (g) dan N2 (g)
adalah spontan. Sarankan suatu alasan mengapa secara nyata
reaksi ini tidak terjadi, atau sangat sedikit peranannya dalam
meminimalkan konsentrasi atmosferik NO2 (g) yang notabene
merupakan gas berbahaya.
6. Reaksi Senyawa Karbonil(31 Poin)
Pereaksi Grignard merupakan pereaksi yang sangat penting dalam
sintesis senyawa organik. Pereaksi ini meliputi adisi nukleofilik
terhadap atom karbon gugus karbonil. Hasil reaksi dengan Grignard
dapat mengalami reaksi lanjut dengan berbagai reagen kimia.

Berdasarkan skema sintesis di atas, maka:


a. Identifikasi struktur molekul senyawa A – K.

180 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


b. Dari rumus molekulnya, apa kaitan senyawa F, G dan K?
c. Apabila senyawa F, G dan K direaksikan dengan N-metilhidrazin,
tentukan struktur produknya
7. Insektisida Alami(38 Poin)
Pyrethrin I merupakan insektisida yang bersifat biodegradable.
Senyawa ini ditemukan pada tanaman Chrysanthemums.
Penggunaannya meningkat untuk menggantikan insektisida beracun
dan tidak biodegradable.

a. Berapakah IHD (index of hydrogen deficiency) atau pun DoU


(degree of unsaturated) dari senyawa tersebut?
b. Atom karbon asimetris/khiral adalah atom karbon yang mengikat
4 atom atau gugus atom yang berbeda. Ada berapa atom C
asimetris yang terdapat pada senyawa pyrethrin I? berapakah
isomer optik yang mungkin eksis untuk senyawa tersebut?
c. Tentukan konfigurasi R atau S pada setiap atom C asimetris
d. Senyawa di atas juga memungkinkan untuk membentuk isomer
geometri. Ada berapa C=C yang dapat membentuk isomer
geometri? Dari struktur di atas, tentukanlah konfigurasi E atau Z
dari setiap C=C yang membentuk isomer geometri.
e. Dengan suatu pereaksi yang khas dan selektif, senyawa pyrethrin
I dapat mengalami reaksi hidrolisis. Tanpa harus menuliskan
pereaksi apa yang dipakai, tentukan produk reaksi hidrolisis
senyawa tersebut.
f. Andaikan produk hidrolisis dari pyrethrin I adalah senyawa A
dan B, dimana B memiliki jumlah ikatan rangkap lebih banyak.

Seleksi OSN Kimia 181


Tentukanlah struktur produk (senyawa C) apabila B dioksidasi
menggunakan piridinium kloro kromat (PCC).
g. Tentukan semua struktur akhir yang ada apabila dilakukan
ozonolisis terhadap senyawa C, yaitu direaksikan dengan O3
kemudian dilanjutkan Zn/H+.

182 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


SELEKSI OSN KIMIA
TINGKAT NASIONAL

Petunjuk :
– Soal Seleksi Tingkat Nasional ini terdiri 8 Soal Essay
Total 229 Poin
– Estimasi waktu pengerjaan 3,5 Jam
– Diperkenankan menggunakan kalkulator
– Tabel periodik unsur diberikan

1. Muatan Inti Efektif dan Elektronegativitas(36 Poin)


Banyak sifat dari atom dan molekul dapat dirasionalisasi dengan
mengenalkan konsep muatan inti efektif dari sebuah elektron dalam
orbital tertentu. Muatan ini, disimbolkan dengan Zeff, dan dapat
ditentukan dengan beberapa ketentuan yang dikemukakan oleh John
Slater.
Berdasarkan aturan Slater, elektron dibagi ke dalam kelompok yang
menjaga orbital s dan p dengan bilangan kuantum utama yang sama,
selain itu dianggap sebagai subkulit yang berdiri sendiri. Kelompok
tersebut adalah berikut: [1s][2s,2p][3s,3p][3d][4s,4p][4d][4f][5s,5p]
[5d], dan seterusnya.
Setiap kelompok orbital tersebut memiliki faktor shielding, S, yang
berbeda, dimana tergantung pada jumlah dan tipe elektron dalam
kelompok tersebut. Faktor shielding untuk setiap kelompok dibentuk
dari penjumlahan beberapa kontribusi berikut ini:
– Elektron lain yang berada di kelompok yang sama memberikan
kontribusi shielding sebesar 0,35 untuk setiap elektron, kecuali
untuk kelompok 1s dimana elektron lain member kontribusi
0,30.

Seleksi OSN Kimia 183


– Pada kelompok elektron dengan tipe [ns,np], elektron lain
memberikan kontribusi 0,85 untuk setiap elektron dengan
bilangan kuantum utama (n-1) dan memiliki kontribusi 1,00
untuk setiap elektron dengan bilangan kuantum utama (n-2)
atau yang lebih kecil
– Seandainya kelompok elektron tersebut adalah [nd] atau [nf],
setiap elektron lain akan memberikan kontribusi sebesar 1,00
dengan bilangan kuantum utama (n-1) atau lebih kecil.
Muatan inti efektif adalah perbedaan diantara muatan inti yang
sebenarnya dan jumlah dari faktor shielding, S, tersebut. Dirumuskan
Zeff = Z - S
Sebagai contoh, muatan inti atom karbon adalah 6 dan elektron yang
mengelilinginya memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p2. Muatan inti efektif
dari salah satu elektron pada orbital 1s, 2s dan 2p masing-masing
dihitung sebagai berikut:
Zeff (1s) = 6 – (1 x 0,30) = 5,7
Zeff (2s) = 6 – (3 x 0,35 + 2 x 0,85) = 3,25
Zeff (2p) = 6 – (3 x 0,35 + 2 x 0,85) = 3,25
Dari penjabaran tersebut, maka :
a. Tulislah konfigurasi elektron atom O, Na dan Ti.
b. Hitunglah muatan inti efektif (Zeff) dari sebuah elektron yang
menempati tingkat energi tertinggi dalam setiap atom tersebut.
Kemampuan relatif sebuah atom untuk menarik elektron valensi
atom lain ke pihaknya dapat dikatakan sebagai elektronegativitas.
Secara kuantitatif, elektronegativitas, dengan symbol EN, dapat
diperkirakan menggunakan rumus yang diusulkan oleh Allred
dan Rochow :
EN = 0,359 Zeff / r2cov + 0,744
Dimana : Zeff = muatan inti efektif elektron valensi dan rcov
adalah jari-jari kovalen dari atom yang dinyatakan dengan dalam
Angstrom, A, (1A = 1 x 10-10 m).

184 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


c. Hitunglah elektronegativitas Allred-Rochow dari atom H, O, F
dan Na.

Atom H O F Na
Rcov, PM 42 74 72 167
d. Perkirakan polaritas ikatan O-H di dalam molekul air relatif
terhadap NaF dengan mengasumsikan bahwa :
• Polaritas ikatan bersifat proporsional terhadap perbedaan
keelektronegatifan dari atom-atom yang berikatan
• Elektron valensi atom Na dalam NaF secara total sudah
ditransfer ke atom F.
e. Estimasikan momen dipol molekul air relatif terhadap momen
dipol NaF. Momen dipol molekul adalah jumlah vector dari
momen dipole setiap ikatan. Momen dipol, µ, dari ikatan adalah
µikatan = likatanq.dimana likatan adalah panjang ikatan serta q adalah
polaritas relatif dari ikatan. Sudut H-O-H sebesar 1050. Momen
dipol relatif NaF adalah 7,20.
2. Sifat Koligatif Larutan dan Entalpi Fusi(31 Poin)
Titik beku sebuah larutan didefinisikan sebagai temperature dimana
kristal pertama dari pelarut mulai terbentuk. Titik beku untuk pelarut
murni akan sama dengan titik lelehnya. Telah diketahui bahwa titik
beku sebuah larutan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
Penurunan titik beku, ∆T, berhubungan dengan molalitas larutan, m,
sesuai persamaan :
∆T = m K (persamaan 1)
dimana K merupakan konstanta krioskopik.
a. Ketika suatu pelarut murni membeku, bagaimana perubahan
temperatur untuk proses ini? T naik, turun atau tetap?
b. Ketika sebuah larutan membeku, bagaimana perubahan
temperatur untuk untuk proses ini?
c. Titik beku suatu larutan NaCl adalah – 0,5000C. hitunglah persen
massa NaCl dalam larutan tersebut

Seleksi OSN Kimia 185


d. Konstanta krioskopik berkaitan dengan besarnya entalpi fusi dari
pelarut (∆Hm) sesuai persamaan K = RTm2M/∆Hm; dimana Tm
adalah titik leleh pelarut dan M adalah massa molarnya. Untuk
air, K = 1,86 K.kg.mol-1. Hitunglah entalpi molar fusi untuk air.
e. Hubungan yang lebih akurat antara penurunan titik beku dan
konsentrasi adalah
∆T = RTm2xs/ ∆Hm (persamaan 2)
dimana xs adalah fraksi mol zat terlarut. Tunjukkan dengan
penurunan rumus bahwa apabila pada kondisi xs yang kecil,
persamaan 2 dapat menjadi persamaan 1.
f. Entalpi fusi dari suatu senyawa adalah 10,14 kJ/mol. Sampel
cuplikan dari senyawa ini mengandung sedikit zat pengotor.
Ketika dipanaskan sampai 181,85 K, 28% sampel dalam keadaan
cair; pada 182,25 k, fraksi ini meningkat hingga 53,0%. Hitunglah
titik leleh dari senyawa murni. Maka:
i) Hitunglah titik leleh dari senyawa murni
ii) Berapakah fraksi mol pengotor dalam sampel
iii) Berapakah titik leleh sampel
3. Asam Okso dari Fosforus(34 Poin)
Sebuah larutan berisi 3 senyawa asam okso dari fosfor, yaitu X, Y dan
Z. Asam X mengandung 4,58% H dan 46,9% P berdasarkan massa.
Asam Y mengandung 37,8% P, dan jumlah atom total dalam molekul
Z lebih besar 14,3% dibandingkan di molekul Y.
a. Tentukan formula molekul X, Y dan Z
b. Tuliskan struktur ketiga asam tersebut dan susunlah berdasarkan
kenaikan nilai konstanta ionisasi pertamanya. Jelaskan.
Pada percobaan netralisasi 50 mL sampel membutuhkan total 9,35
mL NaOH 10% (densitas 1,07 g/mL). sebanyak 50 mL sampel yang
kedua dan ketiga dilakukan treatment sebagai berikut :

186 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


volum Na2S2O3
Sampel Prosedur
(mL)
1 sampel direaksikan dengan mL 80.00
larutan I2 0,10 M, dan campuran
dipanaskan selama 24 jam
2 sampel dinetralkan dengan NaoH, 360.0
campuran yang terbentuk kemudian
direaksikan dengan 200 mL larutan
I2 0,10 M, dan kemudian dibiarkan
selama 24 jam
c. Tulislah persamaan yang setara untuk menggambarkan reaksi-
reaksi yang terjadi selama proses analisis
d. Berapakah konsentrasi awal dari X, Y dan Z?
e. Bagaimana Anda membuat asam X dari fosfor yang dilakukan di
laboratorium kimia?
4. Penentuan Komposisi Campuran Gas(20 Poin)
Sebuah campuran N2 (g) dan H2 (g) dengan volume total 0,500 L
(pada STP) dilewatkan pada permukaan katalis Pt. Sebanyak setengah
dari campuran produk gas di “bubble” ke dalam 10 mL larutan HCl
4,39% dengan densitas 1,020 g/mL. Kelebihan asam dititrasi dengan
NaOH 0,5486 M dan membutuhkan volume sebanyak 18,30 mL.
setengah campuran produk lagi dibakar dalam oksigen berlebih.
Produk pembakaran dilewatkan dalam kolom yang berisi P2O5.
Hasilnya, massa kolom bertambah sebesar 0,08438 g.
a. Tulis persamaan setara yang merepresentasikan reaksi yang
terjadi pada eksperimen ini
b. Hitung persen massa HCl yang masih tersedia dalam larutan
(sebelum titrasi dengan NaOH dan setelah di “bubbled” dengan
produk gas.
c. Hitung persen massa H2 pada campuran awal gas

Seleksi OSN Kimia 187


5. Senyawa Kristalin dari Kalsium dan Boron(18 Poin)
Suatu senyawa kristalin G, dapat dibuat melalui reaksi logam kalsium
dengan boron pada 9000C. senyawa G memiliki densitas 2,44 g/L
dan ditemukan aplikasi di bidang industri dari senyawa ini sangat
beragam. Sebagai contoh, G digunakan sebagai agen deoksidasi pada
produksi Cu bebas oksigen (oxygen-free copper). Unit sel dari G adalah
kubus dengan sisi 415 pm. Pojok setiap kubus ditempati oleh atom
kalsium sementara kelompok boron menempati posisi tengah.
a. Tentukan formula molekul G dan berilah nama senyawa ini.
tunjukkan kalkulasi Anda
b. Tulislah formula kimia dua senyawa, ke dalam senyawa apa G
dapat diubah selama produksi Cu bebas oksigen
c. Sarankan metode lain untuk mensintesis senyawa G di dalam
laboratorium kimia. Tulis persamaan kimia untuk reaksi yang
terjadi dalam sintesis ini serta indikasikan pada kondisi apa
reaksi tersebut dapat berjalan dengan baik?
d. Jenis apakah penyusunan spasial atom-atom boron yang
menempati pusat dari unit sel?
6. Suatu Kristal Putih Misterius(31 Poin)
Senyawa yang berbentuk kristal putih, X, menarik perhatian banyak
peneliti yang bekerja di berbagai bidang. Beberapa orang menemukan
bahwa rasa X sangatlah pahit, sementara orang-orang lain
menyatakan bahwa X tidak berasa. Belakangan beberapa kelompok
riset melakukan penelitian dan X memiliki rasa manis. Senyawa X
dapat disintesis sesuai skema berikut. Bahan baku pembuatan X
adalah hidrokarbon aromatik A yang mengandung 92,3% massa
karbon dan densitas uap tidak melebihi 4 g/L.

a. Tentukan rumus struktur A-E dan X, diketahui bahwa D


mengandung 14,05% massa sulfur dan 12,27% massa nitrogen.

188 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


Sedangkan X mengandung 55,24% massa atom karbon.
b. Tentukan nama senyawa X
c. Berapa massa teoritis X yang dapat diperoleh dari 1,00 kg A?
d. Senyawa X juga dapat disiapkan dengan memanaskan C dengan
keberadaan sebuah senyawa garam kalium (senyawa Y), yang
mana mengandung 12,36% massa karbon. Identifikasi senyawa
Y dan tulis persamaan setara reaksi sintesis X tersebut.
7. Zat Analgesik dan Antiinflamasi(31 Poin)

Ketoprofen sangat berguna dalam bidang kesehatan karena dapat


berfungsi sebagai analgesik dan dapat mencegah terjadinya inflamasi
(peradangan).
a. Tuliskan semua gugus fungsi yang ada dalam molekul ketoprofen
b. Sarankan suatu jalur sintesis multitahapan (lengkap disertai
pereaksi dan struktur produk pada setiap tahap) terhadap
senyawa ketoprofen dimulai dari bahan baku berupa benzena
(C6H6). Anda dapat menggunakan semua macam pereaksi dan
bahan lainnya.
8. Hidrokarbon Aromatik dan Isomerisme(28 Poin)
Sebuah senyawa hidrokarbon aromatik, X, yang hanya mengandung
1 cincin benzena, memiliki 89,49% massa karbon. Diketahui bahwa
densitas uap senyawa X pada 1 atm dan 250C tidak lebih dari 10 g/L.
a. Tentukan formula molekul X, seandainya Mr X adalah 134,21 g/
mol.
b. Gambarkan semua struktur yang mungkin dari rumus molekul
tersebut
c. Identifikasi manakah yang merupakan senyawa X, apabila

Seleksi OSN Kimia 189


diketahui senyawa X tidak dapat dioksidasi dengan KMnO4, serta
monoklorinasi dari senyawa X hanya menghasilkan satu macam
produk monoklorinasi
d. Senyawa X dapat dinitrasi menggunakan HNO3/H2SO4, kemudian
produk reaksi ternyata dapat dioksidasi menggunakan larutan
HNO3 panas. Tuliskan struktur produk dan skema reaksinya
e. Adakah isomer dari senyawa X yang memiliki isomer optik? Jika
ada, gambar dan tentukan konfigurasi absolute masing-masing
isomer. Namun, jika tidak ada yang memungkinkan membentuk
isomer optik, jelaskan jawaban Anda.

190 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


DAFTAR PUSTAKA

Chemical Institute of Canada. 2016. Canadian Chemistry Olympiad-Problem


Sets. Toronto: Department of Chemistry University of Toronto.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry. New York: McGraw-Hill Higher
Education.
Mc Murry, John. 2008. Study Guide and Solution Manual for Organic
Chemistry 7th Edition. Thomson Higher Education.
Morisson, Robert Thronton & Robert Neilson Boyd. 1992. Organic
Chemistry 6th Edition. New York: Prentice Hall International Inc.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Smith, Janice Gorzynski. 2011. Organic Chemistry 3rd Edition. New York:
McGraw-Hill Global Education.
Superhimiki. 2016. Belarusian Chemistry Olympiad. Belarusia: Chemical
Department of the Belarusian State University. www.superhimiki.bsu.
by/default_en.html
Urip. 2016. Soal dan Kunci Jawaban Soal olimpiade Sains. www.urip.
info/2016/02/soal-dan-kunci-jawaban-soal-slimpiade.html

Kelompok Topik Ke-1 191


TENTANG PENULIS

Bayu Ardiansah lahir di Kulon Progo,


Yogyakarta, pada tanggal 2 Januari 1992.
Setelah menamatkan sekolah menengah
tahun 2010 di SMA N 1 Bantul Yogyakarta,
Bayu melanjutkan studi S1 bidang Ilmu Kimia
di Departemen Kimia FMIPA Universitas
Indonesia dan lulus pada awal tahun 2014,
serta Program Pascasarjana S2 Ilmu Kimia
Organik Sintesis di Universitas Indonesia
yang lulus dengan predikat Cumlaude (Wisudawan Lulusan Terbaik
FMIPA UI 2015/2016). Saat ini Bayu menjadi dosen tetap di Kimia UI yang
mengajar mata kuliah Kimia Organik 1 & 2, Penentuan Struktur Molekul,
Stereo kimia dan Kimia Dasar. Bayu juga aktif sebagai Juri OSN Kimia
baik di Tingkat Provinsi maupun Nasional mulai tahun 2013 - sekarang.
Selainitu, Bayu juga sering melatih para calon peserta OSN di beberapa
instansi seperti Dinas Pendidikan Jakarta Pusat, SMA Nurul Fikri Serang,
SMA Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Jakarta, SMA di lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan,�dan SMA Dian Didaktika
Depok untuk mengajar materi OSN Kimia dalam mempersiapkan siswa-
siswi SMA meraih sukses tertinggi di kancah Olimpiade Sains Nasional
Bidang Kimia.

192 Soal Jawab Komprehensif dan Prediksi OSN Kimia


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai